Stres KURANG TIDUR

16
EDISI Agustus 2019 08/2019 INJEKSIONLINE.COM @PCYCOFKUNUD injeksi online .com Stres KURANG TIDUR PIMNAS XXXII Universitas Udayana MENUJU PIMNAS XXXII STRES Pengaruh stres terhadap kualitas tidur

Transcript of Stres KURANG TIDUR

Page 1: Stres KURANG TIDUR

EDISI Agustus 201908/2019

INJEKSIONLINE.COM@PCYCOFKUNUD

injeksionline

.com

Stres KURANG TIDUR

PIMNAS XXXIIUniversitas Udayana MENUJU PIMNAS

XXXII

STRESPengaruh stres terhadap kualitas tidur

Page 2: Stres KURANG TIDUR

2 www.injeksionline.com

pimnasXXXII

pengaruh stresterhadap kualitastidur

Kepala DivisiWaka DivisiStaff

Kepala DivisiWaka DivisiStaff

Kepala DivisiWaka DivisiStaff Ahli

Staff

: Dewa Ayu Vera Julyari: Y. Thariq Albab Basusena: Daniel Gunawan Christian Axel Cassidy Ni Kadek Chandra Ayu S M Jovanka Rayhan Susilo Ni Putu Radeyashinta T Y Johan Axel Pariury Yona Rezia Athalia

Dini Rahma Sari

: I Wayan Reinaisen Kertiyasa B: I Gusti Ayu Amanda Sinta Adhi P: I Kadek Meidi Antika Elianora Viliana Hi Freitas I Putu Divanaya Suryanov Kirana Miletta Soemarjono Muhammad Adrian Putra R Amaze Grace Davidz Morato Jonathan Hubert Prasetya Elianora Viliana Hi Freitas

: Ni Luh Yukti Trisnalanjani: Ni Luh Putu Benita Lisda Vidya E: I Nyoman Hery Sumertayasa Grace Abigail Sutanto: I Komang Suyasa Bayu Mahendra Chalsea Devita

Maura Marda Mayangsari

Pembina

Staff Senior

Pemimpin UmumWakil IWakil IISekretaris ISekretaris IIBendahara

Pemimpin RedaksiEditor

Redaktur

Staff

Kepala DivisiWaka DivisiStaff

Kepala DivisiWaka DivisiStaf AhliStaff

: Dr. dr. I Made Krisna Dinata, M.Erg: Ni Nyoman Yuliantini Ratna Dewi Santosa Indry Apryanti Manullang

: Putu Ayu Divya Nirmala: Pande Putu Yoga Kamayana: Ni Made Ayu Krisna Dwilestari: Made Ratna Sandra Dewi: Putu Ayu Cynthia Kemala S: Dellania Grandifolia Mustafa

: Ni Kadek Meri Wahyuni: Made Sinar Adhy Wijayanti Tiffani Paramitha: Diva Angelia Ni Putu Krisadelia Angeline Aprilia Irawan: Ulfiana Elisabeth Yunilan Kezia Handari Pertiwi Putu Wahyuni Wulandari K Mary Amalia Wauran Olga Penaten Demon Velisia Putri Putu Laksita Velika Laras Stella Yola Sutanto Aurelius Sebastian Chandra Anak Agung Istri Indira Kesari Christina Zita Manuela Serrano Ananda Pertiwi Pratidina Irmawati Alidasil Gracia Yemima Natasya

: Dewa Ayu Aristya Prabadewi: Dewa Ayu Agung Mas Berliana R: Ida Maya Teresa Wrycza

Ni Wayan Kane Elisha PradnyaniGabrielleNi Komang Adinda Cahyani V PRovie Hikari ParastanSiti Hirmayeyen MujahidahIda Ayu Putu Indah RianaPutu Kartika Widyasari

: Louisa Gisela Maura Gutama: Nurhayati: A A Sagung Dhriti Anggita S A: Ayu Kusuma Wilasita

Ummi AimanThania Dwitia PutriNi Made Saraswati Cahaya SantiNi Putu Novia DaranaAdeleida Sarah VanesaXena Laveda

Salam Redaksi, Puji syukur kami panjatkan ke hadapan

Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmat-Nya Lembaga Pers Mahasiswa Press and Cyber Community (LPM Pcyco) FK Unud dapat mempersembahkan majalah edisi Agustus 2019, dengan tema Stres Kurang Tidur. Adapun tema ini diangkat karena masalah kurang tidur sendiri saat ini semakin bertambah jumlahnya begitu pula dengan dampak-dampak kurang tidur yang semakin bervariasi. Kami menyajikan berbagai

informasi dan tips menarik seputar pengaruh stres terhadap kualitas tidur dari berbagai sudut pandang yang diharapkan dapat menambah wawasan pembaca sekalian. Akhir kata, kami redaksi Injeksi tidak terlepas dari kekurangan-kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan masukan dan dukungan dari para pembaca, semoga kedepannya Injeksi dapat berkembang dan berproses lebih baik dari sebelumnya.

pimred.

3

6

8

9

10

1114

15

KATA mereka: PENGARUH Stres TERHADAP KUALITAS TIDUR?Laporan utama: BAHAYA Stres TERHADAP KUALITAS TIDURLaporan khusus: KURANG TIDUR, BAHAYA?LAPORAN KHUSUS : Mengonsumsi Alkohol dan Teh Untuk Membuat Tidur Lebih Nyenyak,MITOS ATAU FAKTA?VIRTUAL REALITY UNTUK MASA DEPAN FK UNUDtips MENGATASI Stres PADA MAHASISWAUNIVERSITAS UDAYANA MENJADI TUAN RUMAH IMO 2019BISS 2019 PROGRAM MUSIM PANAS FK UNUD

FROM US

GIVE FEEDBACK TO US!Kami menerima kritik apapun mengenai hal

yang terkait dengan majalah Injeksi baik dari segi isi, sampul, dan lainnya. Kami juga mengharapkan saran kamu untuk majalah Injeksi selanjutnya, baik berupa tema, konten baru, isi, dan lainnya.

Kirim kritik dan saran kamu ke OA Line LPM PCYCO @rpn8598f atau email [email protected] dengan format:

Ayo, jangan takut mengirimkan kritik dan saran kalian. Segala bentuk kritik dan saran akan sangat kami hargai, untuk majalah Injeksi yang lebih baik.

nama<spasi>NIM/NIP<Spasi>Pesan

editorial

Divisi Fotografi

Divisi Desain dan Percetakan

Divisi IT

© 2007 – 2018 Lembaga Pers Mahasiswa Press and Cyber CommunityFakultas Kedokteran Universitas UdayanaHak cipta dilindungi undang-undang.

PeriklananLPM PCYCO FK Unud membuka peluang bagi pembaca yang ingin memasarkan barang / jasa di majalah Injeksi maupun di www.injeksionline.com. Untuk informasi lebih lanjut, hubungi staff pemasaran LPM PCYCO FK Unud.

SekretariatJl. PB Sudirman, Denpasar, BaliPhone: 08563814645Email: [email protected]: www.injeksionline.comInstagram: pcycofkunud

index

12

4

Divisi Redaksi/Injeksi

Divisi Injeksi Online (IO)

Divisi Pemasaran dan Pendanaan

Page 3: Stres KURANG TIDUR

Kata Mereka

(L. Ade Sintia Devi , Fisioterapi 2017)

Devi mengungkapkan bahwa stres merupakan hal yang sering ia alami, perasaan yang dirasakan saat ia sedang mengalami stres pun beragam seperti putus asa, depresi, dan sedih. Berdasarkan pengalaman stres yang dialami, narasumber mengatakan bahwa secara pribadi ia merasakan dampak dari stres itu sendiri. Beberapa diantaranya adalah kesulitan untuk tidur karena ia merasa otaknya tidak bisa berhenti untuk berpikir, terus menerus menangis tanpa sebab yang jelas, dan mood nya berubah-ubah. Dampak secara fisiologis yang ia rasakan adalah nafsu makannya berkurang, badan lemas, malas berbicara, serta kantung matanya juga menjadi tebal karena mengalami kesulitan untuk tidur. Sesuai dengan dampak yang telah diungkapkan oleh narasumber di atas, stres yang ia alami turut memengaruhi kualitas tidurnya karena ia merasa kesulitan tidur sehingga keesokan harinya narasumber merasa lemas dan mengantuk.

(Ni Putu Devi Martina Fridayanthi ,Kesehatan Masyarakat 2017)

Narasumber yang merupakan mahasiswa Kesehatan Masyarakat angkatan 2017 ini mengatakan bahwa stres adalah hal yang pernah ia alami dan lumrah terjadi terlebih lagi pada kalangan mahasiswa. Saat ia sedang mengalami stres, ada berbagai respon yang dapat muncul dan dialami sendiri oleh narasumber seperti respon fisiologis yang biasa ia rasakan yakni pusing, diikuti perasaannya yang lebih negatif dan juga mood atau perasaan hati yang buruk. Devi mengaku merasakan sendiri berbagai dampak yang disebabkan oleh stres yang ia alami. Salah satunya adalah berdampak terhadap kualitas tidurnya. Dampak dari stres terhadap kualitas tidur dari narasumber berupa insomnia yang menyebabkan narasumber merasa kelelahan saat bangun tidur.

(Ni Luh Sekar Kusuma Wardhani, Psikologi 2017)

Narasumber yang berasal dari prodi Psikologi sekaligus merupakan wakil ketua HM Psikologi saat ini mengatakan bahwa ia juga pernah mengalami stres. Ia memandang bahwa stres adalah salah satu bagian penting dalam kehidupan individu sebagai sebuah tantangan baru yang harus dicari jalan keluarnya. Saat stres sedang melanda, ia menyadari bahwa dirinya akan menjadi murung dan tidak ingin melakukan kegiatan apapun. Ia juga merasa tidak ingin berinteraksi dengan siapapun dan hanya ingin menyendiri. Untuk dampak dari stres itu sendiri, Sekar mengungkapkan bahwa stres yang ia alami seringkali memengaruhi kondisi fisiknya dimana ia akan jatuh sakit, pusing, bahkan hingga demam. Untuk dampak stres terhadap kualitas tidurnya, ia biasanya akan tidur dengan waktu yang tetap namun ia akan terbangun sekitar 3 hingga 4 kali dan keesokan harinya ketika ia bangun, efek yang ia rasakan adalah tidak bersemangat karena kurang tidur.

(Ni Luh Astariani, Pendidikan Dokter Gigi 2017)

Mahasiswi prodi Kedokteran Gigi yang biasa dipanggil Asta ini mengaku bahwa stres adalah hal yang tidak sering ia alami, dan hanya terjadi kadang-kadang saja. Seperti efek stres pada umumnya, respon yang muncul pada narasumber saat sedang mengalami stres diantaranya sakit kepala, diikuti dengan badan yang berkeringat lebih dari biasanya, dan kemudian munculnya perasaan gelisah. Selain itu, dampak dari stres yang juga ia alami adalah kualitas tidurnya yang menurun dan terganggu, karena saat ia sedang stres ia menjadi kesulitan untuk tidur. Narasumber merasa bahwa segala dampak yang ia rasakan saat mengalami stres merupakan hal yang negatif atau berpengaruh buruk bagi dirinya dalam segala aspek. Hal tersebut karena stres bukan hanya menurunkan kualitas dari tidurnya, namun juga menghambat narasumber dalam melakukan aktivitas yang harus ia lakukan.

(Kurnia Dwi Latifa, Pendidikan Dokter 2017)

Nia mengatakan bahwa ia pernah mengalami stres dan salah satu stres terberat yang ia alami baru saja terjadi beberapa waktu lalu. Ketika mengalami stres, respon yang muncul adalah gejala-gejala psikosomatis bahkan hingga kesulitan bernapas, tangannya kesemutan, dan detak jantungnya meningkat.Titik puncak dari stres yang ia alami adalah perasaan down dan ia pun menangis. Dampak lain dari stres yang ia alami adalah kualitas hidupnya yang menurun karena kesulitan untuk memfokuskan diri pada kegiatan lecture di dalam kelas maupun kegiatan organisasi yang ia jalani. Dampak paling besar yang dirasakan dan pada akhirnya turut mendukung penurunan kualitas hidup narasumber adalah kualitas tidurnya. Ia merasa sering kesulitan untuk tidur hingga pukul 2 pagi. Pikirannya selalu dipenuhi dengan permasalahan yang menjadi pemicu stresnya dan ia merasa tidak mampu untuk mengatasi masalah-masalah tersebut. Sehingga, pada saat bangun di pagi hari, narasumber merasa kelelahan bahkan sering terlambat untuk berangkat ke kampus dan kembali menjadi tidak fokus di dalam kelas.

(Ayu Indah Gita C., Keperawatan 2017)

Narasumber yang biasa dipanggil Yuin ini mengatakan bahwa ia pernah mengalami stres namun tidak terlalu sering, dan ia merasa bahwa level stres yang dialami pun tergolong rendah. Pemicu stres yang sering dialami adalah karena pekerjaan, tugas, dan tanggung jawabnya yang terlalu banyak dan belum ia kerjakan. Hal ini menyebabkan narasumber memiliki begitu banyak pemikiran di kepalanya mengenai tugas-tugas tersebut. Ia juga sering merasa kebingungan pekerjaan mana yang harus ia selesaikan terlebih dahulu. Saat stres melanda, perasaan yang mendominasi adalah perasaan bingung, baik mengenai apa yang harus diselesaikan terlebih dahulu maupun apa yang ia pikirkan. Dampak yang dirasakan tidak hanya kepada dirinya namun juga berdampak kepada orang lain di sekitarnya karena ia menjadi sangat sensitif dan emosinya mudah tersulut. Dampak lain yang dirasakan adalah kesulitan tidur, dan walaupun berhasil tidur, ia akan merasa tidak nyaman dalam tidurnya sehingga sering terbangun.

3edisi 08/2019

Red

aksi

: Gra

cia

// Fo

togr

afi :

Rad

eya

// G

rafis

: D

iva

index

Page 4: Stres KURANG TIDUR

Stres, terutama yang bersumber dari faktor eksternal seperti trauma maupun masalah-masalah kehidupan

memengaruhi kelenjar hipotalamus, pituitari, adrenal atau disebut juga HPA axis. HPA axis yang mengalami penekanan secara terus menerus akan meningkatkan kadar kortisol sehingga menyebabkan otak terjaga dan aktivitas terganggu. Otak yang aktif atau terjaga ini menyebabkan seseorang terus berpikir sehingga menyebabkan orang tersebut tidak dapat tidur atau disebut dengan insomnia. Hal tersebut merupakan salah satu dari sudut pandang hubungan stres dengan gangguan tidur.

Penyebab lain dari gangguan tidur selain yang telah disebutkan di atas ialah hormon melatonin. Melatonin di otak pada siang hari diproduksi karena paparan sinar matahari yang kemudian disimpan. Pada saat hari sudah gelap maka hormon tersebut dilepaskan sehingga manusia akan mengantuk dan tidur pada malam hari. Hormon melatonin dapat terganggu produksinya baik disebabkan oleh manipulasi, situasi lingkungan seperti shift kerja malam yang menyebabkan waktu tidur berubah, maupun perubahan zona waktu yang cepat atau sering disebut dengan jetlag. Faktor gangguan tidur di atas ditinjau dari sudut pandang perubahan ritme sirkandian tubuh yang memengaruhi pelepasan dan penyimpanan hormon melatonin.

Meninjau kembali gangguan tidur yang dihubungkan dengan kadar kortisol, tidak hanya kadar kortisol tinggi yang mampu menyebabkan gangguan tidur (insomnia) melainkan kadar kortisol yang rendah pun juga dapat menyebabkan gangguan tidur dengan jenis yang berbeda, seperti hipersomnia atau kondisi psikis tubuh yang tidur secara terus menerus. Baik insomnia maupun hipersomnia merupakan gangguan tidur karena sama-sama menghasilkan kualitas tidur yang tidak baik.

Gangguan tidur termasuk dalam kriteria diagnosis, tidak hanya dalam PPDGJ

(Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa) melainkan juga terdapat dalam kriteria diagnosis DSM V (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder) yakni sleep-wake disorders. Gangguan tidur merupakan salah satu gejala yang masuk dalam semua kriteria gangguan psikiatri. Dalam DSM V, salah satu kriteria dari gangguan tidur, dalam hal ini insomnia ialah ketidakmampuan untuk tidur dalam satu minggu minimal 3 kali secara berturut-turut selama 1 bulan. Tipe-tipe gangguan tidur insomnia di antaranya ada yang tipe early, terbangun di tengah-tengah tidur kemudian tidak bisa tidur kembali, dan tipe late. Ketika seseorang merasa mengalami gangguan tidur insomnia, dokter umum sudah memiliki kompetensi untuk menangani masalah insomnia. Apabila seseorang mengalami kesulitan tidur seperti kriteria yang dijabarkan di atas, orang tersebut dapat melakukan screening untuk mengetahui apakah dirinya mengidap gangguan tidur yang dalam hal ini adalah insomnia. Berbicara mengenai masalah obat-obatan, obat yang biasa diberikan bagi penderita gangguan tidur seperti insomnia salah satunya adalah obat kelas benzodiazepine. Namun dalam kasus gangguan tidur yang lebih berat, obat-obat yang diberikan pun menyesuaikan dengan jenis gangguan tidur yang dialami.

Mengonsumsi obat-obatan tidak lepas dari efek samping. Efek samping yang dapat ditimbulkan salah satunya adalah ketergantungan. Pada konsumsi obat kelas benzodiazepine, efek samping yang dapat ditimbulkan adalah short acting yakni di mana obat bekerja dengan cepat ketika baru dikonsumsi, namun khasiat obat menghilang setelah beberapa jam. Hal tersebut menyebabkan seseorang dengan gangguan tidur insomnia mengonsumsi obat secara frekuentif dan pada akhirnya berujung pada ketergantungan obat. Oleh karena itu, BPOM kini melarang dokter umum memberikan resep obat kelas benzodiazepine untuk dikonsumsi lebih dari satu minggu.

Gangguan tidur dapat menyebabkan kinerja seluruh sistem organ terganggu. Hal tersebut disebabkan karena gangguan tidur menghambat proses recovery sel-sel tubuh setelah menggunakan energi beraktivitas seharian. Terhambatnya proses pemulihan sel-sel tubuh akibat gangguan tidur akan menyebabkan seseorang terus merasa letih, lesu, dan lelah dalam kehidupannya sehari-hari dan dapat berujung pada gangguan dalam sistem organ tubuh. Oleh karena itu, gangguan tidur perlu mendapatkan penanganan secara tepat guna mengembalikan fungsi sistem organ tubuh manusia.

Pengaruh stresterhadap kualitas tidurdari tinjauan medis

dr. Anak Ayu Sri Wahyuni, SpKJ

BENARKAH STRES DAPATMEMENGARUHI KUALITAS TIDUR?

www.injeksionline.com

Red

aksi

: Zita

, Ana

nda/

Foto

grafi

: Jov

anka

//Gra

fis: M

eidi

KATA

AHLI

4

Page 5: Stres KURANG TIDUR

Setiap orang pasti akan menghadapi suatu situasi atau kejadian dalam hidupnya yang berbeda-beda, sangat

individualis. Seperti contohnya salah seorang remaja yang sedang putus cinta bisa merasakan stres, dan untuk remaja lain tidak terlalu merasakan hal tersebut. Intinya stres merupakan tekanan, jadi sesuatu yang mungkin menekan pikiran dan perasaan seseorang itu dapat menimbulkan stres. Dan tekanan itu bisa datang dari berbagai aspek, baik itu aspek finansial, relationship, serta diri sendiri dalam artian apakah ia memiliki self-esteem atau self-confidence yang rendah atau tinggi, dan sebagainya. Kalau self-esteem yang rendah, kemungkinan ia akan mengalami stres dalam menghadapi suatu situasi. Tergantung sekali bagaimana seseorang merespon atau bereaksi terhadap suatu kejadian. Stres terjadi apabila kejadian itu menimbulkan tekanan, gangguan dalam pikiran dan emosinya.

Stres dan kualitas tidur ini sebenarnya saling memengaruhi satu sama lain. Jadi seperti lingkaran, kalau orang yang stres kemungkinan sulit tidur, tapi orang yang sulit tidur atau orang yang mengalami kesulitan dalam tidur dapat mengakibatkan stres. Tetapi kalau pertanyaannya adalah apakah orang yang stres terganggu kualitas tidurnya? Kemungkinan besar iya, hal tersebut karena memiliki tekanan dan pikiran yang mengganggu. Banyaknya pikiran itulah yang membuat orang sulit tidur. Cara penanganannya yaitu, dari segi fisik sebenarnya stres dan kurang tidur bisa dengan melakukan aktivitas yang banyak secara fisik seperti olahraga. Olahraga dapat memengaruhi hormon-hormon yang dikeluarkan atau chemical yang dikeluarkan oleh otak. Hal tersebut tentunya dapat memengaruhi mood atau suasana hatinya. Jadi, aktivitas fisik itu yang pertama. Kemudian suplemen juga perlu diperhatikan, misalnya yang diperoleh dari makanan sehari-hari saja. Jadi, orang yang stres atau kurang tidur bisa mengonsumsi suplemen

seperti magnesium dan kalium dari sayur-sayuran.

Bila ditinjau dari sisi psikologis untuk tindakan preventifnya yaitu mengenai bagaimana seseorang dapat mengelola dirinya, seperti self-management dan self-regulation. Mengelola diri dalam artian bagaimana kita bisa melihat suatu situasi atau merespon suatu situasi dengan tenang. Situasi yang tidak bisa dihindari pasti akan menimbulkan stres. Tetapi stres yang tidak berkepanjangan, cepat dipulihkan, cepat dihadapi itu tidak masalah. Karena terkadang stres juga diperlukan untuk memotivasi. Misalnya, seseorang berada dalam tekanan untuk mengejar deadline wawancara, pasti memiliki motivasi untuk mengejar ataupun mengabarkan narasumber. Karena seseorang tersebut pasti merasa ada tekanan, tetapi tekanan itu tidak sampai mengganggu aktivitas yang lain. Tetapi kalau sudah masuk dalam stres yang berat itu pasti akan mengganggu aktivitas yang lain, jadi tidak bersemangat, kemudian cemas. Dan pencegahan secara psikis yaitu dengan self-regulation, self-management dan pengelolaan emosi yang dapat dilatih dalam diri individu.

Lalu bagaimana caranya? Caranya adalah dengan menyelaraskan apa yang kita pikirkan dan apa yang kita rasakan. Pertama yaitu membuat diri kita menjadi netral, tidak reaktif. Misalnya, kita sedang berkendaraan namun tiba-tiba di tengah jalan ada seseorang yang memotong jalan, jika kita reaktif atau bereaksi berlebihan, mungkin kita mencaci maki atau bahkan kalau temperamennya tinggi, kita akan mengejar orang yang memotong jalan itu kemudian mengajak berargumentasi atau berkelahi. Tetapi kalau kita merespon itu berbeda dengan bereaksi, kalau ada orang yang tiba-tiba memotong jalan seperti itu kita mungkin kaget sejenak kemudian kita bisa merespon dengan “Oh, orang tersebut mungkin sedang terburu-buru, atau harus ke rumah sakit”. Sehingga kita

tidak terpengaruh untuk ingin marah atau menjadi emosional bahkan menjadi stres. Jadi bagaimana kita memandang atau persepsi kita terhadap suatu kejadian itu sangat berpengaruh terhadap kondisi psikis kita, entah itu kita menjadi stres ataukah kita bisa lebih tenang. Apapun kejadiannya dan itu hadir dalam kehidupan kita tergantung bagaimana kita mempersepsikan atau menilai atau merespon terhadap kejadian itu. Self-regulation juga bisa dilakukan dengan berolahraga, kemudian meditasi, mindfulness yang sangat membantu untuk mengelola diri karena ketika kita hadir utuh dan penuh dalam mengerjakan sesuatu itu, kita akan hidup moment by moment (menikmati setiap momen-momen yang ada) hingga kita tidak terpengaruh terhadap kejadian yang telah lalu atau kecemasan yang akan datang.

Pengaruh stresterhadap kualitas tidur

dari tinjauan psikologi

I.G.A. Diah Fridari, S.Psi., M.Psi.

5edisi 08/2019

Page 6: Stres KURANG TIDUR

BAHAYA Stres TERHADAP KUALITAS HIDUP

6

LAPO

RAN

UTAM

A

Stres merupakan keadaan dimana terdapat suatu beban yang diterima oleh tubuh yang dapat berasal

dari dalam maupun luar tubuh. Menurut dr. Lely Setyawati Kurniawan, Sp.KJ(K) selaku psikiater dari Departemen Psikiatri Rumah Sakit Umum Pusat Sanglah, stres adalah kondisi dimana terjadi perubahan lingkungan di sekitar kita, sehingga tubuh akan bereaksi dan meresponnya sebagai upaya perlindungan. Tubuh dapat bereaksi terhadap stres dengan memberikan respon fisik mental, dan juga emosional. Ketika stres diterima oleh tubuh, stres akan menyebabkan adanya reaksi dalam tubuh yang menyebabkan terjadinya kondisi yang tidak seimbang sehingga tubuh akan melakukan perubahan dalam upaya homeostatis untuk mencapai suatu keseimbangan kembali. Jika beban dan tekanan tersebut dapat diadaptasi, maka tubuh dapat menyesuaikan kondisinya menjadi keadaan yang baik serta optimal. Begitu pula sebaliknya, jika stres yang terjadi pada seseorang dan tidak bisa diadaptasi dengan baik maka akan terjadi suatu perubahan yang buruk akibat gagalnya tubuh untuk mencapai keseimbangan.

Prof. Dr. dr. I Putu Gede Adiatmika, M.Kes., seorang professor dan guru besar Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yang merupakan ahli di bidang fisiologis tubuh juga menerangkan bahwa stres dapat berasal dari luar dan dalam tubuh seseorang seperti fisik, psikis, dan kondisi sosial seseorang. Dalam teori dinyatakan penyebab stres adalah biopsikososiokultural. Jadi, stres juga dapat terjadi dari faktor dalam diri, seperti contohnya kita yang menaruh target yang terlalu tinggi pada

diri kita sendiri. Selain itu, bisa berasal dari tuntutan sosial dan budaya oleh keluarga maupun masyarakat. Pada penyebab yang berasal dari luar, bisa dikatakan berhubungan dengan faktor fisik berupa adanya kegiatan yang menimbulkan adanya beban aktivitas sehingga beban kerja ini dapat berpengaruh pada mental pada seseorang. Untuk faktor lingkungannya sendiri yaitu lingkungan fisik seperti keadaan panas dan dingin yang tidak teratur dan dapat menjadi faktor penyebab stres. Stres juga dapat disebabkan karena fakor budaya. Misalnya, ketika seseorang berada di suatu tempat yang tidak sesuai dengan kondisi dirinya dan membuat dirinya tidak berada di kondisi yang nyaman dan aman, hal ini dapat menimbulkan beban mental yang menyebabkan stres pada orang tersebut.

Tubuh manusia akan bereaksi terhadap segala sesuatu yang dianggapnya berbahaya, baik yang benar-benar membahayakan maupun tidak. Ketika tubuh merasa terancam, akan terjadi reaksi kimia di dalam tubuh yang memungkinkan manusia untuk menghindar dari cedera. Reaksi ini disebut sebagai reaksi “fight or flight” atau respon stres. Saat tubuh merespon pada stres, denyut jantung akan meningkat, pernapasan akan menjadi lebih cepat, otot menjadi tegang, dan tekanan darah juga naik. Dampak yang ditimbulkan stres secara umum akan memberikan beban pada tubuh sehingga, tubuh akan berusaha melakukan proses adaptasi. Dimana, proses adaptasi ini dapat terjadi melalui tipe adaptasi jangka pendek yang berlangsung cepat dan tipe adaptasi yang berjangka panjang yang berlangsung lebih lama. Pada tipe adaptasi berjangka pendek dilakukan melalui sistem saraf otonom dalam fisiologis seseorang yakni dengan adanya perubahan-perubahan tubuh. Selain itu, terdapat juga adaptasi yang dilakukan oleh sistem saraf hormonal. Pada dampak stres terhadap perubahan yang paling dapat terlihat yaitu pada perubahan sistem kardiovaskuler seperi perubahan deyut nadi yang meningkat karena keadaan stres yang dampaknya dapat hilang dengan cepat sehingga, fungsi-fungsi tubuh akan kembali ke keadaan nomal. Hal ini juga tentunya berlanjut menjadi hubungan kita dengan masyarakat. Saat stres, sistem tubuh kita seperti sistem kardiovaskular, pencernaan, otot, otak, reproduksi, hormon,

serta imun, dapat terganggu. Semua ini akan berpengaruh pada kesehatan fisik dan mental, serta kehidupan sosial kita secara umum. Adaptasi yang berjangka panjang akibat dari adanya stres yang terus-menerus akan menyebabkan tekanan darah yang meningkat, pernapasan lebih cepat, munculnya penyakit lain seperti sakit kepala karena keadaan ketegangan otot dan saraf, flu akibat tingginnya hormon kortisol yang melemahkan sistem imun serta lainnya, dan berdampak juga pada kualitas tidur seseorang.

Stres dapat mempengaruhi kualitas tidur seseorang. Hal ini disebabkan karena ketika seseorang mengalami stres dengan beban yang tidak dapat di adaptasi, tubuh akan menimbulkan keadaan beban berupa banyak pikiran yang menyebabkan keadaan siaga yang dapat juga disebabkan oleh efek hormonal. Keadaan siaga ini menimbulkan keadaan sulit tidur yang mempengaruhi kualitas tidur seseorang. Sebagai contohnya, kualitas tidur seseorang yang sedang menghadapi ujian akan mengalami penurunan akibat proses belajar rutin yang dilakukan yang menimbulkan berkurangnya jam tidur. Ketika hendak ujian, banyak dari mahasiswa yang belajar hingga larut malam sehingga mengambil jam tidur mereka. Padahal, jam tidur yang cukup seharusnya adalah selama 7-8 jam setiap malamnya. Adanya kualitas tidur yang menurun akibat kecemasan dalam beban pikiran saat menghadapi ujian, akan menyebabkan meningkatnya kadar kortisol yang berpengaruh terhadap siklus tidur. Ada dua bentuk pengaruhnya pada tidur secara umum. Pertama, ketika seseorang stres dan tidak bisa tidur, dengan ciri-ciri kesulitan masuk dalam kondisi tidur atau mudah terjaga meskipun baru tertidur, tidur terputus-putus, dan memendeknya jam tidur, dapat dikatakan bahwa orang tersebut mengalami gangguan tidur yang biasa disebut sebagai insomnia. Lalu yang kedua, selain insomnia, ada pula seseorang yang menunjukkan gangguan tidur berupa tidur dengan jangka waktu yang lebih panjang dari biasanya atau terus tidur. Hal in biasa terjadi pada seseorang yang berharap bahwa dengan tetap tidur, mereka dapat menghindari stres yang ada. Kemudian, dampak lain yang ditimbulkan yaitu adanya reaksi-reaksi penyakit metabolik seperti kadar kolestrol

www.injeksionline.com

Page 7: Stres KURANG TIDUR

7edisi 08/2019

Red

aksi

: Ini

ra, A

nand

a //

Foto

grafi

:Axe

l Cas

sidy

// G

rafis

: K

irana

yang meningkat, kenaikan gula darah, serta pola makan yang tidak teratur.

Kondisi stres dan juga kesulitan tidur tentunya akan mempengaruhi kehidupan seseorang dalam berbagai aspek. Meski begitu, terdapat hal yang dapat dilakuakan untuk menangani hal tersebut. Menurut dr. Lely Setyawati Kurniawan, Sp.KJ(K), penanganan dapat dilakukan dengan berpatokan pada penyebab yang ada melalui pendekatan biopsikososiokultural, yang berarti melakukan pendekatan dari empat sisi, yakni sisi biologis, psikologis, sosial, dan kultural. Namun yang paling penting ialah bahwa kita sebagai mahasiswa yang rentan terpapar stres perlu belajar untuk menerima dan mengelola stres yang kita hadapi, sebab penanganan ini harus dimulai dari diri sendiri untuk menghilangkan stres tersebut. Sedangkan Prof. Dr. dr. I Putu Gede Adiatmika, M.Kes. menekankan bahwa pada prinsipnnya, untuk mengurangi dampak stres terhadap kualitas tidur harus memperhatikan pola hidup yang baik dan berpikir positif. Berpikir positif dapat dilakukan dengan menganggap bahwa stres merupakan bagian dari tantangan dalam hidup kita dan memicu kita untuk terus maju dan menjadi seseorang yang kuat dalam menghadapi tekanan hidup.

dr. Lely Setyawati Kurniawan, Sp.KJ(K) Prof. Dr. dr. I Putu Gede Adiatmika, M.Kes.

Page 8: Stres KURANG TIDUR

Kurang Tidur,

dr. Ni Ketut Sri diNiari, Sp.KJ (K)

Tidur merupakan waktu penting untuk tubuh dapat beristirahat. Namun tidak sedikit orang

kekurangan waktu tidurnya. Kekurangan tidur kebanyakan dialami pada orang yang bekerja dan mahasiswa atau pelajar. Banyaknya tugas yang menumpuk dengan deadline yang semakin dekat, memaksakan harus mengurangi jam tidur untuk menyelesaikannya. Apalagi saat masa ujian, mahasiswa atau pelajar akan menghabiskan waktunya untuk belajar sampai larut malam, bahkan tetap terjaga sampai pagi hari. Melakukan sesuatu di waktu yang mendesak sudah menjadi kebiasaan beberapa orang. Selain karena mengerjakan tugas, akibat berkembangnya teknologi membuat anak – anak hingga orang dewasa menghabiskan waktunya hingga larut malam untuk bermain sosial media, bermain games, menonton film, dan hal lainnya. Jadi, apakah mengurangi jam tidur itu baik? Lalu bagaimana mengatasinya?

Pada umumnya, seseorang pada usia dewasa membutuhkan waktu tidur selama 6 – 8 jam per hari. Apabila waktu tidur seseorang kurang dari 6 – 8 jam dalam sehari, maka orang tersebut dapat dikatakan kekurangan waktu tidur. Seseorang yang sering kekurangan waktu tidur dapat mengalami gangguan tidur. Menurut pernyataan dr. Ni Ketut Sri Diniari, Sp.KJ (K),

merasa cemas, bahkan dapat mengalami gangguan psikotik (bertingkah aneh) seperti berteriak-teriak, menjerit, dan lain-lain. Gangguan kesehatan lainnya, kekurangan tidur lama kelamaan dapat mengakibatkan obesitas. Hal ini disebabkan karena kebiasaan makan dan minum saat begadang serta adanya pengaruh dari proses metabolisme tubuh.

Berdasarkan pengalaman dr. Sri Diniari, beliau memberikan strategi penting untuk memperbaiki waktu tidur yaitu disiplin diri. Sering kita mengeluhkan tidak memiliki cukup waktu untuk menyelesaikan segala sesuatu dalam satu hari. Begadang menjadi solusi untuk menyelesaikan sesuatu yang harus segera diselesaikan sehingga mengurangi waktu tidur. Setiap orang memiliki waktu 24 jam yang sama, hanya saja dalam mengatur waktu berbeda-beda. Buatlah skala prioritas pekerjaan yang harus dilakukan selama satu hari. Taruh skala prioritas di tempat yang mudah dilihat supaya selalu teringat. Membuat skala prioritas dapat membantu kita berfokus pada tujuan. Kita dapat menentukan pekerjaan yang harus dilakukan terlebih dahulu sehingga waktu dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya. Terkadang seseorang bingung dalam memulai sesuatu pekerjaan dan memilih untuk menunda. Sebaiknya jangan.

mengatakan seseorang dikatakan mengalami gangguan tidur apabila ia memiliki waktu tidur yang buruk sebanyak 3 kali dalam 1 minggu dan sudah terjadi selama 1 bulan. Tentu saja gangguan tidur ini tidak baik karena dapat menyebabkan gangguan kesehatan seseorang. Jika dalam 1 minggu sudah mengurangi waktu tidur dalam 3 hari, maka hari selanjutnya harus mengatur jam tidur sesuai dengan kebutuhan yaitu 6 – 8 jam per hari.

Dokter Sri Diniari menjelaskan bahwa kurang tidur dapat mengakibatkan gangguan fisik, mental, dan kognitif seseorang. Gangguan fisik yang dialami berupa menurunnya kualitas hidup seperti mudah lelah, merasa lemas, dan mudah mengantuk. Waktu istirahat tubuh yang kurang membuat tubuh menjadi lemah dan cepat lelah sehingga menyebabkan mudah mengantuk. Gangguan fisik ini dapat menimbulkan gangguan kognitif. Biasanya gangguan kognitif yang ditimbulkan berhubungan dengan penurunan konsentrasi dan daya ingat. Gangguan kognitif akan memengaruhi tingkat intelektual seseorang yang dapat mengakibatkan penurunan prestasi, kurang produktif, dan tidak semangat bekerja. Selain itu, kurang tidur dapat mengakibatkan gangguan mental yang memengaruhi emosional seseorang. Seseorang yang kurang tidur cenderung mudah marah,

Red

aksi

: Ian

//Fo

togr

afi: A

lbab

// G

rafis

: Adr

ian

8 www.injeksionline.com

LAPO

RAN

KHUS

US

BAHAYA?

Page 9: Stres KURANG TIDUR

9edisi 08/2019

LAPORANKHUSUS

MITOS ATAU FAKTA?

Mengonsumsi Alkohol dan Teh Untuk Membuat Tidur Lebih Nyenyak,

dr. aNaK ayu Sri WahyuNi, SpKJ

Pernahkah kamu mendengar tips tersebut dari orang sekitarmu ketika kamu mengalami stres

yang membuatmu kurang tidur? Mitos-mitos seputar mengatasi masalah kurang tidur seperti ini memang banyak beredar di tengah masyarakat. Kurangnya pengetahuan terkadang membuat masyarakat sering kali memercayai anjuran tersebut. Padahal, tidak semua dari tips yang beredar di masyarakat itu benar, lho.

Kualitas tidur memang dapat memengaruhi kesehatan seseorang. Oleh karena itu, kualitas tidur yang baik menjadi hal yang penting untuk kita miliki. Namun, berbagai permasalahan seperti stres sering kali membuat kita mengalami kurang tidur. Kurang tidur bagi sebagian orang merupakan sebuah hal yang sulit untuk diatasi. Walaupun demikian, sebagian orang enggan untuk memeriksakan hal tersebut ke dokter karena berpikir hal tersebut bukanlah hal yang harus dikonsultasikan kepada dokter. Tak ayal banyak yang memilih mencari alternatif solusi untuk dapat tidur cukup melalui internet atau dari orang terdekat yang kebenarannya belum tentu bisa dipertanggungjawabkan.

Minum alkohol sebagai solusi untuk dapat tidur dengan nyenyak merupakan sebuah tips yang cukup populer dikalangan masyarakat. Lantas, apakah hal tersebut benar adanya? Dalam sebuah kesempatan, dr. Anak Ayu Sri Wahyuni, SpKJ mengatakan bahwa minum alkohol dapat membantu tidur lebih nyenyak

hanyalah sebuah mitos belaka. Beliau juga mengatakan bahwa ia sering menjumpai beberapa orang yang sengaja mengonsumsi alkohol seperti arak dan minuman beralkohol lainnya untuk membantu tidur, bahkan beberapa orang sengaja membeli obat – obatan yang memiliki kadar alkohol seperti obat flu untuk mengatasi masalah kurang tidur yang dialaminya. Faktanya, alkohol bukanlah sesuatu yang tepat untuk diminum sebelum tidur. Mengonsumsi alkohol untuk membantu tidur pada awalnya memang sangat membantu. Namun, mengonsumsi alkohol dalam jangka waktu yang panjang akan membuat seseorang menjadi kecanduan dan bahkan akan mengalami susah tidur ketika tidak mengonsumsinya. Selain membuat seseorang menjadi candu, mengonsumsi alkohol sebelum tidur dapat mengurangi fase tidur Rapid Eye Movement (REM) yang sebenarnya memiliki sifat restorative atau dapat memperbaiki kesehatan secara umum. Kurangnya fase REM ini akan membuat seseorang mengalami rasa kantuk yang sangat berat di siang hari sehingga akan mengganggu konsentrasi seseorang dalam menjalankan aktivitasnya. Dampak yang ditimbulkan dari mengonsumsi alkohol dalam jumlah yang berlebihan juga akan menimbulkan beberapa permasalahan kesehatan seperti kerusakan pada otak, gangguan fungsi hati, memicu hipertensi, serta meningkatkan risiko terkena kanker.

Mengonsumsi alkohol sebelum tidur dapat membantu tidur lebih nyenyak bukanlah satu-satunya mitos tentang mengatasi kurang tidur yang beredar di masyarakat. Mengonsumsi teh hangat sebelum tidur dapat membantu seseorang untuk tertidur lebih nyenyak juga dipercaya oleh sebagian masyarakat. Namun, lagi – lagi hal tersebut hanyalah sebuah mitos belaka. dr. Anak Ayu Sri Wahyuni, SpKJ mengatakan bahwa mengonsumsi teh sebelum tidur juga merupakan hal yang kurang tepat untuk dilakukan. Beliau mengatakan bahwa teh memiliki kandungan kafein yang malah akan menyebabkan seseorang menjadi susah tidur. Kafein merupakan sebuah zat yang dapat menstimulasi (merangsang) tubuh agar tepat terjaga. Apabila seseorang mengonsumsi teh sebelum tidur dapat memicu produksi hormon adrenalin dalam tubuh sehingga membuat seseorang dapat terjaga di malam hari. dr. Anak Ayu Sri Wahyuni, SpKJ juga menganjurkan untuk menghindari mengonsumsi teh di atas jam 2 siang agar tidak mengalami susah tidur di malam hari.

Stres yang berdampak pada rendahnya kualitas tidur memang menjadi hal yang cukup susah diatasi oleh sebagian orang. Keinginan untuk dapat segera mengatasi permasalahan tersebut pada akhirnya membuat seseorang mencari alternatif solusi dari berbagai sumber yang sebenarnya belum tentu dapat dipertanggungjawabkan. Mengingat bahwa banyaknya mitos-mitos seputar cara mengatasi kurang tidur yang beredar di masyarakat yang sebenarnya kurang tepat, dr. Anak Ayu Sri Wahyuni, SpKJ menganjurkan agar siapapun yang mengalami stres dan berdampak pada kualitas tidur, sebaiknya berkonsultasi kepada dokter yang ahli dibidangnya untuk mencari solusi yang tepat sesuai dengan kebutuhan.

“Minum alkohol aja biar bisa tidur nyenyak!”

Red

aksi

: Yun

i // F

otog

rafi:

Yona

// G

rafis

: R

eina

isen

Page 10: Stres KURANG TIDUR

Red

aksi

: Ian

// G

rafis

: Adr

ian

10 www.injeksionline.com

info

ke

seha

tan

Virtual reality merupakan teknologi yang mulai digunakan masyarakat dalam 10 tahun terakhir. Berawal

dari sebuah prototype bernama Senosorama yang dibuat oleh Morton Heilig pada tahun 1962, Virtual Reality atau yang biasa disebut VR merupakan sebuah teknologi baru yang memungkinkan seseorang untuk melakukan interaksi terhadap objek tidak nyata dengan visualisasi 3D (tiga dimensi) atau hologram. VR sekarang baru dimanfaatkan dalam dunia gaming, yang memungkinkan pemain seakan – akan berada di dalam dunia game yang sedang dimainkan tersebut. Beberapa perangkat VR yang sudah beredar adalah Occulus Rift, Playstation VR, dan HTC Vive yang digunakan dalam dunia game.

Selain dalam dunia gaming, penggunaan VR dapat digunakan dalam bidang-bidang lainnya. VR sudah dapat dimanfaatkan dalam bidang – bidang seperti pelatihan pilot, militer dan juga untuk pembelajaran ilmu kedokteran. Teknologi VR ini dapat membantu pemakainya dalam simulasi sesuatu yang sulit untuk dilakukan dalam dunia nyata.

Universitas Udayana pun sedang melakukan program pengembangan aplikasi yang dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran. Menurut dr. I Gde Haryo Ganesha, S.Ked, ilmu kedokteran sekarang perlu menitikberatkan pembelajaran pada basic science, yaitu pembelajaran akan anatomi, histologi, serta fisiologi. Beliau mengatakan VR merupakan solusi yang tepat untuk meningkatkan ilmu basic science.

Penggunaan aplikasi VR dapat membantu sekali dalam pembelajaran

merupakan biaya dari perangkat VR itu sendiri, sehingga jumlah VR yang dapat digunakan dalam kelas sangat terbatas. Namun solusi dari masalah ini adalah dengan menyediakan sejumlah 10 hingga 20 VR terlebih dahulu sehingga murid dapat berganti - gantian. Selain itu, VR dapat menyebabkan rasa mual dan pusing jika digunakan dalam waktu yang lama, hal ini dikarenakan tubuh kita tidak terbiasa menerima informasi dari mesin VR tersebut.

Saat teknologi VR ini sudah terealisasikan, Universitas Udayana diharapkan dapat menjadi salah satu universitas di Indonesia yang terdepan dalam teknologi VR, agar teknologi VR dapat menjadi ciri khas dan andalan dalam pembelajaran kedokteran di Universitas Udayana. Hingga saat itu terealisasikan, mahasiswa disarankan untuk belajar dan berjuang seperti biasanya agar dapat menjadi dokter yang membawa inovasi – inovasi baru dalam perkembangan ilmu kedokteran.

terutama saat mempelajari anatomi manusia. Mahasiswa dapat melihat sendiri, memilih dan juga melihat beberapa sudut dari organ atau bagian tubuh manusia yang ingin dipelajari dengan mudah. Selain anatomi, mahasiswa juga dapat melihat animasi – animasi interaktif untuk pembelajaran fisiologi, melihat sampel – sampel dari sel dalam pelajaran histologi dan lain – lain. Sebagai contoh, apabila mahasiswa ingin mempelajari sistem kardiovaksular, mahasiswa dapat melihat perjalanan darah dari jantung ke seluruh tubuh, melihat bagaimana katup – katup jantung memompa darah, dan melihat pembuluh darah di seluruh tubuh. Teknologi VR ini tidak hanya membantu mahasiswa yang sedang belajar, namun juga diharapkan dapat berguna untuk dokter umum dalam pembelajaran ke jenjang berikutnya.

dr. Ganesha mengharapkan bahwa teknologi VR sudah dapat digunakan dalam 2 hingga 3 tahun kedepan. Beberapa mahasiswa di Universitas Udayana juga sudah melakukan elective study tentang pembelajaraan menggunakan VR, dan diharapkan mereka dapat terus mengembangkan teknologi tersebut agar dapat digunakan dalam pembelajaran di Universitas Udayana. Selain mahasiswa, diharapkan dosen dan dokter – dokter lain dapat turut mengembangkan video dan materi yang akan digunakan dalam aplikasi VR tersebut.

Dalam perkembangannya, terdapat beberapa kendala yang dapat timbul dalam merealiasikan penggunaan VR tersebut. Salah satu hal yang diperhitungkan

Virtual Reality untuk Masa Depan Fakultas Kedokteran

dr. i Gde haryo GaNeSha, S.Ked

Page 11: Stres KURANG TIDUR

Stres adalah ketidaksesuaian antara situasi yang diinginkan, dimana terdapat kesenjangan

antara tuntutan lingkungan dan kemampuan individu untuk memenuhinya yang dinilai potensial membahayakan, mengancam, mengganggu dan tidak terkendali atau melebihi kemampuan individu. Stres merupakan suatu keadaan yang bersifat internal, yang bisa disebabkan oleh tuntutan fisik, lingkungan dan situasi sosial, yang berpotensi merusak dan tidak terkontrol.

Terdapat tiga jenis stres yang dapat menyerang yaitu, stres kimia, stres fisik dan stres emosional. Stres kimia merupakan jenis stres yang ditimbulkan oleh beberapa reaksi dari konsumsi alkohol, rokok, makanan dan minuman berpengawet yang dikonsumsi secara rutin. Hal tersebut dapat diatasi dengan menghindari alkohol dan rokok, serta mengonsumsi makan

makanan yang sehat. Stres fisik terjadi karena berbagai keadaan seperti kecelakaan, posisi yang tidak tepat saat tidur, atau terlalu lama beraktivitas di depan komputer. Hal tersebut dapat diatasi dengan beristirahat setiap setengah jam sekali saat bekerja di depan komputer, menghirup udara segar, melakukan peregangan kecil agar otot dapat kembali rileks. Stres emosional berhubungan dengan rasa marah atau frustasi, yang tidak bisa disembuhkan dengan obat medis. Hal tersebut dapat diatasi dengan bermeditasi atau melakukan yoga agar dapat membuat pikiran lebih nyaman dan tenang.

Jika berbicara mengenai stres pada mahasiswa, hal yang menjadi penyebab mahasiswa stres adalah akademis. Stres akademis adalah stres yang muncul karena adanya tekanan-tekanan yang menunjukkan prestasi dan keunggulan dalam kondisi persaingan akademik yang

semakin meningkat sehingga merasa semakin terbebani oleh berbagai tekanan dan tuntutan. Stres akademik diidentifikasi dengan banyaknya tugas, kompetisi dengan siswa lain, kegagalan, kekurangan uang, relasi yang kurang antara sesama siswa dan guru, lingkungan yang bising, sistem semester, dan kekurangan sumber belajar.

Sumber stres akademik yang paling sering dialami yaitu saat menjelang ujian, berbicara di depan umum, frekuensi penundaan dalam memulai atau menyelesaikan tugas (prokrastinasi), serta standar akademik yang tinggi. Menurut salah satu Dosen Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana yaitu Ibu Luh Kadek Pande Ary Susilawati, S.Psi, M.Psi, Psikolog, Tips mengelola stres pada mahasiswa adalah sebagai berikut:

Red

aksi

: Mar

ry, /

/ Gra

fis: E

liano

ra

11edisi 08/2019

tips

TIPS MENGELOLA STRESPADA MAHASISWA

Menyesuaikan diri dengan kehidupan perguruan tinggi dapat menjadi sesuatu yang sulit, dan mencurahkan perasaan kepada seorang teman yang dapat dipercaya dapat menjadi cara mengatasi stres pada mahasiswa. Ketika sedang menghadapi

masalah atau mengalami kendala dalam lingkungan perkuliahan, mintalah dukungan baik saran maupun pendapat kepada orang yang tepat, agar kendala tersebut dapat segera diatasi.

Aktif dalam kegiatan yang positif seperti mengikuti berbagai kegiatan kampus yang diminati dan bermanfaat sebagai lingkup pengembangan diri. Lakukan semua kegiatan, sesuai kemampuan agar tidak membebani diri dan memicu stres.

Membentuk tubuh dan pikiran yang sehat dapat dilakukan dengan makan makanan yang bergizi, makan secara teratur, istirahat yang cukup, serta berolahraga secara teratur. Makanan cepat saji dan makanan yang mengandung banyak lemak akan menurunkan tingkat energi dalam tubuh sehingga dapat mengarah kepada ketahanan rendah terdahap stres. Kurang tidur juga dapat berpengaruh pada cara kita menanggapi berbagai pemicu stres. Sedangkan aktivitas fisik seperti berenang, bersepeda, dan jenis olahraga lainnya dapat membantu mengatasi stres.

Aturlah setiap kegiatan secara terjadwal untuk memonitor beban aktivitas yang dilakukan. Paling baik untuk menyediakan waktu lebih daripada biasanya, untuk mengantisipasi kejadian tidak terduga, yang akan menghalangi kita untuk belajar dengan fokus.

Tenangkan diri dengan melakukan hal yang dapat menurunkan atau mengurangi stres. Hal yang bisa dilakukan untuk menenangkan diri yaitu dengan latihan pernapasan, mengambil napas perlahan dari hidung, tahan napas selama beberapa detik, dan hembuskan napas melalui mulut. Selain itu, pastikan agar kita memiliki ruang pribadi untuk melakukan beberapa hal agar dapat fokus dan berkonsentrasi dengan baik.

Membentuk tubuh dan pikiran yang sehat

Mendapatkan dukungan dan masukan

Aktif dalam kegiatan yang positif

Mengatur kegiatan secara terjadwal

Menenangkan diri

#1

#2

#3 #4

#5

Page 12: Stres KURANG TIDUR

www.injeksionline.com

Universitas Udayana Siap Menuju PIMNAS XXXIIPekan Ilmiah Mahasiswa Nasional

(PIMNAS) ke-32 pada Agustus 2019 mendatang ini akan diselenggarakan di

Bali, setelah Universitas Udayana resmi menjadi tuan rumah. Diketuai oleh Dr. Ir. I Ketut Sardiana, M.Si, PIMNAS XXXII mengangkat tema “Mewujudkan mahasiswa Indonesia yang Kreatif, Inovatif, Unggul, dan Mandiri Berlandaskan Ketakwaan dan Budaya Nasional dalam Bingkai Kebhinekaan”. Berbagai persiapan sudah dilakukan, dilihat dari kesibukan panitia PIMNAS di Sekretariat PIMNAS di gedung Pascasarjana Universitas Udayana.

PIMNAS ini sendiri diikuti oleh ribuan tim dari seluruh Indonesia, yang nantinya akan diseleksi lagi menjadi 460 tim yang lolos dan maju ke babak selanjutnya. Adapun tanggal-tanggal penting dari PIMNAS ini yang pertama dimulai dengan registrasi pada tanggal 27 Agustus 2019, dilanjutkan dengan pembukaan pada malam hari, yang bertempat di Garuda Wisnu Kencana (GWK). Acara kemudian dilanjutkan dengan presentasi pada tanggal 28 Agustus 2019, lalu ditutup pada tanggal 30 Agustus 2019. PIMNAS tahun ini, menurut Pak Sardiana, terdiri dari tiga kegiatan. Pertama ada kegiatan utama yang berupa presentasi karya ilmiah dalam bentuk Program Kreativitas Mahasiswa (PKM). Ada tujuh cabang PKM yang dilombakan, yaitu PKM Penelitian (PKM-P), PKM Penelitian Eksakta (PKM-PE), PKM Penelitian Sosial Humaniora (PKM-PSH), PKM Karsa Cipta (PKM-KC), PKM Kewirausahaan (PKM-K), PKM Penerapan Teknologi (PKM-T), PKM Pengabdian Masyarakat (PKM-M), PKM Gagasan Tertulis (PKM-GT), dan PKM Gagasan Futuristik Konstruktif (PKM-GFK) yang berupa film pendek.

Selain presentasi karya ilmiah dalam bentuk PKM, terdapat berbagai kegiatan penunjang juga yang terdiri dari pembukaan yang akan

dilaksanakan di GWK, gala dinner, stadium generale--yang merupakan seminar untuk peserta PKM dari kalangan mahasiswa maupun dosen pembimbingnya mengenai PKM, serta malam keakraban. Ditambah pula ada aksi peduli lingkungan, yaitu kegiatan bersih-bersih pantai yang berlokasi di Pantai Kelan. Kegiatan ini selain memberi dampak positif juga bisa menjadi rekreasi bagi peserta lomba. Untuk kegiatan tambahan, ada lomba-lomba lain di luar PKM seperti lomba inovasi teknologi, fotografi, dan inovasi kewirausahaan. Selain itu, terdapat juga acara SMA Goes to Campus, yang merupakan kunjungan dari siswa-siswi SMA ke Universitas Udayana dengan tujuan untuk mengenalkan lingkungan kampus dan juga melakukan sosialisasi.

Menurut Pak Sardiana sendiri, beliau ingin menggalakkan minat mahasiswa di bidang PKM. “Dengan menjadi panitia tahun ini, bisa memacu mahasiswa untuk berinovasi,” ujar beliau. “Saya sebenarnya kagum dengan ide-ide mahasiswa sekarang. Sangat bagus sebenarnya idenya. Tetapi mereka belum mengganggap PKM merupakan sesuatu yang istimewa,” tutur beliau. Saat ini sedang diadakan tahap monitoring eksternal dari Belmawa kepada mahasiswa tim pelaksana PKM tahun 2019 untuk menyeleksi tim yang layak lolos sebagai peserta PIMNAS. Hasil seleksi tersebut akan diumumkan sekitar tanggal 25 Juli 2019. Universitas Udayana, pada tahun 2019 ini memiliki 31 tim pelaksana PKM yang dibiayai oleh Ditjen Belmawa Kemenristek Dikti. Bapak Sardiana mengungkapkan bahwa Universitas Udayana menargetkan minimal ada 5 tim PKM Unud yang bisa lolos bertanding ke PIMNAS ke-32 tahun 2019.

Program Kreativitas Mahasiswa merupakan syarat penting untuk yudisium. Universitas Udayana telah banyak memberikan wadah dalam pengembangan program ini baik di tingkat Fakultas maupun Universitas. Universitas Udayana memberikan wadah baik berupa seminar pelatihan, sosialisasi, hingga perlombaan untuk menunjang sekaligus memotivasi mahasiswa untuk berperan aktif dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM).

Salah satu kegiatan yang saat ini sedang berlangsung adalah PKM WARRIORS yang diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Menurut Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan dan Informasi Dr.

dr. I Made Sudarmaja, M.Kes dalam suatu wawancara oleh panitia PKM WARRIORS menyebutkan bahwa PKM adalah program unggulan dari Kemenristekdikti untuk mahasiswa, program unggulan dari universitas, program unggulan fakultas dan kami dari Fakultas Kedokteran khususnya bidang kemahasiswaan sangat mendukung, sangat mengharapkan mahasiswa ikut terlibat dalam program kreativitas mahasiswa ini karena menentukan ranking kita, ranking universitas di mata nasional.

PKM WARRIORS yang diikuti kurang lebih 261 kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri dari 3 orang ini menunjukkan betapa antusiasnya mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dalam mengikuti PKM. Tak hanya di lingkup FK Unud saja, keterangan dari salah satu mahasiswi yang di tahun pertama telah mengikuti PKM di tingkat Universitas Udayana yaitu Novita Ayu Erviani mahasiswi PSSKPN FK Unud 2018 mengatakan bagaimana pengalamannya dalam mengikuti PKM di tingkat universitas yang menjadi pengalaman pertamanya bersaing dengan peserta-peserta lintas jurusan dan tentu saja banyak dari mereka yang telah memiliki pengalaman lebih dalam mengikuti lomba PKM. Namun hal tersebut tidak mematahkan semangatnya dan timnya untuk mengikuti perlombaan tersebut. Ia menyebutkan bahwa dirinya mengikuti PKM tidak semata-mata hanya ingin memenuhi syarat yudisium tapi juga menunjukkan bagaimana mahasiswa dapat ikut mengembangkan pola pikir kreatif dan hal-hal baru yang berguna bagi masyarakat.

Dr. Ir. I Ketut Sardiana, M.Si

Novita Ayu Erviani

12 www.injeksionline.com

Page 13: Stres KURANG TIDUR

edisi KLITIK/2017

Berikut merupakan daftar peserta PKM Unud dari Fakultas Kedokteran yang lolos tahap pendanaan:

13edisi 08/2019

no nama peserta judul pkm jenis pkm

Sta

ff re

daks

i: Ve

lisia

, Ulfi

ana

// S

taff

foto

grafi

: Cha

ndra

, Min

g H

o //

Gra

fis: H

Ube

rt

Page 14: Stres KURANG TIDUR

LIQUID GALAXYB A C K G R O U N D

14 www.injeksionline.com

Universitas Udayana menjadi Tuan Rumah IMO 2019

Made Indira Dianti Sanjiwani

Idfi AmilasariGunawijaya

Haikal HamasPutra Iqra

Indonesian International Medical Olympiad atau disingkat IMO merupakan sebuah kompetisi besar

bagi para mahasiswa kedokteran tingkat nasional dan internasional. Program yang di bawahi oleh Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia (ISMKI) ini diadakan setiap tahun dengan tuan rumah yang berbeda-beda tiap tahunnya. Tahun lalu, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta terpilih sebagai tuan rumah IMO. Kini, Haikal Hamas selaku ketua panitia dan timnya tengah bersiap menjadi tuan rumah dan mewakili Universitas Udayana dalam terselenggaranya acara tahunan yang bergengsi ini.

Secara umum, IMO adalah olimpiade yang dapat diikuti oleh bukan hanya antar mahasiswa kedokteran se-Indonesia, tetapi mahasiswa kedokteran dari luar negeri juga dapat mendaftarkan timnya dalam ajang ini. Indira selaku koordinator ilmiah IMO 2019 menjelaskan bahwa terdapat enam cabang lomba yang dibagi menjadi dua berdasarkan tarafnya, yaitu tiga cabang lomba untuk taraf nasional dan tiga lainnya untuk taraf internasional. Pada kompetisi nasional, cabang yang dilombakan antara lain digestive, genitourinary, dan cardiorespiratory. Sedangkan cabang lomba untuk kompetisi internasional antara lain musculoskeletal, neuropsychiatry, serta tropical infectious diseases. Indira menambahkan pula bahwa tujuan IMO sendiri adalah untuk memfasilitasi mahasiswa kedokteran dalam menunjukan kemampuan dan pengetahuannya di bidang ilmiah, khususnya pada cabang-cabang yang dilombakan tersebut. Kompetensi yang dimiliki oleh mahasiswa kedokteran untuk merepresentasikan institusinya sebagai tim dalam olimpiade medis internasional ini akan diuji lewat soal-soal yang sudah terstandardisasi secara nasional.

Berbicara mengenai rangkaian acara, IMO memiliki dua tipe acara, yaitu acara olimpiade dan non-olimpiade. Lebih lanjut, Idfi Amila, yang menjabat sebagai koordinator acara IMO 2019, menjelaskan bahwa acara olimpiade terdiri dari Multiple Choice Question (MCQ), Objective Structured

Practical Examination (OSPE), Objective Structured Clinical Examination (OSCE), dan Student Oral Case Analysis and Public Health (SOCA-PH).

Sedangkan acara non-olimpiade yang merupakan acara di luar lomba antara lain opening ceremony, talkshow, city tour, dan farewell party. Haikal selaku ketua panitia juga memaparkan bahwa IMO 2019 akan berlangsung selama lima hari empat malam. Pada hari pertama tanggal 16 Oktober 2019, akan diadakan opening ceremony untuk menyambut dan menjamu delegasi dari nasional maupun internasional di Gedung Jaya Sabha. Hari kedua, 17 Oktober 2019 merupakan hari dilaksanakannya olimpiade babak penyisihan yang berlokasi di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana. Haikal menyebutkan bahwa pada hari tersebut rencananya kegiatan kampus dan perkuliahan akan dialihkan pada hari berikutnya. Kemudian pada hari ketiga, bagi tim yang tidak lolos ke tahap semifinal akan menghadiri talkshow dengan tema “Transcending Beyond the Ordinary: to Hear, to Feel, to Heal”. Sementara itu, tim yang berhasil lolos di babak penyisihan akan melanjutkan perjuangannya di babak semifinal dengan lomba MCQ 2 dan lomba OSCE. Di hari terakhir, 20 Oktober 2019, akan dilaksanakan babak final yang terdiri dari 2 tahap, yaitu olimpiade SOCA-PH dan juga Medical Quiz Game yang menyerupai cerdas cermat. Hari terakhir juga akan ditutup dengan closing ceremony.

Sebagai project officer tahun ini, Haikal ingin memberikan dampak positif secara internal dan eksternal. Untuk pihak eksternal, yang mana adalah para peserta IMO 2019, Haikal dan segenap panitia pelaksana ingin mempersembahkan IMO sebagai olimpiade yang adil dan transparan bagi pesertanya. IMO 2019 ini juga akan diwarnai dengan nuansa budaya Bali yang akan membedakan IMO 2019 dengan IMO pada tahun-tahun sebelumnya, khususnya pada acara non-olimpiade seperti opening dan closing ceremony, farewell party, dan rangkaian acara lainnya. Secara umum, pelaksanaan IMO akan dilandaskan pada visi dari Dekan,

yaitu unggul, mandiri, dan berbudaya. Sedangkan kepada pihak internal, yaitu

panitia dan segenap civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Haikal dan panitia inti berharap IMO 2019 dapat menjadi acuan bagi kepanitiaan-kepanitiaan lain dalam hal koordinasi dan mempersiapkan sebuah acara dengan efektif dan jelas. Selain itu, dalam acara ini berbagai peralatan untuk praktikum seperti preparat dan sebagainya akan disiapkan, sehingga harapannya setelah IMO usai mahasiswa FK Unud dapat menggunakan preparat yang telah dipersiapkan sebelumnya dengan baik dan benar.

Karena IMO ini merupakan acara yang besar dengan taraf internasional, maka kendala yang sering dijumpai adalah dalam hal koordinasi. Dijelaskan oleh Haikal bahwa IMO ini mempunyai alur koordinasi yang luas, terutama dengan ISMKI Nasional dan juga dengan delegasi-delegasi panitia IMO yang tersebar di seluruh Indonesia. Bagi Idfi, dalam menjadi koordinator acara IMO yang menjadi kendala adalah komunikasi, sebab IMO melibatkan banyak orang. Untuk menghindari masalah tersebut, Idfi berkata bahwa komunikasi antar panitia maupun peserta akan lebih dimaksimalkan. Sedangkan dalam hal perlombaan dan keilmiahan, Indira berkata bahwa koordinasi mengenai teknis di lapangan sangat penting untuk direncanakan dan diatur, sehingga perlu dilaksanakannya simulasi yang sering untuk mengelola peserta yang jumlahnya tidak sedikit. Selain itu, kelengkapan alat dan soal juga perlu dipersiapkan sejak dini agar saat eksekusi hari-H menjadi sesuai dengan apa yang telah direncanakan. Namun sejauh ini, Haikal mengatakan bahwa persiapan IMO berjalan dengan lancar. Semangat Haikal dan tim!

Sta

ff re

daks

i: O

lga,

Indi

// S

taff

foto

grafi

: Axe

l // G

rafis

: Div

a

Page 15: Stres KURANG TIDUR

Sta

ff re

daks

i: E

lis, L

aras

// S

taff

foto

grafi

: Dan

iel /

/ Gra

fis: R

eina

isen

15edisi 08/2019

Dunia perkuliahan memang tak terasa lengkap tanpa adanya kegiatan-kegiatan. Salah satu

kegiatan yang sangat menarik dari Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Kedokteran Universitas Udayana adalah Bali International Summer School (BISS). BISS merupakan kegiatan internasional tahunan yang sangat unik karena kegiatan ini dapat dikatakan sebagai perpaduan dari kegiatan akademik dan kegiatan non-akademik. Tahun ini merupakan tahun ke-9 BISS diselenggarakan dan mengambil tema yaitu Travel Safety: Defence Against The Travelling Inconvenience.

Sesuai dengan penjelasan Ni Putu Kamala Dewi selaku koordinator acara dari BISS 2019, BISS terdiri dari kegiatan akademik berupa kunjungan ke rumah sakit (hospital visit), kelas kuliah (lectures), International Guest Lecture, dan Workshop. Adapun kegiatan non-akademik yang mencakup tur di beberapa daerah di Bali, cultural night, dan farewell party. Kegiatan internasional ini dapat diikuti oleh seluruh mahasiswa fakultas kedokteran baik di seluruh Indonesia maupun di luar Indonesia. Namun, terdapat peserta yang memang sudah pasti menjadi bagian dari BISS, yaitu peserta yang berasal dari Jepang karena terdapat perjanjian mengenai kerja sama Jepang dengan BISS.

Secara rinci, BISS tahun ini akan diadakan selama 6 hari, tepatnya pada tanggal 5 Agustus hingga 11 Agustus 2019. Tetapi, terdapat satu hari tambahan untuk peserta Jepang saja karena adanya perjanjian kerja sama. Pada tanggal 5 Agustus 2019, BISS akan dibuka dengan opening ceremony. Kemudian di hari pertama, peserta akan diajak melakukan hospital visit di RSUP Sanglah, lecture pertama dan kedua, dan melalukan social visit dengan mengunjungi Yayasan Dria Raba. Hari kedua akan diisi dengan hospital visit di RSUD Badung dan tur di Ubud, tepatnya di Museum Blanco dan pasar Ubud. Hari ketiga akan dilanjutkan dengan lecture ketiga dan keempat, tur ke GWK serta Uluwatu. Selanjutnya di hari keempat, terdapat kunjungan ke Puskesmas 1 Denpasar dan peserta akan bersenang-senang melakukan water sports. Di hari kelima akan diadakan International

Guest Lecture yang merupakan seminar internasional yang dibuka untuk umum dan akan diisi oleh dua pembicara yang berasal dari Indonesia dan seorang pembicara internasional. Pada hari kelima ini akan diakhiri dengan acara cultural night, yaitu acara yang akan berisi pementasan budaya dari peserta internasioal dan pementasan budaya Bali, serta talkshow mengenai budaya Bali yang berhubungan dengan dunia medis yang rencananya akan diisi oleh Hippocrates Bali Harmony, yaitu perkumpulan dokter dengan berbagai talenta budaya Bali, seperti memainkan musik tradisional Bali. Dan hari keenam yang juga merupakan hari terakhir dari BISS tahun ini akan diisi dengan workshop yang memuat pemaparan materi dan praktik secara langsung terkait materi. Pada BISS kali ini, workshop akan mengangkat materi yoga. Farewell party atau pesta perpisahan akan menjadi penutup dari kegiatan internasional ini dimana seluruh peserta akan bersenang-senang dengan makan bersama dan juga terdapat awarding yang menarik, seperti award untuk best custom, dan sebagainya. Khusus untuk peserta Jepang, satu hari tambahan setelah hari keenam akan memuat agenda jalan-jalan ke Beachwalk dan pantai Dreamland.

Seperti yang diungkapkan oleh Michael Christopher sebagai ketua panitia BISS 2019,

ada beberapa hambatan yang dihadapi menjelang acara BISS 2019 ini. Hambatan yang pertama adalah pembentukan tim panitia yang lebih lambat dari tahun lalu. Jika tahun lalu panitia sudah terbentuk sejak bulan Desember 2017, tahun ini baru terbentuk sekitar 2-3 bulan terakhir. Hambatan yang lainnya adalah anggaran dana yang diperlukan cukup banyak tetapi proposal sponsorship baru bisa disebarkan pada pertengahan Juni ini.

BISS tahun ini diharapkan sedikit berbeda dibanding dengan tahun lalu. Tahun ini panitia lebih berfokus pada promosi untuk mahasiswa asing selain Jepang, seperti dari Thailand dan Taiwan. Beberapa tempat liburan yang akan dikunjungi juga akan dibuat sedikit berbeda dari tahun sebelumnya. Michael juga mengharapkan dari program kerja departemen hubungan luar BEM kali ini, peserta yang mengikuti rangkaian acara BISS bisa mengerti dan mengetahui bagaimana sistem belajar di Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dan juga merasakan liburan yang seru di Bali dengan budget minimal.

BISS 2019Program Musim Panas ala FK Unud

Michael Christopher Ketua BISS 2019

Ni Putu Kamala DewiKoordinator Acara BISS 2019

Page 16: Stres KURANG TIDUR