Tenang ada go jek

1
TENANG ADA GO JEK ! Kini siapa yang tak mengenal Go-Jek. Sejak berdirinya lima tahun lalu, bisnis transportasi berbasis aplikasi digital ini berkembang dan melesat hebat hingga mengundang daya tarik investor internasional. Seorang Nadiem Makarim lulusan Harvard University, kreator sekaligus pemilik dari Go-Jek ini benar-benar mengembangkan kearah tiga pelayanan besar. Satu; antar jemput penumpang (reguler service), dua; Go-Food untuk layanan antar makanan, serta ketiga; instant courier yang memang terkonsentrasi pelayanan delivery barang belanjaan. Strategi W.O.M (word of mouth) Go-Jek lagi-lagi mendobrak masuk menyalip berita-berita yang ada dengan; Diskon promo yang sangat dramatis, kompetisi berbuah publisitas (antar ojek pangkalan), polemik yang memancing exposure pemberitaan, serta sosok aktor intelektual yang cemerlang (muda dan berprestasi). Hal ini berdampak ekstrem terhadap konsumsi terhadap Go-Jek sendiri. Dalam konteks inilah, mimpi Nadiem Makarim telah berhasil meningkatkan taraf hidup para tukang ojek. Berkat pengalamannya menangani Zalora sebagai Managing Director, maka Go-Jek pun melangkah serius untuk menangani bisnis delivery. Perluasan pelayanan ini compatible dengan konsep Retail Modern baik yang berbasis E- Commerce maupun yang berbasis Real Store. Kejelian ini pun pasti akan “klik” dengan pola konsumen di Indonesia, khususnya masyarakat yang sangat sibuk dan terhalang waktu untuk berbelanja. Saat waktu menjadi Missing Link maka ada Go-Jek yang menjadi Bridge-nya. Prinsipnya bisnis ini komoditas utamanya adalah WAKTU. Jika waktu adalah uang maka berapa banyak waktu yang dapat menghasilkan uang, jika memang bisnis ini mampu menjadi solusi paling nyata untuk pemenuhan berbelanja? Silahkan Sahabat Retailenia menjawab sendiri . By: Retailenia/Tenang ada Go-Jek !/Bekasi 24.09.15

Transcript of Tenang ada go jek

Page 1: Tenang ada go jek

TENANG ADA GO JEK !

Kini siapa yang tak mengenal Go-Jek. Sejak berdirinya lima tahun lalu, bisnis transportasi berbasis aplikasi digital ini berkembang dan melesat hebat hingga mengundang daya tarik investor internasional. Seorang Nadiem Makarim lulusan Harvard University, kreator sekaligus pemilik dari Go-Jek ini benar-benar mengembangkan kearah tiga pelayanan besar. Satu; antar jemput penumpang (reguler service), dua; Go-Food untuk layanan antar makanan, serta ketiga; instant courier yang memang terkonsentrasi pelayanan delivery barang belanjaan.

Strategi W.O.M (word of mouth) Go-Jek lagi-lagi mendobrak masuk menyalip berita-berita yang ada dengan; Diskon promo yang sangat dramatis, kompetisi berbuah publisitas (antar ojek pangkalan), polemik yang memancing exposure pemberitaan, serta sosok aktor intelektual yang cemerlang (muda dan berprestasi). Hal ini berdampak ekstrem terhadap konsumsi terhadap Go-Jek sendiri. Dalam konteks inilah, mimpi Nadiem Makarim telah berhasil meningkatkan taraf hidup para tukang ojek.

Berkat pengalamannya menangani Zalora sebagai Managing Director, maka Go-Jek pun melangkah serius untuk menangani bisnis delivery. Perluasan pelayanan ini compatible dengan konsep Retail Modern baik yang berbasis E- Commerce maupun yang berbasis Real Store. Kejelian ini pun pasti akan “klik” dengan pola konsumen di Indonesia, khususnya masyarakat yang sangat sibuk dan terhalang waktu untuk berbelanja. Saat waktu menjadi Missing Link maka ada Go-Jek yang menjadi Bridge-nya. Prinsipnya bisnis ini komoditas utamanya adalah WAKTU. Jika waktu adalah uang maka berapa banyak waktu yang dapat menghasilkan uang, jika memang bisnis ini mampu menjadi solusi paling nyata untuk pemenuhan berbelanja? Silahkan Sahabat Retailenia menjawab sendiri .

By: Retailenia/Tenang ada Go-Jek !/Bekasi 24.09.15