TINJAUAN PUSTAKA · Web viewSerebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang...

29
TINJAUAN PUSTAKA SISTEM SARAF AMPHIBIA (Sistem Saraf Pada Katak) Rana sp AMPHIBIA Klasifikasi Klasifikasi Ilmiah Kerajaan : Animalia Filum : Chordata Upafilum : Vertebrata Superkelas : Tetrapoda Kelas : Amphibia (Linnaeus, 1758) Subkelas dan Ordo Ordo :Temnospondyli (Punah) Subkelas : Lepospondyli Subkelas : Lissamphibia

Transcript of TINJAUAN PUSTAKA · Web viewSerebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang...

TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM SARAF AMPHIBIA (Sistem Saraf Pada Katak) Rana sp

AMPHIBIA

Klasifikasi

Klasifikasi Ilmiah

Kerajaan : Animalia

Filum : Chordata

Upafilum : Vertebrata

Superkelas : Tetrapoda

Kelas : Amphibia (Linnaeus, 1758)

Subkelas dan Ordo

Ordo :Temnospondyli (Punah)

Subkelas : Lepospondyli

Subkelas : Lissamphibia

Ordo : Anura (Tidak memiliki ekor)

Ordo : Caudata/Urodela

Ordo : Gymnophiona/ Apoda (tidak memiliki kaki)

Amfibia atau amfibi (Amphibia), umumnya didefinisikan sebagai hewan

bertulang belakang (vertebrata) yang hidup di dua alam; yakni di air dan di

daratan. Amfibia bertelur di air, atau menyimpan telurnya di tempat yang lembab

dan basah. Ketika menetas, larvanya yang dinamai berudu hidup di air atau

tempat basah tersebut dan bernapas dengan insang. Setelah beberapa lama,

berudu kemudian berubah bentuk (bermetamorfosa) menjadi hewan dewasa,

yang umumnya hidup di daratan atau di tempat-tempat yang lebih kering dan

bernapas dengan paru-paru.

Amfibia mempunyai ciri-ciri:

Tubuh diselubungi kulit yang berlendir

Merupakan hewan berdarah dingin (poikiloterm)

Mempunyai jantung yang terdiri dari tiga ruangan yaitu dua serambi dan

satu bilik

Mempunyai dua pasang kaki dan pada setiap kakinya terdapat selaput

renang yang terdapat di antara jari-jari kakinya dan kakinya berfungsi

untuk melompat dan berenang

Matanya mempunyai selaput tambahan yang disebut membrana niktitans

yang sangat berfungsi waktu menyelam

Pernapasan pada saat masih kecebong berupa insang, setelah dewasa

alat pernapasannya berupa paru-paru dan kulit dan hidungnya

mempunyai katup yang mencegah air masuk ke dalam rongga mulut

ketika menyelam

Berkembang biak dengan cara melepaskan telurnya dan dibuahi oleh

yang jantan di luar tubuh induknya (pembuahan eksternal).

B. Sistem Saraf Amphibia

Semua penyebab terjadinya perubahan dalam tubuh atau bagian tubuh

disebut rangsang. Alat yang mampu menerima rangsang dinamakan Indera

(Reseptor). Rangsangan dapat berasal dari luar tubuh, misalnya berupa Bau,

Rasa, Sentuhan, Cahaya, Suhu, Tekanan ataupun Gaya Berat. Indera yang

mampu menerimanya disebut Reseptor Luar (Ekteroseptor). Rangsangan dari

dalam tubuh sendiri antara lain dapat berupa rasa lapar, kenyang, nyeri, dan

kelelahan. Indera penerimanya disebut Reseptor dalam (Interoseptor). Jadi

Reseptor adalah satu atau sekelompok sel saraf dan sel lainnya yang berfungsi

mengenali rangsangan tertentu yang berasal dari luar atau dari dalam tubuh.

Rangsangan yang diterima oleh reseptor akan dihantarkan ke system

saraf pusat oleh neuron sensori dan tanggapan akan disampaikan oleh neuron

motor ke effektor, misalnya otot dan kelenjar. Jadi Efektor adalah sel atau organ

yang menghasilkan tanggapan terhadap rangsangan.

1. Sel Saraf Amphibia (Neuron)

Bagaimana Amphibia bisa merasakan sakit ketika terluka?, bagaimana

terjadi reflex pada Amphibia ketika terdapat Predator seperti Ular?, bagaimana

Amphibia dapat melihat, mendengar dan lain sebagainya??? Semua pertanyaan

tersebut jawabannya terdapat dalam materi Sistem Saraf pada Amphibia. Sistem

saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi.

Sistem ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam kegiatannya,

saraf mempunyai hubungan kerja seperti mata rantai (berurutan) antara

reseptor dan efektor. Sistem saraf terdiri dari jutaan sel saraf (neuron), neuron

adalah kesatuan structural dan fungsional system saraf. Fungsi sel saraf adalah

mengirimkan pesan (impuls) yang berupa rangsang atau tanggapan.

Setiap neuron terdiri dari satu badan sel yang di dalamnya mengandung

Inti sel yang besar dan berbentuk seperti pembuluh dengan membrane yang

tipis. Inti sel mengandung satu anak inti besar yang kaya akan RNA (Asam Ribo

Nukleat) dan Sitoplasma yang disebut Neuroplasma.

Dari badan sel keluar dua macam serabut saraf, yaitu dendrit dan akson

(neurit). Setiap neuron hanya mempunyai satu akson dan minimal satu dendrit.

Kedua serabut saraf ini berisi plasma sel.

- Dendrit

Dendrit merupakan serabut saraf yang pendek, biasanya bercabang-

cabang seperti pohon dengan bentuk dan ukuran yang berbeda-beda. Dendrit

berfungsi untuk menerima impuls (ransang) yang datang dari ujung akson

neuron lain. Kemudian impuls dibawa menuju ke badan sel saraf.

- Akson (Neurit)

Akson (neurit) merupakan serabut yang panjang dan umumnya tidak bercabang.

Fungsi akson ialah meneruskan impuls yang berasal dari badan sel saraf ke

kelenjar dan serabut-serabut otot. Panjang Akson mencapai ratusan meter.

Selubung sel saraf yang mengelilingi akson (bagian luar akson) terdiri dari

substansi lemak sehingga bewarna putih. Selubung ini tidak berinti dan

dinamakan selubung mielin. Selubung mielin ini merupakan kumpulan sel

Schwann yang menempel pada akson. Sel Schwann adalah sel glia yang

membentuk selubung lemak di seluruh serabut saraf mielin. Membran plasma sel

Schwann disebut neurilemma. Fungsi mielin adalah melindungi akson dan

memberi nutrisi. Bagian dari akson yang tidak terbungkus mielin disebut nodus

Ranvier, yang berfungsi mempercepat penghantaran impuls.

Sistem saraf tersusun dari berjuta-juta sel saraf. Berdasarkan struktur dan

fungsinya, sel saraf dapat dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu sel saraf sensori, sel

saraf motor, dan sel saraf intermediet (asosiasi).

• Sel saraf sensori

Fungsi sel saraf sensori adalah menghantar impuls dari reseptor ke

sistem saraf pusat, yaitu otak (ensefalon) dan sumsum belakang (medula

spinalis). Ujung akson dari saraf sensori berhubungan dengan saraf asosiasi

(intermediet). Aksonnya pendek sedangkan dendritnya panjang. Badan selnya

bergelombang membentuk ganglia.

• Sel saraf motor

Fungsi sel saraf motor adalah mengirim impuls dari sistem saraf pusat ke

otot atau kelenjar yang hasilnya berupa tanggapan tubuh terhadap rangsangan

(effektor). Badan sel saraf motor berada di sistem saraf pusat. Dendritnya sangat

pendek berhubungan dengan akson saraf asosiasi, sedangkan aksonnya dapat

sangat panjang.

• Sel saraf intermediet

Sel saraf intermediet disebut juga sel saraf asosiasi. Sel ini dapat

ditemukan di dalam sistem saraf pusat dan berfungsi menghubungkan sel saraf

motor dengan sel saraf sensori atau berhubungan dengan sel saraf lainnya yang

ada di dalam sistem saraf pusat. Sel saraf intermediet menerima impuls dari

reseptor sensori atau sel saraf asosiasi lainnya. Dendritnya pendek dan

aksonnya ada yang pendek ada yag panjang.

Kelompok-kelompok serabut saraf, akson dan dendrit bergabung dalam

satu selubung dan membentuk urat saraf. Sedangkan badan sel saraf berkumpul

membentuk ganglion atau simpul saraf.

2. Susunan Sistem Saraf Amphibia

Sistem saraf pada Amphibi berdasarkan topografinya dibedakan menjadi sistem

saraf pusat (sentral) dan sistem saraf tepi (perifer).

a. Sistem saraf pusat

Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang

(Medula spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi

yang sangat penting maka perlu perlindungan.

Otak dan medulla spinalis pada amphibi,selain dilindungi oleh tengkorak

dan ruas-ruas tulang belakang, juga dilindungi oleh 2 lapisan selaput meninges.

Dua lapisan meninges pada amphibi dari luar ke dalam adalah duramatar (yang

berupa jaringan ikat dan melekat pada tulang) dan pia-arakniod yang vascular. Di

antara dua lapisan tersebut terdapat spatium subdurale, diantara keduanya

terdapat cairan cerebrospinalis. Bila membran ini terkena infeksi maka akan

terjadi radang yang disebut meningitis.

Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:

· Badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)

· Serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)

· Sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di

dalam sistem saraf pusat

Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama

tetapi susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau

kulitnya (korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang

belakang bagian tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan

bagian korteks berupa materi putih.

1. Otak

Otak merupakan pusat koordinasi dalam tubuh, yang terletak didalam

tulang tengkorak dan diselubungi oleh jaringan, berupa jaringan meninges

Otak pada semua mahluk bertulang belakang (vertebrata) berkembang dari tiga

bagian utama (lihat gambar):

1. Forebrain (pink)

2. Midbrain (gray)

3. Hindbrain (red)

Pada otak amphibi terdapat bagian-bagian

a. Lobus olfaktorius

Lobus olfaktorius pada amphibi memiliki trunckus bulbus olfaktorius.

Lobus ini tidak terlalu berkembang. Oleh karenanya berbentuk relative kecil dan

merupakan penonjolan dari bagian yang disebut hemisperium serebri. Kurang

berkembangnya lobus olfaktorius yang berperan sebagai pusat pembau pada

amphibi, berhubungan dengan cara hidupnya yang tidak terlalu banyak

membutuhkan peran dari lobus olfaktorius sebagai pusat pembau.

b. Otak besar (serebrum)

Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan atau gerakan sadar

atau sesuai dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks

otak. Pada bagian korteks serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian

penerima rangsang (area sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor

yang berfungsi mengatur gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu

terdapat area asosiasi yang menghubungkan area motor dan sensorik.

Serebrum pada amphibi terdiri atas sepasang hemispermiun serebri.

Pada serebrum memungkinkan terjadinya aktivitas-aktivitas yang kompleks,

misalnya pembiakan dan macam-macam gerak.

c. Otak tengah (mesensefalon)

Otak tengah terletak di depan otak kecil. Di depan otak tengah terdapat

talamus dan kelenjar hipofisis. Thalamus amphibi terletak di bagian dorsal otak

dan merupakan jembatan antara serebrum dan mesenshefalon. Sedangkan

kelenjar hipofisis terletak pada bagian ventral otak yang berfungsi mengatur kerja

kelenjar-kelenjar endokrin. Oleh karenanya dikatakan sebagi Master of Glands.

Pada bagian atas (dorsal) otak tengah juga terdapat lobus optikus dan

sepasang nervus optikus yang saling bersilangan. Pertemuan atau persilangan

antara dua nervus optikus disebut sebagai chiasma. Lobus ini merupakan pusat

penglihat, karena semua nervus optikus bermuara pada lobus ini. Stimulus yang

berupa cahaya dan diterima oleh mata sebagai reseptor diubah menjadi impuls

dan disalurkan ke nervus optikus yang akhirnya diterjemahkan pada lobus

optikus, sehingga timbul sensasi penglihatan. Lobus ini juga berfungsi mengatur

refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat

pendengaran. Lobus optikus pada amphibi lebih berkembang daripada lobus

olfaktorius. Hal ini karena amphibi, contohnya katak merupakan hewan

Nokturnal. Hewan-hewan Nokturnal lebih banyak melakukan aktivitas pada

malam hari, sehingga lobus optikus lebih dibutuhkan oleh amphibi.

Selain itu, pada bagian dorsal otak tengah juga terdapat kelenjar epifisis.

Kelenjar ini disebut juga Badan pineal yang berfungsi ketika terjadi pembentukan

pigmen pada permukaan tubuh.

Pada bagian ventral, selain terdapat kelenjar hipofisis juga terdapat

kelenjar hypothalamus dan infundibulum. Pada kelenjar hypothalamus terdapat

sel-sel neurosekretori (sel saraf yang menghasilkan secret). Secret dari sel ini

berupa neurohormon yang berfungsi untuk mempercepat penyampaian impuls

dari sinapsis yang satu ke sinapsis yang lain. Sedangkan infundibulum,

merupakan tangkai dari hipofisis yang berfungsi menghubungkan hipofisis

dengan hypothalamus.

d. Otak Kecil (Serebelum)

Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang

terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang

merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin

dilaksanakan. Serebelum pada amphibi mereduksi, karena aktifitas otot relative

berkurang.

e. Sumsum lanjutan (medulla oblongata)

Sumsum lanjutan berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula

spinalis menuju ke otak. Sumsum lanjutan juga mempengaruhi refleks fisiologi

seperti detak jantung (pusat pengatur percepatan dan penghambat denyut

jantung) , tekanan darah (pusat pengaturan penyempitan dan pelebaran

pembuluh darah), volume dan kecepatan respirasi, gerak alat pencernaan, dan

sekresi kelenjar pencernaan.Selain itu, sumsum lanjutan juga mengatur gerak

refleks yang lain

2. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)

Medulla spinalis merupakan lanjutan dari medulla oblongata yang masuk

ke dalam kanalis vertebralis. Pada amphibi, medulla spinalis mengalami

pembesaran di bagian servikalis. Medulla spinalis berfungsi menghantarkan

impuls sensori dari saraf perifer ke otak dan menyampaikan impuls motoris dari

otak ke saraf perifer. Selain itu juga merupakan pusat dari refleks.

Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar

berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna

kelabu.

Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti

sayap yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah

disebut tanduk ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum

tulang belakang melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum

tulang belakang melalui tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal

terdapat badan sel saraf penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima

impuls dari sel saraf sensori dan akan menghantarkannya ke saraf motor.

Pada bagian putih terdapat serabut saraf asosiasi. Kumpulan serabut

saraf membentuk saraf (urat saraf). Urat saraf yang membawa impuls ke otak

merupakan saluran asenden dan yang membawa impuls yang berupa perintah

dari otak merupakan saluran desenden.

b. Sistem Saraf Tepi

Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadar dan sistem saraf tak sadar

(sistem saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya

diatur oleh otak, sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat

diatur otak antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi

keringat.

1. Sistem Saraf Sadar (Sistem Sensori Somatik)

Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-

saraf yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang (saraf spinal),

yaitu saraf-saraf yang keluar dari sumsum tulang belakang.

Pada amphibi saraf Otak (Saraf Cranial) berjumlah 10 pasang

· Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8

· Lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12

· Empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7, 9,

dan 10

Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus

vagus yang melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut.

Nervus vagus membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah

jangkauannya sangat luas maka nervus vagus disebut saraf pengembara dan

sekaligus merupakan saraf otak yang paling penting.

Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan.

Berdasarkan asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas :

· 8 pasang saraf leher,

· 12 pasang saraf punggung,

· 5 pasang saraf pinggang,

· 5 pasang saraf pinggul, dan satu pasang saraf ekor.

Salamander memanjang ke Post Columna Vertebralis, pada katak atau Toad

Memendek.

Satu Nervi spinalis (urat saraf sum-sum tulang belakang) terdiri dari sepasang

saraf yang terdapat pada tiap segmen tubuh. Nervi spinalis ini berpusat pada

Medulla Spinalis dengan perantaraan 2 akar, yaitu :

· Radix Ventralis, yang berpusat pada cornu ventralis bersifat efferent

· Radix Dorsalis, Berpusat pada Cornu dorsalis bersifat afferent.

Kedua akar ini bersatu menjadi nervi spinalis, yang segera akan bersatu menjadi

3 rumus, yaitu :

· Rumus dorsalis, yang mempengaruhi alat-alat dorsal tubuh.

· Rumus ventralis, yang mempengaruhi alat-alat ventral tubuh.

· Ramus Communicans, yang meluas ke ventro-median untuk kemudia berakhir

di dalam ganglia symphateticum.

Nervi spinalis ini menuju ke alat-alat somatic, ialah kulit, otot-otot rangka

yang bersifat serat lintang. Dengan demikian nervi spinalis ini sifatnya

somatomotoris, yang membawa rangsang dari pusat untuk otot serat lintang.

Sifat ini dimiliki oleh serabut-serabut saraf spinalis yang sifatnya efferent yang

berpusat pada cornu ventralis. Kemudian juga bersifat somatosensoris (sensible)

yang membawa rangsang terutama dari kulit ke pusat. Sifat ini dimiliki oleh

serabut saraf spinalis afferent yang menuju ke cornu dorsalis. Nervi spinalis ini

pada nomor-nomor tertentu didalam tubuh satu sama lain saling beranyaman

bersama membuat bangunan, yaitu pleksus.

Nervi spinalis, umumnya berjalan segmental dan jumlahnya sesuai

dengan jumlah vertebrae. Pada bagian caudal, nervi spinalis berjalan lurus

seakan-seakan sejajar dengan medulla spinalis, dan bangunan tersebut disebut :

Cauda equina. Caudata mempunyai nervus spinalis mereduksi sesuai dengan

segmen badan. Pada katak dan Bufo terdapat pleksus cervicobrachial dan

lumbosacral, cauda equina. Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan

urat saraf yang disebut pleksus. Ada 3 buah pleksus yaitu sebagai berikut.

· Pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi

bagian leher, bahu, dan diafragma.

· Pleksus brachialis mempengaruhi bagian tangan.

· Pleksus Jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.

2. Saraf Tidak Sadar (Sistem Sensori Autonom)

Sistem saraf Autonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak

maupun dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan.

Dalam sistem ini terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk

sinapsis yang kompleks dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat

pada pangkal ganglion disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada

ujung ganglion disebut urat saraf post ganglion.

Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf

parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak

pada posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di

sepanjang tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga

mempunyai urat pra ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai

urat pra ganglion yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang

dibantu.

Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan

(antagonis). Sistem saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan “nervus vagus”

bersama cabang-cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan

saraf sumsum sambung.

Fungsi Saraf Otonom

Parasimpatik

· mengecilkan pupil

· menstimulasi aliran ludah

· memperlambat denyut jantung

· membesarkan bronkus

· menstimulasi sekresi kelenjar pencernaan

· mengerutkan kantung kemih

Simpatik

· memperbesar pupil

· menghambat aliran ludah

· mempercepat denyut jantung

· mengecilkan bronkus

· menghambat sekresi kelenjar pencernaan

· menghambat kontraksi kandung kemih

3. Mekanisme Penghantaran Impuls

Impuls dapat dihantarkan melalui beberapa cara, di antaranya melalui sel saraf

dan sinapsis. Berikut ini akan dibahas secara rinci kedua cara tersebut.

1. Penghantaran Impuls Melalui Sel Saraf

Penghantaran impuls baik yang berupa rangsangan ataupun tanggapan

melalui serabut saraf (akson) dapat terjadi karena adanya perbedaan potensial

listrik antara bagian luar dan bagian dalam sel. Pada waktu sel saraf beristirahat,

kutub positif terdapat di bagian luar dan kutub negatif terdapat di bagian dalam

sel saraf. Diperkirakan bahwa rangsangan (stimulus) pada indra menyebabkan

terjadinya pembalikan perbedaan potensial listrik sesaat. Perubahan potensial ini

(depolarisasi) terjadi berurutan sepanjang serabut saraf. Kecepatan perjalanan

gelombang perbedaan potensial bervariasi antara 1 sampai dengart 120 m per

detik, tergantung pada diameter akson dan ada atau tidaknya selubung mielin.

Bila impuls telah lewat maka untuk sementara serabut saraf tidak dapat dilalui

oleh impuls, karena terjadi perubahan potensial kembali seperti semula

(potensial istirahat). Untuk dapat berfungsi kembali diperlukan waktu 1/500

sampai 1/1000 detik.

Energi yang digunakan berasal dari hasil pemapasan sel yang dilakukan

oleh mitokondria dalam sel saraf.

Stimulasi yang kurang kuat atau di bawah ambang (threshold) tidak akan

menghasilkan impuls yang dapat merubah potensial listrik. Tetapi bila

kekuatannya di atas ambang maka impuls akan dihantarkan sampai ke ujung

akson. Stimulasi yang kuat dapat menimbulkan jumlah impuls yang lebih besar

pada periode waktu tertentu daripada impuls yang lemah.

2. Penghantaran Impuls Melalui Sinapsis

Titik temu antara terminal akson salah satu neuron dengan neuron lain

dinamakan sinapsis. Setiap terminal akson membengkak membentuk tonjolan

sinapsis. Di dalam sitoplasma tonjolan sinapsis terdapat struktur kumpulan

membran kecil berisi neurotransmitter; yang disebut vesikula sinapsis. Neuron

yang berakhir pada tonjolan sinapsis disebut neuron pra-sinapsis. Membran

ujung dendrit dari sel berikutnya yang membentuk sinapsis disebut post-sinapsis.

Bila impuls sampai pada ujung neuron, maka vesikula bergerak dan melebur

dengan membran pra-sinapsis. Kemudian vesikula akan melepaskan

neurotransmitter berupa asetilkolin. Neurontransmitter adalah suatu zat kimia

yang dapat menyeberangkan impuls dari neuron pra-sinapsis ke post-sinapsis.

Neurontransmitter ada bermacam-macam misalnya asetilkolin yang terdapat di

seluruh tubuh, noradrenalin terdapat di sistem saraf simpatik, dan dopamin serta

serotonin yang terdapat di otak. Asetilkolin kemudian berdifusi melewati celah

sinapsis dan menempel pada reseptor yang terdapat pada membran post-

sinapsis. Penempelan asetilkolin pada reseptor menimbulkan impuls pada sel

saraf berikutnya. Bila asetilkolin sudah melaksanakan tugasnya maka akan

diuraikan oleh enzim asetilkolinesterase yang dihasilkan oleh membran post-

sinapsis.

Bagaimanakah penghantaran impuls dari saraf motor ke otot? Antara saraf motor

dan otot terdapat sinapsis berbentuk cawan dengan membran pra-sinapsis dan

membran post-sinapsis yang terbentuk dari sarkolema yang mengelilingi sel otot.

Prinsip kerjanya sama dengan sinapsis saraf-saraf lainnya.

4. Gerak Refleks

Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan

penghantaran impuls oleh saraf.

Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi

tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan

panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya

diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa

oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.

Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis

terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan

gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu.

Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk.

Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai

dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke

pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam

otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor,

yaitu otot atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung refleks. Gerak refleks

dapat dibedakan atas refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi) berada di

dalam otak, misalnya, gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar

dan refleks sumsum tulang belakang bila set saraf penghubung berada di dalam

sumsum tulang belakang misalnya refleks pada lutut.

Gambar: otak pada semua makhluk bertulang belakang

DAFTAR PUSTAKA

http://lenimaryati.blogspot.com/2011/06/sistem-saraf-amphibia.html

Pratiwi, DA.1996. Biologi 2. Jakarta. Erlangga

enzer, Amy. 2003. Petunjuk Praktikum Struktur Hewan II. Malang. Jurusan

Biologi UM

TINJAUAN PUSTAKASISTEM SARAF PADA KATAK ( Rana sp)

OLEH:Kelompok VIII

Nama: NPM:Ahmad Freddy 12142013253Etis Damayanti 12142013234Hairudin 12142013218Hanggara Wibowo 12142013249Novia Setiyorini 12142013237

Kelas: Reg.A3/IDosen Pembimbing : dr. Alfarobi,M.Kes

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATANSEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BINA HUSADAPALEMBANG

2012/2013