Tarikh tasyrik 8

14
TARIKH TASYRIK 8 Tasyri’ pada masa keemasan abad ke 2 hingga abad 4

Transcript of Tarikh tasyrik 8

Page 1: Tarikh tasyrik 8

TARIKH TASYRIK 8Tasyri’ pada masa keemasan abad ke 2

hingga abad 4

Page 2: Tarikh tasyrik 8

Tabiit tabiin dan Kondisi UmatBerakhirnya periode Dinasti Umayyah tahun

750 M (II H), dan naiknya Dinasti Abbasiyyah sebagai penguasa Daulah Islamiyah.

Gerakan keagamaan mulai menguat kembali, terutama dalam pemikiran hukum Islam.

Para khalifah Dinasti Abbasiyyah memberikan yang cukup bagi pertumbuhan pengetahuan. Misalnya Harun Ar-Rasyid yang menggaji tinggi kaum ilmuwan dan meminta anaknya (Al-Amin dan Al-Ma’mun) untuk belajar agama kepada Imam Malik.

Page 3: Tarikh tasyrik 8

Faktor Kemajuan TasyriTumbuhnya kajian-kajian ilmiah. Hal ini telah

dimulai pada masa khalifah Al-Mansur, khalifah kedua. Terjemahan dan pengetahuan asing memarnai corak pemikiran.

Kebebasan berpendapat (berijtihad). Dialog Imam Malik dan khalifah Abu Ja’far Al-Mansur dapat menjadi bukti.

Adanya Kodifikasi ilmu. Fiqh, ushul fiqh, fatwa sahabat dan tabi’in, Tafsir, dll.

Page 4: Tarikh tasyrik 8

Periode KodifikasiHadist.

Meskipun ada larangan dari Nabi, namun larangan tersebut tidak ditujukan pada semua sahabat, tetapi khusus penulis wahyu.

 Abdullah bin Umar (dijelaskan dalam Musnad Imam Ahmad bin Hambal) menyatakan diperbolehkan oleh Rasulullah menulis hadist. Nabi juga pernah memerintahkan menulis khutbahnya lalu untuk diberikan orang yang memintanya, “Tulislah untuk Abu Syat”.

Sebenarnya telah dimulai pada masa Dinasti Umayyah, khalifah Umar bin Abdul Aziz. Hal ini didorong karena kekhawatiran ada banyak orang yang bohong dengan menggunakan pendapat Nabi (hadist). Abu Bakar bin Muhammad bin Hazm dan Ibnu Syihab adalah dua sahabat yang diperintahkan oleh khalifah Umar.

Page 5: Tarikh tasyrik 8

Tahap Penulisan HadistDimulai pada awal abad II H, yakni pada masa Khalifah Umar bin

Abdul Aziz. Kemudia muncullah penulis-penulis hadist di berbagai wilayah, seperti Muhammad Ishaq dan Malik bin Anas (Madinah); Rabi’ah bin Shuaih dan Hammad din Abi Sulaiman (Basrah); Sufyan Tsauri (Kuffah); Auza’i (Syam); Ma’mar (Yaman); Ibnu Mubarak (Khurasan); dan Laits bin Sa’ad (Mesir).Tahap ini hadis telah ditulis per-bab; bab shalat, jual beli, dll. 2) Akhir Abad II H.

Tahap ini hadis ditulis berdasarkan sanad (periwayatnya).Misalnya; kumpulan hadist Abu Hurairah merupakan hadist-hadist

yang diriwayatkan oleh Abu Bakar, dll. Para ulama hadis dengan metode ini; Abdullah bin Musa, Naim bin

Hammad, Ishaq bin Rahawaih, Usman bin Syaibah. Musnah Imam Ahmad bin Hambal menggunakan metode ini dan

masih digunakan hingga sekarang.

Page 6: Tarikh tasyrik 8

Pertengahan Abad III H.Periode ini penulisan hadis kembali seperti

semula, yakni berdasarkan bab-bab tertentu. Bedanya, hadis dipisahkan dari pendapat (qaul) sahabat dan fatwa-fatwanya.

Hadist disusun secara sistematis menurut penulisan fiqh.Hadist-hadist shahih dan dhaif dipisahkan, serta dibuat syarat tertentu dari penerimaan riwayat hadist.Periode ini dinilai sebagai masa kecermelangan hadist.

Page 7: Tarikh tasyrik 8

Lahirlah ulama-ulama hadist yang terkenal hingga saat ini (kutub al-sittah), seperti:

1)      Muhammad bin Ismail al-Bukhari (w. 265 H)

2)      Muslim bin Hajjaj al-Naisaburi (w. 261 H)3)      Abu Daud Sulaiman bin Asy’at al-Sajastani

(w. 275 H)4)      Abu Abdullah Muhammad bin Yazid al-

Quzaini (Ibnu Majjah) (w. 273 H)5)      Abu Isa Muhammad bi Isa al-Salami al-

Tarmidzi (w. 279 H)6)      Abu Abdurrahman Ahmad bin Syua’ib an-

Nasa’i (w. 303 H).

Page 8: Tarikh tasyrik 8

Perkembangan TafsirTafsir pada hakikatnya terlah berkembang pada masa

Rasulullah dan Sahabat.Rasulullah merupakan penafsir utama dari Al-Qur’an, demikian para sahabat juga menjadi penafsir. Salah satu yang sangat terkenal adalah Abbas, paman Rasulullah.

Tafsir yang dimaksud di sini adalah penjelasan Rasulullah terkait dengan hukum-hukum yang ada dalam Al-Qur’an. Namun banyak ayat Al-Qur’an yang mengandung hukum dan belum mendapatkan tafsir dari Rasulullah.

Tabi’in kemudian menuliskan tafsir yang pernah dilakukan oleh Rasulullah dan sahabat. Nama-nama penulis tafsir pada masa awal periode ini adalah Sufyan bin Uyainah, Waki bin Jarah, dan Ishaq bin Rahawaih.

Penulisan tafsir kemudian dilakukan secara sistematis menurut kronologi ayat. Periode ini muncullah tafsir Ibnu Juraih, Saddi bin Muhammad bin Ishaq, Ibnu Jarir at-Tabari.

Page 9: Tarikh tasyrik 8

Metodologi TafsirTafsir bi al-Maktsur, dilakukan dengan

menafsirkan ayat dengan hadist dan atsar sahabat. Lahirlah penafsir seperti Suyuthi, Syaukani, dan Thabari.

Tafsir bi al-Ra’y, tafsir berdasarkan ra’y (rasio) dan ijtihad. Dikenal pulan dengan istilah takwil.

Tafsir ayat ahkam, menafsirkan ayat-ayat hukum secara tematis.

Page 10: Tarikh tasyrik 8

Kodifikasi FiqhTiga metode penulisan fiqh:1)      Gabungan Hadist, fatwa sahabat dan tabi’in.

Karya yang paling terkenal dengan metode ini adalah Al-Muwattha’ karya Imam Malik. o   Al-Muwattha’ menggabungkan hadist, qaul

sahabat, ijtihad tabi’in dan tradisi orang-orang Madinah.

o   Jami’ Kabir, karya Sufyan Tsauri dan Ikhtilaf al-Hadist, karya Imam Syafi’i juga menggunakan metode ini.

Page 11: Tarikh tasyrik 8

2) Fiqh ditulis secara terpisah dengan hadist dan atsar sahabat.o   Ulama Hanafiyah banyak menggunakan metode

ini. o   Al-Kharaj, karya Abu Yusuf menjadi contoh. Kitab

ini merupakan persembahan kepada khalifah Harun Ar-Rasyid, yang berisi mengenai administrasi negara, keuangan dan kedaulatan negara Islam.

o   Dhahir ar-Riwayah al-Sittah, Muhammad bin Hasan; al-Ashl, al-Jami al-Kabir, Al-Jami al-Shaghir, Al-Ziyadah, al-Sair al-Kabir, dan al-Sair al-Shighar (memuat pendapat Abu Hanifah).

o   Al-Mudawwanah, juga dapat digolongkan metode ini. kitab ini berisi dialog Imam Malik dengan muridnya.

Page 12: Tarikh tasyrik 8

3) Penulisan fiqh komparatif.o   Fiqh yang ditulis dengan metode ini adalah

menulis fiqh secara sistematis dengan didukung dalil-dalil (al-Qur’an dan Hadist), pendapat (ijtihad) dan komparasi dengan pendapat-pendapat ulama.

o   Kitab Al-Umm karya Imam Syafi’i adalah kitab Fiqh yang pertama menggunakan metode ini.

o   Kelebihan metode ini mudah dipahami dan dipelajari oleh siapapun.

Page 13: Tarikh tasyrik 8

Penyusunan Ushul FiqhUshul Fiqh merupakan metodologi berijtihad

dalam menemukan hukum. Ushul Fiqh sendiri pada hakikatnya telah ada semenjak Rasulullah dan Sahabat, hanya saja belum disusun.

Misalnya maslahah sebagai alasan hukum yang diambil Abu Bakar dalam kasus fokus pada jabatan dan meninggalkan berdagang, dharurat yang diambil Umar dalam kasus pencuri, illat sebagai alasan hukum Usman dalam kasus unta liar.Ar-Risalah karya Imam Syafi’i merupakan salah satu kitab Ushul Fiqh yang paling awal.

Page 14: Tarikh tasyrik 8

Munculnya Imam Madzhab Dr Thaha Jabir Fayyadh al-Ulwani mencatat ada 13 imam

madzhab yang berafiliasi sunni, namun hanya sembilan yang dapat diketahui jelas dasar metode fiqhiyah yang mereka gunakan. Mereka adalah:

1)      Imam Abu Said bin Yasar Al-Bashri (w.110 H).2)      Imam Abu Hanifah al-Nu’man bin Tsabit bin Zuthi (w.

150 H)3)      Imam Auza’i Abu Amr Abdurrahaman bin Amru bin

Muhammad (w. 157 H).4)      Imam Sufyan bin Said bin Masruq al-Tsauri (w. 160 H)5)      Imam Laits bin Sa’ad (w. 157 H)6)      Imam Malik bin Anas al-Anshari (w. 179 H)7)      Imam Sufyan bin Uyainah (w. 198 H)8)      Imam Muhammad bin Idris al-Syafi’i (w. 204 H)9)      Imam Ahmad bin Muhammad bin Hambal (w. 241 H).