Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan

28
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan JANUARI 2015

Transcript of Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) Laporan Bulanan

Kementerian KoordinatorBidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

Republik Indonesia

Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan

(SNPK)

Laporan Bulanan

JANUARI 2015

Edisi 01 | Januari 2015

Daftar IsI

Daftar tabel

Daftar Peta

Daftar GrafIk

ii

Sambutan Menko PMK iiiTentang SNPK ivGambaran Umum 1Konflik Sumber Daya 4Konflik Tata Kelola Pemerintahan 7Konflik Pemilihan dan Jabatan 9Konflik Identitas 13Konflik Main Hakim Sendiri 15Konflik Separatisme 17Kekerasan Dalam Penegakan Hukum 19Kriminalitas 20Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) 21

Tabel 1. Insiden dan dampak kekerasan berdasarkan jenis kekerasan di 34 provinsi 1Tabel 2. Jumlah insiden dan dampak Konflik Sumber Daya (Januari 2015) 4Tabel 3. Jumlah insiden dan dampak Konflik Tata Kelola Pemerintahan (Januari 2015) 7Tabel 4. Jumlah insiden dan dampak Konflik Pemilihan dan Jabatan (Januari 2015) 9Tabel 5. Jumlah insiden dan dampak Konflik Identitas (Januari 2015) 13Tabel 6. Jumlah insiden dan dampak Konflik Main Hakim Sendiri (Januari 2015) 15

Peta Insiden Konflik Kekerasan Berdasarkan Kabupaten/Kota (Januari 2014 - Januari 2015) 11Peta insiden dan tewas Konflik Separatisme (Januari 2014 – Januari 2015) 18

Grafik 1. Jumlah insiden dan dampak Konflik Kekerasan (Januari 2014 - Januari 2015) 2Grafik 2. Insiden dan dampak Konflik Sumber Daya (Januari 2014 - Januari 2015) 5Grafik 3. Jumlah insiden dan tewas Konflik Sumber Daya berdasarkan provinsi (Januari 2015) 6Grafik 4. Insiden dan dampak Konflik Tata Kelola Pemerintah (Januari 2014 - Januari 2015) 8Grafik 5. Jumlah insiden dan cedera Konflik Tata Kelola Pemerintah berdasarkan provinsi (Januari 2015) 8Grafik 6. Insiden dan dampak Konflik Pemilihan dan Jabatan (Januari 2014 - Januari 2015) 12Grafik 7. Jumlah insiden dan cedera Konflik Pemilihan dan Jabatan berdasarkan provinsi (Januari 2015) 12Grafik 8. Insiden dan dampak Konflik Identitas (Januari 2014 - Januari 2015) 14Grafik 9. Jumlah insiden dan tewas Konflik Identitas berdasarkan provinsi (Januari 2015) 14Grafik 10. Insiden dan dampak Konflik Main Hakim Sendiri (Januari 2014 - Januari 2015) 16Grafik 11. Jumlah insiden dan tewas Konflik Main Hakim Sendiri berdasarkan provinsi (Januari 2015) 16Grafik 12. Insiden dan dampak Konflik Separatisme (Januari 2014 - Januari 2015) 17Grafik 13. Insiden dan dampak Kekerasan dalam Penegakan Hukum (Januari 2014 - Januari 2015) 19 Grafik 14. Jumlah insiden dan tewas Kekerasan dalam Penegakan Hukum berdasarkan provinsi (Januari 2015) 19Grafik 15. Insiden dan dampak Aksi Kriminalitas (Januari 2014 - Januari 2015) 20Grafik 16. Jumlah insiden dan tewas Aksi Kriminalitas berdasarkan provinsi (Januari 2015) 20Grafik 17. Insiden dan dampak KDRT (Januari 2014 - Januari 2015) 21Grafik 18. Jumlah insiden dan tewas KDRT berdasarkan provinsi (Januari 2015) 21

Edisi 01 | Januari 2015

sambutan menko Pmk

Pembangunan manusia dan kebudayaan merupakan salah satu prioritas Pemerintah Republik Indonesia dalam Pembangunan Nasional yang berkelanjutan (Sustainable National Development). Dalam melaksanakan pembangunan tersebut seringkali negara dihadapkan pada gangguan kerawanan sosial yang sangat merugikan hasil pembangunan yang sudah dicapai dengan susah

payah. Sehubungan dengan hal tersebut, maka diperlukan sebuah instrumen yang dapat mengevaluasi, menganalisis, dan mengidentifikasi akar permasalahan kerawanan sosial, guna mengantisipasi dan mencegah terjadinya kerawanan sosial berupa tindak kekerasan dan konflik dengan menggunakan pendekatan kesejahteraan. Instrumen tersebut diberi nama Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK).

SNPK ini dibangun sejalan dengan salah satu pilar koordinasi Kemenko PMK, yaitu: Penanggulangan, antisipasi, dan tanggap cepat gangguan kesejahteraan rakyat. SNPK ini dirancang untuk dapat memberikan gambaran yang komprehensif menyeluruh tentang kerawanan sosial sehingga pemerintah dan para pemangku kepentingan dapat mengambil langkah-langkah antisipatif yang tepat sehingga kerawanan sosial tidak menjelma menjadi tindak kekerasan dan konflik sosial.

Akhir kata, SNPK diharapkan dapat membantu semua pemangku kepentingan dalam mengambil langkah-langkah antisipatif agar dampak kerawanan sosial dapat dieliminir semaksimal mungkin sehingga sasaran pembangunan manusia dan kebudayaan dapat dicapai secara berhasil guna.

Terima kasih.

Jakarta, Januari 2015

Menteri Koordinator

Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI

Puan Maharani

iii

Edisi 01 | Januari 2015

tentanG snPk

Sistem Nasional Pemantauan Kekerasan (SNPK) digagas oleh Kedeputian I Bidang Koordinasi Lingkungan Hidup dan

Kerawanan Sosial, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia (Kemenko PMK) untuk menyediakan data kekerasan yang terjadi di Indonesia seakurat dan semutakhir mungkin. SNPK terdiri dari dua kegiatan utama yaitu: (i) pengumpulan data rutin dan rinci tentang insiden kekerasan berupa informasi waktu, lokasi, bentuk, dan pemicu insiden serta dampaknya; (ii) penerbitan laporan dan data yang diperbaharui setiap bulan.

Laporan Bulanan SNPK menyajikan data dan informasi faktual tentang insiden kekerasan yang menonjol setiap bulan. Laporan Bulanan SNPK didedikasikan sebagai bahan rujukan untuk pencegahan dan penyusunan kebijakan pengelolaan konflik.

SNPK mengumpulkan data kekerasan berdasarkan informasi yang tersedia secara publik, bersumber dari surat kabar lokal dilengkapi dengan berbagai sumber non-media seperti laporan pemerintah, kajian akademis, dan laporan lembaga swadaya masyarakat. SNPK mengumpulkan data insiden kekerasan sejak tahun 1998 dan disajikan melalui portal: www.snpk-indonesia.com. Data insiden kekerasan sejak Januari 2014 dan seterusnya berasal dari seluruh 34 provinsi di Indonesia.

Portal SNPK menyajikan data kekerasan dalam empat kategori, yakni (i) konflik (lihat Kotak Definisi); (ii) Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT); (iii) kekerasan terkait kriminalitas, dan (iv) kekerasan dalam penegakan hukum. Kategori kekerasan selain konflik dipandang perlu untuk dipantau karena berpotensi menimbulkan konflik sosial. Setiap insiden kekerasan yang tercatat dalam database SNPK dilengkapi dengan kliping berita surat kabar yang digunakan sebagai sumber.

Pengelolaan SNPK dipimpin oleh Kemenko PMK dengan dukungan Bank Dunia dan The Habibie Center melalui hibah dari Korea Economic Transitions and Peace-building Trust Fund. Dalam rangka mengembangkan dan meningkatkan kualitas SNPK di masa mendatang, Kemenko PMK mengembangkan kerjasama dengan berbagai pihak termasuk perguruan tinggi, lembaga kajian, dan masyarakat sipil.

DefInIsI

INSIDEN KEKERASAN adalah tindakan individu, antarindividu, kelompok atau antarkelompok yang menyebabkan atau dapat menyebabkan dampak fisik terhadap manusia (kematian, cedera) atau kerusakan harta benda.

KONFLIK adalah peristiwa di mana insiden kekerasan terjadi karena adanya isu/sengketa yang melatarbelakangi dan pihak tertentu yang menjadi sasaran. Konflik kekerasan mencakup insiden berskala kecil (melibatkan individu) dan berskala besar (melibatkan kelompok). Berdasarkan pemicunya, SNPK membagi konflik ke dalam tujuh jenis, yakni:

1. Konflik Sumber Daya :insiden kekerasan yang dipicu oleh sengketa sumber daya alam maupun sumber daya buatan (lahan, tambang, akses ke mata pencaharian, gaji, polusi, kerusakan lingkungan).

2. Konflik Tata Kelola Pemerintahan :insiden kekerasan dipicu oleh kebijakan atau program pemerintah (misalnya pelayanan publik, korupsi, subsidi, kenaikan harga, pemekaran).

3. Konflik Pemilihan dan Jabatan :insiden kekerasan yang dipicu oleh persaingan dalam pemilihan atau jabatan (termasuk pemilihan umum, pemilihan umum kepala daerah, pemilihan kepala desa, pemilihan jabatan di universitas, lembaga mahasiswa, partai politik, dan lainnya).

4. Konflik Separatisme :insiden kekerasan yang dipicu oleh upaya pemisahan dari Negara Kesatuan Republik Indonesia.

5. Konflik Identitas :insiden kekerasan yang dipicu oleh identitas kelompok (agama, etnis, suku, gender, geografis, dan yang melibatkan migran/pengungsi, identitas sekolah, dan antarsuporter olahraga).

6. Konflik Main Hakim Sendiri :insiden kekerasan yang dipicu balas dendam atau respon terhadap ketersinggungan, pencurian, hutang piutang, penghinaan, kecelakaan lalu lintas, perselingkuhan, termasuk kekerasan terhadap dukun santet dan lokasi maksiat.

7. Konflik Lainnya :insiden konflik yang pemicunya belum diketahui atau tidak dilaporkan dengan jelas oleh sumber berita.

KRIMINALITAS adalah tindakan kekerasan yang terjadi tanpa dilatarbelakangi isu atau sengketa yang diperselisihkan sebelumnya. Motif tindakan kriminalitas dapat berupa uang (misalnya perampokan atau penculikan) atau kesenangan pribadi, atau kebencian.

KDRT adalah tindakan kekerasan fisik yang dilakukan oleh anggota keluarga terhadap anggota keluarga lainnya, di mana anggota keluarga tersebut tinggal dalam satu rumah. Kekerasan non-fisik tidak dipantau oleh SNPK.

KEKERASAN DALAM PENEGAKAN HUKUM adalah tindakan kekerasan yang dilakukan oleh aparat keamanan resmi dalam upaya penegakan hukum, termasuk penggunaan kekerasan terhadap tersangka/pelaku kriminalitas baik yang dilakukan sesuai kewenangan maupun di luar wewenang aparat keamanan.

iv

Edisi 01 | Januari 2015

1

Gambaran umum

Tren kekerasan seluruh jenis kekerasan Januari 2015Data SNPK mencatat total 2.148 insiden dari seluruh jenis kekerasan selama bulan ini yang telah menyebabkan 203 tewas, 1.651 cedera dan 96 bangunan rusak. Jika dibandingkan dengan Desember 2014, jumlah tewas bulan ini mengalami sedikit penurunan, namun jumlah insiden sedikit mengalami kenaikkan. Jenis kekerasan kriminalitas tetap berada di urutan teratas tidak terkecuali pada bulan-bulan sebelumnya baik dalam jumlah insiden maupun korban tewas. Di bulan ini kriminalitas tercatat 1.197 insiden dan menyebabkan 106 tewas (lihat Tabel 1).

Tren konflik kekerasan Januari 2015Sepanjang bulan ini, kategori konflik kekerasan tercatat sebanyak 591 insiden yang berdampak pada 36 tewas, 643 cedera dan 55 bangunan rusak. Korban tewas terbanyak berasal dari konflik main hakim sendiri [16 tewas], kemudian diikuti konflik identitas [7 tewas], konflik separatisme [3 tewas], dan masing-masing [5 tewas] berasal dari konflik sumber daya dan konflik lainnya. Selain itu, jenis konflik main hakim sendiri juga berada pada urutan teratas dalam jumlah insiden [410 insiden] dan di urutan berikutnya adalah konflik identitas [63 insiden] serta konflik sumber daya [59 insiden]. Pada bulan ini baik dalam jumlah insiden dan korban tewas mengalami sedikit peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya (lihat Tabel 1 dan Grafik 1).

Laporan Bulanan: Januari 2015

Konflik Main Hakim Sendiri

Tren kekerasan seluruh jenis kekerasan Januari 2015 Data SNPK mencatat total 2.148 insiden dari seluruh jenis kekerasan selama bulan ini yang telah menyebabkan 203 tewas, 1651 cedera dan 96 bangunan rusak. Jika dibandingkan dengan Desember 2014, jumlah tewas bulan ini mengalami sedikit penurunan, namun jumlah insiden sedikit mengalami kenaikkan. Jenis kekerasan kriminalitas tetap berada pada diurutan teratas tidak terkecuali pada bulan-bulan sebelumnya baik dalam jumlah insiden maupun korban tewas. Di bulan ini kriminalitas tercatat 1.197 insiden dan menyebabkan 106 tewas (lihat Tabel 1). Tren konflik kekerasan Januari 2015 Sepanjang bulan ini, kategori konflik kekerasan tercatat sebanyak 591 insiden yang berdampak pada 36 tewas, 643 cedera dan 55 bangunan rusak. Korban tewas terbanyak berasal dari konflik main hakim sendiri [16 tewas], kemudian diikuti konflik identitas [7 tewas], konflik separatisme [3 tewas], dan masing-masing [5 tewas] berasal dari konflik sumber daya dan konflik lainnya. Selain itu, jenis konflik main hakim juga berada pada urutan teratas dalam jumlah insiden [410 insiden] dan di urutan berikutnya adalah konflik identitas [63 insiden] serta konflik sumber daya [59 insiden]. Pada bulan ini baik dalam jumlah insiden dan korban tewas mengalami sedikit peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya (lihat Tabel 1 dan Grafik 1).

Tabel 1. Insiden dan dampak kekerasan berdasarkan jenis kekerasan di 34 provinsi (Januari 2015)

Jenis Kekerasan

Jumlah Kejadian Jumlah Tewas Jumlah Cedera Jumlah Pemerkosaan Jumlah Bangunan Rusak

Jan-15 Des-14

Januari 2014 - Januari

2015

Jan-15 Des-14

Januari 2014 - Januari

2015

Jan-15 Des-14

Januari 2014 - Januari

2015

Jan-15 Des-14

Januari 2014

- Januari 2015

Jan-15 Des-14

Januari 2014 - Januari

2015

Konflik 591 518 7.962 36 33 624 643 708 9.452 0 1 2 55 47 1.431 - Sumber Daya 59 67 925 5 3 140 57 72 1.187 0 0 0 8 10 329 - Tata Kelola Pemerintahan 23 32 513 0 0 1 13 21 489 0 0 0 7 17 193 - Pemilihan dan Jabatan 9 9 486 0 0 8 5 8 379 0 0 0 3 1 138 - Identitas 63 48 886 7 6 91 54 105 1.198 0 0 0 13 5 449 - Main Hakim Sendiri 410 336 4.716 16 21 319 483 476 5.764 0 1 2 23 11 6 - Separatisme 4 3 48 3 2 38 3 1 41 0 0 0 0 0 287 - Konflik Lainnya 23 23 388 5 1 27 28 25 394 0 0 0 1 3 29 Kekerasan dalam Penegakan Hukum 176 176 2024 17 12 210 223 218 2.382 0 0 0 0 0 2

Kriminalitas 1.197 1.199 17.808 106 127 1.850 684 697 10.589 184 210 3.784 39 49 756 KDRT 184 178 2400 44 37 493 101 111 1471 20 31 435 2 3 23

Total 2.148 2.071 30.194 203 209 3.177 1.651 1.734 23.894 204 242 4.221 96 99 2.212

Tren konflik kekerasan di periode Januari 2014 - Januari 2015 Akumulasi jumlah insiden dan dampak kategori konflik kekerasan pada periode ini tercatat 7.962 insiden yang mengakibatkan 624 tewas, 9.452 cedera dan 1.431 bangunan rusak. Jumlah insiden tertinggi terjadi di bulan November 2014 [655 insiden] dan korban tewas terbanyak terdapat di bulan Agustus 2014 [74 tewas]. Dalam periode ini konflik main hakim sendiri menempati urutas teratas dalam jumlah insiden maupun korban tewas [4.716 insiden dan 319 tewas] diikuti konflik sumber daya [925 insiden dan 140 tewas] dan konflik identitas [886 insiden dan 91 tewas]. Adapun, sebaran insiden dalam kategori konflik kekerasan berdasarkan kabupaten/kota di Indonesia pada periode Januari 2014 – Januari 2015 dapat dilihat di peta (lihat Tabel 1, Grafik 1 dan Peta).

Gambaran Umum

Tabel 1. Insiden dan dampak kekerasan berdasarkan jenis kekerasan di 34 provinsi

Tren konflik kekerasan di periode Januari 2014 - Januari 2015Akumulasi jumlah insiden dan dampak kategori konflik kekerasan pada periode ini tercatat 7.962 insiden yang mengakibatkan 624 tewas, 9.452 cedera dan 1.431 bangunan rusak. Jumlah insiden tertinggi terjadi di bulan April 2014 [674 insiden] dan korban tewas terbanyak terdapat di bulan Agustus 2014 [74 tewas]. Dalam periode ini konflik main hakim sendiri menempati urutas teratas dalam jumlah insiden maupun korban tewas [4.716 insiden dan 319 tewas] diikuti konflik sumber daya [925 insiden dan 140 tewas] dan konflik identitas [886 insiden dan 91 tewas]. Adapun, sebaran insiden konflik kekerasan berdasarkan kabupaten/kota di Indonesia pada periode Januari 2014 – Januari 2015 dapat dilihat di peta (lihat Tabel 1, Grafik 1 dan Peta 1).

Edisi 01 | Januari 2015

2

Laporan Bulanan: Januari 2015

Data SNPK mencatat pada bulan Januari 2015 insiden-insiden konflik kekerasan yang mengemuka adalah:

Seperti pada bulan-bulan sebelumnya, konflik main hakim sendiri selalu berada teratas dibandingkan jenis konflik kekerasan lainnya. Di bulan ini tercatat 410 insiden konflik main hakim sendiri yang menewaskan 16 orang, dan menyebabkan sedikitnya 483 cedera dan 23 bangunan rusak. Dibandingkan dengan periode Januari 2014 – Januari 2015, insiden kekerasan bulan ini merupakan puncak tertinggi, namun korban tewas berada pada posisi terendah sejak Maret 2014. Korban tewas bulan ini terdapat di Sumatera Selatan [3 tewas], masing-masing 2 tewas di Lampung, Banten dan Sulawesi Tenggara, serta masing-masing 1 tewas tersebar di tujuh provinsi lainnya. Sedangkan jumlah insiden tertinggi terdapat di Sumatera Utara [54 insiden] dan Jawa Timur [44 insiden]. Sedangkan pemicu yang dominan dalam insiden konflik main hakim sendiri diantaranya terkait kasus pencurian [307 insiden, 10 tewas dan 379 bangunan rusak] disusul kasus harga diri/penghinaan [45 insiden, 3 tewas dan 48 cedera] dan kasus pembalasan atas penganiayaan [36 insiden, 3 tewas dan 33 bangunan rusak].

Konflik Main Hakim Sendiri

Aksi main hakim sendiri tidak jarang yang berakhir bentrok, setidaknya pada bulan ini terjadi di Lampung, Papua dan Papua Barat. Di

Lampung aksi main hakim sendiri berupa pengeroyokan dan penganiayaan hingga tewas terhadap dua orang yang diduga pencuri, danberakhir dengan bentrokan. Kerabat dan keluarga korban tidak terima atas kejadian tersebut dan memutuskan untuk menyerang. Aksi penyerangan ini dapat segera dihentikan aparat gabungan TNI-Polri dan tiga orang diamankan. Di Papua terjadi dua insiden aksi main hakim sendiri berupa bentrok antarwarga yang dipicu pembalasan atas penganiayaan dan pelunasan hutang atau

37 39 32 24 36 29 36 29 32 28 20 23 23

381327 327 359

363 353 321

408 391 393

347 336

410

63

95 86 53

9267

64

6159 70

8967

59

38 6031 29

48

33

19

22 47 40 91

32

23

44 5198

153 22

34

19

820 11

8

9

9

54 50 67

51

62

59

39

110104

8099

48

63

7 41

5

1

3

6

8 2

3

1

3

4

44 48 46 46 44 48 50

74

49 52 54

33 36

0

100

200

300

400

500

0

100

200

300

400

500

600

700

800

Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 Mei-14 Jun-14 Jul-14 Agust-14 Sep-14 Okt-14 Nov-14 Des-14 Jan-15

Grafik 1. Jumlah insiden dan dampak Konflik Kekerasan (Januari 2014 - Januari 2015)

Konflik Separatisme

Konflik Identitas

Konflik Pemilihan dan Jabatan

Konflik Tata Kelola Pemerintah

Konflik Sumber Daya

Konflik Main Hakim Sendiri

Konflik Lainnya

Tewas

Grafik 1. Jumlah insiden dan dampak Konflik Kekerasan (Januari 2014 - Januari 2015)

Data SNPK mencatat pada bulan Januari 2015 insiden-insiden konflik kekerasan yang mengemuka adalah:

Konflik Main Hakim Sendiri

� Seperti pada bulan-bulan sebelumnya, konflik main hakim sendiri berada teratas dibandingkan jenis konflik kekerasan lainnya. Di bulan ini tercatat 410 insiden konflik main hakim sendiri yang menewaskan 16 orang, dan menyebabkan sedikitnya 483 cedera dan 23 bangunan rusak. Dibandingkan dengan periode Januari 2014 – Januari 2015, insiden kekerasan bulan ini merupakan puncak tertinggi, namun korban tewas berada pada posisi terendah sejak Maret 2014. Korban tewas bulan ini terdapat di Sumatera Selatan [3 tewas], masing-masing 2 tewas di Lampung, Banten dan Sulawesi Tenggara, serta masing-masing 1 tewas tersebar di tujuh provinsi lainnya. Sedangkan jumlah insiden tertinggi terdapat di Sumatera Utara [54 insiden] dan Jawa Timur [44 insiden]. Sedangkan pemicu yang dominan dalam insiden konflik main hakim sendiri diantaranya terkait kasus pencurian [307 insiden, 10 tewas dan 379 bangunan rusak] disusul kasus harga diri/penghinaan [45 insiden, 3 tewas dan 48 cedera] dan kasus pembalasan atas penganiayaan [36 insiden, 3 tewas dan 33 bangunan rusak].

� Aksi main hakim sendiri tidak jarang yang berakhir bentrok, setidaknya pada bulan ini terjadi di Lampung, Papua dan Papua Barat. Di Lampung aksi main hakim sendiri berupa pengeroyokan dan penganiayaan hingga tewas terhadap dua orang yang diduga pencuri, dan berakhir dengan bentrokan. Kerabat dan keluarga korban tidak terima atas kejadian tersebut dan memutuskan untuk menyerang. Aksi penyerangan ini dapat segera dihentikan aparat gabungan TNI-Polri dan tiga orang diamankan. Di Papua terjadi dua insiden aksi main hakim sendiri berupa bentrok antarwarga yang dipicu pembalasan atas penganiayaan dan pelunasan hutang atau pembayaran hutang adat yang tidak dapat dipenuhi. Sedangkan di Papua Barat sejumlah warga melakukan perusakan yang dilatarbelakangi kasus pembunuhan di mana para pelaku tidak segera ditangkap oleh aparat kepolisian.

Konflik Identitas

� Sebanyak 63 insiden konflik identitas menyebabkan sedikitnya 7 tewas, 54 cedera dan 13 bangunan rusak pada bulan ini. Lima orang tewas disebabkan kasus-kasus terorisme serta dua tewas lainnya disebabkan bentrok antarkampung dan perseteruan antarsekolah. Dari keseluruhan insiden, pemicu yang dominan adalah permasalahan antarkampung/geografis [19 insiden], perseteruan antarsekolah/kampus [10 insiden] dan tawuran antarpendukung olahraga [8 insiden]. Sedangkan provinsi yang mengalami jumlah insiden dan tewas terbanyak terdapat di Sulawesi Tengah [5 insiden dan 4 tewas] diikuti Sulawesi Selatan [9 insiden dan 2 tewas] serta Jawa Timur [7 insiden dan 1 tewas].

� Insiden yang mengemuka pada bulan ini adalah kasus terorisme dan bentrok antarkampung. Dalam kasus terorisme, insiden kekerasan terjadi di Sulawesi Tengah, Jawa Timur, Sulawesi Selatan dan Nusa Tenggara Barat (NTB). Korban tewas dalam kasus terorisme terjadi di Sulawesi Tengah di mana tujuh orang anggota kelompok teror yang dipimpin oleh Santoso melakukan penganiayaan dan pembunuhan terhadap tiga

Pemerintahan

Edisi 01 | Januari 2015

3

orang warga setempat. Aksi teror ini diduga bagian dari aksi balas dendam atas ditangkapnya rekan-rekan pelaku. Di Sulawesi Selatan terduga pelaku terorisme yang juga masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) tewas tertembak saat berusaha melawan dan menyerang Densus 88 ketika hendak ditangkap. Hal yang sama terjadi di Jawa Timur, pelaku terorisme yang terkepung memberikan perlawanan hingga tewas tertembak. Sedangkan bentrok antarkampung terjadi di Sulawesi Selatan yang dipicu provokasi pelemparan batu hingga berbuntut saling serang. Bentrokan usai setelah aparat gabungan TNI-Polri datang ke lokasi.

Konflik Sumber Daya

� Akumulasi insiden konflik sumber daya selama bulan ini tercatat sebanyak 59 insiden yang menewaskan 5 orang, mencederai 57 orang dan merusak 8 bangunan. Masing-masing dua tewas terjadi di Sumatera Utara dan Sulawesi Utara dan satu tewas di NTB. Keseluruhan korban tewas tersebut berasal dari insiden kekerasan yang dipicu permasalahan perebutan akses jalan setapak, perebutan lokasi tambang panas bumi, dan perebutan tanah warisan. Sedangkan pemicu terbesar dalam konflik sumber daya di bulan ini terkait masalah lahan [37 insiden dan 4 tewas].

� Setidaknya terdapat dua bagian insiden kekerasan konflik sumber daya yang mengemuka dalam bulan ini, yakni konflik antara warga dengan perusahaan dan sesama warga. Konflik yang melibatkan sesama warga di antaranya terjadi di Maluku berupa perkelahian antarkampung yang dipicu perebutan batu kali. Di Sumatera Utara terjadi bentrok antara warga dan pekerja galian tipe C yang dipicu keluhan warga atas aktivitas mereka. Di Nusa Tenggara Timur (NTT), perkelahian antarwarga terjadi karena permasalahan tanah ulayat. Sedangkan konflik yang melibatkan antara warga dengan perusahan terjadi di Kalimantan Tengah, Riau dan Sumatera Utara.

Konflik Separatisme

� Konflik separatisme pada bulan ini seluruhnya terjadi di Papua, sebanyak 4 insiden dengan dampak 3 tewas dan sedikitnya 3 orang mengalami cedera. Keseluruhan insiden terjadi di Kabupaten Mimika [3 insiden, 3 tewas dan 1 cedera] dan Lanny Jaya [1 insiden dan 2 cedera]. Korban tewas berasal dari insiden penghadangan oleh kelompok sipil bersenjata terhadap sejumlah anggota Brimob dan anggota satpam PT. Freeport yang sedang melakukan patroli rutin. Insiden kekerasan yang terjadi di Kabupaten Mimika ini telah menyebabkan dua orang anggota Brimob dan seorang anggota satpam tewas. Para pelaku juga berhasil merampas senjata milik anggota Brimob. Sedangkan di Kabupaten Lanny Jaya terjadi penembakan yang dilakukan kelompok sipil bersenjata yang menyasar dua orang karyawan swasta yang berakibat keduanya mengalami cedera.

Konflik Tata Kelola Pemerintah

� Sepanjang bulan Januari data SNPK mencatat 23 insiden yang sedikitnya menyebabkan 13 orang cedera dan 7 bangunan rusak. Tidak tercatat korban tewas di bulan ini. Provinsi yang mengalami insiden dan dampak cedera terbanyak adalah Maluku Utara [4 cedera], dan di Jambi dan Jawa Barat [masing-masing 2 cedera], serta [1 cedera] tersebar di lima provinsi lainnya. Di bulan ini, pemicu yang dominan adalah masalah program pemerintah [12 insiden dan 4 cedera] dan kasus korupsi [5 insiden dan 6 cedera].

� Insiden-insiden kekerasan yang mengemuka pada bulan ini di antaranya dilatarbelakangi ketidakpuasan terhadap program pemerintah. Di Jawa Timur terjadi teror terhadap seorang warga yang melaporkan kasus penyelewengan beras untuk keluarga miskin (raskin). Di Riau, sejumlah warga yang menamakan dirinya Gerakan Masyarakat Panipahan (GEMPA) melakukan unjuk rasa menuntut agar Penghulu Panipahan Darat di Kecamatan Limau Kapas, Kabupaten Rokan Hilir dicopot karena menghentikan seorang kepala urusan (Kaur) dengan alasan indispliner dan penyimpangan dana Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM). Insiden kekerasan lainnya terjadi di Lampung berupa penganiayaan terhadap seorang perawat oleh keluarga pasien karena kecewa pada layanan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Moeloek. Sementara itu, di Jawa Timur ratusan massa desa merangsek masuk ke Polsek Pucanglaban untuk membebaskan paksa seorang tahanan.

Konflik Pemilihan dan Jabatan

� Insiden kekerasan konflik pemilihan dan jabatan di bulan ini tercatat 9 insiden yang menyebabkan sedikitnya 5 orang cedera dan 3 bangunan rusak. Tidak tercatat korban tewas di bulan ini. Pemicu yang dominan konflik pemilihan dan jabatan adalah permasalahan pemilihan dan jabatan di tingkat desa/kelurahan [4 insiden dan 1 cedera] dan pemilihan dan jabatan lainnya [3 insiden dan 4 cedera]

� Selama bulan ini, insiden kekerasan yang mengemuka adalah konflik internal partai politik di Jawa Timur dan pemilihan kepala desa di Aceh dan Jawa Timur. Konflik internal yang terjadi di tubuh Partai Persatuan Pembangunan (PPP) berimbas ke pengurusan Dewan Pengurus Wilayah Jawa Timur. Kedua kubu saling berebut untuk menguasai kantor Kubu Romahurmuziy yang selama ini secara de facto menguasai kantor melaporkan insiden perebutan ini ke polisi. Kubu Djan Faridz menolak aksi tersebut dikatakan sebagai perebutan. Sedangkan konflik pemilihan kepala desa di Aceh berbuah perusakan kantor desa. Konflik ini dilatarbelakangi Bupati Aceh Jaya yang menunjuk langsung seorang kepala desa (geuchik) yang bukan peserta pilkades. Di Jawa Timur terjadi dua insiden kekerasan di mana adik kepala desa terpilih dianiaya puluhan orang dan pelemparan bom bondet ke rumah seorang simpatisan kepala desa. Diduga dua insiden kekerasan ini dilakukan oleh pihak yang kalah.

Konflik Lainnya

� Untuk kategori konflik lainnya - konflik kekerasan di mana pemicu atau motif belum/ tidak diketahui – di bulan ini data SNPK mencatat 23 insiden yang menewaskan 5 orang, mencederai sedikitnya 28 orang dan menyebabkan 3 bangunan rusak. Korban tewas terjadi di Papua [2 tewas] dan di Maluku, NTT serta Sulawesi Utara masing-masing [1 tewas].

Edisi 01 | Januari 2015

4

konflIk sumber Daya

Konflik Sumber Daya periode Januari 2014 – Januari 2015

Sepanjang periode tercatat konflik sumber daya sebanyak 925 insiden yang menyebabkan 140 orang tewas, 1.187 cedera dan 329 bangunan rusak. Rata-rata per bulan jumlah insiden dan tewas sebesar 71 insiden dan 10 tewas per bulan di periode ini. Provinsi Sumatera Utara menempati posisi tertinggi jumlah insiden kekerasan [136 insiden] diikuti Jawa Timur [62 insiden] dan Papua [58 insiden]. Korban tewas terbanyak terdapat di Papua [22 tewas], Maluku [17 tewas], Sumatera Selatan [12 tewas] serta Sulawesi Selatan [11 tewas]. Pemicu utama konflik sumber daya didominasi permasalahan lahan [480 insiden dan 84 tewas] dan akses [208 insiden dan 26 tewas].

Konflik Sumber Daya bulan Januari 2015

Dalam bulan ini tercatat sebanyak 59 insiden yang menyebabkan 5 orang tewas, sedikitnya 57 cedera dan 8 bangunan rusak. Jumlah insiden sedikit mengalami penurunan, namun korban tewas bertambah dibandingkan sebulan sebelumnya. Korban tewas yang tercatat pada bulan ini terdapat di Sumatera Utara dan Sulawesi Utara [masing-masing 2 tewas] dan satu tewas di NTB. Sedangkan pemicu terbesar dalam konflik sumber daya di bulan ini terkait masalah lahan [37 insiden dan 4 tewas] (lihat Grafik dan Tabel Konflik Sumber Daya).

Insiden-insiden yang mengemuka di bulan Januari 2015

Data SNPK mencatat kelima korban tewas dalam konflik sumber daya berasal dari insiden yang dipicu permasalahan perebutan akses jalan setapak, perebutan lokasi tambang panas bumi, dan perebutan warisan. Selain itu, insiden-insiden konflik sumber daya yang mengemuka pada bulan ini dapat dikelompokan dalam dua bagian, yakni antara warga dengan perusahaan dan sesama warga.

Insiden kekerasan yang menyebabkan korban tewas terjadi pada tanggal 4/1/2015 di Desa Bumi Nyiur, Kecamatan Wanea, Kota Manado, Sulawesi Utara, dalam bentuk penganiayaan yang mengakibatkan dua orang tewas. Insiden terjadi ketika empat pelaku

Jumlah insiden dan dampak Konflik Sumber Daya (Januari 2015)Tabel 2. Jumlah insiden dan dampak Konflik Sumber Daya (Januari 2015)

Pemicu Insiden Tewas

Masalah Lahan 37 4

Masalah Sumber Daya Alam 3 1

Sumber Daya Buatan 1 0

Akses 11 0

Lingkungan 2 0

Gaji/upah/perburuhan 5 0

Sumber Daya Lainnya 0 0

Total 59 5

menganiaya dua korban, sepasang suami-istri, yang merupakan tetangga mereka. Pelaku pada awalnya memprotes penutupan jalan setapak yang merupakan akses ke tempat penampungan air. Korban bersikeras menutup jalan tersebut karena mengklaim lahan tersebut miliknya. Setelah cekcok mulut, para pelaku mengeroyok korban. Istri korban yang melihat suaminya dibacok lari untuk melaporkan kejadian tersebut ke polisi namun dikejar dan dibacok hingga tewas.

Adapun, satu korban tewas lainnya terjadi akibat konflik perebutan lokasi tambang panas bumi di Desa Maga Lombang, Kecamatan Lembah Sorik Marapi, Kabupaten Mandailing Natal, Sumatera Utara. Bentrokan antara ratusan warga Maga Lombang dengan warga Pasar Maga meletus pada tanggal 20/1/2015, menyebabkan seorang warga Maga Lombang tewas, satu rumah dan satu unit mobil terbakar. Dua korban tewas lainnya berasal dari insiden dipicu perebutan warisan antaranggota keluarga, masing-masing di Desa Pematang Terang, Serdang Bedagai, Sumatera Utara pada tanggal 27/1, dan di Kecamtan Lape, Sumbawa, Nusa Tenggara Barat pada tanggal 20/1/2015.

Di Kalimantan Tengah terjadi penganiayaan oleh aparat kepolisian terhadap sejumlah warga di Desa Kamawen, Kecamatan Montalat, Kabupaten Barito Utara pada tanggal 14/1/2015. Insiden kekerasan ini dipicu oleh konflik antara warga dengan perusahaan kelapa sawit PT. Berjaya Agro Kalimantan (BAK). Insiden terjadi saat

acara adat hinting pali, yakni seremoni oleh lembaga adat untuk menetapkan lahan yang sedang sengketa sebagai status quo. Sejumlah polisi bersenjata berusaha membubarkan warga. Media melaporkan, dalam proses pembubaran paksa tersebut sejumlah warga, termasuk anak-anak dan ibu-ibu dibentak serta ditodong menggunakan senjata api. Seorang warga terluka dan polisi mengamankan 27 warga.

Di Riau, sekitar 40 warga merusak pos jaga PT. Diamond Jaya Timber di Desa Teluk Dalam, Kecamatan Sungai Sembilan, Kota Dumai, pada tanggal 28/1/2015. Warga merusak dan membakar pos penjagaan yang dijaga oleh aparat keamanan. Warga merasa aparat keamanan menghalangi upaya warga membuka lahan yang kepemilikannya masih dalam sengketa dengan perusahaan. Sebelum insiden pembakaran terjadi, pihak perusahaan dilaporkan menyita dua gergaji mesin milik warga.

Di depan markas Kepolisian Kampar Kiri, Kecamatan Kampar Kiri, Kabupaten Kampar, Riau, terjadi aksi blokade yang dilakukan warga Desa Lipat Kain Selatan terhadap jalan akses PT. Ganda Buanindo pada tanggal 22/1/2015. Warga melakukan aksi tersebut untuk menuntut agar perusahaan merealisasikan dana CSR yang lebih layak untuk masyarakat. Dalam aksi blokade terjadi pembakaran terhadap satu unit mobil milik perusahaan. Suasana makin panas saat polisi mengamankan seorang warga yang diduga melakukan pembakaran. Warga yang geram

Edisi 01 | Januari 2015

5

mendatangi Mapolsek Kampar Kiri dan melempari kantor Mapolsek.

Selain itu, tercatat dua kali sengketa antara warga dengan perusahaan terjadi di Sumatera Utara. Pada tanggal 23/1/2015 terjadi perusakan lahan seluas 1 hektar yang disengketakan oleh warga dan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) III di Desa Talun Kondot, Kecamatan Panombean Panei, Kabupaten Simalungun. Lahan yang oleh warga ditanami sawit, karet, dan durian menjadi sasaran pembersihan lahan dengan alat berat milik PTPN III. Sebelumnya, pada tanggal 5/1/2015, lima orang luka akibat sabetan senjata tajam dalam bentrokan antara karyawan PTPN II dengan warga di Pasar V, Kelurahan Tandam Hulu II, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang. Bentrokan berawal saat 100 karyawan PTPN II akan mengokupasi lahan yang sudah ditanam warga sekitar. Ketika karyawan PTPN III datang, warga menghadang hingga terjadi bentrokan. Bentrokan reda setelah seratusan personil Polri dan TNI menguasai keadaan dan menenangkan pihak yang

bertikai. Akibat kejadian tersebut, lima orang luka terkena sabetan parang, rotan dan batu serta sejumlah rumah rusak akibat terkena lemparan batu. Motif dari insiden ini terkait dengan lahan sengketa eks Hak Guna Usaha PTPN II seluas 70 Hektar.

Adapun, konflik sumber daya yang melibatkan sesama warga terjadi di Maluku berupa perkelahian antarkampung antara warga Dusun Kawalele dengan Desa Fatmite pada tanggal 7/1/2015 di sekitar Sungai Waetina, Kecamatan Namrole, Kabupaten Buru Selatan. Perkelahian ini dilatarbelakangi perebutan batu kali, insiden bermula ketika sebuah dump truck yang memuat batu kali Sungai Waetina dihadang warga Fatmite. Warga memaksa truk menurunkan muatan dan penghadangan diakhiri dengan insiden penusukan terhadap seorang warga yang kemudian memicu perkelahian.

Di Sumatera Utara, terjadi bentrokan antara 20 pemuda dengan para pekerja galian C di lahan garapan Jati-Jatian Pasar 8 Tembung di Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten

Deli Serdang pada tanggal 15/1/2015. Dalam bentrokan tersebut kedua kelompok mempersenjatai diri dengan berbagai jenis senjata tajam dan benda tumpul. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, karena polisi cepat datang dan para pelaku melarikan diri. Warga sejak beberapa waktu lalu memrotes aktivitas pengerukan oleh pekerja galian C karena terganggu debu dari kegiatan tersebut.

Di Nusa Tenggara Timur, pada tanggal 13/1/2015 sekitar 50 warga Desa Toto menyerang 10 petani warga Desa Lambo di lokasi persawahan di Desa Labolewa, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo. Insiden kekerasan ini bermula saat warga Lambo sedang membajak sawah, mereka didatangi warga Toto yang mengklaim lahan tersebut sebagai tanah ulayat mereka. Warga Toto pun meminta warga Lambo keluar dari lokasi sawah, namun permintaan ini tidak dipenuhi. Akibat pengeroyokan, satu warga Lambo pingsan dan dua lainnya terluka terkena sabetan parang.

Laporan Bulanan: Januari 2015

pembersihan lahan oleh alat berat milik PTPN III. Sebelumnya, pada tanggal 5/1/2015, lima orang luka akibat sabetan senjata tajam dalam bentrokan antara karyawan PTPN II dengan warga di Pasar V, Kelurahan Tandam Hulu II, Kecamatan Hamparan Perak, Kabupaten Deli Serdang. Bentrokan berawal saat 100 karyawan PTPN II akan mengokupasi lahan yang sudah ditanam warga sekitar. Ketika karyawan PTPN III datang, warga menghadang hingga terjadi bentrokan. Bentrokan reda setelah seratusan personil Polri dan TNI menguasai keadaan dan menenangkan pihak yang bertikai. Akibat kejadian tersebut, lima orang luka terkena sabetan parang, rotan dan batu serta sejumlah rumah rusak akibat terkena lemparan batu. Motif dari insiden ini terkait dengan lahan sengketa eks Hak Guna Usaha PTPN II seluas 70 Hektar. Adapun, konflik sumber daya yang melibatkan sesama warga terjadi di Maluku berupa perkelahian antarkampung antara warga Dusun Kawalele dengan Desa Fatmite pada tanggal 7/1/2015 di sekitar Sungai Waetina, Kecamatan Namrole, Kabupaten Buru Selatan. Perkelahian ini dilatarbelakangi perebutan batu kali, insiden bermula ketika sebuah dump truck yang memuat batu kali Sungai Waetina dihadang warga Fatmite. Warga memaksa truk menurunkan muatan dan penghadangan diakhiri dengan insiden penusukan terhadap seorang warga yang kemudian memicu perkelahian. Di Sumatera Utara, terjadi bentrokan antara 20 pemuda dengan para pekerja galian C di lahan garapan Jati-Jatian Pasar 8 Tembung di Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang pada tanggal 15/1/2015. Dalam bentrokan tersebut kedua kelompok mempersenjatai diri dengan berbagai jenis senjata tajam dan benda tumpul. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, karena polisi cepat datang dan para pelaku melarikan diri. Warga sejak beberapa waktu lalu memrotes aktivitas pengerukan galian C karena terganggu debu dari kegiatan tersebut. Di Nusa Tenggara Timur, pada tanggal 13/1/2015 sekitar 50 warga Desa Toto menyerang 10 petani warga Desa Lambo di lokasi persawahan di Desa Labolewa, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo. Insiden kekerasan ini bermula saat warga Lambo sedang membajak sawah, mereka didatangi warga Toto yang mengklaim lahan tersebut sebagai tanah ulayat mereka. Warga Toto pun meminta warga Lambo keluar dari lokasi sawah, namun permintaan ini tidak dipenuhi. Akibat pengeroyokan, satu warga Lambo pingsan dan dua lainnya terluka terkena sabetan parang.

63

9586

53

92

67 64 61 59

70

89

6759

515

21

10 12 9 10 13 9 13 15

3 5

0

50

100

150

200

Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 May-14 Jun-14 Jul-14 Aug-14 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Dec-14 Jan-15

Insiden dan dampak Konflik Sumber Daya (Januari 2014 - Januari 2015)

Insiden Tewas

Grafik 2. Insiden dan dampak Konflik Sumber Daya (Januari 2014 - Januari 2015)

Edisi 01 | Januari 2015

6

Laporan Bulanan: Januari 2015

Jumlah insiden dan dampak Konflik Sumber Daya (Januari 2015) Pemicu Insiden Tewas

Masalah Lahan 37 4 Masalah Sumber Daya Alam 3 1 Sumber Daya Buatan 1 0 Akses 11 0 Lingkungan 2 0 Gaji/upah/perburuhan 5 0 Sumber Daya Lainnya 0 0

Total 59 5

7

2

4 4 4 4

3 3

2 2 2 2 2 2 2 2 2

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

2 2

1

Jumlah insiden dan tewas Konflik Sumber Daya berdasarkan provinsi (Januari 2015)

Insiden Tewas

Grafik 3. Jumlah insiden dan tewas Konflik Sumber Daya berdasarkan provinsi (Januari 2015)

Edisi 01 | Januari 2015

7

konflIk tata kelola PemerIntahan

Konflik Tata Kelola Pemerintahan periode Januari 2014 – Januari 2015

Total insiden konflik tata kelola pemerintahan selama periode ini sebanyak 513 insiden dan menelan korban tewas sebanyak 1 orang, mencederai 489 orang serta menyebabkan 193 bangunan rusak. Rata-rata per bulan terjadi 39 insiden. Tercatat sebanyak satu orang tewas pada bulan November 2014. November merupakan puncak insiden tertinggi [91 insiden]. Provinsi yang mengalami insiden kekerasan terbanyak terjadi di NTB [46 insiden], Sulawesi Selatan [42 insiden] dan masing-masing [38 insiden] terdapat di Sumatera Utara dan Jawa Timur. Pemicu kekerasan yang dominan adalah masalah program pemerintah –terkait pengaduan dan komplain pelaksanaan/kebutuhan yang tidak terpenuhi- [174 insiden], masalah kualitas pelayanan publik [105 insiden] dan masalah penegakan hukum [89 insiden].

Konflik Tata Kelola Pemerintahan bulan Januari 2015

Sepanjang bulan ini insiden konflik tata kelola terjadi sebanyak 23 insiden yang berakibat 13 orang cedera dan 7 bangunan rusak. Tidak tercatat korban tewas di bulan ini. Jumlah insiden dan dampak cedera mengalami penurunan jika dibandingkan bulan sebelumnya. Selain itu, provinsi yang mengalami dampak cedera terbanyak adalah Maluku Utara [4 cedera] dan di Jambi dan Jawa Barat [masing-masing 2 cedera], serta [1 cedera] tersebar di lima provinsi lainnya. Pemicu yang dominan adalah masalah program pemerintah [12 insiden dan 4 cedera] dan kasus korupsi [5 insiden dan 6 cedera] (lihat Grafik dan Tabel Konflik Tata Kelola Pemerintahan).

Insiden-insiden yang mengemuka di bulan Januari 2015

Di Jawa Timur, dugaan penyelewengan beras untuk keluarga miskin (raskin) di Desa Guluk-guluk, Kecamatan Guluk-guluk, Kabupaten Sumenep, diwarnai aksi teror terhadap seorang warga pada tanggal 27/1/2015, diduga teror ini dilakukan karena korban melaporkan penyelewengan program raskin ke polisi. Selain rumahnya dilempari

batu, korban juga mendapat ancaman pembunuhan dan intimidasi via telepon untuk mencabut laporan. Sementara itu, dugaan penyelewengan Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM) di Riau juga memicu demonstrasi anarkis sekelompok warga dari Gerakan Masyarakat Panipahan (GEMPA). Mereka menuntut agar Penghulu Panipahan Darat di Kecamatan Limau Kapas, Kabupaten Rokan Hilir dicopot karena menghentikan seorang kepala urusan (Kaur) dengan alasan indispliner dan penyimpangan dana BLSM. Aksi tanggal 19/1/2015 tersebut diwarnai perusakan papan nama Kepenghuluan. Di Nusa Tenggara Timur (NTT), warga melempari kantor dan rumah dinas camat Weweru Utara di Kabupaten Sumba Barat Daya hingga kaca bangunan hancur pada tanggal 27/1/2015. Warga kesal dan marah lantaran adanya penundaan pembagian dana Program Keluarga Harapan (PKH). Selain itu, di sektor kesehatan, tercatat dua insiden masing-masing di Lampung dan NTB. Di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Abdul Moeloek, Kota Bandar Lampung, keluarga pasien menganiaya seorang perawat hingga luka pada tanggal 14/1/2015. Insiden terjadi karena pelaku merasa kecewa dengan layanan RSUD. Sementara itu di Nusa Tenggara Barat (NTB), sekitar 300 warga Labuhan Lombok, Kecamatan Pringgabaya, Kabupaten Lombok Timur menggelar demonstrasi menolak hasil seleksi perawat di Puskesmas setempat pada tanggal 5/1/2015. Mereka kecewa karena sejumlah tenaga

honorer yang sudah bekerja selama 5 tahun tidak lolos seleksi. Demonstrasi diwarnai perusakan jendela kaca dan bangunan Puskesmas.

Di bidang penegakan hukum, terdapat satu insiden yang menonjol. Pada tanggal 6/1/2015, ratusan massa Desa Pucanglaban, Kecamatan Pucanglaban, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur, membebaskan dengan paksa seorang tahanan di Polsek Pucanglaban. Mereka tidak terima penangkapan seorang warga setempat yang diduga mencuri kayu jati di lahan Perhutani. Tembakan peringatan oleh polisi tidak menghentikan anarkisme massa. Mereka merusak gembok tahanan dengan menggunakan cangkul dan palu, lalu melarikan tahanan dengan sepeda motor. Dalam perjalanan, massa melewati kantor Kepala Resort Polisi Hutan Panggungkalak dan merusak jendela kaca dan dan pot bunga.

Kebijakan baru pemerintah yang memicu insiden kekerasan adalah larangan ekspor bibit lobster. Di Kantor Gubernur NTB di Kota Mataram, sekitar 700 nelayan berdemonstrasi pada tanggal 19/1/2015 menolak surat edaran yang melarang ekspor bibit lobster dan pengiriman antarwilayah di dalam negeri. Warga beralasan, kebijakan tersebut membuat mereka tidak dapat lagi menjual bibit lobster ke pengepul. Demo berujung bentrokan antara polisi dengan nelayan, diwarnai pelemparan batu dan perusakan kaca taman. Polisi menembakkan water canon dan gas air mata untuk membubarkan massa.

SNPK juga mencatat protes atas buruknya

Tabel 3. Jumlah insiden dan dampak Konflik Tata Kelola Pemerintahan (Januari 2015)

Pemicu Insiden Cedera

Masalah Tender 0 0

Korupsi 5 6

Pelayanan Publik 4 3

Harga Komoditas/ Subsidi 0 0

Program Pemerintah 12 4

Pemekaran Wilayah 0 0

Penegakan Hukum 2 0

Tata Kelola Pemerintahan Lainnya 0 0

Total 23 13

Edisi 01 | Januari 2015

8

Laporan Bulanan: Januari 2015

38

60

31

29

48 33

1922

47

40

91

32

23

30

39

13

42

59

2111

718

75

140

21

130

50

100

150

200

Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 May-14 Jun-14 Jul-14 Aug-14 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Dec-14 Jan-15

Insiden dan dampak Konflik Tata Kelola Pemerintah (Januari 2014 - Januari 2015)

Insiden Cedera

Laporan Bulanan: Januari 2015

Jumlah insiden dan dampak Konflik Tata Kelola Pemerintah (Januari 2015)

Pemicu Insiden Cedera Masalah Tender 0 0 Korupsi 5 6 Pelayanan Publik 4 3 Harga Komoditas/ Subsidi 0 0 Program Pemerintah 12 4 Pemekaran Wilayah 0 0 Penegakan Hukum 2 0 Tata Kelola Pemerintahan Lainnya 0 0

Total 23 13

2

1 1

4

2

1 1 1

3

1 1 1 1 1 1 1

4

2 2

1 1 1 1 1

Jumlah insiden dan cedera Konflik Tata Kelola Pemerintah berdasarkan provinsi (Januari 2015)

Insiden Cedera

Grafik 4. Insiden dan dampak Konflik Tata Kelola Pemerintahan (Januari 2014 - Januari 2015)

Grafik 5. Jumlah insiden dan cedera Konflik Tata Kelola Pemerintahan berdasarkan provinsi (Januari 2015)

pelayanan publik seperti listrik dan pemadam kebakaran yang diwarnai kekerasan. Di Sulawesi Tenggara, pada tanggal 14/1/2015 warga dan mahasiswa yang tergabung dalam Forum Mahasiswa Buton Utara dan Forum Pemuda Desa Kalibu berunjuk rasa di kantor Perusahaan Listrik Negara (PLN) Sub Ranting Ereke, Kabupaten Buton Utara memprotes

pemadaman listrik yang berkepanjangan. Unjuk rasa diwarnai pelemparan batu yang berakibat pecahnya kaca kantor. Sementara itu, pada tanggal 13/1/2015 terjadi perkelahian antara belasan pemuda dengan lima petugas pemadam kebakaran di Kelurahan Batu Ampar, Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur. Kejadian bermula ketika

petugas pemadam kebakaran (Damkar) yang datang ke lokasi setelah warga berhasil memadamkan kebakaran diolok-olok sekelompok pemuda. Perkelahian tidak dapat dihindari, tetapi petugas Damkar yang kalah jumlah segera mundur dan melaporkan insiden tersebut ke polisi.

Edisi 01 | Januari 2015

9

konflIk PemIlIhan Dan Jabatan

Konflik Pemilihan dan Jabatan periode Januari 2014 – Januari 2015

Data SNPK mencatat total 486 insiden yang menyebabkan 8 tewas, 379 cedera dan 138 bangunan rusak selama periode ini. Jika dilihat sepanjang periode ini, rata-rata per bulan terjadi 37 insiden kekerasan. Puncak tertinggi insiden kekerasan terjadi di bulan April 2014 [153 insiden, 3 tewas, 103 cedera dan 40 bangunan rusak] yang sebagian besar terkait pemilihan legislatif. Selama periode ini, provinsi Aceh menempatkan urutan teratas yang mengalami insiden kekerasan terkait konflik pemilihan dan jabatan [91 insiden, 4 tewas, 33 cedera dan 31 bangunan rusak], kemudian diikuti Papua [31 insiden, 2 tewas, 26 cedera dan 14 bangunan rusak] dan Jawa Timur [33 insiden, 19 cedera dan 4 bangunan rusak]. Sedangkan korban tewas lainnya terdapat di Sulawesi Utara dan Gorontalo [masing-masing 1 tewas].

Konflik Pemilihan dan Jabatan bulan Januari 2015

Pada bulan ini, tercatat 9 insiden konflik pemilihan dan jabatan yang berdampak pada sedikitnya 5 orang cedera dan 3 bangunan rusak. Tidak tercatat korban tewas di bulan ini serta korban cedera turun dibandingkan bulan lalu. Insiden kekerasan yang dominan ini, dipicu permasalahan pemilihan dan jabatan di tingkat desa/kelurahan [4 insiden dan 1 cedera] dan pemilihan dan jabatan lainnya [3 insiden dan 4 cedera] (lihat Grafik dan Tabel Konflik Pemilihan dan Jabatan).

Insiden-insiden yang mengemuka di bulan Januari 2015

Insiden kekerasan yang mengemuka dalam kategori konflik ini adalah konflik internal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan kisruh pemilihan kepala desa di Aceh dan Jawa Timur.

Konflik internal PPP di tingkat pusat antara kubu PPP versi Muktamar Jakarta dengan Ketua Umum Djan Faridz dengan kubu versi Muktamar Surabaya yang dipimpin Romarhurmuziy berdampak pada kepengurusan Dewan Pengurus Wilayah

Tabel 4. Jumlah insiden dan dampak Konflik Pemilihan dan Jabatan (Januari 2015)

Pemicu Insiden Cedera

Pemilihan dan Jabatan Tingkat Nasional 0 0

Pemilihan dan Jabatan Tingkat Propinsi 0 0

Pemilihan dan Jabatan Kebupaten/Kota 1 0

Pemilihan dan Jabatan Tingkat Kecamatan 0 0

Pemilihan dan Jabatan Tingkat Desa/ Kelurahan 4 1

Terkait Jabatan/Pengaruh/Kekuasaandi dalam Partai Politik

1 0

Jabatan pemerintah lain 0 0

Pemilihan dan jabatan lain 3 4

Total 9 5

(DPW) Jawa Timur. Pendukung kubu Djan Faridz memprotes kegiatan silaturahmi yang dilakukan oleh kubu lawan pada tanggal 29/1/2015 di kantor DPW PPP di Jalan Kendangsari Surabaya. Mereka menguasai kantor DPW dengan menjebol pintu pagar dan pintu gedung. Kubu Romahurmuziy yang selama ini secara de facto menguasai kantor tersebut melaporkan insiden tersebut ke polisi. Kubu Djan Faridz menolak aksi tersebut dikatakan sebagai perebutan. Menurut mereka, selama sengketa hukum masih berlangsung, kedua pihak seharusnya dapat menggunakan kantor tersebut. Di tingkat nasional, konflik kedua kubu telah memasuki ranah hukum. SK Kemenkumham yang mengakui legalitas kubu Romarhumurziy di digugat oleh kubu Djan Faridz. Kubu Djan Faridz menang di Peradilan Tata Usaha Negara (PTUN), namun kalah di tingkat banding. Sengketa kini berlanjut ke tingkat kasasi.

Sedangkan kisruh pemilihan kepala desa yang terjadi di Desa Sapek di Kecamatan Jaya, Kabupaten Aceh Jaya, diwarnai insiden perusakan kantor desa pada tanggal 13/1/2015. Para pelaku meluapkan kemarahan karena Bupati Aceh Jaya memutuskan menunjuk seorang warga bernama Buniamin sebagai kepala desa (geuchik) meski yang bersangkutan bukan

peserta Pilkades. Kebijakan tersebut diambil oleh bupati karena dua kontestan pilkades lainnya dianggap bermasalah secara hukum. Penunjukkan Buniamin merupakan rekomendasi Tuha Peut, lembaga adat setempat. Meski demikian, pelantikan Buniamin diprotes sekelompok warga. Mereka membakar kantor desa hingga mengakibatkan kerusakan sebagian bangunan dan perabot. Api tidak melalap seluruh bangunan karena berhasil dipadamkan dengen cepat.

Di Jawa Timur terjadi dua insiden terkait pemilihan kepala desa di Desa Guluk-guluk, Kabupaten Sumenep. Pada tanggal 8/1/2015, adik kepala desa terpilih dianiaya puluhan orang hingga menderita luka akibat tusukan dan sabetan senjata tajam. Pelaku diperkirakan berasal dari kubu yang kalah. Insiden kedua terjadi dalam bentuk teror pelemparan bom bondet pada tanggal 29/1/2015. Rumah salah seorang pendukung calon kepala desa dilempari empat bom bondet oleh sekelompok orang tidak dikenal pada malam hari. Tidak ada korban pada insiden ini namun pintu rumah, lantai keramik, asbes dan dinding bagian depan rumah korban rusak.

Edisi 01 | Januari 2015

10

Peta InsIDen konflIk kekerasan berDasarkan kabuPaten/kota (JanuarI 2014 - JanuarI 2015)

Padang (86 insiden)

Jakarta Barat (98 insiden)

Jakarta Pusat (149 insiden)

Jakarta Selatan (99 insiden)

Jakarta Timur (61 insiden)

Bengkulu (71 insiden)

Kota Palembang (198 insiden)

Depok (72 insiden)

Kota Semarang (66 insiden)

Yogyakarta (51 insiden)

Sleman (58 insiden)

Kota Surabaya (169 insiden)

Sidoarjo (53 insiden)

Kab. Pasuruan (74 insiden)

Karawang (75 insiden)

Banjarmasin(58 insiden)

Kab. Cirebon (63 insiden)

PROVINSI DKI JAKARTA

Deli Serdang (276 insiden)

Pekanbaru (81 insiden)

Batam (166 insiden)

Palangkaraya (54 insiden)

Medan (469 insiden)

Edisi 01 | Januari 2015

11

Peta InsIDen konflIk kekerasan berDasarkan kabuPaten/kota (JanuarI 2014 - JanuarI 2015)

Jumlah Insiden Konflik Kekerasan

0-5

6-25

26-50

>50

Samarinda (141 insiden)

Manado (190 insiden)

Ternate (70 insiden)

Kota Sorong (80 insiden)

Kota Jayapura (95 insiden)

Mimika (121 insiden)

Palopo (60 insiden)

Ambon (59 insiden)

Makassar (233 insiden)

Kab. Bima (51 insiden)

Kota Kupang (59 insiden)

Edisi 01 | Januari 2015

12

Laporan Bulanan: Januari 2015

4451

98

153

22

34

19

8

2011 8 9 9

0 1 3 3 0 0 10 0 0 0 0 0

0

50

100

150

200

Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 May-14 Jun-14 Jul-14 Aug-14 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Dec-14 Jan-15

Insiden dan dampak Konflik Pemilihan dan Jabatan (Januari 2014 - Januari 2015)

Insiden Tewas

KALIMANTAN TIMUR JAWA TIMUR BENGKULU ACEH JAWA BARAT SULAWESI TENGAH

1

3

1

2

1 1

3

1 1

Jumlah insiden dan cedera Konflik Pemilihan dan Jabatan berdasarkan provinsi (Januari 2015)

Insiden Cedera

Laporan Bulanan: Januari 2015

4451

98

153

22

34

19

8

2011 8 9 9

0 1 3 3 0 0 10 0 0 0 0 0

0

50

100

150

200

Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 May-14 Jun-14 Jul-14 Aug-14 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Dec-14 Jan-15

Insiden dan dampak Konflik Pemilihan dan Jabatan (Januari 2014 - Januari 2015)

Insiden Tewas

KALIMANTAN TIMUR JAWA TIMUR BENGKULU ACEH JAWA BARAT SULAWESI TENGAH

1

3

1

2

1 1

3

1 1

Jumlah insiden dan cedera Konflik Pemilihan dan Jabatan berdasarkan provinsi (Januari 2015)

Insiden Cedera

Grafik 6. Insiden dan dampak Konflik Pemilihan dan Jabatan (Januari 2014 - Januari 2015)

Grafik 7. Jumlah insiden dan cedera Konflik Pemilihan dan Jabatan berdasarkan provinsi (Januari 2015)

Edisi 01 | Januari 2015

13

konflIk IDentItas

Konflik Identitas periode Januari 2014 – Januari 2015

Selama periode ini, konflik identitas tercatat sebanyak 886 insiden yang menewaskan 91 orang, mengakibatkan 1.198 cedera dan 449 bangunan rusak. Sepanjang periode ini rata-rata tiap bulannya terjadi 68 insiden dan 7 tewas. Puncak tertinggi jumlah insiden dan tewas terjadi di bulan Agustus 2014 sedangkan bulan April 2014 merupakan titik terendah korban tewas [1 tewas]. Data SNPK juga mencatat provinsi yang mengalami jumlah insiden tertinggi diantaranya, Sulawesi Selatan [132 insiden], Jawa Barat [84 insiden] dan Sulawesi Utara [65 insiden], sedangkan korban tewas terbanyak dialami Jawa Barat [13 tewas], Papua [12 tewas] dan Sulawesi Selatan [11tewas].

Konflik Identitas bulan Januari 2015

Sepanjang bulan ini,tercatat sebanyak 63 insiden yang berdampak pada 7 tewas, 54 cedera dan 13 bangunan rusak. Jumlah insiden bulan ini mengalami kenaikan yang signifikan dibandingkan pada sebulan sebelumnya. Jumlah insiden dan korban tewas terbanyak bulan ini terdapat di Sulawesi Tengah [5 insiden dan 4 tewas] diikuti Sulawesi Selatan [9 insiden dan 2 tewas] serta [7 insiden dan 1 tewas] di Jawa Timur. Pemicu yang dominan dalam konflik identitas adalah permasalahan antarkampung/geografis [19 insiden], perseteruan antarsekolah/kampus [10 insiden] dan tawuran antarpendukung olahraga [8 insiden]. Namun, korban tewas terbanyak bulan ini dipicu permasalahan antaragama yang berkaitan dengan aksi terorisme [5 tewas] (lihat Grafik dan Tabel Konflik Identitas).

Insiden-insiden yang mengemuka di bulan Januari 2015

Insiden konflik identitas yang mengemuka pada bulan ini adalah isu terorisme di Jawa Timur, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan dan NTB dan bentrok antarkampung/desa di Sulawesi Tengah.

Tabel 5. Jumlah insiden dan dampak Konflik Identitas (Januari 2015)

Pemicu Insiden Tewas

Antaretnis/antarsuku 4 0

Antaragama 5 5

Intraagama 1 0

Antarkampung/desa 19 1

Antarpendukung Olahraga 8 0

Antarsekolah/kampus 10 1

Konflik Antara Migran/Pengungsi dengan lokal 0 0

Konflik Antara Migran/Pengungsi dengan lokal dan etnis tertentu

0 0

Gender 0 0

Identitas Lainnya 16 0

Total 63 7

Di Sulawesi Tengah kelompok pimpinan Santoso kembali menebar teror. Sedikitnya tujuh orang anggota kelompok tersebut melakukan aksi pembunuhan pada tanggal 15/1/2015 di Desa Tangkura, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, Kabupaten Poso tepatnya di Kebun Banoa Ose. Pembunuhan dilakukan terhadap tiga orang warga setempat. Satu orang korban tewas dengan luka tembak. Mayat korban ditemukan pada hari itu juga oleh orangtuanya setelah mendengar suara tembakan. Sementara dua orang korban tewas lainnya ditemukan keesokan hari dengan kondisi yang mengenaskan. Diduga pembunuhan ini merupakan aksi balas dendam para pelaku atas penangkapan sejumlah anggotanya oleh aparat kepolisian.

Masih di Kabupaten Poso, pada tanggal 26/1/2015 terjadi aksi baku tembak antara aparat gabungan TNI-Polri dengan kelompok pimpinan Santoso. Baku tembak ini bermula saat aparat gabungan TNI-Polri melakukan pengawalan terhadap sejumlah warga yang hendak pergi ke kebun di Desa Tangkura diserang secara tiba-tiba oleh kelompok terorisme. Aparat gabungan TNI-Polri yang mendapat serangan melakukan perlawan

balik hingga memaksa kelompok terorisme melarikan diri. Tidak ada korban jiwa dalam insiden ini dan sejumlah warga yang dikawal berhasil diselamatkan.

Tak hanya itu, aparat kemanan juga intesif melakukan perburuan dan penangkapan terhadap kelompok terorisme, upaya ini untuk menekan dan menumpas gerak kelompok terorisme. Beberapa insiden tercatat diantaranya terjadi di Desa Penatoi, Kecamatan Mpunda, Kota Bima, NTB. Pada tanggal 8/1/2015 tim gabungan dari anggota Polres Bima dan Detasemen Khusus (Densus) 88 menangkap dua orang terduga kelompok terorisme jaringan kelompok pimpinan Santoso. Aksi penangkapan tidak berjalan mulus karena mendapat perlawan dari kelompok teroris, hingga mengakibatkan seorang anggota polisi dan seorang kelompok teroris mengalami cedera. Namun, tim gabungan berhasil melumpuhkan keduanya. Selain itu, aparat kepolisian juga mendapatkan sejumlah barang bukti di kediaman mereka. Sejauh ini aparat kepolisian tengah mengembangkan informasi melalui keterangan mereka.

Edisi 01 | Januari 2015

14

Baku tembak juga terjadi saat Densus 88 hendak membekuk seorang terduga teroris di Dusun Larangan Desa Krenceng, Kecamatan Kepung, Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Insiden yang terjadi pada tanggal 16/1/2015 mengakibatkan pelaku tewas ditempat. Selain itu, pada tanggal 10/1/2015 di Dusun Beringin, Kecamatan Tanalili, Luwu Utara, Sulawesi Selatan, terjadi baku

Laporan Bulanan: Januari 2015

saling lempar batu yang diprovokasi sejumlah pemuda sambil mengendarai sepeda motor. Provokasi itu menyulut ratusan orang dari dua kelompok warga yang masih satu kelurahan itu terlibat bentrokan hingga mengakibatkan seorang warga tewas tertembus peluru dari senjata rakitan. Bentrokan usai setelah aparat gabungan TNI-Polri datang ke lokasi dan menangkap empat orang yang diduga sebagai provokator.

54 50

67

5162 59

39

110104

80

99

48

63

9 9 4 1 3 7 1017

7 4 7 6 7

0

50

100

150

200

Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 May-14 Jun-14 Jul-14 Aug-14 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Dec-14 Jan-15

Insiden dan dampak Konflik Identitas (Januari 2014 - Januari 2015)

Insiden Tewas

5

9

7

5 5 5 5

3 3 3

2 2 2 2

1 1 1 1 1

4

2

1

Jumlah insiden dan tewas Konflik Identitas berdasarkan provinsi (Januari 2015)

Insiden Tewas

Laporan Bulanan: Januari 2015

saling lempar batu yang diprovokasi sejumlah pemuda sambil mengendarai sepeda motor. Provokasi itu menyulut ratusan orang dari dua kelompok warga yang masih satu kelurahan itu terlibat bentrokan hingga mengakibatkan seorang warga tewas tertembus peluru dari senjata rakitan. Bentrokan usai setelah aparat gabungan TNI-Polri datang ke lokasi dan menangkap empat orang yang diduga sebagai provokator.

54 50

67

5162 59

39

110104

80

99

48

63

9 9 4 1 3 7 1017

7 4 7 6 7

0

50

100

150

200

Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 May-14 Jun-14 Jul-14 Aug-14 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Dec-14 Jan-15

Insiden dan dampak Konflik Identitas (Januari 2014 - Januari 2015)

Insiden Tewas

5

9

7

5 5 5 5

3 3 3

2 2 2 2

1 1 1 1 1

4

2

1

Jumlah insiden dan tewas Konflik Identitas berdasarkan provinsi (Januari 2015)

Insiden Tewas

tembak antara Densus 88 dengan seorang anggota teroris jaringan Poso yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO). Pelaku tewas ditembak lantaran menyerang dengan menggunakan senjata api. Menurut keterangan dari pihak kepolisian, pelaku sudah lama menjadi target karena memiliki keterlibatan cukup luas dalam aksi terorisme. Pelaku juga diduga menjadi pendukung

pendanaan teror kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) dan terlibat pada pelatihan militer kelompok Santoso dan Daeng Koro, serta sebagai kurir kelompok MIT pimpinan Santoso.

Selain itu, fenomena insiden kekerasan yang dilatarbelakangi permasalahan antarkampung/desa pada bulan ini menempatkan posisi terbanyak [19 insiden] yang tersebar di beberapa provinsi. Adapun, permasalahan antarkampung yang merenggut korban tewas terjadi di Kelurahan Duyu, Kecamatan Palu Barat, Kota Palu, Sulawesi Tengah. Insiden kekerasan ini terjadi pada tanggal 18/1/2015 dan dipicu aksi saling lempar batu yang diprovokasi sejumlah pemuda sambil mengendarai sepeda motor. Provokasi itu menyulut ratusan orang dari dua kelompok warga yang masih satu kelurahan itu terlibat bentrokan hingga mengakibatkan seorang warga tewas tertembak senjata rakitan. Bentrokan usai setelah aparat gabungan TNI-Polri datang ke lokasi dan menangkap empat orang yang diduga sebagai provokator.

Grafik 8. Insiden dan dampak Konflik Identitas (Januari 2014 - Januari 2015)

Grafik 9. Jumlah insiden dan tewas Konflik Identitas berdasarkan provinsi (Januari 2015)

Edisi 01 | Januari 2015

15

konflIk maIn hakIm senDIrI

Konflik Main Hakim Sendiri periode Januari 2014 – Januari 2015

Total insiden konflik main hakim sendiri sepanjang periode ini tercatat sebanyak 4.716 insiden yang berdampak pada 319 tewas, 5.764 cedera dan 287 bangunan rusak. Jika dilihat rata-rata per bulan, terjadi 362 insiden dan 24 tewas per bulan. Pada periode ini,beberapa provinsi yang mengalami konflik main hakim sendiri terbanyak diantaranya, Sumatera Utara [807 insiden dan 36 tewas] diikuti Jawa Timur [601 insiden dan 29 tewas], Jawa Barat [344 insiden dan 63 tewas], DKI Jakarta [329 insiden dan 12 tewas] dan Sumatera Selatan [311 insiden dan 34 tewas]. Data SNPK mencatat puncak insiden tertinggi terjadi di bulan Januari 2015 sedangkan jumlah korban tewas terendah berada di bulan Maret 2014.

Konflik Main Hakim Sendiri bulan Januari 2015

Selama bulan ini, konflik main hakim sendiri tercatat sebanyak 410 insiden yang telah berdampak pada 16 tewas, 483 cedera dan 23 bangunan rusak. Jumlah insiden bulan ini merupakan yang tertinggi dibandingkan pada bulan-bulan sebelumnya di peridoe Januari 2014 – Januari 2015, namun jumlah korban tewas merupakan yang terendah sejak Maret 2014. Selain itu, data SNPK mencatat jumlah korban tewas yang terbanyak diantaranya, Sumatera Selatan dengan korban 3 tewas, masing-masing dua tewas terjadi di Lampung, Banten dan Sulawesi Tenggara serta masing-masing satu tewas tersebar di tujuh provinsi lainnya. Adapun, jumlah insiden konflik main hakim sendiri yang tertinggi terdapat di Sumatera Utara [54 insiden] dan Jawa Timur [44 insiden] (lihat Grafik dan Tabel Konflik Main Hakim Sendiri).

Insiden-insiden yang mengemuka di bulan Januari 2015

Pemicu yang dominan dalam insiden konflik main hakim sendiri di antaranya terkait kasus pencurian [307 insiden, 10 tewas dan 379 bangunan rusak] disusul kasus harga

Tabel 6. Jumlah insiden dan dampak Konflik Main Hakim Sendiri (Januari 2015)

Pemicu Insiden Tewas

Masalah Harga Diri/Penghinaan 45 3

Kasus Kecelakaan 13 0

Masalah Utang-piutang 2 0

Kasus Pencurian 307 10

Perselingkuhan 3 0

Pembalasan Atas Perusakan 2 0

Pembalasan Atas Penganiayaan 36 3

Melawan Maksiat 2 0

Melawan Santet 0 0

Main Hakim Sendiri Lainnya 0 0

Total 410 16

diri/penghinaan [45 insiden, 3 tewas dan 48 cedera] dan kasus pembalasan atas penganiayaan [36 insiden, 3 tewas dan 33 bangunan rusak]. Data SNPK mencatat beberapa kasus konflik main hakim sendiri yang mengemuka di antaranya di Lampung, Papua dan Papua Barat.

Di Lampung, dua orang yang hendak melakukan aksi pencurian menjadi bulan-bulanan warga karena terpergok hendak memasuki rumah salah seorang warga di Desa Ramajani, Kecamatan Raman Utara, Lampung Timur. Insiden kekerasan yang terjadi pada tanggal 12/2/2015 ini mulanya hanya perkelahian dua warga dengan dua pelaku pencurian kemudian sejumlah warga lainnya berdatangan ikut menghakimi pelaku hingga keduanya tewas di tempat.

Aksi pengeroyokan tersebut berbuntut panjang, setidaknya sekitar 50 orang lebih warga Gedung Dalam melakukan penyerangan ke Desa Ramajani karena tidak terima warganya tewas dikeroyok dan dituduh hendak mencuri di salah satu rumah warga Desa Ramajani. Penyerangan dan kemarahan warga Gedung Dalam mengakibatkan seorang warga Desa Ramajani mengalami luka bacok.

Tak berhenti di situ, para penyerang juga merusak sedikitnya 14 rumah dan satu unit sepeda motor milik warga. Aksi penyerangan baru berhenti saat aparat gabungan TNI-Polri datang ke lokasi dan berhasil mengamankan keadaan agar tidak meluas menjadi bentrok antarwarga.

Insiden kekerasan lainnya terjadi pada tanggal 13/1/2015 di Pasar Sanggeng, Desa Sanggeng, Kecamatan Manokwari Barat, Kabupaten Manokwari, Papua Barat, di mana ratusan warga melakukan perusakan terhadap rumah milik seorang warga yang diduga pelaku pembunuhan. Aksi perusakan ini terjadi karena ketidakpuasan warga terhadap tiga orang pelaku pembunuhan yang masih bebas berkeliaran dan tidak ada penangkapan oleh polisi. Aparat kepolisian yang datang ke lokasi berhasil menghentikan kemarahan warga dan situasi dapat dikendalikan agar tidak meluas

Sedangkan di Papua, dua kelompok warga terlibat bentrok pada tanggal 25/1/2015 di sekitaran Jalan Henggi, Kecamatan Mimika Baru, Kabupaten Mimika. Bentrokan ini dipicu insiden penganiayaan sebelumnya yang dilakukan oleh warga Jalan Henggi terhadap seorang warga Jalan Hasanuddin hingga

Edisi 01 | Januari 2015

16

Laporan Bulanan: Januari 2015

381

327 327

359 363353

321

408391 393

347

336

410

21 19 1425 28 26 24

34 29 31 3121 16

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 May-14 Jun-14 Jul-14 Aug-14 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Dec-14 Jan-15

Insiden dan dampak Konflik Main Hakim Sendiri (Januari 2014 - Januari 2015)

Insiden Tewas

31

1411

5

28

18 17

10 95

3

54

44

26

21 20

15 1411 10 9

7 6 5 5 42 2 1 1 1 1

3 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1

Jumlah insiden dan tewas Konflik Main Hakim Sendiri berdasarkan provinsi (Januari 2015)

Insiden Tewas

Laporan Bulanan: Januari 2015

381

327 327

359 363353

321

408391 393

347

336

410

21 19 1425 28 26 24

34 29 31 3121 16

0

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 May-14 Jun-14 Jul-14 Aug-14 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Dec-14 Jan-15

Insiden dan dampak Konflik Main Hakim Sendiri (Januari 2014 - Januari 2015)

Insiden Tewas

31

1411

5

28

18 17

10 95

3

54

44

26

21 20

15 1411 10 9

7 6 5 5 42 2 1 1 1 1

3 2 2 2 1 1 1 1 1 1 1

Jumlah insiden dan tewas Konflik Main Hakim Sendiri berdasarkan provinsi (Januari 2015)

Insiden Tewas

tewas. Aksi saling serang ini mengakibatkan dua rumah warga rusak dan baru berakhir setelah aparat kepolisian datang ke lokasi.

Masih di Papua, insiden bentrokan juga terjadi antara warga Gamelia dan Kama dengan keluarga Kapolsek Wamena pada tanggal 15/1/2015 di depan halaman Mapolres

Jayawijaya, Kecamatan Wamena, Kabupaten Jayawijaya. Bentrokan dipicu pembayaran ganti rugi berupa uang 1,5 miliar dan 200 ekor babi yang tidak dipenuhi oleh warga Gamelia dan Kama terhadap pihak keluarga dari Kapolsek Wamena yang tewas setelah dipanah. Pihak warga Gamelia dan Kama

hanya sanggup menyerahkan uang 50 juta dan 50 ekor babi. Karena kekurangan inilah pihak keluarga Kapolsek Wamena marah sehingga terjadi aksi saling lempar batu dengan pihak warga hingga mengakibatkan lima orang warga cedera dan satu unit mobil dinas Polres Wamena rusak.

Grafik 10. Insiden dan dampak Konflik Main Hakim Sendiri (Januari 2014 - Januari 2015)

Grafik 11. Jumlah insiden dan tewas Konflik Main Hakim Sendiri berdasarkan provinsi (Januari 2015)

Edisi 01 | Januari 2015

17

Laporan Bulanan: Januari 2015

Peta Konflik Separatisme berdasarkan insiden dan tewas di kabupaten/kota Papua dan Papua Barat (Januari 2014- Januari 2015)

7

4

1

5

1

3

6

8

2

3

1

3

4

7

1 1

6

1

2

4

8

2

1 0

2

3

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 May-14 Jun-14 Jul-14 Aug-14 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Dec-14 Jan-15

Insiden dan dampak Konflik Separatisme (Januari 2014 - Januari 2015)

Insiden Tewas

Grafik 12. Insiden dan dampak Konflik Separatisme (Januari 2014 - Januari 2015)

konflIk seParatIsme

Konflik Separatisme periode Januari 2014 – Januari 2015

Konflik separatisme yang terjadi di Papua dan Papua Barat sepanjang periode ini tercatat 48 insiden dengan korban tewas 38 orang, 41 cedera dan 6 bangunan rusak. Di Papua Barat hanya tercatat satu insiden yang menelan satu korban tewas terjadi di Kota Sorong. Selebihnya insiden kekerasan banyak terjadi di Papua. Insiden yang terbanyak terjadi di Puncak Jaya [14 insiden dan 10 tewas] diikuti Lanny Jaya [10 insiden dan 12 tewas], Kota Jayapura [6 insiden dan 4 tewas] dan Mimika [4 insiden dan 5 tewas]. Di periode ini, jumlah insiden dan tewas tertinggi terjadi di bulan Agustus [8 insiden dan 8 tewas].

Konflik Separatisme bulan Januari 2015

Pada bulan ini, tercatat 4 insiden konflik separatisme yang menyebabkan 3 tewas dan sedikitnya 3 orang mengalami cedera, yang keseluruhannya terjadi di Papua. Sejak bulan Agustus 2014, insiden konflik separatisme terus mengalami penurunan meski pada bulan ini, baik jumlah insiden dan tewas naik dibandingkan pada sebulan sebelumnya (lihat Grafik dan Peta Konflik Separatisme)

Insiden-insiden yang mengemuka di bulan Januari 2015

Sebanyak empat insiden konflik separatisme di Papua pada bulan ini terjadi di Kabupaten Lanny Jaya dan Mimika berupa penganiayaan, perusakan dan kontak senjata yang dilakukan oleh kelompok sipil bersenjata terhadap masyarakat sipil maupun aparat keamanan.

Di Kabupaten Lanny Jaya dua orang karyawan swasta menjadi sasaran penembakan oleh kelompok sipil bersenjata pimpinan Puron Wenda. Insiden pada tanggal 29/1/2015 itu terjadi di Kampung Popome, Desa Popome, Kecamatan Balingga saat kedua korban yang sedang mengangkut solar ke Desa Popome, dihadang dan ditembaki oleh kelompok sipil bersenjata. Selain melakukan penembakan para pelaku juga melakukan perusakan dan pembakaran alat berat jenis excavator. Akibat insiden ini dua orang karyawan mengalami luka tembak terserempet peluru.

Sedangkan di Kabupaten Mimika terjadi tiga insiden kekerasan. Pada tanggal 1/1/2015 di Kampung Utikini, Kecamatan Tembagapura, Kabupaten Mimika sejumlah kelompok sipil bersenjata melakukan penghadangan dan penganiayaan terhadap dua orang anggota Brimob dan seorang anggota satpam PT. Freeport yang sedang melakukan patroli rutin. Akibatnya, ketiga korban tewas di

tempat kejadian dengan sejumlah luka bacok dan luka tembak. Selain itu, para pelaku juga berhasil membawa kabur dua pucuk senjata milik anggota Brimob. Para pelaku berhasil diidentifkasi oleh aparat keamanan, yakni Ayub Waker, Mekson Waker dan Juliman Waker. Ketiganya kini sedang diburu oleh aparat keamanan. Pascainsiden berdarah tersebut, aparat gabungan TNI-Polri menggelar operasai gabungan untuk memburu kelompok sipil bersenjata pimpinan Ayub Waker. Pada tanggal 7/1/2015 di Kampung Utikini, Kecamatan Tembagapura, Kabupaten Mimika aparat gabungan TNI-Polri berhasil mencapai tempat persembunyian para pelaku. Kontak senjata antara aparat gabungan TNI-Polri dengan kelompok sipil bersenjata tak terhindarkan. Kelompok sipil bersenjata yang terdesak memilih melarikan diri dan diketahui seorang anggota yang melarikan diri mengalami cedera luka tembak.

Insiden kekerasan lainnya terjadi pada tanggal 13/1/2015 di Jalan Tambang Mile 29, Kota Timika, Kabupaten Mimika, di mana sejumlah orang kelompok sipil bersenjata pimpinan Ayub Waker melakukan pelemparan batu terhadap mobil milik PT. Freeport yang sedang mengantar anggota Polres Mimika. Meski tidak ada korban, diketahui kaca mobil mengalami kerusakan.

Edisi 01 | Januari 2015

18

Peta insiden dan tewas Konflik Separatisme (Januari 2014 – Januari 2015)

1-2

Tidak ada data - 0

3-4

5-6

7+

PROVINSIPAPUA

PROVINSIPAPUA BARAT

Kota Sorong1 insiden1 tewas

Dogiyai1 insiden

Deiyai1 insiden Mimika

4 insiden5 tewas

Puncak3 insiden3 tewas

Kab. Jayapura2 insiden

Kota Jayapura6 insiden4 tewasPuncak Jaya

14 insiden10 tewas

Kepulauan Yapen4 insiden2 tewas

Lanny Jaya10 insiden12 tewas

Jayawijaya2 insiden1 tewas

Edisi 01 | Januari 2015

19

kekerasan Dalam PeneGakan hukum

Kekerasan Dalam Penegakan Hukum periode Januari 2014 – Januari 2015

Kasus kekerasan dalam penegakan hukum yang tercatat selama periode ini sebanyak 2.024 insiden dengan menelan korban tewas sebanyak 210 orang, 2.382 cedera dan 2 bangunan rusak. Rata-rata per bulan terjadi 155 insiden dan 16 tewas. Di periode ini, puncak insiden tertinggi terjadi di bulan Oktober [187 insiden] dan titik terendah jumlah insiden berada di bulan Juli [93 insiden] sedangkan korban tewas terbanyak terjadi pada bulan Juni [29 tewas] dan korban tewas terendah pada Juli [5 tewas]. Selain itu, provinsi yang mengalami insiden kekerasan dan korban tewas terbanyak dialami Sumatera Selatan [273 insiden dan 23 tewas], Jawa Timur [227 insiden dan 37 tewas], Sumatera Utara [189 insiden dan 11 tewas] dan Jawa Barat [176 insiden dan 45 tewas]

Kekerasan Dalam Penegakan Hukum bulan Januari 2015

Data SNPK mencatat kasus kekerasan dalam penegekkan hukum pada bulan ini sebanyak 176 insiden yang mengakibatkan 17 tewas dan 223 cedera. Jumlah insiden bulan ini tidak mengalami perubahan dibandingkan pada sebulan sebelumnya, namun korban tewas mengalami kenaikan. Provinsi yang mengalami akumulasi insiden dan tewas terbanyak dialami Jawa Barat [24 insiden dan 8 tewas], Lampung [10 insiden dan 2 tewas] dan DKI Jakarta [8 insiden dan 2 tewas] (lihat Grafik Kekerasan Dalam Penegakan Hukum).

Laporan Bulanan: Januari 2015

Kekerasan Dalam Penegakan Hukum periode Januari 2014 – Januari 2015 Kasus kekerasan dalam penegakan hukum yang tercatat selama periode ini sebanyak 2.024 insiden dengan menelan korban tewas sebanyak 210 orang, 2.382 cedera dan 2 bangunan rusak. Rata-rata per bulan terjadi 155 insiden dan 16 tewas. Di periode ini, puncak insiden tertinggi terjadi di bulan Oktober [187 insiden] dan titik terendah jumlah insiden berada di bulan Juli [93 insiden] sedangkan korban tewas terbanyak terjadi pada bulan Juni [29 tewas] dan korban tewas terendah pada Juli [5 tewas]. Selain itu, provinsi yang mengalami insiden kekerasan dan korban tewas terbanyak dialami Sumatera Selatan [273 insiden dan 23 tewas], Jawa Timur [227 insiden dan 37 tewas], Sumatera Utara [189 insiden dan 11 tewas] dan Jawa Barat [176 insiden dan 45 tewas] Kekerasan Dalam Penegakan Hukum bulan Januari 2015 Data SNPK mencatat kasus kekerasan dalam penegekkan hukum pada bulan ini sebanyak 176 insiden yang mengakibatkan 17 tewas dan 223 cedera. Jumlah insiden bulan ini tidak mengalami perubahan dibandingkan pada sebulan sebelumnya, namun korban tewas mengalami kenaikan. Provinsi yang mengalami akumulasi insiden dan tewas terbanyak dialami Jawa Barat [24 insiden dan 8 tewas], Lampung [10 insiden dan 2 tewas] dan DKI Jakarta [8 insiden dan 2 tewas] (lihat Grafik Kekerasan Dalam Penegakan Hukum).

167

152148

119

164

172

93

165160

187

145

176 176

16 16 19

8

18

29

511

22 2116

1217

0

50

100

150

200

Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 May-14 Jun-14 Jul-14 Aug-14 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Dec-14 Jan-15

Insiden dan dampak Kekerasan dalam Penegakan Hukum (Januari 2014 - Januari 2015)

Insiden Tewas

Kekerasan Dalam Penegakan Hukum

Grafik 13. Insiden dan dampak Kekerasan dalam Penegakan Hukum (Januari 2014 - Januari 2015)

Grafik 14. Jumlah insiden dan tewas Kekerasan dalam Penegakan Hukum berdasarkan provinsi (Januari 2015)

Laporan Bulanan: Januari 2015

24

10

8

14

11

3 32

15

11

9

7 7 76 6 6

54

32 2 2 2 2 2

1 1 1

8

2 21 1 1 1 1

Jumlah insiden dan tewas Kekerasan dalam Penegakan Hukum berdasarkan provinsi (Januari 2015)

Insiden Tewas

Edisi 01 | Januari 2015

20

krImInalItas

Kekerasan Kriminalitas periode Januari 2014 – Januari 2015

Akumulasi insiden kriminalitas selama periode ini tercatat sebanyak 17.808 insiden yang sedikitnya menelan korban tewas 1.850 orang, 10.589 cedera dan 756 bangunan rusak. Jika dilihat rata-rata perbulan terjadi sebanyak 1.369 insiden dan 142 tewas. Puncak insiden dan tewas tertinggi di periode ini terjadi di bulan Mei [1.656 insiden dan 165 tewas]. Provinsi yang mengalami jumlah insiden tertinggi di periode ini terdapat di Sumatera Utara [1.843 insiden] diikuti Jawa Timur [1.570 insiden] dan Sumatera Selatan [1.473], sedangkan korban tewas terbanyak terjadi di Sumatera Selatan [215 tewas], Jawa Timur [171 tewas] dan Jawa Barat [168 tewas].

Kekerasan Kriminalitas bulan Januari 2015

Aksi kriminalitas di bulan Januari 2015 tercatat sebanyak 1.197 insiden yang menyebabkan 106 tewas, 684 cedera dan 39 bangunan rusak. Jumlah insiden dan tewas bulan ini mengalami sedikit penurunan jika dibandingkan dengan dua bulan sebelumnya dan masih lebih rendah bila dibandingkan dengan rata-rata per bulan jumlah insiden dan tewas dalam periode Januari 2014 – Januari 2015. Data SNPK mencatat provinsi yang mengalami insiden tertinggi terdapat di Sumatera Selatan dan Sumatera Utara masing-masing 106 insiden serta Jawa Timur [103 insiden], sedangkan provinsi yang mengalami korban tewas terbanyak terjadi di Jawa Barat [15 tewas] diikuti Sumatera Selatan [11 tewas] dan Jawa Timur [10 tewas] (lihat Grafik Kriminalitas).

Grafik 15. Insiden dan dampak Aksi Kriminalitas (Januari 2014 - Januari 2015)

Grafik 16. Jumlah insiden dan tewas Aksi Kriminalitas berdasarkan provinsi (Januari 2015)

Laporan Bulanan: Januari 2015

Kekerasan Kriminalitas periode Januari 2014 – Januari 2015 Akumulasi insiden kriminalitas selama periode ini tercatat sebanyak 17.808 insiden yang sedikitnya menelan korban tewas 1.850 orang, 10.589 cedera dan 756 bangunan rusak. Jika dilihat rata-rata perbulan terjadi sebanyak 1.369 insiden dan 142 tewas. Puncak insiden dan tewas tertinggi di periode ini terjadi di bulan Mei [1.656 insiden dan 165 tewas]. Provinsi yang mengalami jumlah insiden tertinggi di periode ini terdapat di Sumatera Utara [1.843 insiden] diikuti Jawa Timur [1.570 insiden] dan Sumatera Selatan [1.473], sedangkan korban tewas terbanyak terjadi di Sumatera Selatan [215 tewas], Jawa Timur [171 tewas] dan Jawa Barat [168 tewas]. Kekerasan Kriminalitas bulan Januari 2015 Aksi kriminalitas di bulan Januari 2015 tercatat sebanyak 1.197 insiden yang menyebabkan 106 tewas, 684 cedera dan 39 bangunan rusak. Jumlah insiden dan tewas bulan ini mengalami sedikit penurunan jika dibandingkan dengan dua bulan sebelumnya dan masih lebih rendah bila dibandingkan dengan rata-rata per bulan jumlah insiden dan tewas dalam periode Januari 2014 – Januari 2015. Data SNPK mencatat provinsi yang mengalami insiden tertinggi terdapat di Sumatera Selatan dan Sumatera Utara masing-masing 106 insiden serta Jawa Timur [103 insiden], sedangkan provinsi yang mengalami korban tewas terbanyak terjadi di Jawa Barat [15 tewas] diikuti Sumatera Selatan [11 tewas] dan Jawa Timur [10 tewas] (lihat Grafik Kriminalitas).

14101354

14591412

1656

13331249

1470 1448 1411

1210 1199 1197

137 120158 147 165 140 150 146 164 159 131 127 106

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2000

Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 May-14 Jun-14 Jul-14 Aug-14 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Dec-14 Jan-15

Insiden dan dampak Aksi Kriminalitas (Januari 2014 - Januari 2015)

Insiden Tewas

Kriminalitas

Laporan Bulanan: Januari 2015

71

106 103

89

106

24

15

50

41

26

52 5248

44 45

29 2619 16

12

32

24 2317

9 9

49

2316

10 7 4

1511 10 8 6 6 6 5 5 4 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 1 1 1 1 1 1

Jumlah insiden dan tewas Aksi Kriminalitas berdasarkan provinsi (Januari 2015)

Insiden Tewas

Edisi 01 | Januari 2015

21

kekerasan Dalam rumah tanGGa (kDrt)

Kekerasan Dalam Rumah Tangga periode Januari 2014 – Januari 2015

Selama periode ini kasus KDRT yang terjadi sebanyak 2.400 insiden yang sedikitnya menelan korban tewas 493 orang serta 1.471 cedera dan 23 bangunan rusak. Jumlah insiden dan tewas dalam rata-rata per bulan di periode ini sebanyak 184 insiden dan 38 tewas. Puncak insiden tertinggi terdapat di bulan Mei 2014 [216 insiden] dan korban tewas tertinggi [44 tewas] di bulan Januari 2015. Adapun, provinsi yang mengalami jumlah insiden tertinggi di periode ini terdapat di Sumatera Utara [248 insiden] diikuti Jawa Timur [216 insiden] dan Sulawesi Utara [184 insiden], sedangkan korban tewas terbanyak terjadi di Jawa Timur [67 tewas], Jawa Barat [59 tewas] dan Jawa Tengah [52 tewas].

Kekerasan Dalam Rumah Tangga bulan Januari 2015

Kasus KDRT yang tercatat bulan ini sebanyak 184 insiden dengan korban tewas 44 orang, 101 cedera dan 2 bangunan rusak. Jika dibandingkan dengan tiga bulan sebelumnya, jumlah insiden dan tewas bulan ini mengalami peningkatan, bahkan korban tewas bulan ini merupakan yang tertinggi selama periode Januari 2014 – Januari 2015. Data SNPK juga mencatat provinsi yang mengalami korban tewas tertinggi pada bulan ini terjadi di Jawa Barat [7 tewas], Jawa Tengah [6 tewas] dan masing-masing [5 tewas] di Sulawesi Selatan dan NTB, sedangkan provinsi yang mengalami jumlah insiden terbanyak terdapat di Sumatera Utara [20 insiden] diikuti Jawa Timur [14 insiden] dan Bengkulu [13 insiden] (lihat Grafik KDRT).

Grafik 17. Insiden dan dampak KDRT (Januari 2014 - Januari 2015)

Grafik 18. Jumlah insiden dan tewas KDRT berdasarkan provinsi (Januari 2015)

Laporan Bulanan: Januari 2015

Kekerasan Dalam Rumah Tangga periode Januari 2014 – Januari 2015 Selama periode ini kasus KDRT yang terjadi sebanyak 2.400 insiden yang sedikitnya menelan korban tewas 493 orang serta 1.471 cedera dan 23 bangunan rusak. Jumlah insiden dan tewas dalam rata-rata per bulan di periode ini sebanyak 184 insiden dan 38 tewas. Puncak insiden tertinggi terdapat di bulan Mei 2014 [216 insiden] dan korban tewas tertinggi [44 tewas] di bulan Januari 2015. Adapun, provinsi yang mengalami jumlah insiden tertinggi di periode ini terdapat di Sumatera Utara [248 insiden] diikuti Jawa Timur [216 insiden] dan Sulawesi Utara [184 insiden], sedangkan korban tewas terbanyak terjadi di Jawa Timur [67 tewas], Jawa Barat [59 tewas] dan Jawa Tengah [52 tewas]. Kekerasan Dalam Rumah Tangga bulan Januari 2015 Kasus KDRT yang tercatat bulan ini sebanyak 184 insiden dengan korban tewas 44 orang, 101 cedera dan 2 bangunan rusak. Jika dibandingkan dengan tiga bulan sebelumnya, jumlah insiden dan tewas bulan ini mengalami peningkatan, bahkan korban tewas bulan ini merupakan yang tertinggi selama periode Januari 2014 – Januari 2015. Data SNPK juga mencatat provinsi yang mengalami korban tewas tertinggi pada bulan ini terjadi di Jawa Barat [7 tewas], Jawa Tengah [6 tewas] dan masing-masing [5 tewas] di Sulawesi Selatan dan NTB, sedangkan provinsi yang mengalami jumlah insiden terbanyak terdapat di Sumatera Utara [20 insiden] diikuti Jawa Timur [14 insiden] dan Bengkulu [13 insiden] (lihat Grafik KDRT).

200

167

196 194

216

180170

164

186 183 182 178184

37 3243

36 36 41 4031

38 4335 37

44

0

50

100

150

200

250

300

Jan-14 Feb-14 Mar-14 Apr-14 May-14 Jun-14 Jul-14 Aug-14 Sep-14 Oct-14 Nov-14 Dec-14 Jan-15

Insiden dan dampak KDRT (Januari 2014 - Januari 2015)

Insiden Tewas

Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT)

Laporan Bulanan: Januari 2015

1112 12

6

9

14

78

54

20

13

6

32

1211

10

6

32 2 2

1 1 1 1

76

5 54

3 32 2 2

1 1 1 1 1

Jumlah insiden dan tewas KDRT berdasarkan provinsi (Januari 2015)

Insiden Tewas

Edisi 01 | Januari, 2015

Penanggung Jawab

Kedeputian IKementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan

(Kemenko PMK)

Jl. Merdeka Barat No. 3Tel (021) 345 9444Fax (021) 345 3289

Email : [email protected] www.snpk-indonesia.com