Sumbangan Hamzah Fansuri

download Sumbangan Hamzah Fansuri

of 6

Transcript of Sumbangan Hamzah Fansuri

  • 8/13/2019 Sumbangan Hamzah Fansuri

    1/6

    http://dirmanmanggeng.blogspot.com/2009/02/sumbangan-pemikiran-hamzah-fansuri.html

    Sumbangan Pemikiran HAMZAH FANSURI

    Pendahuluan

    Pada abad XVII, Aceh merupakan tempat studi agama Islam, terkenal sampai ke tempat-tempat jauhdi luar kepulauan Nusantara. Pada zaman kejayaan Aceh itu, banyak dikunjungi oleh cendekiawan(ulama dan pujangga), baik dari mancanegara maupun domestik. Di antara mereka yang datang adakemudian menetap di Aceh dan ada pula yang kembali ke negari asalnya. Selama di Aceh mereka adayang berprofesi guru sebagai pengajar khususnya dalam ilmu agama dan ada juga sebagai pengarangkitab ( buku ) tentang berbagai cabang ilmu pengetahuan.

    Di antara cendikiawan itu ialah Hamzah Fansuri yang sangat dikenal dan menjadi bahan studi ilmuandan sastrawan hingga sekarang. Hamzah Fansuri seorang pujangga dan guru agama yang terkenaldengan ajaran tasawuf wujudiyah.Jasanya yang paling menonjol dalam bidang pendidikan adalahusahanya memperkaya bahasa Melayu menjadi bahasa ilmu pengetahuan yang tidak kalah denganbahasa-bahasa ilmu pengetahuan dunia lain pada waktu itu. Oleh karena itu, Hamzah Fansuri dapatdianggap sebagai perintis pertama dalam mengangkat bahasa Melayu menjadi bahasa ilmupengetahuan yang hingga sekarang berkembang pesat. Untuk itu artikel yang singkat ini membahassekilas tentang sumbangan pemikiran Hamzah Fansuri terhadap dunia intelektual di Nusantara.

    Riwayat Hamzah Fansuri

    Hamzah Fansuri adalah seorang cendikiawan, ulama tasawuf, sastrawan, dan budayawan terkemuka,yang diperkirakan hidup antara pertengahan abad ke-16 hingga awal abad ke-17. Hamzah Fansuri

    dapat dikatakan tokoh tasawuf dari Aceh yang membawa faham wahdatul wujud, banyak bersumberdari pemikiran Ibnu Arabi. Ajaran wahdatul wujud adalah ajaran yang meyakini bahwa Tuhan dapatbersatu dengan makhluknya atau serupa dengan pengertian pantheisme. Pendiriannya yangmenunjukkan sifat wihdatul wujud dapat disebutkan di antaranya :

    Jika seorang bertanya : jikalau zat Allah kepada semesta sekalian lengkap, kepada najis dapatkahdikatakan lengkap ? Maka jawab : seperti pada panas lengkap pada sekalian alam, kepada busok punlengkap kepada baik pun lengkap, kepada jahat pun lengkap, kepada kaabah pun lengkap, kepadarumah berhala pun lengkap, kepada semesta sekalian pun lengkap ; kepada najis tiada ia akan najis,kepada busok tiada ia akan busok, kepada baik tiada ia akan baik, kepada jahat tiada ia akan jahat,

    dari kaabah tiada ia akan beroleh kebaikan, daripada rumah berhala tiada ia beroleh kejahatan.Sedangkan panas demikian, istimewa Allah subhanahu wa taala suci daripada segala suci, dimana iaakan najis dan busok.

    Riwayat hidupnya tidak banyak diketahui. Ia berasal dari Fansur, sebuah kota pantai di baratSumatera bagian utara, arah ke selatan daerah Aceh (sekarang sebagian masuk dalam wilayahSumatera Utara). Ciri khas negeri Fansur itu adalah penghasil kapur barus yang sangat terkenal didunia pada saat itu. Penelitian melalui karya Hamzah Fansuri sendiri hanya dapat memperjelas namatempat kelahiran dan ciri-ciri khas tempat itu saja. Hal itu seperti terdapat dalam sebait syair darikumpulan Syair Perahu Hamzah Fansuri :

    Hamzah nin asalnya Fansuri

    http://dirmanmanggeng.blogspot.com/2009/02/sumbangan-pemikiran-hamzah-fansuri.htmlhttp://dirmanmanggeng.blogspot.com/2009/02/sumbangan-pemikiran-hamzah-fansuri.htmlhttp://dirmanmanggeng.blogspot.com/2009/02/sumbangan-pemikiran-hamzah-fansuri.html
  • 8/13/2019 Sumbangan Hamzah Fansuri

    2/6

    Mendapat wujud di tanah Syahr Nawi

    Beroleh Khilafat ilmu yang ali

    Daripada Abdul Qadir Jailani

    Dalam karyanya yang berjudul Syair Jawi Fasal fi Bayan Ilmu al Suluk wal Tauhid, sebait dari syair ituberbunyi :

    Hamzah gharib unggas quddusi

    Akan rumahnya baital makmuri

    Kursinya sekalian kapuri

    Di negeri Fansuri minal asyari

    Menurut perkiraan para ahli, Fansur meliputi daerah yang cukup luas, mulai dari Trumon (AcehSelatan) hingga Natal (Sumatera Utara). Pelabuhan penting yang ada di daerah itu antara lain Natal,Barus, dan Singkil.

    Hamzah Fansuri diperkirakan telah menjadi penulis pada masa Kesultanan Aceh diperintah olehSultan Alauddin Riayat Syah Sayid al-Mukammal (1588-1604). Dengan demikian, dapat diperkirakanpula bahwa ia sudah lahir pada awal abad ke-16. Tentang tahun meninggalnya tidak luput juga dariberbagai perkiraan. Menurut Muhammad Naguib al-Attas, Hamzah Fansuri diperkirakan meninggalmenjelang tahun 1607, sedangkan L.F Brakel menyebutkan bahwa Hamzah Fansuri masih sempathidup hingga tahun 1620.

    Ia banyak melakukan perjalanan, antara lain ke Kudus, Banten, Johor, Siam, India, Persia, Irak,Mekah, Madinah, dan lain-lain. Setelah pengembaraannya selesai, ia kembali ke Aceh danmengajarkan ilmunya. Pada mulanya ia berdiam di Barus lalu ke Banda Aceh, kemudian ia mendirikandayah di Oboh, Singkil.

    Hamzah Fansuri termasuk orang yang sangat gemar dan mementingkan dalam mencari ilmu,terutama ilmu agama, khususnya tasawuf. Untuk itu ia tidak segan-segan berpergian jauh denganwaktu yang lama untuk tujuan tersebut. Namun perjalanannya tidak hanya untuk mencari ilmupengetahuan tetapi juga untuk kepentingan amalan agama, terutama berkaitan dengan ajaran

    tasawuf yang dianutnya. Dari perjalanan dan pencarian ilmu itu ia juga mampu menguasai beberapabahasa asing dan bahasa lokal.

    Pemikiran Hamzah Fansuri

    Dari karya-karya yang ditulis mengenai Hamzah Fansuri menunjukkan kelebihan yang sangatmenonjol dalam bidangnya dibandingkan dengan tokoh-tokoh lain pada masanya. Pada mulanyaHamzah Fansuri mempelajari ilmu tasawuf setelah menjadi anggota tarekat Qadiriyah yang didirikanoleh Abdul Qadir Jailani. Valentijn, seorang sarjana Belanda yang mengunjungi Barus pada tahun1706, mengomentari tentang Hamzah Fansuri :

    Seorang penyair Melayu, Hamzah Fansuriyakni seorang yang sangat terkemuk a di lingkunganorang-orang Melayu oleh karena syair-syair dan puisi-puisinya yang menakjubkan, membuat kita

  • 8/13/2019 Sumbangan Hamzah Fansuri

    3/6

  • 8/13/2019 Sumbangan Hamzah Fansuri

    4/6

    dari strukturnya, syair yang diperkenalkan oleh Hamzah Fansuri seolah-olah merupakan perpaduanantara sajak Persia dengan pantun Melayu.

    Hamzah Fansuri juga telah berhasil meletakkan dasar-dasar puitika dan estetika Melayu. Pengaruhitu masih dapat diamati jauh setelah ia mati bahkan hingga sekarang, seperti dalam karya penyair

    Pujangga Baru, sastrawan angkatan 70-an dan sebagainya, berada dalam satu jalur estetik denganHamzah Fansuri.

    Bidang kebahasaan, Hamzah Fansuri telah memberikan beberapa sumbangan. Pertama, sebagaipenulis pertama kitab keilmuan dalam bahasa Melayu, ia berhasil mengangkat bahasa Melayumenjadi bahasa intelektual dan ekspresi keilmuan yang hebat. Dengan demikian, kedudukan bahasaMelayu di bidang penyebaran ilmu dan persuratan menjadi sangat penting dan mengungguli bahasa-bahasa Nusantara lainnya pada waktu itu. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila pada sekitarabad ke-17, bahasa Melayu menjadi bahasa pengantar pada berbagai lembaga pendidikan Islam,bahkan digunakan pula oleh Pemerintah Hindia Belanda sebagai bahasa administrasi dan bahasa

    pengantar di sekolah-sekolah pemerintah. Itulah yang telah memberikan peluang besar terhadapbahasa Melayu bukan saja untuk berkembang maju tetapi juga untuk dipilih dan ditetapkan menjadibahasa persatuan dan kebangsaan Indonesia.

    Sumbangan/pemikiran selanjutnya mengenai kebahasaan dapat dibaca dalam syair-syair dan risalah-risalah tasawuf Hamzah Fansuri, sangat besar jasanya dalam proses Islamisasi bahasa Melayu.Islamisasi bahasa sama saja dengan Islamisasi pemikiran dan kebudayaan. Syair-syairnya bukan sajamemperkaya perbendaharaan kata bahasa Melayu tetapi juga mengintegrasikan konsep-konsepIslam dalam berbagai bidang kehidupan dalam sistem bahasa dan budaya Melayu.

    Dalam bidang filsafat, ilmu tafsir dan telaah sastra, Hamzah Fansuri telah pula mempelaporipenerapan metode takwil atau hermeneutika keruhanian. Sebagai contoh, dalam tulisannya RahasiaAhli Makrifat, Hamzah Fansuri menganalisis dengan tajam dan dengan landasan pengetahuan yangluas mencakup metafisika, teologi, logika, epistemologi, dan estetika.

    Murid Hamzah Fansuri yang terkenal ialah Syekh Syamsuddin bin Abdullah as Samathrani, sangatberpengaruh dalam kehidupan keagamaan di Kesultan Aceh Darussalam, terutama pada masapemerintahan Sayid al Mukammal dan Sultan Iskandar Muda. Pendirian Syekh Syamsuddin itumerupakan cerminan pendirian Hamzah Fansuri. Hal itu tidah saja dapat dilihat dari seluruh karyaSyamsuddin, bahkan karyanya tersebut dapat dianggap memperjelas pendirian Hamzah Fansuri.

    Salah satu pandangan dan uraian Syamsuddin atas karya Hamzah Fansuri berjudul Ruba-i HamzahFansuri.

    Perbedaan Faham

    Setelah Sultan Iskandar Muda meninggal, ajaran Hamzah Fansuri dan Syamsuddin mengdapatserangan hebat dari ulama besar lainnya yaitu Nuruddin Ar-Raniri dan Abdurrauf Al Singkili. Bentukdan sifat pertentangan ini berpangkal pada adanya dua aliran dalam ilmu tasawuf yang memang sulituntuk dikompromikan. Aliran pertama seperti sudah disebutkan yaitu wujudiyah, teori ini merupakanmonisma (serba esa). Menurut ahli tasawuf dari aliran itu, dunia hanyalah emanasi atau pancarandari inti sari yang tidak tercipta. Aliran yang kedua wihdatussyuhud yakni kesatuan persaksian.

  • 8/13/2019 Sumbangan Hamzah Fansuri

    5/6

    Pada zaman pemerintahan Sultan Iskandar Muda sebenarnya telah ada benih-benih pertentangankedua aliran tasawuf tersebut tetapi dengan kebijaksanaan Sultan Iskandar Muda pertentangan itutidak sampai menimbulkan kekacauan di lapangan kehidupan keagamaan. Sesudah Sultan IskandarMuda mati maka Syekh Nuruddin Ar Raniri berhasil mempengaruhi Sultan Iskandar Sani untukmeberantas ajaran-ajaran Hamzah Fansuri dan Syamsuddin As Samathrani yang dianggap olehnyasebagai ajaran sesat. Buku-buku karya Hamzah Fansuri dan Syamsuddin as Samathrani dibakar dandimusnahkan. Rakyat Aceh dilarang menganut faham kedua tokoh tersebut.

    Tentang karya dan pemikiran-pemikiran Hamzah Fansuri banyak yang sulit difahami, oleh sebab itutelah mengakibatkan pula penafsiran-penafsiran yang berbeda terhadap buah pikirannya. Monteilmenyimpulkan dengan mengutip sebagian tulisan P. Zoetmulder : mungkin P. Zoetmulder yangbenar, kalau menulis bahwa Ar-Raniri yang merupakan muslim terbaik, tetapi Syamsuddin adalah ahlipikir yang terbaik. Bagaimana kita tidak boleh mengagumi syair perahu dari Hamzah Fansuri yangwujud Allah nama perahunya.

    Karya-Karya Hamzah Fansuri

    Karya-karya Hamzah Fansuri dapat disebutkan, di antaranya yang berbentuk syair antara lain SyairBurung Pinggai, Syair Burung Pungguk, Syair Perahu, dan Syair Dagang. Adapun yang berbentuk prosadi antaranya Asrar al Arifin fi Bayan Ilmi as Suluk wa at Tauhid (keterangan mengenai perjalanan ilmusuluk dan keesaan Tuhan) dan Syarah al Asyiqin (minuman orang-orang yang cinta kepada Tuhan).

    Kecuali Syair Dagang, syair-syair Hamzah Fansuri bersifat mistis dan melambangkan hubungan Tuhandengan manusia. Syair Dagang bercerita tentang kesengsaraan seorang anak dagang yang hidup dirantau. Syair Burung Pinggai bercerita tentang burung pinggai yang melambangkan jiwa manusia danTuhan. Dalam syair itu, Hamzah Fansuri Mengangkat satu masalah yang banyak dibahas dalamtasawuf, yaitu hubungan satu dan banyak. Yang esa adalah Tuhan dengan alamnya yang beranekaragam. Adapun puisinya Syair Perahu melambangkan tubuh manusia sebagai perahu layar di laut.Pelayaran itu penuh marabahaya. Apabila manusia kuat memegang keyakinan akan Tuhan makadapat dicapai suatu tahap yang menunjukkan tidak adanya perbedaan antara Tuhan denganHambanya.

    Prosa Asrar al Arifin fi Bayan Ilmi as Suluk wa at-Tauhid antara lain berisi pandangan Hamzah Fansuritentang makrifat Tuhan, sifat Tuhan, dan nama Tuhan. Dalam karya ini ia mengatakan bahwa padadasarnya syariat, hakikat, dan makrifat adalah sama.

    Syarah al Asyiqin atau sering disebut Asrar al Asyiqin (rahasia orang-orang yang mencintai Tuhan) danZinal al Muwahhidin (perhiasan orang yang mengesakan Tuhan). Buku itu berisi antara lain tentangperbuatan syariat, perbuatan tarikat, perbuatan hakikat, perbuatan makrifat, kenyataan zat Tuhan,dan sifat-sifat Tuhan. Di sini Hamzah Fansuri memandang Tuhan sebagai yang maha sempurna danyang maha mutlak. Dalam kesempurnaan itu, Tuhan mencakup segala-galanya. Apabila tidakmencakup segala-galanya, Tuhan dapat disebut maha sempurna dan maha mutlak, karena mencakupsegala-galanya maka manusia juga termasuk dalam Tuhan.

  • 8/13/2019 Sumbangan Hamzah Fansuri

    6/6

    Penutup

    Hamzah Fansuri, ulama sufi, sastrawan dan cendekiawan yang hidup pada pertengahan abad ke-16dan awal abad ke-17 di Fansur, meninggal dan dikuburkan di Desa Oboh Kecamatan RundengKabupaten Aceh Singkil.

    Kehidupan Hamzah Fansuri tidak terlepas dari proses alur sejarah secara langsung maupun tidaklangsung terikat dengan perjalanan agama Islam di Nusantara. Aliran tasawuf berdasarkan fahamwujudiyah yang diaplikasikan dalam kehidupan dan dipaparkan dengan lirik sastra Melayumerupakan orang pertama yang mempelopori pengembangan sastra Melayu di Nusantara.

    Membicarakan Hamzah Fansuri sebagai tokoh fenomenal, baik sebagai penyair, ulama dan sekaligusintelektual maka tidak akan habis-habis untuk mengurai segi-segi kehidupan maupun karya-karyanya.Sebagai penyair Melayu klasik namanya tetap abadi. Ia adalah seorang penyair besar, sekaligusseorang ulama yang mengemukakan ide-idenya melalui puisi maupun prosa. Pikiran-pikiranya

    tentang masalah keagamaan terutama tentang hubungan manusia dengan Tuhannya, yang dalamfaham keagamaan pikiran-pikiran Hamzah Fansuri dimasukkan dalam kategori wujudiyah.

    Karya tulis Hamzah Fansuri dapat dikatakan sebagai peletak dasar bagi peranan bahasa Melayusebagai bahasa keempat di dunia Islam setelah bahasa Arab, Persia, dan Turki Usmani pada waktuitu. Karya-karya Hamzah Fansuri tersebar berkat jasa Sultan Iskandar Muda yang mengirimkan kitab-kitab karya Hamzah Fansuri antara lain ke Melaka, Kedah, Sumatra Barat, Kalimantan, Banten, Gresik,Kudus, dan Ternate.