struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
-
Upload
tri-hardiyanti -
Category
Documents
-
view
206 -
download
0
description
Transcript of struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
-
5/27/2018 struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
i | P a g e
TUGAS AKHIR
STRUKTUR HEWAN
Struktur Neuron, Neuroglia dan Jaringan Epitel Berlapis
Oleh:
Nama : Tri Hardiyanti
NIM : E1A012055
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
2014
-
5/27/2018 struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
ii | P a g e
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum wr.wb
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Struktur Neuron, Neuroglia dan Jaringan Epitel Berlapis ini tepat pada waktunya.
Tidak lupa salawat serta salam penulis haturkan kepada baginda Nabi Muhammad Saw.
Penulis ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini, juga kepada dosen-dosen pembimbing mata kuliah Struktur
Hewan.
Penyusun sadar bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah
ini. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan dari semua
pihak untuk memperbaiki kesalahan yang ada dalam laporan tetap ini agar dapat
memperbaiki kesalahan-kesalahan pada penyusunan makalah-makalah berikutnya.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Demikian,
semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca padaumumnya.
Wassalamualaikum wr.wb.
Mataram, Januari 2014
Penulis
-
5/27/2018 struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
iii | P a g e
DAFTAR ISI
Halaman judul .................................................................................................... iKata Pengantar .................................................................................................... ii
Daftar Isi ............................................................................................................. iii
BAB I Pendahuluan.......................................................................................... 1
A. Latar Belakang ........................................................................................ 1B. Rumusan Masalah .................................................................................. 1C. Tujuan ..................................................................................................... 2
BAB II Pembahasan......................................................................................... 3
A. Struktur dan Tipe Neuron ....................................................................... 3B. Struktur dan Tipe Neuroglia ................................................................... 30C. Struktur dan Tipe Jaringan Epitel Berlapis Banyak ............................... 37
BAB III Penutup............................................................................................... 48
A. Kesimpulan ............................................................................................. 48Daftar Pustaka .................................................................................................... 49
-
5/27/2018 struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
1 | P a g e
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar BelakangSistem saraf mencakup seluruh massa jaringan saraf dalam tubuh. Fungsi
dari sistem saraf adalah mengkoordinasi, menafsirkan dan mengontrol interaksi
antara individu dengan lingkungan sekitar. Sistem saraf pusat (SSP) terdiri atas
otak dan medulla spinal dan mengandung sel-sel saraf atau neuron dan sel-selpenyokong disebut neuroglia.
Neuron adalah struktur yang kompleks dan merupakan sistem
komunikasi utama tubuh manusia, memiliki berbagai macam bentuk, sedangkan
neuroglia adalah merupakan tempat suplai nutrisi dan proteksi pada neuron.
Neuron yang terdapat dalam tubuh manusia jumlahnya trilyunan. Neuron adalah
sel yang mempunyai kemampuan menerima impuls dan menghantarkan impuls.
Neuron sel-selnya tidak mengalami pembelahan sel sehingga jika sudah mati
atau rusak neuron tidak dapat diganti. Neuron ini banyak dan bercabang-cabang,
menghubungkan jaringan satu dengan yang lain. Setiap sel saraf terdiri atas
badan sel saraf, akson (neurit), dendrit, dan selubung saraf.
Neuroglia merupakan unsur seluler dari susunan saraf yang tidak
menghantarkan sistem saraf. Jumlah neuroglia bertambah seiring dengan
aktivitas dari neuron. Sekitar 90% di dalam SSP bukanlah neuron tetapi sel
glia atau neuroglia. Meskipun berjumlah besar, sel glia hanya menempati sekitar
separuh dari volume otak karena sel ini tidak membentuk cabang sebanyak yang
dimiliki oleh neuron.
B. Rumusan Masalah1. Bagaimana struktur neuron dan apa saja jenis-jenis neuron berdasarkan
jumlah uluran?
2. Bagaimana struktur neuroglia dan apa saja tipe neuroglia?
-
5/27/2018 struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
2 | P a g e
3. Bagaimana struktur jaringan epitel berlapis dan apa saja macam-macamjaringan epitel berlapis?
C. Tujuan1. Untuk mengetahui struktur neuron.2. Untuk mengetahui jenis-jenis neuron berdasarkan jumlah uluran.3. Untuk mengetahui struktur neuroglia.4. Untuk mengetahui tipe neuroglia.5. Untuk mengetahui struktur jaringan epitel berlapis.6. Untuk mengetahui macam-macam jaringan epitel berlapis.
-
5/27/2018 struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
3 | P a g e
BAB II
PEMBAHASAN
D. Struktur dan Tipe Neuron
Neuron ini banyak dan bercabang-cabang, menghubungkan jaringan satu
dengan yang lain. Neuron terdiri dari tiga bagian yang berbeda satu dengan yang
-
5/27/2018 struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
4 | P a g e
lain, yaitu badan sel (soma / perikarion), dendrit (uluran pendek), dan akson
(uluran panjang).
1. Badan selBadan sel saraf terletak di pusat saraf dan ganglion. Ganglion adalah
kumpulan badan sel saraf yang letaknya tertentu, misalnya di kiri-kanan
sumsum tulang belakang. Badan sel, berwarna kelabu, terdiri atas membran
sel, sitoplasma (neuroplasma), nucleus dan nukleolus. Bentuk sel saraf
(perikarion) umumnya bulat, dapat juga polihidral dengan diameter birkisar
antara 4150 mikron.
a. Membran selKomponen penyusun membran sel terdiri dari komponen lipid,
protein dan karbohidrat. Ratio komposisi tiap-tiap komponen tidaklah
sama pada setiap membran sel karena tergantung dari tipe selnya juga
spesiesnya. Umumnya, kandungan lipid pada membran sel berkisar 40%,
protein 40%, karbohidrat 1-10% dan air 20%.
Lipid pada membran sel memiliki dua lapisan dimana satu
lapisan terorientasi ke arah luar dan lapisan yang lain terorientasi ke arah
sitoplasma. Protein pada membran sel merupakan proteinglobuler.Protein-protein tersebut terdistribusi secara tidak merata pada
membran sel. Sebagian protein membran terletak pada bagian perifer dan
sebagian yang lainnya tertanam pada setengah lapisan lipid atau tertanam
menembus kedua lapisan lipid. Bagian karbohidrat membran sel
biasanya dalam bentuk oligosakarida. Karbohidrat pada membran
biasanya terikat pada lipid dan sebagian yang lainnya terikat pada
protein.1) Lipid
Setiap molekul lipid bersifat amfifatik. Lipid amfifatik mengandung
komponen ekor yang bersifat hidrofobik (tidak suka air) dan
komponen kepala yang bersifat hidrofilik (suka air). Lipid membran
terdiri dari 3 kelas utama yaitu : fosfolipid, glikospingolipid, dan
sterol.
a) Fosfolipid
-
5/27/2018 struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
5 | P a g e
Terdapat dua macam fosfolipid yaitu fosfogliserida dan
sfingomielin. Fosfogliserida merupakan unsur yang paling
banyak, mempunyai rangka gliserin, mengikat dua asam lemak
dengan ikatan ester pada C1 dan C2. Bisa juga mengikat alkohol
terfosforilasi (serin, etanolamin, kolin, inositol). Sedangkan
sfingomielin mempunyai rangka sfingosin (derivat amino
alkohol) mengikat satu asam lemak dengan ikatan amida yang
merupakan unsur dalam selubung mielin. Sfingomielin banyak
dijumpai pada jaringan otak dan saraf.
b) GlikospingolipidMerupakan lipid yang mengandung gula seperti serebrosida
(mengandung ikatan heksosa tunggal, glukosa atau galaktosa)
dan gangliosida (mengandung ikatan gula yang lebih kompleks)
dimana keduanya secara khusus penting dalam system saraf
pusat.
c) SterolSterol yang lazim dijumpai adalah kolesterol. Merupakan
komponen utama dalam membran plasma, sedikit pada badangolgi, mitokondria dan nucleus. Letak kolesterol tersisip diantara
fosfolipid dan berperan dalam menentukan tingkat fluiditas
membran.
2) Protein membran selMembran merupakan suatu mozaik fluida yang terdiri atas lipid,
protein, dan karbohidrat. Protein menentukan sebagian besar fungsi
spesifik membran. Ada dua protein utama membran yaitu proteinintegral dan protein periferal. Protein integral adalah protein
transmembran dengan daerah hidrofobik membentang sepanjang
interior hidrofobik membran tersebut. Daerah hidrofobik protein
integral terdiri atas satu atau lebih rentangan asam amino nonpolar,
yang biasanya tergulung menjadi heliks-a. Bagian yang hidrofilik
berada pada kedua sisi yang aqueous. Protein periferal tidak tertanam
-
5/27/2018 struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
6 | P a g e
dalam bilayer lipid melainkan terikat longgar pada permukaan
membran.
3) KarbohidratKarbohidrat membran memiliki fungsi untuk mengenali satu jenis sel
tetangga, yang menjadi dasar penolakan terhadap sel asing.
Karbohidrat pada membran biasanya berbentuk oligosakarida.
Beberapa oligosakarida secara kovalen terikat dengan lipid
(membentuk glikolipid) dan sebagian besar terikat secara kovalen
dengan protein (membentuk glikoprotein). Molekul dan lokasi yang
beragam pada permukaan sel membuat oligosakarida dapat berfungsi
sebagai penanda yang membedakan sel yang satu dengan yang
lainnya.
b. Sitoplasma
Sitoplasma dipenuhi organel, inklusi dan unsur filamen dari
sitoskelet yang tersusun dari lebih kurang konsentris mengelilingi inti di
pusat. Pada jaringan saraf yang dipulas dengan pewarna aniline basa dan
diamati dengan mikroskop cahaya, yang paling mencolok dari komponen
ini adalah gumpalan materi sangat kromofil, yang dulu disebut badan
Nissl (Gbr. 11-7). Pada neuron hidup badan Nissl terlihat dengan
mikroskop kontras fase. Pada mikrograf elektron badan Nissl ternyata
-
5/27/2018 struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
7 | P a g e
terdiri atas sisterna dari reticulum endoplsma kasar dalam deretan
parallel teratur (Gbr. 11-8 dan 11-9). Seperti sel lain yang aktif
menghasilkan protein, ribosom tersusun dalam bentuk baris, ikal dan
pilinan pada permukaan luar sisterna dan poliribosom terdapat terdapat
bebas dalam sitoplasma. RE kasar terdapat dalam dendrit, namun disitu
berbentuk tubul bercabang dan saling beranastomosis dan sisterna
pendek, kecuali pada percabangan yang mungkin terdapat kelompok
kecil sisterna parallel. RE biasanya tidak terdapat di daerah perikarion
tempat akson muncul, yaitu hilok akson (Gbr. 11-7). RE juga tidak
terdapat dalam akson yang hanya mengandung reticulum licin.
-
5/27/2018 struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
8 | P a g e
Bentuk, ukuran dan penyebaran badan Nissl sangat bervariasi
dalam jenis neuron berbeda, masing-masing memiliki pola tersendiri.
Neuron kecil selau memiliki banyak badan Nissl sangat kecil, namun di
antara neuron yang lebih besar tidak terdapat korelasi antara ukuran sel
dan ukuran badan Nissl. Beberapa sel saraf besar (neuron motoris dan sel
Betz raksasa dari korteks serebri) memiliki badan Nissl besar, sedangkan
dalam neuron besar lain (sel Purkinje korteks serebri) badan Nissl relatif
kecil. Meskipun sel ganglion dari akar dorsal dapat berukuran besar,
mereka secara khas mengandung badan Nissl sangat kecil yang tersebar
rata. Jalinan retikulum endoplasma licin terdapat di dalam perikarion dan
meluas ke dalam akson dan dendrite. RE licin sering membentuk sisterna
gepeng, lebar dan bertingkap tepat di bawah dan paralel dengan
plasmalema badan sel. Retikulum licin berhubungan dengan retikulum
dengan retikulum kasar dan dapat menempati sebagian besar ruang antar
badan Nissl.
-
5/27/2018 struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
9 | P a g e
Aparatus golgi mencolok pada setiap neuron. Bila diimpregnasi
dengan osmium atau metode perak bagi mikroskop cahaya, ia tampak
sebagai jalinan longgar benang-benang bergelombang yukstanukleus.
Pada mikrograf elektron apparatus golgi akan tampak sebagai tumpukan
sisterna gepeng, sering dengan ujung melebar dan dikelilingi banyak
vesikel kecil (Gbr. 11-8). Tumpukan membrane Golgi ini sesuai dengan
diktiosom sitologi klasik. Tubuli yang menghubungi tumpukan sisterna
itu umumnya tidak tampak dalam sediaan tipis, namun meraka
direkonstruksi dalam sediaan seri. Pada permukaan konkaf masing-
masing tumpukan, sisterna paling dalam itu bertingkap dan berhubungan
dengan tubul bercabang-cabang dan beranastomosis, yang membentuk
jalinan Golgi-trans. Cadangan energi neuron rendah dan memerlukan
banyak glukosa dan oksigen karena itu mitokondria neuron tersebar luas
dalam sel. Mitokondria berbentuk batang atau filament dan berdekatan
dengan badan Nissl, berdiameter 0,1 sampai 0,8 m. Mitokondria juga
terdapat dalam dendrit (Gbr. 11-10 dan 11-11), tersebar sepanjang akson
terutama dalam terminal akson. Kristanya tidak selalu terorientasi
melintang namun dapat berjalan paralel terhadap sumbu panjangnya,sehingga pada potongan melintang membran itu tampak sebagai cincin
konsentris gelap dan terang. Ciri lain adalah jarangnya granul padat-
elektron yang biasanya ditemukan dalam matriks mitokondria.
Mikrosinematografi dari neuron dalam biakan menunjukkan bahwa
mitokondria selalu bergerak, dengan kecepatan bervariasi di sitoplasma
dan di antara perikarion dan cabang-cabangnya. Gerakan itu ternyata
sepanjang mikrotubul dalam jalur terbuka di antara organel lain.Kebanyakan neuron mengandung relatif sedikit inklusi selain granul
pigmen. Granul melanin coklat tua atau hitam kasar ditemukan dalam
neuron dari substansi nigra dari otak tengah, dalam lokus sureleus dari
pons superior, dalam nucleus motoris dorsalis dari nervus vagus dalam
medula oblongata, dan dalam medulla spinalis dan ganglia simpatis.
Granul lipofuscin coklat emas tersebar lebih luas, berbentuk tak teratur
dan diduga merupakan kumpulan produkakhir aktivitas enzim lisosom.
-
5/27/2018 struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
10 | P a g e
Peningkatan berangsur jumlah lipofuscin terjadi dengan peningkatan usia
dan bahkan dapat mendesak inti dan organel ke satu sisi perikarion.
Deposit pigmen pengandung-besi ditemukan dalam neuron dari substansi
nugra, globus pallidus dan beberapa pusat lain. Jumlahnya juga
bertambah dengan umur. Sedikit tetes lipid dalam sitoplasma dapat
merupakan cadangan energi normal atau merupakan produk dari
metabolism abnormal. Glikogen, sumber energy umum bagi sel di luar
susunan saraf, tidak terdapat dalam jumlah yang secara histokimia dapat
diperlihatkan dalam sitoplasma neuron.
-
5/27/2018 struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
11 | P a g e
Sel neurosekresi mengandung granul sekresi kecil bermembran yang
mensekresi katekolamin mengandung vesikel berpusat-padat berdiameter
80 sampai 120 nm. Sel neurosekresi dari hipotalamus mengandung
granul berdiameter 10-30 nm yang mengandung hormone vasopressin
dan oksitosin dan peptide carriernya, neurofisin. Granul ini ditransfor
-
5/27/2018 struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
12 | P a g e
sepanjang akson ke neurohipofisis tempat hormonnya dibebaskan dan
berdifusi ke dalam aliran darah.
c. NukleusNukleus adalah merupakan organ terbesar sel, dengan ukuran
diameter antara 10-20 nm. Nukleus memiliki bentuk bulat atau lonjong,
dengan nukleolus mencolok dan relatif sedikit heterokromatin. Dalam
neuron sangat besar yang aktif mensintesis, kromatin sebagian besar
tersebar berupa eukromatin, menyediakan banyak genom untuk
transkripsi. Karenanya disebabkan kurangnya materi yang dapat dipulas,
inti tampak pucat bila dipulas dengan pewarna basa dan sering disebut
sebagai vesikuler. Tetapi deskripsi ini tidak berlaku bagi neuron lebih
kecil yang jauh lebih banyak itu, yang memiliki kromatin lebih padat.
Pada beberapa neuron bentuk inti mungkin tidak teratur dengan lipatan
dalam dari selaput intinya.
2. DendritNeuron biasanya memiliki banyak dendrite langsung dari badan sel dan
cabang-cabang ini merupakan bagian terbesar permukaan penerima sinyal
dari neuron lain. Saat baru muncul dari perikarion, dendrite relative tebalnamun berangsur meruncing ke ujungnya. Dendrit kebanyakan neuron hanya
pendek dan berdekatan dengan soma. Dendrit tidak mengandung selubung
mielin (selubung lemak) maupun neurolema (selubung yang menyelubungi
selubung mielin). Dendrit bercabang-cabang, secara khas dengan sudut
tegak, menjadi cabang primer, sekunder, tersier dan seterusnya, dengan pola
yang bervariasi dari sederhana sampai sangat rumit (Gbr. 11-10 dan 11-12).
Jumlah dan panjang dendrit tidak ada hubungannya dengan ukuran soma,namun pola percabangan khas untuk setiap jenis neuron. Dendrit tampak
berduri karena banyaknya juluran halus, spina, dari permukaannya (Gbr. 11-
11). Duri tersebut berkurang setelah deaferensiasi neuron atau nutrisi
dihentikan dan menampakkan perubahan struktur pada orang berusia lanjut
dan orang dengan kelainan tertentu.
Struktur halus pangkal dendrit serupa dengan perikarion. Mereka
mungkin mengandung perluasan aparat golgi, badan Nissl kecil,
-
5/27/2018 struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
13 | P a g e
mitokondria, reticulum endoplasma licin, mikrotubul dan neurofilamen
(Gbr. 11-12). Semakin menjauhi soma, semakin banyak mikrotubul
memanjang dan organel umumnya teratur parallel terhadapnya. Semakin
jauh dari badan sel, semakin berkurang jumlah neurofilamennya dan tersisa
satu filament atau berkas halus, dengan hubungan-silang halus antara
filament dan di antaranya dan mikrotubul. Neuron motoris spinal dan sel
Betz dikecualikan karena memiliki sangat banyak neurofilamen dendritik.
Tubuli reticulum endoplasma dan ribosom bebas menghilang, sementara
mitikondria semakin banyak dan terkumpul dalam cabang-cabang lebih
halus dari dendrite.
-
5/27/2018 struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
14 | P a g e
3. AksonAkson berasal dari tonjolan mirip kerucut dari badan sel yang disebut
hilok akson (Gbr. 11-13). Kadang-kadang timbul dari dasar dendrit utama.
Akson umumnya lebih halus dan jauh lebih panjang dari dendrit.
Aksoplasma tidak mengandung badan Nissl namun mengandung profil-
profil tubuler pendek dari reticulum endoplasma licin, mitokondria panjang
dan sangat langsing, mikrotubul dan neurofilamen.
-
5/27/2018 struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
15 | P a g e
Bagian akson antara hilok dan awal selubung myelin disebut segmen
awal. Di sini terdapat lapis tipis materi padat elektron-sedang di bawah
plasmalema. Lapis serupa terdapat pada nodus Ranvier, namun tidak di
tempat lain sepanjang akson bermielin. Mikrotubul pada hilok akson dan
segmen awal terdapat berupa berkas kecil. Lebih ke distal, mereka lebih
banyak, namun mikrotubul-mikrotubul itu tersebar merata, dengan
neurofilamen di antaranya. Neurofilamen ini jauh lebih banyak dari
mirotubul (Gbr. 11-14).
-
5/27/2018 struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
16 | P a g e
4. Sitoskelet NeuronPada sediaan untuk mikroskop cahaya dengan metoda impregnasi perak,
tampak jaringan neuro fibril berdiameter sampai 2 m dalam perikarion,
menyusup diantara organel dan meluas ke dalam dendrite dan akson (Gbr.
11-7). Dengan mikroskop elektron, tampak tiga jenis struktur filament dalam
neuron; mikrotubul, berdiameter 20-28 nm (Gbr. 11-12 dan 11-14);
neurofilamen, berdiameter 10 nm (Gbr. 11-12 dan 11-14); dan mikrofilamen,
berdiameter 3-5 nm. Neurofilamen tersusun dari filament-filamen halus,
berdimensi molekul, yang saling berpilin berupa heliks membentuk
heterodimer. Empat dari dimer membentuk satu protofibril. Dua protofibril,
pada gilirannya, saling bergelung membentuk sebuah neurofilamen. Subunit
tersusun sedemikian rupa sehingga potongan melintang neurofilamen
tampak sebagai tubul halus dengan dinding tebal dan pusat terang
berdiameter sekitar 2-3 nm.
Mikrofilamen neuron terdiri atas dua untaian aktin-G berpolimerisasi
tersusun berupa heliks, dan mereka tidak berbeda bermakna dari filament
aktin sel lain. Kebanyakan aktin berhubungan dengan membrane plasma dan
terikat padanya oleh sebuah protein penambat disebut fodrin. Aktin dalamdendrite kortikal terutama banyak dalam duri dendritik.
Mikrofilamen identik dengan yang ada pada sel lain, namun terdapat
sedikit perbedaan dalam protein terkait-mikrotubul (MAP-1, MAP-2, MAP-
3) yang mengatur stabilnya mikrotubul dan membantu perakitannya. MAP-2
banyak dalam perikarion dan dendrite namun tidak ada dalam akson. MAP-3
hanya terdapat dalam akson.
-
5/27/2018 struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
17 | P a g e
Serat Saraf
Sebuah serat saraf terdiri atas sebuah akson terbungkus sel-sel Schwann.
Banyak akson perifer juga memiliki selubung myelin di antara sel Schwann dan
akson. Selubung myelin berasal dari sel Schwann. Akson lain tidak memiliki
selubung myelin dan hanya terletak di dalam alur dalam pada permukaan sel
Schwann, dengan banyak akson sering dibungkus oleh sel yang sama (Gbr. 11-
16 dan 11-17). Karenanya biasanya disebut akson bermielin atau tanpa mielin.
-
5/27/2018 struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
18 | P a g e
-
5/27/2018 struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
19 | P a g e
Dalam keadaan hidup tanpa difiksasi, serat bermielin tampak sebagai
tubus mengkilap, dan sifat refraktil dari mielin ini adalah yang menyebabkan
warna putih banyak saraf tepi dan jalur serat dalam SPP. Pada sediaan histologis,
tampilan serat saraf tergantung teknik yang diakai. Pada sediaan rutin dengan
pulasan hemotoksilin eosin, kandungan lipid dari mielin telah larut selama
proses dehidrasi, menyisakan anyaman neurokeratin longgar sekitar setiap akson
(Gbr. 11-18 dan 11-24). Setelah pulasan supravital dengan biru metilen, akson
itu terpulas biru dan mielin utuh tidak terpulas. Metoda Weigert menggelapkan
mielin, meninggalkan akson tanpa warna atau kelabu pucat, sedangkan metoda
Kluver-Barrera memulas mielin hijau-kebiruan. Dengan fiksasi glutaraldehida
dan osmium tetroksida, lipid selubung mielin terawetkan dan tampak pada
potongan melintang sebagai cincin hampir hitam sekitar akson yang kurang
terpulas. Jadi, meskipun serat saraf itu sukar diidentifikasi dengan metoda
histologi rutin, mereka dengan jelas terlihat dengan teknik pemulasan khusus ini.
-
5/27/2018 struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
20 | P a g e
a. Selubung SchwannSelubung Schwann (dulu disebut selubung neurilema) terdiri dari sel-sel
gepeng yang membentuk lapis tipis mengelilingi mielin serat saraf. Intinya
gepeng dan sitoplasma tipisnya mengandung sebuah aparat Golgi kecil dan
beberapa mitokondria. Dengan mikroskop cahaya, selubung mielin dan
selubung Schwann tampak sebagai lapisan terpisah, namun mikroskop
elektron menampakkan bahwa mielin itu sebenarnya merupakan bagian dari
sel Schwann, terdiri atas banyak membran sel yang melilit secara spiral
mengelilingi akson.
Selubung Schwann dan mielinnya pada jarak-jarak teratur diputus
sepanjang jalan serat saraf oleh nodus Ranvier (Gbr. 11-18), yang
merupakan tempat terputusnya sel-sel Schwann berurutan sepanjang akson.
Di situ, akson sebagian terbuka, secara tidak sempurna ditutupi oleh proses
interdigitasi pada tepian dua sel Schwann yang berdampingan. Jadi selubung
akson bermielin dibagi dalam segmen-segmen yang dibatasi oleh nodus
Ranvier berurutan dan disebut segmen internodus. Masing-masing terdiri
atas satu sel Schwann dan lamel mielin konsentrisnya sekitar akson. Segmen
internodus cenderung lebih pendek dekat daerah terminal serat. Panjangnyajuga bervariasi dari spesies ke spesies dan dalam saraf berbeda pada spesies
yang sama, berkisar antara 200 m sampai 1000 m atau lebih. Makin
panjang dan tebal serat saraf itu, makin panjang pula segmen internodusnya.
Jika sebuah akson mencabangkan kolateral, maka dipercabangkan dari nodus
Ranvier.
Pada saraf tepi yang difiksasi dengan osmium letroksida, mielin dalam
setiap segmen tampak terputus-putus oleh bangun berbentuk kerucut, yaituinsisura Schmidt-Lantermann (Gbr 11-16 dan 11-22). Terdapat sejumlah
insisura pada setiap segmen, tampak sebagai celah-celah oblik bagus pada
kedua sisi akson. Pada mikrograf elektron ternyata bahwa mereka itu tidak
terputus, namun tempat pemisahan setempat dari lamel mielin. Lamel itu
secara utuh melintasi tempat itu, namun dipisahkan oleh residu sitoplasma
yang terperangkap dalam pilinan dan agaknya menyatu dengan sitoplasma
-
5/27/2018 struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
21 | P a g e
badan sel. Insisura selalu terdapat dan bertambah dengan bertambahnya
umur.
Hubungan sebenarnya selubung Schwann dengan akson tanpa mielin tak
dapat dijelaskan dengan mikroskop cahaya, namun mikrograf elektron
menampakkan bahwa beberapa akson menempati alur-alur dalam pada
permukaan sel Schwann (Gbr. 11-17 dan 11-18). Membran sel Schwann
melekat erat pada akson, namun pada suatu tempat menjauhinya membentuk
mesakson yang terdiri atas dua membran paralel yang terjulur dari akson ke
permukaan sel Schwann.karena selubung mielin terdiri atas banyak lapis
membran sel Schwann, agaknya kurang tepat untuk menyebut akson yang
dikeliling satu lapis membran sel Schwann sebagai tanpa mielin, yang
memberi kesan bahwa mereka tidak telanjang. Mereka ditutupi oleh
selapis membran dan sitoplasma dari sel Schwann pembungkusnya.
Sel Schwann esensial untuk hidup dan berfungsi normalnya akson pada
saraf tepi. Pada regenerasi sesudah pemutusan atau cedera pada saraf, sebuah
akson bertumbuh dari sisa ujung proksimal sepanjang jalur yang dibentuk
oleh sel Schwann, dan ini mengalami sejumlah perubahan yang esensial
untuk pembentukan hubungan yang sesuai dan pemulihan fungsi normalnya.b. Selubung Mielin
Telah lama banyak perhatian dicurahkan pada susunan selubung mielin.
Sebelum adanya mikroskop elektron, analisis difraksi sinar-X memberi
kesan bahwa ia terdiri atas lapis-lapis konsentris campuran lipid, berselang-
seling dengan lapis tipis protein neurokeratin. Di dalam lapisan, molekul
lipid diduga tersusun dengan rantai hidrokarbonnya terjulurradial dan gugus
polarnya tersusun di bidang temu air dan secara longgar terikat pada protein.Pada umumnya interpretasi susunan molekuler mielin ini telah disokong oleh
mikroskopi elektron, yang menunjukkan bahwa lapis-lapis campuran lipid
dan protein itu sebenarnya adalah lapisan berurutan dari membran sel
Schwann yang membungkus akson secara spiral.
Pada mikrograf elektron dengan pembesaran kuat, mielin kompak
tampak sebagai deretan garis terang dan gelap dengan jarak 12-nm (Gbr. 11-
19). Membatasi setiap ulangan unit adalah garis padat mayor gelap, tebal
-
5/27/2018 struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
22 | P a g e
sekitar 3 nm, yang merupakan lengketan permukaan stioplasma membran sel
Schwann. Di antara garis padat mayor terdapat garis intraperiod yang kurang
padat, yang ditafsirkan sebagai lengketan permukaan luar membran sel
Schwann. Namun berdasarkan penelitian akhir-akhir ini dengan mikrograf
resolusi tinggi dari mielin radiks spinal yang difiksasi optimal, terdapat celah
sempit (2 nm) di antara membran (Gbr. 11-20) . Celah intrapriod ini
menghubungkan ruang periaksonal dengan ruang endoneurial ekstrasel
melalui spiral mielin. Molekul perunut sangat kecil seperti lanthanum dapat
memasukinya, namun deretan taut kedap menghalangi masuknya molekul
yang lebih besar.
Di luarnya, sel Schwann ditutupi lamina basal dan ia, pada gilirannya,
oleh endoneurium. Tempat selubung mielin itu terputus oleh nodus Ranvier,
lamina basal itu membalik ke dalam membungkus proses-proses kecil mirip
jari (ansa paranodus) dari sel Schwann berdekatan Sesampainya di akson,
lamina basal berlanjut di atas permukaannya ke ansa paranodus dari sel
Schwann berikut, tempat ia membalik ke dalam lagi. Sel Schwann berurutan
dan permukaan akson pada nodus jadinya dikelilingi oleh selapis tipis lamina
basel. Adanya selubung demikian setelah cedera saraf berfungsimengarahkan akson baru agar tetap pada jalur yang benar.
Celah di antara sel-sel Schwann (Gbr. 11-21) mempunyai makna
fisiologis yaitu memungkinkan aliran antara aksoplasma dan sekitarnya
selama majunya potensial aksi. Hampir tidak ada arus yang melalui
membran aksonal pada segmen internodus karena terisolasi oleh mielin
sekitarnya. Karena arus hanya dapat mengalir keluar pada nodus Ranvier,
hanya daerah nodus mengalami depolarisasi. Karenanya konduksi impulssaraf tidak berlangsung secara tetap sepanjang membran aksonal, namun
setiap nodus depolarisasi mengawali depolarisasi dalam nodus berikut oleh
aliran arus melalui aksoplasma dan cairan ekstrasel. Penyebaran impuls saraf
regeneratif ini disebut konduksi saltatori. Ia lebih cepat dan membutuhkan
lebih sedikit energi daripada konduksi kontinu sepanjang membran aksonal,
seperti pada serat tanpa mielin.
-
5/27/2018 struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
23 | P a g e
Interpetasi manfaat nodus Ranvier bagi konduksi di atas telah diterima
secara luas, namun ada penelitian yang menganggap celah di antara sel
Schwann berurutan sebagai artefak. Celah-celah itu tidak tampak pada saraf
segar dengan mikroskopi kontras fase, dan dikatakan bahwa,in vivo, ujung-
ujung sel Schwann bertaut erat tanpa ruang intersel di antaranya dan bahwa
bayangan yang tampak dengan mikroskop cahaya dan mikroskop elektron
-
5/27/2018 struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
24 | P a g e
disebabkan oleh pengerutan selama fiksasi dan dehidrasi sediaan.
Kemungkinan ini perlu lebih diperhatikan daripada yang sudah-sudah,
namun kebanyakan peneliti yakin bahwa bayangan mikroskop elektron
adalah benar dan bahwa hubungan proses sel-sel Schwann tidak
menghalangi aliran nodal.
-
5/27/2018 struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
25 | P a g e
Tahap-tahap mielinisasi dapat diamati pada saraf yang berkembang. Ia
mulai dengan satu putaran sepasang membran sel Schwann mengelilingi
akson, berulang banyak sekali diikuti pemadatan mielin dengan
mengeluarkan sitoplasma diantaranya (Gbr. 11-22). Mekanisme
terbentuknya spiral, terdiri atas beberapa sampai lebih dari 50 putaran, masih
belum jelas. Dikatakan bahwa disposisi spiral dari lamel diperoleh selama
mielinisasi dengan berputarnya selubung sel terhadap akson. Namun, sukar
untuk dibayangkan bagaimana gerakan demikian dapat diawali atau
dikendalikan untuk menghasilkan penampakan struktur lamel merata itu.
Lebih tidak masuk akal lagi bahwa spiral mielin terjadi akibat berputarnya
akson selama pertumbuhan. Jika ini mekanismenya, maka arah pilinan akan
sama sepanjang semua segmen internodus, dan hal ini tidak demikian. Ada
kemungkinan bahwa putaran-putaran awalnya dihasilkan gerakan sel
Schwann, dan putaran selanjutnya terjadi akibat penambahan luas total
membran karena penyisipan unsur pembentuk membran secara kontinyu di
tempat ia menutupi sitoplasma. Mekanisme pembentukan spiral mielin tetap
belum jelas.
-
5/27/2018 struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
26 | P a g e
Mielin juga terdapat di SSP, dalam jumlah yang bervariasi sesuai kaliber
aksonnya. Pada umumnya, akson dari traktus utama, yang merupakan
hubungan jarak jauh, memiliki selubung mielin tebal dan karenanya
kecepatan konduksi tinggi. Persamaan dengan mielin perifer mencakup
adanya nodus Ranvier dan insisura pada serat yang lebih besar, namun
terdapat pula perbedaan penting. Mielin pusat tidak dibentuk oleh sel
Scheann yang hanya terdapat di SST. Ia dibentuk oleh suatu jenis sel
neuroglia yang disebut oli godendrosit, yang akan dibahas kemudian.
Berbeda dari sel Schwaan, yang membentuk selubung mielin sekitas satu
akson, oligodendrosit agaknya dapat mengadakan putaran-putaran berpilin
dari membran plasma pada ujung cabangnyayang menghasilkan mielin pada
sejumlah akson sekaligus, antara 10-60. Perbedaan mielin pusat lain adalah
harangnya sitoplasma terkait, penebalan secara periodik dari membran akson
pada titik kontak dengan ansa paranodus, adanya rabung memanjang
sitoplasma di sisi luar spiral, bukannya lapis sutoplasma pembungkus utuh,
dan tiadanya lamina basal sekitar sel pembungkus. Juga tidak ada
pembungkus jaringan ikat sekitar selubung mielin dalam SSP, seperti pada
saraf tepi.Selam perkembangan manusia, saraf tepi dan traktus pusat memperoleh
mielin pada waktu berbeda. Akar saraf motoris sebagaian besar mengalami
mielinisasi saat lahir, namun nervus optikus dan akar sensoris tertinggal 3
atau 4 bulan. Traktus kortikospinal membutuhkan satu tahun untuk
mielinisasi sempurna, dan akson komisural dari hemister serebri, 7 tahun
lebih. Pada proses progresif yang berlarut-larut ini, awal banyak fungsi
berhubungan dengan derajat mielinisasinya, misalnya bila bayi dapatmelihat, mulai berjalan, melakukan gerakan terarah, dan sebagainya.
Fungsi selubung mielin secara umum dikatakan untuk mempercepat
kecepatan konduksi: dari 1 m/det dalam akson tanpa mielin langsing, sampai
hampir 120 m/det dalam akson bermielin tebal berkaliber besar. Seperti telah
disebutkan mielin berpungsi sebagai insulator pertahanan-tinggi kapasitas-
rendah. Ia membatasi urus ion yang timbul di dalam akson oleh potensial
aksi yang dibangkitkan pada nodus Ranvier dan mendesaknya maju ke nodus
-
5/27/2018 struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
27 | P a g e
berikut tempat depolarisasi membran menghidupkan lagi potensial itu.
Namum, pada banyak jalur saraf pada susunansaraf pusat maupun tepi.
Kecepatan komunikasi mungkin tidak diperlukan dikehendaki. Penyampaian
impuls yang lebih lambat dan lebih menetap lebih cocok untuk fungsi
struktur yang disarafi. Jadi, pengelompokkan akson oleh sel Schwann, atau
oligodendrosit, agar terdapat berbagai kecepatan konduksi agaknya
menguntungkan. Telah dikatakan, bahwa mielin mungkin berperan dalam
nutrisi akson, berdasarkan observasi bahwa perunut berjalan dari tepian luar
sitoplasma sel Schwann ke dalam sepanjang sitoplasma dalam insisura dan
bahwa perunut itu dapat ditemukan dalam vesikel dan unsur dari retikulum
licin dalam aksoplasma. Meskipun begitu tidak diketahui apakah metabolit
mengikuti yang sama ini. Akhirnya, mielin dapat berperan protektif yang
menjamin kelangsungan konduktivitas. Pada penyakit demielinisasi, seperti
multipel sklerosis, akson yang telah dihilangkan mielinnya tetap dapat
menghantar impuls, meskipun kurang cepat dan efisien. Perbaikan fungsi
saraf yang terlihat selama pemulihan lebih besar dari yang diduga melihat
derajat remielinisasi yang terjadi.
Berdasarkan jumlah penjulurannya neuron dibagi menjadi beberapa tipe,antara lain:
a. Neuron Unipolar SejatiNeuron ini hanya memiliki sebuah akson, tipe ini terdapat terbatas pada
sistem saraf yang sedang berkembang. Selain itu juga ada yang tampak
penjuluran yang keluar dari badan sel dan kemudian baru terjadi pemisahan
antara neurt dan dendrit. Apabila penjuluran tersebut pendek dan segera
terpisah disebut neuron pseudo-unipoler. Tipe neuron ini umumnya bersifatsensoris. Akson dan dendritnya bersatu dekat dengan badan selnya, tapi di
badan sel masih terlihat terlihat sedikit terpisah sebelum penjuluran itu
menyatu. Pada retina mata terdapat sel amacrin yang tidak memiliki axon,
sehingga neuron ini juga disebut neuron-anaxonik.
b. Neuron BipolarNeuron ini memiliki sebuah dendrit utama dan sebuah axon yang terletak
pada kutub badan sel yang berlawan. Disini jelas terlihat dua penjuluran
-
5/27/2018 struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
28 | P a g e
yang terpisah jelas keluar dari badan selnya, dimana yang satu sebagai neurit
(akson) dan satunya lagi sebagai dendrit. Contoh neuron tipe ini terdapat
pada: retina mata, ganglion vestibulare, Ganglion spinale, sel olfaktorius.
c. Neuron MultipolarNeuron ini mempunyai banyak penjuluran, tapi yang jelas terlihat hanya satu
akan berfungsi sebagai akson dan selebihnya sebagai dendrit. Tipe ini paling
banyak ditemukan. Pada susunan syaraf pusat terbatas dijumpai pada: neuron
piramidal, sel Purkinje, dan neuron motoris dari cornua ventralis tulang
belakang.
Sinaps
Sinaps adalah sambungan antara neuron yang satu dengan neuron yang
lain. Pada saat impuls melintasi sinaps, impuls dapat terus dijalarkan atau
dihambat. Pada sinaps terdpat celah yang dikenal dengan nama celah
sinaps (synaptic cleft) yang lebarnya kurang lebih 200 .
Neuron yang terletak sebelum sinaps disebut neuorn prasinaps
(presynaptic neuron), sedangkan neuron yang terletak setelah sinaps disebut
neuron pascasinaps (postsynaptic neuron). Penjalaran impuls melintasi sinaps
berlangsung searah, yaitu dari neuron prasinaps ke neuron pascasinaps dan
melibatkan neurotransmiter (zat penghantar). Ada berbagai macam
neurotransmiter, antara lain asetikolin yang terdapat pada sinaps di seluruh
-
5/27/2018 struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
29 | P a g e
tubuh, noradrenalin yang terdapat pada sistem saraf pusat simpatik, dan
serotonin yang terdapat pada saraf pusat dan otak.
Neurontransmiter diproduksi oleh neuron prasinaps dan disimpan di
dalam vesikel. Bila suatu impuls tiba di bongkol sinaps, ada sejumlah kecil ion
Ca2+ masuk ke dalam bongkol sinaps sehingga vesikel-vesikel bergerak menuju
ke membran prasinaps. Vesikel kemudian melepaskan neurontransmiter.
Berdasarkan tempatnya, sinaps di bedakan menjadi tiga macam:
Sinaps aksosomatik (axosomatic synaps), yaitu sinaps yang terletak diantara akson dari satu neuron dengan badan sel dari neuron lain.
Sinaps aksodendritik (axodendritic synaps), yaitu sinaps yang terletak diantara akson dari neuron yang satu dengan dendrit dari neuron lain.
Sinaps aksoaksonik (axoaxonic synaps), yaitu sinaps yang terletak antaraujung akson dari neuron yang satu dengan akson neuron lain.
-
5/27/2018 struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
30 | P a g e
E. Struktur dan Tipe Neuroglia
Neuroglia adalah sel penyokong pada SSP yang non-neural, dengan
banyak cabang yang terdapat di antara neuron, dapat dikenali karena jauh lebih
kecil dan intinya terpulas gelap. Neuroglia ( berasal dari kata nerve glue
) yang pertama kali diperkenalkan oleh Rudolf Virchow pada tahun 1854.
Neuroglia tersusun atas berbagai macam sel yang secara keseluruhan
menyokong, melindungi dan berperan sebagai sumber nutrisi bagi sel saraf
(Neuron), baik pada susunan saraf pusat (SSP) maupun pada susunan saraf tepi
-
5/27/2018 struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
31 | P a g e
(SST). Sel-sel glia memegang peranan sangat penting dalam menunjang
aktivitas neuron. Sel ini sangat penting bagi integritas struktur sistem saraf dan
bagi fungsi normal neuron.
Neuroglia adalah sel penyokong untuk neuron-neuron SSP, sedangkan
sel Schwann menjalankan fungsi tersebut pada SST. Neuroglia menyusun 40%
volume otak dan medula spinalis. Neuroglia jumlahnya lebih banyak dari sel-sel
neuron dengan perbandingan sekitar 10:1. Tidak seperti neuron, sel glia tidak
membentuk atau mengeluarkan impuls saraf. Sel ini berkomunikasi dengan
neuron dan di antara mereka sendiri melalui sinyal kimiawi. Sel-sel ini secara
homeostatis mempertahankan komposisi lingkungan ekstrasel khusus yang
mengelilingi neuron di dalam batas-batas sempit yang optimal bagi
fungsi neuron. Selain itu, sel-sel ini secara aktif memodulasi sinaps dan kini
dianggap sama pentingnya seperti neuron dalam proses belajar dan mengingat.
Berbeda dari neuron sel glia angknya tidak berperan langsung dalam
komunikasi neural. Mereka berepons secara pasif terhadap arus listrik dan tidak
membangkitkan atau meneruskan influs meskipun mereka saling berhubungan
melalui taut rekah. Faktor lain mengapa diabaikan adalah ukurannya yang kecil
dan anggapan umum bahwa mereka hanya mempunyai fungsi trofik.Di dalam sistem saraf pusat, terdapat tiga sel glia :
1. AstrositSel glia berbentuk bintang disebut astrosit terdapat dalam berbagai
pariasi namun hanya ada dua jenis utamanya (Gbr. 11-31). Astrosit
protoplasma terutama dijumpai dalam substansi kelabu dari SSP. Astrosit
lain melekat dengan badan selnya lasung pada didinding pembuluh darah.
Beberapa dekat permukaan otak atau medula spinal, mejulurkan cabang-cabang dengan pedikel yang berkontak dengan pia mater dan bersama
membentuk membran glia pia. Astrosit protoplasma memiliki banyak
sitolasma dan inti yang lebih besar dan lebih pucat daripada sel neuroglia
lain. Sel-sel lebih kecil dari jenis ini terletak dekat badan meuron dan
merupakan bentuk lain sel satelit. Astrosot velata memiliki cabang mirip
kerudung tipis yang berjulur berupa lembaran di antara neuron dan
cabangnya. Contoh jelas pemisah masuk kelubang astrosit dari kelompokan
-
5/27/2018 struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
32 | P a g e
akson yang berakhir pada dendrit sel Purkinje. Astrosit protoplasma lain
memiliki modus remifikasi jelas, seperti tampak pada yang disebut sel
cendelabra subpia dan sel-sel bulu fananas yang lebih kecil dan serupa.
Astrosit berperan panting dalam homeostasis dalam SSP. Ion K+,
glutamat, dan -aminobutirik mengumpul dalam ruang ekstrasel sebagai
akibat peningkatan aktivitas neuronal. Ruang ekstasel diduga dibersihkandari substansi ini oleh astrosit. Mereka juga adalah jenis sel utama tepat
glikogen disimpan sebagai cadangan energi, dan neurotransmiter tertentu
(norepinefrin dan VIP) menginduksi glikogennolisis dan pembebasan
glukosa. Karenanya, astrosit secara bermakna membantu metabolisme energi
dalam korteks serebri.
Asrtrosit fibrosa terutama dijumpai dalam substansi putih namun juga
pada daerah periventrikuler tertentu dari sunstansi kelabu. Mereka memiliki
-
5/27/2018 struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
33 | P a g e
cabang dan seperti pada astrosit protoplasma, sering melekat pada pia mater
atau pada pembuluh darah namun terpisah dari mereka oleh lamina basal
jelas. Astrosit protoplasma dan fibrosa mungkin satu jenis sel yang berbeda
bentuk pada lokasi berbeda. Pada sediaan demikian dapat ditentukan fibril
dalam sitoplasmanya. Pada mikrograf elektron, mereka terlihat sebagai
berkas filamen intermediat langsing. Mereka berbeda dari neurofbril neuron,
karena lebih rapat dan hanya berdiameter 8 mm. secara kimia juga jelas,
terdiri atas protein asam fibriler glia berberat molekul 51.000 D. inti selnya
eukromatik dan sitoplasma mengandung relatif sedikit organel, termasuk
sedikit retikulum endoplasma kasar, beberapa ribosom bebas, dan partikel
glikogen.
Astrosit Fibrosa Otak
Pada bagian pusat gambar, terdapat sebuah astrosit fibrosa (5). Tampak
sebuah badan sel kecil, berinti besar dan banyak cabang/prosesus (2) halusyang panjang dan bercabang, terjulur ke segala arah. Sebagian cabang ini
(2) yang berasal dari astrosit berbeda, terlihat di kiri atas gambar, berakhir
pada pembuluh darah sebagai pedikel vaskular (4) atau lempeng-lempeng
kaki.
2. Oligodendrosit
-
5/27/2018 struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
34 | P a g e
Ologodendrosit sedikit mirip astrosit, namun seperti namanya
menunjukan, memiliki sedikit cabang yang jarang bercabang lagi (Gbr. 11-
31D). Badan selnya kecil dan intirokromatik, Dan terpulas gelap.
Sitoplasmanya relatif padat, kaya retikulum endoplasma dan robosom bebas,
dan mengandung kompleks Golgi mencolok dan banyak mitokondria.
Meskipun telah disebut adanya beberapa jenis kurang padat, aligodendrosit
biasanya termasuk di antara sel yang tergelap pada mikrograf elektron dari
SSP. Terdapat banyak mikrotubul, baik dalam sitoplasma perinuklear
maupun dalam cabang-cabangnya.
Salah satu jenis oligondendrosit membuat dan mempertahankan mielin
pusat. Sel ini, berderet atau berbaris di antara berkas akson di substansi
putih. Disebut ologondendrosit interfasikuler. Setiap segmen internodus dari
selubung mielin akson SSP dibentuk oleh lipatan membran sel demikian
yang terpilih mengitari akson, sehingga sel ini adalah homolog dari sel
Schwann susunan saraf tepi. Pada nodus Ranvier, selubung ini putus, seperti
pada SST, memungkinkan aliran arus.
Pada substansi kelabu, jenis lain, ologondendrosit satelit, berhubungan
erat dengan somata sel saraf. Hubungannya yang sebenarnya dengan neuronbelum jelas. Mikrograf elektron hanya memperlihatkan zona perletakan
antara neuron dan sel glia yang tampak tidak khas, dan tidak jelas apa yang
terjadi. Pada biakan jaringan, sel demikian menunjukan pulsasi dangkal dan
ritmik. Apa gunanya, tidak diketahui.
Oligodendrosit Otak
-
5/27/2018 struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
35 | P a g e
Pada sudut kanan atas gambar, terdapat sebuah astrosit protoplasmik (4).
Tampak badan sel yang kecil, inti besar dan banyak prosesus yang tebal dan
bercabang. Jika dibanding dengan astrosit, oligodendrosit (2, 5) memiliki inti
dan badan sel lonjongyang lebih kecil dengan sedikit prosesu halus dan
pendek yang tidak banyak bercabang. Prosesus ini dapat sangat halus (5)
atau kadang-kadang sedikit tebal (2). Oligodendrosit terdapat di substansi
alba dan grisea SSP. Di substansi alba, oligodendrosit (2, 5) membentuk
selubung mielin di sekeliling akson (6) dan analog dengan sel Schwann yang
membentuk mielin pada akson SST. Sebagai neuron (1) di bagian kiri atas
gambar menampakkan ukuran yang berbeda dengan astrosit (4) dan
oligodendrosit (2, 5).
3. MikrogliaMikroglia merupakan sel-sel kecil tersebar di SSP. Mereka sedikit mirip
oligondendrosit, namun lebih kecil dan lebih gelap. Badan sel dan cabangnya
dihiasi duri-duri kecil dan tajam. Asal embriologisnya masih diperdebatkan.
Ada yang mengatakan dari mesoderm, agaknya memasuki SSP yang sedang
berkembang bersama pembuluh darahnya. Yang lain menyokongkemungkinan asal yang lain, termasuk sel-sel asal darah dari sumsum tulang.
Pada daerah cedera, sel mikroglia berproliferasi, membesar dan menjadi
fagisitik, membersihkan debris sel dan melahap mielin yang rusak.
Mikroglia Otak
-
5/27/2018 struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
36 | P a g e
Pada sediaan otak ini, terdapat mikroglia (1, 4). Badan selnya sangat
kecil, dengan bentuk bervariasi dan sering mempunyai kontur yang tidak
teratur. Intinya yang kecil dan terpulas gelas hampir mengisi seluruh sel.
Cabang selnya sedikit, pendek, langsing, berkelok dan ditutupi duri kecil
(5). Neuronnya (3) terdapat pada bagian atas gambar. Memperlihatkan
perbedaan ukurannya dengan mikroglia (1, 4). Umumnya mikroglia tidak
banyak, namun terdapat pada substansia alba maupun grisea SSP. Mikroglia
merupakan fagosit utama SSP.
Sel Muller
Sel Muller merupakan elemen neugrolia yang spesifik, terdapat pada retina
mata.
Ependima
Merupakan elemen neuroglia yang membatasi canalis neuralis. Sel-sel ini
membatasi canalis neuralis medulla spinalis dan keempat ventrikel yang terdapat
pada otak. Lapisan ini memiliki gambaran yang menyolok pada tempat-tempat
pada plexus chorioideus karena sel-sel mengalami modifikasi yang cukup jauh.
Pada emberyo sel ependima berbentuk kuboid atau kolumner rendah. Sel
epindema memiliki nuklei besar dan pucat, nekleoli satu atau lebih. Pada
dewasa, tepi basal dipisahkan dari jaringan saraf oleh membran basalis. Pada
hewan muda, modifikasi basal sangat komplekx dam processus sitoplasmatiknya
dapat meluas sampai ke jaringan saraf.
Fungsi sel epindema bermacam-macam, antara lain untuk pembentukan cairan
cerebro-spinal. Proses pembentukan cairan cerebrospinal tidak hanya terbatas
pada sel epindima di daerah plexus choriadius tetapi terjadi juga pada daerah
yang tersebar di ventrikel otak. Sel ependima yang bersilia berfungsi untuk
menggerakkan cairan cerebrospinal pada sistem ventrikel otak. Ujung-ujung
saraf pada lapisan ependima bersifat sensorik. Cairan cerebrospinal yang
dihasilkan oleh sel ependima mungkin berperan untuk transport
-
5/27/2018 struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
37 | P a g e
hormon. Tanycyt adalah sel spesifik yang terdapat pada lapisan ependima,
terutama ditemukan pada dinding ventrikel tertius. Sel ini memiliki processus
basal, panjang tak bercabang yang meluas ke areal subependima dan berakhir
pada kapiler di area tersebut, Sel-sel ini mungkin tidak hanya berfungsi
struktural, mereka mungkin berperan untuk transport dan/ atau aktivitas
sekretorik.
Organ subependima mungkin berperan untuk menghasilkan sel-sel pengganti
neuroglia sepanjang kehidupan organisme.
Amfisit
Amfisit (sel satelit, sel kapsul) glia perifer merupakan sel neuroglia yang
mengelilingi neuron ganglia. Sel-sel ini membatasi prikaryon ganglia, mungkin
melanjutkan diri ke selubung Schwann. Amfisit mungkin memiliki hubungan
erat dengan oligodendrogliosit
F. Struktur dan Tipe Jaringan Epitel Berlapis Banyak
Jaringan epitel ini terdiri dari dua atau lebih lapis sel di atas membran
basal, penamaan epitel berlapis banyak didasarkan pada bentuk sel permukaan
tanpa memandang bentuk sel yang terdapat di bawahnya, karena sel-sel lapis
basal biasanya berbentuk kubus. Berbeda dengan epitel selapis, jaringan epitel
ini terdapat pada tepat-tempat yang banyak mengalami karusakan mekanis
-
5/27/2018 struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
38 | P a g e
(berfungsi sebagai proteksi), dan umumnya tidak mempunyai fungsi absorbsi
atau sekresi karena tetebalnya, walaupun ad permukaan epitel berlapis, yang
cukup permaebel untuk air dan melekul kecil lainnya. Tergantung dari tempat
epitel berlapis, yang cukup permeable untuk air pada tempat basah, maka epitel
itu seluruhnya tersusun oleh sel-sel yang hidup, sedangkan pada tempat-tempat
yang kering, maka bagian proksimal dibangun oleh sel-sel hidup dan bagian
distal yang berbatasan dengan rongga atau permukaan tubuh terdiri dari sel-sel
mati yang relah menanduk. Jaringan epitel berlapis banyak terdiri dari epitel
berlapis banyak pipih, epitel berlapis kubus dan epitel berlapis transisional.
1. Epitel Berlapis Banyak PipihEpitel berlapis pipih terdiri atas sejumlah lapis sel yang bervariasi, yang
menampakan peralihan dari lapis basal kubus menjadi lapis pipih
permukaan. Sel-sel basal secara tetap membelah, dan hasil pembelahan ini
di dorong ke arah permukaan bebas dimana mereka akhirnya akan tergosok
dan terlepas.
Epitel berlapis banyak pipih terdiri dari beberapa lapis sel dimana lapis
permukaannya saja yang berbentuk pipih. Dikenal dua tipe epitel berlapis
banyak pipih yaitu tipe keratin dan tipe bukan keratin. Tipekeratin/menanduk memiliki sel-sel lapis permukaan tanpa inti dan
mengandung keratin, bentuk protein yang resisten air dan melindunginya
terhadap pengaruh luar yang merugikan. Bentuk khusus epitel berlapis pipih
keratin merupakan epitel kulit (epidermis) pada mamalia, disesuaikan untuk
menahan abrasi dan pengeringan yang dihadapi permukaan tubuh. Tipe
bukan keratin memiliki sel-sel lapis permukaan tetap hidup dan berinti. Tipe
ini berfungsi untuk menahan abrasi, kurang sesuai untuk menahan prosespengeringan. Contoh : epitel rongga mulut, kornea mata, faring, esophagus,
liang anus, serviks uteri dan vagina.
Epitel belapis banyak pipih memiliki tiga sampai lima lapis sel. Lapis
paling dalam umumnya berbentuk silindris yang disebut stratum basal,
diatasnya berupa lapis sel polyhedral disebut stratum spinosum (terlihat
benang-benang seperti duri memancar dari permukaan sel). Kedua lapis sel
tersebut sering disebut sebagai stratum germinativum, disebut demikian
-
5/27/2018 struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
39 | P a g e
karena pada lapis tersebut nampak proses mitosis, yang mampu
menggantikan sel-sel permukaan yang aus dan terkelupas oleh pengaruh
mekanik. Lapisan diatas stratum spinosum adalah stratum granulosum yang
mengandung butir keratohialin. Lapisan ini tidak nampak pada epitel
berlapis pipih tidak menanduk/bukan keratin. Lapisan paling atas/luar adalah
stratum korneum, yang terdiri dari beberapa lapis sel yang telah mati,
bertanduk berambut atau kulit tebal misalnya pada kulit telapak tangan dan
kaki. Lapisan ini terdiri dari satu atau dua lapis sel berbentuk pipih dan
menanduk (mengandung eleidin sejenis protein mirip keratin), terletak antara
stratum granulosum dan stratum keneum disebut sebagai stratum lusidum.
Epitel Berlapis Gepeng Tanpa Lapisan Tanduk: Esofagus (potongan transversal)
Gambar di atas adalah contoh epitel tanpa lapisan tanduk yang basah (1)
yang melapisi rongga mulut, esofagus, vagina dan liang anus. Sel basal (5)
berbentuk kuboid atau kolumnar pendek. Sitoplasmanya bergranul halus dan
intinya yang lonjong, kaya-kromatin, mengisi sebagian besar selnya. Sel-sel
dari lapis tengah berbentuk polihedral (4), dengan inti bulat atau lonjongdan
membran sel yang lebih jelas terlihat. Pada sel-sel lapis yang lebih dalam
-
5/27/2018 struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
40 | P a g e
dan sel-sel basal, sering terlihat gambaran mitosis (7). Di atas sel-sel
polihedral terdapat beberapa lapis sel gepeng atau pipih (3). Sel dan intinya
secara progresif menjadi pipih sewaktu bermigrasi ke arah permukaan bebas.
Membran basal tipis (8) memisahkan epitel (1) dari jaringan ikat di
bawahnya, yaitu lamina propria (2). Papil jaringan ikat (12) melekukkan
permukaan bawah epitel (1) sehingga tampak bergelombang khas. Jaringan
ikat mengandung serat kolagen (11), fibroblas (10), kapiler (6, 9, 14) dan
arteriol (13). Bila epitel berlapis gepeng harus menghadapi gesekan dan
tarikan, lapisan terluarnya, yaitu stratum korneum, menjadi tebal dan
berlapis tanduk, seperti tampak pada epidermis telapak tangan.
Epitel Berlapis Gepeng dengan Lapisan Tanduk: Telapak Tangan.
Permukaan badan ditutupi epitel berlapis pipih dengan lapisan tanduk
(1). Lapisan terluar kulit terdiri atas sel-sel mati dan disebut stratum
korneum (5). Pada telapak tangan dan kaki, stratum korneum (5) ini sangat
teabal, sedangkan di bagian lain tubuh lapisan ini lebih tipis. Di bawah
stratum korneum (5) terdapat lapisan sel berbeda yang menghasilkan stratum
korneum. Fotomikrograf ini menggambarkan berbagai lapisan sel berbeda
yang bersama-sama membentuk epitel berlapis gepeng berlapis tanduk (1).
Lapisann-lapisan sel itu adalah stratum granulosum (6), stratum spinosum
-
5/27/2018 struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
41 | P a g e
(7) dan lapisan sel basal, yaitu stratum basale (8). Epitel ini melekat pada
lapisan jaringan ikat (3), yang terdiri atas serat kolagen dan fibroblas yang
padat. Papil jaringan ikat (2) melekuk ke dalam epitel, mengakibatkan
tampilan bergelombang khas. Duktus ekskretorius kelenjar keringat (4)
terdapat jauh di bawah epitel dan menerobos lapisan jaringan ikat (3) dan
epitel (1)
2. Epitel Berlapis Banyak KubusEpitel berlapis kubus merupakan epitel berlapis tipis yang terdiri atas dua
atau tiga lapis sel, yang paling atas beebentuk kubus atau silindris rendah.
Epitel ini melapisi diktus ekskretoris besar dari kelenjar eksokrin seperti
kelenjar liur.
Epitel Berlapis Kubus: Duktus Ekskretorius Kelenjar Liur.
Epitel berlapis kubus tidak banyak terdapat di tubuh dan hanya terdapat
pada organ tertentu. Duktus ekskretorius yang lebih besar pada kelanjar liur
dan pankreas dilapisi epitel berlapis kubus. Pada gambar di atas (dengan
perbesaran besar) tampak duktus ekskretorius besar kelenjar liur. Lapisannya
atas dua lapis sel kubus, membentuk epitel berlapis kubus (1). Di sekeliling
-
5/27/2018 struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
42 | P a g e
duktus ekskretorius terdapat serat kolagen jaringan ikat (2, 7) dan pembuluh
darah (3, 5) yang dilapisi epitel selapis pipih yang disebut endotel (4, 6).
3. Epitel Transisional (Peralihan)Epitel transisional terdapat pada saluran kemih yang melapisi kandung
kemih (vesika urinaria) mamalia. Epitel ini merupakan epitel berlapis yang
disebut demikian, karena memiliki sejumlah ciri yang bersifat menengah
(transisional) antara epitel berlapis kuboid dan epitel berlapis pipih. Dalam
sediaan bentuk epitel ini tergantung dari derajat pengembangan dan fiksasi.
Dalam keadaan kendur sel permukaan besar dan agak bulat, sedangkan sel-
sel di bawahnya kecil dan tidak teratur bentuknya. Semakin menuju
permukaan, bentuk sel menjadi besar. Apabila teregang bentuk sel menjadi
pipih dan memanjang sehingga tebal epitel menurun. Jadi epitel transisional
disebut juga sebagai epitel yung dapat berubah bentuk, misalnya ureter dan
vesika urinaria. Apabila alat ini kosong, tidak ada tekanan cairan maka
cairan sel-selnya membentuk epitel berlapis kubus, tetapi apabila penuh
dengan cairan tekanan pada dinding bertambah besar, dan sel-selnya berubah
menjadi epitel berlapis banyak pipih.
Epitel Transisional: Vesika Urinaria (berkontraksi)
-
5/27/2018 struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
43 | P a g e
Epitel transisional (2) hanya ditemukan di saluran keluar sistem urinaria.
Epitel ini melapisi kaliks renis, pelvis, ureter, dan vesika urinaria. Epitel
berlapis ini terdiri atas beberapa lapis sel serupa, yang dapat berubah bentuk
saat diregangkan atau sedang berkontraksi saat dilewati urine. Dalam
keadaan relaksasi dan tidak diregangkan, sel-sel permukaan (8) biasanya
kuboid dan menonjol ke luar. Seringkali tampak sel berinti dua (binuklear)
(1, 7) di antara sel permukaan (8) vesika urinaria. Bila epitel transisional (2)
diregangkan atau ditarik, jumlah lapisan selnya berkurang. Sel-sel pada
lapisan luar lebih pipih, namun tidak sepipih epitel berlapis pipih. Dalam
keadaan diregangkan, epitel transisional mirip epitel berlapis pipih pada
bagian lain tubuh. Meskipun demikian, morfologi sel-sel epitel ini dapat
dibedakan dari morfologi sel-sel epitel berlapis pipih karena sel-sel lapisan
berbeda memiliki bentuk berbeda pula.
Epitel transisional (2) berada di atas lapis jaringan ikat (4, 10) yang
terutama terdiri atas sel fibroblas (10a) dan serat kolagen (10b). Di antara
jaringan ikat (4, 10) dan epitel transisional (2), terdapat membran basal yang
tipis (3, 9). Dasar epitel tidak berlekuk-lekuk dengan adanya papil jaringanikat, dan tampak rata. Pembuluh darah (venul) (5) dan arteriol (11) dengan
berbagai ukuran terdapat di dalam jaringan ikat (4, 10). Di bagian lebih
dalam pad jaringan ikat, tampak serat-serat otot polos (6, 12) lapisan
muskular yang terpotong menurut berbagai irisan di bawah jaringan ikat.
4. Jaringan Epitel Berlapis Banyak Palsu (Epitel Silindris Banyak Baris)Epitel ini sebenarnya teridiri dari satu baris sel, tetapi karena bentuk sel-
selnya tidak teratur, demikian juga ukurannya, maka letak intinya ada dalam
beberapa strata (tidak sama ketinggiannya) dan epitel ini terlihat memiliki
beberapa lapis. Semua sel pada epitel initerdiri dari membran basal tetapi
tidak semua mencapai permukaan epitel. Epitel ini dibangun oleh tiga
macam sel yaitu : 1) sel basal, bentuk kubus, dengan inti yag bulat serta
ketinggian yang paling bawah. 2) sel silindris bersilia, berbentuk silindris
dengan permukaan yang bersilia, serta inti berbentuk lonjong. 3) sel goblet
-
5/27/2018 struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
44 | P a g e
(sel lendir/sel ukus), bentuk kerucut dengan inti yang tampak meruncing
pada bagian bawahnya, pada sitoplasmanya terdapat mukus yang
memberikan warna yang berbeda dari kedua sel sebelumnya. Silia dri sel-sel
silindris berfungsi menggerakan lendir bercampur kotoran ke arah luar.
Epitel ini terdapat pada saluran pernafasan, saluran kelamin dan saluran
eustachius.
Epitel Bertingkat Semu Silindris Bersilia: Jalan Napas.
Epitel berlapis banyak palsu disebut juga epitel bertingkat semu silindris
bersilia (1) adalah khas untuk jalan napas bagian atas, seperti trakea dan
berbagai ukuran bronki. Sediaan yang dibuat secara berurutan (seri)
menunjukkan bahwa semua sel berada di atas membran basal (8); namun,
karena sel-selnya mempunyai bentuk dan ketinggian berbeda, maka tidaksemuanya mencapai permukaan.
Inti di bagian yang lebih dalam berasal dari sel-sel basal pendek dan
sedang (7). Inti lonjong yang letaknya lebih superfisial berasal dari sel
kolumnar bersilia (5). Di antaranya tersebar sel goblet (6). Inti bulat kecil
terpulas gelap tanpa sitoplasma nyata berasal dari limfosit (9) yang
bermigrasi dari jaringan ikat menyusup ke dalam epitel.
-
5/27/2018 struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
45 | P a g e
Silia pendel dan motil (3) sangat banyak dan saling berhimpitan di apeks
sel. Setiap silium berasal daro badan basal (4), yang identik dengan sentriol.
Badan basal terdapat di bawah membran sel dan berdekatan satu sama lain
memberikan gambaran membran yang utuh (4). Membran basal (8) tampka
jelas memisahkan epitel (1) permukaan dari jaringan ikat lamina propria (2,
11) di bawahnya. Di dalam jaringan ikat (11), tampak serat kolagen, sel-sel
(fibroblas), sebaran limfosit dan pembuluh darah kecil (10). Di bagian yang
lebih dalam dari jaringan ikat terdapat kelenjar dengan asini serosa (12) dan
asini mukosa (13).
-
5/27/2018 struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
46 | P a g e
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan1. Neuron terdiri dari tiga bagian yang berbeda satu dengan yang lain, yaitu
badan sel (soma / perikarion), dendrit (uluran pendek), dan akson (uluran
panjang).
2. Berdasarkan jumlah uluran, neuron dibagi menjadi tiga, yaitu neuronunipolar, bipolar, dan multipolar. Neuron unipolar hanya memiliki satu
uluran yang timbul dari badan sel, neuron bipolar memiliki dua uluran, yaitu
akson dan dendrit. Badan selnya berbentuk lonjong dan ulurannya timbul
dari dua ujung badan sel sedangkan neuron multipolar memiliki satu akson
dan beberapa dendrit.
3. Neuroglia adalah sel penyokong pada SSP yang non-neural, dengan banyakcabang yang terdapat di antara neuron, dapat dikenali karena jauh lebih kecil
dan intinya terpulas gelap. Terdapat tiga jenis neuroglia: astrosit,
oligodendrosit dan mikroglia.
4. Jaringan epitel berlapis terdiri dari dua atau lebih lapis sel di atas membranbasal penamaan epitel berlapis banyak didasarkan pada bentuk sel
permukaan tanpa memandang bentuk sel yang terdapat di bawahnya, karena
sel-sel lapis basal biasanya berbentuk kubus. Jaringan epitel berlapis banyak
terdiri dari epitel berlapis banyak pipih, epitel berlapis kubus dan epitel
berlapis transisional.
-
5/27/2018 struktur neuron, neuroglia dan jaringan epitel berlapis
47 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
Campbell. 1999.Biologi. Jakarta: Erlangga.
Degroot, Jack. 1991.Neuroanatomi Korelatif Edisi ke 21. Jakarta: IKAPI.
Eroschenko, Victor P. 2000.Atlas Histologi. Jakarta: EGC.
Fawcett, Don W. 2002.Buku Ajar Histologi. Jakarta: EGC.
Janqueira, Carneiro. 2007.Histologi Dasar, Teks dan Atlas Edisi 10. Jakarta: EGC.
Kusmiyati. 2013.Histologi Dasar.Mataram: Universitas Mataram.