TRADISI MALEM NEGOR PADA MASYARAKAT … yang selalu memberikan nasehat luar biasa, dan tiada...
Transcript of TRADISI MALEM NEGOR PADA MASYARAKAT … yang selalu memberikan nasehat luar biasa, dan tiada...
i
TRADISI MALEM NEGOR PADA MASYARAKAT BETAWI
DAN RELEVANSINYA TERHADAP PERKAWINAN DALAM
ISLAM (STUDI DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI,
SETU BABAKAN, JAGAKARSA, JAKARTA-SELATAN)
SKRIPSI
O l e h:
INDRA JULIANSYAH
NIM 09210038
JURUSAN AL-AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2013
ii
TRADISI MALEM NEGOR PADA MASYARAKAT BETAWI
DAN RELEVANSINYA TERHADAP PERKAWINAN DALAM
ISLAM (STUDI DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI,
SETU BABAKAN, JAGAKARSA, JAKARTA-SELATAN)
SKRIPSI
O l e h:
INDRA JULIANSYAH
NIM 09210038
JURUSAN AL-AHWAL AL-SYAKHSHIYYAH
FAKULTAS SYARIAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG
2013
iii
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
Demi Allah,
Dengan kesadaran dan rasa tanggung jawab terhadap pengembangan keilmuan,
penulis mengatakan bahwa skripsi dengan judul:
TRADISI MALEM NEGOR PADA MASYARAKAT BETAWI DAN
RELEVANSINYA TERHADAP PERKAWINAN DALAM ISLAM
(STUDI DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI, SETU BABAKAN,
JAGAKARSA, JAKARTA-SELATAN)
Benar-benar merupakan karya ilmiah yang disusun sendiri, bukan duplikat atau
memindahkan data milik orang lain. Jika dikemudian hari terbukti bahwa skrispi
ini ada kesamaan baik isi, logika, maupun datanya, secara keseluruhan atau
sebagian, maka skripsi dan gelar sarjana yang diperoleh karenanya secara
otomatis batal demi hukum.
Malang, 7 September 2013
Penulis,
Indra Juliansyah
iv
NIM 09210038
HALAMAN PERSETUJUAN
Setelah membaca dan mengoreksi skripsi saudara Indra Juliansyah, NIM
09210038, Jurusan Al-Ahwal Al-Syahkshiyyah, Fakultas Syariah, Universitas
Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang dengan judul:
TRADISI MALEM NEGOR PADA MASYARAKAT BETAWI DAN
RELEVANSINYA TERHADAP PERKAWINAN DALAM ISLAM (STUDI
DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI, SETU BABAKAN,
JAGAKARSA, JAKARTA-SELATAN)
Maka pembimbing menyatakan bahwa skripsi tersebut telah memenuhi syarat-
syarat ilmiah untuk diajukan dan diuji pada majelis dewan penguji.
Mengetahui Malang, 7 September 2013
Ketua Jurusan Dosen Pembimbing,
Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah
Dr. Sudirman, M.A. Dr. H. Fadil, M.Ag
NIP 197708222005011001 NIP 196512311992031046
v
PENGESAHAN SKRIPSI
Dewan Penguji Skripsi saudari Indra Juliansyah, NIM 09210038, mahasiswa
Fakultas Syariah, Jurusan Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang dengan judul:
TRADISI MALEM NEGOR PADA MASYARAKAT BETAWI DAN
RELEVANSINYA TERHADAP PERKAWINAN DALAM ISLAM (STUDI
DI PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI, SETU BABAKAN,
JAGAKARSA, JAKARTA-SELATAN)
Telah dinyatakan lulus dengan nilai A (cumlaude)
Dewan Penguji:
1. Dr. H. Saifullah, S.H. M.Hum. (____________________)
NIP 196512052000031001 (Ketua)
2. Dr. H. Fadil, M.Ag. (____________________)
NIP 196512311992031003 (Sekretaris)
3. Dr. Hj. Umi Sumbulah, M.Ag. (____________________)
NIP 197108261998032002 (Penguji Utama)
Malang, 27 September 2013
Dekan,
Dr. H. Roibin, M.H.I.
vi
NIP 196812181999031002
MOTTO
بكلمة اهلل إتقىا اهلل في النساء فإنكم اخذ تمىهن بأمنة اهلل واستحللتم فروجهن
“Takutlah kepda Allah dalam urusan perempuan. Sesungguhnya kamu ambil
mereka dengan kepercayaan Allah, dan kamu halalkan kehormatan mereka
dengan kalimat Allah”
vii
Halaman Persembahan
Skrpisi ini saya persembahakan untuk :
Ayahanda H.Amat bin H.Qosim yang telah rela mencucurkan kringatnya
disaat matahari tersenyum menyinari bumi, dan Ibunda tercinta Hj.
Sutinah yang selalu memberikan nasehat luar biasa, dan tiada henti-
hentinya kalian berikan cinta, cita-cita dan kasih sayang sungguh tiada
kudapatkan cinta sejati di dunia ini kecuali dari engkau.
Drs,KH.M.Zubaidi Muslich (Alm) beserta keluarga. Walaupun Buyah
sudah bahagia disisi Allah, Tapi pengabdian dan rasa hormat Indra sampai
akhir hayat tidak akan pernah hilang.
Keluarga Besar H.Amat : kakanda tercinta Syarifuddin, Nahrowi, Annisa,
Heru Tri Pamungkas, Yuningsih, Abdul Husein, Faisal Rizal dan adik
tersayang Aida Soraya. Karena kebersamaan kalianlah Indra sadar bahwa
Istana yang paling megah di dunia ini adalah Keluarga.
Seluruh Sahabat Rayon “Radikal” Al-Faruq Angkatan 09‟ As‟ad BU,
Musthafa kamal, Shodiqin, Ja‟faron, Fauzi, Aliv dan para gladiator Al-
faruq Farah Hasan, Irwanto, Chairul Lutfi, Ifan hamim, Mustiko
Romdhoni. Sungguh mengingat kalian “Gunung Semeru” seperti 1 cm
dari dahi. Terimakasiih Sahabat.
Sahabat perjuangan tiada ampun bersama M. Faiq, Imam Tabrani, Logista
Deni, Irma Rosalina, Nanda Himatul, Utsman Al-farisi, Dery Prtama,
Aliza Azwar Perjuangan adalah pelaksanaan kata-kata.
Sahabat PMII pengurus Komisariat Sunan Ampel Malang 2012/13.
Adinda My Special Inspiration Haifa Maulika, terimkasih Cantik..atas
segala perjuangan yang telah kita lalui melawan “kejamnya” kota Malang.
Kau adalah wanita terindah yang Allah berikan. Aku Beruntung atas
segala kasih dan kebaikan-kebaikanmu.
viii
PRAKATA
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Dengan memohon Ridho dan Rahmat Allah swt yang maha Pemurah dan
Bijaksana, Tuhan semesta alam, tiada kekuatan selain Allah hanya kepada-Nya
lah kami memanjatkan rasa syukur atas segala nikmat yang diberikan oleh-Nya,
atas pertolongan-Nya lahPenulis dapat menyelesaikan Skrispi ini yang
bejudul:Tradisi “Malem Negor” Pada Masyarakat Betawi Dan Relevansinya
Terhadap Perkawinan Dalam Islam (Studi Di Perkampungan Budaya
Betawi, Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta-Selatan). Sholawat serta salam
selalu tercurahkan kepada kekasih Allah Muhammad SAW manusia paling
sempurna di permukaan bumi ini, beliaulah yang membawa umatnya dari zaman
gelap gulita menuju zaman yang terang menderang seperti saat ini.
Penulis merasa bahwa terlalu banyak pihak yang membantu secara moral
dan spirit dalam proses penelitian ini. Tidak ada kata persembahan yang pantas
untuk mewakili dan membalas kebaikan ini semua, kecuali dengan ucapan terima
kasih tiada tara dan untaian doa bahwa hanya Allah yang sanggup membalas
semua kebaikannya. Karenanya ucapan tersebut sangat perlu Penulis haturkan
kepada:
1. Prof. Dr. H. Mudjia Rahardjo, M.Si.selakuRektor Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang.
ix
2. Dr. H. Roibin, M.H.I. selaku Dekan Fakultas Syariah UIN Maliki Malang.
Terimakasih Penulis haturkan atas segala ilmu yang telah beliau berikan
kepada Penulis.
3. Dr. Sudirman, M.A. selaku ketua Jurusan Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.
4. Dr. H. Fadil, M.Ag.selaku Dosen Pembimbing serta Dosen Wali penulis
selama menempuh kuliah di Fakultas Syari‟ah Universitas Islam Negeri
Maulana Malik Ibrahim Malang. Terimakasih penulis haturkan kepada beliau
yang telah memberikan bimbingan, saran, serta motivasi selama menempuh
perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini.
5. Segenap Dosen Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Maulana Malik
Ibrahim Malang yang telah menyampaikan pengajaran, mendidik,
membimbing, serta membentuk karakter Penulis menjadi manusia yang
bermanfaat bagi nusa dan bangsa. Semoga Allah memberikan pahala-Nya
yang sepadan kepada beliau semua.
6. Staf Fakultas Syariah Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Malang, penulis ucapkan terimakasih atas partisipasinya dalam penyelesaian
skripsi ini.
7. Seluruh Staf Pengelola Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, lebih
khusus untuk Bapak Indra Sutisna dan kepada anggota Lembaga Kebudayaan
Betawi Bapak Yahaya Andi Saputra, dan Ahmad Shofi yang telah banyak
membantu dan memberikan informasi beserta dukungan dalam penyelesaian
skripsi ini.
x
8. Sahabat-sahabati Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia Rayon “Radikal”
Al-Faruq. Tangan terkepal dan maju ke muka.
9. Sahabat-sahabati Pergerakan Mahasiswa Islam Indonseia Komisariat Sunan
Ampel Malang.
10. Temen-temen jurusan Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah dan Hukum Bisnis Syariah
2009.
Adalah suatu kenyataan yang tak terpungkiri lagi terhadap kekurangan dan
ketidaktahuan diri Penulis dalam penyusunan dan penulisan skripsi ini, untuk itu
kritik dan saran konstruktif selalu Penulis harapkan untuk perbaikan di masa yang
akan datang.Akhirnya hanya kepada Allah jualah Penulis memohon dan berharap,
semoga skripsi yang sederhana ini ada guna dan manfaatnya, baik untuk pribadi
Penulis maupun bagi mereka yang mencintai ilmu pengetahuan khususnya
penelitian hukum Islam.
Malang, 7 September 2013
Indra Juliansyah
09210038
xi
PEDOMAN TRANSLITERASI
A. Umum
Transliterasi ialah pemindahalihan tulisan Arab ke dalam tulisan
Indonesia (Latin), bukan terjemahan bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia.
Termasuk dalam kategori ini ialah nama Arab, sedangkan nama Arab dari
bangsa selain Arab ditulis sebagaimana ejaan bahasa nasionalnya, atau
sebagaimana yang tertulis dalam buku yang menjadi rujukan. Penulisan judul
buku dalam footnote maupun daftar pustaka, tetap menggunakan ketentuan
transliterasi ini.
Banyak pilihan dan ketentuan transliterasi yang dapat digunakan
dalam penulisan karya ilmiah, baik yang berstandard internasional, maupun
ketentuan khusus yang digunakan penerbit tertentu. Transliterasi yang
digunakan Fakultas syariah Universitas Islam Negeri Malang Maulana Maluk
Ibrahim Malang menggunakan EYD plus, yaitu transliterasi yang didasarkan
atas Surat Keputusan Bersama (SKB) Menteri Agama dan Menteri
Pendididkan dan Kebudayaan Repiblik Indonesia, tanggal 22 Januari 1998,
No. 158/1987 dan 0543.b/U/1987, sebagaimana tertera dalam buku pedoman
Transliterasi Bahasa Arab (A Guide Arabic Transliteration),INIS Fellow
1992.
xii
B. Konsonan
ا=
Tidak dilambangkan ض = Dl
ب=
B ط = Th
ت=
T ظ = Dh
ث
=
Ts ع = „(koma menghadap ke
atas)
ج=
J غ = Gh
ح=
H ف = F
خ=
Kh ق = Q
د=
D ك = K
ذ=
Dz ل = L
ر=
R م = M
ز=
Z ن = N
س=
S و = W
ش=
Sy هى = H
ص=
Sh ي = Y
Hamzah (ء) yang sering dilambangkan dengan alif, apabila terletak
diawalkata maka dalam transliterasinya mengikuti vokalnya, tidak
dilambangkan, namunapabila terletak di tengah atau di akhir kata maka
dilambangkan dengan tanda komadiatas (‟), berbalik dengan koma („), untuk
pengganti lambang “ع”.
xiii
C. Vokal, panjang dan diftong
Setiap penulisan bahasa Arab dalam bentuk tulisan latin vokal fathah
ditulisdengan “a”, kasrah dengan “i”, dlommah dengan “u”, sedangkan bacaan
panjangmasing-masing ditulis dengan cara sebagai berikut:
Vokal (a) panjang = â misalnya قال menjadi qâla
Vokal (i) panjang = î misalnya قيل menjadi qîla
Vokal (u) panjang = û misalnya دون menjadi dûna
Khusus untuk bacaan ya‟ nisbat, maka tidak boleh digantikan dengan
“i”, melainkan tetap ditulis dengan “iy” agar dapat menggambarkan ya‟ nisbat
diakhirnya.Begitu juga untuk suara diftong, wawu dan ya‟ setelah fathah
ditulis dengan “aw” dan “ay”. Perhatikan contoh berikut:
Diftong (aw) = و misalnya قول menjadi qawlun
Diftong (ay) = ي misalnya خير menjadi khayrun
D. Ta’marbûthah (ة)
Ta’marbûthah ditransliterasikan dengan “t” jika berada ditengah-
tengah kalimat, tetapi apabila ta’marbûthah tersebut berada diakhir kalimat,
maka ditaransliterasikan dengan menggunakan “h” misalnya: الرسالةللمدرسة
menjadi alrisalatli al-mudarrisah, atau apabila berada ditengah-tengah
kalimat yang terdiri dari susunan mudlaf dan mudlaf ilayh, maka
ditransliterasikan dengan menggunakan “t” yang disambungkan dengan
kalimat berikutnya, misalnya: فيرحمةاهلل menjadi firahmatillâh.
xiv
E. Kata Sandang dan Lafadh al-Jalâlah
Kata sandang berupa “al” (ال) ditulis dengan huruf kecil, kecuali
terletak di awal kalimat, sedangkan “al” dalam lafadh jalâlah yang berada di
tengah-tengah kalimat yang disandarkan (idhafah) maka dihilangkan.
Perhatikan contoh-contoh berikut ini:
1. Al-Imâm al-Bukhâriy mengatakan…
2. Al-Bukhâriy dalam muqaddimah kitabnya menjelaskan…
3. Masyâ’ Allâh kâna wa mâlam yasyâ lam yakun.
4. Billâh ‘azza wa jalla.
xv
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................... iii
MOTTO ..................................................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................ v
PRAKATA ................................................................................................................ vi
PEDOMAN TRANSLITERASI ............................................................................... ix
DAFTAR ISI ............................................................................................................. xii
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xv
ABSTRAK ................................................................................................................ xvi
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................................... 7
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ................................................................................................... 8
E. Definisi Oprasional .................................................................................................. 9
F. Sistematika Pembahasan .......................................................................................... 11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................... 13
A. Penelitian Terdahulu ................................................................................................ 13
B. Kerangka Teori ....................................................................................................... 17
1. Pernikahan ........................................................................................................... 17
a. Makna Pernikahan .......................................................................................... 17
b. Rukun dan Syarat Pernikahan ......................................................................... 19
1) Syarat Pernikahan ..................................................................................... 20
2) Rukun Pernikahan ..................................................................................... 22
3) Tujuan Pernikahan ................................................................................... 23
2. Tradisi ................................................................................................................... 25
a. Pengertian ...................................................................................................... 25
b. Hubungan Tradisi dengan Islam .................................................................... 26
c. Hubungan Tradisi dengan Mashlahat ............................................................ 34
xvi
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................................ 37
A. Jenis Penelitian ........................................................................................................ 37
B. Pendekatan Penelitian .............................................................................................. 38
C. Lokasi Penelitian ..................................................................................................... 39
D. Sumber Data ............................................................................................................ 39
E. Metode Pengumpulan Data ...................................................................................... 42
F. Metode Pengolahan dan Analisis Data .................................................................... 45
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .......................................... 48
A. Setting Penelitian Perkampungan Budaya BetawiSetu Babakan Kelurahan
Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Kota Jakarta Selatan ................... 48
B. Prosesi Tradisi Malem NegorPada Masyarakat Betawi ................................ 53
C. Makna Yang Terkandung Pada Tradisi Malem Negor ............................................ 60
D. Relevansi Tradisi Malem Negor Terhadap Perkawinan Dalam Islam ..................... 63
1. Malem Negor Pada Tahun 1930-an .................................................................... 67
2. Malem Negor Pada Taun 1970-an ...................................................................... 70
BAB V PENUTUP .................................................................................................... 77
A. Kesimpulan .............................................................................................................. 77
B. Saran ........................................................................................................................ 79
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 80
LAMPIRAN-LAMPIRAN ........................................................................................
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ..................................................................................
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I Bukti konsultasi
Lampiran II Surat keterangan telah melakukan penelitian di Perkampungan
Budaya Betawi, Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta-Selatan
Lampiran III Dokumen pendukung penelitian lainnya
i
ABSTRAK
Juliansyah Indra, 2013. Tradisi Malem Negor pada Masyarakat Betawi dan
Relevansinya Terhadap Perkawinan dalam Islam (Studi di
Perkampungan Budaya Betawi, Setu Babakan, Jagakarsa, Jakarta-
Selatan) Skripsi Jurusan Al- Ahwal Al- Syakhshiyyah. Universitas Islam
Negeri Mulana Malik Ibrahim Malang. Pembimbing Dr. H. Fadil, M.Ag
Kata Kunci: Tradisi, Malem Negor, Betawi
Masyarakat Betawi merupakan masyarakat yang memiliki corak
dan ragam kebudayaan yang melingkupi seluruh sektor kehidupan. Salah
satunya adalah upacara atau tata cara perkawinan. Di Betawi upacara
perkawinan menempati posisi yang paling sakral dalam rangkaian proses
kehidupan yang dijadikan falsafah bagi masyarakat Betawi, diantaranya
masyarakat Betawi memiliki satu upacara tradisi yang unik yaitu tradisi
Malem Negor. Tradisi Malem Negor dilaksanakan setelah resepsi
pernikahan, dimana mempelai laki-laki menginap dikediaman mempelai
perempuan. Walaupun pada hakikatnya kedua mempelai sudah sah,
keduanya tidak boleh saling berkomunikasi dan berhubungan badan.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui prosesi dari
“Malem Negor”, selain itu juga agar dapat memahami makna-makna dari
tradisi “Malem Negor” serta memahami relevansi tradisi “Malem Negor”
terhadap pembaharuan perkawinan Islam. Penelitian ini menggunakan
pendekatan Kualitatif. Sedangkan data yang dikumpulkan berupa data
primer dan data sekunder yang dilakukan dengan teknik wawancara dan
dokumentasi yang kemudian data tersebut diedit, diperiksa dan disusun
secara cermat serta diatur sedemikian rupa yang kemudian dianalisis.
Dalam penelitian ini diperoleh tiga kesimpulan. Pertama, proses
Malem Negor dilakukan untuk menjaga harga diri dan kesucian bagi
pengantin perempuan. Untuk berakhirnya proses tradisi ini maka
pengantin laki-laki harus bisa menaklukan hati pengantin perempuan
dengan beberapa cara diantaranya adalah merayu, dan memberikan Uang
Tegor. Kedua, Tradisi Malem Negor memliki makna yang sangat baik bagi
pengantin laki-laki dan perempuan, tradisi ini memberi suatu arah kepada
suami dan istri untuk menjaga nilai kesakralan pernikahan, dengan
tahapan-tahapan yang benar, baik kesiapan lahir dan batin, bahwa segala
sesuatu membutuhkan proses dan tahapan-tahapan yang harus
dilaksanakan oleh suami dan istri. Ketiga, Malem Negor terbagi menjadi
dua zaman. Pertama pada tahun 1930 ± tradisi ini masih dikatakan
bertentangan dengan hukum Islam karena bertentangan dengan tujuan
pernikahan serta kaidah Islam. Sedangkan Malem Negor yang terjadi pada
saat ini tidak lagi bertentangan dengan prinsip hukum Islam, tradisi ini
menjadi baik karena tidak merusak dari tujuan-tujuan pernikahan dan
memberi makna untuk menjaga nilai-nilai budaya, maka tradisi ini bisa
dikatagorikan sebagai „urf dan mengandung kemaslahatan.
ABSTRACT
Juliansyah Indra. 2013. Malem Negor Tradition in The Betawi Community
and Its Relevance To The Marriage in Islam (Study at Betawi
Cultural Settlement, Setu Babakan, Jagakarsa, South Jakarta). Thesis. AL-Ahwal Al-Syakhshiyyah Department. Islamic State University
of Maulana Malik Ibrahim Malang. Supervisor: Dr. H. Fadil, M.Ag.
Keyword: Tradition, Malem Negor, Betawi
Betawi community is the community that has cultural pattern and
tune that include all life sectors. One of them is the ceremony or marriage
procedure. In the betawi community, the marriage ceremony occupies the
most sacred position in series life process that become the philosophy of
the Betawi community, Betawi community has unique tradition such as
Malem Negor. The Malem Negor tradition is conducted after marriage
reception, where the bridegroom stay overnight at the bridge house.
Although essentially the marriage has been legal, they are prohibited to
communicate and do sexual intercourse.
The research aimes at knowing the procession of Malem Negor,
and understand meaning of Malem Negor tradition and understand the
relevance of Malem Negor tradition to the Islamic marriage. The research
used qualitative approach. While the collected data in the form of primary
and secondary data are collected by interview and documentation, then the
data were edited and were arranged well then were analyzed.
From the research it was obtained three conclusion. First, Malem
Negor, process is done to maintain the self esteem and holiness of the
bride. To end the tradition process, the bridegroom should able to conquer
the bride heart by seducing or giving Uang Tegor. Second, the Malem
Negor tradition has good meaning for the bride and bridegroom, the
tradition give direction to the husband and wife to keep the marriage
sacred values, with true steps, either physical and spiritual preparation,
that all things need process and steps that should be done by husband and
wife. Third, Malem Negor is divided into two era. First, about 1930s the
tradition considered still against the Islamic law because oppose with the
marriage goals and the Islamic faith. While Malem Negor that is occurred
today is not against with the Islamic law principle, the tradition become
good because do not damage the goals of marriage and give meaning to
keep the cultural values, then the tradition can be categorized ad urf and
contain goodness.