TB Milier Anak
-
Upload
salwa-badruddin -
Category
Documents
-
view
95 -
download
6
description
Transcript of TB Milier Anak
-
5/20/2018 TB Milier Anak
1/36
1
LAPORAN PRESENTASI KASUS
POLIKLINIK
TB MILIER PADA ANAK
Salwa
109103000043
Pembimbing:
Dr. Purnama Fitri,SpA
MODUL KLINIK ILMU KESEHATAN ANAK DAN REMAJA
RUMAH SAKIT UMUM PUSAT FATMAWATIPROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
-
5/20/2018 TB Milier Anak
2/36
2
BAB I
STATUS PASIEN
I. IDENTITAS
A.Pasien
No rekam medis : 01285935
Nama : An. IL
Tempat, Tanggal Lahir : Jakarta, 28 juli 2012
Usia : 2 tahun 1 bulanJenis Kelamin : laki-laki
Agama : protestan
Alamat : RT 07 RW 13 kelurahan Tanjung Barat
Jagakarsa Jakarta Selatan
Pembayaran : Tunai
B.Orang Tua Pasien
Ayah
Nama : Tn. J
Umur : 25 tahun
Agama : protestan
Perkawinan : Pertama
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Karyawan swasta
II. ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan pada tanggal 21 agustus 2014 pukup 12.00 di poli anak
secara alloanamnesis dengan ayah pasien.
A. Keluhan Utama
Sering demam naik turun sejak kurang lebih 1 tahun SMRS (anak pertama kali
datang ke poli tanggal 7 maret 2014) .
-
5/20/2018 TB Milier Anak
3/36
3
B.Riwayat Perjalanan Penyakit
1 tahun bulan yang lalu, os sering demam, demam tidak tinggi dan hilang
timbul, menggigil (-), demam membaik dengan diberikan obat penurun panas namun
masih sering demam, demam terutama dirasakan saat malam dan pagihari. Selain itu
pasien juga tampak kurus. BB turun 3 kg dalam 1 bulan terakhir. Batuk (+) sejak 1
tahun terakhir, tetapi batuk tidak sering, batuk berdahak (-), batuk berdarah (-),
keringat malam (+), dan anak juga lebih rewel, mual (-), muntah (-), terdapat riwayat
kontak dengan penderita flek paru (ayah pasien). Riwayat kejang (-), os pernah
masuk IGD fatmawati 4 bulan yang lalu karena sesak napas yang memberat sejak 10
hari, demam tidak tinggi (+), batuk (+), kemudian os dirawat selama 1 minggu,
setelah itu keluhan sesak napas tidak pernah ada, os pernah diperiksa mantoux test 6
bulan yang lalu dan dikatakan dokter positif.
Os sudah berobat ke poli anak Fatmawati 6 bulan ini, saat ini demam (-), BB
naik 2,3 kg (dari 8,3 menjadi 10,5kg), nafus makan baik, batuk (-), sesak napas (-),
keringat malam masih sering sesekali dirasakan. Diare (-), riwayat kejang (-), obat
diminum teratur.
C.
Riwayat Penyakit Dahulu
Sejak lahir sampai saat ini, os pernah dirawat 1x yaitu 4 bulan yang lalu karena
sesak napas. Penyakit kuning (-), demam hilang timbul seperti ini (-).
D.Riwayat penyakit keluarga
Ayah pasien pernah dikatakan TB paru 6 tahun yang lalu dan mendapatkan
pengobatan selama 1 tahun, namun ayah pasien putus obat saat bulan ke 8. Ibu pasien
belum pernah periksa, riwayat HIV pada orangtua tidak diketahui.
E.Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Ibu pasien hamil selama 38 minggu. Selama hamil ibu pasien rutin kontrol ke
bidan sebanyak 1 kali per bulan. Selama kehamilan ibu pasien tidak mengeluh mual
dan muntah, nafsu makan baik. Os lahir dibidan dengan persalinan normal, BL
3400gram, PB 49cm, os langsung menangis,
-
5/20/2018 TB Milier Anak
4/36
4
F.Riwayat imunisasi
Os mendapatkan semua imunisasinya lengkap dari puskesmas jagakarsa. BCG 1x, DPT
4x, polio 4x, campak 1x, hep B 1x.
G.Susunan Keluarga
Pasien adalah anak pertama dari 1 bersaudara.
H.Riwayat Sosial Ekonomi
Ayah pasien bekerja sebagai buruh tidak tetap dengan penghasilan sekitar Rp.500.000-
750.000,-/bulan tergantung adanya panggilan kerja. Sedangkan ibu pasien saat ini tidak
bekerja (ibu rumah tangga).
I. Riwayat Nutrisi
Pasien mendapat ASI selama 6 bulan dan mendapat makanan pendamping ASI saat
usia 6 bulan, yaitu sereal. Sekarang pasien makan sebanyak 3 porsi dalam sehari.
J. Perkembangan Motorik
Duduk 6 bulan
Berjalan sendiri 12 bulan
Bicara (satu kata) 11 bulan
K.Riwayat Perumahan Dan Sanitasi
Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya, kakak dan tante. Menurut ibu pasien
ventilasi dirumah kurang, jendela rumah jarang dibuka sehingga sinar matahari kurang
menyinari semua ruangan. Pasien tinggal dilingkungan yang tidak padat penduduk. os
tinggal didaerah yang banyak terkena TB paru, ada yang sudah dinyatakan sembuh dan
banyak pula yang dinyatakan belum sembuh.
III. PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan fisik pada tanggal 20 agustus2014
Keadaan umum : Tampak sakit ringan
Kesadaran : compos mentis
Tanda vital:
TD : 90/70mmHg
-
5/20/2018 TB Milier Anak
5/36
5
HR : 110 kali/menit
RR : 24 kali/menit
Suhu : 36,9 celcius
Status Gizi
Berat Badan(BB) : 10,5 kg Tinggi Badan(TB): 75 cm Usia(U): 2 tahun 1 bulan
BB/U : -2 < z score < 1 (underweight)
TB/U : -3 < z score (severity stunted)
BB/TB : -1 < z score < 0 ( baik )
Kesan gizi berat badan baik perawakan pendek
Kepala
a.
Bentuk : normocephali, deformitas (-).
b. Wajah bentuk simetris, tidak tampak pucat.
c. Rambut : keriting, coklat kemerahan, kelebatan sedang, distribusi merata.
Mata
a. Exophthalmus : tidak ada
b. Enopthalmus : tidak ada
c. Kelopak : edema (-), ptosis (-)
d. Lensa : jernih
e. Konjungtiva : anemis - / -
f.
Sklera : ikterik - / -g. Gerakan mata : normal
h. Nistagmus : tidak ada
i. Pupil : bulat isokor, RCL +/+ RCTL+/+
Telinga
a.
Daun telinga bentuk normotia
b.
Liang Telinga: serumen +/+, secret-/-
c.
Membran timpani tidak diperiksa
Hidung
a.
Pernapasan cuping hidung (-)b. Bentuk normal, tidak ada deviasi septum
c. Mukosa tidak hiperemis
d. Sekret hidung (-)
e. Epistaksis (-)
Bibir
a. Simetris
b. Mukosa lembab
c. Sianosis (-)
d. Pucat (-)
Mulut dan tenggorokan
-
5/20/2018 TB Milier Anak
6/36
6
a. Uvula ditengah, palatum dan faring tidak hiperemis
b. Labiopalatoschizis (-).
c. Tonsil T1- T1 tenang, kripta (-), detritus (-)
Leher
a.
KGB teraba membesar di preaurikula dextra dengan diameter 2mmb. Kelenjar tiroid tidak teraba membesar
c. Trakea lurus di tengah
Thorax
a. Tampak simetris dalam keadaan statis dan dinamis.
b. Tidak ada penonjolan atau pembengkakan lokal.
c. Retraksi suprasternal (-)
d. Retraksi epigastrium (-)
e. Pulsasi ictus cordis tidak tampak
f.
Letak areola mamae simetris
Jantung
a. Inspeksi : tidak tampak pulsus iktus kordis
b. Palpasi : iktus kordis di sela iga V di sebelah medial midclavicula kiri.
c. Perkusi :
Batas kanan jantung sela iga IV linea sternalis dextra
Batas kiri jantung sela iga V, 1 cm medial linea midclavikula sininstra
Batas pinggang jantung sela iga III, linea parasternalis sininstra
Auskultasi : Bunyi jantung I dan II regular, murmur (-), Gallop (-)
Paru
a.
Inspeksi : simetris kanan kiri dalam kondisi statis dan dinamis
b. Palpasi : vocal fremitus sulit dinilai
c. Perkusi : Sonor +/-
d. Auskultasi : Suara nafas vesikuler +/, Rh +/+, Wh -/-.
Abdomen
a. Inspeksi : datar, simetris, petechie(-).
b. Palpasi : supel, NT epigastrium (-), turgor baik
Hati : teraba 1/3-1/3
Limpa : Tidak teraba pembesaran
Ginjal : ballotemen - / -c. Perkusi : timpani, shifting dullness (-)
d. Auskultasi : Bising Usus (+) normal
Genitalia
Tidak tampak kelainan
Kelenjar
a. Submandibula : tidak teraba
b. Cervical : tidak teraba
c. Supraklavikula : tidak teraba
d.
Ketiak : tidak terabae. Lipat paha : tidak teraba
-
5/20/2018 TB Milier Anak
7/36
7
Ekstremitas: akral hangat, edema(-), sianosis(-), pucat(-), CRT < 2detik
Kulit
a.
Warna : kehitaman
b.
Jaringan parut : tidak ada
c.
Pigmentasi : -d. Pertumbuhan rambut : merata
e. Lembab / kering : lembab
f. Suhu raba : hangat
g. Turgor : baik
I. Pemeriksaan Neurologis
Tanda rangsang meningeal
kaku kuduk : -
laseque : >70/>70
kerniq : >135/>135
brudzinsky I : -
brudzinsky II : -/-
Gerakan involunter : -
Trofi : eutrofi
Tonus : normotonus
Sistem sensorik : baik
Refleks fisiologis : +2/+2
Refleks patologis : -
Intelegensia : tidak valid dinilai
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil Laboratorium Tanggal 7 maret (saat pertama kali ke Poli), 16 mei (saat masuk
IGD karena sesak yang memberat) dan 17 mei (setelah transfusi)
Pemeriksaan Nilai normal 07 maret
2014
16 mei 2014 17 mei 2014
HematologiHemoglobin 10,815,6 g/dL 10 8,3 10,4
Hematokrit 35-43 % 39 26 33
Leukosit 6-17 ribu/uL 22.500 16.000 17,8
Trombosit 217-497 ribu/uL 365 360.000 239
Eritrosit 3,60-5,20 juta/uL 6,28 5,54 5,95
LED 0-10 3.0 - -
VER/HER/
-
5/20/2018 TB Milier Anak
8/36
8
KHER/RDW
VER 73-101fl 61,6 47.0 55.0
HER 23-31 pg 15,9 15.0 17,9
KHER 28-32 g/dL 25,9 32.0 32,5RDW 11,5-14,5% 22,9 23.8 30.5
Hitung Jenis
Basofil 0 - -
Eosinofil - 0 - -
Netrofil 50-70% 77 - -
Limfosit 20-40% 15 - -
Monosit 2-8% 5 - -Kimia Klinik
Fungsi Hati
SGOT 0-34 51 46 52
SGPT 0-40 13 17 26
Protein total 6-8 g/dl 5,40 - -
Albumin 3,4-4,3 g/dl 2,70 - -
Globulin 2,5-3 g/dl 2,70 - -Fungsi
Ginjal
Ureum darah 20-40 mg/dl 26 - 47
Creatinin
darah
0,6-1,5 mg/dl 1,2 - 0,8
Diabetes
GlukosaDarah
Glukosa
Darah
Sewaktu
30-60 mg/dL 37 87 72
Elektrolit
Natrium 135-147 mmol/l 138 130 132
Kalium 3,00-5,00 mmol/l 4,082,76
3,45
Klorida 95-108 mmol/l 101 99 95
-
5/20/2018 TB Milier Anak
9/36
9
Analisa Gas
Darah
PH 7,370-7,440 - 7,456 -
PCO2 35,0-45,0 - 27,9 -PO2 83-108 - 84,6 -
BP - - 750 -
HCO3 21-28 - 19,2 -
O2 Saturasi 95-99 - 97% -
BE -2,52,5 - -3,1 -
Total CO2 19-24 - 20,1 -
Pemeriksaan Nilai normal 24 agustus 14
Hematologi
Hemoglobin 10,815,6 g/dL 13,1
Hematokrit 35-43 % 38
Leukosit 6-17 ribu/uL 6600
Trombosit 217-497 ribu/uL 184.000Eritrosit 3,60-5,20 juta/uL 4,61
LED 0-10 -
VER/HER/
KHER/RDW
VER 73-101fl 78,4
HER 23-31 pg 28,4
KHER 28-32 g/dL 36,3RDW 11,5-14,5% 15,9
Glukosa Darah
Glukosa Darah Sewaktu 30-60 mg/dL 103
Elektrolit
Natrium 135-147 mmol/l 137
Kalium 3,00-5,00 mmol/l 4,61
Klorida 95-108 mmol/l 100
-
5/20/2018 TB Milier Anak
10/36
10
Kultur dan Resistensi Aerob
Bahan : darah
Jumlah kuman : -
Hasil pembiakan : -
Foto rontgen serial
a. 7 maret 2014
Sinus diafragma normal
Tampak infiltrate berbentuk multipel noduler dan berawan luas dilapangan
paru kanan dan kiri
Foto lateral
Corakan bronkovaskular kasar, tampak bercak baercak infiltrate noduler kasar
di lapangan paru, diafragma dan sinus baik
Kesan TB paru dupleks dd HIV dengan TB
V. RESUME
an Il , 2 tahun 1 bulan, datang ke poli karena mengeluh sering demam sejak 1 tahun SMRS
(kunjungan pertama 7 maret 2014), demam tidak tinggi, hilang timbul, dan sering demam
meski sudah diberi obat penurun panas, BB turun, nafsu makan turun, batuk (+) sejak 1 tahun
SMRS, keringat malam (+) sejak 3 bulan yang lalu, os sudah berobat selama 6 bulan di
fatmawati, os pernah dirawat karena sesak napas 4 bulan yang lalu, dan dirawat selama 4
hari. os juga sudah diperiksa mantoux test 6 bulan yang lalu dan dikatakan positif. ayah
pasien menderita flek paru (+) 6 tahun yang lalu dan putus obat hanya sampai 8 bulan. os
tinggal di daerah yang banyak dikatakan flek paru dan ada beberapa yang sudah sembuh
ataupun masih menjalani pengobatan rutin 6 bulan.
pemeriksaan fisik 21/8/2014
os TSR, CM, TD 90/70mmHg, Nadi 110x/menit, RR 25x/menit, t 36,9. status gizi pasien
underweigh dengan perawakan pendek. dari status generalis teraba pembesaran KGB
multipel di regio colli dextra diameter 2mm, pemeriksaan paru Suara nafas vesikuler +/+,
Rhonkhi kasar +/+, wheezing -/-. pemeriksaan abdomen teraba hepar 1/3-1/3.
-
5/20/2018 TB Milier Anak
11/36
11
pemeriksaan penunjang
pemeriksaan darah dalam batas normal, pemeriksaan foto torax
-7 maret 2014 terdapat TB paru dupleks advanced
-16 mei 2014, TB paru dupleks, susp pneumotoraks superior kanan
-17 mei 2014 pneumotoraks kanan, dan infiltrat dikedua paru, DD TB paru dengan
pneumonia.
-USG abdomen hepatomegali ringan yang lain dalam batas normal.
VI. DIAGNOSIS KERJA
- TB paru milier on OAT 6 bulan
VII. PENATALAKSANAAN
- KDT 1x2tab
-
Curcuma 1x1tab
VIII.PROGNOSIS
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad fungsionam : dubia ad malam
Ad sanationam : dubia ad malam
IX. FOLLOW UP
8 maret 2014 20 maret 2014 12 april 2014 4 mei 2014
S Demam (-), batuk (+),
nafsu makan masih
menurun, BB turun,
keringat malam (+), mual
(-), muntah (-), kuning (-)
BB tidak naik,
demam (-), sesak
napas (-), ayah pasien
batuk darah (+), ayah
riw OAT lepas obat 1
bulan yang lalu, mual
(-), muntah (-),
kuning (-)
Kontrol Kontrol, BB turun,
mual (-), muntah (-),
kuning (-), WK
belum dilakukan,
skorung TB keluarga
belum ada,
O nadi:120x/mnt
FP:26x/mnt
BB: 8,3kg
PB:76cm
Mata: kojungtiva pucat
+/+, sklera ikterik -/-
Nadi : 100x/mnt
FP:28 x/mnt
S: 35,1C
BB: 8kg
PB:76 cm
Mata: kojungtiva pucat -/-,
nadi:100x/mnt
FP:24 x/mnt
S: 36,0C
BB: 9,8kg gram
PB:76 cm
Mata: kojungtiva pucat -/-,
nadi:100x/mnt
FP:24 x/mnt
S: 36,0C
BB: 9,8kg gram
PB:76 cm
Mata: kojungtiva pucat -/-,
-
5/20/2018 TB Milier Anak
12/36
12
Hidung:napas cuping
hidung (-), sekret -/-
Telinga:sekret -/-
Mulut:mukosa lembab
(+), sianosis (-),
geographic tongue (+)Leher:KGB teraba
membesar multipel
diameter 3mm
Thorax:retraksi (-)
Pulmo:vesikuler +/+,
rhonki kasar +/+,
wheezing -/-
Cor:bunyi jantung 1 dan 2
reguler, murmur (-), gallop
(-)
Abdomen:datar, supel,
hepar dan lien tidak teraba
membesar, bising usus (+)
normal
Ekstremitas:akral hangat
++/++, edema --/--, CRT
-
5/20/2018 TB Milier Anak
13/36
13
BB: 9kg
PB:78cm
Mata: kojungtiva pucat
+/+, sklera ikterik -/-
Hidung:napas cuping
hidung (+), sekret -/-Telinga:sekret -/-
Mulut:mukosa lembab
(+), sianosis (-),
geographic tongue (+)
Leher:KGB teraba
membesar multipel
diameter 3mm
Thorax:retraksi (+)
Pulmo:vesikuler +/+,
rhonki kasar +/+,
wheezing -/-
Cor:bunyi jantung 1 dan 2
reguler, murmur (-), gallop
(-)
Abdomen:datar, supel,
hepar teraba 4cm jbac dan
lien tidak teraba
membesar, bising usus (+)
normal
Ekstremitas:akral hangat
++/++, edema --/--, CRT
-
5/20/2018 TB Milier Anak
14/36
14
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
3.1. Definisi
Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh
Mycobacterium tuberculosis. Umumnya TB menyerang paru-paru, sehingga disebut dengan
TB paru. Tetapi kuman TB juga bisa menyebar ke bagian atau organ lain dalam tubuh. Bila
kuman TB menyerang otak dan sistem saraf pusat, akan menyebabkan meningitis TB. Bila
kuman TB menginfeksi hampir seluruh organ tubuh, seperti ginjal, jantung, saluran kencing,
tulang, sendi, otot, usus, kulit, disebut TB milier atau TB ekstrapulmoner. .1,2
Sedangkan TB milier termasuk salah satu bentuk TB yang berat dan merupakan 3-7%
dari seluruh kasus TB dengan angka kematian yang tinggi (25% pada bayi). TB milier
merupakan penyakit limfo hematogen sistemik akibatpenyebaran kuman M.tuberculosis dari
kompleks primer yang biasanya terjadi dalam waktu 2-6 bulan pertama setelah infeksi awal.1
3.2. Epidemiologi
Pada tahun 2009 WHO (World Health Organization) melaporkan lebih dari 5,8 juta
kasus baru TB (semua jenis,TB paru dan ekstraparu) berasal dari negara-negara berkembang.
WHO memperkirakan bahwa kasus baru 9,4 juta terjadi di seluruh dunia pada tahun 2009,
diantaranya 95 % berasal dari negara-negara berkembang di Asia (5,2 juta), Afrika (2,8 juta),
Timur Tengah (0,7 juta), dan Amerika Latin (0,3 juta).8 Lebih lanjut diperkirakan bahwa 1,7
juta kematian diakibatkan oleh TB, termasuk 0,4 juta orang yang menderita TB dengan
infeksi HIV yang berasal dari negara-negara berkembang. Jumlah seluruh kasus TB anak dari
7 Rumah Sakit Pusat Pendidikan di Indonesia selama 5 tahun (1998-2002) adalah 1086
penyandang TB. Kelompok usia terbanyak adalah 12-60 bulan (42,9%), sedangkan untukbayi
-
5/20/2018 TB Milier Anak
15/36
15
lain anak yang terpajan dengan orang dewasa dengan TB aktif (kontak TB positif), daerah
endemis, kemiskinan, lingkungan yang tidak sehat dan tempat penampungan umum (panti
asuhan, penjara atau panti perawatan lain), yang banyak terdapat pasien TB dewasa aktif.1
3.3. Etiologi
Penyebab infeksi tuberkulosis adalah Mycobacterium tuberculosis, sejenis kuman
berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/m dan tebal 0,3-0,6/m. Mycobacterium
tuberculosis merupakan kuman batang aerobik dan tahan asam dan merupakan organisme
patogen yang penting bagi manusia.3,4
3.4. Patogenesis
Penularan TBC terjadi karena menghirup udara yang mengandung
Mikobakterium tuberkulosis (M.Tb), di alveolus M.Tb akan difagositosis oleh makrofag
alveolus dan dibunuh. Tetapi bila M.Tb yang dihirup virulen dan makrofag alveolus lemah
maka M.Tb akan berkembang biak dan menghancurkan makrofag. Monosit dan makrofag
dari darah akan ditarik secara kemotaksis ke arah M.Tb berada, kemudian memfagositosis
M.Tb tetapi tidak dapat membunuhnya. Makrofag dan M.Tb membentuk tuberkel yang
mengandung sel-sel epiteloid, makrofag yang menyatu (sel raksasa Langhans) dan limfosit.
Tuberkel akan menjadi tuberkuloma dengan nekrosis dan fibrosis di dalamnya dan mungkin
juga terjadi kalsifikasi. Lesi pertama di alveolus (fokus primer) menjalar ke kelenjar limfe
hilus dan terjadi infeksi kelenjar limfe, yang bersama-sama dengan limfangitis akan
membentuk kompleks primer. Dari kelenjar limfe M.Tb dapat langsung menyebabkan
penyakit di organ-organ tersebut atau hidup dorman dalam makrofag jaringan dan dapat aktif
kembali bertahun-tahun kemudian. Tuberkel dapat hilang dengan resolusi atau terjadi
kalsifikasi atau terjadi nekrosis dengan masa keju yang dibentuk oleh makrofag. Masa kejudapat mencair dan M.Tb dapat berkembang biak ekstra selular sehingga dapat meluas di
jaringan paru dan terjadi pneumonia, lesi endobronkial, pleuritis atau Tb milier. Juga dapat
menyebar secara bertahap menyebabkan lesi di organ-organ lainnya .1,2
Sedangkan Terjadinya TB milier dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu kuman
M.tuberculosis (jumlah dan virulensi), status imunologis pasien (non spesifik dan spesifik).
Beberapa kondisi yang menurunkan sistem imun juga dapat menyebabkan timbulnya TB
milier, seperti infeksi HIV, malnutrisi, infeksi campak, pertusis, paparan asap rokok, diabetesmelitus, konsumsi alkkohol dan obat bius, gagal ginjal, keganasan, penggunaan
-
5/20/2018 TB Milier Anak
16/36
16
kortikosteroid jangka lama. Faktor lingkungan (kurangnya paparan sinar matahari,
perumahan padat, polusi udara, serta faktor sosial ekonomi) akan meningkatkan resiko
terinfeksi.
3.5. Perjalanan alamiah
Manifestasi klinis TB di berbagai organ muncul dengan pola yang konstan, sehingga
dari studi Wallgren dan peneliti lain dapat disusun suatu kalender terjadinya TB di berbagai
organ.
Gambar 3.1. Kalender perjalanan penyakit TB primer
Proses infeksi TB tidak langsung memberikan gejala. Uji tuberkulin biasanya positif
dalam 4-8 minggu setelah kontak awal dengan kuman TB. Pada awal terjadinya infeksi TB,
dapat dijumpai demam yang tidak tinggi dan eritema nodosum, tetapi kelainan kulit ini
berlangsung singkat sehingga jarang terdeteksi. Sakit TB primer dapat terjadi kapan saja pada
tahap ini.2
Tuberkulosis milier dapat terjadi setiap saat, tetapi biasanya berlangsung dalam 3-6
bulan pertama setelah infeksi TB, begitu juga dengan meningitis TB. Tuberkulosis pleura
terjadi dalam 12 bulan pertama setelah infeksi TB. Tuberkulosis sistem skeletal terjadi pada
tahun pertama, walaupun dapat terjadi pada tahun kedua dan ketiga. Tuberkulosis ginjalbiasanya terjadi lebih lama, yaitu 5-25 tahun setelah infeksi primer. Sebagian besar
manifestasi klinis sakit TB terjadi pada 5 tahun pertama, terutama pada 1 tahun pertama, dan
90% kematian karena TB terjadi pada tahun pertama setelah diagnosis TB.1
3.6. Manifestasi klinis
-
5/20/2018 TB Milier Anak
17/36
17
Manifestasi klinis TB milier dapat bermacam-macam, bergantung pada banyaknya
kuman dan jenis organ yang terkena. Gejala yang sering dijumpai adalah keluhan kronik yang
tidak khas, seperti anoreksia dan berat badan turun atau gagal tumbuh (dengan demam ringan
atau tanpa demam), demam lama dengan penyebab yang tidak jelas, serta batuk dan sesak
napas. Dibagian ilmu kesehatan Anak RS Dr. Soetomo Surabaya mulai dari tahun 1999
sampai dengan tahun 2003, didapatkan 43 pasien TB milier, 56% dibawa ke RS dengan
keluhan utama batuk dan sesak napas, 19% kejang dan 16% menderita demam
berkepanjangan tanpa penyebab yang jelas. 1,2
TB milier juga dapat diawali dengan serangan akut berupa demam tinggi yang
sering hilang timbul (remittent), pasien tampak sakit berat dalam beberapa hari, tetapi tanda
dan gejala penyakit saluran napas belum ada. Pada kurang lebih 50% pasien, limfadenopati
superfisial dan hepatomegali akan terjadi dalam beberapa minggu. Demam kemudian
bertambah tinggi suhunya berlangsung terus menerus / kontinu, demam tersebut terjadi tanpa
disertai gejala saluran napasatau disertai gejala minimal, dan rotgen paru biasanya masih
tampak normal.2,3
Beberapa minggu kemudian pada hampir semuaorgan terbentuk tuberkel difus
multipel terutama di paru, limpa, hati dan sumsum tulang. Gejala klinis biasanya timbul
akibat gangguan pada paru yaitu gejala respiratorik seperti batuk dan sesak napas disertai
ronki atau mengi. Pada kelainan paru yang lebih lanjut, timbul sindrom sumbatan alveolar,
sehingga dapat dijumpai gejala distress pernapasan, hipoksia, pneumotoraks dan
penumomediastinum. Dapat juga terjadi gangguan fungsi organ, kegagalan multiorgan, serta
syok. 2.3
Gejala lain yang dapat ditemukan adalah kelainan kulit berupa tuberkuloid , papulanekrotik, nodul atau purpura. Tuberkel koroid ditemukan pada 13-87% pasien dan jika
ditemukan dini dapat merupakan tanda yang sangat spesifik dan sangat membantu diagnosis
TB milier. 2,3
Meningitis TB dan peritonitis TB dapat ditemukan pada 20-40% pasien yang
penyakitnya sudah berat. Sakit kepala kronik atau berulang biasanya merupakan gejala telah
terjadinya meningitis dan merupakan indikasi untuk melakukan pungsi lumbal. Peritonitis TB
ditandai oleh keluhan nyeri atau pembengkakan abdomen.
-
5/20/2018 TB Milier Anak
18/36
18
Lesi milier dapat terlihat pada rontgen paru dalam waktu 2-3 minggu setelah
penyebaran kuman secara hematogen. Gambaran nya sangat khas, berupa tuberkel halus
(milled seed) yang tersebar merata di seluruh lapang paru, dengan bentuk yang khas
dan ukuran yang hampir seragam (1-3mm). lesi kecil dapat bergabunng membentuk
lesi yang lebih besar, kadang-kadang membentuk infiltrate yang luas . Sekitar 1-2
minggu setelah timbulnya penyakit, lesi yang tidak teratur seperti kepingan salju dapat dilihat
pada rontgen paru.
3.6. Diagnosis
Diagnosis TB milier pada anak dibuat berdasarkan adanya riwayat kontak
dengan pasien TB dewasa yang infeksius (BTA positif), gambaran radiologisyang khas,gambaran klinis, serta uji tuberculin yang positif. Uji tuberculin tetap merupakan alat bantu
diagnosis TB
Diagnosis pasti TB ditegakkan dengan ditemukannya Mycobacterium tuberculosis
pada pemeriksaan sputum atau bilasan lambung, cairan serebrospinal, cairan pleura, atau
pada biopsi jaringan. Pada anak, kesulitan menegakkan diagnosis pasti disebabkan oleh dua
hal, yaitu sedikitnya jumlah kuman (paucibacillary) dan sulitnya pengambilan spesimen
(sputum).1
TB tidak menunjukkan tanda dan gejala yang pasti, hanya sebagian kecil yang
menunjukkan gejala tidak spesifik seperti demam, anoreksia, penurunan berat badan, dan
batuk. Kesulitan mendiagnosis TB pada anak disebabkan oleh karena gejala batuk pada anak
tidak sejelas orang dewasa, sehingga dengan demikian pada anak BTA positif dari sputum
tidak dapat dipakai sebagai dasar diagnosis. Diagnosis pada anak dapat dilakukan dengan
pertimbangan gejala klinis yang timbul dan dapat didukung dengan melakukan uji tuberkulin
dan foto toraks.1,2
Manifestasi klinis tidak spesifik
a. Berat badan turun atau malnutrisi tanpa sebab yang jelas atau tidak naik dalam 1
bulan dengan penanganan gizi.
b. Nafsu makan tidak ada (anoreksia) dengan gagal tumbuh dan berat badan tidak naik
(failure to thrive) dengan adekuat.
c.
Demam lama/berulang tanpa sebab yang jelas (bukan tifus, malaria atau infeksi
saluran nafas akut), dapat disertai keringat malam.
http://indonesian-publichealth.com/2013/06/diagnosa-penyakit-tb-paru.htmlhttp://indonesian-publichealth.com/2013/06/diagnosa-penyakit-tb-paru.html -
5/20/2018 TB Milier Anak
19/36
19
d. Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak sakit, biasanya multiple, paling
sering di daerah leher, axilla dan inguinal.
e.
Gejala-gejala respiratorik :
- batuk lama lebih dari 3 minggu
- tanda cairan di dada, nyeri dada
f.
Gejala gastrointestinal
- diare persisten yang tidak sembuh dengan pengobatan diare
- benjolan/massa di abdomen
- tanda-tanda cairan dalam abdomen
Manifestasi Spesifik
Tb kulit/skrofuloderma
Tb tulang dan sendi
-
Tulang punggung (spondilitis) : gibbus
- Tulang panggul (koksitis) : pincang
- Tulang lutut : pincang dan/atau bengkak
-
Tulang kaki dan tangan
Tb Otak dan Saraf
- Meningitis dengan gejala iritabel, kaku kuduk, muntah-muntah dan kesadaran
menurun
Gejala mata : Conjungtivitis phlyctenularis, Tuberkel koroid (hanya terlihat dengan
funduskopi)
Lain-lain
3.7. Pemeriksaan penunjang
Uji tuberculin (Mantoux)
Uji tuberkulin dilakukan dengan cara Mantoux (penyuntikan intrakutan). Tuberkulin yang
dipakai adalah tuberkulin PPD RT 23 kekuatan 2 TU atau PPD-S kekuatan 5 TU.
Pembacaan dilakukan 48-72 jam setelah penyuntikan. Diukur diameter tranversal dari
indurasi yang terjadi. Ukuran dinyatakan dalam mm, dikatakan positif bila indurasi : > 10
mm.
-
5/20/2018 TB Milier Anak
20/36
20
Reaksi cepat BCG
Bila dalam penyuntikan BCG terjadi reaksi cepat berupa kemerahan dan indurasi > 5 mm
(dalam 3-7 hari) maka dicurigai telah terinfeksiMycobacterium tuberculosis.
Foto Rontgen Paru : seringkali tidak khas
Pembacaan sulit, hati-hati kemungkinan overdiagnosis atau underdiagnosis. Paling
mungkin kalau ditemukan infiltrat dengan pembesaran kelenjar hilus atau kelenjar
paratrakeal.
Gambaran rontgen paru pada Tb dapat berupa :
Milier, Atelektasis, Infiltrat , pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal, konsolidasi
(lobus), reaksi pleura dan/atau efusi pleura, kalsifikasi, bronkiektasis, kavitas, destroyed
lung.
Catatan : diskongkruensi antara gambaran klinis dan gambaran radiologis, harus
dicurigai Tb. Foto Rontgen paru sebaiknya dilakukan PA dan lateral serta dibaca oleh
ahlinya.
Pemeriksaan mikrobiologi : pemeriksaan langsung BTA (mikroskopis) dan kultur dari
sputum (pada anak bilasan lambung karena sputum sulit didapat ).
Pemeriksaan serologi (ELISA, PAP, Mycodot, dll)masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Pemeriksaan patologi anatomi.
Untuk memudahkan diagnosis TB paru pada anak, IDAI merekomendasiskan
diagnosis TB anak dengan sistem skoring, yaitu pembobotan terhadap gejala atau tanda
klinis yang dijumpai.
Parameter 0 1 2 3
Kontak TB Tidak jelas - Laporan
keluarga (BTA
negatif atau
tidak jelas)
BTA(+)
Uji Tuberkulin Negatif - - Positif ( 10 mm
-
5/20/2018 TB Milier Anak
21/36
21
Catatan:
Diagnosis dengan sistem skor ditegakkan oleh dokter.
Jika dijumpai skrofuloderma, langsung didiagnosis tuberkulosis.
Berat badan dinilai saat datang.
Demam dan batuk tidak ada respon terhadap terapi sesuai baku.
Gambaran sugestif TB, berupa; pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal
dengan/tanpa infiltrat; konsolidasi segmental/lobar; kalsifikasi dengan infiltrat;
atau 5 mm pada
keadaan
imunosupresi)
Berat badan /Status Gizi
- BB/TB 3 minggu
f. Sakit dan demam lama tanpa penyebab yang jelas
g. BB turun tanpa sebab yang jelas atau BBkurang baik yang tidak naik dalam 1 bulan meskipun
sudah dengan penanganan gizi (failure to thrive)
h. Gejala klinis spesifik (limfe, otak, tulang)
i. Skofuloderma
j. Konjungtivits fliktenularis
3
Dianggap TB
Membaik memburuk
Beri OAT observ 2
minggu
TB
Teruskan
Bukan TB kebal obat
Rujuk ke RS
Perhatian
Bila terdapat tanda-
tanda bahaya :
-kejang-kesadaran menurun
-kaku kuduk
Rumah sakit :
-gejala klinis
-uji tuberculin
-foto rontgen-pemeriksaan mikro dan sero
-Pemeriksaan PA
Alur deteksi dini dan rujukan TB anak
-
5/20/2018 TB Milier Anak
33/36
33
Pada pasien ditemukan > 3 gejala curiga TB yaitu : kontak TB, tuberculin (+), foto Ro, batuk
>3 minggu, demam yang tidak jelas penyebabnya, BB turun, dan diberika OAT selama 2
minggu, kemudian didapatkan klinis membaik. Maka pasien ini didiagnosis TB namun
selama rawat jalan harus memperhatikan adanya kejang, kesadaran menurun, kaku kuduk,
benjolan dipunngungm ataupun kegawatdan yang lain untuk dapat dirujuk ke RS.
Sedangkan berdasarkan skoring TB, pada pasien ini ditemukan skor 10 untuk diagnosis TB :
Untuk penatalaksanaan pada pasien ini diberikan KDT 1x2, ini sesuai dengan dosis
kombinasi yang sudah ditetapkan, kaena BB pasien adalah 10,5kg.
Parameter 0 1 2 3
Kontak TB Tidak jelas - Laporan keluarga
(BTA negatif atau
tidak jelas)
BTA(+)
Uji Tuberkulin Negatif - - Positif ( 10 mm atau
5 mm pada keadaan
imunosupresi)
Berat badan / Status
Gizi
- BB/TB 1, tidak nyeri
- -
Pembengkakan
tulang / sendi
panggul, lutut, falang
- Ada
pembengkakan
- -
Foto Thorak Normal/kelainan
tidak jelas
Gambaran
sugestif TB
- -
-
5/20/2018 TB Milier Anak
34/36
34
Dosis kombinasi pada TB anak
Berat badan (kg) 2 bulan RHZ (75/50/150) 4 bulan RH (75/50)
5-9 1 tab 1 tab
10-14 2 tab 2 tab15-19 3 tab 3 tab
20-32 4 tab 4 tab
Pada TB milier juga harus diberikan prednison dengan dosis 1-2mg/KgBB/hari selama 2-4
minggu selanjutnya diturunkan perlahan hinga 2-6 minggu.
Pengobatan TB terbagi menjadi 2 fase yaitu fase intensif dan fase lanjutan, pada TB
milier fase intensif diberikan 4 macam obat (rifampisin, pirazinamid, isoniazid, etambutol
atau streptomisin). Dan pada fase lanjutan diberikan rifampisin dan isoniazid selama 10
bulan. Jadi total diberikan OAT selama 12 bulan. pada pasien ini sudah menjalani pengobatan
TB selama 6 bulan, dengan KDT 1x2tablet, pada saat fase intensif diberikan KDT 1x1tab,
Prednisone 3x5mg, Etambutol 1x175mg.
Untuk evaluasi pengobatan Tb milier pada pasien ini, diantaranya adalah :
- Hilangnya demam
-
Perbaikan foto rontgen setelah 4 minggu pengobatan
- Peningkatan nafsu makan
- Perbaikan kualitas hidup
- Peningkatan BB
- Gambaran milier berangsur angsur hilang dalam 5-10 minggu tetapi bisa juga
belum ada perbaikan dalam waktu beberapa bulan.
-
Efek samping. Seperti gangguan GIT, hepatotoksisitas, ruam-ruam, hepatotoksitas
ditandai dengan peningkatan SGPT (>5x) tanpa gejala atau (>3x) dengan gejala.
Untuk prognosis pada ini, harus diketahui terlebih dahulu factor risiko terjadinya TB milier,
TB milier dapat terjadi karena adanya 2 faktor ( kuman M.Tb jumalah dan virulensi) serta
imunologis pasien ( HIV, malnutrisi, infeksi campak, pertussis, oleh karena itu belum
diketahui secara pasti apakah anak menderita imnuocompromised atau tidak, sehingga
prognosis ad vitam dubia ad malam, sedangkan ad functionam dubia ad bonam (hal ini
karena dengan pengobatan yang rutin, gambaran milier bisa hilang dalam waktu bbrpa
minggu sampai berbulan-bulan dan respon terapi yang baik pada pasien ini) dan ad
sanationam dubia ad malam, hal ini karena pasien tinggal di daerah yang banyak
-
5/20/2018 TB Milier Anak
35/36
35
penduduknya didiagnosis TB ditambah dengan ayah pasien yang pernah didiagnsosis TB
namun putus obat.
-
5/20/2018 TB Milier Anak
36/36
36
DAFTAR PUSTAKA
1.
Munoz FM, Starke JR. Tuberculosis. Dalam : Behrman RE, Kleigman RM, Jenson HB,
penyunting. NelsonTextbook of Pediatrics. Edisi ke-17. Philadelphia : WB Saunders,
2003.
2.
Rahajoe dkk. Tuberkulosis. Dalam Buku Ajar Respirologi Anak. IDAI. 2010.
3. Rahajoe N, Basir D, Makmuri MS, Kartasasmita CB. Pedoman Nasional Tuberkulosis
Anak. UKK Pulmonologi : PP IDAI, 2005.
4. Hiroshi Nakaoka; Lovett Lawson; S. Bertel Squire; Brian Coulter; Pernille Ravn; Inger
Brock; C. Anthony Hart; Luis E. Cuevas. Risk for tuberculosis among children. Journal
of Emerging Infectious Diseases. 2006. Diunduh dariwww.nejm.org
5.
Suhail Ahmad. New approach in the diagnosis and treatment of latent tuberculosis
infection. Journal
of Respiratory Research. 2010;11. 2010. Diunduh dari
www.medscape.com
6.
Hopewell PC, Bloom BR. Tuberculosis and other mycobacterial diseases. In: Murray JF,
Nadel JA, penyunting. Textbook of Respiratory Medicine, 4th ed. Philadelphia: WB
Saunders; 2005.
7.
Kenyorini, Suradi, Eddy Surjanto. Uji tuberkulin. Jurnal tuberculosis Indonesia vol 3
no.2. September 2006.
http://www.nejm.org/http://www.nejm.org/http://www.nejm.org/http://www.medscape.com/http://www.medscape.com/http://www.medscape.com/http://www.nejm.org/