Sistematika Tesis
-
Upload
listiyonobudi -
Category
Documents
-
view
19 -
download
3
description
Transcript of Sistematika Tesis
RENCANA TESIS
1. JUDUL
Kajian Eksperimental Perilaku Struktur Balok Kastela Lubang Cellular dengan
Perkuatan pada Lubang & Stem
2. LATAR BELAKANG
Manfaat penggunaan balok kastela (Tadeh Zirakian dan H. Showkati, 2006):
Pembesaran tinggi balok menghasilkan peningkatan momen inersia, modulus
penampang, kekakuan, dan tahanan lentur penampang;
Pengurangan berat profil yang mana akan mengurangi berat struktur secara
keseluruhan sehingga dapat mengurangi biaya pelaksanaan konstruksi;
Optimasi pemanfaatan profil eksisting;
Tidak membutuhkan balok plat; dan
Lubang pada badan balok dapat dimanfaatkan untuk instalasi mekanikal
elektrikal gedung.
Balok kastela dengan lubang cellular masih belum banyak diteliti, kebanyakan
penelitian masih pada balok kastela dengan lubang heksagonal yang mana
mempunyai kelemahan yaitu adanya konsentrasi tegangan pada sudut lubang
sehingga bisa menimbulkan retak pada daerah tersebut. Balok kastela dengan
lubang cellular diharapkan mampu mengatasi hal tersebut karena memiliki sisi
yang tidak bersudut, sehingga distribusi tegangan pada sisi lubang akan merata.
Penelitian eksperimental dan kajian teoritis tentang balok kastela lubang
heksagonal sudah banyak dilakukan oleh para peneliti terdahulu.
Beberapa penelitian tentang balok kastela dengan lubang heksagonal adalah
sebagai berikut:
D. Kerdal dan D.A. Nethercot (1984) meneliti tentang jenis-jenis kegagalan
pada balok kastela lubang heksagonal. Ada 6 jenis kegagalan pada balok
kastela lubang heksagonal yaitu formation of a vierendeel mechanism,
lateral-torsional buckling of one or several web post, rupture of a welded
joint in a web post, lateral-torsional buckling of an entire span, formation of
a flexure mechanism, dan the web post may buckle.
1
Walid Zaaror dan Richard Redwood (1996) meneliti tentang perilaku tekuk
balok kastela lubang heksagonal dengan pelat tambah (adding plates) dengan
menggunakan metode eksperimen dan FEA dengan bantuan program
NASTRAN.
Richard Redwood dan Sevak Demirdjian (1998) meneliti tentang perilaku
tekuk geser pada web balok kastela lubang heksagonal dengan menggunakan
metode eksperimen dan FEA dengan bantuan program NASTRAN.
Henry Apriyatno (2000) meneliti tentang pengaruh rasio tinggi dan tebal
badan balok kastela lubang heksagonal pada kapasitas lentur dengan
menggunakan program SAP 90, metode Blodgett dan metode eksperimen.
Amin Mohebkhah (2004) meneliti tentang faktor gradien momen pada
perilaku tekuk lateral-torsional balok kastela lubang heksagonal dalam
kondisi inelastis dengan menggunakan metode FEA dengan bantuan program
ANSYS dan hasilnya dibandingkan dengan peraturan yang ada.
Suharjanto (2004) meneliti tentang kapasitas dan perilaku balok kastela
bukaan heksagonal dengan menggunakan program SAP 2000.
Tadeh Zirakian dan H. Showkati (2006) meneliti tentang perilaku distorsi
tekuk pada bentang balok kastela lubang heksagonal dengan menggunakan
metode eksperimen dan dibandingkan dengan prediksi secara teoritis.
Benediktas Dervinis dan Kvedaras (2008) meneliti tentang rasio ketinggian
ideal untuk balok kastela lubang heksagonal dengan menggunakan program
COSMOSM.
Ehab Elobody (2011) meneliti tentang perilaku kegagalan yang terjadi pada
balok kastela lubang heksagonal dengan menggunakan metode eksperimen
dan FEA dengan bantuan program ABAQUS.
M. R. Wakchaure et al (2012) meneliti tentang perilaku balok kastela lubang
heksagonal dengan menggunakan program ANSYS.
M. R. Wakchaure dan A. V. Sagade (2012) meneliti tentang perilaku balok
kastela lubang heksagonal dengan variasi ketinggian lubang menggunakan
metode eksperimen.
2
B. Anupriya dan K. Jagadeesan (2013) meneliti tentang pengaruh penggunaan
pengaku vertikal dan diagonal pada lubang heksagonal balok kastela dengan
menggunakan bantuan program ANSYS.
Mohsen Gerami et al (2013) meneliti tentang pengaruh panjang balok dan
panjang pengaku pada balok kastela lubang heksagonal terhadap perilaku
momen dan rotasi dengan menggunakan program ANSYS.
A. M. Janabar dan P. D. Kumbhar (2014) meneliti tentang perilaku balok
kastela lubang heksagonal dengan menggunakan program ABAQUS.
Bagus Priyambodo et al (2014) meneliti tentang model keruntuhan balok
kastela lubang heksagonal dengan variasi pada bukaan badan dengan
menggunakan program FEA.
R. R. Jichkar et al (2014) meneliti tentang perilaku balok kastela lubang
heksagonal, kotak dan circular dengan variasi jumlah bukaan badan terhadap
beban tekuk dengan menggunakan program ANSYS.
Murniyati dan Suprapto (2015) meneliti tentang optimalisasi balok kastela
lubang heksagonal dengan pergeseran lubang ke bawah yang dibebani pada
bagian yang utuh dengan menggunakan metode eksperimental.
Penelitian eksperimental dan kajian teoritis tentang balok kastela lubang cellular
sudah dilakukan oleh para peneliti terdahulu, namun tidak sebanyak balok
kastela lubang heksagonal.
Beberapa penelitian tentang balok kastela dengan lubang cellular adalah sebagai
berikut:
K. F. Chung et al (2001) meneliti tentang perilaku mekanisme vierendel balok
kastela lubang cellular dengan menggunakan metode analisis teoritis dan
FEA. Kemudian dari analisis teoritis dan FEA menghasilkan sebuah metode
pendekatan desain yang lebih sederhana.
Suharjanto (2009) meneliti tentang optimasi bentuk dan ukuran lubang pada
balok kastela lubang cellular di daerah elastis dengan menggunakan metode
eksperimen, analisis dengan program MATLAB, dan metode algoritma
genetika.
3
Amr M. I. Sweedan (2011) meneliti tentang stabilitas lateral elastis balok
kastela lubang cellular dengan menggunakan metode FEA dengan bantuan
program ANSYS dan hasilnya dibandingkan dengan perhitungan analisis.
Miss Kormal S. et al (2011) meneliti tentang analisis geser dan momen balok
kastela dengan variasi bentuk bukaan lubang (cellular, heksagonal dan
persegi panjang) dengan menggunakan perhitungan teoritis dan FEA dengan
bantuan program ANSYS.
Suharjanto (2011) meneliti tentang kajian kuat geser horisontal pada balok
kastela lubang cellular tanpa tambahan pelat dan dengan tambahan pelat pada
badan balok dengan menggunakan metode eksperimen.
Ehab Ellobody (2012) meneliti tentang perilaku kegagalan balok kastela
lubang cellular pada kondisi nonlinier dengan menggunakan metode FEA
dengan bantuan program ABAQUS dan hasilnya dibandingkan dengan
peraturan yang ada.
J. Nseir et al (2012) meneliti tentang perilaku tekuk torsi lateral pada balok
kastela lubang cellular dengan menggunakan metode eksperimen.
J. R. Yost (2012) meneliti tentang perilaku tegangan pada balok kastela
lubang cellular dengan menggunakan metode eksperimental dan analisis.
Pattamad Panedpojaman (2012) meneliti tentang analisis tekuk web post pada
balok kastela lubang cellular dengan menggunakan metode elemen hingga
dan strut analogy.
Ferhat Erdal dan Mehmet Pola Saka (2013) meneliti tentang perilaku struktur
desain optimal balok kastela lubang cellular terhadap kapasitas beban ultimit
dengan menggunakan metode eksperimen dan FEA dengan bantuan program
ANSYS.
Belum banyaknya penelitian tentang balok kastela lubang cellular mendorong
penulis ingin meneliti tentang balok kastela cellular dengan judul “kajian
eksperimental perilaku struktur balok kastela lubang cellular dengan perkuatan
pada lubang & stem”.
4
3. IDENTIFIKASI MASALAH
Kelemahan balok kastela pada daerah tekan balok, lubang pada badan balok dan
sambungan las pada daerah web-post.
Jarak lubang cellular lebih fleksibel daripada lubang heksagonal.
Jumlah lubang & jarak antar lubang pada balok kastela mempengaruhi perilaku
dari balok kastela tersebut. Perilaku yang dapat terjadi adalah sebagai berikut:
Semakin banyak jumlah lubang maka akan memperbesar lendutan balok dan
memperkecil kapasitas tekuk balok kastela (R. R. Jichkar et al, 2014).
Semakin lebar jarak antar lubang maka akan mengakibatkan kegagalan
vierendel pada balok kastela, sedangkan jika semakin sempit jarak antar
lubang maka akan mengakibatkan kegagalan geser horisontal pada balok
kastela (Bagus Priyambodo et al, 2014).
Kegagalan vierendel pada balok kastela terjadi akibat kombinasi dari panjang
bentang yang pendek, web post yang lebar, dan tinggi tee-section (stem) yang
kecil (D. Kerdal dan D.A. Nethercot, 1984).
Jarak antar lubang dibuat cukup lebar agar jumlah lubang pada bentang balok
kastela dapat dikurangi sehingga dapat mempercepat proses pemotongan.
4. RUMUSAN MASALAH
Pada penelitian ini, penulis ingin membuat balok kastela lubang cellular dengan
jarak antar lubang yang cukup lebar sehingga balok kastela akan mengalami
kegagalan vierendel pada bagian stem. Untuk mengatasi hal tersebut, pada
bagian stem akan diberi perkuatan berupa pelat baja tambahan / stiffener,
kemudian pada bagian sisi lubang diberi perkuatan dengan menggunakan
potongan pipa baja.
Penentuan jarak antar lubang balok kastela menggunakan metode FEA dengan
bantuan program SAP 2000.
Pemberian perkuatan pada bagian stem dan lubang cellular diharapkan dapat
mengurangi resiko terjadinya kegagalan vierendel pada bagian stem dan
mengurangi resiko kegagalan pada balok kastela secara keseluruhan.
Berdasarkan pada hal tersebut, penulis ingin meneliti tentang bagaimana
perilaku struktur balok kastela lubang cellular tanpa perkuatan pada bagian
5
lubang dan stem; balok kastela lubang cellular dengan perkuatan plat baja
tambahan / stiffener pada bagian stem; serta balok kastela lubang cellular dengan
perkuatan plat baja tambahan / stiffener pada bagian stem dan perkuatan dengan
potongan pipa baja pada sisi lubang.
5. TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui perilaku struktur balok kastela lubang cellular tanpa
perkuatan pada bagian lubang dan stem; balok kastela lubang cellular dengan
perkuatan plat baja tambahan / stiffener pada bagian stem; serta balok kastela
lubang cellular dengan perkuatan plat baja tambahan / stiffener pada bagian stem
dan perkuatan dengan potongan pipa baja pada sisi lubang.
Mengembangkan metode baru dalam pemberian perkuatan vertikal pada balok
kastela yaitu perkuatan vertikal / stiffener tidak berada pada badan balok kastela,
namun pada bagian stem dan sisi lubang balok kastela.
6. BATASAN MASALAH
Penelitian menggunakan metode eksperimen dan FEA dengan bantuan program
SAP 2000.
Tebal pelat pengaku dan potongan pipa baja sama atau mendekati ketebalan
badan balok kastela dengan lebar perkuatan sama dengan lebar sayap profil baja
I.
Perlemahan las pada daerah web-post diabaikan.
Sistem struktur yang dikaji adalah balok kastela di atas tumpuan sederhana.
Pembebanan menggunakan beban terpusat berjumlah 2 buah yang terletak
masing-masing di sepertiga bentang balok kastela.
Pemberian perkuatan pada lubang cellular dan stem hanya pada daerah geser
balok kastela (sepertiga bentang pada masing-masing tumpuan).
Sayap profil baja I dianggap tidak mengalami deformasi.
6
7. RENCANA BENTUK BALOK KASTELA LUBANG CELLULAR
Gambar 1. Balok Kastela Lubang Cellular tanpa Perkuatan
Gambar 2. Balok Kastela Lubang Cellular dengan
Perkuatan pada Stem (tw
Gambar 3. Balok Kastela Lubang Cellular dengan
Perkuatan pada Stem (tw) dan Sisi Lubang (do)
7
(a) (b)
Gambar 4. Potongan Penampang Lubang Balok Kastela
tanpa Perkuatan (a); dan dengan Perkuatan (b)
Gambar 5. Kegagalan Vierendel pada Balok Kastela Lubang Cellular
8. HIPOTESIS
Balok kastela dengan jarak antar lubang yang lebar maka akan menyebabkan
balok kastela mengalami kegagalan vierendel.
Perkuatan pada lubang cellular terutama pada bagian stem dengan perkuatan plat
baja tambahan / stiffener dan pada bagian sisi lubang balok dengan potongan
pipa baja dapat mencegah terjadinya kegagalan vierendel pada balok kastela.
8