Teknik Pelaksanaan Perkerasan

11
Gambar kontur sepanjang 1 km LINGKUP SURVAI DAN PERENCANAAN TEKNIS Uraian Kegiatan 1. Rencana ROW/RUMIJA 2. Inventarisasi Jalan 3. Survai Pendahuluan 4. Survai Topografi 5. Penyelidikan Geoteknik & Geologi 6. Penelitian Jembatan 7. Survai Hidrologi Jalan 8. Perencanaan Perkerasan 9. Perencanaan Drainase & Struktur 10.Penyiapan Rencana Teknik Pelaksanaan Spesifik 11.Penyiapan Syarat-Syarat Kontrak 12.Penyiapan Daftar Kuantitas 13.Estimasi Biaya 14.Rencana ROW & biaya pembebasan tanah 15.Jadwal Pelaksanaan KETENTUAN DAN PERATURAN YANG DIGUNAKAN UNTUK PERENCANAAN TEKNIS ADALAH: 1. Standar Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan (Maret 1992). 2. AASHTO Guide for Design of Pavement Structures 1993.

description

Teknik Pelaksanaan Perkerasan 1. LINGKUP SURVAI DAN PERENCANAAN TEKNIS2. KETENTUAN DAN PERATURAN YANG3. DIGUNAKAN UNTUK PERENCANAAN TEKNIS PELAKSANAAN PERENCANAAN TEKNIS JALAN Pengumpulan data lapangan Lokaksi quarry Penyelidikan tanah dan Bahan Perencanaan teknis Penggambaran Perhitungan dan pelaksanaan

Transcript of Teknik Pelaksanaan Perkerasan

Page 1: Teknik Pelaksanaan Perkerasan

Gambar kontur sepanjang 1 km

LINGKUP SURVAI DAN PERENCANAAN TEKNISUraian Kegiatan 1. Rencana ROW/RUMIJA 2. Inventarisasi Jalan 3. Survai Pendahuluan 4. Survai Topografi 5. Penyelidikan Geoteknik & Geologi 6. Penelitian Jembatan 7. Survai Hidrologi Jalan 8. Perencanaan Perkerasan 9. Perencanaan Drainase & Struktur 10.Penyiapan Rencana Teknik Pelaksanaan Spesifik 11.Penyiapan Syarat-Syarat Kontrak 12.Penyiapan Daftar Kuantitas 13.Estimasi Biaya 14.Rencana ROW & biaya pembebasan tanah 15.Jadwal Pelaksanaan

KETENTUAN DAN PERATURAN YANG DIGUNAKAN UNTUK PERENCANAAN TEKNIS ADALAH:1. Standar Perencanaan Geometrik untuk Jalan Perkotaan (Maret 1992).2. AASHTO Guide for Design of Pavement Structures 1993.3. Tata cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota edisi No.038/T/BM/1997

September 1997.4. FHWA-IF-99-025, “Drilled Shafts: Contuctions Procedures and Design Methods”, 1999.5. FHWA-NHI-00-03, “Mechanically Stabilized Earth Walls and Reinforced Soil Slopes,

Design and Construction Guidelines”, 2001.6. Pedoman Perencanaan Tebal Perkerasan Pt.T-01-2002-B7. Pedoman Perencanaan Perkerasan Beton Semen Pd.T.14-2003.8. Pedoman Perencanaan Separator Jalan Pd.T-15-2004-B

Page 2: Teknik Pelaksanaan Perkerasan

9. Pedoman Perencanaan Median Jalan Pd.T-17-2004-B10. NCHRP Report 529, “Guidelines and Recommended Standard for Geofoam

Applications in Highway Embankments”, Transport Research Board, 2004.11. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 43/PRT/M/2007 tentang Standard dan

Pedoman Pengadaan Jasa Konstruksi12. Ketentuan Desain dan Revisi Desain Jalan, Direktur Jenderal Bina

Marga no UM 0103 –Db/242, Maret 200813. Panduan Analisa Harga Satuan, No. 008/BM/2008, Direktorat Jenderal Bina Marga,

Departemen Pekerjaan Umum.

PELAKSANAAN PERENCANAAN TEKNIS JALANI. Pengumpulan Data Lapangana. Survai PendahuluanSurvai pendahuluan atau Reconnaissance Survai meliputi kegiatan pengumpulan datasekunder, penentuan rencana awal trase jalan berdasarkan data sekunder danmelakukan survai lapangan.Survai Pendahuluan meliputi kegiatan-kegiatan antara lain:1. Mempersiapkan peta dasar berupa peta topografi skala 1:250.000 s/d 1:25.000 dan

peta-peta pendukung lainnya seperti peta geologi skala 1:250.000 s/d 1:25.000,tata guna tanah dan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan studi kelayakandan analisis mengenai dampak lingkungan, data demografi, sosial ekonomi danlingkungan serta data geografi, geoteknik dan hidrologi.Bab 4 Prosedur Pelaksanaan Teknis dan Review Desain Jalan dan Jembatan

2. Melaksanakan konfirmasi dan koordinasi dengan instansi terkait di daerahsehubungan dengan akan dilaksanakannya perencanaan teknis jalan.

3. Konsultan harus mengumpulkan informasi mengenai:a) Harga satuan upah/bahan pada Dinas Bina Marga setempat;b) Harga satuan upah/bahan pada proyek yang sedang berjalan.

4. Melakukan identifikasi trase di lapangan berdasarkan gambar rencana trase yangtelah ditetapkan.

5. Melakukan pematokan sepanjang rencana trase jalan dengan patok kayu bernomordengan interval 50m, untuk memudahkan tim pengukuran.

6. Membuat foto dokumentasi lapangan sekurang-kurangnya pada:a) Awal dan akhir rencana trase;b) Setiap 1 (satu) km dengan identifikasi arah pengambilan fotoc) Lokasi yang diperkirakan memerlukan jembatan (misal: sungai, alur);d) Lokasi yang perlu penanganan khusus;e) Persimpangan/pertemuan dengan jalan lainnya;f) Lokasi Quarry.g) Membuat laporan lengkap perihal pada butir a s/d f diatas dan memberikan saran-saran yang diperlukan untuk pelaksanaan perencanaan selanjutnya.

b. Survai Topografi

Page 3: Teknik Pelaksanaan Perkerasan

Tujuan survai topografi dalam pekerjaan ini adalah mengumpulkan data koordinat danketinggian permukaan bumi sepanjang rencana trase jalan didalam koridor yangditetapkan untuk penyiapan peta topografi dengan skala 1:1000, yang akan digunakanuntuk perencanaan geometrik jalan.Prosedur Pekerjaan Pengukuran :1. Pemeriksaan dan Koreksi Alat Ukur

a) Sebelum melakukan pengukuran, setiap alat ukur yang akan digunakan harusdiperiksa dan dikoreksi;

b) Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus dicatat dan dilampirkan dalamlaporan.

2. Pemasangan Patok-patoka) Patok BM harus dibuat dari beton dengan ukuran 10x10x75cm atau pipa pralon

ukuran 4 inci, ditempatkan pada tempat yang aman, mudah terlihat. Patok BMdipasang setiap 1 (satu) km dan pada setiap lokasi rencana jembatan dipasang 3buah patok;

b) Untuk setiap titik poligon dan sipat datar harus digunakan patok.3. Pengukuran Titik Kontrol Horizontal

a) Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan dengan sistem poligon tertutup;b) Sisi poligon atau jarak antar titik poligon maksimum 100m;c) Sudut-sudut poligon diukur dengan alat ukur theodolit, dalam detik, dan tingkat

ketelitian pengukuran untuk sudut horizontal dengan kesalahan tidak lebih dari10 detik kali akar jumlah titik poligon, serta kesalahan azimuth tidak lebih dari 5detik, disarankan untuk menggunakan theodolit jenis T2 atau yang setingkat;

d) Pengamatan matahari dilakukan pada titik awal dan titik akhir pengukuran danuntuk setiap interval 5km;

4. Pengukuran Titik Kontrol Vertikal:a) Pengukuran titik kontrol vertikal memakai alat ukur automatic level dengan

tingkat ketelitian kesalahan pengukuran tidak lebih besar dari 10 milimeter akarpanjang Km;

b) Pengukuran ketinggian dilakukan dengan cara 2 kali berdiri/pembacaan (doublestand);

c) Pengukuran sipat datar harus mencakup semua titik pengukuran (poligon, sipatdatar dan potongan melintang) dan titik BM;

d) Rambu-rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan baik, berskala benar,jelas dan sama.

5. Pengukuran situasia) Pengukuran situasi dilakukan dengan sistem tachimetri;b) Dalam pengambilan data agar diperhatikan keseragaman penyebaran dan

kerapatan titik yang cukup sehingga dihasilkan gambar situasi yang benar;c) Untuk pengukuran situasi harus digunakan alat theodolit.

6. Pengukuran Penampang Melintanga) Persyaratan:Kondisi Lebar Koridor(m) Interval(m)Datar, landai dan lurus 75 + 75 50Pegunungan 75 + 75 25Tikungan 50 (luar) + 100 (dalam) 25b) Untuk pengukuran penampang melintang harus digunakan alat theodolit/sipat

Page 4: Teknik Pelaksanaan Perkerasan

datar.

7. Penggambaran:a) Penggambaran poligon harus dibuat dengan skala 1:1.000;b) Garis-garis grid dibuat setiap 10 Cm;c) Koordinat grid terluar (dari gambar) harus dicantumkan harga absis (x) dan

ordinat (y)-nya;d) Pada setiap lembar gambar harus dicantumkan petunjuk arah Utara;e) Penggambaran titik poligon harus berdasarkan hasil perhitungan dan tidak boleh

dilakukan secara grafis;f) Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X, Y, Z-nya dan diberi tanda khusus.

8. PelaporanLaporan topografi yang mencakup sekurang-kurangnya pembahasan mengenai hal-halberikut:a) Data proyek;b) Peta situasi proyek;c) Kegiatan perintisan untuk pengukuran;d) Kegiatan pengukuran titik kontrol horizontal;e) Kegiatan pengukuran titik kontrol vertikal;f) Kegiatan pengukuran situasi;g) Kegiatan pengukuran penampang melintang;h) Kegiatan pengukuran khusus (bila ada);i) Perhitungan dan penggambaran;j) Peralatan ukur yang digunakan berikut nilai koreksinya;k) Dokumentasi foto (ukuran 3R) mengenai kegiatan pengukuran topografi

termasuk kegiatan pencetakan dan pemasangan Bench Mark (BM), pengamatanmatahari, dan semua obyek yang dianggap penting untuk keperluanperencanaan jalan;

l) Deskripsi BM (sebagai lampiran).

c. Survai Geoteknik JalanTujuan penyelidikan survai geoteknik dalam pekerjaan ini adalah untuk melakukanpemetaan penyebaran tanah/batuan dasar termasuk kisaran tebal tanah pelapukan,memberikan informasi mengenai stabilitas badan jalan, menentukan jenis dankarakteristik bahan jalan, serta mengidentifikasi lokasi sumber bahan termasukperkiraan kuantitasnya.1. Survai Geologi

Meliputi pemetaan jenis batuan dilakukan secara visual, dengan bantuan loupe dan alatlainnya untuk menentukan penyebaran tanah/batuan dasar dan kisaran tebal tanahpelapukan.a) Penyelidikan meliputi pemetaan geologi permukaan detail pada peta dasar

topografi skala 1:250.000 s/d skala 1:25.000. Pencatatan kondisi geoteknikdisepanjang rencana trase jalan untuk setiap jarak 500 – 1000 m.

b) Pekerjaan penyelidikan lapangan dilakukan dengan menggunakan peralatan:1) Palu geologi untuk mengambil contoh batuan;

Page 5: Teknik Pelaksanaan Perkerasan

2) Kompas geologi untuk menentukan jurus dan kemiringan lapisan batuan;3) Loupe (kaca pembesar) untuk mengidentifikasi jenis mineral yang ada.

c) Lapukan batuan dianalisis berdasarkan pemeriksaan sifat fisik/kimia, kemudianhasilnya diplot di atas peta geologi teknik termasuk di dalamnya pengamatantentang:1) Gerakan tanah;2) Tebal pelapukan tanah dasar;3) Kondisi drainase alami, pola aliran air permukaan dan tinggi muka air tanah;4) Tata guna lahan;5) Kedalaman.

d) Kondisi stabilitas badan jalan diidentifikasi dari gejala struktur geologi yang ada,jenis dan karakteristik batuan, kondisi lereng serta kekerasan batuan.

II. Lokasi Quarrya) Penentuan lokasi quarry baik untuk perkerasan jalan maupun untuk bahan

timbunan (borrow pit) diutamakan yang ada disekitar badan jalan/atau dekatdengan badan jalan.

b) Penjelasan mengenai quarry meliputi jenis dan karakteristik bahan, perkiraankuantitas, jarak ke lokasi rencana trase jalan, serta kesulitan-kesulitan yangmungkin timbul dalam proses penambangannya.

III. Penyelidikan Tanah dan Bahan JalanPenyelidikan tanah dan bahan dilakukan dengan cara pengamatan langsung dilapangandan pengujian laboratorium.a) Penyelidikan Lapangan

Meliputi penyelidikan lapangan yang mencakup pengamatan visual, pengambilancontoh tanah terganggu (disturbed samples), dan pengambilan contoh tanah takterganggu (undisturbed samples).1) Pengamatan visual - meliputi pengenalan sifat tanah (konsistensi, jenis tanah,

warna, perkiraan prosentase butiran kasar/halus);2) Pengambilan contoh tanah terganggu - dilakukan dari test pit (sumuran uji).

Penggalian sumuran uji dilakukan pada setiap jenis satuan tanah yangberbeda atau maksimum 5 km bila jenis tanah sama, dengan kedalamansekurang-kurangnya 2 m;

3) Pengambilan contoh tanah tak terganggu - dilakukan dengan cara bor tanganmenggunakan tabung contoh tanah. Pemboran tangan dilakukan pada setiaplokasi yang diperkirakan akan ditimbun dengan lebih dari 4 m dan pada lokasiyang diperkirakan akan digali dengan kedalaman lebih dari 6 m, denganinterval sekurang-kurangnya 1000 m.

b) Penyelidikan Laboratorium - meliputi:Penentuan klasifikasi tanah SNI 03-6797-2002

SNI 03-1967-1990SNI 03-1966-1990SNI 03-3423-1994

Pemeriksaan CBR SNI 03-1744-1989Pemeriksaan konsolidasi SK SNI M-107-1990-03Pemeriksaan pemadatan SNI 03-1744-1989

Page 6: Teknik Pelaksanaan Perkerasan

Pemeriksaan kadar air asli SNI 03-1965-1990Pemeriksaan berat jenis SNI 03-1964-1990Pemeriksaan kuat geser langsung SNI 03-3400-1997Pemeriksaan triaxial SNI 03-2455-1991

SNI 03-2815-1992d. Survai Hidrologi Jalan

Survai hidrologi dimaksudkan untuk mengumpulkan data hidrologi dan bangunan airyang ada, guna keperluan analisis hidrologi, penentuan debit banjir rencana,perencanaan drainase dan bangunan air yang diperlukan di sepanjang rencana trasejalan.Lingkup pekerjaan survai Hidrologi meliputi:1. Pengumpulan data curah hujan dan banjir tahunan pada daerah tangkapan

(catchment area).2. Pengumpulan data bangunan air yang ada seperti bendung, jembatan, ground

sheet, rib rib dan lain-lain.3. Analisis data curah hujan dan menentukan curah hujan rencana, debit dan tinggi

muka air banjir rencana serta pola aliran air dengan metode yang sesuai.4. Perhitungan dimensi dan jenis bangunan air yang diperlukan.

IV.Perencanaan TeknisYang tercakup dalam perencanaan teknis ini adalah pekerjaan perencanaan teknisgeometrik, perencanaan perkerasan, perencanaan struktur bangunan pelengkap,penggambaran dan pelaporan.a. Perencanaan Geometrik:

1. Standara) Tata Cara Perencanaan Geometrik Jalan Antar Kota No. 038/T/BM/1997b) Standar Perencanaan Geometrik Untuk Jalan Perkotaan (Maret 1992).

2. Keselamatan Lalu-lintasAspek keselamatan pengguna jalan dan penentuan kapasitas jalan baik selamapelaksanaan pekerjaan konstruksi maupun pada saat pengoperasian jalan harusdipertimbangkan dalam perencanaan.

3. Perangkat Lunak PerencanaanDapat digunakan perangkat lunak yang kompatibel dengan perangkat lunak MOSSatau AD-CAD.

b. Perencanaan Perkerasan1. Standar

a) Petunjuk Perencanaan Tebal Perkerasan Lentur Jalan Raya Dengan MetodaAnalisa Komponen (SKBI-2.3.26.1987, UDC: 625.73(02)),

b) Pedoman Perencanaan Tebal Perkerasan Pt.T-01-2002-Bc) A guide to the structural design of bitumen-surfaced roads in tropical and

subtropical countries”, Overseas Road Note 31, Overseas Centre, TRL, 1993.d) AASHTO Guide for Design of Pavement Structures 1993.

2. Analisis Lalu-lintasAnalisis data lalu-lintas diperlukan untuk penetapan tebal konstruksi perkerasan.

3. Pemilihan Jenis BahanPenggunaan bahan setempat sesuai dengan masukan dari laporan geoteknik

V. Penggambaran

Page 7: Teknik Pelaksanaan Perkerasan

1. Alinyemen horizontal (Plan) digambar diatas peta situasi skala 1:1.000 denganinterval garis tinggi 1.0 meter dan dilengkapi dengan data:a) Lokasi (STA) dan nomor-nomor titik kontrol horizontal/vertikal.b) Lokasi dan batas-batas obyek-obyek penting.c) Data lengkung horizontal (curve data) yang direncanakan.d) Lokasi dan data bangunan pelengkap.

2. Alinyemen Vertikal (Profile) digambar dengan skala horizontal 1:1.000 dan skalavertikal 1:100 yang mencakup hal-hal sebagai berikut:a) Tinggi muka tanah asli dan tinggi rencana muka jalan.b) Diagram superelevasi.c) Data lengkung vertikal.d) Lokasi bangunan pelengkap.

3. Potongan Melintang (Cross Section) digambar untuk setiap titik STA (interval 50meter). Gambar potongan melintang dibuat dengan skala horizontal 1:100 danskala vertikal 1:10. Dalam gambar harus tercakup:a) Tinggi muka tanah asli dan tinggi rencana muka jalan.b) Profil tanah asli dan profil/dimensi DAMIJA (ROW) rencana.c) Penampang bangunan pelengkap yang diperlukan.d) Data kemiringan lereng galian/timbunan (bila ada).

4. Potongan Melintang Tipikal memuat semua informasi:a) Penampang pada daerah galian dan daerah timbunan.b) Penampang pada daerah perkotaan dan daerah luar kota.c) Rincian konstruksi perkerasan.d) Penampang bangunan pelengkap.e) Bentuk dan konstruksi bahu jalan, median.f) Bentuk dan posisi saluran melintang (bila ada).

5. Gambar-Gambar Standar yang mencakup antara lain: gambar bangunanpelengkap, drainase, rambu jalan, marka jalan, dan sebagainya.

VI. Perhitungan Kuantitas Pekerjaan1. Penyusunan mata pembayaran pekerjaan (pay-item) harus sesuai dengan

spesifikasi yang dipakai.2. Perhitungan kuantitas pekerjaan harus dilakukan untuk setiap interval 50 meter.

VII. Perhitungan Biaya Pelaksanaan1. Pengumpulan data harga satuan dasar upah, bahan, dan peralatan2. Analisa harga satuan pekerjaan untuk semua mata pembayaran yang mengacu

pada Panduan Analisa Harga Satuan No. 008/BM/2008 yang diterbitkanDirektorat Jenderal Bina Marga.