TERMINOLOG 2I
-
Upload
imam-tauhid-al-nahl -
Category
Documents
-
view
243 -
download
0
Transcript of TERMINOLOG 2I
7/21/2019 TERMINOLOG 2I
http://slidepdf.com/reader/full/terminolog-2i 1/24
MAKALAH ULUMUL HADITS
Oleh :
Imam Tauhid (12210119)
Dosen Pengasuh :
Dahri, M. Pd.I
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISALAM
FAKULTAS TARBIYAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
RADEN FATAH PALEMBANG
2012
7/21/2019 TERMINOLOG 2I
http://slidepdf.com/reader/full/terminolog-2i 2/24
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Hadits adalah sumber hukum kedua setelah Al Qur‟an yang merupakan penjelas dari
ayat-ayat Al-Qur‟an yang bermakna umum. Sehingga kami menjelaskan pengertian Hadits,
Sunnah, Khabar dan Atsar secara bahasa dan istilah dari beberapa ulama Muhadditsun,
Ushuliyun, dan Fuquha sehingga kita dapat memahami Hadits, Sunah, Khabar dan Atsar
secara mendalam dan tidak terpaku pada satu pengertian sehingga kita tidak cepat
menyalahkan perbedaan.Hadits mempunyai beberapa Struktur yaitu sanad, matan, dan
mukhrij yang masing-masing mempunyai peran penting dari kedaan suatu hadits tersebut.
Pada mulanya, ilmu hadis memang merupakan beberapa ilmu yang masing-masing
berdiri sendiri, yang berbicara tentangf hadis nabi SAW dan para perawinya, seperti ilmu al-
hadits al-shahih, ilmu al-mursal , ilmu al-asma‟wa al-kuna, dan lain-lain.Pembahasan tentang
sanad meliputi : (i) segi persambungan sanad (istishal-alsanad), yaitu bahwa suatu rangkaian
sanad hadis haruslah bersambung mulai dari sahabat sampai kepada periwayat terakhir yang
menuliskan atau membukukan hadis tersebut, oleh karenanya, tidak dibenarkan suatu
rangkaian sanad tersebut yang terputus, tersembunyi, tidak diketahui identitasnya atau
tersamar; (ii) segi keterpercayaan sanad (tsigat al-sanad), yaitu bahwa setiap perawi yang
terdapat di dalam sanad suatu hadis harus di miliki sifat adil dan dhabith (kuat dan cermat
hapalnya atau dokomentasi hadisnya) ; (iii) segi keselamatannya dari kejanggalan (Syadz) ;
(iv) keselamatannya dari cacat (illat) ; dan (v) tinggi dan rendahnya martabat suatu sanad.
Sedangkan pembahasan mengenai matan adalah meliputi segi ke-shahihan atau ke-
dha‟ifannya. Hal tersebut dapat terlihat melalui kesejalanannya dengan makna dan tujuan
yang terkadang di dalam al-Qur‟an, atau selamatnya ; (i) dari kejangalan redaksi (rakgkat al-
paz) ; (ii) dari cacat atau kejanggalan pada maknanya (fasad al-ma‟na), karena bertentangan
dengan akal dan pancaindra, atau dengan kandungan dan makna al-Qur‟an atau fakta sejarah ;
dan (iii) dari kata-kata asing (ghaib), yaitu kata-kata yang tidak bisa di pahami berdasarkan
maknanya yang umum di kenal.. Mempelajari hadis adalah bagian dari keimanan umat
terhadap kenabian Muhammad saw.
7/21/2019 TERMINOLOG 2I
http://slidepdf.com/reader/full/terminolog-2i 3/24
1.1 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Hadits, Sunnah, Khabar, dan Atsar secara istilah menurut
Muhadditsun, Ushuliyyun, dan fuqaha?
2. Bagaimana struktur Hadits : Sanad, Matan, dan Mukhrij?
1.2 Tujuan Pembahasan
1. Mengetahui pengertian hadits, Sunnah, Khabar, dan Atsar secara istilah menurut
Muhadditsun, Ushuliyyun, dan Fuqaha.
2. Mengetahui struktur Hadits: sanad, matan, dan mukhrij.
7/21/2019 TERMINOLOG 2I
http://slidepdf.com/reader/full/terminolog-2i 4/24
BAB II PEMBAHASAN
TERMINOLOGI HADITS
A. Pengertian Hadits, Sunnah, Khabar dan Atsar Menurut Muhadditsun,
Ushuliyun, dan Fuquha
1. Hadits
Menurut Ibnu Manzhur, berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata al hadits jamaknya : al
ahadits, al haditsan dan al hudtsan. Secara bahasa, hadits berarti al jadid (yang baru), al
qodim (yang lama), al khabar berarti kabar berita.
Menurut ulama Hadits
ا غ ص ؼ و كل و و ػو
و ص
Artinya : segala sesuatu yang diberitahukan dari nabi saw.baik berupa sabda,
perbuatan, taqrir, sifat-sifat maupun hal ihwal Nabi.
Menurut ahli Ushul Fikih:
روؼووػصا ك
ؼق
Artinya: Segala perkataan,perbuatan, dan taqrir Nabi saw. yang bersangkut
paut dengan hukum.
Hadits adalah perkataan, perbuatan, dan penetapan yang disandarkan kepada
Rasulullah Shallallahu Alaihi wa Sallam setelah kenabian. Adapun sebelum kenabian tidak
dianggap sebagai hadits, karena yang dimaksud dengan hadits adalah mengerjakan apa yang
7/21/2019 TERMINOLOG 2I
http://slidepdf.com/reader/full/terminolog-2i 5/24
menjadi konsekwensinya. Dan ini tidak dapat dilakukan kecuali dengan apa yang terjadi
setelah kenabian.
Menurut Istilah Para Fuquha:
ا و اض ة و ا غػ ص
و
Artinya : “segala sesuatu yang ditetapkan Nabi SAW. Yang tidak bersangkut paut dengan
masalah-masalah fardhu atau wajib”
Dari defenisi di atas memberikan kesimpulan, bahwa hadis mempunyai 3 komponen
yakni :
a. Hadis Qauliyah
Hadis qauliyah adalah perkataan yang pernah beliau ucapkan, seperti hadits di bawah
ini:
ا لثوا ائ )ػ ق( Artinya : “Bahwasanya amal perbuatan itu dengan niat, dan bagi setiap orang akan
memperoleh apa yang diniatkan....”(HR. Bukhori-Muslim). b. Hadis Fi‟liyah
Hadis fi‟liyah adalah segala sesutu perbuatan rasul yang berkanaan dengan hukum
islam. Contohnya :
نلصؼػ ا
ددا ل
اا اور()ىر
7/21/2019 TERMINOLOG 2I
http://slidepdf.com/reader/full/terminolog-2i 6/24
Artinya : “konon Rasulullah saw. salat diatas kendaraan (menghadap kiblat) menurut
kendaraan itu menghadap. Apabila beliau hendak salat fardlu, beliau turun sebentas, terus
menghadap kiblat”.(HR. Bukhori).
c. Hadits taqririyah
Hadis Taqririyah adalah persetujuan Rasul atas apa yang di katakan dan dilakukan
oleh sahabat di hadapan beliau. Contoh hadis taqririyah adalah perbuatan sahabat yang
bernama Kholid bin Walid. Dalam jamuan makan, Kholid bin Walid menyajikan daging
biawak dan mempersilahkan Rasul untuk menikmatinya, namun Rasul menjawab :
(و، )!ػ ،ك ضر أ،ز لكل ،أ ؼص)ػ ق(
Artinya : Tidak (maaf). Berhubung binatang ini tidak terdapat di kampung kaumku, aku
jijik padanya”. Khalid berkata, “Segera aku memotongnya dan memakannya, sedang
Rasulullah saw. melihat kepadaku”. (HR. Bukhori-Muslim).
2. Sunnah
Sunah menurut bahasa ialah :
و دت Artinya :
“jalan yang dilalui, baik terpuji atau tercela”.
Adapun menurut istilah, pengertian sunah menurut para ulama‟ adalah sebagai
berikut.Menurut Ulama ahli hadis (Muhadditsin), Sunnah sinonim hadis sama dengan
definisi hadis. Diantara ulama ada yang mendefinisikan dengan ungkapan yang singkat: ص وكال ؼو و ػ ا
Artinya : Segala perkataan Nabi, Perbuatannya, dan segala tingkah lakunya
.
7/21/2019 TERMINOLOG 2I
http://slidepdf.com/reader/full/terminolog-2i 7/24
Menurut ulama Ushul Fikih (Ushuliyun):
ر ويغاصو ػ سكا
لاكولؼثار و حنند
غ
Artinya : Segala sesuatu ya ng diriwayatkan dari nabi, baik yang bukan Al-Qur‟an
baik berupa segala perkataan, perbuatan, dan pengakuan yang patut dijadikan dalil hukum
syara‟.
Sunnah menurut ulama Ushul Fikih hanya perbuatan dapat dijadikan dasar hukum Islam.
Jika suatu perbuatan Nabi tidak lakukan oleh Nabi seperti makan, minum, tidur, berjalan,
meludah, menelan ludah, buang air, dan lain-lain maka pekerjaan biasa sehari-hari tersebut
tidak dinamakan sunnah. Menurut Ulama Fikih (Fuqaha)
ا غصو ػ اضاو
ػكؼوؼغصغةو
“Sesuatu ketetapan yang datang dari Rasulullah dan tidak termasukkategori fardu dan
wajib, maka ia menurut mereka adalah sifat syara‟ yang menuntut pekerjaan tapi tidak
wajib dan tidak disiksa bagi yang meninggalkannya”.
Menurut ulama Fikih, sunnah dilihat dari segi hokum sesuatu yang datang dari Nabi
tetapi hukumnya tidak wajib, diberi pahala bagi yang mengerjakannya dan tidak disiksa bagi
yang meninggalkannya, contohnya seperti shalat Sunnah, Puasa sunnah, dan lain-lain.
Perbedaan para ulama dalam mendefinisikan sunnah lebih disebabkan perbedaan disiplinilmu Yang mereka miliki atau yang mereka kusai dan ini menunjukkan keterbatasan
7/21/2019 TERMINOLOG 2I
http://slidepdf.com/reader/full/terminolog-2i 8/24
pengetahuan manusia yang di batasi pada bidang-bidang tertentu. Ulam hadis melihat Nabi
sebagai figur keteladanan yang baik (uswatun hasanah), maka semua yang datang dari Nabi
saw adalah sunah.
Menurut Al Qaththan (2010:30-33),
Dalil – dalil yang menunjukkan bahwa sunah sebagai sumber hukum ke dua setelah Al
Qur‟an, antara lain :
1. Nash- Nash Al Qur‟an. Allh telah memerintahkan untuk mengikuti Rassul-Nya dan
menatinya. Ia berfirman :
Artinya : Apa yang diberikan Rasul kepadamu, Maka terimalah. dan apa yang dilarangnya
bagimu, Maka tinggalkanlah. dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Amat
keras hukumannya.(QS.Al Hasyr :7).
2. Perbuatan Sahabat. Para sahabat rodhiyallhu „anhum pada masa hidup rasulullah saw
menaati semua perintah dan menjauhi larangannya, dan mereka tidak membeda-
bedakanantar hukum yang diwahyukan oleh Allah swt atau RasulNya.Allah swt
berfirman :
7/21/2019 TERMINOLOG 2I
http://slidepdf.com/reader/full/terminolog-2i 9/24
Artinya : Dan Tiadalah yang diucapkannya itu (Al-Quran) menurut kemauan
hawa nafsunya.(An Najm : 3-4).
ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya).
3. Adanya perintah Allah yang Mujmal (umum) yang membutuhkan penjelasan dari
Rasulullah saw. Dalam Al Qur‟an banyak terdapat nash-nash yang mujmal, yang
berisi kewajiban dan perintah-perintah yang tidak di jelaskan cara pelaksanaannya
dalam Al Qur‟an.
Contohnya:
Artinya : Dan dirikanlah sembahyang, tunaikanlah zakat, dan taatlah kepada rasul,
supaya kamu diberi rahmat.(QS. An Nur : 56).
3. Khabar
7/21/2019 TERMINOLOG 2I
http://slidepdf.com/reader/full/terminolog-2i 10/24
Menurut bahasa Khabar diartikan= ( لب (= berita. Sebagian ulama memberikan
defenisi :
ءا غصو ػ وو ؼ ا
ود ؼ و ا ع و “sesuatu yang datang dari Nabi saw. dan dari yang lain seperti dara pada sahabat, tabi‟in
atau orang setelahnya”. Menurut Muhadditsin, Khabar adalah warta dari Nabi, Shahabat, dan Tabi‟in. oleh
karena itu, hadits marfu‟, mawquf, dan maktu‟ bisa dikatakan sebagai khabar1. Dan
menurutnya khabar murodif dengan hadits.
Ulama berpendapat bahwa hadits dari Rosul, sedangkan khabar dari selain Rosul.
Dari pendapat ini, orang yang meriwayatkan hadits disebut Muhadditsin dan orang yang
meriwayatkan sejarah dan yang lain disebut Akhbari.
4. Atsar
Atsar menurut etimologi, ialah bekasan sesuatu, atau sisa sesuatu, atau berarti sisa
reruntuhan rumah dan sebagainya dan berarti nukilan (yang dinukilkan). Sedangkan menurut
istilah sebagian ulama defenisikan sebai berikut :
ا غ ػء صو ؼ ا
ود وArtinya : sesuatu yang datang dari selain Nabi saw. dan dari para sahabat, tabi‟in dan atau
orang-orang setelahnya.(Khon, Abdul Majid.2007.Ulumul Hadis. Hal.10). 1 Hadis marfu’ adalah sesutu yang disandarkan kepada Nabi saw secara khusus,baik perkataan,perbuatan,atau taqrir, baik
sanadnya itu muttasil (bersambung-sambung tiada putus), maupun munqothi ataupun mu’dhal. Hadis mawquf adalah
adalah sesautu yang disandarkan kepada sahabat, baik dari pekerjaan, perkataan, dan persetujuan, baik bersambung
sanadnya maupun terputus. Sedangkan Hadis Maqthu’ adalah sesuatu yang disandarkan kepada seorang tabi’in atau orang
setelahya, baik dari perkataan dan perbuatan.
7/21/2019 TERMINOLOG 2I
http://slidepdf.com/reader/full/terminolog-2i 11/24
Sesuatu doa umpamanya yang dinukilkan dari Nabi dinamai doa matsur.Para fuqaha
memakai perkataan “atsar” untuk perkataan-perkataan ulama salaf, sahabat, tabi‟in dan lain-
lain.(prof dr.tm hasbi ash shiddieqy, sejarah dan pengantar ilmu hadits : 1954 Hal : 3
B. Struktur Hadits: Sanad, Matan, Dan Mukhrij
1. Sanad
Sanad menurut bahasa artinya sandaran atau sesuatu yang dijadikan sebagai sandaran,
dikatakan demikian karena suatu hadis bersandar kepadanya . Sedangkan menurut istilah,
Mahmud at Tahhan, mengemukakan sebagai berikut :
ا صا ال
Artinya:Sanad adalah silsilah merantai orang-orang yang menghubungkan kepada matan
hadits.[6]
Sedangkan menurut para ulama yang mengemukakannya, diantaranya ialah:
- As Suyuti dalam bukunya Tadrib ar Rawi, hal 41 , menulis:
ا طق غ اخر“ Berita tentang jalan matan”
Dalam bidang ilmu hadis sanad itu merupakan salah satu neraca yang menimbang
shahih atau dhaifnya suatu hadis. Jika para pembawa hadis tersebut orang-orang yang cakap
dan cukup persyaratan, yakni adil, taqwa, tidak fasik, menjaga kehormatan diri, dan
mempunyai daya ingat yang kuat, sanadnya bersambung dari satu periwayat kepada
periwayat lain sampai kepada sumber berita pertama, maka hadisnya dinilai shahih.
Begitupun sebaliknya, andaikan salah seorang dalam sanad ada yang fasik atau yang tertuduh
dusta atau setiap para pembawa berita dalam mata rantai sanad tidak bertemu langsung
(muttashil), maka hadis tersebut dhaif sehingga tidak bisa dijadikan hujjah.
Sifat-sifat hadits yang diterima:
1. Sanadnya harus muttasil (bersambung), artinya tiap-tiap perawi betul-betul mendengar
dari gurunya. Guru benar-benar mendengar dari gurunya, dan gurunya benar-benar
mendengar dari Rasulullah shallallahu „alaihi wasallam.
2. Perawi harus adil. Artinya, perawi tersebut tidak menjalankan kefasikan, dosa-dosa,
perbuatan dan perkataan yang hina. Perawi yang adil adalah perawi yang muslim,
baligh (dapat memahami perkataan dan menjawab pertanyaan), berakal, terhindar dari
7/21/2019 TERMINOLOG 2I
http://slidepdf.com/reader/full/terminolog-2i 12/24
7/21/2019 TERMINOLOG 2I
http://slidepdf.com/reader/full/terminolog-2i 13/24
3. Perawi akhirnya.
Tingkatan Rangkaian Sanad
Sebagaimana dimaklumi, bahwa suatu hadits sampai kepada kita melalui sanad-sanad.
Setiap sanad bertemu dengan rawi yang dijadikan sandaran menyampaikan berita (sanad
setingkat lebih di atas), sehingga seluruh sanad itu merupakan suatu rangkaian. Rangkaian
sanad itu adalah berderajat tinggi, sedang dan lemah, mengingat perbedaan ke-dlabith-an
(kesetiaan ingatan) dan keadilan rawi yang dijadikan sanadnya.
Rangkaian sanad yang berderajat tinggi menjadikan suatu hadits lebih tinggi
derajatnya dari pada hadits yang rangkaian sanadnya sedang atau lemah.Para muhaditsin
membagi tingkatan sanadnya menjadi tiga bagian,yaitu:
a) Ashahhul Asanid (sanad-sanad yang lebih shahih), contoh Ashahhul Asanid dari
sahabat tertentu yaitu, Umar bin Khaththab r.a., ialah yang diriwayatkan oleh Ibnu
Syihab Az-Zhuhri dari Salim bin Abdullah bin Umar, dari ayahnya (Abdullah bin
Umar), dari kakekniya (Umar bin Khaththab).
b) Ahsanul Asanid (sanad-sanad yang lebih hasan). Sanad ini lebih rendah derajatnya
daripada yang bersanad Ashahhul Asanid. Contoh bila hadis tersebut bersanad
antara lain : Bahaz bin Hakim dari ayahnya (Hakim bin Mu‟awiyah) dari kakeknya
(Mu‟awiyah bin Haidah) dan Amru‟ bin Syuaib dari ayahnya (Syuaib bin
Muhamad) dari kakeknya (Muhamad bin Abdillah bin Amr bin Ash).
c) Adl‟aful Asanid (sanad-sanad yang lebih lemah), rangkaian sanad yang
Adl‟aful Asanid salah satunya adalah : Abu Bakar As-Shidiq r.a., ialah yang
diriwayatkan oleh Shadaqah bin Musa dari Abi Ya‟qub Farqad bin Ya‟qub
dari Murrah Ath-Thayyib dari Abu Bakar r.a.
(Cibiuk,Ayub.2012http://jendelapengetahuanayub.blogspot.com/2012/04/arti-
isnad-musnid-musnad-dan-tinggi.html?zx=ea5792e8d0e78c71.Diakses tanggal
30 Desember 2012)
Diantara yang perlu di perhatikan didalam gelaran Musnid dunia adalah :
1 - Memiliki sanad yang tidak di miliki orang lain.
7/21/2019 TERMINOLOG 2I
http://slidepdf.com/reader/full/terminolog-2i 14/24
Sudah semestinya bagi seorang musnid dunia memiliki sanad tinggi yang tidak terdapat pada
orang lain dari generasinya, sehingga orang lain sibuk mengambil dari nya karena tingginya
sanad tersebut, dan sebabtidak didapatkan riwayat yang seperti itu kecuali dari jalur
sanadnya.
2 - Dan semestinya juga sanadnya yang ada pada masa ketika itu digunakan oleh ulama-
ulama sedunia, dan jika dia meninggal dunia maka derajat sanad didunia ini menurun satu
tingkat.Seperti Syeikh Abu Abdullah Muhammad bin Ahmad bin Ibrahim bin Abullah Ibnu
Quddamah al-Maqdisi, berkata Ibnu Hajar didalam kitannya ad-Durarul Kaminah : "Sanad
orang-orang turun satu tingkat disebabkan kewafatan beliau ".
Ulama-ulama yang mendapat gelar Musnid dunia :
1 - Abu Muhamad Abdul Wahid bin Abdurrahman bin al-Qasim al-Qursyi az-Zubairi
al-Bukhari wafat tahun 495 hijriyah.
2 - Abu Ali al-Husein bin Ahmad bin al-Husein al-Ashbahani al-Haddad wafat tahun
515 hijriyah .
3 - al-Hasan bin Ali bin Muhammad bin Hasan Abu Muhammad al-Jauhari as-Syairazi
wafat tahun 543 hijriyah.
4 - Sodaruddin Abu al-Fath Muhammad bin Muhammad bin Ibrahim bin al-Qasim al-
Maidumi al-Masri wafat 574 hijriyyah.
5 - Abu Tohir Ahamd bin Muhammad bin AHmad bin Muhammad as-Silafi wfat
tahun 576 hijriyah.
(Ginting, Muhammad Husni http://allangkati.blogspot.com/2011/06/musnid-
dunia-dan-kriterianya.html. diakses tanggal 30 Desember 2012).
2.Matan
Kata matan menurut bahasa berarti ارع وص رض yang berarti tanah yang tinggi dan keras, namun ada pula yang mengartikan kata matan
dengan arti kekerasan, kekuatan, kesangatan. Sedangkan menurut istilah ilmu hadits,menurut
Muhammad at Tahhan ialah
اا
“suatu kalimat tempat berahirnya sanad dari kalimat”.[7]
sedangkan arti matan menurut para ahli dibidangnya, diantaranya:
7/21/2019 TERMINOLOG 2I
http://slidepdf.com/reader/full/terminolog-2i 15/24
- Menurut Ath Thibbi
ظاا م ؼ
“lafadz hadis yang dengan lafadz itu terbentuk makna”
Jadi pada dasarnya sanad itu ialah berupa isi pokok dari sebuah hadis, baik itu berupa
perkataan Nabi atau perkataan seorang sahabat tentang Nabi. Posisi matan dalam sebuah
hadis amatlah penting karna dari matan hadis tersebutlah adanya berita dari Nabi atau berita
dari sahabat tentang Nabi baik itu tentang syariat atau pun yang lainnya,
Contoh matan
ك غ ر ػ ؤا م غ: لر لك,
)روا ق ػ )ج ذا س رد
“warta dari Ummu Al Mukminin, „Aisyah ra., berkata : „Rasulullah SAW telah
bersabda: barang siapa yang mengada-ngadakan sesuatu yang bukan termasuk dalam
urusan (agamaku), maka ia tertolak‟. ” (Hr. Bukhori dan Muslim).
Dari contoh hadist diatas yang dimaksud dengan matan hadis ialah lafadz yang dimulaidengan hingga lafadمن حذث ردفى atau dengan kata lain yang dimaksud dengan bagian matan
dari contoh hadis di atas ialah lafadz س رد اذ ج
“barang siapa yang mengada-ngadakan sesuatu yang bukan termasuk dalam urusan
(agamaku), maka ia tertolak‟.”
Yuniarti,eka (2012:15)Terkait dengan matan atau redaksi, maka yang perlu dicermati adalah :
a. ujung sanad sebagai sunber redaksi, apak berujung pada Nabi Muhammad atau bukan.
b. Matan hadits itu sendiri dalam hubungannya dsengan hadits yang lebih kuat sanadnya
(apakah ada yang melemahkan atau menguatkan) dan selanjutnyadengan ayat dalam
Al Qur‟an (apakah ada yang bertolak belakang).
3. Mukharrij
7/21/2019 TERMINOLOG 2I
http://slidepdf.com/reader/full/terminolog-2i 16/24
Kata Mukharrij merupakan bentuk Isim Fa‟il (bentuk pelaku) dari kata takhrij atau
istikhraj dan ikhraj yang dalam bahasa diartikan; menampakkan, mengeluarkan dan menarik.
sedangkan menurut istilah mukharrij ialah orang yang mengeluarkan, menyampaikan atau
menuliskan kedalam suatu kitab apa-apa yang pernah didengar dan diterimanya dari
seseorang (gurunya) . Di dalam suatu hadis biasanya disebutkan pada bagian terakhir nama
dari orang yang telah mengeluarkan hadis tersebut, semisal mukharrij terakhir yang
termaksud dalam Shahih Bukhari atau dalam Sahih Muslim, ialah imam Bukhari atau imam
Muslim dan begitu seterusnya.
Seperti pada contoh hadis yang pertama, pada bagian paling akhir hadis tersebut
disebutkan nama Al-Bukhari (يرخبلا ) yang menunjukkan bahwa beliaulah yang telahرواه
mengeluarkan hadis tersebut dan termaktub dalam kitabnya yaitu Shahih Al-Bukhari. Begitu
juga dengan contoh hadis kedua yang telah mengeluarkan hadis tersebut ialah Imam Al-
Bukhari dan Imam Muslim.
a. Syarat-syarat orang yang meriwayatkan hadits :
1. Baligh, artinya cukup umur ketika ia meriwayatkan hadits, meskipun ia
masih kecil ketika ia menerima hadits itu
2. Muslim, artinya seseorang beragama islam ketika menyampaikan hadits
itu
3. 'Adalah, artinya orang muslim yang telah baligh dan berakal, tidak
mengerjakan dosa besar dan tidak selalu berbuat dosa kecil
4. Dhabth, artinya tepat menangkap apa yang didengarnya, dan dihafalnya
dengan baik
5. Bersambung, artinya orang yang meriwayatkan hadits harus bertemu
dengan perawi sebelumnya
6. Tidak ganjil, artinya hadits yang diriwayatkan itu tidak berlawanan dengan
hadits yang lebih kuat
Mukharrij merupakan perawi terakhir (orang yang terakhir kali menginformasikan)
dalam silsilah mata rantai sanad. Setiap orang yang bergelut dalam bidang hadits dapat
digolongkan menjadi beberapa tingkatan antara lain sebagai berikut:
1. Al-Talib : orang yang sedang belajar hadits.
7/21/2019 TERMINOLOG 2I
http://slidepdf.com/reader/full/terminolog-2i 17/24
2. Al-Muhadditsun : orang yang mendalami dan menganalisis hadits dari
segi riwayah dan dirayah.
3. Al-Hafidz : orang yang hafal minimal 100.000 hadits.
4. Al-Hujjah : orang yang hafal minimal 300.000 hadits.
5. Al-Hakim : orang yang menguasai hal-hal yang berhubungan
dengan hadits secara keseluruhan baik ilmu maupun Musthalahul-Hadits.
6. Amirul-Mu’minin fi Al-Hadits : tingkatan yang paling tinggi.
b. Mukharij mukhrij hadits kutub as-Sittah
1.Imam Bukhori (194 H-256 H)
Riwayat hidup Imam Al-bukhori
Nama lengkap beliau adalah Abu‟Abdullah Muhammad ibn isma‟il ibn Ibrahim ibn al-
Mugirah ibn Bardizbahal- ju‟fi al Bukhari.Belaiu dilahirkan pada hari jum‟at 13 syawal 194 H
di Bukhara,dan meninggal pada tanggal 30 Ramadhan tahun 256 H Pada usia 62 tahun.
Kegiatan ilmiyah dan kitab-kitab karyanya
1. Sahih Bukhari
2. Tarikh as-Shagir
3. Tarikh al-Ausath
4. Tarikh al-Kabir dll
2.Imam Muslim ( 206 H -261 H )
Riwayat Hidup
Nama lengkapnya adalah Abu Husain Muslim bin al-Hajjah Al-Quraysyi An-
Naysaburi.Beliau dilahirkan di Naisabur pada tahun 204 H/820 M yaitu kota kecil yang
terlatak di wilayah Khurasan ,iran.
7/21/2019 TERMINOLOG 2I
http://slidepdf.com/reader/full/terminolog-2i 18/24
Kitab-kitab karya Imam muslim
1. Al- jami‟ al sahih
2. Al-asma‟ wa al -kuna
3. Al-musnad al-kabir „ala al -rijal dll
3.Sunan Abu dawud (202-275 H )
Riwayat hidup Abu dawud
Nama lengkap abu dawud adalah Abu Dawud sulaiman bin al-Asy‟as bin ishaq
bin Basyir bin syidad bin imran al-azdi al-Sijistani.Beliau dilahirkan di Sijistani suatu kota di
basrah pada tahun 202 H .
Karya – karya kitab Abu dawud
1. Sunan abu dawud
2. Al-marasil
3. Al-Qadar dll
4.At-Tirmidzi (209 H-729 H )
Riwayat hidup At-Tirmidzi
Tokoh dan ulama hadis yang satu ini adalah Tirmidzi ,yang bernama lengkap Abu
isa Muhammad bin musa bin ad-Dahhak as-Sulami at-Tirmidzi .kelahiranya pada tahun 209
H di sebuah kota di tepi sungai jihun d- Khurasan .
Kitab-kitab karya imam at-Tarmidzi
1. Al- Jami‟ atau yang terkenal dengan Sunan at -Tirmidzi
2. Al-„Illat ,yang terdapat pada akhir kitab al - Jami‟ tirmidzi
3. Kitab Tarikh dll
5. Imam An- Nasa‟i ( 215 H-303 H )
Nama lengkapnya adalah Abu „Abdirrahman Ahmad bin Sya‟aib bin Bahr. Beliau
dilahirkan pada tahun 215 H. di kota Nasa‟i yang masih termasuk wilayah Khurasan. Dan
meninggal pada hari senin 13 shafar 303 H di Palestin dan di kuburkan di Baitul Maqdis.
6. Imam Ibnuu Majah ( 207 H-273 H= 824 M-887M )
7/21/2019 TERMINOLOG 2I
http://slidepdf.com/reader/full/terminolog-2i 19/24
7/21/2019 TERMINOLOG 2I
http://slidepdf.com/reader/full/terminolog-2i 20/24
Secara bahasa kata tabaqat diartikan; kaum yang serupa atau sebaya. Sedangkan
menurut istilah tabaqat ialah ;
كم را ا و د و د“Kaum yang berdekatan atau sebaya dalam usia dan dalam isnad atau dalam isnad saja”
Tabaqat adalah kelompok beberapa orang yang hidup dalam satu generasi atau satu
masa dan dalam periwayatan atau isnad yang sama atau sama dalam periwayatan
saja.menurut Ibnu Hajar Al-Asaqalani, Tabaqat Al Ruwwah sejak masa sahabat sampai pada
akhir periwayatan ada 12 tabaqat yaitu sebagai berikut:
a. Sahabat dengan berbagai tingkatannya.
b. Tabi‟in senior seperti Sa‟id bin Al-Musayyab
c. Tabi‟in pertengahan seperti Al-Hasan dan Ibnu Sirin
d. Tabi‟in dekat pertengahan seperti Az-Zuhri dan Qatadah
e. Tabi‟in yunior seperti Al-A‟masy
f. Tabi‟in yunior tetapi tidak bertemu seorang sahabat seperti Ibnu Juraij
g. Tabi‟i Tabi‟in senior seperti Malik bin Anas dan Sufyan Ats-Tsauri
h. Tabi‟i Tabi‟in pertengahan seperti Ibnu Uyaynah dan Ibnu Ulayyah
i. Tabi‟i Tabi‟in yunior seperti Abu Dawud Ath-Thayalisi dan Asy-Syafi‟i j. Murid Tabi‟i Tabi‟in senior seperti Ahmad bin Hambal
k. Murid Tabi‟i Tabi‟in pertengahan seperti Adz-Dzuhali dan Al-Bukhori
l. Murid Tabi‟i Tabi‟in yunior seperti At-Tirmidzi.
Di antara faedah mengetahui tabaqat al-ruwwah ini adalah menghindarkan kesamaan
antara dua nama atau beberapa nama yang sama atau hampir sama. Selain itu faedahnya juga
yaitu untuk mengetahui ke-muttashil-an atau ke-mursal-an suatu hadis. Sebab suatu hadis
tidak dapat ditentukan sebagai hadis muttasil atau mursal, kalau tidak mengetahui apakah
tabi‟in yang meriwayatkan hadis dari seorang sahabat itu hidup segenerasi atau tidak .
(Fathur Rahman al-Aziz.2012.http://santri-ppmu.blogspot.com/2011/03/struktur-hadis-sanad-
matan-dan.html. Diakses tanggal 31 Desember 2012).
7/21/2019 TERMINOLOG 2I
http://slidepdf.com/reader/full/terminolog-2i 21/24
KESIMPULAN
1. Hadits Secara bahasa berarti al jadid (yang baru), al qodim (yang lama), al khabar berarti
kabar berita. Sedangkan menurut istilah ialah segala sesuatu yang diberitahukan dari nabi
saw. baik berupa sabda, perbuatan, taqrir, sifat-sifat maupun hal ihwal Nabi.
2. Hadits terbagi menjadi tiga
Hadits Qauliyah
Hadts Fi‟liyah
Hadits Taqririyah
3. Sunah menurut bahasa ialah jalan yang dilalui, baik terpuji atau tercela. Sedangkan
menurut istilah adalah Segala sesuatu ya ng diriwayatkan dari nabi, baik yang bukan Al-
Qur‟an baik berupa segala perkataan, perbuatan, dan pengakuan yang patut dijadikan dalil
hukum syara‟.
4. Menurut bahasa Khabar diartikan= ( بل (= berita. Khobar secar istilah ialah sesuatu yang
datang dari selain Nabi saw. dan dari para sahabat, tabi‟in dan atau orang -orang
setelahnya.
5. Sanad menurut bahasa artinya sandaran atau sesuatu yang dijadikan sebagai sandaran,
dikatakan demikian karena suatu hadis bersandar kepadanya. Sedangkan menurut istilah
ialah silsilah merantai orang-orang yang menghubungkan kepada matan hadits.
6. Dalam memahami hadist, kita harus memperhatikan hal-hal yang terkait dengan sanad
yaitu :
1. Keutuhan sanadnya.
2. Jumlah sanadnya
3. Perawi akhirnya.
8. Diantara yang perlu di perhatikan didalam memberi gelar Musnid dunia adalah :
7/21/2019 TERMINOLOG 2I
http://slidepdf.com/reader/full/terminolog-2i 22/24
1. Memiliki sanad yang tidak di miliki orang lain.
2. Dan semestinya juga sanadnya yang ada pada masa ketika itu digunakan oleh
ulama-ulama sedunia, dan jika dia meninggal dunia maka derajat sanad didunia
ini menurun satu tingkat.
9. Ulama-ulama yang mendapat gelar Musnid dunia :
1 - Abu Muhamad Abdul Wahid bin Abdurrahman bin al-Qasim al-Qursyi az-
Zubairi al-Bukhari wafat tahun 495 hijriyah.
2 - Abu Ali al-Husein bin Ahmad bin al-Husein al-Ashbahani al-Haddad wafat
tahun 515 hijriyah .
3 - al-Hasan bin Ali bin Muhammad bin Hasan Abu Muhammad al-Jauhari as-
Syairazi wafat tahun 543 hijriyah.
4 - Sodaruddin Abu al-Fath Muhammad bin Muhammad bin Ibrahim bin al-Qasim
al-Maidumi al-Masri wafat 574 hijriyyah.
5 - Abu Tohir Ahamd bin Muhammad bin AHmad bin Muhammad as-Silafi wfat
tahun 576 hijriyah.
10. Matan menurut bahasa berarti tanah yang tinggi dan keras, namun ada pula yang
mengartikan kata matan dengan arti kekerasan, kekuatan, kesangatan. Sedangkan menurut
istilah ilmu hadits, menurut Muhammad at Tahhan ialah suatu kalimat tempat berahirnya
sanad dari kalimat.
11. Terkait dengan matan atau redaksi, maka yang perlu dicermati adalah :
Ujung sanad sebagai sunber redaksi, apak berujung pada Nabi Muhammad atau
bukan.
Matan hadits itu sendiri dalam hubungannya dsengan hadits yang lebih kuat
sanadnya (apakah ada yang melemahkan atau menguatkan) dan
selanjutnyadengan ayat dalam Al Qur‟an (apakah ada yang bertolak belakang).
12. Mukharrij secara bahasa diartikan; menampakkan, mengeluarkan dan menarik.
Sedangkan menurut istilah mukharrij ialah orang yang mengeluarkan, menyampaikan
atau menuliskan kedalam suatu kitab apa-apa yang pernah didengar dan diterimanya dari
seseorang (gurunya) . Di dalam suatu hadis biasanya disebutkan pada bagian terakhir
nama dari orang yang telah mengeluarkan hadis tersebut, semisal mukharrij terakhir yang
termaksud dalam Shahih Bukhari atau dalam Sahih Muslim, ialah imam Bukhari atau
imam Muslim dan begitu seterusnya.
13. Syarat-syarat orang yang meriwayatkan hadits :
7/21/2019 TERMINOLOG 2I
http://slidepdf.com/reader/full/terminolog-2i 23/24
Baligh, artinya cukup umur ketika ia meriwayatkan hadits, meskipun ia masih
kecil ketika ia menerima hadits itu.
Muslim, artinya seseorang beragama islam ketika menyampaikan hadits itu.
'Adalah, artinya orang muslim yang telah baligh dan berakal, tidak mengerjakan
dosa besar dan tidak selalu berbuat dosa kecil.
Dhabth, artinya tepat menangkap apa yang didengarnya, dan dihafalnya dengan
baik.
Bersambung, artinya orang yang meriwayatkan hadits harus bertemu dengan
perawi sebelumnya.
Tidak ganjil, artinya hadits yang diriwayatkan itu tidak berlawanan dengan
hadits yang lebih kuat.
14. Tabaqat Al Ruwwah sejak masa sahabat sampai pada akhir periwayatan ada 12
tabaqat yaitu sebagai berikut:
a. Sahabat dengan berbagai tingkatannya.
b. Tabi‟in senior seperti Sa‟id bin Al-Musayyab
c. Tabi‟in pertengahan seperti Al-Hasan dan Ibnu Sirin
d. Tabi‟in dekat pertengahan seperti Az-Zuhri dan Qatadah
e. Tabi‟in yunior seperti Al-A‟masy
f. Tabi‟in yunior tetapi tidak bertemu seorang sahabat seperti Ibnu Juraij
g. Tabi‟i Tabi‟in senior seperti Malik bin Anas dan Sufyan Ats-Tsauri
h. Tabi‟i Tabi‟in pertengahan seperti Ibnu Uyaynah dan Ibnu Ulayyah
i. Tabi‟i Tabi‟in yunior seperti Abu Dawud Ath-Thayalisi dan Asy-Syafi‟i
j. Murid Tabi‟i Tabi‟in senior seperti Ahmad bin Hambal
k. Murid Tabi‟i Tabi‟in pertengahan seperti Adz-Dzuhali dan Al-Bukhori
l. Murid Tabi‟i Tabi‟in yunior seperti At-Tirmidzi.
15. Di antara faedah mengetahui tabaqat al-ruwwah adalah sebagi berikut :
menghindarkan kesamaan antara dua nama atau beberapa nama yang sama atau
hampir sama.
untuk mengetahui ke-muttashil-an atau ke-mursal-an suatu hadis.
7/21/2019 TERMINOLOG 2I
http://slidepdf.com/reader/full/terminolog-2i 24/24
DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman, Mifdhol.2010. Pengantar Studi Ilmu Hadis.Jakarta Timur:Pustaka Al-
Kautsar.
Aziz, Mahmud dan Mahmud Yunus. 1958. Ilmu Musthalah Hadits.Jakarta: PT
Jayamurti.
Jumantoro,Totok.1997. Kamus Ulumul Hadis.Jakarta:Bumi Aksara.
Khaeruman, Badri. 2010.Ulumul Hadis.Bandung:Pustaka setia.
Majid, Abdul.2011.Ulumul Hadis.Jakarta: Amzah.
Yuniarti, Eka.2012.Ulumul Hadits.Palembang:Fakultas Tarbiyah Iain Raden Fatah
Palembang.