Tentir 2 Faal Respi
-
Upload
jefry-alfarizy -
Category
Documents
-
view
82 -
download
10
description
Transcript of Tentir 2 Faal Respi
-
Department of Physiology MARS 2013
DEPARTEMEN FISIOLOGI MEDICAL ARMY13
Muhammad Irfan
Jonathan Martino P.
Inggri Ocvianti.N
Risa Muthmainah
Deby Wahyu P.
Nunung Agustia Rini
Yohanes Satrio
Khuswatun Hasanah
FAAL 2
Transport oksigen dalam sirkulasi berdasarkan prinsip aliran massa dan
keseimbangan massa. Aliran massa adalah jumlah pergerakan x permenit,
aliran massa = konsentrasi x aliran volume. Oksigen yang terdapat dalam darah
dalam dua bentuk larut secara fisik dan secara kimiawi berikatan dengan
hemoglobin. Sekitar 2% oksigen yang larut dalam plasma, jumlah ini
berbanding lurus dengan Po2. Sedangkan sisanya sekitar 98% oksigen
berikatan dengan hemoglobin di dalam sel darah merah.
Transpor Okigen Di Dalam Darah
-
Department of Physiology MARS 2013
Didalam darah oksigen yang tersedia untuk berikatan dengan hemoglobin
adalah oksigen terlarut (Po2 plasma). Di kapiler pulmonal oksigen alveoli akan
larut dalam plasma kemudian akan berdifusi kedalam sel darah merah
dan berikatan dengan hemoglobin. Ikatan antara oksigen dan hemoglobin
disebut oksihemoglobin, dia nantinya yang akan memenuhi kebutuhan jaringan.
Pada gambar diatas dapat dilihat (a) ketika tidak ada hemoglobin kapasitas
pengangkutan total okigen sangan sedikit, nilai tersebut bahkan tidak bisa
memenuhi kebutuhan oksigen saat istirahat, dan (b) kapasitas pengangkutan
oksigen maksimum ketika ada hemoglobin dan Po2 yang tinggi. Pada gambar
(c) kapasitas pengangkutan oksigen juga tidak maksimum karena Po2 rendah,
hal tersebut juga menyebabkan sedikitnya terbentuk oksihemoglobin.
Jumlah oksigen yang berikatan dengan hemoglobin dinyatankan sebagai
persentae saturai hemoglobin. Factor terpenting yang mempengaruhi
persentase saturai okigen adalah Po2 darah.
Hubungna fisik antara Po2 dan hemoglobin dapat dinyatakan dalam kurva
disosiasi hemoglobin, kurva ini bukan merupakan hubungan yang linear.
Dapat dilihat pada grafik diatas pada saat tekanan Po2 60-100 kurva sudah
hampir plateau hemoglobin sudah hampir semuanya berikatan dengan okigen
sehingga pada saat ini peningkatan Po2 hanya sedikit menyebbakan
peningkatan % saturai hemoglobin. Sedangkan pada tekanan Po2 0-40
peningkatan kecil Po2 akan menyebabkan peningkatan besar pada % saturasi
hemoglobin.
Hemoglobin Mentranspor Sebagian Besar Oksigen Ke Jaringan Kurva Disosiasi Oksi-Hemoglobin
-
Department of Physiology MARS 2013
Menurut hukum aksi massa, jika konsentrasi suatu bahan yang terlibat dalam
suatu reaksi reversibel meningkat maka reaksi terdorong kearah yang
berlawanan, sebaliknya jika konsentrasi suatu bahan berrkurang maka reaksi
terdorong kea rah sisi tersebut. Dengan menerapkan hukum ini kereaksi
reversible yang melibatkan Hb dan O2 (Hb+ O2 HbO2), ketika Po2 darah
meningkat seperti dikapiler paru reaksi bergerak kea rah sisi kanan persamaan,
meningkatkan pembentukan HbO2 (peningkatan % saturasi Hb). Ketika Po2
darah turun sepeti dikapiler sistemi reaksi terdorong kearah sisi kiri persamaan
dan oksigen dibebaskan dari Hb karea HbO2 berdisosiasi karea penurunaan
persensaturasi Hb.
Berbagai factor yang dapat mempengaruhi pengikatan oksigen dengan
hemoglobin adalah pH plasma, Pco2, dan suhu.
pH yang asam akan menyebbakan kurva bergeser ke kanan. Akan
terjadi penurunan afinitas hemoglobin terhadap oksigen ini terjadi karena
keasaman menambah jumlah okigen yang dibebaskan di tingkat jaringan.
Keasaman disebakan oleh CO2 menghasilkan asam karbonat yang menyebakan
darah menjadi lebih asam ditingkat kapiler.
Kurva Disosiasi Oksi-Hemoglobin Faktor-Faktor Fisik Yang Mengubah afinitas Hemoglobin Terhadap Oksigen
Afinitas Hemoglobin Terhadap Oksigen
Suhu dan Pco2 dan Ph
Menurun
-
Department of Physiology MARS 2013
Pergeseran pH darah didalam tubuh salah satunya dapat terjadi pada
keadaan olahraga, ketika sel aktif bermetabolisme maka akan terjadi
peningkatan pembentukan CO2.
Pengaruh CO2 dan keasaman terhadap pembebasan O2 dikenal sebagi
efek Bohr.
Fetal hemoglobin memiliki dua rantai protein gama, protein ini pengganti dua
rantai beta hemoglobin pada orang dewasa. Adanya rantai gama
menyebabkan kemampuan pengikatan oksigen pada janin tinggi walaupun
ditempat yang kekurangan oksigen. Pada Po2 berapa pun oksigen yang
dilepaskan ibu akan diambil oleh hemoglobin janin yang berafinitas tinggi
yang akan dihantarkan ke janin yang sedang berkembang. Sesudah lahir
hemoglobin janin akan digantikan dengan hemoglobin bentuk dewasa seirang
dengan dibentuknya sel darah mereh baru.
Gambar diatas jelasin tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kandungan
oksigen total di arteri.Sudah jelas ya gambar diatas gak perlu di jelasin
lagi.
Perbedaan Sifat Pengikatan Hemoglobin terhadap oksigen pada ibu dan janin
Factor-Faktor Yang Mempengaruhi kandungan Oksigen Arteri
-
Department of Physiology MARS 2013
Ketika oksigen digunakan oleh sel, seluruhnya akan menjadi karbondioksida.
Perbedaan difusi karbondiokida dan sel yaitu karbondioksida bisa berdifusi 20
kali lebih cepat dari oksigen. Didalam darah karbondioksida diangkut denagn
tiga cara yaitu:
1. Larut secara fisik. Kelarutan CO2 bergantung pada Po2, jumlah CO2
yang larut dalam plama lebih banyak dari O2.
2. Terikat ke hemoglobin. Sekitar 30% CO2 berikata dengan hemoglobin
membentuk karbaminohemoglobin (HbCO2). CO2 berikatan pada
globin Hb. CO2 menurunkan afinitas pengikatan Hb dengan O2.
3. Sebagai bikarbonat. Sebagian nbesar CO2 memasuki darah ditraspor
ke paru sebagai bikarbonat yang terlarut dalam plasma. Fungsi dari
karbondioki diubah menjadi bikarbonat adalah: (a) merupakan cara
transport CO2 tambahan dari sel ke paru, (2)bikarbonat tersedia
sebagai dapar bagi asam metabolic yang akan membantu menstabilkan
pH.
Dalam reaksi pertama CO2 berikatan dengan H2O membentuk asam
karbonat (H2CO3). Reaksi ini akan berlangsung sangat cepat di darah
karen adanya enzim eritroit karbonat anhidrase.
Di paru reaksi yang terjadi ditingkat jaringan berbalik arah, dimana
CO2 berdifusi keluar darah dan masuk ke alveolus.
PERGESERAN KLORIDA
Masih ingat reaksi yang diatas..??. pada reaksi tersebutkan dihasilkan HCO3-
dan H+ , zat-zat ini akan menumpuk di dalam sel darah merah dan kapiler
sitemik seawktu reaksi berlangsung. Karena HCO3- adalah ion yang bermuatan
negative maka efluk HCO3- yang tidak disertai difui keluar ion bermuatan
positif menciptakan gradient listrik. Ion Cl- merupakan anion plasma yang
utama, akan berdifui ke dalam sel darah merah menuruni gradient listrik untuk
memulihkan netralitas litrik. Pergeseran masuk Cl- sebagai penukar efluk
HCO3- yang dihasilkan oleh CO2 dikenal sebagai pergeseran klorida.
Transpor Karbondioksida Dalam Darah
-
Department of Physiology MARS 2013
Pada penguraian H2CO3 Akan terbentuk H+. H+ ini akan berikatan dengan
hemoglobin. Hb tereduksi memiliki afinitas yang lebih besar terhadap H+
daripada HBO2. Oleh karena itu pembebasan oksigen akan mempermudah
ikatan H+ yang dihasilkan oleh CO2 dengan Hb. Pengeluaran O2 dari Hb akan
meningkatkan ketersediaan Hb untuk menyerap CO2 dan H+ yang dihasilkan
oleh CO2 dikenal sebagai efek Haldane. Efek Haldane dan efek Bohr akan
bekerja sama untuk mempermudah pembebasan oksigen dan penyerapan
karbon dioksida dan H+ yang dihasilkan oleh karbon dioksida ditingkat
jaringan.
Peningkatan karbon dioksida dan H+ akan menyebabkan peningkatan
pembebasan oksigen dari Hb oleh efek bohr. Peningkatan pelepasan O dari Hb
selanjutnya menyebabkan peningkatan penyerapan CO dan H+ oleh Hb melalui
efek Haldane.
Jadi pada gambar bisa dilihat ada 2 garis. Garis yang lurus itu namanya garis
1- garis ini menunjukkan tekanan PO2 di dalam kapiler alveolus, dan ada garis
yang putus-putus- menggambarkan tekanan PO2 dalam kapiler jaringan.
Di titik A menunjukkan pada tekanan PCO2 yang normal sebesar 40 mmHg
dalam jaringan menyebabkan 52 volume persen karbon dioksida bergabung
dengan darah. Pada waktu memasuki paru, PCO2 turun menjadi 40, sedangkan
PO2 meningkat menjadi 100 mmHg. Jika kurva diosiasi tidak digeser sama I
efek Haldane ini, maka tidak akan banyak terjadi penurunan karbon dioksida
dalam darah. Tapi dengan adanya efek Haldane, akan meningkatkan PO2 dala
paru yang akan menurunkan disoiasi karbon dioksida dari kurva yang diatas
sampai kurva terbawah. Sehingga volume persen karbon dioksida bisa turun
sampai 48( titik B). dengan demikian, efek Haldane menggandakan jumlah
EFEK HALDANE
-
Department of Physiology MARS 2013
karbon dioksida yang dilepas dari darah dalam paru dan pengambilan CO
dalam jaringan menjadi 2 kali lipat.
Respirasi spontan dihasilkan oleh eksitasi ritmik dari motor neuron yang
menginervasi otot repirasi. Jadi kita kenalan dulu dengan psat perafasan ya.
Pusat pernafasan terdiri dari : (1) Pusat Respirasi Medulla pusat kontrol
untuk pernafasan primer yang terdiri dari agregat badan saraf di medulla yang
menghasilkan sinyal ke otot-otot pernafasan. (2) Pusat Pneumotastik dan
Pusat Apneustik- kedua pusat ini terletak di pons yang akan mempengaruhi
sinyal keluar dari pusat pernafasan di medulla.
Pada pusat kontrol pernafasan primer, akan dicetuskan impuls yang berasal
dari pusat medulla, impuls ini akan berakhir pada badan-badan sel neuron
mototrik. I neuron motorik ini nanti akan mengaktifkan oto-otot pernafasan
sehingga menyebabkan terjadinya inspirasi. ketika tidak ada impuls dari pusat
medulla maka otot inspirasi akan melemas dan berlangsunglah ekspirasi.
Saraf yang ke sistem pernafasan sangat penting untuk mempertahankan
proes pernafasan dan secara reflex menyesuaikan tingkat pernafasan
untuk menyamai kebutuhan dan penyerapan O2 daan pengeluaran CO2
yang berubah-ubah.
Aktiitas pernafasan ini dapat dimodifikasi secara sadar agar kita dapat
berbicara, menyanyi, bersiul, bermain alat musik tiup atau menahan
nafas selagi berenang.
Ini adalah elemen dasar dari sistem kontrol pernafasan, nanti bakal dijelasin
lebih lanjut
Gambar diatas menunjukkan pusat pernafasan. Pusat pernafasan terdiri dari
neuron-neuron yang terletak bilateral di medulla oblongata dan pons, batang
otak. Daerah ini dibagi menjadi 3 kelompok neuron utama; (1) kelompok
pernafasan dorsal yang menyebabkan inspirasi, (2) kelompok pernafasan
KONTROL PERNAFASAN
Pusat Pernafasan
-
Department of Physiology MARS 2013
ventral terletak di ventrolateral medulla yang berungsi menyebabkan ekspirasi.
(3) pusat pneumotaktik terletak diebelah dorsal bagian superior pons yang
mengatur kecepatan dan kedalaman napas. Irama pernafasan berasal dari
kelompok neuron pernapasan dorsal, walaupun semua saraf perifer yang
memasuki medulla telah dipotong, kelompok neuron ini masih dapt
mengeluarkan potential aksi neuron inspirai secara berulang-ulang. Hal ini
mungkin disebabkan oleh aktivitas 1 rangkaian neuron yang akan mengeksitasi
rangkaian yang kedua.
Pusat pernafasan di pons terdiri dari pusat pernafaan pneumostatik dan
pusat pernafasan apneustik. Pusat pernafasan di pons ini akan melakukan
penyesuaian halus dengan cara membantu koordinasi irama pernafasan
halus. Pusat Pernafasan Pneumostatik menginhibisi neuron-neuron
inspiratorik sehingga akan terjadi pembatasan dari durasi inspirasi,
sedangkan Pusat Pernafasan Apneustik mencegah neuron-neuron
inspiratorik dipadamkan, sehingga dorongan inspirasi meningkat.
Dengan adanya sistem check dan balance, pusat pneumotatik akan
mendominasi pusat apneustik yang akan menghentikan inspirasi dan
membiarkan ekspirasi secara normal terjadi.
Selanjutnya terdapat Kelompok Pernafasan Medulla, yang tadi sudah
disinggung di atas, ada kelompok respiratorik dorsal dan kelompok
respiratorik vetral. Untuk kelompok respirasi dorsal udah dibahas diatas
ya, kita masuk ke yang ventral.
Jadi kelompok respiratori ventral terdiri dari neuron inspiratorik
dan neuron ekspiratorik. Kedua neuron ini akan tetap inaktif selama
bernafas normal tenang. Neuron-neuron ini harus diaktifkan oleh
kelompok respiratorik dorsal sebagai mekanisme penguat dalam
periode-periode saat kebutuhan akan ventilasi meningkat. Ketika
bernafas tenang, tidak ada impuls yang dihasilkan oleh jalur
desendens oleh neuron respiratorik, hanya ketika ekpirasi aktif baru
ada neuron ekspiratotik yang merangsang neuron-neuron motorik yang
menyarafi otot-otot ekpirasi.
Pada kelompok respiratori ventral terdapat satu area yang dikenal
sebagai kompleks pre-Brotzinger. Area ini mengandung impuls
spontan, yang bekerja sebagai pemicu irama pernafasan dasar. (hal ini
sama dengan mekanisme dari nodu SA- masih ingat kaaann modul KV
nya )
-
Department of Physiology MARS 2013
Pada pusat pernafasan terdapat satu area yang namanya Nukleus traktus
respiratorius yang mengandung kelompok repirasi dorsal. Kelompok
respirasi dorsal sendiri terdiri dari neuron inspiratorik yang serat-serat
desendensnya berakhir di neuron motorik yang menyarafi otot inspirasi.
ketika terjadi pelepasan dari neuron-neuron kelompok respiratorik
dorsal maka akan terjadi inspirasi. Ketika mereka tidak menghasilkan
sinyal maka akan terjadi ekspirasi.
Keluarnya kelompok respirasi dorsal menuju diafragma melalui nervus
frenikus, dan menuju ke otot intercotalis melalui nervus intercostalis.
Nucleus traktus solitarius juga menerima informasi sensorik dari
kemoreseptor dan mekanoreseptor perifer melalui nervus vagus dan
glossofaringeus.
Jadi terdapat banyak factor yang dapat mempengaruhi pernafasan antara lain :
Pernafasan dipengaruhi oleh ransangan dari sistem limbik, beberapa
keadaan seperti takut dan gembira akan mempengaruhi kecepatan dan
kedalaman pernafasan. Selama ekpirasi, dalam keadaan emosi dapat terjadi
modifikasi involunter dari pernafasan. Nyeri yang berasal dari bagian
tubuh manapun juga secara reflex akan merangsang pusat pernafasan
misalnya, orang yang terengah engah ketika merasa nyeri.
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PUSAT
PERNAFASAN
-
Department of Physiology MARS 2013
UMPAN BALIK NEGATIF :
Reflek Hering-Breuer ketika volume alur nafas besar, reflex ini akan
terpicu untuk mencegah inflasi paru berlebihan. Reseptor regang paru di
otot polos saluran nafas diaktifkan oleh peregangan paru pada volume alur
nafas yang besar. Potensial aksi dari reseptor regang ini akan merambat
melalui serat saraf afferent ke pusat medulla dan menghambat neuron
inspiratorik, kemudian paru akan memberikan umpan balik untuk
mkenghentikan inspirai tepat sebelum paru mengalami pengembangan
berlembihan. (umpan balik negatif).
Epitel trakea, bronkus dan bronkiolus disuplai oleh ujung saraf sensoris
yang disebut Reseptor Iritan Pulmonal yang dapat terangsang oleh
berbagai peristiwa atau bahan iritan yang akan menyebabkan reflek batuk
dan bersin. Refleks ini mengendalikan aktivitas pernafasan sebagai upaya
mengeluarkan bahan iritan.
UMPAN BALIK POSITIF
Jadi pada sub bab ini kita sekalian aja ya bahas slide slide selanjutnya,
karena masih berhubungan
Pada umpan balik positif terdapat stimulus kimiawi yang mempengaruhi
kontrol dari sistem respirasi, yaitu :
Kemoreseptor Perifer
Sebagian besar kemoreseptor perifer ini banyak terletak pada badan
karotis dan aorta. Badan karotis terletak bilateral pada percabangan arteri
karotis komunis. Serabut saraf aferennya berjalan melalui nervus hering ke
nervus glossofaringeus dan kemudian ke area pernafasan dorsal di medulla.
Badan aorta terletak disepanjang arkus aorta, serabut saraf afferennya
berjalan melalui nervus vagus juga ke area pernafasan dorsal medulla.
Kemoreseptor ini mendeteksi perubahan PO2, pH dan PCO2 plasma.
-
Department of Physiology MARS 2013
Di badan karotis terdapat sel tipe I dan sel tipe II. Sel tipe I namanya sel glomus
yang merupakan sel yang mengandung katekolamin. Ketika terjadi hypoxia,
maka sel glomus akan mengeluarkan katekolamin yang akan menstimulasi
ujung saraf serat sinus karotis pada nervus glossofaringeus. Sedangkan sel glia-
tipe II mengelilingi sel tipe I dan mungkin memiliki fungsi sustantekuler.
Sel glomus tipe I memiliki kanal K yang sensitif terhadap O2. Ketika terjadi
penurunan PO2 atau pH atau peningkatan PCO2, sel glomus akan teraktivasi
dan memicu releks yang meningkatkan ventilasi. Ransangan akan
menginaktivasi kanal K+ yang menyebabkan depolarisasi sel reseptor.
Depolarisasi ini akan membuka kanal Ca2+ berpintu listrik, masuknya Ca2+
menimbulkan eksositosis neurotransmitter ke neuron sensorik. Neurotrnmitter
ini akan menginisiasi potensial aksi pada neuron sensori yang menuju ke
jaringan respiratorik batang otak, yang memberikan sinyal untuk
meningkatkan ventilasi.
Ini dia prosesnyaa :
Kemoreseptor Sentral
Kemoreseptor sentral berperan penting menghubungkan PCO2 arteri
dengan penyesuaian kompensatorik ventilasi. Kemoreseptor ini sensitive
terhadap perubahan PCO2 atau konsentrasi ion hidrogen dalam darah.
Peransangan area inspirasi pada batang otak oleh sinyal dari area
kemosensitif yang terletak bilateral dalam medulla, terletak hanya sepersekian
mm dibawah permukaan medulla bagian ventral. Ion hydrogen merangang area
kemosensitif, sedangkan karbondioksida dalam cairan meningkatkan sebagian
besar ion hidrogen.
Efek PCo2
Apabila PCO2 arteri meningkat, karbon dioksida menembus sawar darah
otak dan memicu kemoreseptor sentral yang akan memberikan sinyal ke
jaringan pengendali untuk meningkatkan kcepatan dan kedalaman
ventilasi. Oleh sebab itu, meningkatkan ventilasi alveolar dan
mengeluarkan karbon dioksida dari darah.
-
Department of Physiology MARS 2013
Efek pH
Karbon dioksida yang berdifusi menembus sawar darah otak kedalam
cairan cerebrospinal akan diubah menjadi asam karbonat yang selanjutnya
berdisosiasi menjadi bikarbonat dan H+. Peningkatan konentrasi H+ di
cairan cerebrospinal otak, secara langsung merangsang kemoreseptor
sentral yang selanjutnya merangsang ventilasi dengan merangsang pusat
pernapasan melalui koneksi-koneksi sinaptik.
Efek PO2
Pada keadaan tertentu ketika PO2 yang rendah akan menyebabkan
ransangan kimia utama bagi ventilasi. Contohnya pada PPOK,
hiperkapnea dan hipoksia kronik, karena keadaan berlangung lama,
respon kemoreseptor beradaptasi terhadap PCO2. Pada keadaan ini
sebagian besar ransangan kimia berasal dari PO2 yang rendah diindrai
melalui kemoreseptor karotikus dan aortikus. Jika pasien dengan
gangguan tersebut diberikan oksigen terlalu banyak dapat terjadi henti
nafas karena ransangan kimia untuk ventilasi nya dihilangkan.
Nah, ini pengaruh faktor kimiawi pada pernafasan, dibaca yaaa
Respons yang dimediasi oleh reseptor di saluran pernafasan dan paru-
paru
Refleks hering-breuer (ini udah diatas tadi ya penjalasannya,
silahkan dibaca lagi)
Refleks Deflasi menyebabkan pernafasan dalam
Refleks Vagovagal- ini pada reseptor iritan yang terstimulus,
penjelasannya juga udah ya diatas
Reseptor J (Jukstakapiler)
STIMULUS NON KIMIAWI YANG MEMPENGARUHI
KONTROL PUSAT PERNAFASAN
-
Department of Physiology MARS 2013
Sebagian keciul ujung saraf sensoris berada dalam dinding alveolus
dalam posisi berjejer (juksta position) terhadap kapiler paru yang
disebut dengan reseptor J. reseptor ini teransang bila kapiler paru
menjadi terisi oenuh dengan darah dan bila terjadi edema paru pada
kondisi seperti gagal jantung kongestif. Ransangan reseptor J dapat
menyebabkan seseorang menjadi seak nafas.
Aferen pada propioseptor
Pergerakan aktif dan pasif pada sendi akan menstimulasi respirasi.
Disimpulkan, karena terdapat impuls pada jalur afferent dari
propioceptor di otot, tendon, dan sendi yang menstimulasi neuron
inspiratorik.
Efek respiratorik pada timulasi baroreseptor
Serat afferent pada baroreeptor di sinus karoti, arkus aorta, atria dan
ventrikel, menyalurkan impulsnya ke neuron repiratorik
sebagaimana pada saraf vasomotor dan karidoinhibitorik di
medulla. Impuls yang berasal dari saraf tersebut akan menghambat
respirasi, tapi efek inhibisinya sedikit dan kepentingan
fisiologisnya sedikit.
Hipoksia
Hipoksia hipoksik adalah ketika PO2 dalam darah arteri rendah disertai
dengan kurang adekuatnya saturasi Hb
Hipoksia anemic - berkurangnya kapasitas darah mengangkut oksigen
Hipoksia hipoperfusi darah beroksigenasi yang kejaringan terlalu
sedikit
Hipoksia histotoksik ketidakmampuan sel menggunakan O2 yang
teredia.
Ruang Mati Anatomik (Dead Space)
Sebagaian udara yang masuk tidak pernah sampai pada daerah pertukaran
gas, tetapi hanya mengisi saluran pada daerah pertukaran gas, seperti pada
hidung, faring dan trakea. Udara ini disebut udara ruang rugi. Pada saat
ekspirasi yang pertama di keluarkan adalah udara dari ruang rugi.
Learning Issue
-
Department of Physiology MARS 2013
Siklus gambar diatas adalah sebagai berikut :
1. Pada akhir inspirasi, volume paru adalah maksimal dan udara baru
diatmosfer mengisi ruang rugi.
2. Volume tidak diekspirasikan sebanyak 500 mL, namun pada bagian
pertama dari 500 mL yang dikeluarkan dari saluran udara adalh 150 mL
udara baru yang tertinggal diruang rugi, diikuti 350 mL udara lama dari
alveoli. Sisa 150 udara lama tetap tinggal didalam ruang rugi.
3. Pada akhir ekspirasi volume paru adalah minimal dan uadra lama dari
ekspirasi terakhir mengisi ruang rugi anatomi.
4. Pada inspirasi berikutnya, 500 mL udara baru memasuki saluran udara.
Udara yang pertama masuk ke alveoli adalah 150 Ml, udara lama yang
tertinggal diruang rugi anatomi. Sisa 350 mL yang masuk alveoli
adalah udara baru.
Learning Issue 3
Sinyal ramping inspiratorik
Kegiatan integrasi jaringan pengendali pernafasan dapat dilihat
dengan memangtau aktivitas listrik nervus frenikus dan saraf
motorik lainnya. Selama pernafasan tenang, suatu pemicu
menginiasiasi setiap siklus dan saraf inspirasi secara bertahap
meningkatkan ransangannya pada otot inpirasi. Peningkatan ini
sering disebut ramping (ramp=lereng) karena bentuk grafik
kegiatan saraf inspirasi. beberapa saraf inspirasi melepakan impuls
untuk memulai peningkatan lereng. Pelepasan impuls oleh saraf-
saraf ini merekrut saraf inspirasi lainnya dalam lengkung umpan
balik positif. Dengan lebih banyak neuron yang melepaskan impuls
lebih banyak serat otot yang direkrut. Iga-iga mengembang secara
halus saat diapragma berkontraksi.
Batuk dan bersin
Mekanisme Batuk:
1. Sekitar 2,5 L udara diinspirasi secara cepat.
2. Epiglottis tertutup dan pita suara menutup erat untuk
menangkap udara dalam paru.
3. Otot-otot abdomen berkiontraksi dengan kuat mendorong
diafragma, sedangkan otot inspirasi lainnya seperti,
interkostalin internus juga berkontraksi dengan kuat.akibatnya,
tekanan dalam paru meningkat secara cepat sampai 100 mmHg
atau lebih.
-
Department of Physiology MARS 2013
4. Pita suara dengan epiglottis akan terbuka lebar, sehingga udara
bertekanan tinggi dalam paru ini meledak keluar dengan
kecepatan 75-100 mil/jam. Hal yang penting adalah kompresi
kuat pada paru yang menyebabkan bronkus dan trakea menjadi
kolaps melalui invaginasi bagian yang tidak berkartilago kearah
dalam, akibatnya udara yang meledak tersebut mengalir melalui
celah-celah bronkus dan trakea. Udara yang mengalir denagn
cepat tersebut biasanya membawa benda asing yang terdapat
dalam bronkus atau trakea.
Mekanisme Bersin
Mekanisme ini berlangsung pada saluran hidung. Ransangan awal
yang menimbulkan ref;eks bersin adalh iritasi dalam saluran hidung,
impuls aferen berjalan dalam nervus kelima menuju medulla,
tempat reflex ini diteruskan. Terjadi serangkai rekasi yang mirip
dengan reflex batuk; tetapi, uvula ditekan sehingga sejumlah besar
udara dengan cepat melalui hidung yang akan membersihkan
saluran hidung dari benda asing.
Menahan nafas
Menahan napas adalah contoh ketikakita mengesampingkan reflex
kemoreseptor. Kita dapat menahan napas sampai terjadi
peningkatan Pco2 daran dan cairan serebrospinal mengaktifkan
reflex kemoreseptor yang akan menyebabkan kita menarik napas
kembali. Jika kita menahan napas terlalu lama dapat menyebabkan
pingsan akibat hipoksia tetapi setelah sadar kembali kita dapat
bernapas secara otomatis kembali.
Efek efusi pleura pada tekanan pleura dan volume paru
Efusi pleura adalah adanya pengumpan sejumlah besar cauran bebas
dalam ruang pleura. Jadi pada keadaan efusi pleura akan menyebabkan
volume paru berkurang denagnkan tekanan diparu akan memningkat.
Pada pleura akan terjadi penurunan dari tekanan.
Respirasi Eksternal, internal, selular
Sekian Tentir dari departemen fisiologi di modul kardiovaskular ini, semoga
bermanfaat
Kalau ada kesalahan mohon di konfirmasi ke anggota kami ya, karena kami
juga manusia yang tidak luput dari kesalahan, jadi mohon maaf jika masih
ada kesalahan baik itu dari tulisan maupun konten.
Semangat menempuh ujian Armies.