Teknik Pemahaman Individu

18
TEKNIK-TEKNIK DASAR PEMAHAMAN INDIVIDU (Pendalaman dari pengumpulan data: aspek-aspek yang perlu dipahami serta teknik pemahamannya) A. MATERI 1. Pengertian Pemahaman Individu Pemahaman objek yang akan dikerjakan atau digarap dituntut dilakukan hampir pada semua jenis pekerjaan. Dalam bimbingan dan konseling objek yang “digarapnya” atau dibantunya adalah klien atau para peserta didik yang merupakan individu. Sebelum konselor memberikan layanan atau bantuan bimbingan dan konseling terlebih dahulu perlu melakukan pemahaman individu. Pemahaman tentang potensi, kemampuan, karakteristik, kebutuhan dan masalah-masalah yang dihadapinya. Jenis layanan dan teknik bimbingan yang diberikan harus disesuaikan dengan hasil-hasil pemahaman tersebut. (Sukmadinata, Nana Syaodih. 2007:147-148). Subjek sasaran bimbingan dan konseling adalah individu sebagai pribadi dengan karakteristiknya yang unik. Artinya tidak ada dua orang individu yang memiliki karekteristik yang sama. Atas dasar karakteristik pribadinya, guru pembimbing memberikan bantuan agar individu dapat berkembang optimal melalui proses pemahaman diri, penerimaan diri, pengarahan diri dan aktualisasi diri. Untuk itu seyogyanya Guru Pembimbing memahami pribadi setiap individu yang dibimbing

description

file BK

Transcript of Teknik Pemahaman Individu

Page 1: Teknik Pemahaman Individu

TEKNIK-TEKNIK DASAR PEMAHAMAN INDIVIDU

(Pendalaman dari pengumpulan data: aspek-aspek yang perlu dipahami serta teknik

pemahamannya)

A. MATERI

1. Pengertian Pemahaman Individu

Pemahaman objek yang akan dikerjakan atau digarap dituntut dilakukan hampir pada

semua jenis pekerjaan. Dalam bimbingan dan konseling objek yang “digarapnya” atau

dibantunya adalah klien atau para peserta didik yang merupakan individu. Sebelum

konselor memberikan layanan atau bantuan bimbingan dan konseling terlebih dahulu perlu

melakukan pemahaman individu. Pemahaman tentang potensi, kemampuan, karakteristik,

kebutuhan dan masalah-masalah yang dihadapinya. Jenis layanan dan teknik bimbingan

yang diberikan harus disesuaikan dengan hasil-hasil pemahaman tersebut. (Sukmadinata,

Nana Syaodih. 2007:147-148).

Subjek sasaran bimbingan dan konseling adalah individu sebagai pribadi dengan

karakteristiknya yang unik. Artinya tidak ada dua orang individu yang memiliki

karekteristik yang sama. Atas dasar karakteristik pribadinya, guru pembimbing memberikan

bantuan agar individu dapat berkembang optimal melalui proses pemahaman diri,

penerimaan diri, pengarahan diri dan aktualisasi diri. Untuk itu seyogyanya Guru

Pembimbing memahami pribadi setiap individu yang dibimbing sehingga dapat melakukan

tugasnya membantu siswa ke arah perkembangan yang optimal (Moh Surya.1998: 4.1)

Pemahaman individu oleh Aiken (1997:454) diartikan sebagai “Appraising the

presence or magnitude of one or more personal characteristic. Assessing human behavior

and mental processes includes such procedures as observations, interviews, rating scale,

check list,inventories, projective techniques, and tests”. Pengertian tersebut diartikan bahwa

pemahaman individu adalah suatu cara untuk memahami, menilai atau menaksir

karakteristik, potensi, dan atau masalah-masalah (gangguan yang ada pada diri individu

atau sekelompok individu. Cara yang digunakan meliputi observasi, interview, skala

penilaian, daftar cek, inventori, teknik projektif, dan beberapa jenis tes. Adapun data yang

Page 2: Teknik Pemahaman Individu

perlu dihimpun dalam pemahaman individu, menurut Sukmadinata, Nana Syaodih

(2007:223)meliputi aspek-aspek yaitu:

a) Kepribadian: konsep aku dan kesadaran diri, kesehatan mental, watak, temperamen,

kecenderungan intropert-ekstravert, kelainan penyimpangan mental, dll.

b) Kecakapan: kecerdasan (umum dan khusus), bakat skolastik dan vokasional-

profesional, prestasi belajar dalam semua mata pelajaran.

c) Sosial: interaksi sosiao, penyesuaian diri, komunikasi, bahsa, kepemimpinan,

kemandirian, disiplin, tanggung jawab, dll.

d) Afektif; perasaan, emosi, sikap, minat, motivasi

e) Fisik dan kesehatan: kondisi fisik, pancaindra, kesehatan, kebugaran, penyakit

menetap/lama diderita, alergi, cacat fisik, dll.

f) Cita-cita: harapan masa depan, rencana lanjutan studi, pengembangan karir,

pekerjaan.

g) Keunggulan-keunggulan dalam bidang: akademik, keagamaan, olahraga, kesenian,

keterampilan, sosial, dll

h) Pengalaman istimewa dan prestasi yang pernah diraih.

i) Struktur, kondisi dan kehidupan keluarga.

j) Lingkungan, pergaulan sosial, dan kegiatan sebaya.

k) Kebiasaan: hidup, belajar, bekerja, kebiasaan buruk, dll

Dengan demikian, pemahaman individu adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh

seseorang untuk mengerti dan memahami individu lain. Dalam konteks bimbingan dan

konseling, mengerti dan memahami tersebut dilakukan oleh konselor terhadap konseli, atau

menemukan sumber data yang bisa memberikan keterangan tentang konseling.

2. Langkah Bimbingan dan konseling

Dalam memahami individu perlu adanya langkah-langkah yang dilalui sebelum

konselor melakukan pendekatan yaitu 1) Mengidentifikasi masalah, 2) Diagnosis, 3)

Menetapkan Prognosis, 4) Pemberian bantuan, dan 5) Evaluasi dan tindak lanjut. (Ulum,

Syaiful.2010:4)

Mengidentifikasi masalah adalah langkah yang penting yang tidak boleh di tinggalkan

bagi seorang guru bimbingan dan konseling yang ingin berhasil dalam memberikan bantuan

kepada anak didiknya. Pada langkah ini, yang harus diperhatikan oleh seorang guru atau

konselor adalah mengenal gejala gejala awal dari suatu masalah yang sedang dihadapi oleh

Page 3: Teknik Pemahaman Individu

anak didik. Gejala gejala awal ini biasanya dapat diketahui dari tingkah laku yang berbeda

atau menyimpang dari kebiasaan yang sebelumnya dilakukan oleh peserta didik.

Melakukan diagnosis setelah masalah dapat diidentifikasi, pada langkah diagnosis ini

adalah menetapkan masalah tersebut bedasarkan analisis latar belakang yang menjadi

penyebab timbulnya masalah pada anak didik. Hal yang paling penting dari tahapan

diagnosis ini adalah kegiatan pengumpulan data mengenai berbagai hal yang

melatarbelakangi atau menyebabkan gejala yang terjadi. Setelah informasi terkumpul

selanjutnya dilakukan analisis maupun sistesis kemudian dilakukan keterkaitan antara

informasi latar belakang dengan gejala yang nampak atau yang terjadi pada peserta didik.

Menetapkan prognosis dalam tahapan prognosis ini seorang guru bimbingan dari

konseling menetapkan alternatif tindakan bantuan yang akan diberikan kepada anak didik.

Prognosis ini ditetapkan berangkat dari diagnosis atau masalah yang sedang dihadapi oleh

peserta didik. Dari rumusan jenis dan bentuk masalah yang sedang dihadapi peserta didik,

selanjutnya dibuat alternatif tindakan bantuan.

Pemberian bantuan merupakan langkah penting dalam pelayanan bimbingan dan

konseling kepada anak didik setelah menetapkan prognosis adalah merealisasikan langka-

langkah alternatif bentuk bantuan bedasarkan masalah dan latar belakang yang dilakukan

guru bimbingan dan konseling efektik dalam mencapai keberhasilan.

Evaluasi dan Tindak Lanjut Pelayanan bimbingan dan konseling kepada anak didik di

sekolah yang baik harus ada evaluasi. Tanpa adanya evaluasi akan sulit pelayanan

bimbingan dan konseling mencapai keberhasilan. Evaluasi ini dilakukan apabila guru

bimbingan dan konseling dan anak didik melakukan beberapa kali pertemuan. Evaluasi

dapat dilakukan selama proses bimbingan dan konseling berlangsung sampai akhir

pemberian bantuan. Sedangkan, bahan untuk melakukan evaluasi adalah data data primer

yang muncul atau terkumpul selama pertemuan dengan anak didik dan data data sekunder

yang terus dikumpulkan selama proses pemberian bimbingan dan konseling.

3. Prinsip-prinsip dan Pengumpulan Data dalam Pemahaman Individu

Menurut Sukmadinata, Nana Syaodih (2007) dalam program bimbingan dan konseling,

data mempunyai fungsi yang sangat penting, banyak layanan dan bantuan bimbingan dan

konseling yang diberikan harus didasarkan atas data yang tepat. Tim atau seksi bimbingan

dan konseling di sekolah hendaknya memiliki program pengumpulan dan penyimpanan

data yang lengkap, relevan, akurat, efisien, dan efektif.

Kelengkapan data

Page 4: Teknik Pemahaman Individu

Data yang lengkap dapat mendukung kelancaran dan keberhasilan pemberian layanan

dan konseling sehingga dapat mendukung semua kebutuhan pemberian layanan

bimbingan dan konseling. Data yang lengkap hendaknya mencakup beberapa hal, yaitu:

a. data potensi dan data kekuatan atau kecakapan-kecakapan yang dimilikinya,

b. aspek intelektual, sosial, emosional, fisik dan motorik,

c. kebutuhan,

d. tantangan ancaman dan masalah yang dihadapi,

e. karakteristik permanen ataupun temporer.

Relevansi data

Data yang dihimpun hendaknya data yang sesuai atau relevan dengan kebutuhan

layanan bimbingan dan konseling.

Keakuratan data

Data yang akurat berhubungan dengan prosedur dan teknik pengumpulan data. Empat

hal yang berkenaan dengan pengumpulan data ini, yaitu:

a. Validitas data

b. Validitas instrumen

c. Proses pengumpulan data yang benar

d. Analisis data yang tepat

Efisiensi penyimpanan data

Data yang sudah diolah, selanjutnya disimpan dalam kartu atau buku catatan pribadi

atau cumulative record. Sekarang data tersebut disimpan secara elektronik dalam

komputer (soft file/CD) sehinggatidak memerlukan tempat yang banyak dan ruang data

yang luas.

Efektivitas penggunaan data

Data yang tersedia hendaknya dapat memberikan dukungan terhadap pemberian

layanan bimbingan dan konseling, sehingga layanan tersebut dapat memebrikan dampak

atau hasil secara optimal.

4. Teknik Pemahaman Individu

Menurut Sukmadinata, Nana Syaodih (2007) banyak cara atau teknik pemahaman

individu yang berkaitan dengan pengumpulan data yang dapat digunakan dalam program

bimbingan dan konseling. Secara garis besar teknik-teknik tersebut dapat dikelompokkan

Page 5: Teknik Pemahaman Individu

menjadi dua, yaitu teknik pengumpulan data yang bersifat mengukur (teknik tes) dan

menghimpun atau tidak mengukur (teknik non tes).

1) Teknik Tes

Pengumpulan data yang bersifat mengukur atau pengukuran (measurement) kadang-

kadang disebut juga pengumpulan data dengan teknik tes, menggunakan instrument

standar atau yang sudah distandarisasi. Karena instrumen yang digunakan bersifat

mengukur, maka hasil pengumpulan data atau hasil pengukurannya berupa skor atau

angka-angka hasil ukur.

Teknik pengukuran data berdasarkan aspek yang diukur atau dites dibedakan antara

tes kecerdasan, bakat, hasil belajar, dan tes kepribadian, berdasarkan bentuk tesnya ada

tes objektif, uraian, skala, dan tes proyeksi.

a) Tes Kecerdasan

Kecerdasan dapat diartikan sebagai kemampuan berpikir yang bersifat abstrak.

Dapat juga diartikan sebagai kemampuan umum individu untuk berperilaku yang

jelas tujuannya, berpikir rasional, dan berhubungan dengan lingkungannya secara

efektif. Tingkat kecerdasan(IQ) dengan klasifikasinya:

Superior atau genius adalah murid yang dapat bertindak jauh lebih cepat dan

dengan kemudahan dibandingkan dengan murid yang lainnya

Normal adalah murid yang rata-rata atau pada umumnya

Subnormal atau mentally deffective atau mentally retarded adalah murid yang

bertindak jauh lebih lambat dari kecepatannya, dan jauh lebih banyak

ketidaktepatannya dan kesulitannya, dibandingkan dengan murid yang lain.

Dibedakan lebih lanjut kedalam kategori murid-murid;

Debil (moron) yang masih mendekati murid normal yang berusia sekitar 9-190

tahun.

Imbecil mendekati murid normal sekitar usia 5-6 tahun.

Idiot mendekati murid normal berusia dibawah 4 tahun.

b) Tes Bakat

Tes bakat mengukur kecerdasan potensial yang bersifat khusus murid. Ada dua jenis

bakat, yaitubakat sekolah dan bakat pekerjaan-jabatan. Bakat sekolah berkenaan

dengan kecakapan potensial khusus yang mendukung penguasaan bidang-bidang

Page 6: Teknik Pemahaman Individu

ilmu atau mata pelajaran. Sedangkan bakat pekerjaan-jabatan berkenaan dengan

kecakapan potensial khusus yang mendukung keberhasilan dalam pekerjaan.Untuk

mengetahui bakat murid, telah dikembangkan beberapa macam tes, seperti:

Rekonik adalah tes yang mengukur kemampuan fungsi motorik, persepsi dan

berpikir mekanis.

Tes bakat musik.

Tes bakat artistik.

Tes bakat klerikal (perkantoran).

Tes bakat yang multifactor adalah tes bakat mengukur berbagai kemampuan

khusus.

c) Tes Prestasi Belajar (Achievement Tests)

Tes prestasi belajar adalah suatu perangkat kegiatan atau alat yang dimaksudkan

untuk mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran yang telah dirancang

sebelumnya dalam domain kogniitif, afektif dan psikomotor. Penggunaan teknik tes

khususnya tes prestasi belajar bagi guru bertujuan untuk:

Menilai kemampuan belajar murid.

Memberikan bimbingan belajar kepada murid.

Mengecek kemajuan belajar murid.

Memahami kesulitan-kesulitan belajar murid.

Memperbaiki teknik mengajar guru.

Menilai efektifitas (keberhasilan) mengajar guru.

Tes prestasi belajar ini disusun untuk mengukur hasilpembelajaran atau kemajuan

belajar murid. Tes ini meliputi:

Tes diagnostik, yang dirancang agar guru dapat menentukan letak kesulitan

murid, dalam mata pelajaran yang diajarkan.

Tes prestasi belajar kelompok yang baku.

Tes prestasi belajar yang disusun oleh para guru, misalnya dalam bentuk

ulangan sehari-hari.

d) Tes Kepribadian

Beberapa ahli mengartikan bahwa tes kepribadian adalah tes yang berkenaan

dengan aspek-aspek diluar kecerdasan, bakat dan keterampilan, atau aspek sosial-

Page 7: Teknik Pemahaman Individu

afektif. Atau pengertian lebih sempit nya merupakan tes yang berkenaan dengan

karakteristik atau sifat-sifat yang hanya menyangkut karakter (watak) temperamen.

Pada aspek-aspek kepribadian tidak ada atau tidak dapat dibuat standar atau

criteria, sebab aspek-aspek tersebut menunjukkan karakteristik, sifat-sifat.

Kumpulan sifat-sifat seseorang dalam satu aspek atau segi kepribadian hanya

menunjukkan kecenderungan. Kecenderungan tersebut tidak dapat dinilai menurut

criteria umum apakah dalam ketgori tinggi, sedang, maupun rendah.

Kecenderunan-kecenderungan tertentu mungkin dinilai sesuai atau tidak sesuai

atau cocok atau tidak cocok untuk sesuatu tugas, jabatan, pekerjaan, atau ukuran

lingkungan tertentu.

2) Teknik Non-tes

Pengumpulan data yang bersifat menghimpun, umumnya tidak menggunakan

instrument yang bersifat mengukur, tetapi menghimpun atau mendeskripsikan. Instrumen

yang digunakan mungkin juga telah distandarisasi tetapi cara penstandarisasiannya

berbeda dengan instrument pengukuran.

Instrumen tersebut tidak menghasilkan data hasil ukur, skor, atau angka-angka dengan

kualifikasi standar tertentu, tetapi berupa deskripsi atau gambaran. Namun, untuk tujuan

tertentu suatu deskripsi dapat saja disederhanakan dengan menggunakan angka. Teknik

bukan pengukuran ada beberapa macam yaitu wawancara, observasi, angket atau

inventori, catatan anekdot, otobiografi, sosiometri, studi kasus, dan konferensi kasus.

a) Observasi (pengamatan)

Memiliki ciri-ciri sebagai berikut:

Dilakukan sesuai dengan tujuan yang dirumuskan terlebih dahulu.

Direncanakan secara sistematis.

Hasilnya dicatat dan diolah sesuai dengan tujuan.

Perlu diperiksa ketelitiannya.

Teknik observasi dapat dikelompokkan ke dalam beberapa jenis:

Observasi sehari-hari (daiily observation).

Observasii sistematis (systematic observation).

Observasi partisipatif (participative observation).

Observasi non-partisipasif (non participative observation).

Page 8: Teknik Pemahaman Individu

b) Wawancara (interview)

Wawancara merupakan teknik untuk mengumpulkan informasi melalui komunikasi

langsung dengan responden (orang yang minta informasi). Kelebihan dan

kekurangan wawancara diantaranya adalah sebagai berikut:

Kelebihan wawancara yaitu

Merupakan teknik yang paling tepat untuk mengungkapkan keadaan pribadi

murid secara mendalam

Dapat dilakukan terhadap setiap tingkatan umur

Dapat diselenggarakan serempak dengan observasi

Digunakan untuk pelengkap data yang dikumpulkan dengan teknik lain.

Kelemahannya dari wawancara yaitu

Tidak efisien, yaitu tidak bisa menghemat waktusacara singkat

Sangat tergantung pada kesediaan kedua belah pihak

Menuntut penguasaan bahasa dari pihak pewawancara.

Dalam bimbingan dan konseling dikenal beberapa macam wawancara, yaitu:

o Wawancara pengumpulan data (informational interview)

o Wawancara konseling (counseling interview)

o Wawancara disiplin (diciplinary interview)

o Wawancara penempatan (placement interview).

c) Angket

Angket (kuesioner) merupakan alat pengumpul data melalui komunikasi tidak

langsung, yaitu melalui tulisan.

Beberapa petunjuk untuk menyusun angket :

o Gunakan kata-kata yang tidak mempunyai arti rangkap

o Sususnan kalimat sederhana tapi jelas

o Hindarkan kata-kata yang bersifat negatif dan menyinggung perasaan

responder.

d) Catatan Anekdot

Page 9: Teknik Pemahaman Individu

Catatan anekdot, yaitu catatan otentik hasil observasi. Dengan mempergunakan

catatan anekdot, guru dapat:

o Memperoleh pemahaman yang lebih tepat tentang perkembangan murid

o Memperoleh pemahaman tentang penyebab dari gejala tingkah laku murid

o Memudahkan dalam menyesuaikan diri dengan kbutuhan murid.

Catatan anekdot yang baik dimiliki syarat sebagai berikut :

Objektif, yaitu catatan yang dibuat secara rinci tentang perilaku murid

Deskriftif, yaitu catatan yang menggambarkan diri murid secara lengkap

tentang suatu peristiwa mengenai murid

Selektif, yaitu dipilih suatu situasi yang dicatat.

e) Otobiografi (Riwayat atau Karangan) dan Catatan Harian

Karangan pribadi ini merupakan ungkapan pribadi murid tentang pengalaman

hidupnya, cita-citanya, keadaan keluarga, dsb. Yang Penggunaan otobiografi

mempunyai bebrapa kelemahan. Pertama, seringkali murid hanya menuliskan

peristiwa-peristiwa yang berarti bagi murid tapi belum tentu berarti untuk guru

dalam kepentingan layanan bimbingan dan konseling. Kedua, peristiwa-peristiwa

lama seringkali banyak yang terlupakan. Ketiga, ada kecenderungan murid

membuang hal-hal yang kurang sesuai dengan harapan murid dan menggantinya

dengan halyang sesuai. Keempat, seringkali murid tidak mau memberikan

otobiografinya untuk dibaca oleh orang lain. Karangan pribadi ini dalam

pembuatannya dibagi ke dalam dua jenis, yaitu terstruktur dan tidak terstruktur.

o Terstruktur yaitu karangan pribadi disusun berdasarkan tema (judul)

yang telah ditentukan sebelumnya

o Tidak terstruktur yaitu murid diminta untuk membuat karangan pribadi

secara bebas.

f) Sosiometri

Teknik ini bertujuan untuk memperoleh informasi tentang hubungan atau interaksi

sosial (saling penerimaan atau penolakan) di antara murid dalam suatu kelas,

kelompok, kegiatan ekstrakurikuler, organisasi kesiswaan, dll. Melalui teknik ini

guru dapat mengetahui tentang:

Murid yang populer

Page 10: Teknik Pemahaman Individu

Yang terisolir

Klik (kelompok kecil dengan anggota 2-3 orang murid).

Sosiometri dapat digunakan untuk :

o Memperbaiki hubungan insani

o Menentukan kelomppok belajar/kerja

o Meneliti kemampuan memimpin seorang individu (murid) dala

kelompok.

g) Studi Kasus

Studi kasus merupakan teknik mempelajari perkembangan seorang murid secara

menyeluruh dan mendalam serta menggungkap seluruh aspek pribadi murid yang

datanya diperoleh dari berbagai pihak. Dalam melaksanakan studi kasus ini dapat

ditempuh langkah-langkah :

o Menentukan murid yang bermasalah

o Memperoleh data

o Menganalisis data

o Memberikan layanan bantuan.

h) Konferensi Kasus

Konferensi kasus merupakan suatu pertemuan di antara beberapa unsur di sekolah

untuk membicarakan seorang atau beberapa murid yang mempunyai masalah.

Unsur-unsur yang dapat turut berpartisipasi dalam konferensi kasus dapat terdiri

atas, konselor, guru-guru yang mengenal benar murid yang menjadi kasus, kepala

sekolah, psikolog, dokter, petugas perpustakaan, orang tua siswa atau personel

lain yang mengenal dekat dengan murid.

B. ANALISIS

Suatu bentuk layanan bimbingan dan konseling bertujuan untuk dapat menyelesaikan

masalah atau hambatan yang sedang dihadapi individu dalam hal ini yaitu peserta didik

yang dengan adanya layanan bimbingan dan konseling, diharapkan masalah atau

hambatan yang sedang dihadapi tersebut dapat teratasi. Namun, untuk dapat mengatasi

permasalahan atau hambatan yang sedang dialami peserta didik ini seorang konselor atau

guru yang dapat membantu mengatasi masalah tentunya harus dapat mengenali dan

Page 11: Teknik Pemahaman Individu

memahami terlebih dahulu individu yang akan diberikan layanan bimbingan dan

konseling. Karena setiap individu mempunyai aspek-aspek pribadi yang unik yang

berbeda antara individu satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, meskipun seorang

peserta didik mempunyai masalah yang sama tapi untuk dapat mengatasi permasalahan

yang sedang dihadapi nya tidak dapat diselesaikan dengan jenis, layanan, dan teknik

bimbingan dan konseling yang sama karena harus disesuaikan juga dengan aspek-aspek

pribadi yang dimiliki peserta didik tersebut.

Maka selain melakukan identifikasi masalah, diagnosis, prognosis, dan treatment juga

dilakukan teknik pemahaman individu. Teknik pemahaman individu ini adalah suatu cara

yang digunakan untuk dapat memahami aspek-aspek pribadi yang terdapat pada individu

sehingga tujuan layanan bimbingan dan konseling dapat tercapai sesuai dengan

kemampuan dan potensi yang ada pada individu tersebut.

Di dalam memahami individu ini terdapat 2 cara yaitu ada yang dengan teknik tes dan

ada yang dengan non-tes. Penggunaan teknik tes dan non tes ini tergantung pada aspek-

aspek pribadi atau informasi yang akan diperoleh dari individu dan juga instrument yang

digunakan. Apabila aspek-aspek pribadi tersebut dapat diketahui melalui skor atau angka

yang dapat menunjukkan tingkat kemampuan dan dapat menggunakan instrument

pengukuran maka teknik pemahaman individu yang dilakukan dengan cara test,

sedangkan apabila aspek individu yang diperoleh tidak dapat diukur dan tidak dapat

menggunakan instrument pengukuran maka teknik pemahaman individu menggunakan

teknik non tes. Pada teknik non tes ini dihasilkan suatu deskripsi atau gambaran tentang

aspek-aspek pribadi dari seorang individu.

Teknik pemahaman individu ini perlu dilakukan oleh seseorang konselor maupun

guru mata pelajaran atau wali kelas karena teknik pemahaman individual ini merupakan

suatu langkah awal untuk dapat menentukan treatment atau layanan bimbingan dan

konseling berdasarkan data-data yang diperoleh. Sehingga treatment atau layanan

bimbingan dan konseling yang diberikan kepada peserta didik yang sedang mengalami

masalah atau hambatan dapat teratasi dengan tepat dan terarah.

C. REFERENSI

Aiken, L. R. (1997). Psychological testing and assessment. (edition). Tokyo: Allin an

d Bacon.

Sukmadinata. Nana Syaodah. (2005). Landasan Psikologi proses pendidikan.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Page 12: Teknik Pemahaman Individu

Surya,H.M. (1998). Buku Materi Pokok Bimbingan dan Konseling. Yakarta.

Universitas Terbuka.

Ulum, Syaiful. (2010). Bimbingan dan Konseling. [online] tersedia

http://www.academia.edu/8337664/Bimbingan_Konseling [12 Maret 2015]