SESI 1: PENGANTAR -...
Transcript of SESI 1: PENGANTAR -...
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
1
DAFTAR ISI
PENGANTAR ……………………………………
UNTUK PANITIA PELATIHAN ……………………………………
SESI 1 : PERKENALAN ……………………………………
SESI 2 : PERJANJIAN KERJA
BERSAMA : PERTUKARAN
KEPENTINGAN BURUH &
PENGUSAHA
……………………………………
BACAAN 1 : PKB : KESEPAKATAN
PERTUKARAN KEPENTINGAN
BURUH DAN PENGUSAHA
……………………………………
BACAAN 2 : KEKUATAN TAWAR
MENAWAR
……………………………………
BEKAL 1 : PERJANJIAN KERJA
BERSAMA
……………………………………
SESI 3 : MEMAHAMI PKB ……………………………………
BACAAN 3 : PERJANJIAN KERJA
BERSAMA
……………………………………
BACAAN 4 : ISI PKB ……………………………………
SESI 4 : MEMBANGUN KEKUATAN ……………………………………
BACAAN 5 : MEMBANGUN
KEKUATAN KITA
……………………………………
SESI 5 : ALUR PEMBUATAN PKB ……………………………………
BACAAN 6 : ALUR PEMBUATAN
PKB
……………………………………
SESI 6 : MEMEHAMI AKSI /
PEMOGOKAN
……………………………………
BACAAN 7 : MOGOK ? Ooo… Owww ……………………………………
BACAAN 8 : AKSI ……………………………………
BEKAL 2 : CATATAN PENANGANAN
AKSI
……………………………………
AKTIVITAS 1 : MERENCANAKAN
DAN MEMPERSIAPKAN AKSI
……………………………………
SESI 7 : INVESTIGASI ……………………………………
BACAAN 9 : MENGETAHUI ISI
PERUT TEMPAT KERJA KITA
……………………………………
SESI 8 : SURVEY ……………………………………
BACAAN 10 : SURVEY ……………………………………
AKTIVITAS 2 : SURVEY UPAH ……………………………………
SESI 9 : MENYUSUN RANCANGAN
PKB
……………………………………
BACAAN 11 : MENYUSUN
RANCANGAN PKB
……………………………………
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
2
AKTIVITAS 3 : RANCANGAN PKB ……………………………………
SESI 10 : BAHASA KONTRAK /
PERJANJIAN
……………………………………
BACAAN 12 : BAHASA KONTRAK ……………………………………
BACAAN 13 : PENGGUNAAN KATA
BOLEH, SEBAIKNYA, AKAN, HARUS
……………………………………
AKTIVITAS 4 : MELATIH BAHASA
KONTRAK
……………………………………
SESI 11 : MEMAHAMI NEGOSIASI ……………………………………
BACAAN 14 : MEMAHAMI
NEGOSIASI
……………………………………
SESI 12 : PERSIAPAN NEGOSIASI DAN
BERPIKIR STRATEGIS DALAM
TAWAR-MENAWAR
……………………………………
BACAAN 15 : PERSIAPAN
NEGOSIASI
……………………………………
BEKAL 3 : DAFTAR PERIKSA ……………………………………
BACAAN 16 : (OVERHEAD)
KESERIKATBURUHAN SOSIAL
……………………………………
SESI 13 : PELAKSANAAN NEGOSIASI
PKB
……………………………………
BACAAN 17 : PERUNDINGAN PKB
DARI SUDUT PANDANG SERIKAT
BURUH
……………………………………
BACAAN 18 : PELAKSANAAN
NEGOSIASI DAN PENERAPAN HASIL
NEGOSIASI
……………………………………
SESI 14 : EVALUASI ……………………………………
KUESIONER EVALUASI ……………………………………
KUESIONER EVALUASI PERSESI ……………………………………
>><<
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
3
PENGANTAR
Tujuan dari diadakannya pelatihan serikat buruh adalah untuk menyampaikan pengetahuan
dan keterampilan yang berkaitan dengan pengelolaan dan pengembangan serikat buruh.
Proses penyampaian itu membutuhkan tiga komponen, yakni perkakas keras (hardware),
perkakas lunak (software), dan fasilitator. Perkakas keras mencakup alat tulis, alat peraga,
dan alat perekam. Sementara perkakas lunaknya berupa bahan-bahan belajar berikut
panduannya yang dikumpulkan menjadi satu bundel. Bundel itu disebut “modul pelatihan”,
atau singkatnya disebut “modul” saja.
Yang terdapat di sini adalah modul yang dibuat oleh LWG-TC (Labour Working Group).
Modul ini merupakan sumbangan LWG-TC untuk perkembangan pelatihan serikat buruh di
Indonesia. LWG-TC berharap modul ini, bersama modul sejenis yang dibuat oleh lembaga-
lembaga lain, bisa digunakan oleh serikat-serikat sebagai salahsatu perkakas lunak dalam
pelatihan yang mereka adakan.
Dalam proses pembuatan modul ini, LWG-TC mendapat dukungan berupa dana dan bahan-
bahan belajar dari APHEDA (Australian People for Health, Education, and Development
Abroad). Dukungan berupa komentar dan saran juga datang dari beberapa lembaga dan
beberapa orang di dalam maupun luar negeri. LWG-TC berterima kasih untuk semua
dukungan itu.
Tiap tahun modul ini akan dievaluasi dan diperbaiki oleh LWG-TC berdasarkan masukan
dari serikat-serikat yang sudah menggunakannya. Dengan begitu diharapkan modul ini akan
meningkat mutunya dan bisa memberi manfaat yang lebih besar.
Akhirnya harus dikatakan bahwa tanggung jawab atas pembuatan modul ini ada pada LWG-
TC, dan tanggung jawab atas penggunaannya dalam pelatihan ada pada masing-masing
serikat yang menggunakan.
>><<
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
4
UNTUK PANITIA PELATIHAN
Untuk kelancaran penggunaan modul Perjanjian Kerja Bersama, hal-hal berikut ini perlu
diperhatikan oleh panitia pelatihan.
TUJUAN PELATIHAN
Tujuan pelatihan Kesepakatan Kerja Bersama adalah meningkatkan pemahaman peserta, baik
pengurus serikat maupun anggota biasa, mengenai tujuan dan kegiatan-kegiatan utama serikat
buruh.
DURASI TOTAL
Durasi total pelatihan ini adalah 720 menit (12 jam). Itu belum termasuk waktu istirahat.
Jadual pelatihannya tergantung pada panitia pelatihan.
RENCANA SESI
Berkaitan dengan rencana sesi, panitia pelatihan perlu menjelaskan bahwa:
Rencana sesi (session plan) yang terdapat dalam modul ini dimaksudkan sebagai suatu
panduan untuk fasilitator. Dengan memperhatikan rencana sesi, fasilitator dapat
mempersiapkan dirinya dan sarana-sarana yang akan dipakai dalam pelatihan.
Rencana sesi tidak dibagikan ke peserta. Peserta hanya mendapat hal-hal yang
disebutkan pada bagian “Lembaran Peserta” dalam rencana sesi.
Bagian “Proses” yang terdapat dalam rencana sesi berisi langkah-langkah yang dilakukan
fasilitator selama berlangsungnya suatu sesi. Jika diperlukan, fasilitator bisa menambahi
atau mengurangi langkah-langkah itu. Selama berlangsungnya pelatihan fasilitator boleh
menggunakan kreativitasnya sendiri untuk membuat suatu sesi lebih menarik dan lebih
efektiv.
KRITERIA FASILITATOR
Fasilitator pelatihan ini adalah orang yang ditunjuk oleh LWG-TC untuk bertindak sebagai
fasilitator.
KRITERIA PESERTA Panitia pelatihan harus menjelaskan bahwa:
Pengurus maupun anggota biasa boleh menjadi peserta dalam pelatihan ini.
Peserta bisa berasal dari satu serikat saja atau dari beberapa serikat.
ALAT-ALAT
Selama berlangsungnya pelatihan alat-alat ini harus tersedia:
Papan tulis dan perlengkapannya.
Alat tulis.
Kertas HVS.
Pita perekat.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
5
DAFTAR PUSTAKA
Tim Modul LEC. 2002. Kesepakatan Kerja Bersama. Bandung: Labour Education Centre.
TUTA. 1995. Training The Union Representative. Melbourne: TUTA.
>><<
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
6
SESI 1: PERKENALAN
Durasi: 60 menit.
Tujuan: Memberi kesempatan kepada fasilitator dan peserta untuk
memperkenalkan diri.
Menyampaikan gambaran awal mengenai pelatihan ini kepada
peserta.
Mengajak peserta mengungkapkan harapan dan kekuatiran
mereka berkaitan dengan pelatihan ini.
Mengajak peserta membuat tata tertib pelatihan.
Yang Diharapkan: Pada akhir sesi ini peserta mampu:
Menyebut nama fasilitator dan peserta lain.
Memahami gambaran awal mengenai pelatihan ini.
Mengungkapkan harapan dan kekuatiran.
Membuat tata tertib pelatihan.
Lembaran Peserta: ----
Alat Tambahan: Meta plan.
Kertas plano.
Spidol.
Metode: Curah pendapat.
Proses: 1. Fasilitator mengucapkan selamat datang kepada peserta dan
memperkenalkan dirinya.
2. Fasilitator menyampaikan gambaran awal mengenai pelatihan ini,
yang mencakup:
Tema.
Tujuan.
Panitia.
Peserta.
Sesi-sesi.
Durasi total pelatihan ini.
3. Fasilitator membagikan meta plan dan spidol, kemudian meminta
peserta menuliskan:
Nama.
Nama serikat.
Posisi di serikat.
Harapan.
Kekuatiran.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
7
4. Jika sudah selesai, fasilitator meminta setiap peserta maju
kedepan kelas dan membacakan apa yang sudah ditulis di meta
plan.
5. Fasilitator menempelkan tiap meta plan di dinding.
6. Jika sudah selesai, fasilitator mengajak peserta untuk menyusun
tata tertib pelatihan. Fasilitator menempelkan dua kertas plano.
Satu diberi judul “Yang Harus”, dan satu lagi diberi judul “Yang
Tidak Boleh”.
7. Fasilitator menuliskan saran-saran peserta mengenai apa yang
harus dilakukan selama pelatihan di kertas plano “Yang Harus”,
dan mengenai apa yang tidak boleh dilakukan selama pelatihan di
kertas plano “Yang Tidak Boleh”.
8. Jika sudah selesai, fasilitator membacakan isi kedua kertas plano
itu dan mengajak peserta untuk mematuhi tata tertib yang sudah
disusun bersama-sama.
9. Fasilitator menutup sesi ini.
Catatan: Dalam menggali harapan dan kekuatiran peserta, fasilitator bisa
mengajukan pertanyaan untuk memperjelas maksud peserta.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
8
SESI 2: PERJANJIAN KERJA BERSAMA:
PERTUKARAN KEPENTINGAN
BURUH DAN PENGUSAHA
Durasi: 90 menit.
Tujuan: Membantu peserta untuk memahami PKB sebagai pertukaran
kepentingan antara buruh dan pengusaha
Membantu peserta memahami semangat kolektif dalam tawar
menawar pembuatan PKB
Yang diharapkan: Pada akhir sesi ini peserta mampu:
Menjelaskan PKB sebagai pertukaran kepentingan antara buruh
& pengusaha
Mendiskusikan pengertian semangat kolektif dalam tawar
menawar pembuatan PKB
Lembaran Peserta: Bacaan 1: PKB: Kesepakatan Pertukaran Kepentingan Buruh dan
Pengusaha
Bacaan 2: Tawar Menawar
Bekal Fasilitator: Bekal 1: Perjanjian Kerja Bersama
Alat Tambahan: Kertas plano/papan tulis, Spidol berwarna
Metode: Curah Pendapat
Diskusi
Membaca Bersama
Proses: 1. Fasilitator membuka sesi ini, kemudian menjelaskan tujuan dan
proses sesi ini
2. Tanyakan kepada peserta:
Apakah ada peserta yang pernah ikut dalam perundingan
PKB? Jika tidak ada, tanyakan:
Apakah yang peserta ketahui tentang PKB? Jika tidak ada
bagikan lembaran studi kasus.
3. Minta peserta yang memiliki pengalaman atau pengetahuan
tentang PKB, untuk menceritakan pengalaman atau
pengetahuannya. Pandu peserta tersebut untuk secara runut
menceritakan pengalamannya. Tulis pokok-pokok pikiran peserta
di papan tulis.
4. Berdasarkan pengalaman atau pengetahuan tersebut (atau
berdasarkan studi kasus), ajak seluruh peserta untuk berdiskusi.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
9
Ajukan pertanyaan-pertanyaan pembantu, seperti:
Pihak mana saja yang terlibat dalam perundingan PKB?
Apa tujuan buruh memperjuangkan PKB?
Apa yang dirundingkan itu?
Tawar menawar apa yang dinegosiasikan dalam PKB?
Kesepakatan seperti apa yang menguntungkan buruh?
Bagaimana buruh memperkuat posisi tawarnya terhadap
pengusaha?
Apa yang dilakukan anggota selama timnya berunding
dengan pengusaha?
5. Diskusi bisa saja tidak mencapai satu kesimpulan bersama.
Sampaikan bahwa tema ini akan didiskusikan kembali setelah
peserta membaca bahan bacaan.
6. Bagikan bahan bacaan 1: PKB: Pertukaran Kepentingan Buruh
dan Pengusaha. Minta peserta untuk membacanya beberapa
waktu.
7. Diskusikan kembali pertanyaan tersebut dengan referensi bahan
bacaan.
8. Kaji ulang temuan-temuan sesi ini.
9. Fasilitator menutup sesi ini.
Catatan: Tujuan sesi ini adalah agar peserta memahami makna pertukaran
kepentingan dan semangat koletif dalam memperjuangkan PKB.
Kembangkanlah diskusi berdasarkan pengalaman dan
pengetahuan peserta untuk mencapai pemahaman tersebut.
Ajukan pertanyaan-pertanyaan pembantu dari lontaran peserta.
Minta sedikitnya 3 orang peserta untuk menceritakan
pengetahuan dan pengalamannya tentang PKB, sampai semua
peserta dapat membayangkan apa itu PKB dan proses tawar
menawarnya.
Dalam melakukan kaji ulang, sampaikan proses yang dilalui dan
keberhasilan-keberhasilan peserta merumuskan kesimpulan
bersama. Yakinkan bahwa peserta memahami makna pertukaran
kepentingan dan semangat kolektif dalam memperjuangkan PKB.
Semangat kolektif harus ada dalam perjuangan PKB agar buruh
dan pengusaha berada dalam keseimbangan kekuatan. Jangan
coba-coba berunding jika buruh masih lemah.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
10
PKB : Kesepakatan Pertukaran
Kepentingan Buruh dan Pengusaha
1. Kepentingan Buruh vs Kepentingan Pengusaha
Hubungan antara buruh dengan pengusaha merupakan pertukaran kepentingan. Apa yang
disebut dengan kepentingan? Kepentingan adalah sesuatu yang ingin kita dapatkan dan
melebih hak-hak normatif. Setiap orang memiliki kepentingan dan akan berusaha untuk
mendapatkannya. Baik buruh dan pengusaha, masing-masing memiliki kepentingan. Mari
kita pelajari, apa kepentingan buruh dan apa kepentingan pengusaha.
Siapakah Buruh? Buruh adalah orang yang menjual tenaganya dan mendapatkan upah.
Upah itu diperolehnya dari hasil delapan jam bekerja.
Siapakah Pengusaha? Pengusaha adalah pemilik modal. Komponen modal adalah alat
produksi dan ongkos produksi. Salah satu bagian dari ongkos produksi adalah upah buruh.
Buruh adalah bagian dari alat produksi. Jadi bagi pengusaha, buruh bukanlah manusia. Buruj
hanya sekedar sebuuah skrup di mesin industri.
Apa kepentingan buruh? Kepentingan buruh adalah mendapatkan kesejahteraan.
Contohnya adalah mendapatkan upah yang layak. Artinya, upah yang menjamin kehidupan
buruh sekeluarga. Karena itu buruh berkepentingan untuk mendapatkan tunjangan sosial dan
bonus serta kepentingan lain diluar hak normatif.
Apa kepentingan pengusaha? Kepentingan pengusaha adalah mendapatkan keuntungan
sebesar-besarnya dan mengeluarkan ongkos produksi serendah-rendahnya. Pengusaha akan
berusaha menekan ongkos produksi serendah-rendahnya, dengan cara menekan upah,
tunjangan sosial dan kepentingan buruh lainnya. Penekanan ongkos produksi dengan cara
membayar rendah upah buruh adalah sebuah kejahatan yang disebut dengan pencurian nilai
lebih. Pencurian dari tenaga buruh yang tidak dibayar secara layak. Ini cara yang dilakukan
oleh pengusaha dalam menekan ongkos produksi.
Pengusaha akan berusaha menekan ongkos serendah-rendahnya.
Lihat contoh ini: Ada pabrik sepatu dengan jumlah buruh 90.000 orang. Buruh-buruh ini
tersebar dalam 17 perusahaan sub kontrak* di Indonesia. Dalam sebulan pabrik sepatu ini
menghasilkan 7.000.000 pasang sepatu. Berarti dalam sehari pabrik tersebut bisa
memproduksi 180.000 sepatu. Seorang buruh dalam seharinya kira-kira menghasilkan dua
pasang sepatu. Harga sepasang sepatu tersebut di pasar rata-rata Rp. 500.000,-
Sedangkan perhitungan produksi menurut pengusaha adalah:
Bacaan 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
11
63 % adalah biaya produksi
30 % untuk biaya siluman
7 % untuk biaya buruh
Kalau harga dua pasang sepatu bisa sampai Rp. 1.000.000,- berarti buruh seharusnya
mendapat upah Rp. 70.000,-/hari [7% x Rp. 1.000.000,-]
Pada kenyataannya, dengan UMK Rp. 471.500,- buruh cuma dapat Rp. 15.700,- per
hari dengan 8 jam kerja
Coba kita bandingkan : 15.700/70.000 x 8 jam = 1,79 jam
Jadi, kalau hanya untuk mendapatkan UMK sekarang, sebenarnya buruh hanya perlu
bekerja 1,79 jam perhari. Bukan 8 jam/hari
Lalu kemanakah 8 –1,79 jam = 6,21 jam itu ?
Apakah 6,21 jam sudah dihitung penggantian upahnya? Apa artinya ini? Buruh bekerja tanpa
dibayar selama 6,21 jam/hari. Inilah yang disebut dengan pencurian nilai lebih. Penindasan
utama terhadap buruh. Pertukaran buruh dan pengusaha itu sangat jelas, sangat tidak adil
bukan?
2. Harus dibuat perjanjian yang menguntungkan buruh
Jadi, apa yang harus dilakukan untuk merubah ketidakadilan itu? ketidakadilan itu bisa
dirubah dengan cara membuat perjanjian antara buruh dengan pengusaha. Perjanjian yang
dibuat adalah perjanjian yang menguntungkan buruh. Bukan perjanjian yang menguntungkan
pengusaha.
Perjanjian seperti apakah yang menguntungkan pengusaha?
Kontrak individual. Perjanjian yang menguntungkan pengusaha adalah perjanjian sepihak
yang dibuat pengusaha. Misalnya kontrak individual. Kontrak individual adalah perjanjian
antara satu orang buruh dengan pengusaha. Kontrak individual sah jika sudah disahkan oleh
kedua belah pihak. Yaitu seorang buruh dengan pengusaha atau wakilnya.
Kesepakatan terpusat. Kesepakatan lainnya adalah Perjanjian Kerja Bersama yang terpusat.
Pengusaha dapat mengatur supaya perjanjian dibuat terpusat. Caranya adalah, pengusaha
mendirikan serikat buruh yang tidak independen di perusahaan atau misalnya mendirikan
serikat buruh perpanjangan tangan negara. Kemudian pengusaha membuat PKB dengan
wakil-wakil SB yang tidak independen ini. Kalau sudah begitu, PKB yang dihasilkan adalah
PKB yang jelas-jelas menguntungkan pengusaha.
Perjanjian seperti apakah yang menguntungkan buruh ?
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
12
Perjanjian yang menguntungkan buruh adalah perjanjian yang dibuat oleh buruh dengan
pengusaha. Perjanjian ini dibuat atas dukungan semua buruh. Dalam perjanjian ini, seluruh
buruh terlibat dalam merumuskan kepentingan-kepentingannya. Kepentingan yang di
rumuskan bersama inilah yang disodorkan sebagai rancangan Perjanjian bersama buruh –
pengusaha. Jadi sebenarnya hampir semua isi perjanjian itu adalah kontribusi buruh.
3. Dengan membangun kolektivisme
Perjanjian yang menguntungkan buruh adalah perjanjian yang dibuat di meja perundingan
dengan pertukaran yang adil. Salah satu syarat pertukaran ini adalah posisi kedua belah pihak
yang setara. Bagaimana mencapai posisi yang setara? Caranya adalah dengan membangun
kolektivisme. Kolektivisme adalah kebersamaan, membangun kebersamaan artinya
membangun kekuatan buruh. Kekuatan buruh adalah kunci utama untuk pertukaran
kepentingan yang menguntungkan buruh. Karena itu PKB adalah kerja yang dipelopori oleh
kekuatan kolektif di sebut kesepakatan kerja kolektif atau lebih dikenal dengan Perjanjian
Kerja Bersama .
>><<
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
13
Bacaan 2
KEKUATAN TAWAR-MENAWAR
Berjuang untuk menggolkan PKB yang menguntungkan serikat buruh bukan tugas tim
perunding saja, tapi merupakan tugas seluruh anggota serikat. Tanpa dukungan yang
memadai dari seluruh anggota serikat buruh, tim perunding akan ragu atau bahkan takut
untuk berdebat dan melakukan tawar-menawar dengan tim perunding pengusaha. Karena itu
pengurus harus berperan aktif membangkitkan dukungan seluruh anggota untuk tim
perunding PKB serikat buruh. Pengusaha dan tim perunding pengusaha akan merasa segan
jika melihat banyak buruh dalam perusahaan dengan antusias memberi dukungan untuk tim
perunding serikat buruh. Sementara tim perunding SB pun akan merasa lebih mantap dalam
menjalani perundingan.
Beberapa hal berikut ini perlu dipertimbangkan ketika pengurus berusaha membangkitkan
dukungan seluruh anggota serikat:
Jika isi naskah PKB mencerminkan kepentingan para anggota dan berdasarkan survey
yang dilakukan pengurus, para anggota akan antusias untuk mengikuti perkembangan
perundingan PKB itu.
Jika para buruh membicarakan isi PKB di waktu istirahat maupun waktu kerja, PKB dan
proses perundingannya akan segera menjadi isu besar di tempat kerja. Hal itu akan
mendorong pengusaha untuk memberi perhatian lebih serius ke naskah PKB dan proses
perundingannya.
Jika pengurus mengadakan semacam konferensi untuk memperkenalkan tim perunding
serikat, para anggota biasa akan merasa lebih dekat dengan tim perunding. Dengan
begitu mereka tidak ragu untuk memperlihatkan dukungan mereka di tempat kerja, baik
dalam waktu kerja maupun waktu istirahat.
Jika pengurus membagikan pamflet mengenai PKB ke para buruh, baik anggota serikat
maupun bukan, perhatian para buruh ke PKB dan proses perundingannya akan
meningkat pesat.
Jika para buruh, baik anggota serikat maupun bukan, bisa diajak menunjukkan simpati
untuk tim perunding serikat dengan cara memakai suatu atribut di tempat kerja (misalnya
memasang pita dengan warna yang sama di lengan, memakai topi yang sama, atau
memasang emblem yang sama di dada), pengusaha akan melihat makin jelasnya
dukungan para buruh untuk tim perunding serikat.
Jika serikat mengadakan pesta kecil di tempat kerja pada hari libur yang dihadiri oleh
keluarga para buruh, dan di ruangan pesta dipasang poster-poster mengenai PKB,
pengusaha akan menyadari bahwa hasil akhir perundingan PKB tidak hanya akan ber-
pengaruh pada taraf kehidupan para buruh, tapi juga pada keluarga mereka.
>><<
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
14
Bekal 1
PERJANJIAN KERJA BERSAMA
Sesuai dengan tujuan pembentukannya, hal utama yang harus dilakukan oleh serikat buruh
adalah memperjuangkan kepentingan para buruh yang menjadi anggotanya di hadapan
pengusaha. Kepentingan adalah suatu hal yang dianggap penting, ingin didapat, dan jika
sudah didapat, ingin terus dipertahankan. Salah satu contohnya adalah upah yang layak. Para
buruh menganggap upah yang layak adalah suatu hal yang penting. Mereka ingin
mendapatkan itu, dan jika sudah mendapatkannya, mereka ingin terus seperti itu. Jika harga
barang-barang kebutuhan pokok naik, mereka ingin upah juga naik dengan persentase yang
sama, supaya kelayakan upah yang mereka terima terus dipertahankan. Maka upah yang
layak bisa disebut sebagai kepentingan para buruh.
Sebagian kepentingan buruh sudah dimuat dalam hukum perburuhan, sebagian lagi belum.
Yang sudah dimuat disebut sebagai hak atau hak normatif. Penilaian mengenai hak-hak
normatif buruh bisa berbeda antara satu serikat dengan serikat lainnya. Suatu serikat mungkin
menganggap suatu hak normatif buruh sudah memadai, sementara untuk serikat lain hak itu
belum memadai. Penilaian yang berbeda memunculkan sikap yang berbeda juga terhadap
hak-hak normatif yang tercantum dalam hukum perburuhan yang berlaku.
Para buruh yang sudah berserikat tidak perlu lagi berjuang sendiri-sendiri. Mereka bisa
berjuang bersama-sama menghadapi pengusaha untuk mendapatkan upah dan kondisi kerja
yang lebih baik. Mereka bisa merumuskan permintaan atau tuntutan secara kolektif (bersama-
sama) dan bisa mengajukannya ke hadapan pengusaha secara kolektif juga.
Kekuatan serikat berasal dari orang-orang yang menjadi anggotanya, sementara kekuatan
pengusaha berasal dari modal yang dimilikinya. Jika kekuatan mereka tampak seimbang,
pada akhirnya serikat buruh dan pengusaha melakukan tawar-menawar untuk mendapatkan
hasil yang bisa diterima oleh kedua pihak tersebut. Hasil itu berupa kesepakatan tertulis
mengenai upah dan kondisi kerja yang akan diberlakukan dalam perusahaan terkait.
Kesepakatan itu harus tertulis supaya sewaktu-waktu bisa dijadikan acuan untuk menilai
apakah salah satu pihak melanggar kesepakatan atau tidak.
Kesepakatan tertulis antara buruh dan pengusaha ada 2 macam, yakni kesepakatan individual
(hanya antara seorang buruh dan pengusaha) dan kesepakatan kolektif (antara serikat buruh
dan pengusaha). Seorang buruh yang sudah menjadi anggota serikat tidak boleh membuat
kesepakatan individual. Sebagai anggota serikat dia dengan sendirinya terikat dengan
kesepakatan kolektif yang sudah dibuat oleh serikat.
Kesepakatan individual lebih disukai pengusaha ketimbang kesepakatan kolektif karena
seorang buruh sendirian tidak akan mempunyai cukup kekuatan dalam tawar-menawar
dengan pengusaha atau wakil pengusaha. Di samping itu pengusaha bisa menekan dan
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
15
mengancam para buruh yang secara sendirian menolak tawaran pengusaha. Lain halnya jika
para buruh itu membentuk kelompok dan secara bersama-sama menolak tawaran pengusaha.
Pengusaha tidak akan mudah untuk menekan dan mengancam mereka.
Dalam bahasa Indonesia kesepakatan kolektif dikenal dengan berbagai nama, antara lain
Kesepakatan Kerja Bersama, Perjanjian Kerja Bersama, dan Perjanjian Perburuhan. Dalam
bahasa Inggris dikenal dengan 2 nama, yakni ColLWG-TCtive Barganing Agreement dan
ColLWG-TCtive Labour Agreement. Untuk selanjutnya di sini perjanjian kolektif akan
disebut dengan nama Perjanjian Kerja Bersama atau disingkat sebagai PKB.
Suatu PKB harus terlebih dulu melalui proses perundingan kolektif (colLWG-TCtive
bargaining) antara pihak serikat dan pihak pengusaha. Disebut “perundingan kolektif”
(perundingan bersama) karena dalam perundingan itu pihak serikat mewakili semua buruh
yang menjadi anggota serikat sekaligus, tidak mewakili anggota serikat satu per satu. Di
perusahaan mana pun perundingan kolektiv tidak disukai oleh pengusaha karena perundingan
itu menyatukan kekuatan individual para anggota serikat dan menggunakannya untuk
menekan pengusaha, supaya pengusaha mau mengadakan perubahan-perubahan yang
menyangkut upah dan kondisi kerja.
Dulu, permintaan serikat buruh untuk mengadakan perundingan kolektif guna membuat PKB
dianggap sebagai hal yang aneh dan ilegal. Dalam perkembangan selanjutnya, terutama di
Eropa, serikat-serikat buruh berhasil mendesak pemerintah di negeri masing-masing untuk
mengakui adanya hak untuk mengadakan perundingan kolektif. Maka lambat-laun anggapan-
anggapan negatif terhadap perundingan kolektif mulai luntur, dan sekarang perundingan
kolektif dianggap sebagai hal yang wajar dan legal (tidak melanggar hukum). Pengakuan
mengenai adanya hak itu tidak terdapat pada pemerintah negeri-negeri Eropa saja, tapi juga
terdapat pada lembaga internasional seperti ILO (International Labour Organization). Melalui
salah satu konvensi yang dibuatnya, yakni konvensi nomor 98 tahun 1949, ILO antara lain
menyebutkan bahwa:
Serikat buruh berhak mengajak pengusaha berunding dalam kerangka pembuatan PKB.
Buruh wajib dilindungi dari pemecatan yang disebabkan keanggotaannya dalam serikat
buruh atau disebabkan partisipasinya dalam kegiatan serikat buruh.
Organisasi buruh dan organisasi pengusaha berhak mendapat perlindungan pemerintah
dari campur-tangan satu terhadap yang lain.
ILO mengimbau pemerintah di berbagai negeri untuk turut mengakui adanya hak untuk
mengadakan perundingan kolektif. Berkaitan dengan itu pemerintah Indonesia membuat
beberapa aturan perburuhan yang juga mengakui hak untuk mengadakan perundingan
kolektif dan membuat PKB, antara lain adalah:
Undang-undang nomor 13, tahun 2003 mengenai Perjanjian Kerja Bersama.
Peraturan pemerintah nomor 49, tahun 1954 mengenai Tata Cara Membuat dan
Mengatur Perjanjian Perburuhan.
Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor 1 tahun 1985 mengenai Tatacara Pembuatan
PKB.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
16
PKB dibuat oleh serikat buruh dan pengusaha (dalam hal ini pengusaha yang mempekerjakan
para buruh yang menjadi anggota serikat) melalui perundingan. Kadang ada beberapa serikat
dalam satu perusahaan dan tiap serikat diakui keberadaannya oleh pengusaha. Jika begitu
yang terjadi, hanya serikat buruh mayoritas yang layak melakukan perundingan dengan
pengusaha dalam proses pembuatan PKB.
Sebelum membuat rancangan PKB dan merundingkannya dengan pengusaha, serikat buruh
harus terlebih dulu membangun kekuatan kolektifnya. Karena tanpa kekuatan kolektif yang
memadai pengusaha tidak akan bersedia berunding. Untuk itu para anggota biasa harus sering
diajak untuk bersama-sama memikirkan serikat dan bersama-sama mengambil bagian dalam
penanganan masalah-masalah yang dihadapi serikat. Jika hanya pengurus yang aktif, serikat
akan sulit untuk mengembangkan kekuatan kolektifnya. Di samping itu akan timbul kesan
bahwa serikat hanya terdiri dari para pengurus. Pengusaha merasa lebih berani menghadapi
beberapa orang pengurus saja ketimbang menghadapi para anggota biasa yang jumlahnya
jauh lebih banyak.
Manfaat adanya PKB terutama ditujukan untuk para anggota serikat karena mereka yang
menyusun dan memperjuangkannya. Namun karena pasal-pasal dalam PKB bisa berisi
ketentuan-ketentuan yang berlaku untuk semua buruh dalam perusahaan yang bersangkutan,
baik yang menjadi anggota serikat maupun tidak, manfaat adanya PKB banyak-sedikit
dirasakan juga oleh mereka tidak bergabung ke serikat.
>><<
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
17
SESI 3: MEMAHAMI K K B
Durasi: 120 menit.
Tujuan: Mengajak peserta mengenali arti dan manfaat PKB untuk serikat
buruh.
Mengajak peserta mengetahui hal-hal yang menjadi isi PKB.
Mengenalkan peserta pada landasan hukum perjanjian
perundingan
Yang Diharapkan: Pada akhir sesi ini peserta mampu:
Menjelaskan apa arti dan manfaat PKB untuk serikat buruh.
Menyebutkan hal-hal yang menjadi isi PKB.
Mengenal landasan hukum perjanjian perundingan
Lembaran Peserta: Bacaan 3: Perjanjian Kerja Bersama
Bacaan 4: Isi PKB.
Bekal Fasilitator --
Alat Tambahan: Kertas plano/papan tulis, spidol berwarna.
Metode: Diskusi kelompok
Curah pendapat.
Proses: 1. Fasilitator membuka sesi ini. Ajak peserta untuk mengingat
kembali diskusi sesi sebelumnya. Minta dua atau tiga orang
peserta untuk mengungkapkan pemahamannya terhadap PKB
(Hasil diskusi sesi 2).
2. Jelaskan tujuan dan proses belajar sesi ini.
3. Lakukan curah pendapat untuk menggali pengalaman peserta
tentang manfaat PKB buat buruh. Ajukan pertanyaan:
apa manfaat PKB buat buruh?
4. Tulis semua jawaban peserta di papan tulis, tanpa dikomentari.
5. Setelah semua gagasan terkumpul, diskusikan gagasan-gagasan
tersebut. Diskusikan (jelaskan) gagasan yang bukan manfaat
langsung dari PKB.
6. Minta peserta untuk membuat kelompok-kelompok (4-5 orang).
Tugaskan kelompok untuk mendiskusikan dan menjawab
pertanyaan:
Apa saja yang perlu diatur dalam PKB?
7. Minta setiap kelompok untuk menuliskan hasil diskusinya di
kertas plano dan mempersiapkan wakilnya untuk presentasi.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
18
8. Persilakan wakil setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya.
9. Diskusikan bersama seluruh peserta untuk menghasilkan daftar
sementara hal-hal yang perlu diatur dalam PKB.
10. Bagikan Bahan Bacaan 4: Isi PKB
11. Bandingkan hasil rumusan sementara dengan bahan bacaan 4.
Tambahkan hal-hal yang belum diatur dalam ke dalam rumusan
bersama.
12. Bagikan bacaan 3: Perjanjian Kerja Bersama
13. Pusatkan perhatian pada bagian mengenai: Apakah
memperjuangkan PKB itu melanggar hukum?
14. Kaji ulang temuan-temuan sesi ini
15. Fasilitator menutup sesi ini
.
Catatan: Curah pendapat dimaksudkan untuk memudahkan peserta
mengeluarkan gagasannya. Karena itu, peraturan utamanya
adalah ketika ada yang menyampaikan pendapat, peserta lain
apalagi fasilitator, tidak boleh membahas atau mengkritik.
Yang dimaksud dengan bukan manfaat langsung PKB, adalah
manfaat atau aspirasi anggota yang tidak begitu saja dapat
terwujud ketika PKB telah disepakati. Misalnya, dengan
disepakatinya PKB buruh dapat bersatu, atau kesejahteraan buruh
pasti terjamin, dsb. Peserta harus diingatkan bahwa PKB
bukanlah akhir dari perjuangan serikat buruh
Sedapat mungkin dapatkan contoh PKB sebagai contoh untuk
bacaan tambahan
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
19
PERJANJIAN KERJA BERSAMA
Apa itu PKB?
PKB adalah Perjanjian Kerja Bersama. Adalah kesepakatan yang mengatur pertukaran
kepentingan antara buruh dan pengusaha. Buruh punya kepentingan, pengusaha juga begitu.
Pertukaran kepentingan harus disepakati kedua belah pihak.
Siapa yang membuat kesepakatan?
Dalam pembuatan PKB, serikat buruh berhadapan dengan pengusaha di meja perundingan.
Serikat buruh akan diwakili oleh tim perunding, yang dipilih secara demokratis oleh
seluruh anggota serikat. Yang menjadi tim perunding bisa siapa saja, tidak harus
selalu pengurus serikat.
Pengusaha biasanya diwakili oleh manajer.
Siapa pengusaha itu ?
Dalam pembuatan PKB kita berunding dengan pengusaha. Kita harus tahu dengan siapa kita
berunding. Siapa itu pengusaha?
Repotnya, di Indonesia semua perusahaan trans nasional memakai sistem subkontrak.
Perusahaan itu hanya menjalankan kontrak dari perusahaan induk, yang bermarkas di negara-
negara maju. Pabrik pembuat celana levi‟s hanya di kontrak oleh perusahaan induk yang
bermarkas di Amerika. Pabrik itu harus membayar untuk dapat ijin menggunakan merk
levi‟s. Dan pemilik pabrik harus berurusan dengan perusahaan induk termasuk perpanjangan
kontrak.
Jangan lupa, pemilik pabrik harus bersaing dengan pemilik pabrik lain agar dipercaya
mendapatkan kontrak. Pabrik yang menjanjikan ongkos produksi termurah yang akan
memenangkan persaingan. Siapa lagi yang dikorbankan untuk menekan ongkos produksi
kalau bukan buruh. Upah murah dan tidak adanya tunjangan adalah cara efektif untuk
menekan ongkos produksi.
Jadi, dengan siapa sesungguhnya kita berhadapan? Dengan siapakah kita sesungguhnya
bekerja? Sistem sub kontrak jelas memperlemah posisi buruh karena sesungguhnya
perusahaan induk tidak memperdulikan kepentingan buruh di pabrik sub kontrak. Dan jika
pengusaha di pabrik memenuhi semua tuntutan buruh maka otomatis ongkos produksi akan
melambung. Perusahaan induk dengan mudah akan menghentikan perpanjangan kontrak.
Pengusaha pabrik lokal yang kebanyakan WNA pun dengan mudah mengalihkan modalnya
ke negara yang sanggup menyediakan buruh yang lebih murah.
Jadi sesungguhnya kekuatan yang dihadapi adalah kekuatan yang berlapis. Jadi dalam
membuat rumusan PKB, kita harus dapat memperhitungkan kemampuan perusahaan
memenuhi tuntutan kita dan resiko apa saja yang akan muncul.
Bacaan 3
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
20
PKB adalah Perjanjian Kerja Bersama
Gambaran diatas memperlihatkan bahwa buruh berhadapan dengan organisasi perusahaan
yang terstruktur rapi. Jadi, apalagi cara perlawanan yang efektif kalau bukan dengan
organisasi yang rapi juga. Itu hanya dapat di lawan oleh organisasi buruh yang bersatu
mengupayakan Perjanjian Kerja Bersama yang memihak pada buruh.
PKB adalah bentuk kerja kolektif. Masih ingat? Kolektivisme atau kebersamaan adalah kunci
keberhasilan perjuangan buruh. Dalam prosesnya nanti, serikat akan menggali kepentingan
seluruh buruh dengan melakukan investigasi dan survey. Hasilnya akan dirumuskan menjadi
rancangan PKB. Rancangan inilah yang akan ditawarkan dalam meja perundingan. Jadi
sesungguhnya, PKB itu benar-benar dibuat oleh buruh sendiri. Pengesahannya tergantung
dari negosiasi di meja perundingan dengan pengusaha. Negosiasi itu nanti juga akan kita
pelajari.
Kesepakatan bersama lebih menguntungkan
PKB lebih menguntungkan karena buruh tidak lagi sendirian dalam melakukan tawar-
menawar atau bertukar kepentingan dengan pengusaha. Permintaan yang diajukan adalah
permintaan seluruh buruh. Pengusaha sukar untuk memecat, karena yang dihadapinya lebih
dari satu orang. Pengusaha sukar untuk menganggap remeh PKB, karena yang dihadapinya
adalah permintaan bersama dan kekuatan bersama dari seluruh buruh sekaligus. Apalagi
kalau seluruh buruh yang dihadapinya itu bersatu dalam sebuah organisasi serikat buruh yang
kuat.
Apakah memperjuangkan PKB itu melanggar hukum?
Kadang-kadang buruh menolak untuk memperjuangkan PKB karena takut. Mereka
menganggap bahwa berkumpul dan mendiskusikan PKB merupakan perbuatan melawan
hukum, yang harus dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Betulkah begitu? Padahal,
Perjanjian Kerja Bersama telah diatur dalam Undang-Undang No.13 tahun 2003 tentang
ketenagakerjaan. Sehingga tidak ada alasan bagi manajemen untuk melarang buruh meminta
adanya PKB di tempat kerja mereka. Dalam Undang-undang No.13 tahun 2003, telah diatur
tentang PKB, dari mulai definisi PKB hingga peraturan pemogokan kerja.
Undang-Undang no.13 Tahun 2003 Tentang Ketenaga Kerjaan berisi:
- Definisi tentang ketenagakerjaan
- Pelatihan kerja, perluasan kesempatan kerja, penempatan tenaga kerja
- Perlindungan, pengupahan, dan kesejahteraan
- Upah, keselamatan kerja, kesejahteraan
- Hubungan industrial, perselisihan hubungan industrial
- Keserikatburuhan
- Mogok kerja
- PHK
Hak berunding kolektif, konvensi ILO no. 98.
Buruh harus memperjuangkan PKB. Perundingan PKB adalah alat yang disediakan agar
buruh dapat mendesakkan kepentingannya secara damai. Hak buruh untuk berunding secara
kolektif dinyatakan dalam :
Konvensi ILO no..98
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
21
UU no.13 tahun 2003 tentang perjanjian perburuhan
Peraturan pemerintah no.49 tahun 1954 tentang tata cara membuat dan mengatur
perjanjian perburuhan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja no.1 tahun 1985 tentang tatacara pembuatan PKB
Surat edaran Menteri Tenaga Kerja no.SE-17/Men/1990 tentang peningkatan
pembinaan dalam musyawarah pembuatan PKB
Hak mogok, konvensi ILO no.87
Bahkan bila perundingan PKB berjalan alot, buruh berhak untuk melakukan tekanan dengan
melakukan aksi mogok. Mogok adalah hak yang dilindungi undang-undang, yakni :
UU no.22 tahun 1957 penyelesaian perselisihan perburuhan
Konvensi ILO no.87
>><<
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
22
Bacaan 4
ISI PKB
Berbagai hal dalam kategori upah dan kondisi kerja bisa dijadikan permintaan atau tuntutan
serikat dalam perundingan PKB. Yang perlu diperhatikan adalah jangan sampai permintaan
yang diajukan serikat bobotnya lebih ringan ketimbang yang sudah ditetapkan oleh
pemerintah. Itu berarti isi naskah PKB harus berada di atas standard pemerintah. Jika serikat
meminta suatu hal di bawah standard pemerintah, bisa dikatakan bahwa serikat sedang
berjuang untuk menurunkan upah dan kondisi kerja. Dengan kata lain serikat sedang berjuang
untuk menurunkan taraf hidup para anggota.
Untuk menghindari terjadinya peristiwa seperti itu, serikat buruh harus mempelajari
ketentuan-ketentuan perburuhan dari pemerintah Indonesia yang masih berlaku. Sesudah itu
baru serikat merumuskan permintaan-permintaan yang akan dicantumkan dalam naskah PKB.
Kadang sulit untuk mengetahui apa suatu ketentuan perburuhan masih berlaku. Untuk itu
pengurus serikat bisa menanyakannya ke kantor Departemen Tenaga Kerja yang terdekat.
Berikut ini disampaikan hal-hal yang bisa dicantumkan dalam PKB berikut
penggolongannya. Ini hanya contoh. Tidak semua hal yang disebutkan di sini harus terdapat
dalam PKB yang sebenarnya.
BAB 1: MUKADIMAH
BAB 2: PIHAK-PIHAK YANG MEMBUAT PKB
BAB 3: UMUM
1. Istilah-istilah.
2. Tujuan Dibuatnya PKB.
3. Luasnya PKB.
BAB 4: PENGAKUAN, JAMINAN DAN FASILITAS UNTUK SERIKAT
1. Pengakuan Dari Kedua Pihak.
2. Jaminan Untuk Serikat.
3. Fasilitas Untuk Serikat.
BAB 5: HUBUNGAN KERJA
1. Penerimaan Buruh Baru.
2. Masa Percobaan.
3. Surat Keputusan Pengangkatan.
4. Golongan Dan Posisi Buruh.
5. Mutasi Dan Prosedurnya.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
23
6. Penilaian Prestasi Kerja.
7. Promosi.
BAB 6: WAKTU KERJA, ISTIRAHAT, DAN LEMBUR
1. Hari Kerja.
2. Waktu Kerja, Istirahat, Dan Lembur.
3. Penghitungan Upah Lembur.
BAB 7: PEMBEBASAN DARI KEWAJIBAN BEKERJA
1. Istirahat Mingguan.
2. Hari Libur Resmi.
3. Cuti Tahunan.
4. Cuti Haid.
5. Cuti Hamil.
6. Cuti Sakit.
7. Izin Meninggalkan Pekerjaan.
BAB 8: KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
1. Prinsip-prinsip Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.
2. Pakaian Kerja.
3. Perlengkapan Keselamatan Kerja.
BAB 9: PENGUPAHAN
1. Pengertian Upah.
2. Komponen Upah.
3. Waktu Pemberian Upah.
4. Tunjangan Masa Kerja.
5. Tunjangan Keahlian.
6. Tunjangan Perumahan.
7. Tunjangan Hari Raya.
8. Jasa Produksi (Bonus).
9. Pajak Penghasilan.
10. Penghitungan Upah Selama Sakit.
BAB 10: PENGOBATAN DAN PERAWATAN
1. Poliklinik Perusahaan.
2. Perawatan Di Rumah Sakit.
3. Pembelian Obat.
4. Pembelian Kacamata.
5. Biaya Bersalin.
BAB 11: JAMINAN SOSIAL
1. Jaminan Kematian.
2. Jaminan Hari Tua.
BAB 12: KESEJAHTERAAN
1. Koperasi.
2. Fasilitas Olahraga Dan Rekreasi.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
24
3. Tempat Penitipan Anak.
4. Pembelian Hasil Produksi Perusahaan.
5. Beasiswa.
BAB 13: TATA TERTIB
1. Kewajiban-kewajiban.
2. Larangan-larangan.
3. Hukuman Karena Pelanggaran.
BAB 14: PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK)
1. PHK Dalam Masa Percobaan.
2. PHK Atas Permintaan Buruh.
3. PHK Karena Pelanggaran Tata Tertib.
4. PHK Karena Lanjut Usia.
5. PHK Karena Sakit Berkepanjangan.
6. PHK Karena Rasionalisasi.
7. PHK Karena Relokasi.
BAB 15: PENYELESAIAN KELUHAN
1. Prosedur Penyampaian Keluhan.
2. Prosedur Penyelesaian Keluhan.
BAB 16: PELAKSANAAN DAN PENUTUP
1. Pelaksanaan.
2. Masa Berlakunya PKB.
3. Penutup.
>><<
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
25
SESI 4: MEMBANGUN KEKUATAN
Durasi: 120 menit.
Tujuan: Memberi gambaran kepada peserta mengenai pentingnya
membangun kekuatan dalam perundingan PKB.
Memberi gambaran kepada peserta mengenai tim perunding
sebagai bentuk kekuatan dalam perundingan PKB
Mengajak peserta menganalisa bagaimana membangun kekuatan
dalam perundingan PKB.
Yang Diharapkan: Pada akhir sesi ini peserta mampu:
Menjelaskan pentingnya membangun kekuatan dalam
perundingan PKB.
Menjelaskan pentingnya tim perunding sebagai bentuk kekuatan
dalam perundingan PKB.
Menganalisa kekuatan dalam perundingan PKB.
Lembaran Peserta: Bacaan 5: Membangun Kekuatan Serikat Buruh
aktivitas 1: Membuat kegaduhan
Alat Tambahan: Meta plan.
Kertas plano.
Spidol.
Metode: Curah pendapat
Diskusi kelompok.
Proses: 1. Fasilitator memperkenalkan sesi ini dan menjelaskan secara
singkat mengenai tujuan dari sesi ini.
2. Fasiltator mengajak peserta melakukan curah pendapat dengan
memberi pertanyaan kunci kepada peserta:
“Apa yang dapat kita lakukan dalam perundingan PKB yang
dapat mencerminkan kekuatan kita sebagai serikat?”
Fasilitator menuliskan di papan tulis jawaban-jawaban poin-
poin penting dari pertanyaan diatas. Ambil inti dari jawaban
tersebut, bahwa membangun kekuatan dibutuhkan dalam
perundingan PKB. Hal ini mencerminkan bahwa serikat
adalah organisasi yang bertanggungjawab terhadap
anggotanya. Contoh adalah dengan mencari tim perunding
PKB yang baik.
3. Fasilitator mengajak peserta untuk merumuskan bersama-sama
tentang tim perunding yang baik bagi serikat untuk PKB. Dengan
cara setiap orang menuliskan syarat menjadi tim perunding.
4. Setelah ada rumusan tentang tim perunding yang baik, ajak
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
26
peserta untuk merumuskan apa yang tidak boleh dilakukan oleh
tim perunding atau siapa yang bisa disebut dengan tim perunding
yang buruk.
5. Setelah dua kategori terkumpul, fasilitator mengajak peserta
melihat kategori negosiator yang baik dan negosiator yang buruk.
6. Dari definisi tersebut, fasilitator mengajak peserta untuk melihat
kembali pada kebutuhan serikat untuk memenangkan PKB. Apa
yang dilakukan oleh serikat setelah mendapatkan definisi atau
kebutuhan akan tim? Dari jawaban peserta ambil intinya bahwa
tim adalah orang pilihan dari anggota. Sehingga apapun yang tim
akan lakukan adalah hasil pemilihan dari anggota. Kewajiban
serikat adalah memberi ruang dan seluruh bahan bagi tim
perunding untuk memperlajari draft perundingan. Serikat punya
kewajiban membuat support bagi tim perunding, sehingga tidak
akan terjadi hal-hal yang buruk bagi tim perunding.
7. Fasilitator mengajak peserta untuk melakukan curah pendapat
mengenai strategi-strategi yang dibangun untuk memperkuat
tawar-menawar dan menuliskannya di papan tulis
8. Fasilitator meminta peserta untuk mempraktekkan lembar
aktivitas.
9. Kemudian fasilitator menanyakan ke peserta tentang:
a) Apa pelajaran yang bisa diambil dari aktivitas tersebut?
b) Apa kemungkinan respon pihak manajemen?
Fasilitator mengeksplorasi pendapat peserta tentang hal diatas.
6. Fasilitator membagi peserta ke dalam beberapa kelompok
(kurang lebih empat kelompok). Setiap kelompok diminta untuk
menganalisa suatu isu dalam perundingan PKB dan
mendiskusikan isu tersebut dengan memperhatikan:
1. Strategi apa yang digunakan untuk menyelesaikan persoalan
ini?
2. Mengapa anda pikir bahwa strategi ini bisa berhasil?
3. Melalui pendekatan yang bagaimana strategi tersebut bisa
diterapkan?
8. Persilakan setiap kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusi kelompoknya, dan meminta peserta lainnya untuk
memberikan tanggapan.
9. Fasilitator bersama-sama peserta membahas kesimpulan hasil
presentasi kelompok dan mencatat point-point penting yang
ditemukan.
10. Tutuplah sesi ini.
Catatan: Dalam menggali pertanyaan-pertanyaan peserta bisa dilakukan
dengan memberikan contoh kasus yang sesuai.
Dalam diskusi kelompok, amati keterlibatan semua peserta dalam
pembuatan contoh isu, dan ingatkan mereka bahwa keberhasilan
usaha kita (pada praktek nyata) tidak terlepas bagaimana
pengemasan isu tersebut kita buat.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
27
Membangun Kekuatan Serikat Buruh
Serikat buruh ada karena kita tidak bisa bergantung pada perusahaan untuk melakukan
peningkatan standar hidup buruh, kenyamanan dan keamanan bekerja buruh. Serikat buruh
adalah organisasi sukarela yang hanya bisa berjalan efektif jika anggotanya paham dan
mengerti betul bahwa serikat buruh adalah milik mereka. Artinya serikat buruh adalah
refleksi dari tujuan para anggota serikat yang ada dan membutuhkan keterlibatan anggota
secara penuh serta mendorong anggota untuk mengembangkan keahlian dan pemahaman
mereka sendiri. Melalui organisasi serikat buruh, lebih efektif bagi buruh memperjuangkan
kepentingannya terhadap perusahaan.
Salah satu hal yang bisa diperjuangkan oleh Serikat Buruh adalah adanya perjanjian kerja
yang adil antara perusahaan dan buruh yang akan melindungi hak-hak normatif buruh dan
jika ada tindakan-tindakan yang dilakukan oleh perusahaan yang merugikan pekerja, bisa
digugat ke badan hukum. Memperjuangkan PKB adalah sebuah bentuk kerja organisasi
serikat buruh yang efektif. Tetapi tentu saja ini bukan sebuah pekerjaan yang mudah. Karena
kerja-kerja memperjuangkan PKB perlu dilandasi oleh semangat perjuangan kepentingan
buruh, yang dewasa, berprinsip dan menggunakan cara yang terdidik.
Mmbangun kekuatan disini harus ditempuh secara bertahap dan tidak tiba-tiba. Sebagai
contoh, di Canadian Auto Workers, mereka memperjuangkan atau membangun serikat buruh
mereka menjadi kuat dengan banyak tahapan. Misalnya saja, perjuangan yang dirintis dari
tahun 1937 adalah pemogokan atau aksi pengaduan keluh kesah. Biaya liburan di
negosiasikan tahun 1940, dan demikian seterusnya hingga tahun 1990. Sehingga bisa
dihitung betapa lama perjuangan serikat buruh untuk memperjuangkan kepentingan serikat
buruhnya. Itu sejarah panjang gerakan serikat buruh CAW di Kanada. Atau Serikat Buruh
Nestle. Mereka berjuang melalui jalan yang panjang dan tidak mudah. Tetapi, apa yang
mereka lakukan patut dijadikan contoh bagi perjuangan serikat buruh lain.
Apa yang bisa dilakukan oleh pekerja untuk ini? Tentu yang pertama kali bisa dilakukan
adalah membongkar pemahaman tentang perjanjian kerja tersebut. Karena dengan adanya
perjanjian kerja, maka hubungan kerja bisa berlangsung. Perjanjian kerja harus dibuat secara
tertulis atau lisan. Dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan pekerja/buruh berdasarkan
perjanjian kerja, yang mempunyai unsur pekerjaan, upah dan perintah (UU No.13 th 2003,
Bab 1, Pasal 1, ayat 15). Pada pasal-pasal berikutnya dijelaskan bahwa perjanjian kerja dibuat
atas dasar kesepakatan kedua belah pihak dengan melihat kemampuan atau kecakapan
melakukan perbuatan hukum, adanya pekerjaan yang diperjanjikan, yang bila mana
bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan, dan peraturan perundangan yang berlaku,
dapat dibatalkan demi hukum.
Bacaan 5
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
28
Dalam sebuah perusahaan yang tidak ada perjanjian kerja, biasanya menggunakan peraturan
perusahaan. Peraturan perusahaan disusun oleh dan menjadi tanggungjawab dari pengusaha
yang bersangkutan. Tetapi walaupun peraturan perusahaan telah ada, jika dalam perusahaan
tesebut sudah ada serikat buruh yang menginginkan adanya perundingan pembuatan
perjanjian kerja bersama yang dibuat berdasarkan kemufakatan musyawarah, maka
perusahaan wajib melayani keinginan serikat buruh.
Peraturan perusahaan berbeda dengan perjanjian kerja yang dibuat oleh serikat buruh. Jika
peraturan perusahaan dibuat oleh pihak perusahaan demi kepentingan perusahaan dengan
hanya mempertimbangkan saran dan pertimbangan dari wakil pekerja atau buruh di
perusahaan yang bersangkutan, maka perjanjian kerja dibuat oleh serikat pekerja dengan
berdasarkan kepentingan seluruh kebutuhan pekerja yang dimusyawarahkan dengan pihak
perusahaan. Jika dalam perusahaan sudah ada serikat buruh dan perjanjian kerja maka
peraturan perusahaan otomatis tidak berlaku semenjak perjanjian kerja tersebut ditanda
tangani oleh pihak serikat buruh dengan pihak perusahaan. Oleh sebab itu, maka perjanjian
ini disebut dengan perjanjian kerja bersama (PKB). Seperti yang dijelaskan dalam Undang-
undang ketenagakerjaan, UU no.13 tahun 2003, BAB XI, bagian ketujuh, pasal 116 hingga
pasal 135 dijelaskan tentang perjanjian kerja bersama.
Perjanjian Kerja Bersama adalah sebuah bentuk perjanjian yang dilakukan oleh buruh dengan
majikan atau pekerja dengan pihak perusahaan. Perjanjian ini dilakukan oleh pekerja sebagai
orang yang akan menjual tenaganya, dengan perusahaan yang akan membeli tenaganya
dengan memberikan kompensasi berupa upah atas tenaga yang dikeluarkannya. Perjanjian
Kerja Bersama adalah sebuah kesepakatan yang diambil melalui pertemuan dua belah pihak
dan menegosiasikan/merundingkan hal tersebut.
Kenapa buruh perlu atau sebuah tempat kerja mempunyai PKB? Adalah untuk menjaga
terjadinya keseimbangan yang terjadi antara kepentingan buruh dan kepentingan perusahaan.
Apa kepentingan buruh? Adalah mendapatkan upah layak, mendapat jaminan kenyamanan
dan keselamatan kerja, mendapat tunjangan, dan mendapat kebebasan untuk berserikat.
Sedangkan kepentingan perusahaan adalah mendapat keuntungan sebanyak-banyaknya
dengan mengeluarkan biaya yang sedikit. Dua hal ini menjadi sebuah pertentangan yang akan
terus berlangsung jika salah satu pihak tidak berusaha merubah dan menegosiasikan hal ini.
Lihat saja dari sisi pekerja. Pekerja dalam satu harinya akan bekerja selama tujuh atau
delapan jam untuk berproduksi. Produk inilah yang kemudian dijual keluar dan menjadi biaya
untuk upahnya. Tetapi terkadang upah yang diterima tidak sesuai dengan pemasukan yang
diterima. Tidak usah jauh-jauh. Sedangkan perusahaan, pasti mempunyai keinginan untuk
mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya dari hasil produksi ini. Ini yang biasanya
menekan kehidupan buruh menjadi taraf yang tidak layak. Tentu saja ini harus dirubah jika
buruh punya keinginan untuk merubah taraf hidupnya. Bagaimana memperjuangkan ini, salah
satunya melalui Serikat Buruh. Tidak mungkin perjuangan ini dilakukan oleh satu pihak
kepada pihak lain. Perjuangan ini harus diperjuangkan bersama-sama.
Sifat PKB adalah mengikat kedua belah pihak. Jika perusahaan tidak memenuhi apa yang
sudah di sepakati di PKB, maka perusahaan dianggap telah melanggar perjanjian dan bisa
dilakukan tindakan hubungan industrial.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
29
Yang perlu diperhatikan dalam pembuatan PKB adalah dasar dari pembuatan yang harus
mencerminkan kepentingan buruh. Cara yang dilakukan dalam membuat sebuah tuntutan
adalah dengan melakukan survey dan investigasi di tempat kerja. Membuat data atau catatan-
catatan tuntutan apa yang menjadi peringkat tertinggi, apa yang diinginkan oleh anggota
dengan alasan-alasannya.
Perundingan/negosiasi dilakukan untuk mencapai kesepakatan bersama yang biasa disebut
dengan kontrak. Kontrak adalah sebuah persetujuan antara dua belah pihak atau lebih yang
menciptakan kewajiban untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu hal khusus. Ciri
kontrak yang utama adalah dia merupakan suatu tulisan yang memuat persetujuan diantara
para pihak, lengkap dengan ketentuan-ketentuan dan syarat-syarat, serta berfungsi sebagai
alat bukti tentang adanya (seperangkat) kewajiban. Kontrak adalah bentuk perjanjian tertulis.
Sasaran dari setiap perundingan/negosiasi adalah mencapai kesepakatan. Akan tetapi untuk
mencapai kesepakatan ini bukan sebuah usaha yang mudah. Ada hal-hal yang kadang tidak
bisa langsung dapat disepakati. Perundingan/negosiasi berlangsung atas dasar adanya itikad
baik dari dua pihak tersebut. Itikad tersebut harus bersifat timbal balik.
Dalam melakukan perundingan/negosiasi dibutuhkan persiapan yang terencana. Persiapan
yang harus dilakukan adalah memahami maksud atau sikap dasar kita dalam melakukan
perundingan/negosiasi. Apa yang hendak anda capai dalam negosiasi tersebut. Setelah
mengetahui tujuan, siapkan materi yang pada pokoknya mempunyai 3 pekerjaan utama yaitu:
merumuskan tema pokok, menyiapkan pranaskah kontrak, dan menyusun agenda
perundingan/negosiasi.
Tim Perunding PKB Sebagai Kekuatan Serikat
Agar tujuan yang terumus dalam PKB bisa tercapai, serikat membutuhkan tim perunding
yang tangguh. Sebab tim perunding inilah yang akan melakukan seluruh proses negosiasi
dengan pihak manajemen. Tim perunding ini membawa seluruh keinginan dari anggota
serikat dan kebutuhan akan kenyamanan di tempat kerjanya. Dengan adanya tim perunding
yang tangguh maka dengan demikian serikat sudah membangun kekuatan dari awal
memasuki proses perundingan/negosiasi PKB. Tim perunding yang tangguh tidak datang
dengan tiba-tiba, tetapi harus dicari dengan teliti, dan memenuhi syarat-syarat yang tidak
mudah. Tim perunding adalah representasi dari serikat. Tim perunding yang baik adalah
bentuk kekuatan serikat dalam memperjuangkan PKB.
Sebelum memilih tim perunding, serikat harus terlebih dahulu membuat sebuah penilaian
terhadap kebutuhan tim perunding. Analisa yang dilakukan adalah, apa yang akan
dirundingkan? Berapa banyak orang yang dibutuhkan untuk perundingan/negosiasi? Berapa
waktu yang dibutuhkan dan support apa yang bisa diberikan oleh serikat dalam
perundingan/negosiasi bagi tim perunding terpilih. Perumusan tema pokok itu penting karena
itulah yang akan menjadi fokus utama dari para pelaku negosasi. Suatu rumusan yang tidak
cermat, jelas serta tegas, akan membingungkan pelaku negosiasi, yang mengakibatkan tidak
maksimalnya pencapaian tujuan dari proses perundingan/negosiasi tersebut. Penyiapan pra
naskah kontrak, dilakukan oleh tim perumus naskah. Dalam kontrak kerja bersama (PKB)
bukanlah semata-mata suatu produk hukum, melainkan lahir berdasarkan motivasi bagi
perlindungan hak-hak pekerja. Dalam rangka demikian, kontrak dipakai sebagai instrumen
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
30
yang menetapkan aturan main untuk mewujudkan sebuah aturan yang mengandung unsur
keadilan dan menghargai hak-hak dasar manusia.
Menyusun agenda negosiasi adalah untuk menghindari kemungkinan bahwa negosiasi akan
berjalan lambat, terkatung-katung bahkan terhenti sama sekali tanpa ada kepastian yang jelas.
Penyusunan agenda negosiasi yang cermat dan efisien dapat membantu para pelaku negosiasi
untuk menyelesaikan tugas mereka secepatnya dan juga untuk menghindari kemungkinan
terjadinya banyak langkah maju mundur dalam menetapkan kesepakatan-kesepakatan yang
akan menghabiskan banyak waktu dan terjadi pemborosan energi yang luar biasa. Agenda
negosiasi bisa berjalan sesuai rencana jika kedua belah pihak yang melakukan negosiasi sadar
bahwa proses negosiasi ini adalah untuk kebaikan dua belah pihak. Sebab jika salah satu
pihak tidak setuju atau tidak mempunyai keinginan baik untuk melakukan negosiasi yang
sehat, maka bisa jadi akan terjadi waktu yang molor begitu dan mengatung-ngatung. Setelah
serikat melakukan analisa itu, barulah serikat mencari orang yang dianggap tepat untuk
menjadi tim perunding. Secara garis besar ada beberapa syarat dari orang yang bisa disebut
dengan perunding/negosiator.
Tim perunding harus memiliki perilkaku yang baik, dalam arti tidak akan membuat orang
menjadi berkonflik dan akan merasa nyaman jika berbicara dengan orang tersebut. Perunding
harus mempunyai pengetahuan tentang masalah yang akan dirundingkan. Serta mengerti
batasan-batasan yang harus dicapai oleh tim perunding.
Syarat menjadi tim perunding:
- memiliki satu tujuan
- kemauan untuk memperjuangakn
- sabar, memiliki respek, memiliki empati,
- tidak menyerah
- memiliki pengaruh
- memahami tujuan perundingan
- miliki pengetahuan tentang apa yang sedang dirundingkan
- membawa misi serikat
Pada proses perndingan PKB nanti, mungkin tidak semua hal bisa sesuai dengan rencana.
Segala sesuatu harus dipersiapkan dalam kondisi terburuk sekalipun. Tidak ada satu orang
pun yang akan senang mengetahui bahwa PKB yang berhasil di golkan adalah PKB yang
kurang sempurna, Tetapi ini penting untuk disadari oleh serikat dan anggotanya. Bahasa yang
terdapat dalam kontrak adalah bahasa yang dihasilkan dari negosiasi. PKB yang akan dipakai
selama kurang lebih 3 tahun adalah menguji kekuatan PKB itu sendiri. Manajemen tidak
mempunyai kekuatan absolut, demikian juga kita. Tidak seluruhnya masalah yang muncul di
kemudian hari bisa diselesaikan melalui PKB. Jadi kita harus bersiap-siap dengan situasi
dimana ada masalah yang tidak begitu secara jelas bisa dijabarkan oleh PKB. Pada sisi lain,
jika satu masalah bisa membuat seluruh anggota/pekerja bersatu dan ada jalan efektif untuk
menggunakan persatuan untuk mendorong manajemen, strategi informal akan lebih efektif
digunakan.
**&&**
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
31
Negosiasi
Negosiasi kontrak- dalam hal ini PKB adalah suatu dialog yang terselenggara sebagai suatu
rangkaian pembicaraan dan komunikasi untuk mencapai suatu kesepakatan tertulis diantara
kedua belah pihak atau lebih.
Asal mula kata negosiasi diambil dari bahasa latin negotiari yang berarti “berdagang atau
berbisnis”. Kata kerjanya diambil dari kata lain, negare, yang berarti “meniadakan” dan satu
kata benda, otium, berarti “waktu luang”. Jadi pebisnis Romawi kuno akan “meniadakan
waktu luang “ sehingga kesepakatan tercapai. Negosiasi adalah pusat setiap transaksi dan
kebanyakan berupa interkasi antara dua sisi dengan sasaran umum (profit), tetapi dengan
metode yang berbeda.
Istilah itu kemudian di adopsi kedalam bahasa Inggris, negosiation. Yang dalam
terjemahannya melalui Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah: Proses tawar menawar dengan
jalan berunding untuk memberi atau menerima guna mencapai kesepakatan bersama antara
satu pihak (kelompok atau organisasi) dan pihak (kelompok atau organisasi) yang lain. Arti
lain adalah penyelesaian sengketa secara damai melalui perundingan antara pihak-pihak yang
bersengketa. Negosiasi juga bisa berarti pertimbangan, diskusi, atau konferensi dengan
mengacu pada suatu rancangan pernjanjian. Arti lain adalah tindakan untuk menyelesaikan
atau mengurus ketentuan-ketentuan serta syarat-syarat bagi suatu tawar menawar, jual beli
atau transaksi bisnis lainnya.
Negoasisasi melibatkan dua belah pihak yang membawa kepentingannya masing-masing.
Dalam perundingan kita membutuhkan orang yang tepat. Hal ini bisa tercermin dari perilaku
dan kode etik dalam melakukan negosiasi. Dalam melakukan negosiasi tantangan bagi pelaku
perundiangan adalah melakukan perundingan dengan kepala dingin, tetap berpatokan pada
pencapaian tujuan dan memegang etika serta perilaku selama melakuakna perundingan.
Waalupun bukan berarti dalam perundiangn tersebut tim perunding menjadi orang yang
sangat akomodatif, kooperatif dan terkesan lembek. Memperhatikan etika dan perilaku pelaku
perundingan, adalah suatu upaya untuk memperlihatkan bahwa tim perunding adalah orang-
orang pilihan, yang bisa menjadi representasi naskah yang dibawa. Jika para pelaku
perunding tidak memperhatikan etika dan perilaku, tentulah pihak lawan akan menganggap
hal ini cerminan dari keadaan organisasinya. Perilaku gebrak meja, interupsi saat pihak lawan
menyampaikan uraian, berbisik-bisik diantara tim perunding adalah sebuah perilaku yang
sebaiknya tidak dilakukan dalam sebuah proses perundiangan. Tetapi ini juga bisa
diinerpretasikan sebagai upaya untuk memecah konsentrasi lawan, membuat mereka
kehilangan kata-kata yang ingin disampaikan dan mematahkan kepercayaan diri lawan.
Dalam setiap negosiasi pastilah sarat dengan adu argumentasi. Yaitu saling mempertukarkan
alasan-alasan. Selama adu argumentasi itu dilandasai oleh alasan yang rasional dan masuk
akal perundingan atau negosiasi berjalan semertinya. Tetapi tentu saja sah jika pelaku
perundingan mengecam lawan jika data yang dibawa tidak akurat yang dapat membuat kacau
perhitungan. Tetapi jika dalam proses negosiasi sudah terjadi saling maki dengan emosional
dan tidak lagi mempertimbangkan alasan yang rasional maka hal ini sudah dapat digolongkan
dalam sebagai tindakan tidak profesional. Memberi perhitungan yang tidak akurat dapat
dikategorikan perbuatan berbohong. Dalam negosiasi sangat tidak dianjurkan untuk
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
32
berbohong. Sebab hal ini akan membuat kredibilitas pelaku perunding diragukan. Dan ini
bukan disebut sebagai taktik negosiasi. Tetapi, menunda menyatakan hal yang sebenarnya
bukanlah suatu kebohongan. Tetapi mencari waktu yang tepat untuk menyatakan kebenaran
tersebut. Ini yang disebut dengan taktik tarik ulur.
Dalam melakukan negosiasi, ada baiknya tim perunding menunda keinginan untuk bicara
berapi-api, menunjukkan seluruh kemampuan tim perunding terhadap tema yang sedang
dinegosiasikan dan bersikap tergesa-gesa. Sebab hal ini akan dimanfaatkan secara baik oleh
pihak lawan untuk menekan anda dengan membalikkan semua kata yang sudah anda
ucapkan. Tentu saja hal ini boleh dilakukan jika tim perunding yakin bahwa apa yang
dilakukan adalah dengan tujuan melakukuan penekanan sehingga pihak lawan tidak
mempunyai ruang untuk menolak apa yang kita inginkan.
Selain kemampuan untuk berbicara secara lugas dan sistematis, para perunding juga harus
memiliki kemampuan untuk mendengarkan secara kritis (critical listening). Mendengarkan
untuk menangkap inti sari dari perkataan yang diucapkan oleh lawan. Mendengarkan bukan
berarti akan mengikuti maunya lawan. Tetapi mendengarkan untuk melihat titik mana kita
bisa melakukan pembicaraan yang sesuai dengan tujuan dan keingina serikat.
Dalam melakukan negosiasi, harus membangun rasa percaya diantara rekan satu tim, dan bisa
melakukan pembagian tugas denga baik. Saling percaya antar pihak yang terlibat adalah
syarat dasar untuk sebuah negosiasi yang berhasil.
Sekali lagi, negosiasi harus dipandang sebagai kegiatan yang potensial dan bermanfaat untuk
kedua belah pihak. Negosiasi menyangkut pemecahan konflik. Negosiasi bukan cuma
sekedar pertukaran kepentingan tapi juga merupkan interaksi sosial. Kepercayaan merupakan
syarat untuk negosiasi yang berhasil. Negosiasi tidak harus merupakan konfrontasi tetapi
membutuhkan penekanan.
Siapa yang dapat menjadi negosiator yang ulung?
Inteligensia yang tinggi sama sekali tidak menunjukkan tingkat bakat negosiator seseorang.
Yang penting adalah dapat berpikir dan menangkap pokok-pokok baru dengan cepat, serta
menanggapinya secara tepat. Semua itu akan lebih mudah kalau anda mempunyai pengertian
yang baik mengenai sudut pandang, sikap dan nilai lawan anda. Yang akan banyak
membantu dalam proses negosiasi adalah motivasi untuk bernegosiasi dan pemahaman yang
lengkap tentang peraturan bernegosiasi dan menerapkan keterampilan dasarnya.
Pemilihan tim negosiasi:
Pertanyaan dalam melakukan pemilihan tim negosiasi adalah:
Berapa banyak orang yang diperlukan untuk menyusun tim yang seimbang?
Yang harus anda perhatikan juga adalah berapa banyak orang yang terlibat dalam tim
perunding lawan. Jangan sampai dipihak anda terlalu banyak atau sedikit. Setidaknya harus
seimbang antara jumlah tim perunding di pihak anda dengan tim perunding di pihak lawan.
Pemilihan tim berdasarkan pada hal-hal berikut:
- kualitas pribadi dan keterampilan bernegosiasi
- Keterampilan fungsional dan spesialisasi bidang pengetahuan
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
33
- Keterampilan bermain didalam tim atau kecakapan bermain tim (adanya kecocokan,
adanya keseimbangan, adanya kredibilitas, adanya perhatian pribadi dari masing-
masing anggota tim)
Peran tim atau pembagian kerja tim:
- Pemimpin, pemimpin disini adalah pemimpin dalam arti menjadi orang yang akan
memimpin diskusi bagi pihak anda dan memastikan bahwa rencana dan sasaran anda
terpenuhi. Tetapi tentu saja dengan wewenang terbatas, sebab segala sesuatu dalam
perundingan PKB harus dirundingkan dengan serikat dan jika ada perubahan-
perubahan yang sangat krusial.
- Pencatat, orang ini akan mencatat semua persetujuan selama perundingan. Pencatat
disini tidak sekedar hanya pencatat tetapi adalah orang yang akan mengingatkan
kepada tim perunding atau pemimpin tim perunding beberapa hal tentang informasi,
koreksi atau bantuan lain yang memungkinkan berguna buat proses perundingan
untuk memperoleh hasil yang memuaskan. Pencatat harus punya kemampuan untuk
meringkas poin-poin penting atau ikhtisar. Menulis semua butir pokok yang telah
disepakati, lengkap dengan syarat-syaratnya. Jangan menganggap remeh ucapan yang
dikeluarkan.
- Pengamat, adalah orang yang akan lebih banyak mendengar dan menagkap dengan
kemampuan sebagai peneliti, mengamati tingkah laku, dan bagaimana kata-kata
diucapkan.
- Peninjau, untuk melihat penampilan tim. Bisa jadi tim peninjau ini adalah pemimpin
tim/pemimpin serikat. Untuk memberi masukan kepada tim perunding tentang apa
yang mereka telah lihat dari panmpilan mereka dalam melakukan negosiasi
- Pengawas.
Syarat menjadi tim negosiasi:
- Ketajaman pikiran, karena akan membawa seluruh misi dari perundingan PKB
- Sabar, karena dalam proses perundingan ada kemungkinan menbutuhkan waktu lama
yang bisa membuat setiap tawaran menghabiskan waktu dan energi
- Kemampuan beradaptasi. Hal ini berkaitan dengan perubahan posisi pada tim
perunding lawan, dimana kita harus siap beradaptasi juga dengan mood tim perunding
lawan, yang bisa membuat suasana kita juga berubah. Negosiator harus bisa merespon
dengan cepat dan tepat perkembangan yang tak terduga.
- Daya tahan. Negosiasi membutuhkan daya tahan mental dan fisik untuk mengikuti
semua sesi.
- Kemampuan bersosialisasi
- Konsentrasi, tim negosiator harus bisa melihat mana yang menjadi tujuan utama.
Jangan sampai lengah dan konsentrasi buyar yang akan membuat negosiasi untuk
memenangkan kepentingan anggota serikat buyar.
- Kemampuan berartikulasi, dapat menyampaikan gagasannya
- Memiliki selera humor. Hal ini diperlukan Karena terkadang negosiasi menjadi
suasana yang menegangkan, penuh tekanan dan stress. Selera humor disini bukan
berarti mengejek lawan negosiasi anda tetapi melihat masalah-masalah yang
ditimbulkan dengan suasana humor untuk menghindari ketegangan yuang berlebihan.
- Kualitas mengorganisir. Agar mampu secara efektif menangani sejumlah besar
masalah yang muncul harus bisa menilai, memotivasi dan mengendalikan tim yang
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
34
beroperasi dibawah tekanan. Juga harus mampu mengatur jadwal, masalah harus di
prediksi lebih awal.
- Pentingnya solidaritas tim. Untuk menghindari perang didalam tim karena ada ketidak
cocokan. Dan membangun kekuatan diluar tim negosiasi
- Evaluasi diri, untuk memperbaiki kinerja kerja tim dan melihat hal-hal yang tidak
terlihat saat proses perundingan.
Ciri negosiator yang ulung:
- Memiliki satu tujuan
- Ketekunan, terus menerus menekankan tuntutannya
- Tidak mempunyai hambatan psikologis
- Kemauan untuk menggunakan konsesi/tawar menawar
- Kemauan untuk mendapat perhatian
- Keterampilan untuk membuat klaim yang sulit dibantah
Sifat yang dibutuhkan oleh negosiator:
- Mendengarkan dengan hati-hati, tidak agresif, berbicara dengan bekal pengetahuan
yang luas dan percaya diri
- Memiliki tujuan yang ambisius
- Tidak pernah menyerah tanpa memperoleh suatu keuntungan balik
- Mencari konsesi yang tidak mahal
- Memilik pengaruh dan bisa memanfaatkannya
- Mempunyai kredibilitas dan rasa hormat
- Memiliki empati untuk pihak lain atau respek
- Memiliki pikiran yang tangkas dan kemampuan untuk berkonsentrasi tinggi
- Memiliki kemampuan untuk berpikir jernih dibawah tekanan
Kata kunci bagi negosiator:
POSITIVE – berpikir positif
PATIENT – sabar
PLACID – tenang
PREPARED – siap
Negosiator yang buruk adalah negosiator yang:
- Agresif dalam setiap kesempatan. Tidak memandang waktu yang tepat, sehingga
pihak perunding lawan lebih banyak melakukan tindakan tidak mau menerima atau
menolak keberadaannya
- Pasif, sehingga akan membuat pihak lawan tidak tahu mana yang disetujui atau mana
yang tidak.
- Intimidatif, menekan dan memaksa
- Keras kepala, arogan
- Ekploitatif
- Memperdayakan
- Ambivalein
Syarat bernegosiasi:
- Kedua belah pihak mau melakukan negosiasi
- Ada kemufakatan dan ada konsesi (ada yang diminta dan ada yang ditawarkan)
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
35
- Bersedia untuk membahas tuntas perjanjian dan konflik diantara pihak yang
bernegosiasi.
- Kedua belah pihak mempunyai wewenang untuk merubah syarat mereka hanya untuk
munculnya konsesi yang tida berat sebelah.
- Ada persiapan
Kapan saatnya anda tidak melakukan negosiasi?
Adalah saat anda tidak mempunyai sesuatu untuk mulai tawar menawar.
Situasi yang kalah-kalah adalah situasi seperti yang muncul dalam perselisihan ikatan
perburuhan. Ambisi yang tidak realistis dari tenaga kerja untuk memperoleh keadaan yang
lebih baik dan pendirian yang keras dari manajemen atau keduanya akan mengakibatkan
pemogokan. Yang terjadi adalah tenaga kerja akan kehilangan gaji, manajemen tidak dapat
memuaskan tuntutan pelanggan, dan kedua belah pihak kehilangan jaminan kerja.
Dalam negosiasi, kita harus menyadari bahwa ada peluang untuk memperbaiki suatu posisi
tersedia setiap waktu. Peluang selalu ada.
Pertanyaan persiapan negosiasi:
- Mengapa kita memasuki negosiasi? Apa yang akan dibahas?
- Siapa yang akan menjadi lawan negosiasi? Apa gaya yang akan mereka ambil dan apa
jangkauan sasarannya?
- Apa sasaran mereka? Bagaimana sasaran itu dinilai dan bagaimana urutan
kepentingannya?
- Kapan saat terbaik untuk menahan negosiasi? Kapan tidak?
- Seharusnya bagaimana kita bernegosiasi? Apa pilihan gaya kita?
- Seberapa tinggi kita harus melemparkan tuntutan awal kita? Seberapa banyak kita
harus siap untuk mengubah tuntutan itu setiap saat kita menghadapi tawaran balasan?
- Urutan apa yang harus kita tetapkan untuk menawarkan konsesi kita? Dan apa lagi
yang harus siap ditawarkan?
- Bagaimana dengan kekuatan kita? Dan apa peran tim perunding kita?
- Dimana negosiasi akan dilakukan?
- Seberapa banyak waktu yang kita butuhkan?
- Asumsi apa yang kita buat dalam perencanaan kita? Apakah kita dapat memeriksa
kesahihan asumsi itu?
Agar negosiasi mencapai tujuan yang diinginkan, yang harus dilakukan adalah:
- Menyusun sasaran anda menurut prioritas. Pertimbangkan, apa yang paling anda
inginkan, dan seberapa besar nilai tersebut untuk anda.
- Tegaskan apa yang mungkin menjadi sasaran dan prioritas mereka. Anda harus dapat
memperkirakan seberapa besar arti sasaran itu buat mereka dan seberapa banyak yang
anda tawarkan kepada mereka. Jika anda harus membuat konsesi tentulah anda
mempertukarkan konsesi yang paling rendah nilainya bagi anda tetapi paling besar
nilainya buat mereka.
Langkah yang bisa diambil saat akan memulai negosiasi:
- Siapkan suasana saling menghormati
- Isyaratkan pada mereka bahwa anda mengadakan pendekatan yang berisfat kerjasama
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
36
- Tunggulah isyarat penegasan apakah hasil menang-menang juga diinginkan oleh
pihak lawan
- Bertindaklah secara tegas dan adil.
Melakukan negosiasi:
- Membawa draft PKB. Ingat, bahwa draft yang dibawa oleh tim negosiasi adalah sama
dengan yang dipegang oleh tim perunding dari manajeman. Yang sudah dikirim
beberapa hari sebelumnya.
- Membuat tata tertib
- Membuat jadwal perundingan
- Dst, find more
Mendapatkan konsesi atau mempertukarkan konsesi
Dalam setiap perundingan yang ideal adalah mendapatkan semuanya. Tetapi dalam setiap
perundingan pula hal ini sepertinya sukar terlaksana. Jika anda harus melakukan konsesi,
dalam arti ada pertukaran antara yang anda tawarkan dan yang mereka tawarkan, ada
beberapa syarat yang harus anda penuhi, yaitu:
- Memberikan nilai dan peringkat terhadap tujuan yang anda tetapkan sendiri
- Tetapkan skala konsesi (pikirkan bahwa konsesi yang anda tawarkan adalah konsesi
yang tidak merugikan mereka)
- Perkirakan apa yang diinginkan lawan, dan seberapa besar dan banyak yang mereka
inginkan
- Menimbang nilai keuntungan yang muncul akibat tercapainya tujuan terhadap harga
konsesi
Melihat kekuatan negosiasi
Sebagaimana sudah dibahas di sesi sebelumnya, ada hal yang harus dilakukan oleh tim
perumus PKB. Yaitu adanya penyelidikan. Semakin banyak yang anda selidiki tentang pihak
lawan, semakin kuat anda. Anda perlu informasi yuang berdasarkan fakta untuk membangun
suatu kasus yang berhasil. Makin banyak penyelidikan yang anda lakukan makin sedikit
kemungkinan lawan dapat menyelidiki kasus anda dan makin besar peluang anda untuk
mengendalikan jalannya perundingan.
Bila menegosiasikan sebuah kontrak, kedudukan hukum merupakan perimbangan mendasar
dan penting. Suatu kontrak yang tidak sah, apapun definisinya tidak akan dapat dilaksanakan
secara hukum. Dalam menegosiasikan kontrak anda harus mempersiapkan diri agar kontrak
tersebut bisa mengikat semua sisi. Kontrak harus dapat dilaksanakan secara hukum. Dalam
kontrak negosiasi butir-butir yang harus ada adalah: Pembukaan, jangkauan kontrak, jaminan,
force major, arbitrasi, dan penyelesaian persengketaan
Dalam konteks negosiasi kekuatan diartikan sebagai “Kemampuan untuk mempengaruhi
pihak lain”. Kekuatan ini harus dirasakan pihak lain. Jika anda mempunyai kekuatan tetapi
tidak bisa dirasakan oleh orang lain, maka kekuatan yang anda miliki percuma, dan tidak bisa
berdaya guna.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
37
Penunjukkan kekuatan dalam negosiasi PKB amat diperlukan. Sebab itulah yang menjadi ciri
dari adanya negosiasi PKB yang didukung oleh anggota serikat.
Salah satu cara membangun spirit adalah percaya bahwa mereka memiliki lebih sedikit
kekuatan daripada yang sebenarnya. Dan kita memiliki kekuatan yang lebih banyak dari
mereka.
Cara menunjukkan kekuatan adalah dengan pemakain pin, baju berwarna sama, dst
**&&**
Sumber Tulisan:
1. CAW. A Course for New Units: Discussion Leader Manual. Canada. 2000
Binder sheet 3: Welcome to The CAW. Who is The CAW? CAW Discussion
Leader and participants binder.
2. CAW. ColLWG-TCtives Bargaining. Discussion Leader Manual. Canada. 2001
3. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Tim Penyusun Kamus pusat pembinaan dan
pengembangan bahasa. Balai Pustaka. Jakarta. 1996
4. Curry, Jeffrey Edmund MBA, Ph.D. Memenangkan Negosiasi bisnis internasional.
Penerbit PPM. Jakarta. 2002
5. Dawson, Roger. Rahasia Kekuatan Negosiasi untuk Wiraniaga. PT. Prenhallindo.
2002
6. Kusumohamidjojo, Budiono. Panduan negosiasi kontrak. PT. Gramedia. Jakarta. 1999
7. Thorn, Jeremy G. Terampil Bernegosiasi. Pustaka Binaman Pressindo. Jakarta. 1995
8. Undang-undang ketenagakerjaan 2003. Fokus media. Bandung. 2003
**&&**
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
38
MEMBUAT KEGADUHAN
Nb. Bisa untuk Ice breaker
1. Fasilitator mengajak peserta untuk membayangkan bahwa kita berada di sebuah tempat
kerja yang sama. 10% dari kita merupakan panitia perundingan (Pilihlah 2 orang di kelas
untuk mewakili 10% ini.)
2. Fasilitator memperagakan slogan seperti: “Buruh bersatu tak dapat dikalahkan!” Minta
dua orang peserta tersebut untuk meneriakkan slogan tadi atau minta mereka untuk
melakukan kegaduhan semampu mereka hingga beberapa saat.
3. Fasilitator meminta beberapa orang peserta lagi untuk bekerja sama dengan dua orang
lainnya untuk meneriakkan slogan atau menambah kegaduhan semampu mereka dan
seterusnya sampai kita mempunyai 80% anggota yang berbuat gaduh.
10. Setiap peserta berbuat gaduh dan meneriakkan slogan. (Selama 20 detik.)
11. Fasilitator menghentikan kegaduhan tersebut dan mengucapkan terimakasih ke kelas atas
kegaduhan yang telah berlangsung.
12. Kemudian fasilitator menanyakan ke peserta tentang:
c) Mengapa kita melakukan hal tersebut? Apa gambaran yang kita peroleh dari
peragaan tadi?
d) Apa kemungkinan respon pihak manajemen?
Fasilitator mengeksplorasi pendapat peserta tentang kegaduhan yang sudah ditimbulkan.
Selanjutnya fasilitator membagikan bahan bacaan 5 kepada peserta dan meminta mereka
untuk membacanya secara bergantian.
>><<
Aktivitas 1
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
39
SESI 5: ALUR PEMBUATAN PKB
Durasi: 120 menit
Tujuan: Membantu peserta untuk memahami kerja-kerja pembuatan PKB
sebagai kerja-kerja pengorganisasian.
Mengajak peserta mengenali alur pembuatan PKB
Yang diharapkan: Pada akhir sesi ini peserta mampu:
Menjelaskan kerja-kerja pembuatan PKB sebagai kerja-kerja
pengorganisasian
Mendiskusikan alur pembuatan PKB
Lembaran Peserta: Bahan Bacaan 6: Alur Pembuatan PKB
Bekal Fasilitator: --
Alat Tambahan: Kertas plano/papan tulis, spidol berwarna
Metode: Diskusi kelompok
Curah pendapat
Proses: 1. Fasilitator membuka sesi ini kemudian minta satu atau dua orang
peserta untuk menjelaskan kembali pemahaman yang telah dia
dapatkan dari sesi sebelumnya.
2. Jelaskan tujuan dan proses belajar sesi ini.
3. Minta peserta untuk membentuk kelompok (4-5 orang).
Tugaskan setiap kelompok untuk mendiskusikan alur pembuatan
PKB. Untuk memudahkan diskusi kelompok, ajukan pertanyaan
pembantu misalnya:
Kerja-kerja apa yang mesti dilakukan dalam proses
pembuatan PKB?
Bagaimana memulainya?
Kerja-kerja apa yang mesti dilakukan sampai kepada
perundingan PKB?
4. Minta peserta menuliskan hasil diskusinya di kertas plano dan
menyiapkan wakilnya untuk presentasi
5. Persilakan wakil kelompok untuk mempresentasikan hasil
diskusinya. Diskusikan bersama seluruh peserta dan hasilkan
kesepakatan sementara tentang alur pembuatan PKB.
6. Fasilitator mengarahkan peserta untuk dapat menarik kesimpulan
bahwa kerja pembuatan PKB adalah kerja pengorganisasian
7. Bagikan bacaan 6: Alur Pembuatan PKB
8. Bandingkan alur pembuatan PKB dalam rumusan kesepakatan
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
40
sementara dan bacaan 6. Diskusikan kerja-kerja yang belum
terdaftar dan hal-hal yang tidak dimengerti oleh peserta. Hasilkan
suatu rumusan bersama tentang alur pembuatan PKB
9. Diskusikan kerja pendidikan dan pengorganisasian dalam proses
pembuatan PKB. Ajukan pertanyaan pembantu, misalnya:
Apa saja yang harus kita lakukan?
Siapa saja yang terlibat dalam kerja-kerja pembuatan PKB?
Apa untung dan ruginya kalau anggota terlibat dalam
keseluruhan proses pembuatan PKB?
10. Kaji ulang temuan-temuan sesi ini
11. Fasilitator menutup sesi ini.
Catatan: Alur pembuatan PKB semestinya dimulai dari kesepakatan
bersama pengurus dan anggota serikat buruh untuk membuat dan
memperjuangkan PKB
Tekankan pentingnya keterlibatan anggota dalam keseluruhan
proses pembuatan PKB sebagai media pengorganisasian dan
pendidikan anggota. Perundingan PKB bukan hanya pekerjaan
pengurus, anggota harus terlibat.
Buatlah bagan alur proses pembuatan PKB hasil rumusan peserta
di kertas plano. Tempelkan di dinding sampai akhir pelatihan. Ini
bermanfaat untuk menjelaskan posisi peserta dalam sesi-sesi
selanjutnya.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
41
ALUR PEMBUATAN PKB
PKB itu penting untuk buruh. Tapi bagaimana proses pembuatannya? Pembuatan PKB
melalui proses tertentu. Dan untuk mendorong proses tersebut dari awal sampai akhir, serikat
sangat dianjurkan untuk membentuk sebuah tim kerja. Anggota tim dipilih oleh semua buruh
di tempat kerja. Siapa saja, tidak hanya pengurus serikat, berhak dipilih menjadi anggota tim
kerja.
1. Persiapan : bangun kolektivisme, rumuskan tuntutan
Tahap yang sangat penting dalam pembuatan PKB adalah perundingan dengan pengusaha.
Tapi sebelum sampai ke tahap perundingan, ada dua hal yang dipersiapkan, yakni :
membangun kolektivisme
merumuskan tuntutan
Membangun kolektivisme
PKB yang akan kita buat harus memuat tuntutan yang didukung seluruh buruh. Tugas berat
tim kerja adalah mengumpulkan dukungan dari semua buruh, serta membangun dan
memelihara kebersamaan. Diskusikan masalah bersama ditempat kerja. Yakinkan semua
orang bahwa memperjuangkan PKB yang menguntungkan buruh merupakan kepentingan
bersama.
Merumuskan tuntutan
Kalau mau maju ke perundingan, pahami betul masalah yang dirundingkan. Kita harus tahu
betul apa yang dituntut. Tuntutan yang kita buat tentunya harus masuk akal, harus ada
dasarnya dan harus ada alasannya. Apa saja yang perlu dilakukan untuk merumuskan
tuntutan yang demikian?
Diskusikan masalah bersama. Mendiskusikan masalah bersama bukan hanya
bermanfaat untuk membangun kebersamaan. Namun juga membuat kita tahu benar
tuntutan yang akan kita ajukan. Dalam diskusi, pelajari pula PKB lama (jika ada) dan
peraturan yang ada kaitannya dengan PKB
Investigasi pabrik atau tempat kerja. Sebelum berunding kita perlu menyelidiki seluk
beluk tempat kerja. Kita perlu tahu keadaan keuangan perusahaan. Berapa banyak
keuntungan yang mereka dapat tahun ini? Siapa sebenarnya pemilik perusahaan?
Sebelum menuntut fasilitas kamar mandi, kita perlu tahu berapa banyak kamar mandi
yang sekarang tersedia. Semua itu perlu kita selidiki melalui investigasi pabrik
Survey kebutuhan. Memperjuangkan PKB adalah mengajukan tuntutan yang
memenuhi kebutuhan buruh. Tapi apa sajakah kebutuhan buruh? Berapa banyak
buruh yang sudah menikah dan membutuhkan tunjangan keluarga? Berapa biaya
Bacaan 6
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
42
berobat kalau buruh jatuh sakit? Apakah upah sekarang memadai dibandingkan harga
barang (beras, minyak tanah, pasta gigi, sewa kamar dst) yang terus melambung.
Seberapa besar tingkat upah yang kita tuntut? Dapatkan jawaban pertanyaan-
pertanyaan ini dengan melakukan survey kebutuhan.
Harus ada tim perumus. Melakukan investigasi dan survey akan melibatkan banyak
tenaga. Peran tim kerja adalah mengorganisir pekerjaan tersebut. Ingat pula
investigasi dan survey bukan sekedar pencarian data saja. Data yang terkumpul masih
perlu diolah. Dan hasilnya harus dipelajari bersama, kemudian dirumuskan menjadi
tuntutan bersama.
2. Negosiasi : berunding dengan pengusaha
Siapkan diri untuk negosiasi. Jangan sekali-sekali berunding dengan pengusaha jika belum
siap! Kita tidak bisa maju berunding hanya dengan membawa rumusan tuntutan. Pekerjaan
persiapan lain yang perlu dilakukan adalah :
Memilih orang yang akan mewakili serikat dalam perundingan
Menetapkan taktik berunding
Mengumpulkan dukungan dari anggota. Bila perlu tim kerja mengumpulkan tanda
tangan dari seluruh buruh. Tunjukkan bahwa rumusan tuntutan mendapatkan
dukungan luas.
Lakukan negosiasi. Berikutnya, bawa rumusan ke meja perundingan. Lakukan negosiasi!
3. Awasi pelaksanaan PKB
Sesudah perundingan berakhir masih ada beberapa hal yang perlu dilakukan. Hasil negosiasi
harus dilaporkan kepada anggota serikat. Karena itu tim negosiasi perlu membuat laporan
tertulis dan menceritakan hasilnya kepada anggota. Kumpulkan anggota, dan bahas hasil
perundingan. PKB adalah kesepakatan dilaksanakan atau tidak. Jika perusahaan kedapatan
melanggar kesepakatan (misalnya : membayar upah dibawah kesepakatan, ingkar janji tak
mau bangun kantin, melarang buruh berdiskusi, dst) serikat harus menanggapinya.
Mengawasi pelaksanaan PKB merupakan pekerjaan yang perlu terus menerus dilakukan
serikat buruh.
Kesepakatan yang dituangkan dalam PKB perlu ditinjau dari waktu ke waktu. Jika sudah
tidak sesuai lagi, harus dibuat kesepakatan baru. Proses pembuatan PKB akan selalu berulang
dari waktu ke waktu. Maka serikat harus menumbuhkan kemampuan memperjuangkan PKB
yang menguntungkan buruh. Termasuk menggalang dukungan, memelihara kebersamaan,
mempelajari kesesuaian PKB dengan keadaan yang berubah, memperkuat organisasi, dst.
Jadi, lakukan terus kerja pengorganisasian.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
43
>><<
AWASI PELAKSANAAN PKB
PERSIAPAN
Diskusikan masalah
di tempat kerja
Investigasi
survey
PKB
NEGOSIASI
Rumusan PKB
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
44
SESI 6: AKSI DALAM PKB
Durasi: 90 menit
Tujuan: Membantu peserta memahami tujuan aksi dalam pembuatan PKB
Mengajak peserta mendiskusikan jenis-jenis aksi dalam
pembuatan PKB
Membantu peserta untuk memahami hubungan antara Aksi –
Dead Lock – Perundingan PKB
Yang Diharapkan: Pada akhir sesi ini peserta mampu:
Menjelaskan arti aksi dalam pembuatan PKB
Mendiskusikan jenis-jenis aksi dalam pembuatan PKB
Menjelaskan hubungan antara Aksi – Dead Lock – Perundingan
PKB
Lembaran Peserta: Aktivitas 2: Hubungan Segitiga
Bacaan 7:Eskalasi aksi dalam pembuatan PKB
Bekal Fasilitator: -
Alat Tambahan: Papan tulis
Kertas plano
Spidol berwarna
Metode: Curah pendapat
Diskusi Kelompok
Proses: 1. Fasilitator membuaka sesi ini kemudian memjelaskan tujuan
dari sesi secara singkat
2. Fasilitator mengajak peserta untuk melihat kesimpulan dari sesi 5
tentang; Apa saja yang harus dilakukan?, Siapa saja yang terlibat
dalam kerja-kerja pembuatan PKB?, Apa untung dan ruginya
kalau anggota terlibat dalam keseluruhan proses PKB?.
3. Kemudian tulislah kata AKSI di papan tulis/kertas plano. Ajukan
pertanyaan, apa yang dimaksud dengan kata ini?
4. Tulis jawaban-jawaban peserta di kertas plano
5. Dari jawaban ini tarik kesimpulan yang sama mengenai pngertian
kata AKSI.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
45
6. Kemudian ajukan pertanyaan, “Mengapa ada aksi dalam proses
pembuatan PKB? Apakah aksi dalam PKB itu suatu keharusan?
Mengapa?
7. Tulis jawaban peserta di kertas plano, kemudian buatlah rumusan
bersama mengenai mengapa ada aksi dalam pembuatan PKB
Fasilitator boleh menggambarkan eskalasai aksi dalam
pembuatan PKB
8. Minta peserta untuk membuat beberapa kelompok (4-5 orang),
Kemudian mintalah mereka mendiskusikan beberapa pertanyaan
yang ada di Lembar Aktivitas?. Setelah selesai mintalah agar
mereka memilih salah seorang anggota kelompoknya untuk
mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya. Anggota
kelompok lain dipersilakan untuk bertanya dan melakukan
klarifikasi.
9. Fasilitator mengajak peserta untuk merumuskan hasil presentasi
kelompok.
Catatan: Aksi adalah:
Gerakan; comtoh: Gerakan pengumpulan dana
Tindakan; contoh: Tindakan pembalasan
Sikap (gerak-gerak, tingkah laku) yang dibuat-buat; Contoh:
Ia berjalan mondar mandir dengan aksinya
Aksi militer; tindakan militer terhadap suatu negara; serbuan
(serangan) yang memakai kekuatan militer
Aksi Terendah
Aksi Tertinggi (Mogok)
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
46
Pertanyan:
1. Apa hubungan antara PKB dan aksi?
2. Aksi bagaimanakah yang dapat menjadi efektif (ada efeknya, atau
dapat membawa hasil) dalam suatu perundingan PKB?
3. Aksi bagaimanakah yang dapat memiliki dampak negative dalam
proses perundingan PKB?
4. Apakah Dead Lock itu?
5. Mengapa terjadi Dead Lock?
Dead
Lock
Perundingan
PKB
Aksi
Aktivitas 2
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
47
Eskalasi Aksi Dalam Proses Pembuatan PKB
Membahas masalah aksi buruh/pekerja tentu saja sangat panjang dan memerlukan waktu
yang tidak sedikit. Pembahasan aksi buruh/pekerja secara umum maka dalam bahan bacaan
ini hanya akan dibahas masalah aksi secara khusus yaitu aksi dalam proses pembuatan PKB.
Dalam bahan bacaan ini beberapa persoalan akan dicoba untuk dijawab, seperti; Apa yang
mendasari terjadinya PKB? Apa hubungan antara PKB dengan aksi?, Bagaimanakah aksi
dapat menjadi efektif dalam proses pembuatan PKB?, Bagaimanakah aksi dapat memilki
dampak negatif dalam proses pembuatan PKB? Apa yang dimaksud dengan deadlock?,
Mengapa terjadi deadlock?
Salah satu tujuan utama dari didirikannya serikat buruh/pekerja adalah agar para buruh
memiliki kemampuan untuk membuat PKB. Kemampuan atau kekuatan para buruh ada jika
mereka menghilangkan paham individualismenya dan menggantinya dengan paham
kolektivisme atau kebersamaan. dan yang mampu mengikis individualisme para buruh adalah
kerja-kerja yang terorganisir dari serikat buruh/pekerja.
Tetapi jika berdirinya serikat buruh/pekerja tidak diiringi dengan kerja-kerja membangun
kesadaran kolektiv para anggotanya maka serikat buruh/pekerja tersebut akan beranggotakan
para buruh yang individualis dan jika hanya ada para anggota yang individualis maka serikat
buruh/pekerja tersebut tidak akan mampu melawan kekuatan pengusaha.
Jika kolektivisme telah terbangun dalam kesadaran setiap anggota serikat buruh/pekerja maka
yang akan muncul adalah kekuatan kolektif anggota, dan jika kekuatan kolektif telah ada
maka serikat buruh/pekerja akan memiliki kemampuan untuk menghadapi pengusaha dengan
penuh percaya diri.
Kekuatan kolektiv ini juga yang menjadi kekuatan utama dari serikat buruh/pekerja ketika
akan membuat PKB dengan pihak pengusaha. Dengan adanya kekuatan kolektiv tersebut
maka pihak pengusaha akan memandang suatu perundingan PKB sebagai perundingan
antara seluruh anggota serikat walaupun yang hadir dalam perundingan hanya tim
perunding serikat. Ini adalah prinsip
Hubungan Antara PKB dan Aksi
Bagaimana pihak pengusaha bisa memandang bahwa mereka sedang berunding dengan
seluruh anggota serikat padahal yang hadir dalam meja perundingan adalah hanya tim
perunding serikat? Jawabannya adalah karena ada aksi, aksi dari seluruh anggota serikat
tanpa terkecuali. melalui aksi dari seluruh anggota maka ini ingin menunjukkan bahwa
serikat buruh terebut memiliki kekuatan kolektiv sekaligus mengirimkan pesan kepada pihak
pengusaha bahwa sebenarnya yang sedang berunding adalah seluruh anggota serikat
buruh/pekerja.
Bacaan 7
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
48
Dengan demikian aksi dalam proses perundingan PKB adalah untuk menjaga prinsip dari
pembuatan PKB.
Aksi Yang Efektif Dalam Proses Pembuatan PKB
Agar aksi kita bisa efektif ada beberapa hal yang harus dilalui, diantaranya adalah:
Perencanaan :
Perencanaan merupakan hal yang sangat penting dalam melakukan aksi karena dalam sebuah
aksi, perencanaan merupakan titik tolak dari keberhasilan suatu aksi, didalam perencanaan
aksi memuat tentang:
Mengorganisir kekuatan kolektiv (bersama)
Perumusan tuntutan, kepentingan untuk disampaikan atau dinegosiasikan kepada
pengusaha atau pemerintah dengan berdasarkan kepentingan seluruh kaum buruh baik
dalam kelompok maupun organisasi buruh
Pembagian tugas dalam aksi menyangkut fungsi perangkat aksi
Mendata kekuatan kekuatan riil pendukung aksi
Menentukan waktu dan tempat aksi
Siapakah sasaran aksi? Perusahaan, lembaga pemerintah atau massa buruh kampanye
Berapa dana yang harus dikeluarkan untuk aksi, darimana suber dana tersebut
Menentukan jenis, teknik dan strategi aksi
Siapakah yang bisa di ajak kerjasama dalam aksi selain anggota, massa buruh yang ada
dalah kelompok atau serikat buruh kita.
Bagaimana pengamanan ketika aksi. Untuk menanggulangi hambatan ketika aksi
Menentukan rute dan alur aksi yang akan dilakuakan
Evaluasi persiapan dan setelah aksi serta tindak lanjut dari aksi.
Kolektivisme dalam aksi
Kolektivisme dalam aksi ialah penghimpunan, dan pengerahan kepentingan anggota
kelompok atau serikat buruh, menjadi kekuatan bersama yang di-tujukan dalam bentuk
tuntutan tertulis, dan gerakan bersama supaya menjadi kekuatan tawar yang handal,
(bargaining colLWG-TCtive) yang dilakukan oleh pengurus dan anggota serikat buruh.
Sering terjadi dalam suatu aksi, peserta aksi tidak serius terhadap aksi yang dilakukan atau
merasa sebagian anggota serikat, kepentingannya tidak tertampung, Itu bisa berakibat
lemahanya kekuatan aksi, dan berarti bukan kekuatan kolektif. Jadi kekuatan kolektif ini
harus benar-benar aspiratif dalam segala hal yang menyangkut kepentingan bersama, dan
terjaga kekompakannya.
Fungsi aksi dalam serikat buruh ialah:
1. Sebagai alat untuk memperjuangkan hak-hak dan kepentingan buruh dalam memperbaiki
syarat-syarat kerja
2. Sebagai media pendidikan, penyadaran, kepada anggota serikat dan buruh pada
umumnya.
3. Sebagai media propaganda, kampanye terhadap kaum buruh pada umumnya, dan
masyarakat luas.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
49
Karena aksi itu merupakan alat untuk perjuangan, dan media pendidikan dan penyadaran,
serta propaganda maka penataan dalam aksi haruslah terencana membuat simpati masyarakat,
tidak membuat massa ketakutan dan tidak melakukan pengrusakan.
JENIS-JENIS AKSI
Ada beberapa jenis, aksi buruh :
1. Aksi propaganda atau biasa disebut kampanye, aksi ini biasa dilakukan dengan
menyebarkan selebaran yang berisikan :
- Tentang penolakan terhadap kebijakan pemerintah yang merugikan kaum buruh,
misalnya, tetang undang-undang tenaga kerja.
- Undang-undang kebebasan berserikat
- Kampanye penolakan kekerasan, dari pihak militer atau sipil
- Kampanye penolakan tentang peLWG-TCehan seksual terhadap perempuan
- Penolakan intervensi militer dalam perburuhan, dll yang menyangkut buruh secara khusus
dan rakyat pada umumnya
Aksi semacam ini biasa dilakukan dengan membagikan selebaran ditempat keramaian, atau
dijalan raya dan selebaran itu dibagikan kepada orang-orang yang lewat. Ssasaran dari aksi
semacam ini ditujukan kepada pembuat kebijakan (pemerintah), birokrasi, buruh dan
mayarakat pada umumnya. luas.
2. Aksi memperlambat produksi
Aksi memperlambat produksi biasa dilakukan untuk menekan penguasaha supaya
melaksanakan tuntutan, baik itu tuntutan kenaikan upah, cuti-cuti, tunjangan, fasilitas kerja,
kesejahtraan dll.
Aksi ini dilakukan didalam lokasi peruasahaan, dengan cara semua buruh bekerja seperti
biasa, tetapi hasil produksinya diminimalisir, atau diperlambat aktifitas kerjanya. Cara aksi
ini dilakukan bilamana tim perindung dari serikat buruh sedang mengadakan perundingan
tuntutan atau perundingan kesepakatan kerja bersama, gunanya untuk dukungan/support
kepada tim perunding serikat buruh, atau untuk mendesak supaya penguasaha mau
melakuakan perundingan dengan pengurus serikat, atau tim negosiasi.
3. Aksi mogok
Aksi mogok ini dilakukan, bilamana tuntutan buruh sudah tidak didengar oleh pihak
penguasaha, atu pengusaha bersikeras tidak mau melaksanakan tututan buruh, setelah tahap
perundingan tidak menghasilkan kesepakatan atau mengalami jalan buntu. Aksi mogok ini
bisa juga dilakukan sebelum perundingan. Pemogokan dahulu baru berunding dengan pihak
perusahaan. Aksi mogok ini yaitu aksi menekan pengusaha dengan jalan semua buruh
berhenti bekerja tidak melakukan aktivitas produksi, agar pengusaha mau berunding, dan
melaksanakan tuntutan.
4. Aksi demontrasi
Aksi demontrasi biasa dilakukan dengan cara mendatangi gedung wakil rakyat atau lembaga
pemerintahan. Aksi demontrasi ini adalah perpaduan dari bentuk aksi propaganda, kampanye
dan pemogokan. Jadi sasaran utamanya pemilik modal, tetapi penekanannya lewat wakil
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
50
rakyat dan lembaga-lembaga pemerintahan, dengan harapan supaya pemilik modal atau
pengusaha mau melaksanakan tuntutan kepentingan para buruh.
Dalam aksi semacam ini sering juga dilakukan dengan menyebarkan selebaran tuntutan untuk
dukungan, masyarakat luas dan juga aksi demontrasi ini suka dibarengi dengan aksi long
march yaitu dengan berjalan kaki dengan menempuh jarak yang telah direncanakan oleh para
buruh yang melakukan demontrasi.
Aksi Yang Negatif Dalam Pembuatan PKB
Selain macam-macam aksi buruh yang disebut diatas, masih ada aksi buruh yang lain
misalkan aksi menginap didepan gedung wakil rakyat atau lembaga pemerintahan, aksi
memblokade jalan raya dengan cara para buruh duduk-duduk ditengah jalan raya atau jalan
tol, juga ada aksi kampanye kepada konsumen. Aksi ini caranya dengan menyebarkan
selebaran kepada konsumen di pertokoan dimana salah satu produk dari perusahaan itu dijual
supaya para pembeli tidak membeli produk barang salah satu perusahaan tsb. Contohnya
produk garmen (pakaian jadi), produk perusahaan sepatu NIKE, dalam selebaran itu ditulis,
kepada para konsumen supaya tidak memakai produk perusahaan tesebut karena produksi
tersebut hasil dari buruh–buruh yang dibayar murah atau dieksploitasi. Cara aksi kampanye
kepada konsumen ini sering dilakukan oleh buruh-buruh yang bekerja di perusahaan trans
nasional (TNC) dengan cara kerjasama dengan serikat buruh yang ada di luar atau LSM,
dinegara dimana produksi perusahaan itu di eksport. Contoh dipertokoan Amerika dan Eropa.
Kesemua bentuk-bentuk aksi tersebut adalah bertujuan untuk menekan pihak pemodal atau
perusaan supaya melaksanakan tuntutan, kepentingan buru
PERENCANAAN AKSI
Telah kita lihat diatas bahwa dalam perencanaan aksi ada hal-hal yang sangat penting yang
harus dibicarakan dalam mempersiapkan rencana aksi.
1. Merumuskan tuntutan ;
Dalam merumuskan tuntutan aksi, sebelumnya harus memakai prinsip demokrasi dan
aspiratif dari anggota serikat buruh atau kelompok, dengan jalan, mengambil data masalah-
masalah tututan dan kepentingan anggota. Setelah data tuntutan kepentingan anggota
terkumpul maka, pengurus serikat dengan dewan anggota bertemu dalam suatu rapat
persiapan aksi.
2. Perangkat dan fungsi dalam aksi ;
Perangkat dan fungsi dalam aksi terdiri dari
a.Tim perumus yang terdiri dari pengurus serikat dan dewan anggota atau kelompok
pengorganisasian, bertugas:
- Merencanakan aksi
- Merumuskan tuntutan
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
51
- Membuat proposal tuntutan
- Menentukan sasaran dan tujuan aksi
- Menentukan waktu dan tempat aksi
- Merumuskan kebutuhan aksi
- Menghitung besar biaya aksi
- Membagi tugas aksi
- Menentukan siapa yang bisa diajak kerjasama solidaritas dalm aksi.
- Membuat alur acara aksi/strategi aksi
- Memberikan informasi ke media masa
- Mebuat statement, pernyataan
- Pemetaan medan aksi
b. Seksi humas bertugas:
- Menginformasikan waktu dan tempat aksi, serta mensosialisasikan tuntutan yang telah
dirumuskan kepada anggota.
- Mendata anggota aksi
- Menghubungi media massa (wartawan)
- Mencari dukungan solidaritas aksi
- Membagikan selebaran isu yang di angkat dalam aksi
c. Seksi akomodasi bertugas:
- Mencari kendaraan
- Menyiapkan kendaraan
- Menentukan rute jalan yang harus dilalui
c. Bendahara aksi bertugas :
- Menampung dana aksi
- Mencatat kebutuhan pengeluaran biaya aksi
d. Seksi peralatan bertugas:
- Menyiapkan spanduk dan atribut aksi
- Menyiapkan selebaran atau memperbanyak selebaran
- Menyiap kan tanda atau sandi aksi
- Menyiapkan kertas propaganda
e. Seksi konsumsi:
- Mendata anngota aksi
- Mempersiapkan makanan dan minuman untu peserta aksi
f. Seksi dokumentasi bertugas ;
- Mendokumentasikan kejadian dari mulai persiapan sampai selesai aksi
- Mencatat dan mengarsipkan catatan-catatan penting proses aksi
h. Seksi P3K bertugas:
- Membantu kelangsungan aksi
- Menyiapkan obat-obatan yang diperlukan
- Menolong peserta aksi bila mengalami kecelakaan dan jika adayang sakit
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
52
i. Instruktur aksi bertugas ;
- Memimpin jalannya alur aksi.
- Memimpin lagu-lagu perjuangan buruh dalam aksi
- Mengatur alur acara aksi
- Memberi semangat dan dorongan peserta aksi supaya tetap segar dan kompak
j. Koordinator lapangan aksi bertugas:
- Mengkoordinasikan peta, atau pos-pos kekuatan peserta aksi
- Mengkordinir massa aksi dalam satu tempat yang ditentukan
- Mengkordinasikan antara kekuatan massa dengan semua perangkat aksi
- Membaca situasi dan kondisi lapangan aksi
k. Seksi keamanan bertugas :
- Mengamankan jalannya aksi
- Melindungi peserta aksi dari gangguan dan hambatan aksi baik dari dalam maupun dari
luar kelompok (militer dan kelompok lain)
- Membaca situasi dan kondisi aksi demi keamanan
- Mengenali sandi dan tanda rahasia aksi
- Mengetahui kekuatan (pos-militer)
l. Juru bicara atau tim perunding
- Melakukan perundingan dan negosiasi dengan pihak aparat militer jika mendapat
hambatan
- Berunding dengan pengusaha, dengan lembaga pemerintahan, yang berhubungan dengan
perburuhan
- Melakukan wawancara dengan mediamasa
- Membuat naskah berita kemedia masa
MEMBANGUN KERJASAMA SOLIDARITAS
Membangun solidaritas ini sangat berguna dalam melakukan aksi. Disamping berguna bagi
kekuatan dukungan massa, juga dapat berguna sebagai alat penekan. Dalam membangun
solidaritas ini tidak bisa terjadi dengan begitu saja. Tetapi harus dibangun proses awal yaitu
bentuk jaringan kerjasama, baik dengan kelompok-kelompok penorganisasian buruh,
organisasi buruh, dan Asosiasi (dalam dan luar negeri).
Kerjasama solidaritas ini merupakan bentuk kesetiakawanan dalam perubahan nasib dan
perjuangan bersama. Dalam membangun solidaritas, serikat yang melakukan aksi
memberikan kronologis kasus dan tuntutannya kepada kelompok-kelompok jaringan serikat
buruh yang melakukan aksi, dalam bentuk informasi baik lewat surat, telefon, fax, atau lewat
internet, ke jaringan serikat-serikat buruh dan LSM baik yang ada didalam negeri maupun
diluar negeri.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
53
DANA AKSI
Dalam penghimpunan biaya atau dana aksi sebaiknya bersumber dari angota atau peserta aksi
sendiri, sebelum dapat bantuan dari luar. Karena kemandirian pendanaan itu merupakan
kekuatan pula dalam kekuatan aksi.
Diasamping itu juga, untuk mendidik bahawa perjuangan buruh tidak mudah dan
memerlukan pengorbanan yang berupa materil, dengan demikian kesadaran dalam
perjuangan itu lengkap dengan memberikan kontribusi penampungan dana aksi tsb.
DeadLock/Aksi Yang Berdampak Negatif Terhadap Proses Pembuatan PKB
Dedalock atau jalan buntu adalah sebuah keadaan dimana dalam proses negosiasi terjadi
kemandegan. Sebuah keadaan jika kedua belah pihak tidak menemukan kesepakatan atas
masalah yang sedang dibahas. Dua belah pihak yang sedang mencari kesepakatan, menemui
jalan buntu, tidak mendapatkan kesepakatan. Hal ini bisa disebabkan oleh proses tawar-
menawar diantara keduanya dianggap tidak menguntungkan salah satu pihak, atau dianggap
telah terlalu banyak mengambil keuntungan. Sehingga pihak yang lain merasa dirugikan dan
tidak mau menerima hal tersebut. Deadlock ini terjadi jika tidak ada kemajuan dalam
menegosiasikan masalah diantara kedua belah pihak.
Mengapa Terjadi Dead Lock
Deadlock sangat mungkin terjadi dalam negosiasi. Deadlock bukan berarti perundingan
dalam kategori kalah-kalah (tidak mendapatkan apa-apa). Deadlock adalah munculnya
ketidak sepakatan diantara dua pihak yang berunding diakibatkan oleh tuntutan yang dijukan
oleh satu pihak dianggap akan merugikan oleh satu pihak lainnya. Misalnya saja saat salah
satu pihak mengajukan tuntutan yang dianggap terlalu tinggi dan dianggap sudah merugikan
pihak yang lain.
Yang harus disiapkan ketika menghadapi deadlock:
- Tidak emosional. Dalam arti menahan diri untuk tidak semakin jauh terlibat dalam
perselisihan
- Mencari kemungkinan di ruang mana masih bisa terjadi negosiasi
- Mencari alternatif baru yang dapat ditawarkan sebagai bentuk konsesi atas ketidak
sepakatan suatu masalah
- Bersikap positif, dengan memperhatikan apa yang bisa diperbaiki sekarang dan bukan
mengenai apa yang dahulu salah
- Dengarkan apa yang menjadi keberatan dari pihak lawan
Hal yang bisa dilakukan untuk memecahkan jalan buntu:
- Buat suatu penawaran bahwa masalah ini bisa di tunda atau diberi waktu jeda
- Tawarkan konsesi yang sudah di rancang oleh tim perumus negosiasi
- Sarankan suatu pertukaran dari konsesi yang sudah disepakati
- Usulkan suatu reses
Untuk memulai kembali suatu perundingan setelah jeda dilakukan adalah:
- Kemukakan kembali dan jelaskan posisi terakhir yang terjadi ditinjau dari dari segi
persamaan dan masalah yang terjadi
- Beri batasan waktu dengan alasan-alasan yang masuk akal
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
54
- Jika masih dihitung terlampau berat, ajukan arbitrase
- Mengikut sertakan pihak ketiga
- **&&**
>><<
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
55
SESI 7: INVESTIGASI
Durasi: 120 menit
Tujuan: Mengajak peserta untuk berbagi pengalaman melakukan
investigasi di perusahaan.
Membantu peserta untuk memahami manfaat investigasi bagi
perumusan rancangan PKB
Mendorong peserta untuk mendisikusikan poin-poin PKB yang
harus di investigasi dan bagaimana cara melakukannya dan cara
menganalisis hasil investigasi
Yang diharapkan: Pada akhir sesi ini peserta mampu:
Berbagi pengalaman melakukan investigasi
Menjelaskan manfaat investigasi bagi perumusan rancangan PKB
Mendiskusikan cara melakukan investigasi dan cara menganalisis
hasil investigasi
Lembaran Peserta Bacaan 8: Mengetahui Isi Perut Tempat Kerja Kita
Bekal Fasilitator: --
Alat Tambahan: Kertas plano/papan tulis, spidol berwarna.
Metode: Tanya Jawab
Diskusi kelompok
Proses: 1. Fasilitator membuka sesi ini. Ajak peserta untuk mengingat
kembali diskusi sesi pertama. Minta dua atau tiga orang peserta
untuk menjelaskan kembali hasil diskusi alur pembuatan PKB.
2. Jelaskan tujuan dan proses belajar sesi ini.
3. Mintalah beberapa orang peserta untuk menceritakan
pengalamannya melakukan investigasi di perusahaan tempatnya
bekerja secara ringkas. Investigasi tentang apa saja dan untuk
keperluan apa saja.
4. Jelaskan bahwa pada sesi ini peserta akan berdiskusi tentang
investigasi yang dilakukan untuk keperluan perumusan PKB
5. Ajukan pertanyaan kepada peserta:
Apa perlunya kita melakukan investigasi dalam pembuatan
PKB?
6. Diskusikan jawaban-jawaban peserta. Lanjutkan pertanyaan
untuk terus mengali pemahaman perlunya melakukan investigasi
dalam pembuatan PKB
7. Tampilkan kembali rumusan tentang hal-hal yang perlu diatur
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
56
dalam PKB (hasil diskusi memahami PKB)
8. Minta peserta untuk membentuk kelompok-kelompok (4-5
orang). Tugaskan setiap kelompok untuk berdiskusi:
Hal-hal apa saja dalam PKB yang perlu di investigasi?
Kira-kira bagaimana melakukannya dalam perusahaan
kawan-kawan?
Minta kelompok menuliskan hasil diskusinya di kertas plano dan
menyiapkan wakilnya untuk presentasi.
9. Persilakan wakil kelompok untuk presentasi. Kaji presentasi
masing-masing kelompok dengan mengajukan pertanyaan:
Apa pentingnya hal tersebut diinvestigasi?
Apakah realisitis rencana investigasi tersebut?
Apa peran anggota dalam kerja-kerja investigasi?
10. Diskusikan bersama seluruh peserta dan hasilkan rumusan
bersama hal-hal yang perlu diinvestigasi dalam perumusan PKB
11. Diskusikan tentang bagaiman mengolah data hasil ivestigasi
12. Kaji ulang temuan-temuan sesi ini
13. Fasilitator menutup sesi ini
Catatan: Di awal sesi jelaskan posisi sesi dalam alur pembuatan PKB.
Gunakan alur PKB yang ditempatkan di dinding.
Setiap peserta umumnya pernah melakukan investigasi atau
penelitian atau penyelidikan atau apapun namanya di perusahaan
tempatnya bekerja. Tentang apa saja, jumlah wc, jumlah mobil
perusahaan dsb. Untuk keperluan apa saja, sekedar iseng, untuk
keperluan penanganan kasus dsb. Di sesi ini investigasi dilakukan
terhadap hal-hal yang terdapat dalam PKB, untuk mengetahui
kemampuan perusahaan memenuhi tuntutan buruh sebagai dasar
perumusan PKB
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
57
MENGETAHUI ISI PERUT TEMPAT KERJA KITA
Jangan pernah tertipu oleh rayuan „memelas‟ pengusaha. „Tolong jangan macam-macam,
perusahaan kita sedang rugi! Kita kan lagi krisis…”
Itukan, alasan yang biasa kita dengar kalau minta kenaikan upah, tunjangan, cuti dan lainnya.
Kita sudah belajar dan tahu siapakah pengusaha dan apa yang ada di balik dia. Kita juga tahu
bahwa dia senang sekali berbohong. Tapi, bagaimana cara kita membuktikan kalau dia
bohong? Nah, itu yang kita perlu. Bukti. Data yang valid dan akurat tentang perusahaan kita.
Itu sangat kita perlukan dalam perundingan PKB. Data adalah senjata yang sulit sekali
disangkal oleh pengusaha.
Jadi apa yang harus dilakukan? Jawabannya gampang. Kita harus melakukan investigasi.
Yuk, belajar investigasi.
Apa itu investigasi ?
Investigasi artinya mengumpulkan data secara mendalam. Jadi kita harus mengumpulkan data
tentang perusahaan dan buruh sedalam-dalamnya.
Data apakah yang harus kita investigasi?
Data tentang buruh dan fasilitas kerja
Jumlah buruh tetap, kontrak, harian, borongan dan training
Jumlah buruh laki-laki dan perempuan
Jumlah buruh per shift dan non shift, per divisi, status jabatan dan kerja
Sistem pengupahan
Komponen upah berdasarkan jabatan dan status
Fasilitas yang ada di tempat kerja
Sarana keselamatan kerja
Macam-macam cuti lengkap dengan jangka waktunya, cuti bayar dan tidak bayar
Data tentang perusahaan
Tanggal dan tahun perusahaan didirikan
Data pemilik perusahaan (nama, kewarganegaraan, alamat, kebiasaan, dll)
Alamat perusahaan
Status perusahaan (jika TNC, siapakah perusahaan induknya dan dimana sajakah
cabangnya)
Kepemilikan modal perusahaan
Jumlah produksi
Pangsa pasar perusahaan
Bacaan 8
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
58
Aset perusahaan
Biaya produksi
Apakah tujuan investigasi?
Tujuan investigasi adalah mendapatkan data yang akurat. Data ini bisa dipakai untuk
membuat tuntutan dan merumuskan Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
Tujuan lainnya adalah :
Mengenal dengan baik perusahaan tempat kita bekerja
Mengetahui kemampuan perusahaan membayar upahnya
Mengetahui keuntungan perusahaan dan berapa persen yang digunakan untuk
mengupah buruh
Mengetahui biaya produksi perusahaan
Memudahkan kita untuk membuat rencana aksi perundingan
Memetakan masalah yang dihadapi
Bagaimana cara melakukan investigasi di perusahaan ?
Ini boleh jadi tahap yang paling sulit. Pernah nonton film Mac Gyver atau Mission
Impossible? Pernah bermimpi menjadi Mac Gyver atau anggota tim Mision Impossible?
kalau iya dan pernah, inilah saatnya kita menguji mimpi kita.
Hal utama yang harus kita pahami adalah seorang koki terkenal tidak akan pernah
membocorkan resepnya. Pun perusahaan. Mana mau dia dengan enteng membeberkan rahasia
perusahaannya. Terpaksalah kita harus main detektif-detektifan. Begini caranya :
Untuk mengetahui data buruh, itu soal yang mudah. Tugaskan saja tim per divisi dan
per shift untuk melakukan investigasi. Termasuk upah. Jangan pernah lupa
menyimpan struk pembayaran upah
Untuk mengetahui dapur dan struktur perusahaan, rajin-rajinlah mengintip „ruang-
ruang resmi perusahaan‟ atau melakukan pendekatan personal dengan mandor.
Untuk mengetahui kepada siapa produk dipasarkan, berapa bahan baku yang dipakai,
ajaklah Sopir perusahaan untuk ikutan. Jangan salah, Sopir juga punya peran penting.
Dia juga yang membawa hasil produksi ke trading company (distributor antara).
Tanyakan ke Sopir, muatan dan jumlah muatan yang dia angkut. Untuk yang satu ini
bagian packaging (pengepakan) juga bisa berperan banyak.
Kawan-kawan juga bisa belajar internet. Di internet banyak situs-situs „aksi
konsumen‟ seperti clean clothes campaign atau Nike watch. Situs ini memuat data
tentang jumlah pabrik seluruh dunia. Jumlah produksi perbulan, jumlah buruh dan
kode etik perusahaan serta struktur kepemilikan modal
Lagi-lagi masih seputar internet. Biasanya perusahaan punya yang namanya blue
print. Data yang bisa diketahui publik terutama pemegang saham. Blue print ini dibuat
dalam periode tertentu. Nah kawan-kawan bisa langsung „klik‟ perusahaan yang
dimaksud. Data ini mencangkup komposisi kepemilikan saham perusahaan.
Jangan lupa berkawan dengan satpam agar leluasa mengintip aset perusahaan
Dan taktik lainnya yang bisa memudahkan kawan-kawan melakukan investigasi.
Apa yang harus dilakukan setelah investigasi?
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
59
Menganalisa data yang sudah diperoleh. Analisa ini menghasilkan perkiraan tentang
kemampuan dan kapasitas perusahaan untuk memenuhi tuntutan serikat buruh. Data yang
diperoleh juga bisa menjelaskan hubungan kerja buruh dengan pengusaha pemilik perusahaan
sub kontrak.
Apa yang harus disiapkan?
Tim investigasi dengan pembagian tugas yang jelas
Mental wartawan artinya punya „hidung berita‟ atau rasa ingin tahu tingkat tinggi
Jangka waktu melakukan investigasi
Biaya investigasi
Dokumentasi yang rapi
Selamat jadi detektif!
>><<
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
60
SESI 8: SURVEY
Durasi: 60 menit
Tujuan: Mendorong peserta untuk memahami manfaat survey bagi
perumusan rancangan PKB
Mengajak peserta untuk mendiskusikan poin-poin PKB yang
harus disurvey dan bagaimana melakukannya
Membantu peserta mediskusikan cara mengolah data hasil suvey
Yang Diharapkan: Pada akhir sesi ini peserta mampu:
Menjelaskan manfaat survey bagi perumusan rancangan PKB
Mendiskusikan poin-poin PKB yang harus disurvey dan praktek
bagaimana melakukannya
Menjelaskan cara mengolah data hasil survey
Lembaran Peserta: Bacaan 9: Survey
Bekal Fasilitator: --
Alat tambahan: Kertas plano/papan tulis, spidol berwarna
Metode: Diskusi
Proses: 1. Fasilitator membuka sesi ini, jelaskan peletakan sesi ini dalam
alur pembuatan PKB
2. Ajukan pertanyaan kepada peserta:
Apa perlunya kita melakukan survey dalam pembuatan PKB?
3. Diskusikan jawaban-jawaban peserta. Lanjutkan pertanyaan
untuk terus menggali pemahaman perlunya melakukan survey
dalam pembuatan PKB
4. Tampilkan kembali rumusan bersama tentang hal-hal yang perlu
diatur dalam PKB (hasil diskusi sesi: memahami PKB)
5. Lakukan tanya jawab untuk menggali hal-hal apa sajakah dalam
PKB yang perlu disurvey.
6. Bagikan bacaan 9. Diskusikan hal-hal yang tidak dipahami
7. Minta peserta untuk membentuk kelompok-kelompok. Tugaskan
tiap kelompok untuk membuat pertanyaan-pertanyaan survey.
(Gunakan rumusan bersama tentang hal-hal yang perlu diatur
dalam PKB)
8. Diskusikan hasil diskusi kelompok.
9. Kaji ulang temuan-temuan sesi ini
10. Fasilitator menutup sesi ini
Catatan :
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
61
SURVEY
Apa yang harus kita lakukan untuk mengetahui masalah-masalah buruh? Menanyai satu per
satu buruh yang bekerja di pabrik? Ugghhh… Bisa capek sendiri nantinya. Tapi, pasti kita
semua akrab dengan slogannya Sony Tulung dalam sebuah kuis di sebuah stasiun Televisi
Swasta: “Survey membuktikan……..”
Kita juga bisa bilang begitu. “Survey membuktikan ….. 80 % buruh menuntut kenaikan upah,
minta tunjangan, cuti dibayar dan sebagainya.” Caranya mudah saja. kita harus membuat
angket.
Apakah angket itu?
Angket adalah sejumlah pertanyaan yang harus dijawab oleh responden. Respondennya jelas
buruh di pabrik. Pertanyaannya harus seputar kepentingan-kepentingan yang ingin di
cantumkan dalam PKB.
Bagaimana cara membuat pertanyaan dalam angket?
Ada pertanyaan yang disertai pilihan jawaban dan pertanyaan yang harus dijawab sesuai
keinginan responden. Buatlah pertanyaan yang singkat dan jelas. Contoh pertanyaan untuk
angket PKB :
Berapakah pengeluaran harian, bulanan, dan tahunan anda?
Apa sajakah kebutuhan per hari, per bulan dan per tahun?
Berapa jumlah keluarga yang anda miliki?
Apa sajakah komponen upah yang anda inginkan?
Berapa jumlah upah yang kita bawa pulang? (Ssuai keinginan)
Jenis-jenis tunjangan apa sajakah yang ingin kita dapatkan?
Jenis-jenis cuti apa sajakah yang kita inginkan?
Dan pertanyaan lain seputar kepentingan yang mau dimasukkan dalam PKB
Bagaimana cara mengelola angket?
Penyebaran angket dilakukan di pabrik, per divisi dan per shift. Data yang dihasilkan oleh
angket kemudian diolah oleh satu tim yang dibentuk. Jumlah yang dianggap mewakili
biasanya jawabannya dari 60-75% responden.
Klasifikasikan jawaban-jawaban angket. Misalkan: Kelompok angket buruh yang belum
berkeluarga, kelompok buruh yang sudah berkeluarga, dll.
Kepentingan yang didapat dari angket inilah yang dianggap sah utnuk di cantumkan dalam
PKB.
Bacaan 9
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
62
Kenapa harus angket?
Angket adalah metode yang relatif mudah untuk mengetahui aspirasi seluruh buruh di pabrik.
Dengan cara ini, PKB bisa mengakomodasi semua kepentingan anggota.
Apa yang harus disiapkan?
Tim pembuat angket. Tim ini harus paham masalah-masalah yang biasa di hadapi
oleh buruh. Sebelumnya tim ini bisa melakukan obrolan-obrolan ringan di warung
kopi atau kamar kost. Kemudian data yang di dapat diolah menjadi pertanyaan.
Petunjuk pengisian angket
Metode penyebaran dan pengembalian angket
Pastikan setiap orang menjawab angket masing-masing
Jelaskan kepada buruh bahwa pengisian angket ini adalah demi kepentingan mereka.
Nah, selamat menjadi Sony Tulung! “Survey membuktikan 100 % buruh meminta kenaikan
upah…….”
Bagaimana membuat pertanyaan dalam angket ?
Apa sajakah yang ditanyakan dalam angket atau kuesioner
1. Umur, agama, status perkawinan dan pendidikan
2. Apa saja yang diketahui oleh pengisi mengenai tema angket (Pertanyaan tentang
serikat buruh, upah dan komponen upah, jam kerja, lembur dan hal lainnya yang
berkaitan dengan kesejahteraan buruh)
3. Pertanyaan tentang pendapat dan sikap pengisi terhadap sesuatu (Misalnya terhadap
peraturan dan kebijakan perusahaan, upah yang diterima dan sebagainya)
4. Pertanyaan tentang kondisi kerja seperti apa yang diinginkan oleh kawan-kawan
buruh
Jenis-jenis dan contoh pertanyaan dalam angket
1. Pertanyaan tertutup. Pertanyaan yang kemungkinan jawabannya sudah ditentukan
terlebih dahulu dan pengisi angket tidak diberi kesempatan memberikan jawaban lain.
Contohnya : Apakah anda pernah mendengar tentang serikat buruh?
1). pernah 2). Belum pernah
2. Pertanyaan terbuka. Kemungkinan jawaban dari angket tidak ada atau belum
ditentukan terlebih dahulu dan pengisi angket bebas memberi jawabannya.
Contohnya : Menurut Saudara, apakah serikat buruh itu ? Apa sajakah komponen
upah menurut anda?
3. Pertanyaan kombinasi antara tertutup dan terbuka. Jawabannya sudah ditentukan
tetapi kemudian disusul dengan pertanyaan terbuka.
Contohnya : Apakah Saudara pernah mendengar tentang serikat buruh?
1). Pernah 2). Belum pernah
(Jika pernah) Serikat-serikat apa saja yang pernah Saudara dengar? Perlu diingat
bahwa pertanyaan kombinasi tersebut memiliki kelemahan, untuk memudahkannya
maka sebaiknya dibuat menjadi dua nomor.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
63
4. Pertanyaan semi terbuka. Pada pertanyaan semi terbuka, jawabannya sudah tersusun
rapi tetapi masih ada kemungkinan tambahan jawaban.
Contoh : Jenis-jenis serikat buruh
SBHMI
SPTSK
SPSI
SBSI
Lain-lain…….(Sebutkan)
Tips membuat pertanyaan :
1. Gunakan kata-kata yang mudah dimengerti
Contoh :
(Yang salah) Apakah status anda?
(Yang benar) Apakah anda sudah menikah?
2. Buatlah pertanyaan yang jelas dan khusus
Contoh:
(Yang salah) Berapa jumlah orang yang tinggal disini ?
(Yang benar) Berapa jumlah orang yang tinggal di rumah anda?
3. Jangan membuat pertanyaan yang mengarahkan pengisi angket
Contoh:
(Yang salah ) Apakah upah anda cukup membeli baju tiap bulan ?
(Yang benar) Kebutuhan pokok apa sajakah yang harus anda beli tiap bulan ?
Apakah upah anda yang diterima mencukupi kebutuhan pokok per-
Bulan ?
>><<
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
64
SESI 9: MENYUSUN RANCANGAN PKB
Durasi: 90 menit
Tujuan: Mengajak peserta berlatih menyusun rancangan PKB
Mendorong peserta untuk mendiskusikan rancangan PKB yang
kuat
Yang Diharapkan: Pada akhir sesi ini peserta mampu:
Praktek menyusun rancangan PKB
Berdiskusi tentang rancangan PKB yang kuat
Lembaran Peserta: Bacaan 10: Menyusun Rancangan PKB
Aktivitas 3: Rancangan PKB
Bekal Fasilitator: --
Alat Tambahan: Kertas plano/papan tulis, spidol berwarna
Metode: Diskusi kelompok
Proses: 3. Fasilitator membuka sesi ini, kemudian menjelaskan
tujuan dan proses belajarnya. Serta peletakan sesi ini
dalam alur pembuatan PKB.
4. Jelaskan bahwa kita akan berlatih menyusun rancangan PKB.
(gunakan Aktivitas 3: Rancangan PKB)
5. Minta setiap peserta untuk mengisinya.
6. Peragakan cara merumuskan rancangan tersebut.
7. Minta peserta untuk membentuk kelompok-kelompok. Bagikan
contoh rancangan PKB kepada masing-masing peserta.
Tugaskan kelompok untuk mengkritisi contoh rancangan PKB
tersebut. Ajukan pertanyaan pembantu, misalnya:
Apakah rancangan tersebut sudah memuat hal-hal yang
semestinya diatur dalam PKB?
Kirak-kira, apakah hasil investigasi dan survey sudah
tercermin dalam klausul-klausul PKB?
Apa kekuatan dan kelemahan rancangan untuk diajukan ke
meja perundingan?
Lakukan revisi atau penambahan yang diperlukan
8. Persilakan wakil kelompok untuk presentasi. Diskusikan
bersama seluruh peserta, hasilkan rancangan PKB yang baru.
9. Kaji ulang temuan-temuan sesi ini
10. Fasilitator kemudian kembali meminta peserta untuk melihat
kembali data-data hasil dari investigasi dan survey yang telah
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
65
dilakukan dalam sesi sebelumnya.
11. Fasilitator mengajak para peserta untuk curah pendapat
mengenai upah yang layak. Dalam hal ini fasilitator bisa
memberikan masukan kepada seluruh peserta mengenai
rumusan nilai lebih serta UMK yang diterima saat ini.
Kemudian minta peserta untuk melihat kembali rumusan
tuntutan upah yang telah mereka susun. Mintalah para peserta
untuk mengomentarinya.
12. Catatlah komentar dari peserta dan kemudian ambil kesimpulan
dari sesi ini.
Catatan: Diskusi untuk menghasilkan rancangan PKB yang baru sama
artinya dengan proses penyusunan rancangan PKB. Jika punya
waktu yang cukup banyak, kaji pasal demi pasal agar peserta
paham tidak hanya bentuk PKB tetapi juga ketentuan-ketentuan
yang diatur di dalam PKB
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
66
MENYUSUN RANCANGAN PKB
Langkah – langkah apa sajakah yang harus kita ambil dalam menyusun rencana
PKB ?
Tim kerja mengumpulkan hasil survey dan investigasi (Penelitian). Tim kerja ini tidak
harus dari pengurus. Siapapun yang ditunjuk dan mempunyai kapasitas serta dapat
dipercaya, bisa masuk dalam tim tersebut. Merumuskan tuntutan juga merupakan
tugas dari tim ini.
Tim kerja akan mendiskusikan :
1. Hasil survey keinginan anggota
2. Hasil survey kebutuhan hidup para anggota (bujang, lajang, keluarga dengan satu
anak, keluarga dengan dua anak, keluarga dengan tiga anak, dsb).
3. Hasil investigasi kondisi ekonomi dan fasilitas perusahaan.
4. Hasil investigasi kondisi makro ekonomi (tingkat inflasi, devaluasi, dsb).
Bagaimana merumuskan tuntutan kenaikan upah dengan mengolah hasil survey dan
investigasi ?
Tuntutan-tuntutan dalam rancangan PKB akan dihasilkan dari pengolahan hasil survey dan
investigasi. Hasil survey disesuaikan dengan hasil investigasi. Misalnya hasil survey
menyatakan 75% anggota menginginkan kenaikan upah sebesar 30% per enam bulan. Hasil
survey ini harus dibandingkan dengan kemampuan perusahaan untuk menaikan upah.
Kemampuan pengusaha ini bisa dilihat dari kondisi keuangan perusahaan yang diperoleh dari
hasil investigasi.
Selain itu, hasil investigasi juga bisa digunakan untuk memperkirakan kondisi ekonomi
makro. Misalnya: Memperkirakan tingkat inflasi yang akan berpengaruh pada harga
kebutuhan pokok. Jadi mungkin saja, tuntutan yang realistis adalah kenaikan upah sebesar
20% per enam bulan. Tuntutan ini berdasar data hasil investigasi yang menyebutkan
perusahaan hanya mampu menaikkan upah 15% per enam bulan.
Selain kenaikan upah, tuntutan apa sajakah yang bisa dimasukan ke dalam PKB ?
Ingatlah selalu bahwa kepentingan buruh adalah keinginan yang melebihi hak normatif dan
meningkatkan kesejahteraan buruh.
Pengurus serikat buruh harus merumuskan tuntutan yang berkaitan dengan peningkatan
kesejahteraan serikat buruh. Tuntutan-tuntutan lain adalah meliputi cuti haid, cuti melahirkan,
cuti sakit. Buruh yang mengambil cuti harus tetap dibayar.
Bacaan 10
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
67
Selain cuti-cuti, adalah jam kerja 8 jam, waktu lembur dibayar dan juga penyediaan makanan
bergizi untuk lembur. Sama seperti kenaikan upah, tuntutan ini juga disesuaikan dengan hasil
survey yang disesuaikan dengan hasil investigasi. Dan ingatlah bahwa semua tuntutan ini
harus lebih besar dari hak-hak normatif.
Jangan lupa untuk melibatkan anggota dalam proses perumusan PKB.
Pengurus serikat buruh harus mengadakan rapat anggota yang dihadiri oleh para pengurus
dan para perwakilan anggota. Rapat anggota ini agenda utamanya adalah pemberitahuan
secara resmi tentang rumusan rancangan PKB yang sudah dibuat oleh tim kerja dan strategi
memperjuangkanya kepada para perwakilan anggota. Para perwakilan anggota boleh
memberikan kritik dan saran mengenai rumusan rencana PKB yang dibuat para tim kerja ini.
Tuntutan maksimal dan minimal. Apa gunanya dalam tawar menawar ?
Serikat buruh menetapkan tuntutan minimal dan maksimal yang akan diajukan ke pihak
manajemen. Dalam hal tuntutan upah, misalnya serikat buruh menetapkan tuntutan maksimal
adalah naik 200% per enam bulan dan tuntutan minimalnya adalah upah naik 20% per bulan.
Cuti haid lamanya, dua hari dan dibayar. Dalam proses tawar menawar, serikat harus bisa
menjamin anggotanya tidak berbohong ketika mengajukan cuti haid. Contoh lain lagi adalah
cuti sakit. Tuntutan maksimal serikat adalah tiga hari untuk cuti haid dan jika gagal maka
kembali ketuntutan semula yaitu dua hari (sesuai dengan hak normative).
Jadi jika dalam proses tawar-menawar, serikat gagal mencapai tuntutan maksimal maka
serikat bisa kembali ke tuntutan „antara‟ atau kemungkinan buruknya kembali ketuntutan
minimal.
Tips-tips membuat rancangan PKB
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan dan memudahkan perumusan tuntutan dalam PKB.
Mempelajari PKB sebelumnya. Kira-kira pasal mana saja yang masih relevan dengan
situasi yang ada dan pasal mana yang sudah tidak relevan yang harus dirubah.
Melihat contoh PKB yang berhasil dibuat oleh serikat buruh lain. Contoh PKB ini
dapat digunakan untuk menuangkan tuntutan dalam tulisan.
Mempelajari cara penghitungan survey. Kumpulan data yang didapat dari hasil survey
kemudian diolah dalam angka persentase yang mewakili kepentingan mayoritas buruh
sebagai anggota serikat.
Sosialisasikanlah selalu hasil rumusan pada anggota dan terbukalah untuk setiap kritik
dan saran anggota.
Siapkan argumen yang didukung oleh data survey dan investigasi sebab ini bisa
memperkuat tuntutan yang diajukan.
>><<
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
68
RANCANGAN PKB
Komponen PKB C. Hasil Investigasi Hasil Survey Tuntutan
1. ………………..
2. ………………..
3. ………………..
4. ………………..
5. ………………..
…………………..
>><<
Aktivitas 3
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
69
SESI 10 : BAHASA KONTRAK/PERJANJIAN
Durasi: 90 menit
Tujuan: Mengenalkan pada peserta bahasa yang digunakan dalam
kontrak/perjanjian
Mengajak peserta untuk mempelajari dan memperbaiki bahasa
kontrak yang lemah
Yang Diharapkan: Pada akhir sesi ini peserta mampu:
Mengenali bahasa yang digunakan dalam perjanjian atau kontrak
Dapat menganalisa dan memperbaiki bahasa kontrak yang lemah
Membuat bahasa kontrak yang padat, tegas dan efektif
Lembaran Peserta: Bacaan 11: Bahasa Kontrak
Bacaan 12: Penggunaan Kata-kata yang tepat
Aktivitas 4: Melatih bahasa kontrak
Bekal Fasilitator: --
Alat Tambahan: Kertas plano/papan tulis, spidol berwarna
Metode: Curah pendapat, Diskusi kelompok, menulis
Proses: 1. Fasilitator membuka sesi ini dengan menjelaskan tujuan
dan proses belajarnya
2. Beri pengantar tentang kekuatan bahasa yang dipakai
dalam mendapatkan tujuan
3. Fasilitator bertanya pada kelas, siapa yang pernah
terlibat dalam pembuatan kontrak? Siapa yang membuat
kontrak itu? Apakah ada bahasa yang tidak dimengerti?
Untuk siapa kontrak itu dibuat?
4. Fasilitator membagikan Bacaan 12: Bahasa Kontrak,
dan memberi waktu pada peserta untuk membacanya
5. Fasilitator bertanya pada kelas, mengapa faktor-faktor
itu penting? Mengapa bahasa kontrak harus relevan,
dst?
6. Fasilitator lantas mengajak peserta untuk melihat contoh
kontrak. Ajak peserta untuk melihat dan
mempelajarinya. Tanyakan secara singkat apa yang bisa
dilihat dari contoh tersebut
7. Untuk mengekplorasi lebih jauh, bagi kelas dalam
kelompok untuk mendiskusikan
8. Setelah diskusi kelompok, presentasikan dimana
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
70
kekuatan dan kelemahan dari bahan yang telah
dibagikan kepada peserta oleh fasilitator
9. Diskusikan hasil masing-masing kelompok dalam kelas
besar, ambil garis penting dari hasil pengamatan
mereka, apakah sudah memenuhi kaidah bahasa
kontrak?
10. Setelah itu, kembali contoh bacaan, dan telaah kembali
mana yang lebih lebih memihak pada kepentingan
buruh, mana yang untuk pengusaha, dengan
menggunakan kaidah bahasa kontrak
11. Ajak peserta dalam diskusi kelompok untuk membuat
kontrak bahasa dengan tema: Cuti, libur, lembur dan
pengaduan, tindak peLWG-TCehan.
12. Setelah itu, diplanokan, untuk membahas, apakah
bahasa yang diusulkan sudah benar-benar membawa
kepentingan pekerja, mana yang perlu diperbaiki dan
ditambahkan
13. Jika memungkinkan buat dua tim pembahas, antara tim
tawar menawar dengan tim manajamen, dimana
masing-masing mengkaji usulan tersebut.
14. Negosiasikan hasil yang ditawarkan oleh tim perunding
dengan manajemen, mana yang menurut kacamata
manejemn merugikan mereka
15. Kaji ulang temuan-temuan sesi ini
16. Ambil pelajaran penting dari sesi ini
17. fasilitator menutup sesi
Catatan:
\
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
71
BAHASA KONTRAK
Bahasa kontrak haruslah memenuhi aspek-aspek berikut ini:
A. Relevan dan berdayaguna
Untuk situasi terkini di tempat kerja
B. Berkeadilan
Untuk hak asasi manusia dan keseimbangan pandangan
C. Dimengerti
Untuk anggota yang tidak memiliki dasar pendidikan hukum
D. Dapat dilaksanakan
Oleh perwakilan dari tempat kerja dan pada arbitrasi
(Langkah akhir dari prosedur pengajuan keluhan)
Apa yang kita perlukan untuk mengetahui interpretasi kontrak
1. Kata-kata yang digunakan sebaiknya kata-kata yang sederhana dan mudah dimengerti.
2. Kata-kata yang bercabang atau melemahkan akan membuat kita tidak berdaya.
3. Kita perlu mengetahui perbedaan antara penggunaan kata “boleh” dan “harus”.
Kata boleh : Selalu memberi pilihan
Kata akan atau sebaiknya : Bersifat mandat, tergantung pada konteks
Kata harus : Selalu mandat
4. Ada beberapa batasan yang tak tertulis di hak-hak manajemen
Walaupun tidak ada kata yang pasti dalam PKB yang membatasi hak manajemen,
tetapi ada beberapa situasi dimana dapat dimengerti bahwa manajemen harus berbuat
secara rasional
5. Perjanjian kolektif dapat menyediakan hal yang lebih baik daripada hukum tetapi
biasanya tidak kurang
6. Pada setiap set negosiasi, komite tawar menawar serikat harus mereview setiap surat
pengertian yang mereka ingin pegang. Kontrak harus atas itu. Setiap surat harus
berdasarkan kontrak. Mereka kemudian di tandatangani dan di perbaharui. Mereka
harus di cetak sebagai bagian dari kontrak.
Bacaan 11
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
72
Penggunaan kata Boleh, Sebaiknya, Akan, Harus
Beri perhatian pada perbedaan antara boleh pada satu sisi dan sebaiknya dan akan dan harus
pada sisi sebaliknya.
Kata boleh memberi manajemen pilihan tindakan. Boleh adalah kata yang memberi
kebebasan untuk memilih dan bukan sebuha perintah atau mandat.
Pada banyak kasus, sebaiknya dan akan berarti manajemen harus melakukan apa yang
dikatakan oleh kata-kata. Kecualiterjadi pengartian sebaiknya dan akan sebagai mandate akan
menuntun pada kesimpulan yang tidak rasional, absurd, dan tidak logis.
Harus selalu berarti apa yang dikatakan. Tidak ada kekecualian.
Ubah tindakan manajemen dari boleh ke sebaiknya, atau akan dan harus.
Jalan lain untuk membuat bahasa kontrak dapat dilaksanakan adalah dengan menyebutkan
kosekuensi yang spesifik. Contoh, jiks krtrntusn pada prosedur pengaduan atau keluhan
mengatakan jika manajemen tidak menjawab dalam tulisan selama tiga hari sejak diterimanya
keluhan pada langkah pertama, pengaduan atau keluhan akan boleh dipertimbangkan. Ini
membuat ketegasan ketentuan, bukan pilihan.
>><<
Bacaan 12
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
73
MELATIH BAHASA KONTRAK
Lembar kasus
Kasus pertama, untuk bahasa kontrak yang relevan dan berdayaguna (prinsip pertama):
Perusahaan akan menyediakan 2 sistem pembayaran 15 menit waktu istirahat selama dalam 8
jam bekerja
Kenyataan : Ini berarti bahwa beberapa pekerja harus mengambil istirahat pertama mereka
dalam waktu satu jam setengah setelah datang kerja dan tidak mendapatkan istirahat kedua
samapi 8 jam periode kerja berakhir. Pekerja yang lain tidak mendapatkan istirahat pertama
mereka sampai 5 jam mereka bekerja dalam shift mereka
Kasus kedua :
Jika memungkinkan, perusahaan akan mengatur tambahan waktu keringanan selama periode
padat
Situasi: Pekerja di dept. store telah mengeluhkan bahwa selama hari-hari libur, tidak cukup
waktu istirahat bagi mereka, karena pembeli begitu banyak dan membuat antrian panjang di
kasir. Perusahaan diperingatkan untuk menambah kasir sehingga pelanggan segera terlayani
dan waktu istirahat pekerja tidak terganggu
Kasus ketiga, untuk bahasa kontrak harus berkeadilan (prinsip kedua):
Manajemen akan memberi saran pada supervisor jika dia meninggalkan pos kerjanya untuk
kepentingan serikat
Prinsip ke tiga: bahasa kontrak harus dimengerti, kasus kelima:
Jangan menghitung jumlah pasti anak-anak unggas sebelum masa inkubasi/penetasan selesai.
Prinsip ke empat, bahasa kontrak harus bisa dilaksanakan, kasus ke enam:
Dari waktu ke waktu majikan boleh menganggap penting untuk menghentikan beberapa
pelayanan pasti. Dimana memungkinkan perusahaan akan menyediakan pemberitahuan lebih
lanjut kepada serikat dan bersama serikat – manajemen mengadakan pertemuan.
Aktivitas 4
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
74
SESI 11: STRATEGI YANG EFEKTIF DALAM PKB
Durasi: 120 menit
Tujuan: Mengingatkan kembali poin-poin penting sesi 2,3,4,5,6,7,8,9,
dan 10, dengan sesi yang akan dibahas.
Menegaskan kembali kepada peserta bahwa sesi yang di
review tersebut merupakan bahan dasar untuk membuat
strategi yang efektif dalam PKB.
Membantu peserta mengembangkan strategi yang efektif
dalam PKB agar bermanfaat bagi serikat buruh, untuk masa
kini dan akan datang.
Yang Diharapakan: Pada akhir sesi ini peserta mampu:
Dapat memadukan hal-hal penting dari sesi sebelumnya agar
dapat dijadikan kekuatan bahan argumen ketika perundingan
PKB dilakukan.
Mendapat pemahaman mengenai setrategi yang efektif dalam
PKB.
Dapat mengembangkan strategi-strategi yang efektif dalam
PKB dengan modal kekuatan kolektif yang dimiliki oleh
serikat serta rumusan data survey dan rumusan data
investigasi.
Lembaran Peserta: Bacaan 13 : Strategi yang efektif dalam PKB
Bekal Fasilitator: Bekal 3 : Review Sesi 2 - 10
Alat Tambahan: Kertas plano/papan tulis, spidol berwarna, overhead
Metode: Diskusi, bermain peran dan uji materil
Proses: 1. Fasilitator membuka sesi, kemudian menjelaskan tujuan dan proses
belajar, jelaskan pula posisi sesi ini dalam alur pembuatan PKB.
2. Kemudian mengajak peserta untuk mereview sesi 2 s/d 10.
3. Setelah selesai fasilitator menegaskan kembali poin-poin penting
dari sesi 2 s/d 10.
4. Fasilitator membagi peserta kedalam dua kelompok, Kelompok A
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
75
berperan sebagai tim perumus dan perunding PKB.Intruksi untuk
kelompok A :
a. Ambil salah satu drap rumusan PKB yang telah dibuat disesi 9 !
b. Dengan rumusan PKB yang akan diajukan yang sudah dibuat di
sesi 9 coba pikirkan rumusan dan argumen apa yang akan
disampaikan tim perunding dengan tuntutan-tuntutan tersebut?
(catat dalam buku masing-masing).
c. Pikirkan dan perkirakan kemungkinan argumen yang akan di
sampaikan oleh pihak pengusaha sebagai bantahan atas
tuntutan-tuntutan yang diajukan!
d. Pikirkan argumen dan strategi apa yang harus dilakukan oleh
tim perumus dan perunding jika mendapat bantahan seperti apa
yang dipikirkan dan diperkirakan oleh anda sebagai tim
perunding ?.
5. Kelompok B sebagai tim uji material PKB. Intruksinya:
a. Pelajari, pikirkan dan dan perkirakan bantahan apa yang mesti
dikemukakan untuk Counter rumusan tuntutan PKB yang
dibuat disesi 9 yang sama dengan kelompok A.
b.Buat pertanyaan pertanyaan untuk menguji pasal-pasal rumusan
PKB tersebut, satu tuntutan minimal 3 pertanyaan secara
berantai Hal ini untuk menguji strategi apa yang dilakukan
serikat agar tuntutang tersebut dapat disetujui oleh manajemen.
6. Setelah intruksi – intruksi tadi fasilitator menanyakan kembali
kepada kedua kelompok tersebut, apakah dapat dipahami ? jika
sudah.
7. Fasilitator mempersilahkan kepada kedua kelompok tersebut untuk
berdiskusi!
8. Setelah selesai diskusi, fasilitator mempersilahkan kepada
kelompok A untuk kedepan dan membacakan rumusan tuntutan-
tututan di PKB tersebut sekaligus dengan argumentasinya.
9. Selesai kelompok A membacakan isi PKB tersebut. Fasilitator
mempersilahkan kepada kelompok B untuk menguji dengan
memberikan pertanyaan- pertanyaan !
contoh sekenario:
Kelompok A
Kelompok B
1.Rumusan PKB dibacakan oleh
kelompok
A. (1) upah RP. 900.000, (2)
tranportasi Rp.100.000, (3)
uang makan Rp. 300.000/Bln,
(4) tunjangan kesehatan Rp.
300.000,
2. Tuntutan 900.000,
berdasarkan keinginan anggota
1. Apa argument anda sehingga
anda
menuntut upah sebesar
900.000, ?
2. bagaimana jika pengusaha
tidak sanggup membayar upah
sebesar tuntutan tadi, apa yang
akan tim perunding lakukan ?
3. Dengan menyetop
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
76
dan berdasarkan pada survey
kebutuhan.
3. Untuk pasal upah di
tangguhkan kami beralih ke
pasal transpotasi.
perundingan pasal upah, dan
bergeser ke masalah transport
apakah cara yang efektif yang
dilakukan? Berikan
penjelasannya ?
Skenario ini dipakai untuk uji material PKB dan mencari strategi
yang efektif. Apa yang yang harus dilakukaan dengan pertanyaan
dari kelompok B tersebut.
11. Setelah metode bermain peran selesai fasilitator mempersilahkan
kedua kelompok tadi untuk kembali ketempat duduk masing-
masing?
12. Kemudian fasilitator bertanya, epa yang dapat kita pelajari dari
metode bermain peran tadi ?
13. Setelah peserta mengungkapkan pendapatnya, fasilitataor
menyimpulkan proses belajar sesi, kemudian menutupnya.
Catatan: 1. Review tujuanya mengingatkan kepada peserta mengenai
poin-poin penting dari setiap sesi yang saling keterkaitan.
2. Matode bermain peran dengan skenario uji material
dimaksudkan untuk menguji sejauh mana, tuntutan itu sudah
dipertimbangkan dengan cermat dan matang serta
menggunakan strategi agar dapat diterima oleh manajemen.
3. Melatih mencari dan mengembangkan strategi-setrategi yang
efektif jika tuntutan dan argumentasi tim selalu mendapat
bantahan dari pihak manajemen.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
77
Bacaan 13
STRATEGI YAG EFEKTIF DALAM PKB
Mengacu pada istilah (Kamus Umum Bahasa Indonesia) Strategi adalah (1) Ilmu dan seni
memadukan dan menggunakan semua sumber daya, dana dan data untuk melaksanakan
kebijakan dan keputusan tertentu didalam situasi apa pun. (2) Ilmu dan seni memimpin tim
untuk menghadapi lawan agar kondisi menguntungkan (3) Rencana yang cermat dalam suatu
aksi (kegiatan) untuk mencapai sasaran dengan tepat. Menurut (kamus sosiologi) Strategi
adalah prosedur yang mempunyai alternatif-alternatif pada pelbagai tahap atau langkah yang
di ambil. Sedangkan efektif mempunyai arti sejauh mana langkah, atau keputusan itu
berdampak menguntungkan (mujarab) bagi kita sebagai serikat baik jangka pendek maupun
jangka panjang.
Berdasarkan pada pengertian diatas maka strategi yang efektif dalam PKB ialah: cara
menggunakan semua sumber daya dana dan data menjadi sebuah kekuatan, dengan
mempertimbangkan kekuatan dan kelemahanya sehingga unsur-unsur tersebut diolah dan
dirumuskan secara cermat menjadi peluang untuk mendapatkan keuntungan atau kemenangan
sehingga hasil akhir dari kesepakatan berpihak terhadap serikat buruh.
Disamping itu strategi yang efektif dalam PKB juga sangat erat hubungannya dengan
pemanfaatan semua kekuatan baik mengenai data survey dan data investigasi serta
menempatkan tuntutan dalam waktu yang tepat.
Tahap awal dalam mempersiapkan PKB adalah sejauh mana ketepatan kita mengolah data
survey dan data investigasi kondisi perusahaan menjadi suatu rumusan yang akurat dan
rasional. Tahap kedua rumusan tersebut dikemas dengan baik. Sebab kedua unsur tersebut
akan dipadukan. Data survey menghasilkan berbentuk tuntutan sedang data hasil investigasi
menjadi fakta pendukung dalam berargumen ketika tuntutan itu diajukan. Nah, dalam
kondisi seperti ini strategi yang efektif-lah yang sangat dibutuhkan. Oleh karena itu kelihaian
dan kecakapan tim perumus serta tim perunding agar dapat mengembangkan dan membuat
strategi-strategi yang efektif, jika pada saatnya melakukan perundingan tuntutan dan alasan
yang disampaikan diterima dan disetujui oleh pihak manajemen.
Untuk melatih pengembangan strategi yang efektif dalam PKB tersebut, diperlukan uji
materil dari draft PKB yang akan diajukan. Cara mengujinya adalah semua tim-tim persiapan
PKB harus menggambarkan kondisi-kondisi apa yang mungkin terjadi ketika perundingan,
apakah manajamen, mudah atau bersifat terbuka, atau sebaliknya, dan acuh. Bahkan
kemungkinan fatal manajemen tidak mau untuk melakukan perundingan. Oleh karenanya
untuk menggambarkan hal tersebut dibutuhkan skenario berupa uji materi tadi dengan
pertanyaan-pertanyaan sebanyak mungkin. Dengan menuliskan dan melontarkan sejumlah
pertanyaan yang berbentuk sanggahan (alasan keberatan) dari manajemen. Maka secara tidak
langsung tim perumus dan perunding dapat mengembangkan cara perumusan pasal-pasal
PKB dengan efektif dan bagi tim perunding secara tidak langsung berlatih menemukan
strategi kata-kata yang dapat dijadikan argumentasi efektif sebagai bahan ketika perundingan
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
78
dilakukan. Namun semua itu tentu saja harus berdasar pada pertimbangan dari segi kekuatan
serikat, kekuatan data survey, kekuatan data investigasi dan kekuatan bahasa kontrak yang
ditulis dalam PKB yang diajukan. Disamping itu juga perlu diperhitungkan mengenai waktu,
berapa durasi yang dibutuhkan dalam setiap pasal ketika perundingan, dan kapan tekanan dari
anggota serta solidaritas dari sesama serikat dibutuhkan dan dilakukan. Ketepatan strategi
yang efektif merupakan langkah keberhasilan dalam PKB. Berikut ini contoh uji materil
PKB untuk mengembangkan strategi dan merumuskan pasal PKB sebagai bahan negoosiasi:
Contoh:.
Prioritas pasal
tunntutan tim
perunding
Argumen yang
disampaikan
Gambaran
Manajemen
Pertanyaan yang
diajukan
Strategi yang
dikembangkan
1.Kenaikan
upah
Rp 900.000,.
UMK
Rp. 730.000
1.Kondisi tahun ini
perusahaan untung
sekitar 75 %
setelah dikurangi
pajak, dan biaya
produksi
2.berdasar pada
tuntutan buruh
di perusahaan ini
1.Manajemen tidak
menyetujui sebab
upah sudah sesuai
dengan UMK.
2. Jika kami
menyetujui
tuntutan SB,
kemungkian kami
harus melakukan
pengurangan
tenaga kerja sekitar
30 % dari jumlah
yang ada.
1.Strategi apa yang
akan di ambil,
efektifkah?
2.Langkah apa lagi
agar tuntutan di
setujui ?
3. Apakah dalam
tahap ini perlu
tekanan
atau belum ?
1.Sisa tuntutan upah
tersebut di alihkan ke
kompensasi transportasi.
2.Peluang strategi lain,
sisa tuntutan dibagi ke
kompensasi transportasi
dan uang makan. Atau
tunjangan lain
Catatan:
1. Ketika kesepakatan pasal upah ini di ambil dan diputuskan maka, tim negosiasi
perlu memikirkan efek jangka pendek dan panjang demi keberlangsungan buruh
atau anggota serikat kita.
2. Begitu juga jika kita bersikeras pada tuntutan semula, apa akibat yang akan
terjadi sehubungan dengan warning atau ancaman dari pihak manajemn mengenai
keberlangsungan kerja para anggota. (dalam situasi inilah kecermatan dan
kecakapan tim perunding di uji agar keputusan yang diambil benar-benar efektif
dan bermanfaat)
Upah yang disepakati
UMK sebesar Rp.730.000,
2. Tuntutan
transportasi
sebelumnya 100.000/
bln
Argument
yang efektif
apa yang
harus
dikemukakan ?
Manajemen tidak
setuju uang
transport sebesar
Rp. 15.000 /bln
4.Efektifkah jika
strategi kedua di
jalankan ?
Jika ditambah dengan sisa
upah yang diterima berarti
rumusan tuntutan sebesar
Rp. 150.000
3. Tuntutan uang
makan per hari 5000,
perbilan 300.000,
sebelumnya
Manajemen
semakin merasa
diperas
5.Efektifkah
strategi kedua
dengan cara
membagi ke
kompensasi
transport dan
uang makan ?
6 Apakah ditahan
ini perlu tekanan?
Jika sisa tuntutan upah di
bagi ke transport dan uang
makan secara merata
maka uang makan
rumusan tuntutan untuk
makan sebesar Rp.
375.000
Catatan:
1.Buatlah sebanyak mungkin pertanyaan, yang menggambarkan alasan-alasan pihak manajemen
2. Cara diatas tersebut tujuannya adalah menguji draft rumusan tuntutan yang akan dirundingkan.
3. Cara tim perumus dan perunding KKB mendapatkan strategi-strategi yang akan di ambil sehingga akan
menghasilkan rumusan dan keputusan yang efektif.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
79
Setelah selesai bahan material diuji dan disusun menjadi pasal-pasal tuntutan yang bermuatan
strategi. Selanjutnya tim perunding serikat memantapkan peran dan tugas yang akan
dimainkan dalam perundingan. Peran dan tugas ketika perundingan diantaranya :
1. Juru bicara tugas sebagai juru bicara tugas yang harus dilakukan kurang lebih:
Membuka pembicaraan menyapaikan maksud dan tujuan yang telah disepakati yaitu
untuk melakukan negosiasi PKB
Membacakan pasal-pasal PKB yang akan dirundingkan
Menawarkan pasal yang akan didahulukan dirundingkan
Juru bicara ini boleh lebih dari satu orang tetapi untuk pembuka lebih baik diperankan kepada
satu orang dan yang lainya saling menambahkan.
2. Pengamat dan penetralisir situasi bertugas mengamati berjalannya perundingan secara
seksama, menetralisir keadaan. Hal ini dimaksud agar jika perundingan mengalami
kemacetan pengamat mengingatkan agar kembali fokus kepada pembicaraan, disamping itu
peran ini memungkinkan untuk berlaga menetralkan keadaan sehingga membuat perundingan
menjadi kondusif. Jika perlu mengeluarkan bahasa-bahasa hukum atau bijak seperti
mendukung manajemen padahal dibalik itu bermaksud agar si manajemen luluh. “Seperti jika
bapak melaksanakan pasal ini kemungkinan besar pekerja akan lebih rajin dan termotivasi
agar kinerjanya lebih baik”. Tetapi perlu dicatat ketika memberikan pernyataan tentu saja
harus diperhitungkan baik-buruk yang akan timbul.
3. Penekan bertugas melakukan penekanan, semisal mengemukan efek yang akan timbul jika
pasal yang diajukan tidak dilaksanakan oleh manajemen. Dalam bentuk peringatan, bukan
acaman dan tentu saja setiap penekanan yang dilontarkan ada konsekuensinya dan jangan
lupa semua warning itu harus mencerminkan kalimat yang merupakan suara anggota serikat.
4. Notulensi dalam perundingan tentu saja harus ada yang bertugas mencatat hasil dari
perundingan dari pihak SB. Agar setiap tahapan perundingan terdokumentasi secara baik.
5. Tim sosialisasi bertugas mengkomunikasikan setiap tahap hasil perundingan kepada
anggota. Ini juga sangat menentukan karena dapat bekerja sama dengan tim di lapangan
untuk mengkondisikan situasi anggota ketika dibutuhkan penekanan-penekanan.
>><<
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
80
Bekal 3
Review sesi 2 sampai 11.
Sebelum membahas stretegi yang efektif dalam PKB, sebaiknya kita mengingat kembali
poin-poin penting dalam sesi-sesi sebelumnya sebab sesi ini menyangkut secara keseluruhan
poin penting dari sesi-sesi tadi. Oleh karena itu mari kita telaah kembali sesi-sesi yang telah
kita laluli.
1. Di sesi kedua kita telah pelajari bahwa prinsip PKB merupakan pertukaran kepentingan
antara serikat buruh dengan pengusaha, yang didalamnya ada hal yang sifatnya sama dan
kontra. Tetapi perlu kita ingat bawa sedikit sekali kepentingan yang bersifat sama.
Berdasarkan pengalaman hampir 99,9 % pertukaran kepentingan tersebut bersifat kontradiksi
(berlawanan).
Berdasar pada sifat tersebut kita sebagai serikat buruh tentunya akan berpikir keras
bagaimana agar pertukaran kepentingan yang berbeda tadi berjalan lancar dan lebih banyak
kepentingan serikat yang diajukan, dapat diterima dan disetujui oleh pengusaha. dari pada
kepentingan pengusaha yang di ajukan kepada serikat. Maka dalam hal ini serikat harus
berusaha kerasa mengkondisikan bahwa kepentingan yang kita tawarkan tersebut rasional
yang merupakan kepentingan kolektif buruh yang diwakili serikat dan secara langsung akan
berimbas pada kemajuan perusahaan.
2. Sesi ketiga, poin utamanya ialah bahwa PKB tersebut merupakan aturan (hak, kewajiban,
dan sangsi) yang dibuat oleh pihak pengusaha dan serikat buruh untuk mengatur hubungan
kerja antara pengusaha dan para buruh (dlm serikat secara khusus) dan buruh didalam
perusahaan secara umum. Dan keduanya wajib mematuhinya. Aturan tersebut berupa tulisan
dalam bentuk pasal yang berupa kata-kata dan angka-angka yang mempunyai jangka waktu
tertentu.
3. Sesi empat yaitu: Mengenai bagaimana cara membangun dan menata kekuatan serikat baik
sumber daya dan data yang merupakan modal ketika persiapan dan pelaksanaan PKB.
Berbicara tetang kekuatan serikat, peran pengorganisasian dan pendidikan, kekompakan
kolektif sangat dibutuhkan dan diuji.
4. Sesi lima merupakan pembahasan tahapan atau alur pembuatan PKB. Yang dilakukan
secara komprehensif yang mengutamakan kepada kontribusi semua pihak dalam serikat,
aspirasi anggota agar mereka merasa terwakili secara demokratis. Selanjutnya pembentukan
tim-tim untuk mengerjakan tugas-tugas yang dibutuhkan untuk pembuatan draft PKB tersebut
adalah tim yang berasal dari para pengurus dan anggota yang memiliki kemampuan yang
cukup untuk mengerjakan tugas yang harus dilakukannya.
Tim-tim tersebut dibagi kedalam beberapa tugas, diantaranya:
Tim survey yang melakukan dan menampung keinginan anggota dan mengumpulkan
data harga kebutuhan hidup buruh.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
81
Tim investigasi yang bertugas menyelidiki kekayaan perusahaan, kondisi perusahaan
yang didalamnya mengenai untung rugi perusahaan, biaya produksi perusahaan,
jaringan perusahaan serta jaringan penjualan hasil produk perusahaan.
Tim aksi PKB bertugas menyiapkan aksi dalam bentuk dukungan untuk menekan
pengusaha agar mau melakukan perundingan dan menyelesaikan perundingan PKB
secepatnya dalam situasi konusif. Bentuk dukungan yang dikerjakan disamping dari
anggota serikat sendiri juga menampung dukungan solidaritas dari sesama serikat atau
media massa.
Tim perumus PKB ini biasanya merupakan tim besar gabungan dari tim-tim kecil
tadi. Bertugas mengolah merumuskan serta menguji material dari rumusan PKB
tersebut.
Tim pembuat bahasa kontrak setiap pasal dalam PKB atau disebut tim hukum
(advokat) bertugas membuat narasi PKB agar mudah dipahami, jelas, tegas dan
mempunyai unsur keadilan.
Tim negosiasi atau tim perunding mereka bertugas menegosiasikan pasal-pasal
tuntutan dengan pihak perusahaan yang diwakili oleh manajemen.
5. Poin penting dalam sesi enam ialah bagaimana membangun dan mengkondisikan kekuatan
kolektif, dalam bentuk aksi untuk PKB agar kekuatan kolektif tersebut menjadi tekanan yang
berpengaruh kondusif, terhadap pengusaha, dan dapat menunjang keberhasilan perundingan
PKB. Sehingga pihak pengusaha bersedia melakukan perundingan dengan serikat secara baik.
Dalam arti manajemen merasa nyaman melakukan perundingan PKB tersebut sehingga
mencapai kesepakatan dengan cepat dan segera dapat dilaksanakan.
6. Poin penting sesi tujuh ialah mengenai keahlian dan kecakapan tim investigasi dalam
melakukan tugasnya mencari informasi mengenai isi perut perusahaan misalkan mengetahui
siapa pemilik, siapa yang dapat mengambil keputusan, besar keuntungan perusahaan, besar
biaya produksi, besar upah yang dibayar kepada pihak buruh, karakter manajemen yang dapat
memberikan keputusan ketika perundingan serta data yang lainnya mengenai perusahaan.
Data tersebut nantinya merupakan alat untuk mendukung tuntutan yang diajukan.
7. Poin penting dalam sesi delapan ialah bagai mana membuat rumusan pertanyaan untuk
survey agar mudah dipahami oleh anggota dan cara mengolah hasil survey sehingga menjadi
rumusan tuntutan yang aspiratif mewakili kepentingan anggota baik jangka pendek maupun
jangka panjang.
8. Poin penting sesi sembilan ialah mengenai cara memadukan hasil investigasi dengan hasil
survey sehingga menjadi suatu rumusan yang terencana dengan penuh pertimbangan.
Disamping itu juga dibutuhkan kecakapan dalam menyusun pasal-pasal tuntutan, pemilahan
prioritas tuntutan, serta mempelajari PKB sebelumnya sebagai bahan kajian mengenai pasal-
pasal yang masih relevan, dan pasal yang harus dirubah baik (narasi) bahasa kontraknya
maupun jumlah nominal (besarnya) .
9. Poin penting sesi sepuluh ialah cara membuat rumusan bahasa kontrak sehingga dapat
dipertanggung jawabkan, mempunyai kekuatan, keberpihakan serta keadilan, singkat, jelas,
lugas, tegas dan mudah dipahami oleh seluruh anggota.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
82
10. Poin penting sesi sebelas ialah pemahaman tentang prinsip dari negosiasi. Untuk apa
negosiasi dilakukan. Hal ini menyangkut teori dalam bernegosiasi atau berunding, baik
bahasa, verbal, bahasa tubuh maupun tulisan sehingga dapat mempengaruhi lawan agar lawan
menerima argumentasi serta menyetujui apa yang di sodorkan oleh serikat.
>><<
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
83
SESI 12: PELAKSANAAN NEGOSIASI PKB
Durasi: 120 menit.
Tujuan: Membantu peserta memahami proses negosiasi yang dilakukan
serikat buruh dalam kerangka pembuatan dan pemberlakuan
PKB.
Membantu peserta untuk memahami kesulitan-kesulitan selama
bernegosiasi dengan pihak manajemen
Mengajak peserta mengenali hasil-hasil perundingan.
Yang Diharapkan: Pada akhir sesi ini peserta mampu:
Menjelaskan proses perundingan kolektif yang dilakukan serikat
buruh dalam kerangka pembuatan dan pemberlakuan PKB.
Menjelaskan cara negosiasi secara efektif
Berlatih melakukan negosiasi PKB
Menjelaskan hasil-hasil yang mungkin didapat dari perundingan.
Lembaran Peserta: Bacaan 14: Memahami negosiasi
Bacaan 15: Persiapan Negosiasi
Bacaan 16: Perundingan PKB Dari Sudut Pandang Serikat Buruh.
Bacaan 17: Pelaksanaan Negosiasi dan Penerapan hasil Negosiasi
Bekal Fasilitator: Bekal 4: Daftar Periksa
Alat Tambahan: Kertas plano/papan tulis, spidol berwarna, 1 buah meja, 7 buah kursi
Metode: Role play.
Proses: 1. Fasilitator membuka sesi ini. Jelaskan tujuan dan proses
belajarnya
2. Jelaskan bahwa peserta akan berlatih melakukan negosiasi PKB
3. Aturlah ruangan kelas semirip mungkin dengan ruangan
negosiasi di perusahaan.
4. Mintalah peserta untuk memilih diantara peserta yang akan
berperan
5. sebagai tim perunding dari pengusaha dan yang akan berperan
sebagai tim perunding dari serikat buruh
6. Setelah terpilih beri kesempatan untuk masing-masing peran
tersebut untuk mempersiapkan dirinya.
7. Mulailah permainan dengan mempersilakan peserta yang
berperan sebagai tim perunding manajemen dan tim perunding
dari serikat buruh untuk menempati tempat yang telah
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
84
disediakan. Peserta lainnya dipersilakan untuk mengamati proses
negosiasi tersebut.
8. Setelah beberapa waktu fasilitator bisa menghentikan untuk
sementara permainan peran tersebut. Kemudian mintalah kepada
para peserta yang berperan sebagai pengamat untuk memberikan
komentarnya. Bantulah komentar para peserta dengan pertanyaan
pembantu, seperti:
Apakah tim bertindak secara terkoordinasi?
Apakah pernyataan kedua belah pihak dinyatakan secara
jelas?
Apakah kedua belah pihak saling mendengarkan?
Apakah masing-masing pihak melakukannya dengan baik?
Apa yang mereka dapat lakukan dengan lebih baik?
9. Setelah para peserta memberikan komentar-komentarnya,
permainan peran dilanjutkan kembali. Permainan peran dimulai
dari saat permainan dihentikan untuk sementara.
10. Setelah beberapa saat lagi fasilitator bisa kembali menghentikan
kembali untuk sementara permainan peran tersebut dan kembali
meminta komentar dari para peserta. Untuk membantu komentar
peserta, bisa diajukan pertanyaan pembantu seperti, misalnya:
Apakah strategi tim perunding serikat sudah cukup tepat?
Apakah strategi tim perunding perlu dirubah?
Apakah tim perunding pihak pengusaha telah berperan
dengan cukup baik?
Apakah orang-orang di kedua tim perunding tersebut telah
berperan dengan cukup baik?
Apakah orang-orang tersebut perlu diganti?
11. Setelah para peserta memberikan komentar-komentar dan
masukannya, permainan peran dilanjutkan kembali dengan
bedasarkan masukan dari para peserta. Permainan peran dimulai
dari saat permainan dihentikan untuk sementara.
12. Setelah permainan selesai, lakukan curah pendapat untuk
mendapatkan umpan balik yang lebih lengkap dari peserta
pengamat. Diskusikan gagasan-gagasan tersebut, kemukakan
juga pendapat fasilitator tentang proses tersebut.
13. Bagikan bacaan 15 - 16. Diskusikan hal-hal yang tidak dipahami
14. Fasilitator menutup sesi ini.
Catatan: Fasilitator memberikan catatan bahwa dalam proses negosiasi
perlu diperhatikan mengenai pernyataan terbuka dari serikat
buruh yang ditujukan kepada pihak manajemen.
Amatilah proses negosiasi dengan cermat. Bukan hasil yang
menjadi tujuan sesi ini, tapi pemahaman peserta tentang proses
negosiasi itu sendiri.
Jika dianggap perlu fasilitator bisa menghentikan untuk
sementara permainan peran tersebut lebih dari dua kali.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
85
MEMAHAMI NEGOSIASI
Apakah Negosiasi itu?
Sebagai orang yang tidak hidup sendiri, kita seringkali berunding dengan orang di sekitar
kita. Tujuannya sudah pasti untuk mencapai kesepakatan. Kesepakatan yang sudah pasti
menguntungkan semua dan membuat hidup jadi lebih baik.
Negosiasi adalah berunding. Tujuannya mencapai kesepakatan yang harus ditaati oleh semua
pihak yang terlibat.
Mengapa kita harus bernegosiasi?
Banyak cara untuk mendapatkan kepentingan-kepentingan sebagai buruh. Masalahnya adalah
bagaimana membuat kepentingan itu menjadi sebuah hak yang diakui. Diakui oleh buruh dan
pengusaha
PKB adalah jawabannya. Negosiasi adalah usaha untuk mencapainya.
Kawan-kawan pastinya masih ingat bahwa pengusaha adalah juga sebuah organisasi yang
rapi dan kuat. Artinya perundingan yang satu ini membutuhkan kekuatan utuh dari seluruh
anggota serikat buruh. Perundingan ini akan dilakukan oleh tim yang mewakili seluruh
anggota serikat.
Bagaimana melakukan negosiasi?
Mewakili seluruh anggota bukanlah tugas yang mudah. Semua anggota memang terlibat
dalam proses perundingan PKB tapi boleh dibilang tim perunding adalah ujung tombak
keberhasilan PKB.
Ada tiga tahap yang harus dilalui dalam bernegosiasi. Yaitu tahap persiapan, pelaksanaan dan
penerapan kesepakatan hasil negosiasi. Tiga tahap inilah yang akan kita pelajari dan bahas
bersama-sama.
Tahap pertama yaitu persiapan, terdiri dari pembentukan tim perunding dan strategi aksi.
Tahap kedua yaitu pelaksanaan terdiri dari proses komunikasi verbal dan non verbal saat
melakukan negosiasi, mendokumentasikan pembicaraan perundingan, tawar menawar dan
mencapai kesepakatan. Tahap ketiga adalah pelaksanaan hasil negosiasi.
>><<
Bacaan 14
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
86
PERSIAPAN NEGOSIASI
Apa yang harus dipersiapkan pertama kali ?
Bagian pertama adalah packaging. Sama seperti poses produksi di pabrik, bagian ini adalah
bagian pengemasan semua hasil produksi. Kali ini yang harus dikemas adalah hasil
investigasi dan survey. Hasil akhirnya adalah tuntutan-tuntutan yang akan dimasukan ke
dalam PKB. Tuntutan – tuntutan ini harus disertai dengan alasan – alasan dan data yang jelas.
Artinya tim perunding harus memiliki daya analisa yang menguatkan tuntutan-tuntutan
tersebut. Analisa dan data inilah yang akan menjadi amunisi dalam berhadapan dengan pihak
pengusaha. Senjata inilah yang membuat pengusaha sulit untuk berkelit.
Siapkah yang bisa menjadi tim perunding ?
Tim perunding ialah orang-orang yang dipercaya oleh seluruh anggota. Anggota tim ini bisa
juga perwakilan dari tiap divisi atau unit-unit dalam perusahaan. Bisa jadi mereka adalah
tokoh yang dianggap panutan bagi seluruh anggota serikat buruh. Intinya anggota perunding
harus dipilih dan ditentukan secara demokratis. Yang patut ditekankan adalah beban dan
tanggungjawab tidak sepenuhnya berada didalam pundak anggota tim tersebut. Bahkan jika
didalam perundingan nanti terjadi kemacetan, anggota tim bisa memutuskan untuk kembali
berunding dengan seluruh anggota buruh sebelum membuat keputusan yang tepat.
Apalagi yang harus dilakukan jika tim sudah terbentuk ?
Persiapan berikutnya adalah mempersiapkan peran anggota tim dalam perundingan.
Pembagian ini penting karena kekompakan tim menentukan keberhasilan perundingan. Ada
beberapa peran yang harus dimainkan oleh anggota tim perunding. Peran tersebut adalaah:
Juru bicara
Ia boleh jadi merupakan pemimpin tim perunding. Tugasnya adalah membuka
perundingan serta mengemukaka tuntutan-tuntutan yang akan dimasukan dalam PKB.
Juru bicara ini bisa lebih dari satu orang. Dalam melakukan perundingan harus tetap
ada juru bicara utama yang pendapatnya diperkuat oleh juru bicara lainya.
Pengamat
Dia adalah bagian tim perunding yang bertugas mengawasi perundingan. Jika
perundingan mulai macet, maka pengamat ini akan mengingatkan anggota tim
perunding lainya untuk meminta waktu istirahat. Waktu inilah yang akan digunakan
anggota tim perunding untuk menentukan langkah berikutnya. Pengamat ini juga akan
meminta waktu istirahat ketika mulai nampak ketidak kompakan diantara sesama tim
perunding.
Penekan
Sesuai dengan namanya, dia adalah anggota tim perunding yang jadi juru menekan.
Fungsi dia dalah mendinamisasi forum. Dia berperan sebagai ‟jagoan galak‟ yang
menekan pengusaha dalam forum. Dia akan berkali-kali menekankan betapa seriusnya
Bacaan 15
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
87
perundingan ini. Tetapi tidak sampai menimbulkan “huru - hara”. Yang penting para
perunding tidak sampai ”klemar - klemer” alias lembek.
Apa yang harus dilakukan anggota serikat buruh pada saat negosiasi berlangsung ?
Apakah anggota serikat akan tetap adem ayem, sementara kawan-kawan tim perunding
sedang berjuang? Apakah anggota serikat harus kerja seperti biasanya selama perundingan
berlangsung ? Tentu tidak!
Persiapan apa saja yang harus dilakukan anggota pada saat negosiasi berlangsung? Masih
ingat tentang aksi ? kalau bisa buatlah aksi di perusahaan untuk menunjukan kekuatan dan
menandakan dukungan. Aksi ini penting agar pengusaha tahu bahwa tim perunding ini datang
atas nama kekuatan seluruh anggota serikat buruh. Disamping itu juga untuk meningkatkan
posisi tawar tim perunding. Jadi, persiapkanlah aksi untuk mendukung tin perunding.
Perlu kita ingat bawa ketika perundingan itu berlangsung, aksi dukungan yang dilakukan
harus bertahap sesuai dengan rencana yang diputuskan bersama.
>><<
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
88
Bacaan 16
PERUNDINGAN P K B
DARI SUDUT PANDANG SERIKAT BURUH
Perundingan adalah proses di mana dua pihak atau lebih bertemu dan mengadakan tawar-
menawar untuk mencapai suatu kesepakatan. Kadang perundingan disebut sebagai negosiasi.
Perundingan dilakukan karena adanya pertentangan kepentingan di antara pihak-pihak yang
bertemu. Jika tidak ada pertentangan kepentingan, tidak ada yang perlu dirundingkan.
Buruh mempunyai berbagai kepentingan, dan begitu juga pengusaha. Ada kepentingan buruh
yang bertentangan dengan kepentingan pengusaha, ada juga yang tidak. Kepentingan buruh
untuk mendapatkan upah yang lebih besar, misalnya, bertentangan dengan kepentingan
pengusaha untuk mendapatkan laba yang lebih besar. Namun kepentingan buruh untuk hidup
sehat, misalnya, tidak bertentangan dengan kepentingan pengusaha untuk mendapatkan laba
yang lebih besar. Pengusaha tidak merasa keberatan dengan usaha buruh untuk
mempertahankan atau meningkatkan kesehatannya selama buruh tidak meminta uang
tambahan dari pengusaha. Kepentingan-kepentingan buruh yang bertentangan dengan
kepentingan pengusaha bisa dijadikan bahan perundingan, dijadikan bahan untuk dibahas dan
ditawar-tawar. Sementara kepentingan-kepentingan buruh yang tidak bertentangan dengan
kepentingan pengusaha tidak bisa dijadikan bahan perundingan.
Usaha untuk meminta atau menuntut upah dan kondisi kerja yang lebih baik bisa dilakukan
buruh secara individual (sendiri-sendiri) maupun kolektif (bersama-sama). Dalam hal serikat
buruh, usaha itu dilakukan secara kolektif. Jika masih harus dilakukan secara individual, bisa
dikatakan tidak ada gunanya membentuk serikat. Serikat buruh justru dibentuk sebagai sarana
untuk meminta atau menuntut secara kolektif di hadapan pengusaha.
Perundingan PKB adalah perundingan antara serikat buruh dan pengusaha dalam kerangka
pembuatan dan pemberlakuan PKB. Perundingan itu tidak membutuhkan penengah atau
mediator, cukup dihadiri oleh pihak serikat dan pihak pengusaha.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
89
GAMBARAN PERUNDINGAN
Ada beberapa hal yang dipakai untuk menggambarkan suatu perundingan, antara lain:
Tidak ada pemimpin atau ketua perundingan, walau pihak-pihak yang berunding
mempunyai pemimpin atau juru bicara masing-masing.
Tidak ada prosedur yang baku. Prosedur perundingan bisa ditetapkan bersama oleh
pihak-pihak yang berunding.
Tidak ada agenda tetap. Di tengah perundingan, agenda bisa berubah, jika disetujui oleh
pihak-pihak yang berunding.
Tujuan akhirnya adalah mencapai suatu kesepakatan, suatu keputusan yang diterima
bersama oleh pihak-pihak yang berunding.
Terjadi kompromi di sana-sini.
Tidak selalu diakhiri dengan tercapainya kesepakatan. Bisa jadi perundingan macet
karena tiap pihak bersikeras dengan syarat-syarat yang diajukannya.
Pihak-pihak yang berunding saling mengajukan pendapat, saling membantah, dan saling
membujuk. Semua itu dilakukan untuk membela kepentingan masing-masing.
HASIL PERUNDINGAN
Sulit untuk memperkirakan apa saja yang akan diperoleh sesudah menyelesaikan seluruh
proses perundingan, tapi dalam garis besar ada 3 macam hasil perundingan yang mungkin
terjadi, yakni:
Menang – Kalah
Salah satu pihak mendapatkan seluruh atau sebagian terbesar hasil yang diharapkannya,
sementara pihak lain tidak mendapatkan apa pun yang diharapkannya atau mendapatkan
sebagian kecil saja.
Contoh:
Pihak serikat buruh meminta kenaikan upah sebesar 20 persen, sementara pihak pengusaha
menawarkan 5 persen saja. Sesudah perundingan 4 hari berturut-turut, akhirnya disepakati
Perundingan yang tidak didukung
oleh anggota SB
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
90
kenaikan upah sebesar 20 persen. Maka hasil perundingannya adalah serikat buruh menang
dan pengusaha kalah (menang – kalah).
Kalah – Menang
Salah satu pihak tidak mendapatkan apapun yang diharapkannya atau mendapatkan sebagian
kecil saja, sementara pihak lain mendapatkan seluruh atau sebagian terbesar hasil yang
diharapkannya.
Contoh:
Pihak serikat buruh meminta kenaikan upah sebesar 20 persen, sementara pihak pengusaha
menawarkan 5 persen saja. Sesudah perundingan 4 hari berturut-turut, akhirnya disepakati
kenaikan upah sebesar 5 persen. Maka hasil perundingannya adalah serikat buruh kalah dan
pengusaha menang (kalah – menang).
Kalah – Kalah
Pihak-pihak yang berunding tidak mendapatkan apa pun yang diharapkannya atau
mendapatkan sebagian kecil saja.
Contoh:
Pihak serikat buruh meminta kenaikan upah sebesar 20 persen, sementara pihak pengusaha
menawarkan 5 persen saja. Sesudah perundingan 4 hari berturut-turut, akhirnya disepakati
kenaikan sebesar 17,5 persen. Maka hasil perundingannya adalah serikat buruh kalah dan
pengusaha juga kalah (kalah – kalah).
Perundingan tidak bisa tiba-tiba diadakan begitu saja. Beberapa hal harus ada terlebih dulu
sebelum perundingan dilakukan, yakni:
Keinginan untuk melakukan tawar-menawar atas keinginan masing-masing pihak.
Kesediaan untuk berkompromi demi tercapainya suatu kesepakatan.
Persiapan pada masing-masing pihak berkaitan dengan permintaan, tuntutan, usulan, dan
alasan-alasan yang akan diajukan dalam perundingan nanti.
Tanpa adanya hal-hal tersebut perundingan tidak bisa dilakukan. Kemudian di samping itu
pihak serikat buruh perlu menahan diri dan menunda perundingan jika:
Pihaknya belum memiliki cukup kekuatan untuk melakukan tawar-menawar.
Pihaknya belum merumuskan permintaan atau tuntutannya.
Pihaknya belum mempunyai cukup alasan untuk mendukung permintaan atau tuntutan
itu.
Pihaknya belum menyelidiki kemampuan pengusaha untuk memenuhi permintaan atau
tuntutan itu.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
91
TIM PERUNDING
Perundingan PKB diadakan oleh serikat buruh dan pengusaha, tapi itu tidak berarti semua
anggota serikat menghadiri acara perundingan dan pengusaha (baik satu atau beberapa orang)
langsung duduk berhadapan dengan mereka. Perundingan yang sebenarnya dilakukan oleh
wakil-wakil serikat buruh dan wakil-wakil pengusaha. Mereka yang mewakili serikat buruh
dalam perundingan disebut “pihak serikat” atau “tim perunding serikat”. Sementara mereka
yang mewakili pengusaha dalam perundingan disebut “pihak pengusaha” atau “tim perunding
pengusaha”.
Tim perunding serikat terdiri dari beberapa anggota serikat, baik anggota biasa maupun
pengurus, yang dipilih oleh pengurus serikat untuk melakukan perundingan. Sementara tim
perunding pengusaha terdiri dari siapa pun yang dipilih oleh pengusaha untuk melakukan
perundingan. Dalam tim perunding pengusaha selalu ada satu atau beberapa orang buruh
pengatur yang biasa disebut “manajer” (manager). Walau sebenarnya juga buruh, jarang ada
manajer yang menjadi anggota serikat. Posisinya sebagai buruh yang mengatur buruh lain
membuatnya lebih dekat ke pengusaha ketimbang ke sesama buruh. Hal itu yang membuat
para manajer menempatkan dirinya berseberangan dengan serikat. Bukan karena upahnya
lebih tinggi, pakaiannya lebih bagus, atau ijazahnya lebih banyak, tapi karena kedekatannya
dengan pengusaha.
TAHAP-TAHAP PERUNDINGAN
Perundingan PKB terdiri dari beberapa tahap. Paling sedikit ada 4 tahap perundingan yang
harus dijalani, yakni:
1. Persiapan
Persiapan mencakup penentuan tujuan dan sasaran perundingan (hasil-hasil yang diharapkan
dari perundingan itu). Dalam tahap persiapan pengurus serikat juga harus mengumpulkan
informasi-informasi yang bisa digunakan untuk mendukung permintaan atau tuntutannya.
Perundingan yang didukung
oleh anggota SB
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
92
2. Diskusi
Diskusi merupakan awal dari perundingan. Ketika berdiskusi baik pihak serikat maupun
pihak pengusaha menjelaskan keinginan dan alasannya masing-masing.
3. Tawar-menawar
Tawar-menawar mencakup tindakan-tindakan mengajukan tawaran, menjelaskan tawaran,
membujuk pihak yang dihadapi untuk mau menerima tawaran itu, dan melakukan kompromi
di sana-sini.
4. Penutupan
Perundingan ditutup karena kesepakatan sudah tercapai, atau bisa juga karena kesepakatan
tidak tercapai. Jika kesepakatan tercapai, dilanjutkan dengan penandatanganan kesepakatan
tertulis atau perjanjian tertulis. Jika kesepakatan tidak tercapai, pengurus serikat harus
mencari cara lain untuk membela kepentingan serikat buruh.
Berikut ini keempat tahap perundingan tersebut akan dijelaskan lebih jauh:
PERSIAPAN
Diperlukan persiapan yang baik sebelum serikat buruh mengajak pengusaha untuk berunding.
Tanpa persiapan yang memadai sebaiknya serikat tidak melakukan perundingan. Orang
sering mengatakan: “Gagal membuat persiapan berarti mempersiapkan diri untuk gagal”.
Persiapan perundingan PKB terdiri dari hal-hal berikut ini:
A. Menetapkan sasaran dan prioritasnya.
Sasaran adalah hasil yang diharapkan sesudah melalui proses. Dalam mempersiapkan
perundingan terlebih dulu serikat harus menetapkan hasil-hasil yang diharapkan dari
perundingan. Itu yang dimaksud dengan menetapkan sasaran. Kemudian pengurus serikat
juga harus membuat urutan atas hasil-hasil itu berdasarkan mana yang lebih penting atau
lebih mendesak untuk didapatkan melalui perundingan. Itu yang dimaksud dengan
menetapkan prioritas.
B. Mengadakan survei.
Permintaan atau tuntutan yang akan diajukan oleh pihak serikat harus mencerminkan aspirasi
(keinginan) para anggota. Untuk mengetahui apa aspirasi-aspirasi yang sedang berkembang
pengurus serikat perlu mengadakan survei di tempat kerja. Survei itu sebaiknya
menggunakan kuesioner (angket) supaya mudah diteliti dan dirangkum. Hasil survei itu
menjadi dasar untuk menyusun permintaan atau tuntutan.
C. Mengumpulkan informasi yang akan digunakan dalam perundingan, antara lain informasi
mengenai:
Upah dan kondisi kerja yang berlaku saat ini di perusahaan.
Upah dan kondisi kerja di perusahaan lain dengan jenis industri yang sama.
Persentase kenaikan harga barang-barang pokok.
Pemasukan perusahaan dalam tahun sebelumnya dan keadaan keuangannya saat ini.
Dana dan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan perundingan.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
93
Hasil-hasil yang pernah dicapai dalam perundingan sebelumnya dengan permintaan atau
tuntutan yang sama.
PKB yang dimiliki serikat-serikat lain pada sektor industri yang sama.
D. Merumuskan permintaan atau tuntutan.
Permintaan atau tuntutan yang akan diajukan dalam perundingan harus dirumuskan dalam
kalimat yang tegas dan ringkas. Kalimat-kalimat itu disusun sebagai suatu rancangan
ketentuan, dan dikelompokkan berdasarkan kedekatannya. Misalnya ketentuan mengenai
tunjangan transportasi diletakkan dalam satu kelompok yang sama dengan ketentuan
mengenai tunjangan makan (sama-sama mengenai uang tunjangan yang diterima tiap bulan),
atau ketentuan mengenai jam kerja diletakkan dalam satu kelompok yang sama dengan
ketentuan mengenai hukuman karena terlambat masuk kerja (sama-sama mengenai tata
tertib).
E. Memperkirakan dampak-dampak perundingan.
Pengurus serikat perlu memperkirakan apa saja dampak yang akan dihadapi, jika perundingan
mengalami kebuntuan. Kemudian pengurus serikat juga perlu memperkirakan apa yang harus
dilakukan untuk menyikapi kebuntuan itu.
F. Mengetahui batasan wewenang tim perunding.
Pihak serikat (tim perunding serikat) harus mengetahui hal-hal apa yang boleh dan tidak
boleh mereka putuskan sendiri dalam perundingan. Hal-hal yang tidak boleh mereka
putuskan sendiri harus dikonsultasikan dengan semua anggota serikat dan diputuskan melalui
pemungutan suara.
G. Menyusun strategi perundingan, yang mencakup:
Menentukan taktik dan gaya yang akan digunakan ketika berunding.
Menentukan kapan harus bersikeras, kapan harus berkompromi.
Mempersiapkan tim perunding.
Mengadakan pembagian tugas (siapa melakukan apa dalam perundingan).
Mengenali orang-orang yang akan dihadapi dalam perundingan.
Mencari tempat dan waktu yang cocok untuk mengadakan perundingan.
DISKUSI
Diskusi dibuka oleh pihak yang mengajukan permintaan atau tuntutan, dalam hal ini pihak
serikat. Ketika berdiskusi tiap pihak bisa mengajukan pendapat, usulan, pertanyaan, dan
bantahan. Dalam tahap diskusi, tawar-menawar belum dilakukan. Tahap ini bertujuan
memberi kesempatan ke pihak-pihak yang berhadapan untuk mengemukakan posisi dan
keinginannya masing-masing.
Ketika berdiskusi pihak serikat melakukan 3 tindakan, yakni tindakan menjelaskan, bertanya,
dan berdebat. Berkaitan dengan itu pihak serikat perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:
A. Menjelaskan.
Tindakan menjelaskan merupakan proses penyampaian pemahaman ke orang lain, atau
disebut juga sebagai alih pemahaman. Dalam proses tersebut pihak serikat perlu:
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
94
Memakai istilah-istilah yang lazim digunakan. Jika menggunakan istilah yang tidak
lazim, jangan lupa untuk menjelaskan artinya.
Memberi kesempatan ke pihak pengusaha untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas.
Mengatur tempo berbicara. Sebaiknya jangan berbicara terlalu cepat.
B. Bertanya.
Tindakan bertanya dilakukan untuk hal-hal yang berbeda, antara lain:
Untuk mendapatkan informasi.
Untuk mendapatkan ketegasan.
Untuk mendapatkan dukungan atau persetujuan.
Sebaiknya dalam satu kali kesempatan bertanya hanya satu pertanyaan yang diajukan.
Mengajukan beberapa pertanyaan sekaligus dalam satu kali kesempatan bisa membuat orang
yang dituju enggan menjawab karena merasa terlalu dibebani.
C. Berdebat.
Dalam berdebat pihak serikat perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:
Jelaskan argumen pihak serikat dengan tenang, kemudian persilakan pihak pengusaha
untuk menanggapinya.
Ketika menolak argumen (alasan) yang dikemukakan oleh pihak pengusaha, pihak
serikat jangan menambahkan hal-hal yang tidak terdapat dalam argumen. Argumen yang
hendak ditolak sebisa mungkin masih seperti yang diajukan oleh pihak pengusaha.
Jangan memotong atau menyela ketika pihak pengusaha sedang menjelaskan
argumennya.
PERNYATAAN TERBUKA
Dalam proses negosiasi perlu adanya suatu pernyataan terbuka, yaitu suatu tindakan
menyatakan, memberitahukan, menyangkut maksud kita bertemu dengan pihak manajemen.
Dengan demikian pernyataan kita tersebut sehingga pernyataan itu menjadi perhatian dari
pihak manajemen akan maksud kita tersebut.
Apa yang dinyatakan? Pernyataan terbuka biasanya berupa argumentasi latar belakang mengenai
maksud kita mengajak pihak manajemen untuk bertemu dan membicarakan jadwal pertemuan
selanjutanya untuk membicarakan kesepakatan antara pihak serikat dengan pihak manajemen.
TAWAR-MENAWAR
Cepat atau lambat diskusi antara pihak serikat dan pihak pengusaha akan berkembang
menjadi tawar-menawar. Tidak ada jadual khusus untuk melakukan tawar-menawar. Tidak
ditentukan jam berapa harus dimulai dan jam berapa harus diakhiri. Proses tawar-menawar
dimulai ketika salah satu pihak mengajukan tawaran ke pihak yang lain. Kemudian proses
tawar-menawar diakhiri ketika sudah tercapai suatu kesepakatan atau ketika salah satu pihak
mengajak pihak yang lain untuk menghentikan proses tersebut, untuk sementara waktu
maupun untuk seterusnya.
Dalam tahap tawar-menawar pihak serikat harus bersiap untuk:
Mengubah permintaan, baik dengan cara menambahi atau mengurangi bobot hal yang
diminta. Pihak serikat bisa mencoba untuk menambahi bobot pada suatu permintaan dan
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
95
mengurangi bobot pada permintaan yang lain, misalnya menambahi besarnya upah
lembur dan mengurangi besarnya tunjangan kesehatan.
Memberi perpanjangan waktu untuk permintaan yang tampak sulit diterima oleh pihak
pengusaha, misalnya dengan mengatakan bahwa kenaikan tunjangan perumahan baru
berlaku 3 bulan sesudah ditandatanganinya PKB.
PENUTUPAN
Tahap penutupan merupakan tahap yang menyertai akhir perundingan. Perundingan bisa
diakhiri karena 2 hal, mungkin karena kesepakatan sudah tercapai dan mungkin juga karena
terjadi kebuntuan (kesepakatan tidak tercapai dan salah satu pihak tidak ingin meneruskan
perundingan). Akhir perundingan yang berbeda harus ditangani dengan cara menutup yang
berbeda juga.
Jika perundingan diakhiri dengan tercapainya kesepakatan, pihak serikat harus:
Menuliskan semua hal yang disepakati dan menyusunnya menjadi naskah akhir PKB.
Memberikan salinan naskah akhir PKB ke pihak pengusaha untuk dipelajari.
Jika tidak perubahan lagi, naskah akhir PKB ditandatangani kedua pihak. Dengan begitu
sudah terbentuk PKB yang sebenarnya.
Mengumumkan ke para anggota bahwa serikat sudah memiliki PKB dan para anggota
dipersilakan membuat fotokopinya.
Jika perundingan diakhiri dengan kebuntuan, pihak serikat harus:
Membuat laporan yang menjelaskan proses perundingan dari awal hingga berakhir
dengan kebuntuan. Laporan itu diserahkan ke pengurus serikat, kemudian pengurus
serikat akan mengumumkannya ke semua anggota serikat.
Jika diminta, pihak serikat memberi saran mengenai apa yang harus dilakukan oleh
pengurus serikat sebagai tanggapan terhadap kebuntuan perundingan.
Jika mayoritas anggota menginginkan, pihak serikat mengajak pihak pengusaha untuk
kembali berunding.
DUA GAYA
Secara garis besar ada 2 gaya berunding. Yakni gaya berunding kooperatif (“suka
bekerjasama”) dan gaya berunding kompetitif (“suka mengadu kekuatan”). Sebelum memilih
gaya apa yang akan digunakan, pihak serikat terlebih dulu harus mempertimbangkan hal-hal
berikut ini:
Kekuatan dan kelemahan serikat buruh saat ini.
Kekuatan dan kelemahan pengusaha saat ini.
Hubungan antara serikat buruh dan pengusaha selama ini.
Orang-orang yang menjadi anggota tim perunding pengusaha.
Sesudah mempertimbangkan hal-hal tersebut, pihak serikat bisa memilih gaya berunding apa
yang akan digunakannya.
Dengan gaya berunding kooperatif, pihak serikat melakukan hal-hal berikut ini:
Membangun suasana saling menghargai.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
96
Menjelaskan sejak awal bahwa pihak serikat ingin bekerjasama untuk mencapai hasil
yang bisa diterima kedua pihak.
Memulai perundingan dengan hal-hal yang ringan, yang mudah dicapai kesepakatannya.
Bersikap fleksibel (lentur) dalam menghadapi tawaran dari pihak pengusaha.
Sementara dengan gaya berunding kompetitif, pihak serikat melakukan hal-hal berikut ini:
Membangun suasana saling mengawasi, saling mencurigai.
Menjelaskan sejak awal bahwa serikat buruh sangat serius dengan permintaan atau
tuntutannya.
Memberitahu akibat-akibat yang mungkin muncul, jika permintaan serikat tidak segera
dipenuhi.
Bersikap kaku dalam menghadapi tawaran dari pihak pengusaha.
Gaya berunding kompetitif sebaiknya digunakan hanya ketika serikat berada dalam posisi
yang lebih menguntungkan ketimbang pengusaha. Di samping itu gaya berunding kompetitif
membuka peluang lebih besar untuk terjadinya perselisihan-perselisihan baru antara serikat
dan pengusaha.
>><<
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
97
PELAKSANAAN NEGOSIASI DAN PENERAPAN HASIL NEGOSIASI
Pelaksanaan Negosiasi
Apa sajakah yang harus dilakukan dalam pelaksanaan negosiasi ?
Masih ingat tentang pembagian peran dalam tim negosiasi? Pembagian peran ini juga diikuti
dengan perencanaan teknik berkomunikasi dengan pihak pengusaha. Selain proses
komunikasi, dokumentasi perundingan juga harus dilakukan oleh pihak serikat. Kemudian
teknik melakukan tawar-menawar dengan pengusaha. Dan yang terakhir adalah upaya untuk
mencapai kesepakatan. Kesepakatan-kesepakatan yang menguntungkan anggota pastinya.
Bagaimana merencanakan komunikasi dengan pengusaha dalam perundingan ?
Ada beberapa tips yang bisa dijadikan panduan dalam proses perundingan. Jangan pernah
terlihat gugup. Tunjukan selalu rasa percaya diri. Sedapat mungkin hapuskan hambatan-
hambatan komunikasi. Hambatan itu antara lain adalah rasa gugup yang menyulitkan orang
menyampaikan pendapat atau idenya dan ketidak jelasan yang diakibatkan oleh sura bising
atau hambatan fisik lainya.
Lalu apa yang harus kita lakukan untuk menghilangkan ketidakjelasan makna/kata
itu?
Ketidak jelasan bisa dihilangkan dengan pertanyaan dan pernyataan untuk mengklarifikasi.
Pertanyaan – pertanyaan untuk memperjelas pesan yang disampaikan. Apa saja pertanyaan
dan pernyataan itu?
Ada lagi yang ingin kawan-kawan tambahkan?
Pernyataan ini dilakukan oleh juru bicara untuk membuka peluang munculnya tambahan atau
pendapat lain dari anggota tim perunding yang lebih menguatkan.
“Maaf, saya kurang mengerti, tolong diulangi pernyataan anda tadi!”
Permintaan ini adalah untuk meyakinkan kembali apa yang telah didengar sekaligus
menyatakan keberatan terhadap pihak lawan. Hanya saja keberatan ini diucapkan dengan
sopan.
“Baiklah kalau itu yang anda bayangkan tentang kondisi ideal di pabrik. Tapi bagaimana
dengan kenyataanya?”
Negosiator yang handal harus selalu berusaha meninggalkan tawarannya. Jika pengusaha
menyebutkan kondisi ideal yang mereka inginkan, pihak serikat harus terus berusaha
menurunkan tawaran pengusaha.
Kenapa kita tidak beralih saja ke hal lain ?
Anjuran ini cukup baik untuk mengalihkan pembicaraan ketika perundingan mulai terasa
macet. Pengalihan ini memberikan kesempatan bagi tim perunding untuk sejenak
Bacaan 17
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
98
mengendapkan kemacetan. Meskipun jika kemacetan ini sudah tidak bisa dipecahkan lagi, si
pengamat harus segera meminta waktu istirahat.
Lalu apa untungnya hal tersebut buat anggota kami (anggota serikat buruh)
Pernyataan ini memberikan penekanan tentang posisi tim perunding yang didukung oleh
seluruh anggota serikat buruh. Penekanan seperti ini juga bisa melemahkan posisi pengusaha
di meja perundingan.
Baiklah, kita coba rangkum dulu pembicaraan kita tadi
Pernyataan ini penting untuk menjaga alur perundingan. Alur harus tetap terjaga agar setiap
kemajuan yang dibuat dalam perundingan bisa terlihat dengan jelas.
Bagaimana cara membuat pembicaraan teratur ?
Jangan lupa untuk menciptakan pembukaan yang bagus. Pembukaan yang bagus adalah
pembukaan yang memperkenalkan maksud dan tujuan perundingan dengan jelas. Jelaskan
juga alasan diadakan perundingan ini dan berikan rangkuman singkat apa saja yang ingin
dibicarakan.
Isi pembicaraan tidak harus singkat tetapi harus jelas.
Apapun yang disampaikan harus mudah dimengerti maksud dan tekanan-tekanan
didalamnya. Rasa percaya diri benar-benar dibutuhkan pada saat-saat seperti ini.
Disetiap akhir pembahasan, buatlah penutup yang merangkum isi pembicaraan.
Rangkuman ini penting agar ada yang bisa selalu diingat dari perundingan ini. Kalau bisa
penutup berisi masalah-masalah yang ditekankan oleh pihak serikat.
Setelah itu apalagi yang perlu kita lakukan ? Dokumentasi.
Jangan lupa untuk mendokumentasikan setiap pembicaraan dalam perundingan. Jika perlu
rekaman isi perundingan itu. Kenapa penting? Karena jika suatu saat pihak pengusaha
mangkir dari kesepakatan, bukti tersebutlah yang bisa dijadikan senjata untuk menuntut
pengusaha.
Bagai mana dengan tawar –menawar di meja perundingan?
Tawar menawar dalam bentuk sederhana adalah :
“Jika anda begini …… maka kami akan begini………”
Satu hal yang selalu harus diingat adalah tawar-menawar harus memberikan “keuntungan
sebesar mungkin bagi anggota serikat buruh”. Jadi jangan pernah memberi sesuatu yang
memang sedikit merugikan buruh tetapi sangat menguntungkan pengusaha.
Apa yang harus dilakukan jika kesepakatan sudah tercapai ?
Rangkum semua kesepakatan dalam bentuk tertulis dan bacakan sekali lagi. Jangan pernah
berpikir bahwa pemahaman serikat sama dengan pemahaman pengusaha. Kenali dengan
jelas:
Apa dampak dari kesepakatan
Siapa saja yang akan dipengaruhi oleh kesepakatan itu.
Bagaimana kesepakatan itu akan diterapkan dan berapa banyakyang akan berubah.
Kapan kesepakatan itu efektif akan dilaksanakan.
Kenapa kesepakatan ini begitu penting.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
99
Jangan lupa tambahkan bahwa kesepakatan ini bisa diperbaharui jika anggota serikat buruh
sudah tidak lagi merasakan manfaat kesepakatan ini. Yang paling penting adalah jangan
biarkan pihak pengusaha merangkum hasil kesepakatan ini. Pihak serikat yang harus
merangkum kesepakatan ini.
Penerapan Kesepakatan Hasil Negosiasi
Lalu bagaimana dengan penerapan hasil kesepakatan ?
Pastikan semua anggota mengetahui benar-benar isi kesepakatan ini. Setelah kesepakatan
tercapai, adakan pertemuan dengan anggota, jika anggota tidak menyetujui isi kesepakatan
yang sudah dicapai maka perundingan harus diulangi.
Putuskan juga mekanisme pengawasan pelaksanaan hasil kesepakatan. Ingat kita punya
dokumentasi yang tertulis dan terekam. Jadi kalau pengusaha membandel, ya, tuntut saja.
Sebab kita punya bukti yang tidak terbantahkan.
>><<
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
100
Bekal 4
DAFTAR PERIKSA
Berikut ini disampaikan daftar periksa (checklist) untuk tim perunding serikat:
Pelajari bahan-bahan yang diberikan oleh pengurus serikat, yang antara lain mencakup:
Ketentuan-ketentuan perburuhan dari pemerintah.
PKB yang sebelumnya (jika ada).
PKB milik serikat lain.
Berbagai perjanjian yang pernah dibuat oleh serikat dengan pengusaha.
Permintaan-permintaan yang akan dicantumkan dalam PKB.
Diskusikan bahan-bahan tersebut dengan pengurus serikat.
Adakan rapat dengan pengurus serikat untuk membuat naskah awal PKB (“draft PKB”).
Adakan rapat dengan pengurus serikat untuk merancang strategi perundingan dan
menyusun argumen-argumen.
Adakan pembagian tugas dalam tim perunding serikat.
Berikan naskah awal PKB dan undang pengusaha untuk melakukan perundingan.
Kenali orang-orang yang berada dalam tim perunding pengusaha.
Jalani perundingan sesuai strategi yang sudah dirancang bersama pengurus serikat.
Perkenalkan diri sebagai tim perunding ke para anggota serikat yang dijumpai. Hal itu
akan meningkatkan dukungan para anggota serikat untuk tim perunding.
Gunakan waktu istirahat untuk mempertimbangkan tawaran dari tim perunding
pengusaha.
Dahulukan kepentingan serikat di atas kepentingan pengusaha.
Buat catatan tiap perundingan.
Tiap usai berunding, laporkan perkembangannya ke pengurus serikat.
>><<
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
101
SESI 14: EVALUASI
Durasi: 60 menit.
Tujuan: Mengevaluasi proses belajar dalam sesi-sesi yang sudah dilalui.
Mendapatkan umpan balik dari peserta.
Yang Diharapkan: Pada akhir sesi ini peserta mampu:
Mengenali masalah-masalah yang muncul selama berlangsung-
nya proses belajar.
Memberi komentar dan saran yang berkaitan dengan pelatihan
ini.
Lembaran Peserta: Kuesioner Evaluasi.
Alat Tambahan: ----
Metode: Mengisi kuesioner
Proses: 1. Fasilitator membuka sesi ini.
2. Fasilitator membagikan kuesioner dan meminta peserta untuk
mengisi.
3. Jika sudah selesai, fasilitator meminta peserta membacakan
saran-saran mereka.
4. Fasilitator menutup sesi ini.
Catatan:
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
102
KUESIONER EVALUASI Berikan nilai untuk hal-hal yang berkaitan dengan pelatihan ini. Buat tanda silang (X) pada kolom pilihan anda. 1 = Tidak bagus 2 = Kurang bagus 3 = Cukup bagus 4 = Bagus 5 = Sangat bagus
Tabel Penilaian
Nama fasilitator:
Sesi 1 Perkenalan
Mengenai Nilai
1 2 3 4 5
Ketersediaan bahan belajar dan kelengkapan pelatihan
Kemampuan fasilitator menjelaskan tujuan sesi
Kemampuan fasilitator merumuskan poin-poin penting sesi
Ketepatan menggunakan metode
Penggunaan waktu secara efektif
Penampilan dan sikap fasilitator dalam sesi
>><<
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
103
KUESIONER EVALUASI
Berikan nilai untuk hal-hal yang berkaitan dengan pelatihan ini. Buat tanda silang (X) pada kolom pilihan anda. 1 = Tidak bagus 2 = Kurang bagus 3 = Cukup bagus 4 = Bagus 5 = Sangat bagus
Tabel Penilaian
Nama fasilitator:
Sesi 2 Perjanjian Kerja Bersama: pertukaran Kepentingan buruh & Pengusaha
Mengenai Nilai
1 2 3 4 5
Ketersediaan bahan belajar dan kelengkapan pelatihan
Kemampuan fasilitator menjelaskan tujuan sesi
Kemampuan fasilitator merumuskan poin-poin penting sesi
Ketepatan menggunakan metode
Penggunaan waktu secara efektif
Penampilan dan sikap fasilitator dalam sesi
>><<
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
104
KUESIONER EVALUASI
Berikan nilai untuk hal-hal yang berkaitan dengan pelatihan ini. Buat tanda silang (X) pada kolom pilihan anda. 1 = Tidak bagus 2 = Kurang bagus 3 = Cukup bagus 4 = Bagus 5 = Sangat bagus
Tabel Penilaian
Nama fasilitator:
Sesi 3 Memahami PKB
Mengenai Nilai
1 2 3 4 5
Ketersediaan bahan belajar dan kelengkapan pelatihan
Kemampuan fasilitator menjelaskan tujuan sesi
Kemampuan fasilitator merumuskan poin-poin penting sesi
Ketepatan menggunakan metode
Penggunaan waktu secara efektif
Penampilan dan sikap fasilitator dalam sesi
>><<
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
105
KUESIONER EVALUASI Berikan nilai untuk hal-hal yang berkaitan dengan pelatihan ini. Buat tanda silang (X) pada kolom pilihan anda. 1 = Tidak bagus 2 = Kurang bagus 3 = Cukup bagus 4 = Bagus 5 = Sangat bagus
Tabel Penilaian
Nama fasilitator:
Sesi 4 Membangun Kekuatan
Mengenai Nilai
1 2 3 4 5
Ketersediaan bahan belajar dan kelengkapan pelatihan
Kemampuan fasilitator menjelaskan tujuan sesi
Kemampuan fasilitator merumuskan poin-poin penting sesi
Ketepatan menggunakan metode
Penggunaan waktu secara efektif
Penampilan dan sikap fasilitator dalam sesi
>><<
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
106
KUESIONER EVALUASI
Berikan nilai untuk hal-hal yang berkaitan dengan pelatihan ini. Buat tanda silang (X) pada kolom pilihan anda. 1 = Tidak bagus 2 = Kurang bagus 3 = Cukup bagus 4 = Bagus 5 = Sangat bagus
Tabel Penilaian
Nama fasilitator:
Sesi 5 Alur Pembuatan PKB
Mengenai Nilai
1 2 3 4 5
Ketersediaan bahan belajar dan kelengkapan pelatihan
Kemampuan fasilitator menjelaskan tujuan sesi
Kemampuan fasilitator merumuskan poin-poin penting sesi
Ketepatan menggunakan metode
Penggunaan waktu secara efektif
Penampilan dan sikap fasilitator dalam sesi
>><<
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
107
KUESIONER EVALUASI
Berikan nilai untuk hal-hal yang berkaitan dengan pelatihan ini. Buat tanda silang (X) pada kolom pilihan anda. 1 = Tidak bagus 2 = Kurang bagus 3 = Cukup bagus 4 = Bagus 5 = Sangat bagus
Tabel Penilaian
Nama fasilitator:
Sesi 6 Aksi Dalam PKB
Mengenai Nilai
1 2 3 4 5
Ketersediaan bahan belajar dan kelengkapan pelatihan
Kemampuan fasilitator menjelaskan tujuan sesi
Kemampuan fasilitator merumuskan poin-poin penting sesi
Ketepatan menggunakan metode
Penggunaan waktu secara efektif
Penampilan dan sikap fasilitator dalam sesi
>><<
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
108
KUESIONER EVALUASI Berikan nilai untuk hal-hal yang berkaitan dengan pelatihan ini. Buat tanda silang (X) pada kolom pilihan anda. 1 = Tidak bagus 2 = Kurang bagus 3 = Cukup bagus 4 = Bagus 5 = Sangat bagus
Tabel Penilaian
Nama fasilitator:
Sesi 7 Investigasi
Mengenai Nilai
1 2 3 4 5
Ketersediaan bahan belajar dan kelengkapan pelatihan
Kemampuan fasilitator menjelaskan tujuan sesi
Kemampuan fasilitator merumuskan poin-poin penting sesi
Ketepatan menggunakan metode
Penggunaan waktu secara efektif
Penampilan dan sikap fasilitator dalam sesi
>><<
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
109
KUESIONER EVALUASI Berikan nilai untuk hal-hal yang berkaitan dengan pelatihan ini. Buat tanda silang (X) pada kolom pilihan anda. 1 = Tidak bagus 2 = Kurang bagus 3 = Cukup bagus 4 = Bagus 5 = Sangat bagus
Tabel Penilaian
Nama fasilitator:
Sesi 8 Survey
Mengenai Nilai
1 2 3 4 5
Ketersediaan bahan belajar dan kelengkapan pelatihan
Kemampuan fasilitator menjelaskan tujuan sesi
Kemampuan fasilitator merumuskan poin-poin penting sesi
Ketepatan menggunakan metode
Penggunaan waktu secara efektif
Penampilan dan sikap fasilitator dalam sesi
>><<
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
110
KUESIONER EVALUASI Berikan nilai untuk hal-hal yang berkaitan dengan pelatihan ini. Buat tanda silang (X) pada kolom pilihan anda. 1 = Tidak bagus 2 = Kurang bagus 3 = Cukup bagus 4 = Bagus 5 = Sangat bagus
Tabel Penilaian
Nama fasilitator:
Sesi 9 Menyusun Rancangan PKB
Mengenai Nilai
1 2 3 4 5
Ketersediaan bahan belajar dan kelengkapan pelatihan
Kemampuan fasilitator menjelaskan tujuan sesi
Kemampuan fasilitator merumuskan poin-poin penting sesi
Ketepatan menggunakan metode
Penggunaan waktu secara efektif
Penampilan dan sikap fasilitator dalam sesi
>><<
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
111
KUESIONER EVALUASI
Berikan nilai untuk hal-hal yang berkaitan dengan pelatihan ini. Buat tanda silang (X) pada kolom pilihan anda. 1 = Tidak bagus 2 = Kurang bagus 3 = Cukup bagus 4 = Bagus 5 = Sangat bagus
Tabel Penilaian
Nama fasilitator:
Sesi 10 Bahasa Kontrak
Mengenai Nilai
1 2 3 4 5
Ketersediaan bahan belajar dan kelengkapan pelatihan
Kemampuan fasilitator menjelaskan tujuan sesi
Kemampuan fasilitator merumuskan poin-poin penting sesi
Ketepatan menggunakan metode
Penggunaan waktu secara efektif
Penampilan dan sikap fasilitator dalam sesi
KUESIONER EVALUASI
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
112
Berikan nilai untuk hal-hal yang berkaitan dengan pelatihan ini. Buat tanda silang (X) pada kolom pilihan anda. 1 = Tidak bagus 2 = Kurang bagus 3 = Cukup bagus 4 = Bagus 5 = Sangat bagus
Tabel Penilaian
Nama fasilitator:
Sesi 11 Strategi Yang Efektif Dalam PKB
Mengenai Nilai
1 2 3 4 5
Ketersediaan bahan belajar dan kelengkapan pelatihan
Kemampuan fasilitator menjelaskan tujuan sesi
Kemampuan fasilitator merumuskan poin-poin penting sesi
Ketepatan menggunakan metode
Penggunaan waktu secara efektif
Penampilan dan sikap fasilitator dalam sesi
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
113
KUESIONER EVALUASI Berikan nilai untuk hal-hal yang berkaitan dengan pelatihan ini. Buat tanda silang (X) pada kolom pilihan anda. 1 = Tidak bagus 2 = Kurang bagus 3 = Cukup bagus 4 = Bagus 5 = Sangat bagus
Tabel Penilaian
Nama fasilitator:
Sesi 12 Pelaksanaan Negosiasi PKB
Mengenai Nilai
1 2 3 4 5
Ketersediaan bahan belajar dan kelengkapan pelatihan
Kemampuan fasilitator menjelaskan tujuan sesi
Kemampuan fasilitator merumuskan poin-poin penting sesi
Ketepatan menggunakan metode
Penggunaan waktu secara efektif
Penampilan dan sikap fasilitator dalam sesi
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Modul Perjanjian Kerja Bersama
LWG-TC Labour Working Group – Training Center
114
KUESIONER EVALUASI Berikan nilai untuk hal-hal yang berkaitan dengan pelatihan ini. Buat tanda silang (X) pada kolom pilihan anda. 1 = Tidak bagus 2 = Kurang bagus 3 = Cukup bagus 4 = Bagus 5 = Sangat bagus
Tabel Penilaian
Nama fasilitator:
Sesi 13 Evaluasi
Mengenai Nilai
1 2 3 4 5
Ketersediaan bahan belajar dan kelengkapan pelatihan
Kemampuan fasilitator menjelaskan tujuan sesi
Kemampuan fasilitator merumuskan poin-poin penting sesi
Ketepatan menggunakan metode
Penggunaan waktu secara efektif
Penampilan dan sikap fasilitator dalam sesi