SGD Print New

22
LAPORAN SGD 1 KETRAMPILAN BELAJAR DAN ADULT LEARNING Kelompok SGD 1 1. Adinda Dewi Shintya 2. Asih Nurvita Purnamasari 3. Yosi itriani 4. Desy Nisrina A 5. Hanik Elyana 6. Devy Dwi Fajarrani 7. Vicki Betsi Dyah Hapsari 8. Ika Dewi Rahmawati 9. Tia Andriyani H 10. Silma Nurul Azkia 11. Mutia Mandallassari 12. Iis Rukmana Asri FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

Transcript of SGD Print New

Page 1: SGD Print New

LAPORAN SGD 1KETRAMPILAN BELAJAR DAN ADULT LEARNING

Kelompok SGD 1

1. Adinda Dewi Shintya

2. Asih Nurvita Purnamasari

3. Yosi itriani

4. Desy Nisrina A

5. Hanik Elyana

6. Devy Dwi Fajarrani

7. Vicki Betsi Dyah Hapsari

8. Ika Dewi Rahmawati

9. Tia Andriyani H

10. Silma Nurul Azkia

11. Mutia Mandallassari

12. Iis Rukmana Asri

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGIUNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG

2012/2013

KATA PENGANTAR

Page 2: SGD Print New

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami bisa menyelesaikan laporan hasil SGD 1 “Adult Learning”. Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas SGD yang telah dilaksanakan. Meskipun banyak rintangan dan hambatan yang kami alami dalam proses pengerjaannya, tapi kami berhasil menyelesaikannya dengan baik.

Keberadaan makalah ini sungguh sangat membahagiakan, karena selama ini mahasiswa kedokteran gigi dapat belajar mengenai topik atau subjek yang memang harus dipelajari. Selain itu kita sebagai mahasiswa juga belum memiliki ketrampilan berkomunikasi secara efektif dan berempati. Cara berkomunikasi yang efektif dan empati sangat diperlukan oleh seorang dokter saat menghadapi pasien maupun masyarakat.

  Tak lupa kami mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah membantu kami dalam mengerjakan laporan ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga sudah bersusah payah membantu baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan laporan ini.

  Tentunya ada hal-hal yang ingin kami berikan kepada masyarakat dari hasil laporan ini. Karena itu kami berharap semoga laporan ini dapat menjadi sesuatu yang berguna bagi kita bersama. Pada bagian akhir, kami akan mengulas tentang berbagai pendapat dari orang-orang yang ahli di bidangnya, karena itu kami harapkan hal ini juga dapat berguna bagi kita bersama. Semoga laporan yang kami buat ini dapat membuat kita mencapai kehidupan yang lebih baik lagi. Amin.

Jazakumullhahi khoiro jaza’

Semarang, 24 September 2012

Penyusun

PENDAHULUAN

Page 3: SGD Print New

A.    Latar Belakang

Pada era informasi sekarang ini, kemampuan berpikir kritis menjadi kemampuan yang sangat diperlukan agar siswa sanggup menghadapi perubahan keadaan atau tantangan-tantangan di dalam kehidupan yang selalu berkembang. Begitu pula dengan kemampuan komunikasi sebagai salah satu kompetensi yang harus dipelajari. Kurangnya mahasiswa memahami konsep dan penguasaan materi, strategi pembelajaran yang kurang tepat dan kurangnya kemampuan komunikasi merupakan faktor yang mempengaruhi hasil belajar mahasiswa. Kenyataannya menunjukkan bahwa tidak  banyak mahasiswa yang mau dan suka bertanya kepada temannya untuk mengatasi kesulitannya, apalagi kepada dosen. Oleh karena itu perlu diupayakan suatu pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam menyelesaikan permasalahan. 

Upaya meningkatkan proses dan  aktivitas belajar yang akan berdampak peningkatan hasil belajar mahasiswa, perbaikan, penyempurnaan, dan pengembangan sistem pengajaran  merupakan suatu upaya yang paling logis dan realistis. Dosen sebagai salah satu faktor penting dalam upaya peningkatan keberhasilan pendidikan di sekolah, khususnya dalam peningkatan aktivitas dan hasil belajar,  harus berperan aktif  serta dapat memilih strategi pembelajaran yang  tepat untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa. Dosen perlu juga memperhatikan penggunaan media pembelajaran, yang tepat dan sesuai dengan materi sehingga akan sangat membantu mahasiswa dalam memahami materi atau konsep yang diajarkan oleh dosen.

Perubahan cepat dan pesat juga sering kali terjadi dalam berbagai bidang seperti pendidikan, politik, ekonomi, ilmu pengetahuan, teknologi, dan budaya. Hal ini memungkinkan semua pihak dapat memperoleh informasi dengan melimpah, cepat, dan mudah dari berbagai sumber dan tempat di dunia. Di sisi lain kita tidak mungkin untuk mempelajari keseluruhan informasi dan pengetahuan yang tersedia karena sangat banyak dan tidak semuanya berguna dan diperlukan. Kemampuan komunikasi perlu menjadi fokus perhatian dalam pembelajaran, sebab melalui komunikasi, siswa dapat mengorganisasi dan mengonsolidasi berpikirnya dan siswa dapat mengeksplorasi ide-ide.

B.    Learning Issues

1. Atas dasar apa FKG UNISSULA memakai program PBL?

2. Bagaimana adab mencari ilmu?

3. Bagaimana cara membangun kompetensi belajar?

4. Apa yang di maksud pendekatan PEDAGOGI dan ANDRAGOGI?

Page 4: SGD Print New

5. Apa Pengertian Adult Learning ?

6. Apa yang dimaksud dengan Longlife Learning?

C.    Tujuan 

1. Menjelaskan alasan FKG UNISSULA mamakai program PBL.2.    Menjelaskan Definisi Pedagogi, Andragogi, Adult Learning dan Longlife learning.3. Meningkatkan kemampuan kompetensi belajar.

LEARNING ISSUE I

ALASAN FKG UNISSULA MEMAKAI METODE PBL

Karena secara umum PBL lebih banyak dipergunakan sebagai strategi instruksional. PBL ditandai dengan adanya kegiatan siswa mengidentifikasi kasus sebagai pemicu agar siswa dapat menentukan konsep dan prinsip yang harus dipelajari.

http://fkg.unissula.ac.id/index.php?option=com

Selain mahasiswa dituntut untuk lebih aktif, berfikir kritis, dan karena belajar dengan masalah yang ada, yg nantinya akan memotivasi mahasiswa untuk belajar mandiri dan mengorek lebih dalam lagi ttg jawaban jawaban dari masalah itu, mahasiswa disini juga akan lebih mudah untuk mendapatkan nilai. Nahasiswa akan lebih mudah mendapatkan nilai, karena mereka tidak hanya mendapatkan nilai dari ujian akhir saja, tetapi mendapatkan nilai dari kegiatan diskusinya, praktikum dan skill lab. Ini berdasarkan sejarah pada tahun 1969an, di Belanda Universitas Maastrich dimana disana ketika itu hanya memiliki satu fakultas, yaitu fakultas kedokteran, mereka sempat kewalahan karena banyaknya mahasiswa yg dropout yg disebabkan karena penilaian mereka hanya bertumpu pada nilai ujian akhir, selain itu mereka hanya sedikit untuk praktek. Padahal kita tahu , kedokteran tidak hanya mempelajari teori saja, akan tetapi praktek juga sangat dibutuhkan.

Sumber : Jurnal PBL oleh I Wayan Dasna dan Sutrisno

LEARNING ISSUE II

ADAB MENCARI ILMU

Page 5: SGD Print New

Al'Utsaimin :Dalam perspektif islam, belajar sepanjang hayat ini sebenarnya telah dicanangkan

oleh Nabi SAW ratusan tahun yang silam, dengan sabdanya:“Carilah ilmu sejak ayunan sampai ke hang lahat (al-hadits)”. Selain itu dipahami bahwa belajar itu sepanjang hayat, dijelaskan pula bahwa belajar adalah suatu kewajiban, sebagaimana sabdanya pula:“Mencari ilmu pengetahuan adalah wajib atas setiap orang muslim (H.R.Abdi’I Barr)”.

Dengan memperhatikan kedua hadits tersebut, dapat dipahami bahwa aktivitas belajar sepanjang hayat memang telah menjadi bagian dan kehidupan kaum muslimin. Sedangkan secara umum, gerakan belajar sepanjang hayat itu baru dipublikasikan di sekitar tahun 1970, ketika UNESCO menyebutnya sebagai tahun Pendidikan Internasional (International Education Year). Karena pada tahun itu dilontarkan berbagai isu pembaharuan dalam falsafah dan konsep tentang pendidikan. Latar belakang munculnya gagasan ini ialah rasa kurang puas terhadap pelaksanaan belajar melalui sistem sekolah, yang dikatakan memperlebar jurang antara yang kaya dan yang miskin. Secara eksplisit gagasan ini dilontarkan oleh Paul Lengrand dalam bukunya yang beijudul An Introduction to life Long Education.

Menuntut ilmu adalah satu keharusan bagi kita kaum muslimin. Banyak sekali dalil yang menunjukkan keutamaan ilmu, para penuntut ilmu dan yang mengajarkannya. Adab-adab dalam menuntut ilmu yang harus kita ketahui agar ilmu yang kita tuntut berfaedah bagi kita dan orang yang ada di sekitar kita sangatlah banyak.

Adab-adab tersebut di antaranya adalah:• Ikhlas karena Allah.

Hendaknya niat kita dalam menuntut ilmu adalah kerana Allah dan untuk negeri akhirat. Apabila seseorang menuntut ilmu hanya untuk mendapatkan gelaran agar mendapatkan kedudukan yang tinggi atau ingin menjadi orang yang terpandang atau niat yang sejenisnya, maka Rasulullah telah memberi peringatan tentang hal ini dalam sabdanya :"Barangsiapa yang menuntut ilmu yang pelajari hanya karena Allah sedang ia tidak menuntutnya kecuali untuk mendapatkan mata-benda dunia, ia tidak akan mendapatkan bau syurga pada hari kiamat".( hari: Ahmad, Abu,Daud dan Ibnu Majah)

Tetapi kalau ada orang yang mengatakan bahwa saya ingin mendapatkan syahadah (MA atau Doktor, misalnya) bukan kerana ingin mendapatkan dunia, tetapi kerana sudah menjadi peraturan yang tidak tertulis kalau seseorang yang memiliki pendidikan yang lebih tinggi, segala ucapannya menjadi lebih didengarkan orang dalam menyampaikan ilmu atau dalam mengajar. Niat ini - insya Allah - termasuk niat yang benar.

• Untuk menghilangkan kebodohan dirinya dan orang lain.Semua manusia pada mulanya adalah bodoh. Kita berniat untuk meng-hilangkan kebodohan dari diri kita, setelah kita menjadi orang yang memiliki ilmu kita harus mengajarkannya kepada orang lain untuk menghilang kebodohan dari diri mereka,

Page 6: SGD Print New

dan tentu saja mengajarkan kepada orang lain itu dengan berbagai cara agar orang lain dapat mengambil faedah dari ilmu kita.

Apakah disyaratkan untuk memberi manfaat pada orang lain itu kita duduk dimasjid dan mengadakan satu pengajian ataukah kita memberi manfa'at pada orang lain dengan ilmu itu pada setiap saat? Jawaban yang benar adalah yang kedua; karena Rasulullah bersabda :"Sampaikanlah dariku walupun cuma satu ayat (hari: Bukhari)Imam Ahmad berkata: Ilmu itu tidak ada bandingannya apabila niatnya benar. Para muridnya bertanya: Bagaimanakah yang demikian itu? Beliau menjawab: ia berniat menghilangkan kebodohan dari dirinya dan dari orang lain.

• Berniat dalam menuntut ilmu untuk membela syari'at.Sudah menjadi keharusan bagi para penuntut ilmu berniat dalam menuntut ilmu untuk membela syari'at. Kerana kedudukan syari'at sama dengan pedang kalau tidak ada seseorang yang menggunakannya ia tidak bererti apa-apa. Penuntut ilmu harus membela agamanya dari hal-hal yang menyimpang dari agama (bid'ah), sebagaimana tuntunan yang diajarkan Rasulullah. Hal ini tidak ada yang bisa melakukannya kecuali orang yang memiliki ilmu yang benar, sesuai petunjuk Al-Qor'an dan As-Sunnah.

• Lapang dada dalam menerima perbedaan pendapat.Apabila ada perbedaan pendapat, hendaknya penuntut ilmu menerima perbedaan itu dengan lapang dada selama perbedaan itu pada persoalaan ijtihad, bukan persoalaan aqidah, karena persoalaan aqidah adalah masalah yang tidak ada perbedaan pendapat di kalangan salaf. Berbeda dalam masalah ijtihad, perbedaan pendapat telah ada sejak zaman shahabat, bahkan pada masa Rasulullah masih hidup. Karena itu jangan sampai kita menghina atau menjelekkan orang lain yang kebetulan berbeda pandapat dengan kita.

• Mengamalkan ilmu yang telah didapatkan.Termasuk adab yang tepenting bagi para penuntut ilmu adalah mengamalkan ilmu yang telah diperoleh, karena amal adalah buah dari ilmu, baik itu aqidah, ibadah, akhlak maupun muamalah. Karena orang yang telah memiliki ilmu adalah seperti orang memiliki senjata. Ilmu atau senjata (pedang) tidak akan ada gunanya kecuali diamalkan (digunakan).

• Menghormati para ulama dan memuliakan mereka.Penuntut ilmu harus selalu lapang dada dalam menerima perbedaan pendapat yang terjadi di kalangan ulama. Jangan sampai ia mengumpat atau mencela ulama yang kebetulan keliru di dalam memutuskan suatu masalah. Mengumpat orang biasa saja sudah termasuk dosa besar apalagi kalau orang itu adalah seorang ulama.

• Mencari kebenaran dan sabarTermasuk adab yang paling penting bagi kita sebagai seorang penuntut ilmu adalah mencari kebenaran dari ilmu yang telah didapatkan. Mencari kebenaran dari berita berita yang sampai kepada kita yang menjadi sumber hukum. Ketika sampai kepada kita sebuah hadits misalnya, kita harus meneliti lebih dahulu tentang keshahihan hadits tersebut. Kalau sudah kita temukan bukti bahwa hadits itu adalah shahih, kita berusaha lagi mencari makna (pengertian ) dari hadits tersebut. Dalam mencari

Page 7: SGD Print New

kebenaran ini kita harus sabar, jangan tergesa-gasa, jangan cepat merasa bosan atau keluh kesah. Jangan sampai kita mempelajari satu pelajaran setengah-setengah, belajar satu kitab sebentar lalu ganti lagi dengan kitab yang lain. Kalau seperti itu kita tidak akan mendapatkan apa dari yang kita tuntut.

Ad-Darimi (2009) :• Ikhlas• Mengutamakan yang wajib• Meninggalkan ilmu-ilmu yang tidak bermanfaat• Tidak malu bertanya• Memanfaatkan waktu sebaik mungkin• Bermujahadah• Mengamalkan ilmu

Sarjuni Muchtar :• Adab mencari ilmu semata mencari ridho Allah• Harus ada guru dan tawadhu hormat pada guru• Ketika belajar tidak boleh berbicara kecuali dengan kehendak guru

Asy’ari :Keberhasilan proses belajar sangat dipengaruhi oleh tatakrama (etika) penuntut ilmu terhadap dirinya sendiri maupun guru, lingkungan, bahkan Tuhannya.

Syarih :Ilmu berpegang teguh pada sunah rasul.

Alghazali :

Berpegang pada uslub, dan etika dakwah daripada Alquran

As-sewed (2009) :

Niat Ikhlas

Karena menuntut ilmu adalah ibadah bahkan setinggi-tingginya ibadah kepada Allah maka kita wajib mengikhlaskan seluruh ibadah hanya kepada Allah.

Allah berfirman:“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta’atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan salat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.” (Al-Bayyinah: 5)

Beramal dengan Ilmu

Page 8: SGD Print New

Allah sangat marah kepada mereka-mereka yang berbicara tentang ilmu sedangkan dia sendiri tidak beramal,

Allah sebutkan dalam Al-Qur’an:“Hai orang-orang yang beriman, mengapa kamu mengatakan apa yang tidak kamu perbuat? Amat besar kemurkaan di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang tiada kamu kerjakan.” (Ash-Shaff: 2-3)

Sabar, Tidak Terburu-Buru

Seorang pencari ilmu seringkali terbawa semangat, sehingga ia ingin dalam waktu yang relatif singkat untuk mendapatkan semua bidang ilmu. Ingatlah bahwa ilmu ini agama yang tidak terpisah dari amal, bukan hanya sekedar mengetahui dan menghafal. Maka pelajarilah secara bertahap dari yang paling penting, kemudian berikutnya, kemudian berikutnya. Tidak mungkin dengan belajar sebulan sampai dua bulan ia menjadi ulama atau dalam waktu singkat dia menjadi pakar hadits yang menshahihkan dan mendhoifkan hadits atau menjadi ahli fiqih yang dapat mengumpulkan hukum dari ayat-ayat dan hadits. Para Ulama terdahulu mereka belajar dari sejak kecil sampai 30 tahun baru mempelajari ilmu hadits apalagi meriwayatkan hadits.

LEARNING ISSUE IIIMEMBANGUN KOMPETENSI BELAJAR

Cara membangun kompetensi belajar antara lain:

- Belajar melalui jaringan dan kelompok diskusi

- Melakukan penelitian web

- Membaca dan mempelajari sendiri

Sumber : http://www.feani.org/site/index.php?id=157

- Berfikir secara terbuka

- Menghadiri seminar

- Belajar continue

- Memilih tempat yang nyaman

- Akrab dengan berbagai istilah

- Membuat cacatan khusus

Page 9: SGD Print New

- Mengaplikasikan dalam kehidupan nyata

- Kemampuan kognitif (memahami,menalar, mengaplikasi, menganalisis dan pemecahan masalah)

- Kemampuan afektif

- Kemampuan psikomotorik

Langkah langkah :

1. Menciptakan suasana belajar

2. Menyusun jadwal

3. Merumuskan tujuan belajar

4. Mengevaluasi dari pembelajaran dengan membuat kesimpulan

LEARNING ISSUE IVPERBEDAAN PEDAGOGI DAN ANDRAGOGI

PEDAGOGI adalah ilmu yang mengajarkan bagaimana membimbing, mendidik anak. Disebut juga dengan ilmu dan seni mengajar.

ANDRAGOGI adalah teknologi pelibatan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran penerapan model.

Sumber : oocities.com

ANRAGOGI : ilmu yang membahas pendekatan dalam interaksi pembelajaran antara pendidik dan peserta yang usia dewasa. Dalam pendidikan nonformal.

Suatu percobaan untuk mengembangkan teori yang khas dalam pembelajaran dewasa.

Ilmu dan seni untuk membantu orang dewasa belajar

Sumber : dikisudjono

Persamaan :

Sama sama pengetahuan

Sama sama membina pengetahuan

Berada pada sisitem pendidikan nasional

Page 10: SGD Print New

Sama berdasarkan pancasila dan UUD 1945

Perbedaan:

Andragogi

Peserta harus berpartisipasi

Proses belajar mandiri

Pedagogi

Menerima pembelajaran dari guru

Guru untuk murid

LEARNING ISSUE VADULT LEARNING

UNESCO (Townsend Coles, 1977) :Pendidikan orang dewasa merupakan keseluruhan proses pendidikan yang

diorganisasikan, apa pun isi, tingkatan,metodenya baik formal dan tidak, yang melanjutkan maupun yang menggantikan pendidikan semula di sekolah, akademi dan universitas serta latihan kerja, yang membuat orang yang dianggap dewasa oleh masyarakat mengembangkan kemampuannya, memperkaya pengetahuannya, meningkatkan kualifikasi teknis atau profesionalnya, dan mengakibatkan perubahan pada sikap dan perilakunya dalam perspektif rangkap perkembangan pribadi secara utuh dan partisipasi dalam pengembangan sosial, ekonomi dan budaya yang seimbang dan bebas.

http://tpers.net/belajar-refleksi/ :Orang dewasa harus dibimbing dengan pendekatan belajar orang dewasa pula.

Dengan cara melakukan teori pembelajaran orang dewasa dikemukakan para ahli. Stephen D. Brookfield (1986) misalnya, mengemukakan konsep self-directed learning yang harus menjadi ciri dan sifat serta tujuan pendidikan di kalangan orang dewasa.

Cranton (2005) Mezirow : Orang dewasa harus dimampukan untuk berpikir kritis dan mengevaluasi diri, mampu

merevisi asumsi-asumsi lamanya dan pemahaman baru serta sudut pandang yang baru, agar sanggup melakukan tugas di dalam konteks sosialnya.

Endang (kuliah pakar di FKU) :Ciri-ciri adult learning :

Page 11: SGD Print New

• Mandiri (independent)• Banyak ide (many ways)• Tanggap pada dirinya/dibutuhkan karir• Bisa memandu dirinya• Berpusat pada karir/kehidupan• Terpusat pada proses• Adanya pengoreksian diri (instrospeksi)

Tujuan dari adult learning:• Pilihan hidup menjadikan motivasi dirinya• Materi pembelajaran nyata dari kehidupan• Terpusat pada masalah yang terjadi• Belajar dari fasilitas yang ada, diri sendiri dan transformatif

Rohimah :Ciri adult learning : Problem centeres dalam mengaplikasikan, termotivasi dalam belajar dalam faktor internal dan faktor eksternal.

Cranton (1994) :Pembelajaran adult learning ini memberikan kebebasan bagi warga belajar untuk

dapat menyusun tujuan pembelajarannya sendiri, memilih sumber yang relevan, dan seterusnya.

Brookfield :Pembelajaran orang dewasa hanyalah merupakan satu sub-dimensi dari konsep

pembelajaran sepanjang hayat dan orang dewasa dapat dipandang sebagai satu dimensi yang bersifat jamak, artinya orang dewasa itu memiliki sejumlah kemampuan yang berbeda dari kemampuan anak dan remaja.

Paulpla :Orang dewasa memiliki karakteristik tersendiri yang menyebabkan ploa pembelajaran yang diberikan kepada orang dewasa seharusnya memiliki perbedaan dengan pembelajaran anak-anak.

Lukman (UNY) :Proses interaksi belajar mandiri yang bertumpuk pada dari sendiri, bukan guru.

Outdown :

Melalui karakter orang dewasa berubah, dari suatu penerapan tertunda ke segera, punya pengalaman yang banyak, berubah dari yang tergantung menjadi mandiri.

Recrevan (2002) :

Page 12: SGD Print New

Proses menanyakan sesuatu dari pengalaman ketidaktahuan tentang apa yang dilakukan untuk mengatasi suatu permasalahan.

Marcom (1970) : Terdapat dua aliran yaitu sentivistim (menggali), reflekristim (menemukan).

Carlos (2001) :Siklus belajar orang dewasa dengan belajar curiousity menemukan jawaban-jawaban teoritis.

Colt (1992) :Otonomi dan self directed berperan dalam adult learning.

Knowles (1980) :Empat asumsi dalam adult learning :

• Guru memiliki tanggung jawab untuk menolong orang dewasa dan ketergantungan menuju ke pengarahan diri sendiri

• Orang dewasa memiliki gudang pengalaman yang semakin meningkat jumlahnya yang merupakan sumber belajar yang kaya.

• Orang dewasa siap belajar sesuatu apabila hal itu akan menolongnya mengatasi masalah dan tugas kehidupan yang nyata.

• Orangf dewasa melihat pendidikan sebagai alat untuk mengembangkan dan meningkatkan kompetensi.

• Orang dewasa perlu mengetahui alas an mempelajari seseuatu• Motivator yang paling kuat untuk warga belajar orang dewasa bersifat internal.

LEARNING ISSUE VIPROGRAM PEMBELAJARAN

1.Student Centered Learning

Adalah suatu model pembelajaran yang menempatkan peserta didik sebagai pusat dari

proses belajar.

Page 13: SGD Print New

(http://fairuzel said.wordpress.com)

2. PBL

Sebuah metode pembelajaran didasarkan pada prinsip bahwa masalah dapat

digunakan sebagai titik awal untuk mendapatkan ilmu baru.

(H.S Barrows (1982))

3. Deep Learning

pelajaran mendalam yang diperlukan agar mendorong para siswa untuk memahami

pokok materi, tidak hanya memorise dasar pokok materi, yang adalah kasus di dalam

pelajaran permukaan.

http://www.nottingham.ac.uk

4. Collaborative Learning

satu pendekatan di bidang pendidikan yang melibatkan hubungan intelektual dari para

siswa atau para mahasiswa dan dosen.

http://en.wikipedia.org

5. Self assessment

Self  assessment adalah sebuah proses dimana pelajar memiliki tanggung jawab untuk

menilai hasil belajarnya sendiri.

http://zulharman79.wordpress.com

6. Peer assessment

Peer assessment adalah sebuah proses di mana seorang pelajar menilai hasil belajar

teman atau pelajar lainnya yang berada se-level.

http://zulharman79.wordpress.com

7. Self reflection

pengujian terhadap nilai pribadi, kepercayaan, gaya komunikasi, dan pengalaman.

Page 14: SGD Print New

http://leadership.mchtraining.net

8. Self directed learning

Self directed learning : suatu kegiatan belajar secara mandiri: tahu apa yang

dibutuhkan, bagaimana dan di mana dapat memperoleh bahan yang dibutuhkan dan

semuanya didorong oleh sikap pro-aktif dan daya antisipasi yang tinggi.

www.asosiasi-politeknik.or.id

Edgar F :Konsep longlife learning adalah dengan keyakinan dan menyempurnakan dirinya.

Likon :Tips2 dalam longlife learning: memiliki buku, simpan untuk belajar daftar, dapatkan teman intelektual, pandu dalam pola pkir, terapkan pengetahuan, ajarkan dengan yg lain, bersihkan masukan, belajar dalam kelompok, melupakan asumsi, temukan yang mendorong pekerjaan.

KESIMPULAN

Page 15: SGD Print New

DAFTAR PUSTAKA

Brookfield, S. (2006). Adult Cognition As a Dimension of Lifelong Learning, In J. Field & M. Leicester (Eds.), Lifelong learning: Education across the lifespan. Philadelphia: Falmer Press.

Cranton, P. (1994). Understanding and promoting Transformative Learning: A guide for educators of adults. San Francisco, CA: Jossey-Bass.

Page 16: SGD Print New

Depdiknas. (2003). Standar Kompetensi Mata Pelajaran Matematika SD dan MI. Jakarta: Depdiknas.Duron, R., dkk. (2006). Critical Thinking Framework for Any Discipline. International Journal of Teaching and Learning in Higher Education Vol. 17: 160-166Herman, T. (2005). Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Meningkatkan Kemampuan Berpikir Matematis Tingkat Tinggi Siswa Sekolah Menengah Pertama. Disertasi pada PPs UPI Bandung: Tidak diterbitkanChurchill Livingstone, 2006.

Kitabul ilmi, Syaikh Muhammad bin Shalih Al'Utsaimin (Abu Luthfi)

Knowles, M. (1991). Evaluation and achievements in a developing field of study. In John M. Peters (Ed.), Adult Education, San Francisco; Jossey-BassMajalah Ilmiah Tarbawiyah Vol. 5 Nomor 1, STAIN Jurai Siwo Metro Lampung

Risalah Dakwah MANHAJ SALAF edisi 1/th V 18 Muharram 1430H/16 Januari 2009MSardiman AM. (2005). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Rajawali Press. Jakarta. www.cete.org

Anonim, Tahun, Judul, www...., diunduh

Anonim, 2007, Pembelajaran Orang Dewasa Berbasis Andragogi, www.andragogy.net. Diunduh tgl 22 September 2011Anonim, Adab Mencari Ilmu, www.darussalaf.org.id, diunduh tanggal 22 September 2011Anonim, 2007, Jurnal Ilmiah VISI PTK-PNF, www.open.ac.uk, diunduh tanggal 22 September 2011Anonim, www. zulharman79.wordpress.com / , diunduh tgl 22 September 2011Anonim, Advancing Education in Practice-Based Learning & Improvement, www.rcslt.org, diunduh tanggal 22 September 2011Cranton, P.2005.A Guide for educators of adults. San Francisco, CA: Jossey-Bass

Downs, Perry G. 2001. Adult. San Francisco, CA: Jossey-Bass

Jarvis, P. 2001.The Sociology of adult and continuing education. Beckenham: Croom Helm

Mezirow,J. 2001. Life long education for adults.Oxford: Pergamon