Sunnah Rasulullah s

21
Sunnah Rasulullah s.a.w. merupakan sumber hukum Islam yang kedua selepas Al-Quran. Sepanjang sejarah, Sunnah menghadapi serangan golongan anti hadith yang mempersoalkan keautoritiannya. i. Penerangan pengertian sunnah dan hakikatnya. Sunnah menurut bahasa adalah thoriqoh atau jalan, baik ataupun buruk. Sunnah menurut istilah mempunyai beberapa maksud : 1 Berkata Ibnu Mandzur : “Di dalam hadis telah berulang-ulang disebutkan kata sunnah dan apa yang berhubungan dengannya, adapun asalnya adalah cara dan jalan. Dan jika diartikan secara syar’i, maka yang di maksud dengan sunnah adalah apa-apa yang di perintahkan, dilarang dan dianjurkan oleh Nabi Muhammad saw dari perkataan dan perbuatan yang tidak disebutkan Al Qur’an, dengan demikian dikatakan bahwa adillah as syariyah adalah kitab dan sunnah yaitu Al Qur’an dan As Sunnah.” 2 Berkata Imam Syatibi : “Lafadz Sunnah juga diartikan sebagai lawan dari bid’ah, maka dikatakan : si fulan diatas sunnah jika dia sesuai dengan apa yang dikerjakan Nabi saw, dan dikatakan : si fulan diatas kebid’ahan apa bila dia beramal menyelesihi Nabi saw” Kemudian dia berkata : “Yang dimaksud dengan lafadz sunnah adalah apa yang dikerjakan sahabat, ditemuikan dalam kitab atau pun tidak dikarenakan hal tersebut sebagai bentuk dalam mengikuti sunnah yang

description

assignment

Transcript of Sunnah Rasulullah s

Sunnah Rasulullah s.a.w. merupakan sumber hukum Islam yang kedua selepas Al-Quran. Sepanjang sejarah, Sunnah menghadapi serangan golongan anti hadith yang mempersoalkan keautoritiannya.

Sunnah Rasulullah s.a.w. merupakan sumber hukum Islam yang kedua selepas Al-Quran. Sepanjang sejarah, Sunnah menghadapi serangan golongan anti hadith yang mempersoalkan keautoritiannya.

i. Penerangan pengertian sunnah dan hakikatnya.

Sunnah menurut bahasa adalah thoriqoh atau jalan, baik ataupun buruk. Sunnah menurut istilah mempunyai beberapa maksud :

Berkata Ibnu Mandzur : Di dalam hadis telah berulang-ulang disebutkan kata sunnah dan apa yang berhubungan dengannya, adapun asalnya adalah cara dan jalan. Dan jika diartikan secara syari, maka yang di maksud dengan sunnah adalah apa-apa yang di perintahkan, dilarang dan dianjurkan oleh Nabi Muhammad saw dari perkataan dan perbuatan yang tidak disebutkan Al Quran, dengan demikian dikatakan bahwa adillah as syariyah adalah kitab dan sunnah yaitu Al Quran dan As Sunnah.Berkata Imam Syatibi : Lafadz Sunnah juga diartikan sebagai lawan dari bidah, maka dikatakan : si fulan diatas sunnah jika dia sesuai dengan apa yang dikerjakan Nabi saw, dan dikatakan : si fulan diatas kebidahan apa bila dia beramal menyelesihi Nabi sawKemudian dia berkata : Yang dimaksud dengan lafadz sunnah adalah apa yang dikerjakan sahabat, ditemuikan dalam kitab atau pun tidak dikarenakan hal tersebut sebagai bentuk dalam mengikuti sunnah yang ditetapkan kepada mereka yang tidak sampai kepada kita atau pun sebagai bentuk ijtihad bersama terhadapnya dari mereka ataupun dari pemimpin mereka. Berdasarkan sabda Nabi saw : .. ( )

Seiring dengan berkembangnya Ilmu islam, maka makna sunnah pun mempunyai perkembangan diantaranya :

Sunnah menurut Ulama usul: apa-apa yang bersumber dari nabi Muhammad saw dari perkataan atau perbuatan atau penetapan (taqrir).

Sunnah menurut Fuqoha (ahli fiqh): segala sesuatu yang telah ditetapkan dari Nabi Muhammad saw dan bukan dalam perkara fardlu dan bukan pula dalam perkara wajib dan sunnah adalah jalan yang harus diikuti dalam agama dari selain fardlu dan wajib.

Sunnah menurut Ahli Hadis: segala sesuatu yang ditinggalkan Nabi Muhammad saw dari perkataan atau perbuatan atau sifat-sifat kholqiyah atau khuluqiyah atau perjalanan hidup beliau meskipun itu sebelum beliau diutus atau sesudahnya.

Dari pengertian-pengertian di atas, dapat difahami bahwa sunnah adalah ajaran Nabi SAW, atau dengan kata lain, As Sunnah ialah sinonim dari kata Islam. Penggunaan kata As Sunnah dengan pengertian semacam ini selaras dengan hadits berikut :

Dari sahabatAnas bin Malik rodhiallahuanhu, ia berkata : ada tiga orang yang menemui istri-istri Nabi shollallahualaihiwasallam, mereka bertanya tentang amalanibadah Nabi shollallahualaihiwasallam. Dan tatkala mereka telah diberitahu, seakan-akan mereka menganggapnya sedikit, kemudian mereka balik berkata : Siapakah kita bila dibanding dengan Nabi shollallahualaihiwasallam,Allah telah mengampuni dosa-dosa beliau, baik yang telah lampau atau yang akan datang. Salah seorang dari mereka berkata : Kalau saya, maka saya akansholat malam selama-lamanya. Yang lain berkata : Saya akan berpuasa sepanjang tahun dan tidak akan berbuka (berhenti berpuasa). Yang lain lagi berkata : Saya akan meninggalkan wanita, dan tidak akan menikah selama-lamanya. KemudianRasulullah shollallahualaihiwasallam datang, lantas bersabda : Kaliankah yang berkata demikian-demikian? Ketahuilah, sungguh demi Allah, sesungguhnya saya adalah orang yang paling takut kepada Allah dan bertakwa kepada-Nya diantara kalian, akan tetapi saya berpuasa dan juga berbuka, sholat (malam) dan juga tidur, dan saya juga menikahi wanita. Maka barang siapa yang membenci sunnahku (ajaranku), maka ia tidak termasuk golonganku.

As Syathiby Al Maliki berkata : Dan kata As Sunnah juga digunakan sebagai lawan kata daribidah, sehingga dikatakan: Orang itu beramal sesuai dengan As Sunnah, bila ia beramal sesuai dengan yang diamalkan oleh Nabi shollallahualaihiwasallam, baik amalan itu disebutkan dalamAl Quran atau tidak. Dan juga dikatakan : Orang itu mengamalkan bidah, bila ia melakukan sebaliknya.Ibnu Hazm berkata : Ahlus Sunnah yang akan kami sebutkan ialah Ahlul Haq (penganut kebenaran), sedangkan selain mereka ialahAhlul Bidah, karena mereka (Ahlus Sunnah) ialah parasahabat -radliallahu anhum-, dan setiap orang yang menempuh metode mereka, dari para tabiin, kemudian [Ashabul Hadits] (penganuthadits), dan setiap orang yang meneladani mereka dari kalangan ahli fiqih pada setiap zaman hingga hari ini, dan juga seluruh orang awam yang mencontoh mereka dibelahan bumi bagian timur dan barat, semogaAllah senantiasa merahmati mereka.

Penggunaan kata As Sunnah dengan pengertian semacam ini ada semenjak bermunculan dan menebarnya berbagai macam bidah, yaitu setelah berlalunya tiga genersi pertama dari umat Islam.

Sunnah menurut Al Quran

Dalam Al Quran Allah swt tidak menyebutkan kata sunnah Nabi atau sunnah Rasul, akan tetapi Allah menyebutkan dalam Al Quran dengan kata hikmah seperti firman Allah :

dan ingatlah nikmat Allah padamu, dan apa yang Telah diturunkan Allah kepadamu yaitu Al Kitab dan Al hikmah (As Sunnah). Allah memberi pengajaran kepadamu dengan apa yang diturunkan-Nya itu.

dan Allah Telah menurunkan Kitab dan hikmah kepadamu, dan Telah mengajarkan kepadamu apa yang belum kamu ketahui

Imam Syafii berkata : Allah swt menyebutkan Al Kitab yaitu Al Quran dan Allah juga menyebutkan Al Hikmah. saya mendengar dari orang yang pandai dalam ilmu Al Quran berkata : Al Hikmah adalah sunnah Rasulullah saw dan ini sesuai apa yang difirmankan Allah. Wallah alam.

Dan Allah swt memerintahkan untuk mentaati Rasulullah saw. Allah swt berfirman:

apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya bagimu, Maka tinggalkanlah..

Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, Sesungguhnya ia Telah mentaati Allah. dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), Maka kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka

Demikianlah Allah swt menjelaskan dalam kitab-Nya bahwa antara Al Quran dan sunnah Nabi saw adalah dua dalil yang harus saling beriringan, tidak boleh menafikan satu dengan yang lain.

Ibnu Qayyim berkata : Assunnah dengan Al Quran itu atas tiga segi :

1.Hendaknya sunnah sesuai dengan Al Quran dari berbagai sisi.

2.Hendaknya sunnah menjadi penjelas apa yang inginkan Al Quran dan

sebagai tafsir darinya.

3.Hendaknya sunnah mewajibkan tentang hukum yang Al Quran tidak

menyebutkan hukumnya atau mengharamkan apa yang dalam Al Quran

tidak disebutkan.

Assunnah menurut salaf

Sunnah menurut salaf adalah jalan yang harus di ikuti dalam menjalani hidup ini untuk mendapatkan keberhasilan di Dunia dan di Akhirat.

Sahabat Abu Bakar As Sidiq berkata : Saya tidak meninggalkan sedikitpun apa yang Rasulullah kerjakan kecuali saya mengikutinya, sesungguhnya saya takut jika saya meninggalkan perintahnya maka saya akan menyimpang dari jalan yang lurus. Qotadah berkata :Demi Allah tidak ada seorang pun yang membenci sunnah NabiNYA saw kecuali dia hancur, maka ikutilah sunnah dan tinggalkanlah bidah. Berkata Az Zuhri :Berpegang teguh dengan Sunnah adalah keberhasilan.ii. Pernyataan peranan sunnah bersama Quran dalam menerangkan hukum kepada manusia.

Oleh kerana Rasulullah adalah manusia contoh dalam melaksanakan segala kehendak syariat yang dituntutkan oleh Allah.Dalam syariat itu Allah menghendaki manusia supaya menerima apa yang dibawanya dan mengikut apa yang ditunjukkan olehnya.Kerana itu selain Al-Quran,sunnah rasul juga perlu diambil untuk kesempurnaan penghayatan syriat Allah itu.Ulama sepakat bahawa sunnah adalah sumber pengambilan hukum syara berasakan dalil daripada Al-Quran,sunnah,ijma sahabat dan logik akal.I.Dalam Al-Quran Allah telah memfardukan ke atas orang-orang yang beriman supaya taat kepada Nabi dan mengikut jejak langkahNya.Taat kepada Rasulullah adalah dikira sebagai taat kepada Allah.(al-Nisa(4):59) tidak ditetapkan oleh Allah dan Rasul-Nya;(al-Ahzab(33):35)

II.Dalam hadith Rasulullah juga terdapat banyak pesanan supaya orang islam berpegang dengan sunnah.Antaranya sabda Rasulullah yang bermaksud : aku tinggalkan kamu kepada dua perkara dimana jika kamu berpegang kepada keduanya,kamu tidak akan sesat selamanya,iatulah kitab Allah dan sunnah nabi-Nya;(Malik,t.th :502) juga sabda Rasulullah yang bermaksud : hendaklah kamu berpegang teguh kepada sunnahku dan sunnah khulafa al-Rashidin.Gigitlah sunnah dengan dengan taring,jauhilah daripada mengada-adakan sesuatu,sebab nperkara yang diadakan itu adalah bidah dan setiap bidah adalah sesat dan setiap yang sesat dalam neraka(masuk neraka).Rw.Ahmad dll)

III.Ijmasahabah.Sahabat-sahabat Rasulullah sepakat baik semasa hidup atau selepas wafatnya Rasulullah tentang kewajipan mengikut sunnah.Sepanjang hayat Rasulullah mereka berpegang kepada hukum yang yang ditetapkan Rasulullah dan mereka sentiasa mematuhi segala perintah dan larangannya.Mereka memisahkan hukum daripada Al-Quran dan hukum yang diperolehi daripada hadith dari segi kewajipan mengikutnya dengan mendahulukan al-Quran dalam mencari penyelesaian hukum sebagaimana yang dicontohkan oleh Muaz bin jabal.

IV.Logik akal.Allah menyuruh Rasulullah s.a.w menyampaikan risalah-Nya kepada umat manusia.Risalah dari Allah itu terkandung dalam Al-Quran.Ia mengandingi beberapa bebanan dan tanggungjawab kepada manusia.Bebanan dan tanggungjawab itu terbentuk umum dan tidak diperinci dengan jelas baik cara melaksakannya ataupun mengenai syarat-syarat dalam melaksanakannya..Rasullah menjelaskan keumumam itu dengan sunnah qawliyah dan filiyahnya.Rasulullah telah dianugerahkan oleh Allah kewibawaan untuk menjelaskan kehendak Al-Quran .Firman Allah bermaksud :kami telah menurunkan kepada mu Al-Quran agar kamu menjelaskan kepada manusia apa yang diturunkan kepada mereka.(Al-Nahl(16): 44)

Sekiranya sunnah bukan merupakan hujjah bagi kaum muslimin dan undang-undang yang perlu dipatuhi,sudah tentu mereka tidak akan dapat melaksanakan kewajipan yang diperintahkan oleh Allah dalam Al-Quran.Kerana itulah nyata bahawa sunnah adalah sumber hukum yang diguna pakai selepas Al-Quran.4. Perbuatan-perbuatan Rasulullah Yang Wajib dan Tidak Wajib Diikut.Mengenai apakah sesuatu perbuatan Rasulullah itu wajib diikuti oleh orang islam atau tidak ianya tertakluk kepada jenis perbuatan Rasullah itu sendiri.Perbuatan Rasulullah dapat dipecahkan kepada tiga jenis:Perbuatan-perbuatan yang berupa kebiasaan yang dilakukan Rasulullah sebagai seorang manusia seperti berdiri,duduk,makan,minum,berbaring,memilih warna pakaian dan sebagainya.Sumber perbuatan ini sebagainya.Sumber perbuatan ini bukan bukan dari beliau sebaga rasul.Perlakuan jenis ini tidak ada pertikaian dikalangan ahli ilmu tentang keharusannya kepada Rasulullah dan kepada umatnya.Kita tidak wajib mencontohi perbuatan ini.Ini adalah pendapat majoriti ulama.Namun ada juga yang berpendapat perbuatan seperti itu sunat diikuti.Antara sahabat Rasulullah yang suka mengikut setiap perbuatan Rasulullah sekalipun perbuatan itu adalah berupa adat kebiasaan.

Perbuatan yang keluar daripada Rasulullah semata-mata sebagai suatu kebijaksanaan dalam masalah keduniaan.Misalnya tindakan Rasulullah ketika menghadapi perang Badarmenempatkan tentera islam di perairan Badar.Al-Haban bin Muzir selaku pakar ketenteraan bertanya kepada Rasulullah,apakah tempat penempatan tentera itu suatu yang ditunjukkan Allah sehingga tidak boleh ke hadapan atau ke belakang selangkah pun?.Atau apakah ianya pemilihan strategik dan taktik.Jawab Rasulullah: ianya adalah strategi dan taktik semata-mata.Mendengar jawapan Rasulullah sedemikian Al-Haba mencadangkan kepada Rasulullah supaya memindahkan penempatan tentera ke kawasan yang lebih sesuai.Oleh kerana penempatan itu suatu ijtihad Rasulullah sendiri sahaja,dimana Baginda kurang arif tentang kawasan itu jika dubandingkan dengan Al-Haba yang telah benar-benar memahami liku-liku kawasan berkenaan .Cadangan Al-Haba itu diterima oleh Rasulullah dan dipindahkanlah pasukan tentera islam ke tempat yang dicadangkan oleh Al-Haba itu.( Al-Mubarakfuri,2,000:354).Contoh lain perbuatan Rasulullah yang mesti diikuti kerana tidak mempunyai kesan keagamaan selain selain dari kesan keduniaan semata-mata ialah peristiwa larangan yang dikenakan oleh Rasululla kepada penduduk Madinah daripada melakukan pendebungaan terhadap tanaman kurma mereka.Setelah menghentikannya didapati hasil pengeluaran mereka semakin merosot.Mengetahui hal itu Rasulullah bersabda kepada mereka dengan katanya :Teruskan melakukan pendebungaan lagi.kamu lebih tahu tentang urusan dunia kamu.(Mukhtar Yahya dan Fatchur Rahman,1986:57-58)

Perbuatan Rasulullah itu thabit dan khusus untuk dirinya sendiri seperti keharusan berpuasa wisal, kewajipan sembahyang dhuha, qurban, witir, tahajjud, keharusan nikah lebih dari empat orang tanpa mahar.Perkara-perkara ini khusus untuk rasul Allah dan tidak boleh diikuti oleh umatnya (zuhayli:478)Perbuatan yang dilakukan oleh Rasulullah kerana di syariatkan sedemikian. Perbuatan-perbuatan itu wajib dicontohi atau diikuti.Cuma sifat syariyah yang ada pada perbuatan itu berbeza-beza dari segi sunat atau harus.Penentuan sifat-sifat ini dapat dikenal pasti melalui kriteria berikut (Ibid.hah, 479-480)

Jika perbuatan Rasulullah itu bertujuan menjelaskan yang mujmal,mentaqyidkan yang mutlaq atau mentakhsiskan yang umum,maka hukumnya adalah sama seperti perkara yang dijelaskan itu dari segi wajib atau sunat.Penjelasan Rasulullah itu ada kalanya dilakukan dengan disertakan dengan sekali seperti sabda Rasulullah yang bermaksud: Sembahyanglah kamu sebagaimana kamu melihat aku bersembahyang dan ambillah daripada aku haji kamu.Adakalanya perbuatan Rasulullah tidak disertakan dengan perkataan sekali dengan hadith qawliyah seperti memotong tangan pencuri dipergelangan sebagai penjelasan kepada ayat al-Quran yang menghendaki tangan pencuri dipotong.Demikian juga dengan tayammum yang dilakukan oleh Rasulullah hingga kesiku sebagai penjelasan kepada firman Allah yang bermaksud:maka sapulah muka dan tangan kamu (al-Maidah(5):6).Dalam perkara ini perbuatan Rasullah yang berfungsi sebagai penjelasan kepada ayat-ayat al-Quran itu hukumnya sama seperti hukum yang dibawa oleh ayat al-Q!uran itu sendiri.Jika ayat al-Quran itu membawa perintah yang wajib,maka penjelasan Rasulullah wajib diikuti.Jika tidak nyata kedudukan perbuatan Rasulullah itu sebagai penjelasan kepada mana-mana ayat al-Quran,sebaliknya dia berlaku dalam bentuk ibtida (permulaan).Perkara ini tertakluk kepada sama ada diketahiu atau tidak sifat shariyahnya .Jika diketahui sama ada ia wajib,sunat atau harus,maka umat Islam yang ikut melakukan perbuatan itu sama hukumnya seperti perbuatan rasulullah itu sendiri.Menurut al-Shawkani pendapat ini benar kerana ia adalah dalil daripada al-Quran dan perbuatan sahabat mengenainya.Firman Alla bermksud : Apa yang dibawa oleh Rasulullah hendaklah kamu menerimanya dan apa yang dilarang oleh Rasulullah hendaklah kamu hindari. (al-Hasr(59):7). Sahabat sahabat juga merujuk kepada Rasulullah sebagai hujjah dan ikutan dalam banyak kes antaranya perbuatan Umar bin Khattab mengucup Hajar al-Aswad dan berkata jika tidak kerana aku melihat Rasul Allah mengucup kamu aku tidak akan mengucup kamu(al-Syawkani,5:40)Jika tidak diketahui sifat perbuatan Rasulullah itu dari segi kesyariatanya, maka perlu diperhatikan kedudukan perbuatan berkenaan: (al-Zulhayli: 480)Jika ternyata perbuatan itu bermaksud taqarrub kepada Allah seperti sembayang dua rakaat tanpa dilakukan secara muwazabah(berterusan), maka menunjukkan ianya adalah sunat kerana dengan tenyatanya maksud taqarrub adalah menjadi dalil kepada bahawa perbuatan itu adalah dituntut.Jika tidak ternyata adanya maksud taqarrub dalam perbuatan itu sepertu berjual beli dan muzaraaah.Dalam perkara ini al-Imam Malik berpendapat ianya adalah harus. Manakala alShafi berpendapat bahawa perbuatan itu menunjukkan kepada sunat, kerana sesuatu perbuatan Rasulullah itu sekalipun tidak ternyata adanya maksud taqarrub kepada Allah ia tetap dianggap sebagai taqarrub. Paling rendah darjah taqarrub ialah sunat.Kedudukan Sunnah Di Samping al-Quran.Sumber paling utama bagi agama Islam ialah al-Quran dan Hadith. Al-Quran dan hadith.Al-Quran adalah firman Allah untuk semua orang Islam.Ayat-ayat Al-Quran diturunkan kepada Rasulullah sebagaimana ayat itu dibaca sekarang.Walaupun al-Quran memberi panduan utama kehidupan kepada orang islam,namun banyak perkara yang memerlukan panduan ke arah kehidupan yang praktis,tetapi tidak disebut dalam al-Quran .Dalam kes ini apa yang jelas patut diikut ialah sunnah Rasulullah.Ini bererti sunnah amat penting dan kedudukan pada tempat kedua selepas al-Quran sebagai panduan hidup muslim.Ulama usul fiqh membahagikan sunnah al-Quran kepada empat jenis.Menguatkan hukum suatu peristiwa yang ditetapkan hukumnya oleh al-Quran.Dengan demikian hukum peristiwa tersebut ditentukan oleh dua sumber iatu al-Quran sebagai menetapkan hukumnya dan as-sunnah sebagai penguatnya.Misalnya sembahyang dan zakat yang telah ditetapkan oleh Rasulullah dalam sabdanya ketika berdialog dengan malaikat.Bermaksud:Malaikat jibrikl bertanya hai Muhammad terang padaku tentang Islam! Jawab Muhammad Islam itu ialah persaksianmu bahawa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad itu pesuruh Allah, kamu mendirikan sembahyang, membayar zakat, mengerjakan haji ke Baitullah bila kamu mampu melaksanakan perjalanan ketempat itu. (Hadith riwayat Muslim). Contoh lain ialah pengharaman menyekutukan Allah, menyakiti hati kedua ibu bapa dan bersaksi palsu, dimana semua hukum perkara ini telah ditentukan oleh Al-Quran. Kemudian larangan-larangan itu telah dikuatkan lagi oleh Rasulullah dalam sabdanya yang bermaksud. Perhatikanlah!! Saya akan menerangkan kepada kamu sebesar-besar doa diucapkan tiga kalia baiklah hai Rasulullah, asahut kami semua.Menyekutukan Allah, menderhakai kedua ibu-bapa, Rasulullah pada ketika itu sedang bersandar, lalu duduk dan bersabda: ingat perkataan dan persaksian palsu. Rasulullah mengulanginya sampai kami meminta semoga beliau diam.(Riwayat Bukhari-Muslim)Memberi penjelasan kepada ayat-ayat al-Quran. Dalam memberikan penjelasan keatas ayat-ayat al-Quran oleh hadith ini didapati ada tiga bahagian yang berkaitan dengannya.Memberi perincian keatas ayat-ayat yang mujmal. Misalnya ayat mengenai perintah sembahyang dalam al-Quran yang bermaksud:maka dirikan s.a.w sesungguhnya sembahyang itu bagi orang mukmin adalah kewajipan yang sudah ditentukan waktunya.(al-Nisa(4);103). Ayat ini tidak terperici, masih mujmal. Kemudian Rasulullah s.a.w menerangkan waktu-waktu sembahyang, ,jumlah rakaatnya, syarat-syaratnya dan rukun-rukun dan melakukan sembahyang dan seterusnya meminta umat Islam melakukan sembahyang seperti mana yang dilakukan olehnya. Demikian juga dengan zakat dan haji, ayat-ayat al-Quran mengenainya juga mujmal. Ia diperincikan oleh Hadith dengan menjelaskan jenis harta yang dikenakan zakat dan kadarnya dan menjelaskan cara-cara melakukan ibadah haji.

Membatasi kemutlakan al-Quran. Misalnya al-Quran membolehkan kepada orang yang meninggal dunia membuat wasiat ke atas harta miliknya tanpa ada batasan maksimunnya, dalam firman Allah bermaksud; sesudah dipenuhi wasiat yang dibuatnya atau sesudah membayarkan hutangnya.(al-Nisa(4)12). Di dalam hadithnya Rasulullah membataskan kadar maksima wasiat kepada 1/3 sahaja.Mengkhususkan yang umum. Misalnya firman Allah berkenaan dengan pengharaman memakan bangkai binatang dan darah dalam ayat al-Quran yang bermaksud; diharamkan bagi kamu memakan bangkai, darah dan daging babi.(al-Maidah(5)3).Kemudian Rasulullah mengkhususkan dengan memberikan pengecualian kepada bangkai ikan, belalang, hati dan limpa dalam sabdanya yang bermaksud; Dihalalkan bagi kita dua macam bangkai dan dua macam darah. Dua bangkai itu adalah bangkai ikan dan belalang. Manakala dua darah itu ialah hati dan limpa.(Riwayat Ibn Majah dan Hakim)Sunnah menjelaskan tentang nasikh dan mansukhnya ayat-ayat al-Quran.Pemansukhansesuatu ayat al-Quran dengan ayat al-Quran yang lain dapat diketahui melalui sunnah.Misalnya ayat al-Quran berkenaan waksiat kepada dua ibu bapa dan qarobah iatu dalam firman Allah bermaksud :Diwajibkan ke atas kamu apabila mati tiba kepada salah seorang dari kamu,jika dia meninggalkan harta yang banyak supaya dia berwasiat kepada kedua ibu bapa dan kaum kerabat yang lebih hampir dengan baik sebagai suatu hak ke atas orang yang bertaqwa.(al-Baqarah(2):180) adalah dimansuhkan dengan ayat-ayat pewarisan.Al-Imam Shafii hanya menerima pemansukhan ayat al-Quran oleh hadith.Tetapi majoriti fuqaha termasuk al-Baydawi dan al-Asnawi daripada mazhab Shafii memperakui bahawa ada juga berlaku pemansukhan al-Quran oleh hadith seperti yang bermaksud :tiada wasiat kepada ahli waris.(Malik bin Anas:418).Hadith ini memansuhkan ayat mengenai wasiat kepada ahli waris.Mewujudkan hukum baru yang tidak terdapat dalam al-Quran.Maka jadilah hukum itu thabit dengan sunnah.Misalnya Rasulullah menetapakan haramnya binatang buas yang bertaring kuat dan burung yang berkuku kuat seperti yang diriwayatkan Ibn Abbas yang bermaksudRasulullah s.a.w melarang memakan binatang yang bertaring dari golongan binatang buas dan setiap yang berkuku kuat dari kalangan burung (hadith riwayat Muslim).Rasulullah juga mengharamkan lelaki mengahwini wanita sepersusuan,sebagaimana Allah mengharamkan mengahwini wanita kerana nasab.(Riwayat Bukhari dan muslim).Misal yang lain seperti hadith yang mengenakan hukuman rejam kepada penzina muhsan dan pengharaman memakai sutera ke atas orang lelaki.Demikian juga dengan zakat fitrah,pengharaman memakai daging himar ahli dan pembebasan tawanan.ii. Pernyataan kepentingan memahami keautoritian sunnah bagi menolak pandangan anti hadith.

Kegagalan musuhmusuh Islam dalam menimbulkan keraguan terhadap al-Quran membuatkan mereka beralih kepada al-sunnah dan hadith- hadith nabi (s.a.w). Musuh-musuh Islam sentiasa mengambil apa sahaja peluang yang boleh digunakan untuk menyesatkan umat Islam dan menjauhkan mereka dari ajaran agamanya. Buktinya usaha-usaha mereka yang dahulunya tertumpu kepada bahan-bahan bacaan, tulisan dan ucapan kini mula beralih kepada internet. Kemunculan internet dan perkembangan pesat dalam dunia teknologi maklumat serta pelanggan internet yang kian bertambah dari hari ke hari memudahkan lagi usahadan gerak kerja mereka. Apa yang pasti tujuan dan matlamat mereka tetap sama walaupun cara dan taktik yang digunakan berbeza. leh itu amatlah penting bagi umat Islam untuk memahami keautoritian sunnah agar dapat menolak golongan anti hadith.

Terdapat 3 perkara kepentingan As-Sunnah bagi kaum muslimin.. kepentingan pertama adalah berpegang pada As-Sunnah merupakan salah satu tuntutan Allah Azza wa Jalla ke atas setiap muslim.. banyak ayat Al-Quran yang menyebutkan tentang perkara ini.. antaranya ayat 59 surah An-Nisa..

Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul, serta uli al-amr dari kalangan kalian[An-Nisa', 4: 59].Kepentingan kedua adalah berpegang pada As-Sunnah menjadi syarat kesempurnaan iman seseorang.. berpaling daripada sunnah boleh merosakkan amalan-amalan kita..

Maka demi Tuhanmu, mereka tidak beriman sehingga mereka menjadikan engkau (Muhammad) sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan [An-Nisa', 4: 65].Wahai orang-orang yang beriman! Taatilah Allah dan taatilah Rasul dan janganlah kalian merosakkan amalan kalian. [Muhammad, 47: 33].

Kepentingan ketiga pula adalah As-Sunnah merupakan penjelasan terhadap tuntutan Allah ke atas manusia.. sebagai contoh, Al-Quran memerintahkan kita untuk solat, tetapi Al-Quran sendiri tidak mengajarkan kepada kita tatacara untuk ruku, sujud dan bacaan-bacaan yang dibaca dalam solat.. Al-Quran memerintahkan kita untuk puasa di bulan Ramadhan, tetapi Al-Quran tidak memberikan gambaran secara terperinci bagaimanakah caranya untuk berpuasa, apakah perkara-perkara yang sunat dilakukan ketika berpuasa, apakah pula perkara yang membatalkan puasa.. hanya melalui As-Sunnah kita mempelajari semua perkara ini.. malah As-Sunnah sendiri banyak pula mengajarkan kita perkara yang tidak disebutkan dalam Al-Quran, misalnya hukum menziarahi kubur, membaca bismillah sebelum makan, tatacara mengusap khuf, dll..

Allah yang mengutuskan seorang Rasul kepada kaum yang buta huruf dari kalangan mereka sendiri, yang membacakan kepada mereka ayat-ayatNya, menyucikan (jiwa) mereka, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-Hikmah (Sunnah), meski pun sebelumnya mereka benar-benar dalam kesesatan yang nyata.

Berdasarkan perkara di atas, beberapa kesimpulan boleh dibuat.

1. Berpegang pada sunnah menjadi tuntutan agama, berpaling daripadanya akan mengeluarkan seseorang daripada batasan keimanan..

2. Sanad berperanan penting dalam menjaga keaslian agama ini daripada pihak yang tidak bertanggungjawab..

3. Ilmu itu penting dalam usaha untuk memahami sunnah, kerana tidak semua hadits yang shahih menjadi tuntutan ke atas setiap muslim..

Kesimpulan

Rasulullah s.aw. adalah orang yang dilantik oleh Alla untuk menyampaikan syariatnya kepada manusia.Syariat menghendaki manusia melakukan perkara tertentu yang berupa ibadah kepada Allah dan perkara-perkara yang berkaitan dengan kehidupan sesama manusia.Oleh kerana al-Quran yang merupakan kitab di mana termaktubnya syariat berkenaan menyentuh berbagai aspek untuk menjadi panduan manusia.Tetapi kebanyakan wujud dalam bentu yang umum tidak terperinci.Disinilah peranan sunnah menjadi perlu untuk memperjelaskan apa yang dikehendaki oleh al-Quran kepada manusia.Manusia wajib mengikut Rasulullah dalam perkara-perkara yang berkaitan dengan tauhid,ibadah dan akhlak.Oleh kerana kata-kata,perbuatan seta pengakuan Rasulullah menyeluruh dalam berbagai perkara.Ada yang bersumberkan syariah dan ada yang bersumberkan kepada kebiasaan atau adat.Rasulullah s.a.w adalah orang Arab,dalam beberapa hal beliau terikat dengan adat Arab dalam kehidupan hariannya.Maka kerana itu sunnah dapat dibahagikan kepada dua iatu sunnah syiriyahdan sunnahurfiyah.Sunnah syriiyah adalah suatu yang dikehendaki supaya diikut oleh umat islam.Dari sega hukumnya samaada wajib,sunat,haram atau makruh bergantung kepada kehendak tasyri itu sendiri.Manakala sunnah urfiyah adalah sunnah yang boleh dipilih oleh umat Islam ssama ada mahu mengikutnya atau tidak.Dalam pada itu ada juga dikalangan sahabat yang berterusan mengamalkan sunnah Rasulullah sekalipun sunnah itu bersumberkan adat(sunnah urfiyah).Namun mencemuh sunnah urfiyah sama ertinya dengan menghina Rasulullah.