Teori Pengukuran Kerja, Studi Gerakan, Peta Kerja, dan Ekonomi Gerakan
-
Upload
annisya-velina -
Category
Documents
-
view
61 -
download
1
description
Transcript of Teori Pengukuran Kerja, Studi Gerakan, Peta Kerja, dan Ekonomi Gerakan
II - 1
Laporan Praktikum Analisis Perancangan Kerja 1 ~ Peta – Peta Kerja dan Studi Gerakan
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Peta – Peta Kerja
2.1.1. Definisi Peta Kerja
Peta kerja adalah suatu alat yang menggambarkan kegiatan kerja secara sistematis dan
jelas (biasanya kerja produksi). Lewat peta – peta ini kita bisa melihat semua langkah
atau kejadia yang dialami oleh suatu benda kerja dari mulai masuk ke pabrik dalm
bentuk bahan baku, kemudian menggambarkan semua langkah yang dialaminya,
seperti: transportasi, operasi mesin, pemeriksaan dan perakitan; sampai akhirnya
menjadi produk jadi, baik produk lengkap atau merupakan bagian dari suatu produk
lengkap. (Sutalaksana: 2006)
2.1.2. Lambang – lambang yang digunakan
Menurut catatan sejarah, peta – peta kerja yang ada sekarang ini dikembangkan oleh
Gilberth. Pada saat itu, untuk membantu suatu kerja, Gilberth mengusulkan 40 buah
lambang yang bisa dipakai. Pada tahun berikutnya jumlah lambang tersebut
disederhanakan sehingga hanya tinggal 4 macam saja. Namun pada tahun 1947,
American Society of Mechanical Engineers (ASME) membuat standar lambang –
lambang yang terdiri atas 5 macam lambang yang merupakan modifikasi yang telah
dikembangkan sebelumnya oleh Gilberth. Penjelasan lambang – lambang tersebut
adalah sebagai berikut.
Operasi
Suatu kegiatan operasi terjadi apabila benda kerja mengalami perubahan sifat, baik
sifat fisik maupun kimiawi. Mengambil informasi maupun memberikan informasi
pada suatu keadaan juga termasuk operasi.
Operasi merupakan kegiatan yang paling banyak terjadi dalam suatu proses. Dan
biasanya terjadi pada suatu mesin atau sistem kerja. Contohnya:
Pekerjaan menyerut kayu
Pekerjaan mengeraskan logam
Pekerjaan merakit
Dalam praktiknya, lambang ini juga bisa digunakan untuk menyatakan aktivitas
administrasi, misalnya aktivitas perencanaan atau perhitungan.
II - 2
Laporan Praktikum Analisis Perancangan Kerja 1 ~ Peta – Peta Kerja dan Studi Gerakan
Pemeriksaan
Suatu kegiatan pemeriksaan terjadi apabila benda kerja atau peralatan mengalami
pemeriksaan baik untuk kualitas maupun kuantitas.
Lambang ini digunakan jika kita melakukan pemeriksaan terhadap suatu obyek atau
membandingkan obyek tertentu dengan suatu standar.
Suatu pemeriksaan tidak menjuruskan bahan ke arah menjadi suatu barang jadi,
contohnya:
Mengukur dimensi benda
Memeriksa warna benda
Mambaca alat ukur tekanan uap pada suatu mesin uap
Transportasi
Suatu kegiatan transportasi terjadi apabila benda kerja, pekerja atau perlengkapan
mengalami perpindahan tempat yang bukan merupakan bagian dari suatu operasi.
Contohnya:
Benda kerja diangkut dari mesin bubut ke mesin skrap untuk mengalami
operasi berikutnya.
Suatu obyek dipindahkan dari lantai atas lewat elevator.
Suatu pergerakan yang merupakan bagian dari operasi atau disebabkan oleh petugas
pada tempat bekerja sewaktu operasi atau pemeriksaan berlangsung bukanlah
merupakan transportasi, contohnya:
Keramik yang mengalami pemanasan suhu tinggi sambil bergerak diatas ban
berjalan merupakan kegiatan operasi. Walaupun keramik tersebut mengalami
perpindahan tempat tetapi perpindahan tersebut merupakan bagian dari
kegiatan pemanasan.
Menunggu
Proses menunggu terjadi apabila benda kerja, pekerja ataupun perlengkapan tidak
mengalami kegiatan apa – apa selain menunggu (biasanya sebentar).
Kejadian ini menunjukkan bahwa suatu obyek ditinggalkan untuk sementara waktu
tanpa pencatatan sampai diperlukan kembali. Contohnya:
Obyek menunggu untuk diproses atau diperiksa.
II - 3
Laporan Praktikum Analisis Perancangan Kerja 1 ~ Peta – Peta Kerja dan Studi Gerakan
Peti menunggu untuk dibongkar
Bahan menunggu untuk diangkut ke tempat lain.
Penyimpanan
Proses penyimpanan terjadi apabila benda kerja disimpan untuk jangka waktu yang
cukup lama. Jika benda kerja tersebut akan diambil kembali, biasanya memerlukan
suatu prosedur perizinan tertentu.
Lambang ini digunakan untuk menyatakan suatu obyek yang mengalami
penyimpanan permanen, yaitu ditahan atau dilindungi terhadap pengeluaran tanpa izin
tertentu. Prosedur perizinan dan lamanya waktu adalah dua hal yang membedakan
antara kegiatan menunggu dan penyimpanan. Contohnya:
Dokumen-dokumen disimpan di dalam brangkas.
Bahan baku disimpan di gudang.
Aktivitas gabungan
Kegiatan ini terjadi apabila antara aktivitas operasi dan pemeriksaan dilakukan
bersamaan atau dilakukan di suatu tempat kerja.
2.1.3. Macam-macam Peta Kerja
Pada dasarnya, peta-peta kerja bisa dibagi dalam dua kelompok besar berdasarkan
kegiatannya, yaitu:
Peta-peta kerja yang digunakan untuk menganalisis kegiatan kerja
keseluruhan.
Peta-peta kerja yang digunakan untuk menganalisis kegiatan kerja setempat.
Dalam hal ini tentunya kita harus bisa membedakan antara kegiatan kerja keseluruhan
dan kegiatan kerja setempat. Disebut keseluruhan bila melibatkan sebagian besar atau
semua sistem kerja yang diperlukan untuk membuat produk yang bersangkutan.
Sementara yang dimaksud dengan kegiatan kerja setempat, apabila hal itu
menyangkut hanya satu sistem kerja saja yang biasnya melibatkan orang dan fasilitas
dalam jumlah terbatas. Hubungan antara kedua macam kegiatan di atas terlihat bila
untuk menyelesaikan suatu produk diperlukan beberapa sistem kerja, dimana satu
sama lainnya saling berubungan. Misalnya di suatu perusahaan perakitan yang
mempunyai bermacam-macam mesin dalam berproduksi. Dalam hal ini kelancaran
proses produksi secara keseluruhan akan sangat tergantung pada kelancaran setiap
II - 4
Laporan Praktikum Analisis Perancangan Kerja 1 ~ Peta – Peta Kerja dan Studi Gerakan
sistem kerja. Suatu hal yang bijaksana apabila dalam praktiknya nanti, si pelaksana
pertama-tama berusaha berusaha untuk memperbaiki atau menyempurnakan setiap
sistem kerja yang ada sedemikian rupa sehingga didapatkan suatu urutan kerja yang
paling baik untuk saat itu. barulah kemudian menyempurnakan proses kerja secar
keseluruhan.
Dalam garis besarnya, cara penerapan yang baik kedua jenis peta itu dapat dijelaskan
berikut ini. Pertama, dimulai dengan membuat peta-peta kerja yang menggambarkan
kegiatan secara keseluruhan berdasarkan keadaan sekarang. Setiap kegiatan yang
berlangsung, yang terjadi dalam sistem-sistem kerja terpisah dan telah digambarkan
pada peta kegiatan keseluruhan diamati serinci mungkin. Penganalisaan ini dilakukan
dengan terlebih dahulu menggambarkan peta-peta kerja setempat bagi setiap sistem
kerja yang ada untuk menunjukkan keadaan sekarang. Keadaan sekarang inilah yang
dipelajari untuk diusahakan perbaikan-perbaikannya. Hasil perbaikannya dinyatakan
juga dalam peta-peta kerja setempat, tetapai yang menggambarkan keadaan yang
diusulkan. Setiap sistem kerja yang telah diperbaiki rancangannya inilah yang lalu
dipetakan dalam peta kerja keseluruhan. Dengan begitu terpetakanlah secara
keseluruhan semua sistem kerja itu dalam kaitan satu sama lain. Barulah analisis
keseluruhan dilakukan dan sudah tentu diperbaiki. Hasil akhirnya dinyatakan dalam
peta-peta kerja keseluruhan untuk keadaan yang diusulkan.(Sutalaksana:2006)
2.2. Peta Kerja Keseluruhan
2.2.1. Peta Proses Operasi (Operating Process Chart/OPC)
Suatu peta proses operasi menggambarkan langkah-langkah operasi dan pemeriksaan
yang dialami bahan (atau bahan-bahan) dalam urutan-urutannya sejak awal sampai
menjadi produk jadi utuh maupun sebagai bagian setengah jadi. Peta ini juga memuat
informasi-informasi yang diperlukan untuk analisis lebih lanjut, seperti waktu yang
dihabiskan, material yang digunakan, dan tempat atau alat atau mesin yang dipakai.
Sesuai dengan relevansinya, pada akhir keseluruhan proses dinyatakan keberadaan
penyimpanan.
a. Kegunaan peta proses operasi
Bisa mengetahui kebutuhan akan mesin dan penganggarannya.
Bisa memperkirakan kebutuhan akan bahan baku (dengan
memperhitungkan efisiensi di tiap operasi/pemeriksaan)
II - 5
Laporan Praktikum Analisis Perancangan Kerja 1 ~ Peta – Peta Kerja dan Studi Gerakan
Sebagai alat untuk menentukan tata letak pabrik
Sebagai alat untuk melakukan perbaikan cara kerja yang sedang dipakai
Sebagai alat untuk pelatihan kerja, dll.
b. Prinsip-prinsip pembuatan peta proses operasi
Pertama, pada baris paling atas, pada bagian “kepala” ditulis jelas jenis
peta, yaitu Peta Proses Operasi yang diikuti oleh identifikasi lain seperti:
nama obyek, nama pembuat peta, tanggal dipetakan, apakah itu
memetakan keadaan sekarang atau diusulkan, nomor peta dan nomor
gambar.
Material yang akan diproses dinyatakan tepat di atas garis horisontal yang
sesuai, yang menunjukkan ke dalam urutan-urutan tempat material tersebut
kemudian proses.
Lambang-lambang ditempatkan dalam arah vertikal, dari atas ke bawah
sesuai urutan-urutan prosesnya.
Penomoran terhadap suatu kegiatan operasi diberikan secara berurutan
sesuai dengan urutan operasi terkait.
Penomoran terhadap suatu kegiatan pemeriksaan diberikan secara
tersendiri dan prinsipnya sama dengan penomoran untuk kegiatan operasi.
Agar diperoleh gambar operasi yang baik, bagian produk yang paling
banyak memerlukan operasi, dipetakan terlebih dahulu, dan ini dilakukan
pada bagian peta sebelah kanan.
Setelah semua proses digambarkan secara lengkap, pada akhir halaman
dicatat tentang ringkasanya yang memuat informasi-informasi seperti
jumlah operasi, jumlah pemeriksaan, dan jumlah waktu yang dibutuhkan.
2.2.2. Peta Aliran Proses
Peta ini menggambarkan segenap aktifitas yang terlibat didalam sebuah proses.
(Nasrullah, 1996). Infomasi-informasi yang diperlukan untuk menganalisa setiap
komponen yang terjadi pada setiap metoda kerja dapat kita peroleh melalui Peta
Aliran Proses. Peta Aliran Proses adalah suatu diagram yang menunjukkan urutan-
urutan dari operasi, pemeriksaan, transportasi, menunggu dan penyimpanan yang
terjadi selama satu proses atau prosedur berlangsung, serta memuat pula informasi-
II - 6
Laporan Praktikum Analisis Perancangan Kerja 1 ~ Peta – Peta Kerja dan Studi Gerakan
informasi yang diperlukan untuk menganalisa seperti waktu yang dibutuhkan dan
jarak perpindahan (Sutalaksana, 2006).
Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan bahwa terdapat dua hal yang
membedakan antara peta proses operasi dan peta aliran proses, yaitu :
a. Peta Aliran Proses memperlihatkan semua aktifitas-aktifitas dasar, termasuk
transportasi, menunggu dan penyimpanan. Sedangkan pada peta proses operasi
terbatas pada operasi dan pemeriksaan saja.
b. Pada Aliran Proses menganalisa setiap komponen yang diproses secara lebih
lengkap dibanding peta proses operasi dan memungkinkan untuk digunakan
disetiap proses atau prosedur, baik di pabrik maupun di kantor. Peta Aliran Proses
tidak bisa digunakan untuk menggambarkan proses perakitan secara keseluruhan
dan biasanya hanya menggambarkan dan untuk menganalisa salah satu komponen
dari sebuah produk yang dirakit (Sutalaksana, 2006).
c. Secara terperinci dapat dikatakan bahwa peta aliran proses pada umumnya terbagi
dalam dua tipe :
Peta Aliran Proses tipe bahan
Peta aliran proses tipe bahan, ialah suatu peta yang menggambarkan kejadian
yang dialami bahan (bisa merupakan salah satu bagian produk jadi) dalam
suatu proses atau prosedur operasi.
Peta Aliran Proses tipe orang
Peta aliran proses tipe orang pada dasarnya dibagi menjadi 2 bagian, yaitu:
- Peta aliran proses pekerja yang menggambarkan aliran kerja seorang
operator.
- Peta aliran proses pekerja yang menggambarkan aliran kerja sekelompok
manusia, sering disebut peta proses kelompok kerja yang akan diuraikan
lebih lengkap dalam sub-bab berikutnya.
2.2.3. Diagram Aliran
Diagram aliran merupakan suatu gambaran menurut skala dari susunan lantai dan
gedung, yang menunjukan lokasi dari semua aktifitas yang terjadi dalam peta aliran
proses. Aktifitas, yang berarti pergerakan suatu material atau orang dari suatu tempat
ketempat berikutnya yang dinyatakan oleh garis dalam diagram tersebut (Sutalaksana,
2006).
II - 7
Laporan Praktikum Analisis Perancangan Kerja 1 ~ Peta – Peta Kerja dan Studi Gerakan
Kegunaan diagram aliran dapat diuraikan sebagai berikut :
Lebih memperjelas suatu peta proses aliran proses, apalagi jika arah aliran
merupakan faktor yang penting. Dengan adanya informasi tambahan mengenai
arah aliran dari material orang selama aktifitasnya, maka kita akan mendapatkan
informasi yang lengkap. Tambahan informasi ini bisa kita gunakan sebagai bahan
analisa untuk bisa memperpendek jarak perpindahan.
Menolong dalam perbaikan tata letak tempat kerja.
Diagram aliran dapat menunjukkan dimana tempat-tempat penyimpanan, stasiun
pemeriksaan dan tempat-tempat kerja dilaksanakan. Juga dapat menunjukkan
bagaimana arah gerakan berangkat-kembalinya suatu material atau seorang pekerja.
Dengan begitu berarti kita memiliki data yang cukup baik untuk mengatur aliran lalu
lintas dalam ruangan tersebut sedemikian rupa sehingga tidak macet. Dengan kata lain
kita memiliki bahan untuk dipertimbangkan dalam rangka penyusunan suatu letak
tempat kerja yang baik. Tata letak baru dapat diperoleh dengan memindah-mindahkan
titik tempat berlangsungnya operasi, pemeriksaan dan penyimpanan sedemikian rupa
sehingga ditemukan susunan tata ruang yang paling ekonomis ditinjau dari segi jarak
dan waktu.
2.3. Peta-Peta Kerja Setempat
2.3.1. Peta Tangan Kiri dan Tangan Kanan
Peta ini menggambarkan semua gerakan-gerakan saat bekerja dan waktu menganggur
yang dilakukan oleh tangan kiri dan tangan kanan, juga menunjukkan perbandingan
antara tugas yang dibebankan oleh tangan kiri dan tangan kanan ketika melakukan
suatu pekerjaan. Peta ini sangat praktis untuk memperbaiki suatu pekerjaan manual
dimana tiap siklus dari pekerja terjadi dengan cepat dan terus berulang, sedangkan
keadaan lain peta ini kurang praktis untuk dipakai sebagai alat penganalisa. Inilah
sebabnya dengan menggunakan peta ini kita bisa melihat dengan jelas pola-pola
gerakan yang tidak efisien, dan atau bisa melihat adanya pelanggaran terhadap
prinsip-prinsip ekonomi gerakan yang terjadi pada saat pekerja manual tersebut
berlangsung (Sutalaksana, 2006).
II - 8
Laporan Praktikum Analisis Perancangan Kerja 1 ~ Peta – Peta Kerja dan Studi Gerakan
2.3.2. Peta Pekerja dan Mesin
Dalam beberapa hal, hubungan antara operator dan mesin sering bekerja secara silih
berganti yaitu sementara mesin menganggur, operator bekerja atau sebaliknya. Pada
hakekatnya, waktu menganggur ini adalah sebuah kerugian. Maka dari itu, waktu
menganggur ini harus dihilangkan atau setidaknya diminimumkan, baik waktu
menganggur pekerja ataupun mesin, namun tentunya harus masih ada dalam batas-
batas kehormatan, artinya harus memperhitungkan kemampuan manusia dan
mesinnya.
Peta pekerjaan dan mesin dapat dikatakan suatu grafik yang menggambarkan
koordinasi antara waktu bekerja dan waktu menganggur dari kombinasi antara pekerja
dan mesin. Dengan demikian peta ini merupakan alat yang baik digunakan untuk
mengurangi waktu menganggur.
Informasi paling penting yang diperoleh oleh peta pekerja dan mesin ialah hubungan
yang jelas antara waktu kerja operator dan waktu operasi mesin yang ditanganinya.
Dengan informasi ini, maka kita mempunyai data yang baik untuk melakukan
penyelidikkan, penganalisaan, dan perbaikkan suatu pusat kerja, sedemikian rupa
sehingga efektifitas penggunaan pekerja atau mesin bisa ditingkatkan, dan tentunya
keseimbangan kerja antara pekerja dan mesin bisa lebih diperbaiki.
Peningkatan efektifitas penggunaan dan perbaikkan keseimbangan kerja tersebut
dapat dilakukan, misalnya dengan cara : (Sutalaksana, 2006).
1. Merubah tata letak tempat kerja
Tata letak tempat kerja merupakan salah satu faktor yang menentukan lamanya
waktu penyelesaian suatu pekerjaan.
2. Mengatur kembali gerakan-gerakan kerja
3. Pada dasarnya, gerakan-gerakan kerja juga merupakan faktor yang menentukan
waktu penyelesaian suatu pekerjaan. Sehingga penataan kembali garakan-gerakan
yang dilakukan pekerja, akan sangat membantu meningkatkan efektifitas kerjanya,
dan sekaigus mempengaruhi efisiensi penggunaan tenaga.
4. Merancang kembali mesin dan peralatan
Keadaan mesin dan peralatan sering kali perlu dirancang kembali untuk
meningkatkan efektivitas pekerja dan mesin. Misalnya untuk mengurangi waktu
mengangkut dan sekaligus menghemat tenaga pekerja, maka pekerjaan
II - 9
Laporan Praktikum Analisis Perancangan Kerja 1 ~ Peta – Peta Kerja dan Studi Gerakan
memindahkan barang terutama barang berat, yang tadinya menggunakan gerobak
dorong, sekarang perlu dipikirkan untuk menggunakan keretan.
5. Menambah pekerja bagi sebuah mesin atau sebaliknya, menambah mesin bagi
seorang pekerja.
Lambang-lambang yang dipergunakan dalam Peta Pekerja dan Mesin adalah:
(Sutalaksana, 2006).
Menunjukkan waktu menganggur.
Digunakan untuk menyatakan pekerja atau mesin yang sedang menganggur atau salah
satu sedang menunggu yang lain.Misalnya dalam suatu rangkaian kerja, si operator
sedang melakukan pemeriksaan terhadap mesin, untuk mencegah kerusakan. Maka
dalam hal ini si operator sedang melakukan kerja tak bergantungan, dan mesin sedang
menganggur atau menunggu.
Menunjukkan kerja tak bergantungan (independent).
Jika ditinjau dari pekerja, maka keadaan ini menunjukan seorang pekerja yang sedang
bekerja dan independent dengan mesin dan pekerja lainnya. Misalnya seorang pekerja
yang sedang mengambil dan mempersiapkan bahan atau ia sedang melakukan
pemeriksaan terhadap produk akhir tanpa alat. jika ditinjau dari pihak mesin, maka
berarti mesin tersebut sedang bekerja tanpa memerlukan pelayanan dari operator
(mesin otomatis).
Menunjukkan kerja kombinasi.
Jika ditinjau dari pihak pekerja, maka lambang ini digunakan apabila diantara
operator dan mesin, atau dengan operator lainnya yang sedang bekerja secara
bersama-sama. Jika ditinjau dari pihak mesin, maka berarti selama bekerjanya, mesin
tersebut memerlukan beberapa pelayanan dari operator (mesin manual).
Langkah terakhir setelah semua aktifitas digambarkan, dibuat kesimpulan dalam
bentuk ringkasan yang memuat waktu menganggur, waktu kerja dan akhirnya kita
bisa mengetahui waktu penggunaan dari pekerja atau mesin tersebut. Satuan waktu
yang biasanya digunakan dalam detik, walaupun ini tidak mengikat.
II - 10
Laporan Praktikum Analisis Perancangan Kerja 1 ~ Peta – Peta Kerja dan Studi Gerakan
II - 11
Laporan Praktikum Analisis Perancangan Kerja 1 ~ Peta – Peta Kerja dan Studi Gerakan
2.4. Studi Gerakan
Studi gerakan adalah suatu analisis yang dilakukan terhadap beberapa gerakan bagian
tubuh pekerja dalam menyelesaikan pekerjaannya. Dengan demikian agar gerakan-
gerakan yang tidak perlu dapat dikurangi atau bahkan dihilangkan sehingga akan
diperoleh penghematan baik dalam bentuk tenaga, waktu kerja maupun dana.
Untuk memudahkan penganalisisan terhadap gerakan-gerakan yang dipelajari, perlu
dikenali terlebih dahulu apa yang disebut sebagai gerakan-gerakan dasar sebagaimana
yang dikembangkan secara mendalam oleh Frank b. Gilbreth beserta istrinya, Lilian. Ia
telah menguraikan gerakan ke dalam 17 gerakan dasar atau elemen gerakan yang mereka
namakan therblig.
2.4.1. Gerakan-gerakan yang diuraikan oleh Gilnreth
Sebagian besar dari gerakan-gerakan therblig ini merupakan gerakan-gerakan dasar
tangan dan sering dijumpai terutama dalam pekerjaan yang bersifat manual.
Suatu pekerjaan yang utuh dapat diuraikan menjadi beberapa gerakan dasar dan setiap
pekerjaan mempunyai uraian pekerjaan yang berbeda. Kemampuan untuk mengurangi
dengan baik suatu pekerjaan ke dalam elemen-elemen gerakan sangat diperlukan
untuk perancangan atau perbaikan sistem kerja, karena dengan demikian akan
memudahkan penganalisisan.
Gerakan therblig sangat baik diperlukan untuk menghemat waktu kerja atau gerakan
mana yang sebetulnya tidak diperlukan oleh pekerja tapi masih dilakukan pekerja.
Adapun 17 gerakan dasar atau elemen gerakan therblig dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Mencari (Search)
Elemen gerakan mencari merupakan gerakan dasar dari pekerja untuk menemukan
lokasi objek. Yang bekerja dalam hal ini adalah mata. Gerakan ini dimulai pada
saat mata bergerak mencari objek dan berakhir bila objek sudah ditemukan.
Untuk therblig ini tujuan analisisnya adalah sedapat mungkin menghilangkannya.
Mencari merupakan gerak yang tidak efektif dan masih dapat dihindarkan
misalnya dengan menyimpan peralatan atau bahan-bahan pada tempat yang tetap
sehingga proses mencari dapat dihilangkan.
2. Memilih (Select)
Memilih merupakan gerakan untuk menentukan suatu objek yang tercampur.
Tangan dan mata adalah dua bagian badan yang digunakan untuk melakukan
II - 12
Laporan Praktikum Analisis Perancangan Kerja 1 ~ Peta – Peta Kerja dan Studi Gerakan
gerakan ini. Therblig ini dimulai pada saat tangan dan mata mulai memilih dan
berakhir bila objek sudah ditemukan. Batas antara mulai memilih dan akhir dari
mencari agak sulit untuk ditentukan karena ada pembauran pekerjaan di antara
dua gerakan tersebut yaitu gerakan yang dilakukan oleh mata.
Gerakan memilih merupakan gerakan yang tidak efektif sehingga sedapat
mungkin elemen gerakan ini harus dilakukan oleh mata.
3. Memegang (Grasp)
Therblig ini adalah gerakan untuk memegang objek, biasanya didahului oleh
gerakan menjangkau dan dilanjutakn oleh gerakan membawa. Therblig ini
merupakan gerakan yang efektif dari suatu pekerjaan dan meskipun sulit untuk
dihilangkan dalam beberapa keadaan masih dapat diperbaiki.
4. Menjangkau (Reach)
Pengertian menjangkau dalam therblig adalah gerakan tangan berpindah tempat
tanpa beban, baik gerakan mendekati maupun menjauhi objek.
Gerakan ini biasanya didahului oleh gerakan melepas (release) dan diikuti oleh
gerakan memegang. Therblig ini mulai pada saat tangan mulai berpindah dan
berakhir bila tangan sudah berhenti.
Waktu yang dipergunakan untuk menjangkau, tergantung pada jarak dari
pergerakan tangan dan dari tipe menjangkaunya. Seperti juga memegang,
menjangkau sulit untuk dihilangkan secara keseluruhan dari siklus kerja yang
masih mungkin adalah pengurangan dari waktu gerak ini.
5. Membawa (move)
Elemen gerak membawa juga merupakan gerak perpindahan tangan, hanya dalam
gerakan ini tangan dalam keadaan dibebani. Gerakan membawa biasanya
didahului oleh memegang dan dilanjutkan oleh melepas atau dapat juga oleh
pengarahan (position).
Therblig ini mulai dan berakhir pada saat yang sama dengan menjangkau, karena
itu faktor-faktor yang mempengarui waktu gerakan pun hampir sama, yaitu jarak
pindah dan macamnya. Pengaruh yang lain adalah beratnya beban yang dibawa
oleh tangan.
Dalam beberapa pekerjaan yang memerlukan kombinasi antara tangan dan mata,
waktu yang diperlukan untuk membawa menjadi terpengaruhi oleh waktu yang
II - 13
Laporan Praktikum Analisis Perancangan Kerja 1 ~ Peta – Peta Kerja dan Studi Gerakan
diperlukan oleh gerakan mata. Pekerjaan ini sering dijumpai karena pada dasarnya
sewaktu objek sedang dibawa, mata sudah mulai mengarahkan (positioning).
6. Memegang Untuk Memakai (Hold)
Pengertian memegang untuk memakai di sini adalah memegang tanpa
menggerakkan objek yang dipegang. Perbedaannya dengan memegang terdahulu
adalah pada perlakuan terhadap objek. Pada memegang, pemegangan dilanjutakan
dengan gerak membawa sedangkan memegang untuk memakai tidak demikian.
Therblig ini merupakan gerakan yang tidak efektif, dengan demikian sedapat
mungkin harus dihilangkan atau paling tidak dikurangi.
7. Melepas (Release)
Elemen gerak melepas terjadi bila seorang pekerja melepaskan objek yang
dipegangnya. Bila dibandingkan dengan therblig lainnya, gerakan melepas
merupakan gerakan yang relatif lebih singkat.
Therblig ini mulai pada saat pekerja mulai melepaskan tangannya dari objek dan
berakhir bila seluruh jarinya sudah tidak menyentuh objek lagi. Gerakan ini
biasanya didahului oleh gerakan menjangkau.
8. Mengarah (Position)
Therblig ini merupakan gerakan mengarahkan suatu objek pada suatu lokasi
tertentu. Mengarahkan biasanya didahului oleh gerakan mengangkut dan diikuti
oleh gerakan merakit (assembling).
Gerakan ini mulai sejak tangan mengendalikan objek misalnya memutar,
menggeser ke tempat yang diinginkan dan berakhir pada saat gerakan merakit atau
memakai dimulai.
9. Mengarahkan Sementara (Pre Position)
Mengarahkan sementara merupakan elemen gerak pada suatu tempat sementara.
Tujuan dari penempatan sementara ini adalah untuk memudahkan pemegangan
apabila objek tersebut akan ditangani kembali. Dengan demikian untuk siklus
kerja berikutnya elemen gerak mengarahkan diharapkan berkurang. Hal ini terjadi
karena objek yang akan dipegang sudah diposisikan sedemikian rupa sehingga
memudahkan dalam pemakaian selanjutnya.
Therblig ini sering terjadi bersama dengan therblig yang lain seperti mengangkut
dan melepas.
II - 14
Laporan Praktikum Analisis Perancangan Kerja 1 ~ Peta – Peta Kerja dan Studi Gerakan
10. Pemeriksaan (Inspection)
Therblig ini merupakan pekerjaan memeriksa objek untuk mengetahui apakah
objek telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Elemen ini dapat berupa gerakan
melihat seperti untuk memeriksa warna, meraba seperti memeriksa kehalusan
permukaan, mencium, mendengarkan dan kadang-kadang merasa dengan lidah.
Biasanya pemeriksaan dilakukan dengan membandingkan antara objek dan suatu
standar. Banyak atau sedikitnya waktu yang diperlukan untuk memeriksa,
tergantung pada kecepatan operator untuk menyimpulkan ada tidaknya perbedaan
antara objek dengan standar yang dibandingkan.
Pemeriksaan yang dilakukan dalam therblig ini dapat berupa pemeriksaan kualitas
seperti baik atau buruknya objek yang ditentukan oleh warnanya, dapat pula
berupa pemeriksaan kuantitas misalnya jika cacat-tidaknya ditentukan oleh jumlah
cacatnya.
11. Perakitan (Assemble)
Perakitan adalah gerakan yang menghubungkan satu objek dengan objek yang lain
sehingga menjadi satu kesatuan. Gerakan ini biasanya didahului oleh salah satu
therblig membawa atau mengarahkan dan dilanjutkan oleh therblig melepas.
Pekerjaan perakitan dimulai bila objek sudah siap dipasang dan berakhir bila
sudah tergabung secara sempurna.
12. Lepas Rakit (Disassemble)
Therblig ini merupakan kebalikan dari therblig diatas, di sini dua bagian objek
dipisahkan dari satu kesatuan.gerakan lepas rakit biasanya didahului oleh
memegang dan dilanjutakan oleh membawa atau biasanya juga dilanjutkan oleh
melepas. Gerakan ini dimulai pada saat pemegang atas objek dan dilanjutkan
dengan usaha memisahkan dan berakhir bila kedua objek telah terpisah secara
sempurna. Biasanya akhir dari lepas rakit merupakan awal dari salah satu gerakan
membawa atau melepas.
13. Memakai (Use)
Yang dimaksud memakai di sini adalah bila tangan atau kedua-duanya dipakai
untuk menggunakan alat. Lamanya waktu yang dipergunakan untuk gerak ini
tergantung dari jenis pekerjaan dan keterampilan pekerjanya.
14. Kelambatan yang tak terhindarkan (Unavoidable delay)
II - 15
Laporan Praktikum Analisis Perancangan Kerja 1 ~ Peta – Peta Kerja dan Studi Gerakan
Keterlambatan yang dimuksudkan di sini adalah keterlambatan yang diakibatkan
oleh hal-hal yang terjadi di luar kemampuan pengendalian pekerja. Contohnya
karena ketentuan cara kerja yang mengakibatkan satu tangan menganggur
sedangkan tangan yang lain bekerja misalnya pada operator mesin pemotong
kayu. Sebagai akibat dari sifat alat dan pekerjaannya, hanya memungkinkan satu
tangan bekerja secara aktif. Gangguan-ganguan yang terjadi seperti padamnya
listrik, rusaknya alat-alat dan sebagainya menyebabkan juga keterlambatan ini.
Keterlambatan dapat dikurangi dengan mengadakan perubahan atau perbaikan
pada proses operasi.
15. Keterlambatan yang dapat dihindarkan (Avoidable delay)
Keterlambatan ini disebabkan oleh hal yang timbul sepanjang waktu kerja oleh
pekerja baik disengaja maupun tidak disengaja. Misalnya pekerja yang sedang
menderita sakit batuk, ia batuk-batuk sepanjang waktu kerjanya dan hal ini
menimbulkan gangguan pada pekerjaannya. Contoh lain: pekerja yang merokok
ketika sedang bekerja. Untuk mengurangi kelambatan ini, harus diadakan
perbaikan oleh pekerjanya sendiri tanpa harus mengubah proses operasinya.
16. Merencanakan (Plan)
Merencanakan merupakan proses mental yakni operator berpikir untuk
menentukan tindakan yang akan diambil selanjutnya. Therblig ini lebih sering
terjadi pada seorang pekerja baru.
17. Istirahat untuk menghilangkan fatigue (Rest to overcome fatigue)
Hal ini tidak terjadi pada setiap siklus kerja, tetapi secara periodik. Waktu untuk
memulihkan lagi kondisi badannya dari rasa fatigue sebagai akibat kerja berbeda-
beda, tidak saja karena jenis pekerjaannya tetapi juga karena individu pekerjanya.
2.5. Pengukuran Waktu Kerja
Dalam situasi pengukuran kerja aktual, penting untuk membandingkan citra mental
“kinerja normal” dengan prestasi yang diobservasi . Peringkat ini ikut dimasukkan dalam
perhitungan standar kinerja sebagai satu faktor dan standar akhirnya tidak mungkin lebih
akurat daripada pemeringkatannya.
Sistem pengukuran kerja praktis mencakup :
Pengukuran waktu aktual yang diobservasi
II - 16
Laporan Praktikum Analisis Perancangan Kerja 1 ~ Peta – Peta Kerja dan Studi Gerakan
Penyesuaian waktu yang diobservasi untuk memperoleh “waktu normal” melalui
pemeringkatan kerja.
Waktu baku adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengerjakan atau menyelesaikan suatu
aktivitas atau pekerjaan oleh tenaga kerja yang wajar pada situasi dan kondisi yang
normal sehingga didapatkan waktu baku atau waktu standar secara umum.
Ada dua cara untuk menentukan waktu baku antara lain :
Cara langsung
Cara langsung adalah suatu cara untuk menentukan waktu baku di mana pengamatan
data-data yang diperlukan langsung dilakukan di tempat berlangsungnya suatu aktivitas
atau pekerjaan yang akan ditemukan waktu bakunya.
Cara langsung dibagi menjadi dua, yaitu :
- Pengukuran jam henti
- Pengukuran sampling kerja (pekerjaan)
Cara tak langsung
Cara tak langsung adalah suatu cara untuk menentukan waktu baku yang data-datanya
tidak langsung dilakukan di tempat berlangsungnya aktivitas/perkerjaan tetapi cukup
menggunakan data-data masa lampau yang telah dibukukan untuk pekerjaan-pekerjaan
yang sejenis.
Cara ini dapat dibagi dua cara, yaitu :
- Pengukuran waktu data waktu baku
- Pengukuran data waktu gerakan
2.5.1. Pengukuran waktu jam henti (Stop Watch)
Pendekatan yang paling umum untuk pengukuran kerja yang digunakan sekarang ini
meliputi penilaian waktu stop watch dan pengukuran kinerja operasi secara simultan
untuk menentukan waktu normal. Piranti pengukur waktu elektronik yang sekarang
sering digunakan adalah stop watch konvensional.
Pengukuran waktu jam henti (stop watch) adalah suatu cara untuk menentukan
waktu baku yang pengamatannya langsung dilakukan di tempat berlangsungnya suatu
aktivitas atau berlangsungnya suatu pekerjaan dengan menggunakan alat utamanya
adalah jam henti (stop watch) yaitu dengan mengamati saat mulainya pekerjaan itu
hingga berakhirnya pekerjaan/aktivitas yang meliputi : waktu setting, waktu operasi
dan waktu inspeksi.
II - 17
Laporan Praktikum Analisis Perancangan Kerja 1 ~ Peta – Peta Kerja dan Studi Gerakan
Untuk mendapatkan hasil yang baik, yaitu yang dapat dipertanggungjawabkan
maka tidaklah cukup sekedar melakukan beberapa kali pengukuran dengan
menggunakan jam henti. Banyak faktor yang harus diperhatikan agar akhirnya dapat
diperoleh waktu yang pantas untuk jumlah pengukuran dan lain-lain. Langkah-
langkah sebelum melakukan kegiatan tersebut adalah sebagai berikut :
Penetapan tujuan pengukuran
Melakukan penelitian pendahuluan
Memilih operator
Melatih Operator
Mengurai pekerjaan atas elemen pekerjaan
Menyiapkan alat-alat pengukuran.
2.5.2. Perhitungan waktu baku
Cara untuk mendapatkan waktu baku dari data yang terkumpul adalah sebagai
berikut:
a. Hitung siklus rata-rata dengan rumus ;
b. Hitung Waktu Normal
Wn = Ws x p
P adalah faktor penyesuaian
siklus rata-rata normal, p1 untuk bekerjanya terlalu lambat atau sebaliknya.
c. Hitung waktu baku
Wb = Wn = ( Wn x 1 )
Dimana 1 adalah kelonggaran atau allowance yang diberikan kepada pekerja untuk
menyelesaikan pekerjaannya disamping waktu normal.
2.5.3. Penyesuaian dan kelonggaran
Penyesuaian dilakukan untuk mengantisipasi ketidakwajaran yang dapat terjadi,
misalnya bekerja tanpa kesungguhan, sangat cepat atau menjumpai kesulitan-
kesulitan karena kondisi ruangan yang sempit atau buruk. Untuk melakukan
penyesuaian keterampilan dibagi menjadi enam kelas dengan ciri-ciri setiap kelas
seperti berikut:
Tabel 2.1. Penyesuaian Menurut Westinghouse
II - 18
Laporan Praktikum Analisis Perancangan Kerja 1 ~ Peta – Peta Kerja dan Studi Gerakan
Faktor Kelas Lambang Penyesuaian
II - 19
Laporan Praktikum Analisis Perancangan Kerja 1 ~ Peta – Peta Kerja dan Studi Gerakan
Keterampilan Superskill
Exellent
A1
A2
B1
+ 0,15
+ 0,13
+ 0,11Faktor Kelas Lambang PenyesuaianKeterampilan Good
Average
Fair
Poor
B2
C1
C2
D
E1
E2
F1
F2
+ 0,08
+ 0,06
+ 0,03
0,00
- 0,05
- 0,10
- 0,16
- 0,22Usaha Superskill
Exellent
Good
Average
Fair
Poor
A1
A2
B1
B2
C1
C2
D
E1
E2
F1
F2
+ 0,13
+ 0,12
+ 0,10
+ 0,08
+ 0,05
+ 0,02
0,00
- 0,04
- 0,08
- 0,12
- 0,17Kondisi Superskill
Exellent
Good
A
B
C
+ 0,06
+ 0,04
+ 0,02
II - 20
Laporan Praktikum Analisis Perancangan Kerja 1 ~ Peta – Peta Kerja dan Studi Gerakan
Average
Fair
Poor
D
E
F
0,00
- 0,03
- 0,07Konsistensi Superskill
Exellent
Good
Average
Fair
Poor
A
B
C
D
E
F
+ 0,04
+ 0,03
+ 0,01
0,00
- 0,02
- 0,04
Kelonggaran diberikan untuk tiga hal yaitu untuk kebutuhan pribadi menghilangkan
rasa fatique dan hambatan-hambatan yang tidak dapat dihindarkan. Ketiga hal ini
merupakan hal yang secara nyata dibutuhkan oleh pekerja dan selama pengukuran
tidak diamati, diukur, dicatat, ataupun dihitung. Karenanya sesuai pengukuran dan
setelah mendapatkan waktu normal perlu ditambahkan :
- Kelonggaran untuk waktu pribadi
- Kelonggaran untuk menghilangkan rasa fatique
- Kelonggaran untuk hambatan-hambatan yang tak terhindarkan.
2.5.4. Penyesuaian dengan Metoda Work Factor
Work factor atau sistem faktor kerja merupakan salah satu sistem dari Predetermined
Time System yang paling awal dan secara luas diaplikasikan. Sistem ini
memungkinkan untuk menetapkan waktu untuk pekerjaan-pekerjaan manual dengan
menggunakan data waktu gerakan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.
Langkah-langkah dalam perhitungan waktu baku menggunakan metode work
factor
1. Membuat analisa detail setiap langkah kerja yang ada berdasarkan empat variable
yang merupakan dasar utama pelaksanaan kerja yaitu :
II - 21
Laporan Praktikum Analisis Perancangan Kerja 1 ~ Peta – Peta Kerja dan Studi Gerakan
Anggota tubuh
Kerja perpindahan gerakan
Manual control
Berat/hambatan yang ada
2. Pada Work-Factor System, suatu pekerjan dibagi atas elemen-elemen gerakan
standar kerja sebagai berikut : Transport atau reach & move (TRP), Grasp (GR),
Pre-Position (PP), Assemble (ASY), Use (manual, process or machine time)-(US),
Diassemble (DSY), Mental Process (MP), dan Release (RL). Dan simbol-simbol
yang digunakan untuk menunjukan anggota tubuh yang dipergunakan dan faktor-
faktor kerja juga distandardkan sebagai berikut :
3. Menetapkan waktu baku yang tepat (diperoleh dari table data waktu baku
gerakan) untuk setiap gerakan kerja yang telah didefenisikan dengan
menambahkan waktu longgar pada waktu total
Contoh kasus:
Analisa pengukuran waktu baku menggunakan metode work factor pada
industri jasa pengisian pulsa “Anis Cellular”
Elemen gerakan yang terjadi pada saat pengisian pulsa di toko “Anis Cellular”
adalah :
No.
Elemen
Deskripsi Elemen Kerja Analisa Waktu
Anggota Tubuh Simbol Faktor Kerja Simbol
Finger F Weight of Resistant W
Hand H Directional Control S
Arm A Steer S
Forearm FS Care (Precaution) P
Trunk T Chenge Direction U
Foot FT Define Stop D
Leg L
Head Turn HT
II - 22
Laporan Praktikum Analisis Perancangan Kerja 1 ~ Peta – Peta Kerja dan Studi Gerakan
Gerakan(menit)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Menjangkau hp sejauh 8”
Memegang hp
Membawa hp ke depan wajah 6”
Menginput data angka 24 digit
Menunggu pulsa tekirim 25 detik
Menekan tombol redial
Membawa hp ke meja 6”
Meletakkan hp di atas meja
Melepaskan hp
Menggerakkan tangan kembali 8”
A8D
0,5F1
A6D
F24D
24D
F1D
A6D
F1P
0,5F1
A12D
0,0054
0,0008
0,0047
0,0815
0,4166
0,0023
0,0047
0,0023
0,0080
0,0065
Total waktu (menit) 0,5328
Dalam hal ini, asumsi allowance atau kelonggaran adalah sebesar 1 menit untuk
keterlambatan (delay), maka waktu baku yang diperoleh dari kegiatan ini adalah :
Waktu baku = total waktu + allowance
= 0,5328 + 1,000
= 1,5328 menit