Tumpang Sari Tanaman (Turiman) Padi Gogo dan...

6
Tumpang Sari Tanaman (Turiman) Padi Gogo dan Jagung Turiman atau Tumpang Sari Tanaman adalah teknis budidaya yang sesuai dipergunakan pada lahan-lahan yang menjadi sasaran perluasan tanam terutama lahan yang telah terdapat tanaman sebelumnya. Lahan perluasan tersebut antara lain: lahan di bawah tegakan tanaman hutan, lahan di bawah tegakan tanaman perkebunan, lahan ladang, lahan tidur/belum dimanfaatkan, lahan pergantian komoditas, lahan kebun pekarangan, lahan pematang sawah/galengan dan lahan bukaan baru. Tumpangsari tanaman merupakan salah satu sitem tanam polyculture dimana terdapat tiga jenis sistem tanam yaitu: tumpang sari (double croping), tumpang gilir (relay cropping) dan tumpang sela (intercropping). Tumpang sari adalah suatu bentuk pertanaman campuran (polyculture) berupa pelibatan dua jenis atau lebih tanaman pada satu areal lahan tanam dalam waktu yang bersamaan atau agak bersamaan. Tumpang sari yang umum dilakukan adalah penanaman dalam waktu yang hampir bersamaan untuk dua jenis tanaman budidaya yang sama, seperti padi dan jagung, jagung dan kedelai, atau padi dan kedelai dan yang lainya. Kelebihan yang diperoleh dari sistem tanam tumpang sari adalah : 1. Memperoleh hasil produksi/panen yang maksimal dengan satu lahan (sempit), karena dapat beberapa kali panen dengan jenis tanaman yang berbeda. 2. Dapat memperkecil biaya tanam (menghemat biaya) dari segi pengolahan lahan/perawatan, pemupukan dan tenaga. 3. Mendapat keuntungan lebih dari setiap tanaman karena memiliki harga jual yang berbeda-beda. 4. Dengan adanya harga jual yang saling menguntungkan (atau paling tidak menggantikan) resiko rugi dapat di tekan sekecil mungkin. 5. Perawatan tanaman dapat dilakukan bersamaan dengan tanaman sela karena tanaman perkebunan tidak membutuhkan perawatan khusus. 6. Hama tanaman tidak akan menyerang tanaman utama apabila ada tanaman tumpang sari yang tidak disukainya. 7. Unsur hara yang ditanam dapat berfungsi maksimal karena dalam satu lahan dapat diserap oleh tanaman dengan baik tanpa ada yang terbuang.

Transcript of Tumpang Sari Tanaman (Turiman) Padi Gogo dan...

  • Tumpang Sari Tanaman (Turiman)

    Padi Gogo dan Jagung

    Turiman atau Tumpang Sari Tanaman adalah teknis budidaya yang sesuai dipergunakan

    pada lahan-lahan yang menjadi sasaran perluasan tanam terutama lahan yang telah terdapat

    tanaman sebelumnya. Lahan perluasan tersebut antara lain: lahan di bawah tegakan tanaman

    hutan, lahan di bawah tegakan tanaman perkebunan, lahan ladang, lahan tidur/belum

    dimanfaatkan, lahan pergantian komoditas, lahan kebun pekarangan, lahan pematang

    sawah/galengan dan lahan bukaan baru.

    Tumpangsari tanaman merupakan salah satu sitem tanam polyculture dimana terdapat

    tiga jenis sistem tanam yaitu: tumpang sari (double croping), tumpang gilir (relay cropping) dan

    tumpang sela (intercropping).

    Tumpang sari adalah suatu bentuk pertanaman campuran (polyculture) berupa

    pelibatan dua jenis atau lebih tanaman pada satu areal lahan tanam dalam waktu yang

    bersamaan atau agak bersamaan. Tumpang sari yang umum dilakukan adalah penanaman

    dalam waktu yang hampir bersamaan untuk dua jenis tanaman budidaya yang sama,

    seperti padi dan jagung, jagung dan kedelai, atau padi dan kedelai dan yang lainya.

    Kelebihan yang diperoleh dari sistem tanam tumpang sari adalah :

    1. Memperoleh hasil produksi/panen yang maksimal dengan satu lahan (sempit), karena

    dapat beberapa kali panen dengan jenis tanaman yang berbeda.

    2. Dapat memperkecil biaya tanam (menghemat biaya) dari segi pengolahan

    lahan/perawatan, pemupukan dan tenaga.

    3. Mendapat keuntungan lebih dari setiap tanaman karena memiliki harga jual yang

    berbeda-beda.

    4. Dengan adanya harga jual yang saling menguntungkan (atau paling tidak

    menggantikan) resiko rugi dapat di tekan sekecil mungkin.

    5. Perawatan tanaman dapat dilakukan bersamaan dengan tanaman sela karena tanaman

    perkebunan tidak membutuhkan perawatan khusus.

    6. Hama tanaman tidak akan menyerang tanaman utama apabila ada tanaman tumpang

    sari yang tidak disukainya.

    7. Unsur hara yang ditanam dapat berfungsi maksimal karena dalam satu lahan dapat

    diserap oleh tanaman dengan baik tanpa ada yang terbuang.

    https://id.wikipedia.org/wiki/Pertanaman_campuranhttps://id.wikipedia.org/wiki/Tanamanhttps://id.wikipedia.org/w/index.php?title=Lahan_tanam&action=edit&redlink=1https://id.wikipedia.org/wiki/Jagunghttps://id.wikipedia.org/wiki/Kedelai

  • Karena banyak keuntungan yang diperoleh, bukan berarti sistem tumpangsari tidak

    memiliki kekurangan. Berikut adalah kekurangan sistem tumpang sari (polyculture), yaitu :

    1. Adanya kemungkinan perebutan unsur hara dalam tanah yang dapat mengakibatkan

    kebutuhan nutrisi dari unsur hara semakin banyak

    2. Apabila tidak tepat dalam memilih komoditi maka akan mengakibatkan siklus hidup

    hama penyakit yang tidak terputus.

    Teknis tumpangsari padi gogo dan jagung yang harus diperhatikan antara lain :

    A. Pengolahan Tanah

    Pengolahan tanah pada sistem usahatani tumpangsari padi gogo dan jagung bertujuan

    untuk menciptakan keadaan tanah olah yang siap tanam baik secara fisis, kimia, maupun

    biologis sehingga tanaman yang dibudidayakan akan tumbuh dengan baik. Agar memberikan

    hasil maksimal, lahan harus diolah secara tepat dan baik. Tahapan pengolahan tanah yang

    sesuai sebagai berikut :

    1. Aplikasi Herbisida,

    Tujuan dari penggunaan herbisida ini adalah untuk memberantas gulma sebelum

    dilakukan pembajakan, sehingga pembajakan tanah manjadi mudah dilakukan.

    Herbisida dibagi menjadi dua berdasarkan jenis yang dipergunakan yaitu

    herbisida kontak dan sistemik. Penggunaan dua jenis herbisida ini mempengaruhi

    terhadap pelaksanaan aplikasi. Apabila menggunakan herbisida kontak, aplikasi

    dilaksanakan dua minggu sebelum pembajakan dan apabila menggunakan herbisida

    sistemik apalikasi dilaksanakan satu bulan sebelum pembajakan.

    Untuk dosis yang dibutuhkan harus disesuaikan dengan kondisi gulma yang

    terdapat pada lokasi tanam. Apabila gulma yang ada di lokasi banyak alang-alang dan

    sejenisnya maka kebutuhan herbisida adalah 6-10 liter per hektar, sedangkan jenis

    gulma lain selain alang-alang kebutuhanya lebih rendah berkisar 4-6 liter per hektar

    2. Pembajakan ringan.

    Pembajakan ini dilaksanakan setelah gulma yang ada dilokasi pertanaman mati

    semua. Pembajakan ringan dilaksanakan dengan memperhatikan karakteristik tanah di

    lahan tersebut. Pembajakan bisa dilakukan dengan cara tradisional maupun modern.

    Cara tradisional menggunakan bajak/singkal dengan bantuan tenaga sapi atau kerbau

    sedangkan cara modern menggunakan bajak traktor tangan. Proses pembajakan ini

  • dilakukan dengan cara membalikkan lapisan olah tanah agar sisa – sisa tanaman seperti

    rumput, dan jerami dapat terbenam. Setelah tanah dibajak, maka dibiarkan beberapa

    hari, agar terjadi proses fermentasi untuk membusukkan sisa tanaman dan jerami di

    dalam tanah.

    Selama proses tersebut sebaiknya ditambahkan bahan organik atau pupuk

    kandang lainnya. Tujuannya agar kandungan hara dan pertumbuhan mikroba dalam

    tanah dapat meningkat. Disamping itu, penggunaan bahan organik dan pupuk kandang

    dapat memperbaiki sifat fisika, kimia dan biologi tanah serta faktor-faktor pertumbuhan

    lainnya yang biasanya tidak disediakan oleh pupuk kimia (anorganik).

    B. Penanaman

    Dalam proses penanaman beberapa hal yang harus di persiapkan yaitu:

    1. Pemilihan Benih

    a. Pemilihan benih padi

    Benih padi yang di anjurkan pada tumpangsari tanaman adalah varietas unggul

    padi gogo (Inpago) dan padi rawa (Inpara).

    Inpago untuk dataran tinggi, atau dataran rendah yang ditanam pada musim

    tanam April-September .

    Inpara untuk daerah rawa, pada umumnya inpara ditanam pada musim tanam

    Oktober – Maret.

    b. Pemilihan benih jagung

    Benih jagung yang dianjurkan adalah jagung hibrida bisi 2 atau yang lainya,

    namun diutamakan adalah jagung pipil atau pakan ternak. Karakteristik jagung

    bisi 2 memiliki tinggi tanaman 232 cm dengan batang tinggi tegak, berpotensi

    menghasilkan dua tongkol perbatang, dan panen pada umur 103 hari.

    2. Penentuan waktu tanam dan jarak tanam

    a. Penentuan waktu tanam.

    Berdasarkan karakteristik padi gogo yang tidak memerlukan banyak air, saat

    tanam yang tepat ada di bulan yang curah hujannya sedikit yaitu musim tanam

    April-September, dan apabila ditanam di atas bulan September harus memilih tanah

    yang datarannya tinggi seperti di lahan bekas tanaman hortikultura atau di lahan

    perkebunan.

  • Untuk jagung, waktu tanam mengikuti waktu tanam padi dan ditanam seminggu

    setelah benih padi ditanam. Hal ini bertujuan supaya pertumbuhan tanaman padi

    tidak terganggu karena jagung memiliki pertambahan tinggi tanaman yang cukup

    cepat dibandingkan padi

    b. Penentuan jarak tanam

    Pola tanam yang dipergunakan adalah larikan legowo, yaitu empat baris padi dan

    dua baris jagung. Jarak tanam padi adalah 20 cm dan 10 cm.

    Jarak tanam jagung adalah 40 cm dan 15 cm. Sedangkan jarak antara padi dan

    jagung adalah 50 cm.

    Gambar 1. Ilustrasi jarak tanam tumpangsari padi dan jagung

    C. Pemeliharaan

    1. Pemupukan

    Untuk lahan dengan jenis tanah bergambut yang memiliki pH dan kesuburan yang

    rendah, pemberian pupuk organik dan pengapuran perlu dilakukan agar tanaman dapat

    tumbuh dengan baik. Takaran pupuk kandang adalah sebanyak 5 ton/ha dan kapur

    sebanyak 2 ton/ha diberikan setelah pengolahan lahan. Untuk meningkatkan kandungan

    hara pupuk kandang perlu dilakukan fermentasi dengan menggunakan M-Dec sebagai

    bahan dekomposer. Penggunaan dekomposer M-Dec pada tanah gambut dapat

    mempercepat pelapukan bahan organik, sehingga dapat meningkatkan ketersediaan N, P,

    dan K pada tanah. Demikian juga penggunaan pupuk hayati mampu menciptakan kondisi

    kesuburan tanah menjadi lebih baik terutama meningkatkan ketersediaan hara baik dari

    yang ditambahkan melalui pupuk atau dari hara yang sudah tersedia di dalam tanah.

  • Pemupukan lanjutan berdasarkan rekomendasi pemupukan kalender tanam terpadu

    yaitu Urea sebanyak 250 kg/ha yang diberikan sebanyak 3 kali yaitu 1/3 diberikan awal

    tanam, 1/3 umur 28 hari setelah tanam (HST) dan 1/3 bagian lagi diberikan pada umur 42

    HST. Pemupukan SP 36 sebanyak 200 kg/ha diberikan pada saat tanam atau bersamaan

    dengan penaburan pupuk kandang atau kompos. Sedangakan pupuk KCl sebanyak 250

    kg/ha diberikan 2 kali yaitu pada saat tanam dan umur 28 HST.

    2. Penyiangan

    Penyiangan atau pengendalian gulma dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu

    pengendalian gulma dengan herbisida dan pengendalian gulma secara manual atau

    kombinasi dengan herbisida dan manual. Jenis herbisida yang dipergunakan adalah yang

    berbahan aktif Dimetil amina. Penyiangan pertama dilakukan 10-15 hari setelah tanam

    atau menjelang pemupukan pertama. Penyiangan kedua pada umur 30-45 atau menjelang

    pemupukan susulan

    3. Pengendalian Hama dan Penyakit

    Hama dan penyakit yang menyerang tanaman padi gogo adalah wereng cokelat,

    penggerek batang, lalat bibit, lundi dan tikus. Penyakit yang disebabkan oleh bakteri

    adalah hawar daun, busuk batang, dan busuk pelepah. Penyakit yang disebabkan oleh

    jamur adalah penyakit bercak cokelat, blas dan penyakit bercak cokelat sempit. Penyakit

    yang disebabkan oleh virus adalah tungro, kerdil hampa dan kerdil rumput

    Dokumentasi kegiatan