Terumbu karang

36
Terumbu karang Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas Belum Diperiksa Langsung ke: navigasi , cari Simbiosis mutualisme alga dengan terumbu karang di pulau Endenbury . Terumbu Karang di Kepulauan Seribu Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae. [1] Terumbu karang termasuk dalam jenis filum Cnidaria kelas Anthozoa yang memiliki tentakel . [1] Kelas Anthozoa tersebut terdiri dari dua

description

fcfgftxgchys

Transcript of Terumbu karang

Page 1: Terumbu karang

Terumbu karangDari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Belum DiperiksaLangsung ke: navigasi, cari

Simbiosis mutualisme alga dengan terumbu karang di pulau Endenbury.

Terumbu Karang di Kepulauan Seribu

Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae.[1] Terumbu karang termasuk dalam jenis filum Cnidaria kelas Anthozoa yang memiliki tentakel.[1] Kelas Anthozoa tersebut terdiri dari dua Subkelas yaitu Hexacorallia (atau Zoantharia) dan Octocorallia, yang keduanya dibedakan secara asal-usul, Morfologi dan Fisiologi.[2]

Page 2: Terumbu karang

Koloni karang dibentuk oleh ribuan hewan kecil yang disebut Polip.[3] Dalam bentuk sederhananya, karang terdiri dari satu polip saja yang mempunyai bentuk tubuh seperti tabung dengan mulut yang terletak di bagian atas dan dikelilingi oleh Tentakel.[3] Namun pada kebanyakan Spesies, satu individu polip karang akan berkembang menjadi banyak individu yang disebut koloni.[4] Hewan ini memiliki bentuk unik dan warna beraneka rupa serta dapat menghasilkan CaCO3.[1] Terumbu karang merupakan habitat bagi berbagai spesies tumbuhan laut, hewan laut, dan mikroorganisme laut lainnya yang belum diketahui.[1]

MENGATASI GLOBAL   WARMING

TERUMBU KARANG INDONESIA================

Terumbu karang adalah struktur hidup yang terbesar dan tertua di dunia. Untuk sampai ke kondisi yang sekarang, terumbu karang membutuhkan waktu berjuta tahun. Tergantung dari jenis, dan kondisi perairannya, terumbu karang umumnya hanya tumbuh beberapa mm saja per tahunnya. Yang ada di perairan Indonesia saat ini paling tidak mulai terbentuk sejak 450 juta tahun silam.

Page 3: Terumbu karang

Terdapat ribuan spesies yang hidup di kawasan terumbu karang. Namun hanya sebagian yang menghasilkan kalsium karbonat pembentuk terumbu. Organisme pembentuk terumbu yang terpenting adalah hewan karang.

Diperkirakan, luas terumbu karang di dunia mencapai 284,300 km2. Terumbu karang dan ekosistem lain yang terkait, seperti padang lamun, rumput laut dan mangove adalah ekosistem laut terkaya di dunia. Indonesia mempunyai sekitar 18% terumbu karang dunia, dengan keanekaragaman hayati tertinggi di dunia (dengan lebih dari 18% terumbu karang dunia, serta lebih dari 2500 jenis ikan, 590 jenis karang batu, 2500 jenis Moluska, dan 1500 jenis udang-udangan). Terumbu karang di Indonesia memberikan keuntungan pendapatan sebesar US$1,6 milyar/tahun. Nilai keseluruhan pelayanan dan sumber dayanya sendiri diperkirakan mencapai setidaknya US$ 61,9 milyar/tahun.

Page 4: Terumbu karang

Karang adalah bentukan hewan kecil yang hidup dalam semacam cawan yang terbentuk dari kalsium karbonat (lihat gambar) yang biasa disebut polip karang. Jutaan polip-polip ini membentuk struktur dasar dari terumbu karang.

Hewan karang hidup bersimbiosa dengan alga bersel satu yang disebut zooxanthellae. Zooxanthellae merupakan jenis alga dinoflagelata berwana coklat dan kuning, yang dinyatakan

Page 5: Terumbu karang

sebagai Symbiodinium microadriaticum. Alga ini juga hidup bersimbiosis dengan hewan-hewan lain di terumbu karang, seperti, kima raksasa (Tridacna spp), anemon laut dan coelentrata lainnya.

Hewan karang mempunyai tentakel (tangan-tangan) untuk menangkap plankton sebagai sumber makanannya, Namun, sumber nutrisi utama hewan karang sebenarnya berasal dari proses fotosintesa zooxanthellae (hampir 98%). Selain itu, zooxanthellae memberi warna pada hewan karang yang sebenarnya hampir transparan. Sebagai timbal balik, karang menyediakan tempat tinggal dan berlindung bagi sang alga.

Kondisi favorit untuk pertumbuhan optimal terumbu karang

Terumbu karang dapat tumbuh dengan baik di perairan laut dengan suhu 21° – 29° C. Masih dapat tumbuh pada suhu diatas dan dibawah kisaran suhu tersebut, tetapi pertumbuhannya akan sangat lambat. Karena itulah terumbu karang banyak ditemukan di perairan tropis seperti Indonesia dan juga di daerah sub tropis yang dilewari aliran arus hangat dari daerah tropis seperti Florida, Amerika Serikat dan bagian selatan Jepang.

Karang membutuhkan perairan dangkal dan bersih yang dapat ditembus cahaya matahari yang digunakan oleh zooxanthellae untuk berfotosintesis. Pertumbuhan karang pembentuk terumbu pada kedalaman 18 – 29 m sangat lambat tetapi masih ditemukan hingga kedalaman iebih dari 90 m.

Karang memerlukan salinitas yang tinggi untuk tumbuh, oleh karena itu, di sekitar mulut sungai atau pantai atau sekitar pemukiman penduduk akan lambat karena karang membutuhkan perairan yang kadar garamnya sesuai untuk hidup.

Penyebaran Terumbu Karang

Sebagian besar terumbu karang dunia (55%) terdapat Indonesia, Pilipina, Australia Utara dan Kepulauan Pasifik, 30% di Lautan Hindia dan Laut Merah. 14% di Karibia dan 1% di Atlantik Utara.

Terumbu karang Indonesia yang mencapai 60.000 km2 luasnya, sebagian besar berada di Indonesia bagian tengah, Sulawesi, Bali dan Lombok, Irian Jaya, Pulau Jawa, Kepulauan Riau dan pantai Barat Sumatera.

Fungsi Terumbu karang

1. Tempat tinggal, berkembang biak dan mencari makan ribuan jenis ikan, hewan dan tumbuhan yang menjadi tumpuan kita

2. Pelindung ekosistem pantaiTerumbu karang akan menahan dan memecah energi gelombang sehingga mencegah terjadinya abrasi dan kerusakan di sekitarnya

3. Sumberdaya laut yang mempunyai nilai potensi ekonomi yang sangat tinggi

Page 6: Terumbu karang

4. Sebagai laboratorium alam untuk penunjang pendidikan dan penelitiaPenelitian akan menghasilkan informasi penting dan akurat sebagai dasar pengelolaan yang lebih baik. Selain itu, masih banyak jenis ikan dan organisme laut serta zat-zat yang terdapat di kawasan terumbu karang yang belum pernah diketahui manusia sehingga perlu penelitian yang lebih intensif untuk mengetahui ‘misteri’ laut tersebut.

5. Rumah bagi banyak jenis mahluk hidup di laut. Terumbu karang bagaikan oase di padang pasir untuk lautan. Karenanya banyak hewan dan tanaman yang berkumpul di sini untuk mencari makan, memijah, membesarkan anaknya, dan berlindung. Bagi manusia, ini artinya terumbu karang mempunyai potensial perikanan yang sangat besar, baik untuk sumber makanan maupun mata pencaharian mereka. Diperkirakan, terumbu karang yang sehat dapat menghasilkan 25 ton ikan per tahunnya. Sekitar 300 juta orang di dunia menggantungkan nafkahnya pada terumbu karang

6. Terumbu karang merupakan habitat bagi sejumlah spesies yang terancam punah seperti kima raksasa dan penyu laut.

7. Sumber obat-obatanPada terumbu karang banyak terdapat bahan-bahan kimia yang diperkirakan bisa menjadi obat bagi manusia. Saat ini banyak penelitian mengenai bahan-bahan kimia tersebut untuk dipergunakan untuk mengobati berbagai manusia.

8. Dari segi fisik terumbu karang berfungsi sebagai pelindung pantai dari erosi dan abrasi, struktur karang yang keras dapat menahan gelombang dan arus sehingga mengurangi abrasi pantai dan mencegah rusaknya ekosistim pantai lain seperti padang lamun dan magrove

9. Terumbu karang merupakan sumber perikanan yang tinggi. Dari 132 jenis ikan yang bernilai ekonomi di Indonesia, 32 jenis diantaranya hidup di terumbu karang, berbagai jenis ikan karang menjadi komoditi ekspor. Terumbu karang yang sehat menghasilkan 3 – 10 ton ikan per kilometer persegi pertahun.

10. Keindahan terumbu karang sangat potensial untk wisata bahari. Masyarakat disekitar terumbu karang dapat memanfaatkan hal ini dengan mendirikan pusat-pusat penyelaman, restoran, penginapan sehingga pendapatan mereka bertamba. Selain itu objek wisata terumbu karang yang bagus akan menarik minat wisatawan sehingga meyediakan alternatif pendapatan bagi masyarakat sekitar. Diperkirakan sekitar 20 juta penyelam , menyelam dan menikmati terumbu karang per tahun.

11. Mempunyai nilai spiritualBagi banyak masyarakat, laut adalah daerah spiritual yang sangat penting, Laut yang terjaga karena terumbu karang yang baik tentunya mendukung kekayaan spiritual ini.

12. Terumbu karang potensi masa depan untuk sumber lapangan kerja bagi rakyat Indonesia

Kondisi terumbu karang

Namun sayangnya laporan Reef at Risk (2002) menempatkan Indonesia sebagai salah satu negara dengan status terumbu karang yang paling terancam. Selama 50 tahun terakhir, proporsi penurunan kondisi terumbu karang Indonesia telah meningkat dari 10% menjadi 50%. Lebih lanjut, hasil survey P2O LIPI (2006) menyebutkan bahwa hanya 5,23% terumbu karang di Indonesia yang berada di dalam kondisi yang sangat baik.

Page 7: Terumbu karang

Ancaman utama yang tercatat adalah: pembangunan daerah pesisir, polusi laut, sedimentasi dan pencemaran dari darat, overfishing (penangkapan ikan berlebih), destruktif fishing (penangkapan ikan dengan cara merusak), dan pemutihan karang ( coral bleaching ).

Mengapa Terumbu Karang Harus Segera Di Selamatkan

Sebagian besar wilayah Indonesia adalah lautan, sehingga dengan demikian secara alamiah bangsa Indonesia merupakan bangsa bahari. Hal ini ditambah lagi dengan letak wilayah Indonesia yang strategis diwilayah tropis. Hamparan laut yang luas merupakan suatu potensi bagi bangsa Indonesia untuk mengembangkan sumberdaya laut yang memiliki keragaman baik baik sumberdaya hayati maupun sumberdaya lainnya.

Sebagai suatu bangsa bahari yang memiliki wilayah laut yang luas dan dengan ribuan pulau besar dan kecil yang tersebar didalamnya, maka derajat keberhasilan bangsa Indonesia juga ditentukan dalam memanfaatkan dan mengelola wilayah laut yang luas tersebut.

Keunikan dan keindahan serta keanekaragaman kehidupan bawah laut dari kepulauan Indonesia yang membentang luas di cakrawala khatulistiwa masih banyak menyimpan misteri dan tantangan terhadap potensinya.

Salah satu dari potensi tersebut atau sumberdaya hayati yang tak ternilai harganya dari segi ekonomi atau ekologinya adalah sumberdaya terumbu karang, apabila sumberdaya terumbu karang ini dikaitakn dengan pengembangan wisata bahari mempunyai andil yang sangat besar. Karena keberadaan terumbu karang tersebut sangat penting dalam pengembangan berbagai sektor termasuk sektor pariwisata.

Khusus mengenai terumbu karang, Indonesia dikenal sebagai pusat distribusi terumbu karang untuk seluruh Indo-Pasifik. Indonesia memiliki areal terumbu karang seluas 60.000 km2 lebih. Sejauh ini telah tercatat kurang lebih 354 jenis karang yang termasuk kedalam 75 marga.

Untuk mengatasi tantangan ini, kita semua perlu bekerja bersama. Dan terlibat dalam konservasi bisa dimulai dari hal yang sangat mudah, dan tidak njelimet. Mulai dari hal-hal simple yang bisa kita lakukan sendiri, bergabung dengan gerakan-gerakan sukarela, atau dengan terlibat langsung di kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan konservasi

Banyak juga sebenarnya inisiatif dan upaya-upaya yang cukup komprehensif untuk konservasi, yang sudah dilakukan banyak pihak yang bisa menginspirasi kita semua.

Tapi intinya, kita harus berkerja sama untuk terumbu karang dan masa depan yang lebih baik…..

Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae. Hewan karang bentuknya aneh, menyerupai batu dan mempunyai warna dan bentuk beraneka rupa. Hewan ini disebut polip, merupakan hewan pembentuk utama terumbu karang yang menghasilkan zat kapur. Polip-polip ini selama ribuan tahun membentuk terumbu karang. Zooxanthellae adalah suatu jenis algae yang bersimbiosis dalam jaringan karang. Zooxanthellae ini melakukan

Page 8: Terumbu karang

fotosintesis menghasilkan oksigen yang berguna untuk kehidupan hewan karang. Di lain fihak, hewan karang memberikan tempat berlindung bagi zooxanthellae. Dalam ekosistem terumbu karang ada karang yang keras dan lunak. Karang batu adalah karang yang keras disebabkan oleh adanya zat kapur yang dihasilkan oleh binatang karang. Melalui proses yang sangat lama, binatang karang yang kecil (polyp) membentuk kolobi karang yang kental, yang sebenarnya terdiri atas ribuan individu polyp. Karang batu ini menjadi pembentuk utama ekosistem terumbu karang. Walaupun terlihat sangat kuat dan kokoh, karang sebenarnya sangat rapuh, mudah hancur dan sangat rentan terhadap perubahan lingkungan.

Istilah terumbu karang tersusun atas dua kata, yaitu terumbu dan karang, yang apabila berdiri sendiri akan memiliki makna yang jauh berbeda bila kedua kata tersebut digabungkan.  Istilah terumbu karang sendiri sangat jauh berbeda dengan karang terumbu, karena yang satu mengindikasikan suatu ekosistem dan kata lainnya merujuk pada suatu komunitas bentik atau yang hidup di dasar substrat. Berikut ini adalah definisi singkat dari terumbu, karang, karang terumbu, dan terumbu karang

-          Terumbu Reef     =

Endapan masif batu kapur (limestone), terutama kalsium karbonat                                           (CaCO3), yang utamanya dihasilkan oleh hewan karang dan biota-                                           biota lain yang mensekresi kapur, seperti alga berkapur dan moluska.                                     Konstruksi batu kapur biogenis yang menjadi struktur dasar suatu                                           ekosistem pesisir.Dalam dunia navigasi laut, terumbu adalah                                                     punggungan laut yang oleh batu karang atau pasir di dekat permukaan air.

-          Karang Coral     =Disebut juga karang batu (stony coral), yaitu hewan dari Ordo Scleractinia, yang mampu mensekresi CaCO3. Hewan karang tunggal umumnya disebut polip.

-          Karang terumbu     =

Pembangun utama struktur terumbu, biasanya disebut juga sebagai karang hermatipik(hermaty piccoral).Berbeda dengan batu karang (rock), yang  merupakan benda mati.

-          Terumbu karang     =

Ekosistem di dasar laut tropis yang dibangun terutama oleh biota laut                                   penghasil kapur (CaCO3) khususnya jenis jenis karang batu dan alga                                         berkapur, bersama-      sama dengan biota yang hidup di dasar lainnya                                     seperti jenis jenis moluska,    krustasea, ekhinodermata, polikhaeta,                                         porifera, dan tunikata serta biota-biota      lain yang hidup bebas di                                           perairan sekitarnya, termasuk jenis-jenis plankton dan    jenis-jenis                                         nekton.

Page 9: Terumbu karang

Terumbu karang adalah karang yang terbentuk dari kalsium karbonat koloni kerang laut yang bernama polip yang bersimbiosis dengan organisme miskroskopis yang bernamazooxanthellae. Terumbu karang bisa dikatakan sebagai hutan tropis ekosistem laut. Ekosistem ini terdapat di laut dangkal yang hangat dan bersih dan merupakan ekosistem yang sangat penting dan memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi. Biasanya tumbuh di dekat pantai di daerah tropis dengan temperatur sekitar 21-30C. Beberapa tempat tumbuhnya terumbu karang adalah pantai timur Afrika, pantai selatan India, Laut Merah, lepas pantai timur laut dan baratl laut Australia hingga ke Polynesia. Terumbu karang juga terdapat di pantai Florida, Karibia dan Brasil. Terumbu karangterbesar adalah Great Barier Reef di lepas pantai timur laut Australis dengan panjang sekitar 2000 km. Terumbu karang merupakan sumber makanan dan obat-obatan dan melindungi pantai dari erosi akibat gelombang laut.Terumbu karang memberikan perlindungan bagi hewan-hewan dalam habitatnya termasuk sponge, ikan (kerapu, hiu karang,clown fish, belut laut, dll), ubur-ubur, bintang laut, udang-udangan, kura-kura,

Page 10: Terumbu karang

ular laut, siput laut, cumi-cumi atau gurita, termasuk juga burung-burung laut yang sumber makanannya berada di sekitar ekosistem terumbu karang.

   Tipe- Tipe Terumbu Karang Berdasarkan Jenisnya

Ada dua jenis terumbu karang yaitu :

1. Terumbu karang keras (seperti brain coral dan elkhorn coral) merupakan karang batu kapur yang keras yang membentuk terumbu karang. Karang batu ini menjadi pembentuk utama ekosistem terumbu karang. Walaupun terlihat sangat kuat dan kokoh, karang sebenarnya sangat rapuh, mudah hancur dan sangat rentan terhadap perubahan lingkungan.

2. Terumbu karang lunak (seperti sea fingers dan sea whips) tidak membentuk karang. Terdapat beberapa tipe terumbu karang yaitu terumbu karang yang tumbuh di sepanjang pantai di continental shelf yang biasa disebut sebagai fringing reef, terumbu karang yang tumbuh sejajar pantai tapi agak lebih jauh ke luar (biasanya dipisahkan oleh sebuah laguna) yang biasa disebut sebagai barrier reef dan terumbu karang yang menyerupai cincin di sekitar pulau vulkanik yang disebut coral atoll.

2.3       Tipe- Tipe Terumbu Karang Berdasarkan Bentuknya

Terumbu karang umunya dikelompokkan ke dalam empat bentuk, yaitu :

1.         Terumbu karang tepi (fringing reefs)

Terumbu karang tepi atau karang penerus berkembang di mayoritas pesisir pantai dari pulau-pulau besar. Perkembangannya bisa mencapai kedalaman 40 meter dengan pertumbuhan ke atas dan ke arah luar menuju laut lepas. Dalam proses perkembangannya, terumbu ini berbentuk melingkar yang ditandai dengan adanya bentukan ban atau bagian endapan karang mati yang mengelilingi pulau. Pada pantai yang curam, pertumbuhan terumbu jelas mengarah secara vertikal. Contoh: Bunaken (Sulawesi), Pulau Panaitan (Banten), Nusa Dua (Bali).

2.         Terumbu karang penghalang (barrier reefs)

Terumbu karang ini terletak pada jarak yang relatif jauh dari pulau, sekitar 0.52 km ke arah laut lepas dengan dibatasi oleh perairan berkedalaman hingga 75 meter. Terkadang membentuk lagoon (kolom air) atau celah perairan yang lebarnya mencapai puluhan kilometer. Umumnya karang penghalang tumbuh di sekitar pulau sangat besar atau benua dan membentuk gugusan pulau karang yang terputus-putus. Contoh: Batuan Tengah (Bintan, Kepulauan Riau), Spermonde (Sulawesi Selatan), Kepulauan Banggai (Sulawesi Tengah).

3.         Terumbu karang cincin (atolls)

Terumbu karang yang berbentuk cincin yang mengelilingi batas dari pulaupulau vulkanik yang tenggelam sehingga tidak terdapat perbatasan dengan daratan.

4.         Terumbu karang datar/Gosong terumbu (patch reefs)

Page 11: Terumbu karang

Gosong terumbu (patch reefs), terkadang disebut juga sebagai pulau datar (flat island). Terumbu ini tumbuh dari bawah ke atas sampai ke permukaan dan, dalam kurun waktu geologis, membantu pembentukan pulau datar. Umumnya pulau ini akan berkembang secara horizontal atau vertikal dengan kedalaman relatif dangkal. Contoh: Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Kepulauan Ujung Batu.

BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Beberapa Spesies Terumbu Karang di Indonesia dan Klasifikasinya

1. Acropora cervicornis

Kingdom               : Animalia

Phylum                  : Cnidaria

Class                       : Anthozoa

Ordo                       : Scleractinia

Family                   : Acroporidae

Genus                     : Acropora

Spesies                  : Acropora cervicornis

Acropora cervicornis

Kedalaman       : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.Ciri-ciri             : Koloni dapat terhampar sampai beberapa meter, Koloni arborescens, tersusun

Page 12: Terumbu karang

dari cabang-cabang yang silindris. Koralit berbentuk pipa. Aksial koralit dapat dibedakan.Warna                   : Coklat muda.Kemiripan           : A. prolifera, A. formosa.Distribusi            : Perairan Indonesia, Jamaika, dan Kep. Cayman..Habitat               : Lereng karang bagian tengah dan atas, juga perairan lagun yang jernih.

2. Acropora acuminata

Kingdom          : Animalia

Phylum             : Cnidaria

Class                  : Anthozoa

Ordo                 : Scleractinia

Family             : Acroporidae

Genus               : Acropora

Spesies             : Acropora acuminata

Acropora acuminata

Kedalaman       : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.Ciri-ciri              : Koloni bercabang. Ujung cabangnya lancip. Koralit mempunyai 2 ukuran.Warna                 : Biru muda atau coklat.Kemiripan        : A. hoeksemai, A abrotanoides.Distribusi          : Perairan Indonesia, Solomon, Australia, Papua New Guinea dan Philipina.

Habitat              : Pada bagian atas atau bawah lereng karang yang jernih atau pun keruh.

3. Acropora micropthalma

Page 13: Terumbu karang

Kingdom          : Animalia

Phylum             : Cnidaria

Class                   : Anthozoa

Ordo                   : Scleractinia

Family               : Acroporidae

Genus                 : Acropora

Spesies              : Acropora micropthalma

Acropora micropthalma

Kedalaman       : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.Ciri-ciri              : Koloni bisa mencapai 2 meter luasnya dan hanya terdiri dari satu spesies. Radial koralit kecil, berjumlah banyak dan ukurannya sama.Warna                 : Abu-abu muda, kadang coklat muda atau krem.Kemiripan        : A. copiosa, A. Parilis, A. Horrida, A. Vaughani, dan A. exquisita.Distribusi          : Perairan Indonesia, Solomon, Australia, Papua New Guinea.

Habitat              : Reef slope bagian atas, perairan keruh dan lagun berpasir.

4. Acropora millepora

Kingdom          : Animalia

Phylum             : Cnidaria

Class                  : Anthozoa

Page 14: Terumbu karang

Ordo                  : Scleractinia

Family              : Acroporidae

Genus               : Acropora

Spesies             : Acropora millepora

Acropora millepora

Kedalaman       : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.Ciri-ciri             : Koloni berupa korimbosa berbentuk bantalan dengan cabang pendek yang seragam. Aksial koralit terpisah. Radial koralit tersusun rapat.Warna                : Umumnya berwarna hijau, orange, merah muda, dan biru.Kemiripan        : Sepintas karang ini mirip dengan A. convexa, A. prostrata, A. aspera dan A. pulchra.Distribusi          : Tersebar dari Perairan Indonesia, Philipina dan Australia.

Habitat               : Karang ini umumnya banyak hidup di perairan yang dangkal.

5. Acropora palmate

Kingdom          : Animalia

Phylum            : Cnidaria

Class                 : Anthozoa

Ordo                 : Scleractinia

Family              : Acroporidae

Genus               : Acropora

Page 15: Terumbu karang

Spesies             : Acropora palmate

Acropora palmatae

Kedalaman       : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 5-20 meter.

Ciri-ciri : Koloni berbentuk cabang besar menyerupai tanduk rusa.

Warna                 : Umumnya berwarna coklat muda sampai coklat kekuningan.

Distribusi          : Tersebar di Perairan Indonesia, Karibia, dan Bahama.

Habitat               : Karang ini umumnya banyak hidup di perairan dangkal.

6. Acropora hyacinthus

Kingdom          : Animalia

Phylum             : Cnidaria

Class                  : Anthozoa

Ordo                  : Scleractinia

Family              : Acroporidae

Genus                : Acropora

Spesies              : Acropora hyacinthus

Page 16: Terumbu karang

Acropora hyacinthus

Kedalaman       : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 15-35 meter.Ciri-ciri              : Koloni berbentuk datar tipis dan struktur halus di permukaan.Warna                 : Coklat, hijau, merah muda.Distribusi          : Perairan Indonesia, Indo-Pasifik.Habitat               : Umumnya di lereng karang.

7. Acropora echinata

Kingdom          : Animalia

Phylum             : Cnidaria

Class                  : Anthozoa

Ordo                  : Scleractinia

Family              : Acroporidae

Genus               : Acropora

Spesies             : Acropora echinata

Page 17: Terumbu karang

Acropora echinata

Kedalaman       : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.Ciri-ciri              : Koloni berbentik tabung bercabang yang menyerupai tentakel.Warna                 : Coklat, kuning, putih.Distribusi          : Indo-Pasifik barat.Habitat               : Perairan dangkal yang hangat.

8. Acropora humilis

Kingdom          : Animalia

Phylum            : Cnidaria

Class                 : Anthozoa

Ordo                  : Scleractinia

Family              : Acroporidae

Genus               : Acropora

Spesies             : Acropora humilis

Page 18: Terumbu karang

Acropora humilis

Kedalaman       : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.Ciri-ciri              : Koloni berbentuk jari-jari pipih bercabang.Warna                 : Ungu, merah muda.Distribusi          : Perairan Indonesia, Indo-Pasifik.Habitat               : Perairan dangkal, ada juga di lereng karang.

9. Acropora cytherea

Kingdom          : Animalia

Phylum            : Cnidaria

Class                 : Anthozoa

Ordo                 : Scleractinia

Family              : Acroporidae

Genus               : Acropora

Spesies             : Acropora cytherea

Page 19: Terumbu karang

Acropora cytherea

Kedalaman       : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 3-15 meter.Ciri-ciri              : Koloni berbentuk meja datar dengan struktur yang padat halus.Warna                 : Krem, coklat, biru.Distribusi          : Indo-Pasifik barat.Habitat               : Perairan tenang, atas dan bawah lereng karang.

10. Siderastrea sidereal

Kingdom          : Animalia

Phylum             : Cnidaria

Class                  : Anthozoa

Ordo                  : Scleractinia

Family              : Siderastreidae

Genus                : Siderastrea

Spesies              : Siderastrea sidereal

Page 20: Terumbu karang

Siderastrea sidereal

Kedalaman       : Karang ini banyak dijumpai hidup pada kedalaman 7-14 meter.Ciri-ciri              : Koloni berbentuk batu bulat besar.Warna                 : Coklat keemasan, abu-abu.Distribusi          : Perairan Indonesia, Karibia.Habitat               : Perairan dangkal yang jernih.

3.2    Faktor- Faktor Lingkungan yang Mempengaruhi Perkembangan Ekosistem Terumbu Karang

Suhu

Secara global, sebarang terumbu karang dunia dibatasi oleh permukaan laut yang isoterm pada suhu 20 °C, dan tidak ada terumbu karang yang berkembang di bawah suhu 18 °C. Terumbu karang tumbuh dan berkembang optimal pada perairan bersuhu rata-rata tahunan 23-25 °C, dan dapat menoleransi suhu sampai dengan 36-40 °C.

Salinitas

Terumbu karang hanya dapat hidup di perairan laut dengan salinitas air yang tetap di atas 30 ‰ tetapi di bawah 35 ‰ Umumnya terumbu karang tidak berkembang di perairan laut yang mendapat limpasan air tawar teratur dari sungai besar, karena hal itu berarti penurunan salinitas. Contohnya di delta sungai Brantas (Jawa Timur). Di sisi lain, terumbu karang dapat berkembang di wilayah bersalinitas tinggi seperti Teluk Persia yang salinitasnya 42 %.

Cahaya dan Kedalaman

Kedua faktor tersebut berperan penting untuk kelangsungan proses fotosintesis oleh zooxantellae yang terdapat di jaringan karang. Terumbu yang dibangun karang hermatipik dapat hidup di perairan dengan kedalaman maksimal 50-70 meter, dan umumnya berkembang di kedalaman 25 meter atau kurang. Titik kompensasi untuk karang hermatipik berkembang menjadi terumbu adalah pada kedalaman dengan intensitas cahaya 15-20% dari intensitas di permukaan.

Page 21: Terumbu karang

Kecerahan

Faktor ini berhubungan dengan penetrasi cahaya. Kecerahan perairan tinggi berarti penetrasi cahaya yang tinggi dan ideal untuk memicu produktivitas perairan yang tinggi pula.

Gelombang

Gelombang merupakan faktor pembatas karena gelombang yang terlalu besar dapat merusak struktur terumbu karang, contohnya gelombang tsunami. Namun demikian, umumnya terumbu karang lebih berkembang di daerah yang memiliki gelombang besar. Aksi gelombang juga dapat memberikan pasokan air segar, oksigen, plankton, dan membantu menghalangi terjadinya pengendapan pada koloni atau polip karang.

Arus

Faktor arus dapat berdampak baik atau buruk. Bersifat positif apabila membawa nutrien dan bahan-bahan organik yang diperlukan oleh karang dan zooxanthellae, sedangkan bersifat negatif apabila menyebabkan sedimentasi di perairan terumbu karang dan menutupi permukaan karang sehingga berakibat pada kematian karang.

Sedimen

Karang umumnya tidak tahan terhadap sedimen. Karena sedimen merupakan faktor pembatas yang potensial bagi sebaran karang di daerah dimana suhu cocok untuk hewan ini.

3.3       Penghuni Terumbu Karang

1.         Tumbuh- tumbuhan

Ganggang (alga) merupakan suatu kelompok tumbuh-tumbuhan yang besar dan beraneka ragam yang biasanya terdapat di dalam lingkungan akuatik. Mereka adalah produsen primer, seperti yang telah diterangkan, mampu menangkap energi surya dan mnggunakannya untuk menghasilkan gula dan senyawa majemuk lainnya dengan menyimpan energi.Lamun adalah salah satu vegetasi yang hidup di sekitar terumbu karang. Lamun mempunyai manfaat sebagai perangkap sedimen.

2.         Avertebrata

Hewan karang dari filum Cnidaria merupakan kelompok- kelompok utama dari dunia hewan yang sangat penting dalam ekologi terumbu karang. Filum Cnidaria itu dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu hydroid, ubur- ubur dan Anthozoa.

Berbagai jenis cacing hidup di terumbu karang. Kebanyakkan memiliki ukuran kecil dan tidak kelihatan. Cacing berperan dalam proses erosi yang dilakukan oleh hewan secara alami, yang disebut bioerosi, dari  batuan kapur menjadi pecahan kapur sampai ke pasir dengan mliang pada batuan tadi.

Page 22: Terumbu karang

Crustacea merupakan klompok yang amat terkenal dari filum Arthropoda yang hidup dalam terumbu karang. Mereka terdiri dari teritip, kepiting, udang, lobster dan udang  karang.

Banyak hewan Crustacea ini mempunyai hubungan khusus dengan hwan lain di terumbu karang. Teritip menempel pada beberapa substrat seperti penyu dan kepiting; udang pembersih dengan beberapa ikan; atau udang kecil bwarna dengan anemone.

Molusca menyumbangkan cukup banyak kapur kepada ekosistem terumbu yang merupakan penyumbang penting terbentuknya pasir laut. Keanekaragaman Mollusca memainkan peranan penting di dalam jaringan makanan terumbu karang yang rumit ini. Mereka juga menjadi dasar bagi perdagangan besar cangkang hias dan penunjang utama perikanan kerang dan cumi- cumi.

Echinodermata adalah penghuni perairan dangkal dan umumnya terdapat di terumbu karang dan padang lamun. Bintang laut yang omnivora memakan apa saja mulai dari sepon, teritip, keong dan kerang.Teripang mendiami sebagain besar terumbu karang dan memakan alga dan detritus dasar. Mereka mempunyai alami sedikit dan manusia barangkali yang menjadi pemangsa yang rakus.

3.         Ikan Karang

Ikan karang terbagi dalam 3 (tiga) kelompok yaitu:

(1) ikan target yaitu ikan-ikan yang lebih dikenal oleh nelayan sebagai ikan konsumsi seperti Famili Serranide, Lutjanidae, Haemulidae, Lethrinidae;

(2) kelompok jenis indikator yaitu ikan yang digunakan sebagai indikator bagi kondisi kesehatan terumbu karang di suatu perairan seperti Famili Chaetodontidae; dan

(3) kelompok ikan yang berperan dalam rantai makanan, karena peran lainnya belum diketahui seperti Famili Pomacentridae, Scaridae, Acanthuridae, Caesionidae, Siganidae, Muliidae, Apogonidae (Adrim, 1993).

Banyak ikan yang mempunyai daerah hidup di terumbu karang dan jarang dari ikan-ikan tersebut keluar daerahnya untuk mencari makanan dan tempat perlindungan. Batas wilayah ikan tersebut didasarkan pada pasokan makananan, keberadaan predator, daerah tempat hidup, dan daerah pemijahan.

4.         Reptilia

Reptiilia yang terdapat pada ekosistem terumbu karang hanya dua kelompok yaitu, ular laut dan penyu. Dua klompok ini terancam punah. Ular ditangkap untuk kulitnya, dan penyu terutama untuk telurnya.

3.4 Manfaat Ekosistem Terumbu Karang

Page 23: Terumbu karang

Dari segi ekonomi ekosistem terumbu karang memiliki nilai estetika dan tingkat keanekaragaman biota yang tinggi yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan, bahan obat – obatan ataupun sebagai objek wisata bahari.

Ditinjau dari fungsi ekologisnya, terumbu karang yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan dan menyumbangkan stabilitas fisik, yaitu mampu menahan hempasan gelombang yang kuat sehingga dapat melindungi pantai dari abrasi

Adapun dari sisi social ekonomi, terumbu karang adalah sumber perikanan yang produktif sehingga dapat meningkatkan pendapatan nelayan, penduduk pesisir, dan devisa Negara yang berasal dari devisa perikanan dan pariwisata.

3.5       Faktor- faktor yang Merusak Terumbu Karang

Indonesia memang kaya akan keanekaragaman hayati nya termasuk di laut. Karena Indonesia termasuk negara kepulauan. Saat ini salah satu ekosistem yang memiliki peranan penting yaitu terumbu karang, kini mulai rusak. Hal ini disebabkan oleh :

a. Pengendapan kapur

Pengendapan kapur dapat berasal dari penebangan pohon yang dapat mengakibatkan pengikisan tanah (erosi)  yang akan terbawa kelaut dan menutupi karang sehingga karang tidak dapat tumbuh karena sinar matahari tertutup oleh sedimen.

b. Aliran air tawar

Aliran air tawar yang terus menerus dapat membunuh karang, air tawar tersebut dapat berasal dari pipa pembuangan, pipa air hujan ataupun limbah pabrik yang tidak seharusnya mengalir ke wilayah terumbu karang.

c. Berbagai jenis limbah dan sampah

Bahan pencemar bisa berasal dari berbagai sumber, diantaranya adalah limbah pertanian, perkotaan, pabrik, pertambangan dan perminyakan.

d. Pemanasan suhu bumi

Pemanasan suhu bumi dikarenakan pelepasan karbon dioksida (CO2) ke udara. Tingginya kadar CO2 diudara berpotensi meningkatan suhu secara global. yang dapat mengakibatkan naik nya suhu air laut sehingga karang menjadi memutih (bleaching) seiring dengan  perginya zooxanthelae dari jaringan kulit karang, jika terjadi terus menerus maka pertumbuhan terumbu karang terhambat dan akan mati.

e. Uji coba senjata militer

Page 24: Terumbu karang

Pengujian bahan peledak dan nuklir di laut serta kebocoran dan buangan reaktor nuklir menyebabkan radiasi di laut, bahan radio aktif tersebut dapat bertahan hingga ribuan tahun yang berpotensi meningkatkan jumlah kerusakan dan perubahan genetis (mutasi) biota laut.

f. Cara tangkap yang merusak

Cara tangkap yang merusak antara lain penggunaan muro-ami, racun dan bahan peledak.

d. Penambangan dan pengambilan karang

Pengambilan dan penambangan karang umumnya digunakan sebagai bahan bangunan. Penambangan karang berpotensi menghancurkan ribuan meter persegi terumbu dan mengubah terumbu menjadi gurun pasir bawah air.

e. Penambatan jangkar dan berjalan pada terumbu

Nelayan dan wisatawan seringkali menambatkan jankar perahu pada terumbu karang. Jangkar yang dijatuhkan dan ditarik diantara karang maupun hempasan rantainya yang sangat merusak koloni karang.

f. Serangan bintang laut berduri

Bintang laut berduri adalah sejenis bintang laut besar pemangsa karang yang permukaanya dipenuhi duri. Ia memakan karang dengan cara manjulurkan bagian perutnya ke arah koloni karang, untuk kemudian mencerna dan membungkus  polip-polip karang dipermukaan koloni tersebut.

3.6       Metodologi Pengambilan Sampel Terumbu Karang

Beberapa metode yang umum digunakan oleh peneliti dalam menggambarkan kondisi terumbu karang adalah:

1. Metode Transek Garis

2. Metode Transek Kuadrat

3. Metode Manta Tow

4. Metode Transek Sabuk (Belt transect)

Berikut akan kita coba menjelaskan secara ringkas masing-masing metode tersebut:

1.      Metode Transek garis

Prinsip: menggunakan suatu garis transek yang diletakan diatas koloni karang.

Page 25: Terumbu karang

Transek garis digunakan untuk menggambarkan struktur komunitas karang dengan melihat tutupan karang hidup, karang mati, bentuk substrat (pasir, lumpur), alga dan keberadaan biota lain. Spesifikasi karang yang diharapkan dicatat adalah berupa bentuk tumbuh karang (life form) dan dibolehkan bagi peneliti yang telah memiliki keahlian untuk mencatat karang hingga tingkat genus atau spesies.

Pemilihan lokasi survei harus memenuhi persyaratan keterwakilan komunitas karang di suatu pulau. Biasanya penentuan ini dilakukan setelah dilakukan pemantauan dengan metode Manta Tow.

Peralatan yang dibutuhkan dalam survei ini adalah rol meter, peralatan scuba, alat tulis bawah air, tas nilon, palu dan pahat untuk mengambil sampel karang yang belum bisa diidentifikasi, dan kapal.

Garis transek dimulai dari kedalaman dimana masih ditemukan terumbu karang batu (± 25 m) sampai di daerah pantai mengikuti pola kedalaman garis kontur. Umumnya dilakukan pada tiga kedalaman yaitu 3 m, 5 m dan 10 m, tergantung keberadaan karang pada lokasi di masing-masing kedalaman. Panjang transek digunakan 30 m atau 50 m yang penempatannya sejajar dengan garis pantai pulau.

Pengukuran dilakukan dengan tingkat ketelitian mendekati centimeter. Dalam penelitian ini satu koloni dianggap satu individu. Jika satu koloni dari jenis yang sama dipisahkan oleh satu atau beberapa bagian yang mati maka tiap bagian yang hidup dianggap sebagai satu individu tersendiri. Jika dua koloni atau lebih tumbuh di atas koloni yang lain, maka masing-masing koloni tetap dihitung sebagai koloni yang terpisah. Panjang tumpang tindih koloni dicatat yang nantinya akan digunakan untuk menganalisa kelimpahan jenis. Kondisi dasar dan kehadiran karang lunak, karang mati lepas atau masif dan biota lain yang ditemukan di lokasi juga dicatat.

Cara pemasangan Transek garis (LIT)

Kelebihan Kekurangan

Akurasi data dapat diperoleh dengan baik Membutuhkan tenaga peneliti yang banyak

Data yang diperoleh lebih banyak dan lebih baik seperti struktur komunitas seperti persentase tutupan karang hidup/karang mati, kekayaan jenis, dominasi, frekuensi kehadiran, ukuran koloni dan

Dituntut keahlian peneliti dalam identifikasi karang, minimal life form dan sebaliknya genus atau spesies

Page 26: Terumbu karang

keanekaragaman jenis dapat disajikan secara lebih menyeluruh

Struktur komunitas biota yang berasosiasi dengan terumbu karang juga dapat disajikan dengan baik

Survei membutuhkan waktu yang lama

Peneliti dituntut sebagai penyelam yang baik

Biaya yang dibutuhkan juga relatif lebih besar

2. Metode Transek Kuadrat (Quadrat Transek)

Metoda transek kuadrat digunakan untuk memantau komunitas makrobentos di suatu perairan. Pada survei karang, pengamatan biasanya meliputi kondisi biologi, pertumbuhan, tingkat kematian dan rekruitmen karang di suatu lokasi yang ditandai secara permanen. Survei biasanya dimonitoring secara rutin. Pengamatan didukung dengan pengambilan underwater photo sesuai dengan ukuran kuadrat yang ditetapkan sebelumnya. Pengamatan laju sedimentasi juga sangat diperlukan untuk mendukung data tentang laju pertumbuhan dan tingkat kematian karang yang diamati.

Peralatan yang dibutuhkan adalah kapal kecil, peralatan scuba, tanda kuadrat 1 m x 1 m dan sudah dibagi setiap 10 cm, kaliper, GPS dan underwater camera.

Data yang diperoleh dengan metoda ini adalah persentase tutupan relatif, jumlah koloni, frekuensi relatif dan keanekaragaman jenis.

Kelebihan Kekurangan

Data yang diperoleh lengkap dengan mengambar posisi biota yang ditemukan pada kuadrat, dengan bantuan underwater photo

Sumber informasi yang bagus dalam pemantauan laju pertumbuhan, tingkat kematian, laju rekruitmen

Proses kerjanya lambat dan membutuhkan waktu lebih lama.

Peralatan yang digunakan tidak praktis dan susah bekerja pada lokasi yang berarus

Metode ini cocok hanya pada luasan perairan yang kecil

Sedimen trap tidak bisa ditinggal dalam waktu lama dan tidak efektif pada daerah yang berarus

3. Metode Manta Tow

Metode Manta Tow adalah suatu teknik pengamatan terumbu karang dengan cara pengamat di belakang perahu kecil bermesin dengan menggunakan tali sebagai penghubung antara perahu dengan pengamat (Gambar 1). Dengan kecepatan perahu yang tetap dan melintas di atas terumbu

Page 27: Terumbu karang

karang dengan lama tarikan 2 menit, pengamat akan melihat beberapa obyek yang terlintas serta nilai persentase penutupan karang hidup (karang keras dan karang lunak) dan karang mati.

Teknik Manta Taw

Peralatan yang Digunakan

Untuk melakukan pengamatan terumbu karang dengan menggunakan metode Manta Tow ini diperlukan peralatan sebagai berikut :

Kaca mata selam (masker), Alat bantu pernapasan di permukaan air (snorkel), Alat bantu renang di kaki (fins), Perahu bermotor (minimal 5 PK), Papan manta (manta board) yang berukuran panjang 60 cm, lebar 40cm, dan tebal 2 cm, Tali yang panjangnya 20 meter dan berdiameter 1 cm,  Pelampung kecil, Papan plastik putih yang permukaannya telah dikasarkan dengan kertas pasir, Pensil, Penghapus, Stop watch/jam, Global Positioning System (GPS)

Prosedur Umum Manta Tow

Pengamat ditarik di antara rataan terumbu karang dan tubir (reef edge), dengan kecepatan yang tetap yaitu antara 3 ‐ 5 km/jam atau seperti orang yang berjalan lambat. Bila ada faktor lain yang menghambat seperti arus perairan yang kencang maka kecepatan perahu dapat ditambah sesuai dengan tanda dari si pengamat yang berada di belakang perahu. Pengamatan terumbu karang dilakukan selama 2 menit, kemudian berhenti beberapa saat untuk memberikan waktu bagi pengamat mencatat data beberapa kategori yang terlihat selama 2 menit pengamatan tersebut ke dalam tabel data yang tersedia di papan manta. Setelah mendapat tanda dari pengamat maka pengamatan dilanjutkan lagi selama 2 menit, begitu seterusnya sampai selesai pada batas lokasi terumbu karang yang diamati.

Kelebihan Kekurangan

Mudah dipraktikan Survey secara tidak sengaja dapat dilakukan pada lokasi diluar terumbu karang

Biaya yang dibutuhkan tidak terlalu mahal Kemungkinan ada objek yang terlewatkan

4. Metode Transek Sabuk (BELT TRANSECT)

Page 28: Terumbu karang

Transek sabuk digunakan untuk mengambarkan kondisi populasi suatu jenis karang yang mempunyai ukuran relatif beragam atau mempunyai ukuran maksimum tertentu misalnya karang dari genus Fungia. Metoda ini bisa juga untuk mengetahui keberadaan karang hias (jumlah koloni, diameter terbesar, jumlah jenis) di suatu daerah terumbu karang.

Panjang transek yang digunakan ada 10 m dan lebar satu m, pengamatan keberadaan karang hias yang pernah dilakukan oleh lembaga ICRWG (Indonesia Coral Reef Working Group) menggunakan panjang transek 30 m dan lebar dua meter (satu m sisi kiri dan kanan meteran transek). Pencatatan dilakukan pada semua individu yang menjadi tujuan penelitian, yang berada pada luasan transek.

Kelebihan Kekurangan

Pencatatan data jumlah individu lebih teliti Waktu yang dibutuhkan cukup lama

Data yang diperoleh mempunyai akurasi yang cukup tinggi dan dapat menggambarkan struktur populasi karang

Membutuhkan keahlian untuk mengidentifikasi karang secara langsung dan dibutuhkan penyelaman yang baik

BAB V

KESIMPULAN

1. Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan alga yang disebut zooxanhellae

2. Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi perkembangan ekosistem Terumbu Karang yaitu suhu, salinitas, cahaya, kedalaman, kecerahan, gelombang dan arus.

3. Ekosistem terumbu karang merupakan ekosistem yang penting, karena tempat tinggal biota laut.

4. Perubahan iklim merupakan faktor paling dominan dalam perusakkan terumbu karang. Oleh karena itu, kita sebagai manusia harus lebih mencintai lingkungan.

5. Indonesia dikenal sebagai pusat distribusi terumbu karang untuk seluruh Indo-Pasifik. Indonesia memiliki areal terumbu karang seluas 60.000 km2 lebih. Sejauh ini telah tercatat kurang lebih 354 jenis karang yang termasuk kedalam 75 marga.

6. Ekosistem terumbu karang merupakan bangunan ribuan karang yang menjadi tempat hidup, berkembang biak, pertumbuhan, berlindung dari serangan predator, dan cari makan berbagai ikan dan hewan laut lainya. Ekosotem terumbu karang merupakan ekosistem yang khas di daerah tropis, yang memiliki produktifitas tinggi dan kaya akan keragaman spesies biota laut. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia, terdiri dari 17.508 pulau dengan panjang garis pantai 81.791 km, memiliki keanekaragaman hayti yang cukup tinggi. Luas terumbu karang di Indonesia saat ini :42000 km atau 16.5% dari luasan terumbu karang dunia (255.300 km) dan memiliki 590 spesies, oleh karena itu Indonesia memduduki peringkat terluas ke-2 setelah Australia.selama 1 tahun rata-rata pertumbuhan karang hanya mencapai sekitar 1 cm, jadi di butuh

Page 29: Terumbu karang

kan waktu 500 tahun untuk mencapai ketinggian 500cm. Karang merupakan suatu ekosistem tertua di bumi ini.berdasararkan kalsifikasi ekosistem, terumbu karang merupakan hewan yang tidak memiiliki tulang belakang (invertebrata) yang termasuk filum coleonterata. Terumbu karang merupakan hewan yang hidupnya bersimbiosis dengan zoocantela yang menempel pada bagian permukaan karang, atau biasa disebut polip, namun ada ciri-ciri khusus terumbu karang yang bersimbiosis dengan zoocantela, diantarnya:1) Karang Hermatifik, merupakan kelompok karang penghasil terumbu, berkoloni, dan bersimbiosis denagan zoocantela, dan yang mengekresikan CaCO3. contoh, Acropora sp.

7. 2) Karang Ahermatifik, merupakan kelompok karang yang bukan penghasil terumbu, soliter, dan tidak bersombiosis dengan zoocantela, dan memiliki tekstur tubuh yang lunak. contoh, Millipora sp.Faktor-faktor penentu pertumbuahan karang biasanya didominasi oleh karang-karang kecil yang umumya berbentuk masif dan sub-masif. Gelombang berpengaruh terhadap perubahan bentuk koloni karang yang hidup di daerah terlindung dari gelombang, namun secara umum ada 4 faktor yang dominan yang sangat mempengaruhi bentuk pertumbuhan karang, yaitu cahaya, salinitas, suhu, dan tekanan dinamika laut.ditinjau dari aspek fungsi ekologis karang, terumbu karang berfungsi sebagai pelindung pantai dari hempasan ombak, badai, dan arus dari air laut, namun hal ini kurang begitu di perhatikan oleh masyarakat pesisir, terutama Indonesia, oleh karena itu sebagian terumbu karang di wilaya Indonesia mengalami kerusakan, hapir 70% dari seluruh total terumbu karang yang ada di Indonesia

8.Sumber: http://id.shvoong.com/exact-sciences/earth-sciences/2079960-ekosistem-terumbu-karang/#ixzz29XzColSh

Ekosistem ini terdiri dari coral yang berada dekat pantai. Efisiensi ekosistem ini sangat tinggi. Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa organik lain. Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara karang dan ganggang.Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora. Kehadiran terumbu karang di dekat pantai membuat pantai memiliki pasir putih.