Soal Ujian Komprehensif UNY 2009-2010

download Soal Ujian Komprehensif UNY 2009-2010

of 55

Transcript of Soal Ujian Komprehensif UNY 2009-2010

  • 7/22/2019 Soal Ujian Komprehensif UNY 2009-2010

    1/55

    1

    Soal Ujian Komprehensif1. Teori Pembelajaran matematika:

    a. Jelaskan teori belajar dari aliran kognitif, behaviorist, pemrosesan informasidalam aplikasinya pada matematika

    TEORI BELAJAR KOGNITIF

    Menurut teori ini, belajar adalah perubahan persepsi dan pemahaman. Perubahan ini

    tidak selalu berbentuk perubahan tingkah laku yang dapat diamati. kognitivisme

    berfokus pada perubahan yang tidak teramati dalam pengetahuan mental. Berikut ini

    adalah beberapa asumsi umum teori kognitif

    1. Proses belajar yang unik pada manusia.2. Proses kognitif dapat dipelajari.3. Tujuan, pengamatan sistematis perilaku manusia harus menjadi fokus penyelidikan

    ilmiah, namun, kesimpulan tentang proses mental yang tidak teramati sering bisa

    diambil dari perilaku tersebut.

    4. Siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran.5. Belajar melibatkan pembentukan asosiasi mental yang belum tentu tercermin

    dalam perubahan perilaku terbuka.

    6. Pengetahuan dapat diorganisasikan.7. Belajar adalah suatu proses memperoleh informasi baru yang berkaitan dengan

    informasi yang dipelajari sebelumnya.

    Beberapa implikasi umum dari teori kognitif :

    1.proses kognitif mempengaruhi belajar2. Anak-anak menjadi semakin mampu berpikir lebih baik dalam waktu singkat.3. Siswa cenderung mengatur informasi dan keterampilan dipelajari.4. Siswa lebih mudah memperoleh pengetahuan ketika mereka mampu

    mengasosiasikannya dengan sesuatu yang mereka sudah ketahui.

    5. Siswa mampu mengendalikan pembelajaran mereka sendiri.Peran guru dalam kognitivisme: memahami dan menggunakan pengetahuannya

    tentang proses pembelajaran untuk mencapai target hasil belajar, dan menggabungkan

    perangkat pelajaran yang memungkinkan siswa untuk dapat menghubungkan konsep-

    konsep baru dengan informasi yang dipelajari sebelumnya.

    Peran siswa: menjadi peserta yang aktif dalam pengalaman pembelajaran merekasendiri. Belajar terjadi ketika informasi diterima dalam pikiran dan kemudian diolah.

  • 7/22/2019 Soal Ujian Komprehensif UNY 2009-2010

    2/55

    2

    Mempelajari informasi baru ini dimungkinkan dengan dengan menghubungkannya ke

    informasi yang ada dan menyimpannya sehingga dapat diambil kemudian.

    Kelebihan dan kekurangan teori belajar kognitif :

    a. Kelebihan1. menjadikan siswa lebih kreatif dan mandiri.2. membantu siswa memahami bahan belajar secara lebih mudah3. Dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memecahkan masalah (problem

    solving).

    4. Dapat meningkatkan motivasib. Kekurangan

    1. teori tidak menyeluruh untuk semua tingkat pendidikan.2.beberapa prins ip sepe rt i intelegens i sulit dipahami dan

    pemahamannya masih belum tuntas

    3. Karena guru bukan sumber belajar utama dan bukan kepatuhan siswa yangdituntut dalam refleksi atas apa yang telah di perintahkan dan dilakukan oleh

    guru maka dalam hal ini kewibawaan guru akan berkurang yang berdampak

    pada penghargaan seorang siswa kepada seorang guru juga akan berkurang.

    1) Jean PiagetPiaget mengemukakan 3 prinsip pembelajaran yaitu:

    Belajar aktif=> Menciptakan suatu kondisi belajar yang memungkinkan siswabelajar sendiri.

    Belajar lewat interaksi sosial=> Menciptakan suasana yang memungkinkanadanya interaksi antar siswa.

    Belajar lewat pengalaman sendiri=> Didasarkan pada pengalaman nyata.2) JA Brunner

    Menurut Brunner dalam pengajaran di sekolah hendaknya mencakup:

    Pengalaman-pengalaman optimal untuk mau dan dapat belajarPendidik memberi kesempatan kepada peserta didik agar memperolehpengalaman optimal dalam proses belajar dan meningkatkan kemauan belajar.

    Penstrukturan pengetahuan untuk pemahaman optimal.Pembelajaran hendaknya dapat memberikan struktur yang jelas dari suatu

    pengetahuan yang dipelajari anak-anak.

    Perincian urutan penyajian materi pelajaran.Pendekatan pembelajaran dilakukan dengan peserta didik dibimbing melaluiurutan masalah, sekumpulan materi pelajaran yang logis dan sistematis untuk

    meningkatkan kemampuan dalam menerima, mengubah, dan menstranfer apayang telah dipelajari.

  • 7/22/2019 Soal Ujian Komprehensif UNY 2009-2010

    3/55

    3

    Cara pemberian penguatanPujian atau hukuman perlu dipikirkan cara penggunaannya dalam proses belajar

    mengajar.

    3) David AusubelAusubel mengemukakan teori belajar bermakna (meaningful learning). Belajar

    bermakna adalah proses mengkaitkan informasi baru dengan konsep-konsep yang

    relevan dan terdapat dalam struktur kognitif seseorang

    Belajar bermakna timbul apabila:

    Materi yang akan dipelajari bermakna secara potensial. Anak yang belajar bertujuan melaksanakan belajar bermakna.Ausubel mengajukan empat prinsip pembelajaran, yaitu:

    Kerangka cantolan=> pendidik menggunakan bahan pengait untuk mengkaitkankonsep lama dengan konsep baru.

    Diferensiasi progresif=> proses pembelajaran dimulai dari hal umum ke halkhusus.

    Belajar superordinat=> proses struktur kognitif yang mengalami pertumbuhanke arah deferensiasi.

    Penyesuaian integratif=> Materi pelajaran disusun sedemikian rupa sehinggapendidik dapat menggunakan hierarki-hierarki konseptual ke atas dan ke bawah

    selama informasi disajikan.

    Beberapa teori belajar kognitif diuraikan berikut:

    PIAGET Teori Piaget menekankan bahwa factor utama yang mendorong perkembangan kognitif

    seseorang adalah motivasi atau daya dari dalam diri sendiri untuk mau belajar danberinteraksi dengan lingkungan.

    Teori Piaget menekankan bahwa adanya tahap-tahap perkembangan tertentu padakemampuan berpikir ank-anak dikelas atau disekolahnya, sehinggga guru bisamemberikan perlakuan yang tepat bagi siswa. Tahap-tahap perkembangan kognitif Piaget,tediri dari: Periode Sensorimotor, tahap pra operasional, tahap operasi konkret, tahap

    operasi formal. Piaget juga mengemukakan bahwa proses belajar harusdisesuaikan dengan tahap perkembangan kognitif yang dilalui siswa. Proses belajaryang dialami seorang anak be rb ed a pa da ta ha p sa tu de bf ab ta ha p la in ny aya ng s e c a ra umum s e ma k in t ingg i t ingka t kogn i t i f s e s e o ra ng ma kasemakin teratur dan juga semakin abstrak caraberpikirnya. Oleh karena ituguru seharusnya memahami tahap-tahap perkembangankognitif anak didiknya sertamemberikan isi, metode, media pembelajaran yang sesuaidengan tahapannya.

    Teori perkembangan kognitif piaget juga memberikan sumbangan bagi pahamkonstruktivime pembelajaran, khususnya teori konstruktivisme yang bersifat individual.

    Menurut Piaget proses belajar sebenarnya terdiri atas tiga tahapan yaitu :a)Asimilasi : proses pengintegrasian informasi baru ke struktur kognitif yang sudahada. b)

    Akomoda s i : p ro s e s pe nye s ua ia n s t ruk tu r kogn i t i f ke da la m s i tua s ib a r u . c) Equilibrasi : penyesuaian yang berkesinambungan antara asimilasi dan

  • 7/22/2019 Soal Ujian Komprehensif UNY 2009-2010

    4/55

    4

    akomodasi. Piagetjuga mengembangkan teori APOS (Actions, Processes, Objects, dan Scemas) :

    bahwa pengetahuan matematika terdiri dari kecendrungan individu untuk menghadapisituasi masalah matematika yang dirasakan dengan membangun mental Actions,Processes, dan Objects, dan mengorganisasi dalam Scemas untuk memahami situasi dan

    memecahkan masalah. Actions(Tindakan) adalah transformasi objek dirasakandibutuhkan individu secara eksternal, secara eksplisit atau dari memori, instruksilangkah-demi-langkah tentang cara melakukan operasi. Processes : individu dapat

    berpikir dengan melakukan suatu tindakan, tetapi tidak lagi dengan kebutuhanrangsangan eksternal. Seorang individu bisa memikirkan melakukan proses tanpa benar-

    benar melakukannya, dan karena itu dapat berpikir tentang membalikkan dan menyusunproses lainnya. Objects dibangun dari proses ketika individu menjadi sadar bahwa prosesmerupakan totalitas dan menyadari bahwa transformasi dapat bertindak di atasnya.Scema untuk konsep matematika merupakan koleksi sebuah tindakan, proses, objek, danskema lain yang dihubungkan oleh beberapa prinsip umum untuk membentuk kerangka

    pikiran individu yang dapat dibawa untuk menanggung pada situasi masalah yang

    melibatkan konsep. Kerangka kerja ini harus koheren dalam arti bahwa ia memberikan,baik secara eksplisit maupun implisit, cara menentukan fenomena dalam lingkup skemadan yang tidak.

    BRUNER DAVID AUSABEL Menurut Bruner, belajar merupakan suatu

    proses aktif yang memungkinkan manusiauntuk menemukan hal-hal baru di luar(melebihi) informasi yang diberikankepada dirinya.

    Teori Bruner tentang kegiatan belajarmanusia, tidak terkait dengan umur atautahap perkembangan (berbeda denganteori Piaget)

    Menurut Bruner, tahap-tahap dalam prosespembelajaran adalah tahap enaktif, tahapikonik, dan tahap simbolik

    Menurut Bruner (dan kawannya Kenney)empat prinsip (teorema) tentang cara

    belajar dan mengajar matematika, terdiridari teorema konstruksi, teorema notasi,teorema kekontrasan dan variasi, serta

    teorema konektivitas. Bruner juga berpendapat bahwa suatu

    materi matematika tertentu seringkaliperlu diajarkan beberapa kali pada siswayang sama selama kurun waktu siswatersebut berada disekolah, tetapi dari saat

    pembelajaran yang satu ke pembelajaranyang berikutnya terjadi peningkatan dalamtingkat keabstrakan dan kompleksitas darimateri yang diajari.

    DIENES: Dienes mengemukakan bahwa tiap-tiap

    Menekankan pentingnya partisipasi mentalaktif dalam tugas-tugas belajar bermakna

    Pembelajaran harus bermakna untukmenjadi efektif dan permanen.

    Adanya perbedaan antara belajar bermaknadan belajar hafalan.

    Belajar bermakna belajar; terjadi denganapa yang sudah tahu sehingga dapat denganmudah diintegrasikan dalam strukturkognitif seseorang yang sudah ada

    Rote learning: bahan untuk dipelajari tidakterintegrasi / dimasukkan ke dalam strukturkognitif yang sudah ada tetapi dipelajarisebagai potongan informasi yang terisolasi.

    TEORI GESTALTTokoh aliran ini adalah Jhon Dewey. Ia

    mengemukakan bahwa pelaksanaan

    kegiatan pembelajaran yangdiselenggarakan oleh guru harusmemperhatikan hal-hal berikutini:Penyajian konsep harus lebihmengutamakan pengertian, Pelaksanaankegiatan belajar mengajar harusmemperhatikan kesiapan intelektual siswadan mengatur suasana kelas agar siswa bisa

    belajar.BROWNELL:Brownell meneliti mengenai pembelajaran

    anak, khususnya pada aritmatika

  • 7/22/2019 Soal Ujian Komprehensif UNY 2009-2010

    5/55

    5

    konsep atau prinsip dalam matematikayang disajikan dalam bentuk yang konkretakan dapat dipahami dengan baik. Inimengandung arti bahwa benda-benda atauobyek-obyek dalam bentuk permainan

    akan sangat berperan bila dimanipulasidengan baik dalam pengajaranmatematika.

    Dienes membagi tahap-tahap belajarmenjadi 6 tahap yaitu: permainan bebas(Freeplay), Permainan yang menggunakanaturan (games), Permainan kesamaan sifat(searching for communalities), permainanrepresentasi (Representation), permainandengan simbolisasi (Symbolization), dan

    permainan dengan formalisasi

    (Formalization)

    Teorinya dikenal sebagai meaning theorymenekankan tidak hanya pada mengetahui

    bagaimana cara menyelesaikan prosedur-prosedur tetapi juga bagaimana prosedur-prosedur tersebut bekerja.

    Brownell menekankan pada teori belajarbermakna dan berargumen bahwa teoribond tidak memberikan perbedaan secarakuantitatif dalam kemampuan berhitungsiswa, dan metode drill menyebabkankerusakan pada sudut pandang

    pembelajaran.

    BLOOM dan KRATHWOHL:Pandangan Bloom dan Krathwohl terhadap belajar bahwa mereka lebih menekankan

    perhatian pada apa yang mesti dikuasai oleh individu (sebagai tujuan belajar), setelahmelalui peristiwa-peristiwa belajar. Tujuan belajar yang dikemukakannya dirangkum dalamtiga kawasan yang dikenal dengan sebutan Taksonomi Bloom. Pada tataran praktis,taksonomi Bloom ini telah membantu para pendidik untuk merumuskan tujuan- tujuan belajaryang akan dicapai, dengan rumusan yang mudah dipahami.

    TaksonomiBloomMengidentifikasidanmenjelaskan, dalamrangkahirarki, proseskognitifyang

    terlibatdalampembelajaran.Implikasiuntukmengajar: Gunakankata kerjasejalandengantaksonomi Bloomuntukmerencanakanpelajaranyang akanmemastikanbahwaketerampilankognitifpesertadidikdikembangkan dariLOTS ke HOTSRevisi Taksonomi: Taksonomi asli kini telah direvisi untuk membuat ketentuan pengetahuandan keterampilan baru yang sekarang keluar sebagai akibat dari integrasi web 2.0 sebagai alatdalam pengajaran. Persyaratan tugas harus sesuai dengan tahap perkembangan (Piaget,Bruner) dan memungkinkan untuk pengembangan HOTS (Bloom) .

  • 7/22/2019 Soal Ujian Komprehensif UNY 2009-2010

    6/55

    6

    BLOOMS REVISED TAXONOMY

    HIGHER ORDER THINKING

    CREATEDesign, Build, Construct, Plan, Produce

    Devide

    EVALUATECheck, Judge, Critique, Experiment

    Hypothesis, Test, Detected

    ANALYSECompire, Organise Question, Research,

    Deconstruct Outline, Atribute

    APPLYDo, Carry Out, Use, Run,

    Implement

    UNDERSTAND

    Interpret, Summarise, Axplain, Rephrase

    Classify, Infer, Paraphrase, CompareREMEMBER

    Recall, List, Retrieve, Find, Name,

    Recognise Identify, Locate Decriber

    LOW ORDER THINKING

    TEORI BEHAVIORISTIK

    Teori belajar behavioristik menjelaskan belajar itu adalah perubahan perilaku yang dapat

    diamati, diukur dan dinilai secara konkret. Perubahan terjadi melalui rangsangan

    (stimulans) yang menimbulkan hubungan perilaku reaktif (respon) berdasarkan hukum-

    hukum mekanistik. Stimulans tidak lain adalah lingkungan belajar anak, baik yang

    internal maupun eksternal yang menjadi penyebab belajar. Sedangkan respons adalah

    akibat atau dampak, berupa reaksi fisik terhadap stimulans. Belajar berarti penguatan

    ikatan, asosiasi, sifat da kecenderungan perilaku S-R (stimulus-Respon).

    Teori Behavioristik:

    1. Mementingkan faktor lingkungan2. Menekankan pada faktor bagian3. Menekankan pada tingkah laku yang nampak dengan mempergunakan metode

    obyektif.

    4. Sifatnya mekanis5. Mementingkan masa lalu

  • 7/22/2019 Soal Ujian Komprehensif UNY 2009-2010

    7/55

    7

    Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar:

    1. Responden dan Perilaku Operan: proses stimulusmenghasilkanresponyang diinginkan2. ManajemenPerilaku:

    Memperkuat suatu Respon Melemahnya suatu respon Membentuk perilaku

    3. Pemeliharaan Perilaku Fixed Rasio- menanggapi sesuaidengantingkatstabil IntervalFixed-Respon sesuai masawaktu yang tetap VariabelRasio- variasi respon sesuai respon

    VariabelInterval-variasi respon menurutwaktu4. Belajarbenar terjadibilarespon ditunjukkan dengan penyajianstimulus dari lingkungan

    yang spesifik.

    5. Siswa menyesuaikantingkah lakunyadengan peristiwadantujuan.6. Belajaradalahpenguatansecara bertahapyang dipelajariantaraisyarat

    danperilaku, didorongolehpolakonsekuensi(penguatan).

    7. Belajarterjadiketika dihubungkan antaraisyaratdalamlingkungan(stimulus),perilaku(respon), danakibatnya(penguatan).

    8. Siswa harusmempraktekkanperilakubaruberulang kalisampaimenjadiotomatis.

    9. Efektifmenggunakanpenguat(hukuman danhadiah) sangat penting

    Peran guru:

    1. Menjelaskantujuankinerja secara jelaskepada peserta didik.2. Memberikanisyaratkepadapeserta didikuntuk membantudalampengembanganrespon

    yang benar

    3. Memberikanpenguatan(positif dannegatif) untuklebihmemodifikasi perilakupembelajar

    4. Proses belajar terutama berpusat pada guru/instruktur-5. Memberikanrangsanganyang tepatuntuk mendapatkan tanggapanyang

    diinginkansiswa

    6. Menciptakan situasipraktekdi manaisyaratdipasangkandengantargetstimulus dalam rangkamemperolehtanggapan

  • 7/22/2019 Soal Ujian Komprehensif UNY 2009-2010

    8/55

    8

    7. Memberikansuasanadimanasiswadapatmemodifikasiresponterhadap rangsangan8. Menghasilkantujuankinerja yanghasilnya akandapatdiamatidanterukur9. Memberikanurutankegiatanatau peristiwabelajar yang relevan danspesifik dalam

    mencapaitujuan.

    Peran siswa:

    1. Peran dalam proses pendidikan "pasif"2. Dimanipulasi oleh guru/instruktur3. Bereaksi terhadap rangsangan eksternal yang disajikanKekuatan dan kelemahan:

    Kekuatan:

    Tujuan pembelajaran yang dirumuskan secara spesifik membuat siswa untuk

    memfokuskan pembelajarannya pada tujuan yang telah dirumuskan.

    Kelemahan:

    Karena dasar behavioris adalah stimulus-respon, desain pembelajaran terikat pada kelas

    dan mempertahankan stimulus secara tepat untuk perubahan perilaku secara kontinu.

    Dengan demikian jika rangsangan bukan hadiah atau tidak terjadi maka performan yang

    diharapkan dan diinginkan mungkin tidak berarti.

    Pembelajaran merupakan proses reaksi pada suatu kondisi lingkungan dan pengetahuan

    menjadi terbatas.

    1) TEORI FUNGSIONALISTIK EDWARD LEE THORNDIKE Thorndike adalah penganut paham psikologi beharioristik Menurut Thorndike, belajar adalah peristiwa terbentuknya asosiasi antara peristiwa-

    peristiwa yang disebut Stimulus dengan Respon.

    Teori belajar Thorndike dikenal dengan nama teori Koneksionisme/Asosiasi. Dalam teorinya Thorndike menekankan pada hukum-hukum belajar, yaitu Hukum

    kesiapan (Law of Readiness), hukum latihan (law of Exercise), hukum akibat (law of

    effect)

    Thorndike juga menambahkan bahwa yang berakibat positif untuk perubahan tingkahlaku adalah hadiah, sedang hukuman tidak berarti apa-apa.

    Syarat utama terjadinya hubungan stimulus respon bukan kedekatan, tetapi adanyasaling sesuai antara stimulus dan respon.

    Teorinya menyebutkan pula konsep transfer of training, yaitu kecakapan yang telahdiperoleh dalam belajar dapat digunakan untuk memecahkan masalah lain

  • 7/22/2019 Soal Ujian Komprehensif UNY 2009-2010

    9/55

    9

    2) TEORI FUNGSIONALISTIK BURRHUS FREDERIC SKINNER Menurut Skinner, belajar adalah perubahan perilaku sebagai hasil respon individu

    terhadap suatu stimulus (lingkungan)

    Penguatan adalah unsur terpenting dari teori Skinner (berdasarkan tujuan terdiri daripenguatan positif dan penguatan negative; berdasarkan sifatnya terdiri dari penguatan

    utama dan penguatan yang dikondisikan

    Skinner adalah penganut paham radikal Behaviourism Skinner menitik beratkan penelitiannya pada operant conditioningMenurut Skinner, belajar akan berlangsung sangat efektif bila:

    Informasi yang akan dipelajari disajikan secara bertahap Pembelajar segera diberi umpan balik (feedback) mengenai akurasi pembelajaran

    mereka, yakni setelah belajar mereka segera diberitahu apakah mereka sudah

    memahami informaso dengan benar atau tidak.

    Pembelajar mampu belajar dengan caranya sendiri.3) Teori Belajar Ivan P. Pavlov

    Pandangan tentang belajar: Belajar adalah suatu perubahan tingkah laku yang terus

    menerus yang timbul sebagai akibat dari persyaratan kondisi. Sifatnya adalah

    membentuk hubungan antara stimulus dengan respon. Pavlov mengutamakan refleks

    berkondisi yang kemudian sampai pada rangsangan berkondisi dan respon berkondisi.

    Hal ini menunjukkan bahwa belajar menurut Pavlov atau clasical conditioning

    mengutamakan proses daripada hasilnya.

    Aplikasi klasikal kondisi di kelas:

    Menjadikan lingkungan belajar yang nyaman dan hangat, sehingga kelas menjadisatu kesatuan (saling berhubungan) dengan emosi positif (adanya hubungan

    persahabatan)

    Pada awal masuk kelas, guru tersenyum dan berbagai pembukaan bertanya kepadasiswa tentang kabar keluarga dan lain-lain

    Guru berusaha agar siswa merespek satu sama lain pada prioritas tinggi di kelas,misalnya pada diskusi kelas guru merangsang siswa untuk berpendapat

    Pada sesi tanya jawab, guru berusaha membuat siswa berada dalam situasi yangnyaman dengan memberikan masukan positif.

    4) Teori Belajar Robert Gagne

  • 7/22/2019 Soal Ujian Komprehensif UNY 2009-2010

    10/55

    10

    Gagne disebut sebagai Modern Neobehaviouris mendorong guru untuk

    merencanakan instruksioanal pembelajaran agar suasana dan gaya belajar dapat

    dimodifikasi. Menurut Gagne, belajar terjadi bila individu merespon terhadap stimulus

    yang datangnya dari luar, sedangkan kematangan datangnya memang dari dalam diri

    orang itu. Perubahan tingkah laku yang tetap sebagai hasil belajar, harus terjadi bila

    orang itu beriteraksi dengan lingkungan. Dalam ketrampilan intelektual, Gagne

    memberikan 8 tipe belajar, yaitu belajar sinyal, belajar stimulus respon, belajar

    merangkai tingkah laku, belajar asosiasi verbal, belajar diskriminasi, belajar konsep,

    belajar aturan dan belajar memecahkan masalah.

    TEORI PEMROSESAN INFORMASI

    Asumsi yang mendasari teori ini adalah bahwa pembelajaran merupakan faktor yang

    sangat penting dalam perkembangan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari

    pembelajaran. Menurut Gagne bahwa dalam pembelajaran terjadi proses penerimaan

    informasi, untuk kemudian diolah sehingga menghasilkan keluaran dalam bentuk hasil

    belajar. Dalam pemrosesan informasi terjadi adanya interaksi antara kondisi-kondisi internal

    dan kondisi-kondisi eksternal individu. Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu

    yang diperlukan untuk mencapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam

    individu. Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang

    mempengaruhi individu dalam proses pembelajaran.

    Teori pemrosesan informasi adalah teori kognitif tentang belajar yang menjelaskan

    pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak (Slavin, 2000:

    175). Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang memperoleh sejumlah informasi dan dapat

    diingat dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena itu perlu menerapkan suatu strategi

    belajar tertentu yang dapat memudahkan semua informasi diproses di dalam otak melaluibeberapa indera. Komponen pertama dari sistem memori yang dijumpai oleh informasi yang

    masuk adalah registrasi penginderaan. Registrasi penginderaan menerima sejumlah besar

    informasi dari indera dan menyimpannya dalam waktu yang sangat singkat, tidak lebih dari

    dua detik. Bila tidak terjadi suatu proses terhadap informasi yang disimpan dalam register

    penginderaan, maka dengan cepat informasi itu akan hilang. Keberadaan register

    penginderaan mempunyai dua implikasi penting dalam pendidikan.Pertama, orang harus

    menaruh perhatian pada suatu informasi bila informasi itu harus diingat. Kedua, seseorangmemerlukan waktu untuk membawa semua informasi yang dilihat dalam waktu singkat

  • 7/22/2019 Soal Ujian Komprehensif UNY 2009-2010

    11/55

    11

    masuk ke dalam kesadaran, (Slavin, 2000: 176).Interpretasi seseorang terhadap rangsangan

    dikatakan sebagai persepsi.Persepsi dari stimulus tidak langsung seperti penerimaan stimulus,

    karena persepsi dipengaruhi status mental, pengalaman masa lalu, pengetahuan, motivasi, dan

    banyak faktor lain.Informasi yang dipersepsi seseorang dan mendapat perhatian, akan

    ditransfer ke komponen kedua dari sistem memori, yaitu memori jangka pendek.Memori

    jangka pendek adalah sistem penyimpanan informasi dalam jumlah terbatas hanya dalam

    beberapa detik. Satu cara untuk menyimpan informasi dalam memori jangka pendek adalah

    memikirkan tentang informasi itu atau mengungkapkannya berkali-kali.

    Memori jangka panjang merupakan bagian dari sistem memori tempat menyimpan informasi

    untuk periode panjang.Tulving (1993) dalam (Slavin, 2000: 181) membagi memori jangka

    panjang menjadi tiga bagian:

    1. memori episodik, yaitu bagian memori jangka panjang yang menyimpan gambaran daripengalaman-pangalaman pribadi kita,

    2. memori semantik, yaitu suatu bagian dari memori jangka panjang yang menyimpan faktadan pengetahuan umum,

    3. memori prosedural adalah memori yang menyimpan informasi tentang bagaimanamelakukan sesuatu.

    Komponen pemrosesan informasi dipilah berdasarkan perbedaan fungsi, kapasitas, bentuk

    informasi, serta proses terjadinya lupa. Ketiga komponen tersebut adalah :

    1. Sensory Receptor (SR) Sensory Receptor (SR) merupakan sel tempat pertama kaliinformasi diterima dari luar. Di dalam SR informasi ditangkap dalam bentuk aslinya,

    bertahan dalam waktu sangat singkat, dan informasi tadi mudah terganggu atau berganti.

    2. Working Memory (WM) Working Memory (WM) diasumsikan mampu menangkapinformasi yang diberi perhatian oleh individu. Karakteristik WM adalah memiliki

    kapasitas terbatas (informasi hanya mampu bertahan kurang lebih 15 detik tanpa

    pengulangan) dan informasi dapat disandi dalam bentuk yang berbeda dari stimulusaslinya. Artinya agar informasi dapat bertahan dalam WM, upayakan jumlah informasi

    tidak melebihi kapasitas disamping melakukan pengulangan.

    3. Long Term Memory (LTM) Long Term Memory (LTM) diasumsikan; 1) berisi semuapengetahuan yan telah dimiliki individu, 2) mempunyai kapasitas tidak terbatas, 3) sekali

    informasi disimpan di dalam LTM ia tidak akan pernah terhapus atau hilang. Persoalan

    lupa pada tahapan ini disebabkan oleh kesulitan atau kegagalan memunculkan kembali

    informasi yang diperlukan.

  • 7/22/2019 Soal Ujian Komprehensif UNY 2009-2010

    12/55

    12

    Sejalan dengan teori pemrosesan informasi, Ausubel (1968) mengemukakan bahwa

    perolehan pengetahuan baru merupakan fungsi srtuktur kognitif yang telah dimiliki individu.

    Reigeluth dan Stein (1983) mengatakan pengetahuan ditata didalam struktur kognitif secara

    hirarkhis. Ini berarti pengetahuan yang lebih umum dan abstrak yang diperoleh lebih dulu

    oleh individu dapat mempermudah perolehan pengetahuan baru yang rinci Proses pengolahan

    informasi dalam ingatan dimulai dari proses penyandian informasi (encoding), diikuti dengan

    penyimpanan informasi (storage), dan diakhiri dengan mengungkapkan kembali informasi-

    informasi yang telah disimpan dalam ingatan (retrieval). Ingatan terdiri dari struktur

    informasi yang terorganisasi dan proses penelusuran bergerak secara hirarkhis, dari informasi

    yang paling umum dan inklusif ke informasi yang paling umum dan rinci, sampai informasi

    yang diinginkan diperoleh.

    Teori belajar pemrosesan informasi mendeskripsikan tindakan belajar merupakan

    proses internal yang mencakup beberapa tahapan. Sembilan tahapan dalam peristiwa

    pembelajaran sebagai cara-cara eksternal yang berpotensi mendukung proses-proses internal

    dalam kegiatan belajar adalah :

    1. Menarik perhatian2. Memberitahukan tujuan pembelajaran kepada siswa3. Merangsang ingatan pada pra syarat belajar4. Menyajikan bahan peransang5. Memberikan bimbingan belajar6. Mendorong unjuk kerja7. Memberikan balikan informative8. Menilai unjuk kerja9. Meningkatkan retensi dan alih belajar Keunggulan strategi pembelajaran yang berpijak

    pada teori pemrosesan informasi :

    a. Cara berpikir yang berorientasi pada proses leboh menonjolb. Penyajian pengetahuan memenuhi aspekc. Kapabilitas belajar dapat disajikan lebih lengkapd. Adanya keterarahan seluruh kegiatan belajar kepada tujuan yang ingin dicapaie. Adanya transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnyaf. Kontrol belajar memungkinkan belajar sesuai irama masing-masing individug. Balikan informativ memberikan rambu-rambu yang jelas tentang tingkat unjuk kerja

    yang telah dicapai dibandingkan dengan unjuk kerja yang diharapkan.

  • 7/22/2019 Soal Ujian Komprehensif UNY 2009-2010

    13/55

    13

    Teori pemrosesan informasi adalah teori kognitif tentang belajar yang menjelaskan

    pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dari otak (Slavin, 2000:

    175). Teori ini menjelaskan bagaimana seseorang memperoleh sejumlah informasi dan dapat

    diingat dalam waktu yang cukup lama. Oleh karena itu perlu menerapkan suatu strategi

    belajar tertentu yang dapat memudahkan semua informasi diproses di dalam otak melalui

    beberapa indera.

    Komponen pertama dari sistem memori yang dijumpai oleh informasi yang

    masuk adalah registrasi penginderaan. Registrasi penginderaan menerima sejumlah besar

    informasi dari indera dan menyimpannya dalam waktu yang sangat singkat, tidak lebih dari

    dua detik. Bila tidak terjadi suatu proses terhadap informasi yang disimpan dalam register

    penginderaan, maka dengan cepat informasi itu akan hilang.

    Keberadaan register penginderaan mempunyai dua implikasi penting dalam

    pendidikan. Pertama, orang harus menaruh perhatian pada suatu informasi bila informasi itu

    harus diingat. Kedua, seseorang memerlukan waktu untuk membawa semua informasi yang

    dilihat dalam waktu singkat masuk ke dalam kesadaran, (Slavin, 2000: 176).

    Interpretasi seseorang terhadap rangsangan dikatakan sebagai persepsi. Persepsi dari

    stimulus tidak langsung seperti penerimaan stimulus, karena persepsi dipengaruhi status

    mental, pengalaman masa lalu, pengetahuan, motivasi, dan banyak faktor lain.

    Informasi yang dipersepsi seseorang dan mendapat perhatian, akan ditransfer ke

    komponen kedua dari sistem memori, yaitu memori jangka pendek. Memori jangka pendek

    adalah sistem penyimpanan informasi dalam jumlah terbatas hanya dalam beberapa detik.

    Satu cara untuk menyimpan informasi dalam memori jangka pendek adalah memikirkan

    tentang informasi itu atau mengungkapkannya berkali-kali. Guru mengalokasikan waktu

    untuk pengulangan selama mengajar.

    Memori jangka panjang merupakan bagian dari sistem memori tempat menyimpan

    informasi untuk periode panjang. Tulving (1993) dalam (Slavin, 2000: 181) membagimemori jangka panjang menjadi tiga bagian, yaitu memori episodik, yaitu bagian memori

    jangka panjang yang menyimpan gambaran dari pengalaman-pangalaman pribadi kita,

    memori semantik, yaitu suatu bagian dari memori jangka panjang yang menyimpan fakta dan

    pengetahuan umum, dan memori prosedural adalah memori yang menyimpan informasi

    tentang bagaimana melakukan sesuatu.

    Teori-teori kognitif1. Teori Pemrosesan informasi

  • 7/22/2019 Soal Ujian Komprehensif UNY 2009-2010

    14/55

    14

    Menurut Slavin, teori pemrosesan informasi adalah teori kognitif tentang belajaryang menjelaskan pemrosesan, penyimpanan, dan pemanggilan kembali pengetahuan dariotak. Teori ini menjelaskna bagaimana seseorang memperoleh sejumlah informasi dandapat diingat dalam waktu yang cukup lama sehingga perlu menerapkan suatu strategi

    belajar tertentu yang dapat memudahkan semua informasi diproses di dalam otak melaluibeberapa indera.

    Komponen pertama yang dijumpai oleh informasi yang masuk adalah registrasipenginderaan yang menerima sejumlah besar informasi dari indera dan menyimpannyadalam waktu yang sangat singkat. Bila hal itu tidak terjadi, maka informasi yang diterimaakan hilang.Keberadaan register penginderaan mempunyai dua impliksi penting dalam pendidikan.1. Orang harus menaruh perhatian pada suatu informasi bila informasi itu

    harus Diingat.2. Seseorang memerlukan waktu untuk membawa semua informasi yang dilihat

    dalam waktu singkat masuk dalam waktu kesadaran.Informasi yang dipersepsi seseorang dan mendapat perhatian, akan ditransfer ke

    komponen yang kedua dari system memori, yaitu memori jangka pendek yangmenyimpan informasi dalam jumlah terbatas hanya dalam beberapa detik. Salah satu carauntuk menyimpan informasi dalam jangka waktu pendek adalah memikirkan tentanginformasi itu atau mengungkapkannya berkali-kali.

    Memori jangka panjang merupakan bagian dari system memori tempat menyimpaninformasi untuk periode panjang. Tulving membagi memori jangka panjang menjadi tiga

    bagian yaitu:1. memori episodik, yaitu bagian memori jangka panjang yang menyimpan gambaran

    dari pengalaman-pengalaman pribadi kita.2. memori semantic, yaitu suatu bagian dari memori jangka panjang yang menyimpanfakta dan pengetahuan umum.

    3. memori procedural, yaitu memori yang menyimpan informasi tentang bagaimanamelakukan sesuatu.Teori belajar pemrosesan informasi mendeskripsikan tindakan belajar merupakan

    proses internal yang mencakup beberapa tahapan. Sembilan tahapan dalam peristiwapembelajaran sebagai cara-cara eksternal yang berpotensi mendukung proses-proses internaldalam kegiatan belajar adalah :

    1. Menarik perhatian2.

    Memberitahukan tujuan pembelajaran kepada siswa3. Merangsang ingatan pada pra syarat belajar

    4. Menyajikan bahan peransang5. Memberikan bimbingan belajar6. Mendorong unjuk kerja7. Memberikan balikan informativ8. Menilai unjuk kerja9. Meningkatkan retensi dan alih belajar .

    Keunggulan strategi pembelajaran yang berpijak pada teori pemrosesan informasi :a. Cara berpikir yang berorientasi pada proses lebih menonjol

    b. Penyajian pengetahuan memenuhi aspekc. Kapabilitas belajar dapat disajikan lebih lengkap

  • 7/22/2019 Soal Ujian Komprehensif UNY 2009-2010

    15/55

    15

    d. Adanya keterarahan seluruh kegiatan belajar kepada tujuan yang ingin dicapaie. Adanya transfer belajar pada lingkungan kehidupan yang sesungguhnyaf. Kontrol belajar memungkinkan belajar sesuai irama masing-masing individug. Balikan informativ memberikan rambu-rambu yang jelas tentang tingkat unjuk kerja

    yang telah dicapai dibandingkan dengan unjuk kerja yang diharapkan

    3. Teori Meta kognisiKemampuan berpikir yang diperlukan pada era globalisasi adalah terkait

    kemampuan berpikir tentang proses berpikir yang melibatkan berpikir tingkat tinggi dandikenal dengan metakognisi. Peningkatan kemampuan metakognitif secara signifikanmerupakan efek yang dihasilkan dari pembelajaran, baik pada diri siswa, lembaga maupunmasyarakat, karena itu perlu dipertimbangkan strategi pembelajaran yang berpotensi untukmengungkap kemampuan metakognitif.

    Kemampuan berpikir tingkat tinggi dapat diberdayakan dengan member-dayakanketerampilan metakognitif. Keterampilan metakognitif terkait strategi maupun pelatihanmetakognitif dan dapat dikembangkan melalui pembelajaran kooperatif karena pada

    pembelajaran kooperatif terjadi komunikasi, di antara anggota kelompok. Komunikasi diantara anggota kelompok kooperatif terjadi dengan baik karena adanya keterampilanmental, adanya aturan kelompok, adanya upaya belajar setiap anggota kelompok, danadanya tujuan yang harus dicapai.

    Kemampuan metakognitif untuk memonitor hasil belajar siswa sendiri denganmenggunakan strategi tertentu, agar belajar dan mengingat dapat berkembang.Mengidentifikasi ide-ide penting dengan menggarisbawahi atau menemukan kata kunci

    pada bahan bacaan, kemudian merangkai menjadi satu kalimat dan menulis kembali pada

    jurnal belajar, meramalkan hasil, memutuskan bagaimana menggunakan waktu danmengulang informasi merupakan keterampil-an berpikir tingkat tinggi. Strategi yangdigunakan untuk mengetahui proses kognitif seseorang dan caranya berpikir tentang

    bagaimana informasi diproses dikenal sebagai strategi metakognitif (Arends, 1998).Menurut Dirkes (1998) strategi metakognitif dasar adalah menghubungkan informasi barudengan pengetahuan terdahulu, memilih strategi berpikir secara sengaja, merencanakan,memantau, dan mengevaluasi proses berpikir. Arends (1997) mengemukakan pengetahuanmetakognitif merupakan pengetahuan seseorang tentang pembelajaran diri sendiri ataukemampuan untuk menggunakan strategi-strategi belajar tertentu dengan benar.Berdasarkan makna strategi metakognitif dasar dan pengetahuan metakognitif dapat

    disimpulkan bahwa pembelajaran metakognitif bagi siswa adalah penting. Jika siswa telahmemiliki metakognisi, siswa akan terampil dalam strategi metakognitif. Siswa yangterampil dalam strategi metakognitif akan lebih cepat menjadi anak mandiri.Butler & Winn (1995 dalam Slavin, 2000), Pressley, Harris & Marks (1992), Presley(1990), menyatakan bahwa keterampilan berpikir dan keterampilan belajar adalah contoh-contoh keterampilan metakognitif. Manfaat metakognisi bagi guru dan siswa adalahmenekankan pemantauan diri dan tanggung jawab guru dan siswa. Pemantauan dirimerupakan keterampilan berpikir tinggi. Howard (2004) menyatakan keterampilanmetakognitif diyakini memegang peranan penting pada banyak tipe aktivitas kognitiftermasuk pemahaman, komunikasi, perhatian (attention), ingatan (memory), dan

    pemecahan masalah. Peneliti yakin, bahwa penggunaan strategi yang tidak efektif adalahsalah satu penyebab ketidakmampuan belajar (Deshler, Ellis & Lenz, 1996 dalam

  • 7/22/2019 Soal Ujian Komprehensif UNY 2009-2010

    16/55

    16

    Corebima, 2006a). Livingston (1997) menyatakan metakognisi memegang salah satuperanan kritis yang sangat penting agar pembelajaran berhasil. Siswa dapat belajar lebihaktif, bergairah, dan percaya diri selama proses pembelajaran, karena pengajar mampumengembangkan strategi metakognitif (Hollingworth & McLouglin, 2001).Hasil penelitian pada kelompok siswa yang diajarkan berpikir metakog-nitif dan strategi

    pemecahan masalah, dan kelompok siswa yang diajarkan strategi metakognitif saja dapatmeningkatkan kesadaran metakognitif dan menggunakan lebih banyak strategimetakognitif selama pemecahan masalah, meningkatkan pengetahuan metakognitif, dansiswa dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan kognitif pada tingkat yang lebih tinggi.

    4. Teori SibernetikMenurut teori sibernetik, belajar merupakan pengolahan informasi. Teori sibernetik

    lebih mementingkan proses belajar daripada hasil belajar. Hal lain yang berkaitan denganteori sibernetik adalah tidak ada satu proses belajar yang ideal untuk segala situasi danyang cocok untuk semua siswa karena cara belajar ditentukan oleh system informasi.Komponen pemrosesan informasi dipilah berdasarkan perbedaan fungsi, kapasitas, bentukinformasi, serta proses terjadinya lupa, yaitu:1. Sensori Reseptor (SR) Sensory Receptor (SR) merupakan sel tempat pertama

    kali informasi diterima dari luar. Di dalam SR informasi ditangkap dalam bentukaslinya, bertahan dalam waktu sangat singkat, dan informasi tadi mudahterganggu.

    2. Working Memory (WM) Working Memory (WM) diasumsikan mampumenangkap informasi yang diberi perhatian oleh individu. Karakteristik WMadalah memiliki kapasitas terbatas (informasi hanya mampu bertahan kuranglebih 15 detik tanpa pengulangan) dan informasi dapat disandi dalam bentuk

    yang berbeda dari stimulus aslinya. Artinya agar informasi dapat bertahan dalamWM, upayakan jumlah informasi tidak melebihi kapasitas disamping melakukanpengulangan.

    3. Long Term Memory (LTM) Long Term Memory (LTM) diasumsikan; 1) berisisemua pengetahuan yan telah dimiliki individu, 2) mempunyai kapasitas tidakterbatas, 3) sekali informasi disimpan di dalam LTM ia tidak akan pernahterhapus atau hilang. Persoalan lupa pada tahapan ini disebabkan oleh kesulitanatau kegagalan memunculkan kembali informasi yang diperlukan.

    Teori sibernetik sebagai teori belajar dikritik karena lebih menekankan padasystem informasi yang akan dipelajari, sedangkan bagaimana proses belajar berlangsung

    sangat ditentukan oleh system informasi tersebut. Selain itu teori ini tidak membahasproses belajar secara langsung sehingga hal ini menyulitkan penerapannya. Teori inimemandang manusia sebagai pengolah informasi yang akan dipelajari, pemikir, dan

    pencipta. Sehingga diasumsikan manusia mampu mengolah, menyimpan, danmengorganisasikan informasi.

    Teori Belajar Konstruktivis

  • 7/22/2019 Soal Ujian Komprehensif UNY 2009-2010

    17/55

    17

    Teori-teori baru dalam psikologi pendidikan dikelompok dalam teori pembelajaran

    konstruktivis (constructivist theories of learning). Teori konstruktivis ini menyatakan bahwa

    siswa harus menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek

    informasi baru dengan aturan-aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak

    lagi sesuai. Bagi siswa agar benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan,

    mereka harus bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya,

    berusaha dengan susah payah dengan ide-ide. Teori ini berkembang dari kerja Piaget,

    Vygotsky, teori-teori pemrosesan informasi, dan teori psikologi kognitif yang lain, seperti

    teori Bruner (Slavin dalam Nur, 2002: 8).

    Menurut teori konstruktivis ini, satu prinsip yang paling penting dalam psikologi

    pendidikan adalah bahwa guru tidak hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa.

    Siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberikan

    kemudahan untuk proses ini, dengan memberi kesempatan siswa untuk menemukan atau

    menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan mengajar siswa menjadi sadar dan secara sadar

    menggunakan strategi mereka sendiri untuk belajar. Guru dapat memberi siswa anak tangga

    yang membawa siswa ke pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang

    harus memanjat anak tangga tersebut ( Nur, 2002 :8).

    Teori konstruktivisme menyatakan bahwa murid membina makna tentang dunia

    dengan mensintesis pengalaman baru kepada apa yang mereka telah fahami sebelumnya.

    Mereka membentuk pengetahuan melalui refleksi tentang interaksi mereka dengan objek dan

    idea. Apabila mereka bertemu dengan objek, idea atau perkaitan yang tidak bermakna kepada

    mereka, maka mereka akan sama ada menginterpretasi apa yang mereka lihat supaya sesuai

    dengan pengetahuan yang mereka telah terbentuk atau mereka akan menyesuaikan

    pengetahuan mereka agar dapat memahami pengetahuan dengan lebih baik (Brooks &

    Brooks, 1993).

    Implikasi Pengertian

    Konstruktivis

    Pembelajaran

    berpusat pada

    siswa

    Pengetahuan yang dimiliki

    siswa merupakan hasil

    aktivitas yang dilakukan

    Guru berperan sebagai

    fasilitator yang membantu

    sisw memperoleh

    pengetahuan dan

    pengalaman

    Guru mengetahui

    pengetahuan yang

    akan dimiliki siswa

    Guru memberikan

    pelang pada siswa

    untuk mengkonstruksi

    pengetahuan baru

  • 7/22/2019 Soal Ujian Komprehensif UNY 2009-2010

    18/55

    18

    Konsep belajar konstruktivist Jean Peaget dan Vygotsky

    PIAGET VYGOTSKY Pada saat manusia belajar terjadi dua

    proses dalam dirinya yaitu proses

    organisasi informasi dan proses adaptasi Dalam proses adaptasi Piagetmengemukakan 4 konsep dasar yaitu:o Skemata; setiap orang selalu

    menyesuaikan diri denganlingkungannya

    o Asimilasi; proses kognitif danpenyerapan pengalaman baru ketikaseseorang memadukan stimulus atau

    persepsi ke dalam skemata atauperilaku yang sudah ada.

    o Akomodasi; stuatu struktur kognitifyang berlangsung sesuai denganpengalaman baru.

    o Keseimbangan;Keseimbanganantaraapayangdiketahuidanapa yangsaat inisedangdiproses, penguasaanmateribaru.

    Tahap-tahap perkembangan kognitifPiaget, tediri dari: Periode Sensorimotor,tahap pra operasional, tahap operasikonkret, tahap operasi formal

    Teori Piaget menekankan bahwa factorutama yang mendorong perkembangankognitif seseorang adalah motivasi ataudaya dari dalam diri sendiri untuk mau

    belajar dan berinteraksi denganlingkungan.

    Teori Piaget juga menekankan bahwaadanya tahap-tahap perkembangantertentu pada kemampuan berpikir ank-anak dikelas atau disekolahnya, sehingggaguru bisa memberikan perlakuan yangtepat bagi siswa.

    Teori perkembangan kognitif piaget jugamemberikan sumbangan bagi pahamkonstruktivime pembelajaran, khususnyateori konstruktivisme yang bersifatindividual yaitu konstruktivis kognitif.

    Belajar adalah suatu proses yangmelibatkan dua elemen penting yaitu

    keterlibatan alat indra dalam menyerapstimulus dan saraf otak dalam mengelolainfromasi yang diperoleh merupakan

    proses secara fisik-psikologis sebagaielemen dasar belajar.

    Vigotsky berpendapat bahwa interaksisocial, yaitu interaksi individu denganorang lain, merupakan factor terpentingyang mendorong atau memicu

    perkembangan kognitif seseorang ataudisebut sebagai konstruktivis sosial.

    Vygotsky berpendapat pula bahwa prosespembelajaran akan terjadi secara efisiendan efektif bila si anak belajar secarakooperatif dengan anak-anak lain dalamsuasana yang lebih mendukung, dalam

    bimbingan atau pendampingan seseorangyang lebih dewasa, misalnya guru

    Vygotsky menyatakan bahasa adalah alatyang dahsyat yang digunakan untukmeningkatkan perkembangan jiwa.

    Inti dari konstruktivisme Vygotsky adalahinteraksi antara aspek internal daneksternal yang penekanannya padalingkungan social maupun fisik.Penemuan dalam belajar lebih mudahdiperoleh dalam konteks social seseorang.

    ZPD (zone of proximal development).Bahwa siswa akan dapat mempelajari

    konsep-konsep dengan baik jika berada

    dalam ZPD. Siswa bekerja dalam ZPD

    jika siswa tidak dapat memecahkan

    masalah sendiri, tetapi dapat memecahkan

    masalah itu setelah mendapat bantuan

    orang dewasa atau temannya (peer);

    Bantuan atau support dimaksud agar si

    anak mampu untuk mengerjakan tugas-

    tugas atau soal-soal yang lebih tinggi

    tingkat kerumitannya dari pada tingkat

  • 7/22/2019 Soal Ujian Komprehensif UNY 2009-2010

    19/55

    19

    perkembangan kognitif si anak.

    Masa Magang Kognitif (cognitif apprenticeship). Suatu proses yang menjadikan siswasedikit demi sedikit memperoleh kecakapan intelektual melalui interaksi dengan orang

    yang lebih ahli, orang dewasa, atau teman yang lebih pandai; Pembelajaran Termediasi (mediated learning). Vygostky menekankan pada scaffolding.

    Siswa diberi masalah yang kompleks, sulit, dan realistik, dan kemudian diberi bantuan

    secukupnya dalam memecahkan masalah siswa.

    b.Jelaskan 8 tipe belajar menurut Gagne:Jenis-jenis (tipe-tipe belajar)Menurut Gagne, kegiatan belajar manusia dapat dibedakan atas 8 jenis, dari jenis

    belajar yang paling sederhana, yaitu belajar isyarat(signal learning) sampai jenis belajaryang paling kompleks, yaitu pemecahan masalah (problem solving). Kedelapan jenis

    belajar tersebut adalah: belajar isyarat (signal learning), belajar stimulus respons(stimulus response learning), rangkaian gerakan (chaining), rangkaianverbal (verbal association), belajar membedakan (discrimination learning),belajarkonsep (concept learning),belajar aturan (rule learning), dan pemecahanmasalah (problem solving).

    Jenis belajar 1: Belajar isyarat

    Belajar isyarat adalah kegiatan yang terjadi secara tidak disadari, sebagai akibat dariadanya suatu stimulus tertentu. Sebagai contoh, jika seseorang siswa mendapatkankomentar bernada positip dari guru matematika, secara tidak disadari siswa itu akancenderung menyukai pelajaran matematika. Sebaliknya, jika seseorang siswa mendapatsesuatu komentar yang bernada negatif dari seorang guru, secara tidak disadari siswa ituakan cenderung tidak menyukai pelajaran yang dipegang oleh guru tersebut.

    Jenis belajar 2 : Belajar stimulus-responsBelajar stimulus-respons adalah kegiatan belajar yang terjadi secara disadari, yang berupadilakukannya sesuatu kegiatan fisik sebagai suatu reaksi atas adanya suatu stimulustertentu.Kegiatan fisik yang dilakukan tersebut adalah kegiatan fisik yang di masa lalu

    memberikan pengalaman yang menyenangkan bagi orang yang bersangkutan. Sebagaicontoh, pada waktu para siswa diberi suatu tugas dari guru yang hasilnya harusdikumpulkan, seseorang siswa mungkin secara sadar berusaha untuk menuliskan hasil

    pelaksanaan tugas itu dengan rapi, sebab, menurut pengalaman yang ia miliki di masa lalu,suatu pekerjaan yang ditulis dengan rapi cenderung mendapatkan nilai yang lebih tinggidibandingkan dengan pekerjaan yang tidak ditulis dengan rapi, sekalipun isi kedua

    pekerjaan itu sama.

    Jenis belajar 3 : rangkaian gerakanRangkaian gerakan merupakan kegiatan yang terdiri atas dua gerakan fisik atau lebih yangdirangkai menjadi satu secara berurutan, dalam upaya untuk mencapai sesuatu tujuantertentu.Sebagai contoh, kegiatan melukis garis bagi pada suatu sudut merupakan suatukegiatan yang terdiri atas beberapa gerakan fisik yang dilakukan secara berurutan, sejak

  • 7/22/2019 Soal Ujian Komprehensif UNY 2009-2010

    20/55

    20

    dari pembuatan suatu busur lingkaran yang berpusat di titik tersebut sampai perbuatangaris bagi yang dimaksud.

    Jenis belajar 4 : Rangkaian verbalRangkaian verbal merupakan kegiatan merangkai kata-kata atau kalimat-kalimat secara

    bermakna, termasuk menghubungkan kata-kata atau kalimat-kalimat dengan objek-objektertentu. Misalnya, kegiatan mendeskripsikan sifat-sifat suatu bangun geometri(persegipanjang, belahketupat, dan lain-lain) kegiatan menyebutkan nama benda-bendatertentu dan sebagainya.

    Jenis belajar 5 : Belajar membedakanBelajar membedakan merupakan kegiatan mengamati perbedaan antara sesuatu objek yangsatu dengan sesuatu objek yang lain, misalnya membedakan lambang 2 dengan lambang5, membedakan lambang dengan lambang (pada pembicaraan tentanghimpunan), membedakan bilangan bulat dengan bilangan cacah, membedakan konstantadengan variabel, mencermati perbedaan antara prosedur mencari FPB (Faktor Persekutuan

    Terbesar) dengan prosedur mencari KPK (Kelipatan Persekutuan Terkecil), dansebagainya.

    Jenis belajar 6 : Belajar konsepBelajar konsep adalah kegiatan mengenali sifat yang sama yang terdapat pada berbagaiobjek atau peristiwa, dan kemudian memperlakukan objek-objek atau peristiwa-peristiwaitu sebagai suatu kelas, disebabkan oleh adanya sifat yang sama tersebut.Seseorang siswa dikatakan telah memahami suatu konsep apabila ia telah mampumengenali dan mengabstraksi sifat yang sama tersebut, yang merupakan ciri khas darikonsep yang dipelajari, dan telah mampu membuat generalisasi terhadap konsep itu.Artinya, siswa telah memahami bahwa keberadaan konsep itu tidak lagi terkait dengansuatu benda konkret tertentu atau peristiwa tertentu, tetapi bersifat umum (general).Sebagai contoh, siswa dikatakan telah memahami konsep lingkaran apabila siswa mampumengenali keberadaan konsep lingkaran itu pada setiap benda konkret yang memangmempunyai wujud lingkaran, seperti roda, mata uang logam, tutup kaleng susu, dansebagainya. Siswa juga mampu mengabstraksi konsep lingkaran dari berbagai bendakonkrit tersebut sebagai suatu bangun datar yang memuat titik-titik yang berjarak samadarisuatu titik tertentu. Keberadaan konsep lingkaran tidak terikat sesuatu benda konkrettertentu, tetapi bersifat umum.

    Jenis belajar 7 : Belajar aturan

    Aturan adalah suatu pernyataan yang memberikan petunjuk kepada individu bagaimanaharus bertindak dalam menghadapi situasi-situasi tertentu.Belajar aturan adalah kegiatanmemahami pernyataan-pernyataan dan sekaligus menggunakannya pada situasi-situasiyang sesuai. Beberapa contoh aturan dalam matematika:1)Untuk sebarang dua bilangan real a dan b berlaku :

    a x b = b x a2) Jika panjang jari-jari sebuah lingkaran adalah r, maka luas daerah lingkaran itu

    adalah p r23) Jika panjang kedua sisi siku-siku pada sebuah segitiga siku-siku adalah a dan b, dan

    panjang sisi miring adalah c, maka a2 + b2 = c2

    Jenis belajar 8 : Pemecahan masalah

  • 7/22/2019 Soal Ujian Komprehensif UNY 2009-2010

    21/55

    21

    Pemecahan masalah merupakan kegiatan belajar yang paling kompleks. Suatu soaldikatakan merupakan masalah bagi seseorang apabila orang itu memahami soal tersebut,dalam arti mengetahui apa yang diketahui dan apa yang diminta dalam soal itu, dan belummendapatkan suatu cara yang untuk memecahkan soal itu.Untuk dapat memecahkan suatu masalah, seseorang memerlukan pengetahuan-

    pengetahuan dan kemampuan-kemampuan yang ada kaitannya dengan masalah tersebut.Pengetahuan-pengetahuan dan kemampuan-kemampuan itu harus diramu dan diolahsecara kreatif, dalam rangka memecahkan masalah yang bersangkutan..terima kasih,semoga bermanfaat.

    c. Jelaskan teori belajar matematika dari Zoltan P. DienesZoltan P. Dienes adalah seorang matematikawan yang memusatkan perhatiannya

    pada cara-cara pengajaran terhadap anak-anak. Dasar teorinya bertumpu pada teori pieget,

    dan pengembangannya diorientasikan pada anak-anak, sedemikian rupa sehingga sistem

    yang dikembangkannya itu menarik bagi anak yang mempelajari matematika.

    Dienes berpendapat bahwa pada dasarnya matematika dapat dianggap sebagai

    studi tentang struktur, memisah-misahkan hubungan-hubungan diantara struktur-struktur

    dan mengkatagorikan hubungan-hubungan di antara struktur-struktur. Dienes

    mengemukakan bahwa tiap-tiap konsep atau prinsip dalam matematika yang disajikan

    dalam bentuk yang konkret akan dapat dipahami dengan baik. Ini mengandung arti bahwa

    benda-benda atau obyek-obyek dalam bentuk permainan akan sangat berperan bila

    dimanipulasi dengan baik dalam pengajaran matematika.Makin banyak bentuk-bentuk yang berlainan yang diberikan dalam konsep-

    konsep tertentu, akan makin jelas konsep yang dipahami anak, karena anak-anak akan

    memperoleh hal-hal yang bersifat logis dan matematis dalam konsep yang dipelajarinya

    itu.

    Dalam mencari kesamaan sifat anak-anak mulai diarahkan dalam kegiatan

    menemukan sifat-sifat kesamaan dalam permainan yang sedang diikuti. Untuk melatih

    anak-anak dalam mencari kesamaan sifat-sifat ini, guru perlu mengarahkan mereka dengan

    mentranslasikan kesamaan struktur dari bentuk permainan yang satu ke bentuk permainan

    lainnya. Translasi ini tentu tidak boleh mengubah sifat-sifat abstrak yang ada dalam

    permainan semula..

    Menurut Dienes konsep-konsep matematika akan berhasil jika dipelajari dalam

    tahap-tahap tertentu. Dienes membagi tahap-tahap belajar menjadi 6 tahap, yaitu:

    1. Permainan Bebas (Free Play)Dalam setiap tahap belajar, tahap yang paling awal dari pengembangan konsep

    bermula dari permainan bebas. Permainan bebas merupakan tahap belajar konsepyang aktifitasnya tidak berstruktur dan tidak diarahkan. Anak didik diberi kebebasan

  • 7/22/2019 Soal Ujian Komprehensif UNY 2009-2010

    22/55

    22

    untuk mengatur benda. Selama permainan pengetahuan anak muncul. Dalam tahap ini

    anak mulai membentuk struktur mental dan struktur sikap dalam mempersiapkan diri

    untuk memahami konsep yang sedang dipelajari. Misalnya dengan diberi

    permainan block logic, anak didik mulai mempelajari konsep-konsep abstrak tentangwarna, tebal tipisnya benda yang merupakan ciri/sifat dari benda yang dimanipulasi.

    2. Permainan yang Menggunakan Aturan (Games)Dalam permainan yang disertai aturan siswa sudah mulai meneliti pola-

    poladan keteraturan yang terdapat dalam konsep tertentu. Keteraturan ini mungkin

    terdapat dalam konsep tertentu tapi tidak terdapat dalam konsep yang lainnya. Anak

    yang telah memahami aturan-aturan tadi. Jelaslah, dengan melalui permainan siswa

    diajak untuk mulai mengenal dan memikirkan bagaimana struktur matematika itu.

    Makin banyak bentuk-bentuk berlainan yang diberikan dalam konsep tertentu, akansemakin jelas konsep yang dipahami siswa, karena akan memperoleh hal-hal yang

    bersifat logis dan matematis dalam konsep yang dipelajari itu. Menurut Dienes, untuk

    membuat konsep abstrak, anak didik memerlukan suatu kegiatan

    untukmengumpulkan bermacam-macam pengalaman, dan kegiatan untuk yang tidak

    relevan dengan pengalaman itu. Contoh dengan permainan block logic, anak diberi

    kegiatan untuk membentuk kelompok bangun yang tipis, atau yang berwarna merah,

    kemudian membentuk kelompok benda berbentuk segitiga, atau yang tebal,

    dan sebagainya. Dalam membentuk kelompok bangun yang tipis, atau yang merah,

    timbul pengalaman terhadap konsep tipis dan merah, serta timbul penolakan terhadap

    bangun yang tipis (tebal), atau tidak merah (biru, hijau, kuning).

    3. Permainan Kesamaan Sifat (Searching for communali ties)Dalam mencari kesamaan sifat siswa mulai diarahkan dalam kegiatan

    menemukan sifat-sifat kesamaan dalam permainan yang sedang diikuti. Untuk melatih

    dalam mencari kesamaan sifat-sifat ini, guru perlu mengarahkan mereka denganmenstranslasikan kesamaan struktur dari bentuk permainan lain. Translasi ini tentu

    tidak boleh mengubah sifat-sifat abstrak yang ada dalam permainan semula. Contoh

    kegiatan yang diberikan dengan permainan block logic, anak dihadapkan pada

    kelompok persegi dan persegi panjang yang tebal, anak diminta mengidentifikasi

    sifat-sifat yang sama dari benda-benda dalam kelompok tersebut (anggota kelompok).

    4. Permainan Representasi (Representation)Representasi adalah tahap pengambilan sifat dari beberapa situasi yang

    sejenis. Para siswa menentukan representasi dari konsep-konsep tertentu. Setelah

  • 7/22/2019 Soal Ujian Komprehensif UNY 2009-2010

    23/55

    23

    mereka berhasil menyimpulkan kesamaan sifat yang terdapat dalam situasi-situasi

    yang dihadapinya itu. Representasi yang diperoleh ini bersifat abstrak, Dengan

    demikian telah mengarah pada pengertian struktur matematika yang sifatnya abstrak

    yang terdapat dalam konsep yang sedang dipelajari. Contoh kegiatan anakuntuk menemukan banyaknya diagonal poligon (misal segi dua puluh tiga)

    dengan pendekatan induktif seperti berikut

    ini.Segitiga Segiempat Segilima Segienam Segiduapuluhtiga0 diagonal 2 diagonal 5

    diagonal .....diagonal . diagonal

    5. Permainan dengan Simbolisasi (Symbolization)Simbolisasi termasuk tahap belajar konsep yang membutuhkan kemampuan

    merumuskan representasi dari setiap konsep-konsep dengan menggunakan simbol

    matematika atau melalui perumusan verbal. Sebagai contoh, dari kegiatan mencaribanyaknya diagonal dengan pendekatan induktif tersebut, kegiatan berikutnya

    menentukan rumus banyaknya diagonal suatu poligon yang digeneralisasikan dari

    pola yang didapat anak.

    6. Permainan dengan Formalisasi (Formalization)Formalisasi merupakan tahap belajar konsep yang terakhir. Dalam tahap ini

    siswa-siswa dituntut untuk mengurutkan sifat-sifat konsep dan kemudian merumuskan

    sifat-sifat baru konsep tersebut, sebagai contoh siswa yang telah mengenal dasar-dasar

    dalam struktur matematika seperti aksioma, harus mampumerumuskan teorema dalam

    arti membuktikan teorema tersebut.Contohnya, anak didik telah mengenal dasar-dasar

    dalam struktur matematika seperti aksioma, harus mampu merumuskan suatu teorema

    berdasarkan aksioma, dalam arti membuktikan teorema tersebut.

    Pada tahap formalisasi anak tidak hanya mampu merumuskan teorema serta

    membuktikannya secara deduktif, tetapi mereka sudah mempunyai pengetahuan

    tentang sistem yang berlaku dari pemahaman konsep-konsep yang terlibat satu sama

    lainnya.Misalnya bilangan bulat dengan operasi penjumlahan peserta sifat-sifattertutup, komutatif, asosiatif, adanya elemen identitas, dan mempunyai elemen invers,

    membentuk sebuah sistem matematika.Dienes menyatakan bahwa proses pemahaman

    (abstracton) berlangsung selama belajar. Untuk pengajaran konsep matematika yang

    lebih sulit perlu dikembangkan materi matematika secara kongkret agar konsep

    matematika dapat dipahami dengan tepat.Dienes berpendapat bahwa materi harus

    dinyatakan dalam berbagai penyajian (mul tiple embodiment), sehingga anak-anak

    dapat bermain dengan bermacam-macam material yang dapat mengembangkan minat

  • 7/22/2019 Soal Ujian Komprehensif UNY 2009-2010

    24/55

    24

    anak didik. Berbagai penyajian materi (mul tiple embodinent) dapat mempermudah

    proses pengklasifikasian abstraksi konsep.

    Menurut Dienes, variasi sajian hendaknya tampak berbeda antara satu

    danlainya sesuai dengan prinsip variabilitas perseptual (perseptual variability),sehingga anak didik dapat melihat struktur dari berbagai pandangan yang berbeda-

    beda dan memperkaya imajinasinya terhadap setiap konsep matematika yang

    disajikan. Berbagai sajian (mul tiple embodiment) juga membuat adanya manipulasi

    secara penuh tentang variabel-variabel matematika. Variasi matematika dimaksud

    untuk membuat lebih jelas mengenai sejauh mana sebuah konsep dapat digeneralisasi

    terhadap konsep yang lain. Dengan demikian, semakin banyak bentuk-bentuk

    berlainan yang diberikan dalam konsep tertentu, semakin jelas bagi anak dalam

    memahami konsep tersebut.Berhubungan dengan tahap belajar, suatu anak didik dihadapkan pada

    permainan yang terkontrol dengan berbagai sajian.Kegiatan ini menggunakan

    kesempatan untuk membantu anak didik menemukan cara-cara dan juga untuk

    mendiskusikan temuan-temuannya. Langkah selanjutnya, menurut Dienes, adalah

    memotivasi anak didik untuk mengabstraksikan pelajaran tanda material kongkret

    dengan gambar yang sederhana, grafik, peta dan akhirnya memadukan simbolo -

    simbol dengan konsep tersebut.Langkah-langkah ini merupakan suatu cara untuk

    memberi kesempatan kepada anak didik ikut berpartisipasi dalam proses penemuan

    dan formalisasi melalui percobaan matematika. Proses pembelajaran ini juga lebih

    melibatkan anak didik pada kegiatan belajar secara aktif dari pada hanya

    sekedar menghapal. Pentingnya simbolisasi adalah untuk meningkatkan kegiatan

    matematika ke satu bidang baru.

    Dari sudut pandang tahap belajar, peranan guru adalah untuk mengatur belajar

    anak didik dalam memahami bentuk aturan-aturan susunan benda walaupun dalam

    skala kecil. Anak didik pada masa ini bermain dengan simbol dan aturan denganbentuk-bentuk kongkret dan mereka memanipulasi untuk mengatur serta

    mengelompokkan aturan-aturan Anak harus mampu mengubah fase manipulasi

    kongkret, agar pada suatu waktu simbol tetap terkait dengan pengalaman

    kongkretnya.

    TEORI BELAJAR BRUNER

    Menurut Bruner, dalam prosses belajar siswa menempuh tiga tahap, yaitu:

  • 7/22/2019 Soal Ujian Komprehensif UNY 2009-2010

    25/55

    25

    1. Tahap informasi (tahap penerimaan materi)Dalam tahap ini, seorang siswa yang sedang belajar memperoleh sejumlah keterangan

    mengenai materi yang sedang dipelajari.

    2. Tahap transformasi (tahap pengubahan materi)Dalam tahap ini, informasi yang telah diperoleh itu dianalisis, diubah atau

    ditransformasikan menjadi bentuk yang abstrakatau konseptual.

    3. Tahap evaluasiDalam tahap evaluasi, seorang siswa menilai sendiri sampai sejauh mana informasi yangtelah ditransformasikan tadi dapat dimanfaatkan untuk memahami gejala atau masalahyang dihadapi.

    J. S. Bruner dalam belajar matematika menekankan pendekatan dengan bentuk spiral.

    Pendekatan spiral dalam belajar mengajar matematika adalah menanamkan konsep dan

    dimulai dengan benda konkrit secara intuitif, kemudian pada tahap-tahap yang lebih tinggi

    (sesuai dengan kemampuan siswa) konsep ini diajarkan dalam bentuk yang abstrak dengan

    menggunakan notasi yang lebih umum dipakai dalam matematika. Penggunaan konsep

    Bruner dimulai dari cara intuitif keanalisis dari eksplorasi kepenguasaan. Misalnya, jika

    ingin menunjukkan angka 3 (tiga) supaya menunjukkan sebuah himpunan dengan tiga

    anggotanya. Contoh himpunan tiga buah mangga. Untuk menanamkan pengertian 3 diberikan

    3 contoh himpunan mangga. Tiga mangga sama dengan 3 mangga.

    Penerapan teori belajar Bruner dalam pembelajaran dapat dilakukan dengan:

    1. Sajikan contoh dan bukan contoh dari konsep-konsep yang anda ajarkan. Misal : untukcontoh mau mengajarkan bentuk bangun datar segiempat, sedangkan bukan contoh

    adalah berikan bangun datar segitiga, segi lima atau lingkaran.

    2. Bantu siswa belajar untuk melihat adanya hubungan antara konsep-konsep. Misalnyaberikan pertanyaan kepada siswa seperti berikut ini apakah nama bentuk ubin yang

    sering digunakan untuk menutupi lantai rumah? Berapa cm ukuran ubin-ubin yang dapat

    digunakan?

    3. Berikan satu pertanyaan dan biarkan biarkan siswa untuk mencari jawabannya sendiri.Misalnya Jelaskan ciri-ciri atau sifat-sifat dari bangun ubin tersebut?

    4. Ajak dan beri semangat siswa untuk memberikan pendapat berdasarkan intuisinya.Jangan dikomentari dahulu atas jawaban siswa, kemudian gunakan pertanyaan yang

    dapat memandu si belajar untuk berpikir dan mencari jawaban yang sebenarnya. (Anita

    W,1995 dalam Paulina panen, 2003 3.16).

    Merujuk pada teori belajar dari Jerume Bruner, belajar merupakan proses aktif yangmemungkinkan manusia untuk menemukan hal-hal baru di luar informasi yang diberikankepada dirinya. Jerume Bruner adalah seorang ahli psikologi dari Universitas Harvard,Amerika Serikat, dan telah mempelajari bagaimana manusia memperoleh pengetahuan,menyimpan pengetahuan, dan mentransformasikan pengetahuan.

  • 7/22/2019 Soal Ujian Komprehensif UNY 2009-2010

    26/55

    26

    Teorema Bruner tentang kegiatan belajar manusia tidak terkait dengan umur atau tahapperkembangan, Bruner membagi dua tahapan penting, yaitu:

    Tahap-tahap dalam proses belajar

    Menurut Bruner, jika seseorang mempelajari sesuatu pengetahuan (misalnya suatu konsepmatematika), pengetahuan itu perlu dipelajari dalam tahap-tahap tertentu agar pengetahuanitu dapat diinternalisasi dalam pikiran (struktur kognitif) orang tersebut. Proses internalisasiakan terjadi secara sungguh-sungguh (yang berarti proses belajar terjadi secara optimal) jika

    pengetahuan yang dipelajari itu dipelajari dalam tiga tahap yang macam dan urutannya adalahsebagai berikut:

    Tahap enaktif,yaitu suatu tahap pembelajaran suatu pengetahuan di mana pengetahuan itu dipelajari secaraaktif, dengan menggunakan benda-benda konkrit atau menggunakan situasi yang nyata.

    Tahap ikonik,tahap ini menekankan pada visual imagery, di mana pengetahuan itu dipresentasikan dalam

    bentuk-bentuk bangun visual, yang menggambarkan kegiatan konkret atau situasi konkrityang terdapat pada tahap enaktif.

    Tahapsimbolik,yaitu suatu tahap pembelajaran di mana pengetahuan itu dipresentasikan dalam bentuk-

    bentuk symbol-simbol abstrak (abstract symbols) yaitu symbol-simbol arbiter yang dipakaiberdasarkan kesepakatan, berdasarkan kesepakatan orang-orang dalam bidang yangbersangkutan.

    Menurut Bruner, proses belajar akan berlangsung secara optimal jika proses pembelajarandiawali dengan tahapenaktif, dan kemudian, jika tahap belajar yang pertama ini telah cukupsiswa beralih ke kegiatan belajar tahap kedua, yaitu tahap belajar modus representasi ikonik,dan selanjutnya. Kegiatan belajar itu diteruskan dengan kegiatan belajar tahap ketiga, yaitutahap belajar dengan menggunakan modus representasi simbolik.

    Discovery learningDiscovery Learning dari Jerome Bruner, merupakan model pengajaran yang dikembangkan

    berdasarkan pada pandangan kognitif tentang pembelajaran dan prinsip-prinsip konstruktivis.Di dalam discovery learningsiswa didorong untuk belajar sendiri secara mandiri.Siswa

    belajar melalui keterlibatan aktif dalam konsep-konsep dan prinsip-prinsip dalammemecahkan masalah, dan guru mendorong siswa untuk mendapatkan pengalaman denganmelakukan kegiatan yang memungkinkan siswa menemukan prinsip-prinsip untuk dirimereka sendiri.Pembelajaran ini membangkitkan keingintahuan siswa, memotivasi siswauntuk bekerja sampai menemukan jawabannya.Siswa belajar memecahkan masalah secaramandiri dengan ketrampilan berpikir sebab mereka harus menganalisis dan memanipulasiinformasi.

    Pembelajaran menurut BrunerPembelajaran menurut Bruner adalah siswa belajar melalui keterlibatan aktif dengan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dalam memecahkan masalah dan guru berfungsi sebagai motivator

    bagi siswa dalam mendapatkan pengalaman yang memungkinkan mereka menemukan danmemecahkan masalah.

    http://www.asetmandiri.com/?id=ovitahttp://www.asetmandiri.com/?id=ovitahttp://www.program5milyar.com/?id=budipriyantahttp://www.program5milyar.com/?id=budipriyantahttp://www.program5milyar.com/?id=budipriyantahttp://www.asetmandiri.com/?id=ovitahttp://www.asetmandiri.com/?id=ovitahttp://www.asetmandiri.com/?id=ovitahttp://www.asetmandiri.com/?id=budipriyantahttp://www.asetmandiri.com/?id=budipriyantahttp://www.asetmandiri.com/?id=budipriyantahttp://www.uangbca.com/?id=budipriyantahttp://www.uangbca.com/?id=budipriyantahttp://www.suksesbersama.com/?id=budipriyantahttp://www.suksesbersama.com/?id=budipriyantahttp://www.uangbca.com/?id=budipriyantahttp://www.asetmandiri.com/?id=budipriyantahttp://www.asetmandiri.com/?id=ovitahttp://www.program5milyar.com/?id=budipriyantahttp://www.asetmandiri.com/?id=ovita
  • 7/22/2019 Soal Ujian Komprehensif UNY 2009-2010

    27/55

    27

    d.Jelaskan teori belajar matematika dari Hans Freudenthal (RME)Realistic Mathematic Education, yang diterjemahkan sebagai pendidikan

    matenatika realistik adalah suatu pendekatan belajar matematika yang dikembangakansejak tahun 1971 oleh sekelompok ahli matematika dari Freudenthal Institute, UtrechUniversity di Negeri Belanda. Pendekatan ini didasarkan pada anggapan Hans Freudenthal

    bahwa matematika adalah kegiatan manusia. Pendekatan RME adalah salah satupendekatan belajar matematika yang dikembangkan untuk membuat siswa menyenangimatematika. Masalah-masalah nyata (kontekstual) dari kehidupan sehari-hari digunakansebagai titik awal pembelajaran matematika untuk menunjukkan bahwa matematikasebenarnya dekat dengan kehidupan sehari-hari. Dalam pendekatan RME digunakanistilah matematisasi yaitu proses mematikakan dunia nyata, karena pendekatan ini lebihmengutamakan proses dari pada hasil. Menurut Treffers matematisasi dibedakan menjadidua, yaitu matematisasi horizontal dan matematisasi vertikal. Matematisasi horizontal

    adalah proses penyelesaian soal-soal kontekstual dari dunia nyata. Dalam matematikahorizontal, siswa mencoba menyelesaikan soal-soal dari duni nyata dengancara mereka sendiri. Matematisasi horizontal berarti bergerak dari duni nyata kedalamdunia simbol dengan kata lain matematisasi horizontal meghasilkan konsep, prinsip, ataumodel matematika dari masalah kontekstual sehari-hari. Sedangkan matematisasi vertikaladalah proses formalisasi konsep matematika. Dalam matematisasi vertikal, siswamencoba menyusun prosedur umum yang dapat digunakan untuk menyelesaikan soal-soalsejenis secara langsung tanpa bantuan konteks. Dengan kata lain menghasilkan konsep,

    prinsip, atau model matematika dari matematika sendiri termasuk matematika vertikal.Menurut treffers pendekatan pembelajaran matematika diklasifikasikan menjadi empat,yaitu mekanistik, empiristik, strukturalis dan realistik. Mekanistik lebih menekankan pada

    empiristik lebih memfokuskan pada pematematikaan horizontal, strukturalis lebihmemfokuskan pada pematematikaan vertikal sedangkan realistik memberikan perhatianyang seimbang antara pematematikaan horizontal dengan pematematikaan vertikal dandisampaikan terpadu pada siswa.

    sekolah di Amerika Serikat (AS) sebagai bagian dari proyek kolaboratif,Matematikadalam Konteks (MIC), antara Freudenthal Institute (FI), Utrecht Universitydan University Wisconsin. Data menunjukkan bahwa kerjasama internasional initelahmenjadi perusahaan yang bermanfaat, dalam arti bahwa 'hikmat praktek' dari

    bertahun-tahun di Belanda telah digunakan sebagai titik awal bagi pengembangankurikulum diAmerika Serikat. (de Lange, 1994). Setelah siswa di beberapa distrik sekolahdari negarayang berbeda menggunakan bahan-bahan, penelitian pendahuluan

    menunjukkan bahwa prestasi siswa dalam ujian nasional meningkat pesat (de Lange,1998). Di Belanda, jugaada hasil positif dari penggunaan materi kurikulum RME. ThirdInternationalMathematics and Science Study (TIMSS) Hasil penelitian menunjukkan

    bahwa siswa diBelanda mencetak gol yang sangat dalam matematika (Mullis et al.2000).Terinspirasi oleh filosofi RME tersebut, satu kelompok yang kemudiandisebut TimPendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI), mengembangkan suatu

    pendekatanuntuk meningkatkan pembelajaran matematika di sekolah-sekolah Indonesia.Hal inidikenal sebagai PMRI, sebuah adaptasi dari RME dalam Bahasa Indonesia. Halinidikembangkan melalui kajian desain dalam kelas di Indonesia, kemudianmenjadigerakan untuk mereformasi pendidikan matematika di Indonesia. Gerakan tidakhanyamenerapkan cara baru pengajaran dan pembelajaran matematika, tetapi dikaitkandengan dorongan untuk mencapai transformasi sosial di Indonesia.Pendekatan untukmereformasi diadopsi oleh PMRI meliputi:- Bottom-up pelaksanaan;- Bahan dan kerangka

  • 7/22/2019 Soal Ujian Komprehensif UNY 2009-2010

    28/55

    28

    kerja berdasarkan kelas dan dikembangkan melalui penelitian;- Guru secara aktif terlibatdalam merancang penyelidikan dan mengembangkan bahan- bahan yang terkait;- Hari-demi-hari pelaksanaan strategi yang memungkinkan siswa untuk menjadi pemikir yanglebih aktif;- Konteks perkembangan dan materi yang secara langsung berkaitan denganlingkungansekolah dan kepentingan murid.Pada dasarnya, PMRI menggunakan strategi

    bottom-up, dengan pendekatan dan materiyang sebagian besar dikembangkan di dalamkelas daripada di belakang meja petugaskurikulum. Reformasi pendidikan matematika diIndonesia telah dimulai di kelas danguru telah mengubah pendekatan pengajaranmatematika sebagai hasil dari keterlibatanmereka dengan bahan-bahan baru, buku

    pelajaran, penyelidikan, eksperimen, in-service pendidikan dan pelatihan dalam kelas.Eksperimen kelas ini tidak hanya menyediakandasar untuk pengembangan dan

    penyempurnaan teori PMRI, tetapi juga memberitahumereka yang terlibat dalampengembangan pelatihan bagi para guru dan penulisan buku pelajaran siswa.Di Indonesia,tidak hanya menyediakan PMRI sebagai pendekatan baru untuk mengajar matematika,tetapi juga cara baru berpikir tentang tujuan dan praktek-praktek matematikasekolah. Perludiakui bahwa hal itu tidak mudah untuk menerapkan teori dan pendekatanPMRI dalam

    pengajaran dan pembelajaran matematika di sekolah-sekolah Indonesia. Halinidikarenakan pendekatan pengajaran PMRI adalah bertentangan dengankemapanan pembelajaran yang berpusat pada guru dan asumsi transfer pengetahuankepada siswa.Banyak komentator di sekolah-sekolah di Indonesia percaya bahwakebanyakan inovasidiperkenalkan ke sekolah-sekolah selama beberapa dekade tidakmemiliki dampak signifikan pada kualitas pendidikan. Oleh karena itu, diasumsikan oleh

    banyak pengamat, bahwa pendekatan PMRI tidak akan menangkap pikiran guru, dantidak akan sangatmempengaruhi praktik kelas mereka.Akan tetapi sekarang kenyataansudah cukup berbeda. Meskipun beberapa guru belummenguasai filosofi PMRI dan belummengadopsi pendekatan pengajaran yangdirekomendasikan, sebagian besar guru telahmengembangkan persepsi positif dariPMRI. Dan PMRI hadir sebagai metode alternatifyang mungkin akan diperlukan dalamreformasi matematika di sekolah. Guru-guru kinitelah tumbuh menerima filosofi PMRI bahwa guru harus membimbing siswa di dalammenemukan konsep-konsep matematika.Meskipun demikian, ada beberapa yangmenganggap pendekatan PMRI terlalu radikaldan karena itu tidak pernah diterima olehsebagian besar guru di Indonesia.Tim PMRI menyadari bahwa untuk menjadikan suksesdalam menerapkan PMRI, gurudan siswa memerlukan materi kurikulum yang konsistendengan cita-cita dan konteksIndonesia. Bahan-bahan yang harus diperlukan tersedia danmendukung siswa berpikir,dan dapat membantu guru membimbing siswa dalammenemukan kembali konsep-konsep matematika. Mereka harus banyak mendukung gurudalam mengatur kegiatan belajar di kelas di mana terdapat keragaman latar belakang

    murid. Jadi kegiatan dankonteks yang dipilih harus mudah dikenal oleh para siswa, bahasadan diagram harussederhana dan jelas, sehingga mereka memberikan dukungan maksimalbagi pengembangan konsep-konsep matematika (Hadi 2002). Salah satu pendekatanuntuk memenuhi persyaratan ini adalah bagi para pengembang kurikulum dan penulis

    buku teksdari universitas untuk bekerja dengan guru.Secara singkat dapat dikatakan bahwauntuk mengembangkan pendekatan RME dalam pembelajaran matematika di sekolah-sekolah Indonesia perlu dilakukan berbagai perubahan seperti kurikulum, sikap/mentalguru, sikap/tingkah laku siswa, sikap/mental pemegang otoritas, pandangan masyarakatterhadap belajar, khususnya dalam belajar matematika(M. Asikin, 2010).Agar berbagaidampak tersebut akan dapat dikenali secara lebih dini, sehingga penerapanRME diIndonesia dapat berhasil, maka menurut Slettenhaar (2000) dan Marpaung(2001) perlu

    beberapa upaya, antara lain (i) melaksanakan uji coba di beberapa sekolahsambilmelakukan penelitian pengembangan, (ii) menatar guru-guru tentang RME, dan(iii)

  • 7/22/2019 Soal Ujian Komprehensif UNY 2009-2010

    29/55

    29

    mengembangkan kurikulum matematika berbasis RMEUntuk mengembangkan danmengimplementasikan RME di Indonesia memerlukan kerjakeras semua pihak. Tidakhanya bertumpu pada para pengembang atau para peneliti di perguruan tinggi. Peran paraguru matematika justeru sangat strategis. Oleh karena itu para guru harus terlibat secaraaktif dalam proses pengimplementasian RME. Hal inidimaksudkan untuk menghindari

    terulangnya berbagai kebijakan di bidang pendidikanyang terkesan selalu topdowndanhanya karena alasan proyek yang didanai danharus dijalankan(M. Asikin : 2010).E.PenutupSecara umum hasil belajar matematika siswa dan penguasaan siswa terhadapkonsep-konsep matematika masih berada dalam tataran rendah. Untuk meningkatkan hasil

    belajar matematika siswa dan penguasaan siswa terhadap konsep dasar matematikagurudiharapkan mampu berkreasi dengan menerapkan model ataupun pendekatandalam pembelajaran matematika yang cocok. Model atau pendekatan ini haruslah sesuaidengan materi yang akan diajarkan serta dapat mengoptimalkan suasana belajar.Salah satu

    pendekatan yang membawa alam pikiran siswa ke dalam pembelajaran danmelibatkansiswa secara aktif adalah pendekatan Realistic Mathematic Education (RME).PendekatanRealistic Mathematic Education (RME) adalah suatu pendekatan yangmenempatkan

    realitas dan pengalaman siswa sebagai titik awal pembelajaran dimanasiswa diberikesempatan untuk mengkonstruksi sendiri pengetahuan matematikaformalnya melaluimasalah-masalah realitas yang ada. Dengan pendekatan ini siswa tidak hanya mudahmenguasai konsep dan materi pelajaran namun juga tidak cepat lupadengan apa yang telahdiperolehnya tersebut. Pendekatan ini pula tepat diterapkan dalammengajarkan konsep-konsep dasar dan diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar siswa. Singkat kata RMEyang di Indonesia disebut PMRI dapat dipandang sebagai suatuinovasi dalam

    pembelajaran matematika di samping pendekakan-pendekatan pembelajaran inovatif yanglainnya

    2.Buatlah instrumen hasil belajar matematika SMA dan SMPb. Ranah kognitif (bentuk uraian; dilengkai dengan kisi-kisi soal, penyelesaian dan rubrik

    penskoran) (Lihat file Kisi-Kisi)c. Ranah afektif (bentuk uraian dilengkapi dengan defenisi konseptual, operasional, dan

    kisi-kisinya).

    KISI-KISI INSTRUMENT SIKAP

    Tujuan : untuk mengetahui sikap siswa terhadap matematika danpembelajaran matematika.

    Definisi konseptual : sikap adalah respon seseorang terhadap suatu objek, situasi dan

    konsep yang terdapat pada orang lain maupun dirinya sendiri yangditunjukkan melalui tiga aspek yakni aspek afeksi, kognisi dankonasi. Komponen kognitif merupakan referensi apa yangdipercayai atau diyakini oleh individu pemilik sikap, kemampuanafektif merupakan proses yang menyengkut asfek emosional atau

    perasaan seseorang terhadap lingkungannya dan komponen konatifmerupakan asfek kecenderungan untuk bertindak.

    Definisi

    operasional

    : sikap terhadap matematika adalah respon seseorang terhadapmatematika, yang meliputi kognitif siswa terhadap matematik,afektif siswa terhadap matematika dan konatif siswa terhadapmatematika.

    Deskripsi : 1. Kognitif (mengenai apa yang dipercayai atau diyakini terhadapmatematika dan pembelajaran matematika)

  • 7/22/2019 Soal Ujian Komprehensif UNY 2009-2010

    30/55

    30

    2. Afektif (menyangkut perasaan senang atau tidak seseorangterhadap matematika dan pembelajaran matematika)

    3. Konatif (kecenderungan untuk bertindak sebagai responterhadap matematika dan pembelajaran matematika)

    Kisikisi instrumen sikap terhadap matematika

    No.

    Dimensi Sikap Indikator JumlahMatematika Pembelajaran/memp

    elajari matematikaGuru

    1 Kognitif/ keyakinanatau pemahamanterhadap

    -1,+3,-5,+27 +4,-7,+5,+12 +28, -29 10

    2. Afektif/perasaanterhadap

    -8,+9,-13 +15,+17,-18,+20,-21,+23,+24,-26

    +25,-30 30

    3. Konatif /kecenderunganterhadap

    +16,-19 +10,-14,-22 +2, -11 7

    INSTRUMEN SIKAP SISWA TERHADAP MATEMATIKA

    Petunjuk:1. Tulislah nama, no absen dan kelas pada bagian yang telah disediakan2. Berikut adalah pernyataan dimana anda diminta untuk memberikan jawaban yang palingsesuai dengan diri anda dengan memberi tanda contreng () pada kolom :

    SS : Sangat setujuS : SetujuRr : RaguraguTS : Tidak setujuSTS : Sangat tidak setuju3. Baca setiap pernyataan dengan teliti tanpa ada yang terlewatkan4. Setiap jawaban anda adalah benar, oleh karena itu jangan terpengaruh dengan jawabanteman anda5. Setelah selesai, formulir ini dikumpulkan kembali

  • 7/22/2019 Soal Ujian Komprehensif UNY 2009-2010

    31/55

    31

    4. Buat Proposal Penelitian Eksperimen1. Sebutkan aspek-aspek afektif pada pembelajaran matematika dan buatlah selengkap

    mungkin instrumen untuk penelitian aspek-aspek afketif tersebut

    Ada 4 (lima) tipe karakteristik afektif yang penting, yaitu sikap, minat, konsep diri, nilai,dan moral. (lihat fc mata kuliah asesmenkelompok 3, ahmad afandi dkk)

    1. Sikap2. Minat3. Konsep diri4. nilai

    2. Buat makalah untuk seminar nasional tentang penilaian portofolio dalampembelajaran matematika

    PENERAPAN TEKNIK ASESMEN BERBASIS KELAS DENGAN PORTOFOLIO

    DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA

    Latar BelakangBerbagai macam pembaharuan sudah dilakukan di bidang pendidikan. Salah satunya

    dapat dilihat dari perubahan kurikulum yang diterapkan di sekolah. Pemerintah mengeluarkankebijakan tentang Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tahun 2004 lalu disempurnakanmenjadi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006. Penerapan kurilulumtersebut tentu saja berpengaruh dalam aktivitas pembelajaran di kelas terutama dalamasesmen pembelajaran, termasuk dalam pembelajarasn matematika.

    Teknik penilaian paper and pencil test yang selama ini digunakan guru dirasa tidakcocok lagi dengan tuntutan KTSP. Asesmen dalam KTSP harus dapat mengungkapkemampuan siswa dari segala aspek, baik dari aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor.Teknik paper and pencil test yang selama ini digunakan guru hanya dapat mengungkapaspek kognitif siswa saja. Ditambah lagi, teknik paper and pencil test tidak memperhatikanfaktor-faktor yang dapat mempengaruhi nilai siswa saat tes dilaksanakan, seperti : keadaan

    psikologis siswa saat tes, faktor kesehatan siswa, waktu tes dilaksanakan, dan sebagainya.Faktor-faktor tersebut dapat mengakibatkan siswa tidak mengerjakan soal tes yang diberikandengan kemampuan yang sebenarnya.

    Khusus untuk bidang studi matematika perubahan bentuk asesmen juga dituntut olehadanya perubahan fungsi sekolah. Perubahan fungsi tersebut sudah digambarkan dalamtujuan pembelajaran matematika yang tercantum dalam kurikulum 2004, yaitu :

    1. Melatih cara berfikir dan bernalar dalam menarik kesimpulan.2. Mengembangkan aktivitas kreatif yang melibatkan imajinasi, instuisi, dan penemuan.

    3. Mengembangkan kemampuan pemecahan masalah.4. Mengembangkan kemampuan menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan gagasan.

    Teknik asesmen yang diperlukan oleh KTSP adalah teknik asesmen yang dapatmenggambarkan tujuan dari matematika itu sendiri yang sekaligus dapat mengungkap ranahkognitif, afektif, dan psikomotor.

    Adapun teknik penilaian yang dirasa cocok dengan tuntutan KTSP adalah teknikasesmen berbasis kelas. Penilaian berbasis kelas merupakan suatu kegiatan mengumpulkan

    informasi tentang proses dan hassil belajar siswa yang dilakukan oleh guru yangbersangkutan.

  • 7/22/2019 Soal Ujian Komprehensif UNY 2009-2010

    32/55

    32

    Dalam hal ini, penulis tertarik untuk mengkaji lebih jauh tentang salah satu strategiyang digunakan dalam teknik asesmen berbasis kelas, yaitu stategi asesmen portofolio.Portofolio adalah kumpulan pekerjaan siswa yang representatif menunjukkan perkembangansiswa dari waktu ke waktu.

    B. Rumusan MasalahPermasalahan dalam penulisan makalah ini dapat dirumuskan sebagai berikut :Apa itu teknik asesmen berbasis kelas dan bagaimana penerapan teknik asemen

    berbasis kelas dengan portofolio dalam pembelajaran matematika?

    C. Tujuan Penulisan Makalah1. Untuk mengetahui suatu teknik asesmen baru yang sesuai dengan tuntutan KTSP.2. Untuk menambah pengetahuan guru tentang cara menerapkan strategi portofolio dalam

    pembelajaran matematika.

    D. Manfaat Penulisan Makalah1. Sebagai masukan dan pertimbangan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaranyang sesuai dengan tuntutan KTSP.

    2. Tambahan pengetahuan bagi penulis yang nantinya akan terjun ke lapangan sebagaiseorang guru.

    BAB IIPEMBAHASAN

    A. Pengertian Teknik Asesmen Berbasis KelasAsesmen adalah istilah umum yang mencakup semua metode yang digunakan untuk

    menilai kinerja individusiswa atau kelompok siswa (Ibrahim, 2005: 1). Asesmen yang

    dilakukan secara komprehensif sepanjang proses pembelajaran (berkelanjutan) dikenaldengan asesmen berbasis kelas. Menurut Ibrahim (2005: 77)Di dalam kurikulum berbasis kompetensi (KBK) asesmen bukan hanya mencakup prosesmenilai, tetapi juga bermakna : (a) membantu anak belajar, (b) bersifat individual, (c) on

    going, (d) multi konteks, (e) anti bias, (f) menekankan pada keunggulan anak/siswa.

    Sedangkan menurut Angelo dalam Depdiknas (2004:6)Asesmen berbasis kelas merupakan penilaian yang dapat digunakan guru untukmengumpulkan feedback seawal dan sesering mungkin mengenai seberapa baik siswa

    belajar, mengenai apa yang sedang dipikirkan siswa dan mengenai apa tyang sedang

    dikerjakan siswa.Jadi, asesmen berbasis kelas adalah suatu kegiatan mengumpulkan informasi tentang

    proses dan hasil belajar siswa yang dilakukan oleh guru yang bersangkutan sehinggapenilaian tersebut dapat mengukur apa yang hendak diukur dari siswa. Dengan demikianperan asesmen berbasis kelas adalah memberikan masukan atau informasi secarakomprehensif tentang hasil belajar siswa dilihat ketika proses dan setelah kegiatan

    pembelajaran berlangsung dengan menggunakan berbagai strategi asesmen yang sesuaidengan kompetensi yang diharapkan dapat dicapai siswa. Dalam pelaksanaannya penilaiantersebut bersifat internal, artinya hanya dilakukan oleh guru yang membimbing, terus-menerus,dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kegiatan belajar mengajar.

    Menurut Depdiknas (2004:7), penilaian berbasis kelas harus memiliki ciri-ciri sebagaiberikut :

  • 7/22/2019 Soal Ujian Komprehensif UNY 2009-2010

    33/55

    33

    1. Mengacu ke kompetensi2. Komit pada partisipasi aktif siswa.

    3. Mengarah pada penilaian berkelanjutan.4. Bersifat kontekstual dan spesifik.

    5. Memberikan umpan balik.6. Mendasari praktek mengajar yang baik.

    Berdasarkan ciri-ciri tersebut maka penilaian berbasis kelas perlu dirancang untukmengukur apakah siswa telah menguasai setiap kompetensi yang telah ditetapkan dalamkurikulum. Informasi yang diperoleh digunakan untuk memperbaiki program pengajaran gurusehingga mutu belajar siswa lebih meningkat.

    Dalam pelaksanaan penilaian berbasis kelas guru perlu m,emperhatikan beberapaprinsip yang harus digunakan sebagaimana dijelaskan Depdiknas (2003:142), yaitu :1) Valid.2) Mendidik.

    3) Berorientasi pada kompetensi.4) Adil dan objektif.5) Tebuka.6) Berkesinambungan.7) Menyeluruh.8) Bermakna.

    Bedasarkan prinsip-prinsip di atas maka penilaisn harus memberikan informasi yangakurat tentang hasil belajar siswa yang dilakukan dengan berbagai cara.

    B. Tujuan dan Manfaat Penilaian Berbasis Kelas1. Tujuan Penilaian Berbasis Kelas

    Dengan menggunakan prinsip-prinsip yang telah dijelaskan di atas, penilaian berbasiskelas bisa diarahkan pada 4 tujuan sebagaimana dijelaskan dalam Depdiknas (2004: 5)sebagai berikut :

    a) Penelusuran, yaitu untuk menelusuri agar proses pembelajaran subjek belajar tetap sesuaidengan program.

    b) Pemeriksaan, yaitu untuk memeriksa kelemahan-kelemahan yang