TB n hipertensi

62
GAMBARAN DISTRIBUSI PENYAKIT TB PARU DAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS HELVETIA PERIODE JANUARI 2008- SEPTEMBER 2009 OLEH KELOMPOK II 1. DWI HANDAYANI 071000150 2. MANSUR SYAH 061000216 3. P. ERNAWATI PANJAITAN 061000161 4. RAFIAH MAHARANI P.

description

ini adalah laporan penelitian kami di puskesmas helvetia kota medan...

Transcript of TB n hipertensi

Page 1: TB n hipertensi

GAMBARAN DISTRIBUSI PENYAKIT TB PARU DAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS HELVETIA PERIODE JANUARI 2008-SEPTEMBER 2009

GAMBARAN DISTRIBUSI PENYAKIT TB PARU DAN HIPERTENSI DI PUSKESMAS HELVETIA PERIODE JANUARI 2008-SEPTEMBER 2009

OLEH KELOMPOK II

1. DWI HANDAYANI0710001502. MANSUR SYAH0610002163. P. ERNAWATI PANJAITAN0610001614. RAFIAH MAHARANI P.061000180

Page 2: TB n hipertensi

BAB 11.1 Latar belakangBAB 11.1 Latar belakang

Latar belakang diangkatnya masalah penyakit Hipertensi adalah berdasarkan laporan bulanan dari Januari 2008 sampai dengan September 2009, penyakit Hipertensi termasuk di dalam sepuluh penyakit terbesar di wilayah kerja Puskesmas Helvetia yaitu berada pada urutan ketiga dengan jumlah kunjungan sebanyak 14.896 kunjungan dengan kasus sebanyak 647 kasus. Dan, masih tingginya kasus TB dari Januari 2008 sampai dengan September 2009 sebanyak 142 kasus.

Page 3: TB n hipertensi

1.2 Perumusan Masalah1.2 Perumusan Masalah

Adapun permasalahan yang dalam laporan LKP ini adalah:

1.2.1 Belum diketahuinya gambaran penderita TB Paru BTA (+) di Puskesmas Helvetia, Kecamatan Helvetia dari

Januari 2008 sampai dengan September 2009.

1.2.2 Belum diketahuinya gambaran penderita hipertensi di Puskesmas Helvetia, Kecamatan, Helvetia dari Januari 2008 sampai dengan September 2009.

Page 4: TB n hipertensi

1.3. Tujuan1.3. Tujuan

1.3.1 Tujuan Umum

a. Untuk mengetahui gambaran penderita TB Paru BTA (+) di Puskesmas Helvetia, Kecamatan Helvetia dari Januari 2008 sampai dengan September 2009.

b. Untuk mengetahui gambaran penderita hipertensi di Puskesmas Helvetia, Kecamatan Helvetia dari Januari 2008 sampai dengan September 2009.

Page 5: TB n hipertensi

1.3.2 Tujuan Khusus

A. Tuberkulosis Parua. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita TB Paru BTA (+)

berdasarkan orang (umur dan jenis kelamin), waktu, dan tempat di Puskesmas Helvetia dari Januari 2008 sampai dengan September 2009.

a. Untuk mengetahui distribusi proporsi penderita Hipertensi berdasarkan orang (umur dan jenis kelamin), waktu, dan tempat di Puskesmas Helvetia dari Januari 2008 sampai dengan September 2009.

Page 6: TB n hipertensi

1.4 Manfaat Penelitian1.4 Manfaat Penelitian

a. Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas Helvetia untuk meningkatkan kinerja dan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

b. Menambah pengetahuan dan pengalaman belajar bagi mahasiswa dalam meningkatkan profesionalisme dan keterampilan teknis sebagai calon tenaga kesehatan di masa yang akan datang.

Page 7: TB n hipertensi

BAB 22.1 GAMBARAN UMUM PUSKESMAS BAB 22.1 GAMBARAN UMUM PUSKESMAS

2.1.1 Letak Puskesmas Helvetia

Puskesmas Helvetia terletak di Jl. Kemuning Perumnas Helvetia di Lingkungan Kelurahan Helvetia, Kecamatan Medan Helvetia, dengan luas wilayah 11,60 km2 dan jumlah penduduk 142.187 jiwa.

2.1.2 Visi, Misi dan Motto Puskesmas Helvetia

Page 8: TB n hipertensi

2.1.3 Data Demografi2.1.3 Data Demografi

Wilayah kerja Puskesmas Helvetia terdiri dari 7 kelurahan dengan luas wilayah 11,60 km2. Terdiri dari 35.144 KK dengan jumlah penduduk 142.187 jiwa dimana laki-laki 71.542 orang dan perempuan 70.645 orang.

A. UmurBerdasarkan umur, penduduk di wilayah kerja Puskesmas

Helvetia yang terbanyak adalah usia reproduktif (15-49 tahun) sebanyak 84.789 jiwa (59,63%) dan paling sedikit adalah lansia (>60 tahun) yaitu sebanyak 4.348 jiwa ( 3,09%).

Page 9: TB n hipertensi

B. Jenis Kelamin Berdasarkan jenis kelamin, penduduk di wilayah kerja

Puskesmas Helvetia yang terbanyak adalah laki-laki yaitu sebanyak 71.542 jiwa (50,32%) dan paling sedikit adalah perempuan yaitu sebanyak 70.645 jiwa (49,68%).

C. Tingkat Pendidikan

Pendidikan penduduk di wilayah kerja Puskesmas Helvetia yang terbanyak adalah SLTA yaitu 45.958 jiwa (32,32%) dan paling sedikit adalah tidak/belum pernah sekolah yaitu 1.942 jiwa (1,37%).

Page 10: TB n hipertensi

D. Suku BangsaBerdasarkan suku, penduduk di wilayah kerja Puskesmas

Helvetia yang terbanyak adalah Jawa yaitu sebanyak 51.024 orang (35,89 %) dan paling sedikit adalah lain-lain yaitu sebanyak 5.345 orang (3,76%).

E. Mata PencaharianMata pencaharian penduduk di wilayah kerja Puskesmas

Helvetia yang terbanyak adalah wiraswasta yaitu sebanyak 55.072 orang (46,90 %) dan paling sedikit adalah nelayan yaitu sebanyak 224 orang (0,19%).

Page 11: TB n hipertensi

F. Sarana PendidikanSarana pendidikan terbanyak adalah SD sebanyak 51 unit

(35,17%) dan yang paling sedikit adalah STM yaitu 6 unit (4,14%). G. Sarana Kesehatan

Sarana kesehatan yang terdapat di wilayah Puskesmas Helvetia sangat bervariasi. Sarana kesehatan yang paling banyak adalah Praktek Dokter Umum Swasta sebanyak 171 unit. Dan yang paling sedikit adalah RSU Paru (BP4) yang hanya 1 unit.

H. Data Higiene Sanitasi

Pencapaian higiene sanitasi di wilayah Puskesmas Helvetia tahun 2008 pada dasarnya sudah mencapai target

Page 12: TB n hipertensi

2.2 Sumber Daya2.2 Sumber Daya

2.2.1 Tenaga Kesehatan Puskesmas Helvetia

Jumlah tenaga kesehatan yang terdapat di Puskesmas Helvetia berjumlah 49 orang dimana tenaga kesehatan yang paling banyak adalah perawat yaitu 18 orang (35,29%) dan yang paling sedikit adalah SPK yaitu 1 orang (1,96%).

2.2.2 Sarana/ Fasilitas Puskesmas Helvetia

Page 13: TB n hipertensi

2.3 Kegiatan Pelayanan di Puskesmas Helvetia

2.3 Kegiatan Pelayanan di Puskesmas Helvetia

2.3.1 Upaya Kegiatan WajibA. Promosi KesehatanB. Kesehatan LingkunganC. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)termasuk KBD. Peningkatan GiziE. Pemberantasan dan Pencegahan Penyakit F. Pengobatan G. Pencatatan dan Pelaporan

Page 14: TB n hipertensi

2.3.2 Upaya Kesehatan Pengembangan

A. Usaha Kesehatan SekolahB. Kesehatan Olah RagaC. Perawatan Kesehatan MasyarakatD. Upaya Kesehatan LanjutanE. Pembinaan Pengobatan TradisionalF. Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut

Page 15: TB n hipertensi

2.4 Data 10 Penyakit Terbesar di Puskesmas Helvetia Berdasarkan Kunjungan Periode Januari 2008 sampai dengan September 2009

Tabel 2.10 Distribusi Proporsi 10 Penyakit Terbesar di Puskesmas Helvetia Bedasarkan Kunjungan Periode Januari 2008 sampai dengan September 2009

2.4 Data 10 Penyakit Terbesar di Puskesmas Helvetia Berdasarkan Kunjungan Periode Januari 2008 sampai dengan September 2009

Tabel 2.10 Distribusi Proporsi 10 Penyakit Terbesar di Puskesmas Helvetia Bedasarkan Kunjungan Periode Januari 2008 sampai dengan September 2009

No Penyakit Jumlah %

1 ISPA 55642 30,06

2 Hipertensi 32565 17,59

3 Rematik 29820 16,11

4 Gastritis 25521 13,79

5 DM 16308 8,81

6 Peny. TB Kulit 8817 4,76

7 Gimul 8504 4,59

8 Penyakit Mata 3127 1,69

9 THT 2487 1,37

10 Diare 2293 1,23

Total 185084 100

Page 16: TB n hipertensi

BAB 3TINJAUAN PUSTAKABAB 3TINJAUAN PUSTAKA

Tuberkulosis (TB Paru) adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberkulosis. Mycobacterium tuberkulosis adalah bakteri aerob, berbentuk batang lurus atau agak bengkok dengan ukuran 0,2 - 0,4 x 1 - 4 um, yang tidak membentuk spora.

Sumber penularan adalah pasien TB BTA positif. Pada waktu batuk atau bersin, pasien menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk percikan dahak (droplet nuclei). Gejala penyakit tuberkulosis ada dua yaitu gejala umum (sisitemik) dan khusus (respiratorik). TB Paru dapat kita diagnosa  melalui pengkajian dari gejala klinis, pemeriksaan fisik, gambaran radiologi atau Rontgen Paru  dan pemeriksaan laboratorium klinis maupun bakteriologis.

Page 17: TB n hipertensi

Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien, mencegah kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap OAT. Strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short-course) pertama kali diperkenalkan pada tahun 1996 dan telah diimplementasikan secara meluas dalam sistem pelayanan kesehatan masyarakat. Strategi ini diartikan sebagai "pengawasan langsung menelan obat jangka pendek oleh pengawas pengobatan" setiap hari.

Page 18: TB n hipertensi

Pencegahan TB Paru A. Primary Prevention Pencegahan TB Paru A. Primary Prevention

a. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh

1. Vaksin BCG2. Pola hidup sehat.

b. Menjaga Kebersihan Lingkungan

1. Kondisi rumah yg sehat2. Pendidikan kesehatan

Page 19: TB n hipertensi

B. Secondary Prevention

Pencegahan tingkat kedua ini dengan penemuan kasus (case finding) yaitu menemukan kasus atau penderita TB Paru baik secara aktif yaitu mencari penderita TB Paru di masyarakat oleh petugas puskesmas maupun secara pasif yaitu menunggu penderita TB Paru datang berobat ke fasilitas kesehatan

Page 20: TB n hipertensi

Epidemiologi TBCEpidemiologi TBC

A. Distribusi Frekuensi Tuberkulosis (TB Paru)

WHO memperkirakan insidens TBC pada tahun 1995 diseluruh dunia terdapat 9 juta dengan jumlah kematian 3 juta orang/tahun atau CFR per tahun 33%. Sebagian besar kasus terjadi dinegara-negara berkembang, dua pertiga kasus terjadi di Benua Asia. Di negara-negara berkembang TB paru menyumbangkan angka 25% dari seluruh angka kematian. WHO memperkirakan bahwa CFR TB Paru di Indonesia setiap tahunnya sebesar 39% (175.000 jumlah kematian akibat tuberkulosis dari 450.000 kasus).

Penyakit TB menyerang sebagian besar kelompok usia kerja produktif (15-55 tahun), penderita TB kebanyakan dari kelompok sosio ekonomi rendah. Menurut jenis kelamin penderita TB Paru pada pria selalu lebih tinggi daripada wanita.

Page 21: TB n hipertensi

B. Determinan TuberkulosisB. Determinan Tuberkulosis

a. Umur Insidens tertinggi biasanya mengenai usia dewasa muda atau usia

produktif. b. Jenis Kelamin

Penelitian Umar dengan penelitian prosfektif observasional analitik di RS Persahabatan tahun 2005 melaporkan bahwa Laki-laki lebih banyak menderita TB Paru daripada perempuan disebabkan laki-laki lebih banyak mobilisasi dan mengkonsumsi alkohol dan rokok.

c. GiziPenyakit infeksi dapat memperburuk keadaan gizi dan keadaan gizi

yang buruk dapat mempermudah terkena penyakit infeksi. Hal ini dapat menyebabkan meningkatnya kasus penyakit tuberkulosis karena daya tahan tubuh yang rendah.

d. MerokokMerokok dapat mengiritasi paru-paru yang sakit sehingga

mempersulit untuk menormalkan kembali keadaannya karena dalam rokok terdapat 45 jenis bahan kimia beracun.

Page 22: TB n hipertensi

e. KemiskinanKemiskinan dapat menghalangi manusia untuk mendapatkan

kebutuhan dasar untuk hidup. Perumahan yang padat dan kondisi kerja yang buruk menyebabkan daya tahan tubuh menurun dan memudahkan terjadinya penyakit infeksi, serta sering juga menderita gizi buruk yang memudahkan tuberkulosis berkembang.

f. Penyakit lainPenyakit lainnya khususnya penyakit infeksi seperti

HIV/AIDS dan penyakit kronis seperti Diabetes Melitus, lebih mudah terserang penyakit TB Paru karena penderita mengalami daya tahan tubuh menurun sehingga tidak dapat mengendalikan kuman yang masuk ke dalam tubuh.

Page 23: TB n hipertensi

BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Pembahasan TB Paru4.1.1 Penderita TB Paru Berdasarkan Umur

Tabel 4.1 Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Berdasarkan Umur di Puskesmas Helvetia Periode Januari 2008 sampai dengan September 2009

No. Umur Frekuensi %

1 <15 tahun 8 5,63

2 15-49 tahun 99 69,72

3 ≥49 tahun 35 24,65

Jumlah 142 100,00

Page 24: TB n hipertensi

Gambar 4.1 Diagram Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Berdasarkan Umur di Puskesmas Helvetia Periode Januari 2008 sampai dengan September 2009

Gambar 4.1 Diagram Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Berdasarkan Umur di Puskesmas Helvetia Periode Januari 2008 sampai dengan September 2009

8

99

35

0

20

40

60

80

100

120

<15 tahun 15-49 tahun ≥49 tahun

Umur

Fre

kuensi

Page 25: TB n hipertensi

Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa penderita TB Paru terbanyak terdapat pada umur 15-49 tahun yaitu sebanyak 99 orang (69,72 %) dan yang paling sedikit terdapat pada umur <15 tahun yaitu sebanyak 8 orang (5,63%). Hal ini sesuai dengan pernyataan WHO yaitu di negara berkembang, 75% penderita TB Paru adalah kelompok usia produktif (15-50 tahun).

Selain itu berdasarkan penelitian Haris A, dkk (2004), penderita TB Paru paling banyak pada kelompok usia produktif (15-44 tahun). Hal ini terjadi karena pada usia produktif mempunyai mobilitas yang tinggi sehingga kemungkinan terpapar kuman lebih besar dan ditambah kebiasaan masyarakat yang mempunyai faktor resiko untuk terinfeksi TB Paru seperti merokok, minum alcohol, dan lainnya.

Page 26: TB n hipertensi

4.1.2 Penderita TB Paru Berdasarkan Jenis KelaminTabel 4.3 Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Berdasarkan

Jenis Kelamin di Puskesmas Helvetia Periode Januari 2008 sampai dengan September 2009

4.1.2 Penderita TB Paru Berdasarkan Jenis KelaminTabel 4.3 Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Berdasarkan

Jenis Kelamin di Puskesmas Helvetia Periode Januari 2008 sampai dengan September 2009

No. Jenis Kelamin Frekuensi %

1 Laki-laki 91 64,08

2 Perempuan 51 35,92

Jumlah 142 100

Page 27: TB n hipertensi

Gambar 4.3 Diagram Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Berdasarkan Jenis Kelamin di Puskesmas Helvetia Periode Januari 2008 sampai dengan September 2009

Gambar 4.3 Diagram Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Berdasarkan Jenis Kelamin di Puskesmas Helvetia Periode Januari 2008 sampai dengan September 2009

64%

36%

laki-laki

perempuan

Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa penderita TB Paru terbanyak terdapat pada laki-laki yaitu sebanyak 91 orang (64,08 %) dan yang paling sedikit terdapat pada perempuan yaitu sebanyak 51 orang (35,92 %).

Page 28: TB n hipertensi

Hal ini sesuai dengan penelitian Retno G.,dkk (2002) pada 10 puskesmas di DKI Jakarta yang menyatakan bahwa dari 226 penderita TB Paru 59,60% adalah laki-laki.

Hal ini terjadi karena laki-laki mempunyai aktifitas yang lebih banyak di luar rumah sehingga kemungkinan untuk terpapar kuman lebih besar. Selain itu kebiasaan laki-laki menkonsumsi rokok, dan alkohol akan dapat menurunkan kekebalan tubuh sehingga mudah terkena TB Paru.

Page 29: TB n hipertensi

4.1.3 Penderita TB Paru Berdasarkan WaktuTabel 4.5 Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Berdasarkan Waktu di Puskesmas Helvetia

4.1.3 Penderita TB Paru Berdasarkan WaktuTabel 4.5 Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Berdasarkan Waktu di Puskesmas Helvetia

No Bulan Frekuensi %

1 Januari (2008) 10 7,04

2 Februari (2008) 6 4,23

3 Maret (2008) 5 3,52

4 April (2008) 5 3,52

5 Mei (2008) 6 4,23

6 Juni (2008) 8 5,63

7 Juli (2008) 11 7,75

8 Agustus (2008) 7 4,93

9 September (2008) 6 4,23

10 Oktober (2008) 7 4,93

11 November (2008) 3 2,1

12 Desember (2008) 0 0

Page 30: TB n hipertensi

No Bulan Frekuensi %

13 Januari (2009) 4 2,82

14 Februari (2009) 11 7,75

15 Maret (2009) 10 7,04

16 April (2009) 11 7,75

17 Mei (2009) 7 4,93

18 Juni (2009) 5 3,52

19 Juli (2009) 4 2,82

20 Agustus (2009) 9 6,33

21 September (2009) 7 4,93

Jumlah 142 100

Page 31: TB n hipertensi

Gambar 4.7 Diagram Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Berdasarkan Tempat Tinggal di Puskesmas Helvetia Periode Januari 2008 sampai dengan September 2009

Gambar 4.7 Diagram Distribusi Proporsi Penderita TB Paru Berdasarkan Tempat Tinggal di Puskesmas Helvetia Periode Januari 2008 sampai dengan September 2009

30

26

37

13

18

5

13

0

5

10

15

20

25

30

35

40

Helvetia H.Tengah H.Timur SS CII Dwikora C.Damai T.Gusta

Frekuensi

Kelurahan

Page 32: TB n hipertensi

Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa penderita TB Paru terbanyak terdapat pada Kelurahan Helvetia Timur sebanyak 37 orang (26,06%) dan yang paling sedikit terdapat pada kelurahan Cinta Damai yaitu sebanyak 5 orang (3,52%). Hal ini disebabkan karena letak Kelurahan Helvetia Timur tidak jauh dari Puskesmas sehingga mudah terjangkau dan diketahui oleh Puskesmas. Selain itu jumlah penduduk di Kelurahan Helvetia Timur termasuk daerah terpadat kedua dibandingkan kelurahan lainnya, di mana kepadatan hunian juga mempengaruhi peningkatan kejadian TB Paru.

Page 33: TB n hipertensi

3.2 Hipertensi

Page 34: TB n hipertensi

3.2.1 Pengertian Hipertensi

• Tekanan darah (Hipertensi) adalah desakan darah terhadap dinding-dinding arteri ketika darah tersebut dipompa dari jantung ke jaringan tubuh.

• Makin kuat aliran yang keluar dari jantung, makin besar pula tekanan darah terhadap dinding arteri, semakin kecil diameter arteri maka

tekanan darah akan meningkat seperti pada arterosklerosis

Page 35: TB n hipertensi

3.2.2 Klasifikasi Hipertensi

A.Klasifikasi hipertensi menurut penyebabnya a. Hipertensi essensial atau hipertensi primerb. Hipertensi sekunder atau hipertensi renal

B. Klasifikasi hipertensi menurut tingkat kliniknya a. Hipertensi Benigna

b. Hipertensi Maligna

C. Klasifikasi berdasarkan luasnya kerusakan organ tubuh (Komplikasi) a. Tingkat I

b. Tingkat II

c. Tingkat III

D. Klasifikasi Lain

Page 36: TB n hipertensi

Tabel 3.4 Klasifkasi hipertensi berdasarkan tekanan sistolik diastolik

NoTekanan diastolik

Tekanan sistolik

< 140 140 – 159 160

1 < 85 TD normalHipertensi terisolasi

Hipertensi terisolasi

2 85 – 89 Normal – tinggi Borderline -

3 90 – 104 - Hipertensi ringan -

4 105 – 114 - Hipertensi sedang -

5 > 115 - Hipertensi Berat -

Page 37: TB n hipertensi

3.2.3 Etiologi

90% hipertensi termasuk golongan essensial yang tidak atau belum diketahui penyebabnya.

10% penderita hipertensi non essensial (Hipertensi sekunder), yaitu yang disebabkan oleh penyakit ginjal, penyakit endokrin, penyakit pembuluh darah dan sebagainya.

Page 38: TB n hipertensi

3.2.4 Gejala Klinis, Diagnosa dan Komplikasi

A. Gejala Klinis pusingmudah marahtelinga berdengungsesak nafasrasa berat ditengkukmudah lelahmata berkunang-kunang

sukar tidur

Page 39: TB n hipertensi

B. Diagnosis

Diagnosis hipertensi ditegakkan berdasarkan • data anamnese (konsultasi dokter)• pemeriksaan jasmani• pemeriksaan laboratorium• pemeriksaan penunjang

C. Komplikasi Hipertensi • Komplikasi pada jantung • Komplikasi pada otak • Komplikasi pada ginjal • Komplikasi pada pembuluh darah• Komplikasi pada mata

Page 40: TB n hipertensi

3.2.5 Epidemiologi Hipertensi A. Distribusi & Frekuensi

Angka Prevalensi: Thailand (1989) 17% Philippina (1993) 22% Malaysia (1996) 29,9% Vietnam (2004) 34,5%, Singapura (2004) 24,9% Amerika (2005) 21,7%.

SKRT tahun 1995 menunjukkan prevalensi sebesar 8,3%.Survei di pedesaan Bali (2004) menemukan prevalensi pria sebesar 46,2% dan 53,9% pada wanita.

Page 41: TB n hipertensi

Angka Prevalensi beberapa kota:• Jakarta (1990) 14,2%• Sukabumi (1990) 28,6%.• Semarang (1990) 9,3%• Blora (1991) 8,6%. • Solok (1990) 17,8%• Silungkang (1990) 19,4

Ditinjau dari perbandingan antara wanita dan pria, Jawa Tengah (1990) didapatkan angka prevalensi 6,0% pada ♂♂ dan 11,6% pada ♀♀ Sumatera Barat (1990) didapat angka prevalensi 18,6% pada ♂♂ dan 17,4% pada ♀♀Semarang (1990) di dapatkan angka prevalensi 7,5% pada ♂♂ dan 10,9% pada ♀♀Jakarta (1990) di dapatkan angka prevalensi 14,6% pada ♂♂ dan 13,7% pada ♀♀

Page 42: TB n hipertensi

C. Faktor-Faktor (Determinan)

• Umur • Jenis Kelamin• Obesitas• Riwayat Hipertensi dalam Keluarga (Genetika)• Ras atau Suku Bangsa• Konsumsi Garam • Stress• Kebiasaan Merokok• Kebiasaan Berolah Raga • Konsumsi Alkohol

Page 43: TB n hipertensi

3.2.6 Pencegahan

a. Pencegahan Primer

b. Pencegahan Sekunder

c. Pencegahan Tertier

Page 44: TB n hipertensi

4.2 Hasil dan Pembahasan Hipertensi4.2.1 Penyakit Hipertensi Berdasarkan Umur

Tabel 4.9 Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Umur di Puskesmas Helvetia Periode Januari 2008 sampai dengan September 2009

No Umur Frekuensi %

1< 45 100 15,50

2 45 – 60 294 45,40

3> 60 253 39,10

Jumlah647 100,00

Page 45: TB n hipertensi

Gambar 4.9 Diagram Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Umur di Puskesmas Helvetia Periode Januari 2008 sampai dengan September 2009

100

294

253

0

50

100

150

200

250

300

350

< 45 45 – 60 > 60

Umur

Fre

kuensi

Interval umur penderita hipertensi yang paling banyak adalah umur 45- 60 tahun yaitu sebanyak 294 orang (45,10%) dan yang terendah terdapat pada golongan umur < 45 tahun yaitu sebanyak 100 orang ( 15,50%).

Page 46: TB n hipertensi

4.2.2 Hipertensi Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.11 Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Jenis Kelamin di Puskesmas Helvetia Periode Januari 2008 sampai dengan September 2009

No Jenis Kelamin Frekuensi %

1

Laki-laki 365 56,41

2

Perempuan 282 40,59

Jumlah

647 100,00

Page 47: TB n hipertensi

Gambar 4.11 Diagram Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Jenis Kelamin di Puskesmas Helvetia Periode Januari 2008 sampai dengan September 2009

56%

44%

Laki-laki

Perempuan

Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa jumlah penderita hipertensi terbanyak pada laki-laki yaitu sebanyak 365 orang (56,41%) dan yang terendah terdapat pada perempuan yaitu sebanyak 282 orang (40,59%).

Page 48: TB n hipertensi

Tabel 4.13 Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Waktu di Puskesmas Helvetia Periode Januari 2008 sampai dengan September 2009

No Bulan Frekuensi %

1 Januari (2008)2 34 5,25

2 Februari (2008) 30 4,63

3 Maret (2008) 28 4,32

4 April (2008) 26 4,01

5 Mei (2008) 25 3,86

6 Juni (2008) 30 4,63

7 Juli (2008) 28 4,32

8 Agustus (2008) 32 4,94

9 September (2008) 39 6,02

10 Oktober (2008) 38 5,87

11 November (2008) 31 4,79

12 Desember (2008) 25 3,86

Page 49: TB n hipertensi

13 Januari (2009) 30 4,63

14 Februari (2009) 26 4,01

15 Maret (2009) 27 4,17

16 April (2009) 28 4,32

17 Mei (2009) 32 4,94

18 Juni (2009) 31 4,79

19 Juli (2009) 32 4,94

20 Agustus (2009) 35 5,04

21 September (2009) 40 6,18

Jumlah 647 100

Page 50: TB n hipertensi

Gambar 4.13 Diagram Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Waktu di Puskesmas Helvetia Periode Januari 2008 sampai dengan September 2009

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

Frekuensi

Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa jumlah penderita hipertensi terbanyak pada September (2009) yaitu sebanyak 40 orang (6,18%) dan yang terendah terdapat pada bulan Mei (2008) dan Desember (2008) yaitu masing-masing sebanyak 25 orang (3,86%).

Page 51: TB n hipertensi

4.2.4 Hipertensi Berdasarkan Tempat Tinggal

Tabel 4.15 Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Tempat Tinggal di Puskesmas Helvetia Periode

Januari 2008 sampai dengan September 2009

No Tempat Tinggal Frekuensi %

1 Helvetia Tengah 157 24,27

2 Helvetia 112 17,31

3 Tanjung Gusta 94 14,53

4 Dwikora 73 11,28

5 Sei Sikambing C II 50 7,73

6 Helvetia Timur 62 9,58

7 Cinta Damai 99 15,30

Jumlah 647 100,00

Page 52: TB n hipertensi

157

112

9483

5062

99

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

HelvetiaTengah

Helvetia TanjungGusta

Dwikora SeiSikambing C

II

Helvetia Timur Cinta Damai

Kelurahan

Frekuensi

Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa jumlah penderita hipertensi terbanyak pada Kelurahan Helvetia Tengah yaitu sebanyak 157 orang (24,27%) dan yang terendah terdapat pada Kelurahan Helvetia Sei Sikambing C II yaitu sebanyak 50 orang (7,73%).

Gambar 4.15 Diagram Distribusi Proporsi Penderita Hipertensi Berdasarkan Tempat Tinggal di Puskesmas Helvetia Periode Januari 2008 sampai dengan September 2009

Page 53: TB n hipertensi

BAB 5KESIMPULAN DAN SARAN5.1 Kesimpulan5.1.1 Penyakit TB Paru

a. Jumlah kasus TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Helvetia periode Januari 2008 sampai dengan September 2009 adalah 142 kasus.

b. Distribusi proporsi penderita panyakit TB Paru terbanyak berdasarkan kelompok umur 15-49 tahun yaitu 99 orang (69,72%), berdasarkan waktu terbanyak terdapat pada Juli 2008, Februari 2009 dan April 2009 yaitu masing-masing sebanyak 11 orang (7,75 %), berdasarkan jenis kelamin yang terbanyak terdapat pada laki-laki yaitu sebanyak 91 orang (64,08 %), dan berdasarkan tempat penderita terbanyak bertempat tinggal di Kelurahan Helvetia Timur yaitu sebanyak 37 orang (26,06%).

Page 54: TB n hipertensi

c. Program pemberantasan penyakit TB Paru yang dilakukan puskesmas antara lain adalah imunisasi BCG, dengan pencapaian 93,1% dari sasaran.

Page 55: TB n hipertensi

5.1.2 Penyakit Hipertensi

a. Penyakit hipertensi menempati urutan ke-2 dari sepuluh penyakit terbesar di Puskesmas Helvetia Periode Januari 2008-September 2009 yakni 32.565 kunjungan dengan jumlah kasus 647.

b. Distribusi proporsi penderita berdasarkan jenis kelamin terbanyak pada laki-laki yaitu sebanyak 365 orang (56,41%), berdasarkan umur terbanyak pada kelompok umur 45-60 tahun yaitu 294 orang (45,10%), dan berdasarkan waktu terbanyak pada bulan September (2009) yaitu sebanyak 40 orang (6,18%), dan berdasarkan tempat tinggal terbanyak di Kelurahan Helvetia Tengah yaitu sebanyak 157 orang (24,27%).

Page 56: TB n hipertensi

c. Program untuk hipertensi adalah dengan pembinaan kelompok usila yang ada di wilayah kerja puskesmas yaitu 7 kelompok di masing-masing kelurahan serta pelaksanaan posyandu lansia di tiap kelurahan.

Page 57: TB n hipertensi

5.2 Saran

a. Agar diperoleh data yang baik dan akurat, sebaiknya data yang diperoleh dicatat/direkap oleh Puskesmas Helvetia dengan lebih teliti dan seksama.

b. Sebaiknya data 10 penyakit terbesar dibuat berdasarkan jumlah kasus bukan hanya dalam jumlah kunjungan.

c. Untuk Penyakit Hipertensi yang berada di urutan kedua, sebaiknya program posyandu lansia semakin ditingkatkan lagi kualitasnya dan diikuti dengan penyuluhan tentang faktor resiko dari penyakit hipertensi. Dan, untuk penyakit TB Paru sebaiknya program penyuluhan kesehatan tentang penyakit TB Paru lebih ditingkatkan lagi.

Page 58: TB n hipertensi

DAFTAR PUSTAKA

Depkes, RI. 1999. Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010, Depkes RI. Jakarta

Notoatmojo, Soekidjo. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Rineka Cipta. JakartaWHO REPORT. 2008. Global and TB control.

http://www.who.int/tb/publication/global report. diakses tanggal : 20 November 2009

Depkes RI. 2008. Profil Kesehatan 2007. Jakarta Permatasari, Amira. 2005.Pemberantasan Penyakit TB Paru dan Strategi Dots. Fakultas

Kedokteran USU, MedanHiswani. 2004. Tuberkolosis Merupakan Penyakit Infeksi Yang Masih Menjadi Masalah

Kesehatan Masyarakat. FKM USU,MedanDepkes RI, 2009. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun 2008. Kantor Wilayah

Departemen Kesehatan RI Propinsi Sumatera Utara, Medan

Page 59: TB n hipertensi

WHO. 1996. Hypertension Control, WHO Publication. SwitzerlandBustan, N.M, 2000. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular , PT. Rineka Cipta. JakartaDepkes RI.1995. Survei Kesehatan Rumah Tangga 1995, Badan Penelitian dan

Pengembangan Kesehatan, Jakarta.FKM, USU, 2007. Panduan Latihan Kerja Peminatan (LKP) FKM USU MedanSylvia, Price. 2003. Patofisiologi Edisi 3. EGC. JakartaBrunner dan Sudart. 2000. Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2. EGC. JakartaPratiwi, Yohana Ika. 2006. Beberapa Fakror Yang Berhubungan Dengan Kesembuhan Pengobatan TB Paru Di Kabupaten Kudus Tahun 2004. FIK Kesmas UNS, Semarang Tim Kelompok Kerja PPOK. 2001. PPOK Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan

di Indonesia. Balai Penerbit FKUI, JakartaDepkes RI. 2002. Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis. Dirjen P2M

dan PLP. JakartaAmin, Muhammad. 1990. Pengantar Ilmu Penyakit Paru. Airlangga University Press.

Surabaya

Page 60: TB n hipertensi

Chin, James. 2006. Manual Pemberantasan Penyakit Menular. Infomedika. JakartaEvelina, Linda Purba. 2007. Karakteristik Penderita TB Paru BTA Positif Yang Telah Selesai Berobat Menggunakan Strategi DOTS Di Poliklinik Paru Rumkit DAM I/BB Medan Tahun 2005-2006. Skripsi Mahasiswa FKM USU. MedanFirdaus Umar,dkk. 2005. Faktor-Faktor Penderita Tuberkulosis Paru Putus Berobat Di Poli

Paru RS. Persahabatan Jakarta 2005. Depkes RI: JakartaDekker, E Coorman. 1996. Hidup dengan Tekanan Darah Tinggi. Pustaka Sinar Harapan. JakartaMasud, I. 1993. Dasar Fisiologi Kardiovaskular. EGC. Jakarta Lubis, M. 1993. Studi Tentang Hipertensi Pada Anak di Kodya Medan. Lembaga Penelitian USU. Medan Sadana, K, 1994, Survei Hipertensi di Perkebunan PTP VII Papadayan, Majalah Kedokteran Indonesia, tahun XXII, No. 5 Hal 205- 210 Sidabutar, R.P, 1992, Penyakit Ginjal dan Hipertensi Berkaitan Dengan Perawatan Gigi dan Mulut, EGC. JakartaAnonimous. 2001. Cegah Hipertensi Dengan Pola Makan. http//www.depkes.go.id Anonimous.2001. Gerakan peduli Hipertensi. http//www.strokebethesda.com

Page 61: TB n hipertensi

Asih, Ni Luh Gede Yasmin. 1996. Proses Keperawatan Pada Pasien Dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler. EGC. Jakarta Anonimous. 2008. Hipertensi. http//www.medicastore.com Darmojo, Boedhi, 2001. Mengamati Perjalanan Epidemiologi Hipertensi di Indonesia. Majalah Medika Tahun ke-27 no. 7, Hal 442-447Rasmaliah,dkk.2005.Gambaran Epidemiologi Penyakit Hipertensi di Wilayah Kerja

Puskesmas Pekan Labuhan Kota Medan Provinsi Sumatera Utara, Info Kesehatan Masyarakat, Vol IX, No. 2, Medan :hal 101-108 Girsang, Merryani. 2002. Pengobatan Standar Penderita TBC 2005. JakartaPuskesmas Helvetia, 2008, Profil Puskesmas Helvetia Tahun 2008 MedanTjandra, Yoga. 2002 Tuberkulosis: Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan di Indonesia. PDPI: Jakarta

Page 62: TB n hipertensi

TERIMA KASIH