Trauma Kepala2

39
TRAUMA KEPALA Oleh : Irfa Irawati Mariska Ratna Kusuma Pembimbing : Dr. Neizar, Sp.BS, M. Ks

description

trauma

Transcript of Trauma Kepala2

Page 1: Trauma Kepala2

TRAUMA KEPALA

Oleh :Irfa Irawati

Mariska Ratna Kusuma

Pembimbing :Dr. Neizar, Sp.BS, M. Ks

Page 2: Trauma Kepala2

IDENTTITAS PASIEN

Nama : Tn. Y

Umur : 35 tahun

Alamat : Cisarua

Jenis Kelamin : laki-laki

Tanggal masuk RS : 11 oktober 2015

Page 3: Trauma Kepala2

PRIMARY SURVEY

Airway : clear

Breathing : clear NRM 10-12 lpm

Circulation : TD : 120/80 , HR : 84 x/menit, akral hangat, CRT <2 s, arteri radialis teraba teratur, kuat, penuh.

Pemasangan IV line Cek darah lengkap dan cross match Pemasangan IVF RL

Disability : GCS 9, reflex cahaya langsung dan tidak langsung +/+

Page 4: Trauma Kepala2

Exposure : Suhu 37 C Tampak vulnus excoriatum a/r labialis Tampak jejas kebiruan a/r antebrachii dextra Tampak jejas kebiruan a/r femur dextra

Page 5: Trauma Kepala2

Cek darah lengkap

Xray thorax AP, pelvis AP, abdomen AP, femur dextra APL

Page 6: Trauma Kepala2

11/10/15 12:13 WIB

Pemeriksaan Hasil Nilai rujukan Satuan

HEMATOLOGI RUTIN

Hb 13,6 13-17 g/dL

eritrosit 5.0 4.4-6.0 10 :6 /µL

leukosit 11,800 4000-10.000 10 :3 /µl

trombosit 240,000 150,000-450,000 10 :3 /µL

Page 7: Trauma Kepala2

SECONDARY SURVEY

A : tidak ada riwayat alergi

M : tidak sedang mengkonsumsi obat-obatan

P : tidak ada riwayat penyakit seperti hipertensi, DM, dan tidak pernah dirawat

L : 2 jam yang lalu

E : kecelakaan lalu lintas, os ditabrak mobil, jatuh posisi dengan kepala memakai helm membentur tanah

Page 8: Trauma Kepala2

SECONDARY SURVEY

Pemeriksaan KepalaVulnus excoriatum a/r labialis

Pemeriksaan Mata Konjungtiva anemis (-) Sklera Ikterik (-) Pupil isokor 3mm/3mm Refleks cahaya langsung

dan tidak langsung +/+

Pemeriksaan Mulut Mukosa oral basah

Pemeriksaan Leher KGB teraba tidak

membesar

Pemeriksaan ThoraxParu Pernapasan simetris Bunyi napas vesikuler

+/+, rhonki -/-, wheezing -/-

Jantung S1 dan S2 reguler Murmur (-), gallop (-)

Page 9: Trauma Kepala2

SECONDARY SURVEY

Pemeriksaan AbdomenDatarSupelNyeri tekan (-)TimpaniBU (+) kesan normal

Pemeriksaan Ekstremitas Pada region femur dextra : Look : tampak jejas bewarna

merah biru, laserasi (-), nyeri (+), pendarahan (-), asimetris antara kaki kanan dan kiri serta pinggang kanan dan kiri

Feel: nyeri (+), edema (-), akral hangat,

Move : aktif 0o, pasif <90o, gangguan ROM

Page 10: Trauma Kepala2

Pemeriksaan Ekstremitas Pada region antebrachii dextra : Look : tampak jejas bewarna merah biru, laserasi (-),

nyeri (+), pendarahan (-), simetris antara kaki kanan dan kiri serta pinggang kanan dan kiri

Feel: nyeri (+), edema (+), akral hangat, Move : aktif 0o, pasif <90o, gangguan ROM

Page 11: Trauma Kepala2

DIAGNOSIS

Fraktur Femur dextra

Fraktur Radius dextra

Suspect Kontusio serebri + SAH

Page 12: Trauma Kepala2

TATALAKSANA

NRM 10 lpm

IVF RL 20 tpm

Manitol

Ceftriaxone 2 x 1 gram IV

Ranitidine 2x 50 mg IV

Ketorolac 2 x 30 mg IV

Page 13: Trauma Kepala2

Primary SurveyAirway

BreathingCirculationDisabilityExposure

Secondary SurveyHead to

toe,examination

Pemeriksaan

neurologis lengkap

Page 14: Trauma Kepala2

AIRWAY,DENGAN KONTROL CERVICAL

Bila dapat berbicara /terlihat dpt berbicara jalan nafas bebas.

Bila terdengar mengeluarkan suara seperti tersedak /berkumur ada obstruksi parsial.

Bila penderita terlihat tidak dapat bernafas obstruksi total (lidah jatuh ke belakang).- Selama pemeriksaan jalan nafas, tidak boleh dilakukan ekstensi, fleksi atau rotasi pada leher.- Curiga adanya fraktur servikal gunakan alat immobilisasi pada leher, sampai kemungkinan adanya fraktur servikal dapat disingkirkan

Page 15: Trauma Kepala2

BREATHING

Pada inspeksi, baju harus dibuka untuk melihat ekspansi pernafasan dan jumlah pernafasan per menit, apakah bentuk dan gerak dada sama kiri dan kanan.

Perkusi dilakukan untuk mengetahui adanya udara atau darah dalam rongga pleura.

AuskultasiGangguan ventilasi :Cari tanda Tension Pneumothoraks seperti: deviasi trakea ,

penurunan suara nafas pada sisi yg terkena , dan hipotensiPerkusi membedakan pneumothoraks dan hemathoraks .Palpasi thoraks: krepitasi akan mengarah pada pneumothorax

Page 16: Trauma Kepala2

CIRCULATION, DENGAN KONTROL PERDARAHAN

a. Volume darah Jika volume turun, maka perfusi ke otak dapat

berkurang mengakibatkan penurunan kesadaran. Nadi

Periksa kekuatan, kecepatan, dan irama Nadi yang cepat, lemah : syok hipovolemik

b. Perdarahan Kontrol Perdarahan

Page 17: Trauma Kepala2

DISABILITY

• A : sadar (Alert)• V : respon terhadap suara (Verbal) • P : respon terhadap nyeri (Pain)• U : tidak berespon (Unresponsive)

Menilai tingkat kesadaran dengan AVPU

• Cedera kepala ringan (kelompok risiko rendah) • Cedera kepala sedang (kelompok risiko sedang)• Cedara kepala berat (kelompok risiko berat)

Menilai tingkat keparahan cedera kepala melalui GCS

Page 18: Trauma Kepala2

SECONDARY SURVEY

Pemeriksaan dari kepala sampai kaki (head to toe, examination), termasuk reevaluasi tanda vital.

Cari adanya tanda-tanda: Racoon eyes sign (echimosis periorbital) Battle’s Sign (echimosis retroaorikuler) Rhinorrhea , Otorhea (tanda kebocoran LCS)

Segera setelah status kardiovaskular penderita stabil, dilakukan pemeriksaan naeurologis lengkap.

Tingkat kesadaran dengan GCS Pupil : dinilai isokor atau anisokor, diameter pupil, reaksi cahaya. Motorik : dicari apakah ada parese atau tidak

Page 19: Trauma Kepala2

PENUNJANG

CT scan Skull X-rays MRI Arteriogram

Page 20: Trauma Kepala2

PENATALAKSANAAN

Cairan Intravenou

s

Larutan garam fisiologis (Nacl ) atau Ringer Laktat

Hiperventilasi

manitol

Furosemid

PcO2 28-32 dapat menurunkan 25%TIK

Sedian manitol 20% dengan dosis 1g/kg

0,3-0,5mg/kgBB untuk menurunkan TIK

Pembedahan

Page 21: Trauma Kepala2

PENANGANAN

• Memantau sedini mungkin & mencegah cedera otak sekunder• Memperbaiki keadaan umum seoptimal mungkin.

Tujuan penanganan awal

• Keterlambatan penanganan awal/resusitasi• Transport yang tidak memadai• Dirujuk ke RS dengan fasilitas tidak memadai• Terlambat dilakukan tindakan bedah• Disertai cedera multipel yang lain

Faktor-faktor yang memperburuk prognosis

Page 22: Trauma Kepala2

ANATOMI Kulit Kepala

S : skin

C : connective tisue

A : Aponeurosis

L : Loose connective tisue

P : Pericranium

Page 23: Trauma Kepala2

Tulang tengkorak

3 fosa : - fosa anterior

- fosa media

- fosa posterior

Tulang tengkorang terdiri dari Bagian

frontal,temporal,pariental,oksipital

Page 24: Trauma Kepala2

Meningen

Selaput meningen menutupi seluruh

permukaan otak dan terdiri dari

3 lapisan yaitu :

1. Durameter

2. Selaput arakhnoid

3. Pia meter

Page 25: Trauma Kepala2

OTAK

Cerebrum : Serebrum atau otak besar terdiri

dari dari 2 bagian, hemispherium serebri

kanan dan kiri

Cerebellum : Cereblum merangsang dan menghambat serta mempunyai tanggung

jawab yang luas terhadap koordinasi dan gerakan halus

Brainstem

Page 26: Trauma Kepala2

Cairan serebrospinal

• Cairan serebrospinal (CSS) dihasilkan oleh plexus khoroideus diproduksi sebanyak 20 ml/jam

• Angka rata-rata pada kelompok populasi dewasa volume CSS sekitar 150 ml dan dihasilkan sekitar 500 ml CSS per hari.

Perdarahan otak

• Otak disuplai oleh dua arteri carotis interna dan dua arteri vertebralis

Page 27: Trauma Kepala2

TEKANAN INTRAKRANIAL

Komponen intrakranial : otak, darah dan cairan serebrospinal

o Tekanan intrakranial yang tinggi dapat menimbulkan gangguan fungsi otak

o Semakin tinggi TIK setelah cedera kepala semakin buruk prognosisnya

o TIK lebih tinggi dari 20 mmHg dianggap tidak normal dan TIK lebih dari40mmHg termasuk ke dalam kenaikan TIK berat.

Page 28: Trauma Kepala2
Page 29: Trauma Kepala2

DOKTRIN MONRO-KELLLIE

Konsep utama doktrin Monro-Kellie adalah bahwa volume intrakranial selalu konstan,

karena rongga kranium pada dasarnya merupakan rongga yang tidak mungkin

terekspansi

Page 30: Trauma Kepala2

CEDERA KEPALA

Cedera kepala adalah gangguan pada otak yang bersifat non degeneratif dan non kongenital yang

disebabkan oleh kekuatan mekanik eksternal, yang menyebabkan terjadinya kerusakan kognitif, fisikal,

dan fungsi psikososial yang permanen atau sementara, dengan disertai berkurangnya atau perubahan tingkat

kesadaran.

Page 31: Trauma Kepala2

PATOFISIOLOGI

Cedera primer Cedera sekunder

Cedera yang diakibatkan

oleh adanya benturan

pada tulang tengkorak

dan daerah sekitarnya

disebut lesi coup. Pada

daerah yang berlawanan

dengan tempat benturan

akan terjadi lesi yang

disebut contrecoup.

cedera yang terjadi akibat

berbagai proses patologis

yang timbul sebagai tahap

lanjutan dari kerusakan

otak primer, berupa

perdarahan, edema otak,

kerusakan neuron

berkelanjutan, iskemia,

peningkatan tekanan

intrakranial

Page 32: Trauma Kepala2

Cedera kepala

Secara mekanisme : cedera tumpul,cedera tembus

Berat cedera :

GCS 14-15 cedera kepala ringan

GCS 9-13 cedera kepala sedang

GCS 3-8 cedera kepala berat

Morfologi : - Laserasi kulit kepala

- Fraktur tulang kepala : Fraktur linier, Fraktur depresi, Fraktur basilar, fraktur basis cranii,

fraktur diastasis

- Lesi Intrakranial : epidural hematom, subdural shematom

Page 33: Trauma Kepala2

GCS < 8 cedera kepala berat, GCS 9-13 cedera kepala sedang, GCS 14-15 cedera kepala ringan.

Page 34: Trauma Kepala2

EPIDURAL HEMATOMA Epidural hematom (EDH) adalah

perdarahan yang terbentuk di ruang

potensial antara tabula interna dan

duramater

Klasik : Robeknya arteri Meningeal

Media

Bentuk bikonveks karena perlekatan

dura pada tulang.

Lucid interval.

Prognosis baik setelah evakuasi

Page 35: Trauma Kepala2

SUBDURAL HEMATOMA Hematoma subdural (SDH) adalah

perdarahan yang terjadi di antara

duramater dan arakhnoid

Perdarahan subdural biasanya

menutupi seluruh permukaan hemisfer

otak dan kerusakan otak dibawahnya

lebih berat dan prognosisnya jauh lebih

buruk daripada perdarahan epidural

Diperlukan tindakan operasi

kraniotomi, terutama jika pergeseran

garis tengah > 5mm

Page 36: Trauma Kepala2
Page 37: Trauma Kepala2

KOMPLIKASI / PENYULIT

Memakai helm atau tidak (untuk kasus KLL)Pingsan / tidak (untuk mengetahui apakah terjadi Lucid interval)Ada sesak nafas, batuk-batuk

Muntah atau tidak

Keluar darah dari telinga, hidung atau mulut

Adanya kejang atau tidakAdanya trauma lain selain trauma kepala (trauma penyerta)Adanya konsumsi alkohol atau obat terlarang lainnyaAdanya riwayat penyakit sebelumnya (Hipertensi, DM)

Page 38: Trauma Kepala2

REFERENSIMcMinn, R.M.H. Last’s Anatomy Regional and Applied. 9th ed. Churchill livingstone; 1994.

143

Whittle IR, Myles L. Neurosurgery. Dalam: Prnciples and Practice of Surgery. 4th ed. Elsevier Churchill Livingstone;2007. 551-61.

Smith ML, Grady MS. Neurosurgery. Dalam: Schwarrt’z Principles of Surgery. 8th ed. McGraw-Hill;2005. 1615-20.

Waseem,M, et all. First Aid for the Surgery Clerkship. McGraw-Hill;2003. 69-75

Greenberrg, Mark. S. Handbook of Neurosurgery. 5th ed. Thieme; 2001. 626-679

Ernest E.Moore, Keneth L.mattox, David V. Feliciano. Trauma Manual. Fourth Edition. 2003

Page 39: Trauma Kepala2

Terimakasih