SELASA 15 OKTOBER 2013 Dimensi HAM dalam · PDF filemana tersiksanya selama 40 menit terbang...
-
Upload
truongdien -
Category
Documents
-
view
222 -
download
5
Transcript of SELASA 15 OKTOBER 2013 Dimensi HAM dalam · PDF filemana tersiksanya selama 40 menit terbang...
Dosen Fakultas Hukum UNSOED,PhD Researcher pada RadboudUniversteit Nijmegen, Belanda
MANUNGGALK WARDAYA
:: TAJUK
Bagi penumpang pesawat udara berputar-putar di atas bandaraSoekarno Hatta (Soetta) sebelum mendarat sudah menjadipengalaman biasa. Atau penumpang yang harus menikmati
delaysebelum pesawat lepas landas (take off) dari bandara terbesar dinegeri ini bukan berita baru lagi. Suasana itu akan semakin terasa bilabertepatan dengan hari libur kejepit atau lebih keren dengan istilahcuti bersama, seperti yang terjadi sehari menjelang perayaan IdulAdha kemarin. Bisa dibayangkan berapa kerugian yang diakibatkanpenundaan landing dan take off itu, yang diderita oleh penumpang,operator maskapai bahkan pengelola bandara Soetta sendiri.
Keluhan penumpang atas ketidaknyamanan menggunakantransportasi udara tersebut sudah seringkali menghiasi surat pem-baca di media cetak. Seorang penumpang pernah mengeluhkan bagai-mana tersiksanya selama 40 menit terbang berputar-putar di langitbandara Soetta tanpa kejelasan kapan pesawat akan mendarat. Pada-hal, penumpang tersebut terbang dari bandara Radin Inten IILampung yang hanya ditempuh sekitar 25 menit. Peristiwa lain,penumpang harus bersabar dalam kabin menunggu pesawat antreuntuk mendapatkan kesempatan take off. Hal ini bukan hanya terjadipada maskapai nasional tetapi juga menimpa maskapai internasional.
Persoalan tersebut semuanya bermuara pada kondisi bandaraSoetta yang overload. Hal itu diakui oleh Dirjen Perhubungan Udara,Kementerian Perhubungan Herry Bakti Singauda Gumay bahwakapasitas bandara tidak bisa mengimbangi pertumbuhan jumlahpenumpang dan perkembangan industri penerbangan di dalamnegeri. Semula, bandara terbesar di Indonesia itu dirancang dengankapasitas bisa menampung 22 juta penumpang. Namun jumlahpenumpang terus bertambah, misalnya pada 2009 tidak kurang dari34 juta penumpang berjejal di bandara itu, bahkan tahun inidiperkirakan mencapai 50 juta penumpang.
Berdasarkan keterangan dari Kementerian Perhubungan akibatkepadatan bandara Soetta tersebut maka slot penerbangan daruratyang seharusnya disisakan sekitar 20% kini tinggal 10%. Meski slotpenerbangan darurat makin menipis pihak Kementerian Perhubung-an menyatakan masih dalam kategori aman. Karena itu, otoritasbandara dan perusahaan penerbangan harus bekerja lebih baik dandisiplin, mengingat padatnya lalu lintas penerbangan. “Rasioslotpenerbangan darurat 10% masih bisa ditolerir dan masih amanlah.Namun sudah tidak bisa dikurangi lagi,” ungkap Herry Bakti SingaudaGumay, pekan lalu di Jakarta menanggapi kondisi bandara Soetta.
Kini, sejumlah maskapai mulai menyoalkan kepadatan bandaraSoetta. Memang, angka kerugian yang diderita sejumlah maskapaibelum diperoleh angka akurat tetapi jumlahnya bisa mencapai miliar-an. Misalnya, maskapai Belanda, KLM mengklaim kerugian sekitarRp1 miliar sepanjang Juli lalu akibat keterlambatan penerbangan.Kerugian itu muncul dari penambahan biaya bahan bakar dankompensasi terhadap penumpang karena telat jadwal. Menurut KetuaAir Operator Committee (AOC) Salam Ibrahim, maskapai pener-bangan asing selalu mengeluhkan keterlambatan penerbangan, baikkedatangan maupun keberangkatan dengan rentang waktu yangbervariasi mulai dari 10 menit hingga 1 jam lamanya.
Pihak PT Angkasa Pura II selaku pengelola bandara Soetta me-nawarkan jalan keluar kepada maskapai untuk terbang di atas jam 10malam, mengingat masa overloadterjadi pada jam tertentu saja, misal-nya pada saat pagi dan sore. Saat ini, kepadatan lalu lintas bandaraSoetta mencapai 1.200 penerbangan setiap hari. Menyikapi tawaranpengelola bandara itu pihak maskapai tidak keberatan. Persoalannya,jadwal penerbangan tidak hanya terkait dengan bandara keberangkat-an tetapi juga bandara tujuan. Contoh, rute penerbangan dari bandaraSoetta pukul 10 malam ke bandara Radin Inten II Lampung jelas tidaknyambungsebab bandara tujuan hanya buka sampai pukul 18.00.
Sementara itu, jumlah penumpang angkutan udara terus mem-bengkak, Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan penumpangdomestik mencapai 5 juta orang dan internasional 1,2 juta orangsepanjang Agustus 2013 atau naik 25,57% dibanding periode yangsama tahun lalu. Dan, secara kumulatif dari Januari hingga Agustus2013 tercatat 44,9 juta orang. Bandingkan sejauhmana perkem-bangan bandara khususnya bandara Soetta yang masih terganjal pem-bebasan tanah untuk perluasan bandara kebanggaan itu. ●
Bandara Soetta Overload
6
OPINI SELASA 15 OKTOBER 2013
Ditinjau dari suduthukum HAM,
sertifikasi sehatterkait hewan
kurbansebenarnyalah
merupakan contohpembatasan yang
diterapkanterhadap
manifestasikeberagamaan
masyarakat.
””
Kebijakan apa punyang dituangkan
dalam programrevitalisasi
pertanian yangtelah dicanangkan
oleh PresidenSusilo Bambang
Yudhoyonobeberapa tahun
lalu tidak akanmembawa hasil
optimal jika tidakdiikuti dengan
percepatanpelaksanaan
reformasi agraria.
””
Hari Pangan Sedunia(World Food Day) selaludiperingati oleh negara-
negara di dunia setiap tanggal16 Oktober. Pada peringatanHari Pangan Sedunia Ke-33tahun ini Organisasi Pangandan Pertanian PBB (FAO) telahmenetapkan tema inter-nasional “Sustainable FoodSystems for Food Security andNutrition”. Sejalan dengan tematersebut, Pemerintah Indonesiamenetapkan tema nasional pe-ringatan Hari Pangan Seduniatahun ini “Optimalisasi SumberDaya Lokal Menuju KemandirianPangan”
Berbicara tentang pangan,tentu tidak dapat dilepaskandari masalah tanah (lahan)karena tanah merupakan basisutama bagi penyediaan pangan.Sesungguhnya gonjang-ganjing kedelai di tanah air yangtak kunjung berakhir berpang-kal dari sempitnya lahan per-tanaman kedelai. Target swa-sembada kedelai yang dipatokpemerintah akan dicapai padatahun 2014 sebenarnya bukansekedar utopia. Prestasi itu per-nah kita capai pada 1992 de-ngan luas tanam kedelai men-capai 1,67 juta hektar dan pro-duksi 1,87 juta ton. Sayangnyaluas lahan kedelai terus me-nurun sejak saat itu, dan pada2012 lalu luas tanam kedelainasional hanya tinggal 566 ribuhektar.
Kunci utama swasembadakedelai adalah peningkatan luasareal tanam dan panen yangnyata dan permanen. Untukpencapaian produksi kedelaipada tingkat swasembadadiperlukan tambahan luas arealtanam dua juta hektar dari luasyang ada sekarang. Tambahanluas areal tanam ini diutamakanpada lahan kering bukaan baruyang secara khusus diperuntuk-kan bagi pengembangankedelai.
Menurut Sumarno danMuchlish Adie (2012), terdapatbeberapa keuntungan perluas-an areal tanam kedelai di lahan
kering. Antara lain, pertama,tidak terjadi persaingan antar-komoditas pangan lainnya.Kedua, penambahan arealtanam lebih bersifat berkelan-jutan. Ketiga, skala usaha petanidapat lebih dioptimalkan.Keempat, kenaikan produksikedelai lebih nyata.
Reformasi AgrariaPerhitungan matematis
menyatakan, untuk mencukupikebutuhan pangan pendudukIndonesia diperlukan tanahgarapan pertanian (cultivatedfarm lands) minimal 22 jutahektare (ha). Saat ini Indonesiahanya mempunyai 7,8 jutahektar lahan basah dan 9,24 juta(ha) lahan kering, atau total17,04 juta (ha) lahan pertanian.Rata-rata ketersediaan lahan perkapita (lands man ratio) di repu-blik ini hanya 820 m2/kapita.
Menurut Sensus Pertanian1993, jumlah rumah tanggapetani (RTP) yang memilikilahan kurang dari 0,5 (ha) se-banyak 10,804 juta RTP. Se-puluh tahun kemudian, jum-lahnya membengkak menjadi13,68 juta RTP. Penguasaantanah yang semakin sempit inimengindikasikan kepada kitamakin masifnya peningkatanRTP miskin. Ditinjau dariketahanan pangan nasionalpemilikan lahan yang semakinsempit merupakan bahasa laindari hilangnya basis produksiterpenting bagi petani. Masif-nya konversi lahan pertanianke non-pertanian akan ber-dampak secara permanenterhadap produksi pangannasional.
Jika kita cermati data SensusPertanian 2013, selama kurunwaktu 2003–2013 telah terjadipenurunan jumlah petanisebanyak 5,04 juta orang. Pada2003 jumlah petani 31,17 jutaorang, sedangkan pada 2013berjumlah 26,13 juta orang.Rata-rata penurunannya se-besar 1,75% per tahun. Jikapenurunan jumlah petani iniserta merta dapat tertampung
di luar sektor pertanian (in-dustri), merupakan khabar sa-ngat menggembirakan. Namunkalau tidak, tentu akan menim-bulkan permasalahan sosialbaru.
Oleh karena itu, kebijakanapa pun yang dituangkan dalamprogram revitalisasi pertanianyang telah dicanangkan olehPresiden Susilo BambangYudhoyono beberapa tahun lalutidak akan membawa hasiloptimal jika tidak diikuti de-ngan percepatan pelaksanaanreformasi agraria. Harus adaperubahan secara strukturalpersoalan pertanahan, baik dariaspek legal, maupun kebijakan.Semua itu hanya terjadi jika ter-dapat political will dari seluruhpemangku kepentingan, utama-nya pemerintah.
Lima LangkahSetidaknya ada lima langkah
yang harus dilakukan dalamreformasi agraria. Pertama,melakukan pengkajian ulangterhadap berbagai peraturanperundang-undangan yangberkaitan dengan agraria dalamrangka sinkronisasi kebijakanantarsektor. Selain UUPA, saatini paling tidak terdapat sem-bilan peraturan yang mencakupkonversi lahan yang perlu di-sinergikan, mulai dari Keppres,Permendagri, PeraturanMenneg Agraria/Kepala BPN,hingga Surat Keputusan Men-neg Perencanaan Pembangun-an Nasional.
Kedua, Melaksanakan pe-nataan ulang penguasaan, pe-milikan, penggunaan dan pe-manfaatan tanah yang ber-keadilan. Saat ini terkesanpemerintah hanya berpihakkepada para pemilik modal.Pada tahun 1980 terdapat 32,1juta (ha) luas hutan produksiyang dapat dikonversi untukkepentingan lain, namun saatini hanya tersisa kurang dari13,8 juta hektar. Sebagian besardikuasai oleh para kapitalisperkebunan, utamanya kelapasawit.
Ketiga, menyelenggarakanpendataan pertanahan melaluiinventarisasi dan registrasipenguasaan, pemilikan, peng-gunaan dan pemanfaatantanah secara komprehensif dansistematis. Termasuk di dalam-nya memberikan bantuan legal-isasi tanah-tanah milik petani.Saat ini sebagian besar tanahyang dimiliki petani belum be-sertifikat. Kondisi seperti ini di-sebut oleh ekonom Peru,Hernando de Soto, sebagaimodal mati (the death capital)yang tidak dapat dimanfaatkansebagai jaminan hutang bank(colateral).
Keempat, menyelesaikankonflik-konflik yang berkena-an dengan sumberdaya agrariasekaligus mengantisipasi po-tensi konflik masa mendatang.Beberapa waktu terakhir kasuskonflik agraria banyak mencuatke wacana publik. Ada tragediAlas Tlogo, Pasuruan, adatragedi Setrojenar, Kebumen,ada tragedi Mesuji, dan adatragedi Bima. Semua itu dipicuoleh sengketa lahan yang telahberlangsung selama puluhantahun.
Kelima, memperkuat ke-lembagaan dan kewenangan-nya serta mengupayakanpembiayaan dalam melak-sanakan program pembaruanagraria. Dalam era otonomidaerah seperti saat ini ter-dapat kecenderungan makintumpang tindihnya tugas po-kok dan fungsi kelembagaandi bidang pertanahan. Olehkarena itu, perlu dilakukanpembenahan terhadap per-masalahan ini.
Sekali lagi reformasiagraria hanya dapat berjalandengan baik jika ada komit-men politik dari semua stake-holder, termasuk di dalamnyadukungan instrumen negara.Salah satu faktor keberhasil-an reformasi agraria di Mesirdan Meksiko adalah karenaprogram tersebut mendapat-kan dukungan penuh darimiliter. ●
Pangan dan Reformasi Agraria
Tanggal 10 Zulhijah tiaptahunnya umat Islam diseluruh penjuru dunia
merayakan Hari Raya Idul Adhaatau yang disebut dengan HariRaya Kurban. Dimaksudkanuntuk mengenang ketaatan,kepasrahan, dan kesabaranNabi Ibrahim dalam mengur-bankan anaknya Ismail demimenjalankan perintah SangKhalik, penyembelihan hewanternak seperti kambing dan sapipun dilaksanakan oleh umatIslam di Tanah Air.
Ritual ini mengandung ajar-an mulia akan kepatuhan danketakwaan terhadap perintahTuhan sekaligus solidaritassosial (melalui pendistribusiandaging pada mereka yang ber-hak). Namun, ada hal menarikyang jarang kita soroti bahwaibadah kurban dalam kehidup-an bernegara demokrasi kon-stitusional tidak lagi hanyaberada dalam wilayah ke-agamaan melainkan pulabagian dari penikmatan hakasasi manusia (HAM) yaknihak untuk memanifestasikankeberagamaan. Tulisan inimerupakan telaah sinkronitasaturan agama dan pembatasanhak dalam hukum HAM dalamibadah kurban.
Selain tata cara penyem-belihan dan metode yang takmengakibatkan binatang men-jadi tersiksa, hukum agamajuga menentukan sejumlahkriteria demi sahnya kurbanyang dilaksanakan. Di antarakriteria tersebut adalah bahwahanya binatang ternak yangsehat dan telah memenuhiumur sajalah yang boleh di-sembelih. Ternak sebisa mung-kin harus gemuk, bagus ben-tuknya fisiknya, dan tidakcacat. Berkurban dengan bina-tang ternak yang tak me-menuhi kriteria sebagaimana
telah ditentukan diyakini da-pat mengurangi atau bahkanmeniadakan nilai ibadahkurban itu sendiri.
Sederet ketentuan tersebutdimaksudkan tidak saja agaribadah mereka yang berkurbanditerima oleh Tuhan Yang MahaEsa, namun pula berdimensihorizontal agar daging yangnantinya akan dikonsumsiumat benar-benar bermanfaatdan bukannya sebaliknya:membahayakan bagi merekayang mengonsumsinya. Padagilirannya, terpenuhinya kri-teria binatang kurban tersebutakan berimbas positif ter-hadap kekhusyukanibadah kurban itusendiri.
Jika disanding-kan, aturan yangada pada hukumagama terkaitbinatang kur-ban harmonisdengan peratur-an yang dikeluar-kan oleh peme-rintah. Adanya ke-wajiban sertifikasisehat atas binatangternak yang akan disem-belih mengisyaratkanbahwa tidak semua binatangternak boleh dipotong sebagaibinatang kurban. Sertifikasimenjadi semacam filter karenatak semua binatang kurbanberada dalam keadaan yanglayak untuk disembelih. Adanilai perlindungan negara ter-hadap manusia warga negarakarena kewajiban sertifikasimeminimalisasi dikonsumsi-nya daging berbahaya, agardaging hewan yang nantinyadikonsumsi masyarakat benar-benar sehat dan tidak menim-bulkan penyakit yang dapatmenular pada manusia.
Ditinjau dari sudut hukum
HAM, sertifikasi sehat terkaithewan kurban sebenarnyalahmerupakan contoh pembatas-an yang diterapkan terhadapmanifestasi keberagamaanmasyarakat. Dengan adanyasertifikasi sehat, masyarakattidak bisa sesukanya sendirimemotong hewan ternak yangdimilikinya dengan klaim se-bagai tengah menjalankanibadah dan mengabaikan aspeksosial terkait potensi kerugianyang dapat timbul karena kon-sumsi daging kurban yang taksehat.
Pembatasan tersebut bu-kanlah dimaksudkan untukmengeliminasi secara keseluruh-an hak, melainkan membatasidengan dasar pembenar terjaga-nya kesehatan umum (publichealth). Sepanjang hewanternak memang sehat dan tidaksedang terjangkiti penyakitmisalnya, tentu hewan tersebutdiizinkan untuk dipotong. Takboleh keliru dipahami, dalampersoalan sertifikasi sehat
binatang ternak untuk kurbanmaka kebebasan untuk me-wujudkan keberagamaan dankeyakinanlah (freedom tomanifest religon and belief) yangtengah dibatasi dan diatur, danbukan pembatasan atas hakberagama (freedom of religion)yang memang tak dapat di-batasi dalam keadaan apa punjua. Pembatasan seperti ini ha-rus dicatat bukanlah pelanggar-an HAM.
Kaidah hukum HAM me-ngenai pembatasan manifes-tasi keberagamaan ini dikenaldalam Pasal 18 InternationalCovenant on Civil and Political
Rights (ICCPR) yang pulatelah menjadi hukum
nasional Indonesiadengan ratifikasi
pada tahun 2005melalui UU No 12Tahun 2005.Lebih jauh terkaitdengan ketentuanini, pelaksanaantakbir keliling atau
salat Idul Adha yangm e n d a h u l u i
penyembelihan hewankurban dapat saja diatur
(misalnya soal waktu,tempat, rute dll) agar sejauh
mungkin tidak mengakibatkanterganggunya lalu lintas.
Karena pembatasan mani-festasi keberagamaan padaprinsipnya adalah pengurang-an HAM, maka kaidah hukumHAM juga menghendaki bahwapembatasan yang dikenakannegara ditentukan dengan ber-saranakan aturan hukum, tidakdiskriminatif terhadap satumanifestasi keberagamaan sajamelainkan berlaku umum demiterciptanya ketertiban umum,terlindunginya kesehatan danmoralitas publik, dan ter-jaganya penikmatan hak oranglain. ●
Dimensi HAM dalamPenyembelihan Kurban
Wartawan Koran SINDO selalu dibekali tanda pengenal dan dilarang meminta / menerima apa pun dari narasumber
Pemimpin Umum: Syafril NasutionWakil Pemimpin Umum/Pemimpin Perusahaan: Priscilla Diana Airin
Pemimpin Redaksi /Penanggungjawab: Sururi Alfaruq
Wakil Pemimpin Redaksi: Nevy AN Hetharia, Pung Purwanto Redaktur Pelaksana:Djaka Susila, Dwi Sasongko, Masirom Wakil Redaktur Pelaksana: Alex Aji Saputra,Hanna Farhana, Yani Adryansah,Redaktur: Achmad Faisal Nasution, Abdul Hakim,
Alviana Harmayani Masrifah, Army Dian Kurniawan, Azhar Azis, Boy Iskandar,Danang Arradian, Hatim Varabi, Mohammad Ridwan, Mohammad Faizal, Nurcholis,
Shalahuddin, Sujoni, Syahrir Rasyid, Widaningsih, Wuri Hardiastuti, Zen Teguh Triwibowo
Asisten Redaktur: Abdul Haris, Abdul Rochim, Adam Prawira, Ahmad Baidowi, AgusWarsudi, Agung Nugroho BS, Ainun Najib, Andri Dwi Ananto, Anton Chrisbiyanto,Chamad Hojin, Donatus Nador, Edi Purwanto, Edi Yulianto, Fakhrur Haqiqi, Harley
Ikhsan, Helmi Firdaus, Hermanto, Herita Endriana, Hendri Irawan, Kastolani, Ma’ruf,Maria Christina Malau, Muhammad Yamin, Muhibudin Kamali, M Iqbal, M Purwadi, Nur
Iwan Tri Hendrawan, Paijo, Pangeran Ahmad Nurdin, Puguh Hariyanto, RakhmatBaihaqi, Rusman Hidayat Siregar, Sali Pawiatan, Sazili Mustofa, Slamet Parsono,
Sudarsono, Sugeng Wahyudi, Suriya Mohamad Said, Sunu Hastoro Fahrurozi, Suwarno,Syarifudin, Tedy Achmad, Thomas Pulungan, Titi Sutinah Apridawaty, Vitrianda Hilba
Siregar, Wasis Wibowo, Wahyu Sahala Tua, Wahyono, Yanto Kusdiantono, Yogi Pasha
Reporter:Bernadette Lilia Nova, Denny Irawan, Fefy Dwi Haryanto, Haryudi, HendratiHapsari, Helmi Syarif, Hermansah, Inda Susanti, Islahuddin, Jujuk Erna, Krisiandi
Sacawisastra, Maesaroh, Megiza, MN Latief, Neneng Zubaidah, Novia Sang Ayu LesthiaK, Radi Saputro, Rahmat Sahid, Rarasati Syarief, Rendra Hanggara, Sri Noviarni, Susi
Susanti, Sofian Dwi, Sucipto, Teguh Mahardika, Wahab Firmansyah
Manager Litbang: Wiendy Hapsari Redaktur Bahasa: Jaelani Ali Muhammad Koordinator Fotografer: Arie Yudhistira
Fotografer: Astra Bonardo, Aziz Indra, Eko Purwanto, Hasiholan Siahaan, Ratman Suratman, Yulianto, Yudhistiro PranotoManager Artistik: Wisnu Handoko, I Masyhudi
Direktur Keuangan/CFO: Ahmad SugiriDirektur Sirkulasi & Distribusi:Sugeng H.Santoso
VP Sales: Lia Marliana GM Biro: Kiki Subarkah
GM Sirkulasi & Distribusi:Donny Irawan
Rate Iklan Edisi Nasional 2013Halaman Dalam
Display FC : Rp138.000/mmk, Display BW: Rp92.000/mmk, Island Ad: Rp156.000/mmk, Center Spread Rp150.000/mmk
Halaman 1 Display FC: Rp218.000, Halaman 3 Display FC: Rp165.000/mmk, Halaman 5 Display FC: Rp158.000/mmk
Laporan Keuangan FC : Rp26.000/mmk BW: Rp20.000/mmk, Liputan Khusus FC: Rp125.000/mmk, BW: Rp85.000/mmk
Business Event FC: Rp 25.000.000/Kavling; BW Rp15.000.000/Kavling Halaman Informasia
Baris BW: Rp37.000/baris , Kolom FC: Rp50.000/mmk, KolomBW: Rp39.000/mmk,
Layanan Langganan: (021) 3911518, Fax : (021) 3929758Iklan Display: (021) 3915634, Fax : (021) 3927721
Iklan Baris/Kolom, Divisi Sirkulasi dan Distribusi: Gedung SINDO Jalan Wahid Hasyim No. 38, Jakarta 10340
Telepon / Fax. (021) 391 4672, E-mail: [email protected], [email protected]
[email protected]; [email protected]
Penerbit: PT Media Nusantara Informasi, Percetakan: PT Media Nusantara Press
Bank: BCA Cabang Wahid Hasyim A/C 478-301152-5, Anggota SPS Nomor 404/2005/11/2011, Terbit Tujuh Kali Seminggu.
Alamat :Gedung SINDO Jalan Wahid Hasyim No. 38, Jakarta 10340Telepon (Hunting): (021) 3926955, Fax: (021) 392 9758,
Redaksi: (021) 392 6955, Fax: (021) 392 7721
Praktisi Statistika dan Industri Pangan
TOTOSUBANDRIYO
KORAN SINDO/QOMAR