STUDI TENTANG NORMA KESUSILAAN DITINJAU …library.usu.ac.id/download/fs/06005180.pdfPenduduk desa...
Transcript of STUDI TENTANG NORMA KESUSILAAN DITINJAU …library.usu.ac.id/download/fs/06005180.pdfPenduduk desa...
STUDI TENTANG NORMA KESUSILAAN DITINJAU DARI NOVEL CAKES ANG ALE
KARYA ILMIAH
D I S U S U N
OLEH: NAMA : SWESANA MARDIA LUBIS NIP. 130570487 JURUSAN SASTRA INGGRIS FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2005
Swesana Mardia Lubis: Norma Kesusilaan Dari Novel Cakes, 2005 USU Repository©2006
KATA PENGANTAR
Norma kesusilaan adalah salah satu dari norma-norma sosial yang sangat
penting di dalam kehidupan manusia , karena kesusilaan menjadi dasar yang
menentukan bagaimana kita menilai manusis dan bagaimana kita harus berlaku dan
berbuat.
Dalam Novel Cakes and Ale ini kita dapat melihat pelanggaran norma
kesusilaan yang diperbuat para pameran novel tersebut, dan semoga dengan membaca
tulisan ini kita semua dapat memperoleh manfaatnya, sehingga kita semua dapat
membedakan nama yang patut dan mana yang tidak patut kita lakukan.
Medan, 25 Oktober 2005
Penulis,
Swesana Mardia Lubis
NIP. 131570487
Swesana Mardia Lubis: Norma Kesusilaan Dari Novel Cakes, 2005 USU Repository©2006
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ……………………………………………………………..
DAFTAR ISI ………………………………………………………………………
STUDI TENTANG NORMA KESUSILAAAN DITINJAU DARI
NOVEL CAKES ANJD ALE ……………………………………………………..
A. Pendahuluan. ……………………………………………………………………
B. Ri9ngkasam Cerita dan Analisis Perwatakan …………………………………..
1. Ringkasan Cerita …………………………………………………………….
2. Analisis Perwatakan …………………………………………………………
C. Pengertian Norma Sosial ………………………………………………………
D. Norma Kesusilaan yang Terdapat pada Cakes and Ale ……………………….
E. Kesimpulan …………………………………………………………………….
Swesana Mardia Lubis: Norma Kesusilaan Dari Novel Cakes, 2005 USU Repository©2006
STUDI TENTANG NORMA KESUSILAAN DITINJAU DARI
NOVEL CAKES AND ALE
A. Pendahuluan
Sebagai makhluk sosial, kita tidak terlepas dari norma-norma sosial, yang
secara langsung maupun tidak langsung harus kita patuhi di dalam hidup
bersosialisasi.
Dalam tulisan ini penulis mencoba menamakan pengertian bahwa
sesungguhnya kesulitan itu bukanlah hal yang sepele, tetapi merupakan kewajiban
yang mengikat bathin seseorang. Jadi wajarlah kalau norma kesusilaan itu dapat kita
pelajari dan kita terapkan dalam kehidupan kita.
Jika kita semua menerapkan norma kesusilaaan itu di dalam kehidupan kita,
maka tidak akan terjadi krisis moral seperti yang ada di dalam novel ini, dan juga
yang terjadi akhir-akhir ini di dalam masyarakat kita,terutama di kalangan generasi
muda.
Kesusilaan, etika serta agama harus jalan sejajar dan saling terkait satu sama
lainnya, kita tidak dapat mengabaikannya, apalagi selaku kita semua adalah umat
beragama yang berpegang teguh kepada pedoman Ketuhanan Yang Maha esa, serta
harus patuh dan tunduk kepada petunjuk dan hukumnya, semua ini dapat kita lihat
dan kit abaca dalam Novel Cakes and Ale.
B. Ringkasan Cerita dan Analisis Perwatakan
1. Ringkasan Cerita
Kisah ini diawali dengan pertemuan Ashenden dengan Alroy Kear di sebuah
klub sesuai dengan janji yang mereka sepakati melalui telepon pada hari sebelumnya.
Roy, seorang penulis yang sedang menanjak prestasinya dan pernah mengecap
pendidikan di perguruan tinggi Oxford, namun dia tidak dapat memperoleh diploma.
Percakana mereka berkisar tentang kesusastraan dan membicarakan tentang
pengarang-pengarang yang dapat menarik parhatian masyarakat pada zaman itu.
Mereka lebih banyak membicarakan tentang Edward Driffieldseorang penulis yang
Swesana Mardia Lubis: Norma Kesusilaan Dari Novel Cakes, 2005 USU Repository©2006
terkenal pada akhir zaman Victoria. Roy diberi kesempatan untuk menulis riwayat
hidup beserta hasil karyanya. Roy juga berusaha mencari keterangan dari ashenden
yang penuh berhubungan akrab dengan Edward. Dan istrinya yang pertama Rosie.
Pembicaraan dengan Roy membangkitkan kembali kisah-kisah yang pernah
dialami Ashenden ketika dia masih sekolah di Blackstable dan saat pertama kali dia
dapat berkenalan dengan Edward. Ashenden tinggal bersama paman dan bibinya di
Blackstable. Pamannya seorang pendeta yang berpengaruh di kediaman mereka.
Suatu pagi dia berpapasan dengan asisten pamannya yaitu Galloway yang didampingi
seorang lelaki asing. Pada saat tersebut, pengarang menghabiskan masa liburan Natal
dan baru saja kembali dari pantai. Pakaian yang dikenakan lelaki tersebut jarang
sekali ditemui di kediaman mereka, sehingga menarik perhatian orang-orang di
sekitarnya.
Ashenden menduga lelaki yang berjambang itu, hanyalah seorang pendatang yang
akan berliburan musim panas karena pada umumnya banyak pendatang dari berbagai
tempat akan menghabiskan waktu musim panas di Blackstable.
Penduduk desa tidak senang akan kahadiran mereka karena mengaggap pelancong
tersebut akan mengganggu kerukunan dan ketentraman mereka. Mereka menuduh
orang-orang yang berasal dari London mempunyai sifat kasar dan tidak sopan.
Hanya pedagang yang merasa beruntung akan kehadiran mereka yang dapat
membantu larisnya barang dagangan yang mereka jual.
Pertemuan Ashenden terjadi ketika Ashenden lagi belajar bersepeda. Ashenden agak
sulit belajar bersepeda, tetapi berkat dorongan dan semangat yang diberikan Edward
dan isterinya, akhirnya ia mampu mengendarai sepeda. Dan dia pun menjadi sahabat
baik keluarga Edward.
Edward adalah pelaut yang beralih profesi menjadi penulis. Dia anak seorang
petani dan menikah dengan Blackstable yang bernama Rosie yang bekerja sebagai
pelayan bar sebelum menikah dengan Edward. Mereka bermaksud tinggal di
perumahan Lime yang bersebelahan dengan gereja Protestan dan tidak jauh dari
kediaman Ashenden.
Swesana Mardia Lubis: Norma Kesusilaan Dari Novel Cakes, 2005 USU Repository©2006
Ketika tiba saat bersantap sore, Ashenden ditegur oleh pamannya karena
bergaul dengan Driffield atas laporan dokter Anstey. Dia melarang pengarang
melanjutkan persahabatannya dengan keluarga Driffield tanpa suatu alasan yang
pasti, yang mengakibatkan dia menjadi penasaran akan hal tersebut. Selesai
bersantap, dia mengikuti Mary Ann ke dapur untuk meminta penjelasan lebih lanjut.
Mary Ann pembantu mereka yang telah lama bekerja di rumah pamannya juga
berasal dari blackstable. Mary menceritakan tentang asal-usul Rosie.
Marie pernah tinggal bersebelahan rumah dengan Rosie dan selalu pergi ke
gereja pada masa kanak-kanak mereka. Setelah dewasa Rosie mempunyai reputasi
jelek di mata masyarakat Blackstable. Dia seorang pelayan bar di Railway Arms yang
selalu dikunjungi oleh pekerja-pekerja kasar seperti buruh pertambangan, kuli
pengangkut barang-barang di kereta api dan buruh-buruh tani. Setiap malam dapat
dilihat melalui kaca jendela, mereka bermalas-malas sambil minum-minuman keras.
George kemp, seorang pengusaha tambang batu bara yang secara kebetulan melihat
Rosie di stasiun kereta api , tertarik akan kecantikan yang dimilikinya. Dia
mengunjungi Rosie di bar sejak pertemuan dan perkenalan mereka yang pertama,
walaupun George telah mempunyai istri dan tiga orang anak. Kunjungan setiap
malam berlanjut terus, George Kamp tidak perduli akan ocehan masyarakat di
sekelilingnya. Mereka terus berkencan dan membina kasaih cinta tanpa mengacuhkan
khalayak ramai yang membicarakan hubungan asmara mereka. Kemp merupakan
pengunjung yang setia dari bar dimana Rosie bekerja, walaupun bar tersebut tidak
pantas dikunjungi orang seperti kemp yang mempunyai kedudukan dalam pandangan
masyarakat.
Nyonya Reevis,
Majikan Roseie tidak setuju akan percintaan mereka karena dia mengetahui bahwa
Kemp telah berkeluarga. Kemudian Nyonya Reeves memecat Rosie karena tidak
mengindahkan nasihatnya. Walaupun demikian Rosie dan Kemp masih terus
mengadakan hubungan bahkan Kemp mengusahakan Rosie bekerja kembali di
sebuah bar yang terletak di HARVERSHA. Percintaan mereka tidak berakhir
bdengan perkawinan.
Swesana Mardia Lubis: Norma Kesusilaan Dari Novel Cakes, 2005 USU Repository©2006
Ashenden bertekad untuk berjumpa dengan Edward di tempat yang telah
ditentukan. Hari demi hari berganti terus, pendeta Blackstable tidak dapat
menghalangi pergaulan Ashenden yang semangkin akrab dengan Driffield walau dia
selalu marah-marah jika kemenakannya bercerita tentang keluarga Driffield, mereka
sering berpergian ke tempat yang mempunyai pemandangan yang indah agar
Driffield dapat mempergunakan kesempatan tersebut untuk melukis, ada kalanya
mereka berlayar ataupun membuat patung-patung dari kertas dan lilin.
Suatu hal yang tidak dapat dimengerti oleh Ashenden yang ketika itu berusia
dua belas tahun di mana memerogoki Rosie berpelukan mesra dengan George Kemp
di taman kediamannya. Pada saat itu Rosie barukembali dari ngobrol-ngobrol
bersama Mary Ann
“I had read too many novels and had learnt too much at scohol not to know
a good deal about love, but I though it was a matter that only concerned
young people I thought when you maried all that was finished. That people
over thirty should make love seemed to me rather disgusting”
(W.S.Maugham, 1950:78)
Setelah peristiwa tersebut Ashenden hampir tidak pernah menemui keluarga Driffield
kecuali perjumpaan yang secara kebetulan di kota. Ashenden enggan bertatapan
dengan Rosie tetapi dia bersikap biasa seolah-olah tidak pernah terjadi satu apapun
atas dirinya, yang lama kelamaan menghilangkan kecanggungan Ashenden dalam
berbicara.
Dalam liburan musim panas berikutnya, ashenden berada di rumah Driffield
hampir setiap sore, begitu juga Galloway dan Kemp. Mereka bergembira, bernyanyi
dan berdansa dengan diiringi piano yang dimainkan oleh Driffield. Kadang kala
mereka bermain kartu berhadapan dengan Rosie yang lihai dalam permainan ini.
Galloway dan Ashenden harus menyiapkan rahasia kunjungan mereka ke kediaman
Driffield untuk menjaga agar tidak diketahui oleh pendeta Blackstable.
Suiatu hari betapa terkejut Ashenden ketika mengetahui Edward dan Rosie
melarikan diri dari tempat tinggalnya. Pamannya menceritakan bahwa mereka banyak
meninggalkan hutang, begitu juga sewa apartemen beserta peralatannya belum
Swesana Mardia Lubis: Norma Kesusilaan Dari Novel Cakes, 2005 USU Repository©2006
dibayar. Ashenden belum percaya akan penjelasan ang diberikan pamannya sebelum
ada penegasan Galloway ataupun George Kemp. Mereka juga tidak mengerti apa
yang menyebabkan Edward mampu berbuat seperti itu karena mereka berdua selalu
memberi pelayanan yang mewah dan memuaskan jiwa mereka berkunjung ke rumah
pada hari-hari yang sebelumnya.
Tiga hari sesudah pertemuan dengan Roy, Ashenden menerima undangan dari
Janda Driffield yaitu amy. Pengarang gelisah atas isi surat undangan tersebut.
“I had seen Mrs Driffield only one and she but mildly interested me; I do not
like being adressed as dear friend; that alone would have been enough to
make decline har invitation” (W.S..Haugham, 1950: 47)
Untuk menghilangkan keraguan, dia menelepon Roy dan memberitahukan berita
tersebut. Roy malahan tertawa dan gembira karena dia telah lebih dahulu
diberitahukan Amy. Ashenden belum bisa memutuskan apakah undangan tersebut
diterima, oleh sebab itu Roy berjanji akan datang pada siang hari ke penginapan
Ashenden.
Menunggu kedatangan Roy, Ashenden membaca surat undangan itu sekali
lagi dan terbayang kembali peristiwa jamuan makan siang di rumah Edward pada
enam tahun yang lalu. Kalau itu Ashenden selalu mengunjungi Lady Hodmarsh, istri
seorang bangsawan Amerika. Hodmarsh selalu mengadakan pesta, menjamu teman-
temannya dari kalangan seniman seperti pengarang, aktor, pelukis, walaupun dia
tidak pernah menikmati hasil-hasil karya mereka. Suatu hari Hodmarsh, Ashenden,
lord Scallion yang gemar menulis cerita detiktif dan yang terakhir seorang istri
bangsawan juga, bersama-sama berangkat dengan mengendarai mobil Roll-Royce ke
Ferne Court yang berlokasi kira-kira 3 mil dari Blackstable.
Kedatangan mereka disambut oleh Amy dengan penempilannya yang
sederhana dan ramah. Sesaat kemudian muncul Edward yang kelihatan kurus dan
menua. Dia dia menyalami satu persatu tamu-tamunya. Dia seakan-akan tidak
mengenal Ashenden ketika mereka bersalaman. Lalu mereka bersantap dan
dilanjutkan dengan melihar-lihat ruang kerja Edward yang dijaga rapi, teratur dan
Swesana Mardia Lubis: Norma Kesusilaan Dari Novel Cakes, 2005 USU Repository©2006
bersih. Ketika saat kunjungan berakhir, Edward menepuk bahu Ashenden setelah
mengingat peristiwa yang pernah mereka alami dahulu.
Ketukan pintu membuyarkan lamunan pengarang tentang masa lalu bersama
Driffield. Ror datang dan mereka berbincang-bincang kembali mengenai Edward dan
juga tentang undangan yang diterima dari Amy.
Sebelum tiba hari keberangkatan mereka ke Ferne – Court, pengarang
berjalan-jalan di kota London, dan singgah dikediaman Nyonya Hudson yang pernah
menjadi induk semang ketika kuliah di St.Luke beberapa tahun yang silam.
Kedatangannya disambut oleh Esther, pembantu yang telah lama bekerja pada
Nyonya Hudson sudah mulai tua namun sifat humor yang dimilikinya tidak kurang
dalam penyambutan akan perjumpaan mereka yang tidak direncanakan sama sekali.
Dalam kesempatan ini pengarang melihat-lihat kamar yang pernah disiaminya yang
sekarang telah ditempati oleh Graham.
Menjelang dua tahun tinggal bersama Hudson, Ashenden bertemu kembali
dengan Rosie dan mampir di rumah mereka. Sejak pertemuan tersebut, Ashenden
mengadakan kunjungan rutin dan mulai menyaksikan diri dalam duinia seni dan
kesusastraan. Pada sore Sabtu Driffield selalu menjamu tamu-tamunya. Dalam pada
itu pengarang dapat berkenalan dengan Quenrtin Forde seorang juru foto, Harry
Retford seorang aktor, lionel Hiller seorang pelukis dan Isabella Trafford salah satu
pengagum setia akan karya-karya Edward dan gemar membaca buku-buku
kesusastraan. Ketika lelaki itu selalu datang karena ingin menikmati dan mengagumi
kecantikan Rosie bukan untuk menghargai Driffield.
Edward bekerja sebagai redaktur sebuah penerbitan majalah pada pagi hari,
sedang diwaktu senggang dia asyik di ruang perpustakaan yang dimilikinya membaca
dan menulis. Sementara itu istrinya mencari kepuasan dan hiburan bersama lelaki lain
di luar rumah yang kadang-kadang kembali kerumah pada pagi hari. Edward tiada
perduli akan apa yang dikerjakan Rosie sehingga dia semakin mengasikkan diri
dengan pergaulan bebas dan berkencan dengan lelaki lain seperti Harry Retford yang
selalu menjual apa yang ada dimilikinya agar dapat menghasilkan uang untuk dapat
mengajak kencan Rosie, begitu juga Lionel Hiller yang melukis Rosie sampai
Swesana Mardia Lubis: Norma Kesusilaan Dari Novel Cakes, 2005 USU Repository©2006
beberapa hari dan mereka bermesraan. Rosie juga berkasih-kasihan dengan Ashenden
menjelang satu tahun. Dalam hubungan yang mereka bina, hampir terjadi keretakan
karena Rosie berkencan dengan seorang pedagang permata yang bernama Jack
Kuyper. Kecemburuan Ashenden meningkat ketika Rosie mengenakan pemberian
Kuyper yaitu sebuah mantel bulu yang mahal dan cantik nilainya. Namun kemarahan
Ashenden dapat berangsur padam karena rayuan dan kecantikannya yang dimiliki
Rosie memberikan kesan tersendiri baginya.
Roy dan Ashenden berjumpa di stasiun kereta api untuk berangkat ke ferne-
Court. Dalam perjalanan Roy menceritakan tentang keadaan Edward setelah ditinggal
pergi oleh istrinya Rosie. Isabella Trafford menaruh perhatian akan keadaan Edward.
Dia diajak tinggal di tempat kediamannya dan merawatnya. Pada suatu hari Edward
mengalami radang paru-paru. Isabella telah berusia enam puluh tahun yang mana di
dalam usia itu terlalu lemah untuk megurusi keadaan Edward yang harus diungsikan
kesuatu desa atau advis dokter. Maka Esabella membayar seorang perawat untuk
mendampingi dan merawat kesehatan Edward. Tiga minggu kemudian Edward resmi
mengambil perawat yang bernama Amy menjadi istrinya setelah pengumuman
penceraiannya dengan Rosie di surat kabar.
Setibanya mereka di stasiun kereta api Blacksteble, Roy langsung berangkat
ke Ferne-Court sedangkan Ashenden menginap di hotel Bear and Key di Blackstable.
Pengusaha hotel tersebut bernama Brentford menceritakan tentang Edward yang
selalu datang minum bir di bar. Jika istrinya mengetahui Edward berada di bar maka
dia akan mendatangi istri Brentford untuk mengambil Edward karena Amy tidak suka
pergi ke bar. Beberapa lama kemudian Edward meninggal dunia, dan dikebumikan di
Blackstable brdampingan dengan makam orang tuanya.
Saatnya tiba bagi pengarang harus berangkat menjenguk Roy dan Amy di
Ferne-Court. Mereka berjalan-jalan memperhatikan bunga-bunga bermekaran di
taman ketika pengarang sampai di sana. Mereka menyongsong kedatangan
pengarang., kemudian mereka masuk dan bersantap siang. Lalu mereka bercerita di
ruang kerja Edward untuk mengumpul data-data tentang kejadian penting yang
dialami Edward semasa hidupnya yang berhubungan dengan karya-karya gemilang
Swesana Mardia Lubis: Norma Kesusilaan Dari Novel Cakes, 2005 USU Repository©2006
yang dihasilkannya.Amy juga menceritakan tentang kematian Rosie yang belum lama
berselang yang dia terima dari anak tertua George Kemp yaitu Harold Kemp dan
berita ini telah tersebar di Blackstable. Masyarakat percaya akan kebenaran berita ini
namun sebenarnya adalah cerita bohong semata.
Ashenden pergi ke Amerika untuk menyaksikan pementasaan drama hasil
karyanya. Suatu saat dia menerima sebuah surat bertulis tangan dari si pengirim yang
tidak dikenalnya, tetapi dia ingin tahu siapa gerangan yang menerima dirinya untuk
ke Albermale. Maka didatanginya alamat yang tertera dalam surat itu. Kedatangan
Ashenden disambut oleh pembantunya yang mempersilahkan dia untuk duduk dan
menunggu sejenak. Sesaat kemudian muncul Rosie dengan badan yang kegemukan
dari keadaan sebelumnya. Dia telah berusia 70 tahun. Rosie bercerita panjang lebar
tentang sebab musabab dia lari meninggalkan Edward.
Semasa Rosie menjadi istri Edward, mereka dikaruniai seorang anak
perempuan. Malang bagi mereka anaknya menderita radang selaput otak ketika
berusia enam tahun. Anak mereka meninggal setelah beberapa hari di opname dan
dirawat dalam satu ruangan khusus di rumah sakit. Kematian anak satu-satunya
membawa akibat bagi Rosie begitu juga Edward. Selesai acara pemakaman. Rosie
datang ke tempat Harry dan mereka berkencan di kediaman Harry sampai keesokan
harinya Rose baru kembali ke rumah. Edward tidak bertanya apa yang diperbuatnya
sehingga dia tidak pulang.
Beberapa hari kemudian Kemp datang mengunjungi Rosie Kemp
menceritakan tentang usahanya di Blackstable jatuh bangkrut. Dia mengajak Rosie
untuk ikut bersamanya pergi ke amerika untuk memulai hidup baru dan menukar
nama masing-masing.
Dikota ini Rosie dan Kemp hidup sebagai suami istri selama sepuluh tahun.
Mereka hidup bahagia dan saling mencintai satu sama lain. Rosie juga menceritakan
tentang masyarakat kota tempat dia tinggal membicarakan tentang kematian Edward.
Namun mereka tidak tahu menahu bahwa Rosie pernah menjadi istri Edward. Rosie
tidak menikah lagi sejak kematian George Kemp. Dia menghabiskan waktunya
bermain kartu permainan yang sangat digemarinya. Dia mengagungkan George
Swesana Mardia Lubis: Norma Kesusilaan Dari Novel Cakes, 2005 USU Repository©2006
Kemp yang banyak menaruh perhatian terhadapnya dan tidak pernah memberikan
perlakuaan kasar baginya. Dia berkata “He was always such a perfect gentlemen”
(W.S. Maugham, 1950: 272)
2. Analisis Perwatakan.
Rosie : Seorang wanita yang cantik dan bebas, dia berasal dari keluarga
yang broken home. Ayahnya seorang lelaki yang mempunyai cacad
akibat perang dan terkenal karena kekejamannya. Rosie sempat
menjadi pelayan bar. Sifat bebasnya terus berlanjut walaupun dia
telah menikah dengan suami pertamanya Edward. Rosie seorang
yang tidak setia, bak itu kepada suaminya ataupun kepada pacar-
pacar lainnya.
Rosie pernah mengadakan hubungan intim dengan Ashenden
dan hampir terjadi keretakan diantara keduanya karena Rosie masih
mampu berkenalan dengan lelaki lain Jack Koyper.
“I looked at Rosie now, with angry, hurt, resentful eyes, she smiled at me and I wish I know how to describe how sweet kinliness of her beautiful smile, her voice was exquisititely gentle”
“Oh my dear why do you bother your head about any other ?
What harm does it do you ? Don’t I give you a good time: Aren’t you happy when you’re
with me ? awfully” “Well, then. It’s so silly to be fussy and jealous why not be
happy with what you can get? Enjoy yourself while you have chance, I say we ad be dead in a hundred years and what will anything matter then ? Let’s have a good time while we can.”
“She put her arms round my neek and pressed herlips againt
mine. I Forget my warth I only thought of her beuty and her enveloping kindness” (W.S. Maugham, 1950:205)
Swesana Mardia Lubis: Norma Kesusilaan Dari Novel Cakes, 2005 USU Repository©2006
Edward Driffield : Suami pertama Ropsie, seorang yang berkecimpung di dalam
bidang sastra, walaupun dulunya dia adalah seorang pelaut,
seorang yang berhasil dalam rumah tangganya.
George Kemp : Mempunyai gelar lord George karena tingkah lakunya yang
bagaikan seorang bangsawan, padahal dia hanyalah seorang
rakyat biasa. Dia seorang ayah yang tidak bertanggung jawab
terhadap anak-anaknya, karena dia mempunyai kekasih gelap,
yaitu Rosie.
Alroy Kear : Dia lebih sering dipanggil dengan nama Roy, dan merupakan
anak tunggal dari Sir Raymond Kear dan Emily. Roy berbadan
sebagai atlet, pernah mengecap pendidikan di Oxford, tetapi
tidak sempat menyelesaikannya karena terserang cacar air,
akhirnya dfia mencoba menjadi seorang penulis yang dikenal
oleh masyarakat.
Roy diminta Amy istri kedua Edward untuk menulis riwayat
hidup Edward.
Isabel Trafford : seorang wanita berusia lima puluh tahun, yang bertubuh kecil.
Dia selain teman sejati Edward, dia juga telah merawat Edward
sampai mati, setelah Edrawd ditinggalkan istinya.
C: Pengertian Norma Soaial
Sebelum membahas novel ini, penulis terlebih dahulu memberikan uraian
singkat mengenai norma-norma sosial khususnya mengenai norma kesusilaan.
Adapun maksud uraian ini adalah untuk mempermudah pengertian kita
tentang norma kesusilaaan.
Istilah norma berasal dari bahasa laitin. Norma berarti peraturan atau kaedah,
menjunjukkan perbuatanmana yang patut ditinggalkan (Drs. Gazalba, 1974 :135)
Swesana Mardia Lubis: Norma Kesusilaan Dari Novel Cakes, 2005 USU Repository©2006
Menurut Sidi Gazalba ada empat norma sosial yaitu:
a. Norma adat sopan santun
b. Norma Agama
c. Norma hukum dan
d. Norma kesusilaan
Walaupun ke empat norma ini merupakan norma sosial tetapi masing-masing
norma ini berlainan.
a. Norma adat sopan santun:
Yaitu kaedah sopan santun (perbuatan yang dipandang pantas) atau wajar dan yang seharusnya ditinggalkan, yang tumbuh dengan pergaulan hidup (Drs. Sidi Gazalba, 1974 :135).
Dari keterangan di atas boleh dikatakan bahwa norma adat sopan santun
membatasi tingkah laku dan perbuatan yang dipandang seolah-olah merupakan
pernyataan sikap yang baik terhadap orang lain. Misalnya: orang muda wajib
menghormati orang tua, Seseorang wajib menujukkan kesedihan terhadap seseorang
kenalan yang menderita kesusahan. Seseorang wajib berlaku sopan apabila
berkunjung ke rumah orang lain, dan seseorang wajib menghormati gurunya.
Tetapi dalam hal ini tidak ada orang lain yang berhak untuk menuntut agar
orang melaksanakan kewajiban-kewajiban tersebut di atas. Oleh karena itu ciri khas
dari norma adat sopan santun ini adalahmunafik, karena apayang diperbuat itu seolah-
olah saja sesuai dengan hati nuraninya, akan tetapi sesungguhnya berlawanan. Tetapi
sekalipun demikian norma ini tetap penting untuk hidup bermasyarakat.
b. Norma Agama
“Kaedah yang ditentukan oleh agama, dipatuhi oleh penganut agama tersebut, sehingga peraturan yang datangnya dari tuhan” (Drs. Sidi Gazalba, 1974 :135).
Swesana Mardia Lubis: Norma Kesusilaan Dari Novel Cakes, 2005 USU Repository©2006
Norma ini terdiri dari rangkaian peraturan dimana bagi orang yang percaya
merupakan perintah dari tuhan atau kehendak Tuhan. Di dalam buku Antropologi
Budaya oleh Sidi Gazalba dikatakan bahwa mula-mula orang menganggap bahwa
semua peraturan adalahberasal dari Tuhan; dan memang pada waktu yang lampau
agama adalah satu-satunya pendorong yang terbesar, yang mengatur sikap, tingkah
laku dan perbuatan manusia. Tetapi hingga sekarangpun, pada zaman modren ini
peranan agama sangat penting untuk menjaga ketertiban dan kesejahteraan dalam
hidup bermasyarakat.Cita-cita manusia akan tercapai ketertiban, manjaga
keamanan,kepentingan-kepentingannya, adalah di antaranya berkat adanya norma-
norma keagamaan seperti: jangan membunuh, jangan berzinah dan lain-lain.
Perlu kita ketahuui bahwa norma-norma agama ini sangat erathubungannya
dengan norma kesusilaan, karena kedua norma ini berakar pada hati manusia yang
mengutamakan sikap. Boleh dikatakan bahwa norma-norma agama sangat
mempengaruhi norma kesusilaan dan sebaliknya, walaupun pada hakekatnya kedua
norma ini adalah berbeda.
c. Norma Hukum
“Peraturan-peraturan yang diciptakan manusia, karena dikehendaki oleh masyarakat guna mengatur kehidupan masyarakat sebaik-baiknya. Norma-norma ini (atau himpunan norma-norma ini terdiri dari perintah-perintah dan larangan-larangan) distilahkan dengan hukum berfungsi mengatur tata tertib dalam suatu masyarakat dan seharusnya ditaati oleh anggota masyarakat bersangkutan, pelanggaran tehadap norma-norma itu dapat menimbulkan tindakan dari pihak penguasa (pemerintah) masyarakat itu ” (Drs. Sidi Gazalba, 1974 :135).
Hukum menyangkut manusia sebagai makhluk sosial dan menghendaki
kesempurnaan masyarakat. Seperti norma sosial yang lain, norma hukum juga
melarang orang mencuri tetapi norma hukum melarang tindakan itu bukan untuk
kebaikan saja melainkan untuk kebaikan orang lain. Dilarang mencuri oleh hukum
tidak supaya seseorang itu jangan menjadi jelek, nista dan hina melainkan supaya
janganlah milik orang lain dirampas, dirugikan dan diperkosa.
Swesana Mardia Lubis: Norma Kesusilaan Dari Novel Cakes, 2005 USU Repository©2006
Sifat norma hukum tidak menganjurkan atau meminta tetapi memerintahkan
dan memaksa. Paksaan hukum itu dilaksanakan agar norma itu dipatuhi dan ditaati
untuk menjamin kepentingan orang lain.
d. Norma Kesusilaan atau Norma Moral (Kaedah Suara Bathin)
“Suara bathin yang membisikkan man perbuatan yang baik, yang seharusnya dijalankan dan dimana perbuatan yang buruk seharusnya ditinggalkan” (Drs. Sidi Gazalba, 1974 :135).
Menurut Van Apeldoorn bahwa kesusilaan menyangkut manusia sebagai
perseorangan.
“Kesusilaan memberikan peraturan untuk seseorang dan menuntut agar manusia itu sempurna. Dengan perkataan lain kesusilaan itu mengajarkan bagaimana manusia seharusnya agar dapat memenuhi tujuannya” (Prof. Mr. Dr. L.I. Van Apeldoorn, 1958:29).
Tujuan kesusialaan ialah penyempurnaan seseorang walaupun hal tersebut
menimbulkan akibat untuk hidup bersama, karena perbaikan manusia tentunya turut
membantu terciptanya tata tertib masyarakat yang lebih baik
Kesusilaan yang ditujukan kepada seseorang pertama-tama tidak
mengindahkan perbuatan-perbuatan manusia tetapi lebih mengindahkan sikap yang
menimbulkan perbuatan-perbuatan itu. Akan tetapi tidaklah tepat kalau kita
mengatakan bahwa pada kesusilaan hanya kehendak baik di dalam bathin karena pada
satu pihak perbuatan-perbuatan juga mempunyai nilai kesusilaan.
Kesusilaan berakar dalam suara hati manusia jadi timbul darikekuatan bathin,
kekuatan di dalam manusia, lagi norma kesusilaan ini takada orang lain yang berhak
menuntut pelaksanaannya, kecuali dirinya sendiri. Paksaan dari luar dan kesusilaan
sama sekali tak dapat disatukan.Sifat perintah susila ialah bahwa ia harus dipenuhi
secara sukarela. Misalnya norma kesusilaan mewajibkan orang mencintai sesamanya,
tidak ada orang yang berhak menuntut agar ia dicintai orang lain. Tetapi orang
masing-masing wajib melaksanakan norma itu, karena orang insaf akan merasa rugi
apabila tidak manjalankannya. Norma kesusilaan itu pada kahekatnya menguiasai
sikap manusia terhadap diri sendiri dan terhadap orang lain. Begitu juga kesusilaan
Swesana Mardia Lubis: Norma Kesusilaan Dari Novel Cakes, 2005 USU Repository©2006
mewajibkan dan melarang tingkah laku dan perbuatan yang tercela. Kesusilaan
melarang orang mencuri, karena mencuri dan adalah sikap yang jelek, tidak
menghormati hak,milik dan kepentingan orang lain. Kesusilaan melarang
perbuatanmencuri itu selaku larangan terhadap diri sendiri, norma kesusilaan
menghendaki seseorang agar tidak berbuat sesuatu tindakan yang menjerumuskan
dirinya menjadi orang jelek, hina, nista, dan tercela.
Dengan memperhatikan uraian-uraian di atas maka jelaslah bahwa kesusilaan
berbeda dengan norma-norma sosial lainnya. Misalnya norma hukum, manyangkut
manusia sebagai makhluk sosial dan menghendaki kesempurnaan masyarakat.
Sering kali norma kesusilaan, norma agama dan norma hukum membebankan
kewajiban “dilarang orang mencuri”. Akan tetapi masing-masing mepunyai tujuan
yang sangat berlainan. Norma kesusilaan ingin agar tiap-tiap orang insaf untuk
bersikap dan bertingkah laku baik, baik dalam bathinnya maupun dalam tindakannya.
Sedangkan norma hukum menghendaki agar dalam hidup bermasyarakat tidak ada
pelanggaran-pelanggaran hak milik dan kepentingan oleh seseorang kepada orang
lain.
Dalam hukum kekuasaan dari luar yang melaksanakan kekuatan di luar “diri
sendiri” yakni masyarakat. Kita takluk pada hukum diluar kehendak kita, hukum
mengikatkan kita dengan tidak bersyarat. Sebaliknya suruhan susila adalah suatu
tuntunan yang dilakukan orang terhadap dirinya sendiri.
Kesusilaan mengikat kita karena kehendak kita sendiri.
“Kata hati menentukan buruknya tindakan itu, dan kata hati sekaligus vindex (penghukum) karena jika ternyata tindakan itu buruk, maka dikatakan dengan tegas dan berulang kali, bahwa buruklah itu ” (Ir. Poedjawiatna, 1977 : 20).
“Kesusilaan yang menghendaki kesempatan individu, menunjukkan peranturan-peraturanya kepada manusia sebagai individu untuk kebaikan manusia itu” (Prof. Mr. Dr. L.I. Van Apeldoorn, 1958:30
Swesana Mardia Lubis: Norma Kesusilaan Dari Novel Cakes, 2005 USU Repository©2006
D. Pengertian Norma Soaial
Di dalam novel “ Cakes and Ale” beberapa pemerannya terlibat dalam
perbuatan dosa, tetapi dengan cara yang berbeda, Rosie adalah seorang wanita yang
dari mudanya juga bukanlah wanita yang mempunyai reputasi yang baik. Ketika dia
belum kawin dia juga bekerja di sebuah bar. Dan ketika dia telah berumah tangga
dengan Edward dia juga masih melanggar norma kesusilaan dengan melakukan
penyelewengan dengan peria yang bukan suaminya. Di tengah kesepiannya, karena
kesibukan suami yang lebih mementingkan karirnya daripada rumah tangganya.
Rosie telibat dalam konflik pribadi yang membuatnya semakin larut dengan
perbuatannya yang tidak terpuji itu, rosie yang dikenal sebagai seorang wanita yang
cantik. Mulai mencari kepuasan dengan laki-laki lain, yang tidak dapat diperolehnya
dari suaminya. Dia sudah mulai melupakan norma kesusilaan, dia tidak pernah
berfikir bahwa pekerjaan yang dilakukannya itu adalah bertentangan dengan norma
kesusilaan ataupun agama. Bahkan Rosie pernah mengadakan hubungan intim
dengan Ashenden dan hampir terjadi keretakan diantara keduanya karena Rosie
masih mampu berkencan dengan lelaki lain Jack Kuyper. Di dalam kehidupan Rosie
telah dua kali hidup berumah tangga.
Edward driffield bukanlah seorang suami yang bertanggung jawab, dia telah
menyia-nyiakan istinya, sehingga secara tidak langsung dialah yang telah mendorong
istrinya untuk melakukan penyelewengan. Dia telah melupakan fungsinya sebagai
suami Rosie, dan tidak memperdulikan kebutuhan bathin istrinya. Rosie yang
mempunyai latar belakang kehidupan yang bebas semasa gadisnya.
Dalam bersosialisasi Edward juga bukanlah orang yang baik, karena dia dan
Rosie melarikan diri dari tempat tinggalnya dengan meninggalkan banyak hutang,
dan juga sewa apartemen yang belum dibayar.
Ashenden juga pernah berbuat dosa berkencan dengan Rosie yang masih
bersetatus istri orang, yang dikenalnya pertama kali ketika dia masih berumur 12
tahun, sedangkan Rosie kala itu sudah berumah tangga.
Swesana Mardia Lubis: Norma Kesusilaan Dari Novel Cakes, 2005 USU Repository©2006
Harry Retford seorang pria yang tergila-gila pada Rosie juga sempat
melakukan perbuatan yang tidak baik, dengan menjual apa yang ada padanya agar
dapat mengajak kencan Rosie.
Yang terakhir, ia juga berbuat dosa ataupun melanggar norma kesusilaan
adalah George Kemp. Dia adalah seorang lelaki yang tidak bertanggung jawab
terhadap istri dan anaknya, karena menelantarkan keluarganya hanya untuk
berkencan dengan Rosie. Walaupun akhirnya George jadi menikah dengan Rosie dan
menjadi suami keduanya. Diakhir cerita memang Rosie dan George hidup bahagia
dengan meninggalkan kehidupan mereka yang dahulu, dan pindah ke lain kota.
E. Kesimpulan
Setelah membaca novel Cake and Ale kita dapat melihat bahwa sebenarnya
pelanggaran norma susila itu pada dasarnya bukan dari dalam diri sendiri, tetapi
kadang kala terjadi akibat keadaan atau lingkungan disekitarnya. Seperti yang kita
ihat pada diri Rosie, pada masa kecilnya dia rajin pergi ke gereja bersama Mry Ann
temannya, tetapi karena pengaruh dari keluarganya yang “broken home” dan juga
seorang ayah yang sangat kejam, serta masyarakat yang kurang menyukai
keluarganya, hal ini telah menempa kehidupan Rosie menjadi seorang gadis yang
bebas di dalam pergaulan. Ditambah lagi ketika doia berumah tangga, dia
mendapatkan suami yang hanya mementingkan diri dan karirnya saja, tetapi tanpa
memperdulikan apa akibatnya yang akan terjadi pada istrinya. Rosie yang memang
sudah hidup bebas ketika mudanya semkin terperosok ke lobang kenistaan.
Ashenden yang hidup di lingkungan yang terhormat, yang dari kecilnya telah
hidup dengan pamannya yang seorang pendeta, juga sempat terperosokke dalam
kemaksiatan, itu juga terpengaruh karena dengan keluarga Edward dan Rosie pada
usia 12 tahun, dia pernah memerogoki Rosie yang sedang berkencan dengan pacar
gelapnya.
Tapi semua dapat berobah, kalau orang yang bersangkutan mau berusaha
untuk merubahnya. Ini terbukti dengan kehidupan Rosie,yang akhirnya dia hidup
bahagia, dengan suami yang keduanya, setelah dia meninggalkan kelakuannya dan
Swesana Mardia Lubis: Norma Kesusilaan Dari Novel Cakes, 2005 USU Repository©2006
juga tempat tinggalnya yang dahulu danmemulai hidup baru. Begitu pula dengan
Ashenden setelah dia tidak lagibergaul dengan keluarga Edward akhirnya dia hidup
dengan tenang dan bisa menjadi seorang penulis yang baik.
Jadi kesimpulannya, kalau kita pernah berbuat dosa ataupun melanggar norma
kesusilaan tetapi kalau kita mau berusaha untuk bertaobat dan tidak mengulanginya
lagi maka niscaya kita akan hidup bahagia, sepertiyang dialami Rosie, yang akhirnya
hidup bahagia diakhir hayatnya.
Semoga pelajaran ini dapat kita ambil hikmahnya dan dapat kita amalkan
dengan baik.
Swesana Mardia Lubis: Norma Kesusilaan Dari Novel Cakes, 2005 USU Repository©2006
DAFTAR PUSTAKA
Coller’s Encyclopedia. 1967. Vol 11
Encyclopedia Americana . 1929. Vol 14
Gerungan.Dr. W.A. 1980 Psychologi Sosial. Jakarta: PT. Ersco
Magnes, Fraz Von, Dr.1975 Etika Umum Masalah-masalah Pokok Filsafat Moral
Yokyakarta : Penerbit Yayasan Kanisius
Mangham, William Somerset. 1950. Cakes and Ale. New York : Random House
Poedjayatna. Ir. 19977. Etika Filsafat Tingkahlaku. Jakarta : Ober
Semekto, SS MA. 1976 Ikhtisar Kesusastraan Inggris Jakarta PT. Gramedia.
Swesana Mardia Lubis: Norma Kesusilaan Dari Novel Cakes, 2005 USU Repository©2006