Silakan kunjungi My Website belajar Pengantar Ilmu Hukum (PIH), yaitu: 1) Dapat mengetahui dan...
Transcript of Silakan kunjungi My Website belajar Pengantar Ilmu Hukum (PIH), yaitu: 1) Dapat mengetahui dan...
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun 2015/2016
Mata Kuliah Pengantar Ilmu Hukum
Created By Muhammad Nur Jamaluddin - Website: www.mnj.my.id
Halaman 1
Silakan kunjungi My Website www.mnj.my.id
PEMBAHASAN SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER I
TAHUN 2015/2016
MATA KULIAH PENGANTAR ILMU HUKUM
Disusun oleh
MUHAMMAD NUR JAMALUDDIN
NPM. 151000126
KELAS D
UNIVERSITY
Muh_Nur_Jamal
D070AF70
16jamal
muh.jamal08
081223956738
muh.nurjamaluddin
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun 2015/2016
Mata Kuliah Pengantar Ilmu Hukum
Created By Muhammad Nur Jamaluddin - Website: www.mnj.my.id
Halaman 2
Silakan follow ya
muhnurjamaluddin.blogspot.co.id
mnurjamaluddin.blogspot.co.id
creativityjamal.blogspot.co.id
SAAT INI
Jalan PH. Hasan Mustapa Nomor 23, Gang Senang Raharja,
RT 02, RW 15, Kelurahan Cikutra, Kecamatan Cibeunying Kidul,
Kode POS 40124, Kota Bandung, Provinsi Jawa Barat, Indonesia
ASAL
Kampung Pasir Galuma, RT 02, RW 06, Desa Neglasari,
Kecamatan Kadungora, Kabupaten Garut,
Provinsi Jawa Barat, Indonesia
Muhammad Nur Jamaluddin
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun 2015/2016
Mata Kuliah Pengantar Ilmu Hukum
Created By Muhammad Nur Jamaluddin - Website: www.mnj.my.id
Halaman 3
Renungan
Ya Tuhan, saya lupa
Saya benar-benat lupa, padahal sudah belajar dan menghafalnya
Ingat:
Ingatlah Aku, maka akan Ku ingatkan pula semua yang kamu lupa?
Ya Tuhan, karena saya lupa
Izinkan saya untuk melihat pekerjaan temanku
Izinkan pula saya untuk menyontek melalui Hand Phone
Atau melalui buku yang sudah saya bawa ini
Atau melalui catatan kecil yang sudah saya siapkan ini
Ingat:
Bukankah Aku lebih mengetahui apa yang kamu tidak ketahui?
Bukankah Aku lebih dapat melihat apa yang kamu sembunyikan itu?
Ya Tuhan, karena saya ingin mendapat nilai terbaik
Supaya dapat membanggakan diriku, kelurgaku dan juga yang
lainnya
Izinkan saya mengahalalkan semua cara ini
Ingat:
Bukankah yang memberikan nilai terbaik itu Aku?
Dosen hanyalah sebagai perantara saja dariku?
Jikalau kamu ingin mendapatkan kebahagian di dunia
Dan juga kebahagiaan di akhirat
Jangan pernah menghalalkan semua yang telah Aku haramkan
Ingat:
Kebahagian di dunia itu hanya bersifat sementara bagimu
Aku akan siapkan 99% lagi kebahagiaan untukmu kelak di akhirat
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun 2015/2016
Mata Kuliah Pengantar Ilmu Hukum
Created By Muhammad Nur Jamaluddin - Website: www.mnj.my.id
Halaman 4
UNIVERSITAS PASUNDAN BANDUNG
FAKULTAS HUKUM
Jalan Lengkong Besar Nomor 68 Bandung 40261
UJIAN AKHIR SEMESTER TAHUN AKADEMIK 2015/2016
MATA KULIAH : PENGANTAR ILMU HUKUM
HARI, TANGGAL : RABU, 4 NOVEMBER 2015
KELAS/SEMESTER : A-B-C-D-E-F-G / I
WAKTU : 90 MENIT
DOSEN : TIM DOSEN
SIFAT UJIAN : CLOSE BOOK
Soal
1. Soalnya, yaitu:
a. Jelaskan manfaat belajar Pengantar Ilmu Hukum, bagi Saudara calon Sarjana Hukum!
Jawaban:
Manfaat belajar Pengantar Ilmu Hukum (PIH), yaitu:
1) Dapat mengetahui dan memahami sesuatu yang dimaksud dengan hukum dalam
sistematika ilmu hukum secara keseluruhan serta proses hubungan antara mata kuliah ini
dengan mata kuliah dasar ilmu hukum lainnya.
2) Dapat mengetahui tujuan dari bagian-bagian penting dari hukum, serta pertalian antara
berbagai bagian tersebut dengan ilmu pengetahuan hukum.
3) Dapat mengatahui pengertian-pengertian dasar baik secara garis besar maupun mendalam
mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan hukum.
4) Dapat memahami bagian-bagian atau jenis-jenis ilmu hukum lainnya.
5) Dapat memahami dan mampu memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan hukum,
karena mata kuliah ini merupakan dasar untuk mempelajari hukum secara lebih
mendalam.
6) Dapat menumbuhkan sikap adil dan membangkitkan minat dengan penuh kesungguhan
mempelajari hukum.
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun 2015/2016
Mata Kuliah Pengantar Ilmu Hukum
Created By Muhammad Nur Jamaluddin - Website: www.mnj.my.id
Halaman 5
b. Jelaskan hubungan antara Pengantar Hukum Indonesia dengan Pengantar Ilmu Hukum dan
berikan contohnya!
Jawaban:
Hubungan antara Pengantar Hukum Indonesia dengan Pengantar Ilmu Hukum bahwa PIH
(Pengantar Hukum Indonesia) mendukung atau menunjang kepada setiap orang yang akan
mempelajari hukum positif Indonesia (Pengantar Hukum Indonesia). PIH menjadi dasar dari
PHI, yang berarti bahwa untuk mempelajari PHI (Pengantar Hukum Indonesia) harus belajar
PIH dahulu karena pengertian-pengertian dasar yang berhubungan dengan hukum diberikan
di dalam PIH. Sebaliknya pokok-pokok bahasan PHI merupakan contoh kongkret yang
dibahas di dalam PIH. Pengantar Ilmu Hukum (PIH) kerapkali oleh dunia studi hukum
dinamakan “Encyclopaedia Hukum”, yaitu mata kuliah dasar yang merupakan pengantar
(introduction atau inleiding) dalam mempelajari ilmu hukum. Dapat pula dikatakan bahwa
PIH merupakan dasar untuk pelajaran lebih lanjut dalam studi hukum yang mempelajari
pengertian-pengertian dasar, gambaran dasar tentang sendi-sendi utama ilmu hukum.
Contohnya yaitu ketika akan menentukan sistem hukum pada PHI, kita harus tahu dulu
tentang hukum yang dipelajari di PIH begitupun akan ditegaskan kembali di PHI.
c. Jelaskan pengertian hukum berdasarkan padangan sarjana Indonesia dan sarjana Asing!
Jawaban:
1) Menurut Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja, S. H.
Hukum adalah keseluruhan kaidah serta semua asas yang mengatur pergaulan hidup
dalam masyarakat dan bertujuan untuk memelihara ketertiban serta meliputi berbagai
lembaga dan proses guna mewujudkan berlakunya kaidah sebagai suatu kenyataan dalam
masyarakat.
2) Menurut Plato
Hukum adalah seperangkat peraturan-peraturan yang tersusun dengan baik dan teratur dan
bersifat mengikat hakim dan masyarakat.
Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hukum adalah salah satu
kaidah dalam hidup manusia. Kaidah hukum dibuat oleh lembaga yang berwenang
(pemerintah atau negara) dengan tujuan mengatur kehidupan bersama bukan individual.
Hukum berisi sejumlah perintah dan larangan yang harus ditaati dan dipatuhi. Pelanggaran
atas kaidah hukum diberi sanksi yang bersifat memaksa.
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun 2015/2016
Mata Kuliah Pengantar Ilmu Hukum
Created By Muhammad Nur Jamaluddin - Website: www.mnj.my.id
Halaman 6
2. Soalnya, yaitu:
a. Jelaskan hubungan antara masyarakat dengan hukum disertai contohnya!
Jawaban:
Hubungan antara masyarakat dengan hukum tidak bisa dipisahkan, karena sejatinya hukum
itu sendiri diciptakan untuk mengatur kehidupan masyarakat. Sebagaimana telah disampaikan
oleh Marcus Tullius Cicero “Ubi Societas Ibi Ius” yang artinya “Dimana ada masyarakat
disitu pasti ada hukum. Teori ini mengungkapkan konsep filosofi Cicero yang menyatakan
bahwa hukum tidak dapat dipisahkan dari masyarakat. Kedamaian dan keadilan dari
masyarakat hanya bisa dicapai apabila tatanan hukum telah terbukti mendatangkan keadilan
dan dapat berfungsi dengan efektif. Contohnya yaitu apabila ada seorang manusia yang hidup
di suatu tempat yang tidak berpenduduk, dan dia hidup sendiri di tempat itu, maka dapat
dipastikan tidak ada hukum di wilayah tersebut. Karena seseorang tadi bebas melakukan
apapun yang ia kehendaki. Berbeda lagi ceritanya apabila ada seseorang lagi yang datang ke
tempat tersebut dan hidup bersama penghuni pertama. Masing-masing orang tersebut jelas
mempunyai kepentingan dan kehendak sendiri, dan tidak menutup kemungkinan pula akan
terjadi konflik antara kedua orang itu. Disinilah peran hukum muncul, hukum akan mengatur
proses tata cara kehidupan mereka agar terjadi keadilan dan kedamaian diantara masing-
masing individu.
b. Jelaskan pandangan Aristoteles bahwa manusia pada intinya adalah makhuluk sosial (zoon
politicon) berikan contohnya!
Jawaban:
Menurut Aristoteles (384-322 SM), seorang ahli pikir Yunani menyatakan dalam ajaranya,
bahwa manusia adalah zoon politicon, artinya pada dasarnya manusia adalah makhluk yang
ingin selalu bergaul dan berkumpul dengan manusia menjadi makhluk yang bermasyarakat.
Manusia yang sifatnya suka bergaul satu sama lain, maka manusia disebut makhluk sosial
atau makhluk yang saling membutuhkan dan saling berhubungan, serta saling
kebergantungan, saling mengisi dan saling melengkapi satu sama lainnya. Makhluk sosial itu
adalah manusia yang berhubungan secara timbal balik dengan manusia lain dan tidak akan
pernah bisa melepaskan diri dari pengaruh orang lain. Tanpa bantuan manusia lainnya,
manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak.
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun 2015/2016
Mata Kuliah Pengantar Ilmu Hukum
Created By Muhammad Nur Jamaluddin - Website: www.mnj.my.id
Halaman 7
Adanya bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau
bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya. Selain itu juga diberikan
yang berupa akal pikiran yang berkembang serta dapat dikembangkan. Manusia sebagai
individu mempunyai kehidupan jiwa yang menyendiri, namun sebagai makhluk sosial tidak
dapat dipisahkan dari masyarakat. Manusia lahir, hidup berkembang dan meninggal dunia di
dalam masyarakat. Manusia sebagai individu tidak dapat mencapai segala sesuatu yang
diinginkannya dengan mudah. Adapun contoh dari zooon politicon adalah sebagai berikut:
Seorang petani dapat mengerjakan tugasnya di sawah setelah ia memperoleh alat-alat
pertanian seperti halnya cangkul yang telah dibuat oleh pandai besi. Pakaian Pak tani pun
merupakan hasil karya tukang jahit. Tukang jahit tidak dapat menghasilkan pakaian kalau
tidak ahli tenun atau pekerja pabrik yang mengusahakan bahannya terlebih dahulu, dan
demikianlah seterusnya.
c. Jelaskan tentang keadilan berdasarkan pandangan Aristoteles, dalam kehidupan sehari-hari
kita!
Jawaban:
Menurut Aristoteles bahwa keadilan itu ada dua macam, yaitu keadilan komutatif dan keadilan
distributif. Keadilan komutatif ini adalah suatu perlakuan kepada seseorang dengan tanpa
melihat jasa-jasa yang telah diberikan. Intinya harus bersikap sama kepada semua orang, tidak
melihat dari segi manapun. Contohnya keadilan komutatif adalah seseorang yang diberikan
sanksi akibat pelanggaran yang dibuatnya tanpa melihat jasa dan kedudukannya, dan atau
memperoleh hak dan tugasnya sebagai pelajar sama seperti pelajar lain, tanpa membeda-
bedakan kepintaran, baik buruknya maupun kaya atau miskin. Kemudian keadilan distributif
adalah suatu perlakuan terhadap seseorang yang sesuai dengan jasa-jasa yang telah diberikan.
Keadilan ini menekankan pada asas keseimbangan, yaitu antara bagian yang diterima dengan
jasa yang telah diberikan. Contohnya keadilan distributif adalah seorang pekerja bangunan
yang diberi gaji sesuai atas hasil yang telah dikerjakan, dan atau pemberian nilai pada
Mahasiswa sesuai prestasi yang telah dicapai/diraihnya selama satu semester.
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun 2015/2016
Mata Kuliah Pengantar Ilmu Hukum
Created By Muhammad Nur Jamaluddin - Website: www.mnj.my.id
Halaman 8
3. Soalnya, yaitu:
a. Jelaskan tujuan hukum yang Saudara pelajari berdasarkan teori-teori yang sudah dipelajari,
dan tokoh yang termasyur saat itu!
Jawaban:
1) Teori Etis (Ethische Theori)
Teori tujuan hukum yang pertama yang disampaikan oleh Aristotles adalah teori etis.
Teori etis memandang bahwa hukum ditempatkan pada perwujudan keadilan yang
semaksimal mungkin dalam tata tertib masyarakat. Dalam arti kata, tujuan hukum semata-
mata untuk keadilan.
2) Teori Utilitis (Utiliteis Theori)
Teori tujuan hukum yang kedua ialah teori utilitis. Teori utilitis dari Jeremy
Bentham berpendapat bahwa tujuan hukum adalah untuk memberikan kebahagiaan yang
sebesar-besarnya kepada manusia yang sebanyak-banyaknya. Dalam arti kata, tujuan
hukum semata-mata untuk mencapai kefaedahan kemanfaatan.
3) Teori Yuridis
Teori tujuan hukum yang kedua ialah teori yuridis. Menurut Hans Kelsen bahwa tujuan
hukum itu dogmatis dan mesti adanya kepastian dari hukum itu sendiri.
4) Teori Gabungan atau Campuran
Teori tujuan hukum yang ketiga merupakan teori yang menggabungkan teori etis, teori
utilitis dan teori yuridis bahwa tujuan hukum itu harus mengayomi, memiliki
kemanfaatan, memiliki kepastian hukum, dan harus mencapai keadilan.
b. Jelaskan tujuan pokok dan utama dari hukum sebagaimana dijelaskan di atas!
Jawaban:
Tujuan pokok dan utama dari hukum sebagaimana dijelaskan di atas yaitu untuk menciptakan
keseimbangan dan ketertiban. Dengan tercapainya ketertiban dalam masyarakat diharapkan
keputusan manusia akan terlindungi. Dalam mencapai tujuannya hukum bertugas membagi
hak dan kewajiban membagi hak dan kewajiban antar perorangan dalam masyarakat membagi
wewenang dan mengatur memecahkan masalah hukum serta memberikan solusi terhadap
masalah hukum.
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun 2015/2016
Mata Kuliah Pengantar Ilmu Hukum
Created By Muhammad Nur Jamaluddin - Website: www.mnj.my.id
Halaman 9
c. Jelaskan fungsi hukum yang pokok dan utama dari beberapa perkembangan fungsi hukum
yang Saudara pelajari!
Jawaban:
1) Fungsi hukum untuk memberikan pedoman atau pengarahan pada warga negara untuk
berperilaku yang harus dilaksanakan (perintah) dan dilarang untuk dilaksanakan
(larangan).
2) Fungsi hukum sebagai pengawas atau pengendali sosial (social control), yaitu mengatur
tata kehidupan bermasyarakat agar dapat terciptanya suatu kepastian hukum,
kemanfaatan, keadilan, ketertiban, dan kedamaian.
3) Fungsi hukum yaitu sebagai penyelesaian sengketa (dispute settlement), yaitu mengatur
dan mengkoordinasi berbagai kepentingan yang ada di masyarakat agar tidak terjadi
terbenturnya kepentingan yang berbeda.
4) Fungsi hukum ialah sebagai rekayasa sosial (social engineering), yaitu melindungi segala
kepentingan seseorang dengan memberikan kekuasaan kepadanya untuk bertindak dalam
rangka kepentingannya itu, misal kepentingan seseorang terhadap jiwanya,
kehormatannya, harta bendanya, dan sebagainya.
4. Soalnya, yaitu:
a. Jelaskan apa yang dimaksud dengan kaidah, dan bagaimana macam-macam kaidah yang ada
di masyarakat!
Jawaban:
Norma atau kaidah adalah petunjuk hidup/pedoman yang seharusnya kita berbuat, bertingkah
laku, tidak berbuat dan tidak bertingkah laku di dalam masyarakat. Dengan demikian norma
dan kaidah tersebut berisi perintah atau larangan, setiap orang hendaknya mentaati norma agar
kehidupan dapat tenteram dan damai. Dalam kehidupan masyarakat terdapat kaidah-kaidah
hukum sebagai berikut:
1) Kaidah agama adalah kaidah atau aturan hidup manusia yang bersumber dari Tuhan yang
disampaikan melalui utusanNya. Kaidah agama berisi perintah, anjuran berbuat baik dan
larangan bagi yang berbuat jahat agar manusia sebagai umat beragama menaatinya dan
tidak melanggar. Sanksi bagi pelanggar kaidah agama adalah dosa. Pelangar kaidah agama
mendapat ancaman hukuman di akhirat. Contohnya seorang tidak melaksanakan
kewajiban agamanya akan merima hukuman di akhirat.
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun 2015/2016
Mata Kuliah Pengantar Ilmu Hukum
Created By Muhammad Nur Jamaluddin - Website: www.mnj.my.id
Halaman 10
2) Kaidah moral/kesusilaan adalah kaidah atau aturan hidup manusia yang bersumber dari
hati nurani dan merupakan nilai-nilai moral yang mengikat manusia tentang baik buruknya
tindakan. Kaidah moral mengajak manusia untuk berbuat yang sesuai dengan hati nurani
dan meninggalkan hal-hal yang bertentangan dengan hati nurani. Pelanggar kaidah moral
akan mendapat sanksi berupa perasaan bersalah, menyesal, malu, dan sebagainya.
Contohnya berbohong, menyontek, ingkar janji, tidak amanah, dan lain-lain.
3) Kaidah kesopanan adalah kaidah atau aturan hidup manusia yang bersumber dari
pergaulan hidup antar manusia. Dengan adanya kaidah kesopanan maka ada hal-hal yang
dianggap sopan, dan pantas oleh masyarakat dan ada hal-hal yang dianggap tidak sopan
atau tidak pantas oleh masyarakat. Orang-orang yang melanggar kaidah kesopanan akan
mendapat sanksi dari masyarakatnya berupa pengucilan, pengasingan, dan sebagainya.
Contohnya orang sunda yang berjalan melawati orang lain di depan tanpa permisi atau
dalam bahasa sundanya “punteun”, akan merima sanksi berupa pengucilan, pengasingan,
dan sebagainya.
4) Kaidah hukum merupakan kaidah atau aturan hidup yang diciptakan oleh kekuasaan
masyarakat yang resmi atau negara, yang bersifat mengikat dan memaksa. Pelanggar
hukum akan mendapat sanksi dari negara. Sanksi yang diberikan oleh negara berupa
sanksi pidana atau jenis sanksi yang lain. Negara juga memiliki alat penegak hukum
seperti polisi, jaksa, dan lembaga peradilan. Contohnya orang yang membunuh terancan
pidana sebagaimana tercatum dalam Pasal 338 dan atau Pasal 340 KUHPidana.
b. Jelaskan hubungan antara kaidah hukum dengan kaidah sosial lainnya disertai contohnya!
Jawaban:
a) Pertama, hubungan antara kaidah hukum dengan kaidah agama. Di dalam hal ini akan
terlihat adanya hubungan yang erat diantara keduanya. Contoh kaidah agama yang
menunjang tercapainya tujuan kaidah hukum. Jika manusia mematuhi kaidah agama,
maka tidak akan ada manusia yang mempunyai sikap batin yang buruk hingga
merencanakan perbuatan yang jahat. Dampak positifnya hubungan antara anggota
masyarakat menjadi aman, tertib dan adil. Dengan demikian tujuan kaidah hukum akan
tercapai. Sebaliknya jika sejak awal manusia itu jahat, maka manusia akan gampang
melakukan pelanggaran terhadap kaidah hukum, dan apabila diketahui aparat penegak
hukum maka kemungkinan besar ia akan menerima sanksi hukum.
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun 2015/2016
Mata Kuliah Pengantar Ilmu Hukum
Created By Muhammad Nur Jamaluddin - Website: www.mnj.my.id
Halaman 11
Lalu kemungkinan ia akan taubat dan apabila orang itu telah bertaubat maka sikap batinnya
akan berubah menjadi baik yang pada akhirnya ia akan patuh terhadap perintah Tuhan.
Demikian bahwa kaidah hukum mendukung tercapainya kaidah agama.
b) Kedua, hubungan antara kaidah hukum dan kaidah kesusilaan. Kedua kaidah ini mempunyai
hubungan yang erat, sebab keduanya saling melengkapi. Contohnya apabila suara hati setiap
pribadi manusia menghendaki agar manusia itu selalu berbuat yang baik, maka pribadi
manusia sebagai anggota masyarakat cenderung akan baik pula sehingga akan terjalin
kehidupan masyarakat yang tertib dan damai. Tujuan hukum demi mewujudkan masyarakat
yang tertib dan damai akan tercapai, sebaliknya apabila seseorang pribadinya cenderung tidak
baik, maka ia akan cenderung melakukan perbuatan yang tidak baik. Apabila pribadi yang
tidak baik itu terwujud melalui perbuatan melanggar hukum, seharusnya ia mendapat sanksi
yang tegas berupa hukuman. Disinilah letak hubungan yang saling melengkapi dan saling
menunjang demi tercapainya tujuan masing-masing kaidah hukum dan kaidah kesusilaan.
c) Ketiga, hubungan antara kaidah hukum dengan kaidah kesopanan. Kedua kaidah ini
mempunyai hubungan yang saling mengisi dan saling melengkapi. Contohnya apabila
anggota masyarakat dapat menerapkan kaidah kesopanan, maka ia akan berlaku dan bersikap
sopan terhadap siapapun. Dampak positifnya setiap orang akan saling menghargai dan tidak
saling mengganggu sehingga kehidupan masyarakat akan tertib dan damai pada akhirnya
tujuan kaidah hukum akan tercapai. Sebaliknya apabila seseorang selalu melanggar
kesopanan, kemungkinan besar dirnya akan dikucilkan. Keterasingannya dapat saja
mengiring dia ke arah perbuatan yang dapat dikategorikan sebagai perbuatan melanggar
hukum dan dia dapat dihukum. Demikianlah bahwa kaidah hukum juga dapat mendukung
tercapainya kaidah kesopanan.
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun 2015/2016
Mata Kuliah Pengantar Ilmu Hukum
Created By Muhammad Nur Jamaluddin - Website: www.mnj.my.id
Halaman 12
5. Soalnya, yaitu:
a. Jelaskan bagaimana sejarah perbuatan melawan hukum sebelum 31 Januari 1919 disertai
kasus-kasusnya! Putusan Hoge Raadnya serta pemahamannya!
Jawaban:
1) Sebelum 31 Januari 1919, perbuatan melawan hukum terjadi, apabila perbuatan itu
bertentangan dengan hukum tertulis (undang-undang) hanya dalam hal:
a) melanggar hak orang lain yang diakui undang-undang, atau melanggar ketentuan
hukum tertulis saja;
b) bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku, misalnya tidak memberi pertolongan
terhadap seseorang korban kecelakaan, padahal mengetahui kejadian kecelakaan.
Contohnya, yaitu Kasus Lindenbaum VS Cohen dan Kasus Cerobong Asap.
Berikut adalah kasus Lindenbaum VS Cohen:
Suatu hari, pegawai yang bekerja di kantor Lindenbaum dibujuk oleh Cohen agar
memberitahukan nama-nama pelanggannya berikut penawaran yang diberikan kepada
mereka. Dengan data itu, Cohen bisa memanfaatkan data-data tersebut untuk membuat
suatu penawaran baru yang akan membuat orang-orang akan memilih kantor
percetakannya daripada kantor Lindenbaum. Untungnya, perbuatan Cohen cepat diketahui
oleh Lindenbaum. Akibatnya, Lindenbaum langsung mengajukan gugatan terhadap
Cohen di muka pengadilan Amsterdam. Selain mengajukan gugatan perbuatan melawan
hukum terhadap Cohen, Lindenbaum juga meminta ganti rugi atas perbuatan Cohen
tersebut. Di tingkat pertama Cohen kalah, tetapi sebaliknya di tingkat banding justru
Lindenbaum yang kalah. Di tingkat banding, dikatakan bahwa tindakan Cohen tidak
dianggap sebagai suatu perbuatan melawan hukum karena tidak dapat ditunjukkan suatu
pasal dari undang-undang yang telah dilanggar oleh Cohen. Akhirnya melalui putusan
Hoge Raad (Mahkamah Agung-nya Belanda) tanggal 31 Januari 1919, Lindenbaum lah
yang dinyatakan sebagai pemenang. Hoge Raad menyatakan bahwa pengertian perbuatan
melawan hukum di pasal 1401 BW, termasuk pula suatu perbuatan yang melanggar hak-
hak orang lain, bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku, atau bertentangan
dengan kesusilaan. Sebelum adanya Arrest tersebut, pengertian perbuatan melawan
hukum, yang diatur pada Pasal 1365 KUHPerdata (Pasal 1401 BW Belanda) hanya
ditafsirkan secara sempit. Yang dikatakan perbuatan melawan hukum adalah tiap
perbuatan yang bertentangan dengan hak orang lain yang timbul karena undang-undang
(onwetmatig).
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun 2015/2016
Mata Kuliah Pengantar Ilmu Hukum
Created By Muhammad Nur Jamaluddin - Website: www.mnj.my.id
Halaman 13
Dalam hal ini bahwa orang tidak bisa mengajukan perbuatan melawan hukum dan
meminta ganti kerugian apabila tidak disebutkan secara jelas pasal berapa dan undang-
undang mana yang telah dilanggar.
b. Jelaskan unsur-unsur dari suatu perbuatan melawan hukum!
Jawaban:
1) Adanya suatu perbuatan. Suatu perbuatan melawan hukum diawali oleh suatu perbuatan
dari si pelakunya. Umumnya diterima anggapan bahwa dengan perbuatan disini
dimaksudkan, baik berbuat sesuatu (dalam arti aktif) maupun tidak berbuat sesuatu (dalam
arti pasif), misalnya tidak berbuat sesuatu, padahal dia mempunyai kewajiban hukum
untuk melakukannya, kewajiban mana timbul dari hukum yang berlaku (karena ada juga
kewajiban yang timbul dari suatu kontrak). Karena itu, terhadap perbuatan melawan
hukum, tidak ada unsur “persetujuan atau kata sepakat” dan tidak ada juga unsur “causa
yang diperbolehkan” sebagaimana yang terdapat dalam kontrak.
2) Perbuatan tersebut melawan hukum. Sejak tahun 1919, unsur melawan hukum diartikan
dalam arti yang seluas-luasnya, yakni meliputi:
a) Perbuatan yang melanggar undang-undang yang berlaku.
b) Yang melanggar hak orang lain yang dijamin oleh hukum.
c) Perbuatan yang bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku.
d) Perbuatan yang bertentangan dengan kesusilaan (goede zeden);
e) Perbuatan yang bertentangan dengan sikap yang baik dalam bermasyarakat untuk
memperhatikan kepentingan orang lain (indruist tegen de zorgvildigheid, welke in het
maatschappelijk verkeer betaamt ten aanzien van anders persoon of goed).
3) Adanya kesalahan dari pihak pelaku. Agar dapat dikenakan pasal 1365 KUHPerdata
tentang perbuatan melawan hukum, undang-undang dan yurisprudensi mensyaratkan agar
pada pelaku haruslah mengandung unsur kesalahan (schuldelement) dalam melaksanakan
perbuatan tersebut. Karena itu, tanggung jawab tanpa kesalahan (strict liability) tidak
termasuk tanggung jawab berdasarkan kepada pasal 1365 KUHPerdata. Jikalau pun dalam
hal tertentu diberlakukan tanggung jawab tanpa kesalahan tersebut (strict liability), hal
tersebut tidaklah didasari atas pasal 1365 KUHPerdata, tetapi didasarkan pada undang-
undang lain. Oleh karena pasal 1365 KUHPerdata mensyaratkan adanya unsur
kesalahan (schuld) dalam suatu perbuatan melawan hukum, maka perlu diketahui proses
cakupan dari unsur kesalahan tersebut.
Pembahasan Soal Ujian Tengah Semester I Tahun 2015/2016
Mata Kuliah Pengantar Ilmu Hukum
Created By Muhammad Nur Jamaluddin - Website: www.mnj.my.id
Halaman 14
Suatu tindakan dianggap oleh hukum mengandung unsur kesalahan sehingga dapat
dimintakan tanggung jawabnya secara hukum jika memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:
a) adanya unsur kesengajaan:
b) adanya unsur kelalaian (negligence, culpa), dan;
c) tidak ada alasan pembenar atau alasan pemaaf (rechtvaardigingsgrond), seperti
keadaan overmacht, membela diri, tidak waras, dan lain-lain.
4) Adanya kerugian bagi korban. Adanya kerugian (schade) bagi korban juga merupakan
syarat agar gugatan berdasarkan pasal 1365 KUHPerdata dapat dipergunakan. Berbeda
dengan kerugian karena wanprestasi yang hanya mengenai kerugian materil, maka
kerugian karena perbuatan melawan hukum disamping kerugian immateril, yurisprudensi
juga mengakui konsep kerugian immateril yang juga akan dinilai dengan uang.
5) Adanya hubungan kausal antara perbuatan dan kerugian. Hubungan kausal antara
perbuatan yang dilakukan dengan kerugian yang terjadi juga merupakan syarat dari suatu
perbuatan melawan hukum. Untuk hubungan sebab akibat ada 2 (dua) macam teori, yaitu
teori hubungan faktual dan teori penyebab kira-kira. Hubungan sebab akibat secara
faktual (causation in fact) hanyalah merupakan masalah “fakta” atau sesuatu yang secara
faktual telah terjadi. Setiap penyebab yang menyebabkan timbulnya kerugian dapat
merupakan penyebab secara faktual, asalkan kerugian (hasilnya) tidak akan pernah
terdapat tanpa penyebabnya. Selanjutnya, agar lebih praktis dan agar tercapainya elemen
kepastian hukum yang lebih adil, maka diciptakanlah konsep “sebab kira-kira (proximate
cause)”. Proximate cause merupakan bagian yang paling membingungkan dan paling
banyak pertentangan pendapat dalam hukum tentang perbuatan melawan hukum. Kadang-
kadang, untuk penyebab jenis ini disebut juga dengan istilah legal causea tau dengan
berbagai penyebutan lainnya.