TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

78

Transcript of TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

Page 1: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19
Page 2: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 1

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASAN

TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

Page 3: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-192

Sanksi Pelanggaran Pasal 113Undang-undang No. 28 Tahun 2014 tentang Hak Cipta1. Setiap orang yang dengan tanpa hak melakukan pelanggaran hak ekonomi sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1)

huruf i untuk penggunaan secara komersil dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidanadenda paling banyak Rp 100.000.000,- (seratus juta rupiah)

2. Setiap orang yang dengan tanpa hak dan/atau tanpa izin Pencipta atau Pemegang Hak Cipta melakukan pelanggaran hakekonomi pencipta sebagaimana dimaksud dalam pasal 9 ayat (1) huruf c, huruf d, huruf f, dan/atau huruf h untuk penggunaansecara komersil dipidana dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp500.000.000,- ( lima ratus juta rupiah)

Page 4: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 3

PENGEMBANGANPADAT KARYA KAWASAN

TEKNOPOLITAN PADAMASA PANDEMI COVID-19

Zaili RusliDadang Mashur

Dedi Kusuma HabibieKhairul Amri

Risky Arya Putri

Penerbit Taman KaryaPekanbaru

2020

Studi Hilirisasi Kelapa Sawit di Kabupaten Pelalawan

Page 5: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-194

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

Penulis:Zaili Rusli

Dadang MashurDedi Kusuma Habibie

Khairul AmriRisky Arya Putri

Editor:Zulkarnaini

Sampul:Syam_Witra

Layout:Arnain '99

Cetakan I:Oktober 2020

PenerbitTAMAN KARYA

Anggota IKAPIPuri Alam Permai C/12 Pekanbaru

E-mail: [email protected]

Hak cipta dilindungi oleh undang-undangDilarang mengutip atau memperbanyak sebagian

atau seluruh buku tanpa izin tertulis dari Penerbit

ISBN 978-623-6736-65-4

Page 6: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 5

PRAKATA

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT,Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan rahmat-Nya sehinggatim penulis dapat menyelesaikan penyusunan buku monografyang berjudul “Pengembangan Padat Karya KawasanTeknopolitan pada masa Pandemic Covid-19 (StudiHilirisasi Kelapa Sawit di Kabupaten Pelalawan).“

Buku ini secara umum mengupas bagaimana tata kelolapengembangan hilirisasi kelapa sawit di kawasan teknopolitandi Kabupaten Pelalawan. Objek yang dianalisis adalah: pertamapengembangan hilirisasi kelapa sawit di kawasan teknopolitan,kedua potensi hilirisasi kelapa sawit di kawasan teknopolitan,dan ketiga yakni tata kelola pengembangan hilirisasi kelapasawit di kawasan teknopolitan.

Buku ini diharapkan bisa menjadi tambahan referensi bagipara akademisi dan masyarakat pada umumnya dalam rangkamenambah khasanah pengetahuan tentang pengembangankawasan teknopolitan pada suatu daerah. Penulis tentunyamenyadari bahwa dalam penulisan buku ini masih banyakkekurangan sehingga saran dan kritik diterima dengan lapangdada.

Page 7: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-196

Pada akhirnya, kami berharap semoga kehadiran buku inidapat memberikan manfaat bagi semua.

Pekanbaru, September 2020

Penulis

Page 8: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 7

DAFTAR ISI

PRAKATA ................................................................ 5DAFTAR ISI ................................................................ 9

BAB I PENDAHULUAN .............................................. 11

BAB II PENGEMBANGAN WILAYAHDAN KAWASAN TEKNOPOLITAN ..................... 252.1 Pengembangan Wilayah ................................... 252.2 Pembangunan Berkelanjutan ............................ 282.3 Pengembangan Kawasan Teknopolitan ............ 31

BAB III PEMBAGIAN ZONASIKAWASAN TEKNOPOLITAN .............................. 353.1 Zona Pendidikan............................................... 363.2 Zona Riset ........................................................ 373.3 Zona Industri .................................................... 383.4 Zona Sarana Pelayanan Umum......................... 383.5 Zona Lindung dan Konservasi .......................... 39

BAB IV PENGEMBANGAN PADAT KARYAKAWASAN TEKNOPOLITAN MELALUIHILIRISASI KELAPA SAWIT ................................ 43

Page 9: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-198

4.1 Pengembangan Padat Karya KawasanTeknopolitan Melalui Hilirisasi Kelapa Sawit . 43

4.2 Potensi Hilirisasi Kelapa Sawit di Kawasan ....Teknopolitan pada Masa Pandemic Covid 19 .. 49

4.3 Tata Kelola dan Implikasi Pengembangan PadatKarya Kawasan Teknopolitan pada MasaPandemi Covid 19 ............................................ 56

BAB V PENUTUP.......................................................... 69

DAFTAR PUSTAKA ....................................................... 71

Page 10: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 9

Bab IPENDAHULUAN

Page 11: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-1910

Page 12: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 11

Bab IPENDAHULUAN

Pembangunan daerah melalui pengembangan kawasanmenjadi salah satu langkah strategis yang dilakukan pemerintahbaik pusat maupun daerah untuk mengupayakan keserasian dankeseimbangan antar daerah sesuai dengan potensi alam yangdimiliki. Pembangunan dan pengembangan kawasan yangdilakukan bertujuan untuk menciptakan dan meningkatkan dayaguna yang di khususkan demi kepentingan masyarakat denganaktivitas yang dilakukan terutama dalam hal penciptaan danpengembangan inovasi yang mendukung proses pembangunansecara berkelanjutan.

Pembangunan daerah melalui pengembangan kawasantertuang dalam Undang-Undang No. 17 Tahun 2007 tentangRPJPN dan visi pembangunan nasional tahun 2005-2025dengan 8 (delapan) misi pembangunan dengan sasaran pokokberdasarkan tujuan pembangunan jangka panjang tahun 2005-2025 yakni “mewujudkan bangsa yang maju, mandiri dan adilsebagai landasan bagi tahap pembangunan berikutnya menujumasyarakat yang adil dan makmur dalan Negara KesatuanRepublik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-UndangDasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945”.

Page 13: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-1912

Pengembangan kawasan telah dilakukan di berbagai daerahdi Indonesia salah satunya adalah penciptaan kawasan tek-nopolitan. Pengembangan kawasan teknopolitan menjadi sangatpenting dalam rangka mengembangkan kawasan berbasisteknologi. Jika dilihat dari pengertiannya bahwa teknopolitanadalah konsepsi kawasan berdimensi pembangunan ekonomi,sosial dan budaya, yang memiliki sentra kegiatan iptek, kegiatanproduktif dan gerakan masyarakat yang mendukung percepatanperkembangan inovasi, difusi dan pembelajaran. Pengertianlain mengenai kawasan teknopolitan adalah suatu kawasankhusus yang dibangun berdasarkan komitmen memiliki satuatau lebih sentra kegiatan iptek yang mampu mewujudkanketerkaitan antara lembaga pendidikan tinggi, lembaga pe-nelitian dan pengembangan, dan industri yang merupakanwahana penguatan jaringan inovasi dalam kerangka sisteminovasi (BPPT Pelalawan, 2015).

Secara khusus Techno Park / Teknopolitan didefinisikansebagai sebuah kawasan melingkupi perkantoran, pusat per-dagangan, laboratorium penelitian, pusat pelatihan dan pendidi-kan, dan fasilitas lain yang dilengkapi dengan infrastrukturdilingkungan yang hijau, dengan tujuan utama untuk mendorongtumbuhnya inisiatif regional guna membangun ekonomiberbasis inovasi dan teknologi. Tujuan dari pengembanganTechno Park adalah untuk membuat keterkaitanyang permanenantara peguruan tinggi (akademisi), pelaku industri / bisnis /finansial dan pemerintah sehingga terjadi clustering dancritical mass dari peneliti dan perusahaan. Techno Park men-coba menggabungkan ide, inovasi, dan know-how dari duniaakademik dan kemampuan finansial dan marketing dari duniabisnis. Tujuan dari penggabungannya agar dapat meningkatkandan mempercepat pengembangan produk serta mengurangiwaktu yang dibutuhkan untuk memindahkan inovasi ke produkyang dapat dipasarkan dengan harapan untuk memperoleheconomic return yang tinggi (BPPT Pelalawan, 2015).

Page 14: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 13

Memperhatikan pernyataan resmi World Health Organi-zation (WHO) yang menyatakan COVID-19 sebagai pandemiglobal, didukung dengan pernyataan resmi Presiden RepublikIndonesia yang menyatakan penyebaran COVID-19 sebagaiBencana Nasional (Bencana Non-Alam) dan Keputusan KepalaBadan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terkaitPerpanjangan Status Keadaan Tertentu Darurat Bencana WabahPenyakit Akibat Virus COVID-19 di Indonesia, berpengaruhterhadap berbagai aspek kehidupan tidak terkecuali pada aspekekonomi masyarakat. Pandemi global merupakan suatu isyaratbahwa dalam menghadapi pandemi ini segala fokus kebijakanyang dilakukan suatu negara harus memprioritaskan kebijakanpenanganan kesehatan di satu sisi, dan disisi lainnya juga mem-perhatikan langkah-langkah yang dapat membantu masyarakatuntuk secara mandiri dan berdaya dalam memenuhi kebutuhankesehatan dan perkenomian.

Penguatan tindakan pencegahan dan pengendalian ber-sama, meningkatkan komunikasi dan kerjasama inter dan antardepartemen, melakukan konsultasi rutin untuk menganalisisperkembangan epidemi dan mendiskusikan kebijakan pen-cegahan dan pengendalian merupakan Langkah yang harusdilakukan oleh pemerintah saat ini tidak terkecuali juga bagipemerintah daerah. Fokus utama pemerintah selain penanganankesehatan masyarakat yang terdampak juga harus memper-hatikan kebutuhan hidupnya.

Beberapa ahli menemukan bahwa melalui transfer alokasisumber daya nasional, pemerintah dapat meningkatkan pem-bangunan ekonomi dan memiliki dampak langsung pada ke-sejahteraan warga negara, program demikian dianggap efektifuntuk memberikan stimulus atau bantuan kepada masyarakat,namun manfaat yang diterima berupa insentif tanpa disertaidengan pemberdayaan ekonomi akan menimbulkan masalahbaru dikemudian hari.

Timbulnya bencana adalah sebuah ujian unik bagi akun-

Page 15: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-1914

tabilitas pemerintah khususnya dalam bagaimana memberikanlayanan bagi masyarakat. Di satu sisi, pemerintah memilikikesempatan untuk mempengaruhi pemilih, memberi sinyalmelalui respons mereka terhadap krisis seberapa baik merekadapat berkinerja. Di sisi lain, warga negara memiliki kesem-patan untuk belajar tentang kapasitas pemerintah yang sedangmenjabat dan dengan demikian memastikan akuntabilitas pe-nyelenggaraan pemerintahan.

Selain daripada itu pengelolaan bencana yang salah dapatmenyebabkan hilangnya legitimasi pemerintah dan pemerintahdaerah di hadapan warga negara. Selain aspek politis, aspekekonomi merupakan aspek yang perlu diperhatikan denganseksama oleh para pengambil keputusan. Ketidakmampuanpemerintah dalam mengatasi krisis saat terjadi bencana me-rupakan salah satu bentuk bencana ekonomi baru yang dapatmenjerumuskan suatu negara ke dalam krisis moneter ber-kepanjangan bahkan dapat mendorong negara tersebut menjadinegara gagal (failed state).

Kabupaten Pelalawan merupakan salah satu Kabupatenyang berada di Provinsi Riau dengan luas wilayah sekitar 13.882Km2 atau sekitar 14,73% dari luas Provinsi Riau. Terdapat 12kecamatan, 14 kelurahan dan 104 desa. Tahun 2018, jumlahpenduduk di Kabupaten Pelalawan mencapai 460.780 jiwadengan laju pertumbuhan penduduk sekitar 6,71 % pertahun.Rata-rata laju pertumbuhan ekono mi sekitar 4,52 % di do-minasi perkembangan industri pengolaha kelapa sawit dan kayu(49%) dan perkebunan kelapa sawit dan kehutanan (37%).Penetapan kawasan Teknopolitan di Kabupaten Pelalawanmerupakan langkah yang tepat dalam upaya mengembangkanpotensi daerah untuk meningkatkan perekonomian masyarakat(Dispenda Pelalawan, 2018).

Kawasan Teknopolitan Pelalawan ini berlokasi di Keca-matan Langgam Kabupaten Pelalawan, tepatnya pada satu ham-paran yang terbentang di tiga desa, yakni Kelurahan Langgam,

Page 16: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 15

Desa Padang Luas dan Desa Penarikan. Sebagai salah satubagian dari Provinsi Riau, Pelalawan merupakan wilayah yangsangat sentral bukan hanya lokasi geografis tetapi juga melihatposisi dan potensi yang dimiliki. Pelalawan menetapkan visipembangunannya dimulai dengan inovasi. Sesuai dengan se-mangat yang sudah digariskan dalam UU No 17 Tahun 2007tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional 2025yang esensinya pembangunan ekonomi Indonesia akandiarahkan kepada pembangunan berbasis pengetahuan terutamapenguatan sistem inovasi. Kawasan teknopolitan ini memilikidasar hukum dan kebijakan pendukung yaitu Rencana Pem-bangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019,Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) 2006-2025, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah(RPJMD) Kabupaten Pelalawan 2016-2021, KeputusanKepala BKPM atas nama Menteri Lingkungan Hidup danKehutanan tentang pelepasan kawasan hutan untuk pemba-ngunan kawasan teknopolitan atas nama Bupati Pelalawan se-luas 3.754 Ha, dan Peraturan Bupati Pelalawan Nomor 32 tahun2015 tanggal 5 Mei 2015 tentang pengelolaan dan pem-bangunan kawasan teknopolitan Pelalawan.

Pemerintah Kabupaten Pelalawan dengan dukungan BadanPengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) mengembangkankawasan Pelalawan Techno Park ini sejak tahun 2012 sebagaiwahana edukasi, pengembangan inovasi dan teknologi berbasissawit. Kawasan Techno Park Pelalawan merupakan TechnoPark terluas di Indonesia, lebih kurang 3.754 Ha dan menjadibagian dari 100 Techno Park serta menjadi salah satu dari 5Techno Park percontohan di Indonesia. Masterplan pem-bangunan kawasan Teknopolitan dapat dilihat dalam gambarberikut:

Page 17: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-1916

Gambar 1.1 Penyusunan Masterplan Kawasan Teknopolitan

Kawasan Techno Park Pelalawan dibagi ke dalam 7 zonayakni zona pendidikan, zona riset, zona industri, zona pe-mukiman, zona konservasi, zona komersial dan zona publik.Pada zona pendidikan seluas 100 Ha, yakni lokasi yang telahterbangun gedung Sekolah Tinggi Teknopolitan Pelalawan(ST2P). Pembagian kawasan teknopolitan menjadi 7 zona inibertujuan membentuk zona pengembangan yang nantinya akanmenjadi pusat inovasi, edukasi dan salah satu upaya membentukkoridor ekonomi hal tersebut dibuktikan dengan tersedianyaluas lahan sebesar 680 Ha sebagai zona/kawasan khusus in-dustri. Koridor Ekonomi Sumatera mempunyai tema SentraProduksi dan Pengolahan Hasil Bumi dan Lumbung EnergiNasional. Secara geostrategis, Sumatera diharapkan menjadigerbang ekonomi nasional ke Pasar Eropa, Afrika, Asia Selatan,Asia Timur, serta Australia.

Secara umum, Koridor Ekonomi Sumatera berkembangdengan baik di bidang ekonomi dan sosial dengan kegiatanekonomi utama seperti perkebunan kelapa sawit, karet sertabatubara. Namun demikian, Koridor Ekonomi Sumatera jugamemiliki beberapa hal yang harus dibenahi, seperti adanya

Page 18: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 17

perbedaan pendapatan yang signifikan di dalam koridor baikantar perkotaan dan perdesaan ataupun antar provinsi-provinsi,pertumbuhan kegiatan ekonomi utama minyak dan gas bumi(share 20 persen dari PDRB koridor) yang sangat rendahdengan cadangan yang semakin menipis, investasi yangmenurun dalam beberapa tahun terakhir, in-frastruktur dasaryang kurang memadai untuk pengembangan industri, antara lainjalan yang sempit dan rusak, rel kereta api yang sudah rusakdan tua, pelabuhan laut yang kurang efisien serta kurangnyatenaga listrik yang dapat mendukung industri.

Di dalam strategi pembangunan ekonomi, Koridor Eko-nomi Sumatera berfokus pada tiga kegiatan ekonomi utama,yaitu kelapa sawit, karet, serta batubara yang memiliki potensiyang sangat besar untuk menjadi mesin pertumbuhan ekonomi.Kabupaten Pelalawan yang berada pada Koridor EkonomiSumatera berperan strategis dalam memperkuat pertumbuhanekonomi di kawasan ini. Selain berada pada posisi konektivitasyang istimewa juga karena Kabupaten Pelalawan memilikiSumber Daya Alam (SDA) yang sangat potensial dengankomoditi kelapa sawit, perkayuan, gas, minyak bumi danbatubara yang juga menjadi komoditi andalan Koridor EkonomiSumatera.

Kegiatan ekonomi utama kelapa sawit di KabupatenPelalawan memegang peranan penting bagi suplai kelapa sawitdi Indonesia bahkan dunia. Di Kabupaten Pelalawan, kegiatanekonomi utama kelapa sawit memberikan kontribusi yang besarbagi masyarakat. Perkebunan sawit memiliki 2 jenis penge-lolaan yaitu perkebunan plasma yaitu kegiatan untuk melakukanusaha budidaya dan atau usaha industri perkebunan dalam bentukperkebunan rakyat yang diusahakan oleh  perseorangan di atastanah Hak Milik atau Hak Guna Usaha  dan perusahaan per-kebunan yang dilakukan di atas lahan Hak Guna Usaha mulaidari pembibitan, penanaman, pengolahan hasil sampai pema-sarannya, yang kedua adalah perkebunan pola inti plasma yang

Page 19: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-1918

merupakan hubungan kemitraan antara kelompok mitra denganperusahaan mitra, yang didalamnya perusahaan mitra bertindaksebagai inti dan kelompok mitra sebagai plasma. Secara umumpertumbuhan produksi kelapa sawit di Indonesia dapat dilihatdari grafik berikut:

Gambar 1.2 Data Pertumbuhan Produksi Kelapa Sawit di Indonesia

Selanjutnya perkembangan harga kelapa sawit di Kabu-paten Pelalawan dapat dilihat dalam grafik berikut:

Gambar 1.3 Grafik Harga Kelapa Sawit di Kabupaten Pelalawan

Page 20: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 19

Grafik diatas menunjukkan bahwa harga rata-rata tingkatpedagang mengalami kenaikan dari tahun 2015 hingga 2017sama halnya denga rata-rata tingkat petani kelapa sawit yangbermitra yang juga mengalami peningkatan. Tahun 2016 marginharga ditingkat pedagang dengan yang diperoleh petani sawitbermitra mitra mencapai Rp., 250- Rp.350/kg TBS. Presentaseindustri pengolahan kelapa sawit yang hampir mencapai 50%serta peningkatan harga yang mengalami kenaikan menyebabkanperlu adanya pengeloaan lebih lanjut terhadap produk hilirisasikelapa sawit di Kabupaten Pelalawan ditambah dengan adanyadukungan pemerintah daerah dengan penciptaan kawasan tek-nopolitan.

Industri hilir utama dalam mata rantai industri kelapa sawitantara lain oleo kimia, dan biodiesel. Seperti halnya rantai nilaipenyulingan, bagian hilir kelapa sawit ini juga mempunyaikapasitas yang kurang memadai. Hal ini membuat rendahnyamargin dari rantai nilai tersebut. Namun demikian, pengem-bangan industri hilir sangat dibutuhkan untuk mempertahankanposisi strategis sebagai penghasil hulu sampai hilir, sehinggadapat menjual produk yang bernilai tambah tinggi dengan hargabersaing.

Meskipun bagian hilir dari rantai nilai kegiatan ekonomiutama ini kurang menarik karena margin yang rendah, bagianhilir tetap menjadi penting dan perlu menjadi perhatian karenadapat menyerap banyak produk hulu yang ber-margin tinggi,seperti misalnya dengan diversifikasi produk hilir kelapa sawit.Padahal, dengan mengembangkan industri hilir, maka nilai matarantai dan nilai tambah produk CPO akan semakin tinggi, apalagiproduk turunan CPO mempunyai hubungan dengan sektor usahadan kebutuhan masyarakat di bidang pangan.

Pengembangan industri hilir (agroindustri) ini sangat stra-tegis jika dijalankan secara terpadu dan berkelanjutan. Terpaduartinya ada keterkaitan antara usaha sektor hulu dan hilir secarasinergis dan produktif serta ada keterkaitan antar wilayah, antar

Page 21: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-1920

sektor bahkan antar komoditas. Berkelanjutan, sebagaimanadirumuskan oleh World Commission on Sustainability yaitupemenuhan kebutuhan sekarang tanpa mengurangi kemampuangenerasi berikutnya untuk memenuhi kebutuhannya. Melihatbanyaknya produk turunan yang dapat dikembangkan darikomoditas CPO di atas serta nilai tambah ekonomi yang dapatdihasilkan, maka upaya hilirisasi CPO perlu disikapi secarapositif. Program hilirisasi industri yang diinisiasi KementerianPerindustrian sejak tahun 2010 dimaksudkan untuk mendapat-kan nilai tambah produk bahan mentah, memperkuat strukturindustri, menyediakan lapangan kerja, dan memberi peluangusaha di Kabupaten Pelalawan. Hasil kajian peluang investasipengembangan industri pengolahan produk turunan CPOmenunjukkan terdapat empat jenis industri yang mempunyaipeluang investasi dalam beberapa tahun ke depan. Keempatjenis industri tersebut adalah minyak goreng, margarin, oleo-kimia dan biodiesel.

Pengembangan lahan perkebunan kelapa sawit masihmemberi peluang besar di Kabupaten Pelalawan. Pola yang di-laksanakan dalam pengembangan komoditi perkebunan antaralain, pola perusahaan swasta, pola kemitraan, pola swadaya,dan pola inti plasma. Peningkatan nilai tambah diperlukanindustri hilir CPO sehingga dapat dihasilkan margarine, minyakgoreng, sabun dan sebagainya. Kegiatan industri hilir CPOdapat dikembangkan secara integral dalam kawasan tekno-politan dan sangat berpeluang ditawarkan kepada para investoruntuk membangun industri hilir.

Program Pembangunan Kawasan Teknopolitan Pelalawanmerupakan suatu kawasan industri yang terpadu dengan per-guruan tinggi sebagai pencetak tenaga kerja terampil dan pusatriset sebagai pendorong inovasi, dibangun atas dukungan inves-tasi swasta dan pemerintah. Dengan keberadaan pendidikantinggi yang dikelola Yayasan Amanah Pelalawan dan dukunganpembiayaan dari APBD Kabupaten Pelalawan serta bantuan

Page 22: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 21

CSR sejumlah perusahaan, ini merupakan bentuk kontribusidaerah dalam pengembangan dan penyediaan SDM berkualitasdi negeri ini, sebagaimana juga menjadi fokus pemerintahpusat. Selanjutnya, dalam upaya mewujudkan visi dan misiTechno Park Pelalawan yakni pembangunan yang berbasismasyarakat dilakukan upaya pemberdayaan dan revitalisasikebun sawit masyarakat atau sering disebut dengan kebun sawitswadaya.

Mengingat konsep teknopolitan merupakan hasil kon-sensus bersama dan keharmonian antara berbagai pihak yangdapat menciptakan keuntungan yang jelas terutama pihak-pihakyang menjadi peran sentral dalam kawasan teknopolitan yaitupemerintah, perguruan tinggi/lembaga riset, dan industri. Untukpemerintah, berperan meningkatkan aktifitas bisnis, meni-ngkatkan kualitas SDM, meningkatkan pendapatan pajak, me-ningkatkan jumlah lapangan kerja, meningkatkan ekonomiberbasis Research and Development (R&D), meningkatkanekspor dan meningkatkan investasi daerah. Untuk universitas/lembaga riset, berperan menyediakan lapangan kerja untuklulusan, meningkatkan kualitas universitas, meningkatkan transferteknologi, meningkatkan interaksi dengan industri, men-dapatkan dana, dan aplikasi teknologi untuk ekonomi regional.Untuk industri, berperan memberikan akses yang mudah kesumber daya manusia berkualitas, akses yang mudah ke fasilitasdan sumber daya di Universitas, produk-produk baru, pasar baru,meningkatkan daya saing.

Dilihat dari kebijakan nasional Masterplan Percepatandan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)2011-2025, khususnya pengembangan Koridor Ekonomi PulauSumatera, bahwa pengembangan teknopolitan di KabupatenPelalawan yang berbasis pada industri hilir kelapa sawit merupa-kan salah satu upaya yang strategis untuk mengembangkanwilayah berbasis potensi sumber daya alam dengan meng-andalkan teknologi untuk meningkatkan nilai tambah dan

Page 23: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-1922

kolaborasi yang terpadu antara pemerintah, lembaga penelitiandan pengembangan, industri, dan masyarakat. Oleh karena ituagar pembangunan kawasan teknopolitan ini dapat bersinergidengan stakeholder dan berkelanjutan, diperlukan adanya se-buah pengembangan padat karya kawasan yang nantinya akanmenjadi fokus hilirasi kelapa sawit yang juga akan menjadisumber peningkatan perekonomian berkelanjutan untuk bisamenghadapi Pandemic Covid 19.

Page 24: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 23

Bab IIPENGEMBANGAN

WILAYAH DANKAWASAN

TEKNOPOLITAN

Page 25: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-1924

Page 26: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 25

Bab IIPENGEMBANGAN WILAYAH

DAN KAWASAN TEKNOPOLITAN

2.1 Pengembangan Wilayah

Pengembangan wilayah merupakan strategi memanfaatkandan mengkombinasikan faktor internal (kekuatan dan kele-mahan) dan eksternal (peluang dan tantangan) yang ada sebagaipotensi dan peluang yang dapat dimanfaatkan untuk me-ningkatkan produksi wilayah akan barang dan jasa yang me-rupakan fungsi dari kebutuhan baik secara internal maupuneksternal wilayah. Faktor internal ini berupa sumber daya alam,sumber daya manusia dan sumber daya teknologi, sedangkanfaktor eksternal dapat berupa peluang dan ancaman yang munculseiring dengan interaksinya dengan wilayah lain.

Dalam Undang-Undang Nomor 26 tahun 2007 tentangPenataan Ruang, wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuangeografis beserta segenap unsur yang terkait kepadanya yangbatas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratifdan atau aspek fungsional. Menurut Rustiadi, et al. (2011) wi-layah dapat didefinisikan sebagai unit geografis dengan batas-batas spesifik tertentu di mana komponen-komponen wilayahtersebut satu sama lain saling berinteraksi secara fungsional.Sehingga batasan wilayah tidaklah selalu bersifat fisik dan pasti

Page 27: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-1926

tetapi seringkali bersifat dinamis. Komponen-komponenwilayah mencakup komponen biofisik alam, sumberdaya buatan(infrastruktur), manusia serta bentuk-bentuk kelembagaan.Dengan demikian istilah wilayah menekankan interaksi antarmanusia dengan sumberdaya-sumberdaya lainnya yang ada didalam suatu batasan unit geografis tertentu.

Konsep wilayah yang paling klasik (Hagget, Cliff dan Frey,1977 dalam Rustiadi et al., 2011) mengenai tipologi wilayah,mengklasifikasikan konsep wilayah ke dalam tiga kategori,yaitu: (1) wilayah homogen (uniform/homogenous region);(2) wilayah nodal (nodal region); dan (3) wilayah perencanaan(planning region atau programming region). Sejalan denganklasifikasi tersebut, (Glason, 1974 dalam Tarigan, 2010) ber-dasarkan fase kemajuan perekonomian mengklasifikasikanregion/wilayah menjadi: 1) fase pertama yaitu wilayah formalyang berkenaan dengan keseragaman/homogenitas. Wilayahformal adalah suatu wilayah geografik yang seragam menurutkriteria tertentu, seperti keadaan fisik geografi, ekonomi, sosialdan politik. 2) fase kedua yaitu wilayah fungsional yang ber-kenaan dengan koherensi dan interdependensi fungsional,saling hubungan antar bagian-bagian dalam wilayah tersebut.Kadang juga disebut wilayah nodal atau polarized region danterdiri dari satuan-satuan yang heterogen, seperti desa-kotayang secara fungsional saling berkaitan. 3) fase ketiga yaituwilayah perencanaan yang memperlihatkan koherensi ataukesatuan keputusan-keputusan ekonomi.

Menurut Saefulhakim, dkk (2002) wilayah adalah satukesatuan unit geografis yang antar bagiannya mempunyai ke-terkaitan secara fungsional. Oleh karena itu, yang dimaksuddengan pewilayahan (penyusunan wilayah) adalah pendeli-neasian unit geografis berdasarkan kedekatan, kemiripan, atauintensitas hubungan fungsional (tolong menolong, bantu mem-bantu, lindung melindungi) antara bagian yang satu denganbagian yang lainnya. Wilayah pengembangan adalah pewilayahan

Page 28: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 27

untuk tujuan pengembangan/pembangunan/development.Tujuan-tujuan pembangunan terkait dengan lima kata kunci,yaitu: (1) pertumbuhan; (2) penguatan keterkaitan; (3) kebe-rimbangan; (4) kemandirian; dan (5) keberlanjutan. Sedangkankonsep wilayah perencanaan adalah wilayah yang dibatasiberdasarkan kenyataan sifat-sifat tertentu pada wilayah tersebutyang bisa bersifat alamiah maupun non alamiah yang sede-mikian rupa sehingga perlu direncanakan dalam kesatuan wi-layah perencanaan.

Pembangunan merupakan upaya yang sistematik danberkesinambungan untuk menciptakan keadaan yang dapatmenyediakan berbagai alternatif yang sah bagi pencapaian as-pirasi setiap warga yang paling humanistik. Sedangkan menurutAnwar (2005), pembangunan wilayah dilakukan untuk mencapaitujuan pembangunan wilayah yang mencakup aspek-aspekpertumbuhan, pemerataan dan keberlanjutan yang berdimensilokasi dalam ruang dan berkaitan dengan aspek sosial ekonomiwilayah. Pengertian pembangunan dalam sejarah dan strategi-nya telah mengalami evolusi perubahan, mulai dari strategipembangunan yang menekankan kepada pertumbuhan ekonomi,kemudian pertumbuhan dan kesempatan kerja, pertumbuhan danpemerataan, penekanan kepada kebutuhan dasar (basic needapproach), pertumbuhan dan lingkungan hidup, dan pem-bangunan yang berkelanjutan (suistainable development).

Lebih jelas Zen dalam Alkadri (2001) menggambarkantentang pengembangan wilayah sebagai hubungan yang har-monis antara sumber daya alam, manusia, dan teknologi denganmemperhitungkan daya tampung lingkungan dalam mem-berdayakan masyarakat, seperti terlihat pada gambar berikut:

Page 29: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-1928

Gambar 2.1 Pengembangan Wilayah sebagai Hubungan yang Harmonisantara Sumber Daya Alam, Manusia, dan Teknologi

Pada umumnya pengembangan wilayah mengacu padaperubahan produktivitas wilayah, yang diukur dengan pening-katan populasi penduduk, kesempatan kerja, tingkat pendapatan,dan nilai tambah industri pengolahan. Selain definisi ekonomi,pengembangan wilayah mengacu pada pengembangan sosial,berupa aktivitas kesehatan, pendidikan, kualitas lingkungan,kesejahteraan dan lainnya. Pengembangan wilayah lebih me-nekankan pada adanya perbaikan wilayah secara bertahap darikondisi yang kurang berkembang menjadi berkembang.

2.2 Pembangunan Berkelanjutan

Pembangunan yang berkelanjutan atau sustainabledevelopment memiliki berbagai definisi dalam perkembangan-nya. Berdasarkan President’s Council on Sustainable Deve-lopment in the United States as (USEPA, 2013), pembangunanyang berkelanjutan merupakan suatu proses perkembangan yangdapat meningkatkan tingkat perekonomian, menjaga kelestarianlingkungan, dan keadaan sosial untuk kebermanfaatan generasisekarang dan generasi di masa depan.

Page 30: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 29

Pada tahun 2002, Konferensi Dunia dalam agenda Pem-bangunan Berkelanjutan yang di laksanakan di Johannesburguntuk memperbaharui komitmen dunia untuk pembangunanyang berkelanjutan. Konferensi tersebut menyetujui rencanaJohannesburg untuk mengimplementasikan nilai-nilai keber-lanjutan dalam pembangunan yang berkelanjutan. Hal inimenandakan pendekatan dalam tiga pilar pembangunan ber-kelanjutan. Pembangunan yang berkelanjutan mecoba untukmencapai kesetaraan pembangunan ekonomi, kesejahteraansosial, dan pelestarian lingkungan dalam suatu sistem pemba-ngunan yang berkaitan satu dengan yang lainnya. Pemberiankonsep dari pembangunan yang berkelanjutan berawal darisistem berpikir, definisi pembangunan yang berkelanjutan padailustrasi ini mewajibkan bahwa keterkaitan antara ruang danwaktu.

Pemberian konsep pembangunan yang berkelanjutan inididasarkan oleh sistem berpikir, definisi dari pembangunanberkelanjutan dalam ilustrasi gambar diatas membutuhkanketerkaitan antara ruang dan waktu di seluruh dunia. Oleh sebabitu, pembangunan berkelanjutan bergantung kepada pendekatansistem dasar yang mencoba untuk memahami interaksi yangada dari tiga pilar (lingkungan, sosial, dan ekonomi) dalam suatuupaya untuk mewujudkan konsekuensi yang lebih baik dariperbuatan kita (USEPA, 2013). Berdasarkan, United StatesEnvironmental Protection Agency (USEPA) memiliki wawasanuntuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan melaluienam aspek yang ada di dalam setiap pilar pembangunan(USEPA, 2013 dalam Chang, 2015)

Page 31: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-1930

Gambar 2.2 Tiga Pilar Pendekatan Pembangunan Berkelanjutan

2.3 Pengembangan Kawasan Teknopolitan

Konsep pengembangan kawasan teknopolitan merupakansalah satu bagian dari konsep pengembangan kawasan berbasisteknologi, yaitu kawasan berdimensi pembangunan ekonomidengan sentra ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) yangmendukung percepatan perkembangan inovasi. Dewasa ini telahberkembang kawasan berbasis teknologi sesuai dengan karak-teristiknya, antara lain Technopark/ Sciencepark, Technopolisatau Teknopolitan dan Innovation Cluster.

Secara nasional, Indonesia belum memiliki suksestorikawasan teknopolitan, namun pengembangan kawasan tek-nopolitan menjadi sangat penting dalam rangka menumbuh-kembangkan kawasan berbasis teknologi. Jika dilihat daripengertiannya bahwa teknopolitan adalah konsepsi kawasanberdimensi pembangunan ekonomi, sosial dan budaya, yangmemiliki sentra kegiatan iptek, kegiatan produktif dan gerakanmasyarakat yang mendukung percepatan perkembangan inovasi,difusi dan pembelajaran. Sementara itu, kawasan teknopolitanadalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih kegiatan iptek,kegiatan produktif dan gerakan masyarakat pada wilayah ter-tentu sebagai sistem pembangunan yang ditunjukkan olehadanya keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan sistem

Page 32: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 31

inovasi. Pengertian lain mengenai kawasan teknopolitan adalahsuatu kawasan khusus yang dibangun berdasarkan komitmenmemiliki satu atau lebih sentra kegiatan iptek yang mampumewujudkan keterkaitan antara lembaga pendidikan tinggi,lembaga penelitian dan pengembangan, dan industri yangmerupakan wahana penguatan jaringan inovasi dalam kerangkasistem inovasi.

Secara nasional, Indonesia belum memiliki suksestorikawasan teknopolitan, namun pengembangan kawasan tek-nopolitan menjadi sangat penting dalam rangka menumbuh-kembangkan kawasan berbasis teknologi. Jika dilihat daripengertiannya bahwa teknopolitan adalah konsepsi kawasanberdimensi pembangunan ekonomi, sosial dan budaya, yangmemiliki sentra kegiatan iptek, kegiatan produktif dan gerakanmasyarakat yang mendukung percepatan perkembangan inovasi,difusi dan pembelajaran. Sementara itu, kawasan teknopolitanadalah kawasan yang terdiri atas satu atau lebih kegiatan iptek,kegiatan produktif dan gerakan masyarakat pada wilayahtertentu sebagai sistem pembangunan yang ditunjukkan olehadanya keterkaitan fungsional dan hierarki keruangan sisteminovasi. Pengertian lain mengenai kawasan teknopolitan adalahsuatu kawasan khusus yang dibangun berdasarkan komitmenmemiliki satu atau lebih sentra kegiatan iptek yang mampumewujudkan keterkaitan antara lembaga pendidikan tinggi,lembaga penelitian dan pengembangan, dan industri yangmerupakan wahana penguatan jaringan inovasi dalam kerangkasistem inovasi.

Sebagai konsep kawasan teknopolitan yang relatif barudikembangkan di Indonesia maka penyusunan pengelolaankawasan teknopolitan menjadi aspek penting guna memberikanperan yang jelas bagi pihak-pihak terkait. Mengingat konsepteknopolitan merupakan hasil konsensus bersama dankeharmonian antara berbagai pihak yang dapat menciptakankeuntungan yang jelas terutama pihakpihak yang menjadi peran

Page 33: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-1932

sentral dalam kawasan teknopolitan yaitu pemerintah, per-guruan tinggi/lembaga riset, dan industri.

Untuk pemerintah, berperan meningkatkan aktifitas bisnis,meningkatkan kualitas SDM, meningkatkan pendapatan pajak,meningkatkan jumlah lapangan kerja, meningkatkan ekonomiberbasis R&D, meningkatkan ekspor dan meningkatkan in-vestasi daerah. Untuk universitas/lembaga riset, berperanmenyediakan lapangan kerja untuk lulusan, meningkatkan kua-litas universitas, meningkatkan transfer teknologi, mening-katkan interaksi dengan industri, mendapatkan dana, dan aplikasiteknologi untuk ekonomi regional. Untuk industri, berperanmemberikan akses yang mudah ke sumber daya manusia ber-kualitas, akses yang mudah ke fasilitas dan sumber daya diuniversitas, produk-produk baru, pasar baru, meningkatkan dayasaing.

Page 34: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 33

Bab IIIPEMBAGIAN ZONASI

KAWASANTEKNOPOLITAN

Page 35: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-1934

Page 36: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 35

Bab IIIPEMBAGIAN ZONASI

KAWASAN TEKNOPOLITAN

Kawasan Teknopolitan terletak di Kecamatan Langgam,Kabupaten Pelalawan. Berjarak 60 Km dari Kota Pekanbaru,ibukota Provinsi Riau. Kawasan teknopolitan juga berdekatandengan aliran Sungai Kampar, yang muaranya akan dijadikanpelabuhan yang letaknya berdekatan dengan dengan SelatMelaka. Kawasan teknopolitan ini dikembangkan pada lahanseluas 4840 Ha. Kawasan teknopolitan di Kabupaten Pelalawanini merupakan teknopolitan terluas di Indonesia.

Kawasan Teknopolitan Pelalawan ditetapkan dengan visi,yakni “Menjadi kawasan utama Pelalawan bagi pemajuan danpemanfaatan Iptek dan inovasi berkelas dunia yang ramah ling-kungan Tahun 2033”. Berdasarkan kepada visi Kawasan Tek-nopolitan Pelalawan, selanjutnya misi pembangunan KawasanTeknopolitan Pelalawan dirumuskan sebagai berikut: 1. Me-ngembangkan SDM berkualitas; 2. Mendorong pengembanganbudaya kreatif inovatif masyarakat daerah; 3. Mengembangkanpusat-pusat keunggulan untuk mendorong pemajuan dan pe-manfaatan iptek dan inovasi; 4. Menumbuhkembangkan bisnis-bisnis inovatif; 5. Mendukung pengembangan keunggulan (dayasaing) khas daerah; 6. Memberikan pelayanan berbasis iptek;

Page 37: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-1936

dan 7. Mengelola pembangunan hijau (green development) dikawasan.

Kawasan Techno Park Pelalawan dibagi ke dalam 7 zonayakni zona pendidikan, zona riset, zona industri, zona peru-mahan, zona sarana dan pelayanan umum, zona perdagangandan jasa, dan zona lindung dan konservasi. Pembagian zona ka-wasan teknopolitan dalam dilihat dalam gambar berikut:

Gambar 3.1 Pembagian 7 Zona Kawasan Teknopolitan

Saat ini fokus utama pengembangan teknopolitan terjadipada zona pendidikan dan zona riset. Zona industri masih dalamtahap pembukaan lahan. Pada zona sarana pelayanan umumfokus pada pembangunan jalan menuju dan dalam kawasan. Zonalindung dan konservasi sedang dalam tahap persiapan bibit.Sedangkan zona perumahan serta zona perdagangan dan jasabelum ada langkah pengerjaan.

3.1 Zona Pendidikan

Pada saat ini telah ada Sekolah Tinggi Teknologi Pelalawan(ST2P) yang difungsikan sebagai kampus ST2P, pusat inovasi,dan kantor pusat pengelolaan kawasan. Operasional perguruantinggi ini menggunakan dana hibah yang sudah tercantum di

Page 38: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 37

dalam APBD Kabupaten Pelalawan sebesar Rp. 4,3 miliarrupiah. Pembangunan kawasan pendidikan ini baru rampungpada tahun 2016 dan beroperasi pada tahun 2017. Akademisimemainkan peran penting dalam teknopolitan dimana aka-demisi sebagai penggerak pendidikan, pengetahuan baru danmenciptakan tenaga kerja terlatih secara terus menerus yangnantinya dapat menciptakan inovasi baru.

Kampus ST2P ini dikelola oleh Yayasan Amanah yangbekerjasama dengan pemerintah dan unit pelayanan teknis dalammengelola pengembangan dan kegiatan belajar mengajarbeserta riset. Saat ini perguruan tinggi ini terdiri dari 2 programstudi, yakni agroteknologi dan teknik industri, dimana saat initersedia 12 dosen tetap, 6 dosen luar biasa, 3 dosen tamu, dan2 dosen keahlian khusus kajian Islam yang membantu dalambelajar mengajar. Perguruan tinggi yang didirikan berperan pen-ting di dalam pengembangan sumber daya alam yang ada padakawasan teknopolitan, dimana lembaga ini menciptakan danmenghasilkan berbagai investasi dan inovasi dengan meman-faatkan sumber daya alam. Selain itu lembaga ini merupakanberbasis penelitian dan pengembangan usaha dimana dilakukanpenelitian terhadap sumber daya alam unggulan agar dapatdimanfaatkan secara berkelanjutan sehingga dapat menyediakanbahan tanaman unggulan bagi para petani dan dapat mencetakkerja yang terampil dalam bidangnya.

3.2 Zona Riset

Pada kawasan teknopolitan terdapat lembaga riset terletakpada area ST2P dan saat ini mulai beroperasi dengan dibantuoleh Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan. Maha-siswa dan mahasiswi mengembangkan inovasi dibantu olehPPKS Medan dalam pembangunan kebun bibit kelapa sawit damklinik kelapa sawit yang saat ini baru terbangun pada lahan seluas5 Ha dari luas kawasan yang direncanakan sebesar 50 Ha. Nanti-nya bibit-bibit kelapa sawit yang telah diteliti dapat disalurkan

Page 39: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-1938

kepada petani sawit yang ada pada kawasan teknopolitan menjadibibit unggulan sehingga sawit memiliki buah yang lebih bagusdan masa panen yang lebih singkat.

Lembaga riset melalui sosialisasi dan seminar denganpara petani mengimpun para petani kelapa sawit dalam koperasi.Pengelolaan kelapa sawit perorangan akan dipindahkan menjadimanajemen koperasi sehingga lebih mudah dan efektif dalampenerapan praktek budidaya kelapa sawit yang baik. Keuntungandari koperasi ini dapatmerangkul para petani yang tadinya pekerjasaja tapi juga menjadi pemilik lahan dan bisa menjadi lebihmandiri dan dapat memasarkan hasil perkebunannya sendiri.

3.3 Zona Industri

Pengembangan zona industri saat ini masih dalam tahappembukaan lahan. Seiring dengan pembukaan lahan, juga sedangdipersiapkan pembangunan pabrik kelapa sawit (PKS), pabrikbioplastik, pabrik pellet untuk bahan bakar power planlistrik.Pengembangan pabrik-pabrik ini akan dibantu oleh perusahaan-perusahaan yang bekerjasama dengan pemerintah KabupatenPelalawan. Perusahaan-perusahaan yang bekerjasama antaraPT. Rekayasa Engineering, PT. Pindad (PERSERO), DewanMinyak Sawit Indonesia (DMSI) dan PPKS Medan.

3.4 Zona Sarana Pelayanan Umum

Fasitas umum yang diadakan adalah peningkatan jalan me-nuju kawasan dan pembukaan sertapembangunan jalan di dalamkawasan. Diluar kawasan teknopolitan, juga telah dibangunPembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas (PLTMG) dengan ka-pasitas 50 MW untuk tahap 1. Nantinya akan terus ditingkatkankapasitasnya. Selanjutnya akan dibangun jaringan listrik dariPLTMG ke kawasan teknopolitan.

Page 40: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 39

3.5 Zona Lindung dan Konservasi

Pemerintah Kabupaten Pelalawan bekerjasama denganLembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) mulai memba-ngun Kebun Raya Daerah Pelalawan. Saat ini sedang dilakukanpenyiapan bibit untuk kebutuhan kebun raya.

Page 41: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-1940

Page 42: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 41

Bab IVPEMBANGUNAN

BERKELANJUTANDALAM PERSPEKTIF

DESENTRALISASI

Page 43: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-1942

Page 44: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 43

Bab IVPENGEMBANGAN PADAT KARYA

KAWASAN TEKNOPOLITAN MELALUIHILIRISASI KELAPA SAWIT

4.1 Pengembangan Padat Karya Kawasan TeknopolitanMelalui Hilirisasi Kelapa Sawit

Pengembangan hilirasi kelapa sawit di kawasan tekno-politan memfasilitasi berbagai pengembangan ide, inovasi, danknow-how dari dunia akademik dan kemampuan finansial danmarketing dari dunia bisnis. Tujuan dari penggabungannya agardapat meningkatkan dan mempercepat pengembangan produkserta mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk memindahkaninovasi ke produk yang dapat dipasarkan dengan harapan untukmemperoleh economic return yang tinggi (BPPT Pelalawan,2015).

Perlunya pengembangan Hilirisasi Kelapa sawit didasar-kan pada, Pertama, pertumbuhan rata-rata laju ekonomi Ka-bupaten Pelalawan sekitar 4,52% (sebelum pandemic covid-19) di dominasi perkembangan industri pengolahan kelapa sawitdan kayu (49%) dan perkebunan kelapa sawit dan kehutanan(37%) (BPS Kabupaten Pelalawan,2018). Penetapan kawasanTeknopolitan di Kabupaten Pelalawan merupakan langkah yangtepat dalam upaya mengembangkan potensi daerah untuk me-ningkatkan perekonomian masyarakat (Dispenda Pelalawan,

Page 45: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-1944

2018). Terlebih pada masa pandemic covid 19 diperkirakanperekonomian masyarakat menurun drastis. Perlu dilakukannyalangkah-langkah strategis untuk dapat menggerakkan kembaliroda perekonomian pada masa pandemic covid 19 khususnyadi Kabupaten Pelalawan. Kedua, masuknya Kawasan Tekno-politan pada Koridor Ekonomi Sumatera berdampak terhadappembangunan konektivitas intra koridor, konektivitas antarkoridor serta konektivitas internasional. Dalam pengembangankoridor tersebut, pembangunan struktur ruang di provinsidiarahkan untuk memahami pola pergerakan dari kebun (sawit)sebagai kegiatan ekonomi utama menuju tempat pengolahandan atau kawasan industri lainnya. Penyediaan fasilitas teresbutdapat menstimulus pergerakan ekonomi bidang perkebunansawit termasuk bidang hilirisasi yang membutuhkan konek-tifitas yang tinggi terhadap logistik pemasaran.

Ketiga, pengembangan kegiatan ekonomi utama Kabu-paten Pelalawan yaitu kelapa sawit. Hasil Sumber Daya Alam(Perkebunan Sawit) di Kabupaten Pelalawan tergolong tinggi,melihat persentase produksi kelapa sawit Provinsi Riau Tahun2013-2014 tergolong tinggi yakni 7,84 %, dibanding denganKabupaten/Kota di Provinsi Riau yang cenderung menurun(Data Disbun Provinsi Riau Tahun 2015), potensi produksiyang cukup besar tersebut dapat dimanfaatkan untuk peman-faatan produksi lainnya yang menggunakan bahan baku minyaksawit yang besar, misalnya biofuel berbahan minyak sawit.Khusus pada masa pandemic covid-19, pengembangan kegiatanperekonomian di khusus kan pada padat karya yang dilakukanoleh UKM serta petani swadaya yang memiliki usaha di bidangpengolahan kelapa sawit.

Secara khusus Techno Park/Teknopolitan merupakankawasan yang di dalamnya terdapat berbagai kegiatan pengem-bangan ilmu teknologi dan pengetahuan, pemberdayaan danpelatihan, bahkan pendidikan yang berada di dalam satu kawasandengan di lengkapi berbagai sarana dan prasarana yang dapat

Page 46: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 45

mendukung tumbuhnya perekonomian, inovasi dan teknologi.Tujuan dari pengembangan teknopolitan adalah mewujudkansinergitas yang berkelanjutan diantara perguruan tinggi (aka-demisi), Pelaku Industri, Pemerintah serta masyarakat, kawasanteknopolitan juga dapat dijadikan sentra pertumbuhan danpengembangan produk industri dan diversifikasi produk yangdapat meningkatkan daya saing industri.

Secara nasional, Indonesia belum memiliki contoh kawa-san teknopolitan yang berhasil, namun usaha pengembangankawasan teknopolitan terus dilakukan, hal ini sejalan denganupaya pemerintah untuk menggunakan teknologi tepat gunayaitu sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dapat menjawabpermasalahan masyarakat, dapat dimanfaatkan oleh masyarakatsecara efisien dan efektif, penerapan dan penggunaan teknologitidak merusak lingkungan, serta dapat meningkatkan nilaitambah yang dapat membantu peregerakan ekonomi dan ling-kungan. Dalam konteks hilirisasi kelapa sawit maka pengem-bangan dilakukan berdasarkan pada pemukhtakhiran teknologitepat guna bidang perkebunan. Kegiatan produktif dan gerakanmasyarakat yang mendukung percepatan perkembangan inovasi,serta pembelajaran juga menjadi unsur keberhasilan dalampengembangan karena penerapan teknologi yang baik juga harusdidukung oleh partisipasi dan sumber daya manusia yang baikpula.

Pada dasarnya kawasan teknopolitan adalah suatu kawasankhusus yang dibangun berdasarkan komitmen memiliki satuatau lebih sentra kegiatan ilmu pengetahuan dan teknologi yangmampu mewujudkan keterkaitan antara lembaga pendidikantinggi, lembaga penelitian dan pengembangan, dan industri yangmerupakan wahana penguatan jaringan inovasi dalam kerangkasistem inovasi (Warseno, 2014). Hilirisasi sebagai upayapeningkatan nilai tambah memerlukan berbagai pendekatanilmu pengetahuan dan teknologi, hal ini yang kemudian di-anggap sejalan dengan tujuan kawasan teknopolitan, dan

Page 47: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-1946

pengembangan hilirisasi juga tidak terlepas dari adanya per-tumbuhan industri yang sehat, memperhatikan kondisi InvestasiPenanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan PenanamanModal Asing (PMA) di Kabupaten Pelalawan meningkat sig-nifikan, menunjukkan daya tarik dan daya saing yang semakinbaik.

Berikut ini gambaran nilai investasi PMDN dan PMA diKabupaten Pelalawan tahun 2016 sampai tahun 2019

Gambar 4.1 Grafik Nilai Investasi PMDN dan PMA di KabupatenPelalawan

Pemerintah Kabupaten Pelalawan dan Badan Pengkajiandan Penerapan Teknologi (BPPT) mengembangkan kawasanteknopolitan sejak tahun 2012, dasar pembentukannya adalahsebagai wahana edukasi, pengembangan inovasi dan teknologiberbasis sawit. Kawasan Teknopolitan Pelalawan merupakandaerah kawasan terluas di Indonesia dengan luas wilayahmencapai 3.754 Ha dan menjadi salah satu dari 5 (lima) tek-nopolitan yang menjadi pilot project di Indonesia.

Perlunya pengembangan Hilirisasi Kelapa sawit didasar-kan pada, Pertama, pertumbuhan produksi perkebunan kelapa,karet dan kelapa sawit, masih di dominasi oleh produksi kelapa

Sumber: DPMPPTSP Kabupaten Pelalawan  2020.

Page 48: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 47

sawit yakni 1.886.470 (ton) tahun 2019, sedangkan produksiKaret dan Kelapa di tahun yang sama secara berturut berjumlah34.780 (ton) karet dan 15.283 (ton) untuk Kelapa ( Badan PusatStatistik Kabupaten Pelalawan: 2019). Karakteristik minyaksawit sebagai salah satu bahan baku terbaik bagi perusahaanpengolahan makanan berkat keserbagunaan, ketersediaan yangbaik, biaya rendah, dan pasokan yang terjamin (Guadalupe etall, 2019).Penetapan kawasan Teknopolitan di KabupatenPelalawan merupakan langkah yang tepat dalam upayamengembangkan potensi daerah untuk meningkatkan pereko-nomian masyarakat dan pemberdayaan petani swadaya khusus-nya.

Kedua, masuknya Kawasan Teknopolitan pada KoridorEkonomi Sumatera berdampak terhadap pembangunankonektivitas jalur perdagangan antar daerah di Pulau Sumatera,dan mendukung penyaluran hasil perkebunan kelapa sawit lebihefisien dan efektif. Penyediaan fasilitas teresbut dapat men-stimulus pergerakan ekonomi bidang perkebunan sawit ter-masuk bidang hilirisasi yang membutuhkan konektifitas yangtinggi terhadap logistik pemasaran.

Ketiga, pengembangan kegiatan ekonomi utama Kabu-paten Pelalawan yaitu kelapa sawit. Hasil Sumber Daya Alam(Perkebunan Sawit) di Kabupaten Pelalawan tergolong tinggi,melihat persentase produksi kelapa sawit Provinsi Riau Tahun2013-2014 tergolong tinggi yakni 7,84 %, dibanding denganKabupaten/Kota di Provinsi Riau yang cenderung menurun(Data Disbun Provinsi Riau Tahun 2015), potensi produksi yangcukup besar tersebut dapat dimanfaatkan untuk pemanfaatanproduksi lainnya yang menggunakan bahan baku minyak sawityang besar, misalnya biofuel berbahan minyak sawit.

Keempat, kesempatan bagi masyarakat untuk dapat terlibatsecara aktif dalam setiap kegiatan usaha perkebunan kelapasawit menjadi lebih terbuka, saat ini mayoritas petani kelapasawit masih berfokus terhadap peningkatan hasil tandan buah

Page 49: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-1948

segar (TBS), dengan adanya kawasan teknopolitan prosestransfer knowledge pembudidayaan, pengelolaan, dan pe-manfaatan hasil perkebunan kelapa sawit lebih optimal, pem-berdayaan masyarakat terhadap GAP (Good Agriculture Prac-tice) dapat terlaksana, dan pemberdayaan yang berbasis padamasyarakat dapat meningkatkan pengorganisasi yang efektifdan efisien (Amri, 2020), termasuk juga pengorganisasianpetani swadaya di Kabupaten Pelalawan yang memerlukanpemberdayaan pada tatanan pelaku perkebunan kelapa sawityakni petani swadaya.

Kawasan Techno Park Pelalawan dibagi ke dalam 7 zonayakni zona pendidikan, zona riset, zona industri, zona pemuki-man, zona konservasi, zona komersial dan zona publik. Padazona pendidikan seluas 100 Ha, yakni lokasi yang telah ter-bangun gedung Sekolah Tinggi Teknopolitan Pelalawan (ST2P).Pembagian zona kawasan teknopolitan dalam dilihat dalamgambar berikut:

Gambar 4.2 Peta Pembagian Blok Kawasan Teknopolitan Pelalawan

Pengembangan hilirasi kelapa sawit di kawasan tekno-politan memfasilitasi berbagai pengembangan ide, inovasi, danknow-how dari dunia akademik dan kemampuan finansial danmarketing dari dunia bisnis. Tujuan dari penggabungannya agar

Page 50: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 49

dapat meningkatkan dan mempercepat pengembangan produkserta mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk memindahkaninovasi ke produk yang dapat dipasarkan dengan harapan untukmemperoleh economic return yang tinggi (BPPT Pelalawan,2015).

4.2 Potensi Hilirisasi Kelapa Sawit di KawasanTeknopolitan pada Masa Pandemic Covid 19

Pengembangan industri hilir sangat dibutuhkan untukmempertahankan posisi strategis sebagai penghasil hulu sampaihilir, sehingga dapat menjual produk yang bernilai tambah tinggidengan harga bersaing. Peningkatan produktifitas hasil per-kebunan sawit, dan pengembangan kawasan teknopolitanmenjadi kondisi ideal bagi percepatan hilirisasi kelapa sawit.Tersedianya berbagai sarana dan prasarana pendukung dalampenggunaan teknologi perkebunan sawit maupun fasilitaspendidikan bidang perkebunan di kawasan teknopolitan dapatmenstimulus berbagai inovasi produk turunan kelapa sawit.

Kelapa sawit merupakan tanaman asli Amerika Selatandan Tengah yang banyak ditanam di Indonesia. Tanaman ini dapattumbuh dengan baik di daerah beriklim tropis seperti Indonesia.Budidaya kelapa sawit dipromosikan di Indonesia karena kelapasawit merupakan tanaman yang bernilai ekonomi tinggi dandapat digunakan sebagai bahan baku industri makanan, kos-metik, kebersihan dan biodiesel. Produksi minyak untuk pasardunia dikuasai oleh Indonesia dan Malaysia. Indonesia adalahpenghasil dan pengekspor minyak sawit terbesar di dunia.Seiring dengan perkembangan industri pengolahan minyaksawit, minat pasar global terhadap minyak sawit cenderungmeningkat seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dunia,yang berakibat pada peningkatan konsumsi produk minyak sawitseperti produk kosmetik dan biodiesel.

Industri pengolahan kelapa sawit merupakan industristrategis penunjang perekonomian negara. Industri tersebut

Page 51: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-1950

memainkan peran penting dalam memberikan kontribusiterhadap perekonomian negara, membangun ekonomi regionaldan lokal, dapat mengurangi jumlah kemiskinan serta berperandalam mengurangi emisi. Melihat kondisi perekonomian padamasa pandemi, pemerintah harus bekerja keras untuk mengatasipermasalahan pembangunan ekonomi nasional yang bertujuanuntuk mengurangi kemiskinan, mengatasi pengangguran, me-ningkatkan pendapatan, menstabilkan perekonomian dan me-ngembangkan pembangunan yang berkeadilan. Salah satu carauntuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan mengem-bangkan agribisnis kelapa sawit yang terintegrasi. Sebagai salahsatu penyumbang devisa terbesar, industri kelapa sawit me-miliki peran yang cukup besar dalam pertumbuhan ekonomi.

Industri minyak sawit Indonesia terus mengalami perkem-bangan besar dalam 20 tahun terakhir. Perkembangan ini ter-lihat jelas dari peningkatan produksi dan peningkatan eksporminyak sawit. Perkembangan industri kelapa sawit juga ditandaidengan perluasan areal perkebunan kelapa sawit. Permintaanpasar dunia yang terus bertambah dan meningkat, mendorongpetani kecil dan perusahaan untuk memaksimalkan produk-tifitas kelapa sawit. Di Indonesia, pengelolaan perkebunankelapa Kelapa sawit terbagi menjadi 3 jenis, yaitu perkebunanrakyat (PR), Perkebunan besar milik negara (PBN) dan per-kebunan besar swasta (PBS). Berikut ini gambaran luas arealkelapa sawit berdasarkan status kepemelikan.

Gambar 4.3 Luas Areal Kelapa Sawit Menurut Status Pengusahaan

Page 52: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 51

Pada tahun 2018, luas areal perkebunan kelapa sawit diIndonesia mencapai 14.326.350 hektar, sebagian besar(55,09%) dikelola oleh swasta, diikuti oleh perkebunan rakyatsebesar 40,62%, sedangkan Perkebunan besar Negara hanya4,29%. Area perkebunan kelapa sawit rakyat jelas tidak bisameningkatkan kesejahteraan petani karena produktivitas dankualitas produksi perkebunan rakyat relatif rendah.

Selama periode 2014-2018, total luas perkebunan kelapasawit rakyat di Indonesia mengalami pertumbuhan sampaidengan 7,89%. Berikut ini grafik laju pertumbuhan areal kelapasawit selama periode 2014-2020

Gambar 4.4 Peta Sebaran Luas Areal Kelapa Sawit Indonesia

Luas areal perkebunan kelapa sawit PR dan PBS cende-rung mengalami peningkatan selama kurun waktu 2014–2018,sehingga dapat dikatakan pengembangan PR dan PBS sangatberpengaruh terhadap pengembangan perkebunan kelapa sawitdi Indonesia. Pada tahun 2019–2020 laju pengembanganperkebunan kelapa sawit diprediksi akan terus meningkatdikarenakan semakin pesatnya perkembangan industri minyakkelapa sawit, serta meningkatnya kebutuhan minyak nabatidunia.

Page 53: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-1952

Gambar 4.5 Peta Sebaran Luas Areal Kelapa Sawit Indonesia

Luas areal perkebunan kelapa sawit di Sumatera cende-rung lebih luas dibanding dengan pulau lainnya. Ini terkaitdengan iklim dan jenis tanah Pulau Sumatera yang mendukungpertumbuhan tanaman kelapa sawit yang optimal. Sumateramemiliki empat provinsi, dengan perkebunan kelapa sawitterbesar yakni Provinsi Riau, Sumatera Utara, Sumatera Selatandan Jambi. Selain di Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan menjadiareal perkebunan terluas kedua di Indonesia. Dari gambar yangditampilkan sebelumnya tentang sebaran luas areal kelapa sawitIndonesia, maka pulau Jawa cenderung tidak melakukan pe-ngembangan budidaya kelapa sawit, hal ini dikarenakan secarademografi tingkat kepadatan penduduk di Pulau Jawa cukuptinggi sehingga tidak memungkinkan melakukan pengembangandi Pulau tersebut.

Sejak 2011, industri produk sampingan kelapa sawit telahdimulai dikembangkan. Tiga jalur pengembangan telahdilaksanakan, yaitu industri olefood, industri oleokimia danbiodiesel. Pengembangan Tiga jalur tersebut didesain untukmenambahkan nilai tambah Industri kelapa sawit serta mengu-rangi ketergantungan Indonesia pada bahan baku impor. Pe-ngembangan industri biodiesel misalnya bertujuan untuk

Page 54: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 53

menghasilkan bahan bakar yang ramah lingkungan,sertamengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar impor fosilyang cenderung terbatas ketersediaanya, serta kecenderungharga yang semakin tinggi kedepannya.

Saat ini wacana untuk melakukan pengembangan usahapengolahan minyak sawit terus dilakukan, hal ini dilakukanuntuk mengurangi ekspor minyak sawit mentah yang nilaijualnya cukup rendah, dengan melakukan pengolahan minyaksawit olahan diharapkan memiliki nilai harga jual yang tinggi.Pemerintah juga mencanangkan program peningkatan kesejah-teraan dan kemakmuran bangsa yang bersumber dari kelapasawit dengan menempatkan komoditas ini. Kelapa sawit danproduk sampingannya akan dikembangkan dengan teknologiyang ramah lingkungan untuk menopang ekonomi.

Industri pengolahan kelapa sawit adalah industri yangmemiliki potensi pengembangan yang tinggi. Selain industrimakanan dalam industri oleokimia, kelapa sawit juga berpo-tensi menjadi pemasok energi alternatif. Produk turunanminyak kelapa sawit yang telah melalui proses pengolahan lebihlanjut akan memiliki harga jual yang jauh lebih tinggi. Upayapengembangan variasi produk minyak sawit dapat dikembang-kan untuk bahan baku industri pangan, pakan, maupun penyediaenergi alternatif menjadi peluang yang cukup besar yang bisadimanfaatkan oleh berbagai pihak nantinya dalam mendukungpeningkatan perekonomian negara.

Wacana hilirisasi kelapa sawit di Indonesia muncul padatahun 2010. Hilirisasi merupakan upaya perubahan strukturalyang dilakukan oleh Indonesia agar dapat mengubah kegiatanekonomi yang bersifat tradisional sebagai pengekspor hasilminyak kelapa sawit menjadi modern dengan menjadi peng-ekspor produk turunan minyak kelapa sawit, dalam memfa-silitasi perubahan struktural melalui hilirisasi, ada dua peranyang dimiliki oleh pemerintah. Peran tersebut adalah state asentrepreneur dan state as manager of conflicts.

Page 55: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-1954

Pengembangan industri hilir sangat dibutuhkan untukmempertahankan posisi strategis dari industri hulu sampai padaindustri hilir. Peningkatan produktifitas hasil perkebunan sawit,dan pengembangan kawasan teknopolitan menjadi kondisi idealbagi percepatan hilirisasi kelapa sawit. Tersedianya berbagaisarana dan prasarana dalam pengembangan perkebunan sawitserta fasilitas pendidikan bidang perkebunan di kawasan tek-nopolitan dapat menstimulus berbagai inovasi produk turunankelapa sawit di tengah masyarakat.

Perkebunan kelapa sawit Indonesia berkembang pesatdiberbagai daerah, tercatat 22 Provinsi telah mengembangkansektor perkebunan sawit, lima diantaranya menjadi sentra usahaperkebunan kelapa sawit, di lihat dari penyeberannya pulausumatera menjadi daerah yang produktif dalam pengembanganperkebunan seperti Provinsi Riau, Sumatera Utara, dan Suma-tera Selatan. Pabrik kelapa sawit (PKS) sebagai bagian yangterintegrasi dengan perkebunan kelapa sawit mengikuti penye-baran perkebunan kelapa sawit. Dari 608 unit PKS dan dengankapasitas produksi 34.280 ton TBS/jam, sebagian besar beradapada lima provinsi sentra sawit, dimana 64 % luas areal per-kebunan kelapa sawit Indonesia dan menghasilkan sekitar 70% CPO nasional.

Melihat data Dinas Tanaman Pangan Hortikultura danPerkebunan Provinsi Riau dan Statistik Kelapa Sawit Indonesiatahun 2017 tercatat jumlah PKS di Kabupaten Pelalawanberjumlah 32 dengan kapasitas produksi 1.875 ton / jam,kemudian luas perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Pelalawanmencapai 393.327 Ha dengan rincian Perkebunan Swastaberjumlah 273.711 ha dan Rakyat berjumlah 119.616 ha,apabila dibandingkan dengan luas wilayah Provinsi Riau makajumlah luas lahan kebun kelapa sawit di Kabupaten Pelalawanberkisar 16,04 % dari luas kebun kelapa sawit yang berada diProvinsi Riau.

Dengan naiknya investasi dan luas perkebunan kelapa sawit

Page 56: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 55

di Kabupaten Pelalawan, pemerintah daerah bersama pihaklainnya dapat mengambil kesempatan untuk memanfaatkanpotensi yang ada serta menyerap tenaga kerja muda. Kemam-puan sektor pertanian khususnya perkebunan kelapa sawit dapatmenciptakan lingkungan kerja bagi kaum muda untuk terlibatdi sektor perkebunan kelapa sawit (Kamaruddin, 2018).

Dengan adanya kerjasama berbagai pihak khususnyapengembangan inovasi hilirisasi kelapa sawit oleh Pusat Inovasiyang berada di kawasan teknopolitan menghasilkan berbagaiproduk yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Pengemba-ngan hilirisasi kelapa sawit yakni oleofood (oleofood complex),oleochemical complex dan biofuel complex. Pertama, Hili-risasi Oleofood (oleofood complex) dapat mengembangkanproduk - produk yang dihasilkan produk antara oleo pangan(intermediate oleofood) sampai pada produk jadi oleopangan(oleofood product), adapun produk yang dapat dihasilkanseperti minyak goreng sawit, margarin, dan lain lain

Kedua, Hilirisasi Oleokimia (Oleochemical complex)yakni produk - produk yang dihasilkan oleokimia dasar sampaipada produk jadi seperti detergen, sampo, sabun dan lain - lain.Ketiga, Hilirisasi Biofuel (Biofuel Complex) yakni produk -produk yang dihasilkan antara biofuel sampai pada produk jadiseperti biodiesel, bioavtur dan lain - lain.Berikut ini pengem-bangan padat karya pada tiga jalur hilirisasi perkebunan kelapasawit yang dapat dikembangkan di kawasan teknopolitan.

Gambar 4.6 Pengembangan Padat Karya Hilirisasi Kelapa Sawit

Hilirisasi Perkebunan Kelapa Sawit

PengembanganIndustri Oleofood

Complex

PengembanganIndustri Biofuel

Complex

PengembanganIndustri Oleokimia

Complex

Page 57: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-1956

Potensi pengembangan industri biofuel (Bahan BakarNabati) biodiesel sebagai bahan campuran bahan bakar minyaksaat ini menjadi salah satu target utama untuk dikembangkan,hal ini dilakukan karena berbagai pertimbangan, diantaranyapertama, pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) diIndonesia, Kedua, upaya peningkatan nilai tambah dari bahanmentah menjadi bahan jadi yang memiliki nilai yang lebihtinggi.

4.3 Tata Kelola dan Implikasi Pengembangan Padat KaryaKawasan Teknopolitan pada Masa Pandemi Covid 19

Pengembangan industri hilir (agroindustri) ini sangatstrategis jika dijalankan secara terpadu dan berkelanjutan.Terpadu artinya ada keterkaitan antara usaha sektor hulu danhilir secara sinergis dan produktif serta ada keterkaitan antarwilayah, antar sektor bahkan antar komoditas. Berkelanjutan,sebagaimana dirumuskan oleh World Commission on Sustai-nability yaitu pemenuhan kebutuhan sekarang tanpamengurangi kemampuan generasi berikutnya untuk memenuhikebutuhannya. Melihat banyaknya produk turunan yang dapatdikembangkan dari komoditas CPO di atas serta nilai tambahekonomi yang dapat dihasilkan, maka upaya hilirisasi CPOperlu disikapi secara positif. Program hilirisasi industri yangdiinisiasi Kementerian Perindustrian sejak tahun 2010 me-miliki implikasi untuk mendapatkan nilai tambah produk bahanmentah, memperkuat struktur industri, menyediakan lapangankerja, dan memberi peluang usaha di Kabupaten Pelalawanterutama pada masa pandemic covid-19 yang saat ini sedangterjadi secara global.

Hasil kajian peluang investasi pengembangan industripengolahan produk turunan CPO menunjukkan terdapat empatjenis industri yang mempunyai peluang investasi dalam bebe-rapa tahun ke depan. Keempat jenis industri tersebut adalahminyak goreng, margarin, oleokimia dan biodiesel.

Page 58: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 57

Pengembangan industri hilir (agroindustri) ini sangat stra-tegis jika dijalankan secara terpadu dan berkelanjutan. Terpaduartinya ada keterkaitan antara usaha sektor hulu dan hilir secarasinergis dan produktif serta ada keterkaitan antar wilayah, antarsektor bahkan antar komoditas. Berkelanjutan, sebagaimanadirumuskan oleh World Commission on Sustainability yaitupemenuhan kebutuhan sekarang tanpa mengurangi kemampuangenerasi berikutnya untuk memenuhi kebutuhannya. Melihatbanyaknya produk turunan yang dapat dikembangkan darikomoditas CPO di atas serta nilai tambah ekonomi yang dapatdihasilkan, maka upaya hilirisasi CPO perlu disikapi secarapositif. Program hilirisasi industri yang diinisiasi KementerianPerindustrian sejak tahun 2010 memiliki implikasi untuk men-dapatkan nilai tambah produk bahan mentah, memperkuatstruktur industri, menyediakan lapangan kerja, dan memberipeluang usaha di Kabupaten Pelalawan terutama pada masa pan-demic covid-19 yang saat ini sedang terjadi secara global.

Hasil kajian peluang investasi pengembangan industripengolahan produk turunan CPO menunjukkan terdapat empatjenis industri yang mempunyai peluang investasi dalambeberapa tahun ke depan. Keempat jenis industri tersebutadalah minyak goreng, margarin, oleokimia dan biodiesel.Pencapaian perkembangan Industri kelapa sawit Indonesia tidakterlepas dari kontribusi perkebunan kelapa petani swadaya. Padatahun 2017 mencapai 40,01% dari total luas areal kelapa sawitnasional dengan kontribusi produksi sebesar 22,64% dari totalproduksi nasional. Berangkat dari kondisi tersebut pemerintahtelah melakukan berbagai upaya yang dapat mendukung penguatanperan petani swadaya terhadap pekerbunan sawit berkelanjutantermasuk juga dalam pengembangan industri hilirisasi kelapasawit.

Dari sisi perkembangan ekonomi, perkebunan sawit terusmengalami peningkatan. Kelapa sawit adalah tanaman minyakpaling produktif dengan hasil per hektar sekitar sembilan kali

Page 59: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-1958

lipat dari kedelai (Basiron, de Vries et all dalam Verneau etall, 2019). Direktorat Jenderal Perkebunan KementerianPertanian mencatat, dalam 5 tahun mendatang (2020-2024),pemerintah menargetkan investasi sektor pertanian dengantotal investasi sebesar Rp 2.231,5 triliun atau meningkat 827persen, sedangkan tenaga kerja sektor pertanian ditargetkanmeningkat 3,26 juta orang (naik sebesar 8,4 persen)(Dirjenbun, 2019)

Menurut status pengusahaannya, sebagian besarperkebunan kelapa sawit pada tahun 2018, lahan sawit yangdiusahakan perkebunan besar swasta sebesar 6,36 juta hektar(49,81 %), sebesar 5,81 juta hektar (45,54 %) diusahakan olehperkebunan rakyat, dan 0,59 juta hektar (4,65 %) diusahakanoleh perkebunan besar negara (Badan Pusat Statistik 2019)

Gambar 4.6 Perbandingan Luas Areal Perkebunan Kelapa Sawitmenurut Status Pengusahaan

Dari data status kepemilikan tersebut dapat meng-gambarkan adanya kepemilikan lahan perkebunan sawit yangcukup besar yang dimiliki oleh petani sawadaya yakni 45,54%persen, besarnya luas areal tersebut memungkinkan tata kelolapengembangan hilirisasi kelapa sawit yang lebih memfokuskanpada petani sawadaya, agar upaya meningkatkan pemberdayaanpetani swadaya untuk terlibat dalam hilirisasi kelapa sawit dapatterwujud dengan baik. Pencapaian perkembangan Industri

Page 60: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 59

kelapa sawit Indonesia tidak terlepas dari kontribusi per-kebunan kelapa petani swadaya. Pada tahun 2017 mencapai40,01% dari total luas areal kelapa sawit nasional dengankontribusi produksi sebesar 22,64% dari total produksinasional. Berangkat dari kondisi tersebut pemerintah telahmelakukan berbagai upaya yang dapat mendukung penguatanperan petani swadaya terhadap pekerbunan sawit berkelanjutantermasuk juga dalam pengembangan industri hilirisasi kelapasawit.Perkebunan kelapa sawit rakyat di Riau berkembangsangat pesat, namun kondisi ini tidak dibarengi dengan per-kembangan industri pengolahan sehingga terjadinya penumpu-kan bahan baku (Syahza dan Asmit, 2019)

Pengembangan industri hilir (agroindustri) ini sangat stra-tegis jika dijalankan secara terpadu dan berkelanjutan. Terpaduartinya ada keterkaitan antara usaha sektor hulu dan hilir secarasinergis dan produktif serta ada keterkaitan antar wilayah, antarsektor bahkan antar komoditas. Berkelanjutan, sebagaimanadirumuskan oleh World Commission on Sustainability yaitupemenuhan kebutuhan sekarang tanpa mengurangi kemampuangenerasi berikutnya untuk memenuhi kebutuhannya.

Melihat banyaknya produk turunan yang dapat dikem-bangkan dari komoditas CPO di atas serta nilai tambah eko-nomi yang dapat dihasilkan, maka upaya hilirisasi CPO perludisikapi secara positif. Tata kelola pengembangan hilirisasikelapa sawit Kabupaten Pelalawan dilaksanakan dalam pen-dekatan terpadu, berdaya saing dan berkelanjutan, tata kelolaini menawarkan pengembangan yang memfokuskan pada tiapproses perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi yang dapat me-ngembangkan kawasan dalam 7 zona secara simultan,pengembangan kawasan teknopolitan tersebut dikembangkandengan menerapkan berbagai aspek pengetahuan, teknologi,lingkungan, ekonomi serta sosial budaya sehingga diharapkandapat berkontribusi secara efektif dan efisien terhadap pem-berdayaan masyarakat yang berdaya saing serta berkelanjutan.

Page 61: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-1960

Berikut ini penjabaran terkait dengan tata kelolapengembangan hilirisasi kelapa sawit di Kabupaten Pelalawan.Pertama, pengembangan terpadu, dalam pengembangankawasan teknopolitan di Kabupaten Pelalawan, pemerintah danberbagai pihak lainnya secara bersama sama mengembangkankawasan disesuaikan dengan bidang keahlian dan kewenanganyang dimiliki, adapun pihak yang terlibat dalam pengembangankawasan teknopolitan antara lain Pemerintah daerah kabupatenPelalawan, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, DewanMinyak Sawit Indonesia, PT. Pindad (persero), PT. RekayasaEngineering, Pusat Penelitian Kelapa Sawit dan InstitutTeknologi Bandung (ITB). Kedua, berdaya saing.

Potensi pertumbuhan perkebunan kelapa sawit danpemanfaatan hasil minyak sawit di Indonesia belum memadaijika dibandingkan Malaysia (Hashemvand dan Takeuchi, 2020).Hal ini menjadi salah satu hal yang melatarbelakangipemanfaatan dan potnesi perkebunan kelapa sawit harusdilakukan secara maksimal. Pusat Penelitian Kelapa Sawit danditambah dukungan teknologi dari perguruan tinggi InstitutTeknologi Bandung (ITB) mempersiapkan dan memberdayakanPetani Swadaya memasuki pasar tersertifikasi dan memilikipabrik sendiri dengan pengembangan produksi IndustrialVegetable Oil (IVO) yang berbahan baku Industrial Palm Oil(IPO) yang akan mensuplai kebutuhan bahan baku Co-Processing Kilang Minyak Pertamina di Dumai yang dapatmenghasilkan biofuel.Selain itu juga agar dalam pelaksaanaanhilirisasi yang berkelanjutan maka pihak terkait membantupemenuhan sertifikasi ISPO baik bagi perusahaan maupunpetani swadaya, hal ini diwujudkan untuk meningkatkan dayasaing minyak sawit di pasar dunia, prinsip dan kriteria yangditerapkan adalah upaya pemerintah Indonesia untuk mewujud-kan pengembangan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan(Habibie, 2018).

Page 62: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 61

Selain itu pengembangan Biorefinery mengacu padaeksplorasi biomassa untuk diproduksi menjadi bahan bakar,energi, dan bahan-bahan kimia yang digunakan dalam kehidupan.Biorefinery dapat dikembangkan untuk meningkatkan perannyadalam memenuhi upaya keberlanjutan global (Harahap et all,2020). Ketiga, Berkelanjutan. Kesadaran publik di tingkatlokal, nasional sudah meningkat, berbagai aspek kebijakanterkait dengan ekonomi, sosial budaya, lingkungan menjadipertimbangan dalam perencanan, pelaksanaan, dan pengelolaankawasan, berbagai aktor yang terlibat dipersiapkan untukmemenuhi pengelolaan kebun sawit sesuai dengan arahan SDGsdan prinsip - prinsip ISPO dan RSPO, kemudian penerapan GAP(Good Agriculture Practice) menjadi pedoman baik perusahaandan petani swadaya untuk mengoptimalkan pengelolaanperkebunan kelapa sawit secara berkelanjutan. Serta sebagaiupaya untuk mencounter isu negatif perkebunan kelapa sawit.Pandangan negatif publik terhadap kelapa sawit dikarenakankeserakahan, korupsi, keuntungan, dan kapitalisme (Teng et all,2020).

Selain itu penerapan GAP yang disertai dengan kebijakanpemerintah yang mendukung GAP dapat meningkatkan ke-berhasilan tata kelola perkebunan sawit yang berkelanjutan.Pemerintah perlu memperhatikan aspek kebijakan diantaranyaPolicy acceptance, Policy adoption, serta Strategic readinessdalam tata kelola perkebunan sawit (Rusli, 2018).

Page 63: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-1962

Gambar 4.7 Tata Kelola Pengembangan Hilirisasi Kelapa Sawit diKawasan Teknopolitan

Dalam penerapannya, tata kelola pengembangan hilirisasikelapa sawit tersebut dapat mewujudkan pengembangan in-dustri hilir kelapa sawit yang berkelanjutan, hal ini didukungoleh besarnya peluang yang diperoleh oleh para petani swadayauntuk terlibat dalam berbagai kegiatan produksi maupun dalamkegiatan budidaya yang memperhatikan aspek lingkungan danlegalitas dalam setiap kegiatanya. Poin penting yang diperolehdari adanya kawasan teknopolitan ditengah masyarakat adalahpemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan kelapa sawitberbasis pada teknologi, lingkungan dan legalitas.

Berikut skema kerjasama pengembangan teknopolitanPelalawan sebagai upaya pemberdayaan dan kesejahteraanpetani sawit.

Page 64: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 63

Gambar 4.8 Skema Kerjasama Pengembangan TeknopolitanKabupaten Pelalawan

Dukungan dari berbagai pihak yang terlibat serta peranaktif masyarakat merupakan bentuk pengembangan yang baikdiantara pemerintah, bisnis, masyarakat, dan akademisi untukmewujudkan Good Agriculure Practice serta terpenuhinyaberbagai prinsip - prinsip ISPO dalam memastikan pengelolaankelapa sawit berkelanjutan. Untuk menjamin partispasi aktifdari petani swadaya diperlukan pembentukan komunitas ataulembaga yang dapat memfasilitasi masyarakat petani swadayapada tingkat lokal. Suatu lembaga dibentuk selalu bertujuanuntuk memenuhi berbagai kebutuhan manusia sehingga lembagamempunyai fungsi tertentu.

Kelembagaan ini meliputi pengertian yang luas, yaituselain mencakup pengertian organisasi petani, juga ‘aturan

Page 65: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-1964

main’ (role of the game) atau aturan perilaku yang menentukanpola-pola tindakan dan hubungan sosial, termasuk juga kesatuansosial-kesatuan sosial yang merupakan wujud kongkrit darilembaga itu. pengaturan kolaboratif dapat mendukung sistemproduksi pertanian berkelanjutan (Futemma, 2020).

Kelembagaan petani swadaya seperti koperasi menjadipenting untuk mempengaruhi pelaksanaan hilirisasi kelapasawit, Pertama, kepemilikan luas lahan sawit di KabupatenPelalawanyang dimiliki oleh petani swadaya tergolong besaryakni 119.616 ha dengan jumlah KK petani swadaya sebanyak40.315 KK, Kedua, kelembagaan koperasi tersebut dapatmewujudkan tata kelola perkebunan petani swadaya yang ber-kelanjutan, dengan adanya mitra strategis Pusat Inovasi SekolahTinggi Teknologi elalawan (PI-ST2P) yang berada di kawasanteknoplitan dapat memberikan advokasi dan inovasi dalampengembangan hilirisasi kelapa sawit.

Ketiga, kelembagaan koperasi dapat berkontribusi ter-hadap peningkatan jumlah sertifikasi ISPO, adanya kegiatanProgram Desa Mandiri Sawit beberapa koperasi dan AsosiasiAmanah UKUI (Kelompok Tani Swadaya di Indonesia Pertamabersertifikasi ISPO) dapat mempengaruhi kelompok petaniswadaya lainnya untuk dapat menerapkan pengelolaan perke-bunan kelapa sawit yang sesuai dengan prinsip ISPO.

Memperhatikan pendekatan berbagai model pembangunandapat dijumpai pendekatan sebagai berikut, Pertama, The earlydevelopment of International New Ventures: a multidimen-sional exploration dalam tulisan ini menyebutkan bahwapembangunan awal untuk usaha baru di dunia internasional dapatmemanfaatkan empat jenis modal yakni, modal strategis, mana-jerial, keuangan dan sosial untuk mengenali dan mengambilpeluang usaha baru (Kirwan, 2019). Memperhatikan pada bagianpotensi maka dapat dijumpai bahwa potensi bisnis atau investasiperkebunan kelapa sawit tergolong tinggi, sehingga apabilamemperhatikan pendapat penelitian tersebut maka pemanfaatan

Page 66: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 65

investasi perkebunan kelapa sawit dapat mendukung usaha barudi bidang hilirisasi kelapa sawit.

Kedua, Library and information science and sustainabledevelopment: a structured literature review dalam tulisan inimenemukan bahwa dari berbagai literatur atau artikel yang ada,secara umum ditemukan bahwa pembangunan berkelanjutansaat ini masih berfokus pada pemahaman pendekatan berke-lanjutan, kemudian terkait dengan keberlanjutan masih berfokuspada teknologi informasi dan komunikasi atau sistem in-formasi, hanya sedikit artikel yang membahas topik lebih lanjutseperti pemerintah, pengembangan kota, atau hasil ilmiah(Meschede, 2019). Model pengembangan pembangunanberkelanjutan saat ini masih berfokus pada penemuan pen-dekatan yang sesuai, kemudian berkelanjutan dapat dimakanaidengan pengembangan sistem informasi, dalam tata kelolapengembangan kawasan teknopolitan, memanfaatkan berbagaimakna “pembangunan berkelanjutan” yaitu pemanfaatan tekno-logi dan pengetahuan, pendidikan didukung pada pembangunan“ fisik “ seperti pembangunan gedung, jalan dan infrastrukturpendukung kawasan teknopolitan.

Ketiga, System dynamics models for the simulation ofsustainable urban development: A review and analysis and thestakeholder perspective. Tujuan artikel tersebut meninjaumodel pembangunan kawasan, dalam artikel tersebut modelpembangunan yang berkelanjutan harus memperhatikanmasalah lingkungan, modal sosial, serta saran dan prasaranpendukung kehidupan seperti sumber daya air (tanah, air) danpengelolaan limbah (Pejic Bach, 2019). Tata kelola pengem-bangan yang dilaksanakan di kawasan teknopolitan menerapkanprinsip keberlanjutan, memperhatikan aspek lingkungan dalamberbagai hal seperti pengembangan kawasan, pengembanganindustri hilirisasi serta pendidikan lingkungan, yang menarikdalam tata kelola pengembangan kawasan teknopolitan adalahhadirnya pemerintah, masyarakat, akademisi, bisnis yang

Page 67: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-1966

berfokus pada pemberdayaan ekonomi berbasis lingkungan.

Secara umum, tata kelola pengembangan kawasan tekno-politan tersebut dikembangkan dengan menerapkan berbagaiaspek pendidikan, pengetahuan & teknologi, lingkungan,ekonomi serta sosial budaya dalam penerapan industri hilirkelapa sawit di Kabupaten Pelalawan, pendekatan terpadu, ber-daya saing dan bekelanjutan menjadi pedoman dalam tiappelaksanaan perencanaan,pelaksanaan, pengembangan kawasanteknopolitan, hal ini bertujuan agar pencapaian tujuan danmanfaat teknoplitan yakni pemberdayaan masyarakat melaluiindustri hilirisasi kelapa sawit.

Page 68: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 67

Bab VPENUTUP

Page 69: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-1968

Page 70: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 69

Pengembangan hilirasi kelapa sawit di kawasan tek-nopolitan memfasilitasi berbagai pengembangan ide, inovasi,dan know-how dari dunia akademik dan kemampuan finansialdan marketing dari dunia bisnis. Tujuan dari penggabungannyaagar dapat meningkatkan dan mempercepat pengembanganproduk serta mengurangi waktu yang dibutuhkan untukmemindahkan inovasi ke produk yang dapat dipasarkan denganharapan untuk memperoleh economic return yang tinggi.Dengan adanya kerjasama berbagai pihak khususnya pengem-bangan inovasi hilirisasi kelapa sawit oleh Pusat Inovasi yangberada di kawasan teknopolitan menghasilkan berbagai produkyang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat. Pengembanganhilirisasi kelapa sawit yakni oleofood (oleofood complex),oleochemical complex dan biofuel complex.

Tata kelola pengembangan hilirisasi kelapa sawit Kabu-paten Pelalawan dilaksanakan dalam pendekatan terpadu,berdaya saing dan berkelanjutan, tata kelola ini menawarkanpengembangan yang memfokuskan pada tiap proses peren-canaan, pelaksanaan dan evaluasi yang dapat mengembangkankawasan dalam 7 zona secara simultan, pengembangan kawasan

Bab VPENUTUP

Page 71: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-1970

teknopolitan tersebut dikembangkan dengan menerapkanberbagai aspek pengetahuan, teknologi, lingkungan, ekonomiserta sosial budaya sehingga diharapkan dapat berkontribusisecara efektif dan efisien terhadap pemberdayaan masyarakatyang berdaya saing serta berkelanjutan.

Page 72: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 71

Ahmad, A.R., Nasir, A.S.M. 2020. The practices and factors affectingthe implementation of integrated cattle and oil palm farmingsystem in Malaysia. Humanities and Social Sciences Reviews8(4), pp. 693-700

Aparecida da Silva et.all. (2018). Urban resilience and sustainabledevelopment policies An analysis of smart cities in the state ofSão Paulo. Revista de Gestão Vol. 27 No. 1, 2020 pp. 61-78.

BPPT Kabupaten Pelalawan. (2019). Perencanaan dan PengembanganKluster Industri Hilir Sawit. Kabupaten Pelalawan.

Badan Pusat Statistik Kabupaten Pelalawan (2019). ProduksiPerkebunan Menurut Kecamatan dan Jenis Tanaman diKabupaten Pelalawan, 2016-2019. Available from: https://pelalawankab.bps.go.id/dynamictable/2019/11/21/90/produksi-perkebunan-menurut-kecamatan-dan-jenis-tanaman-di-kabupaten-pelalawan-2016-2019.html

Badan Pusat Statistik Kabupaten (2019). Statistik Kelapa SawitIndonesia 2018: Indonesian Oil Palm Statistics 2018.

Dhahri, S., & Omri, A. (2018). Entrepreneurship contribution to thethree pillars of sustainable development: What does the evidencereally say?. World Development, 106(2018), 64–77.

DAFTAR PUSTAKA

Page 73: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-1972

Dharmawan, A. H., Fauzi, A., Putri, E. I. K., Pacheco, P., Dermawan,A., Nuva, N., . . . Sudaryanti, D. A. (2020). Bioenergy policy:The biodiesel sustainability dilemma in indonesia.  InternationalJournal of Sustainable Development and Planning,  15(4), 537-546. doi:10.18280/ijsdp.150414

Futemma, C., De Castro, F., & Brondizio, E. S. (2020). Farmersand social innovations in rural development: Collaborativearrangements in eastern brazilian amazon.  Land usePolicy,  99  doi:10.1016/j.landusepol.2020.104999

Guadalupe, G.A.,  Lerma-García, M.J.,  Fuentes, A.,  Barat, J.M.,  Bas,M.d.C. and Fernández-Segovia, I. (2019), “Presence of palmoil in foodstuffs: consumers’ perception”, British Food Journal,Vol. 121 No. 9, pp. 2148-2162. 

Gonzalez-Redin, J., Polhill, J. G., Dawson, T. P., Hill, R., & Gordon,I. J. (2020). Exploring sustainable scenarios in debt-based social–ecological systems: The case for palm oil production inindonesia.  Ambio,  49(9), 1530-1548. doi:10.1007/s13280-019-01286-8

Hashemvand Khiabani, P., & Takeuchi, W. (2020). Assessment of oilpalm yield and biophysical suitability in indonesia andmalaysia.  International Journal of Remote Sensing,  41(22), 8520-8546. doi:10.1080/01431161.2020.1782503

Harahap, F., Leduc, S., Mesfun, S., Khatiwada, D., Kraxner, F., &Silveira, S. (2020). Meeting the bioenergy targets from palm oilbased biorefineries: An optimal configuration inindonesia.  Applied Energy,  278  doi:10.1016/j.apenergy.2020.115749

Habibie, Dedi. Kusuma. (2018). Political Economy Of IndonesiaSustainable Palm Oil (ISPO) Certification System in RiauProvince. Annual Conference of Asian Association for PublicAdministration: “Reinventing Public Administration in a GlobalizedWorld: A Non-Western Perspective” (AAPA 2018),191,19-28. https://doi.org/10.2991/aapa-18.2018.3

Irawan, S., Widiastomo, T., Tacconi, L., Watts, J. D., & Steni, B.(2019). Exploring the design of jurisdictional REDD+: The caseof central kalimantan, indonesia.  Forest Policy andEconomics,  108  doi:10.1016/j.forpol.2018.12.009

Page 74: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 73

Kamaruddin, R., Abdullah, N. and Ayob, M.A. (2018), “Determinantsof job satisfaction among Malaysian youth working in the oilpalm plantation sector”, Journal of Agribusiness in Developingand Emerging Economies, Vol. 8 No. 4, pp. 678-692.  https://doi.org.ezproxy.ugm.ac.id/10.1108/JADEE-06-2017-0063

Khairiza, F., & Kusumasari, B. (2020). Analyzing political marketingin indonesia: A palm oil digital campaign case study.  Forest andSociety,  4(2), 294-309. doi:10.24259/fs.v4i2.9576

Khairul Amri, & Adia Ferizko. (2020). Manajemen PemberdayaanMasyarakat Desa Di Kabupaten Bengkalis. Jurnal Niara, 13(1),227-236. https://doi.org/10.31849/niara.v13i1.4106

Kuok Ho Daniel Tang & Hamad M. S. Al Qahtani. 2019. Sustainabilityof oil palm plantations in Malaysia. Environment, Developmentand Sustainability volume 22, pages4999–5023(2020)

Kushairi, A. et.al,. 2018. Oil palm economic performance in Malaysiaand r&d progress in 2017. Journal of Oil Palm Research Volume30, Issue 2, 1 June 2018, Pages 163-195

Kirwan, P., Ratinho, T., van der Sijde, P. and Groen, A.J. (2019), “Theearly development of International New Ventures: amultidimensional exploration”, International Journal ofEntrepreneurial Behavior & Research, Vol. 25 No. 6, pp. 1340-1367.  https://doi.org.ezproxy.ugm.ac.id/10.1108/IJEBR-12-2017-0508

Kementerian Pertanian Republik Indonesia (2019). Kementan DorongInvestasi Perkebunan ke Industri Hilir untuk Ekspor. Availablefrom: https://www.pertanian.go.id/home/?show=news&act=view&id=3974

Liu, F. H. M., Ganesan, V., & Smith, T. E. L. (2020). Contrastingcommunications of sustainability science in the media coverageof palm oil agriculture on tropical peatlands in indonesia, malaysiaand singapore.  Environmental Science and Policy,  114, 162-169.doi:10.1016/j.envsci.2020.07.004

Martens, K., Kunz, Y., Rosyani, I., & Faust, H. (2020). Environmentalgovernance meets reality: A micro-scale perspective onsustainability certification schemes for oil palm smallholders injambi, sumatra.  Society and Natural Resources,  33(5), 634-650.

Page 75: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-1974

Miles, M. B., Huberman, M. A., & Saldaña, J. (2014). QualitativeData Analysis. A Methods Sourcebook. Zeitschrift FürPersonalforschung, 28(4), 485–487. https://doi.org/10.1136/ebnurs.2011.100352

Murtiningrum, Fery, and Hefri Oktoyoki (2019), “ PerencanaanPengembangan Kawasan Kopi di Kabupetan Rejang Lebong,Provinsi Jambi “. Agro Bali, Vol. 2 No. 2, Desember 2019:121-129, doi https://doi.org/10.37637/ab.v2i2.383

Meschede, C. and Henkel, M. (2019), “Library and informationscience and sustainable development: a structured literaturereview”, Journal of Documentation, Vol. 75 No. 6, pp. 1356-1369.  https://doi.org.ezproxy.ugm.ac.id/10.1108/JD-02-2019-0021

Naylor, R. L., Higgins, M. M., Edwards, R. B., & Falcon, W. P.(2019). Decentralization and the environment: Assessingsmallholder oil palm development in indonesia.  Ambio,  48(10),1195-1208. doi:10.1007/s13280-018-1135-7

Nurrochmat, D. R., Boer, R., Ardiansyah, M., Immanuel, G., &Purwawangsa, H. (2020). Policy forum: Reconciling palm oiltargets and reduced deforestation: Landswap and agrarian reformin indonesia.  Forest Policy and Economics,  119  doi:10.1016/j.forpol.2020.102291

Rahmayanti, F. D., Diana, T. B., & Husni, H. (2020). EfektivitasLubang Resapan Organopori Dalam Menahan Laju Erosi DanStabilitas Ekologi Tanah Pada Aliran Das Citarum, Dusun Tujuh,Desa Mulyasejati, Kabupaten Karawang, Jawa Barat. AbdiWiralodra : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(1), 1-15. https://doi.org/10.31943/abdi.v2i1.19

Rahdari, A., Sepasi, S., & Moradi, M. (2016). Achieving sustainabilitythrough Schumpeterian social entrepreneursship: The role ofsocial enterprises. Journal of Cleaner Production, 137(2016),347–360.

Rusli, Zaili. (2017). Tata Kelola Pembangunan Kawasan.Pekanbaru: Alaf Riau

Rusli, Z. (2018), “The implementation of palm oil plantation businesslicensing”, International Journal of Law and Management, Vol.

Page 76: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19 75

60 No. 3, pp. 770-776.  https://doi.org.ezproxy.ugm.ac.id/10.1108/IJLMA-03-2017-0030

Rustiadi, Ernan. (2018). Perencanaan dan pengembangan wilayah.Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Tarigan, R. (2016). Perencanaan Pembangunan Wilayah. Jakarta: PT.Bumi Aksara

Utomo, B.N., Widjaja, E. 2020. The activities of the integration of oilpalm and cattle (ISAPI) by group of farmer and its developmentstrategy in Lamandau district, Central Kalimantan Province. IOPConference Series: Earth and Environmental ScienceVolume 492,Issue 1, 23 June 2020, Article number  01206

Pejic Bach, M.,  Tustanovski, E.,  Ip, A.W.H.,  Yung, K.-L.  and  Roblek,V. (2019), “System dynamics models for the simulation ofsustainable urban development: A review and analysis and thestakeholder perspective”, Kybernetes, Vol. 49 No. 2, pp. 460-504.  https://doi.org.ezproxy.ugm.ac.id/10.1108/K-04-2018-0210

Purnomo, et al. 2020. Reconciling oil palm economic developmentand environmental conservation in Indonesia: A value chaindynamic approach. Forest Policy and Economics Volume 111,February 2020, Article number 102089

Putra, Hendra. Tingkat Partisipasi Masyarakat Transmigran danMasyarakat Lokal dalam Pengembangan Wilayah Pedesaan diKabupaten Luwu Timur (studi kasus: desa bawalipu kecamatanwotu). Diss. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2018.

Putra, Adris A., and Susanti Djalante. “Pengembangan InfrastrukturPelabuhan Dalam Mendukung Pembangunan Berkelanjutan.”Jurnal Ilmiah Media Engineering Vol.6 No.1, Januari20116(433-4) ISSN:2087-9334

Pratiwi, Niken, Dwi Budi Santosa, and Khusnul Ashar. (2018).“Analisis Implementasi Pembangunan Berkelanjutan di JawaTimur.” Jurnal Ilmu Ekonomi Dan Pembangunan Vol 18, No. 1(2018): 1-13. JIEP-Vol. 18, No 1, Maret 2018ISSN (P) 1412-2200 E-ISSN 2548-1851.

Syahza, A. and Asmit, B. (2019), “Development of palm oil sectorand future challenge in Riau Province, Indonesia”, Journal of

Page 77: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19

PENGEMBANGAN PADAT KARYA KAWASANTEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-1976

Science and Technology Policy Management, Vol. 11 No. 2,pp. 149-170.  https://doi.org.ezproxy.ugm.ac.id/10.1108/JSTPM-07-2018-0073

Teng, S., Khong, K. W., & Che Ha, N. (2020). Palm oil and itsenvironmental impacts: A big data analytics study.  Journal ofCleaner Production,  274  doi:10.1016/j.jclepro.2020.122901

United Nations (2018). Sustainable Development Goals. Availablefrom: https://sustainabledevelopment. un.org/sdgs (accessed July6, 2020).

Verneau, F.,  La Barbera, F.,  Amato, M.  and  Sodano, V.  (2019),“Consumers’ concern towards palm oil consumption: Anempirical study on attitudes and intention in Italy”, British FoodJournal, Vol. 121 No. 9, pp. 1982-1997.  https://doi.org.ezproxy.ugm.ac.id/10.1108/BFJ-10-2018-0659

Walinaulik. (2016). Penentuan Faktor –Faktor PengembanganWilayah Agropolitan Kabupaten Merauke Berbasis KomoditasPadi. ITS Repository.

Warseno. (2014). “Model Pengawasan Kawasan Teknopolitan”.Journal of Industrial Engineering & Management SystemsVol. 7, No 1, February 2014.

Widiati, W., Mulyadi, A., Syahza, A., & Mubarak. (2020). Analysisof plantation management achievement based on sustainabledevelopment.  International Journal of Sustainable Developmentand Planning,  15(4), 575-584. doi:10.18280/ijsdp.150418

Yan, Y., Wang, C., Quan, Y., Wu, G., & Zhao, J. (2018). Urbansustainable development efficiency towards the balance betweennature and human well-being: Connotation, measurement, andassessment. Journal of Cleaner Production, 178(2018), 67–75.

Page 78: TEKNOPOLITAN PADA MASA PANDEMI COVID-19