SUTEJO IBNU PAKAR

104

Transcript of SUTEJO IBNU PAKAR

Page 1: SUTEJO IBNU PAKAR
Page 2: SUTEJO IBNU PAKAR
Page 3: SUTEJO IBNU PAKAR

Panduan Ziarah Kubur 1

SUTEJO IBNU PAKAR

PANDUAN

ZIARAH KUBUR

HALAQOH MALAM KAMIS

KAUKUS MUDA NU CERBON

Page 4: SUTEJO IBNU PAKAR

2 Panduan Ziarah Kubur

Panduan Ziarah Kubur

Penulis :Sutejo Ibnu Pakar

Cetakan I, Juli 2015

Diterbitkan Oleh :Kamu NU

Desain Cover & Setting LayoutAksara Satu

PercetakanCV. AksarasatuJl. Diponegoro Kampung Baru Gg. Mangga No.7Email: [email protected]

Hak Cipta Dilindungi Undang-UndangAll Right Reserved

Perpustakan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KTD)Sutejo Ibnu Pakar

Page 5: SUTEJO IBNU PAKAR

Panduan Ziarah Kubur 3

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi Allah SWT. yang telahmemberikan nikmat dan karunia bagi kita, sertataufiq dan hidayah-Nya semoga selalu menyertaipenulis dan kita semua, sehingga atas pertolonganAllah SWT.

Sholawat dan salam semoga tetap tercurahkanpada Beliau Nabi Akhiruzzaman Sang pemberiSyafa’at yang telah memberikan tuntunan kepadakita, sehingga kita bisa hidup sesuai dengan apa yangmenjadi titah Sang Pencipta.

Buku “Panduan Ziarah Kubur” ini, meskipunrisalah kecil dan sederhana, besar harapan kami bisabermanfaat bagi jamaah ziarah. Karena didalamnyaterdapat tata cara pelaksanaan ziarah, do’a naikkendaraan, Qosidah ziarah, serta sedikit mengulastata cara sholat dalam perjalanan.

Risalah ini sengaja kami kemas dalam bentuk“buku saku” karena akan lebih efektif dan efisiendibawa dalam perjalanan agar jamaah dapat

Page 6: SUTEJO IBNU PAKAR

4 Panduan Ziarah Kubur

melaksanakan ziarah dengan mudah dan benar,sehingga mendapatkan keselamatan dan kesuksesanyang menjadi hajat dan tujuan dibawah naunganRidlo Alloh SWT.

Semoga ziarah yang kita lakukan dapat menjadi“Tombo Ati” sehingga kita dapat menjalani hidup dankehidupan ini dengan jiwa yang optimis disertaikeimanan dan ketaqwaan yang semakin mantap.Amin.

Penulis menyadari bahwa masih banyakkekurangan dalam penulisan ini karena itu saran dankritik sangat kami harapkan untuk lebihmenyempurnakan penulisan ini.

Wallhul Muwafiq Ila AqwamithoriqWassalamu’alaikum Wr. Wb.

Cirebon,_________2015

Page 7: SUTEJO IBNU PAKAR

Panduan Ziarah Kubur 5

Daftar Isi

Kata Pengantar.....................3Daftar Isi.....................5PENGANTAR.....................7

bagian pertamaISLAM NUSANTARA......... 11Islam masuk nusantara......... 12Tasawuf sunni vs. tasawuf falsafi......... 14

bagian KeduaAHLI KUBUR......... 19AHLI KUBUR DAPAT MENDENGARKAN PEMBICARAAN ORANGHIDUP......... 20AHLI KUBUR MENDENGARKAN SALAM ORANG HIDUP... 23AHLI KUBUR MENGETAHUI KEADAAN KELUARGANYABERDOA DENGAN YAQIN......... 25PENYEBAB SIKSA DI ALAM KUBUR......... 29

bagian KetigaTRADISI ZIARAH KUBUR......... 33Tradisi Ziarah Kubur ......... 33Pengertian dan hukumnya ........ 37Adab dan doa ziarah kubur ........ 38Tujuan dan Hikmah Ziarah kubur ......40Adab Ziarah Kubur Yang Harus Diperhatikan..... 41Tawasul ......... 42

Page 8: SUTEJO IBNU PAKAR

6 Panduan Ziarah Kubur

- Definisi Tawassul......... 42- Dasar Hukum........ 42- Metode dan Tata Cara Bertawassul........ 42

bagian terahirMENTAL Peziarah KUBUR......... 47Pengantar ..... 47Mental sehat peziarah kubur ......... 42- Definisi Tawassul......... 42- Dasar Hukum........ 42- Metode dan Tata Cara Bertawassul........ 42

LAMPIRAN ......... 65SEKILAS WALI SANGA ....... 66 SYEKH DZATUL KAHFI....... 67SYEKH HASANUDDIN/ SYEYK QURRO’ ....... 69SUNAN GUNUNG JATI (SYARIF HIDAYATULLAH) ....... 70RADEN FATTAH (1478-1518 M.) ...... 73SUNAN KALIJAGA (RADEN SAID) .............. 75SUNAN KUDUS (RADEN JA’FAR SHODIQ) ........ 77SUNAN MURIA (RADEN UMAR SAID) ........ 79SUNAN BONANG ( RADEN MAKDUM IBRAHIM ) ...... 81SUNAN DRAJAD ( RADEN QOSIM ) ..... 83SUNAN GRESIK (SYEKH MAULANA MALIK IBRAHIM) ....... 85SUNAN GIRI ( RADEN PAKU ) ....... 87SUNAN AMPEL ( RADEN RAHMAT ) ......... 89SUNAN TEMBAYAT ....... 91PERIODISASI DEWAN WALI SANGA ......... 93Doa BepergoanEtika Ziarah Kubur ....... 98

Page 9: SUTEJO IBNU PAKAR

Panduan Ziarah Kubur 7

PENGANTAR

Abad pertama islamisasi Asia Tenggaraberbarengan dengan masa merebaknya tasawufabad pertengahan dan pertumbuhan tarekat.Beberapa tokoh yang berpengaruh secara signifikanantara lain: al-Ghazali (450-505 H./1058-111 M.),yang telah menguraikan konsep moderat tasawufakhlaqi yang dapat diterima di kalangan parafuqaha’, Ibnu ‘Arabi (560-638 H./1164-1240 M.), yangkaryanya sangat mempengaruhi ajaran hampir semuasufi, serta para pendiri tarekat semisal ‘Abd. al-Qadiral-Jaylani (470-561 H./10771-165 M.) yang ajarannyamenjadi dasar tarekat Qadiriyah, Abu al-Najib al-Suhrawardi (490-563 H./1096–1167 M.), Najmudddinal-Kubra (w. 618 H./1221 M.) yang ajarannya sangatberpengaruh terhadap tarkeat Naqsyabandiyah, Abual-Hasan al-Syadzali (560-638 H./1196-1258 M.) sufiasal Afrika dan pendiri tarekat Syadzaliyah,Bahauddin al-Bukhari al-Naqsyabandi (717-781 H./1317-1389 M.), dan ‘Abdullah al-Syattar (w. 832 H./1428 M.).

Page 10: SUTEJO IBNU PAKAR

8 Panduan Ziarah Kubur

Islam yang diterima orang-orang Asia Tenggarayang pertama memeluk Islam barangkali sangatdiwarnai oleh berbagai ajaran dan amalan sufi. DiIndonesia dan khususnya di Jawa, awal mulaperkembangan agama (Islam) adalah dalam bentukyang sudah bercampur baur dengan unsur-unsurIndia dan Persia, terbungkus dalam praktik-praktikkeagamaan. Islam yang datang ke Indonesia dankhususnya di Jawa adalah Islam yang bercoraksufistik.

Islam datang masuk ke Indonesia melalui jalurmistisisme India dan disambut oleh kepercayaanlama yang sudah berkembang yaitu Hindu, Buddhadan anismisme. Namun lama kelamaan Islam berhasilmenajdikan dirinya sebagai nafas kepercayaan-kepercayaan lama tersebut. Terlebih-lebih setelahberdirinya kerajaan Islam Demak dipimpin Sultan al-Fattah yang didukung sepenuhnya oleh DewanWalisongo.

Para sufi (wali), ulama dan kyai di tanah Jawacenderung bersikap simpatik dan akomodatifterhadap tradisi budaya lokal. Tradisi mendoakanorang yang sudah meninggal atau menghormatiarwah para leluhur dalam agama-agama Jawa, jugadilestarikan. Bahkan sekarang mendapatkanbentuknya yang khas karena adanya islamisasibudaya.

Page 11: SUTEJO IBNU PAKAR

Panduan Ziarah Kubur 9

Islam berhasil melakukan akulturasi islamisasibudaya lokal. Segala bentuk tradisi dan budaya lokaltidak satupun yang luput dari usaha besar, termasukdidalamnya upacara: selametan orang yangmeninggal dunia (tahlilan), upacara nujuh bulan ibuhamil, tradisi sedekah bumi, tradisi nadran, danziarah kubur.

Page 12: SUTEJO IBNU PAKAR

10 Panduan Ziarah Kubur

Page 13: SUTEJO IBNU PAKAR

Panduan Ziarah Kubur 11

BAGIAN PERTAMA

ISLAM NUSANTARA

Page 14: SUTEJO IBNU PAKAR

12 Panduan Ziarah Kubur

ISLAM MASUK NUSANTARA

Sesunguhnya “Islam nontoleran” atau “Islamberwajah sangar” tidak memiliki akar sejarah yangkukuh di Indonesia. Justru sebaliknya, Islam sufistikatau Islam tasawuf yang lembut, yang mula-mulaberkembang dan mewarnai Islam di Indonesia padatahap-tahap awal. Hampir mayoritas sejarawan danpeneliti mengakui bahwa penyebaran Islam yangberkembang secara spektakuler di negara-negaraAsia Tenggara berkat peranan dan kontribusi tokoh-tokoh tasawuf.

Hal itu disebabkan oleh sifat-sifat dan sikapkaum sufi yang lebih kompromis dan penuh kasihsayang. Tasawuf memang memiliki kecenderunganyang tumbuh dan berorientasi kosmopolitan, takmempersoalkan perbedaan etnis, ras, bahasa, danletak geografis. Itulah sebabnya misionarisasi yangdilakukan kaum sufi berkembang tanpa peran.Keberhasilan itu terutama ditentukan oleh pergaulandengan kelompok-kelompok masyarakat dari rakyatkecil dan keteladanan yang melambangkan puncakkesalehan dan ketekunan dengan memberikanpelayanan-pelayanan sosial, sumbangan, danbantuan dalam semangat kebersamaan dan rasapersaudaraan murni.

Kaum sufi itu ibarat pakar psikologi yang

Page 15: SUTEJO IBNU PAKAR

Panduan Ziarah Kubur 13

menjelajahi segenap penjuru negeri demimenyebarkan kepercayaan Islam. Dari kemampuanmemahami spirit Islam sehingga dapat berbicarasesuai dengan kapasitas (keyakinan dan budaya)audiensnya itulah, kaum sufi kemudian melakukanmodifikasi adat istiadat dan tradisi setempatsedemikian rupa agar tidak bertentangan dengandasar-dasar Islam. Dengan kearifan dan carapengajaran yang baik tersebut, mereka berhasilmembumikan kalam Tuhan sebagaimana yangdicontohkan Nabi Muhammad SAW.

Misalnya, mengalihkan kebiasaan “begadang”penduduk yang diisi dengan upacara ritual tertentu,saat itu menjadi sebuah halaqah zikir. Dengankearifan serupa, para dai membolehkan musiktradisional gamelan yang merupakan senikebanggaan kebudayaan klasik Indonesia dan palingdigemari orang Jawa untuk mengiringi lagu-lagupujian kepada Nabi Muhammad SAW. Maka tak salahbila HAR Gibb menyebut keberhasilan metodedakwah pembauran yang adaptif dan bukankonfrontatif itu sebagai keberhasilan palingspektakuler di kawasan Asia Tenggara.

Islam pertama kali masuk ke Nusantara padaabad pertama Hijriyah. Yakni, pada masa pedagang-pedagang sufi-Muslim Arab memasuki Cina lewatjalur laut bagian barat. Kesimpulan itu didasarkan

Page 16: SUTEJO IBNU PAKAR

14 Panduan Ziarah Kubur

pada manuskrip Cina pada periode Dinasti Tang.Manuskrip Cina itu mensyaratkan adanyapermukiman sufi-Arab di Cina, yang penduduknyadiizinkan oleh kaisar untuk sepenuhnya menikmatikebebasan beragama.

Cina yang dimaksudkan da-lam manuskrip padaabad pertama Hijriyah itu tiada lain adalah gugusanpulau-pulau di Timur Jauh, termasuk KepulauanIndonesia. Dari laporan jurnalistik Cina itu pula kitamendapati informasi baru bahwa ternyata jalurpenyebaran Islam mula-mula di Indonesia bukanlahdari tiga jalur emas (Arab, India, dan Persia)sebagaimana tertulis dalam buku-buku sejarahselama ini, melainkan dari Arab langsung sepertidinyatakan kedua orientalis terkemuka, GH Niemndan PJ Velt bahwa orang-orang Arab-lah peloporpertama memperkenalkan Islam di KepulauanNusantara. Yakni dari keturunan Ahmad ibn Isa al-Muhajir Alawi. (hal 24)

TASAWUF SUNNI VS. TASAWUF FALSAFI

Namun dalam sejarah, Islam tasawuf sendiritidak sepi konflik, khususnya antara tasawuf sunnidan tasawuf falsafi, tatkala pada akhir abad ke-6 Hbermunculan tarekat-tarekat yang sebagian besarmulai mengorientasikan pandangannya pada fiqihdan syari’at. Tasawuf sunni dengan tokoh pertamanya

Page 17: SUTEJO IBNU PAKAR

Panduan Ziarah Kubur 15

yang menonjol, Ar-Raniri, menolak dan mencelatasawuf falsafinya Hamzah Fansuri. Dengan fatwayang menyeramkan ia menjatuhkan veto kafir atasajaran Fansuri. Menurut Ar-Raniri, tasawuf falsafitak lebih sebagai ajaran kebatinan dan kejawen, danbahkan Nasrani yang berbaju Islam.

Dalam babakan sejarah peradaban Islam awal,tasawuf falsafi tak ubahnya anak haram; selaludikejar-kejar dan disingkirkan seperti anjing kurappenyebar virus berbahaya bagi akidah. Puncak dariperseteruan itu tatkala Siti Jenar dieksekusi mati olehdewan wali (Wali Songo) karena dianggap telahkeluar dari rel ajaran Islam murni.

Benarkah tasawuf falsafi telah menyimpang?Tampaknya tidak. Dari sinilah kita melihatbagaimana Alwi Shihab dengan jenial dan piawaimelakukan rangkaian pembelaan dan anotasikesalahan persepsi Ar-Raniri atas ajaran tasawufFansuri. Ar-Raniri menyerang Fansuri dengan tidakmengikuti pendekatan “ilmiah obyektif” melainkancara-cara propaganda apologetik. Ia menghujatpenganut tasawuf falsafi sebagai murtad yangkemudian dihalalkan darahnya dan menyebabkanjatuhnya ribuan korban yang tak berdosa.

Adalah benar, Ar-Raniri cukup berjasa dalammenancapkan akar tasawuf sunni, tetapi jasa baikitu tak lantas membuat kita menutup mata dari

Page 18: SUTEJO IBNU PAKAR

16 Panduan Ziarah Kubur

kesewenang-wenangan fatwanya yangmenyeramkan. Kesalahan fatal penganut tasawufsunni adalah kesimpulan mereka bahwa ajaranRonggowarsito merupakan diaspora dari tasawuffalsafi. Padahal dalam karya-karya sosok yangdisebut-sebut Bapak Kebatinan Indonesia ini, sepertiSuluk Jiwa, Serat Pamoring Kawula Gusti, SulukLukma Lelana, dan Serat Hidayat Jati, yang seringdiaku-aku Ronggowarsito berdasarkan kitab dansunnah, menyimpan beberapa kesalahan tafsir dantransformasi pemikiran yang sangat mencolok.

Ronggowarsito hanya mengandalkanterjemahan buku-buku tasawuf dari bahasa Jawa dantidak melakukan perbandingan dengan naskah aslibahasa Arab. Lagi pula Ronggowarsito sendiri belumpernah bersentuhan langsung dengan karya-karya Al-Hallaj maupun Ibn ‘Arabi yang merupakan maestrotasawuf falsafi. Boleh dibilang Ronggowarsitomemang tak berhasil memahami ajaran “murni”tasawuf. Maka adalah aneh bila tasawuf falsafidipresepsi sebagai aliran kebatinan dalam ajaranHindu dan Buddha, seperti dituduhkan kalangantasawuf sunni. Justru, reaksi atas perkembangantasawuf falsafi yang rasional inilah orang Jawamengembangkan kebatinan, doktrin-doktrin yangsinkretik, yang justru bisa diatasi ketika ajaran“panteisme” Al-Hallaj masuk lewat perantaraan SitiJenar.

Page 19: SUTEJO IBNU PAKAR

Panduan Ziarah Kubur 17

Belum lagi doktrin-doktrin wahdah al wujud Ibn‘Arabi dan ilmu hudhuri (iluminasi) Suhrawardi, yangjuga menjadi rujukan utama tasawuf falsafi, mampumenampung kebutuhan sementara kaum kebatinanatau kaum sinkretik Hindu dan Buddha. Oleh karenaitu, sungguh tak arif rasanya bila kemudian kitamengatakan bahwa perkembangan tasawuf sunnimerupakan satu-satunya variabel yangmenyemarakkan aktivitas keagamaan di Nusantara.Kita juga harus menerima bahwa orang-orangberpaham kebatinan yang merupakan tetesanpenerus tasawuf falsafi yang dibawa Al-’Arabi danAl-Hallaj dan diperkenalkan Fansuri dan Sitti Jenarsebagai bagian dari penyebaran Islam

Page 20: SUTEJO IBNU PAKAR

18 Panduan Ziarah Kubur

Page 21: SUTEJO IBNU PAKAR

Panduan Ziarah Kubur 19

BAGIAN KEDUA

AHLI KUBUR

Page 22: SUTEJO IBNU PAKAR

20 Panduan Ziarah Kubur

Page 23: SUTEJO IBNU PAKAR

Panduan Ziarah Kubur 21

Page 24: SUTEJO IBNU PAKAR

22 Panduan Ziarah Kubur

Page 25: SUTEJO IBNU PAKAR

Panduan Ziarah Kubur 23

Page 26: SUTEJO IBNU PAKAR

24 Panduan Ziarah Kubur

Page 27: SUTEJO IBNU PAKAR

Panduan Ziarah Kubur 25

Page 28: SUTEJO IBNU PAKAR

26 Panduan Ziarah Kubur

Page 29: SUTEJO IBNU PAKAR

Panduan Ziarah Kubur 27

Page 30: SUTEJO IBNU PAKAR

28 Panduan Ziarah Kubur

Page 31: SUTEJO IBNU PAKAR

Panduan Ziarah Kubur 29

Page 32: SUTEJO IBNU PAKAR

30 Panduan Ziarah Kubur

Page 33: SUTEJO IBNU PAKAR

Panduan Ziarah Kubur 31

Page 34: SUTEJO IBNU PAKAR

32 Panduan Ziarah Kubur

Page 35: SUTEJO IBNU PAKAR

Panduan Ziarah Kubur 33

BAGIAN KETIGA

TRADISI

ZIARAH KUBUR

Page 36: SUTEJO IBNU PAKAR

34 Panduan Ziarah Kubur

Page 37: SUTEJO IBNU PAKAR

Panduan Ziarah Kubur 35

Tradisi Ziarah KuburPada masa awal Islam, rasulullah SAW memang

melarang umat Islam untuk melakukan ziarah kubur.Hal ini dimaksudkan untuk menjaga aqidah umatIslam. Rasulullah SAW hawatir kalau ziarah kuburdiperbolehkan, umat Islam akan menjadi penyembahkuburan. Seteleh akidah umat Islam kuat dan tidakada kekhawatian untuk berbuat syirik, RasulullahSAW membolehkan pra sahabatnya untuk melakukanziarah kubur. Karena ziarah kubur dapat membantuumat Islam untuk mengingat saat kematiaanya.

Buraidah meriwayatkan bahwa Rasulullah SAWbersabda, “Saya pernah melarang kamu berziarahkubur. Tapi sekarang Muhammad tetah diberi izinuntuk berziarah ke makam ibunya. Maka sekarang,berziarahlah! Karena perbuatan itu dapatmengingatkan kamu kepada akhirat.” (HR. At-Tirmidzi)

Dengan adanya hadits ini maka ziarah kubur ituhukumnya baoleh bagi laki-laki dan perempuan.Namun demikian bagaimana dengan hadits Nabi SAWyang secara tegas menyatakan larangan perempuanberziarah kubur?

Abu Hurairah meriwayatkan Rasulullah SAWmelaknat wanita yang berziarah kubur. (HR Ahmadbin Hanbal).

Menyikapi hadits ini ulama menyatakan bahwalarangan itu telah dicabut menjadi sebuah kebolehan

Page 38: SUTEJO IBNU PAKAR

36 Panduan Ziarah Kubur

berziarah baik laki-laki maupun perempuan. Dalamkitab Sunan at-Tirmidzi disebutkan:

Sebagian ahli ilmu mengatakan bahwa haditsitu diucapkan sebelum Nabi SAW membolehkanuntuk melakukan ziarah kubur. Setelah RasulullahSAW membolehkannya, laki-laki dan perempuantercakup dalam kebolehan itu. (Sunan At-TIrmidzi,[976]

Ibnu Hajar Al-Haitami pernah ditanya tentangziarah ke amakam para wali, beliau mengatakan:

Beliau ditanya tentang berziarah ke makampara wali pada waktu tertentu dengan melakukanperjalanan khisus ke makam mereka. Beliaumenjawab, berziarah ke makam para wali adalahibadah yang disunnahkan. Demikian pula denganperjalanan ke makam mereka. (Al-Fatawi al-Kubraal-Fiqhiyah, juz II, hal 24).

Ketika berziarah seseorang dianjurkan untukmembaca Al-Qur’an atau lainya. Ma’qil bin Yasarmeriwayatkan Rasul SAW bersabda: Bacalah suratYasin pada orang-orang mati di antara kamu. (HRAbu Daud).

Maka, Ziarah kubur itu memang dianjurkandalam agama Islam bagi laki-laki dan perempuan,sebab didalamnya terkandung manfaat yang sangatbesar. Baik bagi orang yang telah meninggal duniaberupa hadiah pahala bacaan Al-Qur’an, atau punbagi orang yang berziarah itu sendiri, yakni

Page 39: SUTEJO IBNU PAKAR

Panduan Ziarah Kubur 37

mengingatkan manusia akan kematian yang pastiakan menjemputnya.*

Pengertian dan hukumnyaKata “ziarah” menurut bahasa berarti menengok,

jdai ziarah kubur artinya menengok kubur. Sedangmenurut syariat Islam, ziarah kubur itu bukan hanyasekedar menengok kubur, bukan pula untuk sekedartahu dan mengerti keadaan kubur atau makam, akantetapi kedatangan seseorang ke kubur adalah denganmaksud untuk mendoakan kepada yang dikuburmuslim dan mengirim pahala untuknya atas bacaanayat-ayat Al-Quran dan kalimah-kalimah thayyibah,seperti tahlil, tahmid, tasbih, shalawat dan lain-lain.

Ziarah kubur hukumnya sunah, sebagaimanahadis riwayat Ahmad, Muslim dan Ashhabussunandari Abdullah bin Buraidah yang diterima daribapaknya bahwa Nabi Saw. Bersabda:

Artinya : Dahulu saya melarang menziarahikubur, adapun sekarang berziarah ke sana, karena yg

*) Catatan KH. Muhyiddin Abdusshomad, Ketua PCNU Jember, Jawa Timur

Page 40: SUTEJO IBNU PAKAR

38 Panduan Ziarah Kubur

demikian itu akan mengingatkanmu akan hariakhirat. (HR. Ahmad, Muslim, dan Ashabus Sunan)

Adab dan doa ziarah kuburPertama: Ketika memasuki areal kuburanmengucapkan salam.

Assalâmu ‘alâ ahlid diyâr, minal mu’minîna walmuslimîn, antum lanâ farthun, wa nahnu insyâallâhubikum lâhiqûn.Salam atas para penghuni kubur, mukminin danmuslimin, engkau telah mendahului kami, dan insyaAllah kami akan menyusulmu.

Kedua: membaca:1. Surat Al-Qadar (7 kali),2. Surat Al-Fatihah (3 kali),3. Surat Al-Falaq (3 kali),4. Surat An-Nas (3 kali),5. Surat Al-Ikhlash (3 kali),6. Ayat Kursi (3 kali).

Page 41: SUTEJO IBNU PAKAR

Panduan Ziarah Kubur 39

Ketiga: Membaca doa berikut ini (3 kali):

Allâhumma innî as-aluka bihaqqi Muhammadin waâli Muhammad an lâ tu’adzdziba hâdzal may¬yit.Ya Allah, aku memohon pada-Mu dengan hakMuhammad dan keluarga Muhammad janganlahazab penghuni kubur ini.

Keempat: Meletakkan tangan di kuburannya sambilmembaca doa berikut:

Allâhumarham ghurbatahu, wa shil wahdatahu,wa anis wahsyatahu, wa amin raw‘atahu, wa askinilayhi min rahmatika yastaghnî bihâ ‘an rahmatin minsiwâka, wa alhiqhu biman kâma yatawallâhu.

Ya Allah, kasihi keterasingannya, sambungkankesendiriannya, hiburlah kesepiannya, tenteramkankekhawatirannya, tenangkan ia dengan rahmat-Mu

Page 42: SUTEJO IBNU PAKAR

40 Panduan Ziarah Kubur

yang dengannya tidak membutuhkan kasih sayangdari selain-Mu, dan susulkan ia kepada orang yangia cintai.

Membaca do’a. Maksudnya bukan minta kepadakuburan, tetapi memohon kepada Allah untuk dirinyadan orang yang diziarahi. Bila berziarah ke makampara Wali dan Ulama’, berdo’a untuk dirinya dandengan washilah (perantaraan) para Wali dan Ulama’,dengan harapan do’anya mudah terkabul berkatwasilah kepada Kekasih Allah tersebut.

TUJUAN dan HIKMAH ZIARAH KUBURZiarah kubur memiliki dua tujuan, yaitu :1. Penziarah mengambil manfaat dengan mengingat

mati dan orang yang mati. Dan tempat mereka keSurga atau ke neraka.

2. Si mayit mendapat kebaikan dengan perbuatanbaik dan salam untuknya serta mendapat doapermohonan ampunan. Dan ini khusus untukmayat yang Muslim. (Ahkamul Janaiz hal. 239).

Al- ‘Alamah Syaikh Muhammad Jamaludin binMuhammad al- Qosimi dalam kitab Mau’idhoh alMu’minin menyebutkan tiga hikmah di balik anjuranuntuk melakukan ziarah kubur :1. Berdo’a untuk arwah orang yang diziarahi dan

kaum muslimin agar mendapatkan ampunan danselamat dari siksa kubur.

Page 43: SUTEJO IBNU PAKAR

Panduan Ziarah Kubur 41

2. Sebagai wahana instropeksi dan muhasabah.3. Hati menjadi lembut karena ziarah kubur dapat

mengingatkan pada kematian dan kehidupanakhirat.[69]

ADAB ZIARAH KUBUR YANG HARUS DIPERHATIKAN1. Berwudhu lebih dulu sebelum menuju ke Makam

untuk berziarah.2. Memberi salam serta mendo’akan ahli kubur.3. Dalam berziarah hendaknya dilakukan dengan

penuh hormat, khidmat dan khusu’(tenang).4. Mengambil Pelajaran dari Ziarah Tersebut.Hal ini

tuntutan dari hikmah pensyari’atan ziarah kubur,yaitu untuk mengingatkan peziarah akan kematianyang akan menjemput dan mempersiapkan diriuntuk kehidupan akhirat yang akan dijalani sertaberlaku zuhud di dunia.

5. Hendaknya tidak duduk di Nisan kubur danmelewati di atasnya, karena hal itu merupakanperbuatan idza’ (menyakitkan) terhadap mayit.

6. Menjauhi Perkataan-perkataan Batil sepertiMeratap atau Menangis dengan Meraung-raung.Tetapi boleh bagi peziarah untuk menangis jikateringat akan kebaikan mayit.

7. Berpakaian muslim/muslimah yang longgar, tidakketat, tidak transparan dan yang bisa menutupaurat.

8. Tidak boleh mencela kepada ahli kubur.

Page 44: SUTEJO IBNU PAKAR

42 Panduan Ziarah Kubur

TAWASSULA. Definisi Tawassul

Yang dimaksud tawassul adalah do’a ataupermintaan kepada Allah yang disampaikan melaluipara kekasih Allah, misalnya para Nabi, para SahabatNabi, para Wali dan Orang- Orang yang Sholih.1[72]

B. Dasar HukumDalam surah Al- Ma’idah 35 disebutkan,

“Wahai orang – orang yang beriman, bertaqwalahkepada Allah dan carilah wasilah (jalan)untukmendekat kepada, dan berjuanglah di jalan-Nya agarkamu beruntung.”

Dalam kitab bughyah al- Mustarsyidin dijelaskanbahwa bertawwasul kepada para nabi dan para walipada masa hidupnya atau setelah wafatnya,hukumnya adalah Mubah sebagaimana diriwayatkanhadist shoheh seperti hadits tentang nabi Adam Asketika melakukan maksiyat, hadist tentang orangyang kedua matanya sakit dan hadist tentangsyafa’at.2[73]Selain itu, dalam kitab al-mausu’ah al-fiqhiyah jugadijelaskan bahwa seluruh ahli kubur itu hidup.

Page 45: SUTEJO IBNU PAKAR

Panduan Ziarah Kubur 43

Mereka dapat berfikir, mendengar, melihat danmengetahui orang-orang yang menziarahinya danorang-orang yang mengucapkan salam kepadanya.Mereka juga bisa membalas salam. Hal iniberdasarkan hadist Nabi dan ijma’. Seperti haditsyang diriwayatkan oleh al- Bukhori :

Sesungguhnya mayit apabila telah dikubur sedangkanorang-orang yang menziarahinya telah pergi, dia(mayit) bisa mendengarkan suara sandal(pentakziyah yang pergi meninggalkannya).

C. Metode dan Tata Cara BertawassulMetode dan tata cara bertawassul terhadap

kekasih Allah yang sudah meninggal dunia tidak jauhbeda dengan metode ziarah kubur di atas yaitu, ketikasampai di gerbang pemakaman mengucapkan salam,misalnya “assalamu’alaikum ahla al- diyar minalmu’minin wal muslimin, wa inna insyaallah bikumlaahiqun, nas alu Allah lana wa lakum al-‘aafiyah”.3[74]

Setelah duduk menghadap orang yang diziarahi,kemudian mengucapkan salam:

Page 46: SUTEJO IBNU PAKAR

44 Panduan Ziarah Kubur

Kemudian membaca ayat-ayat al-Qur’an sepertiYasin dan juga tahlil, atau yang lain. Selanjutnyaberdo’a agar fadhilah dari apa yang telah dibacadisampaikan kepada Nabi Muhammad SAW dansegenap keluarga, para Sahabat, para Tabi’in, paraimam Mujtahid, para Ulama’, para kekasih Allah, ParaGuru, Orang Tua, dan Kaum Muslimin Muslimat.[75]

Selanjutnya berdo’a agar orang –orang yangdiziarahi tersebut diampuni kesalahannya, diberikenikmatan dalam kuburya, dan mendapat surgaAllah. Setelah itu berdo’a, memohon kepada Allahseraya bertawassul melalui kekasih Allah agar hajatdan keinginannya dikabulkan oleh Allah. Diantarado’a tawassul adalah,

Page 47: SUTEJO IBNU PAKAR

Panduan Ziarah Kubur 45

“Ya Allah..kami memohon (bertawassul) kepadamumelalui kekasihmu yang menghuni makam ini,dengan kemulyaan keindahan-Mu yang kekal, dananugrahmu yang agung, dan dengan kemulyaanjunjungan kami Muhammad SAW, agar Engkaumengabulkan keinginan kami….(sebutkan hajatnya)…Ya Allah Ya Tuhanku, berikanlah apa yang kumohonpada-Mu wahai Dzat yang paling Mengasihi dari yangmengasihi”.5[76].

Page 48: SUTEJO IBNU PAKAR

46 Panduan Ziarah Kubur

Page 49: SUTEJO IBNU PAKAR

Panduan Ziarah Kubur 47

BAGIAN TERAHIR

MENTAL

PEZIARAH KUBUR

Page 50: SUTEJO IBNU PAKAR

48 Panduan Ziarah Kubur

PENGANTARMakam wali adalah kawasan damai di tengah

keributan dunia. Fenomena tradisi ziarah makam parawali senantiasa merepresentasikan sintesa agamadan konteks kulturnya dalam panoramaheteroginitas, yang sekaligus bermuara menjadisesuatu yang global dan universal, yakni pemaknaanorang suci (wali) dan jejak biografinya yang menjaditempat suci.

Seperti dengan mudah kita saksikan di makampara wali pada umumnya, adalah tempatpengungkapan perasaan religius yang bebas sertajuga tempat memelihara ritus-ritus kuno. Jika amalsembahyang di masjid mencerminkan keseragamandunia Islam, maka amal ziarah ke makam walimencerminkan keanekaragaman budaya yangtercakup dalam dunia Islam.

Makam wali adalah juga tempat pelarian,tempat orang merasa bebas dari berbagai paksaan,dan tempat merenungkan nasibnya, juga tempatberlindung sebentar untuk bermacam orangpinggiran: pengemis, orang cacat badan atau jiwa,pengelana, buronan, dan sebagainya.

Mengesampingkan terlebih dulu sejumlah kritikdan keberatan terhadap fenomena tradisinya, ziarahke makam para wali diakui atau tidak telah membawaingatan kita pada segenap hubungan antara orangsuci dan tempat suci dalam pemaknaan waktu dan

Page 51: SUTEJO IBNU PAKAR

Panduan Ziarah Kubur 49

ruangnya. Tak ada satu pun tempat suci dalam tradisiritus agama-agama besar yang tidak berhubungandengan peristiwa bersejarah dalam hidup orang-orang suci, sebutlah nabi dan rasul.

Tempat atau tanah suci inilah yang kemudian taksekadar dipercaya sebagai kutub dari seluruhkesadaran transenden, namun juga yang lantasberkaitan dengan ihwal identitas. Penyebaranagama-agama ke berbagai belahan dunia, sebutlahIslam, telah membuat tanah suci itu (Mekah) semakinjauh dan mistis, sehingga membuat umatnyamenciptakan tempat-tempat suci baru yangdianggap cerminan dari tanah suci yang sebenarnya.Karena itulah, sesungguhnya hanya satu tempat sajayang ditunjuk oleh sejarah sebagai tanah suci, tetapiumat terus memperbanyak jumlah itu, sambilmenyucikan negerinya masing-masing danmenciptakan peta kesucian baru.

Proses penghadiran peta kesucian baru inimeniscayakan hubungannya dengan identitaspengeramatan manusia yang kemudian tersebutsebagai wali. Oleh karena dalam Islam tidak adalembaga yang bertugas mengesahkan kewalian,maka masyarakatlah yang mengangkatnya menjadiwali yang erat kaitannya dengan jaringan kehidupantarekat serta yang secara genealogis merujuk padaNabi Muhammad saw. sebagai kutub dari seluruhidentifikasi orang suci. Para wali tentu saja

Page 52: SUTEJO IBNU PAKAR

50 Panduan Ziarah Kubur

merupakan pewaris spiritual Rasulullah, akan tetapimereka bukanlah jembatan langsung dengan nabiyang didambakan itu.

Oleh karena itu, setiap golongan manusia mereka-reka berbagai silsilah buatan guna menghubungkanpara wali mereka langsung dengan Rasulullah saw.Para wali membentuk sebuah jaringan rantai panjangyang melalui fenomena peng-keramatan-nya,menghubungkan para peziarah dengan sangpenerima wahyu Ilahi. Setiap wali akhirnya menjadileluhur baru buat satu marga, satu desa, satudaerah, bahkan satu bangsa.

Tradisi ziarah makam para wali adalah sebuahkontrol atas waktu, sifat moral tradisi erat-terkaitdengan proses interpretatif, di mana masa lalu danmasa sekarang dihubungkan. Waktu, bahkan jugaruang, dalam ritus ziarah, dikontrol melaluikesadaran atas proses penghadiran sosok wali.Seorang wali dan makamnya yang dikeramatkan,“dibentuk” menjadi mediator antara hari ini dan masalalu, antara orang kebanyakan dan Rasulullah saw.sebagai kutub dari kesadaran atas orang-orang suci.

Menariknya, seluruh prosesi ritus di makam parawali dan letak geografisnya sebagai tempat suciamat kuat dipengaruhi oleh penafsiran ihwal alamsebagai ruang sakral. Nyaris seluruh makam keramatdi Jawa cenderung berada di atas bukit untukmenjelaskan pemaknaan simboliknya dalam

Page 53: SUTEJO IBNU PAKAR

Panduan Ziarah Kubur 51

khazanah budaya lokal. Dan ini tak hanya ada dalamtradisi Islam di Jawa. Sendang Sono di Yogyakarta,tempat di mana umat Katolik berziarah jugamenyimbolkan bukit sebagai perjalanan menuju kepusat kesadaran mistis. Sendang Sono dianggapmenjadi tempat suci bagi umat Katolik sehubungandengan kepercayaan akan penampakan Maria dimulut goa. Perjalanan para peziarah ke tempat ituharus menaiki bukit dengan anak tangga yangmelelahkan. Seluruhnya ini diandaikan menjadisimbol peristiwa penderitaan Kristus menuju puncakGolgota. Tradisi ziarah dalam konteks inimenjelaskan apa yang dimaksud tradisi dalampemaknaannya sebagai media pengatur memorikolektif.

Dan satu hal yang selalu terdapat di berbagaitempat suci adalah keberadaan air keramat yangdiyakini mengalir dari masa lampau bersamakesucian tempat itu. Pada tempat-tempat suciumat Islam, agaknya hal ini untuk mengutuhkanseluruh replika tentang Mekah dengan keberadaanair zamzamnya. Lepas dari soal itu air di situ menjadirelik yang tidak hanya dilihat dari hubungannyadengan masa lalu, tapi lebih menekan pada faktanyayang berada di tempat yang dianggap suci. Selainair biasanya juga terdapat sejenis binatang tertentuyang dianggap keramat, dari mulai ikan, ular, hinggakera yang pantang diganggu.

Page 54: SUTEJO IBNU PAKAR

52 Panduan Ziarah Kubur

Bagi para peziarah, berdoa dan bertirakat ditempat suci adalah ikhtiar untuk berkomunikasidengan isyarat ketuhanan yang tak terjangkau.Namun seluruh ikon, relik, dan prosesi ritual di tempatyang dikeramatkan itu, sekonyong-konyongmenjadi medium yang mentransformasikan ruangkekinian yang profan ke dalam waktu dan ruang masalalu yang penuh mistis dan suci. “Apakah air itumenyembuhkan atau tidak, itu tidak lagi penting.Orang di situ membutuhkan isyarat-isyarat Ilahimeskipun kebenarannya hanya dari mulut ke mulut.Seperti Sendang Sono bagi umat Katolik, tempat-tempat seperti itu menjadi tujuan imajiner. Air dalamkepercayaan berbagai agama memang senantiasamenjadi simbol dari kehidupan dalam kontekspenyucian. Jarak waktu dan ruang memang telahmenciptakan berbagai kesadaran tentangpengalaman mistis yang terdapat dalam tradisiziarah. Jarak itulah kemudian dalam fenomena ziarahberpeluang membangkitkan kesadaran-kesadaranspiritual. Jarak waktu dan ruang bagi para peziarahmenerbitkan kesadaran spiritual imajiner bahwa iamenjadi bagian dari sesuatu yang lebih besar meskitak bisa menjangkau puncaknya.

Para peziarah seolah menaiki anak tangga. Meskisadar bahwa mereka tak bisa mencapai puncaktangga di mana di situ bermukim orang-orang sucihingga Rasulullah, tapi menapakkan kaki di anak

Page 55: SUTEJO IBNU PAKAR

Panduan Ziarah Kubur 53

tangga pertama pun diyakini ia sudah berada ditangga. Artinya, mereka merasa sudah berkomunikasidengan orang suci.

Menjadi bagian dan luluh ke dalam semestamisteri kegaiban tempat-tempat suci adalah jugabagian dari bagaimana identitas itu dimaknai. Taksedikit tempat suci yang dipercaya sebagai pusatatau poros dunia. Pusat atau poros dimaksud lebihmenekan pada poros kesadaran. Terlebih lagi sesuatuyang sakral senantiasa bersifat komunal. Dalamkonteks ini, sakralitas tidak lagi dinilai hanya karenahubungannya dengan masa lalu, tapi karena ribuanorang berkonsentrasi di tempat itu sehinggamemancarkan energi spiritual.

Para peziarah tak pernah memilih mana makamwali yang benar, sebab ziarah lebih merupakan unsurrasa ketimbang nalar kebenaran sejarah. Makam walidan para peziarah, akhirnya, merupakan pertemuanyang kerap menakjubkan tentang bagaimana tradisidan identitas itu dimaknai. Tentu saja hal ini tidakmengabaikan fenomena berikutnya, yakni ketika parapeziarah hanya datang membawa kepentingan-kepentingan yang serba pragmatis.

MENTAL SEHAT PEZIARAH KUBURBagian ini akan menyuguhkan beberapa indikator

tentang kesehatan mental para peziarah makamSunan Gunung Djati Cirebon dalam persepektif

Page 56: SUTEJO IBNU PAKAR

54 Panduan Ziarah Kubur

Psikologi. Beberapa indikator dimaksud sebenarnyadiilhami oleh rumusan para ahli psikologi tentang ciri-ciri atau tanda-tanda kesehatan mental parapenganut agama. Beberapa indikator dimaksudadalah meliputi : kesadaran beragama yang matang,motivasi kehidupan beragama yang dinamis,pelaksanaan ajaran agama secara konsisten danproduktif, pandangan hidup yang integral/komprehensif, semangat pencarian dan pengabdiankepada Tuhan.1. Kesadaran Beragama yang Matang

Ketika seseorang pemeluk agama telahmemiliki differensiasi yang baik, maka semuapengalaman, rasa dan kehidupan beragama makinlama, makin matang, makin kaya, kompleks danmakin bersifat pribadi. Pemikirannya makin kritisdalam memecahkan berbagai masalah yangdihadapi dengan berdasarkan ke-Tuhanan.Penghayatan hubungan dengan Tuhan makindirasakan bervariasi dalam berbagai suasana dannuansa. Dalam kesendiriannya ia mencari danmerasakan kerinduan kehadiran Tuhan.

Lazimnya para peziarah ke makam adalahorang-orang yang bertujuan untuk dapatmenyelesaikan masalah. Diantara merekakebanyakan memiliki pemikiran yang kritis dalammemecahkan masalah yang dihadapi. Artinya,selain memanfaatkan ziarah sebagai media

Page 57: SUTEJO IBNU PAKAR

Panduan Ziarah Kubur 55

pemecahan masalahnya, mereka juga tidakmeninggalkan ikhtiar lahiriah. Seperti, Mang Udinsalah seorang peziarah yang berprofesi sebagaikaryawan, dia menyempatkan ziarah ke makamSunan Gunung Djati hanya sebagai salah satuinstrument dalam menghadapai masalah.Sebenarnya, dia mengetahui cara menyelesaikanmasalah di tempatnya kerja akan tetapi, untukmemperkuat rasa percaya diri dia menyempatkandiri untuk berziarah dalam rangka memperkuatspiritualitasnya sebagai seorang pekerja.(Wawacara 20 April 2007).

2. Motivasi Kehidupan Beragama yang DinamisKesadaran agama yang muncul dari

pemeluk agama akan tumbuh dan berkembangmenjadi pusat sistem kepribadian yang mantap,maka ia akan mendorong, mempengaruhi,mengarahkan, mengolah serta mewarnai semuasikap dan tingkah laku seseorang. Peranankesadaran beragama itu merasuk ke dalam aspekmental lainnya. Tanggapan, pengamatan,pemikiran, perasaan, dan sikapnya akan diwarnaioleh rasa keagamaan.

Motivasi kehidupan beragama para peziarahmakam Sunan Gunung Djati di Cirebon, menurutApeng 1 penziarah dari Jambi (Cina Muslim)ketika diwawancarai mengatakan:

Page 58: SUTEJO IBNU PAKAR

56 Panduan Ziarah Kubur

Motivasi kehidupan beragamamasyarakat di sekitar Gunung Jatimencerminkan nilai-nilai ideal sepertiterkandung di dalam ajaran wali yang dibawasyaikh Syarif Hidayatullah perlu terusditingkatkan agar semakin dekat dengan nilai,norma, dan ajaran agama. Kualitas kehidupanberagama tercermin pada perilaku sosial setiappemeluknya. Banyak indikasi yangmenunjukkan bahwa kualitas kehidupanberagama peziarah Makam Keramat SyaikhSyarif Hidayatullah menunujukkan adanyatoleransi yang tinggi. Hal ini dapat dilihatadanya makam warga keturunan Cina yangmenurut cerita adalah istri Syaikh dan banyakjuga warga-warga keturunan cina yang padamenziarahinya padahal mereka non Islam, akantetapi masyarakat, pengunjung, dan parapetugas di Sekitar makam keramat Syaikh tidakmerasa terganggu dan bahkan merekamenghormati dengan cara memberikan jalanwalaupun kondisi desak-desakan.

3. Pelaksanaan Ajaran Agama secara Konsistendan ProduktifA. Kemantapan dalam Melaksanakan Ajaran

AgamaBerdasarkan penuturan juru kuncen,

Page 59: SUTEJO IBNU PAKAR

Panduan Ziarah Kubur 57

pengamatan penulis terhadap aktivitas ziarah(khususnya upacara tahlilan), dan pengakuanpara peziarah, sebagian besar peziarahmakam Sunan Gunung Djati Cirebontergolong kelompok masyarakat yang secarapraktis sebagai pengamal ajaran agama(Islam) yang taat, patuh dan senangmelakukan amalan-amalan ibadah secaraistiqomah (kontinyu). Hal ini dapat diamatidari berbagai aspek misalnya, penampilandan citra para peziarah yang tergambar dalamtatacara berbusana (menutup ’aurat), gayaberbicara, sopan santun, dan peghormatanterhadap sesama peziarah, juru kuncen, parapedagang, juru parkir, dan bahkanpenghormatan terhadap situs-situs di sekitarAstana.

Para peziarah makam Sunan GunungDjati yang demikian menampakkan kesankuat bahwa mereka dari segi tatacaraberbusana, berbicara, sopan santun, danpeghormatan terhadap sesama adalahkelompok masyarakat muslim yang bermoral.Sedangkan sikap mereka yang lugu,sederhana, memahami kondisi masyarakatsetempat (budaya lokal), menghormatiperbedaan-perbedaan, menghormati tamu(karena peziarah identik dengan tamu),

Page 60: SUTEJO IBNU PAKAR

58 Panduan Ziarah Kubur

mampu menjaga keseimbangan diri ketikamendapatkan “benturan” dari luar dirinya,mencerminkan kepribadian mereka yangintegral dalam menjalankan ajaran agamayang mereka yakini kebenarannya. Kondisijiwa keagamaan mereka tergolong stabil danharmonis.

b. Tanggungjawab dilandasi wawasan/pandangan yang luas

Segala bentuk penampilan lahiriah yangdigambarkan di atas sesungguhnyamencerminkan rasa tanggungjawab yangkuat dalam melaksanakan ajaran agama yangdiyakininya, dilandasi oleh wawasan ataupandangan yang luas dalam beragama.

4. Pandangan Hidup yang Integral/KomprehensifBerusaha mencari nilai-nilai baru dan

mentafsirkannya. Dalam kajian psikologi, diantaraciri pandangan hidup yang integral ataukomprehensif adalah adanya usaha mencari nilai-nilai baru dan usaha untuk melakukan interpretasinilai-nilai baru tersebut.

Para peziarah makam Sunan Gunung Djatisebagian besar merupakan penduduk atau wargamasyarakat yang berasal dari daerah Cirebon danDesa Astana khususnya. Mereka juga bukan ahli

Page 61: SUTEJO IBNU PAKAR

Panduan Ziarah Kubur 59

atau kerabat keraton Kasepuhan, Kanoman, atauKacerbonan. Kehadiran mereka, tidak diragukan,ke komplek Astana pada mulanya untuk berziarahke makam Sunan Gunung Djati sebagaiperwujudan dari rasa khidmah kepada salahsorang da’i dan figur yang menjadi penyebabmasyarakat Jawa Barat menjadi hamba Allah yangberiman (mu’min billah), menganut danmenghamalkan ajaran agama-Nya.

Secara sepontan mereka kemudianmendapatkan nilai-nilai baru yang sangatberkesan. Nilai-nilai baru itu kemudian menjadipendorong (sugesti) mereka untuk lebihmengetahui, mengenal dan memahami eksistensidan esensi yang sebenarnya. Drs. Sulaiman Yusuf(asal Cianjur) misalnya ketika pertama kaliberziarah menemukan hal-hal baru yangsebelumnya tidak dijumpainya dalam kehidupansehari-hari. Dia merasa harus datang kembaliuntuk berziarah karena bermaksud mengetahuidan mengenal lebih jauh nilai-nilai baru di dalamtradisi ziarah kubur di komplek Astana Gunung Jati.

Baginya, upacara tahlilan di hadapanataupun di sekitar makam Syaykh SyarifHidayatullah merupakan penorama dan nuansakeberagamaan yang kompleks dan sekaligus barusama sekali. Sebagai penganut agama Islam yang“abangan”, menurut pengakuannya, dia merasa

Page 62: SUTEJO IBNU PAKAR

60 Panduan Ziarah Kubur

terpanggil memahami makna-makna bacaandalam upacara tahlilan atau dzikir yang sangatberagam jenis dan macamnya. Dia merasakalimat atau bacaan untuk mengingat Allah(dzikrullah) sangat beragam dan siapapun bahkanyang buta aksara pun bisa dan bolehmelafalkannya. Selain itu, dia merasakanmendapat sesuatu yang baru yang ternyata dapatmemberikan jawaban solutif bagi perkembangankepribadiannya. Dia merasakan dzikrullah adalahsatu-satunya solusi paling effektif dan tepatdalam mengatasi berbagai persoalan terutamatentang gejolak dan konflik internal (batiniah)seseorang, terutama dirinya. Itulah diantarapengakuan dan jawabannya ketika ditanyamengapa dirinya tertarik untuk lebih mengetahuihal-hal baru dari upacara tahlilan ketika ziarah kekomplek Astana Gunung Jati. (Wawancara 25 April2007).

5. Semangat Pencarian dan Pengabdian kepadaTuhan

Inidikator kondisi mental yang sehat adalahadanya semangat pencarian dan pengabdiankepada Tuhan. Indikator ini dapat diamati darisemangat seseorang dalam mencari kebenaran,semangat mencari rasa ketuhanan, adanyasemangat mencari cara-cara terbaik untuk

Page 63: SUTEJO IBNU PAKAR

Panduan Ziarah Kubur 61

berhubungan dengan manusia dan alam, danmelakukan evaluasi terhadap peribatadannyauntuk menemukan kenikmatan penghayatankepada Tuhan.A. Semangat dalam mencari kebenaran

Semangat seseorang dalam mencarikebenaran dapat ditempuh dengan cara-cararasional dalam kehidupan nyata (duniaempiris). Ia juga dapat ditempuh degan cara-cara yang tidak dapat dijangkau olehpemahaman nalar yaitu dengan jalan intuisi.Kekuatan dan ketajaman intuisi inilah yangdapat memahami kenyataan-kenyataan yangbersifat supranatural atau metafisis. Dalamajaran agama Islam, yang selama ini diyakinioleh para penganut yang dianggaptradisionalis, dikenal adanya alam syahadah(alam nyata, empiris), alam malakut dan alamjabarut.

Alam syahadah alam atau kosmosyang dapat dijangkau dan dilihat denganmelalui indera manusia normal. Alam malakutadalah alam yang dapat dijangkau dandimngerti dengan pemahaman terhadap asmaAllah, karenanya ia disebut ’Alam al-Asma’.Sedangkan alam jabarut adalah alam ataukehidupan akhirat. Para peziarah tidak hanyamengenal alam empiris. Mereka mengenal dan

Page 64: SUTEJO IBNU PAKAR

62 Panduan Ziarah Kubur

meyakini adanya alam malakut dan alamjabarut. Bahkan diantara mereka meyakinidirinya dapat mengindrai dan bahkan dapatmemasuki alam malakut. Bahkan banyakdiantara mereka yang mempelajari tatacara(ilmu) sebagai instrumen agar dapatmemasuki alam amalakut.

b. Semangat mencari rasa ketuhananTerlepas apakah alam malakut itu bersifat

objektif ataukah subjektif, yang jelas merekapara peziarah makam Sunan Guung Djatimemiliki semangat mencari kebenaran.Semangat dalam mencari kebenaran yangmereka lakukan sesungguhnya dilandasi olehkeimanan dalam rangka memuaskan rasaketuhanan mereka. Kebenaran inilah kemudianyang dijadikan landasan mereka dalammenemukan cara-cara terbaik berhubungandengan sesama manusia dan alam semesta.Karena bagi mereka kemampuan memasukialam malakut ini merupakan pedoman untukmemahami eksistensi alam baik alam syahadahataupun alam mughoyyabat (suara naturalatau metafisik). Dan, pada akhirnya merekamerasa berkewajiban untuk memperlakukansesama manusia dan alam sesuai dengankehendak atau sunnah Allah.

Page 65: SUTEJO IBNU PAKAR

Panduan Ziarah Kubur 63

c. Melakukan evaluasi peribadatan kepadaTuhan

Ketika seseorang yang berusahamemahami dan mengenali alam malakut,seperti dijelaskan salah seorang peziarah asalIndramayu Drs. KH. Muhammad Fattah Yasin,sebenarnya membutuhkan syarat kebersihandan kejernihan aspek jiwa atau batiniah.Kejernihan batiniah ini, menurutnya, sangatmenentukan keberhasilan seseorang memasukialam malakut, disamping peribadatan-peribadatan kepada Allah SWT. Dan, baginya,pada saatnya kebersihan batiniah jugamerupakan alat untuk melakukan evaluasi jiwakeagamaan seseorang. Karenanya, setiap yanghendak memahami alam malakut terlebihdahulu menguatkan intuisi dengan instrumenpensucian jiwa. Pensucian ini sangatbergantung kepada kemauan seseorangmelakukan evaluasi peribadatannya kepadaAllah SWT.

(Endnotes)Wawacara pada 08 Mei 2007. Apeng dari Jambi adalahwarga keturunan Cina yang sudah masuk Islam dansering ziarah ke makam keramat kenjeng Syaikh SyarifHidayatullah

Page 66: SUTEJO IBNU PAKAR

64 Panduan Ziarah Kubur

Page 67: SUTEJO IBNU PAKAR

Panduan Ziarah Kubur 65

LAMPIRAN

Page 68: SUTEJO IBNU PAKAR

66 Panduan Ziarah Kubur

SEKILAS WALI SANGAatau WALI SANA (Arab: Sana’ : terhormat, mulia)

Orang Nusantara mengenal Walisongo sebagaisembilan orang wali. Mereka adalah Maulana MalikIbrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang,Sunan Dradjad, Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, SunanMuria, serta Sunan Gunung Jati. Mereka tidak hiduppada saat yang persis bersamaan. Namun satu samalain mempunyai keterkaitan erat, bila tidak dalamikatan darah juga dalam hubungan guru-murid.Mereka tinggal di pantai utara Pulau Jawa dari awalabad 15 M. hingga pertengahan abad 16 M. di tigawilayah penting yaitu: Surabaya-Gresik-Lamongan(Jawa Timur), Demak-Kudus-Muria (Jawa Tengah)dan Cirebon (Jawa Barat). Mereka adalah parailmuwan (‘ulama’/intelektual) pembaharumasyarakat pada masanya yang mengenalkan

Page 69: SUTEJO IBNU PAKAR

Panduan Ziarah Kubur 67

berbagai bentuk peradaban baru (kesehatan,pertanian, perdagangan, kebudayaan dan kesenian,kemasyarakatan, politik dan pemerintahan).

Pesantren Ampel Denta dan Pesantren GiriKedaton adalah dua institusi pendidikan palingpenting di masa itu. Dari Giri, peradaban Islamberkembang ke seluruh wilayah timur Nusantara.Sunan Giri dan Sunan Gunung Jati bukan hanyaulama, namun juga pemimpin pemerintahan. SunanGiri, Bonang, Kalijaga, dan Kudus adalah kreator karyaseni yang pengaruhnya masih terasa hinggasekarang. Sedangkan Sunan Muria adalahpendamping sejati kaum jelata. Masing-masingtokoh tersebut mempunyai peran yang unik dalampenyebaran Islam.

KILAS SEJARAH

SYEKH DZATUL KAHFISyekh Dzatul Kahfi (dikenal dengan nama Syekh

Idhofi atau Syekh Nur Jati) adalah tokoh penyebarIslam di wilayah Cirebon dan leluhur dari raja-rajaSumedang. Beliau pertama kali menyebarkan ajaranIslam di daerah Amparan Jati. Syekh Dzatul Kahfiadalah putra Syekh Datuk Ahmad, putra Mawlana Isa,putra Sayid Abdul Qodir, putra Sayid Amir AbdullahKhan (Azamat Khan), putra Sayid Abdul Malik, putraMuhammad Sahib Mirbath, Sayid Alwi, putra Ali Khali’

Page 70: SUTEJO IBNU PAKAR

68 Panduan Ziarah Kubur

Qosam, putra Alawi, putra Muhammad, putra Alawi,putra ’Ubaidillah, putra Ahmad al-Muhajir, putra Isaal-Rumi, putra Muhammad al-Naqib, putra ’Ali al-‘Aridhi, putra Imam Ja’far al-Shodiq, putra Muhammadal-Baqir, putra Muhammaad al-Baqir, putra Imam AliZainal Abidin, putra Imam Ali Zainal Abidin, putraImam Husain, putra Sayidah Fatimah al-Zahra putriRasulullah Muhammad SAW.

Syekh Dzatul Kahfi adalah guru PangeranWalangsungsang dan Nyai Lara Santang alias SyarifahMudaim (ibunda Syarf Hidayatullah). Syekh DzatulKahfi wafat dan dimakamkan di Gunung Jati.

Page 71: SUTEJO IBNU PAKAR

Panduan Ziarah Kubur 69

SYEKH HASANUDDIN/ SYEYK QURRO’

Pendiri Pesantren Pertama di Jawa BaratPesantren pertama di Jawa Barat adalah

pesantren Quro yang terletak di Tanjung Pura,Karawang. Pesantren ini didirikan oleh SyekhHasanuddin, seorang ulama dari Campa atau yangkini disebut Vietnam, pada tahun 1412 saka/1491M. Syekh Hasanuddin (Syekh Quro’), putra SyekhYusuf Siddiq. Awalnya, Syekh Hasanuddin datang kePulau Jawa sebagai utusan. Ia datang bersamarombongannya dengan menumpang kapal yangdipimpin Laksamana Cheng Ho dalam perjalanannyamenuju Majapahit. Dalam pelayarannya, suatu ketikaarmada Cheng Ho tiba di daerah Tanjung PuraKarawang. Syekh Hasanuddin beserta parapengiringnya turun di Karawang dan menetap di kotaini danm e m b u k apesantrenyang diberin a m aPesantrenQuro’ yangk h u s u smengajarkanal-Quran.

Page 72: SUTEJO IBNU PAKAR

70 Panduan Ziarah Kubur

SUNAN GUNUNG JATI (SYARIF HIDAYATULLAH)

Syarif Hidayatullah (1448-1570 M.)mendalami ilmu agama sejak berusia 14 tahun daripara ulama Mesir. Ia sempat berkelana ke berbagaiNegara pergi ke Makkah al-Mukarromah untukmemperdalam pengetahuan Islam ketika masihberusia 20 tahun. Selama empat tahun ia bergurukepada Syaykh Tajuddin al-Kubra dan Syaykh IbnuAtha’illahi al-Sakandari al-Syadzali. Kemudian ia keBaghdad untuk belajar tasawuf, lalu kembali kenegerinya. Di Mesir, oleh pamannya, Raja Onkah,Syarif Hidayatullah hendak diserahi kekuasaan.Namun ia menolak, dan menyerahkan kekuasaan itukepada adiknya, Syarif Nurullah.

Syarif Hidayatullah bersama ibunya pulangke Cirebon, dan pada l475 tiba di Nagari CarubanLarang yang diperintah kakak ibundanya, Pangeran

Page 73: SUTEJO IBNU PAKAR

Panduan Ziarah Kubur 71

Cakrabuana atau Walangsungsang (lahir 1423 M.).Empat tahun kemudian Pangeran Cakrabuanamengalihkan kekuasannnya kepada SyarifHidayatullah, setelah sebelumnya menikahkan SyarifHidayatullah dengan putrinya, Ratu Pakungwati.

Sekitar diantara tahun 1470-1480 menikahiadik dari Bupati Banten ketika itu, bernama NyaiKawunganten. Pernikahan ini memberinya putra putriyaitu: Ratu Wulung Ayu (Ratu Winahon) lahir 1477M. dan Pangeran Sabangkingking (MawlanaHasanuddin Sultan Banten I) lahir 1478 M. RatuWinahon dinikahkah dengan Fadhulllah FadhilahKhan, alias Paletehan.

Syarif Hidayatullah adalah putra Abdullah,bin Ali Nurul ‘Alam, bin Syaikh Jumadil KubroJamaluddin Jamaluddin Akbar Khan, bin AhmadJalaludin Khan, bin Abdullah Khan, bin Abdul MalikAl-Muhajir (Nasrabad, India), bin Alawi Ammil Faqih(Hadhramaut), bin Muhammad Sohib Mirbath(Hadhramaut), bin Ali Fadhilah Khan al-Qosam, binAlawi al-Tsani (II) , bin Muhammad Sohibus Saumi’ah,bin Alawi Awwal (I) , bin Ubaidullah, bin Ahmad al-Muhajir bin Isa al-Rumi, bin Muhammad al-Naqib,bin Ali al-‘Aradhi, bin Ja’far al-Sodiq, bin Muhammadal- Baqir, bin ’Ali Zainal ‘Abidin, bin al-Husain, binFathimah al-Zahra’ binti Rasulullah MuhammadRasulullah SAW.

Nasab dari ibu adalah Sunan Gunung Jati,

Page 74: SUTEJO IBNU PAKAR

72 Panduan Ziarah Kubur

putra dari Nyi Mas Lara Santang (Syarifah Mudaim)adalah putra dari: Raden Pamanah Rasa (PrabuSilihwangi) putra dari: Prabu Mundingsakati putradari:Prabu Banyakwangi putra dari:Banyaklarangputra dari:Prabu Susuktunggal putra dari:PrabuWastukencana putra dari:Prabu Linggawesi putradari:Prabu Linggahiyang putra dari: Sri Ratu Purbasariputra dari:Prabu Ciungwanara putra dari: MaharajaAdimulia.

Tahun 1470 M. Sunan Gunung Djatimembuka pondok pesantren di Gunung Sembung.Tahun 1479 Masehi Sunan Gunung Djati menjadiTumenggung bergelar Susuhunan Jati denganberkedudukan di Keraton Pakungwati. Pada usia 89tahun, Sunan Gunung Jati mundur dari jabatannyadan hanya menekuni dakwah. Kekuasaan itudiserahkannya kepada Pangeran Pasarean. Padatahun 1568/1569 M. Sunan Gunung Jati wafat dalamusia 120 tahun. Ia dimakamkan di daerah GunungSembung, Gunung Jati.

Page 75: SUTEJO IBNU PAKAR

Panduan Ziarah Kubur 73

RADEN FATTAH (1478-1518 M.)Raden Fattah (bergelar Sulthon ‘Alam Akbar

al-Fattah), adalah pendiri Kesultanan Demak, padatahun 1478. Ia adalah putra raja Majapahit BrawijayaV. Ibunya, ada yang mengatakan keturunanTionghoa, adajuga yangm e n g a t a k a nk e t u r u n a nC h a m p a( V i e t n a mSelatan) yangberagama Islam.Semasa muda,s e t e l a hmemasuki usiabelasan tahun,Raden Fattah,b e r s a m aadiknya, dan diantar ibunya berlayar ke Pulau Jawauntuk belajar di Ampel Denta kepada Sunan Ampel.Raden Fattah tiba di pelabuhan Tuban sekitar tahun1419 M.

Raden Patah memiliki dua orang putra, yaituPangeran Sekar Seda Lepen dan Pangeran Trenggono,serta bermenantukan Patih Unus dan Fatahillah atauPaletehan. Raden Patah meninggal tahun 1518 M.,dan digantikan oleh menantunya Pati Unus.

Page 76: SUTEJO IBNU PAKAR

74 Panduan Ziarah Kubur

Page 77: SUTEJO IBNU PAKAR

Panduan Ziarah Kubur 75

SUNAN KALIJAGA (RADEN SAID)

Ø BIOGRAFI TOKOHSUNAN KALIJAGA atau Lokajaya, Syaykh Malaya,

Pangeran Tuban dan Raden Abdurrahman (1450 M.)bin TUMENGGUNG WILATIKTA (Abdullah Shiddiq)bin ARIO TEJO KUSUMO, bin Ario Nembi bin LembuSuro, bin Tejo Laku, bin Abdurrahman (ARIO TEJO)bin Khurames bin Abdallah bin Abbas bin Abdullahbin Ahmad bin Jamal bin Hasanuddin bin Arifin binMa’ruf bin Abdullah bin Mubarak bin Kharmis binAbdullah bin Mudzakir bin Wakhis bin Abdullah Azharbin ABBAS bin ‘Abdul Mutholib.

Sunan Kalijaga menikah dengan Dewi Sarohputrid Mawlana Ishak, dan mempunyai tiga putrayaitu: Rd. Umar Said (Sunan Muria), Dewi Rakayuhdan Dewi Sofiah.

Beberapa kreasi seni budaya yang diperkirakandigagas oleh Sunan Kalijaga, antara lain Sekatenan,Grebeg Maulud, Layang Kalimasada dan lakonwayang Petruk Jadi Raja. Masa hidup Sunan Kalijagadiperkirakan mencapai lebih dari 100 tahun. Dengandemikian ia mengalami masa aFadhilah Khanirkekuasaan Majapahit (berakhir 1478), KesultananDemak, Kesultanan Cirebon dan Banten, bahkan jugaKerajaan Pajang yang lahir pada 1546 serta awalkehadiran Kerajaan Mataram dibawah pimpinanPanembahan Senopati. Ia ikut pula merancang

Page 78: SUTEJO IBNU PAKAR

76 Panduan Ziarah Kubur

pembangunan Masjid Agung Cirebon dan MasjidAgung Demak. Tiang “tatal” (pecahan kayu) yangmerupakan salah satu dari tiang utama masjidadalah kreasi Sunan Kalijaga.

Page 79: SUTEJO IBNU PAKAR

Panduan Ziarah Kubur 77

SUNAN KUDUS (RADEN JA’FAR SHODIQ)

Ø BIOGRAFI TOKOH:SUNAN KUDUS (w. 1559 M.)

SUNAN KUDUS (Jaffar Shadiq) bin SUNANNGUDUNG bin Husain bin al-Wahdi bin Hasan binAskar bin Muhammad bin Husain bin Askib binMuhammad Wahid bin Hasan bin Asir bin Ali binAhmad bin Mosrir bin Jazar bin Musa bin Hajr binJa’far al-Sadiq binMuhammad al-Baqir bin Ali Zainal-Abidin bin al-Husein bin Ali bin ABU THOLIB binABDUL MUTHOLLIB.

Nama kecilnya Ja’far Shadiq. Ia putra daripasangan suami istri Sunan Ngudung (putra MawlanaIshaq) dan Syarifah (adik ipar Sunan Bonang), anakNyi Ageng Maloka. Sunan Kudus banyak berguru padaSunan Kalijaga. Kemudian ia berkelana ke berbagaidaerah tandus di Jawa Tengah seperti Sragen, Simohingga Gunung Kidul. Cara berdakwahnya pun meniru

Page 80: SUTEJO IBNU PAKAR

78 Panduan Ziarah Kubur

pendekatan Sunan Kalijaga sangat toleran padabudaya setempat. Cara penyampaiannya bahkanlebih halus. Cara Sunan Kudus mendekati masyarakatKudus adalah dengan memanfaatkan simbol-simbolHindu dan Budha. Hal itu terlihat dari arsitekturmasjid Kudus. Bentuk menara, gerbang danpancuran/padasan wudhu yang melambangkandelapan jalan Budha. Sebuah wujud kompromi yangdilakukan Sunan Kudus.

Page 81: SUTEJO IBNU PAKAR

Panduan Ziarah Kubur 79

SUNAN MURIA (RADEN UMAR SAID)

Ø BIOGRAFI TOKOHPutra Sunan Kalijaga dengan Dewi Saroh binti

Mawlana Ishak, dan mempunyai tiga orang putra: R.Umar Said (Sunan Muria), Dewi Roqayah dan DewiSofiah. Sunan Muria adalah putra Sunan Kalijogodengan Dewi Saroh (adik kandung Sunan Giri). Namakecilnya adalah Raden Prawoto. Gaya berdakwahnyabanyak mengambil cara ayahnya, Sunan Kalijaga.Namun berbeda dengan sang ayah, Sunan Muria lebihsuka tinggal di daerah sangat terpencil dan jauh daripusat kota untuk menyebarkan agama Islam. SunanMuria bergaul dengan rakyat jelata, sambilmengajarkan keterampilan-keterampilan bercocoktanam, berdagang dan melaut, sebagai kesukaannya.Sunan Muria seringkali dijadikan pula sebagaipenengah dalam konflik internal di Kesultanan

Page 82: SUTEJO IBNU PAKAR

80 Panduan Ziarah Kubur

Demak (1518-1530). Ia dikenal sebagai pribadi yangmampu memecahkan berbagai masalah betapapunrumitnya masalah itu. Solusi pemecahannya punselalu dapat diterima oleh semua pihak yangberseteru. Sunan Muria berdakwah dari Jepara, Tayu,Juana hingga sekitar Kudus dan Pati. Salah satu hasildakwahnya lewat seni adalah lagu Sinom danKinanti.

Page 83: SUTEJO IBNU PAKAR

Panduan Ziarah Kubur 81

SUNAN BONANG ( RADEN MAKDUM IBRAHIM )

Ø BIOGRAFI TOKOHSUNAN BONANG (1465-1525 M.) bin SUNAN

AMPEL bin Abu Ali Ibrahim Asmoro al-Jaddawi binHamid bin Jumad al-Kabir bin Mahmud al-Kubra binMahmud al-Kabir bin Abdurrahman bin Abdullah al-Baghdadi bin Askar bin Hasan bin Sama-un binNajmaddin al-Kubra bin Najmaddin al-Kabir bin Zainal-Kubra bin Zain al-Kabir al-Madani bin Umar Zain al-Husain bin Zain al-Hakim bin Walid Zain al-Alim al Makkibin Walid Zain al-Alim bin Ali Zain al-Abidin al-Madanibin al-Husain bin al-Imam Ali bin ABU THOLIB bin ABDULMUTHOLLIB.

Ajaran Sunan Bonang merupakan perpaduanajaran ahlussunnah bergaya tasawuf dan garis salafortodoks. Ia menguasai ilmu fikih, usuludin, tasawuf,

Page 84: SUTEJO IBNU PAKAR

82 Panduan Ziarah Kubur

seni, sastra dan arsitektur. Masyarakat mengenalSunan Bonang sebagai seorang yang piawai mencarisumber air di tempat-tempat gersang. Filsafat‘cinta’(‘isyq), yang sangat mirip dan cenderung keJalalludin Rumi, adalah inti ajaran dari Sunan Bonang.Menurut pendapatnya, cinta sama dengan iman,pengetahuan intuitif (ma’rifat) dan kepatuhan kepadaAllah SWT atau haq-ul yaqqin.

Karya beliau diantaranya Tembang yangterkenal “ Tombo Ati “

Page 85: SUTEJO IBNU PAKAR

Panduan Ziarah Kubur 83

SUNAN DRAJAD ( RADEN QOSIM )

Ø BIOGRAFI TOKOHDia adalah putra Sunan Ampel dari perkawinan

dengan Nyi Ageng Manila, alias Dewi Condrowati.Raden Qasim menghabiskan masa kanak danremajanya di kampung halamannya di Ampeldenta,Surabaya. Setelah dewasa, ia diperintahkan ayahnya,Sunan Ampel, untuk berdakwah di pesisir baratGresik. Sunan Darajat menghabiskan sisa hidupnyadi Ndalem Duwur, hingga wafat pada 1522.

TUJUH PESAN SUNAN DRAJAT1. Memangun resep teyasing Sasomo (kita selalu

membuat senang hati orang lain)2. Jroning suko kudu eling Ian waspodo (didalam

suasana riang kita harus tetap ingat dan waspada)3. Laksitaning subroto tan nyipto marang pringgo

bayaning lampah (dalam perjalanan mencapai cita-cita luhur tidak peduli segala

bentuk rintangan)4. Meper Hardaning Pancadriya (selalu menekan

gelora nafsu)5. Heneng - Hening - Henung (dalam keadaan diam

akan mem-peroleh keheningan, dalam keadaanhening itulah akan mencapai cita - cita luhur).

6. Mulyo guno Panca Waktu (kebahagiaan lahir bathinhanya bisa dicapai dengan sholat lima

Page 86: SUTEJO IBNU PAKAR

84 Panduan Ziarah Kubur

waktu)7. Menehono teken marang wong kang wuto,

Menehono mangan marang wong kang luwe,Menehono busono marang wong kang wudo,Menehono ngiyup marang wongkang kodanan

(Ajarkan ilmu kepada orang yang tidak tau,Berilah makan kepada orang yang lapar, Berilah bajukepada orang yang tidak punya baju, serta beriperlindungan orang yang menderita).

Page 87: SUTEJO IBNU PAKAR

Panduan Ziarah Kubur 85

SUNAN GRESIK (SYEKH MAULANA MALIK IBRAHIM)

Ø BIOGRAFI TOKOH(WAFAT 12 ROBI’UL AWWAL 822 H./ 1419 M.)

Mawlana Malik Ibrahim, atau Makdum Ibrahimal-Samarqandi diperkirakan lahir di Samarkand, AsiaTengah, pada paruh awal abad 14 M. Mawlana MalikIbrahim bersaudara dengan Maulana Ishak (ayahSunan Giri). Ibrahim dan Ishak adalah anak dariseorang ulama Persia, bernama Mawlana JumadilKubro, yang menetap di Samarkand. MawlanaJumadil Kubro diyakini sebagai keturunan ke-10 dariSyayidina Husein, cucu Nabi Muhammad SAW.

Mawlana Malik Ibrahim pernah bermukim diCampa (sekarang Kamboja), selama 13 tahun (1379-

Page 88: SUTEJO IBNU PAKAR

86 Panduan Ziarah Kubur

1392 M.). Ia menikahi putri raja, yang memberinyadua putra yaitu: Raden Rahmat (Sunan Ampel) danSayid Ali Murtadha alias Raden Santri. Di tahun 1392M. Mawlana Malik Ibrahim hijrah ke Pulau Jawa dantiba desa Sembalo (sekarang Leran kecamatanManyar, 9 kilometer utara kota Gresik). Selesaimembangun dan menata pondokan tempat belajaragama di Leran, tahun 1419 M. di kampung Gapura,Gresik, Jawa Timur.

Ditanah jawa dan merupakan wali tertua darikesembilan Wali.

Page 89: SUTEJO IBNU PAKAR

Panduan Ziarah Kubur 87

SUNAN GIRI ( RADEN PAKU )

Ø BIOGRAFI TOKOH

SUNAN GIRI atau Raden Paku/Syekh Muhammad’Ainul Yaqin atau Prabu Satmata, atau Sultan AbdulFakih (1442 M.) bin Muhammad Mawla al-Islam binIshaq (WALI LANANG DARI BALAMBANGAN), bin AbuAhmad Ishaq dari Malaka bin Hamid bin Jumad al-Kabir bin Mahmud al-Kubra bin Mahmud al-Kabir binAbudrahman bin Abdullah al-Baghdad bin Askar binHasan bin Sama-un bin Najmadin al-Kubra binNajmaddin al-Kabir bin Zain al-Kubra bin Zaid Zainal-Kabir al-Madani bin Umar Zain al-Husain bin Zainal-Hakim bin Walid Zain al-Alim al-Makki bin WalidZain al-Alim bin Zali Zain al-Abidin al-Madani bin al-Husain bin al-Imam Ali bin ABU THOLIB bin ABDUL

Page 90: SUTEJO IBNU PAKAR

88 Panduan Ziarah Kubur

MUTHOLLIB.Sunan Giri diyakini sebagai tokoh fakih dan

menguasai ilmu falak (perbintangan). Di masamenjelang keruntuhan Majapahit, Paku dipercayasebagai raja peralihan sebelum Raden Fatah naikmenjadi Sultan Demak. Ia diberi gelar Prabu Satmata,Ratu Tunggul Kalifatullah Mukminin. Ketika SunanAmpel wafat, Sunan Giri menggantikannya sebagaimufti tanah Jawa. Pesantren Giri hingga di masaMataram menjadi Giri Kedaton yang selalu dimintauntuk merestui raja-raja di sebagian wilayahNusantara. Catatan Portugis dan Belanda di Ambonmenyebut, Sunan Giri (dan pelanjutnya) sama denganPaus di Roma yang memberkati para kepala negerisebelum naik taFadhilah Khanta. Termasuk didalamnya para sultan Islam di Maluku, Hitu danTernate. Dengan demikian, Giri merupakan wujudlembaga kekuasaan tersendiri, meski lebih sebagailembaga berwenang dalam soal keagamaan saja

Ia juga pencipta karya seni permainan anakseperti Jelungan, Jamuran, Lir-ilir dan CublakSuweng. Demikian pula Gending Asmaradana danPucung yang bernuasa Jawa namun sarat dengannilai-nilai keislama

Page 91: SUTEJO IBNU PAKAR

Panduan Ziarah Kubur 89

SUNAN AMPEL ( RADEN RAHMAT )

Ø BIOGRAFI TOKOHSunan Ampel atau Raden Rahmat adalah

putra Mawlana Malik Ibrahim, bin Syaikh JumadilKubro Jamaluddin Akbar Khan, bin Ahmad JalaludinKhan, bin Abdullah Khan, bin Abdul Malik Al-Muhajir(Nasrabad,India), bin Alawi Ammil Faqih(Hadhramaut), bin Muhammad Sohib Mirbath(Hadhramaut), bin Ali Fadhilah Khan al-Qosam, binAlawi al-Tsani (II) , bin Muhammad Sohibus Saumi’ah,bin Alawi Awwal (I) , bin Ubaidullah, bin Ahmad al-Muhajir bin Isa al-Rumi, bin Muhammad al-Naqib,bin Ali al-‘Aradhi, bin Ja’far al-Sodiq, bin Muhammadal- Baqir, bin ’Ali Zainal ‘Abidin, bin al-Husain, puteraFahimah al-Zahra’ putri Muhammad Rasulullah SAW.

Page 92: SUTEJO IBNU PAKAR

90 Panduan Ziarah Kubur

Sunan Ampel (1401-1481 M.) menikah dengan NyaiAgeng Manila, putri seorang adipati di Tuban yangbernama Arya Teja. Mereka dikaruniai 4 orang anak,yaitu: Putri Nyai Ageng Maloka, Mawlana MakdumIbrahim (Sunan Bonang), Syarifuddin (Sunan Drajat)dan seorang putri yang kemudian menjadi istri SunanKalijaga. Pada tahun 1477 M. (1399 Tahun Saka) atau1479 M., Sunan Ampel mendirikan Mesjid AgungDemak. Sunan Ampel diperkirakan wafat pada tahun1481 di Demak dan dimakamkan di sebelah baratMasjid Ampel, Surabaya.

Page 93: SUTEJO IBNU PAKAR

Panduan Ziarah Kubur 91

SUNAN TEMBAYAT

S U N A NTEMBAYAT binMuhammad MawlanaIshaq, bin Abu AhmadIshaq dari Malaka binHamid bin Jamad al-Kabir bin Mahmud al-Kubra bin Mahnul al-Kabir binAbdurrahman bin Abdullah al-Baghdad bin Askar binHasan bin Sama-un bin Najmaddin al-Kubra binNajmaddin al-Kabir bin Zain al-Kubra bin Zaid Zain al-Kabir al-Madani bin Umar Zain al-Husain bin Zain al-Hakim bin Wahid Zain al-Alim al-Makki bin Walid Zainal-Alim bin Ali Zain al-Abidin al-Madani bin al-Husainbin Fathimah al-Zahra’ binti Muhammad RasulullahSAW

Pada tahun 30 Hijriah (651 Masehi), hanyaberselang sekitar 20 tahun dari wafatnya RasulullahSAW, Khalifah Utsman ibn Affan RA mengirim delegasike Cina untuk memperkenalkan Daulah Islam. Dalamperjalanan yang memakan waktu empat tahun ini, parautusan Utsman ternyata sempat singgah di KepulauanNusantara. Beberapa tahun kemudian, tepatnya tahun674 M, Dinasti Umayyah telah mendirikan pangkalandagang di Pantai Barat Sumatera.

Page 94: SUTEJO IBNU PAKAR

92 Panduan Ziarah Kubur

PERIODISASI DEWAN WALI SANGASumber; Kitab Kanzul ’Ulum karya Ibnu Bathuthah

DEWAN IMULAI TAHUN 1404 M :Syeh Mawlana Malik Ibrahim, asal Turki, ahli mengaturnegara, dakwah di Jawa Timur, wafat di Gresik tahun1419;

Maulwna Ishaq, asal Samarkan Rusia, ahlipengobatan, dakwah di Jawa lalu pindah dan wafat diPasai;

Mawlana Ahmad Jumadil Kubra, asal Mesir, dakwahkeliling, makam di Troloyo - Triwulan Mojokerto;

Mawlana Muhammad al-Maghribi, asal Maghrib -Maroko, dakwah keliling, makamnya di Jatinom Klatentahun 1465;

Mawlana Malik Isro’il, asal Turki, ahli mengatur negara,dimakamkan di Gunung Santri antara Serang Merak ditahun 1435;

Mawlana Muhammad Ali Akbar, asal Persia/Iran, ahlipengobatan, dimakamkan di Gunung Santri tahun 1435;

Mawlana Hasanuddin, asal Palestina, dakwah keliling,dimakamkan tahun 1462 di samping masjid BantenLama;

Mawlana ’Aliyyuddin, asal Palestina, dakwah keliling,

Page 95: SUTEJO IBNU PAKAR

Panduan Ziarah Kubur 93

dimakamkan tahun 1462 di samping masjid BantenLama;

Syekh Subakir, asal Persia, ahli menumbali tanahangker yang dihuni jin jahat, beberapa waktu di Jawalalu kembali dan wafat di Persia tahun 1462.

DEWAN IIMULAI TAHUN 1436 M :Raden Rahmat Ali Rahmatullah berasal dari CempaMuangthai Selatan, datang tahun 1421 dan dikenalsebagai Sunan Ampel (Surabaya) menggantikan MalikIbrahim yang wafat;

Sayyid Ja’far Shodiq, asal Palestina, datang tahun 1436dan tinggal di Kudus sehingga dikenal sebagai SunanKudus, menggantikan Malik ’Izro’il ;

Syarif Hidayatullah, datang tahun 1436 menggantikanAli Akbar yang wafat.

DEWAN IIIMULAI TAHUN 1463 M :Raden Paku/Syeh Mawlana ’Ainul Yaqin penggantiayahnya yang pulang ke Pasai, kelahiran Blambangan,putra dari Syeh Mawlana Ishak, makamnya di Gresik;

Raden Said atau Sunan Kalijaga (putra adipati Tubanbernama Wilatikta) yang menggantikan Syekh Subakir

Page 96: SUTEJO IBNU PAKAR

94 Panduan Ziarah Kubur

yang kembali ke Persia;

Raden Makhdum Ibrahim atau Sunan Bonang kelahiranAmpel, putra Sunan Ampel yang menggantikanHasanuddin yang wafat;

Raden Qosim atau Sunan Drajad kelahiran Ampel, putraSunan Ampel yang menggantikan ’Aliyyuddin yang wafat.

DEWAN IVMULAI TAHUN 1466 M :Raden Patah (putra raja Brawijaya Majapahit) padatahun 1462 diangkat sebagai adipati Bintoro, tahun1465 membangun masjid Demak dan menjadi rajamulai tahun 1468. Dia murid Sunan Ampel,menggantikan Ahmad Jumadil Kubro yang wafat;Fathullah/Fadhilah Khan, putra menantu Sunan Gunungjati, menggantikan al-Maghribi yang wafat.

DEWAN V :Raden Umar Said atau Sunan Muria, putra SunanKalijaga, yang menggantikan wali yang telah wafat;

Syeh Siti Jenar adalah wali serba kontraversial, darimulai asal muasal yang muncul dengan berbagai versi,ajarannya yang dianggap menyimpang dari agamaIslam tapi sampai saat ini masih dibahas di berbagailapisan masyarakat, masih ada pengikutnya, sampai

Page 97: SUTEJO IBNU PAKAR

Panduan Ziarah Kubur 95

dengan kematiannya yang masih dipertanyakan caranyatermasuk dimana ia wafat dan dimakamkan.

Sunan Tembayat atau adipati Pandanarang yangmenggantikan Syekh Siti Jenar yang wafat.

Page 98: SUTEJO IBNU PAKAR

96 Panduan Ziarah Kubur

Page 99: SUTEJO IBNU PAKAR

Panduan Ziarah Kubur 97

Page 100: SUTEJO IBNU PAKAR

98 Panduan Ziarah Kubur

Page 101: SUTEJO IBNU PAKAR

Panduan Ziarah Kubur 99

Page 102: SUTEJO IBNU PAKAR

100 Panduan Ziarah Kubur

Page 103: SUTEJO IBNU PAKAR
Page 104: SUTEJO IBNU PAKAR