SKRIPSI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN …repository.unair.ac.id/23891/13/FULLTEXT.pdf ·...
Transcript of SKRIPSI ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN …repository.unair.ac.id/23891/13/FULLTEXT.pdf ·...
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN
KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH
TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API
JALAN AMBENGAN SURABAYA
Oleh :
NOVI DWI IRA SURYANI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
SURABAYA
2015
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
ii
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN
KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH
TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API
JALAN AMBENGAN SURABAYA
Oleh :
NOVI DWI IRA SURYANI
NIM. 101111016
UNIVERSITAS AIRLANGGA
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
SURABAYA
2015
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
iii
PENGESAHAN
Dipertahankan di Depan Tim Penguji Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga dan
diterima untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S. KM.)
pada tanggal 15 Juli 2015
Mengesahkan Universitas Airlangga
Fakultas Kesehatan Masyarakat
Dekan,
Prof. Dr. Tri Martiana, dr., M.S. NIP 195603031987012001
Tim Penguji
1. Maya Saridewi, S.KM., M.Kes. 2. Prof. Soedjajadi, dr., M.S., Ph.D. 3. Hanang Soedjoedi, dr., M.Kes.
ii
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
iv
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM. )
Departemen Kesehatan Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga
Oleh:
NOVI DWI IRA SURYANI NIM 101111016
Surabaya, 29 Juni 2015 Mengetahui, Menyetujui Ketua Departemen, Pembimbing, Sudarmaji, S.KM., M.Kes. Prof. Soedjajadi, dr., M.S., Ph.D. NIP 19721210 199702 1 001 NIP 19520315 197903 1 008
iii
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
v
SURAT PERNYATAAN TENTANG ORISINALITAS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya: Nama : Novi Dwi Ira Suryani NIM : 101111016 Program Studi : Kesehatan Masyarakat Fakultas : Kesehatan Masyarakat Jenjang : Sarjana (S1) Menyatakan bahwa saya tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan skripsi saya yang berjudul: ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA Apabila suatu saat nanti terbukti melakukan tindakan plagiat, maka saya akan menerima sanksi yang ditetapkan. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.
Surabaya, 28 Juli 2015
Novi Dwi Ira Suryani NIM 101111016
iv
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA” sebagai salah satu persyaratan akademik dalam rangka menyelesaikan kuliah di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.
Dalam skripsi ini dijelaskan mengenai pengaruh tingkat kebisingan dan getaran kereta api dengan tekanan darah pada ibu rumah tangga di pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan Surabaya. Di dalam skripsi ini juga dijelaskan perbedaan tekanan darah ibu rumah tangga yang terpapar kebisingan dan getaran kereta api dengan intensitas tinggi dan rendah serta faktor yang paling berpengaruh pada tekanan darah ibu rumah tangga.
Pada kesempatan ini kami menyampaikan terimakasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada Prof. Soedjajadi, dr., M.S., Ph.D selaku dosen pembimbing yang telah memberikan petunjuk, koreksi serta saran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan lancar. Tidak lupa terimakasih kepada responden dan segenap pimpinan serta perangkat kelurahan Ketabang dan Tambak Sari yang telah memberika ijin sehingga skripsi ini dapat terlaksana dan terselesaikan sesuai harapan.
Terimakasih dan penghargaan kami sampaikan pula kepada yang terhormat: 1. Prof. Dr. Tri Martiana, dr., M.S. selaku Dekan Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Airlangga. 2. Sudarmaji, S. KM. M, Kes. selaku Ketua Departemen Kesehatan Lingkungan
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga. 3. Kedua orang tua tercinta Samsuri, S.Pd dan Ramisih, S.Pd., serta kakak dan
adik yang selalu memberikan dukungan dan do‟a untuk terselesaikannya skripsi ini.
4. M. Fadliansyah, S.KM yang selalu memberikan semangat, dukungan, dan membantu selama proses pengerjaan skripsi.
5. Sahabat perjuangan Aryanti, Sarah, Sindi, Desy, Ridha, Amanda, Nurvita yang selalu memberikan semangat dan membantu dalam proses pengerjaan skripsi.
6. Sri Ulimah yang telah membantu dalam pengumpulan data primer dalam penelitian.
7. Anitria Widyastuti, Amd yang telah membantu terselesaikannya skripsi ini. Dengan terselesaikannya skripsi ini, semoga mampu memberikan ilmu dan
manfaat bagi peneliti dan pihak lain yang terlibat. Selanjutnya kami mengucapkan terimakasih yang sebesar – besarnya atas dukungan dari semua pihak dan mohon maaf apabila terdapat kesalahan penulisan pada skripsi ini.
Surabaya, Juli 2015
v
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
vii
ABSTRACT
Train noise and vibration lead to health impact of people in railway surrounding residence such as increasing of blood pressure. 100% of noise level in the railway surrounding residence that measured in four city in Indonesia exceeded the standard. Therefore the aim of study was to examine the correlation between train noise and vibration level toward blood pressure of housewives in railway surrounding residence.
Cross sectional studies combined with qualitative approach was designed to conduct this research. 53 housewives on Jalan Ambengan Surabaya were taken as samples for interviewing and measuring the blood pressure. The researcher picked four locations for measuring the noise and vibration level which was divided into study group (Kanginan DKA and Ngaglik DKA residence) and control group (Ngemplak residence) with two locations each.
The research resulted that the noise level in 24 hours measurement was LSM 70, 73 dB(A) in average and it is higher than the Decision of Minister for Environment No. 48 in 1996. Meanwhile, the vibration level resulted 3, 15 Hz in average which is lower than the minimum vibration for healthy and convenient life. Bivariate experiments ensued vibration level (p=0,004) and age (p=0,016) contribute significantly to the blood pressure of housewives in railway residence. But, the train vibration level (p=0,004; OR=0,135) is the most affective variable to the housewives‟ blood pressure concerning multiple logistic regression experiment‟s approve.
The conclusion of this research is noise level has correlation on housewives blood pressure in railway surrounding residence, but vibration level has not correlation to housewive blood pressure. There are several preventions which can be conducted to decrease the noise and vibration level in railway residence such ressetlement within <6 meters from railway into larger land. Keywords: Train’s noise level,Train’s vibration level, Housewives, Railway
residence.
vi
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
viii
ABSTRAK
Kebisingan dan getaran kereta api dapat mempengaruhi kesehatan mmasyarakat di psekitar rel kereta api, salah satunya peningkatan tekanan darah. Hasil pemantauan kebisingan dan getaran kereta api oleh Kementerian Lingkungan Hidup di pemukiman sekitar rel di 4 kota besar di Indonesia 100% melebihi baku mutu. Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh kebisingan dan getaran kereta api terhadap tekanan darah ibu rumah tangga di sekitar pinggiran rel kereta api.
Penelitian ini termasuk penelitian observasional dengan rancangan cross sectional. Pengukuran tekanan darah dan wawancara dilakukan kepada 53 ibu rumah tangga yang tinggal di pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan, Surabaya. Pengukuran kebisingan dan getaran kereta api dilakukan di 4 titik yang terdiri dari 2 titik di kelompok studi (Kanginan DKA dan Ngaglik DKA) dan 2 titik di kelompok pembanding (Ngemplak).
Hasil pengukuran tingkat kebisingan selama 24 jam adalah LSM 70,73 dB(A), melebihi baku tingkat kebisingan untuk kawasan pemukiman (55 dB(A)). Sedangkan pengukuran tingkat getaran didapatkan hasil 3,15 Hz, dibawah baku tingkat getaran untuk kenyamanan dan kesehatan (minimal 4 Hz). Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat kebisingan (p=0,004) dan umur (p=0,016) terhadap tekanan darah ibu rumah tangga. Sementara itu, variabel yang paling berhubungan dengan tekanan darah adalah tingkat kebisingan kereta api (p=0,004; OR=0,135).
Sehingga, disimpulkan bahwa tingkat kebisingan kereta api berpengaruh terhadap tekanan darah ibu rumah tangga di daerah sekitar rel kereta api, sedangkan getaran tidak berpengaruh pada tekanan darah. Pemindahan pemukiman yang berjarak <6m dari rel kereta api diperlukan untuk mengurangi paparan bising yang diterima dan mencegah dampak akibat bising.
Kata Kunci: Tingkat kebisingan kereta api, Tingkat getaran kereta api, Ibu
rumah tangga, Pemukiman pinggiran rel kereta api.
vii
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL DALAM i HALAMAN PENGESAHAN ii HALAMAN PERSETUJUAN iii HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN iv KATA PENGANTAR v ABSTRACT vi ABSTRAK vii DAFTAR ISI viii DAFTAR TABEL xi DAFTAR GAMBAR xiii DAFTAR LAMPIRAN xiv DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN, DAN ISTILAH xv BAB I PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Identifikasi Masalah 6 1.3 Pembatasan dan Perumusan Masalah 8 1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 12 2.1 Kebisingan Kereta Api 12 2.1.1 Pengertian 12 2.1.2 Sumber kebisingan 13 2.1.3 Jenis bising 17 2.1.4 Dampak bising terhadap kesehatan 19 2.1.5 Baku Tingkat Kebisingan 21 2.1.6 Pengukuran tingkat kebisingan 23 2.2 Getaran Kereta Api 25 2.2.1 Pengertian 25 2.2.2 Jenis getaran 26 2.2.3 Dampak getaran pada kesehatan 27 2.2.4 Baku Tingkat Getaran 28 2.2.5 Pengukuran Tingkat Getaran 29 2.3 Pemukiman 30 2.3.1 Pengertian pemukiman 30 2.3.2 Pemukiman pinggiran rel kereta api 31 2.4 Tekanan Darah 32 2.4.1 Jenis Tekanan Darah 33 2.4.2 Faktor yang mempengaruhi tekanan darah 34 2.4.3 Pengukuran tekanan darah 37
viii
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
x
2.5 Ibu Rumah Tangga 39 2.5.1 Pengertian ibu rumah tangga 39 BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS 40 3.1 Kerangka Konseptual Penelitian 40 3.2 Hipotesis Penelitian 42 BAB IV METODE PENELITIAN 43 4.1 Jenis dan Rancang Bangun Penelitian 43 4.2 Populasi Penelitian 43 4.3 Sampel, Besar Sampel, dan Cara Pengambilan Sampel 44 4.3.1 Sampel Penelitian 44 4.3.2 Besar Sampel 45 4.3.3 Cara Pengambilan Sampel 45 4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian 46 4.5 Variabel, Cara Pengukuran, dan Definisi Operasional 47 4.5.1 Variabel Penelitian 47 4.5.2 Cara Pengukuran 48 4.5.3 Definisi Operasional 49 4.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 51 4.6.1 Teknik Pengumpulan data 51 4.6.2 Instrumen Pengumpulan Data 52 4.7 Teknik Analisis Data 52 BAB V HASIL PENELITIAN 53 5.1 Gambaran Lokasi Penelitian 53 5.2 Tingkat Kebisingan Kereta Api 56 5.3 Tingkat Getaran Kereta Api 58 5.4 Karakteristik Responden 59 5.5 Perbedaan Tekanan Darah Ibu Rumah Tangga 67 5.6 Pengaruh Tingkat Kebisingan terhadap Tekanan Darah
Ibu Rumah Tangga 68
5.7 Pengaruh Tingkat Getaran terhadap Tekanan Darah Ibu Rumah Tangga
69
5.8 Faktor Lain yang Berpengaruh terhadap Tekanan Darah Ibu Rumah Tangga
70
5.9 Faktor yang Paling Berpengaruh terhadap Tekanan Darah Ibu Rumah Tangga
74
BAB VI PEMBAHASAN 77 6.1 Tingkat Kebisingan Kereta Api 77 6.2 Tingkat Getaran Kereta Api 79 6.3 Pengaruh Tingkat Kebisingan Kereta Api terhadap
Tekanan Darah 80
ix
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
xi
6.4 Pengaruh Getaran Kereta Api terhadap Tekanan Darah 83 6.5 Faktor Lain yang Berpengaruh dengan Tekanan Darah 84 6.6 Faktor Dominan yang Mempengaruhi Tekanan Darah 90 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 93 7.1 Kesimpulan 93 7.2 Saran 94 DAFTAR PUSTAKA 96 LAMPIRAN 101
x
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
xii
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Tabel Halaman
1.1 Hasil Pengukuran Kebisingan Area Pemukiman Jalan Ambengan
7
2.1 Baku Tingkat Kebisingan 22 2.2 Pembagian Zona Kebisingan menurut PerMenkes RI
Nomor 718 tahun 1987 22
2.3 Dampak getaran pada tubuh sesuai intensitasnya 23 2.4 Baku Tingkata Getaran Menurut Keputusan Menteri
Negara Lingkungan Hidup No. 49 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Getaran
29
2.5 Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC 7 33 4.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian 46 4.2 Definisi Operasional Variabel, Cara Pengambilan, dan
Skala Data 49
5.1 Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan 56 5.2 Hasil Pengukuran Tingkat Getaran 58 5.3 Distribusi Responden Menurut Umur 60 5.4 Distribusi Responden Menurut Tingkat Pendidikan 61 5.5 Distribusi Responden Menurut Riwayat Keturunan
Hipertensi 62
5.6 Distribusi Responden Menurut Riwayat Hipertensi 63 5.7 Distribusi Responden Menurut Faktor Perilaku 64 5.8 Distribusi Responden Menurut Lama Tinggal 65 5.9 Distribusi Responden Menurut Status Hipertensi 66 5.10 Perbedaan Hasil Pengukuran Tekanan Darah Responden
Ibu Rumah Tangga di pemukiman kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak
67
5.11 Distribusi Tingkat Kebisingan Menurut Tekanan Darah Responden Ibu Rumah Tangga di pemukiman kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak
69
5.12 Distribusi Tingkat Getaran dengan Tekanan Darah Responden Ibu Rumah Tangga di pemukiman kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak
69
5.13 Distribusi Kelompok Umur Menurut Tekanan Darah Responden Ibu Rumah Tangga di pemukiman kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak
70
xi
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
xiii
Nomor Judul Tabel Halaman
5.14 Distribusi Riwayat Keturunan Hipertensi Menurut Tekanan Darah Responden Ibu Rumah Tangga di pemukiman kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak
71
5.15 Distribusi Konsumsi Kopi Menurut Tekanan Darah Responden Ibu Rumah Tangga di pemukiman kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak
72
5.16 Distribusi Konsumsi Garam/hari Menurut Tekanan Darah Responden Ibu Rumah Tangga di pemukiman kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak
73
5.17 Distribusi Lama Tinggal Menurut Tekanan Darah Responden Ibu Rumah Tangga di pemukiman kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak
74
5.18 Hasil Analisis Bivariat Pengaruh Tingkat Kebisingan, Tingkat Getaran, Faktor Individu dan Faktor Pemaparan terhadap Tekanan Darah Responden Ibu Rumah Tangga di pemukiman kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak
75
5.19 Hasil Analisis Regresi Logistik Ganda Pengaruh Tingkat Kebisingan dan Umur terhadap Tekanan Darah Responden Ibu Rumah Tangga di pemukiman kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak
76
xii
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Gambar Halaman
3.1 Skema Kerangka Konsep Analisis Pengaruh Tingkat Kebisingan dan Getaran Kereta Api terhadap Tekanan Darah Ibu Rumah Tangga di Pemukiman Pinggiran Rel Kereta Api Jalan Ambengan, Surabaya.
40
5.1 Denah Lokasi Penelitian Studi dan Kontrol 54
xiii
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Lampiran Halaman
1 Persetujuan Sebelum Penelitian 101 2 Informed Consent 107 3 Kuisioner Penelitian 108 4 Sertifikat Uji Laik Etik 110 5 Surat Ijin Penelitian 111 6 Hasil Pengukuran Intensitas Kebisingan 112 7 Hasil Pengukuran Intensitas Getaran 114 8 Hasil Pengukuran Tekanan Darah 116 9 Hasil Analisis Output SPSS 118 10 Dokumentasi 133
xiv
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
xvi
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN, DAN ISTILAH
Daftar Arti Lambang
% = Persen
/ = Per
> = Lebih dari
≥ = Lebih dari sama dengan
< = Kurang dari
≤ = Kurang dari sama dengan
Daftar Singkatan
BML = Baku Mutu Lingkungan
dB = Desibel
Depkes = Departemen Kesehatan
IMT = Indeks Massa Tubuh
JNC = Joint National Commitee
Kep.MenLH = Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
KK = Kepala Keluarga
MenKes = Menteri Kesehatan
P2M = Pencegahan Penyakit Menular
PLP = Penyehatan Lingkungan Pemukiman
SLM = Sound Level Meter
SNI = Standard Nasional Indonesia
TDD = Tekanan Darah Diastolik
TDS = Tekanan Darah Sistolik
WHO = World Health Organization
Daftar istilah
cm = centimeter
et al = et alia (dan kawan-kawan)
Hz = Hertz
xv
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
xvii
Leq = tingkat kebisingan equivalen
LS = tingkat kebisingan equivalen siang
LM = tingkat kebisingan equivalen malam
LSM = tingkat kebisingan equivalen siang dan malam
m = meter
m/s2 = meter per secon kuadrat
mmHg = milimeter Hydragyrum
s/d = sampai dengan
xvi
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Salah satu permasalahan yang saat ini sedang dialami oleh kota besar di
Indonesia adalah semakin menjamurnya pemukiman padat penduduk.
Pertumbuhan penduduk merupakan salah satu faktor yang sulit dikendalikan.
Dengan semakin bertambahnya industri di kota besar, angka urbanisasi juga
semakin meningkat. Namun tidak diimbangi dengan bertambahnya lahan
pemukiman. Akibatnya, pemukiman liar banyak ditemukan di area yang
berhadapan langsung dengan sarana fasilitas pelayanan publik seperti jalan raya,
sekitar rel kereta api, maupun bandara (Rusli, 2008). Fasilitas pelayanan publik
seperti jalan raya, sekitar rel kereta api, maupun bandara merupakan jalur yang
digunakan alat transportasi untuk berlalu lalang setiap harinya dimana dari
kegiatan lalu lintas tersebut menghasilkan dampak negatif berupa polusi. Polusi
yang ditimbulkan antara lain polusi asap kendaraan, debu, kebisingan, maupun
getaran. Dengan semakin berkembangnya area pemukiman ke lahan yang
berdekatan dengan prasarana fasilitas umum, maka masyarakat setiap harinya
akan terpapar dengan polutan tersebut.
Kereta api merupakan alat transportasi darat yang paling banyak diminati
oleh masyarakat di kota besar. Selain anti macet, dengan kereta api masyarakat
bisa lebih cepat sampai di tujuannya. Kereta api merupakan transportasi dengan
multi keunggulan komparatif yaitu hemat lahan dan energi, rendah polusi,
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
2
bersifat massal, adaptif dengan perubahan teknologi yang memasuki era
kompentisi, potensinya diharapkan dapat dimobilisasi dalam skala nasional,
sehingga mampu menciptakan keunggulan, kompetisi terhadap produksi dan
jasa domestik di pasar global (Rusli, 2008). Meskipun rendah polusi, tetapi kereta
api memiliki tingkat polusi udara tinggi pada pencemar fisik berupa kebisingan
dan getaran dimana pada kondisi melaju, semakin tinggi kecepatan kereta api
maka kebisingan dan getaran yang ditimbulkan akan semakin kuat. Sehingga
keadaan ini akan mengganggu kenyamanan dan dalam jangka waktu lama dapat
menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat yang tinggal di sekitar rel kereta
api.
Surabaya merupakan kota besar kedua terpadat penduduk setelah Jakarta.
Dengan luas wilayah 326,81 km yang dibagi dalam 31 kecamatan dan 163
kelurahan, jumlah penduduk Kota Surabaya sampai dengan tahun 2010
mencapai 2.599.796 jiwa dengan kepadatan penduduk rata-rata adalah 8.463
jiwa per km2 (BPS, 2011). Pertumbuhan penduduk Kota Surabaya tahun 2000-
2010 mengalami peningkatan sekitar 0,63% per tahun dan hal ini diperkirakan
akan meningkat tiap tahunnya (BPS, 2011). Kondisi yang seperti ini
memperlihatkan bahwa Kota Surabaya pasti tidak lepas dari adanya titik-titik
lokasi pemukiman padat hunian. Namun, dari sekian banyak kawasan pemukiman
di Surabaya, masih banyak ditemukan pemukiman yang lokasinya sangat
berdekatan dengan rel kereta api. Hal tersebut dapat berdampak sangat buruk bagi
warga yang berada disekitar rel kereta api karena kebisingan dan getaran yang
ditimbulkan dari kereta yang sedang melaju adalah cukup tinggi (Mayangsari,
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
3
2013). Padahal telah disebutkan dalam Undang- Undang Republik Indonesia
Nomor 23 tahun 2007 tentang Perkeretaapian pasal (178) bahwa setiap orang
dilarang membangun gedung, membuat tembok, pagar, tanggul, bangunan
lainnya, menanam jenis pohon yang tinggi, atau menempatkan barang pada jalur
kereta api yang dapat mengganggu pandangan bebas dan membahayakan
keselamatan perjalanan kereta api.
Kebisingan atau bising pada umumnya didefinisikan sebagai bunyi
yang tidak dikehendaki (WHO, 1995 dalam Sasongko et. al., 2000), tingkat
kebisingan itu sendiri merupakan suatu hal yang dapat diukur namun dampak
rasa bising merupakan hal yang fenomenal yang akan bergantung pada subjek
penderita (Mokhtar et. al., 2007). Pemerintah Indonesia dalam Keputusan
Menteri lingkungan Hidup Nomor 46 tahun 1996 menyebutkan kebisingan adalah
bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan
waktu tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan masyarakat dan
kenyamanan lingkungan. Sedangkan getaran adalah pergerakan bolak-balik
suatu massa/berat melalui keadaan seimbang terhadap suatu titik tertentu
(Keputusan MENLH, 1996).
Dampak kebisingan di suatu daerah besar pengaruhnya bagi
kesehatan dan kenyamanan hidup masyarakat, hewan ternak maupun satwa
liar dan gangguan terhadap ekosistem alam. Bagi kesehatan manusia,
kebisingan dapat menimbulkan gangguan pada sistem pendengaran dan
pencernaan, stress, sakit kepala, peningkatan tekanan darah serta dapat
menurunkan prestasi kerja (Gunarwan, 1992). Dampak getaran terhadap manusia
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
4
terutama terjadi pada bagian organ-organ tertentu seperti: dada, kepala, rahang
dan persendian lainnya. Di samping rasa ketidaknyamanan yang ditimbulkan
oleh goyangan organ seperti ini, menurut beberapa penelitian, telah
dilaporkan efek jangka lama yang menimbulkan orteoartritistulang belakang
(Harrington dan Gill, 2005).
Keterpaparan terhadap kebisingan dan getaran yang melebihi nilai
ambang batas pada kurun waktu yang cukup lama akan berakibat pada gangguan
pendengaran ringan dan jika terjadi terus menerus akan menyebabkan ketulian
permanen. Selain itu kebisingan juga diduga menimbulkan gangguan
emosional yang memicu meningkatnya tekanan darah. Energi kebisingan
yang tinggi mampu juga menimbulkan efek viseral, seperti perubahan
frekuensi jantung, perubahan tekanan darah dan tingkat pengeluaran keringat,
dapat juga terjadi efek psikososial dan psikomotor ringan jika seseorang berada
di lingkungan yang bising. Demikian juga dengan getaran yang dapat
menimbulkan efek vaskuler dan efek neurologik, meskipun belum ada
penelitian atau pengujian yang cukup definitif getaran diduga dapat
menyebabkan perubahan atau peningkatan tekanan darah yang pada tingkat
tertentu dapat mengakibatkan hipertensi (Harrington dan Gill, 2005).
Berdasarkan laporan pengkajian kebisingan dan getaran yang dilakukan
oleh Kementerian Lingkungan Hidup Republik Indonesia yang bekerjasama
dengan Laboratorium Kebisingan dan getaran Pusarpedal tahun 2012 dan 2013
yang dilakukan di empat kota di Indonesia yaitu Yogyakarta, Surabaya,
Semarang, dan Bandung dengan titik pengukuran di pemukiman yang berada
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
5
disekitar rel kereta api didapatkan hasil 100% tingkat kebisingan kereta api telah
melewati baku mutu lingkungan untuk kawasan pemukiman. Sedangkan untuk
tingkat getaran dari kereta api yang melintas masih dalam rentang aman untuk
bangunan yang terdapat dalam DIN 4150-3: 1986.
Menurut penelitian sebelumnya yang dilakukanoleh Rusli (2008) tentang
pengaruh kebisingan dan getaran dengan perubahan tekanan darah masyarakat
yang tinggal di pinggiran rel kereta api lingkungan XIV Kelurahan Tegal Sari
Kecamatan Medan Denai, di dapatkan hasil bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan antara kebisingan dan getaran terhadap perunahan tekanan darah
sistolik maupun diastolik. Penelitian tersebut dilakukan pada jarak 12 meter dari
rel kereta api dan didapatkan hasil pengukuran kebisingan sebesar 100,45 dB(A)
dan getaran pada frekuensi 63Hz (6,69µ).
Penelitian lain yang dilakukan oleh Karolinska Institute, Stokholm, Dr
Mats Rosenlund (2008) mengatakan, orang yang tinggal di sekitar bandara sangat
berisiko mengalami tekanan darah tinggi akibat tingginya polusi udara.
Kesimpulan itu diambil dari penelitian terhadap 2.000 lelaki yang tinggal di
sekitar bandara selama sepuluh tahun. Penelitian ini juga mengambil data dari
tingkat kepadatan lalu lintas udara dan data diagnosis dokter tentang
peningkatan tekanan darah dalam 10 tahun terakhir. Hasilnya, secara umum
20 persen lelaki yang sering terkena polusi suara dari pesawat 19 persen
mengalami peningkatan tekanan darah tinggi.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
6
1.2 Identifikasi Masalah
Pemukiman padat penghuni di Kota Surabaya merupakan permasalahan
yang belum dapat teratasi. Masih banyak dijumpai pemukiman padat penghuni
baik semi permanen maupun permanen di area bantaran sungai maupun di
pinggiran rel kereta api. Dengan semakin banyaknya pemukiman padat penghuni
diarea tersebut, dapat memberikan dampak buruk bagi kesehatan masyarakat
maupun estetika kota Surabaya. Salah satu pemukiman cukup padat penghuni di
area pinggiran rel kereta api Surabaya adalah jalan Ambengan.
Jalan Ambengan merupakan salah satu daerah yang dilewati oleh jalur
kereta api yang berasal maupun menuju ke Stasiun Gubeng Surabaya. Jalur kereta
api ini menghubungkan dua stasiun besar di Surabaya, yaitu Stasiun Gubeng dan
Stasiun Surabaya Kota. Terdapat dua kelurahan di Jalan Ambengan yang dilewati
oleh jalur kereta api ini, yaitu Kelurahan Ketabang dan Kelurahan Tambak Sari.
Di Kelurahan Ketabang, terdapat 3 RW yang berhadapan langsung dengan rel
kereta api yaitu RW 1, 2, dan 3. Sementara itu, di Kelurahan Tambak Sari, yang
berhadapan langsung dengan rel kereta api terdapat 2 RW yaitu RW 4 dan RW 5.
Kondisi jalur kereta api di kedua kelurahan tersebut terbilang cukup padat
dilewati kereta api. Sebab, setiap harinya terdapat 32 kereta api yang melintas
yang terdiri dari kereta api penumpang jenis kereta api ekonomi, ekonomi ekspres
dan komuter (DAOP VIII, 2015).
Selain itu, di pinggiran rel kereta api yang berada di area Kelurahan
Ketabang dan Tambak Sari ini terdapat pemukiman warga yang jaraknya kurang
dari 5 m dari rel kereta api. Dengan padatnya jumlah kereta api yang melintas di
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
7
jalur kereta api tersebut, mengakibatkan masyarakat yang tinggal di area
pemukiman kawasan Kelurahan Ketabang dan Tambak Sari terpapar kebisingan
dan getaran dari kereta api dengan frekuensi cukup tinggi. Berdasarkan
wawancara yang dilakukan pada beberapa ibu rumah tangga yang tinggal di
pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan merasakan keluhan berupa
pusing pada tengkuk kepala, gangguan komunikasi, dan gangguan goncangan
ketika kereta api melintas.
Dari penelitian sebelumnya didapatkan data pengukuran kebisingan yang
dilakukan di 5 titik di area pemukiman di Jalan Ambengan yaitu pada jarak 10m,
20m, 30m, 40m, dan 50m dari rel kereta api yang dibandingkan baku mutu
lingkungan untuk tingkat kebisingan untuk area pemukiman (55dB) berdasarkan
KepMen LH No. 48 tahun 1996 sebagai berikut:
Tabel 1.1 Hasil Pengukuran Kebisingan Area Pemukiman Jalan Ambengan, Tahun 2013
No. Jarak (m) Leq (dBA)
1. 10 92,76 2. 20 85,91 3. 30 84,71 4. 40 82,86 5. 50 81,01
Sumber : Jurnal Perancangan Barrier untuk Menurunkan Tingkat Kebisingan pada Jalur Rel Kereta Api di Jalan Ambengan Surabaya dengan Menggunakan Metode Nomograph tahun 2013.
Dari Tabel 1.1terlihat bahwa tingkat kebisingan rel kereta api di area jalan
Ambengan Surabaya melebihi baku mutu lingkungan untuk area pemukiman. Dari
tingginya tingkat kebisingan di pemukiman tersebut, ibu rumah tangga menjadi
salah satu populasi yang terkena dampaknya. Hal ini dikarenakan ibu rumah
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
8
tangga hampir selama 24 jam menghabiskan waktu di rumah, sehingga terpapar
lebih lama dibandingkan dengan kelompok populasi yang lain.
1.3 Pembatasan dan Rumusan Masalah
1.3.1 Pembatasan Masalah
Tingkat kebisingan dan getaran merupakan faktor pencemar udara yang
dalam intensitas tertentu dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Berdasarkan
uraian latar belakang dan identifikasi masalah diatas, batasan penelitian pada
penelitian ini yaitu penelitian ini akan meneliti mengenai analisis pengaruh tingkat
kebisingan dan getaran kereta api terhadap tekanan darah ibu rumah tangga di
pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan, Surabaya.
1.3.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pada latar belakang dan identifikasi masalah tersebut dapat
dirumuskan masalah sebagai berikut : “Apakah terdapat pengaruh antara tingkat
kebisingan dan getaran kereta api dengan tekanan darah ibu rumah tangga di
pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan, Surabaya?”.
1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini yaitu : “Menganalisis pengaruh tingkat
kebisingan dan getaran kereta api dengan tekanan darah ibu rumah tangga di
pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan, Surabaya”.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
9
1.4.2 Tujuan khusus
1. Mengukur intensitas kebisingan yang ditimbulkan oleh kereta api di area
pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan Surabaya kawasan
Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak.
2. Mengukur tingkat getaran yang ditimbulkan oleh kereta api di area
pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan Surabaya kawasan
Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak.
3. Mengukur tekanan darah ibu rumah tangga di area pemukiman pinggiran rel
kereta api Jalan Ambengan Surabaya kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik
DKA dengan di kawasan Ngemplak.
4. Mengukur perbedaan tekanan darah ibu rumah tangga di area pemukiman
pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan Surabaya kawasan Kanginan DKA
dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak.
5. Menganalisis pengaruh tingkat kebisingan yang ditimbulkan oleh kereta api
dengan tekanan darah ibu rumah tangga di area pemukiman pinggiran rel
kereta api Jalan Ambengan Surabaya kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik
DKA dengan di kawasan Ngemplak.
6. Menganalisis pengaruh tingkat getaran yang ditimbulkan oleh kereta api
dengan tekanan darah ibu rumah tangga di area pemukiman pinggiran rel
kereta api Jalan Ambengan Surabaya kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik
DKA dengan di kawasan Ngemplak.
7. Menganalisis beberapa faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan
tekanan darah pada ibu rumah tangga di area pemukiman pinggiran rel kereta
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
10
api Jalan Ambengan Surabaya kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA
dengan di kawasan Ngemplak.
8. Menganalisis faktor yang paling berpengaruh terhadap tekanan darah ibu
rumah tangga di area pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan
Surabaya kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan
Ngemplak.
1.4.3 Manfaat Penelitian
1. Peneliti:
Dapat mengetahui tingkat kebisingan dan getaran di area pemukiman
yang berdekatan dengan jalur akses transportasi kereta api serta
mengetahui dampak kebisingan dan getaran tersebut terhadap tekanan
darah ibu rumah tangga yang tinggal di pemukiman pinggiran rel kereta
api.
2. Masyarakat:
Dapat memahami dan mengetahui dampak kesehatan yang ditimbulkan
akibat paparan kebisingan dan getaran dari kereta api terhadap masyarakat
khususnya ibu rumah tangga yang tinggal di pemukiman pinggiran rel
kereta api serta dapat melakukan pencegahan terhadap dampak tersebut.
3. Departemen Kesehatan Lingkungan FKM UNAIR:
Dapat menjadi sumbangan informasi dan pengetahuan baru tentang
pengaruh tingkat kebisingan dan getaran kereta api dengan tekanan darah
ibu rumah tangga yang tinggal di sekitar pinggiran rel kereta api.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
11
4. Pemerintah
Memberikan rekomendasi, gambaran, dan masukan alternatif kebijakan
pemerintah untuk mengurangi tingkat kebisingan dan getaran di kawasan
pemukiman yang berdekatan dengan rel kereta api akibat kepadatan lalu
lintas kereta api.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
12
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kebisingan Kereta Api
2.1.1 Pengertian
Kebisingan merupakan bunyi yang tidak diinginkan. Kebisingan adalah
bunyi yang tidak diinginkan dari usaha atau kegiatan dalam tingkat dan waktu
tertentu yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan
lingkungan (KepMen HL KEP-48/MENLH/11/1996). Bising adalah campuran
berbagai suara yang tidak dikehendaki ataupun yang merusak kesehatan, saat ini
kebisingan merupakan salah satu penyebab “penyakit lingkungan” yang penting
(Slamet, 2006).
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 718/Menkes/Per/
XI/1987 menyebutkan kebisingan adalah terjadinya bunyi yang tidak diinginkan
sehingga mengganggu dan atau dapat membahayakan kesehatan. Bising ini
merupakan kumpulan nada dengan berbagai intensitas yang tidak diingini
sehingga mengganggu ketentraman orang terutama pendengaran (Dirjen P2M
dan PLP Depkes RI, 1993). Dari beberapa pengertian tersebut, maka dapat
disimpulkan bahwa kebisingan merupakan bunyi yang tidak diinginkan dari usaha
atau kegiatan manusia yang mengganggu kenyamanan dan kesehatan manusia.
Sehingga,dapat disimpulkan bahwa kebisingan kereta api merupakan
bunyi yang tidak diinginkan yang berasumber dari kegiatan operasional kereta api
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
yang dalam tingkat dan waktu tertentu dapat menimbulkan gangguan kesehatan
manusia dan kenyamanan lingkungan.
2.1.2 Sumber kebisingan
Secara umum, sumber bising ada dua bentuk yaitu :
1. Sumber titik, berasal dari sumber suara yang berhenti. Penyebaran sumber
bising ini berbentuk bola-bola konsentris dengan sumber bising sebagai
pusat dan menyebar dengan kecepatan suara 360 meter/detik. Pada sumber
titik, kebisingan dapat diprediksi dengan menggunakan model matemasti
dengan persamaan sebagai berikut :
L2= L1– 20 log (r2/r1) dBA
Keterangan:
L2 = tingkat kebisingan pada jarak r2dari sumber (dBA)
L1 = tingkat kebisingan pada jarak r1dari sumber (dBA)
(Sasongko dan Hadiyarto, 2000).
2. Sumber garis, berasal dari sumber bising yang bergerak dan menyebar
di udara dalam bentuk silinder konsentris dengan kecepatan 360 meter/detik
berbentuk silinder yang memanjang. Sumber bising ini berasal dari
kegiatan transportasi (Sasongko dan Hadiyarto, 2000).
Bermacam-macam sumber kebisingan yang merupakan dampak dari
aktivitas berbagai proyek pembangunan dapat dibagi ke dalam empat tipe
pembangunan yaitu:
1. Sumber kebisingan dari tipe pembangunan pemukiman
13
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
2. Sumber kebisingan dari tipe pembangunan gedung bukan untuk tempat
tinggal tetap, misalnya untuk perkantoran, gedung umum, hotel, rumah
sakit, sekolah dan lain sebagainya
3. Sumber kebisingan dari tipe pembangunan industri
4. Sumber kebisingan dari tipe pekerjaan umum, misalnya jalan, saluran
induk air, selokan induk air, dan lainnya.
Prasetyo dalam Akaustik Lingkungan menyebutkan bahwa sumber
kebisingan terdiri dari dua sumber utama, yaitu :
1. Bising dalam
Bising dalam yaitu sumber bising yang berasal dari manusia, bengkel mesin,
dan alat rumah tangga.
2. Bising luar
Merupakan sumber bising yang berasal dari aktivitas lalu lintas, industri,
tempat pembangunan gedung, dan sebagainya. Sumber bising luar ini
kemudian dibagi lagi menjadi dua kategori yaitu sumber bising bergerak yang
terdiri dari kendaraan bermotor, kereta api, pesawat terbang. Sedangkan
sumber bising yang tidak bergerak, misalnya industri, perkantoran, dan
pabrik.
Sedangkan WHO (1980) mengklasifikasikan sumber bising yaitu:
1. Lalu lintas jalan
Salah satu sumber kebisingan adalah suara lalu lintas di jalan raya.
Kebisingan lalu lintas di jalan raya ditimbulkan oleh suara dari kendaraan
14
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
bermotor dimana suara tersebut bersumber dari mesin kendaraan, bunyi
pembuangan kendaraan, serta bunyi dari interaksi antara roda dengan jalan.
Dari beberapa sumber kebisingan yang berasal dari aktivitas lalu lintas alat
transportasi, kebisingan yang bersumber dari lalu lintas jalan raya ini
memberikan proporsi frekuensi kebisingan yang paling mengganggu.
2. Industri
Kebisingan industri bersumber dari suara mesin yang digunakan dalam proses
produksi. Intensitas kebisingan ini akan meningkat sejalan dengan kekuatan
mesin dan jumlah produksi dari industri.
3. Pesawat terbang
Kebisingan yang bersumber dari pesawat terbang terjadi saat pesawat akan
lepas landas ataupun mendarat di bandara. Kebisingan akibat pesawat pada
umumnya berpengaruh pada awak pesawat, penumpang, petugas lapangan,
dan masyarakat yang bekerja atau tinggal di sekitar bandara.
4. Kereta api
Pada umumnya sumber kebisingan pada kereta api berasal dari aktivitas
pengoperasian kereta api, lokomotif, bunyi sinyal di perlintasan kereta api,
stasiun, dan penjagaan serta pemeliharaan konstruksi rel. Namun, sumber
utama kebisingan kereta api sebenarnya berasal dari gesekan antara roda dan
rel serta proses pembakaran pada kereta api tersebut. Kebisingan yang
ditimbulkan oleh kereta api ini berdampak pada masinis, awak kereta api,
15
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
penumpang, dan juga masyarakat yang tinggal di sekitar pinggiran rel kereta
api.
5. Kebisingan konstruksi bangunan
Berbagai suara timbul dari kegiatan konstruksi bangunan mulai dari peralatan
dan pengoperasian alat, seperti memalu, penggilingan semen, dan sebagainya.
6. Kebisingan dalam ruangan
Kebisingan dalam ruangan berasal dari berbagai sumber seperti Air Condition
(AC), tungku, unit pembuangan limbah, dan sebagainya. Suara bising yang
berasal dari luar ruangan juga dapat menembus ke dalam ruangan sehingga
menjadi sumber kebisingan di dalam ruangan.
Menurut Kryter (1996), tingkat kebisingan di jalan raya dapat mencapai
70-80 dB, jalur kereta api 90 dB, dan di sepanjang jalur take off pesawat terbang
dapat mencapai 110 dB. Sumber kebisingan yang disebabkan oleh kereta api
berasal dari adanya gesekan antara roda kereta api dari bahan keras dengan rel
kereta api yang juga terbuat dari bahan keras. Selain itu, kebisingan pada kereta
api juga bersumber dari mesin kereta api dan klakson. Adanya bising yang
ditimbulkan aleh gesekan antara roda dan rel kereta api seringkali menimbulkan
bunyi berdecit, sehingga diperlukan bangunan dengan akaustik yang baik di
sekitar jalur rel kereta api untuk mengurangi masuknya kebisingan. Sumber bising
kereta api memiliki risiko 3,47 kali lebih besar untuk terjadinya gangguan
kesehatan dibandingkan dengan sumber bising lainnya (Suherwin, 2004).
16
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
2.1.3 Jenis bising
Menurut Wiyadi (1987) dalam Surjono (2012), jenis kebisingan yang
sering ditemukan adalah:
1. Kebisingan kontinyu (Steady state noise)
Jenis kebisingan dimana fluktuasi dan intensitas suara tidak lebih dari 6 dB.
Jenis kebisingan ini terdapat dua macam, yaitu:
a. Kebisingan kontinyu dengan spektrum frekuensi luas (steady state wide
band noise). Misalnya kipas angin dan suara yang ditimbulkan oleh
kompresor.
b. Kebisingan kontinyu dengan spektrum frekuensi sempit (steady state
narrow hand noise). Misalnya gergaji mesin dan katup gas.
2. Kebisingan terputus-putus (Intermitten / Interrupted noise)
Merupakan jenis kebisingan dimana suara timbul dan menghilang secara
perlahan. Misalnya suara yang ditimbulkan oleh lalu lintas dan pesawat udara
yang tinggal landas.
3. Kebisingan Impulsif (Impulsive / Impact noise)
Merupakan jenis kebisingan dimana waktu yang diperlukan untuk mencapai
puncak intensitasnya tidak lebih jauh dari 35 mili detik dan waktu yang
dibutuhkan untuk penurunan intensitas sampai 20 dB di bawah puncaknya
tidak lebih 500 mili detik. Jenis kebisingan ini dibagi lagi menjadi dua, yaitu:
a. Kebisingan impulsif murni (impact impulsive noise). Misalnya
kebisingan yang ditimbulkan oleh tembakan bedil, meriam, ledakan bom.
17
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
b. Kebisingan impulsif berulang misalnya mesin tempa di perusahaan.
Bilamana impuls terjadi secara berulang dengan interval waktu kurang
dari ½ detik atau jumlah impuls per detik lebih dari sepuluh, maka
impuls bisinga yang berulang ini dapat dianggap sebagai kebisingan
kontinyu.
Menurut Groothoff (1996), kebisingan dapat dibedakan sebagai berikut :
1. Kebisingan yang tetap (Steady State Noise) yaitu kebisingan dengan
fluktuasi sedikit (8 dBA atau dBC).
2. Kebisingan intermiten (Intermittent Noise), yaitu kebisingan dengan
fluktuasi lebih dari 8 dBA atau dBC atau kebisingan yang terjadi
secara berulang.
3. Kebisingan impulsif (impulse Noise), yaitu kebisingan yang berasal dari
suara pulse.
4. Kebisingan dengan spektrum luas (Broad Band Noise), yaitu kebisingan
tanpa komponen tonal yang signifikan dan mempunyai distribusi frekuensi
melalui fraksi signifikan dari jangkauan pendengaran.
5. Kebisingan dengan spektrum frekuensi sempit (Narrow Band Noise), yaitu
kebisingan yang konsentrasi energinya pada porsi kecil atau porsi pada
spektrum yang dapat didengar.
18
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
Sedangkan menurut Suma‟mur (2009), kebisingan dibagi dalam 5 jenis
yaitu :
1. Kebisingan continue dengan spektrum frekuensi yang luas (steady state,
wide band noise), misalnya : mesin-mesin, kipas angin, dapur pijar.
2. Kebisingan terputus–putus (intermittent), misalnya suara lalu lintas, suara
pesawat terbang.
3. Kebisingan impulsif (impact or impulsive noise), misalnya : ledakan,
pukulan, tembakan bedil, meriam.
2.1.4 Dampak bising terhadap kesehatan
Kebisingan dari suara kereta api merupakan faktor yang mengganggu dan
membahayakan kesehatan manusia yang berpengaruh pada dua aspek yaitu
gangguan pendengaran (auditory effect) dan gangguan bukan indera pendengaran
(non-auditory effect)
Secara umum, dampak kebisingan terhadap kesehatan menurut Prabu
(2009) adalah sebagai berikut:
1. Gangguan fisiologis
Pada umumnya, kebisingan yang bernada tinggi sangat mengganggu
kenyamanan, terutama bising yang terputus-putus atau yang datangnya
mendadak. Gangguan fisiologi dapat berupa peningkatan tekanan darah,
peningkatan denyut nadi, kontruksi pembuluh darah perifer terutama pada
tangan dan kaki, serta dapat menyebabkan pucat dan gangguan sensoris.
19
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
2. Gangguan psikologis
Gangguan psikologis berupa rasa tidak nyaman, kurang konsentrasi,
kejengkelan, kecemasan, ketakutan dan emosional. Bila kebisingan diterima
dalam waktu lama dan menyebabkan penyakit psikosomatik berupa gastritis,
jantung, stress dan kelelahan.
3. Gangguan komunikasi
Paparan kebisingan dengan frekuensi dan intensitas tinggi memungkinkan
terjadinya gangguan komunikasi yang sedang berlangsung baik langsung
maupun tidak langsung. Tingkat kenyaringan suara yang dapat mengganggu
percakapan diperhatikan dengan seksana karena suara yang mengganggu
komunikasi tergantung konteks suasana.
4. Gangguan tidur
Gangguan tidur yang terjadi karena kebisingan dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor, antara lain motivasi bangun, kenyaringan, lama kebisingan,
fluktuasi kebisingan dan usia. Standard kebisingan yang berhubungan dengan
gangguan tidur sulit ditetapkan karena selain tergantung faktor tersebut,
gangguan tidur akibat kebisingan juga berhubungan dengan karakteristik
individu.
5. Efek pada pendengaran
Pengaruh utama dari bising terhadap kesehatan adalah kerusakan pada indra
pendengaran. Awalnya efek kebisingan pada pendengaran adalah sementara
dan dapat pulih kembali setelah paparan dihentikan. Namun, apabila paparan
20 ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
terus menerus, maka dapat terjadi tuli menetap dan tidak dapat normal
kembali.
6. Perasaan tidak nyaman
Sebuah studi menunjukkan bahwa kebisingan diatas 80dB (A) dapat
mengganggu perilaku dan meningkatkan perilaku agresif pada manusia yang
terpapar. Reaksi kuat terjadi saat kebisingan meningkat dari waktu ke waktu.
Gangguan ini terjadi pada paparan bising selama 24 jam (WHO, 1999).
2.1.5 Baku Tingkat Kebisingan
Baku tingkat kebisingan adalah batas maksimal tingkat kebisingan yang
diperbolehkan dibuang ke lingkungan dari usaha atau kegiatan sehingga tidak
menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan
(KepMen LH No. 48 tahun 1996). Dengan adanya baku tingkat kebisingan, maka
diharapkan kebisingan yang ditimbulkan dari aktivitas kegiatan manusia dapat
dikendalikan sesuai nilai ambang batas yang ditetapkan.
Dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 48 tahun 1996 tentang
baku tingkat kebisingan dijelaskan tentang baku tingkat kebisingan untuk
beberapa tempat sebagai berikut:
21
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
Tabel 2.1 Baku Tingkat Kebisingan pada Berbagai Kawasan / Lingkungan Kegiatan
Peruntukan Kawasan / Lingkungan Kegiatan Tingkat Kebisingan
dB (A)
a. Peruntukan kawasan 1. Perumahan dan pemukiman 55 2. Perdagangan dan Jasa 70 3. Perkantoran dan Perdagangan 65 4. Ruang Terbuka Hijau 50 5. Industri 70 6. Pemerintahan dan Fasilitas Umum 60 7. Rekreasi 70 8. Khusus : - Bandar udara *) - Stasiun kereta api *) - Pelabuhan laut 70 - Cagar budaya 60 b. Lingkungan Kegiatan 1. Rumah sakit atau sejenisnya 55 2. Sekolah atau sejenisnya 55 3. Tempat ibadah atau sejenisnya 55
Keterangan : *) disesuaikan dengan ketentuan Menteri Perhubungan Sumber: KepMen LH RI No. 48 tahun 1996.
Didalam peraturan menteri kesehatan RI Nomor 718 tahun 1987 tentang
kebisingan, tingkat kebisingan dibagi menjadi beberapa zona, yaitu :
Tabel 2.2 Pembagian Zona Kebisingan menurut PerMenkes RI Nomor 718 Tahun 1987
Zona Intensitas (dB) Tempat
Zona A 35-45 Tempat penelitian, rumah sakit, tempat perawatan kesehatan, dan sejenisnya.
Zona B 45-55 Perumahan, tempat pendidikan, tempat rekreasi, dan sejenisnya.
Zona C 50-60 Pasar, perkantoran, pertokoan, dan sejenisnya.
Zona D 60-70 Lingkungan industri, pabrik, stasiun kereta api, terminal bus, dan sejenisnya.
Sumber: PerMenKes RI No. 718 tahun 1987 tentang kebisingan.
22
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
2.1.6 Pengukuran tingkat kebisingan
Pengukuran tingkat kebisingan dapat dilakukan dengan menggunakan alat
pengukuran kebisingan yang disebut Sound Level Meter (SLM). Sound Level
Meter (SLM) merupakan alat ukur kebisingan yang memiliki empat skala, yaitu
A, B, C, dan D, dimana keempat skala tersebut memiliki filter yang berfungsi
untuk menandakan frekuensi tertentu yang dapat ditangkap oleh alat tersebut.
Skala A adalah skala yang sering digunakan untuk suara bising dengan intensitas
rendah maupun tinggi yang masih dapat diterima oleh telinga manusia dengan
satuan yang digunakan adalah desibel (dB). Sementara itu, skala A, B, dan D
digunakan untuk keperluan khusus misalnya pengukuran kebisingan yang
dihasilkan oleh pesawat terbang bermesin jet.
Mekanisme kerja Sound Level Meter adalah apabila ada benda bergetar
maka akan menyebabkan terjadinya perubahan tekanan udara yang dapat
ditangkap oleh alat tersebut yang kemudian akan menggerakkan meter penunjuk
pada display alat. Prosedur penggunaan Sound Level Meter sebagai berikut (SNI,
2009):
1. Menentukan area pengukuran.
2. Menempatkan function dial pada posisi off dan level control dial pada posisi
CAL.
3. Nyalakan SLM.
4. Periksa kondisi baterai dan pastikan bahwa kondisi power dalam keadaan
baik.
23
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
5. Menyesuaikan pembobotan waktu respon alat ukur dengan karakteristik
sumber bunyi yang diukur (S untuk sumber bunyi yang relatif konstan atau F
untuk sumber bunyi kejut).
6. SLM dikalibrasi terlebih dahulu dengan cara memutar function dial ke posisi
CAL.
7. Cara melakukan pengukuran :
a. Putar function dial ke posisi A dan level control dial ke angka 110.
b. Jarum penunjuk akan mulai melakukan pengukuran, kemudian putar level
control dial yang bertahap sampai jarum petunjuk berada diantara -5 s/d 10
dB pada skala. Contoh cara pembacaan: jika jarum menunjukkan angka 5
pada skala dan posisi level control dial pada angka 80, maka tingkat
kebisingannya adalah 85 dB.
8. Lakukan pembacaan setiap 5 detik selama 10 menit untuk tiap pengukuran.
Sedangkan menurut KepMen LH No. 48 Tahun 1996 dijelaskan bahwa
metode pengukuran dengan menggunakan Sound Level Meter ini dapat dilakukan
dengan dua cara, yaitu:
1. Cara sederhana. Yaitu dengan menggunakan SLM biasa diukur tingkat
tekanan bunyi dB (A) selama 10 menit untuk tiap pengukuran. Pembacaan
dilakukan setiap 5 detik.
2. Cara langsung, yaitu dengan sebuah integrating SLM yang mempunyai
fasilitas pengukuran LTMS, yaitu Leq dengan waktu ukur setiap 5 detik
dilakukan pengukuran selama 10 menit.
24
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
Waktu pengukuran dilakukan selama aktivitas 24 jam (LSM) dengan cara
pada siang hari tingkat aktivitas yang paling tinggi selama 16 jam (LS) pada
selang waktu 06.00 – 22.00 dan aktivitas malam hari selama 8 jam (LM) pada
selang 22.00- 06.00. Setiap pengukuran harus dapat mewakili selang waktu
tertentu dengan menetapkan paling sedikit 4 waktu pengukuran pada siang hari
dan pada malam hari paling sedikit 3 waktu pengukuran.
Leq adalah Equivalent Continuous Noise Level atau tingkat kebisingan
sinambung setara ialah nilai tingkat kebisingan dari kebisingan yang berubah ubah
(fluktuatif) selama waktu tertentu, yang setara dengan tingkat kebisingan dari
kebisingan ajeg (steady) pada selang waktu yang sama. Satuannya adalah dB (A).
Nilai ini didapatkan dengan menggunakan rumus perhitungan sebagai berikut:
Leqavg 8 jam = 10 x log ∑
∑
Keterangan :
Leq : Tingkat kebisingan ekivalen (dB A)
n : Jumlah data
Tn : Periode pengukuran
2.2 Getaran Kereta Api
2.2.1 Pengertian
Getaran adalah getaran bolak-balik suatu massa melalui keadaan seimbang
terhadap suatu titik acuan (KepMen LH No. 49 Tahun 1996). Getaran dinyatakan
dalam akar rata – rata kuadrat percepatan dalam satuan per meter per detik.
25
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
Frekuensi getaran dinyatakan sebagai putaran per detik (Hz). Vibrasi atau getaran
dapat disebabkan oleh getaran antara udara ataupun getaran mekanis misalnya
mesin atau alat mekanis lainnya, sehingga vibrasi dapat dibedakan menjadi dua
bentuk yaitu :
1. Vibrasi karena getaran udara yang berpengaruh utamanya pada akustik.
2. Vibrasi karena getaran mekanis yang mengakibatkan timbulnya responsi atau
turut bergetarnya alat tubuh dan berpengaruh terhadap alat tubuh yang
sifatnya mekanis pula.
Getaran kereta api adalah getaran yang ditimbulkan oleh adanya
pergerakan antara roda dan rel kereta api sehingga berpengaruh pada kesehatan
dan kenyamanan.
2.2.2 Jenis getaran
Di dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No. 49 tahun 1996
tentang baku mutu kebisingan dijelaskan bahwa getaran terbagi menjadi tiga jenis
yaitu:
1. Getaran mekanik, yaitu getaran yang ditimbulkan oleh sarana dan peralatan
kegiatan manusia
2. Getaran seismik, yaitu getaran tanah yang disebabkan oleh peristiwa alam dan
kegiatan manusia
3. Getaran kejut, yaitu getaran yang langsung secara tiba-tiba dan sesaat.
26
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
Dari ketiga jenis getaran tersebut, maka getaran yang dirimbulkan oleh
kereta api merupakan getaran mekanik karena getaran ini ditimbulkan oleh
aktivitas operasional kereta api yang merupakan sarana transportasi manusia.
2.2.3 Dampak getaran pada kesehatan
Menurut Siswanto (1991), respon fisiologis terhadap getaran seluruh tubuh
pada tingkat pemaparan yang masih bisa ditolerir oleh tubuh manusia adalah
sebagai berikut:
1. Denyut jantung meningkat 10-15 denyut per menit pada kondisi eksperimen
yang normal, tanpa memperhatikan frekuensi dan denyut jantung akan pulih
pada pemajanan yang berkelanjutan.
2. Tekanan darah meningkat pada frekuensi 5 Hz dan menurun pada frekuensi
10-20 Hz.
3. Tidal volume meningkat pada semua frekuensi, namun kenaikan maksimum
terjadi pada frekuensi 5-7 Hz dimana pada frekuensi ini paru akan menurun
dan ocsigen uptake akan meningkat.
4. Hiperventilasi dan respiratory rate akan meningkat dan besarnya peningkatan
tersebut ditentukan oleh intensitas getaran yang terpapar.
5. Belum atau tidak terdapat bukti yang jelas tentang efek getaran pada ginjal,
darah, dan kelenjar endokrin pada tingkat pemaparan yang sedang.
6. Getaran seluruh tubuh dapat mempengaruhi keseimbangan seseorang (man
equilibrium ability). Hal ini terjadi ketika paparan sangat tinggi dalam waktu
lama dan sangat dipengaruhi oleh kerentanan individu.
27
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
Efek getaran terhadap tubuh tergantung besar kecilnya frekuensi
yang mengenai tubuh:
Tabel 2.3 Dampak Intensitas Getaran Pada Tubuh Sesuai Intensitasnya. Intensitas Getaran (Hz) Dampak pada Tubuh
3-9 Akan timbul resonansi pada dada dan perut. 6-10 Dengan intensitas 0,6 gram, tekanan darah, denyut
jantung, pemakaian oksigen dan volume per denyut sedikit berubah. Pada intensitas 1,2 gram terlihat banyak perubahan sistem peredaran darah.
10 Leher, kepala, pinggul, kesatuan otot dan tulang akan beresonansi.
13-15 Tenggorokan akan mengalami resonansi. <20 Tonus otot akan meningkat, akibat kontraksi statis
ini otot menjadi lemah, rasa tidak enak dan kurang ada perhatian.
Sumber: Rusli (2008).
2.2.4 Baku tingkat getaran
Baku tingkat getaran diatur dalam Keputusan Menteri Lingkungan Hidup
No. 49 tahun 1996 tentang baku tingkat getaran. Didalam peraturan tersebut
dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan Baku tingkat getaran mekanik dan
getaran kejut adalah batas maksimal tingkat getaran mekanik yang diperbolehkan
dari usaha atau kegiatan pada media padat sehingga tidak menimbulkan gangguan
terhadap kenyamanan dan kesehatan serta keutuhan bangunan (KepMen LH No.
49 tahun 1996).
Baku tingkat getaran untuk kenyamanan dan kesehatan yang diatur di
dalam KepMen LH No. 49 tahun 1996 tentang baku tingkat getaran sebagai
berikut:
28
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
Tabel 2.4 Baku Tingkata Getaran Menurut Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 49 Tahun 1996 tentang Baku Tingkat Getaran.
Frekuensi
(Hz)
Nilai Tingkat Getaran, dalam mikron ( 10-6
meter)
Mengganggu
Mengganggu
Mengganggu Tidak
Nyaman
Menyakitkan
4 < 100 100-500 > 500-1000 > 1000 5 < 80 80-350 > 350-1000 > 1000
6,3 < 70 70-275 > 275-1000 > 1000 8 < 50 50-160 > 160-500 > 500 10 < 37 37-120 > 120-300 > 300
12,5 < 32 32-90 > 90-220 > 220 16 < 25 25-60 > 60-120 > 120 20 < 20 20-40 > 40-85 > 85 25 < 7 17-30 > 30-50 > 50
31,5 < 2 12-20 > 20-30 > 30 40 < 9 9-15 > 15-20 > 20 50 < 8 8-12 > 12-15 > 15 63 < 6 6-9 > 9-12 > 12
Sumber: Kepmen LH No. 49 Tahun 1996
2.2.5 Pengukuran tingkat getaran
Getaran merupakan gerakan silak – balik suatu massa melalui keadaan
setimbang pada suatu titik tertenti yang dinyatakan dalam satuan meter per dekik
dan frekuensinya debagai putaran per detikn(Hz). Pengukuran intensitas tingkat
getaran menurut KepMen LH No. 49 tahun 1996 dijelaskan bahwa dalam
melakukan pengukuran tingkat getaran, pedoman yang dipakai ialah:
1. Alat penangkap getaran (Accelerometer atau seismometer).
2. Alat ukur atau alat analisis getaran (Vibration meter atauvibration analyzer).
3. Tapis pita 1/3 oktaf atau pita sempit (Filter 1/3 oktaf atau Narrow Band)
4. Pencatat tingkat getaran (Level atau X - Y recorder)
5. Alat analisis pengukur tingkat getaran (FFT Analyzer)
29
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
Cara pengukurannya yaitu sebagai berikut:
1. Getaran untuk Kenyamanan dan Kesehatan
a. Alat penangkap getaran dilelakkan pada lantai atau permukaan yang
bergetar, dan disambungkan ke alat ukur getaran yang dilengkapi dengan
filter.
b. Alat ukur dipasang pada besaran simpangan. Dalam hal alat: tidak
dilengkapi dengan fasilitas itu, dapat digunakan konversi besaran.
c. Pembacaan dan pencatatan dilakukan untuk setiap frekuensi 4 - 63 Hz atau
dengan sapuan oleh alat pencatat getaran.
d. Hasil pengukuran sebanyak 13 data digambarkan dengan grafik.
2. Getaran untuk keutuhan bangunan. Cara pengukuran sama dengan
pengukuran getaran untuk kenyamanan dan kesahatan manusia, hanya
besaran yang dipakai ialah kecepatan getaran puncak (Peak velocity).
2.3 Pemukiman
2.3.1 Pengertian pemukiman
Pengertian dasar permukiman dalam Undang-Undang No.1 tahun
2011 adalah bagian dari lingkungan hunian yang terdiri atas lebih dari satu
satuan perumahan yang mempunyai prasarana, sarana, utilitas umum, serta
mempunyai penunjang kegiatan fungsi lain dikawasan perkotaan atau
kawasan perdesaan. Permukiman adalah area tanah yang digunakan sebagai
lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian dan tempat kegiatan yang
mendukung peri kehidupan dan merupakan bagian dari lingkungan hidup di
30
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
luar kawasaan lindung baik yang berupa kawasan perkotaan maupun
perdesaan.
Parwata (2004) menyatakan bahwa permukiman adalah suatu tempat
bermukim manusia yang telah disiapkan secara matang dan menunjukkan
suatu tujuan yang jelas, sehingga memberikan kenyamanan kepada
penghuninya. Pengertian lain disebutkan dalam Undang – Undang RI No. 14
Tahun 1992 tentang perumahan dan permukiman pasal 3, bahwa pemukiman
adalah bagian dari lingkungan hidup di luar kawasan lindung baik yang berupa
kawasan perkotaan maupun perdesaan yang berfungsi sebagai lingkungantempat
tinggal dan mendukung perikehidupan dan penghidupan.
2.3.2 Pemukiman pinggiran rel kereta api
Pada area pemukiman pinggiran rel kereta api, memiliki dua karakteristik
yaitu:
1. Permukiman Permanen
Permukiman permanen adalah permukiman yang dibangun di sekitar wilayah
yang berada di belakang pagar pembatas rel kereta api dengan menggunakan
batu bata dan batako sebagai bahan bangunannya. Permukiman tersebut tidak
memenuhi persyaratan administratif karena tidak mempunyai Izin Mendirikan
Bangunan (IMB) mereka hanya memiliki surat Hak Guna Bangunan (HGB)
dan membayar sewa atas tanah yang digunakan kepada PT. KAI.
31
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
2. Permukiman Non-Permanen
Permukiman non-permanen merupakan permukiman di pinggiran rel kereta
api, terutama di dekat palang perlintasan kereta api. Bangunan rumahnya
sebagian besar terbuat dari seng dan tidak layak huni.
2.4 Tekanan Darah
Tekanan darah adalah daya yang dihasilkan oleh darah terhadap setiap
satuan luas dinding pembuluh darah yang dinyatakan dalam milimeter raksa.
Tekanan darah adalah tekanan pada pembuluh darah ketika jantung memompakan
darak ke seluruh tubuh (Beevers, 2002). Definisi lain menjelaskan tekanan darah
merupakan kekuatan darah mengalir dari dinding pembuluh darah yang keluar
dari jantung (pembuluh arteri) dan kembali ke jantung (pembuluh balik)
(Vitahealth, 2000).
Tekanan darah menunjukkan keadaan terjadinya tekanan pada pembuluh
darah arter ketika jantung memompa darah ke seluruh tubuh. tekanan darah dapat
berubah – ubah sesuai dengan kondisi seseorang. Tekanan darah akan meningkat
apabila dalam keadaan gembira, cemas, atau sewaktu melakukan aktivitas fisik.
Setelah situasi ini berlalu, maka tekanan darah akan kembali normal. Sehingga
untuk melakukan pengukuran tekanan darah harus dilakukan pada kondisi tenang
(Depkes RI, 2007).
32
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
2.4.1 Jenis tekanan darah
Terdapat dua jenis tekanan darah, yaitu:
1. Tekanan darah sistolik
Merupakan tekanan darah pada pembuluh darah ketika jantung berkontraksi
(Beevers, 2002). Menurut Budiyanto (2002), tekanan darah sistolik (atas)
adalah puncak yang tercapai ketika jantung berkontraksi dan
memompakan darah keluar melalui arteri. Tekanan darah ini terjadi apabila
otot jantung memompa untuk mendorong darah keluar melalui pembuluh
darah arteri dengan tekanan kisaran 95 – 140 mmHg (Vitahealth, 2000).
2. Tekanan darah diastolik
Adalah tekanan darah ketika jantung rileks diantara tiap denyutan (Beevers,
2002). Tekanan diastolik merupakan tekanan darah terendah selama jantung
mengembang dengan nilai tekanan kisaran 60-95 mmHg (Vitahealth, 2000).
Menurut The Seventh Report of The Joint National Committee on
Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure (JNC
VII) klasifikasi tekanan darah pada orang dewasa terbagi menjadi :
Tabel 2.5 Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC VII.
Klasifikasi Tekanan
Darah
Tekanan Darah
Sistolik (mmHg)
Tekanan Darah Diastolik
(mmHg)
Normal < 120 < 80 Pra hipertensi 120-139 80-90 Hipertensi Stadium 1 140-159 90-99 Hipertensi Stadium 2 ≥160 ≥100
Sumber: Ismiati, 2003
33
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
2.4.2 Faktor yang mempengaruhi tekanan darah
Perubahan tekanan darah dapat sangat cepat terjadi tergantung pada
beberapa faktor, antara lain:
1. Usia
Penuaan dikaitkan dengan kurangnya adaptasi ke posisi berdiri dan
resiko yang lebih besar dari vegal sinkop. Karena variabilitas tekanan darah
meningkat dengan tingkat tekanan darah, „‟fisiologis‟‟ usia terkait
peningkatan tekanan darah mungkin menjadi faktor yang
membingungkan dalam penentuan umum efek pada tekanan darah (Fluckiger,
Laurence. et all, 1999). Tingkat normal tekanan darah bervariasi sepanjang
kehidupan. Tekanan darah bayi berkisar antara 65-115/42-80, tekanan darah
normal anak usia 7 tahun adalah 87-117/48-64. Kisaran normal anak yang
berusia 19 tahun, 90 % adalah 124-136/77-84 untuk anak laki-laki dan
124-127/63-74 untuk anak perempuan. Tekanan darah dewasa cenderung
meningkat seiring dengan pertambahan usia. Standar normal untuk remaja
yang tinggi dan di usia baya adalah 120/80. (Potter and Perry, 2005).
2. Jenis Kelamin
Secara klinis tidak ada perbedaan yang signifikan dari tekanan darah
pada laki-laki atau perempuan (Potter and Perry, 2005). Wanita
umumnya memiliki tekanan darah lebih rendah dari pada pria yang berusia
sama, hal ini cenderung akibat variasi hormon. Setelah menopause, wanita
34 ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
umumnya memiliki tekanan darah lebih tinggi dari sebelumnya (Berman,
2009).
3. Olah Raga
Ketika olah raga, banyak terjadi pertukaran energi sehingga dapat
menurunkan volume cairan ekstraseluler.
4. Stress
Ansietas, takut, nyeri dan stress emosi mengakibatkan stimulasi simpatis,
yang meningkatkat frekuensi darah,curah jantung dan tahanan vaskuler
perifer (Potter and Perry, 2005).
5. Kebiasaan Merokok
Terdapat banyak penelitian yang membuktikan hubungan antara rokok
dengan peningkatan risiko kardiovaskuler. CO yang terkandung dalam rokok
mengikat Hb sehingga menyebabkan jantung bekerja keras. Akibatnya dapat
memicu peningkatan tekanan darah.
6. Medikasi
Banyak medikasi yang secara langsung maupun tidak langsung,
mempengaruhi tekanan darah, seperti diuretik dan vasodilator. Golongan
lain yang mempengaruhi tekanan darah adalah analgesik narkotik, yang
dapat menurunkan tekanan darah (Potter and Perry, 2005).
7. Genetik
Riwayat keluarga dengan kondisi hipertensi juga mempertinggi risiko
seseorang terkena hipertensi, terutama hipertensi primer. Faktor genetik
35
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
berkaitan dengan metabolisme pengaturan garam dan renin membran sel. Bila
kedua orangtua menderita hipertensi, maka sekitar 30% akan turun ke
anaknya (Depkes RI, 2006).
8. Obesitas
Kaitan erat antara kelebihan berat badan (obesitas) dengan kenaikan tekanan
darah telah dilaporkan oleh beberapa studi. Berat badan dan indeks masa
tubuh (IMT) berkorelasi langsung dengan tekanan dara, terutama tekanan
darah sistolik.
9. Konsumsi alkohol
Pengaruh alkohol terhadap penaikan tekanan darah sudah banyak dibuktikan
oleh beberapa penelitian sebelumnya. Mekanisme peningkatan tekanan darah
akibat alkohol masih belum jelas. Namun, diduga karena peningkatan kadar
kortisol dan peningkatan volume sel darah merah serta kekentalan darah
berperan dalam meningkatkan tekanan darah. Beberapa studi menunjukkan
hubungan langsung antara tekanan darah dan asupan alkohol, dan diantaranya
menunjukkan bahwa efek terhadap tekanan darah baru nampak ketika
mengkonsumsi alkohol sekitar 2-3 gelas ukuran standard setiap harinya
(Depkes RI, 2006).
10. Konsumsi kopi
Kopi mengandung kafein dimana kafein dapat menghasilkan perubahan
dalam haemodinamik diantaranya dapat meningkatkan tekanan darah (Lane,
2002).
36 ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
11. Konsumsi garam berlebih
Garam menyebabkan terjadinya penumpukan cairan dalam tubuh karena
menarik cairan di luar sel agar tidak keluar. Sehingga akan meningkatkan
volume dan tekanan darah. Pada manusia yang mengkonsumsi garam 3 gram
atau kurang ditemukan tekanan darah rata-rata rendah, sedangkan konsumsi
7-8 gram tekanan darahnya rata-rata lebih tinggi.
12. Kolesterol tinggi
Kolesterol merupakan kelainan metabolisme lemak di dalam tubuh. kolesterol
juga merupakan faktor penting dalam terjadinya aterosklerosis yang
mengakibatkan peninggian tahanan perifer pembuluh darah sehingga tekanan
darah meningkat (Depkes RI, 2006).
2.4.3 Pengukuran tekanan darah
Mengukur tekanan darah arterial menggunakan alat yang disebut
sfigmomanometer (Pearce, 2004). Menset dari sphygmomanometer diletakan
diatas arteri brakialis. Stetoskop juga digunakan untuk mendengar denyut.
Tekanan dinaikan hingga tidak terdengar denyut lagi. Kemudian secara
perlahan-lahan tekanan menset dikurangi sehingga terdengar bunyi „‟dup‟‟
pertama (Korotkoff I). Denyut pertama ini menggambarkan tekann darah
sistolik dan pada saat ini pembuluh darah yang sebelumnya tidak teraliri darah
mulai mengalirkan darah kembali (Ronny, 2008).
37 ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
Prosedur pengukuran tekanan darah yang sesuai menurut The Seventh
Report of The Joint National Committee on Prevention, Detection, Evaluation,
and Treatment of High Blood Pressure (JNC VII, 2004) adalah sebagai berikut:
1. Subyek duduk di kursi dengan kondisi punggung bersandar dan tangan
disangga dengan posisi sejajar jantung. 30 menit sebelum pemeriksaan
subyek disarankan untuk tidak merokok dan mengkonsumsi kafein.
2. Pengukuran dimulai setelah beristirahat 5 menit.
3. Pasang manset secara tepat mengelilingi minimal 80% dari lengan.
4. Data yang diambil adalah tekanan darah sistolik (TDS) dan tekanan darah
diastolik (TDD). Suara yang pertama kali terdengar merupakan TDS, dan
yang terakhir adalah TDD.
5. Pengukuran tekanan darah kedua dilakukan setelah dua menit atau lebih dari
pengukuran pertama, kemudian dihitung reratanya. Pengukuran tekanan darah
ketiga dilakukan apabila pengukuran tekanan darah pertama dan kedua selisih
lebih dari 5 mmHg.
Pengukuran tekanan darah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu secara
manual dan digital yang bekerja secara otomatis mendeteksi tekanan darah.
Dengan sphygmomanometer digital, hasil pengukuran tekanan darah akan muncul
di layar setelah selesai mengukur tekanan darah.
38 ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
2.5 Ibu Rumah Tangga
2.5.1 Pengertian ibu rumah tangga
Ibu rumah tangga adalah seorang wanita yang bekerja menjalankan atau
mengelola rumah keluarganya, bertanggung jawab untuk mendidik anak-anaknya,
memasak dan menghidangkan makanan, membeli barang kebutuhan keluarga
sehari-hari, membersihkan dan memelihara rumah, menyiapkan dan menjahit
pakaian untuk keluarga, dan lain sebagainya. Pada umumnya ibu rumah tangga
tidak bekerja diluar rumah. Merriam Webster Dictionary mendefinisikan ibu
rumah tangga sebagai seorang wanita yang sudah menikah yang
bertanggungjawab atas rumah tangganya.
Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Ibu Rumah Tangga
dapat diartikan sebagai seorang wanita yang mengatur penyelenggaraan berbagai
macam pekerjaan rumah tangga atau seorang istri yang hanya mengurusi berbagai
pekerjaan dalam rumah tangga (tidak bekerja di kantor).
39 ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
40
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep Penelitian
Gambar 3.1 Skema Kerangka Konseptual Analisis Pengaruh Tingkat Kebisingan dan Getaran Kereta Api pada Ibu Rumah Tangga di Pinggiran Rel Kereta Api Jalan Ambengan Surabaya.
Keterangan:
: Diteliti : Tidak diteliti
Kereta Api 1. Kebisingan 2. Getaran
Tekanan Darah Ibu Rumah
Tangga
Faktor individu
a. Usia b. Lama tinggal c. Riwayat
keturunan
Faktor perilaku
d. Konsumsi kopi e. Konsumsi garam
a. Merokok b. Konsumsi alkohol c. Olahraga
d. Stress e. Jenis kelamin f. Medikasi g. Status gizi h. Obesitas i. Kolesterol
tinggi j. Lama terpapar
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
41
Kerangka konseptual diatas menjelaskan bahwa salah satu kelompok
yang menerima dampak tingkat kebisingan dan getaran kereta api ketika
beroperasi adalah ibu rumah tangga yang tinggal di pemukiman pinggiran rel
kereta api. Paparan kebisingan dan getaran dari kereta api ini dalam jangka waktu
lama dapat menimbulkan gangguan pada kesehatan, salah satunya adalah
hipertensi yang ditandai dengan naiknya tekanan darah. Selain kebisingan dan
getaran dari kereta api, terdapat beberapa faktor lain yang mempengaruhi
terjadinya peningkatan tekanan darah, yaitu faktor individu berupa usia, riwayat
penyakit, dan riwayat keturunan, faktor perilaku yang terdiri dari merokok,
konsumsi minuman alkohol, dan konsumsi kopi, serta faktor pemaparan yang
terdiri dari lama terpapar dalam satu hari dan lama tinggal.
Dari beberapa faktor yang telah disebutkan, peneliti memilih variabel
yang dinilai sebagai variabel yang berpengaruh signifikan terhadap peningkatan
tekanan darah pada ibu rumah tangga yaitu tingkat kebisingan dan getaran. Selain
itu juga terdapat beberapa faktor lain yang mempengaruhi peningkatan tekanan
darah pada ibu rumah tangga yang tinggal di sekitar rel kereta api yaitu faktor
individu yang terdiri dari usia, riwayat penyakit, dan riwayat keturunan, faktor
perilaku yaitu kebiasaan konsumsi kopi dan garam, serta faktor pemaparan yaitu
lama tinggal. Ibu rumah tangga merupakan anggota keluarga yang paling sering
terpapar kebisingan di area pemukiman sekitar rel kereta api, karena ibu rumah
tangga hampir melakukan semua aktivitasnya di rumah. Sehingga ibu rumah
tangga menjadi sasaran dalam penelitian ini.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
42
3.2 Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Tingkat kebisingan dan getaran kereta api berpengaruh terhadap tekanan darah
ibu rumah tangga di pemukiman pinggiran rek kereta api Jalan Ambengan,
Surabaya.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
40
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis dan Rancang Bangun Penelitian
Ditinjau dari metode pengumpulan data, maka penelitian ini bersifat
observasional komparatif yaitu penelitian yang melakukan pengamatan terhadap
subjek dengan melihat perbandingan ibu rumah tangga di pemukiman sekitar rel
kereta api Jalan Ambengan Surabaya kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA
dengan di kawasan Ngemplak. Desain studi yang digunakan dalam penelitian ini
adalah desain studi cross sectional yaitu peneliti melakukan pengamatan dan
pengukuran dalam jangka waktu tertentu..
4.2 Populasi Penelitian
Populasi pada penelitian ini terdiri dari:
1. Populasi lingkungan yaitu tingkat kebisingan dan getaran di pemukiman
pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan Surabaya kawasan Kanginan DKA
dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak.
2. Populasi manusia yaitu ibu rumah tangga di pemukiman pinggiran rel kereta
api Jalan Ambengan Surabaya kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA
dengan di kawasan Ngemplak.
4.3 Sampel, Besar Sampel, dan Cara Pengambilan Sampel
4.3.1 Sampel penelitian
Sampel pada penelitian ini adalah ibu rumah tangga dengan kriteria
inklusi sebagai berikut:
43
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
44
1. Ibu rumah tangga yang selama minimal 8 jam menghabiskan waktu di
rumah.
2. Usia minimal 20 tahun.
3. Tinggal dan menetap di pemukiman pinggiran rel kereta api.
4. Tidak mengalami obesitas.
5. Bersedia menjadi responden penelitian.
Sampel manusia terdiri dari kelompok studi dan kelompok kontrol.
Kelompok studi adalah ibu rumah tangga yang berada di pemukiman
pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan Surabaya pada radius 5m dari rel
kereta api yaitu kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA, sedangkan
sebagai pembandingnya adalah ibu rumah tangga yang berada di daerah
dengan kebisingan dan kereta api kurang padat yaitu ibu rumah tangga di
pemukiman pada radius terjauh 3000 meter dari rel kereta api Jalan
Ambengan Surabaya yaitu kawasan Ngemplak. Sampel lingkungan yaitu
pengukuran kebisingan dan getaran yang masing – masing dilakukan di satu
titik didalam rumah responden pada kedua lokasi di kedua kelompok sampel.
4.3.2 Besar sampel
Penetapan besar sampel dalam penelitian ini ditetapkan dengan
menggunakan rumus perhitungan menurut William G. Cochran (1977)
sebagai berikut:
n =
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
45
Keterangan:
n = Jumlah sampel
N = Jumlah sub populasi
t = Koefisien kepercayaan (Kepercayaan 95% = 1,96)
d = sampling error = 0,05
p = 50 % = 0,5
q = 1-p = 1-0,5 = 0,5
Sehingga didapatkan besar sampel :
n1 =
n1 =
n2 =
n2 =
Berdasarkan hasil perhitungan besar sampel tersebut, diperoleh hasil
sampel pada kelompok studi sebesar 29 sampel dan pada kelompok
pembanding sebesar 24 sampel. Sehingga didapatkan total sampel pada
penelitian ini sebanyak 53 sampel.
4.3.3 Cara pengambilan sampel
Pengambilan sampel dilakukan secara cluster. Teknik ini merupakan
pengambilan sampel secara acak menurut kelompok. Penentuan kelompok
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
46
dilakukan secara acak. Pada teknik sampel secara cluster ini, unsur dalam satu
kelompok bersifat homogen maupun heterogen. Dalam melakukan pengambilan
sampel, dilakukan melalui dua tahap :
1. Dari semua kelompok anggota populasi, diambil beberapa kelompok sampel
secara acak sebagai kelompok daerah.
2. Selanjutnya, dari kelompok daerah tersebut ditetapkan individu yang menjadi
sampel dalam penelitian.
4.4 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian untuk kelompok studi dilakukan di pemukiman pinggiran
rel kereta api Jalan Ambengan Surabaya radius 5 m dari rel kereta api yaitu
kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA, sedangkan untuk kelompok
pembanding dilakukan di daerah pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan
Ambengan Surabaya radius terjauh (3000) meter dari rel kereta api kawasan
Ngemplak.
Jadwal pelaksanaan penelitian ini yaitu mulai dari penyusunan proposal
sampai penyusunan skripsi yang terlaksana pada bulan Maret sampai dengan
Agustus 2015, dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 4.1 Waktu Pelaksanaan Penelitian di Pemukiman Jalan Ambengan Surabaya, 2015
No Kegiataan Bulan Ke- Tahun 2015 3 4 5 6
1. Persiapan proposal penelitian 2. Studi pustaka dan penelitian
pendahuluan
3. Proposal penelitian 4. Ethical clearance 4. Pelaksanaan penelitian dan
pengumpulan data
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
47
No Kegiataan Bulan Ke- Tahun 2015 3 4 5 6
5. Pengolahan data 6. Analisis data 7. Penyusunan skripsi
4.5 Variabel, Cara Pengukuran, dan Definisi Operasional
4.5.1 Variabel penelitian
Variabel yang diteliti:
1. Variabel Dependent : Tekanan darah
2. Variabel Independent:
a. Kebisingan .
b. Getaran.
c. Faktor individu
d. Faktor perilaku
e. Faktor pemaparan
4.5.2 Cara Pengukuran
Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 48 tahun
1996 tentang baku tingkat kebisingan, dijelaskan bahwa pengukuran
kebisingan dilakukan selama aktifitas 24 jam (LSM) dengan cara pada siang
hari tingkat aktifitas yang paling tinggi selama 16 jam (LS) pada selang waktu
06.00 – 22.00 dan aktifitas malam hari selama 8 jam (LM) pada selang 22.00 –
06.00. Setiap pengukuran harus dapat mewakili selang waktu tertentu dengan
menetapkan paling sedikit 4 waktu pengukuran pada siang hari dan pada
malam hari paling sedikit 3 waktu pengukuran.
Sedangkan berdasarkan Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup
No. 49 tahun 1996 tentang baku mutu tingkat getaran menyebutkan bahwa
cara pengukuran dilakukan menggunakan accelerator atau seismometer dan
vibration meter atau vibration analyzer dengan cara:
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
48
1. Getaran untuk Kenyamanan dan Kesehatan
a. Alat penangkap getaran dilelakkan pada lantai atau permukaan yang
bergetar, dan disambungkanke alat ukur getaran yang dilengkapi
dengan filter.
b. Alat ukur dipasang pada besaran simpangan. Dalam hal alat: tidak
dilengkapi dengan fasilitas itu, dapat digunakan konversi besaran.
c. Pembacaan dan pencatatan dilakukan untuk setiap frekwensi 4 - 63 Hz
atau dengan sapuan oleh alat pencatat getaran.
d. Hasil pengukuran sebanyak 13 data
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
50
4.5.3 Definisi operasional
Tabel 4.2 Definisi Operasional Variabel, Cara Pengambilan, dan Skala Data.
No Variabel Definisi Operasional Cara Pengukuran Kategori Skala Data
Variabel Dependen 1. Tekanan
darah Tekanan darah sistolik dan diastolik responden setelah terpapar kebisingan dan getaran. Dikatakan hipertensi ketika tekanan darah sistole >140 mmHg dan diastole >90 mmHg (WHO, 1996).
Pengukuran langsung menggunakan sphygmomanometer.
1. Normal (<140/<90 mmHg)
2. Tekanan darah tinggi (>140/>90 mmHg) (WHO<1996)
Ordinal
Variabel Independen 2. Kebisingan Bunyi yang tidak diinginkan dari
kegiatan yang dalam waktu tertentu dapat menimbulkan gangguan kesehatan manusia dan kenyamanan lingkungan. Baku mutu lingkungan untuk kebisingan adalah 55dB (KepMen LH No.48 tahun 1996).
Pengukuran langsung dengan menggunakan Sound Level Meter
1. Kebisingan tinggi ( >55 dB )
2. Kebisingan rendah ( ≤ 55 dB )
Ordinal
3. Getaran Gerakan bolak balik suatu massa melalui keadaan seimbang terhadap suatu titik yang pada intensitas tertentu menimbulkan gangguan kesehatan
Pengukuran langsung menggunakan vibration analyzer
1. Intensitas tinggi ( ≥ 3,15 Hz)
2. Intensitas rendah ( < 3,15Hz)
Ordinal
4. Umur Lamanya seseorang hidup yang dihitung sejak lahir sampai dilakukannya penelitian yang
Kuisioner
1. 20 - 44 tahun 2. ≥ 45 tahun
Ordinal
49
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
51
dinyatakan dalam tahun. 5. Riwayat
keturunan (genetik)
Adanya garis dalam keluarga yang mempunyai hipertensi dan / atau pernah dinyatakan menderita hipertensi
Kuisioner
1. Ada 2. Tidak ada
Nominal
6. Riwayat penyakit hipertensi
Adanya hasil pemeriksaan medis yang menyatakan menderita sakit hipertensi (TD >140/90 mmHg)
Kuisioner 1. Ya 2. Tidak
Nominal
7. Konsumsi kopi
Kebiasaan responden untuk mengkonsumsi minuman yang mengandung kafein pada kopi.
Kuisioner 1. Ya 2. Tidak
Nominal
8. Konsumsi garam
Kebiasaan responden menggunakan garam dapur yang mengandung natrium setiap hari dalam makanan yang dikonsumsinya
Kuisioner 1. Konsumsi lebih (>5 gram/hari)
2. Konsumsi cukup (≤5 gram/hari)
Nominal
9. Lama tinggal Lama waktu yang dialami ibu rumah tangga untuk terpajan kebisingan dan getaran kereta api mulai pertama kali tinggal di pemukiman pinggiran rel sampai dilakukannya penelitian.
Kuisioner
1. ≤ 5 tahun 2. > 5 tahun
Ordinal
50
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
50
4.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
4.6.1 Teknik pengumpulan data
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut
1. Data Primer
Setelah responden memahami dan menandatangani lembar persetujuan
untuk menjadi responden pada lembar informed concent, maka akan
dilakukan pengukuran sebagai berikut:
a. Pengukuran langsung mengenai tingkat kebisingan Leq di dalam rumah
responden dengan menggunakan alat Sound Level Meter oleh petugas
laboratorium Kesehatan dan Keselamatan Kerja FKM Unair Surabaya.
b. Pengukuran langsung mengenai tingkat getaran mekanik di dalam
rumah responden dengan menggunakan vibration meter oleh petugas
laboratorium Kesehatan dan Keselamatan Kerja FKM Unair Surabaya.
c. Pengukuran tekanan darah responden selama 5 menit dengan
menggunakan sphygnomanometer oleh petugas kesehatan.
d. Pengukuran berat badan dan tinggi badan responden selama 5 menit
oleh tenaga kesehatan.
e. Pengisian kuisioner selama 10 menit kepada responden yang akan
dipandu oleh peneliti.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh dari instansi setempat mengenai volume kereta
api yang melintas di jalur kereta api Jalan Ambengan dan data geografis
dan demografis Jalan Ambengan, Surabaya.
51 ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
51
4.6.2 Instrumen pengumpulan data
1. Data Primer
Instrumen pengumpulan data primer meliputi daftar pertanyaan, peralatan
pengambilan sampel lingkungan, dan pemeriksaan tekanan darah.
2. Data Sekunder
Instrumen pengumpulan data sekunder terdiri dari dokumen, informasi,
dan data yang mendukung penelitian.
4.7 Teknik Analisis Data
Data yang terkumpul baik data primer maupun sekunder selanjutnya akan
diolah dan dianalisis menggunakan uji statistik sebagai berikut:
1. Analisis univariat
Analisis deskriptif yang digunakan untuk menjelaskan distribusi frekuensi
berdasarkan karakteristik variabel yang diteliti.
2. Analisis bivariat
Analisis bivariat untuk mengetahui perbedaan antara kelompok studi dan
kontrol dengan menggunakan uji Mann Whitney dan mengetahui pengaruh
antar variabel yang diteliti dengan menggunakan uji Chi-Square pada
tingkat kepercayaan 95% (α=0,05).
3. Analisis multivariat
Untuk mengetahui variabel independen yang paling berpengaruh terhadap
tekanan darah dengan menggunakan multiple logistik regression pada
tingkat kepercayaan 95% (α=0,05).
52 ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
53
BAB 5
HASIL PENELITIAN
5.1 Gambaran Lokasi Penelitian
5.1.1 Pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan Surabaya
Jalur rel kereta api di Jalan Ambengan Surabaya merupakan jalur yang
menghubungkan dua stasiun, yaitu Stasiun Surabaya Kota dan Stasiun Gubeng.
Jalur ini dilewati oleh kereta api dengan kecepatan rata-rata 50 km/jam.
Kepadatan lalu lintas kereta api di jalur kereta api yang menuju arah Surabaya
Kota cukup padat. Dalam satu kali 24 jam, tercatat 32 kereta api penumpang kelas
ekonomi yang melintas di jalur ini karena hanya digunakan untuk melayani kereta
api jarak menengah dan jauh, serta kereta ekonomi jarak dekat yaitu lokal dan
komuter. Jalur kereta api di jalan Ambengan ini terbagi menjadi 3 lintasan yang
ketiganya masih berfungsi aktif dan berhadapan langsung dengan pemukiman.
Di jalan Ambengan terdapat dua kelurahan yang dilewati oleh jalur kereta
api ini yaitu Kelurahan Ketabang dan Kelurahan Tambak Sari. Dari kedua
Kelurahan tersebut, terdapat 4 RW yang masyarakatnya tinggal dan menetap di
pemukiman yang berhadapan langsung dengan rel kereta api. Ke empat RW
tersebut berada di Jalan Kanginan DKA (Ketabang) dan Ngaglik DKA (Tambak
Sari). Mayoritas warga yang tinggal di pemukiman tersebut menganut agama
Islam dan bermata pencaharian sebagai pedagang. Jarak antara pemukiman
dengan rel kereta api berkisar antara 3-5 meter yang dibatasi oleh pagar besi dan
sebagian pagar tembok dengan ketinggian 1 meter. Masyarakat yang tinggal di
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
54
pinggiran rel jalan Ambengan menempati tanah milik PT. Kereta Api Indonesia
(Persero) Daerah Operasi 8 Surabaya.
Sumber: Monografi Kelurahan Ketabang, Surabaya Tahun 2014 Gambar 5.1 Denah Lokasi Penelitian Studi dan Kontrol
Secara demografi, berdasarkan data monografi kelurahan Ketabang (2014)
dan kelurahan Tambak Sari (2014) batas wilayah kelurahan Ketabang dan
Tambak Sari yang merupakan lokasi penelitian adalah sebagai berikut:
Kelurahan Ketabang:
Batas Wilayah Sebelah Utara : Kelurahan Kapasari, Kecamatan Genteng
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
55
Batas Wilayah Sebelah Timur : Kelurahan Pacar Keling dan Tambak Sari,
Kecamatan
Batas Wilayah Sebelah Selatan : Kelurahan Embong Kaliasin, Kecamatan
Genteng
Batas Wilayah Sebelah Barat : Kelurahan Genteng dan Kelurahan Peneleh,
Kecamatan Genteng
Kelurahan Tambak Sari:
Batas Wilayah Sebelah Utara : Kelurahan Kapasari
Batas Wilayah Sebelah Timur : Kelurahan Ploso
Batas Wilayah Sebelah Selatan : Kelurahan Pacar Keling
Batas Wilayah Sebelah Barat : Kelurahan Ketabang
Jumlah penduduk secara keseluruhan Kelurahan Ketabang adalah 8892
orang yang terbagi ke dalam 2776 KK. Dari jumlah penduduk tersebut, yang
bermata percaharian sebagai ibu rumah tangga adalah 312 orang. Karakteristik
pemukiman di Kelurahan Ketabang adalah satu rumah digunakan lebih dari satu
KK dan bangunan merupakan bagunan permanen. Sementara itu, di kelurahan
Tambak Sari, jumlah penduduk diwilayah tersebut adalah 22.384 orang yang
terbagi ke dalam 6807 KK. Dari julmah penduduk tersebut, yang merupakan ibu
rumah tangga adalah 415 orang. Karakteristik pemukiman di Kelurahan
Ketabang adalah satu rumah digunakan lebih dari satu KK dan bangunan
merupakan bagunan permanen.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
56
5.2 Tingkat Kebisingan Kereta Api
Pengukuran kebisingan pemukiman dilakukan di dua lokasi, yaitu
pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan dengan radius terdekat dari
rel (Kanginan DKA dan Ngaglik DKA) dan pemukiman di pinggiran rel kereta
api Jalan Ambengan dengan radius paling jauh dari rel (Ngemplak). Pengukuran
dilakukan di 4 titik di dalam rumah dan dilakukan sebanyak 7 kali pengukuran.
Pengukuran tingkat kebisingan di pemukiman kawasan Kanginan DKA dan
Ngaglik DKA merupakan kelompok studi dimana sebagai perbandingan diukur
pula tingkat kebisingan pemukiman di kawasan Ngemplak. Pengukuran dilakukan
selama 4 hari yaitu tanggal 22 – 23 Mei Mei 2015 (Kanginan DKA dan Ngaglik
DKA ) dan 25-26 Mei Mei 2015 (Ngemplak) dengan menggunakan alat Sound
Level Meter Merk Kanomax Model 4020 selama 25 menit. Hasil pengukuran
intensitas tingkat kebisingan disajikan pada Tabel 5.1.
Tabel 5.1 Hasil Pengukuran Tingkat Kebisingan di Daerah Pemukiman Pinggiran Rel Kereta Api Jalan Ambengan Surabaya, Mei 2015.
No Lokasi
Pengukuran
Selang
Waktu
Hasil Pengukuran
LSM Rata
- rata Jam
Pengukuran Leq
1. Titik 1 Kanginan DKA no. 39
06.00 – 09.00 09.00 – 11.00 11.00 – 17.00 17.00 – 22.00 22.00 – 24.00 24.00 – 03.00 03.00 – 06.00
07.10 09.40 15.00 20.10 23.00 02.30 04.20
71,88 62,09 75,07 68,37 70,85 56,61 65,69
71,16
70,73
2. Titik 2 Ngaglik DKA no. 09
06.00 – 09.00 09.00 – 11.00 11.00 – 17.00 17.00 – 22.00 22.00 – 24.00 24.00 – 03.00 03.00 – 06.00
07.10 09.40 15.00 20.10 23.00 02.30 04.20
71,85 62,08 71,81 71,50 67,82 55,47 70,44
70,30
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
57
3. Titik 3 (Kontrol) Ngemplak gg 1 No. 14
06.00 – 09.00 09.00 – 11.00 11.00 – 17.00 17.00 – 22.00 22.00 – 24.00 24.00 – 03.00 03.00 – 06.00
08.00 09.30 15.00 20.00 22.35 02.30 05.00
51,02 55,75 55,63 58,90 52,39 48,05 50,03
55,25
54,91 4. Titik 4 (Kontrol) Ngemplak gg.2 No. 23
06.00 – 09.00 09.00 – 11.00 11.00 – 17.00 17.00 – 22.00 22.00 – 24.00 24.00 – 03.00 03.00 – 06.00
08.00 09.30 15.00 20.00 22.35 02.30 05.00
49,35 57,70 55,50 55,62 53,41 48,03 50,11
54,57
Perhitungan rata-rata intensitas kebisingan didapatkan dengan
menggunakan rumus kebisingan siang malam (LSM ) (dB (A)) sesuai dengan
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.48 tahun 1996 tentang kebisingan dan
didapatkan nilai sebesar 70,73 dB(A) dengan range kebisingan 55,47 dB(A) –
75,07 dB(A). Berdasarkan Keputusan Menteri Lingkungan Hidup No.48 tahun
1996 tentang kebisingan, baku mutu kebisingan siang malam untuk kawasan
pemukiman adalah 55 dB(A) dengan waktu pemaparan selama 24 jam. Sehingga
hasil pengukuran LSM sebesar 70,73 dB(A) melebihi baku mutu kebisingan untuk
kawasan pemukiman yang telah ditentukan.
5.3 Tingkat Getaran Kereta Api
Pengukuran tingkat getaran di pemukiman dilakukan di dua lokasi, yaitu
pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan dengan radius terdekat 3-5
meter dari rel (Kanginan DKA dan Ngaglik DKA) dan pemukiman di pinggiran
rel kereta api Jalan Ambengan dengan radius paling jauh 3000 meter dari rel
(Ngemplak). Pengukuran dilakukan di 4 titik di dalam rumah dan dilakukan
sebanyak 4 kali pengukuran. Pengukuran tingkat getaran di pemukiman kawasan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
58
Kanginan DKA dan Ngaglik DKA merupakan kelompok studi dimana sebagai
perbandingan diukur pula tingkat kebisingan pemukiman di kawasan Ngemplak.
Pengukuran dilakukan selama 4 hari yaitu tanggal 22 – 23 Mei Mei 2015
(Kanginan DKA dan Ngaglik DKA ) dan 25-26 Mei Mei 2015 (Ngemplak)
dengan menggunakan alat Vibration Meter Merk Riovibro vm 63-a tipe
pocketable vibration meter selama 15 detik ketika kereta api melintas dengan
metode sesaat. Hasil pengukuran intensitas tingkat kebisingan disajikan pada
Tabel 5.2.
Tabel 5.2 Hasil Pengukuran Tingkat Getaran di Daerah Pemukiman Pinggiran Rel Kereta Api Jalan Ambengan Surabaya, Mei 2015.
No Lokasi Pengukuran Percepatan
(m/s2)
Frekuensi
(Hz)
Rata-rata
1 Titik 1 Kanginan DKA No. 39 0,3 2,8
3,15 2 Titik 2
Ngaglik DKA No. 09 0,4 3,5
3 Titik 3 (Kontrol) Ngaglik gg.1 No. 14 0,0 0
0,0 4 Titik 4 (Kontrol)
Ngaglik gg.2 No.23 0,0 0
Dari hasil perhitungan rata-rata tingkat getaran dipemukiman pinggiran rel
Jalan Ambengan Surabaya, didapatkan hasil pengukuran sesaat intensitas getaran
sebesar 3,15 Hz dengan rentang frekuensi 2,8 Hz – 3,5 Hz. Berdasarkan
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 49 tahun 1996 tentang getaran,
baku tingkat getaran untuk kenyamanan dan kesehatan minimal adalah 4 Hz,
sehingga dapat disimpulkan bahwa intensitas getaran tersebut masih di bawah
baku tingkat getaran yang telah ditetapkan.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
59
5.4 Karakteristik Responden
Dalam penelitian ini, karakteristik responden meliputi umur, tingkat
pendidikan, riwayat penyakit, dan riwayat keturunan (genetik). Pengambilan
sampel dilakukan pada ibu rumah tangga yang tinggal menetap di kawasan
pemukiman kawasan Kanginan DKA, Ngaglik DKA dan Ngemplak dengan umur
minimal 25 tahun, terpapar bising dan getaran kereta api minimal 8 jam di rumah
dan tidak mengalami obesitas. Jumlah responden seluruhnya adalah 53 orang.
Pengukuran dan pengambilan data dilakukan melalui wawancara dan pengukuran
langsung kepada responden meliputi pengukuran tekanan darah, berat badan, dan
tinggi badan.
5.4.1 Karakteristik responden menurut umur
Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis pengaruh tingkat kebisingan
dan getaran kereta api pada tekanan ibu rumah tangga di pemukiman pinggiran rel
kereta api Jalan Ambengan Surabaya didapatkan distribusi responden menurut
umur yang disajikan pada Tabel 5.3.
Tabel 5.3 Distribusi Ibu Rumah Tangga Menurut Umur di Daerah Pemukiman Pinggiran Rel Kereta Api Jalan Ambengan Surabaya kawasan Kanginan DKA, Ngaglik DKA dan Ngemplak, Mei 2015
Kelompok
Umur
Kanginan DKA, Ngaglik
DKA Ngemplak
n % n %
<45 tahun 16 55,2 14 58,3 ≥45 tahun 13 44,8 10 41,7 Total 29 100,0 24 100,0
Berdasarkan hasil analisis pada Tabel 5.3 diketahui bahwa sebagian besar
responden (ibu rumah tangga) yang tinggal dan menetap di kawasan pemukiman
lingkungan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA berada pada kelompok umur <45
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
60
tahun sebanyak 16 orang (55,2%). Sedangkan yang berada pada kelompok umur
≥45 tahun sebanyak 13 orang dengan persentase 44,8%. Sementara itu, responden
(ibu rumah tangga) yang tinggal dan menetap di kawasan pemukiman Ngemplak
sebagian besar berada pada kelompok umur <45 tahun sebanyak 14 orang dengan
persentase 58,3% dan yang berada pada kelompok umur ≥ 45 tahun sebanyak 10
orang (41,7%). Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa umur terbanyak
responden di kedua lokasi adalah kelompok umur < 45 tahun.
5.4.2 Karakteristik responden menurut tingkat pendidikan
Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis pengaruh tingkat kebisingan
dan getaran kereta api pada tekanan ibu rumah tangga di pemukiman pinggiran rel
kereta api Jalan Ambengan Surabaya didapatkan distribusi responden menurut
tingkat pendidikan responden yang disajikan pada Tabel 5.4.
Tabel 5.4 Distribusi Ibu Rumah Tangga Menurut Tingkat Pendidikan di Daerah Pemukiman Pinggiran Rel Kereta Api Jalan Ambengan Surabaya kawasan Kanginan DKA, Ngaglik DKA dan Ngemplak, Mei 2015
Tingkat
Pendidikan
Kanginan DKA,
Ngaglik DKA Ngemplak
n % n %
Tidak Sekolah 2 6,9 1 4,2 SD / Sederajat 10 34,5 7 20,8 SMP / Sederajat 5 17,2 5 18,9 SMA / Sederajat 12 41,4 8 33,3 Perguruan Tinggi 0 0,0 3 12,5 Total 29 100,0 24 100,0
Berdasarkan hasil analisis diketahui bahwa sebagian besar responden ibu
rumah tangga di pemukiman pinggiran rel kereta api Kanginan DKA dan Ngaglik
DKA mayoritas adalah lulusan SMA/ Sederajat sebanyak 12 orang dengan
persentase 41,4%, lulusan SD/Sederajat 10 orang (34,5%), lulusan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
61
SMP/Sederajat sebanyak 5 orang (17,2%), dan tidak sekolah sebanyak 2 orang
(6,9%). Sedangkan di pemukiman yang jauh dari rel kereta api yaitu di Jalan
Ngemplak mayoritas responden ibu rumah tangga adalah lulusan SMA/Sederajat
sebanyak 8 orang dengan persentase 33,3%, lulusan SD/Sederajat 7 orang
(20,8%), lulusan SMP/Sederajat 5 orang (18,9%), lulusan Perguruan Tinggi 3
orang (12,5%) dan tidak sekolah sebanyak 1 orang (4,2%). Dari hasil tersebut,
terlihat bahwa dari kedua lokasi penelitian sebaran tingkat pendidikan responden
ibu rumah tangga terbanyak yaitu lulusan SMA/Sederajat.
5.4.3 Karakteristik responden menurut riwayat keturunan (genetik)
Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis pengaruh tingkat kebisingan
dan getaran kereta api pada tekanan ibu rumah tangga di pemukiman pinggiran rel
kereta api Jalan Ambengan Surabaya didapatkan distribusi responden menurut
riwayat keturunan (genetik) pada responden yang disajikan pada Tabel 5.5.
Tabel 5.5 Distribusi Ibu Rumah Tangga Menurut Riwayat Keturunan Hipertensi di Daerah Pemukiman Pinggiran Rel Kereta Api Jalan Ambengan Surabaya kawasan Kanginan DKA, Ngaglik DKA dan Ngemplak, Mei 2015
Genetik
Hipertensi
Kanginan DKA,
Ngaglik DKA Ngemplak
n % n %
Ada 11 37,9 9 37,5 Tidak Ada 18 62,1 15 62,5 Total 29 100,0 24 100,0
Berdasarkan hasil wawancara kepada responden ibu rumah tangga,
didapatkan hasil bahwa responden yang berada di pemukiman pinggiran rel kereta
api Jalan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA yang memiliki keluarga dengan
riwayat hipertensi sebanyak 11 orang dengan persentase 37,9% dan 18 orang
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
62
(62,1%) tidak memiliki keluarga dengan riwayat hipertensi. Sedangkan responden
ibu rumah tangga yang tinggal di pemukiman Jalan Ngemplak, sebanyak 9 orang
(37,5%) yang memiliki keluarga dengan riwayat hipertensi dan sisanya 15 orang
(62,5%) tidak memiliki keluarga dengan riwayat hipertensi. Sehingga, dari hasil
tersebut dapat dilihat bahwa pada kedua kelompok tersebut, sebagian besar tidak
memiliki keluarga dengan riwayat hipertensi.
5.4.4 Karakteristik responden menurut riwayat penyakit
Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis pengaruh tingkat kebisingan
dan getaran kereta api pada tekanan ibu rumah tangga di pemukiman pinggiran rel
kereta api Jalan Ambengan Surabaya didapatkan distribusi responden menurut
riwayat penyakit responden yang disajikan pada Tabel 5.6.
Tabel 5.6 Distribusi Responden Menurut Riwayat Hipertensi di Daerah Pemukiman Pinggiran Rel Kereta Api Jalan Ambengan Surabaya kawasan Kanginan DKA, Ngaglik DKA dan Ngemplak, Mei 2015
Riwayat
Hipertensi
Kanginan DKA,
Ngaglik DKA Ngemplak
n % n %
Ya 5 17,2 3 12,5 Tidak 24 82,8 21 87,5 Total 29 100,0 24 100,0
Berdasarkan hasil wawancara kepada responden ibu rumah tangga,
didapatkan hasil bahwa responden yang berada di pemukiman pinggiran rel kereta
api kawasan Kanginan DKA Selatan dan Ngaglik DKA yang memiliki riwayat
hipertensi sebanyak 5 orang dengan persentase 17,2%, sedangkan 24 orang
(62,1%) tidak memiliki riwayat hipertensi. Sementara itu, responden ibu rumah
tangga yang tinggal di pemukiman kawasan Ngemplak yang memiliki riwayat
hipertensi sebanyak 9 orang dengan persentase 37,5% dan yang tidak memiliki
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
63
riwayat hipertensi sebanyak 15 orang (62,5%). Sehingga, dari hasil tersebut dapat
dilihat bahwa pada kedua kelompok tersebut, sebagian besar responden ibu rumah
tangga tidak memiliki riwayat hipertensi.
5.4.5 Faktor Perilaku
Faktor perilaku yang dianalisis pada penelitian ini yaitu kebiasaan
mengkonsumsi kopi dan konsumsi garam per hari. Distribusi responden
berdasarkan faktor perilaku tersebut dapat dilihat pada Tabel 5.7.
Tabel 5.7 Distribusi Responden Menurut Faktor Perilaku di Daerah Pemukiman Pinggiran Rel Kereta Api Jalan Ambengan Surabaya kawasan Kanginan DKA, Ngaglik DKA dan Ngemplak, Mei 2015
Variabel
Kanginan DKA,
Ngaglik DKA Ngemplak
n % n %
Konsumsi Kopi Ya 11 37,9 4 16,7 Tidak 18 62,1 20 83,3 Total 29 100,0 24 100,0 Konsumsi Garam < 5 gram/hari 22 75,9 14 58,3 > 5gram/hari 7 24,1 10 41,7 Total 29 100,0 24 100,0
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa sebagian besar responden
ibu rumah tangga di kawasan pemukiman pinggiran rel kereta api kawasan
Kanginan DKA dan Ngaglik DKA tidak mengkonsumsi kopi yaitu 18 orang
(62,1%), sedangkan sisanya 11 orang (37,9%) memiliki kebiasaan mengkonsumsi
kopi. Sementara itu, responden ibu rumah tangga yang tinggal di pemukiman
kawasan Ngemplak sebagian besar tidak memiliki kebiasaan mengkonsumsi kopi
yaitu sebanyak 20 orang (83,3%) dan 4 orang (16,7%) memiliki kebiasaan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
64
mengkonsumsi kopi. Dari hasil tersebut terlihat bahwa mayoritas responden di
kedua lokasi tidak memiliki kebiasaan mengkonsumsi kopi.
Pola konsumsi garam responden ibu rumah tangga yang berada di kawasan
pemukiman pinggiran rel kereta api kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA
yang mengkonsumsi garam <5 gram per hari adalah 22 orang (75,9%) dan yang
mengkonsumsi garam >5 gram per hari adalah 7 orang (24,1%). Sementara itu,
responden ibu rumah tangga yang tinggal di pemukiman kawasan Ngemplak yang
mengkonsumsi garam <5 gram per hari adalah 14 orang (58,3%) dan yang
mengkonsumsi garam >5 gram per hari adalah 10 orang (41,7%). Dari hasil
tersebut terlihat bahwa mayoritas responden ibu rumah tangga di kedua lokasi
penelitian memiliki kebiasaan mengkonsumsi garam <5gram per hari.
5.4.6 Faktor Pemaparan
Faktor pemaparan yang dianalisis pada penelitian ini adalah lama tinggal
responden di kawasan pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan
Surabaya. Distribusi responden berdasarkan indikator tersebut disajikan dalam
Tabel 5.8.
Tabel 5.8 Distribusi Responden Menurut Lama Tinggal di Daerah Pemukiman Pinggiran Rel Kereta Api Jalan Ambengan Surabaya kawasan Kanginan DKA, Ngaglik DKA dan Ngemplak, Mei 2015
Lama Tinggal
Kanginan DKA,
Ngaglik DKA Ngemplak
n % n %
<5 tahun 2 6,9 0 0,0 ≥5 tahun 27 93,1 24 100,0 Total 29 100,0 24 100,0
Berdasarkan hasil wawancara diketahui bahwa sebagian besar responden
ibu rumah tangga di kawasan pemukiman pinggiran rel kereta api kawasan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
65
Kanginan DKA dan Ngaglik DKA adalah tinggal dan menetap di perumahan
tersebut selama ≥5 tahun yaitu 27 orang (93,1%) dan 2 orang (37,9%) tinggal dan
menetap di pemukiman tersebut <5 tahun. Sementara itu, responden ibu rumah
tangga yang tinggal di pemukiman kawasan Ngemplak semua responden telah
tinggal dan menetap dipemukiman daerah Jalan Ngemplak selama ≥5 tahun.
5.4.7 Tekanan darah responden
Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis pengaruh tingkat kebisingan
dan getaran kereta api pada tekanan ibu rumah tangga di pemukiman pinggiran rel
kereta api Jalan Ambengan Surabaya didapatkan distribusi responden menurut
status hipertensi yang disajikan pada Tabel 5.9.
Tabel 5.9 Distribusi Responden Menurut Status Hipertensi di Daerah Pemukiman Pinggiran Rel Kereta Api Jalan Ambengan Surabaya kawasan Kanginan DKA, Ngaglik DKA dan Ngemplak, Mei 2015
Status
Hipertensi
Kanginan DKA,
Ngaglik DKA Ngemplak
n % n %
Normal 10 34,5 15 62,5 Hipertensi 19 65,5 9 37,5 Total 29 100,0 24 100,0
Berdasarkan hasil pengukuran tekanan darah kepada responden ibu rumah tangga,
didapatkan hasil bahwa mayoritas responden yang berada di pemukiman
pinggiran rel kereta api kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA adalah
hipertensi sebanyak 19 orang (65,5%). Sementara itu, responden ibu rumah
tangga yang tinggal di pemukiman kawasan Ngemplak mayoritas adalah normal
sebanyak 15 orang (62,5%).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
66
5.5 Perbedaaan Tekanan Darah Ibu Rumah Tangga
Perbedaan hasil pengukuran tekanan darah responden ibu rumah tangga di
pemukiman kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan responden ibu
rumah tangga di pemukiman kawasan Ngemplak Dapat dilihat pada Tabel 5.10.
Tabel 5.10 Perbedaan Hasil Pengukuran Tekanan Darah Responden Ibu Rumah Tangga di pemukiman kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak, Mei 2015
Tekanan
Darah
Kanginan DKA,
Ngaglik DKA Ngemplak
p-value
n % n %
Normal 10 34,5 15 62,5 0,044 Hipertensi 19 65,5 9 37,5
Total 29 100,0 24 100,0 Berdasarkan Tabel 5.10 dapat dilihat bahwa responden ibu rumah tangga
di pemukiman kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA yang memiliki
hipertensi sebanyak 19 orang (65,5%). Sedangkan di kawasan Ngemplak, ibu
rumah tangga yang memiliki hipertensi sebanyak 9 orang (37,5%). Berdasarkan
hasil uji statistik dengan menggunakan metode analisis Mann-Whitney test
didapatkan nilai p-value (0,044) < 0,05. Artinya, terdapat perbedaan tekanan
darah antara ibu rumah tangga yang tinggal di pemukiman pinggiran rel kereta api
kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan ibu rumah tangga yang
tinggal di pemukiman kawasan Ngemplak.
5.6 Pengaruh Tingkat Kebisingan Kereta Api terhadap Tekanan Darah
Ibu Rumah Tangga
Pengaruh antara tingkat kebisingan dengan tekanan darah responden dapat
dilihat pada Tabel 5.11.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
67
Tabel 5.11 Distribusi Tingkat Kebisingan Menurut Tekanan Darah Responden
Ibu Rumah Tangga di pemukiman kawasan Kanginan DKA dan
Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak, Mei 2015
Tingkat
Bising
Tekanan Darah Total p-value Hipertensi Normal
n % n % n %
Bising Tinggi 23 69,7 10 30,3 33 100,0 0,004 Bising Rendah 5 25,0 15 75,0 20 100,0
Total 28 52,8 25 47,2 53 100,0 Berdasarkan Tabel 5.11 dapat dilihat bahwa pada intensitas kebisingan
tinggi (>55dB A) yang memiliki tekanan darah tinggi sebanyak 23 orang dengan
persentase 69,7%. Sedangkan untuk daerah dengan intensitas bising rendah
(<55dB A) yang memiliki tekanan darah tinggi sebesar 5 orang (25,0%).
Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square, didapatkan nilai p-value < 0,05.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% (α=0,05),
terdapat perbedaan proporsi antara tingkat kebisingan dengan tekanan darah
(signifikan).
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa tingkat kebisingan berpengaruh
terhadap tekanan darah ibu rumah tangga, sebab dari hasil pengukuran tingkat
kebisingan di pemukiman didapatkan hasil bahwa tingkat kebisingan melebihi
baku tingkat kebisingan yang diperkenankan untuk kawasan pemukiman.
5.7 Pengaruh Tingkat Getaran Kereta Api terhadap Tekanan Darah Ibu
Rumah Tangga
Pengaruh antara tingkat getaran kereta api dengan tekanan darah
responden dapat dilihat pada Tabel 5.12.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
68
Tabel 5.12 Distribusi Tingkat Getaran Menurut Tekanan Darah Responden Ibu Rumah Tangga di pemukiman kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak, Mei 2015
Tingkat
Getaran
Tekanan Darah Total p-value Hipertensi Normal
n % n % n %
Getaran Tinggi 12 63,2 7 36,8 19 100,0 0,401 Getaran Rendah 16 47,1 18 52,9 35 100,0
Total 28 52,8 25 47,2 53 100,0 Berdasarkan Tabel 5.12 dapat dilihat bahwa pada intensitas getaran tinggi
yang memiliki tekanan darah tinggi sebanyak 12 orang dengan persentase 63,2%.
Sedangkan untuk daerah dengan intensitas getaran rendah yang memiliki tekanan
darah tinggi sebesar 16 orang (47,1%). Berdasarkan hasil Chi-Square, didapatkan
nilai p-value > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan
95% (α=0,05), tidak terdapat perbedaan proporsi antara tingkat getaran dengan
tekanan darah (tidak signifikan).
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa tingkat getaran tidak
berpengaruh terhadap tekanan darah ibu rumah tangga, sebab hasil pengukuran
tingkat getaran menunjukkan bahwa tingkat getaran masih berada pada rentang
aman untuk menyebabkan gangguan kesehatan dan kenyamanan.
5.8 Faktor Lain yang Berpengaruh terhadap Tekanan Darah Ibu Rumah
Tangga
5.8.1 Pengaruh umur dengan tekanan darah
Pengaruh antara umur responden dengan tekanan darah responden dapat
dilihat pada Tabel 5.13.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
69
Tabel 5.13 Distribusi Kelompok Umur Menurut Tekanan Darah Responden Ibu Rumah Tangga di pemukiman kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak, Mei 2015
Kelompok
Umur
Tekanan Darah Total p-value Hipertensi Normal
n % n % n %
< 45 tahun 11 36,7 19 63,3 30 100,0 0,016 ≥ 45 tahun 16 73,9 6 26,1 23 100,0
Total 28 52,8 25 47,2 53 100,0 Berdasarkan Tabel 5.13 dapat dilihat bahwa kelompok umur <45 tahun
yang memiliki tekanan darah tinggi sebanyak 11 orang (36,7%). Sedangkan pada
kelompok umur ≥ 45 tahun yang memiliki tekanan darah tinggi sebesar 17 orang
(73,9%). Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square, didapatkan nilai p(0,016) >
0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pada tingkat kepercayaan 95% (α=0,05),
terdapat perbedaan proporsi antara umur dengan tekanan darah (signifikan).
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa umur ibu rumah tangga
berpengaruh terhadap tekanan darah. Sebab, umur merupakan salah satu faktor
risiko terjadinya hipertensi yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah.
5.8.2 Pengaruh riwayat keturunan hipertensi terhadap tekanan darah
Pengaruh antara riwayat keturunan hipertensi terhadap tekanan darah
responden dapat dilihat pada Tabel 5.14.
Tabel 5.14 Distribusi Riwayat Keturunan Hipertensi Menurut Tekanan Darah Responden Ibu Rumah Tangga di pemukiman kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak, Mei 2015
Riwayat
Keturunan
Hipertensi
Tekanan Darah Total p-value Hipertensi Normal
n % n % n %
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
70
Ada 9 45,0 11 55,0 20 100,0 0,545 Tidak Ada 19 57,6 14 47,2 33 100,0
Total 28 52,8 25 47,2 53 100,0 Berdasarkan Tabel 5.14 dapat dilihat bahwa pada kelompok yang
mempunyai riwayat keturunan hipertensi, pada saat dilakukan pengukuran
tekanan darah yang memiliki tekanan darah tinggi sebanyak 9 orang (45,0%).
Sedangkan pada kelompok yang tidak mempunyai riwayat keturunan hipertensi,
pada saat dilakukan pengukuran tekanan darah yang memiliki tekanan darah
tinggi sebesar 19 orang (57,6%). Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square,
didapatkan nilai p > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa riwayat keturunan
hipertensi tidak berpengaruh pada tekanan darah ibu rumah tangga.
Seseorang dengan riwayat hipertensi dalam keturunan keluarganya,
memiliki risiko besar untuk terkena hipertensi. Namun, dalam penelitian ini,
responden sebagian besar tidak memiliki keluarga dengan riwayat hipertensi.
Sehingga hasil penelitian menunjukkan bahwa riwayat hipertensi dalam keluarga
tidak berpengaruh terhadap tekanan darah.
5.8.3 Pengaruh konsumsi kopi terhadap tekanan darah
Pengaruh antara konsumsi kopi terhadap tekanan darah responden dapat
dilihat pada Tabel 5.15.
Tabel 5.15 Distribusi Konsumsi Kopi Menurut Tekanan Darah Responden Ibu Rumah Tangga di pemukiman kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak, Mei 2015
Konsumsi Kopi
Tekanan Darah Total p-value Hipertensi Normal
n % n % n %
Ya 10 62,5 6 37,5 16 100,0 0,530 Tidak 18 48,6 19 51,4 38 100,0
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
71
Total 28 52,8 25 47,2 53 100,0 Berdasarkan Tabel 5.15 dapat dilihat bahwa pada kelompok yang
mempunyai kebiasaan mengkonsumsi kopi, yang memiliki tekanan darah tinggi
sebanyak 10 orang (62,5%). Sedangkan pada kelompok yang tidak mempunyai
kebiasaan mengkonsumsi kopi, yang memiliki tekanan darah tinggi sebesar 18
orang (51,4%). Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square, didapatkan nilai p >
0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa konsumsi kopi tidak berpengaruh
terhadap tekanan darah ibu rumah tangga. Salah satu sebab tidak berpengaruhnya
konsumsi kopi karena ibu rumah tangga yang menjadi responden jarang
mengkonsumsi kopi setiap hari.
5.8.4 Pengaruh konsumsi garam per hari terhadap tekanan darah
Pengaruh antara konsumsi garam per hari dengan tekanan darah responden
dapat dilihat pada Tabel 5.16.
Tabel 5.16 Distribusi Konsumsi Garam/hari Menurut Tekanan Darah Responden Ibu Rumah Tangga di pemukiman kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak, Mei 2015
Konsumsi
Garam/hari
Tekanan Darah Total p-value Hipertensi Normal
n % N % n %
< 5 gram/hari 19 52,8 17 47,2 36 100,0 1,000 ≥ 5 gram/hari 9 52,9 8 47,1 17 100,0
Total 28 52,8 25 47,2 53 100,0 Berdasarkan Tabel 5.16 dapat dilihat bahwa pada kelompok yang
mempunyai kebiasaan mengkonsumsi garam < 5 gram/hari (1sdt), yang memiliki
tekanan darah tinggi sebanyak 19 orang (52,8%). Sedangkan pada kelompok
yang mempunyai kebiasaan mengkonsumsi garam ≥ 5 gram/hari ( >1sdt), yang
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
72
memiliki tekanan darah tinggi sebesar 9 orang (52,9%). Berdasarkan hasil uji
statistik Chi-Square, didapatkan nilai p > 0,05. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa konsumsi garam per hari tidak berpengaruh terhadap tekanan darah.
Konsumsi garam akan berpengaruh pada tekanan darah apabila dikonsumsi dalam
jumlah besar setiap harinya (>5 gram/hari).
5.8.5 Pengaruh lama tinggal dengan tekanan darah
Pengaruh antara lama tinggal dengan tekanan darah responden dapat
dilihat pada Tabel 5.17.
Tabel 5.17 Distribusi Lama Tinggal Menurut Tekanan Darah Responden Ibu Rumah Tangga di pemukiman kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak, Mei 2015
Lama Tinggal
Tekanan Darah Total p-value Hipertensi Normal
n % n % n %
< 5 tahun 1 50,0 1 50,0 2 100,0 1,000 ≥ 5 tahun 27 52,9 24 47,1 51 100,0
Total 28 52,8 25 47,2 53 100,0
Berdasarkan Tabel 5.17 dapat dilihat bahwa pada kelompok yang tinggal <5 tahun
di pemukiman pinggiran rel yang memiliki tekanan darah tinggi sebanyak 1 orang
(50,0%). Sedangkan pada kelompok yang tinggal ≥ 5 tahun di pemukiman
pinggiran rel yang memiliki tekanan darah tinggi sebesar 27 orang (52,9%).
Berdasarkan hasil uji statistik Chi-Square, didapatkan nilai p > 0,05. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa lama tinggal tidak berpengaruh terhadap tekanan darah.
Lama tinggal seseorang menentukan seberapa lama seseorang tersebut terpapar
oleh kebisingan dan getaran akibat dari lalu lintas kereta api. Dalam penelitian ini,
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
73
tidak berpengaruhnya lama tinggal disebabkan karena kurang heterogennya
distribusi responden menurut lama tinggal.
5.9 Faktor yang Paling Berpengaruh Terhadap Tekanan Darah Ibu
Rumah Tangga
Untuk mengetahui pengaruh variabel independen meliputi tingkat
kebisingan, tingkat getaran, faktor individu, dan faktor pemaparan terhadap
variabel dependen yaitu tekanan darah, sebelumnya telah dilakukan seleksi
kandidat multivariat dengan menggunakan uji bivariat. Variabel yang masuk ke
dalam kandidat multivariat ditentukan dengan melihat variabel yang memiliki
nilai p <0,25. Dari hasil uji bivariat dengan menggunakan Chi – Square
didapatkan nilai p yang disajikan pada tabel 5.18.
Tabel 5.18 Hasil Analisis Bivariat Pengaruh Tingkat Kebisingan, Tingkat Getaran, Faktor Individu dan Faktor Pemaparan terhadap Tekanan Darah Responden Ibu Rumah Tangga di pemukiman kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak, Mei 2015
Variabel
Independen n p-value
TingkatKebisingan 53 0,004* Tingkat Getaran 53 0,401 Umur 53 0,016* Riwayat Keturunan 53 0,545 Konsumsi Kopi 53 0,530 Konsumsi Garam 53 1,000 Lama Tinggal 53 1,000
*= variabel sebagai kandidat multivariat
Berdasarkan Tabel 5.18, dapat dilihat bahwa dari variabel independen yang
terdiri dari tingkat kebisingan, tingkat getaran, umur, riwayat genetik hipertensi,
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
74
konsumsi kopi, konsumsi garam, dan lama tinggal, yang memiliki nilai p <0,25
yaitu tingkat kebisingan (0,004) dan umur (0,016). Sehingga kedua variabel
tersebut masuk kedalam kandidat multivariat untuk selanjutnya dilakukan
multipel regresi logistik berganda. Hasil multipel regresi logistik berganda antara
kedua variabel independen tersebut dengan tekanan darah responden ibu rumah
tangga dapat dilihat pada Tabel 5.19.
Tabel 5.19 Hasil Analisis Multipel Regresi Logistik Ganda Pengaruh Tingkat Kebisingan dan Umur terhadap Tekanan Darah Responden Ibu Rumah Tangga di pemukiman kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan di kawasan Ngemplak, Mei 2015
Variabel
Independen
B p-value Exp. B Cl. 95%
Tingkat Kebisingan -1,896 0,001 0,150 0,048 – 0,466 Umur 1,758 0,003 5,800 1,835 – 18,330
Berdasarkan Tabel 5.19 tentang hasil akhir multipel regresi logistik berganda
dengan metode backward dapat dilihat bahwa dari dua variabel independen yaitu
tingkat kebisingan dan umur keduanya memiliki nilai p < 0,05. Namun, dari
kedua variabel tersebut yang memiliki nilai signifikansi paling kecil adalah
tingkat kebisingan (0,001). Sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel yang
paling berpengaruh signifikan terhadap tekanan darah adalah tingkat kebisingan
kereta api.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
75
BAB 6
PEMBAHASAN
6.1 Tingkat Kebisingan Kereta Api
Kebisingan adalah suara yang tidak diinginkan sehingga mengganggu dan
membahayakan kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis tingkat
kebisingan dan getaran kereta api dengan tekanan darah ibu rumah tangga di
pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan Surabaya, didapatkan hasil
pengukuran tingkat kebisingan di pemukiman kawasan Kanginan DKA dan
Ngaglik DKA LSM sebesar 70,73 dB (A) yang diukur selama 7 kali pengukuran
yang mewakili pengukuran selama 24 jam sesuai Keputusan Menteri Lingkungan
Hidup No.48 tahun 1996 tentang kebisingan. Apabila dibandingkan dengan baku
mutu lingkungan untuk kawasan pemukiman pada KepMenLH nomor 48 tahun
1996 yaitu 55 dB(A), maka hasil tersebut jauh di atas baku mutu yang telah
ditetapkan. Sementara itu, tingkat kebisingan yang juga dilakukan pengukuran di
pemukiman kawasan Ngemplak sebagai pembanding, didapatkan hasil
pengukuran bising LSM sebesar 54,91 dB (A). Apabila dibandingkan dengan baku
mutu lingkungan 55 dB (A), maka nilai tersebut berada dalam rentang baku mutu
kebisingan yang ditetapkan untuk kawasan pemukiman.
Hasil pengukuran tingkat kebisingan kereta api yang dilakukan di
pemukiman pinggiran rel kereta api dengan jarak 3-5 meter dari rel kereta api
menunjukkan hasil yang signifikan. Dengan volume kereta api penumpang yang
melintasi jalur rel kereta api Jalan Ambengan yang cukup padat yaitu sebanyak 32
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
76
kereta api jenis ekonomi selama 24 jam, hasil kebisingan tersebut dikatakan
signifikan. Hal ini diperkuat oleh penelitian kebisingan lalu lintas di Kota Tokat
Turki yang menjelaskan bahwa tingginya tingkat kebisingan disebabkan oleh
padatnya lalu lintas (Ozer, et al., 2009).
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Kryter (1996), tingkat
kebisingan untuk jalur kereta api mencapai 90 dB. Menurut Rusli (2008), tingkat
kebisingan untuk area pemukiman pinggiran rel kereta api yang diukur pada jarak
<11 meter didapatkan rata – rata kebisingan 100,45 dB (A) dan untuk pengukuran
dengan jarak >11 meter didapatkan rata – rata kebisingan 84,38 dB (A).
Tingginya tingkat kebisingan yang diterima oleh masyarakat yang tinggal di
pinggiran rel kereta api jalan Ambengan Surabaya ini salah satunya di sebabkan
oleh dekatnya jarak pemukiman dengan rel kereta api. Undang – Undang No. 23
Tahun 2012 tentang perkeretaapian dalam pasal 178 dan 179 menyebutkan bahwa
setiap orang dilarang membangun gedung, membuat tembok, pagar, tanggul,
bangunan lainnya, menanam jenis pohon yang tinggi, atau menempatkan barang
pada jalur kereta api yang dapat mengganggu pandangan bebas dan
membahayakan keselamatan perjalanan kereta api (178). Setiap orang dilarang
melakukan kegiatan, baik langsung maupun tidak langsung, yang dapat
mengakibatkan terjadinya pergeseran tanah di jalur kereta api sehingga
mengganggu atau membahayakan perjalanan kereta api (179). Selain itu, PP RI
No. 56 Tahun 2009 tentang penyelenggaraan perkeretaapian dalam pasal 58 ayat
(1) juga menyebutkan bahwa batas ruang milik jalur kereta api untuk jalan
rel yang terletak pada permukaan tanah diukur dari batas paling luar sisi kiri
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
77
dan kanan ruang manfaat jalur kereta api, yang lebarnya paling sedikit 6
(enam) meter.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi paparan
kebisingan adalah dengan pembangunan barrier. Barrier yang berfungsi untuk
mengurangi bising dengan sifat menyerap bising adalah barrier yang terbuat dari
tembok yang dengan ketebalan tertentu dapat menyerab kebisingan dengan
intensitas tertentu pula (Mayangsari, 2011). Namun, dalam Peraturan Menteri
Pekerjaan Umum No. 19 Tahun 2011 tentang persyaratan teknis jalan dan kriteria
perencanaan teknis jalan menyebutkan bahwa fungsi dari barrier adalah sebagai
pagar pengaman dari bahaya lalu lintas di jalan raya. Sementara itu, untuk
kawasan rel kereta api, penetapan batas pagar pengaman harus menggunakan
pagar dengan bahan yang bersifat lentur (guardrail).
6.2 Tingkat Getaran Kereta Api
Getaran kereta api adalah getaran yang ditimbulkan oleh adanya pergerakan
antara roda dan rel kereta api sehingga berpengaruh pada kesehatan dan
kenyamanan. Berdasarkan hasil penelitian tentang analisis tingkat kebisingan dan
getaran kereta api dengan tekanan darah ibu rumah tangga di pemukiman
pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan Surabaya, didapatkan hasil pengukuran
tingkat getaran di pemukiman kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA dengan
rata-rata getaran 3,15 Hz yang diukur selama 7 kali pengukuran ketika kereta api
melintas. Apabila dibandingkan dengan baku mutu lingkungan untuk tingkat
getaran minimal yang dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan dan
kenyamanan pada PerMenLH nomor 49 tahun 1996 yaitu 4 Hz, maka hasil
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
78
tersebut dibawah baku mutu minimal yang telah ditetapkan. Sementara itu, tingkat
getaran yang juga dilakukan pengukuran di pemukiman kawasan Ngemplak
sebagai pembanding, didapatkan hasil 0,0 Hz. Artinya, tidak ada getaran yang
tertangkap di pemukiman kawasan Ngemplak yang berada pada jarak 3000 meter
dari rel kereta api. Dari hasil pengukuran di kedua lokasi tersebut, dapat
disimpulkan bahwa semakin dekat lokasi pemukiman dengan sumber getaran,
maka intensitas getaran yang dirasakan akan semakin tinggi. Semakin tinggi
intensitas getaran yang diterima, maka semakin tinggi potensi gangguan kesehatan
yang ditimbulkan.
Suma‟mur (1993) menjelaskan bakwa efek yang ditimbukan oleh getaran
terhadap tubuh tergantung pada jaringan dan resonansi, dada dan perut
beresonansi pada frekuensi 3-9 Hz, leher, kepala, pinggul, dan tulang beresonansi
pada frekuensi 10 Hz, pharynx pada frekuensi 13-15 Hz, peredaran darah pada
frekuensi 6-10 Hz, mata pada frekuensi >4 Hz, dan koklea padafrekuensi 16 Hz.
6.3 Pengaruh Tingkat Kebisingan Kereta Api dengan Tekanan Darah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kebisingan rata-rata lalu lintas
kereta api di pemukiman pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan Surabaya
kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA mencapai 70,73 dB (A) dengan
kondisi lalu lintas yang cukup padat. Sedangkan pengukuran yang dilakukan di
pemukiman kawasan Ngemplak dengan kondisi tidak ada jalur kereta api dan
sumber bising mesin yang lain didapatkan tingkat kebisingan sebesar 54,91 dB
(A). Berdasarkan hasil penelitian, ketahui bahwa terdapat pengaruh yang
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
79
signifikan antara tingkat kebisingan lalu lintas kereta api dengan tekanan darah
ibu rumah tangga (p value 0,004) yang terpapar selama > 8 jam per hari.
Beberapa penelitian sebelumnya pada tempat dan lokasi yang berbeda
menunjukkan hasil yang serupa dengan penelitian ini. Penelitian yang dilakukan
oleh Rusli (2008) menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara
intensitas kebisingan dengan peningkatan tekanan darah sistolik (p value 0,001)
dan diastolik (p value 0,031). Selain itu, Stephen et al. (2003) juga menyatakan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara paparan kebisingan dengan
penaikan tekanan darah. Penelitian serupa lainnya oleh Sinaga et al. (2013)
tentang menunjukkan bahwa terdapat hubungan antatara intensitas kebisingan
dengan peningkatan tekanan darah (p value 0,025).
Montotalu, et al. (2014) mengemukakan hasil penelitiannya tentang
hubungan kebisingan terhadap tekanan darah pada pekerja lapangan PT Gapura
Angkasa di bandar udara Sam Ratulangi, Manado menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang dignifikan antara intensitas kebisingan dengan tekanan darah
sistolik (p value 0,032) dan tekanan darah diastolik (p-value 0,018). Hal serupa
juga diutarakan dalam penelitian Addina (2015) tentang pengaruh intensitas
kebisingan dengan peningkatan tekanan darah dan gangguan pendengaran pada
tukang becak di sekitar Terminal Purabaya, Surabaya yang menunjukkan hasil
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara intensitas kebisingan dengan
peningkatan tekanan darah pada tukang becak. Intensitas kebisingan merupakan
faktor risiko dari kejadian hipertensi (Gobel, 2013). Kebisingan direspon oleh
otak sebagai ancaman atau stress yang kemudian mempengaruhi sistem daraf
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
80
untuk meningkatkan denyut jantung yang berujung pada peningkatan tekanan
darah. Peningkatan tekanan darah yang terjadi secara terus menerus ini akan
menyebabkan terjadinya hipertensi.
Secara teori, dari sudut fisologi pengaruh bising pada non auditory terjadi
melalui 3 tahap, yaitu: (Mulyono,1996 dalam Nurdiansyah, 2012)
1. Terjadi ketegangan otot sebagai reaksi terhadap kebisingan yang muncul
secara tiba – tiba yang dikendalikan oleh saraf motorik.
2. Ketegangan otot tersebut diikuti dengan terjadinya perubahan detak
jantung, volume pernapasan, penyempitan pembuluh darah dan sekresi
lain yang dikendalikan oleh sistem saraf otonom.
3. Efek yang terjadi melalui aktivitas hormon yang sebagian besar
dikendalikan oleh plutary adrenal axis.
Intensitas kebisingan yang mencapai 60 dB(A) dapat meningkatkan kadar
hormon stress seperti epinerin, non-epinerin, dan kortisol tubuh yang
mengakibatkan terjadinya perubahan irama jantung dan tekanan darah. Bising
yang terus menerus diterima oleh seseorang akan mengakibatkan terjadinya
gangguan proses fisiologi jaringan otot dalam tubuh dan memicu emosi yang
stabil. Ketidak stabilan emosi tersebut nantinya dapat memacu kerja jantung lebih
keras untuk memompa darah ke seluruh tubuh dalam waktu yang lama, akibatnya
tekanan darah akan naik dan menyebabkan hipertensi (Tambunan, 2005).
6.4 Pengaruh Getaran Kereta Api dengan Tekanan Darah
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil pengukuran getaran yang
dilakukan di pemukiman pinggiran rel kereta api kawasan Kanginan DKA dan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
81
Ngaslik DKA didapatkan rata – rata getaran yang tertangkap pada frekuensi 3,15
Hz dengan kepadatan lalu lintas kereta api yang cukup padat. Sementara itu, di
pemukiman kawasan Ngemplak dengan kondisi tidak ada sumber paparan
getaran, frekuensi getaran yang tertangkap adalah 0,0 Hz. Berdasarkan hasil
analisis diketahui bahwa tidak terdapat pengaruh antara tingkat getaran dengan
tekanan darah ibu rumah tangga. Hasil ini sejalan dengan KepMenLH No.49
tahun1996 tentang kebisingan yang menjelaskan bahwa frekuensi getaran minimal
yang dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan dan kenyamanan adalah 4Hz.
Penelitian serupa yang dilakukan oleh Rusli (2008), menunjukkan hasil
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat getaran dengan peningtan
tekanan darah sistolik maupun diastolik. Namun, pada penelitian tersebut diukur
tingkat getaran pada frekuensi 63 Hz. Sehingga didapatkan hasil adanya pengaruh
yang signifikan. Secara teori, Siswanto (1991), respon fisiologis terhadap getaran
seluruh tubuh pada tingkat pemaparan yang masih bisa ditolerir oleh tubuh
manusia adalah sebagai berikut:
7. Denyut jantung meningkat 10-15 denyut per menit pada kondisi eksperimen
yang normal, tanpa memperhatikan frekuensi dan denyut jantung akan pulih
pada pemajanan yang berkelanjutan.
8. Tekanan darah meningkat pada frekuensi 5 Hz dan menurun pada frekuensi
10-20 Hz.
9. Tidal volume meningkat pada semua frekuensi, namun kenaikan maksimum
terjadi pada frekuensi 5-7 Hz di mana pada frekuensi ini paru akan menurun
dan ocsigen uptake akan meningkat.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
82
10. Hiperventilasi dan respiratory rate akan meningkat dan besarnya peningkatan
tersebut ditentukan oleh intensitas getaran yang terpapar.
11. Belum atau tidak terdapat bukti yang jelas tentang efek getaran pada ginjal,
darah, dan kelenjar endokrin pada tingkat pemaparan yang sedang.
12. Getaran seluruh tubuh dapat mempengaruhi keseimbangan seseorang (man
equilibrium ability). Hal ini terjadi ketika paparan sangat tinggi dalam waktu
lama dan sangat dipengaruhi oleh kerentanan individu.
Berdasarkan teori tersebut, maka hasil penelitian ini yang menyatakan
bahwa tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara tingkat getaran dengan
tekanan darah ibu rumah tangga adalah sesuai. Dimana tingkat getaran akan
menyebabkan gangguan pada tekanan darah pada frekuensi diatas 5 Hz. Pada
frekuensi 3-7 Hz efek secara fisiologis yang ditimbulkan berupa kesulitan
bernafas dan rasa sakit di perut pada frekuensi 4-14 Hz (Rengkung, 2012).
6.5 Faktor Lain yang Berpengaruh terhadap Tekanan Darah
Beberapa faktor lain yang berpengaruh dengan peningkatan tekanan darah
pada ibu rumah tangga adalah sebagai berikut:
6.5.1 Pengaruh faktor individu dengan tekanan darah
Beberapa variabel yang merupakan faktor individu yang berpengaruh
terhadap tekanan darah pada ibu rumah tangga yaitu sebagai berikut:
1. Umur
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa distribusi karakteristik
responden menurut kelompok umur menunjukkan bahwa umur memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap tekanan darah. Diperolehnya hasil yang signifikan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
83
karena responden pada penelitian ini yang mengalami hipertensi mayoritas adalah
ibu rumah tangga yang berada pada kelompok umur ≥45 tahun. Pada wanita,
risiko mengalami hipertensi akan meningkat sejalan dengan meningkatnya usia
dimana berisiko pada usia menopause (>45 tahun) (WHO, 2012).
Namun beberapa penelitian lain menyebutkan bahwa tidak terdapat
pengaruh antara umur dengan tekanan darah. Addina (2015) menyatakan bahwa
dalam penelitiannya tentang hubungan tingkat kebisingan lalu lintas dengan
kenaikan tekanan darah dan penurunan fungsi pendengaran dengan responden
tukang becak, umur tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap perubahan
tekanan darah tukang becak. Selain itu, hasil ini juga didukung oleh penelitian
yang dilakukan oleh Sinaga e. al. (2013) yang menyatakan bahwa dari hasil
analisis bivariat menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia dengan
adanya peningkatan tekanan darah pada operator di pabrik amonia IB PT. PUSRI
Palembang (p value = 1,000).
Umur memang merupakan salah satu faktor intrinsik yang menyebabkan
terjadinya hipertensi pada seseorang. Secara umum, tekanan darah akan mudah
meningkat pada usia lebih dari 40 tahun karena pada usia ini sistem sirkulasi
darah akan sering terganggu karena pembuluh darah mengalami penyumbatan.
Akibatnya dinding pembuluh darah menjadi lebih keras dan tebal sehingga
elastisitas pembuluh darah akan berkurang dan menyebabkan naiknya tekanan
darah pada seseorang. Teori ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Mardin (2011) dalam Sinaga, et al. (2013) menyebutkan bahwa peningkatan
tekanan darah lebih rentan dialami oleh seseorang oada usia 40-45 tahun. Pada
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
84
usia 40-45 tahun seseorang memiliki risiko 3,36 kali lebih besar untuk mengalami
hipertensi dibandingkan dengan seseorang yang berusia 25-39 tahun.
2. Riwayat Keturunan Hipertensi
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa tidak terdapat pengaruh
yang signifikan antara riwayat keturunan hipertensi dengan tekanan darah. Hasil
penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Gobel (2013) tentang
faktor risiko kejadian hipertensi di Kelurahan Paguyaman Kecamatan Kota
Tengah yang menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara riwayat
keluarga dengan kejadian hipertensi (OR=5,4; 95% Cl 3,2-9,2).
Namun, sebuah penelitian yang dilakukan pada Lansia di Kosta Rika
menyebutkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara riwayat hipertensi
dalam keluarga dengan kejadian hipertensi. Pada kelompok laki-laki didapatkan
nilai OR 1,98(95% Cl 1,40-2,79) dan pada kelompok wanita didapatkan nilai OR
2,21 (95% Cl 1,61 – 3,03) (Chacon et al, 2008 dalam Addina 2015). Depkes
(2006) menyatakan bahwa riwayat keluarga dengan kondisi hipertensi juga
mempertinggi risiko seseorang untuk terkena hipertensi, apabila kedua orangtua
menderita hipertensi, maka sekitar 30% akan menurunkan hipertensi ke anaknya.
3. Lama Tinggal
Berdasarkan hasil penelitian, didapatkan hasil bahwa tidak terdapat
pengaruh yang signifikan antara lama tinggal dengan tekanan darah.
Didapatkannya hasil yang tidak signifikan ini salah satunya bisa disebabkan oleh
kurang heterogennya data yang diperoleh tentang lama tinggal. Hasil penelitian
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
85
ini menunjukkan bahwa dari 53 responden, hanya terdapat 2 responden yang
tinggal dan menetap di pemukiman pinggiran rel kereta api selama <5 tahun.
Hasil penelitian ini sejalan dengan salah satu penelitian yang dilakukan oleh
Sinaga et al., (2013) tentang analisis peningkatan tekanan darah akibat bising
pada operator di Pabrik Amonia IBPT. PUSRI Palembang, melibatkan masa kerja
sebagai salah satu variabel independen. Dalam penelitian tersebut, masa kerja
dibagi menjadi dua kategori yaitu ≤ 5 tahun dan > 5 tahun. Dari hasil analisis,
didapatkan hasil bahwa tidak terdapat terdapat hubungan yang signifikan antara
masa kerja dengan peningkatan tekanan darah. Namun, penelitian lain yang
dilakukan oleh Dyah (2004) tentang kebisingan, lama tinggal, tekanan darah dan
nilai ambang pendengaran komunitas di Terminal Umbulharjo Yogyakarta
menyatakan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara lama tinggal dengan
peningkatan tekanan darah baik sistole maupun diastole.
6.5.2 Pengaruh faktor perilaku dengan tekanan darah
Beberapa variabel yang merupakan faktor perilaku ibu rumah tangga yang
berpengaruh terhadap peningkatan tekanan darah yaitu:
1. Konsumsi Kopi
Berdasarkan hasil penelitian, karakteristik responden berdasarkan kebiasaan
konsumsi kopi terhadap tekanan darah menunjukkan hasil tidak terdapat pengaruh
yang signifikan antara konsumsi kopi dengan tekanan darah. Hasil ini didukung
oleh penelitian yang dilakukan oleh Addina (2015) yang menyatakan bahwa tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara tekanan darah dengan peningkatan
tekanan darah. Selain itu, Rusli (2008) juga menyatakan bahwa tidak terdapat
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
86
hubungan yang signifikan antara tekanan darah dengan peningkatan tekanan
darah.
Tidak adanya pengaruh yang signifikan antara konsumsi kopi dengan
peningkatan tekanan darah ini didapatkan karena dari hasil wawancara yang
dilakukan kepada responden, diketahui bahwa kebiasaan responden dalam
mengkonsumsi kopi sebagian besar dalam jumlah wajar yaitu 1-3 kali dalam satu
hari. Dalam hal ini, Lane (2002) menjelaskan bahwa kafein dalam kopi mampu
menghasilkan perubahan haemodinamik diantaranya dapat meningkatkan tekanan
darah. Kondisi ini dapat terjadi apabila konsumsi kopi secara teratur setiap hari
dalam jumlah yang besar. Apabila konsumsi kopi secara teratur dalam jumlah
sedikit atau sedang, tubuh akan mampu memberikan toleransi terhadap kafein
yang dikonsumsi sehingga tidak mempengaruhi kondisi tekanan darah. Selain itu,
Wahyuni (2013) dalam penelitiannya tentang konsumsi kopi dengan tekanan
darah pada pasien rawat jalan puskesmas Bogor Tengah menyatakan bahwa pada
frekuensi konsumsi kopi 7 cangkir/minggu tidak terdapat hubungan yang
bermakna terhadap peningkatan tekanan darah tinggi. Sehingga konsumsi kopi
lebih dari 7 cangkir merupakan faktor protektif terhadap kejadian hipertensi,
meskipun tidak terdapat hubungan yang signifikan secara statistik.
2. Konsumsi Garam
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa tidak terdapat pengaruh
yang signifikan antara konsumsi garam dengan tekanan darah. Hasil yang tidak
signifikan ini didapatkan karena hampir semua responden mengkonsumsi garam
per hari dalam makanannya <5 gram/ hari atau tidak sampai satu sendok teh
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
87
dalam sehari. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Maria, et al., (2013) tentang hubungan antara asupan natrium dan kalium dengan
kenaikan tekanan darah pada penderita hipertensi di rumah sakit Timor Leste yang
menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara asupan garam
(natrium) dengan kenaikan tekanan darah (nilai p=0,625)
Konsumsi garam dapat mempengaruhi peningkatan tekanan darah tinggi
apabila konsumsi garam dalam jumlah tinggi setiap harinya. Dalam hal ini,
sebuah penelitian menyatakan bahwa dengan mengurangi pemakaian garam dapur
menjadi sekitar 3 gram ( <1 sendok teh) sehari, dapat mencegah terjadinya stroke
(26%) dan serangan jantung (15%) akibat tersumbatnya pembuluh darah. Garam
dapur mengandung sekitar 40% natrium (Babba, 2007).
Garam merupakan sumber utama natrium yang menjadi salah satu unsur
yang sangat penting bagi kesehatan. Tubuh membutuhkan natrium untuk menjaga
keseimbangan cairan tubuh, membantu mengirimkan impuls saraf, dan membantu
proses kontraksi dan relaksasi otot. Bila kadar natrium dalam darah tinggi, maka
ginjal akan mengeluarkannya melalui urin. Namun, pada kondisi tertentu ginjal
tidak mampu mengeluarkan natrium, akibatnya akan terakumulasi dalam darah
dan menyebabkan volume darah meningkat. Dengan meningkatknya volume
darah, maka jantung akan bekerja lebih keras untuk memompa darah dan
meningkatkan tekanan darah. Sehingga, dapat menyebabkan hipertensi (Ahmad,
2011 dalam Maria et al. 2013).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
88
6.5 Faktor Dominan yang Mempengaruhi Tekanan Darah
Berdasarkan hasil analisis pengaruh dengan menggunakan regresi logistik
ganda, didapatkan hasil bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap
perubahan tekanan darah adalah tingkat kebisingan kereta api (nilai p = 0,001).
Hasil ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Rusli (2008) tentang
pengaruh kebisingan dan getaran terhadap perubahan tekanan darah masyarakat
yang tinggal di pinggiran rel kereta api lingkungan XIV Kelurahan Tegal Sari
Kecamatan Medan Denai tahun 2008 didapatkan hasil bahwa diantara variabel
tingkat kebisingan dan getaran yang paling dominan berpengaruh pada perubahan
tekanan darah sistolik maupun diastolik adalah variabel tingkat kebisingan
(koefisien β=1,964).
Salah satu penelitian yang dilakukan oleh Rosenlund (2008) di Stokholm
menyebutkan bahwa orang yang tinggal di sekitar bandara sangat berisiko
mengalami tekanan darah tinggi akibat tingginya polusi udara. Hasil tersebut
didapatkan dari penelitian yang dilakukan ke 2.000 lelaki yang tinggal di sekitar
bandara selama sepuluh tahun, 20% dari jumlah tersebut, sebanyak 19%
mengalami peningkatan tekanan darah ( Rosenlund, 2008 dalam Rusli, 2008).
Penelitian lain oleh Elise and Babisch (2012) tentang hubungan kuantitatif antara
kebisingan lalu lintas dengan hipertensi menunjukkan hasil terdapat hubungan
yang signifikan antara kebisingan lalu lintas dengan peningkatan tekanan darah
(OR 1,034; 95% Cl 1,011-1,056).
Hasil penelitian tersebut didukung oleh European Environmental Noise
Directive (END) (2011) yang melakukan analisis dan noise mapping untuk
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
89
paparan kebisingan yang bersumber dari lingkungan mengatakan bahwa
kebisingan dari aktifitas transportasi merupakan sumber bising terbesar yang
menyebabkan gangguan dan konsentrasi kesehatan masyarakat. Gangguan
tersebut diantaranya adalah tekanan darah tinggi dan penyakit jantung iskemi
(Environmental Noise Directive, 2011 dalam Babisch, W. 2015).
Secara teori, mekanisme peningkatan tekanan darah yang diakibatkan oleh
kebisingan terjadi karena adanya rangsangan pada sistem hormonal yaitu hormon
adrenalin yang dapat meningkatkan detak jantung dan tekanan darah. Kebisingan
yang melebihi nilai ambang batas yang diperkenankan akan membentuk
angiotensin II dari angiotensin I oleh angiotensin I-converting enzym (ACE). ACE
memegang peranan fisiologis yang penting dalam mengatur tekanan darah. Darah
akan mengandung angiotensinogen yang diproduksi di dalam hati dan
selanjuutnya oleh hormon renin akan diubah menjadi angiotensin I. Angiotensin I
ini oleh ACE yang ada di paru – paru selanjutnya diubah menjadi angiotensin II.
Di dalam tubuh, angiotensin II akan menyebabkan peningkatan sekresi ADH dan
rasa haus serta menstimulasi sekresi aldosterin dari korteks adrenalin yang pada
akhirnya akan menyebabkan peningkatan volume darah. Akibatnya tenanan darah
juga akan meningkat (Sasongko, 2000).
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
90
BAB 7
PENUTUP
7.1 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah tingkat kebisingan kereta api
berpengaruh terhadap tekanan darah ibu rumah tangga di daerah pinggiran rel
kereta api, sedangkan tingkat getaran tidak berpengaruh terhadap tekanan darah
ibu rumah tangga di daerah pinggiran rel kereta api.
Hasil kesimpulan tersebut dihasilkan dari hasil analisis sebagai berikut:
1. Tingkat kebisingan lalu lintas kereta api di pemukiman pinggiran rel kereta
api Jalan Ambengan Surabaya kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA
mendapatkan hasil rata-rata (LSM,24 jam) sebesar 70,73 dB (A). Nilai
tersebut di atas baku tingkat kebisingan untuk kawasan pemukiman 55 dB
(A) berdasarkan KepmenLH nomor 48 tahun 1996 tentang kebisingan.
Sedangkan untuk hasil rata-rata pengukuran kebisingan (LSM,24 jam) di
pemukiman kawasan Ngemplak memperoleh hasil 54,91 dB (A) di bawah
baku tingkat kebisingan untuk kawasan pemukiman.
2. Tingkat getaran lalu lintas kereta api di pemukiman pinggiran rel kereta api
Jalan Ambengan Surabaya kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA
mendapatkan hasil frekuensi rata-rata 3,15 Hz. Nilai tersebut di bawah baku
tingkat getaran minimal untuk kenyamanan dan kesehatan yaitu frekuensi 4
Hz berdasarkan PermenLH nomor 49 tahun 1996 tentang getaran. Begitu
pula untuk hasil rata-rata pengukuran tingkat getaran di pemukiman
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
91
kawasan Ngemplak memperoleh hasil frekuensi 0,0 Hz di bawah baku
tingkat getaran minimal.
3. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tekanan darah
antara ibu rumah tangga yang tinggal di pemukiman pinggiran rel kereta api
Jalan Ambengan Surabaya kawasan Kanginan DKA dan Ngaglik DKA
dengan di kawasan Ngemplak.
4. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kebisingan kereta api
berpengaruh terhadap tekanan darah ibu rumah tangga di pemukiman
pinggiran rel kereta api Jalan Ambengan Surabaya.
5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa timgkat getaran tidak berpengaruh
terhadap tekanan darah ibu rumah tangga di pemukiman pinggiran rel kereta
api Jalan Ambengan Surabaya.
6. Faktor yang berpengaruh terhadap tekanan darah adalah tingkat kebisingan
kereta api dan umur. Namun, yang paling berpengaruh adalah tingkat
kebisingan kereta api.
7.2 Saran
1. Bagi Pemerintah yaitu menyediakan lahan untuk pemindahan
pemukiman yang terletak kurang dari jarak minimal lahan manfaat jalur
kereta api yaitu 6 meter dari as rel kereta api agar tidak mengganggu
perlintasan kereta api dan menghilangkan paparan kebisingan lebih lama
pada masyarakat di pinggiran rel kereta api.
2. Bagi responden yaitu memasang peredam kebisingan didalam rumah
seperti karpet peredam untuk mengurangi paparan bising.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
92
3. Bagi peneliti selanjutnya yang ingin meneliti tentang tingkat kebisingan
dan getaran lalu lintas kereta api agar meneliti dampak kesehatan lain
yang disebabkan oleh kebisingan dan getaran kereta api (misalnya :
gangguan auditory, psikologis, fisiologis, dan sebagainya).
4. Bagi peneliti selanjutnya, meneliti faktor lain yang berisiko terhadap
peningkatan tekanan darah (misal : pola konsumsi, tingkat stress,
konsumsi alkohol, dan sebagainya) dan hendaknya diteliti pada sampel
yang lebih besar agar memperoleh hasil yang diharapkan.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
93
DAFTAR PUSTAKA
Addina, S., 2015. Hubungan Kebisingan dengan Peningkatan Tekanan Darah dan
Gangguan Pendengaran pada Tukang Becak di Sekitar Terminal Purabaya Surabaya. Skripsi. Surabaya: Universitas Airlangga. 50-65.
Babba, J. 2007. Hubungan Antara Intensitas Kebisingan Lingkungan Kerja
dengan Peningkatan Tekanan Darah. Skripsi. Universitas Diponegoro: Semarang.
Babisch, W., 2008. Road traffic noise and cardiovascular risk. Noise Health.
Federal Environment Agency, Vol 10:27-33. Germany. Babisch, W., 2015. Cardiovascular effects of noise. Noise Health 2011 Vol
13:201-4. Beevers, D.G., 2002. Tekanan Darah. Dian Rakyat: Jakarta Berman, A. 2009). Buku Ajar Praktik Keperawatan Kozier dan Erb Klinik. Edisi
ke-5. EGC: Jakarta. Budiyanto, K. 2002.Gizi dan Kesehatan. Edisi I. Universitas Muhammadiyah
Malang: Malang. Chaeran, M., 2008. Kajian Kebisingan Akibat Aktifitas di Bandara. Tesis Ilmu
Lingkungan. Universitas Diponegoro. Semarang. Chobanian, A. V., Bakris, G.L., Black , H.R., Chusman, W.L., Green I.A., Izzo,
J.L, Jones, D.W., Materson, B.J., Oparil, S, Wrihat, J.T., 2003, JNC VII Express: The Seventh Report of the Joint National Commite on Preventian, Detection, Evaluation and Treatment of High Blood Presure, U.S. Deparment of Health and Human Services, 12-33.
Cochran, W. G. 1977. Sampling Techniques. 3rd Edition. JW. Depkes RI., 2006. Pedoman Teknis Penemuan dan Tatalaksana Penyakit
Hipertensi. Jakarta. Dirjen, P2M dan PLP., 1993. Pelatihan Petugas Pengawas Tingkat Kebisingan
Model III. Departemen Kesehatan RI: Jakarta. Dratva, J. and Phuleria, H. C. and Foraster, M. and Gaspoz, J. M. and Keidel, D.
and Künzli, N. and Liu, S. L. and Pons, M. and Zemp, E. and Gerbase, M. W. and Schindler, C., 2012. Transportation noise and blood pressure in a population-based sample of adults. Environmental health perspectives :
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
94
journal of the National Institute of Environmental Health Sciences, Vol. 120, H. 1. S. 50-55.
Dyah, S dan Soebijanto., 2004. Kebisingan, Lama Tinggal, Tekanan Darah, dan
Nilai Ambang Pendengaran Komunitas di Terminal Umbulharjo Yogyakarta. Tesis. Universitas Gajah Mada: Yogyakarta.
Fluckiger, L. Boivin, J. Quiliot, D. Jeandel, C. and Zannad, F. 1999. Differetian
Effect of Aging on Hearth Rate Variability and Blood Pressure Variability/Commentary.The Journals of Gerontology. B219.
Gobel, W., 2013. Analisis Faktor Risiko Kejadian Hipertensi di Kelurahan
Paguyaman Kecamatan kota Tengah. Summary. Fakultas Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan. Universitas Gorontalo: Gorontalo.
Groothoff, B. 1996. Noise and Vibration-Their Effect and Control. Quensland. Hakim, M.H., 2011. Hubungan Paparan Getaran Seluruh Tubuh Pada Tempat
Duduk Sopir dengan Tingkat Keluhan Nyeri Punggung Bawah Pada Sopir Truk Di PT. ALN Sidoarjo. Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Airlangga: Surabaya.
Haryuti dan Siswanto, A., 1990. Kebisingan. Balai Hiperkes dan Kesehatan Kerja.
Jawa Timur. Surabaya. Ismiati, S. 2003. Analisis Faktor Penyebab Kejadian Hipertensi pada Wanita Usia
Subur. Tugas Akhir. Universitas Hasanuddin: Makassar. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 1987. Peraturan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 718/Menkes/Per/XI/1987 tentang Kebisingan yang Berhubungan dengan Kesehatan. Jakarta.
Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 1996. Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup. Kep 48/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Kebisingan. Jakarta.
Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 1996. Keputusan Menteri Negara
Lingkungan Hidup. Kep 49/MENLH/11/1996 tentang Baku Tingkat Getaran. Jakarta.
Kementerian RI. 2011. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 19 tahun
2011 tentang Persyaratan Teknis Jalan dan Kroteria Perencanaan Teknis Jalan. Jakarta.
Kryter, K. D., 1996. Handbook of Hearing and The Effect of Noise. New York
Academic Press: USA.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
95
Lane, J., 2002. Caffeine Affects Cardiovascular and Neuroendocrine Activation at
Work and Home. Psychosomatic Medicine. Maria, Genilda., Puspita, R. D., dan Sulistyowati, Y., 2013. Hubungan Asupan
Natrium dan Kalium dengan Tekanan Darah pada Pasien Hipertensi di Unit Rawat Jalan di Rumah Sakit Guido Valadares Dili Timor Leste. Jurnal Kedokteran. Universitas Respati: Yoygakarta.
Mayangsari, A., 2013. Perancangan Barrier Untuk Menurunkan Tingkat
Kebisingan Pada Jalur Rel Kereta Api di Jalan Ambengan Surabaya dengan Menggunakan Metode Nomograph. Tugas Akhir Jurusan Teknik Fisika FTI. Institut Teknologi Sepuluh Nopember: Surabaya.
Montotalu, S. S et al., 2014. Hubungan Kebisingan Terhadap Tekanan Darah pada
Pekerja Lapangan PT. Gapura Angkasa di Bandar Udara Sam Ratulangi Manado. Jurnal e-Biomedik 2 (1): 1-7.
Nurdiansyah, C. 2012. Pengaruh Intensitas Kebisingan Lokomotif Terhadap
Tekanan Datah Operator Lokomotif di PT Kereta Api Indonesia (PERSERO) UPT Crew Surabaya Pasar Turi. Skripsi. Universitas Airlangga: Surabaya.
Ozer, et al. 2009. Evaluation of Noise Pollution Caused by Vehicles in The City
of Tokat, Turkey. Scientific Research and Essay 4 (11): 1206 – 1212. Parwata, I. 2004. Dinamika Pemukiman Pedesaan Pada Mayarakat Bali.
Universitas Warmadewa: Denpasar. Pearce, E. 2004. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedia. Gramedia: Jakarta. Potter, P and Perry, A. 2005. Fundamental of Nursing. Edisi 4. Volume 2. EGC:
Jakarta. Prabu. 2009. Dampak Kebisingan Terhadap Kesehatan. Graha Ilmu: Yogyakarta. Presiden RI., 2007. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2007
tentang Perkeretaapian. Jakarta. Pusat Sarana Pengendalian Dampak Lingkungan., 2012. Laporan Pengkajian
Kebisingan dan Getaran Lingkungan di Sekitar Lintasan Kereta Api. Kementerian Lingkungan Hidup RI: Jakarta.
Pusat Sarana Pengendalian Dampak Lingkungan., 2013. Laporan Pengkajian dan
Pemantauan Kebisingan Lingkungan di Sekitar Lintasan Kereta Api. Kementerian Lingkungan Hidup RI: Jakarta.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
96
Rengkung, S. 2012. Analisis Pengaruh Paparan Getaran pada Karyawan Gedung Pembinaan Lingkungan Kampus Universitas Indonesia yang Berada di Sekitar Stasiun Pondok Cina. Skripsi. Universitas Indonesia. Depok.
Ronny, S. 2008. Fisiologi Kardiovaskuler: Berrbasis Masalah Keperawatan.
EGC: Jakarta. Rusli, M., 2008. Pengaruh kebisingan dan getaran terhadap perubahan tekanan
darah masyarakat yang tinggal di pinggiran rel kereta api lingkungan XIV Kelurahan Tegal Sari Kecamatan Medan Denai Tahun 2008. Tesis Sekolah Pasca Sarjana. Universitas Sumatra Utara: Medan.
Sasongko, D. P. dan Hadiyarto, A., 2000. Kebisingan Lingkungan. Universitas
Diponegoro: Semarang. Sembiring, L. E. dan Subakti M.S., 2011. Analisis Kebisingan Akibat Arus Lalu
Lintas di Jalan Gagak Hitam (Ring Road) Medan dan tingkat Ketergangguan Masyarakat. Jurusan Teknik Sipil. Universitas Sumatra Utara: Medan.
Sinaga, B. S. L., Anita, C., dan Imelda, G. P., 2013. Analisis Peningkatan
Tekanan Darah Akibat Bising pada Operator di Pabrik Amonia IB PT. Pupuk Sriwidjaja Palembang Tahun 2013. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Universitas Sriwijaya: Palembang.
Siswanto, A., 1991. Vibrasi. Jawa Timur. Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja. Slamet, JS., 2006. Kesehatan Lingkungan. Gajah Mada University Press:
Yogyakarta. SNI. 7231: 2009. Prosedur Penggunaan Sound Level Meter. Badan Standard
Nasional: Jakarta. Standsfeld, S. A., and Matheson, M.P., 2005. Noise Pollution: non-auditory effext
on Health. Journal Medical Sciences Building. University of London: London.
Suherwin, R. 2004. Gangguan Kesehatan Non Auditorik Akibat Pemaparan
Bising Pada Masyarakat yang Tinggal di Sepanjang Jalur Kereta Api Kelurahan Jembatan Besi Kecamatan Tambora Jakarta Barat Tahun 2004. Tesis. Universitas Indonesia. Depok.
Suma‟mur, 2009. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. CV. Agung Seto:
Jakarta.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
97
Surjono, B., 2012. Pengaruh Frekuensi Kebisingan Terhadap tekanan Darah. Tesis. Program Pasca Sarjana. Universitas Airlangga: Surabaya.
Tambunan, S. T. B., 2005. Kebisingan di Tempat Kerja (Occupational Noise).
Penerbit Andi: Yogyakarta. Van Kempen, E and Babisch, W., 2012. The quantitative relationship between
road traffic noise and hypertension: a meta-analysis. Journal of Hypertension. Federal Environment Agency Volume 30. Issue 6. P: 1075-1086.
Vitahealth. 2000. Hipertensi. PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta. Wahyuni, T., 2013. Hubungan Konsumsi Kopi dengan Tekanan Darah pada
Pasien Rawat Jalan Puskesmas Bogor Tengah. Skripsi. Institut Pertanian Bogor: Bogor. 45-56.
WHO. 1980. Environmental Health Criteria 12 (Noise). World Health
Organization. Geneva. WHO. 1996. Prevention and Managemen of Hypertension. World Health
Organization. Egypt. WHO. 1999. Guidelines for Community Noise. World Health Organization.
Geneva. WHO. 2012. Trends in Maternal Mortallity: 1990 – 2010. World Health
Organization. Geneva.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
98
LAMPIRAN 1
PENJELASAN PENELITIAN
BAGI RESPONDEN
Saya, Novi Dwi Ira Suryani mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga akan melakukan penelitian yang berjudul “Analisis
Hubungan Tingkat Kebisingan dan Getaran Kereta Api dengan Tekanan Darah
Ibu Rumah Tangga” di lingkungan pemukiman Jalan Ambengan, Surabaya.
Dalam hal ini, saya telah mendapatkan ijin untuk melakukan penelitian dari
Kelurahan setempat sehingga saya dapat melakukan kunjungan ke rumah
responden untuk pengambilan data penelitian ini. Dalam menentukan responden
dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan data rumah bapak/ibu dari kantor
kelurahan, RW dan RT. Adapun bentuk penjelasannya sebagai berikut:
Judul Penelitian:
Analisis Hubungan Tingkat Kebisingan dan Getaran Kereta Api dengan Tekanan
Darah Ibu Rumah Tangga (Studi dilakukan di sekitar pinggiran Rel Kereta Api
Jalan Ambengan, Surabaya).
Tujuan Penelitian:
Megetahui apakah terdapat hubungan antara kebisingan dan getaran kereta api
dengan tekanan darah ibu rumah tangga yang tinggal di pemukiman pinggiran rel
kereta api Jalan Ambengan, Surabaya tahun 2015.
Perlakuan yang diterapkan pada Subjek:
Dalam penelitian ini, subyek terlibat sebagai responden yang akan melakukan
pengisian kuisioner dan dilakukan pengukuran tekanan darah, Berat Badan, dan
Tinggi Badan oleh perawat di dalam rumah responden. Dalam pengisian
kuisioner, pengukuran tekanan darah, Berat Badan, dan Tinggi Badan diperlukan
waktu sekitar 20 menit. Pengukuran tekanan darah dilakukan sebanyak 2 kali
dalam kondisi rileks menggunakan sphygnomanometer. Pengukuran Berat Badan
reesponden dilakukan sebanyak 2 kali dengan menggunakan timbangan berat
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
99
badan dan Tinggi Badan msebanyak 2 kali menggunakan alat Microtoise Statur
Meter yang telah dibawa oleh peneliti dan diukur oleh perawat.
Manfaat:
Manfaat yang akan didapatkan oleh responden yang terlibat dalam penelitian ini
adalah responden dapat mengetahui status tekanan darah serta efek terhadap
kesehatan yang ditimbulkan oleh kebisingan dan getaran kereta api sehingga dapat
melakukan cara pencegahan dan pengobatan yang tepat.
Bahaya Potensial:
Tidak ada bahaya potensial yang diakibatkan oleh keterlibatan subyek dalam
penelitian ini, karena tidak dilakukan intervensi apapun melainkan hanya
pengisian kuisioner dan pengukuran tekanan darah, berat badan dan tinggi badan
subyek penelitian.
Hak untuk Undur Diri:
Keikutsertaan subyek dalam penelitian ini bersifat sukarela dan responden berhak
untuk mengundurkan diri kapanpun, tanpa menimbulkan konsekuensi yang
merugikan responden.
Saksi:
Yang bertindak sebagai saksi pada penanda tanganan lembar persetujuan dan
pengambilan data penelitian di rumah responden adalah Ketua RT.
Adanya Insentif untuk Subyek:
Responden yang telah di wawancarai dan dilakukan pengukuran akan diberikan
bingkisan berupa sembako untuk mengganti waktu yang hilang selama dilakukan
pengambilan data penelitian dan sebagai tanda terimakasih telah bersedia menjadi
responden.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
100
Contact Person:
Nama Peneliti : Novi Dwi Ira Suryani
Alamat : Jl. Mulyorejo No. 74, Surabaya
Institusi : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
No. HP : 085 730 080 223
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
101
PENJELASAN PENELITIAN
BAGI RESPONDEN
Saya, Novi Dwi Ira Suryani mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Airlangga akan melakukan penelitian yang berjudul “Analisis
Hubungan Tingkat Kebisingan dan Getaran Kereta Api dengan Tekanan Darah
Ibu Rumah Tangga” di lingkungan pemukiman Jalan Ambengan, Surabaya.
Dalam hal ini, saya telah mendapatkan ijin untuk melakukan penelitian dari
Kelurahan setempat sehingga saya dapat melakukan kunjungan ke rumah
responden untuk pengambilan data penelitian ini. Dalam menentukan responden
dalam penelitian ini, peneliti mendapatkan data rumah bapak/ibu dari kantor
kelurahan, RW dan RT. Adapun bentuk penjelasannya sebagai berikut:
Judul Penelitian:
Analisis Hubungan Tingkat Kebisingan dan Getaran Kereta Api dengan Tekanan
Darah Ibu Rumah Tangga (Studi dilakukan di sekitar pinggiran Rel Kereta Api
Jalan Ambengan, Surabaya).
Tujuan Penelitian:
Megetahui apakah terdapat hubungan antara kebisingan dan getaran kereta api
dengan tekanan darah ibu rumah tangga yang tinggal di pemukiman pinggiran rel
kereta api Jalan Ambengan, Surabaya tahun 2015.
Perlakuan yang diterapkan pada Subjek:
Dalam penelitian ini, subyek terlibat sebagai responden yang akan melakukan
pengisian kuisioner dan dilakukan pengukuran tekanan darah, Berat Badan, dan
Tinggi Badan oleh perawat. Selain itu akan dilakukan pengukuran kebisingan dan
getaran didalam rumah responden oleh Tenaga kesehatan dari Laboratorium
Hiperkes dan Keselamatan Kerja Surabaya. Waktu yang dibutuhkan untuk
pengukuran Kebisingan adalah 70 menit yang di bagi menjadi 7 kali pengukuran,
yaitu 4 waktu pada siang hari dan 3 waktu pada malam hari. Masing – masing
pengukuran membutuhkan waktu 10 menit. Penentuan waktu pengukuran
disesuaikan dengan waktu yang dimiliki responden agar tidak mengganggu
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
102
aktivitas responden. Pengukuran getaran dilakukan satu kali dan membutuhkan
waktu selama 10 menit. Dalam pengisian kuisioner, pengukuran tekanan darah,
Berat Badan, dan Tinggi Badan diperlukan waktu sekitar 20 menit. Pengukuran
tekanan darah dilakukan sebanyak 2 kali dalam kondisi rileks menggunakan
sphygnomanometer. Pengukuran Berat Badan reesponden dilakukan sebanyak 2
kali dengan menggunakan timbangan berat badan dan Tinggi Badan msebanyak 2
kali menggunakan alat Microtoise Statur Meter yang telah dibawa oleh peneliti
dan diukur oleh perawat.
Manfaat:
Manfaat yang akan didapatkan oleh responden yang terlibat dalam penelitian ini
adalah responden dapat mengetahui status tekanan darah serta efek terhadap
kesehatan yang ditimbulkan oleh kebisingan dan getaran kereta api sehingga dapat
melakukan cara pencegahan dan pengobatan yang tepat.
Bahaya Potensial:
Tidak ada bahaya potensial yang diakibatkan oleh keterlibatan subyek dalam
penelitian ini, karena tidak dilakukan intervensi apapun melainkan hanya
pengisian kuisioner dan pengukuran tekanan darah, berat badan dan tinggi badan
subyek penelitian.
Hak untuk Undur Diri:
Keikutsertaan subyek dalam penelitian ini bersifat sukarela dan responden berhak
untuk mengundurkan diri kapanpun, tanpa menimbulkan konsekuensi yang
merugikan responden.
Saksi:
Yang bertindak sebagai saksi pada penanda tanganan lembar persetujuan dan
pengambilan data penelitian di rumah responden adalah Ketua RT.
Adanya Insentif untuk Subyek:
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
103
Responden yang telah di wawancarai dan dilakukan pengukuran akan diberikan
bingkisan berupa sembako untuk mengganti waktu yang hilang selama dilakukan
pengambilan data penelitian dan sebagai tanda terimakasih telah bersedia menjadi
responden.
Contact Person:
Nama Peneliti : Novi Dwi Ira Suryani
Alamat : Jl. Mulyorejo No. 74, Surabaya
Institusi : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga
No. HP : 085 730 080 223
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
104
LAMPIRAN 2
INFORMED CONSENT
(Pernyataan Persetujuan Mengikuti Penelitian)
Yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : .......................................................................................................... Umur : .......................................................................................................... Alamat : .......................................................................................................... No. HP : .......................................................................................................... Setelah mendapatkan keterangan secara rinci dan jelas mengenai: 1. Penelitian yang berjudul “Analisis Hubungan Tingkat Kebisingan dan Getaran
Kereta Api dengan Tekanan Darah Ibu Rumah Tangga (Studi dilakukan di sekitar pinggiran Rel Kereta Api Jalan Ambengan, Surabaya)”.
2. Perlakuan yang akan diterapkan pada subyek. 3. Manfaat ikut sebagai subyek penelitian. 4. Bahaya yang akan timbul 5. Prosedur penelitian dan mendapat kesempatan untuk mengajukan pertanyaan mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian tersebut, saya bersedia/tidak
bersedia*) secara sukarela untuk menjadi subyek penelitian dengan penuh kesadaran serta tanpa keterpaksaan. Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa tekanan dari pihak manapun
Surabaya,................................2015
Peneliti Responden (Novi Dwi Ira Suryani) (....................................)
Saksi
(....................................)
*) Coret yang tidak perlu
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
105
LAMPIRAN 3
KUISIONER PENELITIAN
HUBUNGAN TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API
DENGAN TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA
(Studi di Pemukiman Sekitar Pinggiran Rel Kereta Api Jalan Ambengan,
Surabaya)
Nomor Kuisioner : Tanggal Wawancara : Lokasi Wawancara : I. Data Umum Responden
1. Nama : 2. Umur : 3. Pendidikan : 4. Alamat : 5. Pekerjaan : 6. Jarak Rumah dengan Rel Kereta Api : Meter
II. Pemeriksaan Fisik
1. Berat Badan : kg 2. Tinggi Badan : cm 3. Tekanan darah Sistolik : mmHg 4. Tekanan darah Diastolik : mmHg
III. Identifikasi Kebisingan dan Getaran
1. Sudah berapa lama anda tinggal di pinggiran rel kereta api? a. <5 tahun b. >5 tahun
2. Dalam satu hari, berapa lama anda mengkabiskan waktu untuk melakukan kegiatan sehari hari di rumah? a. < 8 jam c. ≥ 8 jam
3. Menurut anda, apakah kepadatan lalu lintas kereta api yang melewati jalur ini mempengaruhi timbulnya kebisingan di pemukiman? a. Ya b. Tidak
4. Apakah anda merasa nyaman tinggal di daerah pinggiran rel kereta
api? a. Nyaman b. Biasa c. Tidak nyaman
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
106
5. Menurut anda, apakah ada pengaruh kebisingan dan getaran yang ditimbulkan oleh kereta api saat melintasi rel kereta api yang berada di dekat rumah anda? a. Ya, sebutkan ................. b. Tidak
6. Menurut anda, adakah pengaruh yang ditimbulkan pada kesehatan anda akibat kebisingan dan getaran kereta api yang melewati rel didekat rumah anda? a. Ada, sebutkan .............. b. Tidak ada
7. Usaha apa yang anda lakukan untuk mengurangi gangguan kebisingan dan getaran yang ditimbulkan dari operasional kereta api tersebut? a. Tidak ada b. Menutup pintu dan jendela ketika kereta api lewat c. Melakukan pemeriksaan kesehatan d. Lainnya..
8. Apakah anda mengkonsumsi kopi? a. Ya, berapa kali dalam sehari? b. Tidak
9. Sudah berapa lama anda minum kopi? a. < 1 tahun b. 1-2 tahun c. > 3 tahun
10. Seberapa banyak konsumsi garam anda dalam sehari? a. <5 gram per hari b. >5 gram per hari
11. Apakah anda menderita hipertensi? a. Ya b. Tidak
12. Apakah dalam keluarga anda terdapat riwayat hipertensi? a. Ya b. Tidak
13. Jika iya, sudah berapa lama anda menderita hipertensi? a. 1-5 tahun b. 6-10 tahun c. > 10 tahun
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
107
LAMPIRAN 4
SURAT KETERANGAN LULUS KAJI ETIK
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
108
LAMPIRAN 5
SURAT IJIN PENELITIAN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
109
LAMPIRAN 6
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
110
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
111
LAMPIRAN 7
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
112
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
113
LAMPIRAN 8
HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH RESPONDEN
IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN KAWASAN
KANGINAN DKA DAN NGAGLIK DKA, MEI 2015
No Nama
Pemeriksaan
Keterangan Sistolik
(mmHg)
Diastolik
(mmHg)
1 Sugiati 100 70 Normal 2 Nunung 120 90 Hipertensi 3 Lilik S 160 110 Hipertensi 4 Sri Rahayu 142 110 Hipertensi 5 Mutmainnah 110 70 Normal 6 Nanik W 120 90 Hipertensi 7 Siti 110 60 Normal 8 Burani 155 100 Hipertensi 9 Pur 130 100 Hipertensi 10 Rubingatin 155 110 Hipertensi 11 Suwatini 130 90 Hipertensi 12 Sundari 170 110 Hipertensi 13 Jumilah 175 100 Hipertensi 14 Siti F 145 90 Hipertensi 15 Saminah 170 100 Hipertensi 16 Ninik 125 70 Normal 17 Lilik 100 70 Normal 18 Faidah 110 80 Normal 19 Sholihah 125 90 Hipertensi 20 Umi 140 90 Hipertensi 21 Ani 110 70 Hipertensi 22 Sunarsih 155 90 Hipertensi 23 Mariya 120 85 Normal 24 Kholimah 125 90 Hipertensi 25 Mulyani 105 70 Normal 26 Era 115 80 Normal 27 Sunarmi 110 70 Normal 28 Juwariyah 180 90 Hipertensi 29 Surtini 145 100 Hipertensi
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
114
HASIL PENGUKURAN TEKANAN DARAH RESPONDEN
IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN KAWASAN
NGEMPLAK, MEI 2015
No Nama
Pemeriksaan
Keterangan Sistolik
(mmHg)
Diastolik
(mmHg)
1 Muntiningsih 125 90 Hipertensi 2 Sulis 120 75 Normal 3 Busrifah 110 70 Normal 4 Rosifa 125 80 Normal 5 Kusmiah 130 90 Hipertensi 6 Eni 140 90 Hipertensi 7 Suminah 170 100 Hipertensi 8 Mintowati 140 75 Hipertensi 9 Riani 145 100 Hipertensi 10 Sunarti 120 80 Normal 11 Rusmiati 120 80 Normal 12 Yuli Astutik 95 65 Normal 13 Susmiati 115 80 Normal 14 Siti Nurhayati 120 80 Normal 15 Fefi Indriyati 120 85 Normal 16 Nanis 140 90 Hipertensi 17 Nita 105 60 Normal 18 Aisyah 110 60 Normal 19 Yetti 145 90 Hipertensi 20 Purwati 110 70 Normal 21 Tantri 140 90 Hipertensi 22 Suharti 120 80 Normal 23 Nurjannah 125 80 Normal 24 Hartanti 120 80 Normal
Catatan :
Menurut JNC VII, Klasifikasi Hipertensi sebagai berikut:
Klasifikasi TD Sistolik
(mmHg)
TD Diatolik
(mmHg)
normal <120 < 80 Pre-hipertensi 120-139 80-89 Hipertensi stage I 140-159 90-99 Hipertensi stage II ≥160 ≥100
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
115
HASIL ANALISIS OUTPUT SPSS
1. ANALISIS UNIVARIAT Umur
Case Processing Summary Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
kelompok * umur_ibu 53 100,0% 0 0,0% 53 100,0%
kelompok * umur_ibu Crosstabulation umur_ibu Total
<45 ≥45
kelompok
studi
Count 19 10 29
% within kelompok 65,5% 34,5% 100,0%
% within umur_ibu 57,6% 50,0% 54,7%
% of Total 35,8% 18,9% 54,7%
kontrol
Count 14 10 24
% within kelompok 58,3% 41,7% 100,0%
% within umur_ibu 42,4% 50,0% 45,3%
% of Total 26,4% 18,9% 45,3%
Total
Count 33 20 53
% within kelompok 62,3% 37,7% 100,0%
% within umur_ibu 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 62,3% 37,7% 100,0%
Tingkat Pendidikan
Case Processing Summary Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
kelompok * pendidikan 53 100,0% 0 0,0% 53 100,0%
kelompok * pendidikan Crosstabulation
LAMPIRAN 9
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
116
pendidikan Total
Tidak
Sekolah
SD SMP/
Sederajat
SMA/
Sederajat
Perguruan
tinggi
kelompok
studi
Count 2 10 5 12 0 29
% within kelompok 6,9% 34,5% 17,2% 41,4% 0,0% 100,0%
% within pendidikan 66,7% 58,8% 50,0% 60,0% 0,0% 54,7%
% of Total 3,8% 18,9% 9,4% 22,6% 0,0% 54,7%
kontrol
Count 1 7 5 8 3 24
% within kelompok 4,2% 29,2% 20,8% 33,3% 12,5% 100,0%
% within pendidikan 33,3% 41,2% 50,0% 40,0% 100,0% 45,3%
% of Total 1,9% 13,2% 9,4% 15,1% 5,7% 45,3%
Total
Count 3 17 10 20 3 53
% within kelompok 5,7% 32,1% 18,9% 37,7% 5,7% 100,0%
% within pendidikan 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 5,7% 32,1% 18,9% 37,7% 5,7% 100,0% Status Hipertensi
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
kelompok * Status_Hipertensi 53 100,0% 0 0,0% 53 100,0%
kelompok * Status_Hipertensi Crosstabulation Status_Hipertensi Total
Hipertensi Normal
kelompok
studi
Count 19 10 29
% within kelompok 65,5% 34,5% 100,0%
% within Status_Hipertensi 67,9% 40,0% 54,7%
% of Total 35,8% 18,9% 54,7%
kontrol
Count 9 15 24
% within kelompok 37,5% 62,5% 100,0%
% within Status_Hipertensi 32,1% 60,0% 45,3%
% of Total 17,0% 28,3% 45,3%
Total Count 28 25 53
% within kelompok 52,8% 47,2% 100,0%
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
117
% within Status_Hipertensi 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 52,8% 47,2% 100,0%
Riwayat Hipertensi dan Riwayat Keturunan Hipertensi
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
riwayat * kelompok 53 100,0% 0 0,0% 53 100,0%
genetik * kelompok 53 100,0% 0 0,0% 53 100,0%
Crosstab
kelompok Total
studi kontrol
riwayat
ya
Count 5 3 8
% within riwayat 62,5% 37,5% 100,0%
% within kelompok 17,2% 12,5% 15,1%
% of Total 9,4% 5,7% 15,1%
tidak
Count 24 21 45
% within riwayat 53,3% 46,7% 100,0%
% within kelompok 82,8% 87,5% 84,9%
% of Total 45,3% 39,6% 84,9%
Total
Count 29 24 53
% within riwayat 54,7% 45,3% 100,0%
% within kelompok 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 54,7% 45,3% 100,0%
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
118
Crosstab kelompok Total
studi kontrol
genetik
ya
Count 11 9 20
% within genetik 55,0% 45,0% 100,0%
% within kelompok 37,9% 37,5% 37,7%
% of Total 20,8% 17,0% 37,7%
tidak
Count 18 15 33
% within genetik 54,5% 45,5% 100,0%
% within kelompok 62,1% 62,5% 62,3%
% of Total 34,0% 28,3% 62,3%
Total
Count 29 24 53
% within genetik 54,7% 45,3% 100,0%
% within kelompok 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 54,7% 45,3% 100,0%
Konsumsi Kopi dan Garam
Case Processing Summary Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
kopi * kelompok 53 100,0% 0 0,0% 53 100,0%
garam * kelompok 53 100,0% 0 0,0% 53 100,0%
Crosstab
kelompok Total
studi kontrol
kopi
ya
Count 12 4 16
% within kopi 75,0% 25,0% 100,0%
% within kelompok 41,4% 16,7% 30,2%
% of Total 22,6% 7,5% 30,2%
tidak Count 17 20 37
% within kopi 45,9% 54,1% 100,0%
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
119
% within kelompok 58,6% 83,3% 69,8%
% of Total 32,1% 37,7% 69,8%
Total
Count 29 24 53
% within kopi 54,7% 45,3% 100,0%
% within kelompok 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 54,7% 45,3% 100,0%
Crosstab
kelompok Total
studi kontrol
garam
<5 gram/hari
Count 22 14 36
% within garam 61,1% 38,9% 100,0%
% within kelompok 75,9% 58,3% 67,9%
% of Total 41,5% 26,4% 67,9%
>5 gram/hari
Count 7 10 17
% within garam 41,2% 58,8% 100,0%
% within kelompok 24,1% 41,7% 32,1%
% of Total 13,2% 18,9% 32,1%
Total
Count 29 24 53
% within garam 54,7% 45,3% 100,0%
% within kelompok 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 54,7% 45,3% 100,0%
Lama Tinggal
Case Processing Summary Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
lama_tinggal * kelompok 53 100,0% 0 0,0% 53 100,0%
lama_tinggal * kelompok Crosstabulation kelompok Total
studi kontrol
lama_tinggal <5tahun
Count 2 0 2
% within lama_tinggal 100,0% 0,0% 100,0%
% within kelompok 6,9% 0,0% 3,8%
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
120
% of Total 3,8% 0,0% 3,8%
>5tahun
Count 27 24 51
% within lama_tinggal 52,9% 47,1% 100,0%
% within kelompok 93,1% 100,0% 96,2%
% of Total 50,9% 45,3% 96,2%
Total
Count 29 24 53
% within lama_tinggal 54,7% 45,3% 100,0%
% within kelompok 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 54,7% 45,3% 100,0%
2. ANALISIS BIVARIAT
Perbedaan Tekanan Darah
Mann-Whitney Test
Ranks
kelompok N Mean Rank Sum of Ranks
Status_Hipertensi
studi 29 23,64 685,50
kontrol 24 31,06 745,50
Total 53
Test Statisticsa
Status_Hiperten
si
Mann-Whitney U 250,500
Wilcoxon W 685,500
Z -2,015
Asymp. Sig. (2-tailed) ,044
a. Grouping Variable: kelompok
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
121
Chi - Square
Crosstabs
Case Processing Summary Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
lama_tinggal * Status_Hipertensi 53 100,0% 0 0,0% 53 100,0%
kopi * Status_Hipertensi 53 100,0% 0 0,0% 53 100,0%
garam * Status_Hipertensi 53 100,0% 0 0,0% 53 100,0%
genetik * Status_Hipertensi 53 100,0% 0 0,0% 53 100,0%
umur_ibu * Status_Hipertensi 53 100,0% 0 0,0% 53 100,0%
Tingkat_Bising * Status_Hipertensi 53 100,0% 0 0,0% 53 100,0%
tingkat_getaran * Status_Hipertensi 53 100,0% 0 0,0% 53 100,0%
lama_tinggal * Status_Hipertensi
Crosstab Status_Hipertensi Total
Hipertensi Normal
lama_tinggal
<5tahun
Count 1 1 2
% within lama_tinggal 50,0% 50,0% 100,0%
% within Status_Hipertensi 3,6% 4,0% 3,8%
% of Total 1,9% 1,9% 3,8%
>5tahun
Count 27 24 51
% within lama_tinggal 52,9% 47,1% 100,0%
% within Status_Hipertensi 96,4% 96,0% 96,2%
% of Total 50,9% 45,3% 96,2%
Total
Count 28 25 53
% within lama_tinggal 52,8% 47,2% 100,0%
% within Status_Hipertensi 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 52,8% 47,2% 100,0%
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
122
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square ,007a 1 ,935 Continuity Correctionb ,000 1 1,000 Likelihood Ratio ,007 1 ,935 Fisher's Exact Test 1,000 ,726
Linear-by-Linear Association ,007 1 ,935 N of Valid Cases 53
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is ,94.
b. Computed only for a 2x2 table kopi * Status_Hipertensi
Crosstab Status_Hipertensi Total
Hipertensi Normal
kopi
ya
Count 10 5 15
% within kopi 66,7% 33,3% 100,0%
% within Status_Hipertensi 35,7% 20,0% 28,3%
% of Total 18,9% 9,4% 28,3%
tidak
Count 18 20 38
% within kopi 47,4% 52,6% 100,0%
% within Status_Hipertensi 64,3% 80,0% 71,7%
% of Total 34,0% 37,7% 71,7%
Total
Count 28 25 53
% within kopi 52,8% 47,2% 100,0%
% within Status_Hipertensi 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 52,8% 47,2% 100,0%
Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 1,607a 1 ,205 Continuity Correctionb ,926 1 ,336 Likelihood Ratio 1,634 1 ,201 Fisher's Exact Test ,237 ,168
Linear-by-Linear Association 1,577 1 ,209 N of Valid Cases 53
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
123
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,08.
b. Computed only for a 2x2 table garam * Status_Hipertensi
Crosstab Status_Hipertensi Total
Hipertensi Normal
garam
<5 gram/hari
Count 19 17 36
% within garam 52,8% 47,2% 100,0%
% within Status_Hipertensi 67,9% 68,0% 67,9%
% of Total 35,8% 32,1% 67,9%
>5 gram/hari
Count 9 8 17
% within garam 52,9% 47,1% 100,0%
% within Status_Hipertensi 32,1% 32,0% 32,1%
% of Total 17,0% 15,1% 32,1%
Total
Count 28 25 53
% within garam 52,8% 47,2% 100,0%
% within Status_Hipertensi 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 52,8% 47,2% 100,0%
Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square ,000a 1 ,991 Continuity Correctionb ,000 1 1,000 Likelihood Ratio ,000 1 ,991 Fisher's Exact Test 1,000 ,612
Linear-by-Linear Association ,000 1 ,991 N of Valid Cases 53
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,02.
b. Computed only for a 2x2 table genetik * Status_Hipertensi
Crosstab Status_Hipertensi Total
Hipertensi Normal
genetik ya Count 9 11 20
% within genetik 45,0% 55,0% 100,0%
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
124
% within Status_Hipertensi 32,1% 44,0% 37,7%
% of Total 17,0% 20,8% 37,7%
tidak
Count 19 14 33
% within genetik 57,6% 42,4% 100,0%
% within Status_Hipertensi 67,9% 56,0% 62,3%
% of Total 35,8% 26,4% 62,3%
Total
Count 28 25 53
% within genetik 52,8% 47,2% 100,0%
% within Status_Hipertensi 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 52,8% 47,2% 100,0%
Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square ,790a 1 ,374 Continuity Correctionb ,366 1 ,545 Likelihood Ratio ,791 1 ,374 Fisher's Exact Test ,409 ,273
Linear-by-Linear Association ,775 1 ,379 N of Valid Cases 53
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,43.
b. Computed only for a 2x2 table umur_ibu * Status_Hipertensi
Crosstab Status_Hipertensi Total
Hipertensi Normal
umur_ibu
<45
Count 11 19 30
% within umur_ibu 36,7% 63,3% 100,0%
% within Status_Hipertensi 39,3% 76,0% 56,6%
% of Total 20,8% 35,8% 56,6%
≥45
Count 17 6 23
% within umur_ibu 73,9% 26,1% 100,0%
% within Status_Hipertensi 60,7% 24,0% 43,4%
% of Total 32,1% 11,3% 43,4%
Total Count 28 25 53
% within umur_ibu 52,8% 47,2% 100,0%
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
125
% within Status_Hipertensi 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 52,8% 47,2% 100,0%
Chi-Square Tests Value Df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 7,248a 1 ,007 Continuity Correctionb 5,830 1 ,016 Likelihood Ratio 7,472 1 ,006 Fisher's Exact Test ,012 ,007
Linear-by-Linear Association 7,111 1 ,008 N of Valid Cases 53
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 10,85.
b. Computed only for a 2x2 table Tingkat_Bising * Status_Hipertensi
Crosstab Status_Hipertensi Total
Hipertensi Normal
Tingkat_Bising
Bising Tinggi
Count 23 10 33
% within Tingkat_Bising 69,7% 30,3% 100,0%
% within Status_Hipertensi 82,1% 40,0% 62,3%
% of Total 43,4% 18,9% 62,3%
Bising Rendah
Count 5 15 20
% within Tingkat_Bising 25,0% 75,0% 100,0%
% within Status_Hipertensi 17,9% 60,0% 37,7%
% of Total 9,4% 28,3% 37,7%
Total
Count 28 25 53
% within Tingkat_Bising 52,8% 47,2% 100,0%
% within Status_Hipertensi 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 52,8% 47,2% 100,0%
Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 9,983a 1 ,002 Continuity Correctionb 8,270 1 ,004 Likelihood Ratio 10,325 1 ,001
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
126
Fisher's Exact Test ,002 ,002
Linear-by-Linear Association 9,795 1 ,002 N of Valid Cases 53
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,43.
b. Computed only for a 2x2 table Tingkat_getaran * Status_Hipertensi
Crosstab Status_Hipertensi Total
Hipertensi Normal
tingkat_getaran
getaran tinggi
Count 12 7 19
% within tingkat_getaran 63,2% 36,8% 100,0%
% within Status_Hipertensi 42,9% 28,0% 35,8%
% of Total 22,6% 13,2% 35,8%
getaran rendah
Count 16 18 34
% within tingkat_getaran 47,1% 52,9% 100,0%
% within Status_Hipertensi 57,1% 72,0% 64,2%
% of Total 30,2% 34,0% 64,2%
Total
Count 28 25 53
% within tingkat_getaran 52,8% 47,2% 100,0%
% within Status_Hipertensi 100,0% 100,0% 100,0%
% of Total 52,8% 47,2% 100,0%
Chi-Square Tests Value df Asymp. Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (2-
sided)
Exact Sig. (1-
sided)
Pearson Chi-Square 1,268a 1 ,260 Continuity Correctionb ,704 1 ,401 Likelihood Ratio 1,279 1 ,258 Fisher's Exact Test ,390 ,201
Linear-by-Linear Association 1,244 1 ,265 N of Valid Cases 53
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8,96.
b. Computed only for a 2x2 table
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
127
3. ANALISIS MULTIVARIAT
Multiple Binary Logistic Regression
Logistic Regression
Notes
Output Created 07-JUL-2015 11:50:21
Comments
Input
Data E:\UNAIR\FKM\semester
8\Skripsi\kuisioner 1.sav
Active Dataset DataSet1
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data
File
53
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated
as missing
Syntax
LOGISTIC REGRESSION VARIABLES
Status_Hipertensi
/METHOD=BSTEP(LR) umur_ibu
Tingkat_Bising
/CONTRAST (umur_ibu)=Indicator
/CONTRAST (Tingkat_Bising)=Indicator
/ORIGIN
/PRINT=CI(95)
/CRITERIA=PIN(0.05) POUT(0.10)
ITERATE(20) CUT(0.5).
Resources Processor Time 00:00:00,06
Elapsed Time 00:00:00,06
Case Processing Summary
Unweighted Casesa N Percent
Selected Cases
Included in Analysis 53 100,0
Missing Cases 0 ,0
Total 53 100,0
Unselected Cases 0 ,0
Total 53 100,0
a. If weight is in effect, see classification table for the total number of
cases.
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
128
Dependent Variable Encoding
Original Value Internal Value
Hipertensi 0
Normal 1
Categorical Variables Codings Frequency Parameter
coding
(1)
Tingkat_Bising Bising Tinggi 33 1,000
Bising Rendah 20 ,000
umur_ibu <45 30 1,000
≥45 23 ,000
Block 0: Beginning Block
Classification Tablea,b,c
Observed Predicted Status_Hipertensi Percentage
Correct Hipertensi Normal
Step 0 Status_Hipertensi
Hipertensi 0 28 ,0
Normal 0 25 100,0
Overall Percentage 47,2
a. No terms in the model.
b. Initial Log-likelihood Function: -2 Log Likelihood = 73,474
c. The cut value is ,500
Variables not in the Equation Score df Sig.
Step 0 Variables
umur_ibu(1) 2,133 1 ,144
Tingkat_Bising(1) 5,121 1 ,024
Overall Statistics 15,290 2 ,000
Block 1: Method = Backward Stepwise (Likelihood Ratio)
Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square df Sig.
Step 1
Step 17,031 2 ,000
Block 17,031 2 ,000
Model 17,031 2 ,000
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
129
Model Summary
Step -2 Log likelihood Cox &
Snell R
Square
Nagelkerke R
Square
1 56,442a ,275 ,366
a. Estimation terminated at iteration number 4 because
parameter estimates changed by less than ,001.
Classification Tablea
Observed Predicted
Status_Hipertensi Percentage
Correct Hipertensi Norma
l
Step 1 Status_Hipertensi
Hipert
ensi
23 5 82,1
Norm
al
10 15 60,0
Overall Percentage 71,7
a. The cut value is ,500
Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. Exp(B) 95% C.I.for EXP(B)
Lower Upper
Step 1a umur_ibu(1) 1,758 ,587 8,964 1 ,003 5,800 1,835 18,330
Tingkat_Bising(1) -1,896 ,578 10,763 1 ,001 ,150 ,048 ,466
a. Variable(s) entered on step 1: umur_ibu, Tingkat_Bising.
Model if Term Removed
Variable Model Log
Likelihood
Change in -2 Log
Likelihood
df Sig. of the
Change
Step 1 umur_ibu -34,105 11,769 1 ,001
Tingkat_Bising -35,657 14,872 1 ,000
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
130
LAMPIRAN 10
DOKUMENTASI
1. PENGUKURAN KEBISINGAN DAN GETARAN
Pengukuran Kebisingan Pengukuran Getaran
Pengukuran Kebisingan
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI
131
2. WAWANCARA
Penandatanganan Informed Consent Pengukuran Berat Badan
3. ALAT UKUR BISING DAN GETARAN
Vibration Meter dan SLM
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
Skripsi ANALISIS PENGARUH TINGKAT KEBISINGAN DAN GETARAN KERETA API TERHADAP TEKANAN DARAH IBU RUMAH TANGGA DI PEMUKIMAN PINGGIRAN REL KERETA API JALAN AMBENGAN SURABAYA
NOVI DWI IRA SURYANI