SKRIPSI ANALISIS AUDIT OPERASIONAL ATAS …
Transcript of SKRIPSI ANALISIS AUDIT OPERASIONAL ATAS …
SKRIPSI
ANALISIS AUDIT OPERASIONAL ATAS PENGELOLAAN AKTIVA
TETAP UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Abdul Muthalib Al Saleh
10573 02516 11
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2015
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Segala puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT. atas rahmat, ridho dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat merangkai beberapa kata yang dari kata itu terangkai pula menjadi
kalimat dan dari untaian kalimat tersebut maka tersusunlah sebuah penulisan dalam bentuk
skripsi dengan judul “Analisis Audit Operasional Atas Pengelolaan Aktiva Tetap
Universitas Muhammadiyah Makassar”. Sholawat dan salam semoga selalu tercurah
kepada baginda Rasulullah SAW.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi (SE) pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah Makassar.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini tidak terlepas dari hambatan dan
rintangan. Namun demikian, atas bimbingan, bantuan, arahan, serta dukungan dari berbagai
pihak maka penulis dapat menyelesaikannya. Semoga Allah SWT selalu memberikan
Hidayah dan Rahmat kepada semua pihak yang telah membantu dengan ikhlas sehingga
skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin
menyampaikan rasa terima kasih yang spesial kepada kedua orang tuaku, ayahanda Muh.
Alwi Saleh dan Ibunda Hasniwati serta saudara-saudaraku yang dengan sabar dan ketulusan
hati mencurahkan cinta, kasih, sayang dan dukungannya baik berupa materi maupun doa
dalam penyusunan skripsi ini. Bersama dengan ini juga saya haturkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Irwan Akib M.Pd. selaku rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung MA. selaku dekan Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Ismail Badollahi SE, M.Si, Ak. CA selaku ketua jurusan akuntansi yang sekaligus
selaku Penasehat Akademik selama penulis menempuh pendidikan di Unismuh
Makassar.
4. Bapak Andi Arman, SE, M.Si, Ak dan Bapak Faidhul Adziem, SE, M.Si selaku dosen
pembimbing yang dengan ketulusan hati dan kesabaran memberikan bimbingan, arahan
dan masukan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Staf dan dosen-dosen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unismuh Makassar, yang saya
yakin terus mendoakan kami menjadi yang terbaik selaku mahasiswa tingkat akhir.
6. Kepada perwakilan Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah banyak membantu
memberikan informasi dan data-data yang diperlukan penulis.
7. Semua teman-teman angkatan 2011, khususnya untuk kelas AK-4-2011 (Zulkipli, Saldi,
Icul, Iank, Fikar, Asdar, Khim, Zulfa, Fatri, Khiky, Inna, Wiah, Diana, Febby, Linda,
Ningsih dan semuanya) yang telah membuat saya bahagia pernah menjadi “bagian dari
kalian”, terima kasih atas doa dan kepercayaannya serta seluruh kenangan selama 4
tahun bersama.
8. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini yang tidak dapat
penulis sebutkan satu demi satu.
Dengan segala keterbatasan yang ada, penulis tetap berusaha untuk menyelesaikan
penulisan skripsi ini dengan baik. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
dari pembaca guna kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Semoga
Allah meridhai dan dicatat sebagai amal ibadah disisi-Nya. Amin
Billahi Fii Sabililhaq, Fastabiqul Khaerat
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Makassar, Juni 2015
Penulis
ABSTRAK
Abdul Muthalib Al Saleh, 2015 “Analisis Audit Operasional Atas Pengelolaan Aktiva
Tetap Universitas Muhammadiyah Makassar”.
Pembimbing, Andi Arman dan Faidhul Adziem.
Pelaksanaan audit operasional atas pengelolaan aktiva tetap sangat penting dilakukan
untuk mengetahui daya guna dan hasil guna serta untuk mengamankan kekayaan Universitas.
Namun, pada pelaksanaannya audit operasional pengelolaan aktiva tetap pada Universitas
Muhammadiyah Makassar tidak continue dilaksanakan pada tingkat divisi Universitas.
Permasalahan pokok pada penelitian ini adalah bagaimana prosedur dan hasil
pelaksanaan audit operasional atas pengelolaan aktiva tetap Unismuh Makassar, serta
tujuannya untuk mengetahui prosedur dan hasil pelaksanaan audit operasional atas
pengelolaan aktiva tetap.
Data Penelitian ini di peroleh dari unismuh serta penulis mengadakan wawancara
langsung dengan pihak terkait di Unismuh Makassar, sehingga metode penelitian yang
digunakan adalah penelitian lapangan dan pustaka, sedangkan metode analisis yang
digunakan adalah analisis deskriptif kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosedur audit operasional pengelolaan aktiva
tetap belum tertulis secara khusus. Hal ini terjadi karena pengelola auditor beranggapan
bahwa pada dasarnya audit operasional dengan audit keuangan adalah sama. Pelaksanaan
audit operasional pengelolaan aktiva tetap yang dilakukan oleh Divisi Internal Audit
Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar periode 2011 dan 2012 telah sesuai dengan
teori yang dikemukakan, terdiri dari serangkaian tahapan audit meliputi persiapan audit, audit
pendahuluan, audit lanjutan, pelaporan dan tindak lajut hasil audit, audit telah dilaksanakan
secara efektif dan berjalan efisien.
Kata Kunci : auditing, audit operasional, aktiva tetap, deskriptif kualitatif, universitas
muhammadiyah Makassar
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. i
ABSTRAK ................................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................................ ix
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................. 5
A. Auditing .................................................................................................... 5
B. Audit Operasional ..................................................................................... 12
C. Aktiva Tetap ............................................................................................. 22
D. Kerangka Pikir .......................................................................................... 28
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................ 30
A. Lokasi dan waktu penelitian ..................................................................... 30
B. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 30
C. Jenis dan Sumber Data ............................................................................. 31
D. Metode Analisis ........................................................................................ 32
BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN ........................................ 33
A. Sejarah Singkat Unismuh ........................................................................ 33
B. Visi dan Misi .......................................................................................... 33
C. Pembiayaan ............................................................................................. 34
D. Susunan Pengurus .................................................................................... 36
E. Struktur Organisasi .................................................................................. 37
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................... 41
A. SOP (Standard Operating Procedure) Keuangan Unismuh........... 41
B. Perolehan Aktiva Tetap Unismuh ........................................................... 43
C. Penyajian Aktiva Tetap di Neraca ........................................................... 45
D. Prosedur Audit Operasional Aktiva Tetap ............................................... 45
E. Program Kerja Audit Operasional ........................................................... 47
F. Pelaksanaan Audit Operasional Aktiva Tetap ......................................... 49
G. Pengelolaan Aktiva Tetap ........................................................................ 55
H. Hasil Audit Operasional Pengelolaan Aktiva Tetap ................................ 60
BAB VI SIMPULAN DAN SARAN ......................................................................... 64
A. Kesimpulan .............................................................................................. 64
B. Saran ........................................................................................................ 65
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 66
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Fikir ............................................................................... 29
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Sumber Daya dan Keuangan .......................... 37
Gambar 5.1 Tahapan Audit Operasional Unismuh ............................................ 50
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian…………………………………………………. 30
Tabel 5.1 Taksiran Masa manfaat Aktiva Tetap ............................................. 44
Tabel 5.2 Penyajian Aktiva Tetap pada Neraca .............................................. 45
Tabel 5.3 Nilai Aktiva Tetap Periode 2011 ................................................... 55
Tabel 5.4 Nilai Aktiva Tetap Periode 2012 ................................................... 56
Tabel 5.5 Fixed Asset Turn Over .................................................................... 58
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aktiva tetap merupakan harta perusahaan yang menunjang jalannya kegiatan
operasional perusahaan dan produktivitas dalam menghasilkan laba. Meskipun aktiva
tetap bukan merupakan komponen keuangan yang liquid, namun keberadaanya sangat
penting bagi perusahaan. Peranan aktiva tetap bagi perusahaan sangat besar, baik ditinjau
dari segi fungsinya, nilai dana yang diinvestasikan, pengolahan dan pemanfaatanya,
maupun dari segi pengawasannya. Dibeberapa perusahaan, aktiva tetap merupakan salah
satu alternatif yang diharapkan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjang
kepada pihak luar perusahaan (stakeholder) apabila perusahaan mengalami pailit.
Universitas Muhammadiyah Makassar (UNISMUH MAKASSAR) merupakan
salah satu perguruan tinggi swasta yang berdiri di bawah naungan muhammadiyah
dengan visi menjadi perguruan tinggi islam terkemuka, unggul, terpercaya dan mandiri.
Universitas Muhammadiyah makassar dalam menjalankan aktivitasnya sebagai
perguruan tinggi islam, memiliki berbagai jenis aktiva tetap yang sangat penting dalam
menunjang aktivitasnya serta memiliki nilai yang signifikan. Mengingat pentingnya
peran aktiva tetap dalam menunjang aktivitas operasional universitas, maka setiap
periode perlu dilakukan pemeriksaan dan penilaian atas efektivitas dan efisiensi
pengelolaan aktiva tetap serta tingkat kelayakan penggunaannya. Audit operasional
merupakan suatu cara yang digunakan oleh manajemen untuk menilai dan mengevaluasi
kegiatan yang telah dilakukan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan secara efektif dan
efisien.
Pelaksanaan audit operasional atas pengelolaan aktiva tetap sangat penting
dilakukan untuk mengetahui daya guna dan hasil guna serta untuk mengamankan
kekayaan Universitas. Namun, pada pelaksanaannya audit operasional pengelolaan
aktiva tetap pada Universitas Muhammadiyah Makassar tidak continue dilaksanakan
pada tingkat divisi Universitas.
Berdasarkan penemuan masalah ini, maka penulis tertarik untuk mengadakan
penelitian di bidang ini dan menuangkan hasilnya dengan judul, ”Analisis Audit
Operasional Atas Pengelolaan Aktiva Tetap Universitas Muhammadiyah
Makassar”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis merumuskan pemasalahan yang akan
dibahas dalam tugas akhir ini dan diidentifikasikan sebagai berikut:
1. Bagaimana prosedur audit operasional pengelolaan aktiva tetap yang ada di
Universitas Muhammadiyah Makassar?
2. Bagaimana hasil pelaksanaan audit operasional pengelolaan aktiva tetap di
Universitas Muhammadiyah Makassar ?
Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini yaitu data yang dianalisis
hanya data dari hasil audit operasional pengelolaan aktiva tetap yang telah dilakukan
oleh Badan Audit Keuangan Internal Universitas Muhammadiyah Makassar.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari dilakukannya penelitian ini yaitu :
1. Mengetahui prosedur audit operasional pengelolaan aktiva tetap, khususnya yang ada
di Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Mengetahui pelaksanaan audit operasional aktiva tetap pada Universitas
Muhammadiyah Makassar.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari hasil penelitian yang dilakukan penulis adalah sebagai
berikut :
1. Bagi Penulis
Menambah wawasan yang berkenaan dengan pelaksanaan audit operasional aktiva
tetap di suatu Universitas
2. Bagi Universitas
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan positif dalam mengelola aktiva tetap secara
efektif dan efisien.
3. Bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang memadai bagi
perkembangan ilmu pengetahuan.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan dapat menjadi bahan referensi dalam melakukan penelitian selanjutnya
pada bidang dan kajian yang sama.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Auditing
1. Pengertian Auditing
Auditing merupakan suatu proses pemeriksaan yang membandingkan antara
kondisi yang terjadi di lapangan dengan kriteria yang telah ditentukan. Menurut
American Accounting Association (2013:1) Auditing merupakan suatu proses yang
sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif yang
berhubungan dengan asersi-asersi tentang tindakan-tindakan dan peristiwa-peristiwa
ekonomi untuk menentukan tingkat kesesuaian antara asersi-asersi tersebut dan
kriteria yang ditetapkan, serta mengkomunikasikan hasilnya kepada pengguna
informasi tersebut.
Menurut Alvin Arens (2008:4) auditing adalah proses pengumpulan dan
penilaian bukti atau pengevaluasian bukti mengenai informasi untuk menentukan dan
melaporkan tingkat kesesuaian antara informasi tersebut dan kriteria yang di tetapkan.
Auditing harus dilakukan oleh yang kompeten dan independen. Sukrisno Agoes (2012
; 4) Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis,
oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh
manajemen, beserta catatan-catatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya,
dengan tujuan untuk dapat memberikan pendapat mengenai kewajaran laporan
keuangan tersebut.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa auditing adalah suatu proses
yang sistematis untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti secara objektif mengenai
informasi tingkat kesesuaian antara tindakan atau peristiwa ekonomi dengan kriteria
yang telah ditetapkan, serta melaporkan hasilnya kepada pihak yang membutuhkan,
dimana auditing harus dilakukan oleh orang yang kompeten dan independen.
2. Jenis Audit
Audit dapat dibagi menjadi beberapa tipe. Pembagian ini dimaksudkan untuk
menentukan tujuan atau sasaran yang ingin dicapai dengan diadakannya suatu
kegiatan audit tersebut. Menurut Suhayati (2013:4) menyatakan auditing umumnya
digolongkan menjadi 3 golongan yaitu :
a. Audit Laporan Keuangan (Financial Statement Audit)
Audit laporan keuangan adalah audit yang dilakukan oleh auditor independen
terhadap laporan keuangan yang disajikan oleh kliennya untuk menyatakan
pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Dalam laporan keuangan
ini, auditor independen menilai kewajaran laporan keuangan atas dasar
kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi berterima umum.
b. Audit Kepatuhan
Audit kepatuhan adalah audit yang tugasnya untuk menentukan apakah yang
diaudit sesuai dengan kondisi atau peraturan tertentu. Audit kepatuhan banyak
dijumpai dalam pemerintahan.
c. Audit Operasional (Operational Audit)
Audit operasional merupakan review secara sistematik kegiatan organisasi atau
bagian dari padanya, dalam hubungannya dengan tujuan tertentu.
Tujuan audit operasional adalah untuk :
1) Mengevaluasi kinerja
2) Mengidentifikasi kesempatan untuk peningkatan
3) Membuat rekomendasi untuk perbaikan atau tindakan lebih lanjut.
3. Jenis-jenis Auditor
a. Akuntan Publik
adalah akuntan profesional yang menjual jasanya kepada masyarakat umum
terutama dalam bidang pemeriksaan laporan keuangan yang dibuat oleh
kliennya.
b. Akuntan Pemerintah
Pemerintah adalah akuntan profesional yang bekerja di instansi pemerintah yang
tugas pokoknya melakukan pemeriksaan terhadap pertanggungjawaban keuangan
yang disajikan oleh unit-unit organisasi dalam pemerintahan atau
pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan kepada pemerintah
c. Akuntan Internal
Akuntan Internal adalah akuntan yang bekerja dalam perusahaan yang tugas
pokoknya adalah menentukan apakah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan
oleh manajemen puncak telah dipatuhi, menentukan baik atau tidaknya penjagaan
terhadap aset-aset organisasi, menentukan efisiensi dan efektivitas prosedur
kegiatan organisasi, serta menentukan keandalan informasi yangdihasilkan oleh
berbagai bagian organisasi.
4. Jenis-jenis pendapat auditor
Menurut Standar Profesional Akuntan Publik (PSA 29 SA Seksi 508), ada lima
jenis pendapat akuntan yaitu:
1. Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion)
Dikatakan pendapat wajar tanpa pengecualian jika laporan keuangan disajikan
secara wajar, dalam semua hal yangn material, posisi keuangan , hasil usaha,
perubahan ekuitas dan arus kas telah sesuai dengan prinsip akuntansi berlaku
umum.
2. Pendapat wajar tanpa pengecualian dengan bahasa penjelasan yang ditambahkan
dalam laporan audit bentuk baku (Unqualified Opinion with Explanatory
Language)
Pendapat ini diberikan jika terdapat keadaan tertentu yang mengharuskan
seorang auditor menambahkan penjelasan (bahasa penjelasan lain) dalam laporan
audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian yang
dinyatakan oleh auditor. Keadaannya meliputi:
a. Pendapat wajar sebagian didasarkan atas laporan auditor independen lain.
b. Untuk mencegah agar laporan keuangan tidak menyesatkan karena keadaan
yang luar biasa, laporan keuangan disajikan secara menyimpang dari suatu
prinsip akuntansi yang dikeluarkan oleh IAI
c. Jika terdapat kondisi dan peristiwa semula menyebabkan auditor yakin tentang
adanya kesangsian mengenai kelangsungan hidup entitas namun setelah
mempertimbangkan rencana manajemen auditor berkesimpulan bahwa rencana
manejemen tersebut dapat secara efektif dilaksakan dan pengunkapan mengenai
hal itu telah memadai.
d. Di antara dua periode akuntansi terdapat suatu perubahan material dalam
penggunaan prinsip akuntansi atau dalam metode penerapannya.
e. Keadaan tertentu yang berhubungan dengan laporan audit atas laporan keuangan
komparatif
f. Data keuangan kuartalan tertentu diharuskan oleh Badan Pengawas Pasar Modal
namun tidak disajikan atau tidak di review.
g. Informasi tambahan yang diharuskan oleh IAI Dewan Standar Akuntansi
Keuangan telah dihilangkan,yang penyajiannya menyimpang jauh dari pedoman
yang dikeluarkan oleh Dewan tersebut, dan auditor tidak dapat melengkapi
prosedur audit yang berkaitan dengan informasi tersebut, atau auditor tidak
dapat menghilangkan keraguan yang besar apakah informasi tambahan tersebut
sesuai dengan panduan yang dikeluarkan oleh dewan tersebut.
h. Informasi lain dalam suatu dokumen yang berisi laporan keuangan yang diaudit
secara material tidak konsisten dengan informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan.
3. Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion)
Pendapat ini dinyatakan bila:
a. Ketiadaan bukti kompeten yang cukup atau adanya pembatasan terhadap
lingkup audit yang mengakibatkan auditor berkesimpulan bahwa ia tidak
menyatakan pendapat wajar tanpa pengecualian dan ia berkesimpulan tidak
menyatakan tidak memberikan pendapat.
b. Auditor yakin, atas dasar auditnya bahwa laporan keuangan berisi
penyimpangan dari prinsip akuntansi yang berlaku umum di indonesia yang
berdampak material dan ia berkesimpulan untuk tidak menyatakan pendapat
yang tidak wajar.
c. Jika auditor menyatakan pendapat wajar dengan pengecualian, ia menjelaskan
semua alasan yang menguatkan dalam satu atau lebih paragraf terpisah yang
dicantumkan sebelum paragraf pendapat. Ia juga harus mencantumkan bahasa
pengecualian yang sesuai dan menunjuk ke paragraf penjelasan di dalam
paragraf pendapat. Pendapat wajar dengan pengecualian harus berisi kata
kecuali atau pengecualian dalam suatu frasa seperti kecuali untuk atau dengan
pengecualian untuk frasa tergantung atas atau dengan pnejelasan berikut ini
memiliki makna yang tidak jelas atau tidak cukup kuata oleh karena itu
pemakaiannya harus dihindari. Karena catatan atas laporan keuangan
merupakan bagian laporan keuangan auditan, kata seperti yang disajikan secara
wajar dalam semua hal yang material, jika dibaca sehubungan dengan catatan 1
mempunyai kemungkinan untuk disalahtafsirkan dan oleh karena itu
pemakaiannya dihindari.
4. Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion)
Pendapat ini dinyatakan bila menurut pertimbangan auditor, laporan keuangan
secara keseluruhan tidak disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di indonesia.
5. Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer Opinion)
a. Auditor tidak menyatakan pendapat bila ia tidak dapat merumuskan suatu
pendapat bilamana ia tidak dapat merumuskan atau tidak merumuskan suatu
pendapat tentang kewajaran laporan keuangan sesuai dengan prinsip akuntansi
yang berlaku umum di Indonesia. Jika auditor menyatakan tidak memberikan
pendapat, laporan auditor harus memberikan semua alasan substantif yang
mendukung pernyataan tersebut.
b. Auditor tidak melaksanakan audit yang lingkupnya memadai untuk
memungkinkannya memberikan pendapat atas laporan keuangan.
B. Audit Operasional
Perkembangan bisnis membuat pemegang saham sudah tidak dapat mengikuti
semua kegiatan operasi perusahaannya sehari-hari, sehingga mereka membutuhkan
auditor manajemen yang profesional untuk membantu mereka dalam mengendalikan
operasional perusahaan.
1. Pengertian Audit Operasional
Audit operasional merupakan review secara sistematik kegiatan organisasi
atau bagian dari padanya, dalam hubungannya dengan tujuan tertentu. Definisi
audit operasional yang dikemukakan oleh Arens et al (2008 : 13) yaitu
mengevaluasi efisiensi dan efektivitas setiap bagian dari prosedur dan metode
operasi organisasi. Audit operasional lebih berorientasi ke masa depan, artinya
hasil dari penilaian berbagai kegiatan operasional tersebut diharapkan dapat
membantu manajemen dalam meningkatkan efektivitas pencapaian tujuan yang
ditetapkan oleh badan usaha.
2. Tujuan audit operasional
Setiap kegiatan yang akan dilaksanakan tentunya memiliki tujuan, begitupun audit
operasional yang akan dilaksanakan terhadap suatu kegiatan. Menurut Rahayu dan
Suhayati (2013:9) tujuan audit oprasional adalah menekankan pada ekonomisasi,
efisiensi, dan efektivitas yang mencakup beranekaragaman aktivitas yang luas,
yang berhubungan dengan performa masa yang akan datang.
3. Manfaat audit oprasional
Menurut Amin Widjaja Tunggal (2012:96) audit operasional dapat memberikan
manfaat melalui beberapa cara sebagai berikut :
a. Mengidentifikasi permasalahan yang timbul, penyebabnya dan alternatif solusi
perbaikannya.
b. Menemukan peluang untuk menekan pemborosan dan efisiensi biaya.
c. Menemukan peluang untuk meningkatkan pendapatan.
d. Mengdentifikasi sasaran, tujuan, kebijakan dan prosedur organisasi yang belum
ditentukan.
e. Mengidentifikai kriteria untuk mengukur pencapaian sasaran dan tujuan
organisasi.
f. Merekomendasikan perbaikan kebijakan, prosedur dan struktur organisasi.
g. Melaksanakan pemeriksaan atas kinerja individu dan unit organisasi.
h. Menelaah ketaatan/kepatuhan terhadap ketentuan hukum, tujuan organisasi,
sasaran, kebijakan dan prosedur.
i. Menguji adanya tindakan-tindakan yang tidak diotorisasi, kecurangan, atau
ketidaksesuaian lainnya.
j. Menilai sistem informasi manajemen dan sistem pengendalian.
k. Menyediakan media komunikasi antara level operator dan manajemen.
l. Memberikan penilaian yang independen dan obyektif atas suatu operasi.
4. Karakteristik Audit Operasional
Audit operasional memiliki karakteristik tertentu yang membedakan dengan
audit lainnya. Menurut Amin Widjaja Tunggal (2012:37), mengemukakan
karakteristik audit operasional yaitu :
a. Audit operasional adalah prosedur yang bersifat investigatif.
b. Mencakup semua aspek perusahaan, unit atau fungsi.
c. Yang diaudit adalah seluruh perusahaan, atau salah satu unitnya (bagian
penjualan, bagian perencanaan produksi dan sebagainya), atau suatu fungsi,
atau salah satu sub klasifikasinya (pengendalian persediaan, sistem pelaporan,
pembinaan pegawai dan sebagainya).
d. Penelitian dipusatkan pada prestasi atau keefektifan dari perusahaan/ unit/
fungsi yang diaudit dalam menjalankan misi, tanggungjawab, dan tugasnya.
e. Pengukuran terhadap keefektifan didasarkan pada bukti/ data dan standar.
f. Tujuan utama audit operasional adalah memberikan informasi kepada
pimpinan tentang efektif tidaknya perusahaan, suatu unit atau suatu fungsi.
Diagnosis tentang permasalahan dan sebab – sebabnya, dan rekomendasi
tentang langkah – langkah korektifnya merupakan tujuan tambahan”.
5. Kriteria dan ruang lingkup audit oprasional
Kesulitan utama yang umumnya dihadapi dalam audit operasional adalah
menentukan kriteria audit untuk mengevaluasi efisiensi dan efektivitas organisasi.
Berbeda dengan audit keuangan, dalam audit operasional tidak terdapat kriteria
tertentu yang berlaku umum untuk setiap audit. Kriteria adalah nilai-nilai ideal
yang digunakan sebagai tolak ukur dalam perbandingan. Dengan adanya kriteria,
pemeriksaan dapat menentukan apakah suatu kondisi yang ada menyimpang atau
tidak dan kondisi yang diharapkan. Karena pemeriksaan pada intinya merupakan
proses perbandingan antara kenyataan yang ada dengan suatu kondisi yang
diharapkan maka pada audit operasional pun diperlukan adanya kriteria.
Menurut Arens et al (2008 : 847) menyebutkan beberapa kriteria yang dapat
digunakan dalam audit operasional, yaitu :
a. Kinerja Historis (Historical Performance)
Merupakan seperangkat kriteria sederhana yang dapat didasarkan pada hasil
audit periode sebelumnya. Gagasan di balik peggunaan kriteria ini adalah
membandingkan apakah yang telah dilakukan menjadi “lebih baik” atau “lebih
buruk”. Manfaat kriteria ini adalah bahwa kriteria tersebut mudah dibuat, tetapi
mungkin tidak memberikan pandangan mendalam mengenai seberapa baik atau
buruk sebenarnya unit usaha yang diperiksa dalam melakukan sesuatu.
b. Kinerja yang dapat diperbandingkan (Benchmarking)
Merupakan kriteria yang ditetapkan berdasarkan hasil yang dicapai oleh
organisasi lain yang sejenis. Walaupun penilaian prestasi masa lalu, tetapi hasil
penilaian menggunakan kriteria ini pun belum tentu memberikan gambaran
yang tepat mengenai keadaan organisasi, karena perbedaan situasi dan kondisi
yang dihadapi oleh dua organisasi yang berbeda.
c. Standar Rekayasa (Enginereed Standards)
Merupakan kriteria yang ditetapkan berdasarkan standar rekayasa, seperti
penggunaan time and motion study untuk menentukan banyaknya output yang
harus diproduksi.
d. Diskusi dan Kesepakatan (Discussion and Agreement)
Merupakan kriteria yang ditetapkan berdasarkan hasil diskusi dan persetujuan
bersama antara manajemen dan pihak-pihak lain yang terlibat dalam audit
operasional.
Ruang lingkup audit operasional menurut Widjayanto, Nugroho (2001:19)
adalah : “Audit operasional mencakup tinjauan atas tujuan perusahaan,
lingkungan perusahaan, lingkungan perusahaan beroperasi, personalia dan
kadangkala mencakup fasilitas fisik”.
Berdasarkan dari beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa ruang
lingkup merupakan seluruh aspek manajemen (baik seluruh atau sebagaian dari
program/ aktivitas yang dilakukan), tinjauan kebijaksanaan operasinya,
perencanaan, praktik (kinerja), hasil dari kegiatan dalam mencapai tujuan
perusahaan. Oleh karena itu, audit dilakukan tidak terbatas hanya pada masalah
akuntansinya saja, melainkan dari segala bidang yang berhubungan dengan
perusahaan seperti kepegawaian.
6. Tipe Audit Operasional
Menurut Arens et al (2008 : 844-845) ada 3 tipe audit operasional terdiri
dari :
a. Audit Fungsional (Functional Audits)
Audit fungsional berkaitan dengan sebuah fungsi atau lebihh dalam suatu
organisasi, misalnya fungsi pengeluaran kas, penerimaan kas, pembayaran gaji.
Audit fungsional memungkinkan adanya spesialisasi oleh auditor. Auditor yang
merupakan staf dari internal audit dapat lebih efisien memakai seluruh waktu
mereka untuk memeriksa dalam bidang tersbut. Tapi di samping itu, audit
fungsional memiliki kekurangan yaitu tidak dievaluasinya fungsi yang saling
berkaitan.
b. Audit Organisasional (Organizational Audits)
Audit organisasional menyangkut keseluruhan unit organisasi, seperti
departemen, cabang, atau anak perusahaan. Penekanan dalam audit ini adalah
seberapan efisien dan efektif fungsi-fungsi saling berinteraksi. Rencana
organisasi dan metode-metode untuk mengkordinasikan aktivitas yang ada,
sangat penting untuk audit jenis ini.
c. Penugasan Khusus (Special Assigments)
Penugasan khusus timbul atas permintaan manajemen, sehingga dalam audit
jenis ini terdapat banyak variasi. Misalnya adalah menentukan penyebab sistem
Electronic Data Processing (EDP) yang efektif, penyelidikan kemungkinan
fraud dalam suatu divisi dan membuat rekomendasi untuk mengurangi biaya
pembuatan suatu barang.
7. Tahap – Tahap Audit Operasional
Menurut Bank Indonesia No. 1/6/PBI/1999 Tgl. 20 Desember 1999 tentang
Penugasan Direktur Kepatuhan dan Penerapan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit
Intern Bank Umum, pelaksanaan audit dapat dibedakan dalam 5 (lima) tahap
kegiatan yaitu tahap persiapan audit, penyusunan program audit, pelaksanaan
penugasan audit, pelaporan hasil audit dan tindak lanjut hasil audit.
a. Persiapan Audit
Pelaksanaan audit harus dipersiapkan dengan baik agar tujuan audit dapat
dicapai dengan cara efisien. Langkah yang perlu diperhatikan pada tahap
persiapan audit meliputi penetapan penugasan, pemberitahuan audit dan
penelitian pendahuluan.
1) Penetapan penugasan audit dimaksudkan untuk pemberitahuan kepada
auditor sebagai dasar untuk melakukan audit sebagaimana ditetapkan dalam
rencana audit tahunan bank. Penetapan penugasan disampaikan oleh kepala
Satuan Kerja Audit Internal (SKAI) kepada ketua dan tim audit dalam
bentuk surat penugasan, yang antara lain menetapkan ketua dan anggota tim
audit, waktu yang diperlukan serta tujuan audit.
2) Pelaksanaan Auditor Intern harus dilengkapi dengan surat pemberitahuan
audit dari Satuan Kerja Audit Internal (SKAI), yang dapat disampaikan
kepada auditee sebelum atau pada saat audit dilaksanakan.
3) Penelitian pendahuluan dimaksudkan untuk mengenal dan memahami
setiap kegiatan atau fungsi Auditee secara umum supaya audit dapat
difokuskan 24 pada hal-hal yang strategis. Dalam tahap ini Auditor harus
mengenal dengan baik aspek-aspek dari Auditee antara lain fungsi, struktur
organisasi, wewenang dan tanggung jawab, kebijakan, sistem dan prosedur
operasional, risiko kegiatan dan pengendaliannya, indikator keberhasilan,
aspek legal dan ketentuan lainnya.
b. Penyusunan Program Audit
Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan, maka disusun program audit.
Program audit harus:
1) Merupakan dokumentasi prosedur bagi Auditor Intern dalam
mengumpulkan, menganalisis, menginterpretasikan dan
mendokumentasikan informasi selama pelaksanaan audit, termasuk catatan
untuk pemeriksaan yang akan datang;
2) Menyatakan tujuan audit;
3) Menetapkan luas, tingkat dan metodologi pengujian yang diperlukan guna
mencapai tujuan audit untuk tiap tahapan audit;
4) Menetapkan jangka waktu pemeriksaan;
5) Mengindentifikasi aspek-aspek teknis, risiko, proses dan transaksi yang
harus diuji, termasuk pengolahan data elektronik.
Adanya program audit secara tertulis akan memudahkan pengendalian audit
selama tahap-tahap pelaksanaan. Program audit tersebut dapat diubah sesuai
dengan kebutuhan selama audit berlangsung.
8. Pelaksana Audit Operasional
Dalam bukunya Arens et al (2008 : 845-846) mengemukakan bahwa :
“Operational audit are usually performed by one of three group; internal auditors,
government auditor, Certified Public Accountant (CPA) firms”.
Audit operasional dapat dilaksanakan oleh pihak sebagai berikut :
a. Auditor Internal
Auditor internal memiliki posisi yang unik untuk melaksanakan audit
operasional. Manfaat yang diperoleh jika auditor internal melakukan audit
operasional adalah bahwa mereka menggunakan seluruh waktu kerja untuk
perusahaan yang mereka audit. Untuk memaksimumkan efektivitasnya, bagian
audit internal harus melapor kepada dewan direksi atau direktur utama.
Auditor internal juga harus mempunyai akses dan mengadakan komunikasi
yang berkesinambungan dengan komite auditor dewan direksi. Struktur
organisasi ini membantu auditor agar tetap independen.
b. Auditor Pemerintah
Auditor pemerintah melaksanakan audit operasional yang seringkali
merupakan bagian dari pelaksanaan audit keuangan. Auditor pemerintahan
terdiri dari para akuntan dari Badan Pemeriksa Keuangan dan Pembangunan
(BPKP), dahulu Direktorat Jenderal Pengawasan Keuangan Negara
(Departemen Keuangan). Auditor pemerintah biasanya memberi perhatian
pada kedua macam pemeriksaan baik untuk keuangan maupun audit
operasional.
c. Auditor Eksternal
Pada waktu akuntan publik melakukan audit atas laporan keuangan historis,
sebagian dari audit itu biasanya terdiri dari pengidentifikasian masalah-
masalah operasional dan membuat rekomendasi yang dapat bermanfaat bagi
klien audit. Rekomendasi itu dapat dikatakan secara lisan, tetapi biasanya
menggunakan surat manajemen. Pengetahuan dasar mengenai bisnis klien
yang dimiliki auditor eksternal dalam melaksanakan audit seringkali
memberikan informasi yang berguna dalam memberikan rekomendasi-
rekomendasi operasional. Auditor yang mempunyai latar belakang bisnis dan
pengalaman yang luas dengan perusahaan-perusahaan serupa akan cenderung
lebih efektif dalam membantu klien dengan rekomendasi operasional yang
relevan dibandingkan dengan yang tidak mempunyai kualitas seperti itu.
C. Aktiva Tetap
1. Pengertian Aktiva Tetap
Peranan aktiva tetap sangat penting dalam suatu bentuk badan usaha untuk
menentukan bagaimana sederhana dan kompleknya suatu badan usaha tersebut.
Sehingga dapat dikatakan bahwa setiap bentuk badan usaha adalah merupakan suatu
pergerakan akiva tetap yang ditujukan untuk kepentingan perusahaan itu sendiri.
Aktiva tetap itu sendiri merupakan harta perusahaan yang dimaksud bukan untuk
diperjual belikan melainkan dipergunakan untuk kegiatan perusahaan yang umurnya
lebih dari satu tahun.
Definisi aset tetap menurut Ely dan Sri (2009: 247) , Aset tetap adalah kekayaan
perusahaan yang memiliki wujud, mempunyai manfaat ekonomis lebih dari satu
tahun, dan diperoleh perusahaan untuk melaksanakan kegiatan perusahaan, bukan
untuk dijual kembali. Kieso dan donald (2002:259) menyatakan aset tetap disebut juga
plant asset atau fixed assets dan mendefinisikannya sebagai berikut: Harta berwujud
(tangible asset) yang memiliki masa manfaat ekonomis lebih dari satu tahun bernilai
material, dan digunakan untuk kegiatan operasi normal perusahaan dan merupakan
pengeluaran yang nilainya besar atau material.
Menurut Elvy Maria (2011:91) aktiva tetap adalah semua jenis aktiva yang akan
dibeliatau diperoleh perusahaan untuk digunakan dalam kegiatan oprasi/bisnisnya
dalam waktu yang panjang, seperti membayar biaya di muka untuk waktu yang
panjang. Hery (2011:32) Aktiva tetap adalah aktiva-aktiva dengan sifat yang tidak
bisa dikonversikan menjadi uang tunai dalam siklus operasi perusahaan. Termasuk
didalamnya adalah bangunan, peralatan dan tanah atau property berwujud yang di
inginakan dalam suatu bisnis, tetapi tidak diharapkan untuk digunakan habis atau
dikonvirmasikan menjadi dana tunai dalam perjalanan bisnis biasa.
2. Penggolongan Aktiva Tetap
Aktiva tetap yang dimiliki oleh setiap perusahaan, secara umum hanya dap at
dibedakan oleh karena sifatnya, dan ada yang tidak dapat dilihat dan diraba secara
langsung. Oleh karena perbedaan sifat itu maka ada ahli yang menjadikannya sebagai
dasar untuk penggolongan aktiva tetap tersebut Baridwan (2004 : 272) menyatakan
bahwa penggolongan aktiva tetap tersebut sebagai berikut:
a. Aktiva tetap yang umurnya tidak terbatas seperti tanah untuk letak perusahaan,
pertanian dan peternakan.
b. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya
bisa diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya bangunan, mesin, alat-alat,
mebel, kenderaan dan lain-lain.
c. Aktiva tetap yang umurnya terbatas dan apabila sudah habis masa penggunaannya
tidak dapat diganti dengan aktiva yang sejenis, misalnya sumber-sumber alam
seperti tambang, hutan, dan lain-lain.
3. Perolehan Aktiva Tetap
Banyak cara yang dilakukan setiap perusahaan dalam memperoleh aktivitas
tetap yang dimilikinya, dan hal tersebut berpengaruh terhadap penentan harga
perolehannya. Menurut defenisi yang digunakan PSAK nomor 16 (2011) butir ke-36:
“Biaya perolehan adalah jumlah kas atau setara yang dibayarkan atau nilai wajar
imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aktiva pada saat perolehan atau
konstruksi sampai dengan aktiva tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk
dipergunakan”. Secara umum dapat dinyatakan bahwa unsur harga perolehan dari
aktiva tetap adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk
memperoleh aktiva yang bersangkutan sampai siap untuk digunakan dalam operasi
perusahaan.
4. Pengkategorian Aktiva Tetap
Ada dua jenis aktiva tetap yaitu :
a. Aktiva Tetap Bewujud
Menurut Zaki Baridwan (2004:329) Aktiva tetap berwujud adalah aktiva-aktiva
yang berwujud yang sifatnya relative permanen yang digunakan dalam kegiatan
perusahaan yang normal. Menurut Elvi Maria (2011:93) Beberapa pertimbangan
khusus yang perlu diperhatikan :
1) Jika aktiva tetap, seperti bangunan, sudah atau sedang diperbaiki sebelum dibeli,
maka perbaikan akan menambah harga perolehan aktiva itu
2) Jika aktiva di bangun atau dikembangkan sudah dibelli
3) Kepentingan- kepentingan lain atas property seperti asuransi, pajak dan biaya
pemeliharaan
b. Aktiva Tetap Tidak Berwujud
Dalam psaka No. 19 revisi (2011) Aktiva tetap tidak berwujud adalah aktiva non
moneter yang dapat di identifikasikan dan tidak mempunyai bentuk fisik serta
dimiliki untuk digunakan dalam menghasilkan atau menyerahkan barang atau
jasa, disewakan pada pihak lainnya. Menurut Zaki Baridwan (2004:351) Suatu
aktiva dapat dapat dimasukkan dalam aktiva tetap tidak berwujud yaitu :
1) Aktiva tersebut dapat diidentifikasi
2) Perusahaan mempunyai kendali atas aktiva tersebut
3) Perusahaan memperoleh manfaat dari aktiva tersebut dimasa yang akan
datang.
5. Kriteria pengukuran aktiva tetap
Dalam SAK (IAI 2011) menyatakan, unsur yang berkaitan secara langsung
dengan pengukuran posisi keuangan adalah: aktiva, kewajiban, dan ekuitas.
Kewajiban merupakan hutang perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa
lalu, penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya
perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi. Ekuitas adalah hak residual atas
aktiva perusahaan yang mengandung manfaat ekonomi di masa depan diharapkan
akan diperoleh perusahaan.
Aktiva merupakan unsur penting dalam laporan keuangan, karena didalamnya
terdapat catatan atas posisi kekayaan perusahaan. Aktiva meliputi aktiva moneter,
seperti kas, sekuritas tertentu yang dapat dipasarkan, serta piutang dan aktiva non
moneter sperti persediaan, asuransi dibayar dimuka, peralatan dan paten yang biaya-
biayanya diakui dapat dipulihkan dan dialokasikan secara tepat pada pendapatan
periode-periode mendatang. Menurut Harahap (2002;76) mengatakan aktiva terdiri
dari: aktiva lancar, investasi (penyertaan), aktiva tetap, aktiva yang tidak berwujud,
dan aktiva-aktiva lainnya. Selanjutnya, aktiva dalam hal penyajiannya diklasifikasikan
menurut urutan likuiditas
Aktiva tetap merupakan salah satu aktiva yg sulit dilikuidasi secara cepat.
Disamping bukan dimaksudkan untuk diperjual belikan, aktiva tetap yang dimiliki
perusahaan biayanya mempunyai nilai yang besar dan juga masa manfaatnya relative
lama.
Dalam perkembangannya aktiva tetap terbagi dalam dua kategori utama, yaitu
aktiva tetap berwujud (plant asset) dan tak berwujud (intangible asset). Aktiva yang
umum dilaporkan di dalam kategori aktiva tetap berwujud meliputi tanah, bangunan,
dan berbagai jenis peralatan. Sedangkan aktiva yang umumnya dilaporkan sebagai
aktiva tetap tak berwujud seprti paten, hak cipta, cap, merek dagang, biaya pendirian,
biaya pengembangan software dan goodwill.
Seluruh pos-pos dalam laporan keuangan sudah melalui suatu proses
perlakuan akuntansi. Oleh karena itu, perlakuan akuntansi secara teknis mengandung
unsur definisi atau pengertian, pengukuran atau penilaian, pengakuan, penyajian dan
pengungkapan atas pos-pos dalam laporan keuangan, (Suwardjono;2006:251).
Dengan demikian aktiva tetap yang dimunculkan dalam laporan keuangan
sudah melalui suatu tahapan pengakuan, pengukuran, penyajian dan pengungkapan.
Pengakuan menurut Suwardjono (2006:195) adalah penyajian suatu informasi
melalui statement keuangan sebagai ciri sentral pelaporan keuangan. Sedangkan
menurut Suwardjono (2006;195) menjelaskan secara teknis pengakuan berarti
pencatatan secara resmi (penjurnalan) suatu kuantitas (jumlah rupiah) hasil
pengukuran ke dalam sistem akuntansi sehingga jumlah rupiah tersebutakan
mempengaruhi suatu pos dan terefleksi dalam pelaporan keuangan.
Pengukuran (measurement) adalah penentuan angka satuan pengukuran
terhadap suatu objek untuk menunjukan makna tertentu objek tersebut. Kalau unit
moneter dijadikan satuan pengukuran untuk menentukan makna ekonomik suatu
objek maka pengukuran disebut dengan penilaian. Penilaian adalah proses penentuan
jumlah rupiah suatu objek untuk menentukan makna ekonomiknya di masa lalu,
sekarang, atau mendatang (Suwarjdono;2006:274).
Ada lima kriteria pengukuran yang sekarang digunakan dalam praktek, yaitu;
(1) biaya histories, (2) biaya pengganti saat ini, (3) nilai bersih yang dapat direalisasi,
(4) nilai pasar saat ini, (5) nilai sekarang yang didiskontokan. Menurut Suwardjono
(2006:275) mengatakan dalam penilaian suatu pos untuk tujuan penyajian, akuntansi
menggunakan berbagai dasar penilaian (Based for valuation), yaitu (1) nilai
massukan, (2) kos histories, (3) kos pengganti, (4)nilai wajar, (5) nilai keluaran, (6)
harga jual masa lalu, (7) harga jual sekarang.
D. Kerangka Pikir
Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar merupakan salah satu
perguruan tinggi islam dibawah naungan muhammadiyah. Unismuh dalam hal
pengelolaan keuangan dan audit memiliki unit kerja SDK (Sumber Daya dan Keuangan)
pada direktorat keuangan dan anggaran serta bagian internal audit keuangan.
Laporan keuangan yang disajikan oleh divisi SDK perlu diaudit oleh bagian
internal audit keuangan. Salah satu hal yang perlu diperhatikan oleh audit operasional
dalam mengaudit adalah pada jenis aktiva tetap karena aktiva tetap merupakan harta
yang paling penting yang digunakan dalam menjalankan aktivitas usaha unismuh
makassar sebagai perguruan tinggi swasta. Pelaksanaan audit operasional aktiva tetap
oleh internal audit dilakukan dengan maksud untuk mengetahui daya guna, hasil guna
dan yang terpenting adalah untuk mengamankan kekayaan unismuh.
Hasil audit operasional atas aktiva tetap pada unismuh selanjutnya di analisis
dalam rangka mengetahui prosedur, efesien dan efektif atau tidaknya atas pengelolaan
aktiva tetap tersebut. Berdasarkan uraian tersebut maka kerangka pikir dapat
digambarkan sebagai berikut:
Gambar.2.1
Kerangka Fikir
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
Badan Audit Keuangan
Internal
Direktorat Keuangan dan
Anggaran
Laporan Keungan
Aktiva Tetap Analisis
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Universitas Muhammadiyah Makassar, Adapun
waktu penelitian ini di lakukan sekitar dua bulan yakni dari bulan Maret sampai dengan bulan
april.
Tabel 3.1
Jadwal Penelitian
No Kegiatan April Mei
1 2 3 4 1 2 3 4
1 Survei
2 Pengembilan Data
3 Analisis Data
4 Penyusunan Laporan
B. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data sebagai berikut :
1. Wawancara (Interview)
Wawancara dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan
dengan topik yang dibahas yaitu mengenai pelaksanaan audit operasional aktiva tetap
pada bagian Internal Auditor perusahaan.
2. Observasi
Pengumpulan data yang diperlukan dengan melakukan pengamatan pada bagian yang
terkait dengan objek yang diteliti.
3. Data dokumenter
Berupa sejarah perusahaan, struktur organisasi perusahaan dan deskripsi jabatan,
prosedur pengelolaan aktiva tetap, data-data kepemilikian atas aktiva tetap, prosedur
audit operasional pengelolaan aktiva tetap, dan hasil audit operasional pengelolaan
aktiva tetap, serta dokumen lain yang berhubungan dengan pelaksanaan audit
operasional pengelolaan aktiva tetap.
C. Jenis dan Sumber data
Jenis-jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah:
a. Data subjek berupa opini atau pendapat dan pengalaman dari auditor internal perusahaan
dalam mengaudit aktiva tetap yang ada.
b. Data dokumenter berupa sejarah perusahaan, struktur organisasi perusahaan dan
deskripsi jabatan, prosedur pengelolaan aktiva tetap, data-data kepemilikian atas aktiva
tetap, prosedur audit operasional pengelolaan aktiva tetap, dan hasil audit operasional
pengelolaan aktiva tetap, serta dokumen lain yang berhubungan dengan pelaksanaan audit
operasional pengelolaan aktiva tetap.
Sumber data yang digunakan adalah :
a. Data primer
Data yang diperoleh langsung dari sumbernya yang diantaranya data atau informasi dari
Divisi Internal Audit mengenai pelaksanaan audit operasional.
b. Data sekunder
Data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara seperti : laporan
inventarisasi aktiva tetap, neraca, buku besar aktiva tetap, laporan hasil audit aktiva tetap,
serta dokumen lainnya yang berhubungan dengan objek audit operasional pengelolaan
aktiva tetap.
D. Metode Analisis
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif. Data-data
yang mendukung penelitian dikumpulkan kemudian data-data tersebut dilakukan analisa
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan keadaan obyek penelitian yang
sesungguhnya. Analisa data ini penting artinya karena dari analisa ini data yang diperoleh
dapat memberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian.
BAB IV
GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN
A. Sejarah Singkat
Universitas Muhammadiyah Makassar didirikan pada tanggal 05 september 1963 oleh
pimpinan wilayah Muhammadiyah Sulawesi Selatan dan Tenggara ke-24, yang di dukung
oleh : SK Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta No. 14/UM/X/65 tanggal 10 Maret
1965, SK Pimpinan Pusat Muhammadiyah Majelis Ilmiah dan Perguruan Tinngi No. E-01
s.d E-07/SP.TDF/MITTI/66 tanggal 10 desember 1966, SK departemen P & K RI No. 108
tahun 1968 tanggal 4 november 1968, SK Menteri Agama RI No. 98 tahun 1968 tanggal
25 agustus 1968, Surat Menteri P & K RI No. 23628/MPK/1974 tentang Pernyataan
Muhammadiyah sebagai badan hukum yang bergerak dalam bidang Pendidikan dan
Pengajaran, SK Menteri P & K RI No. 045/O/1985 tanggal 28 januari 1985, SK Menteri P
& K RI No. 0393/O/1986 tanggal 22 Mei 1986, SK Menteri P & K RI 628/O/1989 tanggal
21 September 1989, SK Menteri Agama RI No. 198 tahun tanggal 25 juni 1989, SK
Menteri Agama RI No. 61 Tahun 1990 tanggal 25 April 1990.
B. Visi Dan Misi
1. Menyiapkan peserta didik menjadi sarjana muslim yang beriman dan bertaqwa,
berakhlak mulia, yang memiliki kemampuan akademik dan atau profesional yang
beramal menuju terwujudnya masyarakat utama, adil dan makmur yang diridhai
oleh Allah SWT.
2. Mengamalkan, mengembangkan, meciptakan, menyebarkan ilmu pengetahuan,
teknologi dan kesenian dalam rangka memajukan Islam dan meningkatkan
kesejahteraan ummat manusia.
C. Pembiayaan
Sumber dana
Pembiayaan Universitas Muhammadiyah Makassar diperoleh dana dari Sumber
1. Pemasukan dari mahasiswa
2. Hasil Usaha Badan Pelaksana Harian Universitas Muhammadiyah Makassar
3. Hasil Usaha Dewan Penyantun Universitas Muhammadiyah Makassar
4. Bantuan pemerintah
5. Sumbang Masyarakat
6. Bantuan Instansi Non pemerintah
7. Usaha Usaha Lain Yang Halal dan Syariah
Pengelolaan Keuangan
1. Dana Universitas Muhammadiyah Makassar dikelola dan diperuntukkan bagi
kepentingan pembiayaan rutin dan pembangunan
2. Dana/ anggaran rutin dipergunakan untuk membiayai kegiatan yang bersifat regular
yaitu dapat terdiri dari : belanja pegawai, belanja barang, belanja pemeliharaan, dan
belanja perjalanan
3. Dana/anggaran pembangunan dipergunakan untuk membiayai kegiatan yang bersifat
menunjang kegiatan rutin, terutama jenis kegiatan pengadaan sarana, prasarana dan
pemeliharaan pendidikan.
4. Dana rutin dikelola oleh BAK yang direalisasinya berdasarkan pertimbangan
Pembantu Rektor II dan dipertanggungjawabkan kepada Rektor dan selanjutnya
kepada BPH Universitas Muhammadiyah Makassar
5. Dana pembangunan dikelola langsung oleh BPH dan dan pemanfaatan dana yang
dimaksud dikoordinasi bersama Rektor. BPH tanggungjawab kepada koordinasi BPH-
PTM dan selanjutnya kepada Majelis Dikti Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Anggaran Pendapatan dan Belanja
1. Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Universitas Muhammadiyah Makassar
disusun oleh Pimpinan Universitas dan BPH yang bahan rancangannya berasal dari
BAK dan pembantu Rektor II berdasrkan usul fakultas, unit-unit kerja dan program
kerja dilindungi Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Penyusunan RAPB dibuat pada setiap tahun yakni: Juni-Juli tahun akademik berikutnya
3. RAPB disahkan menjadi Anggaran Pendapatan dan Belanja oleh majelis Pendidikan
Tinggi PP Muhammadiyah atas usul Rektor setelah dimusyawarah dan dimintakan
pertimbangan senat Universitas Muhammadiyah Makassar.
D. Susunan Pengurus Perusahaan
1. Unsur Pelaksana Universitas Muhammadiyah Makassar Terdiri dari :
a. Badan Penyelengara (BP)
b. Badan Pelaksana Harian (BPH)
c. Dewan Penyantun
d. Pimpinan Universitas
e. Senat Universitas dan Senat Fakultas
f. Dosen
2. Unsur Pelaksana Akademik Terdiri dari :
a. Pimpinan Fakultas
b. Ketua dan Sekretaris Jurusan/Program Studi
c. Tata Usaha Fakultas
3. Unsur Pelaksana Administrasi terdiri dari :
a. Biro Administrasi Umum
b. Biro Administrasi Akademik & Kemahasiswaan
c. Biro Administrasi Keuangan.
Susunan Badan Pelaksana Harian (BPH) Universitas Muhammadiyah Makassar tahun 2012
sebagai berikut :
Jabatan Nama
Ketua BPH : Ir. H. Syaiful Saleh,M.si
Sekretaris BPH : H.A. Iskandar Tompo
Bendahara : Drs. H. Syamsuddin Razak, M.Ag
Susunan Pelaksana Universitas Muhammadiyah Makassar tahun 2012 dengan Surat
Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah No. 194/Kep/1.0/12/21012 adalah sebagai
berikut :
Jabatan Nama
Rektor : Dr.H.Irwan Akib, M.Pd
Pembantu Rektor I : Abd. Rahman Rahim, SE,MM
Pembantu Rektor II : Dra. Hj. Rosleny Babo, M.Si
Pembantu Rektor III : Drs. Samhi Muawwan D, M. Ag
Pembantu Rektor IV : Abd. Rahim Nanda ST, MT
E. Struktur Organisasi
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Sumber Daya dan Keuangan
Peran, Tugas Pokok, Uraian Tugas dan Kualifikasi Direktur Sumber Daya dan
Keuangan
1. Peran Direktur SDK :
a. Peran Strategis, yaitu peran untuk memberikan pengaruh positif pada status dan
performa organisasi, melalui penyajian Laporan Keuangan secara cepat dan akurat,
sesuai dengan Pedoman Standar Akuntansi Keuangan Pasal 45 (PSAK45).
b. Peran teknis, yaitu peran untuk meningkatkan kinerja pimpinan melalui pembuatan
sistem dan prosedur keuangan yang cocok dengan karakteristik organisasi perguruan
tinggi muhammadiyah.
c. Peran pendukung, yaitu peran untuk memberikan manfaat positif kepada anggota
organisasi lainnya melalui pendistribusian informasi keuangan
b. Tugas Pokok Direktorat Sumber Daya dan Keuangan:
a. Bersama-sama dengan unit kerja membuat rencana anggaran untuk kegiatan rutin dan
rutin Unismuh makassar..
b. Melayani kebutuhan keuangan untuk kegiatan operasional rutin dan non rutin
Unismuh Makassar.
c. Membuat laporan keuangan Unismuh Makassar, baik laporan keuangan Unit Kerja
maupun laporan keuangan kelembagaan Unismuh Makassar.
d. Mengkoordinir pekerjaan bagian Sumber Daya dan Keuangan.
e. Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Wakil Rektor II.
c.Uraian Tugas Subdit Keuangan (Anggaran) dan Akuntansi:
a. Menyusun SOP Anggaran dan Akuntansi.
b. Mendesain formulir-formulir keuangan antara lain: formulir bukti kas, formulir bukti
bank, formulir permohonan dan pertanggungjawaban, formulir perjalanan dinas,
formulir pembayaran gaji, dan formulir keuangan lainnya.
c. Menjelaskan fungsi dan tata-cara penggunaan formulir tersebut kepada staf
Keuangan, Kasir Kas Kecil dan Staf Pembukuan.
d. Memfinalkan Anggaran Tahunan dan Anggaran perubahan Proposal bersama
Direktur SDK, Wakil Rektor, Rektor.
e. Mensupervisi pekerjaan-pekerjaan yang dilakukan oleh Staf Staff Keuangan.
f. Melakukan verifikasi atas pengeluaran Kas dan Bank.
g. Membukukan seluruh pengeluaran baik rutin maupun rutin.
h. Memeriksa SPJ yang masuk
i. Membuat Penggajian untuk Karyawan dan Dosen Unismuh Makassar.
j. Menyusun Laporan Keuangan Unismuh Makassar dari:
- Laporan Posisi Keuangan/Neraca.
- Laporan Aktivitas/ Laba Rugi
- Laporan Arus Kas.
k. Menyusun Laporan Keuangan untuk Kepentingan Perpajakan.
l. Memberikan informasi dan laporan tertulis kepada pihak yang membutuhkan.
m. Memberikan pelatihan mengenai pembukuan dan keuangan organisasi nirlaba kepada
unit-unit kerja jika diminta.
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. SOP (Standard Operating Procedure) Keuangan Unismuh Makassar
SOP (Standard Operating Procedure) Keuangan adalah suatu pedoman tertulis
yang berisi tata cara atau tahapan yang harus dilalui dan dipenuhi dalam suatu proses
kerja di Universitas Muhammadiyah Makassar khususnya pada unit kerja Sumber Daya
dan Keuangan. SOP Keuangan ini dirancang sedemikian rupa sesuai dengan karakteristik
Universitas Muhammadiya Makassar sebagai lembaga Pendidikan yang mendorong
praktik akuntabilitas keungan dilingkungan Perguruan Tinggi Muhammadiyah.
SOP ini berisikan beberapa prosedur standar untuk kegiatan operasional rutin di
Unit Kerja SDK, yang dibuat dalam bentuk narasi prosedur kegiatan operasional, yang
menggambarkan tahapan kegiatan dari awal transaksi sampai selesai sebagai contoh
pedoman atau panduan akuntansi berisikan proses akuntansi, kebijakan akuntansi,
sistematika nomor kode akun, jurnal standar dan format laporan keuangan periodik agar
dapat digunakan pimpinan dalam pengambilan keputusan keuangan dan membantu
mereka di dalam mengalokasikan sumber daya organisasi secara tepat, efisien dan efektif
untuk mencapai tujuan organisasi.
SOP SDK ini akan berjalan dengan baik, jika pihak-pihak yang terlibat di dalam
seluruh sistem ini akan mendukung serta melaksanakan prosedur yang telah disepakati
bersama. Tanpa dukungan semua pihak, maka sistem ini tidak akan berfungsi maksimal
di dalam mendukung terwujudnya tujuan-tujuan Unismuh - Makassar.
Tujuan SOP Keuangan Unismuh Makassar:
1. Terdapat suatu referensi baku yang dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan
kerja para staf di bagian keuangan dan pembukuan, sehingga pekerjaan tersebut
dapat dilaksanakan secara konsisten untuk menghasilkan output yang sesuai
dengan standar yang ditetapkan.
2. Terdapat tolok ukur yang jelas untuk menilai kinerja para staf yang ditugaskan
pada bagian keuangan dan pembukuan.
3. Mengurangi waktu orientasi bagi para staf keuangan dan pembukuan yang baru
karena mereka dapat belajar sendiri dari buku pedoman ini.
4. Memudahkan untuk melakukan perubahan atau penyesuaian apabila terjadi
perubahan kebijakan atau orientasi dari lembaga perguruan tinggi muhammadiyah
dimasa yang akan datang.
Secara garis besar, sistem keuangan dan akuntansi mencakup (lima) bagian yaitu
sistem perencanaan, penganggaran, tahap penerimaan, tahap pengeluaran dan tahap
pelaporan.
B. Perolehan Aktiva Tetap Unismuh Makassar
Aktiva tetap dalam unismuh diperoleh dengan berbagai cara sehingga
kepemilikannya diakui secara sah. Pada Unismuh Makassar, aktiva tetap diperoleh
dengan cara:
1. Pembelian
Aktiva tetap diperoleh dengan cara membeli, baik secara tunai maupun secara
kredit. Namun, pada umumnya pembelian dilakukan secara tunai. Biasanya aktiva
tetap yang dibeli secara tunai adalah jenis aktiva tetap yang nilainya tidak terlalu
signifikan sehingga perusahaan atau divisi masih mampu membayarnya secara tunai.
2. Pembangunan swakelola
Aktiva tetap dimiliki dengan cara dibangun sendiri dan biasanya dibiayai dari
dana pinjaman sehingga pinjaman tersebut merupakan komponen biaya aktiva tetap.
3. Sewa Guna Usaha
Aktiva tetap diperoleh dengan cara leasing, baik finance lease maupun operating
lease. Dengan cara leasing ini, unismuh dapat memiliki maupun hanya sekedar
menggunakan dan mengambil manfaatnya dari aktiva tetap. Kepemilikan aktiva tetap
dengan cara sewa guna usaha ini hanya terjadi pada bagian Korporasi.
4. Sumbangan atau hibah
Aktiva tetap diperoleh dan dimiliki unismuh atas sumbangan atau hibah dari
pihak lain. Aktiva ini diakui dan dicatat sebesar harga taksiran atau harga pasar yang
berlaku pada saat terjadinya pemindahan hak dan kepemilikan dengan menambahkan
semua biaya yang dikeluarkan sampai aktiva tetap tersebut siap untuk dipakai.
Aktiva tetap di nilai berdasarkan harga perolehan. Aktiva tetap tanah dan bangunan
yang perolehannya sampai dengan 2012 di catat menggunakan harga taksiran.
Penyusutan aset tetap menggunakan metode garis lurus (straight line method) dengan
taksiran masa manfaat sebagai berikut:
Tabel 5.1
Taksiran Masa Manfaat Aktiva Tetap
No. Jenis Aktiva Tetap Taksiran Masa Manfaat
1. Bangunan 20 Tahun
2. Kendaraan 8 Tahun
3. Perpustakaan 8 Tahun
4. Peralatan dan Perabot 4 Tahun
Sumber: Unismuh Makassar
Selama masa pemakaian dan pemanfaatan aktiva tetap, unismuh mengeluarkan
pengeluaran sebagai biaya pemeliharaan dan perbaikan atas aktiva tetap yang diakui dan
dicatat sebagai beban saat terjadinya. Pengeluaran yang dapat memperpanjang masa
manfaat suatu aktiva atau yang memberikan manfaat ekonomis berupa peningkatan
kapasitas produksi dikapitalisasi dan disusutkan kesesuai dengan tarif penyusutan jenis
aktivanya.
C. Penyajian Aktiva Tetap di Neraca
Penyajian aktiva tetap di Neraca yang disajikan oleh unit kerja Sumber Daya dan
Keuangan (SDK) sudah sesuai dengan standar dan aturan yang terdapat dalam PSAK
yaitu aktiva tetap disajikan berdasarkan nilai bukunya yaitu nilai perolehan aktiva tetap
tersebut setelah dikurangi dengan penyusutan. Adapun contoh penyajiannya dapat dilihat
pada tabel 5.2 sebagai berikut :
Tabel 5.2
Penyajian Aktiva tetap pada neraca
Aktiva tetap Nilai Buku
2012 2011
Aset tetap ( setelah dikurangi akumulasi
penyusutan Rp. 31.746.304.904,- pada
tahun 2012 dan Rp27.232.160.539,- pada
tahun 2011)
100.326.610.050 101.160.318.140
D. Prosedur Audit Operasional Aktiva Tetap
Dalam melakukan audit, untuk dapat mencapai tujuan dan sasaran sesuai yang
diharapkan maka diperlukan suatu prosedur untuk memperjelas dan mempertegas
pelaksanaan audit. Prosedur audit operasional aktiva tetap secara khusus dan tertulis
belum ada karena Bagian Internal Auditor menganggap bahwa proses perencanaan audit
operasional sejalan dengan proses audit keuangan. Hal yang membedakan antara
keduanya yaitu audit operasional berujung pada pemberian saran dan rekomendasi
sedangkan audit keuangan hanya sampai pelaporan. Adapun prosedur pemeriksaan
aktiva tetap secara umum memiliki tujuan sebagai berikut:
1) Aktiva tetap merupakan semua aktiva berwujud yang dimiliki oleh perusahaan, yang
digunakan dalam kegiatan usaha perusahaan atau sedang dalam pembangunan, dan
telah dicatat dengan wajar sesuai dengan harga perolehan yang sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum, yang diterapkan secara konsisten.
2) Penambahan aktiva tetap selama periode audit sudah dicatat dengan wajar.
3) Harga perolehan dan akumulasi penyusutan aktiva tetap yang sudah habis umur
ekonomisnya, tidak dipakai lagi dan sudah dikeluarkan dari aktiva tetap.
4) Pencatatan akumulasi penyusutan sudah wajar, dengan mempertimbangkan umur
ekonomis dan nilai sisa yang diharapkan.
5) Nilai tercatat investasi bersih atas aktiva tetap dapat secara wajar diharapkan untuk
direalisasi.
6) Aktiva tetap dan akumulasi penyusutannya sudah dinyatakan dan diungkapkan secara
wajar dan pengungkapan yang cukup telah dilakukan.
Berdasarkan rangkaian prosedur audit tersebut dan tujuan yang jelas, maka akan
diperoleh suatu kesimpulan bahwa aktiva tetap perusahaan telah dicatat, diklasifikasikan
dan diungkapkan dengan wajar.
E. Program Kerja Audit Operasional Aktiva Tetap
Program kerja audit merupakan acuan bagi auditor untuk melaksankan audit
sehingga audit yang dilakukan dapat tepat sasaran dan mencapai tujuan sesuai dengan
yang telah ditentukan sebelumnya. Program kerja audit operasional berisi prosedur dan
langkah-langkah kerja dalam melakukan audit opersional.
Dalam melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap aktiva tetap, diperlukan
suatu prosedur yang jelas dan tertulis sehingga semua yang berkepentingan dapat
memahami sasaran dan tujuan yang hendak dicapai, serta mengetahui langkah-langkah
apa saja yang sebaiknya dilakukan dalam mencapai tujuan tersebut.
Selama penelitian mengenai pelaksanaan audit opersional pengelolaan aktiva
tetap, peneliti tidak memperoleh gambaran khusus prosedur audit operasional
pengelolaan aktiva tetap secara tertulis. Seperti yang sudah dikemukaan sebelumnya
bahwa di Divisi Internal Audit hanya terdapat prosedur pemeriksaan aktiva tetap secara
umum dan prosedur audit substantif aktiva tetap. Namun, dilihat dari tahapan
pelaksanaanya diperoleh gambaran prosedur audit operasional pengelolaan aktiva tetap
serta langkah-langkah kerja audit sebagai berikut:
a) Melakukan evalusai terhadap realisasi aktiva tetap dan membandingkan dengan
target pencapaian output dari aktiva tetap tersebut.
b) Mencari faktor penyebab dari ketidakwajaran dalam realisasi aktiva tetap yang tidak
sesuai dengan rencana atau tidak memenuhi target yang telah ditetapkan sebelumnya.
c) Membuat suatu kesimpulan mengenai hubungan sebab akibat dari masalah yang
ditemukan serta menuangkannya dalam Kertas Kerja Pemeriksaan(KKP).
d) Ketua Tim dan pengawas audit melakukan review atas KKP yang telah dibuat untuk
mendapat pengesahan.
e) Menyusun konsep laporan hasil audit serta membuat rekomendasi dan saran
perbaikan.
f) Mengadakan pembicaraan dengan auditee untuk menyampaikan konsep laporan hasil
audit guna mengetahui tanggapan atas laporan hasil audit tersebut tersebut.
Berdasarkan prosedur dan langkah-langkah kerja yang diidentifikasi di atas, maka
dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan audit operasional atas pengelolaan aktiva tetap
telah dilakukan dengan baik dan terorganisir, meskipun tidak terdapat prosedur audit
operasional pengelolaan aktiva tetap secara tertulis.
F. Pelaksanaan Audit Operasional Pengelolaan Aktiva Tetap
Pelaksanaan audit operasional pada unit kerja SDK Unismuh meliputi tahap
persiapan, audit pendahuluan, audit lanjutan yang pada akhirnya dilakukan pelaporan dan
tindak lanjut hasil audit operasional. Tahap persiapan audit merupakan tahap pemilihan
auditee dam perencanaan audit yang dipaparkan pada bab sebelumnya. Tahap audit
pendahuluan dan audit lanjutan merupakan tahap pelaksanaan audit yang dipaparkan
pada bab sebelumnya juga.
Dalam melaksanakan tugasnya, auditor disertai dengan surat penugasan dari
Divisi Internal Audit Universitas. Dalam hal ini, dapat diketahui bahwa auditor tidak
terpisahkan dan tidak memiliki wewenang sendiri-sendiri untuk melakukan audit. Selain
itu, auditor tidak memiliki hubungan kekerabatan dengan salah satu staf dari objek yang
diaudit.
Dalam segi kompetensi pun sudah jelas bahwa orang yang melakukan audit
adalah orang yang kompeten, berwawasan luas, mampu berkomunikasi dengan bagian
lain dalam perusahaan secara efektif.
Sebelum melakukan audit, untuk memperlancar dan memperjelas arah dan tujuan
pelaksanaan audit, maka dibuatlah suatu program audit yang isinya berupa serangkaian
prosedur dan langkah-langkah kerja dalam melakukan audit. Program kerja audit ini
dibuat secara tertulis dan dimaksudkan supaya audit operasional berjalan dengan baik.
Pelaksanaan audit meliputi beberapa langkah yang dimulai dari tahap persiapan
sampai dengan tahap tindak lanjut hasil audit. Berikut ini merupakan alur pelaksanaan
audit operasional Divisi Internal Audit Unismuh Makassar:
Gambar 5.1
Tahapan Audit Operasional pada UNISMUH MAKASSAR
a) Tahap Persiapan Audit
Pada tahap persiapan dibuat program audit yang sifatnya merupakan persiapan
dalam rangka menyusun program pemeriksaan yang lebih rinci. Tahap persiapan
memiliki tujuan untuk memperoleh informasi umum tentang objek yang diperiksa,
sebagai dasar penyusunan audit pendahuluan.
Pada tahap persiapan audit yang terjadi di Unismuh Makassar adalah sebagai
berikut:
1. Auditor melakukan pembicaraan pendahuluan dengan pimpinan objek yang
akan diaudit.
Persiapan Audit
Pelaporan dan Tindak
Lanjut
Audit Pendahuluan
Audit Lanjutan
Hal ini dimaksudkan agar auditee khususnya Divisi SDK memperoleh
gambaran tentang tujuan dilakukan audit operasional sehingga akan terasa
manfaat dari dilakukannya audit tersebut.
Dalam hal ini dijelaskan pula mengenai evaluasi terhadap pengelolaan dan
manfaat aktiva tetap. Apakah kebijakan akuntansi aktiva tetap, pemanfaatan,
dan pemeliharaannya sudah sesuai atau tidak.
2. Pengumpulan informasi umum mengenai objek yang diaudit Informasi umum
ini berupa informasi mengenai latar belakang objek yang diaudit, fungsi bagian
terpenting dari objek yang diaudit, dan kebijakan umum yang berlaku di bagian
objek yang diaudit. Perolehan informasi umum dimaksudkan untuk penyusunan
program audit pendahuluan.
3. Penentuan perkiraan waktu yang dibutuhkan untuk melakukan audit.
Pembatasan waktu sangat diperlukan supaya auditor mengetahui batasan
waktu pelaksanaan audit dan audit dapat segera diselesaikan. Audit yang terlalu
memakan waktu juga akan menghabiskan banyak biaya sehingga tidak efisien
dan ekonomis.
Dalam melakukan audit pada unit kerja SDK, Internal Audit telah
menentukan dan membuat jadwal estimasi pelaksanaan audit yang terangkum
dalam Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) yang salah satu isinya
memuat jadwal audit unit kerja SDK yang dilaksanakan pada bulan September-
Oktober.
4. Penentuan ruang lingkup penugasan dan pemilihan staf audit yang tepat dalam
penugasan.
Penentuan ruang lingkup dimaksudkan untuk membatasi pelaksanaan audit
operasional sehingga audit dilakukan dengan terarah dan terprogram serta
dilakukan oleh orang yang benar-benar kompeten dan memiliki kemampuan
untuk menyelesaikan tugas audit tersebut. Pemilihan staf audit disertai dengan
surat penugasan untuk melakukan audit.
Dari serangkaian langkah kerja pada tahap persiapan audit yang dilakukan oleh
Tim Audit Unismuh Makassar terhadap unit kerja SDK sebagai objek yang diaudit,
telah sesuai dengan teori yang dikemukan pada bab sebelumnya yaitu pada tahap
pemilihan auditee dan perencanaan audit, tidak terdapat perbedaan yang mencolok
antara teori, prosedur dengan pelaksanaan yang dilakukan.
b) Tahap Audit Pendahuluan
Tahap audit pendahuluan merupakan serangkaian langkah dari perencanaan
audit dan pelaksanaan audit pada tahap awal. Audit pendahuluan yang dilakukan
oleh Tim Audit terhadap Divisi SDK dalam pemeriksaan aktiva tetap telah
dilakukan dengan berurut dan terorganisir. Tahap audit pendahuluan bertujuan untuk
mengidentifikasikan aspek-aspek manajeman yang menunjukan adanya kelemahan-
kelemahan yang mungkin masih bisa ditingkatkan baik dari segi efektivitas,
efisiensi, maupun kehematannya dalam pencapaian tujuan.
Pada tahap audit pendahuluan ini dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1. Penelaahan ketentuan dan peraturan yang berlaku.
Penelaahan dilakukan terhadap prosedur pengadaan barang, kebijakan akuntansi
aktiva tetap yang diterapkan mulai dari pengakuan sebagai aktiva tetap, cara
perolehan, penilaian dan penyusutan hingga penyajiannya di neraca, serta
berbagai kebijakan dan peraturan lainnya yang behubungan dengan audit
operasional aktiva tetap dalam mencapai tujuan efektivitas dan efisiensi.
2. Melakukan penelaahan dan pengujian terhadap sistem pengendalian manajemen
perusahaan khususnya mengenai keberadaan dan prosedur pengelolaan aktiva
tetap, apakah pengendalian terhadap aktiva tetap sudah memadai atau tidak.
Hasil dari audit pendahuluan merupakan acuan dalam melakukan audit lanjutan.
Langkah kerja audit pendahuluan yang dilakukan bagian Internal Auditor telah
sesuai dengan tahap perencanaan audit sesuai dengan teori yang diperoleh yaitu
berupa serangkaian penelaahan terhadap berbagai kebijakan dan prosedur khusus
menganai objek yang diaudit.
c) Tahap Audit Lanjutan
Tahapan audit lanjutan merupakan tahapan pelaksanaan audit lebih lanjut
untuk memperoleh hasil audit yang sesuai dengan tujuan dan sasaran audit.
Serangkaian langkah di atas telah menggambarkan secara rinci bahwa pelaksanaan
audit operasional telah baik dan sesuai dengan teori pelaksanaan audit secara umum.
d) Tahap pelaporan dan tindak lanjut
Dua perbedaan utama dalam laporan audit operasional dan keuangan yang
mempengaruhi laporan audit operasional:
1. Dalam audit operasional, laporan biasanya dikirim hanya untuk pihak unismuh
dan satu salinan untuk diperiksa. Tidak adanya pemakaian pihak ketiga,
mengurangi pembakuan kata-kata dalam laporan audit operasional.
2. Keragaman audit operasional memerlukan penyusunan laporan secara khusus
untuk menyajikan ruang lingkup laporan audit, temuan-temuan dan
rekomendasi.
Hubungan kedua faktor ini menyebabkan banyak perbedaan dalam laporan
audit operasional. Penulisan laporan seringkali memakan banyak waktu agar
temuan-temuan dan rekomendasi disampaikan dengan jelas.
Tindak lanjut merupakan hal yang biasa dalam audit operasional di saat
rekomendasi-rekomendasi disampaikan kepada pihak-pihak unismuh, yang
tujuannya adalah untuk memastikan apakah perubahan-perubahan yang
direkomendasikan telah dilakukan dan jika tidak apa alasannya.
G. Pengelolaan Aktiva Tetap
Berikut ini merupakan data aktiva tetap yang dimiliki oleh unit kerja SDK
Unismuh Makassar mulai dari periode 2011-2012. Berdasarkan nilai pada kurun waktu
dua periode tersebut, nilai aktiva tetap tidak mengalami peningkatan. Lebih jelasnya
dapat dilihat pada tabel 5.3 sebagai berikut:
Tabel 5.3
Nilai Aktiva Tetap Periode 2011
Jenis Aktiva
Tetap (Rp)
Harga Perolehan
(Rp)
Akumulasi
Penyusutan (Rp) Nilai Buku (Rp)
Tanah 73.615.584.232 - 73.615.584.232
Bangunan 41.922.795.526 19.933.975.697 21.988.819.829
Kendaraan 2.518.815.000 1.331.026.375 1.187.788.625
Perpustakaan 185.050.000 78.029.000 107.021.000
Peralatan dan
Perabot 10.150.233.921 5.889.129.467 4.261.104.454
Jumlah 128.392.478.679 27.232.160.539 101.160.318.140
Sumber: Unismuh Makassar
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat secara jelas nilai aktiva tetap unit kerja
SDK Unismuh Makassar periode 2011 memiliki nilai total buku aktiva tetap sebesar Rp.
101.160.318.140,-. Nilai aktiva tetap paling besar adalah pada jenis tanah. Setiap periode
aktiva tetap jenis ini selalu memiliki nilai buku yang paling besar karena merupakan
komponen utama bagi Unismuh Makassar dalam kegiatan operasionalnya..
Berikut ini merupakan nilai aktiva tetap yang dimiliki unit kerja SDK Unismuh
Makassar pada periode 2012:
Tabel 5.4
Nilai Aktiva Tetap Periode 2012
Jenis Aktiva
Tetap (Rp)
Harga Perolehan
(Rp)
Akumulasi
Penyusutan (Rp) Nilai Buku (Rp)
Tanah 73.615.584.232 - 73.615.584.232
Bangunan 43.014.364.726 21.709.693.935 21.304.670.791
Kendaraan 2.565.165.000 1.587.921.999 977.243.001
Perpustakaan 219.949.975 105.522.747 114.427.228
Peralatan dan
Perabot 12.657.851.021 8.343.166.233 4.314.684.788
Jumlah 132.072.914.954 31.746.304.904 100.326.610.050
Sumber: Unismuh Makassar
Berdasarkan data di atas nilai buku aktiva tetap periode 2012 sebesar Rp
100.326.610.050. Seperti pada periode sebelumnya nilai buku aktiva tetap yang paling
besar terdapat pada jenis aktiva tetap tanah. Namun nilai aktiva tetap tahun 2012
mengalami penurunan dari periode sebelumnya sebesar Rp 833.708.090.
Periode 2011-2012 nilai dari aktiva tetap yang dimiliki oleh Divisi SDK Unismuh
Makassar mengalami penurunan yaitu sebesar Rp833.708.090. Hal ini terjadi bukan
berarti unit kerja SDK tidak melakukan pengadaan atau penambahan aktiva tetap. Seperti
yang terlihat pada tabel 5.3 dan tabel 5.4 diatas semua komponen aktiva tetap seperti
bangunan, kendaraan, perpustakaan dan peralatan dan perabot mengalami penambahan
harga perolehan dari tahun ketahun. Penurunan nilai aktiva tetap disesabkan adanya
tingkat penyusutan aktiva tetap jenis bangunan serta peralatan dan perabot yang terlalu
besar. Hal ini terjadi karena kualitas bangunan dan peralatan kurang memenuhi standar
sehinga mudah rusak.
Tingkat efisiensi dari pengelolaan dan penggunaan aktiva tetap dapat diketahui
dengan melakukan pemeriksaan terhadap pengendalian intern dan melakukan
perhitungan rasio perputaran aktiva tetap (Fixed Assets Turn Over) yang dibandingkan
dengan pendapatan bersih. Fixed Assets Turn Over yang tinggi mengindikasikan bahwa
kurangnya investasi dalam aktiva tetap sedangkan Fixed Assets Turn Over yang rendah
mengindikasikan tingkat pendapatan yang relatif rendah dibandingkan dengan jumlah
uang yang diinvestasikan dalam aktiva tetap.
Berdasarkan hasil perhitungan rasio yang dilakukan pada periode 2011 dan 2012
atas aktiva tetap yang dimiliki oleh unit kerja Sumber Daya dan Keuangan (SDK), maka
dapat diketahui perbandingan antara pendapatan dan aktiva tetap atau perputaran aktiva
tetap (Fixed Assets Turn Over) sebagai berikut:
Tabel 5.5
Fixed Assets Turn Over
Tahun Nilai Aktiva Tetap Pendapatan Bersih
Rasio
Perputaran
Aktiva Tetap
2011 Rp 101.160.318.140 Rp 73.474.470.656 0,73
2012 Rp 100.326.610.050 Rp 79.724.610.137 0,79
Bedasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai aktiva tetap yang dimiliki
oleh unit kerja SDK Unismuh Makassar mengalami penurunan. Pada rentang tahun
2011-2012 terjadi penurunan aktiva tetap sebesar Rp 833.708.090. Namun, nilai
pendapatan mengalami kenaikan sebesar Rp. 6.250.139.481 atau sekitar 0,42% dengan
persentase penurunan pendapatan sebesar 8,51%. Hal ini berarti pengalokasian untuk
penambahan aktiva tetap yang digunakan dalam kegiatan operasional unismuh lebih
kecil 8,09% daripada output pendapatan yang dihasilkan.
Berdasarkan hasil penghitungan rasio di atas diperoleh keterangan bahwa
penggunaan aktiva tetap pada unit kerja SDK secara garis besar sudah efektif tetapi
kurang efisien. Data pada tabel halaman sebelumnya menunjukan kenaikan pendapatan
yang cukup tinggi, yang menggambarkan bahwa pengelolaan aktiva tetap sudah efektif
akan tetapi penurunan pengalokasian aktiva tetap persentasenya lebih kecil daripada
persentase kenaikan pendapatan. Pengelolaan aktiva tetap dapat dikatakan kurang
efisien, dibuktikan dengan tingginya nilai akumulasi penyusutan aktiva tetap pada
periode 2012 lebih besar daripada penambahan harga perolehannya.
Penilaian tingkat efektivitas atau tidaknya aktiva tetap juga dapat dibuktikan dari
pengendalian intern atas penggunaan aktiva tetap dalam kegiatan operasional
perusahaan. Sebagai contoh kongkrit, kenaikan atau pengalokasian terbesar aktiva tetap
unit kerja SDK adalah pada jenis peralatan dan perabot. Peningkatan disebabkan adanya
sejumlah proyek yang komponen utama pengerjaan proyek tersebut berupa peralatan dan
perabot. Setiap ada pembuatan proyek baru dilakukan penambahan alat tersebut padahal
peralatan dan perabot tersebut kemungkinan masih bisa dipakai secara berulang. Namun,
hal ini tidak terjadi karena alat tersebut rusak dan tidak dapat dipakai lagi. Kerusakan
tersebut terjadi karena beberapa sebab seperti kurangnya perawatan, tidak rapinya tempat
penyimpanan, dan salah pemilihan kualitas pada saat pembelian sehingga mempengaruhi
masa manfaat.
Pengalokasian terbesar selanjutnya selain peralatan dan perabot yaitu berupa
bangunan yaitu sebesar Rp 41.922.795.526 pada periode 2011 dan sebesar Rp
43.014.364.726 pada periode 2012. Peningkatan nilai pada rentang periode 2011-2012
sangat besar mencapai Rp 1.091.569.200 . Hal ini terjadi karena adanya penambahan
gedung atau bangunan untuk keperluan operasional kampus.
Dari hasil observasi, penambahan terjadi karena adanya kekurangan bangunan
untuk kepentingan unismuh yang dipakai oleh para mahasiswa dan penambahan tenaga
pengajar serta penyesuaian aplikasi dengan perkembangan zaman yang disesuaikan pula
dengan kebutuhan.
Secara garis besar, dapat disimpulkan bahwa dari periode 2011-2012 pengelolaan
aktiva tetap efektif tetapi kurang efisien. Hal ini karena tingginya nilai akumulasi
penyusutan aktiva tetap yang bukan hanya disebabkan oleh tuanya umur aktiva tetap
tersebut tetapi juga kurangnya penganggaran yang matang dan kurangnya perawatan
sehingga banyak mengeluarkan biaya.
Bedasarkan hasil analisis data dapat diketahui penyebab dari kurangnya efisiensi
dan efektivitas pengelolaan aktiva tetap unit kerja SDK adalah sebagai berikut:
1. Kurangnya pemanfaatan dan pengawasan terhadap aktiva tetap yang telah dimiliki.
2. Kurangnya penganggaran yang matang untuk penambahan aktiva tetap, sebaiknya
penganggaran pembelian aktiva tetap harus benar-benar sesuai dengan yang
dibutuhkan.
3. Sistem pencatatan akuntansi yang lemah.
4. Pengoperasian aktiva tetap yang tidak memenuhi target.
5. Penyimpanan yang tidak rapi atau tidak tertata dengan baik.
6. Prosedur dan pengendalian intern yang kurang searah dengan tujuan perusahaan.
H. Hasil Audit Operasional Pengelolaan Aktiva Tetap
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil observasi dan wawancara, dapat
diketahui hasil audit operasional pengelolaan aktiva tetap unit kerja SDK Universitas
Muhammadiyah Makassar periode 2011 dan 2012 yang dilakukan oleh Divisi Internal
Auditor Unismuh Makassar adalah sebagai berikut:
1. Pengelolaan aktiva tetap divisi unit kerja SDK Universitas Muhammadiyah
Makassar menunjukan pengelolaan yang kurang memadai, serta belum didukung
oleh pedoman pengelolaan aktiva tetap yang sistematis.
2. Monitoring untuk pengelolaan aktiva tetap sulit dilakukan karena terjadi
pemindahan aktiva tetap yang tidak diikuti dengan pencatatan mutasi aktiva tetap
pada fungsi akuntansi. Dalam hal ini sistem pencatatan akuntansi aktiva tetap lemah.
3. Kondisi yang dinyatakan pada point 2 tersebut menimbulkan permasalahan seperti
terjadinya potensi risiko berupa tidak dapat diandalkannya atau diragukannya
keberadaan nilai aktiva tetap yang tertera di dalam laporan keuangan dengan jumlah
fisik yang sebenarnya, dan pengamanan harta kekayaan perusahaan menjadi kurang
maksimal.
Rekomendasi yang diberikan untuk perbaikan permasalahan di atas adalah:
1. Dilakukan penyusunan pedoman pengelolaan aktiva tetap dengan target triwulan
III 2012.
2. Membuat sistem aplikasi (SIM) pengelolaan aktiva tetap.
Hasil audit operasional pengelolaan aktiva tetap telah memuat informasi secara
jelas. Berdasarkan kriteria laporan hasil audit, hasil audit di atas telah jelas memberikan
kesimpulan hasil audit berdasarkan temuan-temuan audit, mengungkapkan sebab
terjadinya masalah dan ketidakberesan, serta telah mengajukan rekomendasi atau saran
sesuai dengan hasil temuan audit guna melakukan perbaikan. Akan tetapi, perlu
diperjelas mengenai pernyataan kesimpulan pada point pertama yang menyatakan bahwa
pengelolaan aktiva tetap kurang memadai akan lebih jelas dan mudah dimengerti dengan
menyatakan pengelolaan aktiva tetap unit kerja SDK Universitas Muhammadiyah
Makassar efektif tetapi kurang efisien.
Isi laporan hasil audit operasional pengelolaan aktiva tetap periode 2011 dan
2012 sesuai dengan hasil analisis yang dilakukan, yang diantaranya sebagai berikut:
1. Kesimpulan hasil audit yang menyatakan bahwa pengelolaan aktiva tetap unit kerja
kurang memadai serta sulitnya dilakukan monitoring terbukti dengan semakin
menurunnya nilai rasio fixed asset turn over periode 2011-2012, serta sesuai dengan
identifikasi penyebab ketidakefisienan pengelolaan aktiva tetap yaitu pemanfaatan
dan pengawasan yang kurang maksimal, akibat pengoprasian aktiva tetap yang tidak
memenuhi target, penyimpanan yang tidak tertata dengan baik, sistem pencatatan
akuntansi yang lemah serta prosedur yang kurang searah dengan tujuan unismuh.
2. Risk Assesment yang dikemukakan auditor pada kesimpulan hasil audit sesuai dengan
hasil observasi lapangan yang dilakukan penulis serta contoh kongkrit kondisi aktiva
tetap yang ada unit kerja SDK seperti yang telah dikemukakan sebelumnya.
Adapun hasil analisis yang menjadi penyebab tidak dilaksanakannya audit
operasional pengelolaan aktiva tetap secara continue pada tingkat divisi perusahaan yaitu
karena Divisi Internal Audit menganggap bahwa pengelolaan aktiva tetap pada
administrasi unismuh sudah dapat mewakili tiap divisi karena tiap divisi memiliki
tanggung jawab kepada administrasi perusahaan untuk melaporkan setiap kepemilikan
aktiva dan kegiatan operasi perusahaan. Selain itu juga, Internal Audit menganggap
aktiva tetap hanya memiliki kontribusi yang kecil sekali dalam menunjang kesuksesaan
kegiatan unismuh.
BAB VI
SIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dipaparkan sebelumnya, dapat
ditarik kesimpulan bahwa:
1. Prosedur audit operasional pengelolaan aktiva tetap belum tertulis secara khusus. Hal
ini terjadi karena auditor beranggapan bahwa pada dasarnya audit operasional dengan
audit keuangan adalah sama, yang membedakan adalah dari pemberian rekomendasi
dan tindak lanjut hasil audit.
2. Pelaksanaan audit operasional pengelolaan aktiva tetap yang dilakukan oleh Divisi
Internal Audit Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar periode 2011 dan
2012 telah sesuai dengan teori yang dikemukakan, terdiri dari serangkaian tahapan
audit meliputi persiapan audit, audit pendahuluan, audit lanjutan, pelaporan dan
tindak lanjut hasil audit, audit telah dilaksanakan secara efektif karena menghasilkan
laporan hasil audit yang dilaporkan tepat waktu, berjalan efisien karena sesuai
dengan jadwal Program Kerja Pengawasan Tahunan, dengan tujuan audit operasional
yaitu untuk pencapaian daya guna dan hasil guna serta pengamanan atas kekayaan
negara.
3. Kondisi pengelolaan aktiva tetap pada unit kerja Sumber daya dan keuangan
Unismuh Makassar periode 2011-2012 sudah efektif tetapi kurang efisien. Penyebab
utama penurunan tingkat efisiensi pengelolaan aktiva tetap yaitu tingginya tingkat
penyusutan pada periode 2012, penganggaran pembelian aktiva tetap kurang sesuai
dengan kebutuhan serta kurangnya pengawasan dan pengendalian, terbukti dengan
tidak dilakukannya pemeriksaan oleh Internal Audit pada tingkat divisi perusahaan
pada periode tersebut.
B. Saran
Berdasarkan simpulan di atas, saran yang dapat diberikan dan diharapkan dapat
berguna sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan perbaikan diantaranya:
1. Sebaiknya prosedur audit operasional pengelolaan aktiva tetap dibuat secara terinci
dan tertulis sehingga setiap yang berkepentingan memahami tujuan dan sasaran audit
serta audit yang dilaksanakan dapat terkendali dan terarah.
2. Pelaksanaan audit operasional pengelolaan aktiva tetap sebaiknya tidak hanya
dilakukan secara continue pada bagian administrasi unismuh, tetapi bagian internal
audit juga harus masuk ke tiap divisi unismuh.
3. Penganggaran untuk pembelian aktiva tetap harus disesuaikan dengan tingkat
kebutuhan sehingga aktiva tetap tersebut benar-benar produktif dan mampu
menghasilkan output dengan semestinya sesuai target yang diinginkan.
DAFTAR PUSTAKA
Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing Petunjuk Praktis Pemeriksaan Akuntan Oleh Akuntan Publik, Jilid 1,
Edisi Keempat. Jakart: Salemba Empat.
Arens, Alvin A, et al. 2008. Auditing dan Jasa Assurance. Jakarta: Erlangga.
Baridwan, Zaki., 2004, intermediate Accounting, edisi delapan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis UGM.
Belkaoui, Ahmed Riahi, dialih bahasakan oleh Marwata Dkk, 2001. Teori Akuntansi. Buku Dua.
Jakarta: Salemba Empat
Ely ,Sri. 2009. Akuntansi keuangan Universitas Komputer Indonesia (UNIKOM). Bandung
Hery, 2011. Akuntansi Aktiva,Hutang dan Modal, edisi Kesebelas, Jakarta: Grava Media
Ikatan Akuntan Indonesia, 2011. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan, Jakarta: Salemba Empat
Kieso, Donald E et all, 2002. Akuntansi Intermediate, Edisi Kesepuluh Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Kuncoro, Mudrajad. 2009. Metode Riset Untuk Bisnis dan Ekonimi. Jakarta: Erlangga
Manurung, Elvy Maria. 2011. Akuntansi Dasar, buku satu. Erlangga.
Mulyadi, 2010. Jakarta: Salemba empat
Rahayu,kurnia, Suhayati. 2013. auditing, edisi pertama, cetakan kedua. graham ilmu.
Suwardjono, 2006. Teori Akuntansi, Jakarta: Gunadarma
Tunggal, Widjaja auditing.Edisi ke enam. Amin . 2008, Audit manajemen. Jakarta: Rineka cipta
Widjajanto, Nugroho. 2001. Sistem Informasi Akuntansi. Jakarta: Erlangga