SGH
-
Upload
rizqy-fahmi -
Category
Documents
-
view
47 -
download
0
Transcript of SGH
SUPERPOSISI GETARAN HARMONIK ( SGH )
Nama Kelompok :
1. Fajar Darma Saputra ( 112124037 )
2. Muhammad Tezar ( 112124038 )
3. Rachima Savira ( 112124039 )
4. Muhammad Rizal Fahmi ( 112124040 )
5. Alen Salvo Pratomo ( 112124041 )
TUJUAN
Tujuan
Memahami superposisi
getaran harmonik yang sejajar
melalui osiloskop
Mengukur frekuensi dan amplitudo
getaran harmonik dengan osiloskop Memahami
superposisi getaran harmonik yang
saling tegak lurus melalui osiloskop
ALAT-ALAT
Osilokop
GOS-622
( Dual trace ; 20 MHZ. )
Generator audio
( 10 khz ; 2 Vpp )
Kabel Probe
DASAR TEORI
Superposisi Getaran Harmonik
Superposisi Getaran Harmonik
Searah
Superposisi Getaran Harmonik
Tegak Lurus
OSILOSKOP
Superposisi Getaran Harmonik
• Getaran Harmonik Sederhana adalah gerak bolak-balik yang selalu melewati titik keseimbangan tanpa mengalami redaman.
• Getaran harmonik dipengaruhi oleh gaya yang arahnya selalu menuju titik keseimbangan dan besarnya sebanding dengan simpangannya.
• Sedangkan yang dimaksud Superposisi Getaran Harmonik adalah penjumlahan dua getaran atau lebih yang dapat melintasi ruang sama tanpa ada ketergantungan satu gelombang denan yang lain.
• Faktor yang mempengaruhi SGH adalah :
1. Amplitudo masing-masing gelombang
2. Beda fase antara gelombang yang disuperposisikan
OSILOSKOP
• adalah suatu alat yang digunakan untuk mengamati bentuk gelombang dan pengukurannya. Komponen utama osiloskop adalah tabung sinar katoda.
• Komponen utama dari sinar katoda adalah :
1. Perlengkapan senapan elektron. 2. Perlengkapan pelat defleksi. 3. layar fluorosensi. 4. Tabung gelas dan dasar tabung.
• Tombol-tombol yang terdapat di panel osiloskop antara lain : * Focus : Digunakan untuk mengatur fokus * Intensity : Untuk mengatur kecerahan garis yang ditampilkan di layar * Trace rotation : Mengatur kemiringan garis sumbu Y=0 di layar * Volt/div : Mengatur berapa nilai tegangan yang diwakili oleh satu div di layar * Time/div : Mengatur berapa nilai waktu yang diwakili oleh satu div di layar * Position : Untuk mengatur posisi normal sumbu X (ketika sinyal masukannya nol) * AC/DC : Mengatur fungsi kapasitor kopling di terminal masukan osiloskop.
* Ground : Digunakan untuk melihat letak posisi ground di layar. * Channel 1/ 2 : Memilih saluran / kanal yang digunakan.
Besaran-besaran yang dapat diukur dengan menggunakan osiloskop adalah:
• Amplitudo: menyatakan besarnya tegangan maksimum sinyal listrik yang terukur.
– Tegangan maksimum (Vm) =Amplitudo sinyal terbaca.
– Tegangan puncak ke puncak (Vpp) = 2x Amplitudo sinyal terbaca.
- Tegangan effektif(Veff)= 1/2 dari ampiltudo sinyal terbaca.
• Frekuensi: menyatakan jumlah gelombang sinyal listrik tiap detik dari skala time/div yang digunakan.
• Periode: Menyatakan waktu untuk mencapai panjang lintasan satu gelombang sinyal yang terbaca pada layar osiloskop.
Dari layar osiloskop, kita dapat melihat atau mengamati beberapa gelombang yaitu :
1. Gelombang Sinus
2. Gelombang Kotak
3. Gelombang Segitiga
• Fungsi Osiloskop :
1. Bidang Elektronika :
a. Dapat menunjukkan terjadinya kerusakan pada komputer
b. Dapat menunjukkan keadaan digital tinggi atau rendah
2. Bidang Kesehatan :
a. Digunakan pada alat ukur detak jantung
3. Bidang Otomotif :
a. Untuk mengukur getaran atau vibrasi pada sebuah transducer mesin
Superposisi Getaran Harmonik Searah
• Dapat terjadi jika terdapat 2 getaran harmonik dengan arah getar berada dalam satu sumbu getar yang sama.
• Persamaannya adalah :
Getaran harmonik 1 : x1(t) = A1 cos
Getaran harmonik 2: x2(t) = A2 cos
ft2
ft2
• resultan getaran harmonik searah sebagai berikut :
1. Jika amplitudo berbeda, frekuensi dan fasa awal sama
Getaran harmonik 1 : x1(t) = A1 cos
Getaran harmonik 2: x2(t) = A2 cos
Getaran harmonik resultan :
2. Jika amplitudo dan fasa awal berbeda, frekuensi sama
Getaran harmonik 1 : x1(t) = A1 cos
Getaran harmonik 2: x2(t) = A2 cos
Getaran harmonik resultan :
ft2
ft2
• Jika amplitudo dan frekuensi berbeda, fasa awal sama
Getaran harmonik 1 : x1(t) = A1 cos
Getaran harmonik 2: x2(t) = A2 cos
Ambil = 0 sehingga kedua getaran harmonik menjadi :
x1(t) = A1 cos
x2(t) = A2 cos
Getaran harmonik resultan :
tf12
tf 22
tf12
tf22
1.Jika amplitudo dan frekuensi berbeda, fasa awal sama Getaran harmonik 1 : x1(t) = A1 cos
Getaran harmonik 2: x2(t) = A2 cos
Ambil = 0 sehingga kedua getaran harmonik menjadi :
x1(t) = A1 cos
x2(t) = A2 cos
Getaran harmonik resultan :
Superposisi Getaran Harmonik Tegak Lurus