tugasan sej.doc

38
Sejarah Bangsa Yahudi dan Negara Israel Siapakah bangsa Yahudi ini ?? Menurut studi sejarah yang didasarkan penggalian arkeologi dan lembaran-lembaran kitab suci, awal bangsa Yahudi erat hubungannya dengan kisah nabi Ibrahim AS yang ditengarai terjadi kurang lebih 3800 tahun yang lalu atau 1800 tahun SM. Tafsir Al-Qur'an menunjukkan bahwa Ibrahim (Abraham) AS, diperkirakan tinggal di daerah Palestina yang dikenal saat ini sebagai Al-Khalil (Hebron), tinggal di sana bersama Nabi Luth (Lot) (QS, 21:69-71). Putra nabi Ibrahim adalah nabi Ismail dan nabi Ishak kemudian putra nabi Ishak adalah nabi Jakub. 12 putra nabi Yakub ini yang kemudian dikenal sebagai 12 suku Israel. Putra bungsu nabi Yakub AS adalah nabi Yusuf AS, yang dikenal dari sejarah, setelah ditinggalkan di padang pasir oleh kakak-kakaknya, berhasil menjadi kepala bendahara di Mesir. Karena itu ayahnya, nabi Yakub, serta kakak-kakaknya menyusul nabi Yusuf AS ke Mesir dan hidup damai di sana sampai suatu hari Firaun yang berkuasa memperbudak keturunan mereka yang dikenal dengan bani Israel. Karena kekejaman Firaun yang tak terkira terhadap bani Israel, Allah SWT telah mengirim nabi Musa (Moses) AS masa itu, dan memerintahkannya untuk membawa bani Israel keluar dari Mesir. Musa AS dan kaumnya meninggalkan Mesir, dengan pertolongan mukjizat Allah, sekitar tahun 1250 SM. Mereka tinggal di Semenanjung Sinai dan timur Kanaan. Dalam Al-Qur'an, Musa memerintahkan Bani Israel untuk memasuki Kanaan, (Qur'an, 5:21). Setelah Musa AS, bangsa Israel tetap berdiam di Kanaan (Palestina). Menurut ahli sejarah, Daud (David) menjadi raja Israel dan membangun

Transcript of tugasan sej.doc

Peranan British Dalam Pembentukan Negara Israel

Sejarah Bangsa Yahudi dan Negara Israel

Siapakah bangsa Yahudi ini ??

Menurut studi sejarah yang didasarkan penggalian arkeologi dan lembaran-lembaran kitab suci, awal bangsa Yahudi erat hubungannya dengan kisah nabi Ibrahim AS yang ditengarai terjadi kurang lebih 3800 tahun yang lalu atau 1800 tahun SM.

Tafsir Al-Qur'an menunjukkan bahwa Ibrahim (Abraham) AS, diperkirakan tinggal di daerah Palestina yang dikenal saat ini sebagai Al-Khalil (Hebron), tinggal di sana bersama Nabi Luth (Lot) (QS, 21:69-71). Putra nabi Ibrahim adalah nabi Ismail dan nabi Ishak kemudian putra nabi Ishak adalah nabi Jakub. 12 putra nabi Yakub ini yang kemudian dikenal sebagai 12 suku Israel.

Putra bungsu nabi Yakub AS adalah nabi Yusuf AS, yang dikenal dari sejarah, setelah ditinggalkan di padang pasir oleh kakak-kakaknya, berhasil menjadi kepala bendahara di Mesir. Karena itu ayahnya, nabi Yakub, serta kakak-kakaknya menyusul nabi Yusuf AS ke Mesir dan hidup damai di sana sampai suatu hari Firaun yang berkuasa memperbudak keturunan mereka yang dikenal dengan bani Israel.

Karena kekejaman Firaun yang tak terkira terhadap bani Israel, Allah SWT telah mengirim nabi Musa (Moses) AS masa itu, dan memerintahkannya untuk membawa bani Israel keluar dari Mesir. Musa AS dan kaumnya meninggalkan Mesir, dengan pertolongan mukjizat Allah, sekitar tahun 1250 SM. Mereka tinggal di Semenanjung Sinai dan timur Kanaan. Dalam Al-Qur'an, Musa memerintahkan Bani Israel untuk memasuki Kanaan, (Qur'an, 5:21).

Setelah Musa AS, bangsa Israel tetap berdiam di Kanaan (Palestina). Menurut ahli sejarah, Daud (David) menjadi raja Israel dan membangun sebuah kerajaan berpengaruh. Selama pemerintahan putranya Sulaiman (Solomon), batas-batas Israel diperluas dari Sungai Nil di Selatan hingga sungai Eufrat di negara Siria sekarang di utara.

Ini adalah sebuah masa gemilang bagi kerajaan Israel dalam banyak bidang, terutama arsitektur. Di Yerusalem, Sulaiman membangun sebuah istana dan biara yang luar biasa. Setelah wafatnya, Allah mengutus banyak lagi nabi kepada Bani Israel meskipun dalam banyak hal mereka tidak mendengarkan mereka dan mengkhianati Allah.

Setelah kematin Sulaiman, kerajaan yahudi terbelah di utara Israel dengan ibukota Samarria dan Di Selatan Juda dengan ibukota Yerrusalem. Dengan berlalunya waktu Suku yahudi jatuh di bawah Assyurriea dan Babilon atau pergi ke Mesir sebagai pelarian. Ketika raja Perrsia Kyros 539 SM mengizinkan orang Yahudi kembali dari pelarian mereka, banyak orang Yahudi yang tidak kembali, di sinilah mulainya Diaspora.

63 SM Juda dan Israel jatuh ke tangan ornag Romawi dan tahun 70 berhasil menghancurkan pemberontakan Yerusalem dan menghancurkan biara dan Juda.

Awal terbentuknya Israel

Setelah itu kehidupan orang Yahudi hanya ada dalam pelarian dan pengejaran, baru di kekalifahan Usman, orang Yahudi dapat merasakan kehidupan yang damai dengan membayar pajak perlindungan. Akhir abad ke 19, ditunjang oleh Jewish Colonization Assocation Baron Hirsch, Yahudi dari Eropa Timur berreimigrasi ke Argentina dan membentuk Kolonialisme pertanian, untuk kembali ke Palestina. Ini dimulai tahun 1881.

1896 Theodor Herzl kelahiran Budapest membuat Negara Yahudi. Tujuannya untuk membuat negara untuk orang Yahudi di Palestina, didukung oleh uang hasil sumbangan dari seluruh orang Yahudi di dunia. Herzl ini juga dikenal pendiri zionisme, yang juga tidak disetujui oleh orang Yahudinya sendiri.

1914 Di Palestina hidup 1200 orang Yahudi. Setelah kekalahan kekalifahan Usman di perang dunia ke-1, Palestina menjadi bola permainan para penguasa. Para Zionis ada di sisi Inggris dan Amerika.

1917 Tanggal 2 November mentri luar negri Inggris Lord Balfour menandatangani Deklarasi Balfour untuk membangun negara yahudi. Sebulan kemudian masuklah tentara Inggris ke Yerusalem.

1920 Gabungan Negara-negara menyerahkan mandat Palestina ke Inggris. Akibatnya datanglah 75.000 lagi orang Yahudi ke Palestina. Negara-negara Arab tidak menyetujui didirikannya negar Yahudi di Palestina.

1922 Transjordania dipisahkan dari daerah mandat. Sebagai perwakilan orang Yahudi dibuatlah Jewish Agency. Di tahun ini hidup kurang lebih 80.000 orang Yahudi di Palestina

1933 Di Jerman dimulailah pengejaran secara sistematis orang Yahudi.

1936 Masyarakat Arab menentang politik masuknya orang Yahudi ke Palestina, tapi orang Yahudi dibantu oleh tentara Inggris.

1937 Sesudah pemerintah Mandat membatasi imigrasi dan pembelian tanah oleh orang Yahudi, timbullah ketegangan yang dilakukan oleh organisasi bawah tanah Yahudi terhadap orang Inggris.

1939 Pendidikan sebuah brigade Yahudi untuk memasukkan orang Yahudi ke Palestina

1945 Komisi Inggris Amerika menganjurkan penerimaan 100.000 orang Yahudi di Palestina, tapi kemudian ditolak oleh Inggris sehingga menyebabkan kerusuhan di antara Yahudi - Palestina.

1947 UNO menganjurkan pemisahan Palestina dan pembentukan negara Yahudi dan Arab. Perang antara Yahudi dan Arab menghindarkan dilanjutkannya rencana itu.

1948 Inggris mengakhiri Mandatnya atas Palestina dan tanggal 14 Mei meninggalkan Palestina. Tentara Yahudi memasuki Palestina dan mengusir orang Palestina yang didukung oleh negara-negara Arab. Di hari yang sama Ben Gurion menyerukan kemerdekaan Israel di kota yang dibentuk mereka, Tel Aviv, sehingga kemudian menyebabkan perang hari pertama Timur Tengah.

1949 Setelah perang, Israel diakui sebagai negara oleh UNO. Karena itu hiduplah ratusan ribu orang Palestina di pengasingan terutama di Gaza. Pemerintah Israel mengumumkan Yerusalem sebagai ibukota. Di Palestina ada sekitar 650.000 orang Yahudi.

Sumber dari :

http://cahayahati.multiply.com/journal/item/192

Diposkan oleh jA 'Blog di Selasa, Oktober 04, 2011

Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke Facebook12 Rahasia Kejahatan Yahudi

Ide mendirikan negara Yahudi dalam perkembangan gerakan Zionis, sebenarnya banyak dipengaruhi oleh Theodore Herzl. Dalam tulisannya, Der Jadenstaat (Negara Yahudi), dia mendorong organisasi Yahudi dunia untuk meminta persetujuan Turki Usmani sebagai penguasa di Palestina agar diizinkan membeli tanah di sana. Kaum Yahudi hanya diizinkan memasuki Palestina untuk melaksanakan ibadah, bukan sebagai komunitas yang punya ambisi politik (lihat: Palestine and The Arab-Israeli Conflict, 2000: 95). Keputusan ini memicu gerakan Zionis radikal. Bersamaan dengan semakin melemahnya pengaruh Turki Usmani, para imigran Zionis berdatangan setelah berhasil membeli tanah di Palestina utara. Imigrasi besar-besaran ini pun berubah menjadi penjajahan tatkala mereka berhasil menguasai ekonomi, sosial dan politik di Palestina dengan dukungan Inggris (Israel, Land of Tradition and Conflict, 1993:27).

Berakhirnya Perang Dunia I, Inggris berhasil menguasai Palestina dengan mudah. Sherif Husein di Mekah yang dilobi untuk memberontak kekuasaan Turki juga meraih kesuksesan. (1948 and After: Israel and Palestine, 1990:149). Rakyat Palestina semakin terdesak dan menjadi sasaran pembantaian. (2000:173). Agresi Zionis terus berlanjut, 360 desa dan 14 kota yang didiami rakyat Palestina dihancurkan dan lebih 726.000 jiwa terpaksa mengungsi. Akhirnya pada Jumat, 14 Mei 1948, negara baru Israel dideklarasikan oleh Ben Gurion, bertepatan dengan 8 jam sebelum Inggris dijadwal meninggalkan Palestina. Untuk strategi mempertahankan keamanannya di masa berikutnya, Israel terus menempel AS hingga berhasil mendapat pinjaman 100 juta U$D untuk mengembangkan senjata nuklir.

Elisabeth Diana Dewi dalam karya ilmiahnya, The Creation of The State of Israel menguraikan bahwa secara filosofi, negara Israel dibentuk berdasarkan tiga keyakinan yang tidak boleh dipertanyakan: (a) tanah Israel hanya diberikan untuk bangsa pilihan Tuhan sebagai bagian dari Janji-Nya kepada mereka. (b) pembentukan negara Israel modern adalah proses terbesar dari penyelamatan tanah bangsa Yahudi. (c) pembentukan negara bagi mereka adalah solusi atas sejarah penderitaan Yahudi yang berjuang dalam kondisi tercerai berai (diaspora). Maka, merebut kembali seluruh tanah yang dijanjikan dalam Bibel adalah setara dengan penderitaan mereka selama 3000 tahun. Oleh sebab itu, semua bangsa non-Yahudi yang hidup di tanah itu adalah perampas dan layak untuk dibinasakan.

Yahudi dalam Al-Quran

Fakta fenomenal saat ini yang menggambarkan arogansi, kecongkakan dan penindasan Yahudi terhadap kaum muslimin adalah hikmah yang harus diambil dari Firman-Nya: Dan telah Kami tetapkan terhadap Bani Israil dalam Kitab itu: "Sesungguhnya kamu akan membuat kerusakan di muka bumi ini dua kali dan pasti kamu akan menyombongkan diri dengan kesombongan yang besar. (QS.17:4). Dalam tafsir Jalalayn dijelaskan bahwa maksud fil ardhi dalam ayat itu adalah bumi Syam yang meliputi Suriah, Palestina, Libanon, Yordan dan sekitarnya.

Pembunuhan bukan hal asing dalam sejarah Yahudi. Bahkan nabi-nabi mereka, seperti Nabi Zakariya dan Nabi Yahya pun dibunuh. Mereka juga mengira telah berhasil membunuh Nabi Isa dan bangga atas usahanya. Tapi Al-Quran membantahnya (QS.4:157). Inilah di antara makna bahwa yang paling keras permusuhannya terhadap kaum beriman ialah orang Yahudi dan musyrik (QS. 5:82).

Penolakan janji Allah (QS. 5:21-22) yang memastikan kemenangan jika mau berperang bersama Nabi Musa, membuktikan sebenarnya Yahudi adalah bangsa penakut, pesimis, tamak terhadap dunia dan lebih memilih hidup hina daripada mati mulia. Bahkan QS. 5:24 menggambarkan bahwa mereka tidak butuh tanah yang dijanjikan dan tidak ingin merdeka selama masih ada sekelompok orang kuat yang tinggal di sana. Lalu mereka meminta Nabi Musa dan Tuhannya berperang sendiri.

Oleh karena itu Al-Quran menggambarkan bahwa kerasnya batu tidak bisa mengimbangi kerasnya hati kaum Yahudi. Sebab masih ada batu yang terbelah lalu keluar mata air darinya dan ada juga yang meluncur jatuh karena takut kepada Allah (QS. 2:74). Keras hati kaum Yahudi ini di antaranya disebabkan hobi mereka mendengarkan berita dusta dan makan dari usaha yang diharamkan (QS. 5:24).

Dua Belas Kejahatan Yahudi

Dalam buku Qabaih al-Yahud dijelas 12 kejahatan Yahudi yang termaktub dalam Al-Quran. Kejahatan itu adalah sebagai berikut:

Menuduh Nabi Musa punya penyakit kusta karena tidak mau mandi bersama mereka. (QS. 33:69)

Enggan melaksanakan Taurat, sehingga Allah mengangkat gunung Tursina untuk mengambil perjanjian yang teguh. (QS.2:93)

Tidak mau beriman kecuali jika melihat Allah langsung. (QS. 2:55 dan 4:153)

Merubah perintah agar masuk negeri yang dijanjikan seraya bersujud dan mengucapkan hithah, yakni memohon ampunan. Tapi mereka mengganti perintah itu dengan cara melata di atas anusnya dan mengatakan hinthah, yakni sebutir biji di rambut. (QS. 2:58-59

Menuduh Nabi Musa mengolok-olok mereka saat mereka disuruh menyembelih sapi betina. (QS. 2:67)

Menulis Alkitab dengan tangan mereka, lalu mengatakan ini dari Allah. (QS. 2:79)

Memutar-mutar lidahnya untuk menyakinkan bahwa yang dibacanya itu adalah wahyu yang asli. (QS. 3:78)

Merubah Firman Allah. (QS.2:75)

Menyembah patung sapi saat ditinggal Nabi Musa mengambil Taurat. (QS.2: 51 dan 92)

Mengatakan Tangan Allah terbelenggu. (QS.5:64)

Menuduh Allah itu faqir. (QS. 3:181)

Menyuruh Nabi Musa dan Tuhannya berperang untuk mereka (QS.5:24)

Di samping itu, sosok nabi yang seharusnya dijadikan suri tauladan, justru dinistakan. Nabi Ibrahim dalam Kejadian pasal 12:10-16 dan 20:1-14, dikisahkan sebagai orang yang hina, menjijikkan dan rakus harta benda. Beliau dituduh menjual isterinya yang cantik demi meraih keuntungan. Kitab suci mereka tidak pernah menceritakan beliau sebagai Nabi pemberani yang menghancurkan patung meskipun harus dilemparkan kedalam api, menyeru ayah dan kaumnya meninggalkan kemusyrikan. Kisah memilukan juga menimpa Nabi Luth. Dalam Kejadian Pasal 19:30-38, beliau dikisahkan menzinahi kedua putrinya dalam keadaan mabuk.

Islam adalah musuh permanen bagi Yahudi dan Nasrani. Sebab Islam adalah satu-satunya agama yang kitab sucinya mengoreksi langsung kesalahan dua agama itu. Ibarat seorang adik, ia berani membongkar kejahatan kedua kakaknya. Oleh sebab itu, kedengkian mereka tidak akan padam dan masih eksis dalam kajian-kajian mereka. Contoh kedengkian intelektual ini seperti klaim bahwa Al-Quran banyak dipengaruhi kosa kata Ibrani, seperti diungkapkan Adnin Armas dalam bukunya Metodologi Bibel dalam Studi Al-Quran. Klaim ini dicetuskan oleh Abraham Geiger (1810-1874), seorang rabi dan pendiri Yahudi Liberal di Jerman dalam karyanya, Apa yang telah Muhammad pinjam dari Yahudi?

Jauh sebelumnya, Imam Syafii telah menolak tudingan semisal itu dan menguatkan bahwa Al-Quran diturunkan dalam bahasa Arab. Sebab semua lafadz dalam Al-Quran mustahil tidak dipahami oleh semua orang Arab, meskipun sebagian lafadz itu ada yang tidak dimengerti oleh sebagian orang Arab. Hal ini mengingat luasnya samudera bahasa Arab, bukan karena kata itu tidak berasal dari bahasa Arab. Karena kata-kata yang dituduhkan asing itu telah menjadi bahasa Arab, dikenal dan telah digunakan oleh masyarakat Arab sebelum turunnya Al-Quran.

Anehnya, virus Geiger kini berkembang subur di sebagian umat. Pengacauan studi Islam dan maraknya franchise-franchise hermeneutika untuk menafsirkan Al-Quran di sebagian institusi pendidikan tinggi Islam sangat potensial melemahkan akidah dan ukhuwah. Fenomena ini perlu dipertimbangkan para tokoh umat di samping fatwa tentang pemboikotan produk Israel dan Amerika

Posted by Admin at 16:29

Email ThisBlogThis!Share to TwitterPeranan British Dalam Pembentukan Negara Israel

1.0 Pendahuluan

Sejak 3500 tahun Sebelum Masehi, Palestin telah didiami oleh orang-orang Arab Palestin. Ia terletak berhampiran dengan Laut Mediterranean di sebelah barat, Lubnan di utara, Syria dan Jordan di sebelah timur dan Laut Merah serta Semenanjung Sinai di sebelah selatan. Kedudukannya amat strategik kerana ia terletak di tengah-tengah Semenanjung Tanah Arab iaitu kawasan yang banyak telaga minyak terkaya di dunia. Ia juga sebagai batu loncatan ke Benua Asia dan Afrika. Oleh itu banyak negara barat mengidam-idam untuk menguasainya terutamanya dalam aspek ekonomi dan kolonial.

Oleh sebab-sebab di atas maka pendudukan kaum zionis Israel ke atas wilayah suci Palestin bukanlah satu perkara yang kebetulan, melainkan sudah lama dirancangkan secara rapi oleh kaum Zionis Yahudi. Gerakan ini bermula dari tahun-tahun 1890-an dan memakan masa setengah abad lamanya dengan mendapat sokongan daripada sesetengah negara barat khasnya imperialis British dan imperialis Amerika Syarikat.

Kerana sebab-sebab sejarah, bangsa Yahudi tinggal bertaburan di dunia khasnya di Jerman, Amerika, Russia dan lain-lain. Kaum Zionis sudah lama berangan-angan hendak mendirikan sebuah negara Yahudi agar semua orang Yahudi di seluruh dunia menetap di situ. Palestin adalah negara yang dipilihnya. Ini telah mendapat sokongan kuat daripada British kerana ia ingin mempertahankan kedudukan imperialisnya di Timur Tengah serta mengawal Terusan Suez. Manakala imperialis Amerika Syarikat juga ingin menguasai kawasan Timur Tengah yang kaya dengan sumber alamnya. Demi mencapai kepentingan masing-masing, British dan Amerika telah memberi sokongan yang kuat dan saling bersubahat dalam komplotan mewujudkan negara Zionis Israel.

Demi mencapai cita-cita untuk mewujudkan sebuah Negara Israel, bangsa Yahudi yang berfahaman Zionis telah menggunakan bermacam-macam cara yang sangat licik dengan perancangan yang sungguh rapi dengan memperdayakan serta mengelirukan masyarakat dunia bagi meraih rasa belas simpati bahawa kaum Yahudi adalah merupakan satu kaum yang tertindas. Rasa belas simpati kepada kaum Yahudi ini sangat terkesan sekali akibat daripada peristiwa Halocaust dengan membawa konsep pembersihan bangsa ke atas kaum Yahudi oleh kekejaman Adolf Hitler pada tahun 1939 1945 di Jerman.

Malahan rancangan golongan Yahudi untuk mendapatkan hak kenegaraan yang hanya eksklusif kepada kaun Yahudi sahaja telah bermula lebih awal pada zaman Kerajaan Islam Uthmaniyah lagi. Iaitu dengan membuat propaganda pembentukkan sebuah negara sendiri. Artikel ini akan mengupas bagaimana dengan bantuan dan campurtangan pihak kerajaan British telah membantu golongan Zionis ini membentuk sebuah Negara Israel ini.

1.1 Perbezaan Yahudi , Zionis dan Israel

Sebelum kita mengupas peranan kerajaan British dalam pembentukkan Negara Israel ini, kita mestilah memahami apakah perbezaan di antara Yahudi dan Zionis. Umumnya, ramai khalayak merasakan apabila bercakap soal Yahudi, Zionis, Israel dan keyahudian, terdapat banyak stereotyping dan misnoma yang dikaitkan dengan frasa-frasa ini. Jadi, sebelum mana-mana di antara kita ingin berdiskusi secara lebih lanjut tentang Yahudi, Israel, Zionisme dan keyahudian secara menyeluruh perlulah kita fahami akan terminologi-terminologi ini dahulu, agar sekurang-kurangnya dapatlah kita elakkan mengecam dan mengutuk sesuatu bangsa secara membuta tuli.

Menurut Dr. Heazar Ismail, beliau mendapati bahawa kebanyakan masyarakat menganggap frasa-frasa ini membawa maksud dan mewakili kumpulan masyarakat yang sama, yang tentu sekali anggapan ini amat besar khilafnya.[1]

Perkataan Yahudi itu sendiri melambangkan suatu bangsa, yang jika dikaji susur galurnya di dalam kitab-kitab samawi menunjukkan bahawasanya bangsa ini lahir dari keturunan Nabi Ibrahim A.S melalui anaknya Nabi Yaakub A.S. Manakala agama Yahudi itu atau Judaism merupakan agama amalan bangsa itu sendiri secara eksklusif. Bangsa Yahudi itu semestinya beragama Yahudi dan penurunan keturunan di kalangan bangsa Yahudi ini berlaku dari sebelah ibu, yang bererti sekiranya seseorang itu ibunya adalah Yahudi, maka dia secara automatik akan diiktiraf sebagai seorang yang berbangsa Yahudi oleh komunitinya. Masyarakat Yahudi secara amnya mengamalkan agama mereka secara introvert dan tidak cuba untuk mengembangkan fahaman mereka kepada bangsa-bangsa lain, dan jarang kita dengar akan individu dari subset bangsa lain masuk agama Yahudi.[2]

Zionisme pula atau fahaman Zionis adalah satu gerakan dan fahaman ultra-nasionalis Yahudi yang menginginkan penubuhan sebuah negara bangsa sendiri atau promised land yang diasaskan oleh seorang wartawan Yahudi berkerakyatan Austria bernama Theodor Herzl. Dan hasilnya,tertubuhlah sebuah negara yang tidak diiktiraf oleh masyarakat Islam sedunia dengan nama Israel. Dan dasar Israel ini adalah mudah - negara ini menganggap semua orang Yahudi, tidak mengira dari mana asal negaranya merupakan penduduknya yang sah dan dibenarkan untuk berhijrah pulang ke Israel untuk menetap secara tetap sebagai rakyatnya.Inilah punca utama pergeseran yang kita saksikan saban hari di Asia

Barat apabila kerajaan Zionis Israel terus menerus merampas tanah hak rakyat Palestin untuk memperbesarkan komuniti Zionisnya secara kejam dan tidak berperikemanusiaan. [3] Fuad Sayid Abdul Rahman al-Rifa dalam bukunya Hakikat al-Yahud menjelaskan bahawa orang Yahudi ialah pengikut nabi yang mulia iaitu Nabi Musa a.s. dan Nabi Musa ialah keturunan Nabi Yaakub bin Ishaq bin Ibrahim a.s. Manakala nama Israel ialan nama gelaran yang diberi oleh Allah swt kepada Nabi Yaakub. [4]

Perbezaaan besar di antara Yahudi dan Zionis ialah; penganut fahaman itu tentunya orang yang beragama Yahudi dan berbangsa Yahudi, tetapi bukannya semua penganut dan bangsa Yahudi tersebut berfahaman Zionis. Sebagai contoh, pengikut kepada mazhab ortodox Yahudi yang dikenali dengan nama Naturei Karta misalnya merupakan sekelompok masyarakat Yahudi yang menentang secara habis-habisan ideologi Zionisme dan juga penubuhan Israel yang dianggap gerakan itu sebagai satu dosa besar bagi bangsa Yahudi. Malah terdapat juga pertubuhan-pertubuhan anti Zionism lain di kalangan masyarakat Yahudi di peringkat antarabangsa, antaranya ialah seperti International Jewish Anti Zionism Network (IJAN) dan Satmar. Gerakan-gerakan ini, sama ada berbentuk sekular mahupun secara keagamaan, semuanya membenci dan menolak gerakan sekular Zionisme yang mereka anggap sebagai satu gerakan haram yang menggadaikan maruah bangsa Yahudi itu sendiri di mata dunia[5].

1.2 Cara Hidup Masyarakat Yahudi

Rata-rata masyarakat Yahudi hidup dengan mengasingkan diri daripada masyarakat. Oleh yang demikian, keturunan mereka tidak bercampur gaul dengan masyarakat daripada bangsa lain. Orang Yahudi selalu berwasiat dalam kalangan mereka bahawa mereka semua mesti mewujudkan cara hidup yang tersendiri dan berbeza dengan manusia lain. Tujuannya supaya mereka boleh berbangga dengan kelebihan keturunan mereka berbanding keturunan lain, kerana Yahudi menganggap diri mereka adalah keturunan para nabi.

Keadaan ini telah memberi kesan yang mendalam dalam cara mereka berfikir, perasaan dan pandangan mereka terhadap golongan lain di dunia ini sehingga terbentuklah personaliti di dalam diri mereka sebagai satu bangsa pendendam dan pembunuh terhadap bangsa mana sekalipun[6].

2.0 Hubungan Yahudi Dengan Zionis

Professor Ahmad Syalabi menyebut Zionisme pada asalnya dinisbahkan kepada sebuah buki bernama Zion yang terletak di selatan Baitul Maqdis. Sewaktu Nabi Daud a.s masih hidup dikatakan baginda dapat menguasai kawasan itu dari bangsa Yabus. Dengan itu Nabi Daud menjadikan bukit itu sebagai kubu tenteranya. Selepas itu Zion menjadi tempat suci bagi orang Yahudi kerana dikatakan Tuhan mereka menduduki di situ. Orang-orang Yahudi percaya Tuhan mereka Yahuah (Yahwah) bersemayam di bukit itu dan di lembahnya lahir al-Masih Nabi Isa a.s.

Sempena dengan nama di atas, Zionis bermaksud satu gerakan keagamaan bercampur politik berbentuk penjajahan yang melampau ditaja oleh orang-orang Yahudi yang esktrim. Ia ditubuhkan dengan tujuan supaya orang-orang Yahudi dapat menguasai dan memerintah dunia sehingga semua kekuasaan dan pemerintahan di dunia tunduk dan patuh kepada kuasa mereka. Dan sebelum mereka dapat menguasai dunia, mereka mahu menguasai Palestin terlebih dahulu, khususnya kawasan di sekitar bukit Zion sebagaimana yang tersebut di atas.

2.1 Gerakan Freemason

Pada tahun 1895 M, seorang ketua besar gerakan Zionis bernama Thedeore Hetzle telah meminta supaya orang-orang Yahudi ditempatkan di satu kawasan khas dan tempat itu dijadikan negeri mereka. Perkara ini beliau sebut di dalam bukunya Kerajaan Yahudi. Thedeore menulis:

Memadai supaya orang ramai (dunia) member kita mana-mana satu kawasan di dunia yang sesuai dengan keperluan bangsa kita, dan tempat itu kita menguasainya.

Cadangan penubuhan negara khas untuk orang-orang Yahudi telah dibuat oleh Theodore Hertzl yang merupakan pengasas gerakan Zionis Freemason di dalam gagasannya yang kemudiannya dibukukan di dalam Die Judem Stat (Negara Israel) pada 1896.

Gerakan Freemason yang telah diasaskan oleh Theodore Hertzl Setelah pertama kali dicetuskan dalam persidangan Zionis Internasional di Swiss pada tahun 1897M yang matlamat akhirnya untuk mendirikan negara zionis Israel di wilayah Islam Palestin baru terwujud pada 1948[7].

Sebenarnya Freemason adalah pertubuhan sulit yang dibentuk oleh orang Yahudi untuk menghasilkan kepentingan mereka serta mengembalikan hak orang-orang Yahudi. Kenyataan ini dibuktikan oleh Thedeore Hetzle:

Seseungguhnya tempat-tempat perjumpaan suit golongan Freemason yang bertebaran di seluruh dunia bekerja dalam keadaan orang ramai leka sebagai satu saluran untuk mencapai tujuan kita, dan orang-orang Nasrani yang rendah akal membantu kita mencapai kemerdekaan, juga wakil-wakil kita yang bukan Yahudi akan menghasilkan kebahagian yang banyak bagi kita.

Pada tahun 1866 seorang pendita Yahudi Dr. Lacacwise menjelaskan tentang Freemason, katanya:

Freemason adalah organisasi Yahudi sama ada di lihat dari segi sejarahnya, pengajarannya, kalimah-kalimah rahsia yang ada di dalamnya dan lain-lain lagi. Dari awal hingga akhir semuanya Yahudi.

Gerakan ini telah membuat perancangan-perancangan sulit dan jahat yang juga dikenali sebagai Protokol Zionis. Mereka juga telah menubuhkan Kelab Rotary dan Kelab Lions bagi mencari ahli-ahli baru yang terdiri dari golongan muda dan bagi mengumpulkan maklumat pihak musuh kaum Yahudi iaitu Islam.

3.0 Hubungan Rapat Regim Zionis Dengan Barat

Zionis Israel mempunyai strategi agar semua tanah di Palestin diperintah oleh mereka[8]. Perbincangan mengenai hak milik tanah mesti berpihak pada Israel. Keengganan akan berakhir dengan kesengsaraan. Awal abad ke-20 Zionis adalah rakan rapat Great Britain yang membantu terciptanya negara Israel. Apabila AS menjadi super power, pada pertengahan abad ke-20, Zionis mengubah rakannya kepada AS dan turut mempengaruhi negara itu.

Selepas Perang Dunia Pertama iaitu pada tahun 1917, Britain telah mengisytiharkan apa yang disebut Pengumuman Balfour yang membenarkan orang Yahudi bermastautin di Palestin. Dan pada tahun 1922 pula, Palestin dikuasai oleh imperialis British. Dengan ini ia membenarkan seramai 16,500 orang Yahudi masuk ke Palestin tiap-tiap tahun. Pada tahun 1946, Jumlah penduduk Yahudi di Palestin meningkat menjadi 678,000 orang manakala penduduk Arab Palestin 1,269,000 orang[9]. Justeru dengan mendapat sokongan imperialis British, maka kaum Yahudi yang berfahaman zionis sangat berani dalam setiap tindakan mereka untuk merampas rakyat Palestin dalam memperluaskan kependudukan Yahudi di bumi Palestin. Mereka bahkan telah menubuhkan sebuah organisasi pengasas bernama Haganah[10] yang bertugas mengusir rakyat Palestin serta merampas tanah-tanah rakyat Arab yang sudah turun temurun bercucuk tanam di situ. Lanjutan daripada itu ianya telah menyebabkan sedikit demi sedikit dijajah secara tidak sah oleh Regim Zionis.

Tahun 1897, kumpulan intelektual Yahudi di Eropah bermesyuarat di Basle, Switzerland dipimpin oleh seorang peguam Austria yang juga berketurunan Yahudi, Theodore Herzel membincangkan agar Yahudi di Eropah mendapat tempat tinggal. Antara dicadangkan adalah di Argentina dan Uganda namun kedua-duanya telah ditolak. Akhirnya mereka mencadangkan tanah suci Palestin dan ia diterima sebulat suara di dalam mesyuarat tersebut.

Tanah Palestin inilah merupakan replika kolonialis Eropah. Dan pertukaran orang Yahudi dibuat secara besar-besaran masuk ke tanah Palestin. Projek ini mendapat bantuan besar daripada golongan Zionis di Great Britain, Amerika Syarikat dan Eropah.

4.0 Pembentukan Negara Israel 1948

British merupakan sekutu kuat gerakan Zionis telah sentiasa menyebelahi mereka dengan mengisytiharkan Deklarasi Balfour pada 2hb November 1917 apabila kerajaan British telah memberi jaminan untuk mewujudkan sebuah negara khusus untuk bangsa Yahudi di Palestin. Ini merupakan usaha yang paling jahat dalam sejarah peradaban dunia kerana dengan jelas ianya mencabuli perjanjian antarabangsa. Dengan angkuhnya deklarasi ini telah menidakkan hak dan aspirasi penduduk bumi Palestin yang sah yang kemudiannya telah diikuti dengan penjajahan Palestin oleh tentera British. Deklarasi Balfour telah termeterai yang mana kerajaan British dan Amerika Syarikat mempengaruhi Pertubuhan Bangsa-Bangsa Bersatu (PBB) untuk meluluskan cadangan bahawa setengah daripada bumi Palestin akan dihuni oleh bangsa Yahudi. Maka lahirlah negara Yahudi Zionis Israel pada tahun 1948.

4.1 Peristiharan Balfour 1917

Peristiharan Balfour 1917 (bertarikh 2 November 1917) merupakan kenyataan rasmi dasar kerajaan British yang menyokong penubuhan negara orang Yahudi di Palestin dengan syarat tidak merugikan hak-hak sivil dan agama masyarakat bukan Yahudi di Palestin atau hak-hak dan status yang dinikmati oleh bangsa Yahudi di negara lain.

Deklarasi ini dibuat melalui surat daripada Setiausaha Luar British Arthur James Balfour kepada pemimpin Yahudi British Lord Rothschild untuk dikirimkan kepada Persekutuan Zionis iaitu sebuah organisasi zionis persendirian. Surat ini menggambarkan kedudukan yang diambil oleh Kabinet British seperti yang dipersetujui semasa mesyuarat pada 31 Oktober 1917. Ia juga menyatakan deklarasi ini sebagai isyarat "simpati kepada aspirasi Zionis Yahudi."

Deklarasi Balfour kemudian dimasukkan ke dalam Perjanjian Damai Svres dengan Turki dan Mandat British Palestin[11].

Surat itu juga menyatakan polisi yang dipersetujui dalam mesyuarat kabinet Inggeris pada 31 Oktober 1917 iaitu antara lain menyebut bahawa pemerintah Inggeris menyokong rancangan-rancangan Zionis mewujudkan negara Yahudi di Palestin. Dalam erti kata lain, deklarasi tersebut telah memberikan hak kepada Yahudi menduduki dan menjajahi bumi Palestin serta membentuk negara haram Israel. Ia merupakan batu asas penjajahan ke atas bumi Palestin yang diletakkan oleh Britain dan bermulanya dengan rasminya penafian hak kewujudan rakyat Palestin ke atas bumi dan tanah air mereka sendiri.

Arthur James Balfour

Mandat Palestin, juga dirujuk sebagai Mandat British atas Palestin merupakan Mandat Liga Bangsa-bangsa yang dirangka oleh kuasa Bersekutu dan sekutunya selepas Perang Dunia Pertama dan secara rasmi diluluskan oleh Liga Bangsa-Bangsa pada tahun 1922. Dengan kuasa yang diberikan dibawah mandat tersebut, Britain memerintah Palestin pada tahun 1920-1948 dan dalam sejarah kawasan itu dirujuk sebagai Mandat British [12].

Salah satu tokoh utama Yahudi yang merundingkan kerangka (framework) terhadap deklarasi ini ialah Dr. Chaim Weizmann, seorang jururunding terkemuka di organisasi Zionisme di Britain yang juga merupakan seorang ahli kimia. Setelah pertemuan pertama antara Chaim Weizmann dan Balfour pada tahun 1906, pemimpin Persatuan itu telah mengesan kepribadian Weizman. Balfour telah bertanya kepada Weizmann mengapa Palestin yang dipilih untuk dijadikan tanahair kaum Yahudi dan hanya Palestin saja yang diinginkan menjadi tapak Zionisme. Weizman menjawab:

"Semua tempat yang lain akan menjadi pemberhalaan", Weizmann memprotes, lalu menambahkan: "Tuan Balfour, andai saya menawarkan Anda Paris sebagai ganti London, akankah Anda mengambilnya?"

Balfour menjawab kembali: "Namun Dr. Weizmann, "kami memiliki London",

Lalu Weizmann menjawab, "Itu benar, namun kami memiliki Jerusalem dulu manakala London merupakan rawa."

Weizmann ialah seorang ahli kimia yang telah mencipta sintesis aseton melalui fermentasi. Aseton diperlukan dalam menghasilkan cordite, bahan pembakar yang diperlukan untuk digunakan untuk membuat peluru. Jerman merupakan pusat pengeluar yang juga telah memonopoli ramuan aseton kunci iaitu kalsium asetat. Tanpa kalsium asetat, Britain tidak boleh menghasilkan aseton dan tanpa aseton tidak akan ada ada cordite. Jadi, tanpa cordite, Kerajaan Inggeris pada ketika itu mungkin akan kalah dalam Perang Dunia Pertama dan Kedua. Ketika kerajaan British bertanya kadar bayaran apa yang dikenakan oleh Weizmann, Weizmann telah menjawab, "Hanya ada satu hal yang saya inginkan. Tanah air buat orang-orang saya." Beliau menerima pembayaran untuk penemuan ini ianya telah menjadi liku-liku catatan dalam sejarah awal pembentukan negara Israel [13].

Deklarasi Balfour sebenarnya dikeluarkan oleh pihak yang tidak memiliki apa-apa hak ke atas bumi Islam Palestin iaitu Inggeris kepada pihak yang tidak berhak menerimanya iaitu Yahudi untuk membina negara haram Israel. Ia adalah semata-mata untuk kepentingan Inggeris bagi menyelesaikan masalah Yahudi di Eropah, ingin memecahbelahkan kesatuan umat Islam di dunia Arab serta bermatlamat memudahkan negara-negara Barat membuat percaturan politik mereka di Timur Tengah dan merealisasikan kepentingan mereka setelah wujudnya negara Yahudi iaitu Israel.

4.2 Kesan Daripada Deklasari Balfour

Sewaktu Britain mengambil alih pentadbiran Palestin jumlah penduduk Yahudi ialah 60,000 orang iaitu kira-kira 10% dari keseluruhan penduduk yang mana sebahagian besarnya orang Arab beragama Islam.

Kerajaan British yang sememangnya sehaluan dengan objektif-objektif zionis telah menerima dan meluluskan satu deklarasi yang terkenal di dalam sejarah sebagai 'Deklarasi Balfour'. Deklarasi ini merupakan satu inisiatif yang menggalakkan bangsa Yahudi di Eropah untuk berhijrah ke bumi Palestin secara besar-besaran.

Pada bulan November 1947, Bangsa-bangsa Bersatu di bawah pengaruh Amerika Syarikat dan British telah membahagikan Palestin menjadi dua 42.88% tanah Palestin diberika kepada Arab Palestin, manakala kira-kira 57% diserahka kepada kaum Zionis. Pada bulan Mei 1948, kaum Zionis Yahudi pun mengisytiharkan penubuhan negara Israel. Tapi ini masih tidak memuaskan hatinya lagi. Demi mencapai cita-cita, mereka terus menggunakan taktik keganasan dan kekerasan untuk mengusir penduduk Arab dari Palestin serta memperluaskan wilayahnya dengan mencapluk wilayah Arab Palestin.

Setelah itu penaklukan terhadap kawasan orang Palestin dilakukan berperingkat-peringkat menerusi peperangan tahun 1948, 1956, 1967, 1978, 1982 dan 2002. Tahun 1948 pengambilan kawasan Galilee, kawasan Auja dan koridor Jerusalem di mana kawasan ini adalah milik Palestin menerusi Resolusi PBB 181.

Oleh karena itu para Zionis mulai terlibat dalam kegiatan-kegiatan khusus untuk mendorong berpindahnya orang Yahudi dari Eropah terutamanya Russia dan Amerika Syarikat ke Palestin, bahkan memaksa jika diperlukan, seperti mengganggu orang-orang Yahudi di negara-negara asalnya dan bekerja sama dengan para anti-Yahudi untuk meyakinkan bahawa pemerintah akan mengusir orang-orang Yahudi[14]. Dengan demikian, Zionisme telah berkembang sebagai gerakan yang mengganggu dan menzalimi rakyat Palestin.

4.3 Peranan Bangsa-Bangsa Bersatu (PBB)

Isu Palestin semakin panas dan mula dibawa ke peringkat antarabangsa di atas tuntutan British yang meminta supaya PBB memasukkan isu tersebut ke dalam agendanya. Laporan Badan Penyelidik Antarabangsa Palestin (UNSCOP) milik PBB telah mengakui tentang ketidak adilan pengambilan tanah serta cadangan pembahagian bumi Palestin kepada dua buah negara yang berasingan iaitu Palestin dan Yahudi. Namun rentetan duka Palestin semakin berpanjangan apabila sidang pleno PBB yang dipengaruhi Yahudi telah mengeluarkan `Ketetapan 181' yang malang pada 29hb November 1947 dengan membahagikan 2/3 tanah Negara Palestin kepada pendatang Yahudi manakala bakinya yang hanya 1/3 keluasan tanah pula diberikan kepada penduduk asal Palestin yang sah.

Ketetapan ini sangat bercanggah dengan prinsip PBB sendiri iaitu untuk melaksanakan ketetapan hak-hak bangsa dari segi kebebasan dan penentuan nasib mereka sendiri. Rakyat Palestin yang terlibat dengan isu ini tidak langsung diminta pendapat dan keizinan malahan mereka mengalami kezaliman dan penindasan yang amat dahsyat.

Laporan Badan Penyelidik Antarabangsa Palestin (UNSCOP) milik PBB telah mengakui tentang ketidak-adilan pengambilan tanah serta cadangan pembahagian bumi Palestin kepada dua buah negara yang berasingan iaitu Palestin dan Yahudi.

4.4 Kelemahan Liga Arab

Rakyat Palestin adalah antara bangsa yang paling malang di dunia kerana dilupakan oleh PBB, negara-negara Arab dan juga umat Islam sendiri. Ketika Yahudi Zionis erat bekerjasama dengan British dan PBB demi mencapai cita-cita mereka, Liga Negara Arab pula gagal membantu perjuangan rakyat Palestin bagi mempertahankan hak-hak asasi mereka dalam mempertahankan kedaulatan Negara Palestin yang telah mereka diami sejak 4500 tahun lamanya. Penglibatan tentera dari Liga Negara Arab yang digembar-gemburkan itu hanyalah merupakan tragedi apabila mereka telah ditewaskan dengan mudah oleh angkatan tentera pengganas Yahudi yang juga telah meresap ke dalam pimpinan tentera Liga Negara Arab.

Dengan kekalahan yang mengaibkan tentera Arab di dalam peperangan ini dan diikuti dengan penaklukan 78% bumi Palestin, Yahudi Zionis telah mengumumkan Negara "Israel" pada petang 14hb Mei 1948. British mengundurkan tentera dan pemerintahannya ke atas Palestin apabila Negara Israel yang merdeka diistiharkan secara resminya pada 15hb Mei 1948[15].

Manakala Nakbah[16] Palestin merujuk kepada penubuhan Negara Haram Israel yang telah diistiharkan secara resminya pada 15hb Mei 1948. Peristiwa ini berlaku selepas terlaksananya kependudukan dan penjajahan haram oleh rejim Yahudi Zionis ke atas tanah dan penduduk asal Negara Palestin secara sistematik dengan bantuan British dan PBB. Tarikh penting tersebut adalah detik hitam buat penduduk asal bumi Palestin, orang-orang Arab dan dunia Islam secara keseluruhannya. Negara Palestin yang selama ini telah dinaungi kedamaian dan keadilan untuk ribuan tahun itu semakin merasai keperitan, kepedihan dan derita yang berpanjangan apabila mereka berada di bawah jajahan dan kongkongan Yahudi Zionis sejak enam dekad yang lalu.

4.5 Runtuhnya Kerajaan Islam Uthmaniyah di Turki

Pada masa yang sama, pemerintahan Kerajaan Islam Uthmaniyah ke atas Palestin dan Timur Tengah menjadi kian lemah. Sebuah konsortium Perancis- British membina Terusan Suez, menerusi Mesir. Terusan yang dibuka pada 1869 ini menjadi jalan pintas ke jajahan Perancis dan jajahan British,dan menjadi cukup penting hinggakan England menggabungkan Mesir ke dalam empayarnya pada tahun 1882. Terusan Suez dan kedudukan Timur Tengah yang strategik membuat kawasan ini amat diperlukan oleh penjajah.

Pada tahun 1908, telaga minyak ditemui buat kali pertama di Timur Tengah oleh orang Birtish di Iran. Pada tahun 1914 hingga 1916 Perang Dunia Pertama meletus. Kerajaan Islam Uthmaniyah di Turki bimbang dengan pengaruh British dan Perancis yang semakin kuat di Timur Tengah, lantas mereka bersekutu dengan Jerman. Zionis bekerjasama dengan Britain dan menyarankan Britain menyokong penghijrahan orang Yahudi di Palestin. Sebagai balasan, mereka menjanjikan negara Yahudi yang terbentuk nanti akan melindungi kepentingan British di Terusan Suez.

Pada masa yang sama, Britain berjanji orang Arab akan diberikan kemerdekaan jika mereka bangun menentang orang Turki. Justeru orang Arab memulakan pemberontakan. Sementara itu, Britain dan Perancis bertemu secara sulit. Dengan menjangkakan bahawa orang Turki akan ditewaskan, kedua-dua kuasa ini merancangkan pembahagian Timur Tengah.

Pada tahun 1918 orang-orang Arab yang terdiri daripada para keluarga Saud telah membebaskan Damsyik daripada pemerintahan Uthamaniyah. Walaupun mereka telah dijanjikan kemerdekaan, namun sebulan kemudian Britain menguasai Damsyik. Ketika itu, Britain, Perancis dan Amerika Syarikat memenangi Perang Dunia Pertama.

Pada tahun 1920 hingga 1939 Liga Bangsa dibentuk, dan jelas sekali sebahagian besar negara ahlinya merupakan negara Eropah. Liga memberi Perancis mandat ke atas Syria, manakala Britain dberikan mandat ke atas Iraq, Jordan, dan Palestine. Di sini mandat ringkasnya membawa makna bahawa Britain dan Perancis mentadbir kawasan-kawasan ini sebagai jajahan de facto. Pada 1 September 1920, Perancis membentuk Lubnan Besar, merangkumi Gunung Lubnan dan beberapa bahagian Syria.

Maka sedikit demi sedikit Kerajaan Islam Uthmaniyah di Turki menjadi semakin lemah akibat faktor-faktor dalaman dan ancaman daripada luar yang mengakibatkan kuasa dan pengaruhnya semakin lumpuh dan akhirnya runtuhlah Kerajaan Islam di Turki yang pada satu ketika memerintah dunia.

4.6 Holocaust

Keadaan berterusan, sehinggalah munculnya seorang pemerintah Jerman ketika itu, iaitu Adolf Hitler. Ketika tercetusnya perang dunia kedua oleh beberapa sebab, Hitler melaksanakan pelan pemusnahan kaum yang dikenali sebagai Action T4. Pelan ini merencanakan pembunuhan euthanasia beramai-ramai keatas golongan tertentu, majoritinya Yahudi. Setelah tamat Perang Dunia Kedua, dianggarkan seramai hampir 6 juta Yahudi di seluruh Eropah mati dibunuh. Setelah mengalami kerugian yang besar, Britain berundur dari Palestin dan tanah-tanah jajahannya yang lain pada 1948.

4.7 Penglibatan Amerika Syarikat

Amerika Syarikat, selaku kuasa besar dunia setelah Perang Dunia Kedua, memainkan peranan penting dalam penubuhan negara Israel. Pada asalnya, Israel tidaklah wujud sebagai sebuah negara yang hakiki. Setelah peristiwa Holocaust yang dilakukan oleh Hitler tamat, jumlah penduduk Yahudi yang ada adalah sedikit, serta mereka hidup dalam kesusahan dan ketakutan. Pada ketika itulah, Persatuan Yahudi Amerika mengutuskan tuntutan kepada Presiden US ketika itu, Harry Truman. Pada November 1947, tuntutan tersebut dibawa ke persidangan PBB lalu PBB mendeklarasi pemisahan Palestin. Pada 16 May 1948, kerajaan sementara Israel ditubuhkan di Palestin, dengan sokongan dari PBB. Presiden Harry Truman menyokong sepenuhnya penubuhan Israel, maka wujudlah penempatan Israel di tanah Palestin sehingga kini. Presiden Israel yang pertama iaitu Dr. Chaim Weizmann.

5.0 Imperialisme Zionisme

Zionis tidak dibentuk atas dasar agama. Zionisme adalah dasar imperialis yang membuat keuntungan melalui dasar kapitalis. Setengah abad peperangan di Timur Tengah adalah dasar untuk mengawal kekuatan dunia yakni minyak di Arab, yang dianggarkan berjumlah AS$15 trilion (dengan harga AS$25 setong pada tahun 2002).Justeru dengan cara-cara inilah, akhirnya penduduk Arab Palestin hanya tinggal 300,000 orang sahaja, manakala lebih daripada 2 juta lainnya telah kehilangan tempat tinggal dan 80% tanah Palestin juga telah dirampas. Meraka yang kehilangan tempat kediaman kebanyakannya menjadi pengungsi di negara-negara lain, khasnya di khemah-khemah pelarian Jordan, Lubnan, Mesir dan negara-negara Arab lainnya. Inilah latar belakang bagaimana kaum Zionis Israel selangkah demi selangkah mencapluk negara Palestin. Pendek kata negara Israel didirikan di atas tulang belulang rakyat Palestin dan rakyat Yahudi yang dipergunakan kaum Zionis dengan kerjasama British dan Amerika Syarikat. Selama kekuasaan Inggeris, lebih dari 1500 orang Palestin yang berjuang untuk kemerdekaannya terbunuh dalam pertempuran yang dilakukan oleh tentara-tentara Inggris. Di samping itu, ada pula beberapa orang Palestina yang ditahan oleh Inggeris karena menentang pendudukan Yahudi. Tekanan pemerintah Inggris menyebabkan kekerasan serius terhadap mereka. Namun, terorisme Zionis tidak terbandingkan kekejamannya. Kekejaman Zionis, yang pecah begitu berakhirnya Kekuasaan Inggeris, meliputi pembakaran penempatan orang Arab Islam di desa-desa, penembakan wanita, anak-anak, dan orang tua seolah sebuah hukuman mati, penyiksaan korban-korban yang tidak berdosa dan pemerkosaan wanita-wanita dewasa dan remaja.

6.0 Kesimpulan

Bumi Palestin adalah negara nenek moyang bangsa Arab dan umat Islam. Oleh karena itu, siapapun tidak boleh menyerahkan walau satu jengkal pun tanah yang sudah menjadi milik bangsa Arab dan umat Islam secara turun temurun sejak ribuan tahun yang lalu. Kesepakatan apapun dalam rangka menghapus hak rasmi bangsa Arab adalah tidak sah. Pihak Inggeris dan Amerika Syarikat wajib dipersoalkan dan mesti bertanggungjawab di atas segala bentuk kekejaman, pengusiran, penjajahan, pembunuhan dan seumpamanya terhadap bumi Palestin kerana pihak mereka yang telah menempatkan Israel di bumi Palestin tersebut. Begitu juga, dunia antarabangsa harus sama-sama bertanggungjawab dari sudut sejarah dan moral di atas apa yang terjadi akibat deklarasi Balfour itu.

Kejayaan Yahudi melaksanakan deklarasi tersebut bukan bererti kekuatan yang ada pada mereka tetapi kerana bangsa Arab khususnya pemimpin-pemimpin dunia Arab tidak bersatu, masalah bangsa Arab yang tidak memanfaatkan sumber daya yang ada pada diri mereka sendiri dan tidak memiliki keimanan yang mendalam dan mereka juga tidak serius dalam melakukan penentangan terhadap Israel.

Pada ketika tempoh tersebut juga, Kerajaan Turki Uthmaniyyah telah mengalami konflik dari aspek politik, ekonomi dan masalah dalaman serta ancaman luaran yang semakin hebat yang akhirnya telah menumbangkan Kerajaan Islam Uthmaniyah di Turki serta semua kawasan Islam yang diperintahnya termasuklah Mesir, Semenjanjung Tanah Arab, dan sebahagian daripada Eropah. Britain melalui perisiknya yang dikenali sebagai Lawrence of Arabia, menyuburkan semangat nasionalisma di negara-negara Arab. Pejuang kebangsaan/nasionalisma Arab pula menyerang kerajaan Turki Uthmaniyyah. Pemerintah Arab ketika itu, Emir Faisal 1, berpaling tadah dan memihak kepada Britain. Sejak dari itulah kerajaan Arab menjadi tali barut Britain. Rententan itu wujudkan Negara-negara seperti Iran, Iraq, Arab Saudi, Lubnan, Palestin dan Israel. Pada tahun 1915, Britain mula menduduki kawasan Iraq. Akhirnya pada 1917, Britain menduduki semula kawasan Palestin. Tentera Britain, diketuai General Allenby, memasuki Palestin pada 9 Disember 1917 lalu memberi ucapan hari ini, perang salib sudah berakhir.

Pada 1917, Britain mengisytiharkan Deklarasi Balfour, iaitu perjanjian antara kerajaan Britain dengan ketua persatuan Yahudi Britain ketika itu, yang mana antaranya menjanjikan tanah Palestin kepada Yahudi. Penempatan Yahudi di Palestin meningkat, dari 50,000 sebelum itu kepada mencecah setengah juta, manakalan penduduk Islam Palestin ketika itu hampir mencecah 1.4 juta.

Wakil dari Yahudi ketika deklarasi tersebut, merupakan seorang Yahudi bernama Chaim Weizzmann. Weizzman juga merupakan seorang saintis, malahan saintis pertama yang menghasilkan bahan kimia acetone, seterusnya acetone digunakan sebagai cordite, iaitu sejenis bahan letupan yang menyumbang besar kepada kejayaan Britain dalam perang tersebut. Weizzman mendesak setiausaha luar Britain ketika itu, Arthur Balfour, supaya diadakan Deklarasi tersebut. Kerana terhutang budi ke atas sumbangan Weizzman, kerajaan Britain telah bersetuju dengan tuntutan kaum Yahudi untuk mewujudkan Negara Israel pada tahun 1948.

Lampiran 1: Deklarasi Balfour

Rujukan

1. Era Kebangkitan Kerajaan Uthmaniyah (2010), Muhammad Fikri Che Hussain, Hijjaz Record Publishing, Kuala Lumpur, 2010

2. Imperialisme Zionis, Prof. Dr. Bukhory Ismail, Fakulti Komunikasi dan Pengajian Media, UITM Shah Alam, Utusan Malaysia, 16 Januari 2009

3. Islam Di Asia Barat Moden, Penjajahan dan Pergolakan, Fadhlullah Jamil, Karima Publications Sdn BHd, Shah Alam, 2007

4. Palestin Tak Pernah Gentar, Zulkifli Mohamad Al-Bakri, Fatimah Syarna Mohd. Noordin, Kuala Lumpur, 2009

5. Pemikiran Islam Masa Kini, Abdul Rahman Haji Abdullah, Dewan Bahasa dan Pustaka, Kuala Lumpur, 1987

6. Tamadun Islam dan Tamadun Asia, Universiti Malaya, Kuala Lumpur, 2001

[1] Lihat rencana yang ditulis oleh Dr. Heazar Ismail bertajuk Yahudi, Zionis dan Israel: Apa bezanya? di http://mstar.com.my bertarikh 18/5/2010

[2] Ibid

[3] Ibid

[4] Lihat Palestin tak pernah gentar, fatwa kotemporari dan penyelesainya Sejarah Yahudi bab 1, ms 1

[5] Opcit

[6] Di dalam Al-Quran Allah swt telah menggambarkan bahawa kaum Yahudi telah diseksa ketika di zaman Firaun menjadi pemerintah Mesir. Allah telah mengutuskan Nabi Musa a.s dan Nabi Harun a.s untuk menyelamatkan kaum Yahudi dari terus ditindas dan dizalimi oleh Firaun

[7] Rujuk artikel Pluralisme Agama dan Gerakan Freemason yang ditulis oleh (Adnin Armas seorang calon Phd di ISTAC-IIUM dan peneliti pada The Study of Islamic Thought and Civilization (INSISTS), Beliau berpendapat bahawa Freemason telah tersebar di benua Eropah. Salah satu fakta awal yang tertulis menunjukkan bahawa cabang Freemason telah ada di British pada tahun 1641.

[8] Rujuk rencana di tulis oleh Bukhory Ismail, bertajuk Impelialisme Zionisme Utusan Malaysia 16 Januari 2009

[9] Ibid

[10] Ibid

[11] Dokumen asal kini disimpan di Perpustakaan British.

[12] Liga Bangsa-bangsa merupakan sebuah perbadanan antarabangsa yang ditubuhkan selepas Persidangan Keamanan Paris 1919. Matlamat-matlamatnya termasuk gencatan senjata; mengelak peperangan melalui keselamatan kolektif; menyelesaikan perselisihan antara negara-negara melalui perundingan dan diplomasi; dan meningkatkan taraf hidup di seluruh dunia. Falsafah diplomasi Liga merupakan sebuah perubahan besar dalam cara berfikir mengenai diplomasi.

[13]Lihat : http://www.kedah.edu.my/kewangan/images/dmdocuments/sejarah%20palestin.doc?

[14] Lihat Harun Yahya, Soykirim Vahseti (The Holocaust Violence,), Vural Yayincilik, Istanbul, 2002

[15] Lihat rencana Bentuk ketenteraan Negara oleh Dr. Mohd. Noor di Utusan Malaysia pada 3 Jun 2010

[16] Lihat Kamus Bahasa Arab Al-Farid, Nakbah bermaksud malapetaka atau bencana besar.

Posted by mak andak at 09:09

Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to Facebook

No comments:

Post a Comment

Newer Post Older Post Home

Subscribe to: Post Comments (Atom)

MyTime

MyCalendar

MySolat

About Me

My Photo

mak andak

View my complete profile

Blog Archive

2013 (15)

2012 (50)

December (4)

November (3)

October (3)

September (3)

August (3)

July (4)

June (4)

May (5)

April (7)

Arkeologi sebagai ilmu bersifat rentas disiplin, b...

Perbezaan Antara Ekonomi Islam Dan Ekonomi Kapital...

Konsep Negara Islam Dan Perbezaannya Dengan Negara...

Me and myself

Ujian Dakwah

Pemikiran dan Falsafah Modenisme Islam dan Islam L...

Peranan British Dalam Pembentukan Negara Israel

March (5)

February (3)

January (6)

2011 (10)

Followers

Sim