Taoisme

10

Click here to load reader

description

taoisme

Transcript of Taoisme

TaoismeDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Laozi yang dilukiskan sebagai seorang MAHA DEWA atau Manifestasi TAOTaoisme(Tionghoa: atau ) juga dikenal dengan Daoisme, diprakarsai olehLaozi(;pinyin:Loz) sejak akhirZaman Chunqiuyang hidup pada 604-517 sM atau abad ke-6 sebelum Masehi. Taoisme merupakan ajaranLaoziyang berdasarkanDaode Jing(,pinyin:Dod Jng). Pengikut Laozi yang terkenal adalahZhuangzi() yang merupakan tokoh penulis kitab yang berjudulZhuangzi.Taoisme adalah sebuah aliran filsafat yang berasal dari Cina. Taoisme sudah berumur ribuan tahun, dan akar-akar pemikirannya telah ada sebelum masa Konfusiusme. Hal ini dapat disebut sebagai tahap awal dari Taoisme. Bentuk Taoisme yang lebih sistematis dan berupa aliran filsafat muncul kira-kira 3 abad SM. Selain aliran filsafat, Taoisme juga muncul dalam bentuk agama rakyat, yang mulai berkembang 2 abad setelah perkembangan filsafat Taoisme.Daftar isi[sembunyikan] 1Taoisme sebelum Dinasti Qin 2Agama Dao dan Daojia 3Tokoh Sentral 4Ajaran Taoisme 4.1Dao 4.2Lambang Yin Yang 4.3Pandangan tentang Wu Wei 4.4Pandangan tentang Manusia 4.5Etika Taoisme 4.6Perkembangan ajaran yang berdasarkan paham Taoisme 5Aliran-aliran Taoisme 6Perkembangan Taoisme di Indonesia. 7Lihat pula 8Referensi 9Pranala luarTaoisme sebelum Dinasti Qin[sunting|sunting sumber]Setelah berakhirnyaZaman Chunqiu, DisaatZaman Berperanganyang menjadikan Cina terbagi-bagi menjadi beberapa kerajaan yang berbeda-beda, sehingga Shihuangdi () menyatukan semua kerajaan tersebut dan membentukDinasti Qin. SebelumDinasti Qin, Taoisme merupakan filsafat Laozi dan Zhuangzi, tapi bukan sebuahagama. Taoisme yang mementingkankesehatan, pernah mendiskusikan hidup abadi dalam konteks ajarannya, Taoisme dijadikan dasar perkembangan kepercayaan manusia untuk menjadidewadalam mencapai keabadian.[1].Agama Dao dan Daojia[sunting|sunting sumber]Pada zaman dulu, tidak adanya perbedaan antara agama Dao () dengan Daojia(). Saat ini, agama Dao() tidak dibedakan dengan Daojia(), kedua-duanya berarti Taoisme.Pada era sekarang ini, agama Dao merupakan ajaran-ajaran Laozi-Zhuangzi yang berkembang menjadi agama yang memiliki banyak penganut. Agama Dao bertujuan agar mengarahkan manusia mencapai TAO yaitu suatu keadaan dimana Manusia mencapai Kesempurnaan, agama ini lebih bersifat kemanusiaan, dan berpotensi memenuhi keperluan rohaniah manusia. Dalam agama Dao, Laozi didewakan sebagai Taishanglaojun (); kitab-kitab Daode Jing danZhuangzimenjadi kitab suci dalam agama Dao.Daojia adalah pusat pengkajian filsafat tentangDaode JingdanZhuangzi, ajaran ini mengandung unsur mistisme yang tidak mendewakan apa-apa. Daojia digolongkan kepada tiga generasi yaitu Daojia sebelum Qin ()Qin-Han Daojia (), dan Wei-Jin Daojia (). Setelah generasi Wei-Jin, Daojia tidak lagi berupa agama tersendiri, tetapi digabungkan dalam ajaran agama Dao. Saat ini, ajaran tersebut dikenal sebagai Taoisme.[2]Tokoh Sentral[sunting|sunting sumber]Tokoh sentral dari Taoisme adalah Laozi. Mengenai biografinya, terdapat sebuah pertanyaan mengenai kebenaran historis Laozi. Ada berbagai pihak yang memperdebatkan mengenai hal ini. Ada pihak yang menyatakan Laozi hanya tokoh rekaan, karena cerita-cerita mengenai dirinya banyak yang tidak masuk akal. Di pihak lain, ada yang menerima semua cerita dan tradisi mengenai Laozi. Akan tetapi, ada juga pihak yang tidak terlalu memperdebatkan mengenai Laozi. Mereka menerima tokoh Laozi benar-benar ada, namun hal itu tidak terlalu penting untuk dibicarakan. Mereka lebih suka membahas kitabnya dan isi pengajaran Taoisme.[3]Sumber mengenai kehidupan Laozi dapat dilihat dalam Shi Ji yang merupakan catatan sejarah dari Sima Qian yang hidup pada abad pertama sebelum Masehi.[4]Meskipun Sima Qian mengetahui ada konflik historis di dalan cerita tersebut, namun ia tetap menulis apa adanya, karena ia tidak mengetahui mana yang benar atau tidak.[4]Ia hanya menuliskannya dalam 248 huruf Tionghoa dan diterjemahkannya melalui kisah dari mulut ke mulut dalam lingkungan menganut Tao.Menurut tradisi Laozi lahir kira-kira tahun 640 SM di negara Chu (provinsi Honan).[5]Nama Laozi dapat diterjemahkan sebagai Putra Tua, Sahabat Tua, ataupun Sang Guru Tua.[5]Sebutan ini merupakan suatu gelar kecintaan dan penghormatan.[5]Menurut legenda, ia dilahirkan tanpa dosa sama sekali oleh sebuah meteor; dan dikandung oleh ibunya selama delapan puluh dua tahun.[5]Pekerjaannya adalah pemelihara arsip, dan bahwa dengan pekerjaannya itu ia hidup secara sederhana dan tidak banyak tuntutan.[5]Kepribadiannya, hampir seluruhnya didasarkan pada sebuah buku kecil yang dianggap ditulis oleh beliau sendiri.[5]Sedih karena kecenderungan orang mengambil manfaat dari kebaikan yang diajarkannya, serta berusaha mencari kedamaian pribadi yang lebih besar pada usianya yang semakin lanjut, akhirnya Laozi menunggang seekor kerbau dan pergi ke arah Barat, yaitu yang sekarang disebut Tibet (Lembah Hankao).[5]Sebelum pergi, ada seorang penjaga gerbang yang berusaha menahannya agar tidak pergi. Karena usahanya gagal, ia meminta Laozi untuk meninggalkan suatu catatan mengenai pandangan Laozi.[5]Kemudian Laozi tinggal selama tiga hari, dan setelah itu ia kembali dengan sebuah buku kecil yang berisi 5000 huruf Cina berjudul Dao De Jing.[5]Laozi juga dikatakan hidup satu zaman dengan Konfusius. Akan tetapi dengan menyelidiki kitab Daode Jing, dapat disimpulkan bahwa hal tersebut tidak mungkin, karena ada beberapa gagasan yang tidak mungkin dikenal umum pada masa Konfusius.[5]Kebanyakan ahli masa kini menyatakan Laozi hidup 2 abad setelah Konfusius.[5]Ajaran Taoisme[sunting|sunting sumber]Dao[sunting|sunting sumber]Inti pengajaran Taoisme adalah"Dao"() yang berarti tidak berbentuk, tidak terlihat, tapi merupakan proses kejadian dari semua benda hidup dan segala benda-benda yang ada di alam semesta.Daoyang berwujud dalam bentuk benda hidup dan kebendaan lainnya adalahDe(). Gabungan Dao dengan De dikenal sebagai Taoisme yang merupakan landasan kealamian. Taoisme bersifat tenang, tidak berbalah, bersifat lembut seperti air, dan bersifat abadi. Keabadian manusia terwujud disaat seseorang mencapai kesadaranDao, dan orang tersebut akan menjadi dewa. Penganut-penganut Taoisme mempraktekkan Dao untuk mencapai kesadaran Dao, dan menjadi seorang dewa.Taoisme juga memperkenalkan teori Yinyang (/), dalamDaode JingBab 42:"Berarti:Daomelahirkan sesuatu, yang dilahirkan itu melahirkanYindanYang,Yinyangsaling melengkapi untuk menghasilkan tenaga atau kekuatan. Kekuatan tersebut sebagai sumber dari jutaan benda di dunia. Setiap benda di alam semesta yang berupa benda hidup ataupun benda mati mengandungYinyangyang saling melengkapi untuk mencapai keseimbangan.Secara terminologi,YindanYangditerjemahkan sebagainegatifdanpositif. Setiap benda bersifat dualisme yang terdiri dari unsur positif dan unsur negatif. Benda yang tidak memiliki unsur negatif dan positif, itu bermakna kosong dan hampa. Seperti halnya magnet, magnet mempunyai unsur positif dan negatif, kedua-duanya bersifat saling melengkapi. Magnet tanpa unsur positif, maka tidak terwujudnya unsur negatif. Itu bermakna bahwa magnet tidak akan terwujud jika tidak memiliki kedua unsur tersebut.Kemudian Taoisme memiliki penekanan kuat terhadap keselarasan manusia dengan Dao dan alam semesta. Dao dipandang mengatasi segala hal, baik manusia maupun alam, dan sekaligus juga tersebar di dalam alam ini.[6]Dalam Taoisme dikatakan bahwa manusia harus hidup menurut tata cara alam (Dao), memahami hakikatnya, dan hidup selaras dengannya.[6]Dao sebenarnya tidak dapat diberi nama, dan ia juga tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata. Dao yang sesungguhnya hanya dapat dipahami dengan melalui kesadaran rohani manusia.[6]Akan tetapi, untuk dapat memudahkan orang mengerti akan Dao ini, maka Dao harus dijelaskan dengan kata-kata.[6]Dao secara harafiah dapat dikatakan sebagai "jalan setapak" atau "jalan".[6]Untuk dapat lebih memahami "jalan" ini, maka ada tiga makna yang dapat dipelajari:1. Tao adalah Jalan dari Kenyataan Terakhir Dao tidak dapat ditangkap karena melampaui jangkauan panca indera. Dao melampaui segala pikiran dan khayalan. Oleh sebab itu, kata-kata tidak akan dapat menjelaskan Dao yang sesungguhnya.[5]Dao adalah yang maha besar dan merupakan azas totalitas segala benda dan kehidupan. Dao adalah substansi yang mewujudkan segala benda, termasuk makhluk hidup, juga merupakan sumber asal dari setiap awal dan setiap akhir.[6]Makna Dao yang pertama dan terdasar ini dapat diketahui, hanya melalui kesadaran mistik yang tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata.[5]2. Tao adalah Jalan Alam Semesta Dao memiliki sifat transenden tetapi juga imanen. Dao menjadi penggerak dari alam semesta ini, yaitu sebagai kaidah, irama, dan kekuatan pendorong seluruh alam, dan juga sebagai asas penata yang berada di belakang semua yang ada. Dao adalah roh yang mendiami seluruh alam, sehingga ia menjadi benda dan bersifat imanen.[5]3. Tao adalah Jalan Manusia Menata Hidupnya Dao juga memberikan petunjuk kepada manusia mengenai kehidupan yang seharusnya dijalani oleh manusia supaya selaras dengan cara bekerja alam semesta ini.[5]Hal ini berkaitan dengan ajaran-ajaran dan etika Taoisme lainnya.Lambang Yin Yang[sunting|sunting sumber]

Lambang Yin YangLambangYin Yangyang paling populer adalah lambang Xiantian Taiji () atauYinyang Yu() diperkenalkan oleh Lai Zhide (; tahun 1525~1604). Sejarah pengkajian dan perkembangan lambang Yinyang dimulai pada masaDinasti Songhingga abad ke-15. Lambang Taoisme yang lainnya adalah Chentuan () dan Chou Dunyi (), popularitas kedua lambang ini kedudukannya setelah popularitas lambang Xiantian Taiji . Lambang asli dari Taoisme adalah lambang Wuji() oleh Chentuan pada awal Dinasti Song, kemudiannya dimajukan oleh Chou Dunyi yang memperkenalkan lambang Taiji ().Pandangan tentang Wu Wei[sunting|sunting sumber]Wu-wei dapat secara harafiah diterjemahkan dengan tidak mempunyai kegiatan atau tidak berbuat.[7]Istilah ini sesungguhnya tidak berarti sama sekali tidak ada kegiatan, atau sama sekali tidak berbuat apapun, melainkan berarti berbuat tanpa dibuat-buat dan tidak semau-maunya.[7]Karena wu-wei adalah sifat dasar kehidupan yang selaras dengan alam semesta.[7]Bersikap dibuat-buat dan semau-maunya berlawanan dengan sikap kodrati atau sikap yang wajar.[7]Menurut teori Wu-wei, seseorang hendaknya membatasi kegiatan-kegiatannya pada apa yang diperlukan dan apa yang kodrati atau wajar.[7]Seperti dalam mencapai tujuan tertentu, jangan sampai berbuat berlebihan atau melakukan upaya semau-maunya.[7]Dalam melakukan perbuatan ini, hendaknya orang mengambil kesederhanaan sebagai prinsip hidup yang membimbingnya, sebab umat manusia mempunyai terlampau banyak keinginan dan terlalu banyak pengetahuan.[7]Mereka mencari kebahagiaan dengan cara memenuhi keinginan mereka. Akan tetapi, ketika mereka berusaha memenuhi terlampau banyak keinginan, mereka memperoleh hasil yang sebaliknya.[7]Wu-wei adalah hidup yang dijalani tanpa ketegangan.[5]Wu-wei merupakan perwujudan yang murni dari kelemah-lembutan, kesederhanaan, dan kebebasan; suatu kemampuan yang efektif, yang murni di mana tidak ada gerak yang dihambur-hambur sekedar untuk dipamerkan ke luar.[5]Jika Wu-wei dilihat dari luar, terlihatlah ia tanpa daya, karena tidak pernah memaksa dan tidak pernah terlihat tegang.[5]Rahasianya terletak pada cara mencari ruang kosong dalam hidup dan alam, dan bergerak melaluinya.[5]Chuang Tzu menjelaskan hal ini dengan ceritanya tentang seorang pejagal yang pisaunya tidak pernah tumpul selama dua puluh tahun. Sewaktu didesak untuk menjelaskan rahasianya, pejagal itu menjawab, Dari antara tulang-tulang pada setiap persendian selalu ada suatu ruang.[5]Jika tidak demikian, tentu tidak akan ada gerakan. Dengan mencari ruang ini dan meingisinya di situ, maka pisau saya dapat melalui tulang-tulang itu tanpa menyentuhnya.[5]Gejala alam yang paling mirip dengan Tao dalam pandangan para penganut Taoisme adalah air.[5]Mereka kagum dengan cara air yang dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitarnya dan mencari tempat-tempat yang terletak paling rendah.[5]Air juga mempunyai kekuatan yang mampu meluluhkan batu karang dan menghanyutkan bukit-bukit.[5]Sifat luwes tak berhingga namun kokoh tanpa bandingan.[5]Itulah kebajikan air dan demikian juga kebajikan dari Wu-wei.[5]Ciri yang terakhir adalah kejernihannya di saat ia tenang. Namun, kejernihan hanya dapat tertangkap oleh mata batin jika kehidupan manusia itu mencapai ketenangan yang diam dari suatu telaga yang dalam dan hening.[5]Pandangan tentang Manusia[sunting|sunting sumber]Menurut pandangan Taoisme, hidup manusia sudah digariskan oleh langit.[6]Manusia sudah memiliki jalannya masing-masing. Yang harus dilakukan manusia hanya meneliti jalan itu dan mengikuti jejak itu tanpa coba memaksakan pandangannya yang sempit, serta tanpa kehendak ingin menyelewangkan diri dari yang alamiah demi keuntungan pribadi.[6]Sikap semacam itulah yang disebut dengan Wu Wei, yang artinya tidak mencampuri.[6]Wu-wei dapat juga diartikan tidak berkeinginan.[6]Manusia dalam pandangan Taoisme, harus menghilangkan keinginannya, dan mengikuti jalannya proses alam tanpa mencampuri proses itu.[6]Menurut Taoisme, apabila manusia menjadi sombong dan melakukan hal di luar kemampuannya, maka suatu saat dia akan mendapat celaan yang dapat membuatnya berduka atau menderita.[8]Karena itu, seorang bijaksana yang mengenal Dao dan hukum alam akan memilih mengundurkan diri dan menolak segala penghargaan yang diberikan padanya. Ia memilih untuk tidak menonjolkan dirinya.[8]Meskipun demikian, Taoisme tidak mengajarkan bahwa seseorang harus menyingkirkan seluruh harta benda yang dimiliki untuk mencapai ketentraman batin.[8]Hal yang perlu dibuang adalah rasa kemelekatan terhadap harta tersebut. Apabila harta dibuang namun masih ada kemelekatan terhadapa harta tersebut, maka sia-sia saja.[8]Karena itu buanglah kemelekatan terhadap harta dari diri manusia, dan harta benda harus digunakan untuk kepentingan sosial.[8]Dengan demikian manusia tidak akan merasakan penderitaan akibat kehilangan harta. Seperti tertulis dalam Daode Ching Bab 2 ayat 11b: Oleh karena tidak mempunyai apa-apa, maka dia tidak pernah kehilangan apa-apa.[8]Manusia yang mengikuti Dao tidak mencampuri hidup orang lain, dalam arti ia tidak memaksakan orang lain membutuhkan, ia menolong mereka menjadi bebas dengan mengikuti Dao.[6]Manusia yang baik adalah yang mampu mengikuti jalannya alam semesta sesuai dengan Dao.[6]Jika manusia telah berhasil mengikuti jalan Dao, maka ia tidak perlu takut akan kematian.[6]Kematian adalah sebuah proses alam dan manusia tidak dapat melawan alam, oleh karena itu manusia tidak perlu taku atau cemas terhadap kematian. Kematian hanya mengembalikan manusia kepada Dao.[6]Etika Taoisme[sunting|sunting sumber]Dalam menjalani kehidupan yang ada, manusia mengarah pada kehidupan yang alamiah tanpa adanya proses ikut campur.[6]Kehidupan yang alami inilah yang menjadi suatu kebajikan dasar yang memicu munculnya tiga buah kebajikan lain yang menuntun manusia dalam kehidupannya, yaitu lemah lembut, rendah hati, dan menyangkal diri.[6]Kelemah-lembutan merupakan teman dari kehidupan, sebaliknya, kekerasan dan kekakuan adalah teman dari kematian.[6]Rendah hati adalah sikap mampu membatasi diri dengan berbuat seperlunya saja.[6]Di dalam kitab Daode Ching dikatakan, Tidak ada kutuk yang lebih besar daripada merasa kurang puas. Tidak ada dosa yang lebih besar daripada selalu ingin memiliki.[6]Kemudian menyangkal diri adalah sikap menganggap diri dan hidup manusia hanyalah sebagai pinjaman dari alam semesta kepada manusia.[6]Oleh karena itu, manusia yang bijaksana dan menginginkan hidup tenang dan tenteram akan mempercayakan seluruh hidupnya kepada Dao atau alam semesta.[6]Perkembangan ajaran yang berdasarkan paham Taoisme[sunting|sunting sumber]Bidang-bidang yang berkembang berdasarkan paham Taoisme, antara lain: Taiji, Qigong, bidang kesehatan, Kimia, musik, dsb. Salah satu perkumpulan Taoisme di Cina memiliki kumpulan kitab-kitab hasil kajian Taoisme. Kitab-kitab tersebut berisikan rangkuman tentang ajaran asli Taoisme, peraturan Taoisme, Qigong, kajian-kajian tentang kesehatan, Kimia, musik dsb.[9]Aliran-aliran Taoisme[sunting|sunting sumber]

Sebuah kuil Taoisme yang berarsitektur Cina diCho Lon,Ho Chi Minh,VietnamPerkembangan Taoisme selama 2000 tahun ini, telah berkembang menjadi beberapa aliran Taoisme. Aliran-aliran tersebut adalah: Wudoumi Dao ( atau ) Qingshui Dao() Tianxing Pai () Fulu Pai () Qingwei Pai () Lijia Dao () Shangqing Pai () Zhongxuanxie Pai () Jingming Dao () Taiyi Jiao ( atau) Xuan Jiao () Wudang Pai () Zhong Pai () Xi Pai () Danding Pai ( atau , Jindan Daojiao) Yujun Dao () Bojia Dao () Lingbao Pai () Donghua Pai () Louguan Dao () Lushan Pai () Shengxiao Pai () Dadao Jiao ( atau ) Yuxian Pai () Quanzhen Dao () Nanwu Pai () Longmen Pai () Pidong Zhong () Dong Pai () Ti shng mn Xio yo pi ( )Perkembangan Taoisme di Indonesia.[sunting|sunting sumber]Di Indonesia berkembang pula Taoisme aliran Ti shng mn Xio yo pi ,. Selain memuja Maha Dewa Thai Sang Lao Cin (= Ti shng lo jn ), Dewa Er Lang Sen (r lng shn ) dan Dewi Ciu Thien Sien Ni (= Ji tin xun n ), juga memuja Para Dewa Dewi Tao yang lain.[10]Aliran ini juga mengajarkan Senkung (Shn gng )(senam kesehatan Tao yang diajarkan oleh Maha Dewa Tai Shang Lao Cin) juga Qigong (Q gng )(Olah Raga Pernapasan kesehatan Tao untuk menghimpun Qi dalam tubuh) serta Cingco (Jng zu )(Duduk diam / Meditasi ).[11]Aliran ini mengutamakan pedoman Wu (Kesadaran - Kecerdasan - Kebijaksanaan) sebagai pedoman cara berpikir dan cara bertindak dalam mempelajari Taoisme dan dalam Kehidupan sehari hari. Dengan harapan agar pengikut aliran dapat memperbaiki kehidupan Spiritual dan Duniawi menjadi lebih baik, dimana kemudian akan membawa kemajuan pula bagi diri sendiri, keluarga dan lingkungan masyarakat disekitarnya.[12][13]