SYARAT MASUK TEBU
description
Transcript of SYARAT MASUK TEBU
MUTU TEBU
Tebu adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula. Tanaman ini
hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Tanaman ini termasuk jenis
rumput-rumputan. Umur tanaman sejak ditanam sampai bisa dipanen mencapai
kurang lebih 1 tahun. Berikut adalah klasifikasi tanaman tebu :
Kerajaan: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Liliopsida
Ordo: Poales
Famil: Poaceae
Genus: Saccharum
Spesies: Saccharum officinaruL.
(Tarigan dan Sinulingga, 2006).
Tebu merupakan salah satu dari sekian banyak komoditi. Tebu dapat
diolah menjadi gula. Gula merupakan salah satu kebutuhan pokok dan paling
banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Di Indonesia, olahan tebu menjadi gula ada
dua jenis, yaitu gula kristal dan gula merah. Gula kristal dibagi lagi menjadi 3
macam, yaitu gula kristal putih, gula kristal mentah, dan gula kristal rafinasi.
Masing-masing gula kristal ini memiliki proses pengolahan yang berbeda. Dari
segi bahan yang digunakan, gula kristal putih dihasilkan dari bahan dasar berupa
tebu, begitu juga dengan gula kristal mentah. Namun untuk gula kristal rafinasi,
bahan dasar yang digunakan adalah gula kristal mentah.
Untuk menghasilkan Gula Kristal Putih (GKP) berkualitas tinggi perlu
ditunjang dari mutu bahan bakunya, yaitu tebu. Apabila tebu yang digunakan
berkualitas tinggi maka Gula Kristal Putih (GKP) yang dihasilkan juga berkualitas
tinggi, ditunjang pula dengan proses produksi yang berkualitas tinggi. Hal ini
menunjukkan bahwa mutu bahan baku menjadi salah satu faktor penting di dalam
perusahaan untuk menunjang kelancaran proses produksi dalam menghasilkan
produk berkualitas tinggi.
Penjelasan mengenai kriteria uji syarat mutu gula kristal putih adalah
sebagai berikut:
1. Polarisasi menunjukkan kadar sukrosa dalam gula, semakin tinggi
polarisasi semakin tinggi kadar gulanya. Batasan minimal kadar polarisasi
adalah 99,5 %.
2. Warna kristal dapat dilihat secara langsung dengan mata, secara kualitatif
dengan cara membandingkan dengan standar dapat diketahui tingkat
keputihan (whiteness) gula. Penggunaan peralatan (spektrofotometer
refleksi) diperlukan untuk pengukuran kuantitatif yang dinyatakan dalam
CT (colour type). Semakin tinggi nilai CT semakin putih warna gulanya.
Untuk gula GKP kisaran nilai CT sekitar 5 sampai 10. Pada penentuan
premi mutu gula warna kristal ini merupakan salah satu tolak ukur utama
yang menentukan.
3. Warna larutan gula berkisar dari kuning muda (warna muda) sampai
kuning kecoklatan (warna gelap) diukur dengan metode ICUMSA
(International Commission for Uniform Methods of Sugar Analysis),
dinyatakan dalam indeks warna. Semakin besar indeks semakin gelap
warna larutan. Batasan maksimal indeks warna untuk GKP adalah 300 iu.
4. Besar jenis butir adalah ukuran rata-rata butir kristal gula dinyatakan
dalam milimeter. Persyaratan untuk GKP adalah 0,8 sampai 1,1 mm.
5. Kadar SO2 gula produk kita berkisar 5 sampai 20 ppm, ini disebabkan
sebagian besar pabrik gula menggunakan proses sulfitasi, sehingga
terdapat residu SO2 seperti pada kisaran tersebut. Adanya residu SO2
menjadi kendala untuk konsumsi industri makanan atau minuman, yang
biasanya menuntut bebas SO2. Kadar SO2 maksimal yang diperkenankan
di Indonesia adalah 30 ppm.
6. Kadar air adalah jumlah air (%) yang terdapat dalam gula, biasanya
batasan maksimal 0,1%. Gula yang mengandung kadar air tinggi cepat
mengalami penurunan mutu/kerusakan dalam penyimpanan, berubah
warna, mencair dan sebagainya (Kuswurj, 2009).
DAFTAR PUSTAKA
Kuswurj, R. 2009. Sugar Technology and Research. Kualitas Mutu Gula Kristal Putih. Surabaya: Institut Teknologi Surabaya.
Tarigan, B.Y.dan J.N. Sinulingga. 2006. Laporan Praktek Kerja Lapangan di Pabrik Gula Sei Semayang PTPN II Sumatera Utara. Medan: Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara