Tindakan administratif keimigrasian

39
i PENDIDIKAN DASAR KEIMIGRASIAN MODUL TEORI DAN PRAKTIK TINDAKAN ADMINISTRATIF KEIMIGRASIAN Oleh. Muh. Khamdan

Transcript of Tindakan administratif keimigrasian

Page 1: Tindakan administratif keimigrasian

i

PENDIDIKAN DASAR KEIMIGRASIAN

MODUL

TEORI DAN PRAKTIK

TINDAKAN ADMINISTRATIF KEIMIGRASIAN

Oleh.

Muh. Khamdan

Page 2: Tindakan administratif keimigrasian

ii

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN. ................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................ 1

B. Deskripsi Singkat ............................................................................................................ 2

C. Hasil Belajar .................................................................................................................. 2

D. Indikator Hasil Belajar ................................................................................................... 2

E. Materi Pokok .................................................................................................................. 3

F. Manfaat .......................................................................................................................... 3

BAB II PENGERTIAN TINDAKAN ADMINISTRATIF KEIMIGRASIAN ........... 4

A. Pengertian Tindakan Administratif Keimigrasian .......................................................... 4

B. Dasar Hukum Pelaksanaan Tindakan Administratif Keimigrasian ............................... 5

C. Jenis-Jenis Tindakan Administratif Keimigrasian .......................................................... 5

1. Pencantuman Daftar Pencegahan atau Penangkalan .................................................. 6

2. Pembatasan, Perubahan, atau Pembatalan Izin Imigrasi ............................................. 9

3. Larangan Berada di Wilayah Tertentu di Indonesia ................................................... 12

4. Keharusan Bertempat Tinggal di Wilayah Tertentu di Indonesia .............................. 12

5. Pengenaan Biaya Beban .............................................................................................. 12

6. Deportasi dari Wilayah Indonesia ............................................................................... 13

D. Latihan ............................................................................................................................ 14

E. Rangkuman ..................................................................................................................... 14

BAB III TEKNIK TINDAKAN ADMINISTRATIF KEIMIGRASIAN ..................... 15

A. Tahapan Kegiatan Tindakan Administratif Keimigrasian .............................................. 15

B. Teknis Tindakan Administratif Keimigrasian pada Kedatangan .................................... 16

1. Pembatasan, Perubahan, atau Pembatalan Izin Imigrasi ............................................. 16

2. Keharusan Bertempat Tinggal di Wilayah Tertentu di Indonesia .............................. 17

3. Penolakan Masuk Wilayah Indonesia ......................................................................... 18

C. Proses Pemeriksaan Dokumen Perjalanan (Document Clearance) ................................ 20

1. Custom ........................................................................................................................ 21

2. Immigration ................................................................................................................ 22

- Bebas Visa Kunjungan Singkat (BVKS) .................................................................. 22

- Visa Kunjungan Saat Kedatangan (VKSK) ............................................................. 23

Page 3: Tindakan administratif keimigrasian

iii

3. Quarantine .................................................................................................................. 22

D. Latihan ............................................................................................................................ 24

E. Rangkuman ..................................................................................................................... 24

BAB IV PENYUSUNAN LAPORAN PEMERIKSAAN TINDAKAN

ADMINISTRATIF KEIMIGRASIAN ....................................................................... 25

A. Pengawasan Administratif dan Pengawasan Lapangan .................................................. 25

B. Penyusunan Laporan Tindakan Administratif Keimigrasian .......................................... 27

1. Syarat Laporan Pemeriksaan Tindakan Administratif Keimigrasian ......................... 28

2. Penyusunan Laporan Sebagai Naskah Dinas .............................................................. 29

3. Penyusunan Laporan Berbentuk Berita Acara Pemeriksaan (BAP) ........................... 31

C. Alasan-Alasan Dipilihnya Tindakan Administratif Keimigrasian .................................. 33

D. Latihan ............................................................................................................................ 34

E. Rangkuman ..................................................................................................................... 34

BAB V PENUTUP ............................................................................................................. 35

A. Simpulan ........................................................................................................................ 35

Daftar Pustaka

Page 4: Tindakan administratif keimigrasian

1

BAB I

PENDAHULUAN

Selamat Datang! Dalam Pendidikan Dasar Keimigrasian, mata Diklat “Tindakan

Administratif Keimigrasian”. Pasti Anda pernah mendengar tindakan administratif apa yang

dilakukan dalam bidang keimigrasian? Coba simak baik-baik penjelasan di bawah ini secara

cermat.

A. Deskripsi Singkat

Keimigrasian adalah hal ihwal lalu lintas orang yang masuk atau keluar wilayah negara

Republik Indonesia dan pengawasan orang asing di Indonesia. Dengan demikian, imigrasi di

samping termasuk salah satu instansi pemerintah yang salah satu kegiatannya melayani

administrasi keimigrasian masyarakat, juga sebagai instansi pengawas terhadap segala

keberadaan dan kegiatan orang asing.

Terhadap orang asing pelayanan dan pengawasan di bidang keimigrasian dilaksanakan

berdasarkan prinsip selektif (selective policy). Berdasarkan prinsip ini maka orang asing yang

dapat diberikan ijin masuk ke Indonesia hanyalah orang asing yang memiliki manfaat bagi

kesejahteraan rakyat, bangsa, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), tidak

membahayakan keamanan dan ketertiban, serta tidak bermusuhan dengan rakyat dan

pemerintah.

Untuk mewujudkan prinsip selektif (selective policy) diperlukan kegiatan pengawasan

terhadap orang asing, pengawasan ini tidak hanya pada saat orang asing masuk ke wilayah

Indonesia, tetapi juga selama orang asing tersebut berada di wilayah Indonesia termasuk

kegiatan-kegiatannya. Hal tersebut terkait adanya orang asing yang keberadaanya merugikan

kepentingan bangsa dan negara seperti kasus-kasus penyalahgunaan ijin tinggal, tinggal di

Indonesia melebihi jangka waktu yang ditentukan, imigran tanpa berkas administratif yang

resmi, dan sebagainya.

Tindakan dari pelaksanaan peran keimigrasian terhadap warga negara Indonesia serta

orang asing yang tidak mentaati peraturan keimigrasian yang berlaku di Indonesia, ada dua

macam, yaitu tindakan administratif keimigrasian dan tindakan pidana keimigrasian. Oleh

karena itu penting untuk mengetahui batas yang jelas apabila timbul suatu kasus keimigrasian

dan harus diputuskan menggunakan tindakan administratif keimigrasian atau tindakan pidana

keimigrasian, karena adanya prosedur, waktu, dan cara pembuktian yang berbeda.

Page 5: Tindakan administratif keimigrasian

2

Tindakan administratif keimigrasian sering digunakan untuk orang asing yang

melanggar peraturan di Indonesia, sebab jika digunakan tindakan pidana keimigrasian yang

salah satu tahapannya harus dimulai dengan penyidikan maka orang asing tersebut harus tetap

tinggal di wilayah Indonesia dan hal ini tentu menimbulkan beban tersendiri bagi negara

Indonesia. Pada sisi lain, ada kemungkinan orang asing tersebut sengaja berusaha lebih lama

tinggal di Indonesia dengan cara mengajukan banding atau kasasi sampai orang asing tersebut

selesai menjalani hukuman, sehingga menguntungkan orang asing tersebut meskipun ijin

tinggal bahkan paspornya sudah tidak berlaku lagi.

B. Hasil Belajar

Setelah mempelajari tentang mata Diklat “Teori dan Praktik Tindakan Administratif

Keimigrasian” ini, peserta Diklat diharapkan mampu melakukan teknik tindakan administratif

keimigrasian.

C. Indikator Hasil Belajar

Setelah mempelajari Mata Diklat Teori dan Praktik Tindakan Administratif

Keimigrasian ini, peserta diharapkan dapat:

1. Menjelaskan pengertian tindakan administratif keimigrasian, dasar hukum pelaksanaan,

dan jenis-jenis tindakan administratif

2. Memahami teknik tindakan administratif

3. Menyajikan Berita Acara tindakan administratif keimigrasian.

D. Petunjuk Belajar

Anda sebagai pembelajar, dan agar dalam proses pembelajaran mata Diklat “Teori dan

Praktik Tindakan Administratif Keimigrasian” dapat berjalan lebih lancar, dan indikator hasil

belajar tercapai secara baik, Anda kami sarankan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:

1. Bacalah secara cermat, dan pahami indikator hasil belajar atau tujuan pembelajaran yang

tertulis pada setiap awal bab, karena indikator belajar memberikan tujuan dan arah.

Indikator belajar menetapkan apa yang harus Anda capai.

2. Pelajari setiap bab secara berurutan, mulai dari Bab I Pendahuluan sampai dengan Bab

IV.

3. Laksanakan secara sungguh-sungguh dan tuntas setiap tugas pada setiap akhir bab.

4. Keberhasilan proses pembelajaran dalam mata Diklat ini tergantung pada kesungguhan

Anda. Untuk itu, belajarlah baik secara mandiri maupun berkelompok secara seksama.

Page 6: Tindakan administratif keimigrasian

3

Untuk belajar mandiri, Anda dapat melakukan seorang diri, berdua atau berkelompok

dengan lain sedang mempelajari bagaimana membuat berita acara yang baik dan benar.

5. Anda disarankan mempelajari bahan-bahan dari sumber lain, seperti yang tertera pada

Daftar Pustaka pada akhir modul ini, dan jangan segan-segan bertanya kepada siapa saja

yang mempunyai kompetensi dalam penyusunan laporan.

Baiklah, selamat belajar!, semoga Anda sukses menerapkan pengetahuan dan keterampilan

yang diuraikan dalam mata Diklat ini dalam upaya melakukan tindakan administratif

keimigrasian secara baik.

E. Materi Pokok

Materi pokok yang dibahas dalam modul ini adalah:

1. Pengertian tindakan administratif keimigrasian

2. Dasar hukum pelaksanaan tindakan keimigrasian

3. Jenis-jenis tindakan administratif keimigrasian

4. Teknik tindakan pengawasan keberangkatan

5. Hambatan tindakan administratif keimigrasian

6. Pembuatan Berita Acara tindakan administratif keimigrasian

F. Manfaat

Manfaat yang dapat diperoleh dengan mempelajari modul ini adalah:

1. Peserta diklat dapat lebih memahami pengertian tindakan administratif keimigrasian,

dasar hukum pelaksanaan, dan jenis-jenis tindakan administratif

2. Peserta diklat dapat lebih memahami teknik tindakan administratif

3. Peserta diklat dapat membuat Berita Acara tindakan administratif keimigrasian

Page 7: Tindakan administratif keimigrasian

4

BAB II

PENGERTIAN, DASAR HUKUM, DAN JENIS-JENIS TINDAKAN

ADMINISTRATIF KEIMIGRASIAN

A. Pengertian Tindakan Administratif Keimigrasian

Tindakan administratif keimigrasian adalah sanksi administratif yang ditetapkan Pejabat

Imigrasi terhadap Orang Asing di luar proses peradilan, sebagaimana dijelaskan pada

ketentuan umum pasal 1 butir 19 Undang-Undang Nomor 6 tahun 2011 tentang keimigrasian.

Tindakan administratif keimigrasian dilakukan terhadap Orang Asing di wilayah Indonesia

karena melakukan kegiatan berbahaya serta patut diduga membahayakan keamanan dan

ketertiban umum atau tidak menghormati dan melanggar peraturan perundang-undangan yang

berlaku di Indonesia.

Berdasarkan pengertian di atas, lingkup tugas dan fungsi keimigrasian berada di

berbagai bidang seperti politik, ekonomi, sosial budaya, keamanan, dan kependudukan.

Dalam konteks lalu lintas dan mobilitas manusia yang semakin meningkat, peran dan fungsi

imigrasi menjadi bagian yang penting dan strategis yaitu meminimalisasikan dampak negatif

yang dapat timbul akibat kedatangan orang asing sejak masuk, selama berada, dan melakukan

kegiatan di Indonesia sampai keluar wilayah negara Indonesia.

Untuk menggambarkan operasionalisasi peran keimigrasian secara jelas dalam

pembahasan tindakan administratif keimigrasian, perlu pemahaman kerangka teoritis yang

mendasari yaitu adanya pengakuan masyarakat internasional mengenai hak eksklusif setiap

negara dalam batas wilayah negara yang bersangkutan, yang dikenal sebagai kedaulatan

negara. Konsep kedaulatan menetapkan bahwa suatu negara memiliki kekuasaan atas suatu

wilayah hak teritorial serta hak-hak yang kemudian timbul dari penggunaan kekuasaan

teritorial tersebut. Konsep kedaulatan mengandung arti bahwa negara mempunyai hak

kekuasaan penuh untuk melaksanakan hak teritorialnya dalam batas-batas wilayah negara

yang bersangkutan. Hal inilah yang menjadikan instansi imigrasi perlu melakukan tindakan

terhadap orang asing yang memasuki wilayah teritorial Indonesia.

Adanya konsep kedaulatan teritorial negara, maka dalam melakukan perlintasan

antarnegara digunakan paspor. Pada dasarnya setiap paspor memuat identitas

kewarganegaraan pemegangnya sehingga negara yang mengeluarkan berkewajiban memberi

Setelah membaca bab ini, peserta diharapkan dapat menjelaskan pengertian

tindakan administratif keimigrasian, dasar hukum pelaksanaan, dan jenis-jenis

tindakan administratif keimigrasian

Page 8: Tindakan administratif keimigrasian

5

perlindungan hukum dimanapun pemegang berada. Sedangkan dalam rangka menyeleksi

orang asing yang ingin masuk dan melakukan perjalanan ke negara lain, dibutuhkan visa atau

tanda yang diterakan pada paspor sebagai bentuk telah diperiksa atau disetujui oleh pejabat

negara tujuan. Pemeriksaan paspor dan visa inilah sebagai bagian dari proses keimigrasian

yang dapat dilanjutkan dengan tindakan administratif keimigrasian.

Melakukan suatu tindakan administrasi terhadap orang yang tidak mentaati peraturan

dan melakukan kegiatan yang berbahaya bagi keamanan dan ketertiban umum, terdiri dari:

a. Warga negara Indonesia berupa cekal, penolakan keluar wilayah Indonesia, pencabutan

hal-hal yang berkaitan Surat Perjalanan Republik Indonesia

b. Orang asing berupa cekal, penolakan keluar dan masuk wilayah Indonesia, biaya beban,

deportasi, pengkarantinaan, pembatasan/pembatalan/perubahan ijin keberadaan, larangan

berada di suatu atau beberapa tempat, keharusan bertempat tinggal di tempat tertentu.

c. Penanggungjawab alat angkut, berupa biaya beban, membawa kembali orang asing yang

tidak diberi ijin masuk, orang asing yang tidak diberi ijin masuk untuk tetap tinggal atau

diisolasi di alat angkut.

B. Dasar Hukum Pelaksanaan Tindakan Administratif Keimigrasian

Tindakan administratif keimigrasian diatur dalam Undang-undang Nomor 6 tahun 2011

tentang keimigrasian pada pasal 75 ayat 1, yang berbunyi:

“Pejabat Imigrasi berwenang melakukan Tindakan Administratif Keimigrasian terhadap

Orang Asing yang berada di Wilayah Indonesia yang melakukan kegiatan berbahaya dan

patut diduga membahayakan keamanan dan ketertiban umum atau tidak menghormati atau

tidak menaati peraturan perundang-undangan”.

Penjelasan pelaksanaan atas peraturan tersebut diatur kembali dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 31 tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6

Tahun 2011 Tentang Keimigrasian.

C. Jenis-jenis Tindakan Administratif Keimigrasian

Pengaturan tentang jenis-jenis tindakan administratif keimigrasian diatur dalam

Undang-undang Nomor 6 tahun 2011 pasal 75 ayat 2, yang meliputi:

a. pencantuman dalam daftar Pencegahan atau Penangkalan

Apakah tindakan administratif keimigrasian hanya diperuntukkan dan dilakukan

terhadap orang asing? Bagaimana jika yang melakukan kegiatan berbahaya dan tidak

menaati peraturan perundang-undangan adalah WNI dan ingin kabur ke luar negeri,

apakah tidak dapat dilakukan tindakan administratif keimigrasian?

Page 9: Tindakan administratif keimigrasian

6

b. pembatasan, perubahan, atau pembatalan Izin Tinggal

c. larangan untuk berada di satu atau beberapa tempat tertentu di Wilayah Indonesia

d. keharusan untuk bertempat tinggal di suatu tempat tertentu di Wilayah Indonesia

e. pengenaan biaya beban

f. Deportasi dari Wilayah Indonesia.

Keputusan mengenai Tindakan Administratif Keimigrasian sebagaimana di atas

dilakukan secara tertulis dan harus disertai dengan alasan. Oleh karena itu penting memahami

masing-masing tindakan administratif yang diatur tersebut.

1. Pencantuman Dalam Daftar Pencegahan atau Penangkalan

Penangkalan adalah larangan yang bersifat sementara terhadap orang-orang tertentu

untuk masuk ke wilayah Indonesia berdasarkan alasan tertentu. Pencegahan adalah larangan

yang bersifat sementara terhadap orang-orang tertentu untuk keluar dari wilayah Indonesia

berdasarkan alasan tertentu.

Pencegahan adalah larangan yang yang bersifat sementara terhadap orang-orang tertentu

untuk keluar negeri dari Wilayah Indonesia berdasarkan alasan tertentu. Aturan hukum yang

yang menjadi pondasi dalam proses pencegahan terhadap orang asing karena adanya alasan

keimigrasian diatur dalam UU Keimigrasian. Pencegahan terhadap orang asing yang masuk

dalam daftar hitam (black list) pencegahan dan penangkalan merupakan wewenang dan

tanggung jawab menteri, yang dalam pelaksanaannya didasarkan pada berbagai pertimbangan

berikut:

a. Hasil pengawasan Keimigrasian dan keputusan Tindakan Administratif Keimigrasian

b. Keputusan Menteri Keuangan dan Jaksa Agung sesuai dengan bidang

c. Tugasnya masing-masing dan ketentuan peraturan perundang-undangan.

d. Permintaan Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan

e. Perintah Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi sesuai dengan ketentuan peraturan

perundangundangan

f. Permintaan Kepala Badan Narkotika Nasional sesuai dengan ketentuan peraturan

perundangundangan

g. Keputusan, perintah, atau permintaan pimpinan kementerian/lembaga lain yang

berdasarkan undang-undang memiliki kewenangan pencegahan.

Menteri Keuangan, Jaksa Agung, Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, Ketua

Komisi Pemberantasan Korupsi, Kepala Badan Narkotika Nasional, atau pimpinan

kementerian/lembaga yang memiliki kewenangan pencegahan dan bertanggung jawab atas

Page 10: Tindakan administratif keimigrasian

7

keputusan, permintaan, dan perintah pencegahan yang dibuatnya. Meskipun demikian, dalam

kondisi darurat atau mendesak, para pejabat yang memiliki kewenangan pencegahan dapat

meminta langsung kepada pejabat imigrasi tertentu untuk melaksanakan tindakan pencegahan

terhadap orang asing yang menenuhi kriteria untuk dilakukannya tindakan administratif

berupa pencegahan keluar dari wilayah RI, dimana dalam pelaksanaanya dilakukan oleh

Menteri dan pejabat imigrasi yang ditunjuk Pencegahan ditetapkan dengan keputusan tertulis

oleh pejabat yang berwenang atau mendapat kewenangan.

Keputusan pencegahan disampaikan kepada orang yang dikenakan tindakan pencegahan

selambat-lambatnya tujuh hari sejak tanggal keputusan ditetapkan dan dalam hal keputusan

pencegahan dikeluarkan oleh pejabat yang mendapat kewenangan, keputusan tersebut juga

disampaikan kepada menteri paling lambat tiga hari sejak tanggal keputusan ditetapkan

dengan permintaan untuk dilaksanakan. Menteri dapat menolak permintaan pelaksanaan

pencegahan apabila keputusan pencegahan dianggap tidak memenuhi ketentuan seperti tidak

adanya informasi identitas atau alasan pencegahan atau limit waktu pencegahan yang akan

diberlakukan. Pemberitahuan penolakan pelaksanaan pencegahan oleh Menteri disampaikan

kepada pejabat yang akan melaksanakan proses pencegahan paling lambat tujuh hari sejak

tanggal permohonan pencegahan diterima yang disertai dengan alasan penolakan.

Menteri atau pejabat imigrasi yang ditunjuk selanjutnya memasukkan identitas orang

yang dikenai keputusan pencegahan ke dalam daftar pencegahan melalui sistem informasi

manajemen keimigrasian. Selanjutnya berdasarkan daftar pencegahan, pejabat imigrasi wajib

menolak orang asing yang dikenai pencegahan keluar dari Wilayah Indonesia.

Dalam hal penindakan administratif berupa pencegahan keluar dari wilayah Republik

Indonesia karena alasan keimigrasian tersebut, undang-undang memberikan hak kepada pihak

yang akan dikenai tindakan pencegahan untuk mengajukan keberatan kepada pejabat yang

mengeluarkan keputusan pencegahan. Pengajuan keberatan dilakukan secara tertulis disertai

Keputusan pencegahan memuat sekurang-kurangnya tiga

unsur berikut:

1. Nama, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir atau umur, serta

foto yang dikenai pencegahan

2. Alasan pencegahan

3. Jangka waktu pencegahan.

Page 11: Tindakan administratif keimigrasian

8

dengan alasan dan disampaikan dalam jangka waktu berlakunya masa pencegahan. Namun

demikian, pengajuan keberatan tidak dapat menunda proses pelaksanaan pencegahan. Terkait

dengan jangka waktu pencegahan berlaku batas waktu paling lama enam bulan dan setiap kali

dapat diperpanjang paling lama enam bulan. Apabila tidak ada keputusan perpanjangan, suatu

pencegahan berakhir demi hukum.

Penangkalan adalah larangan yang bersifat sementara terhadap orang-orang tertentu

untuk masuk ke wilayah Indonesia berdasarkan alasan tertentu. Kewenangan penangkalan

merupakan wujud dari pelaksanaan kedaulatan negara untuk menjaga keamanan dan

ketertiban umum yang dilaksanakan berdasarkan alasan keimigrasian. Black list adalah istilah

yang dipakai dalam bahasa sehari-hari untuk menggantikan daftar orang-orang yang tidak

diperbolehkan meninggalkan Indonesia dan orang-orang yang tidak diperbolehkan memasuki

wilayah Indonesia. Di dalam keimigrasian daftar ini disebut “daftar pencegahan dan

penangkalan (Cekal)”.

Seperti halnya kewenangan dalam pencegahan, wewenang dan tanggung jawab

penangkalan terhadap warga Negara Indonesia dilakukan oleh sebuah tim yang dipimpin

menteri kehakiman dan anggotanya. Dalam kondisi mendesak atau darurat pejabat lain yang

berwenang juga dapat meminta kewenangan melakukan penangkalan kepada menteri, dimana

dalam pelaksanaannya dilakukan oleh menteri dan pejabat terkait yang ditunjuk. Keputusan

penangkalan ditetapkan dengan tertulis oleh menteri atau pejabat terkait dapat dikeluarkan

selambat-lambatnya tiga hari sejak permintaan pencekalan diajukan oleh pejabat tersebut.

Keputusan penangkalan dapat dikeluarkan sekurang-kurangnya hanya jika permintaan

pencekalan memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:

a. Nama, jenis kelamin, tempat dan tanggal lahir atau umur, serta foto yang dikenai

penangkalan

b. Alasan penangkalan

c. Jangka waktu penangkalan.

Jika salah satu unsur tersebut di atas tidak ada maka pejabat menteri dapat menolak

permintaan penangkalan yang diajukan oleh pejabat terkait, yang disampaikan selambat-

lambatnya tujuh hari dari sejak tanggal permintaan penangkalan diterima kepada pejabat

bersangkutan, yang disertai dengan alasan penolakan permintaan penangkalan seperti yang

dimintakan pejabat terkait.

Identitas orang yang dikenai keputusan penangkalan akan dimasukkan ke dalam daftar

penangkalan melalui Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian, dan dengan diterbitkannya

daftar penangkalan tersebut, maka pejabat imigrasi wajib menolak orang asing yang dikenai

tindakan penangkalan untuk masuk wilayah Indonesia.

Page 12: Tindakan administratif keimigrasian

9

Masa penangkalan berlaku paling lama enam bulan dan setiap kali dapat diperpanjang

paling lama enam bulan. Penangkalan berakhir demi hukum, dan keputusan penangkalan

seumur hidup dapat dikenakan terhadap orang asing yang dianggap dapat mengganggu

keamanan dan ketertiban umum.

2. Pembatasan, Perubahan, atau Pembatalan Izin Tinggal

Setiap orang asing yang berada di wilayah Indonesia wajib memiliki izin keimigrasian

dengan status apapun, baik dalam kapasitas sebagai diplomat, dinas, maupun biasa, termasuk

umur dewasa maupun anak-anak.

Setiap orang asing yang masuk ke wilayah Negara RI wajib mendapat Izin Masuk. Izin

Masuk diberikan sesuai dengan jenis Visa yang dimiliki oleh orang asing yang bersangkutan.

Pemberian Izin Masuk ini dilakukan oleh pejabat imigrasi yang bertugas di TPI dengan cara

Yusril Somasi Patrialis Selasa, 28 Juni 2011 | 15:31 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah menggugat Jaksa Agung ke Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta kemarin,

siang ini (Selasa 28/6/2011), Yusril Ihza Mahendra melayangkan surat somasi kepada Menteri Hukum dan HAM

Patrialis Akbar.

Yusril memperingatkan Patrialis untuk mencabut surat pelaksanaan cekal terhadap dirinya yang dikeluarkan

Kementerian Hukum dan HAM memenuhi permintaan Jaksa Agung RI dalam waktu 2x24 jam. Apabila dalam tempo

yang telah ditentukan itu Patrlalis tidak melaksanakan pencabutan, Yusril akan mengambil langkah hukum menuntut

Menteri Hukum dan HAM itu baik pidana maupun perdata.

"Saya akan menuntut Menkum dan HAM melanggar Pasal 333 KUHP yakni dengan sengaja dan melawan hukum

menghilangkan kemerdekaan orang," kata Yusril di Jakarta, Selasa.

Selain itu, Yusril juga akan menggugat Patrialis ke pengadilan karena melakukan perbuatan melanggar hukum

sebagaimana diatur dalam Pasal 1365 KUH Perdata. Yusril memang tidak menggugat Menteri Hukum dan HAM ke

PTUN dengan alasan, surat keputusan cekal yang dikeluarkan Jaksa Agung adalah final dan tidak memerlukan

persetujuan Menteri Hukum dan HAM. Pihak terakhir ini hanya melaksanakan keputusan Jaksa Agung tersebut.

"Patrialis saya somasi, karena berdasarkan ketentuan Pasal 94 ayat (5) UU No 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian,

dia dapat menolak melaksanakan cekal karena tidak memenuhi syarat sebagaimana diatur oleh undang-undang,"

ujar Yusril.

Namun, Patrialis malah berkeras mengatakan Keputusan Jaksa Agung itu sah dan melaksanakannya. Dalam somasi

itu, Yusril juga memperingatkan Patrialis atas ucapannya yang mengatakan bahwa pelaksanaan cekal Yusril dibagi

dalam dua tahap. Tahap pertama 6 bulan dan tahap kedua 6 bulan berikutnya.

"Ucapan Patrialis itu hanya akal-akalan saja, sehingga seolah-olah pencekalan Yusril hanya 6 bulan sebagaimana dibenarkan undang-undang," katanya.

Menurut Yusril, kenyataannya, dua surat dari Dirjen Imigrasi, satu ditujukan kepada dirinya, dan satu lagi berisi

perintah pencekalan kepada seluruh jajaran imigrasi, dengan tegas menyebutkan pencekalan itu untuk jangka waktu satu tahun dari tanggal 24 Juni 2011 sampai 24 Juni 2012.

Surat somasi Yusril ditembuskan kepada Presiden, Wakil Presiden, Menko Polhukam dan Komisi III DPR RI

Page 13: Tindakan administratif keimigrasian

10

menarakan izin pada visa atau surat perjalanan orang asing yang bersangkutan. Izin masuk

diberikan juga kepada pemegang izin masuk kembali selama izin masuk kembali itu masih

berlaku. Izin masuk kembali diberikan oleh Kepala Kantor Imigrasi setempat. Izin tinggal

terdiri dari izin tinggal diplomatik, izin tinggal dinas, izin tinggal kunjungan, izin tinggal

terbatas dan izin tinggal tetap.

Dalam hal praktek keimigrasian, dokumen keimigrasian adalah Dokumen Perjalanan

Republik Indonesia, dan Izin Tinggal yang dikeluarkan oleh pejabat imigrasi atau pejabat

dinas luar negeri. Dikatakan dokumen keimigrasian adalah suatu izin keimigrasian berupa izin

tinggal terbatas dan izin tinggal tetap yang tertera dalam suatu kartu dengan format dan

ukuran tertentu yang biasa disebut dengan Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) dan Kartu

Izin Tinggal Tetap (KITAP). Selain itu instansi-instansi lain, seperti Kementerian Tenaga

Kerja, Kementerian Agama, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dan instansi lain juga

memiliki wewenang terkait izin keimigrasian yang diberikan terhadap orang asing.

Dalam UU Keimigrasian diatur mengenai kewajiban bagi setiap orang asing yang

berada di Indonesia, yaitu setiap orang asing berada di wilayah Indonesia wajib memberikan

keterangan yang diperlukan mengenai identitas diri dan atau keluarganya, perubahan status

sipil kewarganegaraannya serta perubahan alamnya. Status sipil yang dimaksud dalam kalimat

ini adalah perubahan yang menyangkut perkawinan, perceraian, kematian, kelahiran anak,

pindah pekerjaan dan berhenti pekerjaan.

Saat ini di seluruh dunia tercatat kurang lebih ada 250 paspor dengan fitur pengamanan

yang berbeda-beda. Sehingga hal yang mustahil untuk mengetahui ciri-ciri paspor tersebut

terlebih lagi menghafalkannya satu persatu. Namun demikian dengan memahami hal-hal

mendasar seperti proses pembuatan kertas, percetakan, penjahitan, pendilidan dan penerbitan

paspor, petugas imigrasi dapat menemukan dokumen-dokumen palsu.

Pada saat melakukan pemeriksaan dokumen perlu diingat terlebih dahulu jenis pemalsuan yang mungkin terjadi, yaitu:

1. Impostor, yaitu penggunaan dokumen perjalanan asli dengan identitas asli tanpa melakukan biodata, akan tetapi orang yang membawanya bukan pemilik sah dari dokumen tersebut

2. Merubah data, penggunaan dokumen perjalanan asli dengan melakukan perubahan sebagian dari identitas diri dari pemilik yang sebenarnya.

3. Memalsukan identitas diri, dalam proses permohonannya, data yang diberikan adalah palsu.

4. Menerbitkan dokumen palsu, yaitu dokumen yang dibuat menyerupai seperti asli.

Page 14: Tindakan administratif keimigrasian

11

Pembatasan izin tinggal orang asing di Wilayah Republik Indonesia merupakan bagian

dari instrumen dalam penindakan administratif hukum keimigrasian di Indonesia. Seorang

warganegara asing yang memenuhi unsur-unsur pelanggaran UU Keimigrasian dapat

diberikan sanksi berupa pembatasan izin tinggal baik yang sifatnya sementara maupun tetap.

Penindakan adminsitratif berupa pembatasan izin tinggal dimaksudkan sebagai bagian dari

upaya prefentif untuk mencegah dampak negatif yang lebih serius yang dapat ditimbulkan

dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh orang asing tersebut selama berada di wilayah RI.

Pejabat imigrasi yang ditunjuk dalam penindakan administratif juga dapat melakukan evaluasi

ulang atau perubahan terhadap izin tinggal yang telah diberikan kepada orang asing yang

dianggap atau patut diduga melakukan kegiatan yang dapat mengganggu keamanan. Dalam

kondisi yang lebih serius, pejabat imigrasi memiliki kewenangan untuk membekukan atau

membatalkan izin tinggal yang telah diberikan kepada orang asing tersebut.

20 Guru JIS Segera Diusir Dari Indonesia Rabu, 4 Juni 2014 18:58 WIB

WARTA KOTA, SEMANGGI— Kantor Imigrasi Jakarta Selatan membenarkan akan mendeportasi sebanyak 20

warga negara asing (WNA) yang bekerja sebagai guru diJakarta International School (JIS). Para guru tersebut

akan dideportasi bertahap mulai Jumat (6/6).

Kepala Bidang Pengawasan dan Penindakan Imigrasi Jakarta Selatan Bambang Permadi mengatakan,

para gurutersebut berasal dari berbagai negara, yakni Amerika Serikat, Taiwan, Kanada, Singapura, dan Australia.

Mereka melanggar izin tinggal.

Dijelaskannya, para guru JIS sebagian besar dari Amerika Serikat yaitu sembilan orang. Penyalahgunaan ijin

tinggal dilakukan oleh para guru dengan modus yakni penyebutan pekerjaan di kartu ijin tinggal sementara (KITAS)

tercantum sebagai guru SMP namun yang bersangkutan mengajar untuk SD atau TK.. "Izin sebagai guru ada, tapi ada pembatasan, misalnya mata pelajaran A, tidak boleh rangkap jabatan, mereka

juga melanggar UU Ketenagakerjaan yang mengatur tenaga kerja WNA. Kita mendapat rekomendasi dari

Kementerian Tenaga Kerja, yang mengacu pada rekomendasi Kemendikbud, mereka ada yang sudah dua tahun sampai tiga tahun mengajar," tuturnya.

Menurutnya, penindakan ini tidak terkait dengan adanya kasus pencabulan di sekolah internasional tersebut. Temuan dari penyidik imigrasi, kata dia, diketahu saat para guru ini memperpanjang ijin tinggalnya. Saat dilakukan

pemantauan lapangan, ternyata pekerjaannya tidak sesuai dengan data KITAS mereka. Menurutnya, KITAS berlaku setahun dan harus diperpanjang. Salah satu syarat perpanjangan adalah peninjauan langsung terkait pekerjannya.

Secara total, ada 26 guru asing yang mengajar di JIS. Namun, satu guru tidak bermasalah, sementara lima

lainnya masih dalam penyelidikan. 20 guru terbukti bersalah sehingga bisa segera di deportasi. Mereka juga bisa datang kembali ke Indonesia, namun akan dikenakan pengawasan ketat. Itupun dalam jangka waktu tertentu.

Kabid Informasi, Sarana dan Komunikasi Keimigrasian Jakarta Selatan Tri Chandra Eka Purwanti menuturkan,

para guru tersebut melanggar pasal 122 Undang-undang keimigrasian terkait ijin tinggal. Ia mengatakan, jika salah

satu guru tersebut tersandung masalah hukum, atau menjadi tersangka, maka polisi bisa membuat surat cekal.

Deportasi pun bisa dibatalkan.

Page 15: Tindakan administratif keimigrasian

12

3. Larangan untuk Berada di Satu atau Beberapa tempat tertentu di Wilayah Indonesia

Larangan atau keharusan untuk berada pada wilayah tertentu di negara RI ditujukan

terhadap orang asing yang keberadaannya tidak dikehendaki oleh pemerintah berada di

wilayah Indonesia tertentu. Larangan untuk berada pada wilayah tertentu dimaksudkan

sebagai bagian dari upaya mencegah terjadinya dampak negatif yang dapat ditimbulkan oleh

keberadaan orang asing tersebut pada wilayah yang dimaksud, misalnya keberadaan orang

asing pada suatu wilayah tertentu di Indonesia dianggap dapat bersinggungan dengan norma-

norma dan adat istiadat yang berlaku di tengah-tengah masyarakat, sehingga dikhawatirkan

keberadaan orang asing tersebut dapat menimbulkan gesekan-gesekan yang berujung pada

terganggunya keamanan, ketertiban dan ketentraman masyarakat pada wilayah tersebut.

Sementara itu, pada sisi yang lain kepada orang asing juga dapat diberikan sanksi berupa

keharusan untuk berada pada wilayah tertentu di negara RI.

4. Keharusan untuk Bertempat Tinggal di Suatu Tempat tertentu di Wilayah Indonesia

Keharusan berada pada wilayah tertentu dapat diartikan sebagai upaya mengisolasi

orang asing tersebut untuk tidak menimbulkan ekses negatif yang lebih luas dikarenakan

kegiatan-kegiatan yang dilakukannya. Wilayah tertentu sebagaimana dimaksudkan di atas

juga dapat diinterpretasikan sebagai tempat penampungan sementara bagi orang asing atau

yang biasa disebut sebagai Rumah Detensi Imigrasi (RUDENIM). Rudenim memiliki fungsi

penegakan, pengisolasian, pemulangan, dan pendeportasian orang asing yang terbukti

melanggar izin keimigrasiannya. Ketiga fungsi tersebut merupakan bagian tidak terpisahkan

dari penindakan administratif terhadap pelanggaran Undang-udang Keimigrasian.

5. Pengenaan Biaya Beban

Pemberlakuan kewajiban biaya beban terkait dengan pelanggaran terhadap izin

keimigrasian seperti kelengkapan dokumen keimigrasian dan pelanggaran atas izin tinggal

yang dimimiliki oleh orang asing tersebut. Biaya beban dapat dikenakan kepada penanggung

jawab alat angkut yang berdasarkan hasil pemeriksaan tidak dapat menunjukkan dokumen

keimigrasian penumpangnya. Selain kewajiban biaya beban, kepada penaggung jawab angkut

juga diwajibkan untuk melakukan pemulangan terhadap penumpang yang tidak memiliki

dokumen resmi keimigrasian.

Besarnya biaya beban yang harus dibayarkan oleh penanggung jawab angkut terkait

dengan kealpaan dokumen keimigrasian ditetapkan berdasarkan ketentuan perundang-

undangan yang berlaku. Biaya beban merupakan penerimaan negara bukan pajak di bidang

keimigrasian. Penerapan sanksi biaya beban juga dapat diterapkan atas terjadinya pelanggaran

Page 16: Tindakan administratif keimigrasian

13

izin tinggal, baik izin tinggal tetap maupun izin tinggal sementara. Orang asing pemegang Izin

Tinggal yang telah berakhir masa berlakunya dan masih berada dalam Wilayah Indonesia

kurang dari enam puluh hari dari batas waktu Izin Tinggal dikenai biaya beban sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan, dan jika tidak membayar biaya beban maka dikenai

tindakan administratif keimigrasian (TAK) berupa deportasi dan penangkalan.

6. Deportasi dari Wilayah Indonesia

Deportasi adalah tindakan paksa mengeluarkan orang asing dari Wilayah Indonesia.

Hak suatu negara untuk mengusir orang asing yang berada di negaranya dikenal dengan

pengusiran atau deportasi explution, pengusiran tersebut semata-mata berdasarkan

kepentingan negara itu sendiri. Jadi tidak ada sangkut pautnya dengan negara asal atau negara

dari mana orang asing tersebut datang.

Deportasi merupakan sebuah penerapan sanksi di mana telah dicapai efisiensi yang

lebih baik melalui ditingkatkannya kerja sama operasional di antara negara anggota. Dua

perangkat terbaru yang telah memberikan sumbangan adalah keputusan atau penerbangan

bersama dan tindakan persiapan pemulangan. Pengusiran atau deportasi (deportation)

merupakan suatu tindakan sepihak dari pemerintah berupa tindakan mengeluarkan orang

asing dari wilayah Republik Indonesia karena berbahaya atau patut diduga berbahaya bagi

ketentraman, kesusilaan, atau kesejahteraan umum.

Salahi Izin, Artis Malaysia Dideportasi

Sunday, 25 March 2012, 18:36 WIB REPUBLIKA.CO.ID. DEPOK- Seorang artis Malaysia, Mohammad Alif bin Dad Khan di deportasi kantor Imigrasi

Depok, Jawa Barat, Jumat (23/3). Artis yang bermain dibeberapa sinetron produksi Sinemart dan Star Vision ini

dideportasi karena yang bersangkutan kedapatan over stay atau melebihi waktu tinggal di Indonesia.

''Artis warnga negara Malaysia yang tinggal di Depok ini kami deportasi karena kedapatan over stay dan

menyalahgunakan izin tinggal dan melakukan aktivitas dengan bekerja sebagai artis,'' ujar Kepala Imigrasi Depok, J

Manihuruk, saat dihubungi, Ahad (25/3). Manihuruk mengatakan, izin tinggal artis yang juga pernah membintangi film Heart 2 ini sudah habis. Alif

tinggal di Indonesia sejak 2 November 2011. Dalam surat izin tersebut disebutkan, bahwa Alif hanya menggunakan Bebas Kunjungan Singkat selama 30 hari. ''Seharusnya pada 2 Desember 2011 lalu, dia sudah kembali ke

negaranya,'' terangnya.

Diungkapkan Manihuruk, Alif juga menyalahgunakan ijin tinggal dengan bekerja sebagai artis. ''Dia sudah menyalahi undang-undang kita, selain tinggal sudah melebihi 60 hari dan ijinnya berlibur tapi dia bekerja. Dia sudah

dipulangkan Jumat (23/3) lalu,'' ungkapnya.

Alif, lanjutnya memegang paspor Malaysia A 20422091 dengan menggunakan bebas visa kunjungan. ''Dia juga akan masuk daftar tangkal atau cekal,'' tegasnya. Dengan demikian, Alif tidak diperkenankan masuk kembali ke Indonesia,

setidaknya selama enam bulan ke depan

Page 17: Tindakan administratif keimigrasian

14

D. Latihan

1. Jelaskan tentang tindakan administratif keimigrasian!

2. Jelaskan jenis-jenis tindakan administratif keimigrasian secara singkat!

E. Rangkuman

1. Tindakan Administratif Keimigrasian (TAK) adalah tindakan terhadap Orang Asing

yang berada di Wilayah Indonesia karena melakukan kegiatan berbahaya dan patut

diduga membahayakan keamanan dan ketertiban umum atau tidak menghormati dan

tidak menaati peraturan perundang-undangan, sebagaimana diatur dalam Pasal 75 ayat

1 UU Nomor 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian

2. Pengaturan tentang jenis-jenis tindakan administratif keimigrasian diatur dalam

Undang-undang Nomor 6 tahun 2011 pasal 75 ayat 2, yang meliputi

a. pencantuman dalam daftar Pencegahan atau Penangkalan

b. pembatasan, perubahan, atau pembatalan Izin Tinggal

c. larangan untuk berada di satu atau beberapa tempat tertentu di Wilayah Indonesia

d. keharusan untuk bertempat tinggal di suatu tempat tertentu di Wilayah Indonesia

e. pengenaan biaya beban

f. Deportasi dari Wilayah Indonesia

Page 18: Tindakan administratif keimigrasian

15

BAB III

TEKNIK TINDAKAN ADMINISTRATIF KEIMIGRASIAN

A. Tahapan Kegiatan Tindakan Administratif Keimigrasian (TAK)

Dalam melakukan setiap tindakan, pihak keimigrasian melakukan empat aspek tahapan

kegiatan Tindakan Administratif Keimigrasian yang meliputi:

1. Pengolahan hasil pengawasan dan atau penyidikan

Temuan adanya perbuatan melanggar hukum hasil pengawasan dan bukti

penyidikan, dilakukan pengolahan dan pemilahan sesuai sifat dan jenis pelanggaran, untuk

menentukan TAK yang tepat dikenakan terhadap si pelanggar hukum keimigrasian

tersebut.

2. Pemeriksaan

Tindakan ini dilakukan untuk memeriksa tersangka, saksi, dan barang bukti hasil

pengawasan dengan dibuatkan berita acara. Sedangkan hasil penyidikan dan perkara yang

sudah mendapatkan putusan serta berkuatan hukum tetap, tidak perlu lagi pemeriksaan,

hanya diperlukan identifikasi terhadap bekas terpidana, dengan merujuk surat perjalanan,

surat atau dokumen lain, serta putusan hakim, sehingga tidak keliru dalam pelaksanaan

tindakan keimgrasian.

3. Penindakan

Tindakan ini merupakan tindakan hukum administrasi terhadap orang yang tidak

mentaati peraturan dan atau melakukan kegiatan yang berbahaya bagi keamanan dan

ketertiban umum, terdiri dari:

a. Warga Negara Indonesia berupa: cekal, penolakan keluar wilayah Indonesia,

pencabutan dan hal lain yang berkenaan dengan surat perjalanan RI

b. Orang asing, berupa: cekal, penolakan keluar dan masuk wilayah Indonesia, biaya

beban, deportasi, pendetensian, pembatasan/pembatalan/perubahan izin keberadaan,

larangan berada di suatu atau beberapa tempat, keharusan bertempat tinggal di tempat

tertentu

c. Penanggung jawab alat angkut, berupa: biaya beban, membawa kembali orang asing

yang tidak diberi izin masuk, orang asing yang tidak diberi izin masuk untuk tetap

tinggal atau diisolasi di alat angkut

Setelah membaca bab ini, peserta diharapkan dapat menjelaskan teknik dan

mekanisme tindakan administratif keimigrasian

Page 19: Tindakan administratif keimigrasian

16

B. Teknis Tindakan Administratif Keimigrasian (TAK) pada Kedatangan

Secara teknis, pejabat imigrasi yang berwenang melakukan pemeriksaan dalam

pendaratan orang asing atau pintu masuk wilayah Indonesia dapat melakukan tindakan

administratif sebagai berikut:

1. Pembatasan, Perubahan atau Pembatalan Izin Tinggal

Setiap orang asing yang masuk atau berada dalam kedaulatan sebuah negara wajib

memiliki izin keimigrasian, yaitu izin masuk yang diatur menurut kepentingan ataupun

tujuan masuknya orang asing ke wilayah Indonesia. Izin masuk tersebut dapat berupa Izin

Tinggal diplomatik, Izin Tinggal dinas, Izin Tinggal kunjungan, Izin Tinggal terbatas, dan

Izin Tinggal Tetap.

Petugas pemeriksa pendaratan berperan dalam melakukan pemeriksaan dan

pengawasan orang yang masuk dan keluar wilayah Indonesia, terutama melalui TPI

(Tempat Pemeriksaan Imigrasi). Untuk membatasi yuridiksi pemeriksaan, diatur pula

mengenai Area Imigrasi yakni suatu area tertentu untuk melakukan pemeriksaan

keimigrasian dan merupakan area terbatas yang hanya dapat dilalui oleh penumpang atau

awak alat angkut yang akan keluar dan masuk wilayah Indonesia atau pejabat dan petugas

yang berwenang.

Untuk melindungi dan mencegah masuknya orang asing yang beritikad tidak baik

terhadap ketertiban dan keamanan nasional, maka Pejabat Imigrasi perlu melakukan

tindakan sebagai berikut:

a. Memperhatikan dengan cepat dan cermat apakah pemegang surat perjalanan sesuai

dengan pasphoto yang ada di dalamnya dan memperhatikan hapusan atau coretan-

coretan yang patut dicurigai dalam perjalanan

b. Melakukan dialog singkat untuk mengetahui kebenaran yang tertera dalam paspor atau

surat perjalanan.

Petugas Imigrasi berwenang melakukan Pembatasan, Perubahan, atau Pembatalan

Izin Tinggal terhadap orang asing yang diduga atau patut diduga melakukan

pelanggaran keimigrasian. Sebagai contoh, orang asing dengan Izin Tinggal selama

60 hari dapat dilakukan pembatasan, perubahan atau pembatalan pada Izin

Tinggalnya misalnya menjadi 30 hari jika ada indikasi melakukan pelanggaran

keimigrasin, misalnya faktor finansial, penyakit, atau faktor lain berdasarkan

pengalaman-pengalaman petugas pemeriksa imigrasi.

Page 20: Tindakan administratif keimigrasian

17

c. Memeriksa daftar CEKAL

d. Memperhatikan masa berlaku surat perjalanan, dan coretan atau hapusan-hapusan yang

dicurigai

e. Memperhatikan sikap dan tingkah laku yang bersangkutan yang mengundang

kecurigaan atau yang bersangkutan menderita gangguan jiwa, penyakit menular yang

membahayakan kesehatan umum.

f. Apakah ada informasi bahwa diduga yang bersangkutan akan menyelenggarakan

perbuatan yang bertentangan dengan moral, agama atau kebiasaan di Indonesia

Izin Keimigrasian yang diberikan kepada orang asing tidak bersifat selamanya atau

akan gugur dengan sendirinya jika dikenakan Tindakan Administratif Keimigrasian.

Izin Kunjungan Gugur dalam hal:

a. Mendapatkan keputusan alih status menjadi Izin Tinggal Terbatas

b. Meninggalkan Indonesia

c. Dikenakan tindakan keimigrasian

Izin Tinggal Terbatas akan gugur dengan sendirinya, jika:

a. Mendapatkan keputusan alih status menjadi Izin Tinggal Tetap

b. Melepaskan hak Izin Tinggal Terbatas atas kemauan sendiri

c. Berada di luar wilayah Indonesia melebihi batas waktu izin masuk kembali

d. Mendapat Izin Tinggal Terbatas baru karena alih sponsor dan atau alih jabatan

e. Dikenakan tindakan keimigrasian

Izin Tinggal Tetap akan gugur dalam hal:

a. Mendapat Kewarganegaraan Indonesia

b. Melepaskan hak Izin Tinggal Tetap atas kemauan sendiri.

2. Keharusan untuk bertempat tinggal di suatu tempat tertentu di wilayah Indonesia

Orang asing yang ditempatkan di dalam Rudenim dilakukan sampai proses

pendeportasian. Jika pendeportasian belum dapat dilaksanakan, Detensi dapat

dilakukan dalam jangka waktu paling lama 10 (sepuluh) tahun.

Menteri atau pejabat imigrasi yang ditunjuk dapat mengeluarkan Deteni dari

Rudenim apabila jangka paling lama 10 tahun terlampaui dan memberikan izin

kepada deteni untuk berada di luar Rumah Detensi Imigrasi dengan menetapkan

kewajiban melapor secara periodik. Menteri atau pejabat imigrasi yang ditunjuk

mengawasi atau mengawal perlu mengupayakan agar Deteni dideportasi.

Page 21: Tindakan administratif keimigrasian

18

Salah satu tempat tertentu sebagai bagian dari tindakan administratif keimigrasian

adalah penempatan orang asing di Rumah Detensi Imigrasi (Rudenim), sedangkan orang

asing yang mendapatkan keputusan penempatan tersebut dikenal dengan deteni.

Orang asing dapat ditempatkan di dalam Rudenim dengan alasan-alasan :

a. Berada di wilayah negara RI tanpa memiliki izin keimigrasian yang sah

b. Menunggu proses pemulangan atau pengusiran/deportasi

c. Menunggu keputusan Menteri Hukum dan HAM mengenai permohonan keberatan

d. Terkena tindakan keimigrasian,

e. Telah selesai menjalani hukuman dan belum dapat dipulangkan atau

pengusiran/deportasi.

Pendetensian orang asing pada Rudenim dilaksanakan dengan surat perintah

pendetensian dari kepala Rudenim berdasarkan keputusan tindakan keimigrasian yang

ditetapkan secara tertulis oleh Direktur Jenderal Imigrasi, Kepala Divisi Keimigrasian, atau

Kepala Kantor Imigrasi setempat.

3. Penolakan Masuk Wilayah Indonesia

Pencegahan sampai penolakan masuk ke wilayah Indonesia dapat dilakukan dengan

alasan-alasan berikut:

a. Warga Negara Indonesia yang pernah diusir atau di deportasi ke Indonesia oleh suatu

negara lain

b. Warga Negara Indonesia yang pada saat berada di luar negeri melakukan perbuatan yang

mencemarkan nama baik bangsa dan negara Indonesia

c. Warga negara asing yang belum atau tidak memenuhi kewajiban-kewajiban terhadap

negara atau pemerintah RI.

Penerbitan keputusan pencegahan dan penangkalan terhadap orang asing dibuat dan

dirumuskan oleh Menteri Keuangan, Jaksa Agung, Kepala Kepolisian Negara RI, Ketua

Keputusan pencegahan dan penangkalan sebagai upaya dilakukan penolakan

masuk terhadap seseorang harus memuat identitas orang yang dikenakan pencegahan

atau penangkalan. Sekurang-kurang catatan tertulis itu memuat nama, umur,

pekerjaan, alamat, jenis kelamin, kewarganegaraan. Namun jika unsur-unsur identitas

tersebut tidak dapat terpenuhi, maka setidaknya memuat nama, jenis kelamin, dan

kewarganegaraan.

Page 22: Tindakan administratif keimigrasian

19

Komisi Pemberantasan Korupsi, Kepala Badan Narkotika Nasional, atau pimpinan

kementerian/lembaga yang memiliki kewenangan Pencegahan.

Alasan keimigrasian untuk dilakukan penangkalan adalah orang asing yang:

a. Pernah ditangkal masuk ke suatu negara tertentu

b. Pernah melakukan tindak pidana keimigrasian

c. Menggunakan paspor palsu atau yang dipalsukan guna memperoleh visa atau izin

keimigrasian lainnya untuk masuk dan berada di wilayah Negara RI.

Dalam melakukan pencegahan atau penangkalan, harus secara tegas ditentukan dalam

keputusan tersebut berupa alasannya, penetapan jangka waktu pencegahan atau penangkalan.

Batasan sanksi tindakan administratif berupa pencegahan dan penangkalan untuk

masing-masing jenis pelanggaran diatur sebagai berikut:

1. Pencegahan karena alasan yang bersifat keimigrasian atau menyangkut piutang negara,

paling lama enam bulan dan dapat diperpanjang untuk paling banyak dua kali masing-

masing tidak lebih dari enam bulan

2. Pencegahan karena alasan yang menyangkut pelaksanaan ketentuan Pasal 32 huruf g

Undang-undang Nomor 5 Tahun 1991 tentang Kejaksaan RI, sesuai dengan keputusan

Jaksa Agung

3. Pencegahan karena alasan pemeliharaan dan penegakan keamanan dan pertahanan

negara, paling lama enam bulan dan setiap kali dapat diperpanjang untuk paling lama

enam bulan dengan ketentuan seluruh masa perpanjangan pencegahan tidak lebih dari dua

tahun.

Khusus keputusan penangkalan terhadap orang asing tidak perlu disampaikan kepada

orang yang bersangkutan, tetapi cukup dikirimkan kepada perwakilan-perwakilan RI di luar

negeri, agar orang asing yang bersangkutan tidak diberi visa untuk masuk ke wilayah negara

RI. Sedangkan terkait dengan keputusan penangkalan untuk WNI, sedapat mungkin

diberitahukan kepada orang yang bersangkutan bahwa dirinya dikenakan penangkalan untuk

masuk ke wilayah negara Indonesia melalui perwakilan RI.

Dalam hal penangkalan terhadap orang asing yang akan masuk ke dalam wilayah NKRI

juga dibedakan atas 2 jenis dengan rincian sebagai berikut:

1. Penangkalan karena alasan yang bersifat keimigrasian atau alasan pemeliharaan dan

penegakan keamanan dan pertahanan negara, paling lama satu tahun dan setiap kali dapat

diperpanjang untuk jangka waktu yang sama atau kurang dari waktu tersebut

2. Penangkalan karena alasan yang menyangkut pelaksanaan ketentuan Pasal 32 huruf g

Undang-undang Nomor 5 Tahun 1991 tentang Kejaksaan Republik Indonesia, sesuai

dengan keputusan Jaksa Agung.

Page 23: Tindakan administratif keimigrasian

20

Keputusan pencegahan atau penangkalan dinyatakan berakhir karena :

a. Telah habis masa berlakunya

b. Dicabut oleh pejabat yang berwenang

c. Dicabut berdasarkan putusan Pengadilan Tata Usaha Negara.

Di dalam uji materiil UU Keimigrasian yang diajukan Yusril Ihza Mahendra akhirnya

diputuskan bahwa masa pencegahan maksimal 2 x 6 bulan. Di dalam pertimbangan majelis

MK mengatakan bahwa pasal 97 ayat (1) UU Keimigrasian terdapat frasa “Jangka waktu

pencegahan paling lama enam bulan dan setiap kali dapat diperpanjang paling lama enam

bulan” menjadi “jangka waktu pencegahan berlaku paling lama enam bulan dan dapat

diperpanjang paling lama enam bulan”. Pencegahan dilakukan harus melalui proses hukum

yang sah sehingga negara dapat melakukan pembatsan dengan cara mengurangi kebebasan

seseorang untuk bepergian ke negara lain.

Ada dua macam upaya administratif bagi seseorang yang terkena TAK, yaitu banding

administratif dan prosedur keberatan.

1. Dalam hal penyelesaiannya dilakukan oleh instansi yang sama, yaitu badan atau pejabat

tata usaha Negara yang mengeluarkan Keputusan Tata Usaha Negara (KTUN), maka

prosedur yang ditempuh disebut keberatan.

2. Dalam hal penyelesaiannya dilakukan oleh instansi atasan atau instansi lain, maka prosedur

itu disebut banding administratif.

Dengan Surat Edaran Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 1991 Tanggal 9 Juli 1991

dinyatakan bahwa dalam upaya administrasi yang tersedia hanya berupa keberatan, gugat

diajukan ke PTUN tidak ke Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara (PT TUN).

Keberatan terhadap tindakan polisional keimigrasian diatur menurut asas dan kaidah

hukum administrasi negara dan peradilan administrasi. Oleh karena itu gugatan terhadap

putusan TAK merupakan domain PTUN. Apabila pengajuan keberatan itu ditolak dengan

dikeluarkannya keputusan penolakan atas pengajuan keberatan maka pihak yang ditolak dapat

mengajukan gugatan pada PTUN (pemeriksaan tingkat kedua). Keputusan penolakan terhadap

penolakan pengajuan keberatan dianggap sebagai pemeriksaan tingkat tingkat pertama.

C. Proses Pemeriksaan Dokumen Perjalanan (Document Clearance)

Bagi para penumpang penerbangan internasional, dalam rangka kegiatan wisata atau

perjalanan dari dan ke luar negeri dipastikan melalui proses pemeriksaan petugas Bea dan

Cukai, Imigrasi, dan Karantina yang dikenal dengan sebutan CIQ (Custom, Immigration,

Quarantine), yaitu lembaga pemerintahan yang bertugas mengatur, mengawasi, dan

Page 24: Tindakan administratif keimigrasian

21

mengamankan lalu lintas keluar masuknya manusia, barang-barang, dan makhluk hidup

lainnya demi tegaknya kewibawaan pemerintah suatu negara.

Proses pemeriksaan dokumen perjalanan (document clearance) wajib dilakukan karena

menjadi hal yang sangat penting bagi negara yang akan ditinggalkan atau negara yang akan

dikunjungi maupun negara yang sekadar dilalui oleh penumpang bersangkutan.

Dokumen perjalanan tersebut antara lain :

a. Paspor (dokumen perjalanan resmi yang dikeluarkan suatu negara)

b. Visa (ijin memasuki wilayah negara lain)

c. Exit / Reentry Permit (ijin meninggalkan/kembali lagi)

d. Surat Keterangan Sehat (health certificate)

Penerapan peraturan dan ketentuan CIQ antara Negara satu dengan Negara lainnya tentunya

tidak sama.

1. Custom

Peran ini dilakukan oleh Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai,

mengatur dan mengawasi serta mengamankan keluar masuknya barang impor dan ekspor

di Bandar Udara Internasional. Selain melaksanakan pemungutan bea cukai juga mencegah

dan pemberantasan penyelundupan serta mengawasi masuknya orang asing tanpa

izin. Misalnya seperti produk tembakau, minuman beralkohol, parfum, dan lain sebagainya

dengan dasar Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1995 tentang

Kepabeanan.

Dalam rangka memberi kemudahan, kelancaran dalam pelayanan proses pemeriksaan

Bea dan Cukai di Bandar Udara dibuat suatu sistem pelayanan penumpang dengan

memakai "Jalur Hijau" dan "Jalur Merah" sehingga dapat menciptakan rasa senang bagi

para penumpang yang melaksanakan proses pemeriksaan.

Jalur Hijau (Green Channels)

Adalah jalur yang disediakan bagi penumpang datang di area kedatangan

internasional yang berdasarkan ketentuan tidak dilakukan pemeriksaan kepada petugas Bea

dan Cukai.

Jalur Merah (Red Channels)

Adalah jalur yang disediakan bagi penumpang datang di area kedatangan

internasional yang berdasarkan ketentuan diwajibkan dilakukan pemeriksaan oleh petugas

Bea dan Cukai.

Page 25: Tindakan administratif keimigrasian

22

2. Immigration

Kantor Imigrasi pada dasarnya mempunyai tugas untuk mengamati, mengatur, dan

menjaga seluruh perlintasan manusia baik masuk maupun keluar sesuai dengan ketentuan

yang berlaku.

Batas garis wilayah teritorial dalam adalah batas-batas yang terdapat di dalam area

pelabuhan laut atau udara internasional yang memisahkan wilayah internasional dengan

wilayah nasional.

Dalam perspektif keimigrasian setiap orang dianggap telah melewati garis wilayah

perbatasan teritorial ketika telah melewati pemeriksaan keimigrasian untuk memproses

pendaratan bagi setiap pelintasan baik masuk maupun keluar. Bandar udara secara fisik

berada di dalam garis wilayah batas teritorial suatu negara dan merupakan bagian dari

wilayah darat yang sepenuhnya bagian dari yurisdiksi negara. Namun berdasarkan

konvensi internasional disepakati bahwa di dalam suatu pelabuhan udara atau laut

internasional terdapat wilayah internasional yang berfungsi sebagai area steril, hanya orang

yang telah melewati immigration clearance yang dapat masuk atau keluar melintasi garis

kuning (immigration line).

Bebas Visa Kunjungan Singkat (BVKS)

Sesuai Kepres Nomor 103 Tahun 2003 tentang Perubahan Atas Keputusan Presiden

Nomor 18 Tahun 2003 bahwa Bebas Visa Kunjungan Singkat adalah kunjungan tanpa visa

yang diberikan sebagai pengecualian bagi orang asing warga Negara dari negara-negara

tertentu yang bermaksud mengadakan kunjungan ke Indonesia dalam rangka berlibur,

kunjungan sosial budaya, kunjungan usaha, tugas pemerintahan.

Bebas Visa Kunjungan Singkat (BVSK) ini diberikan untuk kepentingan kunjungan

berdasarkan asas manfaat, saling menguntungkan, dan tidak menimbulkan gangguan

keamanan. Jangka Waktu Bebas Visa Kunjungan Singkat ( BVKS ) selama 30 (tiga puluh)

hari dengan ketentuan:

Pada Bandar Udara Internasional Adi Soemarmo terdapat batas yang secara fisik

berbentuk sebuah garis kuning (a yellow line) atau dikenal sebagai immigration

line yang terdapat di depan arrival atau departure immigration counter.

Di belakang garis kuning itu sampai pada pintu pesawat dapat diartikan sebagai

wilayah internasional atau area steril dan dalam pesawat berlaku hukum negara di

mana pesawat itu terdaftar.

Page 26: Tindakan administratif keimigrasian

23

a. Dalam hal terjadi bencana alam, kecelakaan atau sakit dapat diperpanjang dengan

persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia

b. Tidak dapat dialihstatuskan menjadi izin keimigrasian lainnya.

Visa Kunjungan Saat Kedatangan (VKSK)

Visa Kunjungan Saat Kedatangan yang populer disebut Visa On Arrival (VOA)

diberikan kepada orang asing warga negara lain yang tidak mendapat Fasilitas BVKS.

Ketentuan biaya VKSK, yaitu:

a. US$ 10 per orang untuk 3 (tiga) hari.

b. US$ 25 per orang untuk 30 (tiga puluh) hari.

Sejumlah Tempat Pemeriksaan Imigrasi (TPI) yang berwenang memberi VKSK (VOA) di

Bandar Udara Internasional di Indonesia, antara lain:

1) Kuala Namu, Medan

2) Sultan Syarif Qasim II, Pekanbaru

3) Minangkabau, Padang

4) Soekarno Hatta, Jakarta

5) Juanda, Surabaya

6) I Gusti Ngurah Rai, Denpasar

7) Sam Ratulangi, Manado

8) Halim Perdana Kusuma, Jakarta

9) Adi Sutjipto, Jogyakarta

10) Adi Soemarmo, Surakarta

11) Bandara Internasional, Lombok

12) Sepinggan, Balikpapan

13) Hasanuddin, Makassar

14) El Tari, Kupang

3. Quarantine

Tugas Karantina yaitu untuk mengatur, mengawasi, dan mengamankan segala

sesuatu yang menyangkut masalah kesehatan masyarakat, hewan, tumbuh-tumbuhan, serta

dampaknya terhadap lingkungan di suatu negara bersangkutan. Hal tersebut untuk

mencegah dan menghindari adanya penyakit menular yang dibawa oleh penumpang datang

atau berangkat ke luar negeri maupun terhadap hewan ternak serta flora dan fauna yang

dilindungi.

Page 27: Tindakan administratif keimigrasian

24

D. Latihan

1. Jelaskan tahapan kegiatan tindakan administratif keimigrasian!

2. Jelaskan teknis mekanisme tindakan administratif keimigrasian sebagai berikut!

a. Pembatalan izin tinggal

b. Keharusan bertempat tinggal di Rudenim

c. Penolakan masuk wilayah Indonesia

E. Rangkuman

1. Tindakan Administratif Keimigrasian (TAK) adalah tindakan terhadap Orang Asing yang

berada di Wilayah Indonesia karena melakukan kegiatan berbahaya dan patut diduga

membahayakan keamanan dan ketertiban umum atau tidak menghormati dan tidak menaati

peraturan perundang-undangan, sebagaimana diatur dalam Pasal 75 ayat 1 UU Nomor 6

tahun 2011 tentang Keimigrasian

2. Teknis mekanisme tindakan administratif keimigrasian setidaknya terdiri atas:

a. pembatasan, perubahan, atau pembatalan Izin Tinggal

b. keharusan untuk bertempat tinggal di suatu tempat tertentu di Wilayah Indonesia

c. penolakan masuk wilayah Indonesia

Page 28: Tindakan administratif keimigrasian

25

BAB IV

PENYUSUNAN LAPORAN PEMERIKSAAN

TINDAKAN ADMINISTRATIF KEIMIGRASIAN

A. Pengawasan Administratif dan Pengawasan Lapangan

Laporan pengawasan dan pemeriksaan merupakan catatan yang dibuat oleh Pejabat

Imigrasi dalam mendukung pelaksanaan pengawasan, baik terhadap Warga Negara Indonesia

maupun Warga Negara Asing. Pengawasan yang dilakukan dapat berupa pengawasan

administratif maupun pengawasan lapangan.

Pada sisi pengawasan administratif, para pejabat imigrasi yang memiliki kewenangan

untuk melakukan pemeriksaan dapat melakukan bentuk-bentuk pengawasan sebagai berikut:

a. Melakukan penelitian dan pemeriksaan setiap sumber atau laporan masyarakat tentang

keberadaan dan kegiatan orang asing, sehingga dapat diketahui jika terdapat pelanggaran

keimigrasian

b. Dalam hal permintaan perpanjangan izin keimigrasian, terlebih dahulu diadakan

penelitian dan pengecekan terhadap sponsor. Dan bagi sponsor yang tidak layak

permintaannya ditolak

c. Setiap pemberian atau penolakan perpanjangan izin keimigrasian diberitahukan kepada

Kepala Kantor Imigrasi yang memberikan pelayanan keimigrasian sebelumnya

d. Setiap pemberian perpanjangan izin keimigrasian dibuatkan kartu pengawasan

e. Menyampaikan surat pemberitahuan kepada sponsor orang asing apabila izin

keimigrasiannya akan berakhir.

Pada sisi pengawasan lapangan, para pejabat imigrasi yang memiliki kewenangan untuk

melakukan pemeriksaan dapat melakukan bentuk-bentuk pengawasan sebagai berikut:

a. Hasil evaluasi dari sumber data yang ada dan laporan instansi maupun masyarakat

dijadikan bahan untuk pengawasan di lapangan

b. Dalam melakukan pengawasan di lapangan, setiap petugas harus dilengkapi dengan Surat

Perintah Tugas

c. Setiap hasil pengawasan di lapangan dilaporkan secara tertulis

d. Apabila dipandang perlu, dapat dilakukan pemanggilan terhadap para pihak yang

dianggap mengetahui tentang orang asing tersebut. Terhadap mereka dilakukan

Setelah membaca bab ini, peserta diharapkan dapat membuat berita acara atau

laporan pengawasan tindakan administratif keimigrasian

Page 29: Tindakan administratif keimigrasian

26

pemeriksaan yang dituangkan dalam Berita Acara Interograsi, di mana dalam Berita

Acara Interograsi tersebut tidak dituliskan “Pro Justisia”.

e. Apabila patut diduga telah terjadi pelanggaran terhadap Undang-undang Keimigrasian

dan terdapat bukti permulaan yang cukup, dapat dilanjutkan dengan penyidikan.

Setiap kegiatan atau tahapan hasil pengawasan dan pemeriksaan yang akan dilanjutkan

pada tindakan keimigrasian, selain diperlukan adanya landasan yuridis juga diperlukan

administrasi tindakan keimigrasian yang berupa format, laporan kejadian, surat perintah dan

keputusan tindakan berupa pemanggilan, tugas, berita acara, register, kode penomoran surat

untuk masing-masing tindakan keimigrasian, sehingga pelaksanaan kegiatan penindakan

tersebut, selain dapat dipertanggung jawabkan secara hukum sekaligus mencerminkan adanya

kelengkapan atau tertib administrasi untuk setiap tindakan yang telah dilakukan.

Pejabat imigrasi yang berwenang dalam melaksanakan pengawasan orang asing

bertanggungjawab terhadap pelaksanaan tugasnya, sehingga diwajibkan kepadanya untuk

setiap selesai pelaksanaan tugas pengawasan orang asing membuat evaluasi dan dilaporkan

kepada pejabat yang mengeluarkan Surat Perintah Tugas dengan memuat:

1) Hasil pemantauan keimigrasian, kegiatan lapangan, dan operasi lapangan

2) Kendala atau hambatan

3) Saran dan rekomendasi.

Tindakan Keimigrasian adalah tindakan yang bersifat administratif di luar proses

peradilan, sehingga tindakan keimigrasian ini dapat dilakukan terhadap orang asing oleh

pejabat imigrasi sesuai dengan kewenangan yang diberikan. Tindakan yang dapat diberikan

adalah pembatalan ijin tinggal keimigrasian, larangan berada dalam wilayah tertentu di

Indonesia, dan pengusiran atau deportasi sebagai upaya paksa. Jika masyarakat merasa

dirugikan maka dapat mengajukan gugatan pada Peradilan Tata Usaha Negara.

Permasalahannya adalah timbulnya dua tindakan Keimigrasian yang mempunyai

prosedur berbeda, yang pertama secara administratif dengan dasar Pasal 75 Undang-

Undang Nomor 6 Tahun 2011, yang kedua menurut Kitab Undang-undang Hukum

Acara Pidana (KUHAP).

Rumusan norma sebagaimana yang dimaksud dalam Pasal 75 Undang- Undang

Nomor 6 Tahun 2011 tersebut tidak ada penjelasan lebih lanjut dalam Pasal-Pasal

lainnya maupun dalam Penjelasan Undang-Undang, sehingga dalam pelaksanaannya

dapat menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda.

Page 30: Tindakan administratif keimigrasian

27

B. Penyusunan Laporan Tindakan Administratif Keimigrasian

Laporan tindakan administratif keimigrasian sesungguhnya untuk menggambarkan

alasan tindakan keimigrasian diambil dan dikenakan terhadap orang asing maupun warga

negara Indonesia.

Pengertian dasar laporan ialah menyajikan fakta secara objektif dan tulus. Laporan

dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai peristiwa yang terjadi. Isi laporan yang

benar akan mendorong mutu penulisan laporan yang baik. Artinya, kebenaran isi tercakup

pada laporan yang memiliki bentuk yang sistematis, penalaran yang jelas, dan mengikuti

bahasa dengan kritis.

Secara umum, laporan dapat dianggap sebagai pelaksanaan komunikasi secara tertulis

dan lisan. Sedangkan secara khusus yaitu dalam konteks administrasi, laporan memperoleh

pengertian khusus sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi setiap satuan

organisasi, termasuk laporan tindakan administratif keimigrasian.

Laporan juga merupakan alat komunikasi yang di dalamnya terdapat beberapa simpulan

atau rekomendasi dari fakta-fakta atau keadaan-keadaan yang telah diselidiki. Berdasarkan

pengertian ini, suatu laporan berkaitan dengan suatu penyelidikan, penglihatan, pengamatan,

pendengaran, penelitian dari suatu keadaan yang kemudian diperoleh data, dan atau informasi

yang relevan.

Selanjutnya, data serta informasi tersebut diolah dan ditulis menjadi suatu laporan. Oleh

karena laporan berisi informasi yang dapat dikomunikasikan, maka laporan dapat digunakan

oleh pihak lain untuk tujuan tertentu. Laporan diberitahukan oleh pelapor, baik atas inisiatif

sendiri maupun karena diminta oleh atasan atau pejabat yang memberikan tugas.

Laporan yang dibuat harus jelas tujuannya. Pada umumnya, laporan mempunyai salah

satu atau lebih dari beberapa tujuan berikut:

a. Mengatasi masalah

b. Mengambil keputusan

c. Mengetahui perkembangan

d. Mengetahui perkembangan/kemajuan

e. Mengadakan pengawaasan, pengendalian atau perbaikan

f. Menemukan teknik-teknik baru.

Ilustrasi berikut ini menunjukkan bahwa tujuan pembuatan laporan tidak hanya satu

tujuan melainkan dapat lebih dari satu tujuan. Misalnya, tentang ditemukannya para pengajar

di Jakarta Internasional School (JIS) yang diduga melakukan pelanggaran hukum dengan aksi

pelecehan seksual terhadap para murid. Setelah mendapatkan informasi secukupnya, dapat

Page 31: Tindakan administratif keimigrasian

28

diketahui permasalahan-permasalahan yang terjadi atas keberadaan guru berkebangsaan asing

tersebut.

Salah satu masalahnya adalah beberapa guru asing melebihi batas izin tinggal,

penyalahgunaan izin tinggal, maupun adanya guru asing yang tidak memiliki dokumen

keimigrasian yang sah. Di samping itu, tindakan yang dilakukan sudah melanggar ketentuan

peraturan hukum yang berlaku di Indonesia, serta perbedaan antara sponsor yang menjadi

jaminan guru asing tersebut berada di Indonesia. Tentu temuan yang didapatkan dalam

pemeriksaan tindakan administratif ini perlu dituangkan dalam laporan yang baik untuk

mendapatkan rekomendasi kebijakan yang baik dan sesuai hukum keimigrasian negara

Indonesia.

1. Syarat Laporan Pemeriksaan Tindakan Administratif

Laporan yang bermutu memberikan manfaat yang besar dalam kegiatan manajerial,

khususnya dalam proses pengambilan keputusan yang rasional dan objektif. Adapun

syarat-syarat laporan yang baik dan bermutu adalah sebagai berikut:

1) Laporan harus lengkap dan objektif

Laporan harus lengkap dan objektif, artinya laporan tidak dibuat-buat, tidak dikarang

semaunya, dan tidak direkayasa berdasarkan kira-kira. Laporan yang benar dan objektif

harus ditulis secara cermat dan dapat dipertanggungjawabkan. Oleh karena itu, laporan

harus pula:

a. Perlu didukung data yang lengkap, relevan, akurat. Laporan yang tidak didukung oleh

data yang tepat akan mengaburkan persoalan.

b. Penganalisisan persoalan harus objektif, bukan gambaran keinginannya sendiri

sehingga dapat diketahui akibat yang akan tejadi selanjutnya.

c. Penggambaran laporan harus jelas dan mudah dimengerti.

d. Penulisan laporan harus mengacu pada tujuan pembuatan laporan..

2) Laporan Harus Jelas

Hal ini mengamanatkan laporan yang mudah dimengerti, dengan pedoman penulisan

sebagai berikut:

a. Kalimatnya sederhana

b. Selektif dalam menggunakan istilah-istilah

c. Tata bahasa dan ejaan yang digunakan harus benar

d. Menggunakan kalimat langsung, tidak kalimat ungkapan

Page 32: Tindakan administratif keimigrasian

29

3) Laporan Harus Langsung Mengenai Sasaran

Harus disadari bahwa si penerima laporan seperti pimpinan, setiap hari terlalu sibuk

dengan banyak persoalan yang dihadapi. Oleh karena itu, laporan harus diusahakan

sesingkat mungkin, tepat, padat, dan jelas, serta langsung mengenai sasarannya.

4) Laporan harus Lengkap

Sebagai bahan untuk mengambil keputusan oleh pimpinan, maka laporan harus:

a. Mencakup segala segi yang dilaporkan

b. Uraian fokus pada masalah

c. Disertai data penunjang, seperti statistik, tabel, skema, bagan dan sebagainya.

5) Laporan Harus Tegas dan Konsisten

a. Tidak ada kontroversi antara bagian yang satu dan yang lain.

b. Keterangan tidak berubah-ubah dalam situasi apa pun.

6) Laporan harus tepat pada waktunya

Penyampaian dan penerimaan laporan harus tepat pada waktunya. Apabila

penyampaian dan penerimaan laporan tidak tepat pada waktunya, maka tujuan laporan itu

tidak tercapai. Bahkan dapat menimbulkan akibat lain yang sangat merugikan atau

merusak organisasi atau yang lainnya.

7) Laporan harus tepat penerimanya

Laporan harus diterima oleh yang berkompeten atau pihak yang berhak

menerimanya. Laporan jangan diberikan atau diterima oleh pihak yang tidak berhak.

2. Penyusunan Laporan Sebagai Naskah Dinas

Pengaturan laporan sebagai naskah dinas di lingkungan Kementerian Hukum dan

HAM mengacu pada Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 5 Tahun 2012 tentang

Tata Naskah Dinas Elektronik, yang disahkan pada 23 April 2012. Laporan sebagaimana

peraturan tersebut dimaksudkan sebagai pemberitahuan tentang pelaksanaan suatu

kegiatan atau kejadian.

Susunan laporan tersebut dibuat dengan struktur kepala laporan, batang tubuh laporan,

dan kaki laporan. Masing-masing dapat digambarkan sesuai dengan format Laporan

sebagaimana pada Permenkumham Nomor 5 Tahun 2012 adalah sebagai berikut:

Page 33: Tindakan administratif keimigrasian

30

LAPORAN TENTANG

………………………………........................................ A. Pendahuluan

1. Umum

2. Maksud dan Tujuan

3. Ruang Lingkup

4. Dasar B. Kegiatan yang Dilaksanakan ……….…………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………… C. Hasil yang Dicapai ……….…………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………… D. Simpulan dan Saran ……….…………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………… E. Penutup ……….…………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………

Dibuat di ……………………………… pada tanggal ………………………… Nama Jabatan Pembuat Laporan, Tanda Tangan dan Cap Instansi Nama Lengkap NIP..................................

a) Kepala

Bagian kepala Laporan memuat judul laporan yang ditulis dalam huruf kapital dan

diletakkan secara simetris.

b) Batang Tubuh

Bagian batang tubuh Laporan terdiri atas:

1. pendahuluan, yang memuat penjelasan umum, maksud dan tujuan, serta ruang

lingkup dan sistematika Laporan;

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA

( UNIT KERJA ) Jalan…………………………….………. Telepon …………… Faksimili …………

Laman : ………...…., Email : ...……………..

Logo dan nama

instansi yang

telah dicetak

Judul Laporan

yang ditulis

dengan huruf

kapital

Memuat Laporan tentang pelaksanaan tugas kedinasan

Kota sesuai

dengan alamat

instansi, tanggal

penandatangana,

nama jabatan,

tanda tangan, dan

nama lengkap.

Page 34: Tindakan administratif keimigrasian

31

2. materi Laporan, yang terdiri atas kegiatan yang dilaksanakan, faktor yang

mempengaruhi, hasil pelaksanaan kegiatan, hambatan yang dihadapi, dan hal lain

yang perlu dilaporkan;

3. simpulan dan saran, sebagai bahan pertimbangan; dan

4. penutup, yang merupakan akhir Laporan, memuat harapan/ permintaan

arahan/ucapan terima kasih.

c) Kaki

Bagian kaki Laporan terdiri atas:

1. tempat dan tanggal pembuatan Laporan;

2. nama jabatan pejabat pembuat Laporan, yang ditulis dengan huruf awal kapital;

3. tanda tangan; dan nama lengkap, yang ditulis dengan huruf awal kapital.

3. Penyusunan Laporan Berbentuk Berita Acara Pemeriksaan (BAP)

Pemeriksaan adalah kegiatan untuk mendapatkan keterangan, kejelasan, dan

keidentikan tersangka, saksi ahli, dan atau barang bukti maupun tentang unsur-unsur

tindak pidana yang telah terjadi, sehingga kedudukan atau peranan seseorang maupun

barang bukti di dalam tindak pidana tersebut menjadi jelas dan dituangkan di

dalam berita acara pemeriksaan.

Berita Acara Pemeriksaan (BAP) adalah catatan atau tulisan yang bersifat otentik,

dibuat dalam bentuk tertentu oleh penyidik atau pemeriksa, diberi tanggal dan ditanda

tangani oleh penyidik dan tersangka serta saksi/ahli yang diperiksa, memuat uraian

pelanggaran yang memenuhi unsur-unsur tindak pidana atau kesalahan yang

dipersangkakan dengan menyebut waktu, tempat, dan keadaan pada waktu pelanggaran

dilakukan, identitas penyidik dan yang diperiksa, serta keterangan-keterangan yang

diperiksa.

Dalam pembuatan berita acara pemeriksaan, terdapat persyaratan yang harus

dipenuhi yaitu, syarat formal dan syarat materiil, yaitu:

1) Syarat formal dibuat dalam bentuk tertentu dan tertulis kata-kata Pro Justitia artinya

bahwa format berita acara yang dibuat oleh penyidik atau pemeriksa atas dasar untuk

keadilan, bukan untuk kepentingan lain. Kemudian setiap lembar dari produk itu

ditanda tangani oleh penyidik atau pemeriksa dan orang yang diperiksa, baik sebagai

saksi, tersangka dan ahli.

2) Syarat materiil yaitu keseluruhan isi atau meteri menyangkut peristiwa tindak pidana

atau pelanggaran yang terjadi dan dapat memenuhi unsur-unsur peraturan yang

dilanggar atau yang disangkakan kepada terperiksa.

Page 35: Tindakan administratif keimigrasian

32

KANTOR IMIGRASI xxxxxxxxx

Jl. Yyyyyyyyyyyyyy

Telp. (0123) 4567890

BERITA ACARA PEMERIKSAAN

Pada hari ini (tanggal, bulan, tahun)

_________________________________________________________________________________

Telah diperiksa di Kantor Imigrasi ................. seorang laki-laki/perempuan (*),

Nama : ................. ................. ................. ................. ................. ................. ................. ......................

TTL : ................. ................. ................. ................. ................. ................. ................. ......................

Kewarganegaraan : ................. ................. ................. ................. ................. ................. ...................

Dan diperiksa oleh kami,

Nama : ................. ................. ................. ................. ................. ................. ................. .......................

Jabatan: ................. ................. ................. ................. ............................... ................. ...................

Bahwa terperiksa telah ...............................................................................................................

Sesuai dengan ..... (peraturan) ......... ... (tanggal, bulan, tahun)... (Nomor Peraturan)..... mengenai

............................. dalam hal ..........................

Atas pertanyaan kami, yang bersangkutan menjawab sebagai berikut:

1. Sebutkan nama lengkap atau alias apabila ada dan tempat serta tanggal lahir Saudara :

................. ................. ................. ................. ................. ................. ................. .................................

2. Sebutkan pekerjaan dan alamat tempat tinggal Saudara di (i) Indonesia:

Pekerjaan ................. ................. ................. ................. ................. ................. ................. ...............

Alamat (i) ................. ................. ................. ................. ................. ................. ................. ..............

Alamat (ii) ................. ................. ................. ................. ................. ................. .................

3. Sebutkan nomor dan tempat penerbitan serta masa berlaku paspor/surat izin/ dokumen

keimigrasian milik Saudara :

................. ................. ................. ................. ................. ................. ................. .................................

4. pertanyaan seterusnya.... (sesuai kebutuhan dan kepentingan)

................ ................. ................. ................. ................. ................. ................. .................................

5. pertanyaan seterusnya.... (sesuai kebutuhan dan kepentingan)

................. ................. ................. ................. ................. ................. ................. .................................

Demikian Berita Acara Pemeriksaan ini dibuat dengan mengingat sumpah jabatan dan setelah

dibacakan dan dimengerti oleh terperiksa, ditandatangani oleh pemeriksa dan pihak terperiksa.

Pemeriksa Yang Diperiksa

(__________________________) (__________________________)

nama lengkap dan tanda tangan nama lengkap dan tanda tangan

Page 36: Tindakan administratif keimigrasian

33

Penganalisaan penyusunan Berita Acara Pemeriksaan (BAP) untuk ditindaklanjuti

dengan salah satu Tindakan Administratif Keimigrasian (TAK) perlu memperhatikan

ketentuan hukum yang mengaturnya, yaitu Pasal 8, Pasal 9, Pasal 13 Ayat (1) huruf b,

huruf d dan huruf j. Pasal 13 Ayat (2), Pasal 48 Ayat (1), serta di dalam Pasal 75 Ayat

(1), (2), dan (3).

C. Alasan-alasan Dipilihnya Tindakan Administratif Keimigrasian

Kendati Undang-Undang Nomor 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian, merupakan

peraturan administrasi, akan tetapi di dalamnya juga memuat aspek pidana, bahkan ada

Lembaga Tindakan yang bersifat preventif dan beraspek nasional maupun internasional.

Sehingga dapat dikatakan bahwa undang-undang keimigrasian ini menganut 2 (dua) jalur

yaitu Jalur Pidana dan Jalur Tindakan (punishment and measurnement).

Tindakan keimigrasian sebagaimana ditegaskan dalam UU Keimigrasian adalah

tindakan administratif (sanksi administratif) dalam bidang keimigrasian di luar proses

peradilan. Tindakan keimigrasian ini khusus ditujukan terhadap orang asing saja,

sebagaimana dicantumkan dalam Pasal 75 UU Keimigrasian tersebut. Sedangkan Penerapan

sanksi pidana yang terdapat dalam UU Keimigrasian terhadap pelaku tindak pidana

keimigrasian memerlukan koordinasi antar berbagai pihak, baik pihak keimigrasian sendiri,

kepolisian, kejaksaan, maupun pengadilan atau hakim. Dalam hal ini tentu membutuhkan

proses hukum yang panjang serta pembiayaan yang besar untuk menjaga warga negara asing

itu mengikuti proses hukum yang ada di Indonesia.

Oleh karena itu, dalam menjaga harkat dan martabat negara sekaligus untuk menjaga

kedaualatan bangsa Indonesia, penetapan seseorang untuk dijatuhi Tindakan Administratif

Keimigrasian atau Tindakan Pidana Keimigrasian dapat mempertimbangkan hal-hal sebagai

berikut:

1. Pertimbangan Politis

2. Pertimbangan Ekonomis

3. Pertimbangan Sosial dan Budaya

4. Pertimbangan Keamanan.

Jika ditinjau dari segi waktu dan biaya, pelaksanaan tindakan Tindakan Administratif

Keimigrasian lebih efektif dibandingkan tindakan pro-justitia, hanya saja Tindakan

Administratif Keimigrasian belum terlaksana secara efektif karena mekanisme penindakan

yang belum difahami semua aparatur keimigrasian maupun instansi terkait.

Page 37: Tindakan administratif keimigrasian

34

D. Latihan

1. Jelaskan syarat laporan pemeriksaan yang baik menurut pandangan saudara!

2. Jelaskan struktur laporan sebagai tata naskah dinas di lingkungan Kementerian Hukum dan

HAM yang saudara ketahui!

3. Bagaimana Berita Acara Pemeriksaan (BAP) yang saudara fahami? Buatkan contoh dalam

bidang pelanggaran administratif yang dilakukan salah seorang Warga Negara Asing!

F. Rangkuman

1. Setiap kegiatan atau tahapan hasil pengawasan dan pemeriksaan yang akan dilanjutkan

pada tindakan keimigrasian, selain diperlukan adanya landasan yuridis juga diperlukan

administrasi tindakan keimigrasian yang berupa format, laporan kejadian, surat perintah

dan keputusan tindakan berupa pemanggilan, tugas, berita acara, register, kode penomoran

surat untuk masing-masing tindakan keimigrasian, sehingga pelaksanaan kegiatan

penindakan tersebut, selain dapat dipertanggung jawabkan secara hukum sekaligus

mencerminkan adanya kelengkapan atau tertib administrasi untuk setiap tindakan yang

telah dilakukan

2. Dalam pembuatan berita acara pemeriksaan, terdapat persyaratan yang harus dipenuhi

yaitu, syarat formal dan syarat materiil, yaitu:

a. Syarat formal dibuat dalam bentuk tertentu dan tertulis kata-kata Pro Justitia artinya

bahwa format berita acara yang dibuat oleh penyidik atau pemeriksa atas dasar untuk

keadilan, bukan untuk kepentingan lain. Kemudian setiap lembar dari produk itu

ditanda tangani oleh penyidik atau pemeriksa dan orang yang diperiksa, baik sebagai

saksi, tersangka dan ahli.

b. Syarat materiil yaitu keseluruhan isi atau meteri menyangkut peristiwa tindak pidana

atau pelanggaran yang terjadi dan dapat memenuhi unsur-unsur peraturan yang

dilanggar atau yang disangkakan kepada terperiksa

Page 38: Tindakan administratif keimigrasian

35

BAB V

PENUTUP

A. Simpulan

1. Tindakan Administratif Keimigrasian (TAK) adalah tindakan terhadap Orang Asing

yang berada di Wilayah Indonesia karena melakukan kegiatan berbahaya dan patut

diduga membahayakan keamanan dan ketertiban umum atau tidak menghormati dan

tidak menaati peraturan perundang-undangan, sebagaimana diatur dalam Pasal 75 ayat

1 UU Nomor 6 tahun 2011 tentang Keimigrasian

2. Pengaturan tentang jenis-jenis tindakan administratif keimigrasian diatur dalam

Undang-undang Nomor 6 tahun 2011 pasal 75 ayat 2, yang meliputi

a. pencantuman dalam daftar Pencegahan atau Penangkalan

b. pembatasan, perubahan, atau pembatalan Izin Tinggal

c. larangan untuk berada di satu atau beberapa tempat tertentu di Wilayah Indonesia

d. keharusan untuk bertempat tinggal di suatu tempat tertentu di Wilayah Indonesia

e. pengenaan biaya beban

f. Deportasi dari Wilayah Indonesia

3. Setiap kegiatan atau tahapan hasil pengawasan dan pemeriksaan yang akan dilanjutkan

pada tindakan keimigrasian, selain diperlukan adanya landasan yuridis juga diperlukan

administrasi tindakan keimigrasian yang berupa format, laporan kejadian, surat

perintah dan keputusan tindakan berupa pemanggilan, tugas, berita acara, register,

kode penomoran surat untuk masing-masing tindakan keimigrasian sebagai cerminan

adanya kelengkapan atau tertib administrasi untuk setiap tindakan yang dilakukan

4. Dalam pembuatan berita acara pemeriksaan, terdapat persyaratan yang harus dipenuhi

yaitu, syarat formal dan syarat materiil, yaitu:

a. Syarat formal dibuat dalam bentuk tertentu dan tertulis kata-kata Pro Justitia artinya

bahwa format berita acara yang dibuat oleh pemeriksa atas dasar untuk keadilan,

bukan untuk kepentingan lain. Kemudian setiap lembar dari produk itu ditanda

tangani oleh penyidik atau pemeriksa dan orang yang diperiksa, baik sebagai saksi,

tersangka dan ahli.

b. Syarat materiil yaitu keseluruhan isi atau meteri menyangkut peristiwa tindak

pidana atau pelanggaran yang terjadi dan dapat memenuhi unsur-unsur peraturan

yang dilanggar atau yang disangkakan kepada terperiksa

Page 39: Tindakan administratif keimigrasian

36

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Nuraida, Ida. Manajemen Administrasi Perkantoran (Yogyakarta: Kanisius, 2008)

Santoso, Mochamad Iman. Diaspora: Globalisasi, Keamanan, dan Keimigrasian (Jakarta:

Pustaka Reka Cipta, 2014)

Sjahriful, Abdullah. Memperkenalkan Hukum Keimigrasian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1993)

Soetoprawiro, Koerniatmanto. Hukum Kewarganegaraan dan Keimigrasian Indonesia

(Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1994)

Sukoco, Badri M. Manajemen Administrasi Perkantoran Modern (Jakarta: Erlangga, 2007)

Suwarno, FX Widadi A. Tata Operasi Darat (Jakarta: Grasindo, 1998)

YLBHI dan PSHK. Panduan Bantuan Hukum di Indonesia: Pedoman Anda Memahami dan

Menyelesaikan Masalah Hukum (Jakarta: YLBHI dan PSHK, 2007)

Peraturan

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian

Peraturan Pemerintah Nomor 31 tahun 2013 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang

Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian

Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 5 Tahun 2012 tentang Tata Naskah Dinas di

Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM RI

Peraturan Mentera Pemberdayaan Aparatur Negara Nomor 80 Tahun 2012 tentang Tata

Naskah Dinas Instansi Pemerintah