TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

54
TERJEMAH AL-MU‘A< S} IR KARYA AAM AMIRUDDIN SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teologi Islam (S.Th. I) Oleh : Lasti Ardhina NIM. 10530038 JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA 2014

Transcript of TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

Page 1: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

TERJEMAH AL-MU‘A<S}IR KARYA AAM AMIRUDDIN

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta

Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar

Sarjana Teologi Islam (S.Th. I)

Oleh :

Lasti Ardhina NIM. 10530038

JURUSAN ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM

UIN SUNAN KALIJAGA YOGYAKARTA

2014

Page 2: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,
Page 3: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,
Page 4: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,
Page 5: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

v

MOTTO

Demi masa.

Sungguh manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan

kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan kesabaran.

(Q.S. al-‘Ashr: 1-3)

Page 6: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

vi

HALAMAN PERSEMBAHAN

 

 

Skiripsi  ini saya persembahkan: 

 

Mamah dan Bapak (alm.) yang telah berjuang dan tiada henti berdoa yang terbaik untuk anak-anak mu.

Begitu juga dengan kakak-kakakku; Mas Hardi dan Mbak Tri,

Mbak Ela dan Mas Agus, serta keponakan ku Wildan dan Deva yang selalu memecah tawa.

Terakhir terimakasih kepada Jurusan Ilmu al-Qur’an dan

Tafsir yang berjasa membuat saya memiliki harta yang tak pernah habis ‘ilmu’.

 

Page 7: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

vii

PEDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN

Transliterasi kata-kata Arab yang dipakai dalam penulisan skripsi ini

berpedoman pada buku “Pedoman Transliterasi Arab-Latin” yang dikeluarkan

berdasarkan Surat Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Pendidikan

dan Kebudayaan Republik Indonesia, tertanggal 22 Januari 1988, No. 158 Tahun

1987 dan No. 0543b/U/1987. Di bawah ini adalah daftar huruf Arab dan

transliterasinya dengan huruf latin.

A. Konsonan Tunggal

No. Huruf Arab Nama Huruf Latin Keterangan

Alif tidak dilambangkan tidak dilambangkan أ .1

Ba>’ B Be ب .2

Ta>’ T Te ت .3

s\a>’ S| es titik di atas ث .4

Ji>m J Je ج .5

Ha>’ H{ ha titik di bawah ح .6

Kha>’ Kh ka dan ha خ .7

Dal D De د .8

z\al Z| zet titk di atas ذ .9

Ra>’ R Er ر .10

Zai Z Zet ز .11

Si>n S Es س .13

Syi>n Sy es dan ye ش .14

S{a>d S{ es titik di bawah ص .15

Da>d D{ de titik di bawah ض .16

Ta>’ T{ te titik di bawah ط .17

Za>’ Z{ zet titik di bawah ظ .18

Page 8: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

viii

Ayn ...‘... koma terbalik (di atas)’ ع .19

Gayn G Ge غ .20

Fa>’ F Ef ف .21

Qa>f Q Qi ق .22

Ka>f K Ka ك .23

La>m L El ل .24

Mi>m M Em م .25

Nu>n N En ن .26

Waw W We و .27

Ha>’ H Ha ه .28

Hamzah ...’... Apostrof ء .29

Ya> Y Ye ي .30

B. Konsonan Rangkap (Syaddah)

Syaddah atau tasydi>d yang dalam sistem penulisan Arab dilambangkan

dengan huruf ganda, yaitu huruf yang sama dengan huruf yang diberi tanda

syaddah itu.

Contoh: المنور ditulis al-Munawwir

C. Ta>’ Marbu>tah

Transliterasi untuk Ta>’ Marbu>tah ada dua macam, yaitu:

1. Ta>’ Marbu>tah hidup

Ta>’ Marbu>tah yang hidup atau mendapat h}arakat fath}a>h, kasrah atau

d}ammah, transliterasinya adalah ditulis t.

Contoh: نعمة اهللا ditulis ni’matulla>h

ditulis zaka>t al-fit}ri زكاةالفطر

Page 9: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

ix

2. Ta>’ Marbu>tah mati

Ta>’ Marbu>tah yang mati atau mendapat h}arakat sukun, transliterasinya

adalah, ditulis h:

Contoh: هبة ditulis hibah

ditulis jizyah جزية

D. Vokal

Vokal bahasa Arab, terdiri dari tiga macam, yaitu: vokal tunggal

(monoftong), vokal rangkap (diftong) dan vokal panjang.

1. Vokal Tunggal

Vokal tunggal bahasa Arab yang lambangnya berupa tanda atau harakat,

transliterasinya adalah:

a. Fath}a>h dilambangkan dengan a

contoh: ضرب ditulis d}araba

b. Kasrah dilambangkan dengan i

contoh: فهم ditulis fahima

c. D{ammah dilambangkan dengan u

contoh: كتب ditulis kutiba

2. Vokal Rangkap

Vokal rangkap bahasa Arab yang dilambangkan berupa gabungan antara

harakat dan huruf, transliterasinya berupa gabungan huruf, yaitu:

a. Fath}a>h + Ya> mati ditulis T

Contoh: أيديهم ditulis aidi>him

b. Fath}a>h + Wau mati ditulis au

Contoh: تورات ditulis taura>t

Page 10: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

x

3. Vokal Panjang

Vokal panjang dalam bahasa Arab disebut maddah, yaitu harakat dan

huruf, transliterasinya adalah:

a. Fath}a>h + alif, ditulis a> (dengan garis di atas)

Contoh: جاهلية ditulis ja>hiliyyah

b. Fath}a>h + alif maqs}u>r ditulis a> (dengan garis di atas)

Contoh: يسعي ditulis yas’a>

c. Kasrah + ya> mati ditulis i> (dengan garis di atas)

Contoh: مجيد ditulis maji>d

d. D{ammah + wau mati ditulis u> (dengan garis di atas)

Contoh: فروض ditulis furu>d}

E. Kata Sandang

Kata sandang dalam sistem tulisan Arab dilambangkan dengan huruf

alif dan lam (ال). Namun dalam transliterasi ini kata sandang itu dibedakan

atas kata sandang yang diikuti oleh huruf syamsiyyah dan kata sandang yang

diikuti oleh huruf qamariyyah.

a. Bila diikuti oleh huruf qamariyyah ditulis al-

Contoh: القران ditulis al-Qur’a>n

b. Bila diikuti oleh huruf syamsiyyah ditulis dengan menggunakan huruf

syamsiyyah yang mengikutinya serta menghilangkan huruf lam

Contoh: السنة ditulis al-Sunnah

Page 11: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

xi

F. Hamzah

Hamzah ditransliterasikan dengan tanda apostrof. Namun hanya

berlaku bagi hamzah yang terletak di tengah dan di akhir kata saja. Bila

hamzah itu terletak di awal kata, maka ia tidak dilambangkan, tetapi

ditransliterasikan dengan huruf a atau i atau u sesuai dengan h}arakat hamzah

di awal kata tersebut.

Contoh: الماء ditulis al-Ma>’

تأويل ditulis Ta’wi>l

أمر ditulis Amr

Page 12: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

xii

ABSTRAK

Penerjemahan al-Qur’an merupakan suatu keniscayaan karena banyak umat Islam yang kurang memiliki akses pemahaman terhadap bahasa Arab. Sehingga tak sedikit yang berusaha menerjemahkan al-Qur’an untuk membantu umat Islam memahami pesan-pesan yang terkandung di dalamnya. Salah satunya yakni Aam Amiruddin yang melahirkan Terjemah Al-Mu‘a>s}ir. Namun, dalam menerjemah tentunya tak bisa semena-mena oleh karena itu harus memiliki sumber rujukan dan metode yang jelas. Untuk itu penelitian ini difokuskan pada pencarian sumber rujukan dan metode yang digunakan Aam Amiruddin dalam menerjemahkan ayat-ayat al-Qur’an hingga mengahasilkan sebuah karya Terjemah Al-Mu‘a>s}ir.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik, yakni mula-mula penulis mendeskripsikan perkembangan terjemah di Indonesia, biografi tokoh, latar belakang penyusunan Terjemah Al-Mu‘a>s}ir, dan selanjutnya penulis memfokuskan diri dengan menganalisis epistemologi terjemah yang digunakan Aam Amiruddin dengan mengacu pada salah satu karyanya yaitu Terjemah Al-Mu‘a>s}ir. Sedang pendekatan yang penulis gunakan ialah pendekatan filsafat dan dikhususkan pada sisi epistemologis Terjemah Al-Mu‘a>s}ir. Epistemologis yang dimaksud di sini sebagai upaya untuk menelusuri tentang hakikat dan kebenaran ilmu pengetahuan yang mana meliputi: sumber, metode, dan validitas. Akan tetapi dalam hal ini, penulis hanya mengambil dua poin yaitu sumber dan metode Terjemah Al-Mu‘a>s}ir.

Adapun hasil dari penelitian ini yaitu: sumber rujukan yang digunakan Aam dalam menerjemahkan al-Qur’an antara lain: pertama, Al-Qur’an dan Terjemahnya Departemen Agama. Kedua, Kitab Tafsir al-Qur’an; Tafsi>r al-Qur’a>n al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an, Tanwi>r al-Miqba>s min Tafsi>r Ibn Abbas, dan Tafsir Jala>layn. Sedangkan kitab tafsir yang dijadikan perbandingan diantaranya yaitu: Tafsi>r Fi> Z}ila>l al-Qur’a>n, Tafsi>r Al-Mana>r, Tafsir Al-Maraghy, Tafsir Al-Misbah, dan Tafsir Al-Bayan. Ketiga, Akal/ Ijtihad. Sedangkan metode yang ia tempuh yaitu: metode ijmali (global) dan komparatif serta termasuk dalam kategori terjemah ma’nawiyyah. Langkah yang ditempuh dalam menerjemahkan yaitu: 1) Membaca satu ayat, 2) Membaca tafsir ayat tersebut, 3) Membandingkan dengan Al-Qur‘an dan Terjemahnya Departemen Agama, 4) Menuliskan penerjemahannya.

Page 13: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

xiii

KATA PENGANTAR

Alhamdu lilla>hi rabb al-‘a>lami>n, teriring rasa syukur pada yang Maha

‘alim yang memberikan sebagian kecil ilmu-Nya. Sehingga dapat menggerakkan

penulis untuk membaca dari sebagian apa yang Ia suratkan dalam kitab-Nya dan

yang Ia tuturkan pada kekasih-Nya sebagai respon berbagai problematika

kehidupan. Dengan Rahma>n dan Rahi>m-Nya, segala hambatan dan kesulitan, bisa

dilalui dengan mental kesiapan dan kesanggupan yang Ia berikan. S}alawa>t dan

sala>m semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Panutan semua makhluk, yang

memiliki potensi intelektual, spiritual, dan emosional sempurna serta yang selalu

mengajarkan umatnya untuk berpikir progresif.

Tema yang penulis teliti adalah Epistemologi Terjemah Al-Mu‘a<s{ir Karya

Aam Amiruddin. Pada dasarnya penelitian ini disusun untuk memenuhi

persyaratan guna memperoleh gelar sarjana Theologi Islam pada Fakultas

Ushuluddin dan Pemikiran Islam Universitas Islam Negeri Sunan kalijaga

Yogyakarta. Akan tetapi tidak hanya itu, semoga tulisan ini menjadi langkah awal

bagi penulis untuk memperoleh mentalitas keilmuan baru dalam wilayah al-

dira>sah al-isla>miyyah. A<mi>n.

Dalam proses penyusunan Skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan,

bimbingan, motivasi, saran dan arahan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

Page 14: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

xiv

1. Prof. Dr. H. Musa Asy’arie selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sunan

Kalijaga Yogyakarta.

2. Dr. H. Syaifan Nur, M.A., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin beserta

Pembantu Dekan.

3. Dr. Phil. Sahiron Syamsuddin, M.A, selaku Ketua Jurusan sekaligus yang

telah memberikan bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan tulisan ini

dan Afdawaiza, M.A, selaku Sekretaris Jurusan yang secara ketat menyeleksi

penelitian yang akan dilakukan.

4. Dr. H. Muhammad Alfatih Suryadilaga, M.A selaku Dosen Pembimbing, yang

telah bersedia meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, dorongan,

semangat, dan inspirasi sejak awal penyusunan hingga selesainya skripsi ini di

tengah kesibukannya.

5. Muhammad Hidayat Noor, M.Ag sebagai Penguji II dan Prof. Dr.

Muhammad, M.Ag sebagai Penguji III yang telah memberikan kritik dan

saran yang membangun pada penulis.

6. Dr. H. Abdul Mustaqim, M.Ag, sebagai Penasehat Akademik dan merupakan

embrio persetujuan lahirnya tulisan ini.

7. Prof. Dr. H. Fauzan Naif, M. Ag, Drs. H.M. Yusron, M.A, Dr. H. Agung

Danarta, M.Ag, Drs. Indal Abror, M.Ag, Dr. Nurun Najwah, M.Ag, Dr. Adib

Sofia, M. Hum, Dr. Inayah Rohmaniyah, M. Hum. M.A, Drs. Muhammad

Mansur, MA, Ahmad Rafiq dan seluruh dosen di Jurusan Ilmu al-Qur’an dan

Tafsir khususnya dan semua dosen Ushuluddin yang telah memberikan

semangat keilmuan yang sangat berarti bagi penulis.

Page 15: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

xv

8. Karyawan Fakultas Ushuluddin yang telah memfasilitasi dan memperlancar

proses pendidikan.

9. Dr. Aam Amiruddin, M. Si sebagai narasumber yang telah bersedia

menyisihkan waktu untuk penulis wawancarai, dan Pak Yogi serta Pak Yudha

yang telah menyempatkan waktu untuk membalas pesan singkat dan email

dari penulis.

10. Dr. Khoiron Nahdiyyin, yang telah bersedia meluangkan waktu untuk

mendengar kegundahan penulis akan teori terjemah dan memberikan masukan

pada penulis.

11. Ibu dan kakak serta kerabat-kerabat yang selalu mengiringi do’a dalam

perjalanan hidup ini.

12. Mas Saifuddin, M. Ag yang telah memberikan saran dan masukan dalam

proses wawancara dan dalam penulisan. Kawan seperjuangan yang telah

memberikan motivasi mbak Lasmi, Ulla, Ela, Mega, Atiqoh, Junet, Kahfi,

Said, Meta, Anis, Veni, Qibti, Faila, Ulfa, Ida dan teman-teman Ilmu al-

Qur’an dan Tafsir angkatan 2010 yang tidak bisa disebutkan satu persatu, dan

tak lupa Isoh di UNPAS Bandung yang telah bersedia direpotkan oleh penulis.

13. Keluarga besar UKM JQH Al-Mizan yang memberikan pengalaman tak

tergantikan.

14. Mbak Ela, mbak Susanti, mbak Ocha yang bersedia bersabar berbagi ilmu

dengan penulis.

15. Teman-teman satu atap “Wisma Annisa”, “Retansa”, mbak Uswah, mbak Leli,

mbak Zizah, mbak Ratna, mbak Cici dan kelompok KKN JGL ‘80.

Page 16: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

xvi

16. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah

memberikan bantuan motivasi dalam menyelesaikan studi S-1 di Universitas

Islam Negeri Yogyakarta.

Walaupun skripsi ini telah selesai dalam pengerjaannya, namun masukan

dan saran dari semua pihak senantiasa penulis harapkan. Karena penulis

menyadari karya ini masih ada kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Semoga

karya tulis ini bisa memberikan manfaat bagi kita semua dan mampu memberikan

sumbangsih bagi dunia intelektual, khususnya dunia Ilmu al-Qur’an dan Tafsir.

A>mi>n.

Yogyakarta, 5 Juni 2014

Penulis,

Lasti Ardhina NIM. 10530038 

Page 17: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

xvii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL. .............................................................................................. i

HALAMAN NOTA DINAS. .................................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN. ............................................................................... iii

HALAMAN SURAT PERNYATAAN KEASLIAN. .......................................... iv

MOTTO. ................................................................................................................. v

HALAMAN PERSEMBAHAN. ........................................................................... vi

PEDOMAN TRANSLITERASI. ......................................................................... vii

ABSTRAK. ............................................................................................................ xii

KATA PENGANTAR. .......................................................................................... xiii

DAFTAR ISI. ........................................................................................................ xvii

DAFTAR TABEL. ................................................................................................ xx

DAFTAR LAMPIRAN. ........................................................................................ xxi

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah. ..................................................................... 1

B. Rumusan Masalah. .............................................................................. 9

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian. ....................................................... 9

D. Telaah Pustaka. ................................................................................... 9

E. Metode Penelitian. ............................................................................. 12

F. Sistematika Pembahasan. ................................................................... 14

BAB II : PERKEMBANGAN TERJEMAH AL-QUR’AN DI INDONESIA

A. Perbedaan Terjemah, Tafsir, dan Ta‘wil. ........................................... 16

Page 18: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

xviii

B. Sejarah Terjemah al-Qur’an. .............................................................. 19

1. Periode Pertama Abad XVII-XVIII. ............................................ 20

2. Periode Kedua Abad XIX-XX. .................................................... 23

a. Tahun 1900-1950. .................................................................. 23

b. Tahun 1951-1980. .................................................................. 25

c. Tahun 1981-2000. .................................................................. 31

d. Tahun 2001-2012. .................................................................. 32

C. Metode Terjemah al-Qur’an di Indonesia. ......................................... 36

D. Tabel Perkembangan Terjemah al-Qur’an di Indonesia. ................... 41

BAB III : AAM AMIRUDDIN DAN TERJEMAH AL-MU‘A<S{IR

A. Penulis Terjemah Al-Mu‘a<s{ir. ............................................................ 43

1. Riwayat Hidup Aam Amiruddin. ................................................. 43

2. Karya-karya Aam Amiruddin. ..................................................... 47

B. Terjemah Al-Mu‘a<s{ir. ........................................................................ 50

1. Latar Belakang Penyusunan ......................................................... 50

2. Deskripsi Terjemah Al-Mu‘a<s{ir. ................................................... 57

BAB IV : EPISTEMOLOGI TERJEMAH AL-MU‘A<S{IR

A. Kajian Epistemologi atas Terjemah Al-Mu‘a<s{ir. ................................ 70

1. Metode Terjemah. ........................................................................ 70

2. Sumber-sumber Terjemahan. ....................................................... 83

B. Kontribusi Terjemah Al-Mu‘a<s{ir dalam Pengembangan Terjemah

Page 19: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

xix

al-Qur’an. .......................................................................................... 100

1. Sumbangan Aam Amiruddin dalam Khazanah Ilmu Terjemah. . 100

2. Kelebihan dan Kekurangan Terjemah Al-Mu‘a<s{ir. ..................... 101

BAB V : PENUTUP

A. Kesimpulan. ...................................................................................... 104

B. Saran. ................................................................................................. 105

DAFTAR PUSTAKA. ........................................................................................... 107

Lampiran-lampiran. ................................................................................................ 111

Curiculum Vitae. ..................................................................................................... 119

Page 20: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

xx

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Terjemah dan Tafsir. ............................................................. 17

Tabel 2.2 Perbedaan Tafsir dan Ta‘wil. .................................................................. 18

Tabel 2.3. Tabel Perkembangan Terjemah al-Qur’an di Indonesia. ....................... 41

Page 21: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

xxi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran A Draft Wawancara. ............................................................................... 111

Lampiran B Tashih Mushaf dan Terjemah al-Qur’an. ............................................ 116

Lampiran C Daftar Nama-nama Konsultan. ........................................................... 117

Lampiran D Contoh. ............................................................................................... 118

Page 22: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

Dr. Aamm AmiruddIma

din, M.Si saan, Jln. Ta

aat melakukaman Citar

kan wawanum No. 9, B

ncara di kaBandung.

antor Percikkan

Page 23: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

1  

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penerjemahan al-Qur’an menjadi perhatian para ulama bahkan dituliskan

pada satu bab pembahasan tersendiri. Hal tersebut dapat dilihat pada beberapa

literatur, di antaranya yaitu Manna>’ Khali>l al-Qat}t}a>n dalam kitabnya Maba>h{is\ fi>

‘Ulu>mil Qur’a>n1 dan Muhammad ‘Abdul ‘Azim al-Zarqani dalam kitabnya

Mana>hilul ‘Irfan fi> ‘Ulu>mil Qur’a>n2. Akan tetapi dalam literatur tersebut lebih

membahas pada hukum penerjemahan al-Qur’an.

Manna>’ Khali>l al-Qat}t}a>n membagi terjemah al-Qur’an menjadi dua yakni

terjemah harfiyah dan terjemah maknawiyah. Terjemah harfiyah ialah

mengalihkan lafadz dari satu bahasa ke dalam lafadz yang serupa dari bahasa lain

sedemikian rupa sehingga susunan dan tertib bahasa kedua sesuai dengan susunan

dan tertib bahasa pertama. Sedangkan terjemah maknawiyah ialah menjelaskan

makna pembicaraan dengan bahasa lain tanpa terikat dengan tertib kata-kata

bahasa asal atau memperhatikan susunan kalimatnya.3 Sebagai contoh dapat

dilihat pada surat Al- Isra>’ (17) ayat 29, sebagai berikut:

ω uρ ö≅ yèøgrB x8y‰tƒ »' s!θè= øó tΒ 4’n< Î) y7 É)ãΖãã Ÿω uρ $ yγ ôÜÝ¡ö6 s? ¨≅ ä. ÅÝó¡t6 ø9$# y‰ãè ø)tFsù $ YΒθ è= tΒ #·‘θ Ý¡øt¤Χ ∩⊄®∪

                                                            1  Manna>’ Khali>l al-Qat}t}a>n, Maba>h{is\ fi> ‘Ulu>mil Qur’a>n terj. Mudzakir AS. (Bogor:

Pustaka Litera AntarNusa, 2010), hlm. 444-448.  

2 Muhammad ‘Abdul ‘Azim al-Zarqani, Mana>hilul ‘Irfan fi> ‘Ulu>mil Qur’a>n (Lebanon: Dar al-Kotob al-Ilmiyah, 2010), hlm. 341. 

3 Manna>’ Khali>l al-Qat}t}a>n, Maba>h{is\ fi> ‘Ulu>mil Qur’a>n, hlm. 443.

Page 24: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

2

  

Terjemah harfiyah:

Dan janganlah engkau jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan jangan (pula) engkau terlalu mengulurkannya (sangat pemurah) nanti kamu menjadi tercela dan menyesal.

Terjemah maknawiyah:

Janganlah kamu menjadi orang kikir dan jangan menjadi orang boros. Nanti kamu menjadi tercela dan menyesal.4

Manna>’ Khali>l al-Qat}t}a>n dalam bukunya Maba>h{is\ fi> ‘Ulu>mil Qur’a>n

berpendapat bahwa penerjemahan al-Qur’an secara harfiyah tidak dianjurkan

karena karakteristik setiap bahasa berbeda satu dengan yang lain dalam hal tertib

bagian-bagian kalimatnya. Sehinggga penerjemahan tidak akan dicapai dengan

baik jika konteks bahasa asli dan cakupan semua maknanya tetap dipertahankan.

Sedangkan terjemah maknawiyah diperbolehkan menurut konsesus ulama yakni

dengan memperhatikan makna asli Qur’an.5

Muhammad ‘Abdul ‘Azim al-Zarqani dalam kitabnya Mana>hilul ‘Irfan fi>

‘Ulu>mil Qur’a>n yang dikutip oleh Syihabuddin mengemukakan bahwa hukum

menerjemahkan al-Qur’an mengikuti pengertian terjemah itu sendiri. Pertama,

penerjemahan al-Qur’an dengan makna menyampaikan al-Qur’an itu sendiri.

Kedua, menerjemahkan al-Qur’an dengan makna menafsirkannya dengan bahasa

Arab. Ketiga, menerjemahkan al-Qur’an dengan menafsirkannya dengan bahasa

asing, bukan bahasa Arab. Ketiga poin tersebut dibolehkan dalam syariat (ja’iz).

                                                            4 Aam Amiruddin, Al-Qur’an Al-Mu‘a>s}ir Terjemah Kontemporer (Bandung: Khazanah

Intelektual, 2012), hlm. 285. 5 Manna>’ Khali>l al-Qat}t}a>n, Maba>h{is\ fi> ‘Ulu>mil Qur’a>n, hlm. 445.  

Page 25: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

3

  

Sedangkan yang tidak diperbolehkan ialah menerjemahkan al-Qur’an dengan

mengungkapkan makna dan maksudnya ke bahasa lain, baik secara harfiyah

maupun tafsiriyah.6

Adapun alasan tidak diperbolehkannya menerjemahkan al-Qur’an dengan

mengungkapkan makna dan maksudnya ialah; pertama, makna-makna al-Qur’an

tidak mungkin dapat diungkapkan melalui terjemah. Demikian pula dengan tiga

maksud utama al-Qur’an: sebagai hidayah, mukjizat Nabi saw., dan sebagai

ibadah dengan membacanya. Kedua, penerjemahan dengan pengertian seperti itu

berarti menyerupai al-Qur’an dan hal demikian mustahil dilakukan. Ketiga, jika

perbuatan tersebut mustahil dilakukan, maka melakukan yang mustahil adalah

diharamkan Islam. Keempat, terjemahan dapat melalaikan umat dari al-Qur’an itu

sendiri. Kelima, jika terjemahan ini dapat dilakukan sehingga manusia cukup

memakai terjemahnya, niscaya punahlah keasliannya seperti yang dialami kitab

suci yang lain. Keenam, al-Qur’an disebarkan bukan dengan terjemahannya.7

Sementara itu terjemah al-Qur’an merupakan suatu keniscayaan karena

dengannya, al-Qur’an bisa dipahami oleh umat Muslim yang tidak atau kurang

memiliki akses pemahaman bahasa Arab. Karena itu merupakan salah satu usaha

untuk memahami agama Islam dan pesan-pesan yang terkandung di dalamnya.

Namun, tak hanya dicukupkan dengan terjemah al-Qur’an saja tetapi diperkaya

melalui tafsir al-Qur’an dan tadabbur al-Qur’an.

                                                            6 Syihabuddin, Telaah Ihwal Hukum Menerjemahkan Nas Keagamaan dilihat dari Teori

Menerjemah, hlm. 2. Lihat pula Muhammad ‘Abdul ‘Azim al-Zarqani, Mana>hilul ‘Irfan fi> ‘Ulu>mil Qur’a>n (Lebanon: Dar al-Kotob al-Ilmiyah, 2010), hlm. 341.  

 7 Syihabuddin, Telaah Ihwal Hukum..., hlm. 3. Lihat pula Muhammad ‘Abdul ‘Azim al-

Zarqani, Mana>hilul ‘Irfan fi> ‘Ulu>mil Qur’a>n, hlm. 348-352.

Page 26: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

4

  

Adapun al-Qur’an dan Terjemahnya yang disusun oleh tim dari

Kementerian Agama RI telah mengalami beberapa kali perbaikan dan

penyempurnaan. Sejak pertama kali diedarkan pada 17 Agustus 1965 hingga

sekarang, terjemahan al-Qur’an Kementerian Agama setidaknya sudah mengalami

dua kali proses perbaikan dan penyempurnaan. Pertama, penyempurnaan

redaksional yang dianggap sudah tidak relevan dengan perkembangan bahasa

pada saat itu, yaitu pada tahun 1989; dan kedua, penyempurnaan secara

menyeluruh yang mencakup aspek bahasa, konsistensi pilihan kata, substansi, dan

aspek transliterasi, dalam rentang waktu yang cukup lama antara tahun 1998

hingga 2002. Proses perbaikan dan penyempurnaan itu dilakukan oleh para ulama,

ahli dan akademisi yang memiliki kompetensi di bidangnya sebagai wujud

keterbukaan Kementerian Agama terhadap saran dan kritik konstruktif bagi

perbaikan dan penyempurnaan al-Qur’an dan Terjemahnya.8

Melihat adanya keterbukaan Kementerian Agama tersebut tidak menutup

kemungkinan bagi seseorang yang sudah merasa mempunyai kapasitas keilmuan

untuk menerjemahkan al-Qur’an. Sehingga lahir beberapa terjemah al-Qur’an

yang ditulis oleh cendikiawan Muslim, seperti Mahmud Yunus dengan karyanya

Tarjamah al-Qur’an Karim9, bahkan H.B. Jassin10 yang notabene merupakan

seorang sastrawan berusaha untuk menerjemahkan al-Qur’an secara puitis (bukan

                                                            8 Khoiron Durori, “Catatan Awal Tentang al-Qur’an dan Terjemahnya” dalam

http://www.kemenag.go.id diakses tanggal 24 April 2013. 9 Mahmud Yunus, Tarjamah al-Qur’an Karim (Bandung: Al Maarif, 1977) 10 H.B. Jassin, Al-Qur’anul Karim Bacaan Mulia (Jakarta, Jembatan, 1977).

Page 27: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

5

  

mempuisikan al-Qur’an), Oemar Bakry11, dan M. Quraish Shihab dengan karyanya

al-Qur’an dan Maknanya12. Hal ini pula yang dilakukan oleh Aam Amiruddin

dengan mengadakan beberapa perubahan terhadap terjemahan Kementerian

Agama.

Adapun dalam hal ini penulis mengkaji terjemahan al-Qur’an yang lebih

tepatnya dikhususkan pada Terjemah Al-Mu‘a>s}ir yang disusun oleh Aam

Amiruddin. Al-Mu‘a>s}ir sendiri memiliki arti modern, kekinian, dan kontekstual.

Menurut Aam Amiruddin, Terjemah Al-Mu‘a>s}ir ini akan lebih mudah dicerna dan

lebih kontekstual sehingga umat akan lebih mudah memahami maksud ayat demi

ayat yang termaktub dalam al-Qur’an.13 Akan tetapi dalam menerjemahkan ayat

al-Qur’an tentu tak bisa semena-mena karena tujuan terjemah ialah

menyampaikan pesan teks aslinya. Sedangkan bahasa sendiri mengalami

perkembangan dari masa ke masa. Hadirnya terjemah kontemporer yang disusun

oleh Aam Amiruddin merupakan salah satu bentuk usaha untuk menggodok atau

menyempurnakan terjemah al-Qur’an yang ada selama ini agar bahasanya lebih

lugas, mudah dicerna, dan kontemporer.14

Aam Amiruddin sendiri merupakan dai muda yang lahir di Bandung

tanggal 14 Agustus 1965. Ia pernah menempuh pendidikan di SD Pabahi I,

Pondok Pesantren Mualimin Persatuan Islam (Persis), Ma‘had Ta‘lim Lugah al-

                                                            11 Oemar Bakry, Tafsir Rahmat (ttp: Mutiara, 1984). 12 M. Quraish Shihab, al-Qur’an dan Maknanya (Tanggerang: Lentera Hati, 2010). 13 Aam Amiruddin, “Memahami al-Qur’an dengan Terjemah Kontemporer” dalam Al-

Qur’an Al-Mu‘a>s}ir Terjemah Kontemporer.

14 Aam Amiruddin, “Memahami al-Qur’an dengan Terjemah,

Page 28: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

6

  

‘Arabiyyah (sekolah milik Kedutaan Saudi Arabia), FISIP UI, IKIP Jakarta,

International Islamic Educational Institute mengambil Islamic Studies, UNISBA

mengambil Public Relation dan Magister Sains dalam bidang Ilmu Komunikasi di

UNPAD. Selain itu, ia juga menjabat sebagai direktur media cetak Percikan Iman

dan menjadi pemateri kolom tafsir serta menjadi dosen pasca sarjana UNISBA.15

Adapun dalam menerjemah perlu memperhatikan beberapa hal. Seperti

yang dinyatakan oleh Etienne Dolet (1509-1546) bahwa penerjemah hendaknya

benar-benar memahami isi dan hasrat penulis, menguasai dengan baik bahasa asal

dan bahasa penerima terjemahan, tidak diperbolehkan menerjemah perkata demi

perkata karena akan merusak makna, menggunakan bentuk-bentuk bahasa yang

biasa digunakan di dalam bahasa penerima, penerjemah juga harus menciptakan

kesan semula dan semangat keseluruhan teks asal. Dolet menekankan pentingnya

penerjemah mengetahui semangat dan tujuan pengarang asal.16

Dari keterangan yang dituliskan oleh Aam Amiruddin, dikatakan bahwa

terjemahan yang disusunnya merupakan terjemahan al-Qur’an yang kontekstual

dan kontemporer.17 Akan tetapi yang perlu diperhatikan di sini ialah berkenaan

dengan epistemologi. Hal ini untuk mengetahui sumber-sumber yang dijadikan

rujukan atau landasan oleh pengarang dalam menerjemahkan al-Qur’an. Karena

penerjemahan tidak bisa dilakukan hanya dengan sekadar mengubah redaksi

                                                            15 Faridzzaman, “Metode Penafsiran al-Qur’an Aam Amiruddin (Telaah atas Buku Tafsir

al-Qur’an Kontemporer : Juz ‘Amma Karya Aam Amiruddin)” skripsi jurusan Tafsir Hadis, fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga, 2008. hlm. 43-44.

16 Ainon Mohd. dan Abdullah Hasan, Teori dan Teknin Terjemahan (Kuala Lumpur: PTS

Professional Publishing, 2000), hlm. 68.

17 Lihat Aam Amiruddin, “Memahami al-Qur’an dengan Terjemah,

Page 29: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

7

  

terjemahan Kementerian Agama sesuai dengan kepantasan pada era sekarang.

Selain itu metode dalam menerjemahkan juga perlu diperhatikan karena metode

akan memberikan pengaruh terhadap hasilnya.

Dalam bidang tafsir, epistemologi menjadi sangat penting karena memiliki

implikasi yang besar bagi perkembangan tafsir di dunia Islam pada umumnya dan

di Indonesia pada khususnya.18 Demikian pula pada epistemologi terjemah al-

Qur’an karena melalui epistemologi tersebut akan memberikan pengetahuan yang

baru dalam perkembangan dunia terjemah al-Qur’an.

Setidaknya terdapat beberapa alasan akademis yang membuat penelitian

ini perlu dan penting dilakukan;

Pertama, penulis merasa penting untuk mengangkat aspek epistemologi

dari terjemah al-Qur’an tersebut karena maju tidaknya sebuah ilmu pengetahuan

sangat bergantung pada bangunan epistem keilmuan yang kuat. Selain itu,

problem epistemologi bukan hanya problem filsafat akan tetapi juga problem

seluruh disiplin keilmuan.

Kedua, penulis memilih karya Aam Amiruddin karena penyusun Terjemah

Al-Mu‘a>s}ir mengklaim terjemah tersebut kontekstual dan kontemporer. Selain itu

Terjemah Al-Mu‘a>s}ir mempunyai beberapa keunikan, di antaranya yaitu pertama,

Terjemah Al-Mu‘a>s}ir merupakan salah satu terjemah al-Qur’an berbahasa

Indonesia yang telah memperoleh tashih ayat-ayat al-Qur’an dan tarjamah al-

Qur’an dari Kementerian Agama. Adapun untuk memperoleh tashih tarjamah

tersebut dibutuhkan waktu selama satu tahun, karena terjemah tersebut harus

                                                            18 Abdul Mustaqim, Epistemologi Tafsir Kontemporer (Yogyakarta: Lkis, 2010), hlm. 3

Page 30: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

8

  

dibaca ayat per ayat. Kedua, dalam kurun waktu tiga tahun sejak cetakan pertama

tahun 2012 hingga 2014, Terjemah Al-Mu‘a>s}ir sudah lima kali cetak dan menjadi

best seller dengan harga yang cukup tinggi yakni Rp 80.000,00. Hal ini menjadi

salah satu bukti bahwa Terjemah Al-Mu‘a>s}ir diterima dan masyarakat pun

membutuhkan terjemah al-Qur’an yang mudah dipahami. Sehingga dalam hal ini

Terjemah Al-Mu‘a>s}ir dipilih karena bahasanya yang kontekstual dan kekinian.

Adapun sepanjang pengamatan penulis, belum banyak penelitian yang fokus pada

epistemologi terjemah al-Qur’an dan belum ada penelitian skripsi yang membahas

secara serius, tajam, dan komprehensif mengenai epistemologi Terjemah Al-

Mu‘a>s}ir.

Ketiga, bagi orang awam terjemah al-Qur’an merupakan sesuatu yang

urgen karena permulaan mengenal pesan-pesan yang terdapat dalam al-Qur’an

diperoleh melalui pembacaan terhadap terjemah al-Qur’an. Sedangkan pembacaan

terhadap kitab-kitab tafsir masih minim, oleh karena itu dengan penelitian ini

diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi penerjemahan al-Qur’an yang

lebih sesuai bagi semua kalangan masyarakat.

Melihat latar belakang pendidikan Aam Amiruddin seperti yang

disebutkan di atas dan kapasitasnya sebagai seorang dai sekaligus pengajar

merupakan suatu kelebihan tersendiri. Karena melalui terjemahan al-Qur’an

tersebut ia berusaha memberi pengaruh terhadap pemahaman pembaca.

Page 31: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

9

  

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka rumusan masalah yang

diajukan peneliti adalah:

1. Bagaimana metode Aam Amiruddin dalam menerjemahkan al-Qur’an ?

2. Apa sumber-sumber yang digunakan Aam Amiruddin dalam

menerjemahkan al-Qur’an ?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah diajukan peneliti, berikut ini

merupakan tujuan yang hendak dicapai:

1. Mengetahui metode yang ditempuh Aam Amiruddin dalam

menerjemahkan al-Qur’an.

2. Mengetahui sumber-sumber yang digunakan Aam Amiruddin dalam

menerjemahkan al-Qur’an.

3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan Terjemah Al-Mu‘a>s}ir karya Aam

Amiruddin.

Adapun penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi

kajian epistemologi terjemahan al-Qur’an yang secara terus menerus akan

mengalami perkembangan.

D. Telaah Pustaka

Berdasarkan penelusuran yang dilakukan penulis, berikut ini merupakan

beberapa karya yang memiliki keterkaitan dengan penelitian penulis di antaranya

yaitu:

Page 32: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

10

  

Pertama, sebuah disertasi yang kemudian menjadi buku dengan judul

Falsifikasi Terjemahan al-Qur’an Departemen Agama Edisi 1990 oleh Dr. Ismail

Lubis, MA tahun 2001 yang berkesimpulan bahwa beberapa terjemahan ayat al-

Qur’an oleh DEPAG mengandung pleonasme, bertentangan dengan gramatika

bahasa Indonesia, beberapa kalimat terjemahan tidak sesuai dengan diksi,

ditemukan ungkapan bukan idiom dan memberikan padanan, makna terjemahan

terkadang tidak jelas, berlebihan, penggunaan diksi yang spesifik dalam

terjemahan, terdapat kata-kata yang tidak baku dan belum sepenuhnya

mencerminkan kelaziman bahasa penerima.

Kedua, skripsi yang berjudul Epistemologi al-Qur’an dan Terjemah

Tafsiriyah Majelis Mujahidin oleh Lailatus Sa’adah, Jurusan Tafsir Hadis,

Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga tahun 2012.

Skripsi tersebut membahas mengenai metode yang digunakan Muhammad Thalib

dalam menerjemahkan ayat al-Qur’an dan mengemukakan beberapa sumber

terjemahannya serta kebenaran al-Qur’an dan terjemah tafsiriyah menurut teori

kebenaran dalam filsafat.

Ketiga, skripsi yang berjudul The Message of The Qur’an karya

Muhammad Asad (Kajian Metodologi Terjemah dan Tafsir) oleh Lis Safitri

Jurusan Tafsir Hadis, Fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan

Kalijaga tahun 2012. Dalam kesimpulannya dinyatakan bahwa Muhammad Asad

menerjemahkan kosa kata dalam al-Qur’an bukan hanya menukarkannya dengan

sebuah kata dalam bahasa Inggris tetapi ia menukarkannya dengan frasa, klausa,

atau kalimat untuk menjaga agar terjemahannya mampu menyampaikan makna al-

Page 33: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

11

  

Qur’an. Terjemahan tersebut disajikan secara kelompok sesuai munasabah antar

ayat.

Keempat, skripsi yang berjudul Metode Penafsiran al-Qur’an Aam

Amiruddin (Telaah atas Buku Tafsir al-Qur’an Kontemporer : Juz ‘Amma Karya

Aam Amiruddin) oleh Faridzzaman Jurusan Tafsir Hadis, Fakultas Ushuluddin

dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga tahun 2008. Dalam penelitiannya

ditemukan bahwa metode Aam Amiruddin dalam menafsirkan ayat al-Qur’an

menggunakan metode tahlili dalam bentuk al-ra’yu atau pemikiran. Aam juga

mengutip ayat al-Qur’an, hadis, pendapat sahabat, pendapat tabi’ dan ulama tafsir.

Sistematika penyajiannya runtun tapi berbeda dengan sistematika penyajian

mushaf Us\mani. Bahasa yang digunakan lugas dan tidak berbelit-belit,

menggunakan gaya bahasa kolom, gaya bahasanya memberikan motivasi dan

harapan serta penjelasannya dikaitkan dengan konteks masa sekarang.

Dari penelaahan terhadap beberapa karya di atas, penulis berpendapat

bahwa karya-karya tersebut memiliki persamaan dalam objek materialnya yakni

terjemah al-Qur’an, meskipun demikian objek formal atau pendekatan yang

digunakan berbeda-beda. Jika melihat karya Ismail Lubis, ia lebih menekankan

pada aspek bahasa dan dalam hal ini penulis menggunakan pendekatan filsafat

dengan mengkhususkannya pada sisi epistemologis terjemah al-Qur’an seperti

yang dilakukan oleh Laelatus Sa’adah tetapi objek kajiannya berbeda. Sedangkan

pada penelitian-penelitian sebelumnya, belum ada yang meneliti Terjemah Al-

Mu‘a>s}ir dan belum banyak yang mengkaji epistemologi terjemah al-Qur’an.

Page 34: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

12

  

E. Metode Penelitian

1. Jenis dan Sifat Penelitian

Penelitian yang penulis lakukan merupakan penelitian pustaka

(library research) yakni pengumpulan data atau karya tulis ilmiah yang

berkaitan dengan objek penelitian. Telaah yang dilaksanakan adalah untuk

memecahkan suatu masalah yang pada dasarnya tertumpu pada penelahaan

kritis dan mendalam terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan.

2. Sumber Data

Dalam melakukan penelitian ini diperlukan data-data yang dikaji

lebih mendalam. Adapun data yang diperoleh bersumber dari data primer

dan data sekunder. Data primer yang digunakan ialah Terjemah Al-

Mu‘a>s}ir, Terjemah al-Qur’an Kementerian Agama. Kemudian untuk

sumber sekunder dari penelitian ini adalah buku Tafsir Kontemporer

Karya Aam Amiruddin, skripsi berjudul Metode Penafsiran al-Qur’an

Aam Amiruddin, Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia karya M. Zaka

al-Farisi, dan Falsifikasi Terjemahan al-Qur’an Departemen Agama Edisi

1990 karya Ismail Lubis.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang berkaitan dengan sumber data

dilakukan dengan menempuh teknik dokumentasi. Yakni yang berkaitan

dengan sumber data berupa dokumen atau hasil-hasil karya ilmiah.19

Selain itu, peneliti juga menggunakan teknik wawancara. Adapun

                                                            19 Nyoman Kutha Ratna, Metodologi Penelitian Kajian Budaya dan Ilmu-ilmu Sosial

Humaniora pada Umumnya, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 234.

Page 35: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

13

  

wawancara ini dilakukan untuk menggali data yang lebih lengkap pada

narasumber yaitu Aam Amiruddin.

4. Analisis Data

Dalam hal ini penulis menggunakan metode deskriptif analitik

yakni mula-mula penulis mendeskripsikan perkembangan terjemah al-

Qur’an di Indonesia, biografi tokoh, latar belakang penyusunan Terjemah

Al-Mu‘a>s}ir dan selanjutnya penulis memfokuskan diri dengan

menganalisis epistemologi terjemah yang digunakan oleh Aam Amiruddin

dengan mengacu pada salah satu karyanya yakni Terjemah Al-Mu‘a>s}ir.

Adapun untuk lebih memfokuskan penelitian maka penulis hanya meneliti

beberapa terjemahan ayat al-Qur’an yang berbeda dengan terjemahan

Departemen Agama, di antaranya yaitu kata qa>s{ira>t al-t}arfi dalam surat

Al-Rahma<n (55):56, As}-S}a>ffa>t (37):48 dan S}a>d (38):52, serta kata h}u>run

dalam Al-Rah}ma>n (55):72. Selain itu, kata isra>fu dalam surat Al-Zumar

(39):53, dan surat T}a>ha> (20):127.

Sementara itu, pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini

adalah pendekatan filsafat yang dikhususkan pada sisi epistemologis.

Epistemologis yang dimaksud yaitu suatu upaya untuk menelusuri tentang

hakekat dan kebenaran ilmu pengetahuan yang mana meliputi: sumber

pengetahuan, metode pengetahuan, dan validitas pengetahuan. Adapun

jika ditarik ke dalam kajian terjemah, pendekatan tersebut menjadi

pendekatan epistemologi terjemah yang mencakup sumber terjemah,

Page 36: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

14

  

metode terjemah, dan validitas terjemah al-Qur’an. Akan tetapi penulis

hanya mengkaji sumber dan metode terjemah al-Qur’an.

F. Sistematika Pembahasan

Sebagai sebuah penelitian maka diperlukan sitematika atau urutan bab

yang membantu untuk menjawab rumusan masalah tersebut di atas. Sedang dalam

hal ini penulis merumuskan lima bab, di antaranya yaitu bab pertama yang

meliputi latar belakang masalah, problem akademik yang hendak dipecahkan

dalam penelitian ini, tujuan dan manfaat penelitian, telaah pustaka, dan metode

penelitian untuk menjelaskan bagaimana langkah-langkah penelitian hingga

mampu menjawab problem yang diajukan penulis.

Bab kedua merupakan deskripsi secara umum mengenai perkembangan

terjemah al-Qur’an di Indonesia dengan menambahkan penjelasan tentang sejarah

dan metode terjemah al-Qur’an di Indonesia.

Bab ketiga berisi tentang hal-hal yang berkaitan dengan Terjemah Al-

Mu‘a>s}ir karya Aam Amiruddin. Baik itu berkenaan dengan penyusun terjemah

tersebut, latar belakang penulisan, dan deskripsi mengenai Terjemah Al-Mu‘a>s}ir.

Bab keempat mengkaji tentang epistemologi Terjemah Al-Mu‘a>s}ir karya

Aam Amiruddin. Yang menjabarkan sumber-sumber terjemah dan metode

terjemah. Selain itu dalam bab ini juga membahas kontribusi Terjemah Al-Mu‘a>s}ir

terhadap pengembangan terjemah al-Qur’an di Indonesia.

Page 37: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

15

  

Bab kelima merupakan konklusi dari temuan-temuan dalam penelitian ini

yang diharapkan mampu memberikan kontribusi keilmuan terutama mengenai

kajian epistemologi terjemah al-Qur’an.

Page 38: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

104  

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Sumber-sumber yang digunakan Aam Amiruddin dalam menerjemahkan

al-Qur’an di antaranya yaitu;

a. Al-Qur’an dan Terjemahnya Departemen Agama

b. Kitab-kitab Tafsir al-Qur’an

Adapun kitab-kitab tafsir yang dipergunakannya, di

antaranya yaitu: Tafsi>r al-Qur’a>n al-‘Az}hi>m karya Ibnu Kas}i>r (w.

1373), Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an karya Abu Ja’far

Muhammad bin Jarir ath-Thabari (w.923 M), Tanwi>r al-Miqba>s

min Tafsi>r Ibn Abbas disusun oleh Abu Thahir Muhmmad Ibnu

Ya’qub al-Fairuzabadi, dan Tafsir Jala>layn karya Jala>luddi>n al-

Mah}alli (w. 1459) dan Jalaluddin as-Suyuti. Sedangkan kitab-kitab

tafsir yang dijadikan perbandingan ialah kitab tafsir modern di

antaranya yaitu: Tafsi>r Fi> Z}ila>l al-Qur’a>n, Tafsi>r Al-Mana>r, Tafsir

Al-Maraghy, Tafsir Al-Misbah, dan Tafsir Al-Bayan.

c. Akal/ Ijtihad

Akal di sini difungsikan sebagai alat untuk menangkap

konsep-konsep mental dan intelektual yang bersifat non-fisik yang

ada di dalam al-Qur’an. Dalam hal ini terdapat istilah yang

Page 39: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

105

ditelorkan oleh Aam Amiruddin yakni istilah “logika qur’ani”.

“Logika qur’ani” ialah logika dan kerangka berpikir yang diserap

dari pesan atau nilai-nilai al-Qur’an.

2. Metode Aam Amiruddin dalam menerjemahkan al-Qur’an:

Metode yang digunakan Aam dalam menerjemahkan ayat-ayat al-

Qur’an ialah metode ijmali (global) dan komparatif. Selain itu, Terjemah

Al-Mu‘a<s{ir bisa dikategorikan dalam terjemah ma’nawiyyah. Sebab, Aam

tidak hanya mengalihbahasakan tetapi lebih mengedepankan maksud atau

isi kandungan yang terkandung dalam bahasa asal yang diterjemahkan.

Adapun untuk mengetahui maksud ayat tersebut, ia merujuk pada kitab-

kitab tafsir, antara lain; Tafsi>r al-Qur’a>n al-‘Az}hi>m karya Ibnu Kasir,

Tanwi>r al-Miqba>s min Tafsi>r Ibn Abbas, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-

Qur’an karya Abu Ja’far Muhammad bin Jarir ath-Thabari, dan Tafsir

Jalalayn. Adapun langkah-langkah yang Aam tempuh dalam

menerjemahkan ayat yakni:

1) Membaca satu ayat,

2) Membaca tafsir ayat tersebut,

3) Membandingkan dengan Al-Qur’an dan Terjemahnya Departemen

Agama,

4) Menuliskan hasil penerjemahannya.

Page 40: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

106

B. Saran-saran

Adapun saran bagi peneliti selanjutnya, apabila hendak melakukan

penelitian serupa lebih baik menguasai teori terjemah dan kaidah bahasa

Arab. Sedangkan peluang penelitian yang masih bisa digali dari penelitian

ini ialah validitas Terjemah Al-Mu‘a<s{ir karya Aam Amiruddin. Karena

terdapat kekurangan dalam penelitian ini maka dari itu penulis meminta

saran dan kritik untuk perbaikan.

Page 41: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

107

DAFTAR PUSTAKA

Abror, Indal. “Potret Kronologis Tafsir Indonesia” dalam Esensia, Vol. III, No. 2, Juli 2002.

Amal, Taufik Adnan. Rekonstruksi Sejarah Al-Qur’an. Jakarta : Pustaka Alvabet,

2005. Amiruddin, Aam. Tafsir Kontemporer Juz Amma jilid I. Bandung: Khazanah

Intelektual, 2004. ______. Al-Qur’an Al-Mu‘a<s{ir Terjemah Kontemporer. Bandung: Khazanah

Intelektual, 2012. Anwar, Rosihon. Ulumul al-Qur’an. Bandung: Pustaka Setia, 2008. Baidan, Nashruddin. Metode Penafsiran al-Qur’an. Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2011. Bakry, Oemar. Tafsir Rahmat. ttp: Mutiara, 1984. al-Barry, Pius A. Partanto dan M. Dahlan. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya:

Arkola, 1994. Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta:

Departemen Agama, 1965. ad-Dimasyqi, Abul Fida Isma’il Ibnu Kasir. Tafsi>r al-Qur’a>n al-‘Az}hi>m juz 27.

Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2010. al-Fairuzabadi, Abu Thahir Muhmmad Ibnu Ya’qub. Tanwi>r al-Miqba>s min

Tafsi>r Ibn Abbas. ttt: Dar al-Fikr, 1951. ______. Tanwi>r al-Miqba>s min Tafsi>r Ibn Abbas. Jordan: Royal Aal al-Bayt

Institute for Islamic Thought , 2007. Faridzzaman, “Metode Penafsiran al-Qur’an Aam Amiruddin (Telaah atas Buku

Tafsir al-Qur’an Kontemporer : Juz ‘Amma Karya Aam Amiruddin)” skripsi jurusan Tafsir Hadis, fakultas Ushuluddin dan Pemikiran Islam, UIN Sunan Kalijaga, 2008.

al-Farisi, M. Zaka. Pedoman Penerjemahan Arab Indonesia. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 2011. Federspiel, Howard M. Kajian al-Qur’an di Indonesia dari Mahmud Yunus

hingga Quraish Shihab. Jakarta: Mizan, 1996.

Page 42: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

108

Gusmian, Islah. Khazanah Tafsir Indonesia dari Hermeneutik hingga Ideologi. Jakarta: Teraju, 2002.

Hartono. Belajar Menerjemahkan: Teori dan Praktek. Malang: UMM Press,

2003.   Hasan, Ainon Mohd. dan Abdullah. Teori dan Teknin Terjemahan. Kuala

Lumpur: PTS Professional Publishing, 2000. Izzan, Ahmad. Ulumul Qur’anTelaah Tekstualitas dan Kontekstualtas al-Qur’an.

Bandung: Tafakur, 2011 Jassin, H.B. Kontroversi Al-Qur’an Berwajah Puisi. Jakarta: Pustaka Utama

Grafiti, 1995. ______. Al-Qur’anul Karim Bacaan Mulia. Jakarta, Jembatan, 1977. Kartanegara, Mulyadhi. Menembus Batas Waktu Panorama Filsafat Islam

Bandung: Mizan, 2005. ______. Mozaik Khazanah Islam Bunga Rampai dari Chicago Jakarta:

Paramadina, 2010.

Kholis, Nur. Pengantar Studi al-Qur’an dan al-Hadis. Yogyakarta: Teras, 2008. 

Lubis, Ismail. Falsifikasi Terjemahan al-Qur’an Departemen Agama Edisi 1990

Yogyakarta: Tiara Wacana Yogya, 2001. al-Maragi, Ahmad Mustafa. Tafsir al-Maragi Jilid 27. Semarang: Toha Putra,

1987.  Mubin, Nurul. Misteri Bidadari Surga. Yogyakarta: Diva Press, 2007. Mustaqim, Abdul. Epistemologi Tafsir Kontemporer. Yogyakarta: LKis, 2010. Mutiara, Polemik Oemar Bakry dengan H.B. Yassin tentang Al-Qur’anul Karim

Bacaan Mulia. Jakarta: Mutiara, 1979. Newmark, Peter. A Textbook of Translation. London: Prentice Hall, 1988.  Noer, Deliar. Gerakan Modern dalam Islam di Indonesia 1900-1942. Jakarta:

LP3ES, 1991. al-Qat}t}a>n, Manna>’ Khali>l. Maba>h{is\ fi> ‘Ulu>mil Qur’a>n. Bogor: Pustaka Litera

AntarNusa, 2010.

Page 43: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

109

Quthb, Sayyid. Tafsir fi Zhilalil Qur’an Jilid 1. Jakarta: Gema Insani, 2000.  Ratna, Nyoman Kutha. Metodologi Penelitian Kajian Budaya dan Ilmu-ilmu

Sosial Humaniora pada Umumnya. Sa’adah, Lailatus. “Epistemologi Al-Qur’an dan Tarjamah Tafsiriyah Majelis

Mujahidin”, Skripsi Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2012.

Ash-Shiddieqy, Hasbi. Tafsir al-Qur’anul Madjied “an-Nur”. Jakarta: Bulan

Bintang, 1965. Shihab, M. Quraish. Tafsir al-Misbah: pesan, kesan, dan keserasian al-Qur’an

Juz 13. Jakarta: Lentera Hati, 2002. ______. Membumikan al-Qur’an jilid 2. Jakarta: Lentera Hati, 2010. Sudarminta, J. Epistemologi Dasar: Pengantar Filsafat Pengetahuan.

Yogyakarta: Kanisius, 2004. Suma, Muhammad Amin. Ulumul Qur’an. Jakarta: Rajawali Press, 2013. as-Suyuti, Jalaluddin al-Mahalliy dan Jalaluddin. Tafsir Jalalayn juz 4. Bandung:

Sinar Baru, 1990. Syamsu, Nazwar. Koreksi Terjemahan Bacaan Mulia HB Jassin (Padang Panjang:

Pustaka Saadiyah 1916, 1978. Syihabuddin, Telaah Ihwal Hukum Menerjemahkan Nas Keagamaan dilihat dari

Teori Menerjemah,   Tim Penyusun Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar

Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa, 2008.

Yunianti, Fitria Sari. “Bias Ideologi pada Penerjemahan al-Qur’an M.H. Shakir

(Syi’ah) dan Shah Faridul Haque (Barelwi) Tinjuan Linguistik dan Teologis” dalam Jurnal Studi Ilmu-ilmu al-Qur’an dan Hadis, No. 2, Vol. XII, 2011.

Durori, Khoiron. “Catatan Awal Tentang al-Qur’an dan Terjemahnya” dalam

http://www.kemenag.go.id Sumantri, Anton. “Fatwa Haram Golput Tidak Langgar HAM” dalam

http://news.unpad.ac.id.

Page 44: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

110

Wawancara dengan Aam Amirudddin, Direktur Percikan Iman Tour & Travel Haji & Umroh di Kantor Percikan Iman, di Bandung tanggal 1 April 2014.  

www.percikaniman.org  

http://puijabar.org.

 

http://www.ppsuinsgdbdg.ac.id.

Page 45: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

111  

LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. Draft Wawancara

Judul : Epistemologi Terjemah Al-Mu‘a>s}ir Karya Aam Amiruddin

Peneliti : Lasti Ardhina

Jur/ Fak. : Ilmu al-Qur’an dan Tafsir/ Ushuluddin

Universitas : UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Narasumber : Aam Amiruddin

Daftar Pertanyaan:

1. Berdasarkan informasi yang kami dapat dari buku karya Bapak yakni

Tafsir Kontemporer dan dari website Percikan Iman, Bapak pernah

“nyantri” di Pondok Pesantren Persatuan Islam Bandung saat SLTP

dan SLTA. Bermula dari hal tersebut, kitab-kitab apa saja yang Bapak

kaji dan apakah kitab-kitab tersebut memberikan pengaruh (baca:

menginspirasi) terhadap pemikiran Bapak ?

2. Setelah menamatkan SLTA, Bapak pernah menimba ilmu ke Jakarta di

Ma’had Ta’lim Lugah al-‘Arabiyyah, UI, dan IKIP. Bahkan

memperoleh beasiswa dari pemerintah Saudi Arabia. Bagaimana

kronologi ceritanya sehingga Bapak duduk di beberapa universitas dan

Apakah alasan Bapak sehingga memutuskan untuk mengambil

Page 46: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

112  

beasiswa S1 dalam bidang islamic studies ? Sedang pada jenjang

berikutnya Bapak lebih memilih untuk menekuni bidang ilmu

komunikasi, apa yang melatarbelakangi keputusan Bapak tersebut ?

3. Untuk sekarang ini kegiatan atau kesibukan apa yang sedang Bapak

jalani ?

4. Bapak merupakan pendidik dan juga dai yang sangat produktif

meghasilkan karya, dalam waktu dekat ini apakah Bapak sedang

menggarap sebuah buku ?

5. Dalam pengantar Terjemah Al-Mu‘a>s}ir Bapak menuliskan bahwa

karena adanya gap komunikasi bagi umat Islam yang kurang memiliki

akses pemahaman bahasa Arab maka Bapak menerjemahkan ayat al-

Qur’an, Apakah terdapat alasan, motivasi dan tujuan lain selain yang

tersebut di atas ? Serta apa yang melatarbelakangi Bapak menulis

Terjemah Al-Mu‘a>s}ir ?

6. Kapan Bapak mulai menerjemahkan ayat al-Qur’an (Terjemah Al-

Mu‘a>s}ir ) dan tepatnya kapan Terjemah Al-Mu‘a>s}ir selesai digarap ?

7. Apa kendala yang Bapak alami ketika menerjemahkan ayat al-Qur’an?

8. Bagaimana respon Depag terhadap penerjemahan yang Bapak

lakukan?

9. Siapa saja yang berpengaruh atau memberikan ide pada Bapak dalam

menyelesaikan Terjemah Al-Mu‘a>s}ir ?

10. Mengapa hasil terjemahan tersebut Bapak namai dengan Terjemah Al-

Mu‘a>s}ir ?

Page 47: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

113  

11. Dalam pengantar Terjemah Al-Mu‘a<s{ir, dikatakan bahwa Al-Mu‘a<s{ir

sendiri memiliki arti modern, kekinian, dan kontekstual. Terjemah Al-

Mu‘a<s{ir ini akan lebih mudah dicerna dan lebih kontekstual sehingga

umat akan lebih mudah memahami maksud ayat. Apakah Bapak bisa

menunjukkan contoh terjemahan dalam Terjemah Al-Mu‘a<s{ir yang

masuk dalam kategori kontekstual dan dalam terjemah Depag yang

menurut Bapak kurang kontekstual ?

12. Menurut Bapak kriteria apa saja yang harus dipenuhi sehingga

terjemah tersebut bisa dikatakan kontekstual, kekinian dan

kontemporer ?

13. Di manakah letak konstekstual atau kontemporer yang dimaksud oleh

Bapak ?

14. Sebelum dan saat melakukan penerjemahan, buku, kitab tafsir atau

terjemah al-Qur’an apa saja yang telah Bapak baca ? Apakah karya-

karya tersebut Bapak jadikan sebagai sumber referensi dan atau bahan

perbandingan ?

15. Dalam Terjemah Al-Mu‘a>s}ir terdapat mutiara hadis, kitab-kitab apa

saja yang dijadikan rujukan ? apakah terdapat kriteria tertentu dalam

mencantumkan hadis-hadis tersebut dalam Terjemah Al-Mu‘a>s}ir ?

16. Apa maksud dan tujuan mencantumkan hadis-hadis dalam Terjemah

Al-Mu‘a>s}ir ?

17. Dalam pengantar Terjemah Al-Mu‘a>s}ir terdapat istilah “logika

qur’ani”. Apa sebenarnya yang dimaksud dengan “logika qur’ani”

Page 48: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

114  

tersebut ? Kemudian jika terjemahan ayat al-Qur’an yang tidak sesuai

dengan Terjemah Al-Mu‘a>s}ir, apa bisa dikatakan bahwa terjemahan

tersebut tidak qur’ani ?

18. Juga terdapat kata bidadari-bidadara, Apakah ini termasuk dalam

“logika qur’ani” atau logika manusiawi ?

19. Dalam Terjemah Al-Mu‘a>s}ir, qa>s{ira>t al-t}arfi diartikan sebagai

pasangan-pasangan, seperti dalam surat As}-S}a>ffa>t ayat 48 dan S}a>d ayat

52. Namun jika dicermati lebih dalam surat As}-S}a>ffa>t ayat 48 (Di sisi

mereka ada pasangan-pasangan bermata indah, yang tidak liar

pandangannya.1) terasa ganjil jika saya gambarkan sebagai berikut;

Misal: Kotak adalah Surga untuk satu ahli surga

              

   B   

   A  B   

     

   B  B   

              

NB:

A : Penghuni Surga

B : Pasangan-pasangan

Jika saya memahami di sisi mereka ada pasangan-pasangan,

adalah penghuni surga yang di samping mereka ada pasangan-                                                            

1 Lihat Aam Amiruddin, Al-Qur’an Al-Mu‘a<s{ir Terjemah Kontemporer, hlm. 447. 

Page 49: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

115  

pasangan maka bisa dipahami bahwa pasangan-pasangan tersebut

merupakan sepasang laki-laki dan perempuan dan bukan lagi

merupakan fasilitas yang diberikan Tuhan, kemudian penghuni surga

tersebut berpasangan dengan siapa ? Bagaimana menjelaskan ini

dengan “logika qur’ani” yang Bapak usung ?

20. Sejauh mana Bapak menggunakan asbab nuzul ?

21. Dalam menerjemahkan suatu ayat, langkah apa saja yang Bapak

tempuh ? serta metode dan pendekatan apa yang Bapak pergunakan ?

22. Dikatakan bahwa Bapak menggunakan pendekatan terjemah

ma’nawiyyah yang lebih mengutamakan struktur bahasa Indonesia

sehingga lebih mudah dipahami, menurut Bapak terjemah Depag pada

surat dan ayat berapa yang struktur bahasanya sulit untuk dipahami ?

23. Ketika menghadapi kata yang sulit dialihbahasakan ke dalam bahasa

Indonesia, langkah atau trik apa yang Bapak tempuh menyelesaikan

persoalan tersebut ?

24. Peter Newmark membagi penerjemahan berdasarkan penekanannya

pada bahasa sumber dan penekanannya pada bahasa target. Bapak

sendiri dalam menerjemahkan ayat al-Qur’an lebih menitik beratkan

pada bahasa sumber atau bahasa target ? Mengapa demikian ?

Page 50: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

 

B. Ta

ashih Mushhaf dan Ter

rjemah al-QQur’an

116

Page 51: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

 

C. Da

aftar Namaa-nama Konnsultan

117

Page 52: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

 

D. Co

ontoh

118

Page 53: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

119  

CURRICULUM VITAE

Nama : Lasti Ardhina

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/ Tgl lahir : Tegal, 25 Nopember 1990

Alamat asal : Desa Dawuhan RT 08 RW 02 Kec. Talang Kab. Tegal,

Jawa Tengah.

Alamat Yogyakarta : Sapen GK 1/ 619, Gondokusuman-Demangan, Yogyakarta

Telp/ email : 085727887475/ [email protected]

Nama ayah : Suhari (Alm.)

Nama Ibu : Ngadinem

Riwayat Pendidikan :

SD Negeri 1 Dawuhan : 1997-2003

SMP Ihsaniyah Kota Tegal : 2003-2006

SMA Negeri 4 Kota Tegal : 2006-2009

UIN Sunan Kalijaga : 2010-2014

Riwayat Organisasi :

1. Sekertaris Divisi Tafsir UKM JQH al-Mizan UIN Sunan Kalijaga Periode

2012/2013.

2. Bendahara II Pengurus Harian UKM JQH al-Mizan UIN Sunan Kalijaga

Periode 2013/2014.

Page 54: TERJEMAH AL-MU‘An al-‘Az}hi>m, Jami’ al-Bayan an Ta’wil Ayi al-Qur’an,

119

CURRICULUM VITAE

Nama : Lasti Ardhina

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat/ Tgl lahir : Tegal, 25 Nopember 1990

Alamat asal : Desa Dawuhan RT 08 RW 02 Kec. Talang Kab. Tegal,

Jawa Tengah.

Alamat Yogyakarta : Sapen GK 1/ 619, Gondokusuman-Demangan, Yogyakarta

Telp/ email : 085727887475/ [email protected]

Nama ayah : Suhari (Alm.)

Nama Ibu : Ngadinem

Riwayat Pendidikan :

SD Negeri 1 Dawuhan : 1997-2003

SMP Ihsaniyah Kota Tegal : 2003-2006

SMA Negeri 4 Kota Tegal : 2006-2009

UIN Sunan Kalijaga : 2010-2014

Riwayat Organisasi :

1. Sekertaris Divisi Tafsir UKM JQH al-Mizan UIN Sunan Kalijaga Periode

2012/2013.

2. Bendahara II Pengurus Harian UKM JQH al-Mizan UIN Sunan Kalijaga

Periode 2013/2014.