TERMINOLOG 2I

24
MAKALAH ULUMUL HADITS Oleh : Imam Tauhid (12210119) Dosen Pengasuh : Dahri, M. Pd.I JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISALAM FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG 2012

Transcript of TERMINOLOG 2I

Page 1: TERMINOLOG 2I

7/21/2019 TERMINOLOG 2I

http://slidepdf.com/reader/full/terminolog-2i 1/24

MAKALAH ULUMUL HADITS

Oleh :

Imam Tauhid (12210119)

Dosen Pengasuh :

Dahri, M. Pd.I

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISALAM

FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

RADEN FATAH PALEMBANG

2012

Page 2: TERMINOLOG 2I

7/21/2019 TERMINOLOG 2I

http://slidepdf.com/reader/full/terminolog-2i 2/24

BAB I

PENDAHULUAN

1.  Latar Belakang

Hadits adalah sumber hukum kedua setelah Al Qur‟an yang merupakan penjelas dari

ayat-ayat Al-Qur‟an yang bermakna umum. Sehingga kami menjelaskan pengertian Hadits,

Sunnah, Khabar dan Atsar secara bahasa dan istilah dari beberapa ulama Muhadditsun,

Ushuliyun, dan Fuquha sehingga kita dapat memahami Hadits, Sunah, Khabar dan Atsar

secara mendalam dan tidak terpaku pada satu pengertian sehingga kita tidak cepat

menyalahkan perbedaan.Hadits mempunyai beberapa Struktur yaitu sanad, matan, dan

mukhrij yang masing-masing mempunyai peran penting dari kedaan suatu hadits tersebut.

Pada mulanya, ilmu hadis memang merupakan beberapa ilmu yang masing-masing

 berdiri sendiri, yang berbicara tentangf hadis nabi SAW dan para perawinya, seperti ilmu al-

hadits al-shahih, ilmu al-mursal , ilmu al-asma‟wa al-kuna, dan lain-lain.Pembahasan tentang

sanad meliputi : (i) segi persambungan sanad (istishal-alsanad), yaitu bahwa suatu rangkaian

sanad hadis haruslah bersambung mulai dari sahabat sampai kepada periwayat terakhir yang

menuliskan atau membukukan hadis tersebut, oleh karenanya, tidak dibenarkan suatu

rangkaian sanad tersebut yang terputus, tersembunyi, tidak diketahui identitasnya atau

tersamar; (ii) segi keterpercayaan sanad (tsigat al-sanad), yaitu bahwa setiap perawi yang

terdapat di dalam sanad suatu hadis harus di miliki sifat adil dan dhabith (kuat dan cermat

hapalnya atau dokomentasi hadisnya) ; (iii) segi keselamatannya dari kejanggalan (Syadz) ;

(iv) keselamatannya dari cacat (illat) ; dan (v) tinggi dan rendahnya martabat suatu sanad.

Sedangkan pembahasan mengenai matan adalah meliputi segi ke-shahihan atau ke-

dha‟ifannya. Hal tersebut  dapat terlihat melalui kesejalanannya dengan makna dan tujuan

yang terkadang di dalam al-Qur‟an, atau selamatnya ; (i) dari kejangalan redaksi (rakgkat al-

 paz) ; (ii) dari cacat atau kejanggalan pada maknanya (fasad al-ma‟na), karena bertentangan

dengan akal dan pancaindra, atau dengan kandungan dan makna al-Qur‟an atau fakta sejarah ;

dan (iii) dari kata-kata asing (ghaib), yaitu kata-kata yang tidak bisa di pahami berdasarkan

maknanya yang umum di kenal.. Mempelajari hadis adalah bagian dari keimanan umat

terhadap kenabian Muhammad saw.

Page 3: TERMINOLOG 2I

7/21/2019 TERMINOLOG 2I

http://slidepdf.com/reader/full/terminolog-2i 3/24

1.1  Rumusan Masalah

1.  Apa pengertian Hadits, Sunnah, Khabar, dan Atsar secara istilah menurut

Muhadditsun, Ushuliyyun, dan fuqaha?

2.  Bagaimana struktur Hadits : Sanad, Matan, dan Mukhrij?

1.2  Tujuan Pembahasan

1.  Mengetahui pengertian hadits, Sunnah, Khabar, dan Atsar secara istilah menurut

Muhadditsun, Ushuliyyun, dan Fuqaha.

2.  Mengetahui struktur Hadits: sanad, matan, dan mukhrij.

Page 4: TERMINOLOG 2I

7/21/2019 TERMINOLOG 2I

http://slidepdf.com/reader/full/terminolog-2i 4/24

BAB II PEMBAHASAN

TERMINOLOGI HADITS

A.  Pengertian Hadits, Sunnah, Khabar dan Atsar Menurut Muhadditsun,

Ushuliyun, dan Fuquha

1.  Hadits

Menurut Ibnu Manzhur, berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata al hadits jamaknya : al

ahadits, al haditsan dan al hudtsan. Secara bahasa, hadits berarti al jadid (yang baru), al

qodim (yang lama), al khabar berarti kabar berita. 

  Menurut ulama Hadits

ا غ ص ؼ و كل و   و ػو

  و   ص 

Artinya : segala sesuatu yang diberitahukan dari nabi saw.baik berupa sabda,

 perbuatan, taqrir, sifat-sifat maupun hal ihwal Nabi. 

  Menurut ahli Ushul Fikih: 

روؼووػصا ك

 ؼق 

Artinya: Segala perkataan,perbuatan, dan taqrir Nabi saw. yang bersangkut

 paut dengan hukum.

Hadits adalah perkataan, perbuatan, dan penetapan yang disandarkan kepada

Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam setelah kenabian. Adapun sebelum kenabian tidak

dianggap sebagai hadits, karena yang dimaksud dengan hadits adalah mengerjakan apa yang

Page 5: TERMINOLOG 2I

7/21/2019 TERMINOLOG 2I

http://slidepdf.com/reader/full/terminolog-2i 5/24

menjadi konsekwensinya. Dan ini tidak dapat dilakukan kecuali dengan apa yang terjadi

setelah kenabian.

  Menurut Istilah Para Fuquha:

ا و اض ة      و  ا غػ  ص

 و    

Artinya : “segala sesuatu yang ditetapkan Nabi SAW. Yang tidak bersangkut paut dengan

masalah-masalah fardhu atau wajib” 

Dari defenisi di atas memberikan kesimpulan, bahwa hadis mempunyai 3 komponen

yakni : 

a.  Hadis Qauliyah

Hadis qauliyah adalah perkataan yang pernah beliau ucapkan, seperti hadits di bawah

ini:

ا لثوا ائ )ػ ق(  Artinya : “Bahwasanya amal perbuatan itu dengan niat, dan bagi setiap orang akan

memperoleh apa yang diniatkan....”(HR. Bukhori-Muslim).  b.  Hadis Fi‟liyah 

Hadis fi‟liyah adalah segala sesutu perbuatan rasul yang berkanaan dengan hukum

islam. Contohnya :

نلصؼػ ا

 ددا ل    

اا اور()ىر  

Page 6: TERMINOLOG 2I

7/21/2019 TERMINOLOG 2I

http://slidepdf.com/reader/full/terminolog-2i 6/24

Artinya : “konon Rasulullah saw. salat diatas kendaraan (menghadap kiblat) menurut

kendaraan itu menghadap. Apabila beliau hendak salat fardlu, beliau turun sebentas, terus

menghadap kiblat”.(HR. Bukhori). 

c.  Hadits taqririyah

Hadis Taqririyah adalah persetujuan Rasul atas apa yang di katakan dan dilakukan

oleh sahabat di hadapan beliau. Contoh hadis taqririyah adalah perbuatan sahabat yang

 bernama Kholid bin Walid. Dalam jamuan makan, Kholid bin Walid menyajikan daging

 biawak dan mempersilahkan Rasul untuk menikmatinya, namun Rasul menjawab :

(و، )!ػ   ،ك ضر أ،ز لكل   ،أ ؼص)ػ ق(  

Artinya : Tidak (maaf). Berhubung binatang ini tidak terdapat di kampung kaumku, aku

 jijik padanya”. Khalid berkata, “Segera aku memotongnya dan memakannya, sedang

 Rasulullah saw. melihat kepadaku”. (HR. Bukhori-Muslim).

2.  Sunnah

Sunah menurut bahasa ialah :

و     دت  Artinya :

“jalan  yang dilalui, baik terpuji atau tercela”. 

Adapun menurut istilah, pengertian sunah menurut  para ulama‟ adalah sebagai

 berikut.Menurut Ulama ahli hadis (Muhadditsin), Sunnah sinonim hadis sama dengan

definisi hadis. Diantara ulama ada yang mendefinisikan dengan ungkapan yang singkat: ص وكال ؼو و ػ ا  

Artinya : Segala perkataan Nabi, Perbuatannya, dan segala tingkah lakunya

.

Page 7: TERMINOLOG 2I

7/21/2019 TERMINOLOG 2I

http://slidepdf.com/reader/full/terminolog-2i 7/24

Menurut ulama Ushul Fikih (Ushuliyun): 

ر ويغاصو ػ   سكا

  لاكولؼثار و  حنند

 غ  

Artinya : Segala sesuatu ya ng diriwayatkan dari nabi, baik yang bukan Al-Qur‟an

baik berupa segala perkataan, perbuatan, dan pengakuan yang patut dijadikan dalil hukum

 syara‟. 

Sunnah menurut ulama Ushul Fikih hanya perbuatan dapat dijadikan dasar hukum Islam.

Jika suatu perbuatan Nabi tidak lakukan oleh Nabi seperti makan, minum, tidur, berjalan,

meludah, menelan ludah, buang air, dan lain-lain maka pekerjaan biasa sehari-hari tersebut

tidak dinamakan sunnah. Menurut Ulama Fikih (Fuqaha) 

 ا غصو ػ اضاو

ػكؼوؼغصغةو   

“Sesuatu ketetapan yang datang dari Rasulullah dan tidak termasukkategori fardu dan

wajib, maka ia menurut mereka adalah sifat syara‟ yang menuntut pekerjaan tapi tidak

wajib dan tidak disiksa bagi yang meninggalkannya”. 

Menurut ulama Fikih, sunnah dilihat dari segi hokum sesuatu yang datang dari Nabi

tetapi hukumnya tidak wajib, diberi pahala bagi yang mengerjakannya dan tidak disiksa bagi

yang meninggalkannya, contohnya seperti shalat Sunnah, Puasa sunnah, dan lain-lain.

Perbedaan para ulama dalam mendefinisikan sunnah lebih disebabkan perbedaan disiplinilmu Yang mereka miliki atau yang mereka kusai dan ini menunjukkan keterbatasan

Page 8: TERMINOLOG 2I

7/21/2019 TERMINOLOG 2I

http://slidepdf.com/reader/full/terminolog-2i 8/24

 pengetahuan manusia yang di batasi pada bidang-bidang tertentu. Ulam hadis melihat Nabi

sebagai figur keteladanan yang baik (uswatun hasanah), maka semua yang datang dari Nabi

saw adalah sunah.

Menurut Al Qaththan (2010:30-33),

Dalil – dalil yang menunjukkan bahwa sunah sebagai sumber hukum ke dua setelah Al

Qur‟an, antara lain : 

1.   Nash- Nash Al Qur‟an. Allh telah memerintahkan untuk mengikuti Rassul-Nya dan

menatinya. Ia berfirman :

 

Artinya : Apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya

 bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat

keras hukumannya.(QS.Al Hasyr :7).

2.  Perbuatan Sahabat. Para sahabat rodhiyallhu „anhum pada masa hidup rasulullah saw

menaati semua perintah dan menjauhi larangannya, dan mereka tidak membeda-

 bedakanantar hukum yang diwahyukan oleh Allah swt atau RasulNya.Allah swt

 berfirman :

Page 9: TERMINOLOG 2I

7/21/2019 TERMINOLOG 2I

http://slidepdf.com/reader/full/terminolog-2i 9/24

 

Artinya : Dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan

hawa nafsunya.(An Najm : 3-4).

ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).

3.  Adanya perintah Allah yang Mujmal (umum) yang membutuhkan penjelasan dari

Rasulullah saw. Dalam Al Qur‟an banyak terdapat nash-nash yang mujmal, yang

 berisi kewajiban dan perintah-perintah yang tidak di jelaskan cara pelaksanaannya

dalam Al Qur‟an. 

Contohnya:

 Artinya : Dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul,

supaya kamu diberi rahmat.(QS. An Nur : 56).

3.  Khabar

Page 10: TERMINOLOG 2I

7/21/2019 TERMINOLOG 2I

http://slidepdf.com/reader/full/terminolog-2i 10/24

Menurut bahasa Khabar diartikan= (  لب  (= berita. Sebagian ulama memberikan

defenisi :

ءا غصو ػ وو    ؼ  ا

 ود ؼ و  ا ع  و “sesuatu yang datang dari Nabi saw. dan dari yang lain seperti dara pada sahabat, tabi‟in

atau orang setelahnya”. Menurut Muhadditsin, Khabar adalah warta dari Nabi, Shahabat, dan Tabi‟in. oleh

karena itu, hadits marfu‟, mawquf, dan maktu‟ bisa dikatakan sebagai khabar1. Dan

menurutnya khabar murodif dengan hadits.

Ulama berpendapat bahwa hadits dari Rosul, sedangkan khabar dari selain Rosul.

Dari pendapat ini, orang yang meriwayatkan hadits disebut Muhadditsin dan orang yang

meriwayatkan sejarah dan yang lain disebut Akhbari.

4.  Atsar

Atsar menurut etimologi, ialah bekasan sesuatu, atau sisa sesuatu, atau berarti sisa

reruntuhan rumah dan sebagainya dan berarti nukilan (yang dinukilkan). Sedangkan menurut

istilah sebagian ulama defenisikan sebai berikut :

ا غ  ػء صو     ؼ  ا

 ود  وArtinya : sesuatu yang datang dari selain Nabi saw. dan dari para sahabat, tabi‟in dan atau

orang-orang setelahnya.(Khon, Abdul Majid.2007.Ulumul Hadis. Hal.10). 1 Hadis marfu’ adalah sesutu yang disandarkan kepada Nabi saw secara khusus,baik perkataan,perbuatan,atau taqrir, baik

sanadnya itu muttasil (bersambung-sambung tiada putus), maupun munqothi ataupun mu’dhal. Hadis mawquf adalah

adalah sesautu yang disandarkan kepada sahabat, baik dari pekerjaan, perkataan, dan persetujuan, baik bersambung

sanadnya maupun terputus. Sedangkan Hadis Maqthu’ adalah sesuatu yang disandarkan kepada seorang tabi’in atau orang

setelahya, baik dari perkataan dan perbuatan.

Page 11: TERMINOLOG 2I

7/21/2019 TERMINOLOG 2I

http://slidepdf.com/reader/full/terminolog-2i 11/24

Sesuatu doa umpamanya yang dinukilkan dari Nabi dinamai doa matsur.Para fuqaha

memakai perkataan “atsar” untuk perkataan-perkataan ulama salaf, sahabat, tabi‟in dan lain-

lain.(prof dr.tm hasbi ash shiddieqy, sejarah dan pengantar ilmu hadits : 1954 Hal : 3

B. Struktur Hadits: Sanad, Matan, Dan Mukhrij 

1. Sanad

Sanad menurut bahasa artinya sandaran atau sesuatu yang dijadikan sebagai sandaran,

dikatakan demikian karena suatu hadis bersandar kepadanya . Sedangkan menurut istilah,

Mahmud at Tahhan, mengemukakan sebagai berikut : 

ا  صا ال  

Artinya:Sanad adalah silsilah merantai orang-orang yang menghubungkan kepada matan

hadits.[6]

Sedangkan menurut para ulama yang mengemukakannya, diantaranya ialah: 

- As Suyuti dalam bukunya Tadrib ar Rawi, hal 41 , menulis:

ا طق غ  اخر“ Berita tentang jalan matan” 

Dalam bidang ilmu hadis sanad itu merupakan salah satu neraca yang menimbang

shahih atau dhaifnya suatu hadis. Jika para pembawa hadis tersebut orang-orang yang cakap

dan cukup persyaratan, yakni adil, taqwa, tidak fasik, menjaga kehormatan diri, dan

mempunyai daya ingat yang kuat, sanadnya bersambung dari satu periwayat kepada

 periwayat lain sampai kepada sumber berita pertama, maka hadisnya dinilai shahih.

Begitupun sebaliknya, andaikan salah seorang dalam sanad ada yang fasik atau yang tertuduh

dusta atau setiap para pembawa berita dalam mata rantai sanad tidak bertemu langsung

(muttashil), maka hadis tersebut dhaif sehingga tidak bisa dijadikan hujjah.

Sifat-sifat hadits yang diterima:

1. Sanadnya harus muttasil (bersambung), artinya tiap-tiap perawi betul-betul mendengar

dari gurunya. Guru benar-benar mendengar dari gurunya, dan gurunya benar-benar

mendengar dari Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam. 

2. Perawi harus adil. Artinya, perawi tersebut tidak menjalankan kefasikan, dosa-dosa,

 perbuatan dan perkataan yang hina. Perawi yang adil adalah perawi yang muslim,

 baligh (dapat memahami perkataan dan menjawab pertanyaan), berakal, terhindar dari

Page 12: TERMINOLOG 2I

7/21/2019 TERMINOLOG 2I

http://slidepdf.com/reader/full/terminolog-2i 12/24

Page 13: TERMINOLOG 2I

7/21/2019 TERMINOLOG 2I

http://slidepdf.com/reader/full/terminolog-2i 13/24

3.  Perawi akhirnya.

Tingkatan Rangkaian Sanad

Sebagaimana dimaklumi, bahwa suatu hadits sampai kepada kita melalui sanad-sanad.

Setiap sanad bertemu dengan rawi yang dijadikan sandaran menyampaikan berita (sanad

setingkat lebih di atas), sehingga seluruh sanad itu merupakan suatu rangkaian. Rangkaian

sanad itu adalah berderajat tinggi, sedang dan lemah, mengingat perbedaan ke-dlabith-an

(kesetiaan ingatan) dan keadilan rawi yang dijadikan sanadnya.

Rangkaian sanad yang berderajat tinggi menjadikan suatu hadits lebih tinggi

derajatnya dari pada hadits yang rangkaian sanadnya sedang atau lemah.Para muhaditsin

membagi tingkatan sanadnya menjadi tiga bagian,yaitu:

a) Ashahhul Asanid (sanad-sanad yang lebih shahih), contoh Ashahhul Asanid dari

sahabat tertentu yaitu, Umar bin Khaththab r.a., ialah yang diriwayatkan oleh Ibnu

Syihab Az-Zhuhri dari Salim bin Abdullah bin Umar, dari ayahnya (Abdullah bin

Umar), dari kakekniya (Umar bin Khaththab).

 b) Ahsanul Asanid (sanad-sanad yang lebih hasan). Sanad ini lebih rendah derajatnya

daripada yang bersanad Ashahhul Asanid. Contoh bila hadis tersebut bersanad

antara lain : Bahaz bin Hakim dari ayahnya (Hakim bin Mu‟awiyah) dari kakeknya

(Mu‟awiyah bin Haidah) dan Amru‟ bin Syuaib dari ayahnya (Syuaib bin

Muhamad) dari kakeknya (Muhamad bin Abdillah bin Amr bin Ash).

c) Adl‟aful Asanid (sanad-sanad yang lebih lemah), rangkaian sanad yang

Adl‟aful Asanid salah satunya adalah : Abu Bakar As-Shidiq r.a., ialah yang

diriwayatkan oleh Shadaqah bin Musa dari Abi Ya‟qub Farqad bin Ya‟qub

dari Murrah Ath-Thayyib dari Abu Bakar r.a.

(Cibiuk,Ayub.2012http://jendelapengetahuanayub.blogspot.com/2012/04/arti-

isnad-musnid-musnad-dan-tinggi.html?zx=ea5792e8d0e78c71.Diakses tanggal

30 Desember 2012)

Diantara yang perlu di perhatikan didalam gelaran Musnid dunia adalah :

1 - Memiliki sanad yang tidak di miliki orang lain.

Page 14: TERMINOLOG 2I

7/21/2019 TERMINOLOG 2I

http://slidepdf.com/reader/full/terminolog-2i 14/24

Sudah semestinya bagi seorang musnid dunia memiliki sanad tinggi yang tidak terdapat pada

orang lain dari generasinya, sehingga orang lain sibuk mengambil dari nya karena tingginya

sanad tersebut, dan sebabtidak didapatkan riwayat yang seperti itu kecuali dari jalur

sanadnya.

2 - Dan semestinya juga sanadnya yang ada pada masa ketika itu digunakan oleh ulama-

ulama sedunia, dan jika dia meninggal dunia maka derajat sanad didunia ini menurun satu

tingkat.Seperti Syeikh Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Ibrahim bin Abullah Ibnu

Quddamah al-Maqdisi, berkata Ibnu Hajar didalam kitannya ad-Durarul Kaminah : "Sanad

orang-orang turun satu tingkat disebabkan kewafatan beliau ".

Ulama-ulama yang mendapat gelar Musnid dunia :

1 - Abu Muhamad Abdul Wahid bin Abdurrahman bin al-Qasim al-Qursyi az-Zubairi

al-Bukhari wafat tahun 495 hijriyah.

2 - Abu Ali al-Husein bin Ahmad bin al-Husein al-Ashbahani al-Haddad wafat tahun

515 hijriyah .

3 - al-Hasan bin Ali bin Muhammad bin Hasan Abu Muhammad al-Jauhari as-Syairazi

wafat tahun 543 hijriyah.

4 - Sodaruddin Abu al-Fath Muhammad bin Muhammad bin Ibrahim bin al-Qasim al-

Maidumi al-Masri wafat 574 hijriyyah.

5 - Abu Tohir Ahamd bin Muhammad bin AHmad bin Muhammad as-Silafi wfat

tahun 576 hijriyah.

(Ginting, Muhammad Husni http://allangkati.blogspot.com/2011/06/musnid-

dunia-dan-kriterianya.html. diakses tanggal 30 Desember 2012).

2.Matan

Kata matan menurut bahasa berarti ارع وص رض  yang berarti tanah yang tinggi dan keras, namun ada pula yang mengartikan kata matan

dengan arti kekerasan, kekuatan, kesangatan. Sedangkan menurut istilah ilmu hadits,menurut

Muhammad at Tahhan ialah

 

 اا  

“suatu kalimat tempat berahirnya sanad dari kalimat”.[7] 

sedangkan arti matan menurut para ahli dibidangnya, diantaranya: 

Page 15: TERMINOLOG 2I

7/21/2019 TERMINOLOG 2I

http://slidepdf.com/reader/full/terminolog-2i 15/24

- Menurut Ath Thibbi

ظاا م ؼ  

“lafadz hadis yang dengan lafadz itu terbentuk makna” 

Jadi pada dasarnya sanad itu ialah berupa isi pokok dari sebuah hadis, baik itu berupa

 perkataan Nabi atau perkataan seorang sahabat tentang Nabi. Posisi matan dalam sebuah

hadis amatlah penting karna dari matan hadis tersebutlah adanya berita dari Nabi atau berita

dari sahabat tentang Nabi baik itu tentang syariat atau pun yang lainnya,

Contoh matan

ك غ ر  ػ ؤا م غ: لر لك,

)روا ق ػ )ج  ذا  س   رد

 

“warta dari Ummu Al Mukminin, „Aisyah ra., berkata : „Rasulullah SAW telah

bersabda: barang siapa yang mengada-ngadakan sesuatu yang bukan termasuk dalam

urusan (agamaku), maka ia tertolak‟. ” (Hr. Bukhori dan Muslim).

Dari contoh hadist diatas yang dimaksud dengan matan hadis ialah lafadz yang dimulaidengan hingga lafadمن حذث   ردفى  atau dengan kata lain yang dimaksud dengan bagian matan

dari contoh hadis di atas ialah lafadz س   رد   اذ   ج 

“barang siapa yang mengada-ngadakan sesuatu yang bukan termasuk dalam urusan

(agamaku), maka ia tertolak‟.” 

Yuniarti,eka (2012:15)Terkait dengan matan atau redaksi, maka yang perlu dicermati adalah :

a.  ujung sanad sebagai sunber redaksi, apak berujung pada Nabi Muhammad atau bukan.

 b.  Matan hadits itu sendiri dalam hubungannya dsengan hadits yang lebih kuat sanadnya

(apakah ada yang melemahkan atau menguatkan) dan selanjutnyadengan ayat dalam

Al Qur‟an (apakah ada yang bertolak belakang). 

3. Mukharrij

Page 16: TERMINOLOG 2I

7/21/2019 TERMINOLOG 2I

http://slidepdf.com/reader/full/terminolog-2i 16/24

Kata Mukharrij merupakan bentuk Isim Fa‟il (bentuk pelaku) dari kata takhrij atau

istikhraj dan ikhraj yang dalam bahasa diartikan; menampakkan, mengeluarkan dan menarik.

sedangkan menurut istilah mukharrij ialah orang yang mengeluarkan, menyampaikan atau

menuliskan kedalam suatu kitab apa-apa yang pernah didengar dan diterimanya dari

seseorang (gurunya) . Di dalam suatu hadis biasanya disebutkan pada bagian terakhir nama

dari orang yang telah mengeluarkan hadis tersebut, semisal mukharrij terakhir yang

termaksud dalam Shahih Bukhari atau dalam Sahih Muslim, ialah imam Bukhari atau imam

Muslim dan begitu seterusnya.

Seperti pada contoh hadis yang pertama, pada bagian paling akhir hadis tersebut

disebutkan nama Al-Bukhari (يرخبلا  ) yang menunjukkan bahwa beliaulah yang telahرواه

mengeluarkan hadis tersebut dan termaktub dalam kitabnya yaitu Shahih Al-Bukhari. Begitu

 juga dengan contoh hadis kedua yang telah mengeluarkan hadis tersebut ialah Imam Al-

Bukhari dan Imam Muslim.

a.  Syarat-syarat orang yang meriwayatkan hadits :

1.  Baligh, artinya cukup umur ketika ia meriwayatkan hadits, meskipun ia

masih kecil ketika ia menerima hadits itu

2.  Muslim, artinya seseorang beragama islam ketika menyampaikan hadits

itu

3.  'Adalah, artinya orang muslim yang telah baligh dan berakal, tidak

mengerjakan dosa besar dan tidak selalu berbuat dosa kecil

4.  Dhabth, artinya tepat menangkap apa yang didengarnya, dan dihafalnya

dengan baik

5.  Bersambung, artinya orang yang meriwayatkan hadits harus bertemu

dengan perawi sebelumnya

6.  Tidak ganjil, artinya hadits yang diriwayatkan itu tidak berlawanan dengan

hadits yang lebih kuat

Mukharrij merupakan perawi terakhir (orang yang terakhir kali menginformasikan)

dalam silsilah mata rantai sanad. Setiap orang yang bergelut dalam bidang hadits dapat

digolongkan menjadi beberapa tingkatan antara lain sebagai berikut:

1.  Al-Talib : orang yang sedang belajar hadits.

Page 17: TERMINOLOG 2I

7/21/2019 TERMINOLOG 2I

http://slidepdf.com/reader/full/terminolog-2i 17/24

2.  Al-Muhadditsun  : orang yang mendalami dan menganalisis hadits dari

segi riwayah dan dirayah.

3.  Al-Hafidz  : orang yang hafal minimal 100.000 hadits.

4.  Al-Hujjah : orang yang hafal minimal 300.000 hadits.

5.  Al-Hakim : orang yang menguasai hal-hal yang berhubungan

dengan hadits secara keseluruhan baik ilmu maupun Musthalahul-Hadits.

6.  Amirul-Mu’minin fi Al-Hadits : tingkatan yang paling tinggi.

b.  Mukharij mukhrij hadits kutub as-Sittah

1.Imam Bukhori (194 H-256 H)

   Riwayat hidup Imam Al-bukhori 

 Nama lengkap beliau adalah Abu‟Abdullah Muhammad ibn isma‟il ibn Ibrahim ibn al-

Mugirah ibn Bardizbahal- ju‟fi al Bukhari.Belaiu dilahirkan pada hari jum‟at 13 syawal 194 H

di Bukhara,dan meninggal pada tanggal 30 Ramadhan tahun 256 H Pada usia 62 tahun.

  Kegiatan ilmiyah dan kitab-kitab karyanya

1. Sahih Bukhari

2. Tarikh as-Shagir

3. Tarikh al-Ausath

4. Tarikh al-Kabir dll

2.Imam Muslim ( 206 H -261 H )

   Riwayat Hidup 

 Nama lengkapnya adalah Abu Husain Muslim bin al-Hajjah Al-Quraysyi An-

 Naysaburi.Beliau dilahirkan di Naisabur pada tahun 204 H/820 M yaitu kota kecil yang

terlatak di wilayah Khurasan ,iran.

Page 18: TERMINOLOG 2I

7/21/2019 TERMINOLOG 2I

http://slidepdf.com/reader/full/terminolog-2i 18/24

 

  Kitab-kitab karya Imam muslim

1.  Al- jami‟ al sahih 

2.  Al-asma‟ wa al -kuna 

3.  Al-musnad al-kabir „ala al -rijal dll

3.Sunan Abu dawud (202-275 H )

   Riwayat hidup Abu dawud  

 Nama lengkap abu dawud adalah Abu Dawud sulaiman bin al-Asy‟as bin ishaq

 bin Basyir bin syidad bin imran al-azdi al-Sijistani.Beliau dilahirkan di Sijistani suatu kota di

 basrah pada tahun 202 H .

  Karya – karya kitab Abu dawud

1. Sunan abu dawud  

2.  Al-marasil  

3.  Al-Qadar  dll

4.At-Tirmidzi (209 H-729 H )

   Riwayat hidup At-Tirmidzi 

Tokoh dan ulama hadis yang satu ini adalah Tirmidzi ,yang bernama lengkap Abu

isa Muhammad bin musa bin ad-Dahhak as-Sulami at-Tirmidzi .kelahiranya pada tahun 209

H di sebuah kota di tepi sungai jihun d- Khurasan .

   Kitab-kitab karya imam at-Tarmidzi 

1.   Al- Jami‟ atau yang terkenal dengan Sunan at -Tirmidzi 

2.   Al-„Illat ,yang terdapat pada akhir kitab al - Jami‟ tirmidzi 

3.   Kitab Tarikh dll

5. Imam An- Nasa‟i ( 215 H-303 H )

 Nama lengkapnya adalah Abu „Abdirrahman Ahmad bin Sya‟aib bin Bahr. Beliau

dilahirkan pada tahun 215 H. di kota Nasa‟i yang masih termasuk wilayah Khurasan. Dan

meninggal pada hari senin 13 shafar 303 H di Palestin dan di kuburkan di Baitul Maqdis.

6. Imam Ibnuu Majah ( 207 H-273 H= 824 M-887M )

Page 19: TERMINOLOG 2I

7/21/2019 TERMINOLOG 2I

http://slidepdf.com/reader/full/terminolog-2i 19/24

Page 20: TERMINOLOG 2I

7/21/2019 TERMINOLOG 2I

http://slidepdf.com/reader/full/terminolog-2i 20/24

Secara bahasa kata tabaqat diartikan; kaum yang serupa atau sebaya. Sedangkan

menurut istilah tabaqat ialah ;

 كم را  ا و  د و    د“Kaum yang berdekatan atau sebaya dalam usia dan dalam isnad atau dalam isnad saja” 

Tabaqat adalah kelompok beberapa orang yang hidup dalam satu generasi atau satu

masa dan dalam periwayatan atau isnad yang sama atau sama dalam periwayatan

saja.menurut Ibnu Hajar Al-Asaqalani, Tabaqat Al Ruwwah sejak masa sahabat sampai pada

akhir periwayatan ada 12 tabaqat yaitu sebagai berikut:

a. Sahabat dengan berbagai tingkatannya.

 b. Tabi‟in senior seperti Sa‟id bin Al-Musayyab

c. Tabi‟in pertengahan seperti Al-Hasan dan Ibnu Sirin

d. Tabi‟in dekat pertengahan seperti Az-Zuhri dan Qatadah

e. Tabi‟in yunior seperti Al-A‟masy 

f. Tabi‟in yunior tetapi tidak bertemu seorang sahabat seperti Ibnu Juraij 

g. Tabi‟i Tabi‟in senior seperti Malik bin Anas dan Sufyan Ats-Tsauri

h. Tabi‟i Tabi‟in pertengahan seperti Ibnu Uyaynah dan Ibnu Ulayyah 

i. Tabi‟i Tabi‟in yunior seperti Abu Dawud Ath-Thayalisi dan Asy-Syafi‟i  j. Murid Tabi‟i Tabi‟in senior seperti Ahmad bin Hambal 

k. Murid Tabi‟i Tabi‟in pertengahan seperti Adz-Dzuhali dan Al-Bukhori

l. Murid Tabi‟i Tabi‟in yunior seperti At-Tirmidzi.

Di antara faedah mengetahui tabaqat al-ruwwah ini adalah menghindarkan kesamaan

antara dua nama atau beberapa nama yang sama atau hampir sama. Selain itu faedahnya juga

yaitu untuk mengetahui ke-muttashil-an atau ke-mursal-an suatu hadis. Sebab suatu hadis

tidak dapat ditentukan sebagai hadis muttasil atau mursal, kalau tidak mengetahui apakah

tabi‟in yang meriwayatkan hadis dari seorang sahabat itu hidup segenerasi atau tidak .

(Fathur Rahman al-Aziz.2012.http://santri-ppmu.blogspot.com/2011/03/struktur-hadis-sanad-

matan-dan.html. Diakses tanggal 31 Desember 2012). 

Page 21: TERMINOLOG 2I

7/21/2019 TERMINOLOG 2I

http://slidepdf.com/reader/full/terminolog-2i 21/24

 

KESIMPULAN

1.  Hadits Secara bahasa berarti al jadid (yang baru), al qodim (yang lama), al khabar berarti

kabar berita. Sedangkan menurut istilah ialah segala sesuatu yang diberitahukan dari nabi

saw. baik berupa sabda, perbuatan, taqrir, sifat-sifat maupun hal ihwal Nabi.

2.  Hadits terbagi menjadi tiga

  Hadits Qauliyah 

  Hadts Fi‟liyah 

  Hadits Taqririyah 

3.  Sunah menurut bahasa ialah jalan yang dilalui, baik terpuji atau tercela. Sedangkan

menurut istilah adalah Segala sesuatu ya ng diriwayatkan dari nabi, baik yang bukan Al-

Qur‟an baik berupa segala perkataan, perbuatan, dan pengakuan yang patut dijadikan dalil

hukum syara‟. 

4.  Menurut bahasa Khabar diartikan= ( بل (= berita. Khobar secar istilah ialah sesuatu yang

datang dari selain Nabi saw. dan dari para sahabat, tabi‟in dan atau orang -orang

setelahnya.

5.  Sanad menurut bahasa artinya sandaran atau sesuatu yang dijadikan sebagai sandaran,

dikatakan demikian karena suatu hadis bersandar kepadanya. Sedangkan menurut istilah

ialah silsilah merantai orang-orang yang menghubungkan kepada matan hadits.

6.  Dalam memahami hadist, kita harus memperhatikan hal-hal yang terkait dengan sanad

yaitu :

1.  Keutuhan sanadnya.

2.  Jumlah sanadnya

3.  Perawi akhirnya.

8.  Diantara yang perlu di perhatikan didalam memberi gelar Musnid dunia adalah :

Page 22: TERMINOLOG 2I

7/21/2019 TERMINOLOG 2I

http://slidepdf.com/reader/full/terminolog-2i 22/24

1.  Memiliki sanad yang tidak di miliki orang lain.

2.  Dan semestinya juga sanadnya yang ada pada masa ketika itu digunakan oleh

ulama-ulama sedunia, dan jika dia meninggal dunia maka derajat sanad didunia

ini menurun satu tingkat.

9.  Ulama-ulama yang mendapat gelar Musnid dunia :

1 - Abu Muhamad Abdul Wahid bin Abdurrahman bin al-Qasim al-Qursyi az-

Zubairi al-Bukhari wafat tahun 495 hijriyah.

2 - Abu Ali al-Husein bin Ahmad bin al-Husein al-Ashbahani al-Haddad wafat

tahun 515 hijriyah .

3 - al-Hasan bin Ali bin Muhammad bin Hasan Abu Muhammad al-Jauhari as-

Syairazi wafat tahun 543 hijriyah.

4 - Sodaruddin Abu al-Fath Muhammad bin Muhammad bin Ibrahim bin al-Qasim

al-Maidumi al-Masri wafat 574 hijriyyah.

5 - Abu Tohir Ahamd bin Muhammad bin AHmad bin Muhammad as-Silafi wfat

tahun 576 hijriyah.

10. Matan menurut bahasa berarti tanah yang tinggi dan keras, namun ada pula yang

mengartikan kata matan dengan arti kekerasan, kekuatan, kesangatan. Sedangkan menurut

istilah ilmu hadits, menurut Muhammad at Tahhan ialah suatu kalimat tempat berahirnya

sanad dari kalimat.

11. Terkait dengan matan atau redaksi, maka yang perlu dicermati adalah :

  Ujung sanad sebagai sunber redaksi, apak berujung pada Nabi Muhammad atau

 bukan.

  Matan hadits itu sendiri dalam hubungannya dsengan hadits yang lebih kuat

sanadnya (apakah ada yang melemahkan atau menguatkan) dan

selanjutnyadengan ayat dalam Al Qur‟an (apakah ada yang bertolak belakang). 

12. Mukharrij secara bahasa diartikan; menampakkan, mengeluarkan dan menarik.

Sedangkan menurut istilah mukharrij ialah orang yang mengeluarkan, menyampaikan

atau menuliskan kedalam suatu kitab apa-apa yang pernah didengar dan diterimanya dari

seseorang (gurunya) . Di dalam suatu hadis biasanya disebutkan pada bagian terakhir

nama dari orang yang telah mengeluarkan hadis tersebut, semisal mukharrij terakhir yang

termaksud dalam Shahih Bukhari atau dalam Sahih Muslim, ialah imam Bukhari atau

imam Muslim dan begitu seterusnya.

13. Syarat-syarat orang yang meriwayatkan hadits :

Page 23: TERMINOLOG 2I

7/21/2019 TERMINOLOG 2I

http://slidepdf.com/reader/full/terminolog-2i 23/24

  Baligh, artinya cukup umur ketika ia meriwayatkan hadits, meskipun ia masih

kecil ketika ia menerima hadits itu.

  Muslim, artinya seseorang beragama islam ketika menyampaikan hadits itu.

  'Adalah, artinya orang muslim yang telah baligh dan berakal, tidak mengerjakan

dosa besar dan tidak selalu berbuat dosa kecil.

  Dhabth, artinya tepat menangkap apa yang didengarnya, dan dihafalnya dengan

 baik.

  Bersambung, artinya orang yang meriwayatkan hadits harus bertemu dengan

 perawi sebelumnya.

  Tidak ganjil, artinya hadits yang diriwayatkan itu tidak berlawanan dengan

hadits yang lebih kuat.

14.  Tabaqat Al Ruwwah sejak masa sahabat sampai pada akhir periwayatan ada 12

tabaqat yaitu sebagai berikut:

a. Sahabat dengan berbagai tingkatannya.

 b. Tabi‟in senior seperti Sa‟id bin Al-Musayyab

c. Tabi‟in pertengahan seperti Al-Hasan dan Ibnu Sirin

d. Tabi‟in dekat pertengahan seperti Az-Zuhri dan Qatadah

e. Tabi‟in yunior seperti Al-A‟masy 

f. Tabi‟in yunior tetapi tidak bertemu seorang sahabat seperti Ibnu Juraij 

g. Tabi‟i Tabi‟in senior seperti Malik bin Anas dan Sufyan Ats-Tsauri

h. Tabi‟i Tabi‟in pertengahan seperti Ibnu Uyaynah dan Ibnu Ulayyah

i. Tabi‟i Tabi‟in yunior seperti Abu Dawud Ath-Thayalisi dan Asy-Syafi‟i 

 j. Murid Tabi‟i Tabi‟in senior seperti Ahmad bin Hambal 

k. Murid Tabi‟i Tabi‟in pertengahan seperti Adz-Dzuhali dan Al-Bukhori

l. Murid Tabi‟i Tabi‟in yunior seperti At-Tirmidzi.

15. Di antara faedah mengetahui tabaqat al-ruwwah adalah sebagi berikut :

  menghindarkan kesamaan antara dua nama atau beberapa nama yang sama atau

hampir sama.

  untuk mengetahui ke-muttashil-an atau ke-mursal-an suatu hadis.

Page 24: TERMINOLOG 2I

7/21/2019 TERMINOLOG 2I

http://slidepdf.com/reader/full/terminolog-2i 24/24

 

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mifdhol.2010. Pengantar Studi Ilmu Hadis.Jakarta Timur:Pustaka Al-

Kautsar.

Aziz, Mahmud dan Mahmud Yunus. 1958. Ilmu Musthalah Hadits.Jakarta: PT

Jayamurti.

Jumantoro,Totok.1997. Kamus Ulumul Hadis.Jakarta:Bumi Aksara.

Khaeruman, Badri. 2010.Ulumul Hadis.Bandung:Pustaka setia.

Majid, Abdul.2011.Ulumul Hadis.Jakarta: Amzah.

Yuniarti, Eka.2012.Ulumul Hadits.Palembang:Fakultas Tarbiyah Iain Raden Fatah

Palembang.