Teknik Pengamatan Virus dan Parasit
-
Upload
nabila-azhari -
Category
Education
-
view
296 -
download
1
Transcript of Teknik Pengamatan Virus dan Parasit
TEKNIK PENGAMATAN
VIRUS DAN PARASIT
KELOMPOK V
Iin Fauziah (O1A115093)
Indah Mawarni (O1A114095)
Ririn Andriani (O1A114084)
Nabila Hijaz R.A (O1A115114)
FARMASI 2015 C
UNIVERSITAS
HALU OLEO
PENDAHULUAN
Seberapa besar ukuran virus ?
Partikel virus 100 kali lebih kecil dari sel bakteri tunggal.Sel bakteri saja sudah lebih dari 10 kali lebih kecil darisel manusia dan sel manusia adalah 10 kali lebih kecildari diameter sehelai rambut manusia.Ukuran virus sekitar 20-300 milimikron ( 1 milimikron =
1 x 106mm.Karena ukurannya kecil, maka virus hanya dapat
diamati dengan mikroskop elektron.
Virus adalah organisme kecilyang dapat menyebabkanpenyakit ringan sampai beratpada manusia.
Umumnya, tubuh virus dapatdibagi menjadi bentuk helikal(ulir) dan ikosahedral (duapuluh bentukan segitiga).
Virus juga dapat memilikibentuk berselubung danbentuk kompleks.
VIRUS
Parasit adalah hewan atau tumbuhanyang hidup di dalam tubuh atau padatubuh organisme lain (berbeda jenis),sehingga dapat memperoleh makanandari inangnya tanpa ada kompensasiapapun. Jadi parasit itu adalah organismeyang hidup atas jerih payah organismelain tanpa memberi imbalan apapun.
Berbagai jenis parasit dari jenis amoeba, protozoa, jamur, dan
lainnya bisa diperiksa di laboratorium parasitologi dengan bantuan
mikroskop. Sedangkan jenis cacing dan serangga bisa diamati secara
makroskopis.
PARASIT
TEKHNIK PENGAMATAN VIRUS
ALAT YANG DIGUNAKAN
Karena ukurannya yang sangat kecil, maka virus hanya bisadiamati menggunakan mikroskop elektron.
Mikroskop elektron adalah sebuah mikroskopyang mampu untuk melakukan pembesaranobjek sampai 2 juta kali, yang menggunakanelektro statik dan elektro magnetik untukmengontrol pencahayaan dan tampilangambar serta memiliki kemampuanpembesaran objek serta resolusi yang jauhlebih bagus daripada mikroskop cahaya.
Virus dapat diamati dalam beberapamedia pengamatan contohnya padabakteri di feses. Pengamatan Viruspada bakteri di feses dapat diamatidengan metode plaque.
METODE PLAQUE
Plaque merupakan “jendela” pada lapisan sel inang yang hidup menyebar pada permukaan media agar.
Plaque dapat dilihat apabila partikel virus (bakteriofage) dicampur dengan lapisan tipis inang bakteri yang
ditumbuhakan dalam media agar.
Sel-sel yang terinfeksi menghasilkan zona jernih yang mengindikasikan bakteri yang lisis oleh agen virus
Metode plaque digunakan untuk menghitung jumlah unit virus
Sampel yang biasa digunakan berupa kotoran.
ALAT YANG DIGUNAKAN
Cawan petriCotton buds steril
Korek apiPembakar bunsen
wrapperPipet ukur 1 ml
FillerBotol sterilDrugalskyinkubator
BAHAN
Nutrient agarAlkohol
Sampel. misalnyayang berasal dari 0,1
ml limbah cairkotoran sapi, kotoran
kambing, kotoranayam, kotorankelinci, kotoran
bebek, dan air kloset.
METODE
sampel air yang diduga mengandung virusdimasukkan ke dalam botol sampel.
3 media pertumbuhan (NA) disiapkan. Satu media NA mengandung isolat E. Coli , satu media NA
mengandung sampel limbah cair tanpa E.Coli, dansatu media yang mengandung campuran isolate E.
Coli dan sampel limbah cair.
Sampel diambil sebanyak 0,1 ml denganmenggunakan pipet ukur steril dandiinokulasikan secara aseptis pada
kedua media NA yang telah disiapkan
Sampel air diratakan denganmenggunakan druglasky
Diinkubasi selama 2x24 jam dengansuhu 37 derajat C.
Diamati pembentukan plaque yang terjadi, apabilaterbentuk plaque pada koloni pertumbuhan
bakteri, maka diduga terdapat virus yang melisiskan bakteri.
6
5
1
4
3
2
TEKHNIK PENGAMATAN PARASIT
Dalam mengidentifikasi berbagai organismeyang tergolong parasit, diantaranya protozoa darah,protozoa usus, Cestoda, Trematoda, serta pemeriksaantinja untuk identifikasi parasit dan sediaan darah malariadapat dilakukan melalui pengamatan langsung padapreparat parasitologi dengan bantuan mikroskop
Pemeriksaan untuk parasit dengan mikroskop dilaboratorium diagnostik rutin sebagian besar dimintapada sampel feses.
MIKROSKOP
Mikroskop adalah alat optikyang terdiri dari susunanbeberapa lensa pembesar yangdigunakan untuk melihatbenda, jasadrenik,mikroorganisme, ataubagian tubuh makhluk hidupyang berukuran sangat kecilyang tidak dapat dilihat denganmata telanjang.
Lensa objektif, berfungsi memperbesarbayangan preparat.Revolver atau pemutar lensa, adalahalat yang digunakan untuk memasanglensa objektif.Lensa okuler, berfungsi untukmemperbesar bayangan dari lensaobjektif..Tubus okuler, adalah bagian yangmenghubungkan lensa okuler, revolver,dan lensa objektif.Kaca atau cermin, merupakan bagianalat penerang yang berfungsi untukmenangkap cahaya, kemudianmemantulkannya ke arah kondensor.Diafragma, merupakan bagian yangdapat mengatur banyak sedikitnyacahaya yang masuk. Bagian ini dapatmenutup dan membuka.
Bagian-Bagian dan Fungsi
Mikroskop
Kondensor merupakan bagian yangberfungsi memusatkan cahaya padapreparat yang kita amati.Lengan mikroskop, yang merupakantempat memegang mikroskop.Meja benda, yang berfungsi sebagaitempat untuk meletakkanpreparat yang akan diamati denganmikroskop.Penjepit, berfungsi sebagai penjepit kacayang berisi preparat agar tidak bergeser-geser.Makrometer atau tombol pengatur kasar,berfungsi menggerakkan lensa naik-turundengan cepat.Mikrometer atau tombol pengatur halus,berfungsi menggerakkan lensa naik-turunsecara perlahan-lahan.
Cara Menggunakan Mikroskop
METODE PENGAMATAN TELUR CACING PADA FESES
1. Metode Apung (Floation method)
Metode ini digunakan larutan NaCl jenuh atau larutan gula yang didasarkan atas
BD (Berat Jenis) telur sehingga telur akan mengapung dan mudah diamati. Cara
kerjanya didasarkan atas berat jenis larutan yang digunakan, sehingga telur-telur
terapung dipermukaan dan juga untuk memisahkan partikel-partikel yang besar
yang terdapat dalam tinja. Pemeriksaan ini hanya berhasil untuk telur-telur
Nematoda, Schistostoma, Dibothriosephalus, telur yang berpori-pori dari famili
Taenidae, telur-telur Achantocephala ataupun telur Ascaris yang infertil.
2. Metode Harada Mori
Metode ini digunakan untuk menentukan dan mengidentifikasi larva cacing
Ancylostoma Duodenale, Necator Americanus, Srongyloides Stercolaris dan
Trichostronngilus yang didapatkan dari feses yang diperiksa. Teknik ini
memungkinkan telur cacing dapat berkembang menjadi larva infektif pada kertas
saring basah selama kurang lebih 7 hari, kemudian larva ini akan ditemukan
didalam air yang terdapat pada ujung kantong plastik.
ALAT DAN BAHAN YANG
DIGUNAKAN PADA METODE
APUNG
1. Mikroskop
2. Objek glass
3. Cover glass
4. Beker glass
5. Lidi
6. Penyaring teh
7. Jarum ose
8. Tabung sentrifugasi
10. 10 gram tinja
11. 200 ml larutan NaCl jenuh
(33%)
ALAT DAN BAHAN YANG
DIGUNAKAN PADA METODE
HARADA MORI
1. Mikroskop
2. Objek glass
3. Cover glass
4. Beker glass
5. Tabung Reaksi
6. Rak tabung reaksi
7. Lidi
8. Penyaring teh
10. 10 gram tinja
11. 200 ml larutan Nacl jenuh
(33%)
METODE APUNG
1. 10 gr tinja atau feses diambil lalu dicampur dengan 200 ml larutan NaCl jenuh (33%) kemudian diaduk sehingga larut. Bila terdapat serat –serat selulosa disaring terlebih dahulu dengan penyaring teh penyaring teh dan dituangkan ke dalam tabung sentrifugasi.
2. Tabung tersebut diputar pada alat sentrifugasi selama 5 menit dengan putaran 10 X tiap menit.
3. Dengan ose atau cover glass, diambil larutan bagian permukaan dan ditaruh pada objek, ditutup dengan gelas penutup kemudian diperiksa dibawah mikroskop.
METODE HARADA MORI
1. Tabung reaksi/plastik diisi aquades steril ± 5 ml.
2. Dengan lidi tinja dioleskan pada kertas saring sampai mengisi sepertiga bagian tengahnya.
3. Kemudian kertas saring dimasukkan dalam tabung reaksi/plastik. Caranya dilipat membujur dengan ujung kertas menyentuh permukaan aquades dan tinja jangan sampai tercelup aquades lalu tutup plastik dengan penjepit.
4. Plastik/tabung reaksi dilabeli.5. Disimpan pada suhu kamar selama 3 –
7 hari.
SEKIAN
&
TERIMA KASIH