STOMATITIS, GINGIVITIS, GLOSITIS, DISPEPSIA.doc

37
I. PENYAKIT SISTEM PENCERNAAN 1. Stomatitis, Gingivitis, Glositis a. Stomatitis Stomatitis adalah luka yang muncul pada jaringan lunak pada mulut. Luka tersebut kadang satu kadang beberapa bahkan ada yang berada diseluruh permukaan mukosa mulut. Stomatitis merupakan penyakit yang diakibatkan dengan adanya jamur pada mulut dan saluran kerongkongan (Corwin, 2000). Ada beberapa faktor-faktor risiko penyebab yang dapat mengakibatkan stomatitis diantaranya: 1. Keadaan gigi pasien, karena higiene gigi yang buruk sering dapat menjadi penyebab timbulnya sariawan yang berulang. 2. Luka tergigit, bisa terjadi karena bekas dari tergigit itu bisa menimbulkan ulser sehingga dapat mengakibatkan stomatitis. 3. Mengkonsumsi air dingin atau air panas. Kelainan pencernaan. 4. Faktor psikologis (stress). 5. Gangguan hormonal (seperti sebelum atau sesudah menstruasi. 6. Pada penderita yang sering merokok.

Transcript of STOMATITIS, GINGIVITIS, GLOSITIS, DISPEPSIA.doc

Page 1: STOMATITIS, GINGIVITIS, GLOSITIS, DISPEPSIA.doc

I. PENYAKIT SISTEM PENCERNAAN

1. Stomatitis, Gingivitis, Glositis

a. Stomatitis

Stomatitis adalah luka yang muncul pada jaringan lunak pada mulut. Luka

tersebut kadang satu kadang beberapa bahkan ada yang berada diseluruh permukaan

mukosa mulut. Stomatitis merupakan penyakit yang diakibatkan dengan adanya

jamur pada mulut dan saluran kerongkongan (Corwin, 2000).

Ada beberapa faktor-faktor risiko penyebab yang dapat mengakibatkan

stomatitis diantaranya:

1. Keadaan gigi pasien, karena higiene gigi yang buruk sering dapat menjadi

penyebab timbulnya sariawan yang berulang.

2. Luka tergigit, bisa terjadi karena bekas dari tergigit itu bisa menimbulkan ulser

sehingga dapat mengakibatkan stomatitis.

3. Mengkonsumsi air dingin atau air panas.

Kelainan pencernaan.

4. Faktor psikologis (stress).

5. Gangguan hormonal (seperti sebelum atau sesudah menstruasi.

6. Pada penderita yang sering merokok.

7. Pada penggunaan obat kumur yang mengandung bahan-bahan pengering

(misal,alkohol, lemon/ gliserin) harus dihindari.

8. Kekurangan vitamin C.

9. Kekurangan vitamin B dan zat besi.

Gejalanya berupa rasa panas atau terbakar yang terjadi satu atau dua hari yang

kemudian bisa menimbulkan luka (ulser) di rongga mulut. Bercak luka yang

ditimbulkan akibat dari sariawan ini agak kaku dan sangat peka terhadap gerakan

lidah atau mulut sehingga rasa sakit atau rasa panas yang dirasakan ini dapat

membuat kita susah makan, susah minum, ataupun susah berbicara. Penderita

penyakit ini biasanya juga banyak mengeluarkan air liur (Corwin, 2000)

Page 2: STOMATITIS, GINGIVITIS, GLOSITIS, DISPEPSIA.doc

b. Gingivitis

Gingivitis adalah peradangan pada gusi (gingiva), gingivis biasa terjadi akibat

penggosokan atau flosing (membersihkan gigi dengan menggunakan benang gigi)

yang tidak benar, sehingga meninggalkan plak sepanjang garis gusi. Dan jika plak

melekat pada gigi lebih dari 72 jam, maka akan mengeras dan membentuk karang

gigi. Gejala gingivitis berupa gusi kemerahan, membengkak, mudah di gerakan, gigi

sering berdarah saat makan atau sedang gosok gigi (Corwin, 2000).

c. Glossitis

Glossitis adalah suatu kondisi pada mulut yang ditandai dengan

pembengkakan pada lidah sehingga lidah tampak lebih licin, dimana secara umum

sering disebut dengan radang mulut. Glossitis disebabkan karena infeksi bakteri,

infeksi jamur, infeksi virus, kebersihan mulut, hereditas, dan karena sindrom mulut

kering (Corwin, 2000)

Gejala glossitis berupa lidah membengkak, lidah terlihat halus, lidah terasa

sakit, mengalami kesulitan berbicara, mengalami kesulitan mengunyah dan menelan,

adanya perubahan warna pada lidah,dan bahkan jika akut dapat menyumbat jalannya

nafas (Corwin, 2000)

d. Dispepsia

Merupakan kondisi yang nyeri atau sakit pada perut bagian atas atau dada,

yang sering dirasakan sebagai adanya gas, perasan penuh atau rasa sakit bahkan rasa

terbakar di perut. Gejalanya dapat berupa kondisi tidak nyaman pada perut atau dada

disetai dengan sendawa dan suara usus yang keras, nafsu makan menurun, mual,

sembelit, diare, perut kembung (flatulensi)

Beberapa faktor yang menyebabkan dyspepsia :

1. Iritasi lambung karena pengeluaran asam yang berlebih

Page 3: STOMATITIS, GINGIVITIS, GLOSITIS, DISPEPSIA.doc

2. Kanker lambung yang disebabkan akibat infeksi Helicobacter pylori

3. Peradangan kantung empedu karena pertahanan dinding lambung yang lemah

4. Kelainan gerakan usus

5. Kecemasan atau depresi stress psikologi

Pencegahan dispepsia dapat dilakukann dengan mengatur pola makan yang

normal dan teratur, pilih makanan yang seimbang dengan kebutuhan dan jadwal

makan yang teratur, sebaiknya tidak mengkomsumsi makanan yang berkadar asam

tinggi, cabai, alkohol, dan pantang rokok (Corwin, 2000)

II. OBAT HERBAL/TUMBUHAN YANG MENGATASI PENYAKIT

GANGGUAN SISTEM PENCERNAAN

a. Stomatitis, Gingivitis, Glossitis

Gambaran Klinis

Lendir merupakan sekresi saliva di dalam mulut yang memiliki fungsi trofik dan

perlindungan. Berkurangnya sekresi saliva (karena demam, keringat berlebih,

diabetes ringan, keracunan belladonna) dapat menyebabkan kesulitan dalam

berbicara dan menelan dan seringkali mengarah kepada infeksi seperti stomatitis,

gingivitis, dan glossitis.

Stomatic merupakan obat-obatan yang mengobati infeksi dan iritasi rongga mulut.

Fitoterapi Stomatic

Banyak terdapat obat-obatan herbal yang dapat berguna untuk mengobati

infeksi oral dan tukak lambung. Minyak atsiri telah menunjukkan efek

antimikrobanya secara in vitro dan memiliki efikasi terhadap bakteri di dalam mulut.

Obat-obatan yang mengandung tannin (khususnya asam tannin dan propil galat) telah

menunjukkan efek anti inflamasi dan antimikroba. Dekok dari tanaman dengan kadar

tannin yang tinggi yang dibuat suspensi dalam gom tragakan atau gom arab dapat

menyembuhkan sariawan.

Page 4: STOMATITIS, GINGIVITIS, GLOSITIS, DISPEPSIA.doc

Obat-obatan herbal yang dianggap memiliki fungsi demikian termasuk

tanaman yang mengandung tannin (akar rhatany, kulit kayu ek, akar tormentil dan

kulit kayu witch hazel). Tanaman lainnya memiliki efek anti inflamasi secara topikal,

di samping sifat astringen dan penawar rasa sakitnya (demulcent). Obat-obatan herbal

dengan kandungan mucilago yang tinggi (Althaea officinalis, Linum usitatissimum,

dll) khususnya memiliki aktivitas memberi efek nyaman pada bagian tubuh yang

sakit (soothing effect). Daftar tanaman stomatic terdapat pada tabel 1.1.

Tabel 1.1Tanaman stomatis utama yang diterima oleh Komisi E Jerman untuk

pengobatan inflamasi mulut dan faring

Nama umum Nama latin Bagian

tanaman yang

digunakan

Unsur utama

Agrimony Agrimonia

eupatoria

Tanaman

berbunga

Tannin

Anise Pimpinella anisum Buah Minyak atsiri, turunan

asam kafein, flavonoid

Arnica Arnica montana Bunga Lakton seskuiterpen

(helenalin),minyak atsiri,

flavonoid

Bilberry Vaccinium myrtillus Buah Fruit acid, tannin,

antosianin, flavonoid,

iridoid

Blackberry Rubus fruticosus Daun Fruit acid, flavonoid,

tannin

Nama umum Nama latin Bagian

tanaman yang

Unsur utama

Page 5: STOMATITIS, GINGIVITIS, GLOSITIS, DISPEPSIA.doc

digunakan

Cinquefoil Pontentilla erecta Rimpang Tannin, flavonoid,

triterpen

Clove Syzygium

aromaticum

Kuncup bunga Minyak atsiri, flavonoid,

tannin, triterpen, steroid

Coffee charcoal Coffea arabica Biji Alkaloid purin, turunan

hemiselulosa

Coltsfoot Tussilago farfara Daun, Mucilago, tannin,

flavonoid, steroid

Echinacea Echinacea

purpurea

Batang Polisakarida, flavonoid,

turunan asam kafein

English plantain Plantago lanceolata Batang Iridoid monoterpen,

turunan asam kafein,

tannin, mucilago,

flavonoid

German

chamomile

Matricaria recutita Bunga kepala Minyak atsiri, flavonoid,

kumarin, mucilago

Iceland moss Cetraria islandica Thallus Mucilago, lichen acid

Jambolan Syzygium cumini Kulit batang Tannin, steroid, triterpen,

flavonoid

Japanese mint Mentha arvensis

piperascens

Batang Menthol, menthone,

limonene, α- dan β- pinene

Knotweed Polygonum

aviculare

Batang Flavonoid, silicic acid,

tannin, lignan

Nama umum Nama latin Bagian

tanaman yang

digunakan

Unsur utama

Page 6: STOMATITIS, GINGIVITIS, GLOSITIS, DISPEPSIA.doc

Mallow (high

mallow)

Malva sylvestris Bunga, daun Flavonoid, mucilago

Marigold Calendula

officinalis

Bunga Triterpen saponin,

triterpen alkohol,

flavonoid, minyak atsiri

Marshmallow Althea officinalis Akar Mucilago, pectin

Myrrh Commiphora

myrrha

Resin dari kulit

batang

Minyak atsiri, triterpen,

mucilago

Oak Quercus robur Kulit batang Tannin

Peppermint Mentha piperita Minyak dari

batang

Menthol, menthone,

menthyl asetat,

neomenthol, isomenthone

Potentilla Potentilla anserine Batang Tannin, flavonoid,kumarin

Rhatany Krameria triandra Akar Tannin, neolignan

Rose Rosa centifolia Kelopak Tannin, minyak atsiri

Sage Salvia officinalis Batang Minyak atsiri, turunan

asam kafein, diterpen,

flavonoid

Sloe Prunus spinosa Buah Glikosida sianogenik, fruit

acid, tannin

Spruce Picea sp Minyak jarum Bornil asetat, limonene,

camphene, α-pinene

White nettle Lamium album Bunga Iridoid monoterpen,

triterpen saponin,

flavonoid

Marshmallow

Botani/unsur utama

Page 7: STOMATITIS, GINGIVITIS, GLOSITIS, DISPEPSIA.doc

Marshmallow merupakan akar kering Althaea officinalis L. (family

Malvaceae), tumbuhan tahunan (tingginya 1-2 m) dengan batang tegak berkayu,

tumbuh di Eropa Tengah dan telah dinaturalisasi di Amerika Serikat. Secara berkala

akar (simplisia) dipotong menjadi ukuran dadu kecil (diameter 5 mm) untuk

mempermudah pembentukkan mucilago bebas pati : pati yang terdapat di permukaan

potongan bentuk dadu kecil mudah dicuci dan simplisia yang telah dicuci

memberikan mucilago yang bersih. Simplisia mengandung mucilago (25-35%),

enzim aspargin, pati (30-35%) dan pectin (7-10%).

Mekanisme kerja

Althea tidak memiliki aktivitas anti inflamasi. Bagaimanapun juga,

kandungan mucilago menunjang aktivitas demulcent-nya. Obat-obatan yang

mengandung mucilago memiliki sifat melapisi dan melindungi mukosa dan dapat

digunakan dalam pengobatan inflamasi.

Efek Klinis

Sifat demulcent dari marshmallow secara tradisi digunakan dalam pengobatan

stomatitis, gingivitis, dan glossitis. Efikasinya telah dibuktikan saat menggunakan

obat kumur untuk inflamasi membrane mucus mulut dan tenggorokan. Namun,

Komisi E Jerman merekomendasikan penggunaannya hanya untuk pengobatan batuk.

Efek Samping/Kontraindikasi

Diharapkan tidak terdapat efek samping sehubungan dengan pemberian yang

tepat dari dosis yang ditetapkan. Namun, absorpsi dari obat yang telah terkontaminasi

dapat terhambat.

Preparasi Dosis

Page 8: STOMATITIS, GINGIVITIS, GLOSITIS, DISPEPSIA.doc

Sebagai demulcent, marshmallow digunakan dalam bentuk infusa (3%) untuk

membuat mouthwash dalam pengobatan stomatitis, gingivitis, glossitis. Dosis per

harinya adalah 6 g akar kering.

Propolis

Sumber

Propolis (pollen lebah) merupakan resin, berwarna gelap yang dikumpulkan

oleh lebah madu dari kuncup tanaman dicampur dengan lilin lebah (bee wax) dan

sekresi saliva. Di wilayah beriklim sedang, sumber utama dari propolis adalah

eksudat kuncup spesies Populus, di wilayah beriklim tropis eksudat daun Cistus sp.

(Tunisia), dan eksudat bunga Clusia sp. (Venezuela). Tanaman lain yang menjadi

sumber propolis adalah Ambrosia deltoidea (gurun Sonoran), Arancharia sp, dan

Baccharis sp. (Brazil), Xanthorrhoea sp. (Australia). Lebah melapisi bagian dalam

dinding sarangnya dengan propolis dalam bentuk lapisan tipis dan menggunakan

propolis untuk menutupi lubang dan retakan, untuk memperbaiki sarang, untuk

memperkuat sekat-sekat tipis pada sarang dan untuk membuat pintu masuk sarang

menjadi kedap cuaca agar lebih dapat melindungi.

Kandungan

Kandungan kimia propolis terdiri dari campuran yang kompleks dari sekitar

150 senyawa termasuk flavonoid, asam kumarin, lignin, terpenoid, senyawa-senyawa

aromatik, gula, hidrokarbon, mineral, dll. Permasalahan utama adalah

ketidakseragaman kandungan senyawa yang tidak biasa tergantung pada tempat

pengumpulan propolis : sampel dari daerah yang letak geografisnya berbeda dapat

memiliki kandungan kimia yang sama sekali berbeda. Inilah mengapa standardisasi

kandungan kimia propolis berdasarkan senyawa aktifnya belum dapat ditemukan.

Mekanisme Kerja

Page 9: STOMATITIS, GINGIVITIS, GLOSITIS, DISPEPSIA.doc

Propolis memiliki beberapa aktivitas biologis antara lain anti inflamasi,

antifungi, antiviral, antibakteri dan regenerasi jaringan. Caffeic acid methyl ester

(CAPE) dan flavonoid seperti galangin dianggap sebagai bahan aktif utama. CAPE

merupakan inhibitor cycloxygenase II (COX II, yang menghasilkan inflamasi

prostaglandin) yang cukup selektif dan memiliki potensi menghambat factor nuclear

kB (NF-kB, merupakan molekul intraselular yang berperan dalam proses inflamasi).

Seperti myrrh, propolis juga meningkatkan leukositosis secara lokal.

Efek Klinis

Propolis telah digunakan selama ribuan tahun dalam pengobatan tradisional

untuk berbagai kegunaan (laryngitis dan gangguan lambung, dermatitis, ulkus mulut

dan duodenum). Propolis digunakan dalam pengobatan infeksi mulut dan sariawan

karena dapat mempercepat penyembuhan ulkus dan memperbaiki ketidakseimbangan

di dalamnya. Untuk pengobatan mukosa secara topikal, propolis dapat dibuat

mouthwash dan obat kumur, dapat dicampur ataupun tidak dengan ekstrak cair

liquorice atau tanaman obat lain (Echinacea, calendula). Studi klinis telah

mengindikasikan efikasi cairan pencuci mulut yang mengandung propolis dalam

mengurangi pembentukan plak.

Efek Samping

Propolis kelihatannya relatif aman, namun memiliki kecenderungan kontra

indikasi dengan alergi pada sengat lebah. Propolis adalah sensitizer yang ampuh dan

juga diakui sebagai penyebab alergi kontak dermatitis eczematous pada petani lebah

(apiarists). Kasus alergi kontak dermatitis telah dilaporkan pada pasien yang

menggunakan propolis. Pelaporan kasus juga mengungkap adanya mukositis oral

dengan ulkus akut sebagai efek penggunaan lozenges yang mengandung propolis.

Persiapan/Dosis

Penggunaan obat secara internal dalam bentuk ekstrak cair dan tingtur. Juga

dapat digunakan secara eksternal. Dosis per hari adalah 3 g simplisia, dibagi

ke dalam tiga dosis.

Page 10: STOMATITIS, GINGIVITIS, GLOSITIS, DISPEPSIA.doc

Tanaman Stomatik Lain

Myrrh (gom myrrh) adalah oleo-gom resin yang diperoleh dari kulit kayu

Commiphora myrrha, (Famili Burseraceae), sebuah pohon pendek berduri yang

tumbuh di Kenya, Somalia, Ethiopia, Arab. Nama myrrh berasal dari bahasa Arab

murr dan berarti pahit; commiphora berasal dari bahasa Yunani yang berarti getah.

Myrrh mengandung minyak atsiri, resin (25-40%), gom (sekitar 60%), seskuiterpen

(furanoeudesma-1,3-diiena, curzarene, dan lain-lain). Jenis Commiphora lain

menghasilkan resin yang sama, dan “myrrh” lainnya digambarkan sebagai “myrrh

Afrika” dari C. abyssinica atau resin guggulu (myrrh India) dari C. mukul.

Myrrh direkomendasikan oleh Komisi E Jerman untuk pengobatan inflamasi

mulut dan faring. Myrrh sering digunakan dalam obat kumur sebagai astringen untuk

mengobati sariawan, infeksi mulut, gangguan tenggorokan dan kondisi lainnya

(tinktur 20%; 5-10 tetes dalam 300 air; 2-4 obat kumur/hari). Penggunaan secara

topikal menggunakan tinktur (ekstrak) myrrh yang mengandung alkohol tinggi dapat

menguntungkan. Hal ini karena persiapan yang cukup mengandung resin. Ketika

tinktur dioleskan di bagian mukosa, alkohol mengering dan resin mengeluarkan

senyawa aktif yang tidak hilang oleh air liur. Myrrh juga meningkatkan leukositosis

lokal (meningkatkan sel darah putih).

Myrrh dapat digunakan sendiri atau bersama dengan propolis, echinacea,

marigold dan liquorice. Semua obat ini bermanfaat ketika digunakan secara topikal

sama baiknya ketika digunakan secara oral. Di Jerman, badan kesehatan

memperbolehkan serbuk myrrh dan tinktur untuk pengobatan topikal dari inflamasi

ringan mukosa mulut dan faring. Myrrh, bagian dari bahan yang terdapat dalam

produk obat kumur, biasanya digunakan secara luas sebagai komponen pewangi

dalam sabun, pasta gigi, kosmetik dan parfum juga sebagai komponen rasa dalam

permen dan produk makanan lainnya. Myrrh bersifat tidak toksik.

Page 11: STOMATITIS, GINGIVITIS, GLOSITIS, DISPEPSIA.doc

Gel Aloe (aloe vera) adalah gel tidak berwarna yang diperoleh dari beberapa

jenis daun Aloe (vera, barbadensis, vulgaris dan lain-lain), tanaman berair dengan

akar berserat yang kuat dan banyak, daun yang besar (berdaging), memiliki duri di

bagian tepi. Jaringan parenkim bergetah dikeluarkan dari bagian daun dan digunakan

untuk bahan farmasetik dan tetap kering sampai digunakan. Gel Aloe peka terhadap

panas dan cahaya dan rusak dengan cepat ketika ditempatkan pada suhu tinggi. Gel

Aloe mengandung mucilago (30%); komponen lainnya seperti derivat antrakuinon,

polisakarida, glikoprotein (aloctin A dan B), lectin, enzim (siklooksigenase,

bradykininase), asam salisilat dan asam lemak (contoh: campesterol). Gel Aloe telah

digunakan untuk pengobatan sariawan dan aphthous stomatitis. Gel Aloe juga bekerja

sebagai pelindung barier; bagaimanapun penggunaan terapeutik gel aloe adalah

sebagai antiinflamasi, immunomodulator dan antibakteri. Gel aloe terdapat dalam

berbagai bentuk: sebagai gel murni, dalam bentuk asli atau tanpa warna; sebagai

cairan pekat untuk menghasilkan spray dan serbuk freeze-dried; sebagai gel tersusun

(yaitu produk yang disiapkan dari serbuk atau cairan pekat). Gel aloe secara umum

memiliki toleransi yang baik. Gel aloe berbeda dari getah aloe yang memiliki

aktivitas laksatif.

b. Dispepsia

Gambaran Klinik

Dyspepsia fungsional (contoh: gangguan pencernaan) merupakan sindrom

dengan ciri-ciri mual, tekanan epigastrik, bengkak, gas dalam perut dan nyeri

abdominal. Penyebab dyspepsia fungsional tidak diketahui. Defisiensi dalam sekresi

lambung, gangguan motilitas lambung, defisiensi produksi empedu seperti juga diet,

alkohol, tembakau, penyalahgunaan obat aspirin, faktor psikososial, infeksi

Helicobacter pylori, kegagalan relaksasi fundal dalam proses pencernaan makanan

merupakan semua penyebab yang mungkin, tetapi tidak satu pun ditemukan sebagai

definitif, penyakit dengan kasus yang unik. Karena kepastian dyspepsia hanya dari

Page 12: STOMATITIS, GINGIVITIS, GLOSITIS, DISPEPSIA.doc

gejala yang muncul seperti sakit atau rasa tidak nyaman, tujuan terapi modern pada

perusakan genesis dan transmisi impuls nosiseptif dalam saraf sensor visceral

sebelum mencapai sistem saraf pusat. Pada bagian ini, penggunaan cabai (Capsicum

anuum) relevan secara klinik.

Fitoterapi Dispepsia

Pengobatan herbal tradisional digunakan dalam pengobatan dyspepsia

termasuk bitter drugs (contoh: quassia, gentian, holy thistle, bitter-orange peel),

cholagogues/choleretics (contoh: artichoke, boldo, celandine, turmeric, dandelion,

wormwood) atau karminatif (contoh: caraway, adas dan biji adas). Herbal anti-

dyspepsia yang tidak termasuk kategori dari tiga yang telah disebutkan di atas

termasuk cabai dan emblic myrobalan.

Tabel 1.2 merupakan daftar obat herbal utama yang didukung oleh Komisi E

Jerman untuk pengobatan keluhan dyspepsia. Studi klinik secara acak telah

menunjukkan hasil awal positif untuk celandine (Chelidonium majus), kunyit

(Curcuma longa), emblic myrobalan (Emblica officinalis), dan pisang (Musa

paradisiacal sapientum). Bukti positif lebih jelas menunjukkan untuk kombinasi

antara peppermint dan caraway (Mentha piperita dan Carum carvi), untuk formula

herbal Iberogast® dan untuk cabai. Disana muncul beberapa efek samping yang

berhubungan dengan pengobatan ini, walaupun dalam banyak kasus, data keamanan

yang komprehensif tidak tersedia.

Cabai

Botani/Unsur Utama

Cabai (cabai merah, capsicum, cayenne) adalah buah kering dari Capsicum

annuum L. var longum (DC) Sendter dan jenis terkait lainnya (Famili Solanaceae).

Page 13: STOMATITIS, GINGIVITIS, GLOSITIS, DISPEPSIA.doc

Ini merupakan tanaman tahunan dari daerah tropis Amerika, sekarang ditanam di

seluruh negara tropis dan subtropis. Ini mengandung 0,1-0,5% alkaloid pedas

capsaicin (terdapat di dinding buah, khususnya di daerah yang memiliki biji),

bersama dengan sejumlah senyawa pedas yang terkait secara struktur lainnya.

Keturunan yang memiliki sedikit capsaicin, tetapi memiliki kandungan vitamin C

yang tinggi, digunakan sebagai sayuran dengan nama lada (sweet pepper)

Mekanisme Kerja

Capsaicin, yang terdapat di dalam cabai, bekerja pada saraf sensor lambung

dari sel saraf viseral nosiseptif. Efeknya adalah bifasik: capsaicin pertama berikatan

dengan reseptor capsaicin (disebut juga vanilloid) menyebabkan peningkatan

aktivitas, yang berhubungan dengan pelepasan algic/neuropeptida proinflamasi

seperti substansi P (sensitisasi); kemudian perpanjangan aktivasi menyebabkan

pengurangan aktivitas saraf sensor sehingga saraf menjadi tidak responsif pada

stimulus nosiseptif (desensitisasi). Desensitisasi menyebabkan melemahnya

sensitivitas terhadap rasa sakit.

Studi Klinik

Sebuah studi klinik terkontrol pada 30 pasien menunjukkan bahwa serbuk

cabai merah (2,5 g serbuk cabai merah selama 5 minggu) yang digunakan sebelum

makan secara signifikan lebih efektif daripada placebo dalam mengurangi intensitas

gejala pasien dengan dyspepsia fungsional (tidak dihubungkan dengan gastro-

esophageal reflux dan irritable bowel syndrome). Secara khusus, nyeri epigastric,

epigastric fullness dan mual menunjukkan perubahan yang lebih signifikan setelah

menggunakan cabai merah daripada setelah placebo. Penggunaan cabai secara topikal

didukung oleh Komisi E Jerman untuk kondisi nyeri seperti otot tegang dan rematik.

Efek Samping/Kontra Indikasi

Page 14: STOMATITIS, GINGIVITIS, GLOSITIS, DISPEPSIA.doc

Administrasi internal dari cabai mungkin memberikan efek peristaltik saluran

pencernaan seperti diare, nyeri usus dan empedu. Cabai mungkin juga menyebabkan

masalah respirasi (meningkatkan sensitivitas untuk batuk), reaksi alergi karena

senyawa antigen dan nyeri epigastric sementara, yang dapat berkurang setelah

beberapa hari pengobatan. Efek ini disebabkan karena desensitisasi saraf sensor

sementara oleh capsaicin.

Emblic myrobalan (amalik)

Emblic myrobalan (amalik) adalah perikarp dari buah kering Emblica officinalis

Gaertn. (Famili Euphorbiaceae), pohon berukuran sedang sampai besar yang

ditemukan secara liar dan di tempat penanaman; secara umum terdapat pada bukit di

hutan India. Unsur utama meliputi tanin (sampai 28%), asam phyllemblic, lemak,

asam galat emblicol dan vitamin C. Mekanisme aksi anti-dyspepsia dari emblic

myrobalan tidak diketahui. Dalam pengobatan tradisional Ayurveda, emblic

myrobalan digunakan untuk mengobati perdarahan, diare, disentri, dan dalam

kombinasinya dengan zat besi, digunakan sebagai pengobatan anemia, jaundice dan

dyspepsia. Satu pengujian klinik secara acak (n= 38 orang, 10 dengan tukak lambung

dan 28 dengan dyspepsia non-tukak) menunjukkan bahwa keduanya baik antasida

konvensional dan emblic myrobalan mengurangi angka gejala dyspepsia dan keluaran

asam dibandingkan dengan nilai baseline. Kejadian kurang baik dilaporkan oleh

empat pasien yang diobati dengan antasida (merasa lemah dan nyeri di bagian bawah

tubuh) dan tiga pasien yang diobati dengan emblic myrobalan (gerakan lepas dan

Persiapan/Dosis

Dosis klinik efektif dari cabai adalah 2,5 g serbuk/hari, dalam kapsul gelatin

(0,5 g serbuk per kapsul), digunakan sebelum makan (satu kapsul sebelum

sarapan, dua sebelum makan siang dan 2 sebelum makan malam).

Page 15: STOMATITIS, GINGIVITIS, GLOSITIS, DISPEPSIA.doc

muntah). Berdasarkan pengobatan Ayurveda, dosis harian dari emblic myrobalan

adalah 3-6 g simplisia.

Tabel 1.2

Obat herbal utama yang didukung oleh Komisi E Jerman untuk pengobatan

keluhan dyspepsia. Tanda bintang menunjukkan bahwa obat herbal juga

direkomendasikan untuk hilangnya selera

Nama

Umum

Nama

Latin

Bagian dari

tanaman

yang

digunakan

Konstituen Utama Dosis

harian

Angelica* Angelica

archangelica

Akar Furanokumarin,

flavonoid, minyak atsiri,

derivat asam kafeat

4,5 g

Anisi Pimpinella

anisum

Buah Minyak atsiri, minyak

lemak, flavonoid,

substansi proteat, derivat

asam kafeat

3 g

Bitter orange* Citrus aurantium Kulit buah Minyak atsiri, flavonoid 4-6 g

Nama

Umum

Nama

Latin

Bagian dari

tanaman

yang

digunakan

Konstituen Utama Dosis

harian

Blessed

thistle*

Cnicus

benedictus

Bagian di

atas tanah

Seskuiterpen lakton

(cnicin), lignin, minyak

4-6 g

Page 16: STOMATITIS, GINGIVITIS, GLOSITIS, DISPEPSIA.doc

atsiri, triterpen

Bog bean* Menyanthes

trifoliate

Bagian di

atas tanah

Monoterpen iridoid,

flavonoid, kumarin,

alkaloid

1,5-3 g

Boldo Peumus boldus Daun Alkaloid isokuinolin

(boldine), minyak atsiri,

flavonoid

4,5 g

Caraway Carum carvi Buah Minyak atsiri, minyak

lemak, polisakarida,

protein

1,5-6 g

Centaury* Centaurium

erythraea

Bagian di

atas tanah

Monoterpen, alkaloid

piridin, xanton

1-2 g

Chicory* Cichorium

intybus

Daun, akar Seskuiterpen, derivat

asam kafeat, kumarin

3-5 g

Chinese

cinnamon*

Cinnamomum

aromaticum

Bunga Minyak atsiri, diterpen,

tanin, proantosianidin

2-4 g

Cinnamon* Cinnamomum

verum

Minyak dari

kulit kayu

Minyak atsiri, diterpen,

proantosianidin,

mucilago

2-4 g

Nama

Umum

Nama

Latin

Bagian dari

tanaman

yang

digunakan

Konstituen Utama Dosis

harian

Condurango* Marsdenia Kulit kayu Pregnane- dan glikosida 2-4 g

Page 17: STOMATITIS, GINGIVITIS, GLOSITIS, DISPEPSIA.doc

condurango pregnane-5ene, derivat

asam kafeat

Coriander* Coriandrum

sativum

Buah Minyak atsiri, minyak

lemak, kumarin

3 g

Dandelion* Taraxacum

officinale

Daun, akar Seskuiterpen lakton,

triterpen, sterol,

flavonoid, mucilage

3-4 g

Devil’s claw* Harpagophytum

procumbens

Akar

sekunder

Iridoid, triterpen, fenol 4,5 g

Dill Anethum

graveolens

Buah Minyak atsiri, phtalid,

minyak lemak,

furanokumarin

3 g

Fennel Foeniculum

vulgare

Minyak dari

buah

Anetol, frenchone,

estragol

0,1-0,6 ml

minyak

Gentian* Gentiana lutea Akar Glikosida iridoid, gula,

alkaloid piridin

3 g

Jahe* Zingiber

officinale

Akar Minyak atsiri, alkana

aril, gingerol, shogaol,

gingerdiol

2-4 g

Haronga Haronga

madagascariensi

Daun, kulit

kayu

Derivat antracens,

minyak atsiri,

prosianidin

0,025-0,05 g

Nama

Umum

Nama

Latin

Bagian dari

tanaman

yang

digunakan

Konstituen Utama Dosis

harian

Horehound* Marrubium

vulgare

Bagian di

atas tanah

Marrubin, derivat asam

kafeat, flavonoid

4,5 g

Page 18: STOMATITIS, GINGIVITIS, GLOSITIS, DISPEPSIA.doc

Iceland moss* Cetraria

islandica

Thallus Mucilage, asam lichen 4-6 g

Lavender* Lavandula

angustifolia

Bunga Minyak atsiri, kumarin,

tanin, derivat asam

kafeat

20-80 mg

minyak

Lesser

galangal*

Alpinia

officinarum

Rizoma Minyak atsiri,

diarilheptanoid,

gingerol, flavonoid

2-4 g

Bawang* Allium cepa Umbi Alliin, flavonoid 20 g

Peppermint Mentha piperita Daun,

minyak dari

daun

Minyak atsiri (mentol,

menton), derivat asam

kafeat, flavonoid

3-6 g obat

Kuinin* Cinchona

pubescens

Kulit kayu Alkaloid kuinolin,

triterpen, tanin

6-12 tetes

minyak

Rosemary* Rosmarinus

officinalis

Daun Derivat asam kafeat,

diterpen, flavonoid,

triterpen

1-3 g

Sweet orange* Citrus sinensis Kulit buah Minyak atsiri, flavonoid 4-6 g

Kunyit* Curcuma

domestica

Rizoma Minyak atsiri,

curcuminoid

10-15 g3 g

Nama

Umum

Nama

Latin

Bagian dari

tanaman

yang

digunakan

Konstituen Utama Dosis

harian

Wormwood* Artemisia

absinthium

Bagian di

atas tanah

Minyak atsiri,

seskuiterpen

1,5-3 g

Page 19: STOMATITIS, GINGIVITIS, GLOSITIS, DISPEPSIA.doc

Yarrow* Achillea

millefolium

Bagian di

atas tanah

Minyak atsiri,

seskuiterpen lakton,

polyynes, flavonoid,

alkilamid

3-4,5 g

Bitter Drugs

Obat ini (biasa dikenal sebagai eupeptics dari kata eu = sehat dan

pepsis=pencernaan) meningkatkan sekresi getah lambung dan memfasilitasi

pencernaan. Obat tersebut berguna dalam kasus kehilangan nafsu makan, mual,

anoreksia, dispepsia dan sakit pada lambung yang disebabkan makanan terlalu lama

berada pada lambung dan tidak cukup dicerna dengan baik. Bitter drugs (dengan rasa

yang sangat pahit) dapat merangsang nafsu makan dan meningkatkan getah lambung.

Pada prakteknya reseptor rasa peka terhadap bitter drugs (Memfasilitasi sekresi

saliva). Kepekaan ini berlangsung selama 20-30 menit; karena itulah mengapa

konsumsi bitter eupeptics (terutama sangat pahit) harus diikuti dengan makan selama

20 menit. Bitter drugs juga menginduksi sekresi gastrin, hormon yang merangsang

sekresi asam hidroklorida. Akan tetapi, menurut beberapa ilmuwan, bitter drugs dapat

merangsang pencernaan hanya pada pasien dengan sekresi getah lambung yang tidak

cukup. Bitter drugs terkadang digunakan untuk mengatasi kehilangan nafsu makan

pada pasien lansia dengan sekresi getah lambung yang tidak cukup tetapi tidak untuk

anoreksia saraf. Bitter drugs dibuat dalam sediaan infus pekat (2-4%) atau dalam

bentuk tinktur agar dapat ditelan perlahan.

Bitter drugs diklasifikasikan atas obat murni (misalnya gentian, centaury,

quassia), aromatik (misalnya wormwood, bitter orange), mucilago (misalnya

Colombo, Iceland moss), pungent (misalnya ginger) dan alkaloid (misalnya quinine).

Bitter drugs yang pertama juga disebut sebagai aperients, mengandung lebih banyak

senyawa pahit. Bitter drugs dikombinasikan dengan minyak atsiri memiliki stimulus

langsung pada reseptor rasa dan penciuman dan sekresi getah lambung; Selain itu

Page 20: STOMATITIS, GINGIVITIS, GLOSITIS, DISPEPSIA.doc

juga memiliki aktivitas antibakteri pada flora usus, dan merangsang sekresi empedu.

Juga, ketika meningkatkan pengeluaran kelebihan gas di usus, bitter drugs murni

memiliki aktivitas sebagai karminatif. Obat pada kelompok ini dapat digunakan pada

makanan dengan jumlah yang kecil. Obat ini memiliki aktivitas yang kecil ketika

digunakan bersama teh karena minyak atsiri tidak larut dalam air (hanya 10-15% dari

sari yang larut dalam teh). Ekstrak cair dan tinktur yang disiapkan dengan 30-30%

alkohol lebih efektif. Alkaloid bitter drugs tidak digunakan sebagai eupeptics karena

menyebabkan efek samping yang tidak menyenangkan.

Gentian

Botani/Unsur utama

Gentian adalah akar kering dari Gentiana lutea L. (Suku Gentianaceae), herba

yang tinggi dan tetap hijau (1 m) dengan bentuk daun lebar, elips, decussate dan

bunga yang besar dan kuning (Gambar 21.2). Tumbuhan ini tumbuh di daerah

pegunungan pada Eropa Tengah dan Eropa Selatan. Akarnya dapat mencapai 1 m,

dipanen dari tunbuhan yang berumur 2-5 tahun. Gentian mengandung iridoid

glikosida (pahit) [amarogentin (0,05-0,3%) , amaroswerin (0,03-0,1%), amaropanin

(0,05-0,2%) dan gentiopicroside (2-3%)], gula dan alkaloid.

Mekanisme Kerja

Gentian merangsang ujung perasa pada lidah dan meningkatkan aliran saliva

dan sekresi pada perut. Rasa pahit dari obat khusus terdapat pada amarogentin dan

amaroswerin yang memiliki nilai kepahitan 58.000.000 dan amaropanin yang

memiliki nilai kepahitan 20.000.000. Gentiopicroside memiliki nilai kepahitan

12.000.

Efek Klinis

Page 21: STOMATITIS, GINGIVITIS, GLOSITIS, DISPEPSIA.doc

Fungsi gentian sebagai eupeptik dan stimulus nafsu makan terutama pada

lansia sudah lama diketahui. Obat ini juga digunakan pada kasus gas dalam perut dan

kembung. Komisi Jerman E mendukung gentian sebagai obat untuk mengatasi

masalah sukar mencerna dan kehilangan nafsu makan. Tinjauan ulang secara

sistematik yang dilakukan akhir-akhir ini mengidentifikasi suatu percobaan klinis

yang tidak disengaja. Penelitian ini menunjukkan bahwa gentian (hanya gentian atau

dikombinasikan dengan boldo, cascara, dan ruharb) diberikan kepada 359 pasien

(pada masa percobaan: 28 hari) dengan kerusakan kecil atau sedang pada fungsi

saluran pencernaan menyebabkan peningkatan yang signifikan pada kehilangan nafsu

makan dan sukar mencerna yang dibandingkan dengan placebo.

Efek Samping/ Kontra Indikasi

Gentian dapat menyebabkan sakit kepala pada beberapa individu; karena obat

merangsang sekresi getah lambung, hal ini kontraindikasi dengan tukak

gastroduodenal. Gentian kontraindikasi terhadap individu dengan tekanan darah

tinggi, walaupun alasan yang rasional tidak ada.

Bitter drug lainnya

Centaury mengandung bagian yang tumbuh di atas tanah (daun, batang dan bunga)

dari Centaurium erythraea Rafin (Suku Gentianaceae), tanaman asli Eropa (Daerah

mediterania) dan secara alami tumbuh di amerika utara. Centaury mengandung

Persiapan/Preparasi Dosis

Dosis haria adalah 3 g bahan tanaman yang dikeringkan, dibagi tiga menjadi

dosis 1 g. Gentian dapat dikonsumsi dalam bentuk dekok (1 g dalam 150 ml

air selama 15 menit) 30 menit sebelum waktu makan. Dapat diberi madu

agar tidak terasa pahit. Tingtur (1:5 dalam 45% alcohol), 1-4 ml sehari tiga

kali.

Page 22: STOMATITIS, GINGIVITIS, GLOSITIS, DISPEPSIA.doc

senyawa seperti gentian, amarogentin, gentiopicroside, dan zat pahit yang termasuk

centapicrin, swartiamarin , sweroside. Centapicrin memiliki rasa pahit 15 kali lebih

besar dari gentiopicroside. Centaury digunakan, seperti gentian, untuk mengobati

sukar mencerna, dan kehilangan nafsu makan. Obat (1-2 g) diekstraksi dengan air

dingin (150 mL) selama 6-10 jam. Maserat dipanaskan sebelum digunakan. Centaury

didukung oleh Komisi Jerman E untuk sukar mencerna dan kehilangan nafsu makan.

Quassaia (Bitterwood) adalah kayu dari Quassaia amara L. (Quassia Suriname)

atau Picrasma excelsa L. (Quassia Jamaika). Q. amara adalah adalah semak belukar

2-3 m yang berasal dari Venezuela, Brasil, dan Guyana. P. excelsa adalah pohon (12-

25 m) berasal dari Jamaika. Zat pahit yang terdapat pada quassia adalah quassinoids

seperti quassin (dengan nilai pahit 17.000.000) dan canthinones. Kegunaan obat ini

adalah merangsang nafsu makan dan meningkatkan pencernaan. Obat ini dijual dalam

bentuk potongan kecil. Quassia telah digunakan untuk mengobati sukar mencerna (2-

10 mL dalam 1:10 tinktur). Penyalahgunaan quassia menginduksi nausea dan iritasi

pada mukosa lambung.

Wormwood (absinth) mengandung bagian kering yang tumbuh di atas tanah dari

tumbuhan Artemisia absinthium L. (suku Asteraceae). Tumbuhan ini tetap hijau

dengan tinggi 160-120 cm yang tubuh di Asia, Eropa, dan Afrika Utara, ditutup

dengan rapat oleh rambut pada daun dan batang (Gambar 21.3). Tumbuhan ini

memiliki bau aromatik dan rasa yang sangat pahit. Rasa pahit disebabkan oleh

absinthin. Nilai kepahitan adalah 10.000. Selain absinthin, wormwood mengandung

minyak atsiri, yang biasanya berwarna biru karena mengandung chamazulene.

Minyak juga mengandung thujone dan berhubungan dengan alkohol thujol. Ini adalah

senyawa beracun yang berefek pada sistem saraf pusat dan menyebabkan pusing,

kebingungan, dan gila. Herba wormwood sudah digunakan di Eropa dengan

penyiapan absinth, sopi manis yang produksinya sekarang dilarang karena efek toksik

Page 23: STOMATITIS, GINGIVITIS, GLOSITIS, DISPEPSIA.doc

dari thujone dan thujol. Monografi wormwood oleh Komisi Jerman E menyatakan

bahwa tumbuhan yang dikeringkan harus memiliki kandungan minimum 0,3%

minyak atsiri dan rasa pahit yang relative sedikitnya 15.000. Indikasi adalah

mengatasi nafsu makan yang kurang, sukar mencerna, biliary dyskinesia. disarankan

dosis rata-rata dalam sehari 2-3 g crude drug.

Blessed thistle (Holy thistle) mengandung bagian kering yang tumbuh di atas tanah

dari tumbuhan Cnicus benedictus L. (suku Asteracea), tanaman tahunan, tanaman

seperti duri dengan duri yang tajam pada daun dan kepala bunga kuning. Tumbuh

spontan pada daerah mediterania. Zat pahit adalah Cnicin, dengan persentase 0,2%.

Nilai rasa pahit 1.500. Cnicin merangsang sekresi saliva dan getah lambung. Holy

thistle didukung oleh Komisi Jerman E untuk mengatasi sukar mencerna dan

kehilangan nafsu makan. Dosis harian adalah 4-6 g bahan yang telah dikeringkan.

Kulit Bitter-orange adalah kulit kering dari buah bitter orange (=Seville atau

Bigarade orange), Citrus aurantium L. (suku Rutaceae). Pohon ini merupakan suku

pohon jeruk dan lemon. Negara tempat tumbuh tanaman ini adalah India dan juga

negara-negara subtropis. Seperti kulit buah Citrus lainnya, kulit bitter-oranges segar

dibagi menjadi dua lapisan: lapisan luar, kuat, warna kuning, dan bagian dalam,

lapisan lembut dan sedikit berbau. Lapisan kuning memiliki rongga yang besar, yang

mengandung minyak atsiri, dengan kandungan limonene 90%. Aroma minyak atsiri

disebabkan oleh adanya geranial (2-4%). Bitter orange memiliki efek spasmolitik

yang ringan pada saluran pencernaan dan meningkatkan sekresi getah lambung. Kulit

Bitter Orange didukung oleh Komisi Jerman E untuk mengatasi sukar mencerna dan

kehilangan nafsu makan. Dosis harian adalah 4-6 g bahan yang telah dikeringkan.

DAFTAR PUSTAKA

Page 24: STOMATITIS, GINGIVITIS, GLOSITIS, DISPEPSIA.doc

Corwin, E.J., 2000, Handbook of Pathophysiology, 2nd ed., Lippincott, New York, 573.

Supriyatna, R.M. Febriyanti, Dewanto, I. Wijaya. 2012. Fitoterapi Sistem Organ.

Unpad Press