Tinjauan Pustaka Tinea Cruris.doc
-
Upload
sri-puji-hartini -
Category
Documents
-
view
221 -
download
0
Transcript of Tinjauan Pustaka Tinea Cruris.doc
-
7/25/2019 Tinjauan Pustaka Tinea Cruris.doc
1/14
-
7/25/2019 Tinjauan Pustaka Tinea Cruris.doc
2/14
-
7/25/2019 Tinjauan Pustaka Tinea Cruris.doc
3/14
E. MANIFESTASI KLINIS
1. Anamnesis
Keluhan penderita adalah rasa gatal dan kemerahan di regio inguinalis dan dapat
meluas ke sekitar anus, intergluteal sampai ke gluteus. 3apat pula meluas ke supra
pubis dan abdomen bagian bawah. asa gatal akan semakin meningkat jika banyak
berkeringat. iwayat pasien sebelumnya adalah pernah memiliki keluhan yang
sama. asien berada pada tempat yang beriklim agak lembab, memakai pakaian
ketat, bertukar pakaian dengan orang lain, aktif berolahraga, menderita diabetes
mellitus. enyakit ini dapat menyerang pada tahanan penjara, tentara, atlit olahraga
dan indi*idu yang beresiko terkena dermatophytosis.
2. Pemeriksaan Fisik
4floresensi terdiri atas bermacam-macam bentuk yang primer dan sekunder.
5akula eritematosa, berbatas tegas dengan tepi lebih aktif terdiri dari papula atau
pustula. )ika kronis atau menahun maka efloresensi yang tampak hanya makula
hiperpigmentasi dengan skuama diatasnya dan disertai likenifikasi. 6arukan kronisdapat menimbulkan gambaran likenifikasi. 5anifestasi tinea cruris /
5akula eritematus dengan central healing di lipatan inguinal, distal lipat paha,
dan proksimal dari abdomen bawah dan pubis
3aerah bersisik
ada infeksi akut, bercak-bercak mungkin basah dan eksudatif
ada infeksi kronis makula hiperpigmentasi dengan skuama diatasnya dan
disertai likenifikasi
(rea sentral biasanya hiperpigmentasi dan terdiri atas papula eritematus yang
tersebar dan sedikit skuama
enis dan skrotum jarang atau tidak terkena
3
-
7/25/2019 Tinjauan Pustaka Tinea Cruris.doc
4/14
erubahan sekunder dari ekskoriasi, likenifikasi, dan impetiginasi mungkin
muncul karena garukan
+nfeksi kronis bisa oleh karena pemakaian kortikosteroid topikal sehingga
tampak kulit eritematus, sedikit berskuama, dan mungkin terdapat pustula
folikuler
ampir setengah penderita tinea cruris berhubungan dengan tinea pedis.
Gamar 1.Tinea Cruris
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
emeriksaan mikologik untuk membantu penegakan diagnosis terdiri atas pemeriksaan
langsung sediaan basah dan biakan. ada pemeriksaan mikologik untuk mendapatkan
jamur diperlukan bahan klinis berupa kerokan kulit yang sebelumnya dibersihkan
dengan alkohol 7#$.
a. emeriksaan dengan sediaan basah
Kulit dibersihkan dengan alkohol 7#$ 8 kerok skuama dari bagian tepi lesi
dengan memakai scalpel atau pinggir gelas 8 taruh di obyek glass 8 tetesi K9
:#-:; $ :-< tetes 8 tunggu :#-:; menit untuk melarutkan jaringan 8 lihat di
mikroskop dengan pembesaran :#-&; kali, akan didapatkan hifa, sebagai dua garis
4
-
7/25/2019 Tinjauan Pustaka Tinea Cruris.doc
5/14
sejajar, terbagi oleh sekat, dan bercabang, maupun spora berderet !artrospora% pada
kelainan kulit yang lama atau sudah diobati, dan miselium
b. emeriksaan kultur dengan 2abouraud agar
emeriksaan ini dilakukan dengan menanamkan bahan klinis pada medium
saboraud dengan ditambahkan chloramphenicol dan cyclohe=amide !mycobyotic-
mycosel% untuk menghindarkan kontaminasi bakterial maupun jamur kontaminan.
+dentifikasi jamur biasanya antara >-' minggu
c. unch biopsi
3apat digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis namun sensitifitasnya
dan spesifisitasnya rendah. engecatan dengan eridoc (cid?2chiff, jamur akan
tampak merah muda atau menggunakan pengecatan methenamin sil*er, jamur akan
tampak coklat atau hitam
d. enggunaan lampu wood
isa digunakan untuk menyingkirkan adanya eritrasma dimana akan tampak
floresensi merah bata
G. DIAGNOSIS
3iagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik dengan melihat
gambaran klinis dan lokasi terjadinya lesi serta pemeriksaan penunjang seperti yang
telah disebutkan dengan menggunakan mikroskop pada sediaan yang ditetesi K9 :#-
-
7/25/2019 Tinjauan Pustaka Tinea Cruris.doc
6/14
*agina, kulit, kuku, bronki. enyakit ini terdapat di seluruh dunia, dapat menyerang
semua umur, baik laki-laki maupun perempuan.
atogenesisnya dapat terjadi apabila ada predisposisi baik endogen maupun
eksogen. 0aktor endogen misalkan kehamilan karena perubahan p dalam *agina,
kegemukan karena banyak keringat, debilitas, iatrogenik, endokrinopati, penyakit
kronis orang tua dan bayi, imunologik !penyakit genetik%. 0aktor eksogen berupa
iklim panas dan kelembapan, kebersihan kulit kurang, kebiasaan berendam kaki
dalam air yang lama menimbulkan maserasi dan memudahkan masuknya jamur,
kontak dengan penderita.
3apat mengenai daerah lipatan kulit, terutama ketiak, bagian bawah payudara,
bagian pusat, lipat bokong, selangkangan, dan sela antar jari@ dapat juga mengenai
daerah belakang telinga, lipatan kulit perut, dan glans penis !balanopostitis%. ada
sela jari tangan biasanya antara jari ketiga dan keempat, pada sela jari kaki antara
jari keempat dan kelima, keluhan gatal yang hebat, kadang-kadang disertai rasa
panas seperti terbakar.
Lesi pada penyakit yang akut mula-mula kecil berupa bercak yang berbatas tegas,
bersisik, basah, dan kemerahan. Kemudian meluas, berupa lenting-lenting yang
dapat berisi nanah berdinding tipis, ukuran
-
7/25/2019 Tinjauan Pustaka Tinea Cruris.doc
7/14
-
7/25/2019 Tinjauan Pustaka Tinea Cruris.doc
8/14
dengan terapi topikal, intoleransi dengan terapi topikal. 2ebelum memilih obat
sistemik hendaknya cek terlebih dahulu interaksi obat-obatan tersebut. 3iperlukan juga
monitoring terhadap fungsi hepar apabila terapi sistemik diberikan lebih dari &
mingggu.
engobatan anti jamur untuk Tinea cruris dapat digolongkan dalam empat golongan
yaitu/ golongan azol, golongan alonamin, benzilamin dan golongan lainnya seperti
siklopiros,tolnaftan, haloprogin. 6olongan azole ini akan menghambat enzim
lanosterol :& alpha demetylase !sebuah enzim yang berfungsi mengubah lanosterol ke
ergosterol%, dimana struktur tersebut merupakan komponen penting dalam dinding sel
jamur. 6olongan (lynamin menghambat keja dari sBualen epokside yang merupakan
enzim yang mengubah sBualene ke ergosterol yang berakibat akumulasi toksik
sBualene didalam sel dan menyebabkan kematian sel. 3engan penghambatan enzim-
enzim tersebut mengakibatkan kerusakan membran sel sehingga ergosterol tidak
terbentuk. 6olongan benzilamin mekanisme kerjanya diperkirakan sama dengan
golongan alynamin sedangkan golongan lainnya sama dengan golongan azole.
engobatan tinea cruris tersedia dalam bentuk pemberian topikal dan sistemik/
9bat secara topikal yang digunakan dalam tinea cruris adalah/
1. G#)#n%an A*#)
a. Clotrimazole !Lotrimin, 5ycelec%
5erupakan obat pilihan pertama yang digunakan dalam pengobatan tinea cruris
karena bersifat broad spektrum antijamur yang mekanismenya menghambat
pertumbuhan ragi dengan mengubah permeabilitas membran sel sehingga sel-
sel jamur mati. engobatan dengan clotrimazole ini bisa die*aluasi setelah &
minggu jika tanpa ada perbaikan klinis. enggunaan pada anak-anak sama
seperti dewasa. 9bat ini tersedia dalam bentuk kream :$, solution, lotion.
3iberikan < kali sehari selama & minggu. Tidakada kontraindikasi obat ini,
namun tidak dianjurkan pada pasien yang menunjukan hipersensiti*itas,
peradangan infeksi yang luas dan hinari kontak mata.
8
-
7/25/2019 Tinjauan Pustaka Tinea Cruris.doc
9/14
b. 5ikonazole !icatin, 5onistat-derm%
5ekanisme kerjanya dengan selaput dinding sel jamur yang rusak
akanmenghambat biosintesis dari ergosterol sehingga permeabilitas membran
sel jamur meningkat menyebabkan sel jamur mati. Tersedia dalam bentuk
cream
-
7/25/2019 Tinjauan Pustaka Tinea Cruris.doc
10/14
anak-anak :< tahun penggunaan sama dengan orang dewasa. Tidak dianjurkan
pada pasien yang menunjukkan hipersensiti*itas dan hanya digunakan untuk
pemakaian luar.
f. 2ulkonazole !4=eldetm%
2ulkonazole merupakan obat jamur yang memiliki spektrum luas. Titik
tangkapnya yaitu menghambat sintesis ergosterol yang akan menyebabkan
kebocoran komponen sel, sehingga menyebabkan kematian sel jamur. Tersedia
dalam bentuk cream :$ dan solutio. enggunaan pada anak-anak :< tahun
penggunaan sama dengan orang dewasa !dioleskan pada daerah yang terkena
selama
-
7/25/2019 Tinjauan Pustaka Tinea Cruris.doc
11/14
'. G#)#n%an Ben*i)amin
a. utenafine !menta=%
(nti jamur yang poten yang berhuungan dengan alinamin. Kerusakan membran
sel jamur menyebabkan sel jamur terhambat pertumbuhannya. 3igunakan
dalam bentuk cream :$, diberikan selama
-
7/25/2019 Tinjauan Pustaka Tinea Cruris.doc
12/14
b. +trakonazole
2ebagai turunan triazole, itrakonazole merupakan obat anti jamur oral yang
berspektrum luas yang menghambat pertumbuhan sel jamur dengan
menghambat sitokrom -&;# dependent sintetis dari ergosterol yang
merupakan komponen penting pada selaput sel jamur.ada penelitian
disebutkan bahwa itrakonazole lebih baik daripada griseoful*in dengan hasil
terbaik minggu setelah perawatan. 3osis dewasa >#->7; mg ultramicrosize% 9 selama
-
7/25/2019 Tinjauan Pustaka Tinea Cruris.doc
13/14
>. )aga kebersihan kulit dan kaki bila berkeringat keringkan dengan handuk dan
mengganti pakaian yang lembab
&. 6unakan pakaian yang terbuat dari bahan yang dapat menyerap keringat seperti
katun, tidak ketat dan ganti setiap hari.
;. Antuk menghindari penularan penyakit, pakaian dan handuk yang digunakan
penderita harus segera dicuci dan direndam air panas.
J. KOMPLIKASI
Tinea cruris dapat terinfeksi sekunder oleh candida atau bakteri yang lain. ada infeksi
jamur yang kronis dapat terjadi likenifikasi dan hiperpigmentasi kulit.
K. PROGNOSIS
rognosis penyakit ini baik dengan diagnosis dan terapi yang tepat asalkan
kelembapan dan kebersihan kulit selalu dijaga.
13
-
7/25/2019 Tinjauan Pustaka Tinea Cruris.doc
14/14
DAFTAR PUSTAKA
:. Tinea cruris. 3iunduh dari/ http/FFwww.news-medical.netFhealthFDhat-is-
tineacruris.asp=. )uly .
. 6eng (., 5cean )., Heikus .2., et al. Tinea cruris. 3alam Kelly (.., Taylor 2.C.,4ditors. 3ermatology for skin of color. ew Iork/5c 6raw ill@