semiotik kasasband puisi.doc

8
KEKASIHKU LAYLA Karya: Khalil Gibran Kemarilah, kekasihku. Kemarilah Layla, dan jangan tinggalkan aku. Kehidupan lebih lemah daripada kematian, tetapi kematian lebih lemah daripada cinta... Engkau telah membebaskanku, Layla, dari siksaan gelak tawa dan pahitnya anggur itu. Izinkan aku mencium tanganmu, tangan yang telah memutuskan rantai- rantaiku. Ciumlah bibirku, ciumlah bibir yang telah mencuba untuk membohongi dan yang telah menyelimuti rahsia-rahsia hatiku. Tutuplah mataku yang meredup ini dengan jari-jemarimu yang berlumuran darah. Ketika jiwaku melayang ke angkasa, taruhlah pisau itu di tangan kananku dan katakan pada mereka bahawa aku telah bunuh diri kerana putus asa dan cemburu. Aku hanya mencintaimu, Layla, dan bukan yang lain, aku berfikir bahwa tadi

Transcript of semiotik kasasband puisi.doc

KEKASIHKU LAYLA

Karya: Khalil Gibran

Kemarilah, kekasihku.

Kemarilah Layla, dan jangan tinggalkan aku.

Kehidupan lebih lemah daripada kematian, tetapi kematian lebih lemah

daripada cinta...

Engkau telah membebaskanku, Layla, dari siksaan gelak tawa dan pahitnya

anggur itu.

Izinkan aku mencium tanganmu, tangan yang telah memutuskan rantai-rantaiku.

Ciumlah bibirku, ciumlah bibir yang telah mencuba untuk membohongi dan

yang telah menyelimuti rahsia-rahsia hatiku.

Tutuplah mataku yang meredup ini dengan jari-jemarimu yang berlumuran

darah.

Ketika jiwaku melayang ke angkasa, taruhlah pisau itu di tangan kananku dan

katakan pada mereka bahawa aku telah bunuh diri kerana putus asa dan

cemburu.

Aku hanya mencintaimu, Layla, dan bukan yang lain, aku berfikir bahwa tadi

lebih baik bagiku untuk mengorbankan hatiku, kebahagiaanku, kehidupanku

daripada melarikan diri bersamamu pada malam pernikahanmu.

Ciumlah aku, kekasih jiwaku... sebelum orang-orang melihat tubuhku...

Ciumlah aku... ciumlah, Layla...HANYUT AKUKarya: Amir HamzahHanyut aku, kekasihku!

Hanyut aku!

ulurkan tanganmu, tolong aku.

sunyinya sekelilingku !

tiada suara kasihan, tiada angin mendingin hati,

tiada air menolak ngelak.

Dahagakan kasihmu, hauskan bisikmu, mati aku

sebabkan diammu.

Langit menyerkap, air berlepas tangan, aku tenggelam

Tenggelam dalam malam,

air di atas menindih keras

bumi di bawah menolak ke atas

mati aku, kekasihku, mati aku !

PEMBAHASAN

A. AnalisisPuisi karya Khalil Gibran dan puisi karya Amir Hamzah sama sama memiliki tema cinta. Keduanya menceritakan pengalaman dan perjalanan cinta. Keduanya membahas tentang kekaguman seorang pria terhadap wanita, dan memperlihatkan kebutuhan pria untuk hidup bersama wanita.

Kedua puisi ini memiliki kemiripan seperti dalam larik:

Kemarilah Layla, dan jangan tinggalkan aku. (Puisi Khalil Gibran)

Ulurkan tanganmu, tolong aku. (Puisi Amir Hamzah)

Kedua larik itu memberikan tanda bahwa seorang lelaki membutuhkan wanita, dan menginginkan seorang wanita ada disampingnya. Dalam kedua larik itu, baik Khalil maupun Amir memperlihatkan seorang pria yang diacuhkan oleh seorang wanita namun masih mengharapkan adanya wanita tersebut disampingnya.

Kehidupan lebih lemah daripada kematian, tetapi kematian lebih lemah

daripada cinta... (Puisi Khalil)

Dahagakan kasihmu, hauskan bisikmu, mati aku

sebabkan diammu (Puisi Amir)

Kedua larik itu sama sama membahas cinta dengan simbol kematian. Larik dari puisi Khalil maupun puisi Amir menyampaikan bahwa seseorang tanpa cinta itu bagaikan orang yang mati, hidupnya tidak berguna dan hampa.

Ciumlah bibirku, ciumlah bibir yang telah mencuba untuk membohongi dan

yang telah menyelimuti rahsia-rahsia hatiku. (Puisi Khalil)

Dahagakan kasihmu, hauskan bisikmu, mati aku (Puisi Amir)

Dalam kedua larik tersebut, dalam larik puisi Khalil, secara gamblang disampaikan bahwa lelaki itu ingin bercumbu dengan wanita yang dipujanya. Sedangkan dalam puisi Amir, hasrat pria digambarkan dengan rasa dahaga dan haus terhadap belaian wanita.Namun, gaya bahasa dan pemilihan kata dari kedua penyair ini berbeda.

Terlihat dalam larik:

Ciumlah bibirku, ciumlah bibir yang telah mencuba untuk membohongi .. (Puisi Khalil)Dahagakan kasihmu, hauskan bisikmu, mati aku (Puisi Amir)

Terlihat sekali bahwa Khalil lebih memilih kata kata yang gamblang untuk memperlihatkan hasrat seorang laki laki terhadap wanita. Sedangkan Amir lebih memilih kata dahaga dan haus, sehingga ia membiarkan pembacanya memaknai sendiri arti lariknya.B. Pembahasan

Puisi karya Khalil Gibran dan Amir Hamzah memiliki tema yang sama. Keduanya bertema tentang cinta, yaitu membahas mengenai seorang pria yang membutuhkan wanita.

Dilihat dari aspek sosial, puisi karya Khalil Gibran dan Amir Hamzah mencoba untuk memberitahukan kepada pembaca bahwa laki laki tidak dapat hidup tanpa wanita. Laki laki selalu menginginkan belaian wanita dan akan merasa hampa tanpa seorang wanita.

Dari puisi itu terlihat bahwa laki laki memiliki hasrat yang tinggi terhadap wanita yang disukai dan dikaguminya. Laki laki selalu haus perhatian dan kehangatan wanita serta sangat butuh diperhatian.Perbedaanya, puisi Khalil lebih memperlihatkan pria yang sedang mabuk kepayang dan menginginkan sentuhan serta belaian wanita. Ia memperlihatkannya dengan bahasa yang gamblang. Sedangkan Amir Hamzah menjelaskan keinginan laki laki terhadap kehangatan wanita dengan perandaian dahaga dan kematian.

Jadi, kedua puisi tersebut memperlihatkan aspek sosial bahwa laki laki tidak dapat terlepas dari wanita dan laki laki membutuhkan seorang wanita.KESIMPULANPuisi karya Khalil Gibran dan Amir Hamzah memiliki tema yang sama. Keduanya mengandung pesan yang sama yang mengutamakan aspek sosial bahwa seorang laki laki membutuhkan seorang wanita, dan laki laki tidak bisa hidup tanpa wanita.Dari larik yang terkandung dalam keduanya memberikan pesan bahwa laki laki dan wanita memang ditakdirkan untuk hidup berdampingan serta saling membutuhkan.