sirosis hati 2003

40
ASUHAN KEPERAWATAN CIROSIS HEPATIS OLEH : KEOMPOK 4 1. INDARAYANI 8. HASRINA KASIM 2. MARIA TS MANTOU 9. DESI SAGITA 3. SALINA 10. KARNIATI 4. SITI MARWA 11. KETUT SANTALA 5. TATI ROSWATI 12. WAODE ASRIANI 6. WAHYUNI 13.WAODE HASNAWATI 7. YUNASTRI 14. RANIYANTIS

description

serosis hati merupakan suatu penyakit yang menyerang hati.

Transcript of sirosis hati 2003

Page 1: sirosis hati 2003

ASUHAN KEPERAWATAN CIROSIS HEPATIS

OLEH :

KEOMPOK 4

1. INDARAYANI 8. HASRINA KASIM2. MARIA TS MANTOU 9. DESI SAGITA3. SALINA 10. KARNIATI4. SITI MARWA 11. KETUT SANTALA5. TATI ROSWATI 12. WAODE ASRIANI6. WAHYUNI 13.WAODE HASNAWATI7. YUNASTRI 14. RANIYANTIS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MANDALA WALUYA

KENDARI

2009

Page 2: sirosis hati 2003

BAB I

LAPORAN PENDAHULUAN

1. Pengertian dan Klasifikasi

Sisrosis adalah penyakit hepar progresif kronik. Sirosis berasal dari bahasa Yunani : kirrhos, artinya warna oranye.

Sirosis hepatis adalah disorganisasi arsitektur hepar oleh fibrosis yang luas dan pembentukan modul.

Sirosis hepatis terbagi menjadi 3 tipe utama, yaitu :

1. Laennec’s portal cirrhosis ( alkoholik, nutritional )

Dimana jaringan parut mengelilingi area portal. Penyebab utama adalah alkoholisme kronik.

2. Postnecrotik cirrhosis

Dimana terdapat jaringan parut meluas sebagai hasil akhir dari infeksi virus akut sebelumnya

3. Billiary cirrhosis

Dimana terjadi jaringan parut perikolangitik dan perilobular. Terjadi karena obstruksi saluran empedu atau infeksi ( Cholangitis ).

2. Etiologi

Etilogi/penyebab pasti Sirosis Hepatis belum diidentifikasi dengan jelas. Predisposisi genetik dengan kecenderungan familiar, juga hipersensivitas terhadap alcohol menyebabkan Sirosis. Penyebab utama Laennec’s atau mikronodular sirosis adalah peminum alkohol.

Zat kimia atau mikroorganisme yang menyebabkan kerusakan hepar dan regenerasi sel hepar yang tidak teratur dapat menyebabkan Sirosis Hepatis. Pada Laennec’s Cirrhosis bersifat hepatotoksik dari alcohol menyebabkan kerusakan jaringan hepar. Jika status nutrisi buruk maka kerusakan bertambah berat.

Page 3: sirosis hati 2003

Postnecrotic Cirrhosis biasanya diikuti dengan infeksi virus hepatis. Walaupun dapat juga terjadi karena olahan industri atau zat kimia hepatotoxin, seperti : Karbon tetraklorida atau Arsen.

Billiary Cirrhosis terjadi akibat inflamasi kronik kandung empeddu atau obstruksi. Cardiac Cirrhosis disebabkan oleh gagal jantung disertai hambatan aliran vena hepar dalam waktu lama.

Setelah Anda mengetahui definisi, klasifikasi dan etiologi serosis hepatis, silahkan Anda menyimak pembahasan patofisologi serosis hepatis dibawah ini

3. Patafisologi

Konsumsi minuman beralkohol dianggap sebagai factor penyebab utama. Sirosis terjadi dengan frekuensi paling tinggi pada peminum minuman keras. Meskipun defisiensi gizi dengan penurunan asupan protein turut menimbulkan kerusakan hati pada sirosis, namun asupan alcohol yang berlebihan merupakan factor utama pada kelemahan hati dan frekuensi yang di timbulkannya. Namun demikian, sirosis juga perna terjadi pada individu yang tidak memiliki kebiasaan minum minuman keras dan pada individu yang dietnya normal tetapi dengan konsumsi alcohol yang tinggi.

Sebagian individu tampaknya lebih rentang terhadap penyakit ini dibanding individu lain tanpa ditentukan apakah individu tersebut memiliki kebiasaan meminum minuman keras atau kah menderita malnutrisi. Factor lainnya padat memainkan peranan, termasuk pajanan dengan zat kimia tertentu (“karbon tetraklorida, naftalen terklorida, arsen, dan fosfor) atau infeksi skistosomiasis yang menular. Jumlah laki- laki penderita sirosis adalah dua kali lebih banyak daripada wanita dan mayoritas pasien sirosis berusia 40 hngga 60 tahun.

Sirosis Laennec merupakan penyakit yang di tandai oleh episode nekrosis yang melibatkansel-sel hati dan kadang-kadangberulang di sepanjang penyakit tersebut. Sel-sel hati yang di hancurkan secara berangsur-angsur di gantika oleh jaringan parut; akhirnya jumlah jaringanparut melampauhi jumlah jaringan hati yang masih berfungsi. Pulau-pulau jaringan normal yang masih tersisa dan jaringan hatihasil regenerasi dapat menonjol dari bagian-bagian yang terkonriksi sehingga hati yang sirosik memperlihatkan gambar mirip paku sol sepatu berkepala besar (hobnail appearance) yang khas. Sirosis hepatis biasanya memilikiawitan yang insidus dan perjalanan penyakit yang sangat panjang sehingga kadang-kadang melewati rentang waktu 30 tahun atau lebih.

4. Manifestasi /Gejala Klinis Sirosis Hepatis

Lemah, lelah, penurunan tonus otot

Hipertensi atau hipotensi ( perpindahan cairan )

Page 4: sirosis hati 2003

Disritmia, Bunyi jantung ekstra : S3, S4

Distensi vena jugularis, vena abdomen

Diare atau konstipasi

Distensi abdomen

Penurunan peristaltik usus

Faeses warna kehitaman, melena

Urin warna gelap dan pekat

Anoreksia, tidak ada nafsu makan

Berat badan menurun atau meningkat ( cairan )

Edema

Kulit kering, turgor jelak

Jaundice, spider angioma, echymosis, petechiae

Perubahan kepribadian / mental

Confuse, halusinasi

Bicara lambat / pelo

Asrerixic ( hepatic encephalopathy )

Nyeri abdomen

Pruritis, panas

Dyspnea

Tachypnea, pernapasandangkal , suara napas tambahan

Keterbatasan ekspansi dada (ascites

5. pemeriksaan Diagnostik

1. Pemeriksaan Laboratorium

1.1. Serum albumin, serum globulin, serum alkalin fosfat, SGOT, SGPT, serum cholinestrasi, serum bilirubin.

1.2. Darah lengkap : Hemoglobin, Hematokrit, Leukosit2. X-ray test

Page 5: sirosis hati 2003

2.1. Laparascopy2.2. Biopsi hati2.3. CT-Scan2.4. Kolesinograafi / kolangiografy2.5. Esofagoskopy2.6. Partografi transhepatik perkutaneus

6. EVALUASI DIAGNOSTIKDerajat penyakit hati dan bentuk pengobatannya ditemukan setelah mengkaji hasil pemeriksaan laboratorium. Karena fungsi hati yang kompleks ada banyak pemeriksaan diagnostic yang dapat dilakukan untk memberikan informasi tentang fungsi hati. Pasien harus mengetahui mengapa pemeriksaan ini di lakukan, mengapa dipandang penting , dan bagaimana cara bekerja sama dalam menjalaninya.Pada disfungsi parenkimal hati yang berat kadar albumin, sering cenderung menurun sementara kadar globulin serum meningkat. Pemeriksaan enzim menunjukan sel hati yaitu : kadar alkali fosfatase, AST (SGOT), serta ALT (SGPT) meningkat dan kadar kolinesterase serum dapat menurun. Pemeriksaan bilirubin dilakukan untuk mengukur eksresi empedu atau retensi empedu. Laporoskopy yang di kerjakan bersama biopsy memungkinkan pemeriksaan untuk melihan hati secara langsung.Pemeriksaan penindai USG akan mengukur perbedaan densitas antara sel-sel parenkim hati dan jaringan parut. Pemeriksaan penindai CT (kompoted tomography), MRI dan penindai radio isotop hati memberikan informasi tentang besar hati dan aliran darah hepatic serta obstruksi aliran tersebut.Analisis gas darah arterial dapat mengungkapkan gangguan keseimbangan ventilasi perfusi dan hipoksia pada sirosis hepatis

7. PENGOBATAN Istrahat yang cukup Makan tinggi kalori dan protein Vitamin yang cukup Pengobatab terhadap penyulit

8. PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan pasien sirosis biasanya di dasarkan pada gejala yang ada. Sebagai contoh , antacid diberikan untuk mengurangi distress lambung dan meminimalkan perdarahan gastrointestinal. Vitamin dan suplemen nutrisi akan meningakatkan proses kesembuhan pada sel-sel hati yang rusak dan memperbaiki status gizi pesien. Pemberian preparat deuretik yang mempertahankan kalium (spironolakton) mungkin di perlukan untuk mengurangi asites jika gejala ini terdapat , dan meminimalkan perubahan cairan serta elektrolit yang umum terjadi pada penggunaan deuretik

Page 6: sirosis hati 2003

lainnnya. Asupan protein dan kalori yang adekuat merupakan bagian esensial dalam penangganan sirosis bersama-sama. Upaya untuk menghindari pengguanaan alcohol selanjutnya. Meskipun proses fibrosis pada hati yang sirotik tidak dapat diputar balik. Perkembangan keadaan ini masih dapat di hentikan atau di perlambat dengan tindakan terebut.

Beberapa penelitian pendahuluan menunjukan bahwa colchicine, yang merupakan preparat anti-inflamasi untuk mengobati gejala gout, dan memperpanjang kelangsungan hidup penderita sirosis ringan hingga sedang.

Page 7: sirosis hati 2003

BAB II

TINJAUAN KASUS

Nama : Tn. Z, umur 37 tahun, alamat : jln. Ahmad yani, agama : islam, pendidikan : SMA, pekerjaan : buruh, status : kawin, suku : tolaki, tanggal masuk RS : 27 maret 2009 (jam 07.30), pengkajian : 27 maret 2009 (jam 09.30). diagnosa masuk sirosis hati. Sehari sebelum masuk RS pasien mual-muntah, pusing di sertai nyeri perut bagian atas dan sudah beberapa hari BAB warna tanah liat dan urine warna gelap dan pekat. Pasien mengatakan punya riwayat penyakit kuning selama 4 bulan yang lalu dan hepatitis B selama 8 bulan, hipertensi tidak ada, DM tidak ada dan di rawat di puskesmas. Dianjurkan untuk di rawat di RS propinsi tetapi pasien belum mau karena tidak mempunyai biaya. Pasien mengatakan sering minum jamu dan obat-obatan yang di beli di warung serta ada riwayat minum minuman keras (alcohol). Pada pengkajian TD : 135/95 mmHg, suhu : 37 C, RR :32 kali/ menit, nadi : 85 kali/menit. Padda pemeriksaan penunjang di dapatkan : SGOT/SGPT meningkat, hipoalbumin, tombositopenia, anemia, ECG kesan AF rapid respon ireginer, RO thoraks CTR 50% hasil EKG hepar : kesan sirosis hati dengan hipertensi portal, acites(+), saat ini BB 46 kg, TB: 172 cm, terapy : IVFD NaCl 0,9 %/8 jam, TE 1000/12 jam, omeprazol inj 2x40 mg, vit K inj 3x1 ampl, lactolac 3x Cl, sucralen 3x Cl.

Page 8: sirosis hati 2003

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN SIROSIS HEPAR

I. BIODATA

A. Identitas Klien

Nama : Tn. Z

jenis kelamin : Laki-laki

Tempat/tanggal lahir : Kendari, 23 november 1977

Kawin/belum kawin : kawin

Agama : islam

Suku bangsa : muna

Pendidikan : SMA

Pekerjaan : PNS

Alamat : Jln. Ahmad yani

Tanggal/MRS : 25 April 2009

Ruangan : Melati

Sumber Info : Istri

B. Identitas Penanggung

Nama : Ny. Z

Jenis kelamin : Perempuan

Pekerjaan : ibu rumah tangga

Hub. dengan klien : istri klien, dan keluarga klien

Alamat : Jln. Ahmad yani

II. RIWAYAT KESEHATAN SAAT INI

1) Keluhan utama : mual muntah

2) Riwayat kesehatan sekarang : sehari sebelum masuk RS, klien muntah dan

mual,pusing, dan nyeri perut, BAB warna tanah liat dan BAK pekat

Page 9: sirosis hati 2003

III. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU

1) Apakah klien perna menderita penyakit yang sama : pernah masuk puskesmas 2) Bila perna di rawat di RS, salit apa : penyakit hepatitis 3) Perna mengalami pembedahan : tidak perna4) Riwayat alergi : klien alergi terhadap zat kimia sepeti : kabotetraklorida dan

arsen5) Kebiasaan/ ketergantungan terhadap zat :

Merokok (berapa batang perhari) : klien merokok 10 batang/hari Minum alcohol : klien sering mengkonsumsi alcohol Minum kopi : klien minum kopi 2 gelas/hari Minum obat-obatan : klien mengkonsumsi jamu dan obat-obatan yang

di beli di warung

IV. RIWAYAT KELUARGA

Riwayat penyakit menular : tidak ada

Riwayat penyakit keturunan : tidak ada

Penyakit klien karena gaya hidup klien (genogram)

Genogram :

ket :

: laki-laki

: perempuan

: meninggal

: klien

X 755\\

X X

37 X 35

3035

12

9 4

Page 10: sirosis hati 2003

---------- : serumah

GI : ayah klien meninggal karena factor usia, tidak ada riwayat penyakit keturunan

GII: klien berumur 37 tahun dan istri klien berumur 35 tahun, klien berumah tangga selama 13 tahun

GII : klien memiliki 3 orang anak, anak pertama berumur 12 tahun, anak kedua berumur 9 tahun,

anak ketiga berumur 4 tahun.

V. PEMARIKSAAN FISIK

1. Keadaan umum : Kehilangan berak badan : pada saat di timbang terdapat penurunan berat badan

selama sakit Kelemahan : klien tampak mengalami kelemahan karena kurangnya nutrisi dan

cairan Perubahan mood : klien tampak kurang mood Tanda- tanda vital

Suhu : 37 derajat celcius Nadi : 85 kali/menit TD : 135/95 kali/menit RR : 32 kali/ menit BB : 46 kg TB : 170 cm

Tingkat kesadaran : compos metis

2. Head to toe Kepala :

o Inspeksi :

rambut tumbuh merata, tidak botak, rambut tidak berminyak dan tidak rontok

o Palpasi :

tidak ada massa di kepala Tidak aa nyeri tekan

Mukao Inspeksi

Muka simetris kiri dan kanan Tidak ada bkas luka/ benjolan

o Palpsi

Tidak ada benjolan Mata

Page 11: sirosis hati 2003

o Inspeksi :

Bentuk simetris kiri dan kanan ikterik

o Palpasi :

Tidak di temukan benjolan Tidak ada nyeri tekan

Hidungo Inspeksi

Tidak ada perdarahan Tidak ada secret Pernapasan cuping hidung (+)

o Palpasi

Tidak ada peradangan Telinga

o Inspeksi

Tidak ada cairan yang keluar dari telinga Tidak ada perdarahan Rongga telinga bersih

o Palpasi

Tidak di temukan adanya nyeri Tidak di teukan adanya penonjolan

Mulut dan gigio Inspeksi

Perdarahan gusi Leher

o Inspeksi

Adanya distensi vena jugulariso Palpasi

Adanya distensi vena/ peninggian kolom vena terhadap darah Ada nyeri tekan

Thoraks dan pernapasano Anspeksi

Ekspansi paru terbatas Pernapasan dangkal dan cepat/ tidak normal

o Palpasi

Tidak ada massa Tidak ada nyeri tekan

o Perkusi

Page 12: sirosis hati 2003

Pernapasan dangkalo Auskultasi

Adanya bunyi napas tambahan Jantung

o Palpasi

Denyut nadi meningkato Auskultasi

Bunyi napas ekstra ( S3 dan S4) Abdomen

o Inspeksi

Distensi abdomeno Palpasi

Adanya nyeri tekan pada kuadran kanan ataso Perkusi

Tidak adanya bising ususo Auskultasi

Penurunan peristaltik usus Genetalia : nadi feromaris teraba, tidak ada hernia, pembengkakan pembuluh

limfe tidak ada, tidak ada hemoroid, urine gelap, dan pekat dan feses warna tanah liat

Akremitas : akral hangat, kekuatan 3/3, gerak yang tidak di sadari -/-, atropi -/-, capillary refill 2 detik, abses tidak ada, reflex patella N/N. pembuluh darah perifer : radialis (+/+), femoralis (+/+), poplitea (+/+), tibialis posterior (+/+), dorsalis pedis (+/+), peurunan kekuatan otot, keterbatasan aktifitas.

Kulito Inspeksi/ palpasi

Kulit kering dan turgor buruk

VI. POLA KEGIATAN SEHARI-HARI

1) Makan

Sebelum MRS : klien makan 3x sehari

Setelah MRS : klien tidak nafsu makan dan tidak mau makan

2) Minum

Sebelum MRS : klien mengatakan menghabiskan 8 gelas sehari

Setelah MRS: 3 gelas sehari

3) Tidur

Sebelum MRS : klien mengatakan istrahat membutuhkan waktu 6-8 jan

Page 13: sirosis hati 2003

Setelah MRS : klien mudah terbangun

4) Pola eliminasi

BAB Sebelum MRS :

Frekuensi : 2x/ hari

Waktu : pagi dan sore

Konsistensi : lunak, nyeri (-), konstipasi (-)

BABA setelah MRS :

Frekuensi : 3 hari belum BAB

Waktu : tidak menentu

Konsistensi : feses waran tanah liat

BAK sebelun MRS :

Frekuensi : 4-5 kali/ hari

Waktu : tidak menentu

Warna : kuning muda dan bau amoniak

BAK setelah MRS :

Frekuensi : 1-2 kali/hari

Waktu : tidak menentu

Warna : urine gelap dan pekat

5) Personal hygine

Sebelum MRS: Klien berkata mandi 2 kali/hari

Setelah MRS: 1 kali/ hari

VII. KEADAAN PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL KLIEN

Bagaimana klien terhadap penyakitnya : klien cemas akan penyakit yang di deritanya dan tak ingin mengalami hal yang lebih parah lagi

Harapan klien terhadap penyakitnya : klien menginginkan cepat sembuh dari penyakitnya

Pengetahuan klien terhadap penyakitnya : klien merasa kuatir dengan penyakitnya Hubungan klien dengan anggata keluarganya : klien mengaku hubungannya dengan

keluarga baik Bahasa yang seringdi gunakan : bahasa indonesia Kegiatan keagamaan/ pola ibadah klien : klien mengatakan jarang sholat

Page 14: sirosis hati 2003

Keyakinan klien terhadap penyakitnya : klien menyerahkan kesembuhannya kepada Tuhan dengan berbagai usaha pengobatan medis.

VIII. PENGKAJIAN FOKUS

a. Sistim pernapasan

Gejala : dispnea

Tanda : pernapasan dangkal, adanya bunyi napas tambahan, ekspansi paru

terbatas, hipoksia.

b. Sistim kardiovaskuler

Gejala : Riwayat gagal jantung kronik, penyakit jantung reumati, kanker

(malfungsi hati menimbulkan gagal hati)

Tanda : disritmia, bunyi jantung ekstra (S3 dan S4), distensi vena jugularis

c. Sistim pencernaan (makanan dan cairan)

Gejala : anoreksia, tidak toleran terhadap makanan/ tidak mencerna, mual dan

muntah

Tanda :penurunan BB atau peningkatan (cairan),edema umum pada jaringan,

kulit kering,turgor buruk,ikterik,napas berbau keton hepatitis, perdaran gusi

d. Eliminasi/ defekasi

Gejala ; flatus

Tanda : distensi obdomen, penurunan peristaltic usus, feses warna tanah liat,

melena, urine gelap dan kuat

e. Istrahat/ aaktivitas

Gejala : kelelahan, kelemahan

Tanda : letargi, penurunan massa otot/ tonus

f. Nyeri

Gejala : nyeri tekan abdomen/ nyeri kuadran kanan atas

Tanda : perilaku berhati-hati distraksi, focus pada diri sendiri

g. Keamanan

Gejala : pruritus

Tanda : demam ( lebih umum pada sirosis alkoholik), ikterik, ekimosis,

petekie, angioma spider,eritema palmar.

Page 15: sirosis hati 2003

h. Neurosensori

Gejala : orang terdekat melaporkan perubahan kepribadian, penurunan mental

Tanda :perubahan mental, binggung, halusinasi, bicara tidak jelas

i. Seksualitas

Gejala : impoten

Tanda : atrifi testis, ginekomastia, kehilangan rambut (dada, bawah lengan,

pubis)

j. Penyuluhan kesehatan

Gejala : riwayat peminum olkohol jangka panjang/ penyalagunaan, penyakit

hati alkoholik, riwayat penyakit empedu,hepatitis, terpajan pada toksin.

IX. PEMERIKSAAN LABORATORIUM

1. Skan / Biopsi hatiMendeteksi infiltrat, fibrosis, kerusakan jaringan hati.

2. Kolesistography / KolangiographyMemperlihatkan penyakit duktus empedu yang mungkin sebagai faktor predisposisi.

3. EsofagoskopyDapat meninjukkan adanya varises esophagus.

4. Patrography transhepatik perkutaneusMemperlihatkan sirkulasi system vena portal

5. Biliribun serum Meningkat karena gangguan seluler, ketidakmampuan hati untuk mengkojugasi atau obstruksi bilier

6. AST ( SGOT ) / ALT ( SGPT ), LDH Meningkat karena kerusakan seluler dan mengeluarkan enzim

7. Alkalin fosfataseMeningkat karena penurunan sekresi

8. Albumin serumMenurun karena penekanan sintesa

9. Globulin ( Ig A dan Ig G )Peningkatan sintesa

10. Darah lengkap : Hb / Ht dan Sel Darah Merah

Page 16: sirosis hati 2003

Mungkin menurun karena perdarahan. Kerusakan SDM dan anemia terlihat dengan hipersplenisme dan defisiensi besi, leukopenia mungkin ada sebagai akibat hipersplenisme.

11. Masa protrombin / PTTMemanjang ( penurunan sintesis protrombin )

12. FebrinogenMenurun

13. BUNMeningkat menunjukkan kerusakan darah / protein

14. Amonia serumMeningkat karena ketidakmampuan untuk berubah dari ammonia menjadi urea

15. Glukosa serumHipoglikemia, diduga mengganggu glikogenesis

16. Elektrolit Hipokalemia menunjukkan peningkatan Aldosteron, meskipun berbagai ketidakseimbangan dapat terjadi

17. Kalsium Mungkin menurun sehubungan dengan gangguan absorbsi vitamin D

18. Pemeriksaan nutrien

Defisiensi vitamin A, B 12, C, K, asam folat mungkin besi

19. Urine Ada / tidak ada bertindak sebagai penunjuk untuk membedakan penyakit hati, penyakit haemolitik dan obstruksi bilier

20. Urobilinogen fekal Menurunkan ekskresi.

Page 17: sirosis hati 2003

Penyimpangan KDM

ALKOHOL MALNUTRISI VIRUS HEPATITIS GAGAL JANTUNG

toxil langsung pd sel hati akulturase lemak pd hati intoksitasi kimia infeksi warna gelap pd hati

krn perdarahan dan

menekan aktifitas hati mengecil, timbul nodus besar dan edema cairan

dehidrogen alcohol yg dikelilingi dan dipisahkan oleh kapsul hati menebal

terbentuk jaringan kologen jaringan parut berselang dengan dan terjadi nodus scar

jaringan parenkim

timbul nodus kecil yg

merusak struktur normal reaksi radang pd hati

G3 aliran darah dan limfe

Disfungsi hati

Penurunan metabolisme perubahan status kesehatan hospitalisasi

penurunan metabolisme tindakan pengobatan informasi tidak adekuat

protein, KH, dan lemak efek samping terhadap saraf kurang pengetahuan

Nutrisi kurang dari kebutuhan resiko perubahan proses pikir

sintetis protein di hati berkurang Gangguan citra tubuh

hipoalbuminemia

tekanan osmotic plasma menurun gangguan penampilan fisik

vol.plasma meningkat vol.plasma berkurang

reaksi natrium renal meningkat penurunan kosentrasi factor akumulasi empedu

akumulasi cairan ekstrasel pembekuan di dalam plasma pada hati

Page 18: sirosis hati 2003

dirongga abdomen edema Resti cedera Resti kerusakan integritas kulit

kelebihan volume cairan

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN SIROSIS HEPATIS

1. Perubahan Nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan : Intervensi dan Rasional :

Diet tidak adekuat ; ketidakmampuan untuk memproses / mencerna makanan

Anoreksi, mual muntah, tidak mau makan, mudah kenyang ( asites ), fungsi usus abnormal

Data Penunjang :

Penurunan berat badan

Perubahan bunyi dan fungsi usus

Ketidakseimbangan dalam pemeriksaan nutrisi

Ukur masukan diet harian dengan jumlah kalori

Rasional :

Memberikan informasi tentang kebutuhan pemasukan / defisiensi

Timbang berat badan sesuai indikasi, bandingkan perubahan status nutrisi, riwayat berat badan, ukur trisep

Rasional :

Lipatan kulit trisep berguna dalam mengkaji perubahan massa otot dan simpanan lemak subkutan

Bantu dan motivasi klien untuk makan : jelaskan alas an type diet, pertimbangkan makanan yang disukai

Rasional :

Diet yang tepat penting untuk penyembuhan, meningkatkan selera makan klien.

Beri makanan sedikit tapi sering

Rasional :

Page 19: sirosis hati 2003

Buruknya toleransi terhadap makanan banyak berhubungan dengan peningkatan tekanan intra abdomen / asites.

Berikan tambahan garam bila diizinkan, hindari makanan yang mengandung Sodium

Rasional :

Tambahan garam meningkatkan rasa makanan dan meningkatkan selera makan

Berikan makanan halus, hindari makanan kasar sesuai indikasi

Rasional :

Perdarahan dari varises esophagus dapat terjadi pada sirosis berat.

Batasi masukan kafein, makanan yang menghasilkan gas, atau bumbu dan terlalu panas atau terlalu dingin.

Rasional :

Membantu dalam menurunkan iritasi gaster dan ketidaknyamanan abdomen yang dapat mengganggu pemasukan

Berikan perawatan mulut sebelum dan sesudah makan

Rasional :

Klien cenderung mengalami luka atau perdarahan gusi dan rasa tidak enak pada mulut dan menambah anoreksia.

Kolaborasi :

Lakukan pemeriksaan laboratorium : Glukosa serum, albumin, protein total, ammonia.

Rasional :

Glukosa menurun karena gangguan glukogenesis, penurunan glikogen atau masukan tidak adekuat. Protein menurun karena gangguan metabolisme, penurunan sintetik hepatic atau kehilangan ke rongga peritoneum ( asites ). Peningkatan kadar ammonia perlu pembatasan protein untuk mencegah komplikasi serius.

Berikan obat sesuai indikasi : tambahan Vitami ; Tiamin, Besi, Asam folat.

Rasional :

Untuk diet tambahan dan memberikan nutrien bila klien terlalu mual atau anoreksia.

Page 20: sirosis hati 2003

2. Perubahan volume cairan : kelebihan sehubungan dengan : Gangguan mekanisme regulasi ( penurunan protein plasma, malnutrisi )

Kelebihan natrium / masukan cairan berlebihan

Data Penunjang :

Edema anasarka, peningkatan berat badan

Pemesukan lebih besar dari pengeluaran, oliguria, perubahan pada berat jenis urin.

Dispnea, bunyi napas tambahan, efusi pleura

Perubahan tekanan darah, refleks hepatojugularis ( + )

Gangguan elektrolit

Perubahan status mental

Intervensi dan Rasional :

Ukur masukan dan haluaran, catat keseimbangan positif ( pemasukan melebihi pengeluaran ). Timbang berat badan setiap hari, dan catat peningkatan lebih dari 0,5 Kg / hari.

Rasional :

Menunjukkan status volume sirkulasi, terjadinya / perbaikan perpindahan cairan dan respon terhadap terapi. Keseimbangan positif / peningkatan berat badan sering meninjukkan retensi cairan lanjut. Catatan : penurunan volume sirkulasi ( perpindahan cairan ) dapat mempengaruhi secara langsung fungsi / haluaran urine, mengakibatkan sindroma hepatorenal.

Awasi Tekanan darah dan Central Vena Pressure ( CVP ). Catat peningkatan vena jugularis / distensi vena.

Rasional :

Peningkatan tekanan darah biasanya berhubungan dengan kelebihan volume cairan tetapi mungkin tidak terjadi karena perpindahan cairan ke luar area vaskuler. Distensi jugularis eksternal dan vena abdominal sehubungan dengan kongesti vaskuler.

Auskultasi paru, catat penurunan / tak adanya bunyi napas dan terjadinya bunyi napas tambahan ( misal : krekels ).

Rasional :

Page 21: sirosis hati 2003

Peningkatan kongesti pulmonal dapat mengakibatkan konsolidasi, gangguan pertukaran gas dan komplikasi, contoh : edema paru.

Awasi disritmia jantung. Auskultasi bunyi jantung, catat terjadinya irama gallop S3 / S4

Rasional :

Mungkin disebabkan oleh Gagal Jantung Koroner, penurunan perfusi arteri koroner dan ketidakseimbangan elektrolit.

Kaji derajat perifer / edema dependen.

Rasional :

Perpindahan cairan pada jaringan sebagai akibat retensi Natrium dan air, penurunan albumin dan penurunan ADH.

Ukur lingkar abdomen

Rasional :

Menunjukkan akumulasi cairan ( asites ) diakibatkan oleh kehilangan protein plasma / cairan kedalam area peritoneal. Catatan : akumulasi kelebihan cairan dapat menurunkan volume sirkulasi menyebabkan defisit ( tanda dehidrasi )

Motivasi untuk tirah baring bila ada asites

Rasional :

Dapat meningkatkan posisi rekumben untuk diuresis.

Berikan perawatan mulut sesering mungkin ; kadang-kadang beri es batu ( bila puasa )

Rasional :

Menurunkan rasa haus.

Kolaborasi :

Awasi albumin serum dan elektrolit ( khususnya Kalium dan Natrium )

Rasional :

Penurunan albumin serum mempengaruhi tekanan osmotic koloid plasma, mengakibatkan pembentukan edema. Penurunan aliran darah ginjal menyertai peningkatan ADH dan kadar aldesteron dan penggunaan diuretic ( untuk menurunkan air total tubuh ) dapat menyebabkan berbagai perpindahan / ketidakseimbangan elektrolit.

Awasi seri foto dada

Rasional :

Page 22: sirosis hati 2003

Kongesti vaskuler, edema paru, dan efusi pleural sering terjadi.

Batasi Natrium dan cairan sesuai indikasi

Rasional :

Natrium dibatasi untuk meminimalkan retensi cairan dalam area ekstravaskuler. Pembatasan cairan perlu untuk memperbaiki / mencegah pengenceran hiponatremia.

Berikan albumin bebas garam / plasma ekspander sesuai indikasi.

Rasional :

Albumin diperlukan untuk meningkatkan tekanan osmotic koloid dalam komparteman vaskuler ( pengumpulan cairan dalam area vaskuler ), sehingga meningkatkan volume sirkulasi efektif dan penurunan terjadinya asites.

Berikan obat sesuai indikasi :

Diuretik, misal spironolakton; furosemid ( Lasix ).

Rasional :

Digunakan dengan perhatian untuk mengontrol edema dan asites. Menghambat efek aldosteron, meningkatkan ekskresi air sambil menghemat Kalium, bila terapi konservatif dengan tirah baring dan pembatasan Natrium tidak mengatasi.

Kalium.

Rasional :

Kalium serum dan seluler biasanya menurun karena penyakit hati sesuai dengan kehilangan urin.

Obat inotropik positif dan vasodilatasi arterial.

Rasional :

Diberikan untuk meningkatkan curah jantung / perbaikan aliran darah ginjal dan fungsinya, sehingga menurunkan kelebihan cairan.

3. Resiko tinggi terhadap kerusakan integritas kulit berhubungan dengan : Gangguan sirkulasi / status metabolic

Akumulasi garam empedu pada kulit

Turgor kulit buruk, penonjolan tulang, adanya edema, asites

Page 23: sirosis hati 2003

Data Penunjang : Tidak ada

Intervensi :

Observasi permukaan kulit / titik tekanan secara rutin. Pijat penonjolan tulang atau area yan tertekan terus menerus. Gunakan losion minyak; batasi penggunaan sabun untuk mandi.

Rasional :

Edema jaringan lebih cenderung untuk mengalami kerusakan dan terbentuk dekubitus. Asitesat meregangkan kulit sampai pada titik robekan padasirosis berat.

Ubah posisi dengan jadwal teratur, saat di kursi / tempat tidur; Bantu dengan latihan rentang gerak aktif / pasif.

Rasional :

Pengubahan posisi menurunkan tekanan pada jaringan edemauntuk memperbaiki sirkulasi. Latihan meningkatkan sirkulasi dan perbaikan / mempertahankan mobilitas sendi.

Tinggikan ekstremitas bawah

Rasional :

Meningkatkan aliran balik vena dan menurunkan edema pada ekstremitas.

Pertahankan seprei tetap kering dan bebas lipatan.

Rasional :

Kelembaban meningkatkan pruritas dan meningkatkan resiko kerusakan kulit.

Gunting kuku jari hingga pendek; berikan sarung tangan bila diindikasikan.

Rasional :

Mencegah klien dari cedera tambahan pada kulit khususnya bila tidur.

Berikan perawatan perineal setelah berkemih dan defekasi.

Rasional :

Mencegah ekskoriasi kulit garam empedu.

Gunakan kasur bertekanan tertentu sesuai indikasi.

Rasional :

Page 24: sirosis hati 2003

Menurunkan tekanan kulit, meningkatkan sirkulasi dan menurunkan resiko iskemia / kerusakan jaringan.

Kolaborasi :

Berikan losion Kalamin, berikan mandi soda kue, berikan Kolestiramin ( Questran ) bila diindikasikan.

Rasional :

Mungkin menghentikan gatal sehubungan dengan ikterik,: garam empedu pada kulit.

5. Resiko tinggi terhadap cedera ( haemoragik ) berhubungan dengan :

Komposisi darah normal : gangguan factor pembekuan ( penurunan produksi protrombin, fibrinogen dan factor VIII, IX dan X, gangguan absorbsi Vitamin A, pengeluaran tromboplastin )

Hipertensi portal

Data Penunjang : tidak ada

Intervensi dan Rasional :

Kaji tanda-tanda dan gejala-gejala perdarahan gastrointestinal, contoh : periksa semua sekresi untuk adanya darah warna coklat atau samar. Observasi warna dan konsentrasi faeses, drainase nasogatrik atau muntah.

Rasional :

Traktus gastrointestinal ( esophagus dan rectum ) paling biasa untuk sumber perdarahan sehubungan dengan mukosa yang mudah rusak dan gangguan dalam hemostasis karena sirosis.

Observasi adanya petekie, ekimosis, perdarahan dari satu atau lebih sumber.

Rasional :

Perdarahan subakut dapat terjadi sekunder terhadap gangguan factor pembekuan darah.

Observasi nadi, tekanan darah, Cental Vena Pressure ( CVP ) bila ada.

Rasional :

Peningkatan nadi dengan penurunan tekanan darah dan CVP dapat menunjukkan kehilangan volume darah sirkulasi, memerlukan evaluasi lanjut.

Catat perubahan mental / tingkat kesadaran.

Rasional :

Page 25: sirosis hati 2003

Perubahan dapat menunjukkan penurunan perfusi jaringan serebral sekunder terhadap hipovolemia, hipoksemia.

Hindari pengukuran suhu rectal, hati-hati memasukkan selang gastrointestinal.

Rasional :

Rektal dan vena esophageal paling rentan untuk robek.

Motivasi menggunakan sikat gigi halus, pencukur elektrik, hindari mengejan pada saat defekasi, meniup hidung dengan kuat dan sebagainya.

Rasional :

Adanya factor pembekuan, trauma minimal dapat menyebabkan perdarahan mukosa.

Gunakan jarum kecil untuk injeksi. Tekan lebih lama, pada bagian bekas suntikan.

Rasional :

Meminimalkan kerusakan jaringan, menurunkan resiko perdarahan / hematoma.

Hindari penggunaan produk yang mengandung aspirin.

Rasional :

Koagulasi memanjang, beresiko perdarahan.

Kolaborasi :

Awasi Hb / Ht dan factor pembekuan.

Rasional :

Indikator anemia, perdarahan aktif atau terjadinya komplikasi.

Berikan obat sesuai indikasi :

Vitamin tambahan ( contoh : Vitamin K, D dan C )

Rasional :

Meningkatkan sintesa protrombin dan koagulasi bila hati berfungsi. Kekurangan Vitamin C meningkatkan kerentanan terhadap sistem gastrointestinal untuk terjadi iritasi / perdarahan. Pelunak feses.

Rasional :

Mencegah mengejan yang akhirnya meningkatkan tekanan intra abdomen dan resiko robekan vaskuler / perdarahan.

Page 26: sirosis hati 2003

6. Resiko tinggi terhadap perubahan proses berfikir berhubungan dengan:

Perubahan fisiologis : peningkatan kadar ammonia serum, ketidakmampuan hati untuk detoksifikasi enzim / obat tertentu.

Data Penunjang : tidak ada

Intervensi dan Rasional :

Observasi perubahan prilaku dan mental, contoh : letargi, bingung, cenderung tidur, bicara lambat / tidak jelas dan peka rangsang ( mungkin hilang timbul ). Bangunkan klien pada interval sesuai indikasi.

Rasional :

Pengkajian terus menerus pada prilaku dan status mental penting karena fluktuasi alami dari koma hepatic.

Catat terjadinya / adanya asterik, factor hepatikum, aktivitas kejang.

Rasional :

Menunjukkan kadar ammonia serum, peningkatan resiko berlanjutnya esefalopati.

Tanyakan pada orang terdekat tentang prilaku umum dan mental klien.

Rasional :

Memberikan dasar untuk membandingkan dengan status saat ini.

Orientasikan kembali pada waktu, tempat, orang sesuai kebutuhan.

Rasional :

Membantu mempertahankan orientasi kenyataan, meminimalkan kebingungan / ansietas.

Pertahankan kenyamanan lingkungan, lingkungan tenang dan pendekatan lambat, kegiatan tenang. Berikan periode istirahat tanpa gangguan.

Rasional :

Menurunkan rangsangan berlebihan / kelebihan sensori, meningkatkan relaksasi dan dapat meningkatkan koping.

Berikan perawatan kontinyu, bila mungkin tetapkan perawat yang sama selama periode tertentu.

Page 27: sirosis hati 2003

Rasional :

Pengenalan memberikan keyakinan, membantu dalam menurunkan ansietas, dan memberikan lebih banyak dokumen akurat terhadap perubahan.

Kurangi rangsangan provokatif, tentangan. Hindari aktivitas memaksa. Kaji resiko terhadap prilaku merusak.

Rasional :

Menghindari pencetusan agitasi, respon merusak, meningkatkan keamanan klien.

Pertahankan tirah baring, Bantu aktivitas perawatan diri.

Rasional :

Menurunkan metabolic hati, mencegah kelelahan dan meningkatkan penyembuhan, menurunkan resiko pembentukan ammonia.

Pasang pengaman tempat tidur dan beri bantalan bila perlu. Beri pengawasan ketat.

Rasional :

Menurunkan resiko cedera bila bingung, kejang atau menjadi prilaku merusak.

Observasi peningkatan suhu. Awasi taanda infeksi.

Rasional :

Infeksi dapat mencetuskan ensefalopati hepatic terhadap katabolisme jaringan dan mengeluarkan Nitrogen.

Hindari penggunaan narkotik atau sedatif, taranqulizer, dan batasi obat yang dimetabolisme oleh hati.

Rasional :

Obat tertentu bersifat toksik pada hati, sementara obat lain yang tidak dimetabolisme karena sirosismenyebabkan efek akumulasi yang dapat mempengaruhi mental, menunjukkan tanda terjadinya ensfalopati atau mencetuskan koma.

Kolaborasi :

Awasi pemeriksaan laboratorium, missal : ammonia, elektrolit, pH, BUN, darah lengkap dengan deferensial.

Rasional :

Peningkatan kadar ammonia, hipokalemia, alkalosis metabolic, hipoglikemia, anemia dan infeksi dapat mencetuskan atau berpotensi terjadi koma hepatic.

Page 28: sirosis hati 2003

Bebaskan atau batasi diet protein. Berikan tambahan glukosa, hidrasi adekuat.

Rasional :

Amonia ( produk pecahan protein dalam traktus gastrointestinal ), bertanggung jawab terhadap perubahan pada mental ensefalopati hepatic. Perubahan diet dapat menyebabkan konstipasi, dimana juga meningkatkan kerja bakteri dan pembentukan ammonia. Glukosa memberikan sumber energi, penurunan kebutuhan untuk katabolisme protein. Catatan : protein nabati dapat lebih baik ditoleransi daripada protein hewani.

Berikan obat sesuai indikasi :

Elektrolit.

Rasional :

Memperbaiki ketidakseimbangan dan dapat memperbaiki fungsi serebral / metabolisme ammonia.

Pelembut feses, pembersih kolon, missal : magnesium sulfat ), enema, laktulosa.

Rasional :

Menghilangkan protein dan darah dari usus. Pengasaman usus dapat menyebabkan diare dan penurunan produksi substansi Nitrogen, menurunkan resiko / beratnya ensefalopati.

Agen bakterisidal, missal : Neomisin ( Neobiotik ), Kanamisin ( Kantreks ).

Rasional :

Menghancurkan bakteri usus, menurunkan produksi ammonia, mencegah ensefalopati.

Pemberian oksigen tambahan.

Rasional :

Mental dipengaruhi oleh konsentrasi oksigen dan penggunaannya pada otak.

7. Gangguan harga diri / citra tubuh berhubungan dengan :

Perubahan biofisika / gangguan penampilan fisik

Prognosis yang meragukan, perubahan peran fungsi

Pribadi rentan

Prilaku merusak diri ( penyakit yang dicetuskan alcohol )

Page 29: sirosis hati 2003

Intervensi dan Rasional :

Diskusikan situasi / motivasi pernyataan takut / masalah. Jelaskan antara hubungan atara gejala dengan asal penyakit.

Rasional :

Klien sangat sensitive terhadap perubahan tubuh dan juga mengalami perasaan bersalah bila penyebab berhubungan dengan alcohol ( 80 % ) atau penggunaan obat lain.

Dukung dan motivasi klien, berikan perawatan dengan positif, perilaku bersahabat.

Rasional :

Pemberi perawatan kadang-kadang memungkinkan penilaian perasaan untuk mempengaruhi perawatan klien dan kebutuhan untuk membuat upaya untuk membantu klien merasakan nilai pribadi.

Motivasi keluarga / orang terdekat, untuk menyatakan perasaan, berkunjung / berpartisispasi pada perawatan.

Rasional :

Anggota keluarga dapat merasa bersalah tentang kondisi klien dan takut terhadap kematian. Kebutuhan dukunganemosi tanpa penilaian dan bebas mendekati klien. Berpartisipasi dalam perawatan membantu mereka merasaberguna dan meningkatkankepercayaan antara staf, klien dan orang terdekat.

Bantu Klien / orang terdekat untuk mengatasi perubahan pada penampilan, anjurkan memakai baju yang tidak menonjolkan gangguan penampilan, missal : menggunakan pakaian merah, biru atau hitam.

Rasional :

Klien dapat menunjukkan penampilan kurang menarik sehubungan dengan ikterik, asites, area ekimosis. Memberikan dukungan dapat meningkatkan harga diri dan meningkatkan rasa kontrol.

8. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan berhubungan dengan :

Kurang mengingat, kesalahan interpretasi

Ketidakbiasaan terhadap sumber-sumber informasi

Intervensi dan Rasional :

Page 30: sirosis hati 2003

Kaji ulang proses penyakit / prognosis dan harapan yang akan datang.

Rasional :

Memberikan dasar pengetahuan pada klien yang dapat membuat pilihan informasi.

Tekankan pentingnya menghindari alcohol.

Rasional :

Alkohol menyebabkan terjadinya sirosis hepatic.

Informasikan pada klien tentang efek gangguan karena obat pada sirosis dan pentingnya penggunaan obat hanya yang diresepkan atau dijelaskan oleh dokter yang mengenal riwayat klien.

Tekankan pentingnya nutrisi yang baik. Anjurkan menghindari bawang dan keju padat. Berikan instruksi diet tertulis.

Rasional :

Pemeliharaan diet yang tepat dan menghindari makanan tinggi ammonia, membantu perbaikan gejala dan membantu kerusakan hati. Instruksi tertulis akan membantu klien sebagai rujukan di rumah.

Diskusikan pembatasan Natrium dan garam serta perlunya membaca label makanan / obat yang dijual bebas.

Rasional :

Meminimalkan asites dan pembentukan edema. Penggunaan berlebihan bahan tambahan mengakibatkan ketidakseimbangan elektrolit lain. Makanan, produk yang dijual bebas / pribadi ( missal : antasida, beberapa pembersih mulut ) dapat mengandung Natrium tinggi atau alcohol.

Motivasi menjadwalkan aktivitas dengan periode istirat adkuat.

Rasional :

Istirahat adekuat menurunkan kebutuhan metabolic tubuh dan meningkatkan simpanan energi untuk regenerasi jaringan.

Tingkatkan aktivitas hiburan yang dapat dinikmati klien.

Rasional :

Mencegah kebosanan dan meminimalkan ansietas dan depresi.

Anjurkan klien / orang terdekat melihat tanda / gejala yang perlu pemberitahuan pada pemberi perawatan, missal : peningkatan lingkar abdomen, penurunan / peningkatan berat

Page 31: sirosis hati 2003

badan yang cepat, peningkatan edema perifer, peningkatan dispnea, demam, darah dan feses pada urine, perdarahan berlebihan dalam bentuk apapun, ikterik.

Page 32: sirosis hati 2003

DAFTAR PUSTAKA

Brunner And Suddarth’s, 1996, Tex book of Medical-Surgical Nursing, (8th ed), Philadelphia, Pennsylvania, hal 985-999.

Lewis, Heitkemper & Dirksen ,2000, Medical-Surgical Nursing Assesment and Management of Clinical Problems, St.Louis Mosby, hal 1203-1217.

Marilynn .E Doenges, Mary Frances Moorhouse & Alice .C Geissler, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan Edisi 3, Penerbit Buku Kedokteran : EGC, Jakarta, hal 544-577.

Sylvia .A Price, Lorraine .M Wilson, 1994, Patofisiologi, Edisi 4 Buku I, Penerbit Buku Kedokteran : EGC, Jakarta, hal 445-449.