Skripsi KU
-
Upload
madiono-st -
Category
Documents
-
view
104 -
download
2
Transcript of Skripsi KU
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan memegang peranan penting dalam mempersiapkan sumber daya
manusia yang berkualitas dan mampu berkompetensi dalam perkembangan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi, oleh karena itu pendidikan harus dilaksanakan sebaik-
baiknya untuk memperoleh hasil maksimum. Pendidikan merupakan proses bagi
seorang anak manusia untuk menemukan hal yang terpenting dalam kehidupan yang
penuh dengan kebebasan. Sejatinya setiap manusia diciptakan oleh tuhan dengan
dianugerahi sebuah kebebasan. Dengan demikian antara manusia yang satu dan manusia
yang lainnya sama sekali tidak dibenarkan untuk saling mengekang dan menindas
(Azzet, 2011:9).
Guru sebagai pendidik juga harus mempersiapkan pembelajaran yang dapat
menumbuhkan cara berpikir siswa menjadi lebih kritis dan kreatif. Kurikulum sekolah
menengah merupakan seperangakat pengalaman belajar yang dirancang untuk siswa
sekolah menengah dalam usaha mencapai tujuan pendidikan. Mengingat bahwa sekolah
menengah merupakan lembaga pendidikan yang bertanggung jawab dalam memberikan
kemampuan siswa untk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, intensif
oleh semua personel sekolah, terutama oleh kepala sekolah dan guru.
Standar Nasional Pendidikan (SNP) digunakan sebagai acuan pengembangan
kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, dan pembiayaan.
Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) selain mengacu pada SNP
juga berpedoman pada Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
yang diterbitkan oleh BSNP.
1
Pembelajaran yang berkualitas sangat tergantung dari motivasi pelajar dan
kreativitas pengajar. Pembelajaran yang memiliki motivasi tinggi ditunjang dengan
pengajar yang mampu memfasilitasi motivasi tersebut yang akan membawa pada
keberhasilan pencapaian target belajar. Target belajar dapat diukur melalui perubahan
sikap dan kemampuan siswa melalui proses belajar.
Mata pelajaran Pendidikan Seni Budaya berfungsi mengembangkan kepekaan rasa,
kreativitas dan cita rasa estetis siswa dalam berkesenian, mengembangkan etika,
kesadaran sosial, dan kesadaran kultural siswa dalam kehidupan bermasyarakat, serta
rasa cinta terhadap kebudayaan Indonesia. Mata Pelajaran Seni Budaya meliputi
bidang ; Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari, seni Teater, masing-masing bidang seni
tersebut memiliki subtansi, ciri-ciri pembelajaran, dan materinya sendiri.
Pembelajaran Seni Musik merupakan bentuk seni yang berevolusi secara
berkesinambungan. Musik mencerminkan pengalaman penciptanya, pemain dan
pendengarnya, dan jiwa budaya dimana musik diciptakan.
Pembelajaran seni budaya didalamnya terdapat materi seni musik yang
merupakan bagian dari pendidikan yang diajarkan di SMA Negeri 2 Palembang. Seni
musik merupakan pelajaran yang menarik siswa, terbukti dengan keseriusan sekolah
tersebut prestasi musik dan vokal yang baik. Maka perlu ada upaya
pengembangan yang terus menerus sehingga prestasi akademik dan non akademik
dapat diraih / meningkat.
Dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) guru menggunakan strategi belajar
aktif. Guru memberikan kebebasan pada siswa untuk berkreasi sendiri. Guru mengajar
menggunakan program pengajaran, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dan
silabus. Guru mengajar dibantu dengan buku paket yang disesuaikan dengan program
2
pengajaran dan RPP. Didalam buku paket juga terdapat Standar Kompetensi (SK) dan
Kompetensi Dasar (KD) yang membantu guru saat proses pembelajaran. Selain buku
paket guru juga menggunakan media lainnya, seperti : pianika dan alat musik lainnya
untuk menunjang proses pembelajaran.
Alat-alat musik yang dimiliki di SMA Negeri 2 Palembang yaitu gitar, keyboard,
drum set, dan suling bambu. Alat-alat ini sering dipergunakan oleh guru seni budaya
dalam pembelajaran seni musik sesuai dengan tujuan pembelajaran contohnya pianika.
Permasalahan yang timbul saat proses belajar mengajar berlangsung adalah 50%
siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Palembang jarang mengerjakan pekerjaan rumah
(PR) yang diberikan guru, 30% siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Palembang kurang
menghapal lagu wajib pada pelajaran kesenian. Dan 20% siswa kelas XI IPS SMA
Negeri 2 Palembang kurang bersemangat dalam menyanyikan lagu wajib pelajaran Seni
Budaya.
Ciri-cirinya adalah siswa sering ribut saat bernyanyi, siswa sering melamun dan
hanya mendengarkan saja saat guru menyanyikan lagu wajib, siswa sering diam saat
guru dan teman sekelasnya menyanyi bersama, dan siswa sering berteriak pada saat
bernyanyi.
Penyebabnya adalah siswa tidak menghapal lagu wajib, siswa tidak pernah
mendengarkan dan menyanyikan lagu wajib tersebut, kurang partisipasinya orang tua
terhadap anak, dan kurang semangatnya siswa pada saat menyanyikan lagu wajib.
Dalam proses belajar mengajar kemampuan siswa terhadap pelajaran seni budaya
khususnya seni musik (Lagu Nasional) ada kalanya kurang maksimal. Beberapa
permasalahan yang muncul dalam proses belajar mengajar di SMA Negeri 2 Palembang
adalah apakah penggunaan media pianika efektif untuk meningkatkan kemampuan
3
siswa dalam menyanyikan lagu Pantang Mundur dan mengenai bagaimana penerapan
model pembelajaran dalam menyanyikan lagu wajib (Pantang Mundur) yang sering kali
mengalami kesulitan dalam membidik nada dengan tepat pada siswanya ataupun
gurunya, sehingga apa yang disampaikan kurang maksimal dan berakibat fatal, misalnya
pada saat upacara bendera yang dilaksanakan disekolah setiap hari senin dalam
menyanyikan lagu wajib nasional ataupun perjuangan masih banyak terdapat kesalahan-
kesalahan notasi dalam menyanyikan lagu tersebut, kemungkinan kesalahan ini bisa
karena dari gurunya yang kurang bisa membidik not dengan benar atau dari siswanya
itu sendiri yang sulit untuk membidik nada.
Oleh karena itu dalam pembelajaran khususnya Seni Budaya (Lagu Nasional)
memerlukan suatu media yaitu berupa alat musik, alat musik yang paling efektif bisa
dijadikan melodi adalah alat musik pianika yang sangat mudah ditemukan dimana-
mana.
Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan
judul, ”Penggunaan Media Pianika Untuk Meningkatkan Kemampuan Siswa
Dalam Menyanyikan Lagu Pantang Mundur Di Kelas XI IPS SMA Negeri 2
Palembang”.
4
1.2 Rumusan Masalah dan Pembatasan Masalah
1.2.1 Rumusan Masalah
Sehubungan dengan judul penelitian ini, maka yang menjadi permasalahan dalam
penelitian ini adalah, “Apakah penggunaan media pianika efektif untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam menyanyikan lagu Pantang Mundur di kelas XI IPS SMA
Negeri 2 Palembang?”
1.2.2 Pembatasan Masalah
Agar masalah tidak terlalu rumit dan tidak menyimpang dari sasaran serta lebih
terarah, maka diperlukan pembatasan masalah, yaitu :
1. Lagu Pantang Mundur ciptaan Titiek Puspa.
2. Media alat musik yang digunakan adalah alat musik pianika.
3. Siswa yang akan diteliti adalah siswa kelas XI IPS semester genap di SMA
Negeri 2 Palembang tahun pelajaran 2011/2012.
1.3 Tujuan Penelitian
Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan, maka tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui apakah penggunaan media pianika efektif untuk meningkatkan
kemampuan siswa dalam menyanyikan lagu Pantang Mundur di kelas XI IPS SMA
Negeri 2 Palembang.
5
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah :
1. Bagi penulis, dapat menganalisa dan mengembangkan praktik pembelajaran seni
musik. Serta memperoleh pengalaman di lapangan tentang pembelajaran seni musik
khususnya pembelajaran bernyanyi di sekolah.
2. Bagi guru kesenian, penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan proses belajar
mengajar khususnya dalam pembelajaran seni musik. Serta dapat memberikan
intformasi dalam menentukan alternatif pendekatan yang dapat digunakan dalam
pembelajaran kesenian.
3. Bagi siswa, dengan adanya penelitian ini diharapkan siswa bisa lebih menyukai lagu
nasional. Serta mampu meningkatkan prestasi mereka saat memainkan pianika.
4. Bagi kepala sekolah, dapat dijadikan sebagai referensi dalam pembelajaran
bernyanyi. Serta sebagai bahan masukan untuk memberi motivasi kepada guru agar
dapat menentukan langkah-langkah pembelajaran yang lebih baik.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pendidikan
Berdasarkan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas)
Nomor 20 Tahun 2003 dalam Azzet (2011:15), ”Pendidikan adalah uasaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta
didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memilki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Menurut Mastuhu (dalam Asmani (2011:138), pendidikan adalah jalan utama
untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan menumbuhkembangkan kehidupan yang
berkeadaban.
Dari beberapa Pengertian Pendidikan diatas dapat disimpulkan mengenai
Pendidikan, bahwa pendidikan merupakan proses pemberian bantuan atau bimbingan
yang diberikan kepada orang lain dalam perkembangan anak untuk mencapai
kedewasaan dengan tujuan agar anak cukup melaksanakan tugas hidupnya sendiri tidak
dengan bantuan orang lain.
2.2 Belajar
Dalam pengertian luas, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan psiko-fisik menuju
perkembangan pribadi seutuhnya. Kemudian dalam arti sempit, belajar dimaksudkan
sebagai usaha penguasaan materi ilmu pengetahuan yang merupakan sebagian kegiatan
menuju terbentuknya kepribadian seutuhnya. Selanjutnya ada, yang mendefinisikan:
”belajar adalah berubah”. Dalam hal ini dimaksudkan belajar berarti usaha mengubah
7
tingkah laku. Jadi belajar akan membawa sesuatu perubahan pada individu-individu
yang belajar. Perubahan tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan,
tetapi juga terbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat,
watak, penyesuaian diri (Sardiman, 2010:21).
Menurut Henry (dalam Sagala 2010:13) berpendapat bahwa belajar merupakan
proses yang berlangsung dalam jangka waktu lama melalui latihan maupun pengalaman
yang membawa kepada perubahan diri dan perubahan cara mereaksi terhadap suatu
perangsang tertentu.
Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa belajar itu sebagai suatu perubahan
dalam kemungkinan atau peluang terjadinya pengalaman.
2.3 Pembelajaran
Menurut Hamalik (2010:57) pengertian pembelajaran adalah suatu kombinasi
yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan dan
prosedur saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.
Manusia yang terlibat dalam sistem pengajaran terdiri dari siswa, guru dan tenaga
lainnya. Material meliputi buku-buku, papan tulis, kapur, fotografi, slide film, audio dan
video tape. Fasilitas dan perlengkapan terdiri dari ruang kelas. Perlengkapan audio
visual, juga komputer. Prosedur meliputi jadwal dan metode penyampaian, informasi,
pabrik, belajar, ujian dan sebagainya.
Pembelajaran bertujuan membentuk manusia berbudaya, yaitu manusia yang
mampu hidup dalam pola tersebut. Peserta didik diajar agar memiliki kemampuan dan
kepribadian sesuai dengan kehidupan budaya masyarakat. Bahan pembelajaran yang
diajarkan bersumber dari kebudayaan yang kumpulan warisan sosial dalam masyarakat.
8
Berdasarkan UUSPN No. 20 Tahun 2003 dalam Sagala (2010:62) menyatakan
pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran sebagai proses belajar yang dibangun oleh
guru untuk mengembangkan kreatifitas berfikir yang dapat meningatkan kemampuan
berfikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru
sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi pelajaran.
Dari beberapa pengertian Pembelajaraan diatas dapat disimpulkan mengenai
pembelajaraan, bahwa pembelajaraan merupakan suatu rangkaian kombinasi yang
tersusun meliputi proses belajar dan proses saling mempengaruhi yang mencapai tujuan
pembelajaran.
2.5 Media Pembelajaran
Kata ”media” berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari kata
medium, yang secara harfiah bearti perantara atau pengantar. Dengan demikian, media
merupakan wahana penyaluran informasi belajar atau penyaluran pesan (Djamarah dkk,
2010:120).
Media pembelajaran merupakan bagian integral dalam sistem pembelajaran.
Banyak macam media pembelajaran dapat digunakan. Penggunaannya meliputi manfaat
banyak pula. Penggunaan media pembelajaran harus didasarkan pada pemilihan yang
tepat. Sehingga dapat memperbesar arti dan fungsi dalam menunjang efektivitas dan
efisiensi proses pembelajaran (Sumiati dan Asra, 2007:159).
Dengan demikian, dapatlah dikatan bahwa media adalah perantara atau
pengantar.
9
2.6 Seni Musik
Seni musik adalah hasil karya seni yang diwujudkan dalam bentuk suara. Seni
musik adalah hasil gagasan, isi hati yang dicetuskan (diekspresikan) dan dikelurkan
secara teratur dan indah dalam bentuk bahasa bunyi (lagu)nyang dapat dihayati oleh
pendengar (Kartono, 2004:54).
Menurut Aristoteles dalam Fitria (2011:7), musik mempunyai kemampuan
mendamaikan hati yang gundah, mempunyai terapi rekreatif, dan menumbuhkan jiwa
patriotisme. Efek dari musik bisa menjadi beragam, dan penggunaannya berbeda pada
setiap orang.
Musik adalah keindahan suara yang dapat didengar. Sumber suara ini dua
macam asalnya, yang dihasilkan oleh alat-alat dan yang dihasilkan oleh manusia. Suara
yang dihasilkan oleh alat-alat disebut instrumental dan suara yang dihasilkan oleh
manusia disebut vokal (Simanungkalit, 2008:1).
Dengan musik orang dapat menyatakan ungkapan perasaan perilakunya.
Meskipun tanggapan terhadap ungkapan perasaan melalui musik ini akan berbeda bagi
setiap orang. Hal ini tergantung kepada pengalaman tingkat pengenalan dan pengertian
orang itu terhadap unsur-unsur musik yang membentuk komposisi musik atau lagu itu.
Pembelajaran musik di Sekolah Menengah Atas diberikan secara bertahap yang sesuai
dengan tingkat perkembangan anak Sekolah Menengah Atas. Pembelajaran musik harus
diberikan sedemikian rupa sehingga anak dapat merasakan bahwa musik itu adalah
sumber rasa keindahan.
Dari beberapa pengertian seni musik tersebur dapat disimpulkan mengenai Seni
Musik, bahwa seni musik adalah kemampuan mendamaikan hati dan perasaan saat
mendengarka suara yang dihasilkan oleh manusia dengan harmoni yang indah.
10
2.7 Lagu Pantang Mundur
Lagu Nusantara adalah seluruh lagu yang berkembang di Nusantara ini, yang
menunjukkan atau menunjolkan ciri keindonesiaan, baik dalam bahasa maupun gaya
melodinya. Lagu atau musik Nusantara terdiri dari lagu tradisi daerah, lagu keroncong,
lagu dangdut, lagu perjuangan (lagu nasional), dan musik populer.
Lagu Nasional Indonesia terdiri dari dua kelompok, yakni lagu nasional dan lagu
wajib. Lagu Nasional adalah lagu yang bertemakan nasionalisme bangsa, sperti
memupuk cinta tanah air, mempersatukan bangsa, dan membangkitkan semangat
perjuangan bangsa; sedangkan Lagu Wajib Nasional adalah lagu-lagu nasional yang
ditetapkan sebagai lagu yang wajib diketahui, dikusai, dipahami, dan dihayati oleh
setiap warga negara Indinesia.
Lirik lagu adalah ungkapan pencipta yang dituangkan melalui kata-kata yang
bermakna dan bermelodi. Lagu Pantang Mundur ini berkisah perjuangan mengabdi
untuk bangsa dan negara. Sang kekasih harus rela dilepas untuk berjuang. Walau rasa
duka menyelimuti, kebahagian menghiasi jiwa dengan lahirnya sang generasi. Sang
kekasih rela melepas, pujaan hati demi negara dan keihlasan sang kekasih merupakan
semangat mengabdi tanpa pamrih (http://partiturlagu-lagu.blogspot.com/2009/09/lagu-
pantang-mundur-titik-puspa.html, diakses 13 November 2011)
Dalam pembelajaran lagu nusantara tentunya harus mengetahui unsur-unsur
musik yang terkandung didalamnya, oleh karena itu unsur musik juga ikut dibahas pada
penelitian ini, berikut unsur-unsur musik:
11
A. Melodi
Melodi adalah urutan nada-nada yang membentuk suatu lagu atau disebut “gerak
lagu” dalam seni musik (Kartono, 2004:96)
Menurut Heri (2010:22) melodi adalah susunan rangkaian nada (bunyi dengan
rangkaian teratur) yang terdengar berurutan secara berirama. Melodi merupakan
ungkapan suatu gagasan pikiran dan perasaan. Melodi merupakan hasil kolaborasi
interval-interval nada dengan pola-pola irama.
Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa melodi adalah susunan nada yang
terdengar beraturan secara berirama.
B . Harmoni
Harmoni dalam pengertian sempit adalah bunyi serempak dari paling sedikit tiga
buah nada, lazimnya disebut accoord. Tiap-tiap bunyi serempak ini (accoord) memiliki
nama-nama tergantung dari nama dasar accoord tersebut (Simanungkalit, 2008:2).
Harmoni adalah suara dua not atau lebih yang dimainkan sekaligus. Setiap
musik yang mengiringi nada mempunyai harmoni (Kartono, 2004:96).
Dengan demikian, dapatlah dikatakan bahwa harmoni adalah accoord dan
melodi.
C. Irama
Irama adalah hal-hal yang berhubungan dengan panjang dan pendeknya nada
dalam musik (Kartono, 2004:92).
Menurut Jamalus dalam Heri (2010:22), irama sebagai suatu urutan rangkaian
gerak yang menjadi unsur dasar dalam musik. Menurut beliau, irama dalam musik
12
terbentuk dari sekelompok bunyi dan diam dengan bermacam-macam lama waktu atau
panjang-pendeknya membentuk pola irama,bergerak menurut pulsa dan ayunan birama.
Selanjutnya, irama adalah gerak langkah temporal dasar dari satu melodi, atau
dengan kata lain, kerangka temporal suatu melodi (Heri dkk, 2010:22).
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa irama adalah suatu rangakaian
gerak langkah temporal yang menjadi unsur dasar dalam musik.
D. Vokal
Dalam bahasa latin, istilah vokal atau vokalis memiliki arti “berbicara”. Namun,
vokal dapat diartikan sebagai suara. Dalam ilmu linguistik, vokal berarti bunyi bahasa
yang dihasilkan oleh arus udara dari paru-paru melalui pita suara dan penyempitan pada
saluran suara di atas glotis. Sedangkan menurut Heri (2010:6) Vokal atau suara
manusia merupakan bahan musik yang ‘melekat’ pada hampir setiap manusia. Karena
itu, vocal digunakan hampir seluruh belahan bumi sebagai media musik.
Musik vokal adalah musik yang bersumber dari suara manusia, bisa dimainkan
oleh seorang penyanyi atau sekelompok orang (Simanungkalit 2008:4).
Dengan demikian, dapatlah disimpulkan bahwa vokal adalah berbicara atau
suara.
13
2.8 Kegiatan Bernyanyi
Bernyanyi ialah alat yang wajar bagi anak untuk mengungkapkan perasaannya.
Kegiatan bernyanyi merupakan kegiatan utama dalam pembelajaran musik di Sekolah
Menengah Atas merupakan suatu seni, untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan
manusia melalui nada dan kata-kata.
Kegiatan bernyanyi adalah merupakan kegiatan yang menyenangkan bagi anak
dan pengalaman bernyanyi ini memberikan kepuasan kepada murid-murid di Sekolah
Menengah Atas dibimbing menyanyikan lagu-lagu yang kita namakan lagu wajib, lagu
anak dan lagu nasional yang disukai murid. kalau lagu yang sudah disenangi murid, kita
akan dengan senang dan suara yang baik.
a. Kemampuan anak-anak bernyanyi.
Secara umum kemampuan anak-anak bernyanyi dapat dibagi atas lima macam :
1. Mereka dapat bernyanyi tanpa bantuan.
2. Mereka yang dapat bernyanyi dengan bantuan.
3. Mereka yang memulai atau mengakhiri lagu tidak tepat.
4. Mereka yang bernyanyi dalam oktaf yang salah.
5. Mereka yang bernyanyi kurang tepat dengan oktaf yang salah.
b. Bantuan kepada anak
Untuk membantu mereka yang kurang cermat bernyanyi, dapat
dilakukan dengan memberikan perhatian khusus pada kelompok ini secara
perorangan, antara lain dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Guru menyamakan suaranya dengan suara murid. Murid diarahkan untuk
belajar bagaiman cara menyamakan suara.
14
2. Murid-murid menyamakan suaranya dengan suara guru.
3. Murid disuruh menyanyikan lagu yang sudah sering didengarnya.
4. Murid meningkatkan kemampuan menyanyikan lagu dengan wilayah nada
yang lebih luas.
5. Murid belajar menggunakan suaranya yang lebih tinggi dan halus.
Bernyanyi merupakan suatu kegiatan membaca dan membunyikan nada-nada
atau partitur musik dengan suara manusia secara baik dan benar. Untuk menjaga nada
serta suara maka bernyanyi dapat dilakukan dengan bantuan musik pengiring, terutama
bagi anak-anak. Banyak cara-cara serta langkah-langkah teknik dalam bernyanyi
dimana hal tersebut sangat penting dipahami dan alangkah baiknya dapat dikuasai oleh
seorang guru.
2.9 Evaluasi Hasil Belajar
Keberhasilan proses pembelajaran dapat dilihat dari prestasi belajar yang dicapai
siswa. Kriteria keberhasilan guru dan siswa dalam melaksanakan program pembelajaran
dilihat dari kompetensi dasar yang dimiliki oleh siswa. Evaluasi pada prinsipnya
bertujuan untuk meningkatkan kinerja dan tujuan, ini bisa dicapai jika ada tindak lanjut
dari kegiatan evaluasi. Evaluasi akan memberikan informasi tingkat pencapaian belajar
siswa, dan jika dianalisis lebih rindi akan diperoleh informasi tentang kesulitan belajar
siswa, yaitu konsep-konsep yang belum dikuasai oleh sebagian besar siswa.
Penilaian yang diselenggarakan oleh guru mempunyai banyak kegunaan, baik
bagi siswa, sekolah, ataupun bagi guru sendiri. Bagi siswa hasil tes yang
diselenggarakan oleh guru mempunyai banyak kegunaan, antara lain :
15
1. mengetahui apakah ia sudah menguasai materi pembelajaran yang
2. disajikan oleh guru.
3. mengetahui bagian mana yang belum dikuasainya sehingga ia berusaha
untuk mempelajarinya lagi sebagai upaya perbaikan.
4. penguatan bagi siswa yang sudah memperoleh skor tinggi dan menjadi
dorongan atau motivasi untuk belajar lebih baik lagi.
5. mendiagnosa kondisi siswa.
6. bagi guru untuk memperbaiki metode pembelajaran.
Informasi keberhasilan belajar siswa dalam aspek kognitif dan psikomotor
diperoleh melalui penilaian, sedangkan aspek efektif diperoleh melalui angket dan
pengamatan.
2.10 Pianika
Penggunaan alat musik pianika dalam proses pembelajaran bertujuan untuk
memudahkan dan membuat siswa tertarik untuk mengikuti pelajaran Seni Budaya dan
Keterampilan khususnya pada kegiatan bernyanyi. Ini dikarenakan kebanyakan siswa
sering bosan atau malah sama sekali menganggap sepele dan tidak mempedulikan
pelajaran tersebut. Disini lah seorang guru berusaha untuk menarik perhatian siswa
dengan menggunakan alat musik seperti recorder dan pianika ini untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang di inginkan.
Dalam memperkenalkan alat musik pianika seorang guru harus menguasai
terlebih dahulu bagaimana teknik menggunakan alat tersebut. Sebagai langkah awal, hal
16
yang harus dilakukan ialah mulai dari pengenalan alat, cara membunyikannya serta
sifat-sifat alat ketika sudah dimainkan atau diperagakan.
Pianika merupakan salah satu alat musik jenis keyboard dalam bentuk yang
lebih kecil dan dapat menjadi besar dalam bermain keyboard. Pianika memilki sejumlah
tuts, jika ditekan bisa menghasilkan nada-nada diatonis dan kromatik, suara yang
dihasilkan pianika dapat ditiup langsung pada lubang tiup atau dengan menggunakan
selang khusus yang dihubungkan dengan lubang tiup.
Selanjutnya, Pianika adalah salah satu alat musik gabungan yang ditiup dan
ditekan. Sama halnya dengan piano, pianika memilki tuts nada. Namun, bedanya
pianika hanya akan berbunyi jika ia ditiup (Fitria, 2011:15).
Pianika merupakan miniatur atau bentuk mini piano, hanya saja dimainkan
dengan cara meniup lubang suaranya, serta menekan tutsnya untuk menghasilkan
berbagai macam nada sesuai dengan lagu yang dimainkan. Bahkan, susunan nada- nada
pada pianika sama dengan susunan nada-nada pada piano (Fitria, 2011:26).
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan pianika adalah alat musik yang baru bisa
mengeluarkan bunyi bila ditiup, maka napas menjadi sangat penting, agar lagu yang kita
bawakan tidak terputus-putus karena napas kita yang tidak kuat, maka pandai-pandailah
mengatur napas dan banyak berlatih.
17
2.11 Anggapan Dasar
Menurut Arikunto (2006:68) anggapan dasar adalah suatu hal yang diyakini
kebenarannya oleh peneliti dan harus di rumuskan secara jelas, yang menjadi anggapan
dasar dalam peneliti ini adalah Penggunaan media pianika dapat meningkatkan
kemampuan siswa dalam menyanyikan lagu Pantang Mundur di kelas XI IPS SMA
Negeri 2 Palembang.
2.12 Hipotesis
“Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian” (Sugiono, 2010:84). Hipotesis penelitian ini adalah ada peningkatan
kemampuan dalam bernyanyi lagu Pantang Mundur dengan media pianika dalam
pembelajaran seni budaya di kelas XI IPS SMA Negeri 2 Palembang.
2.13 Kriteria Pengujian Hipotesis
Adapun kriteria pengujian hipotesis dalam penelitian ini adalah :
Ho : tidak ada peningkatan kemampuan dalam bernyanyi lagu Pantang Mundur dengan
media pianika dalam pembelajaran seni budaya di kelas XI IPS Negeri 2 Palembang.
Ha : ada peningkatan kemampuan dalam bernyanyi lagu Pantang Mundur dengan media
pianika dalam pembelajaran aseni budaya di kelas XI IPS Negeri 2 Palembang
Ho diterima apabila thitung < ttabel (Sugiono, 2010:124)
18
5.2.1 Kajian terdahulu yang relavan
Kajian terdahulu yang relavan dalam penelitian skripsi yaitu dengan judul
Bagaimana Cara Meningkatkan Keaktifan Siswa Dalam Kegiatan Bernyanyi Pada
Pelajaran Seni Budaya Dan Keterampilan (SBK) Dengan Menggunakan alat Musik
Pianika Kelas IV SDN 124/I Batin, Kecamatan Bajubang Oleh Ema Yanti dari
Universitas Jambi. Hal yang peneliti jadikan relavansi terhadap skripsi Ema Yanti
adalah karena sama-sama meneliti kemampuan siswa dalam menyanyikan lagu,
kemudian persama lainnya memakai alat musik pianika.
Dalam hal perbedaan Ema Yanti mengambil metode penelitian tindakan kelas
sedangkan penulis mengambil metode eksperimen. Perbedaan lainnya terdapat pada
subjek penelitian, Ema Yanti mengambil subjek siswa kelas IV SD Negeri 124 Batin,
sedangkan penulis mengambil subjek siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Palembang.
19
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
3.1 Variabel Penelitian
“Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa
saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang
hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya” (Sugiono, 2010:2).Berdasarkan uraian
tersebut, maka variabel di dalam penelitian ini adalah variabel bebas dan variabel
terikat. Adapun yang menjadi variabel bebas adalah penggunaan media pianika dalam
pembelajaran seni budaya. Sedangkan variabel terikatnya adalah Kemampuan Siswa
dalam menyanyikan lagu Pantang Mundur di kelas XI IPS SMA Negeri 2 Palembang.
3.1.1 Definisi Operasional Variabel
1. Penggunaan alat musik pianika dalam proses pembelajaran bertujuan untuk
memudahkan dan membuat siswa tertarik untuk mengikuti pelajaran Seni
Budaya khususnya pada kegiatan bernyanyi. Ini dikarenakan kebanyakan
siswa sering bosan atau malah sama sekali menganggap sepele dan tidak
mempedulikan pelajaran tersebut. Disini lah seorang guru menggunakan alat
musik seperti recorder dan pianika ini untuk menarik perhatian dan minat
siswa (Fitri, 2011:28).
2. Kemampuan, Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, kemampuan berasal
dari kata mampu yang bearti kuasa (dapat) sanggup melakukan sesuatu.
Kemampuan menyanyikan lagu Pantang Mundur dengan memperhatikan
artikulasi pengucapan kata syair lagu.
20
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1 Populasi Penelitian
Menurut Sugiyono (2010:117), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”. Populasi
dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMA Negeri 2 Palembang tahun
ajaran 2011/2012. Jumlah kelas XI SMA Negeri 2 Palembang ada delapan kelas dan
jumlah siswa sebagai berikut :
Tabel 1
POPULASI PENELITIAN
No Kelas
Jenis Kelamin
JumlahLaki-Laki Perempuan
1 XI IPA 1 10 27 37
2 XI IPA 2 18 20 38
3 XI IPA 3 10 28 38
4 XI IPA 4 7 28 35
5 XI IPA 5 17 20 37
6 XI IPS 1 25 13 38
7 XI IPS 2 24 11 35
8 XI IPS 3 20 16 36
Jumlah 134 168 302
(Sumber: Tata Usaha SMA Negeri 2 Palembang tahun 2011)
21
3.2.2 Sampel Penelitian
Menurut Arikunto (2006:131), “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi
yang diteliti.” Sampel penelitian ini diambil secara acak, kelas XI yang berjumlah
delapan kelas yang dibagi jurusan IPA dan IPS dengan menggunakan teknik simple
random sampling. Menurut Sugiyono (2010:118), “Sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”.
Tabel 2
SAMPEL PENELITIAN
No Kelas
Jenis Kelamin
JumlahLaki-Laki Perempuan
1 XI IPS 1 25 13 38
(Sumber: Tata Usaha SMA Negeri 2 Palembang tahun 2011)
3.3 Metode Penelitian
Berdasarkan penelitian ini, menggunakan metode penelitian eksperimen. Menurut
Sugiono (2008:2) metode eksperimen adalah metode penelitian yang mendeskripsikan
suatu variabel lainnya. Pelaksanaan eksperimennya yaitu diberikan tes awal, kemudian
pada akhirnya eksperimen diukur dengan diadakan nya tes akhir untuk mengetahui
metode yang diberikan bisa mempengaruhi keefektifan siswa dalam seni musik.
Penelitian eksperimen dilakukan dengan mengetahui keefektifan penggunaan media
pianika untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menyanyikan lagu Pantang
Mundur di kelas XI IPS di SMA Negeri 2 Palembang. Berikut ini adalah desain
penelitian yang akan dilaksanakan :
22
O1 X O2
Keterangan :
O1 = Nilai sebelum perlakuan
X = Perlakuan
O2= Nilai setelah perlakuan
3.4 Teknik Pengumpulan Data
3.4.1 Data Dokumentasi
Dokumentasi,dari asal katanya dokumen, yang artinya barang-barang tertulis. Di
dalam melaksanakan metode dokumentasi, peneliti menyelidiki benda-benda tertulis
seperti buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, catatan
harian, dan sebagainya (Arikunto,2006:158).
Dalam teknik dokumentasi ini penelitian mengambil data dari dokumen sekolah
yang berhubungan dengan pembelajaran seni musik, berupa bentuk perangkat mengajar
guru seni musik, DVD dan keterangan lain yang diperlukan dalam penelitian ini. Selain
juga didalam dokumentasi akan dimasukkan foto-foto pada saat proses pembelajaran.
3.4.2 Tes
Tehnik pengumpulan data menggunakan tes. Tes adalah serentetan pertanyaan atau
latihan serta alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan,
intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok
(Arikunto, 2006:150). Instrument yang berupa tes ini dapat digunakan untuk mengukur
kemampuan dasar dan pencapaian atau prestasi (Arikunto, 2006:203).
23
3.5 Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan cara yang ditempuh guna memperoleh atau
menganalisis terhadap data-data yang diperoleh. Analisis bertujuan untuk menguji
kebenaran hipotesis yang telah di rumuskan suatu hipotesis akan diterima atau ditolak
tergantung pada hasil data, adapun rumusan penguji hipotesis menggunakan t-tet sample
related. Sugiono (2010:273), mengungkapkan bahwa untuk membandingkan sebelum
dan sesudah perlakuan, agar dapat mengetahui bahwa terdapat peningkatan setelah
menggunakan media pianika.
Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa instrumen kriteria penilaian
yaitu artikulasi, intonasi, dan sikap badan. Skor tiap kriteria penilaian ini adalah
artikulasi 0-40, intonasi 0-30, dan 0-20. Instrumen kriteria penilaian ini untuk mengukur
kemampuan bernyanyi lagu Pantang Mundur siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2
Palembang. Adapun rumus yang digunakan adalah :
Keterangan :
t = t-test sample related
r = korelasi antara nilai pretest dan posttest
24
Sebelum data hasil penelitian di analisis melalui t-test sample related, maka data
terlebih dahulu akan di analisis melalui rumu-rumusan berikut ini :
1. Menghitung jumlah kelas interval
K = 1+3,3 log n
2. Menghitung rentang data
Rentang data adalah data terbesar dikurangi data yang terkecil kemudian
ditambah 1.
3. Menghintung panjang kelas
Panjang kelas = rentang : jumlah kelas
4. Menyusun interval kelas dan membuat tabel distribusi frekuensi
5. Mencari rata-rata dengan rumus berikut ini :
2. mencari simpangan baku
3. mencari varians
S2
Tabel 3
25
Format Penilaian
No Kriteria Penelitian
JumlahArtikulasi Intonasi Sikap Badan
Sumber : Mata Pelajaran Seni Budaya Kelas XI IPS Negeri 2 Palembang
Skor penilaian
Artikulasi : 0-40
Intonasi : 0-30
Sikap Badan : 0-20
Jumlah : 0-90
Artikulasi : artikulasi berkaitan dengan penghafalan atau pengucapan kata-kata
dalam syair lagu.
Intonasi : sebagai lagu kalimat atau seseorang yang sedang berbicara. Sebuah
lagu terdiri dari nada tinggi dan rendah.
Sikap Badan : sikap badan yang baik juga membantu menghasilkan suara yang jernih.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
26
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian dan Data Penelitian
4.1.1.1 Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dengan judul “Penggunaan Media Pianika Untuk Meningkatkan
Kemampuan Siswa Dalam Menyanyikan Lagu Pantang Mundur Di Kelas XI IPS SMA
Negeri 2 Palembang” dilaksanakan dari tanggal 6 Febuari 2012 – 16 Febuari 2012.
Peneliti menggunakan satu kelas eksperimen sebagai sampel yaitu kelas XI IPS 1.
Untuk mengetahui apakah terdapatnya peningkatan terhadap perlakuan yang diberikan
peneliti memberikan prestest yaitu tes yang dilakukan sebelum kelas eksperimen
diberikan perlakukan. Selanjutnya sesudah pretest peneliti menerapkan media pianika
dalam model pembelajaran kooperatif dalam pembelajaran seni budaya dan kemudian
melakukan posttest yaitu tes yang dilakukan setelah kelas eksperimen dikenakan
perlakuan.
Pada awal pelaksanaan penelitian, yaitu tanggal 7 Febuari 2012 peneliti telebih
dahulu melakukan observasi ke kelas XI IPS 1 yang akan dijadikan sampel penelitian
dan melakukan perencanaan penelitian serta berkonsultasi dengan guru seni budaya
kelas XI IPS. Perencanaan dilakukan dengan menyiapkan perangkat pembelajaran untuk
pelaksanaan penelitian yaitu RPP, silabus, dan siapkan instrumen. Penelitian ini
dilakukan sebanyak 3 kali pertemuan untuk penerapan media pianika, dan 1 kali
pertemuan untuk posttest kemampuan dalam menyayikan lagu Pantang Mundur.
Pada tanggal 10 febuari 2012 peneliti melakukan petest yaitu tes yang dilakukan
sebelum peneliti memberikan perlakukan model pembelajan koopeatif di kelas XI IPS 1
dengan siswa sampel sebanyak 38 oang yaitu 25 oang siswa laki-laki dan 13 oang siswa
27
perempuan. Pretest dengan mengetes siswa dalam benyanyi lagu Pantang Mundur
dengan mengukur benar atau tidak dalam intonasi, ketepatan nada dan artikulasi.
Sebelum di tes, peneliti menginformasikan apa saja yang akan di nilai dalam
menyanyikan lagu Pantang Mundur.
Pada saat pretest banyak siswa yang merasa kesulitan dalam menyanyikan lagu
Pantang Mundur. Salah satu faktor penyebab kesulitan siswa dalam menyanyikan pada
saat pretest adalah kurangnya kemampuan siswa dalam bernyanyi yang benar, kurang
memahami nada dan syair lagu Pantang Mundur. Dari hasil pretest siswa terlihat bahwa
indikator kemampuan bernyanyi yang diukur belum maksimal dimiliki oleh siswa.
Pada tanggal 9,12, dan 17 Febuari 2012, peneliti melaksanakan penelitian di kelas
XI IPS 1 yang merupakan sampel penelitian. Terlebih dahulu peneliti menjelaskan
penggunaan media pianika dengan model pembelajaran kooperatif dan akan terlihat
kemampuan menyanyikan lagu Pantang Mundur. Pembelajran kooperatif meliputi
empat tahap, yaitu tahap pertama penjelasan materi, tahap kedua belajar kelompok,
tahap ketiga penilaian dan tahap keempat pengakuan tim. Materi yang diajarkan adalah
cara bernyanyi yang benar, intonasi yang baik dan ketepatan nada yang baik. Indikator
yang digunakan pada pertemuan pertama yaitu tanggal 11 febuari 2012 adalah
memahami nada lagu pantang mundur dengan alokasi waktu 2x45 menit. Indikator yang
digunakan pada pertemuan kedua adalah memahami syair lagu Pantang Mundur dengan
alokasi 2x45 menit dan indikator yang digunakan pada pertemuan ketiga dapat
menyanyikan lagu pantang mundur.
Pada tahap pertama yaitu tahap penjelasan materi, peneliti mengajak siswa
memahai isi dari bahan ajar. Untuk menarik perhatian siswa, peneliti mendengarkan
lagu Pantang Mundur agar bisa mengikuti lagu tersebut.
28
Pada tahap kedua, siswa membagi kelompok dilaksanakan 30 menit. Pada
tahap ini siswa diberikan bahan ajar secara individu. Setelah mendapatkan bahan ajar
kemudian siswa berlatih untuk menyanyikannya.
Pada tahap ketiga yaitu tahap penilaian, guru menilai kemampuan siswa dalam
menyanyikan lagu Pantang Mundur sebelum menggunakan media pianika sebagai
media pembelajaran.
4.1.1.2 Deskripsi Data Hasil Penelitian
Dari penelitian ini diperoleh dua macam data yaitu data nilai pretest kemampuan
bernyanyi lagu Pantang Mundur dan data nilai posttest kemampuan bernyanyi lagu
Pantang Mundur. Data nilai pretest diambil pada tanggal 9 Febuari 2012 di kelas XI
IPS 1 jam 07.15 - 8.15 sebelum diberikan perlakuan. Dari hasil pretest didapatkan nilai
rata-rata kemampuan bernyanyi lagu Pantang Mundur adalah 68,1 dengan simpangan
baku sebesar 4,62 dan varians sebesar 21,4 Sedangkan data nilai posttest diambil setelah
diberikan perlakuan pada tanggal 17 Febuari 2012 dikelas XI IPS 1 jam 07.15 – 8.15.
Dari hasil posttest didapatkan nilai rata-rata kemampuan bernyanyi lagu Pantang
Mundur adalah 77,9 dengan simpangan baku sebesar 5,5 dan varians sebesar 30.
4.1.2 Analisis dan Hasil Data Penelitian
Tabel 4
Hasil Penilaian Pretest
29
NOKriteria Penilaian
JumlahArtikulasi Intonasi Sikap Badan1 25 15 20 602 30 15 20 653 27 15 20 624 26 23 20 695 25 23 20 686 25 15 20 607 30 25 20 758 30 18 20 689 30 17 20 6710 30 15 20 6511 22 20 20 6212 25 25 20 7013 30 25 20 7514 25 15 20 6015 29 15 20 6416 30 16 20 6617 24 26 20 7018 30 15 20 6519 25 25 20 7020 30 19 20 6921 25 27 20 7222 27 15 20 6223 25 25 20 7024 25 30 20 7525 25 30 20 7526 28 17 20 6527 25 25 20 7028 27 23 20 7029 25 15 20 6030 27 18 20 6531 20 30 20 7032 22 30 20 7233 25 20 20 6534 25 15 20 6035 20 25 20 6536 25 20 20 6537 30 23 20 7338 25 30 20 75
Setelah data dikumpulkan kemudian langkah selanjutnya, peneliti melakukan
analisis data penelitian. Analisis diarahkan untuk menjawab rumusan masalah dan
hipotesis.
4.1.2.1 Analisis dan Hasil Pretest
30
Agar lebih mempermudah melakukan analisis data, maka hal yang perlu
dilakukan adalah membuat tabel distribusi frekuensi. Adapun langkah-langkah
membuat tabel distribusi frekuensi adalah :
1. Menghitung jumlah kelas interval
Kelas interval adalah jangkauan atau jarak antara kelas yang satu dengan kelas
yang lainnya secara berurutan.
K = 1+3,3 log n
K = 1+3,3 log 38
K = 1+(3,3x1,57)
K = 1+5,21
K = 6,21
Jadi, didapat bahwa jumlah kelas interval adalah 6
2. Menghitung rentang data
Rentang data adalah data terbesar dikurangi data yang terkecil kemudian
ditambah 1. Data tebesar = 75 dan terkecil = 60
Jadi, rentang data = 75-60+1 = 16
3. Menghitung panjang kelas
Panjang kelas adalah banyaknya data pada suatu kelas interval. Panjang kelas
untuk semua kelas interval pada suatu tabel sama.
Panjang kelas = rentang : jumlah kelas
Panjang kelas = 16 : 6 = 2,6
4. Menyusun interval kelas dan membuat tabel distribusi frekuensi
31
Distribusi frekuensi adalah penyusunan data dalam kelas-kelas interval.
Tabel 5
Distribusi Frekuensi Hasil Pretest
Interval Nilai fi xi fixi
60 – 62,6 8 61,3 490,4
62,7 – 65,3 19 64 640
65,4 – 68 4 66,7 246,1
68,1 – 70,7 9 69,4 642,6
70,8 – 73,4 3 72,1 216,3
73,5 – 76,1 5 74,8 374
Jumlah 38 408,3 2591,4
Setelah tabel distribusi frekuensi didapat, maka langkah selanjutnya adalah
mencari mean. Mean adalah jumlah keseluruhan angka dibagi dengan banyaknya angka.
Adapun rumus yang digunakan adalah :
Simpangan baku adalah suatu nilai yang menunjukan tingkat (derajat) varians
kelompok atau ukuran standar penyimpangan dari reratanya. Kemudian, untuk
mempermudah mendapatkan varians dan simpangan baku, maka penulis membuat tabel
di bawah ini :
32
Tabel 6
Tabel Menghitung Simpangan Baku dan Variasi Hasil Pretest
Interval Nilai fi xi xi – (xi - ) fi(xi - )
60 – 62,6 8 61,3 -5,6 31,36 250,8
62,7 – 65,3 10 64 -2,9 8,41 84,1
65,4 – 68 4 66,7 -1,4 1,96 7,84
68,1 – 70,7 9 69,4 2,5 6,25 56,25
70,8 – 73,4 3 72,1 5,2 27,04 81,12
73,5 – 76,1 5 74,8 7,9 62,41 312,05
Jumlah 38 408,3 792,16
Jadi, simpangan baku sebesar 4,62 dan varians sebesar 21,4
4.1.2.2 Analisis dan Hasil Postest
33
Tabel 7
Hasil Penilaian Postest
NOKriteria Penilaian
JumlahArtikulasi Intonasi Sikap Badan1 25 27 20 722 26 30 20 763 28 26 20 744 25 30 20 755 28 30 20 786 25 25 20 707 30 29 20 798 23 30 20 739 27 30 20 7710 28 25 20 7311 30 22 20 7212 32 30 20 8213 39 30 20 8914 22 30 20 7215 28 30 20 7816 30 25 20 7517 38 30 20 8818 25 30 20 7519 32 30 20 8220 28 30 20 7821 34 30 20 8422 25 30 20 7523 32 30 20 8224 35 30 20 8525 39 30 20 8926 24 30 20 7427 32 30 20 8228 33 30 20 8329 30 25 20 7530 28 25 20 7331 25 25 20 7032 30 29 20 7933 32 30 20 8234 30 25 20 7535 27 25 20 7236 28 26 20 7437 28 25 20 7538 38 30 20 88
Agar lebih mempermudah melakukan analisis data, maka hal yang perlu
dilakukan adalah membuat tabel distribusi frekuensi. Adapun langkah-langkah
membuat tabel distribusi frekuensi adalah :
1. Menghitung jumlah kelas interval
34
K = 1+3,3 log n
K = 1+3,3 log 38
K = 1+(3,3x1,57)
K = 1+5,21
K = 6,21
Jadi, didapat bahwa jumlah kelas interval adalah 6
2. Menghitung rentang data
Rentang data adalah data terbesar dikurangi data yang terkecil kemudian
ditambah 1. Data tebesar = 89 dan terkecil = 70
Jadi, rentang data = 89-70+1 = 20
3. Menghintung panjang kelas
Panjang kelas = rentang : jumlah kelas
Panjang kelas = 20 : 6 = 3,3
4. Menyusun interval kelas dan membuat tabel distribusi frekuensi
Tabel 8
35
Distribusi Frekuensi Hasil Postest
Interval Nilai fi xi fixi
70 – 73,3 9 71,65 644,85
73,4 – 76,7 11 75,05 825,55
76,8 – 80,1 5 78,45 392,25
80,2 – 83,5 7 81,85 572,95
83,6 – 86,9 2 85,25 170,5
87,0 – 90,3 4 88,65 354,6
Jumlah 38 480,9 2960,4
Setelah tabel distribusi frekuensi didapat, maka langkah selanjutnya adalah
mencari mean rata-rata. Adapun rumus yang digunakan adalah :
Kemudian, untuk mempermudah mendapatkan varians dan simpangan baku, maka
penulis membuat tabel di bawah ini :
Tabel 9
Tabel Menghitung Simpangan Baku dan Variasi Hasil Postest
Interval Nilai fi xi xi – (xi - ) fi(xi - )
70 – 73,3 9 71,65 -6,25 39,06 351,54
73,4 – 76,7 11 75,05 -2,85 8,12 89,32
76,8 – 80,1 5 78,45 0,55 0,302 1,51
80,2 – 83,5 7 81,85 3,95 15,60 109,2
83,6 -86,9 2 85,25 7,35 54,0 108
87,0 – 90,3 4 88,65 10,75 115,6 462,4
Jumlah 38 480,9 1121,9
36
Jadi, simpangan baku sebasar 5,5, sedangkan varians sebesar 30
4.1.2.3 Uji Hipotesis
Untuk menguji hipotesis, peneliti menggunakan rumus t-test sample realated.
Adapun rumus yang digunakan adalah :
Keterangan :
t = t-test sample related
r = korelasi antara nilai pretest dan posttest
Untuk mencari korelasi antara dua sampel, penulis menggunakan rumus :
37
Dimana :
x = (xi - )
y = (yi - )
dari analisis yang sudah dilakukan, maka mean, simpangan baku dan varians
dari kemampuan bernyanyi siswa sebelum perlakuan dan kemampuan bernyanyi
sesudah perlakuan dapat dinyatakan sebagai berikut :
Korelasi antara nilai pretest dan nilai posttest adalah sebesar 0,75. kemudian
harga r tersebut selanjutnya dimasukan rumus uji t-test sample related :
38
Di dalam penelitian ini pengujian hipotesis penelitian menggunakan rumus t-test
sample related dengan dk = n1 + n2 – 2 dan taraf signifikan = 0,05 dengan kriteria
pengujian sebagai berikut :
Ho diterima apabila thitung < ttabel (Sugiono, 2010:124)
dk = 38+38-2 = 74. selanjtnya ttabel dicari dengan tabel berikut ini :
Dk ttabel
60 1,67
74 X?
120 1,65
0,02(14) = 60(1,67-x)
0,28 = 100,2 - 60 x
60 x = 100,2 – 0,28
x =
Dari perhitungan didapat ttabel = 1,67 karena thitung > ttabel = 19 >1,67, maka hal ini
berarti hipotesis yang dikemukakan terbukti kebenarannya.
39
4.2 Pembahasan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada atau tidak kemampuan bernyanyi
dalam pembelajaran seni budaya terhadap media pianika di kelas XI IPS SMA Negeri 2
Palembang. Untuk mengumpulkan data peneliti melakukan pretest yaitu sebelum
diberikan perlakuan dan posttest yaitu tes sesudah diberikan perlakuan.
Setelah data terkumpul, kemudian dianalisis guna membuktikan hipotesis yang
telah dirumuskan. Dari hasil penelitian, didapat bahwa dengan menggunakan media
pianika untuk meningakatkan kemampuan siswa dalam menyanyikan lagu
Pantang Mundur di kelas XI IPS 1 SMA Negeri 2 Palembang, ini menunjukan
bahwa tahapan-tahapan yang ada dalam model pembelajaran kooperatif dapat
dilaksanakan.
Dari hasil pretest dapat dilihat bahwa nilai rata-rata siswa sebesar 68,1, dengan
varians sebesar 21,4, dan simpangan baku sebesar 4,62. Pretest dilakukan sebelum kelas
eksperimen diberikan perlakuan, hal ini sesuai dengan prosedur penelitian yang
dikemukakan oleh sugiono (2010:273). Setelah dilakukan pretest kemudian peneliti
menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan media pianika.
Setelah itu peneliti mengadakan test sesudah diberikan perlakuan yang dinamakan
dengan posttest.
Nilai rata-rata posttest siswa adalah sebesar 77,9, dengan varians sebesar 30,
simpangan baku sebesar 5,5. Posttest dilakukan sebelum kelas eksperimen diberikan
perlakuan, hal ini sesuai dengan prosedur penelitian yang dikemukakan oleh Sugiono
(2010:273).
Berdasarkan hasil analisis uji hipotesis didapat bahwa thitung = 19 dan ttabel = 1,67.
thitung > ttabel = 19>1,67. Sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis bahwa Ho diterima
40
jika harga thitung ttabel. Hasil perhitungan menunjukan bahwa thitung > ttabel. Ini bearti Ho
ditolak dan Ha diterima. Dengan Ha sebagai berikut ada peningkatan kemampuan dalam
bernyanyi lagu Pantang Mundur dengan media pianika dalam pembelajaran seni budaya
dikelas XI IPS Negeri 2 Palembang.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa
ada peningkatan kemampuan menyanyikan lagu Pantang Mundur dengan menggunakan
media pianika. Simpulan ini diperkuat dari hasil perhitungan uji hipotesis yang
menunjukan bahwa thitung > ttabel = 19 > 1,67. sesuai dengan kriteria pengujian hipotesis
yang digunakan, yaitu Ho diterima jia hatga thitung ttabel. Dalam hal ini, thitung > ttabel dan
bearti Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini bearti, bahwa hipotesis dikemukakan oleh
peneliti terbukti kebenaranya.
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan di atas, maka peneliti dapat
menyarankan hal-hal sebagai berikut :
1. Kepala sekolah, dapat dijadikan bahan masukan untuk memberi motivasi guru
agar menggunakan model pembelajaran kooperatif yang dapat mengembangkan
kemampuan bernyanyi serta sebagai upaya meningkatkan kualitas pembelajaran.
41
2. Guru seni budaya, diharapkan agar sedini mungkin mengajak siswa untuk
berlatih memiliki kemampuan benyanyi dengam media pianika dalam
menggunakan model pembelajaran kooperatif.
3. Siswa, sebagai pengalaman baru dengan diterapkannya model belajar kooperatif
dengan media pianika diharapkan agar belajar lebih aktif sehingga dapat
menguasai pelajaran dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta
Asmani, Jamal Ma’mur. 2011. Penelitian Pendidikan. Jogjakarta : Diva Press.
Azzet, Akhmad Muhaimin. 2011. Pendidikan Yang Membebaskan. Jakarta : Ar-Ruzz Media.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
Fitria, Windri. 2011. Mahir Pianika. Jakarta : Laskar Aksara.
Hamalik, Oemar. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara
Hartono. 2009. Statistik Untuk Penelitian. Yogyakarta : Zanafa
Heri, Rahardiyanto. 2010. Seni Budaya Musik. Bekasi : Galaxy Puspa Mega
Kuswanto, Ario. 2004. Berkreasi Seni. Jakarta : Ganeca Exact
Sardiman. 2010. Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Pers
Sagala. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta
Simanungkalit. 2008. Teknik Vokal. Jakarta : Geramedia Pustaka Utama.
Sugiono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung : Alfabeta.
Sugiono. 2010. Statistik untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Sumiati. 2007. Metode Pembelajaran. Bandung : Wancana Prima
42
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2043101-langkah-langkah-pembelajaran/ diakses 8 September 2011.
http://partiturlagu-lagu.blogspot.com/2009/09/lagu-pantang-mundur-titik-puspa.html, diakses 13 November 2011.
43