UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN...

119
i UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn) TERHADAP BAKTERI ESCHERICHIA COLI SKRIPSI OLEH DINAH LUTHFIYAH 51502021 PROGRAM STUDI S1 FARMASI STIK SITI KHADIJAH PALEMBANG 2019

Transcript of UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN...

Page 1: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

i

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL

DAN SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn)

TERHADAP BAKTERI ESCHERICHIA COLI

SKRIPSI

OLEH

DINAH LUTHFIYAH

51502021

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

STIK SITI KHADIJAH

PALEMBANG

2019

Page 2: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

ii

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN

SARI BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn) TERHADAP

BAKTERI ESCHERICHIA COLI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Derajat Sarjana

Farmasi (S.Farm)

Disusun Oleh :

DINAH LUTHFIYAH

51502021

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

STIK SITI KHADIJAH

PALEMBANG

2019

Page 3: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

iii

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

SITI KHADIJAH PALEMBANG

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

SKRIPSI, AGUSTUS 2019

Dinah Luthfiyah

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol dan Sari Murni Bawang Putih

(Allium sativum Linn) Terhadap Bakteri Escherichia coli

V + 62 Halaman + 12 Tabel + 3 Bagan + 2 Gambar + 4 Lampiran

ABSTRAK

Diare adalah kejadian buang air besar dengan konsistensi lebih cair dari

biasanya, dengan frekuensi tiga kali atau lebih dalam periode 24 jam, yang salah

satu penyebabnya yaitu penularan dari bakteri Escherichia coli. Tingginya

kejadian diare di Indonesia maupun di Asia disebabkan oleh adanya resistensi

Escherichia coli terhadap berbagai antibiotik, sehingga peneliti berusaha untuk

mencari alternatif pengobatan dengan menggunakan tanaman herbal, salah

satunya adalah potensi Bawang Putih. Penelitian ini adalah penelitian

eksperimental yang bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak

etanol dan sari murni bawang putih terhadap bakteri Escherichia coli. Penelitian

ini merupakan penelitian eksperimental dilakukan dengan metode difusi cakram

(KBM) dan dilusi cair (KHM). Ekstrak etanol dan sari murni bawang putih dibagi

menjadi 5 seri konsentrasi yaitu 30%, 45%, 60%, ciprofloxacin sebagai kontrol

positif dan aqua destilata sebagai kontrol negatif. Berdasarkan uji dilusi cair

diperoleh kadar hambat pada konsentrasi 45% baik itu ekstrak etanol bawang

putih maupun sari murni bawang putih. sedangkan pada uji difusi cakram

diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan diameter 12,6mm pada

ekstrak etanol bawang putih sedangkan pada sari murni bawang putih diperoleh

kadar bunuh minimum pada konsentrasi 30% sebesar 8,3mm. Bawang putih dapat

membunuh bakteri Escherichia coli pada konsentrasi 60%. Dari hasil penelitian

didapatkan kesimpulan bahwa ekstrak etanol dan sari murni bawang putih (Allium

sativum Linn) mampu menghambat dan membunuh pertumbuhan bakteri

Escherichia coli.

Kata kunci: Bawang Putih (Allium sativum Linn), Escherichia coli,

Konsentrasi Hambat Minimum (KHM), Konsentrasi Bunuh

Minimum (KBM).

Page 4: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

iv

INSTITUTE OF HEALTH SCIENCE

SITI KHADIJAH PALEMBANG

S1 PHARMACY STUDY PROGRAM

Thesis, AUGUST 2019

Dinah Luthfiyah

Antibacterial Activity Test of Ethanol Extract and Pure Garlic Extract

(Allium sativum Linn) Toward Bactery Escherichia coli

V + 62 Pages + 12 Tables + 3 Charts + 2 Images + 4 Appendices

ABSTRACT

Diarrhea is a bowel movement with a more fluid consistency than usual, with a

frequency of three or more times in a 24-hour period, one of which is the

transmission of Escherichia coli bacteria. The high incidence of diarrhea in

Indonesia and in Asia is caused by Escherichia coli resistance to various

antibiotics, so researchers are trying to find alternative treatments using herbal

plants, one of which is the potential of Garlic. The purpose of this study was to

determine the antibacterial activity of ethanol extract and pure garlic extract

against Escherichia coli bacteria. This research is an experimental study carried

out by the method of disk diffusion and liquid dilution. Ethanol extract and pure

garlic extract were divided into 5 series of concentrations namely 30%, 45%,

60%, ciprofloxacin as a positive control and aqua destilata as a negative control.

Based on the liquid dilution test obtained inhibitory levels at a concentration of

45% both ethanol extract of garlic and pure garlic extract. while the disk diffusion

test obtained kill concentration at a concentration of 30% with a diameter of 12.6

mm in ethanol extract of garlic while in pure garlic extract obtained a minimum

kill rate at a concentration of 30% of 8.3 mm. From the results of the study

concluded that the ethanol extract and pure extract of garlic (Allium sativum

Linn) can inhibit and kill the growth of Escherichia coli bacteria.

Keywords: Garlic (Allium sativum Linn), Escherichia coli. Minimum

Inhibitory Concentration, Minimum Kill rate Concentration

Page 5: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

v

Page 6: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

vi

Page 7: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

vii

Page 8: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

viii

RIWAYAT HIDUP PENULIS

1. Identitas

Nama : Dinah Luthfiyah

NIM : 51502021

Tempat/ Tanggal Lahir : Palembang, 11 Mei 1998

Agama : Islam

Nama Orang Tua

Nama Ayah : Abdurrachman, S.E

Nama Ibu : Ns. Noviana, S.Kep.,M.Kes

Jumlah Saudara : 2 (Dua)

Anak Ke : 1 (Satu) dari 3 bersaudara

Alamat : Jl. Letkol H.M Effendi No.37 Rt/Rw

37/007 kel. kalidoni Palembang

2. Riwayat Pendidikan

- Tahun 2002-2003 : TK Aisyiyah Palembang

- Tahun 2003-2004 : SD IT Al-Furqon Palembang

- Tahun 2004-2009 : SD IT Izzuddin Palembang

- Tahun 2009-2012 : SMP Pusri Palembang

- Tahun 2012-2015 : SMK Negeri 6 Palembang

- Tahun 2015 sampai sekarang Mahasiswa STIK Siti Khadijah

Palembang Program Studi S1 Farmasi

Page 9: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

ix

KATA PENGANTAR

حْمنِ يمِ الرَّ ح ب سْمِ الل ِ الرَّ

Assalammu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur kehadiat Allah SWT karena berkat dan karunia-Nya

penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul "Uji Aktivitas Antibakteri

Ekstrak Etanol Bawang Putih (Allium sativum Linn.) dan Sari Bawang Putih

(Allium sativum Linn.) Terhadap Bakteri Escherichia coli".

Skripsi ini merupakan tugas akhir dan salah satu syarat untuk memperoleh

gelar Sarjana Farmasi Program Studi S1 Farmasi STIK Siti Khadijah Palembang.

Tak lupa penulis sampaikan rasa terima kasih kepada Kedua Orang Tua dan

saudara-saudara yang selalu mendoakan, memberikan perhatian, semangat dan

motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini.

Selain itu penulis juga menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Bapak Dr. dr. H. Ibrahim Edy Sapada, M.Kes selaku Ketua STIK Siti

Khadijah Palembang sekaligus pembimbing II yang telah memberikan

waktu, tenaga, perhatian, bimbingan, semangat, dan motivasi dalam

membantu menyelesaikan Skripsi ini.

2. Ibu Gita Susanti, S.Farm., Apt., M.Kes selaku Ketua Program Studi S1

Farmasi STIK Siti Khadijah Palembang.

Page 10: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

x

3. Bapak Drs. H. Masnir Alwi, Apt., MARS selaku Ketua Program Studi S1

Farmasi STIK Siti Khadijah Palembang dan selaku Pembimbing I yang

telah memberikan waktu, tenaga, perhatian, bimbingan, semangat dan

motivasi dalam membantu menyelesaikan Skripsi ini.

4. Bapak Muhammad Asrul, S.Si., Apt., M.Kes selaku Dosen Penguji, yang

dengan senang hati telah memberi masukan dan saran kepada penulis.

5. Seluruh Dosen Farmasi STIK Siti Khadijah yang selalu memberikan

masukan, saran, semangat dan motivasi.

6. Kepada teman teman sejawat yang telah membantu; milda, cahaya, herni,

valen dan tiara. Serta kepada seluruh teman 1 almamater.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan

Skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan masukan dan saran dari berbagai

pihak agar penulisan selanjutnya akan lebih baik. Semoga Skripsi ini dapat

memberikan manfaat dan menambah wawasan bagi para pembaca.

Wassalammu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Palembang, Agustus 2019

Penulis

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i

Page 11: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

xi

ABSTRAK ..................................................................................................... ii

ABSTRACT .................................................................................................. iii

HALAMAN PERSETUJUAN ...................................................................... iv

HALAMAN PENGESAHAN.............................................................................v

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ................................ vi

RIWAYAT HIDUP PENULIS ..................................................................... vi

KATA PENGANTAR ................................................................................... vii

DAFTAR ISI ................................................................................................. viii

DAFTAR TABEL ......................................................................................... ix

DAFTAR BAGAN ........................................................................................ x

DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................... 5

1.3 Pertanyaan Penelitian .................................................................... 5

1.4 Tujuan Penelitian .......................................................................... 5

1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Diare ............................................................................................. 7

2.1.1 Pengertian Diare .................................................................. 7

2.1.2 Klasifiasi Diare ................................................................... 8

2.1.3 Penyebab Diare ................................................................... 9

2.1.4 Patofisiologi Diare .............................................................. 10

2.2 Bakteri ........................................................................................... 11

2.2.1 Escherichia coli .................................................................. 11

2.3 Antibakteri .................................................................................... 14

2.4 Bawang Putih ................................................................................ 15

2.4.1 Klasifikasi ........................................................................... 16

2.4.2 Morfologi ............................................................................ 16

2.4.3 Kandungan Senyawa Aktif ................................................... 18

2.4.4 Manfaat Tanaman ............................................................... 19

2.5 Faktor yang mempengaruhi............................................................ 20

2.6 Simplisia ....................................................................................... 22

2.7 Ekstrak ......................................................................................... 25

2.7.1 Metode Ekstraksi ................................................................ 25

2.7.2 Pembuatan Media................................................................. 27

2.7.3 Sterilisasi ............................................................................ 27

Page 12: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

xii

2.7.4 Uji Aktivitas Antibakteri ..................................................... 30

2.7.5 Zona Daya Hambat ............................................................. 34

2.8 Kerangka Teori ............................................................................. 35

2.9 Penelitian Terkait .......................................................................... 36

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian .......................................................................... 37

3.2 Kerangka Konsep ......................................................................... 37

3.3 Variabel Penelitian ........................................................................ 37

3.3.1 Variabel Bebas .................................................................... 37

3.3.2 Variabel Terikat .................................................................. 38

3.4 Tempat Penelitian .......................................................................... 38

3.5 Waktu Penelitian ........................................................................... 38

3.6 Instrumen Penelitian ..................................................................... 38

3.6.1 Alat ...................................................................................... 38

3.6.2 Bahan .................................................................................. 38

3.7 Prosedur Penelitian ....................................................................... 39

3.7.1 Pembuatan simplisia ............................................................ 39

3.7.2 Ekstraksi Bawang Putih ....................................................... 39

3.7.3 Pembuatan sari bawang putih ................................................40

3.7.4 Skrining Fitokimia ............................................................... 40

3.7.5 Sterilisasi Alat dan Bahan ................................................... 41

3.7.6 Pembuatan Larutan Uji ........................................................ 42

3.7.7 Pembuatan Larutan Kontrol ................................................. 42

3.7.8 Pembuatan Media................................................................. 42

3.7.9 Penyiapan Uji Bakteri ......................................................... 43

3.7.10 Uji Aktivitas antibakteri .......................................................44

3.7.11 Analisis Data ..................................................................... 45

3.8 Hipotesa ........................................................................................ 46

3.9 Definisi Operasional ...................................................................... 47

3.10 Alur Penelitian ............................................................................ 48

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ............................................................................. 48

4.1.1 Hasil Ekstraksi .................................................................... 48

4.1.2 Hasil pembuatan Sari Bawang Putih .................................... 48

4.1.3 Hasil Skrining Fitokimia ...................................................... 49

4.1.4 Hasil Uji Aktivitas Daya Hambat Ekstrak Etanol ................. 50

4.1.5 Hasil Uji Aktivitas Daya Hambat Sari Murni ....................... 51

4.1.6 Hasil Uji Aktivitas Daya Bunuh Ekstrak Etanol ................... 52

4.1.7 Hasil Uji Aktivitas Daya Bunuh Sari Murni ......................... 53

Page 13: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

xiii

4.1.8 Analisis Data ........................................................................ 54

4.2 Pembahasan ................................................................................... 56

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ................................................................................... 61

5.2 Saran ............................................................................................ 62

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 14: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kategori Daya Hambat Bakteri ........................................................ 34

Tabel 2.2 Penelitian Terkait ........................................................................... 35

Tabel 3.1 Pembuatan Seri Konsentrasi ........................................................... 41

Tabel 3.2 Definisi Operasional ....................................................................... 46

Tabel 4.1 Hasil Uji Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol .................................... 49

Tabel 4.2 H asil Uji Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol ................................... 50

Tabel 4.3 Hasil Konsentrasi Hambat Minimum Ekstrak Etanol ....................... 50

Tabel 4.4 Hasil Konsentrasi Hambat Minimum Sari Murni ............................. 51

Tabel 4.5 Hasil Konsentrasi Bunuh Minimum Ekstrak Etanol ......................... 52

Tabel 4.6 Hasil Konsentrasi Bunuh Minimum Sari Murni ............................... 53

Tabel 4.7 Hasil Perbandingan uji Statistik Two-way Anova ............................ 54

Tabel 4.8 Hasil Uji Post Hoc ........................................................................... 55

Page 15: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

xv

DAFTAR BAGAN

Bagan 2.1 Kerangka Teori ............................................................................. 34

Bagan 3.1 Kerangka Konsep .......................................................................... 37

Bagan 3.2 Alur Penelitian ............................................................................... 47

vii

Page 16: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Escherichia coli ........................................................................... 12

Gambar 2.2 Bawang Putih .............................................................................. 20

Gambar 4.1 Persamaan Linier Ekstrak Etanol...................................................57

Gambar 4.2 Persamaan Linier Sari Murni..........................................................58

Page 17: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian

Lampiran 2. Analisis Anova Two Way

Lampiran 3. Sertifikat Bahan Baku Ciprofloxacin

Lampiran 4. Hasil Skrining Fitokimia

Lampiran 5. Sertifikat Bakteri Escherichia coli

Lampiran 6. Hasil Penelitian Ekstrak Etanol dan Sari Murni Bawang Putih

(Allium sativum Linn)

Page 18: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Menurut World Health Organization (WHO) diare adalah kejadian buang

air besar dengan konsistensi lebih cair dari biasanya, dengan frekuensi tiga kali

atau lebih dalam periode 24 jam. Diare merupakan penyebab utama morbiditas

dan mortalitas di kalangan anak-anak kurang dari 5 tahun. Secara global terjadi

peningkatan kejadian diare dan kematian akibat diare pada balita dari tahun 2015-

2017. Pada tahun 2015, diare menyebabkan sekitar 688 juta orang sakit dan

499.000 kematian di seluruh dunia tejadi pada anak-anak dibawah 5 tahun. Data

WHO (2017) menyatakan, hampir 1,7 miliar kasus diare terjadi pada anak dengan

angka kematian sekitar 525.000 pada anak balita tiap tahunnya. Diare merupakan

penyakit endemis di Indonesia dan merupakan penyakit potensial Kejadian Luar

Biasa (KLB) yang sering disertai dengan kematian.

Berdasarkan data Profil Kesehatan Indonesia (2016), terjadi KLB diare

tiap tahun dari tahun 2013 sampai 2016 dengan disertai peningkataan CFR (Case

Fatality Rate). Pada tahun 2013, CFR diare adalah 1,08% meningkat menjadi

1,14% pada tahun 2014. Peningkatan CFR saat KLB di Indonesia terus terjadi

hingga 2,47% pada tahun 2015 dan 3,04% pada tahun 2016. Angka CFR ini

belum sesuai dengan yang diharapkan yaitu <1%.Data Kementrian Kesehatan

Indonesia (2016) menyatakan, jumlah kasus diare yang ditangani instansi

kesehatan di Indonesia menurun tiap tahunnya.

Page 19: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

2

Pada tahun 2016, penderita diare di Indonesia yang ditangani sebanyak 46,4%

dari jumlah penderita diare keseluruhan yang tercatat berjumlah 6.897.463 orang.

Pada tahun 2015, jumlah kasus yang ditangani 4.017.861 orang, sedangkan pada

tahun 2014 jumlah penangan kasus diare oleh instansi kesehatan adalah 8.490.976

orang.

Penurunan jumlah kasus diare juga terjadi di provinsi Sumatera Selatan.

Data Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan (2013-2017) menyatakan

kejadian diare mengalami kenaikan dan penurunan. Pada tahun 2013 terjadi

51.226 kasus diare dan mengalami penurunan pada tahun 2014 menjadi 44.213

kasus. Pada tahun 2015 jumlah kasus diare kembali mengalami penurunan

menjadi 38.721 kasus. Pada tahun 2016 kembali mengalami penurunan kasus

diare menjadi 37.896 kasus dan Pada tahun 2017 terjadi peningkatan kasus diare

menjadi 41.957 kasus. Berdasarkan data diatas, menunjukkan bahwa kasus diare

naik pada tahun 2017 terdapar 41.957 kasus diare dan tidak ada yang meninggal

(Bidang Pengendalian Masalah Kesehatan, 2017).

Penyakit diare dapat disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, dan parasit.

Beberapa bakteri penyebab penyakit ini antara lain bakteri Escherichia coli,

Salmonella, Shigella, Vibrio, Clostridia perfringens, dan Staphylococcus. Pada

penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri, obat yang paling banyak

digunakan adalah antibiotik. Berbagai studi menemukan bahwa sekitar 40-62%

antibiotik digunakan secara tidak tepat (Kemenkes, 2011). Maka perlu dicari

alternatif pengobatan diare dari bahan alam.

Page 20: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

3

Banyak tanaman obat yang digunakan secara empiris oleh masyarakat

sebagai obat diare. Adapun tanaman obat yang dapat digunakan untuk membantu

mengatasi diare diantaranya mempunyai efek sebagai adstringen (pengelat) yaitu

dapat mengerutkan selaput lendir usus sehingga mengurangi pengeluaran cairan

diare dan disentri, selain itu juga mempunyai efek sebagai antiradang, dan

antibakteri (Ibriani, 2012).

Di Indonesia banyak sekali tanaman yang dapat digunakan sebagai obat

tradisional. Salah satu jenis tanaman yang dapat digunakan untuk pengobatan

penyakit diare adalahBawang putih (Allium sativum Linn.). Bawang putih telah

digunakan dari jaman dahulu hingga jaman modern. Bawang putih

menunjukkan sifat antibiotik yang luas tehadap bakteri gram positif dan gram

negatif, temasuk terhadap strain yang multi-resisten antibiotik (Ibriani, 2012).

Ekstrak etanol bawang putih (Allium sativum Linn.) mengandung

senyawa metabolit sekunder seperti; flavonoid,Tanin, alkaloid, saponin, steroid,

terpenoid dan minyak atsiri. Tanin dapat mengerutkan membran sel atau

dinding sel yang dapat mengganggu permeabilitas sel bakteri. Alkaloid dapat

mengganggu komponen peptidoglikan pada sel bakteri sehingga dinding sel

tidak terbentuk sempurna. Saponin dapat merusak membran sitoplasma yang

menyebabkan bocornya membran sel. Wiryawan menguji efek antibakteri

bawang putih terhadap Salmonella thypimurium menemukan bahwa ekstrak

bawang putih tebukti memiliki efek antibakteri terhadap salmonella

thypimurium (Gyidian, 2017).

Page 21: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

4

Ada salah satunya penelitian oleh Gyidian Upa (2017) yang berjudul

“Uji Aktivitas antibakteri ekstrak bawang putih (Allium sativum Linn.)

terhadap bakteri Salmonella thypii dan Shigella dysentriae.” Yang

menyebutkan bahwa ekstrak etanol herba bawang putih dengan menggunakan

pelarut etanol 96% mengandung senyawa Alisin yang bersifat antibakteria

terhadap Salmonella thypii dan Escherichia colli.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penelitian saya yang berjudul

“Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol bawang putih dan sari bawang putih

(Allium sativum Linn) terhadap bakteri Escherichia colli.” Dengan

perbandingan ciprofloxacin menggunakan konsentasi 30%, 45% dan 60%

dengan metode difusi dan dilusi.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah pada

penelitian ini yaitu:

Bawang putih mempunyai kandungan senyawa flavonoid, alkaloid,

tanin, steroid, terpenoid, minyak atsiri dan saponin yang memiliki sifat

antibakteri terhadap bakteri Escherichia colli sedangkan belum banyak

yang melakukan penelitian perbandingan terhadap ekstrak etanol

bawang putih dan sari murni bawang putih dengan bakteri tersebut.

Page 22: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

5

1.3 Pertanyaan Peneliti

1. Apakah ekstrak etanol bawang putih (Allium sativum Linn.) dan sari

bawang putih (Allium sativum Linn) memiliki aktivitas antibakteri

tehadap bakteri Escherichia colli?

2. Berapa besar daya hambat ekstrak etanol bawang putih (Allium

sativum Linn.) dan sari bawang putih (Allium sativum Linn) terhadap

bakteri Escherichia coli?

3. Manakah diantara ekstrak etanol dan sari murni bawang putih

(Allium sativum Linn) yang memberikan efek antibakteri yang lebih

baik?

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri pada ekstrak

bawang putih (Allium sativum Linn.) dan sari bawang putih

(Allium sativum Linn.) terhadap bakteri Escherichia colli.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui ekstrak etanol bawang putih (Allium

sativum Linn.) dan sari bawang putih (Allium sativum Linn)

memiliki aktivitas antibakteri tehadap bakteri Escherichia

coli.

Page 23: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

6

2. Untuk mengetahui besar daya hambat ekstrak etanol bawang

putih (Allium sativum Linn.) dan sari bawang putih (Allium

sativum Linn) terhadap bakteri Esherichia coli.

3. Untuk mengetahui diantara ekstrak etanol dan sari murni

bawang putih (Allium sativum Linn) yang memberikan efek

antibakteri yang lebih baik

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Bagi Masyarakat

Memberikan informasi mengenai khasiat bawang putih (Allium sativum

Linn.) sebagai tanaman yang bermanfaat untuk pengobatan antibakteri

terhadap bakteri Escherichia colli.

1.5.2 Bagi Institusi

Diharapkan penelitian ini dapat digunakan bahan masukan dan informasi

tentang antibakteri ekstrak bawang putih (Allium sativum Linn.) terhadap

bakteri Escherichia colli.

1.5.3 Bagi Peneliti Selanjutnya

Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai ekstrak bawang

putih(Allium sativum Linn.)sebagai antibakteri terhadap bakteri jenis

lainnya.

Page 24: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

1

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Diare

2.1.1 Pengertian Diare

Menurut World Health Organization (WHO) diare adalah buang air besar

dengan konsistensi cair (mencret) sebanyak 3 kali atau lebih dalam satu hari (24

jam). Ingat, dua kriteria penting harus ada yaitu BAB cair dan sering, jadi

misalnya buang air besar sehari tiga kali tapi tidak cair, maka tidak bisa disebut

daire. Begitu juga apabila buang air besar dengan tinja cair tapi tidak sampai tiga

kali dalam sehari, maka itu bukan diare. Pengertian Diare didefinisikan sebagai

inflamasi pada membran mukosa lambung dan usus halus yang ditandai dengan

seringnya buang air besar dalam sehari, muntah-muntah yang berakibat

kehilangan cairan dan elektrolit yang menimbulkan dehidrasi dan gangguan

keseimbangan elektrolit (Betz, 2009).

Hidayat (2008) menyebutkan diare adalah buang air besar pada bayi atau

anak Iebih dan 3 kali sehari, disertai konsistensi tinja menjadi cair dengan atau

tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang dan satu minggu. Diare

merupakan suatu keadaan pengeluaran tinja yang tidak normal atau tidak seperti

biasanya. Perubahan yang terjadi berupa peningkatan volume cairan, dan

frekuensi dengan atau tanpa lendir darah. Diare merupakan penyakit yang terjadi

ketika terdapat perubahan konsistensi feses selama dan frekuensi buang air besar.

Seseorang dikatakan diare bila feses lebih berair dari biasanya, atau bila buang air

7

Page 25: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

8

8

besar tiga kali atau lebih, atau buang air besar berair tapi tidak berdarah

dalam waktu 24 jam (Depkes,2009).

Diare infeksi adalah bila penyebabnya infeksi, sedangkan diare noninfektif bila

tidak ditemukan infeksi sebagai penyebab pada kasus tersebut (Hidayat, 2008).

Diare organik adalah bila ditemukan penyebab anatomik, bakteriologik,

horomonal, atau toksikologik. Diare fungsional apabila tidak ditemukan penyebab

organik (Hidayat, 2008).

2.1.2 Klasifikasi Diare

Penyakit diare secara umum dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:

1) Diare akut

Diare akut adalah diare yang terjadinya mendadak dan berlangsung kurang

dari dua minggu. Gejalanya antara lain: tinja cair, biasanya mendadak,

disertai lemah dan kadang-kadang demam atau muntah. Biasanya berhenti

atau berakhir dalam beberapa jam sampai beberapa hari. Diare akut dapat

terjadi akibat infeksi virus, infeksi bakteri, akibat makanan (Ayu, 2010).

2) Diare kronis

Diare kronis adalah diare yang melebihi jangka waktu 15 hari sejak awal

diare. Batasan waktu 15 hari tersebut semata-mata suatu kesepakatan,

karena banyaknya usul untuk menentukan batasan waktu diare kronis

(Ayu, 2010).

Berdasarkan ada tidaknya infeksi, diare dibagi menjadi 2 yaitu diare

spesifik dan diare non spesifik. Diare spesifik adalah diare yang

Page 26: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

9

9

disebabkan oleh infeksi virus, bakteri, atau parasit. Diare non spesifik

adalah diare yang disebabkan oleh makanan (Hidayat, 2008).

2.1.3Penyebab Diare

Menurut teori klasik diare disebabkan oleh meningkatnya peristaltik usus.

Penyelidikan telah dilakukan dan penyebab utama dari diare adalah bertumpuknya

cairan di usus akibat terganggunya resorbsi dan sekresi dari air dan elektrolit,

pada keadaan normal berlangsung pada waktu yang sama di sel – sel epitel

mukosa (Ayu, 2010). Penyakit diare dapat disebabkan oleh 3 jenis, yaitu:

1) Diare akibat virus Dapat melekat pada sel – sel mukosa yang menyebabkan

kerusakan, sehingga kapasitas resorbsi menurun, tetapi sekresi air dan elektrolit

bertambah. Diare ini terjadi beberapa hari hingga virusnya bertambah dan dapat

lenyap dengan sendirinya, dan biasanya terjadi selama 6 hari.

2) Diare akibat enterotoksin Penyebabnya adalah bakteri yang membentuk

enterotoksin yang terpenting adalah E.coli dan lebih jarang Shigella, Salmonella,

Vibrio parohaemolyticus, Campoylobacter jejuni, dan Entamoyba histolytice. Sel

– selnya melekat pada sel mukosa dan merusaknya. Diare ini bersifat self limiting

yang dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan kurang lebih 5 hari, dan

setelah itu sel – sel yang rusak diganti dengan sel – sel yang baru.

3) Diare akibat bakteri/diare invansif Bakteri – bakteri tertentu memperbanyak

diri dan membentuk toksin yang mana dapat diresorbsi ke dalam darah dan

menimbulkan gejala – gejala hebat seperti demam tinggi, nyeri kepala dan kejang

– kejang, disamping mencret berdarah dan lendir. Disebabkan oleh jenis

Page 27: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

10

10

Salmonella, Shigella, jenis Coli tertentu dan basil Campylobacter jejuni (Ayu,

2010).

2.1.4 Patofisiologi Diare

Mekanisme terjadinya diare dapat dibagi menjadi kelompok osmotik,

sekretorik, eksudatif, dan gangguan motilitas. Diare osmotik terjadi bila ada bahan

yang tidak dapat diserap meningkatkan osmolaritas dalam lumen yang menarik air

dari plasma sehingga terjadi diare. Diare sekretorik bisa terjadi karena gangguan

pengangkutan (transport) elektrolit baik absorpsi yang berkurang ataupun sekresi

yang meningkat. Hal ini dapat terjadi akibat toksin yang dikeluarkan bakteri

misalnya toksin kolera atau pengaruh garam empedu, asam lemak rantai pendek,

atau laksatif non osmotik. Diare eksudatif, inflamasi akan mengakibatkan

kerusakan mukosa baik usus halus maupun usus besar. Inflamasi dan eksudasi

dapat terjadi akibat infeksi bakteri atau bersifat non infeksi. Kelompok lain adalah

akibat gangguan motilitas yang mengakibatkan waktu transit usus menjadi lebih

cepat, sehingga menyebabkan diare (Ayu, 2010).

Page 28: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

11

11

2.2 Bakteri

2.2.1 Escherichia coli

1. Morfologi

Escherichia Coli pertama kali diidentifikasikan oleh dokter hewanJerman,

Theodor Escherich dalam studinya mengenai sistem pencernaanpada bayi hewan.

Pada 1885, beliau menggambarkan organisme inisebagai komunitas bakteri coli

(Escherich 1885) dengan membangunperlengkapan patogenitasnya di infeksi

saluran pencernaan.Nama “Bacterium Coli” sering digunakan sampai pada tahun

1991.Ketika Castellani dan Chalames menemukan genus Escherichia

danmenyusun tipe spesies E. Coli.

E.coli merupakan bakteri Gram negatif bersifat anaerob fakultatif dan

tidakdapat membentuk spora. Bakteri ini dapat hidup pada berbagai substrat

dengan melakukan fermentasi anaerobik menghasilkan asam laktat, suksinat,

asetat, etanol, dan karbondioksida (Anonim 2008). E. coli termasuk family

Enterobacteriaceae, bentuknya batang atau koma, terdapat tunggal atau

berpasangan dalam rantai pendek. (Whittam., et al, 2011).

Escherichia coli yang diisolasi dari spesimen feses, urin, sputum, cairan

serebrospinal, maupun darah dapat dikultur dengan menggunakan media agar

Mac Conkey maupun agar EMB. Agar EMB yang mengandung satu jenis

gula dalam konsentrasi tinggi akan menyebabkan organisme memfermentasi

gula sehingga membentuk koloni berwarna kemerahan (Brooks et al., 2008).

Page 29: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

12

12

2. Klasifikasi

Kingdom : Bacteria

Filum : Proterobacteria

Kelas : Gamma Proteobacteria

Ordo : Enterobacteriales

Family : Enterobacteriaceae

Genus : Escherichia

Species : Escherichia coli. (Hardjoeno, 2007)

Gambar 2.1 Bakteri Escherichia Colli

3. Patogenesis

Beberapa strain dari E. coli selama proses evolusi mendapat kemampuan

virulensi yang membantu mereka menginfeksi host. Jenis E. coli yang

patogen tersebut dapat mengakibatkan gangguan intestinal dan infeksi

saluran kemih (Prescott, 2008).

Di negara-negara berkembang E. coli patogen menyebabkan lebih kurang

seperempat dari seluruh kejadian diare. Transmisi kuman berlangsung secara

water borne atau food borne. Dulu dikenal ada 3 grup (kelompok E. coli patogen

Page 30: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

13

13

penyebab diare yaitu ETEC, EPEC dan EIEC). Sekarang ditemukan 2 grup yang

diketahui pula sebagai penyebab diare yaitu EHEC dan EAEC.

1. ETEC (Entero Toxigenic E. coli)

ETEC adalah E. coli patogen penyebab utama diare akut dengandehidrasi

pada anak-anak dan orang dewasa di negara-negara yang mempunyai 2 musim

maupun 3 musim.

2. EPEC (Entero Pathogenic E. coli)

EPEC (Entero Pathogenic E. coli), merupakan strain pertama diantara

strain E. coli yang berhasil diidentifikasikan sebagai penyebab diare patogenik

pada pasien bayi dan anak-anak pada rumah sakit di Inggris dan beberapa negara

di Eropa(Whittam, et al, 2011).

3. EIEC (Enteroinvasive E. coli)

EIEC mempunyai beberapa persamaan dengan Shigella antara lain dalam

hal reaksi biokimia dengan gula-gula pendek, serologi dan sifat patogenitasnya.

Sebagaimana halnya dengan Shigella, EIECmengadakan penetrasi mukosa

ususdan mengadakan multiplikasi pada sel-sel epitel colon (usus besar).

Kerusakan yang terjadi pada epitel usus menimbulkan diare berdarah.

4. EHEC (Enterohaemorrhagic E. coli)

Di Amerika Utara dan beberapa daerah lainnya, EHEC menyebabkan

haemorrhagic colitis (radang usus besar). Transmisi EHEC terjadi melalui

makanan daging yang diolah dan dihidangkan secara tidak higienis. tapi dapat

pula terjadi secara person to person(kontak langsung) (Whittam et al, 2011).

Page 31: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

14

14

5. EAEC (Entero Adherent E. coli)

EAEC telah ditemukan di beberapa negara di dunia ini. Transmisinya

dapat food-borne maupun water-borne. Patogenitas EAEC terjadi karena kuman

melekat rapat-rapat pada bagian mukosa intestinal sehingga menimbulkan

gangguan (Eslava., et al, 2009).

2.3 Antibakteri

Antibiotik adalah substansi yang diproduksi oleh mikroorganisme sebagai

metabolit sekunder dan dalam konsentrasi rendah dapat menghambat

pertumbuhan atau membunuh organisme lain. Jadi, antibiotik adalah bahan

antibateri yang dihasilkan oleh organisme hidup (Oksfriani, 2018).

Beberapa penelitian telah menunjukkan adanya resistensi antibiotika dari

12 jenis bakteri seperti Enterobactericeae, Staphylococcus, Pseudomonas

aeruginosa, Acinetobacter baumanii, Klebsiella pneumonia dan penelitian lainnya

menunjukkan bahwa Escherichia colli resisten terhadap Ceftriaxone,

Levofloxacin, dan Doxycycline. Secara umum antibiotik ciprofloxacin

menunjukkan aktivitas antibakteri yang paling baik diantara amoxicillin,

Chlorampenicol dan Tetracycline. Drug Information Portal menyatakan bahwa

ciprofloxacin merupakan agen antibakteri yang dapat mengobati beberapa infeksi

yang disebabkan oleh Escherichia colli, Klebsiella pneumonia, Staphylococcus

aureus, dan Salmonella thypii (Oksfriani, 2018)

Terapi antibakteri harus digunakan pada kasus yang parah seperti pada

penyakit diare yang bertujuan untuk mengurangi durasi penyakit dan dapat

Page 32: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

15

15

digunakan sebagai pencegahan diare. Namun peningkatan progresif dalam

resistensi antibiotik antara patogen enterik di negara berkembang menjadi area

penting untuk menjadi perhatian. Selain itu, penggunaan antibiotik secara

berlebihan pada pengobatan diare akan menyebabkan resistensi antibiotik

(Oksfriani, 2018).

Resistensi antibakteri menjadi semakin penting dalam pengobatan infeksi

terutama infeksi usus yang disebabkan oleh Shigella, Escherichia colli, Cholerae

dan Salmonella thypii. pada kasus diare yang dikarenakan bakteri Escherichia

colli dan Shigella dysentriae terjadinya resistensi terhadap antibiotik trimetoprim,

sulfametoksazol dan ampicillin. sedangkan ciprofloxacin dan sefotaksim

merupakan agen oral efektif dan aman yang diperlukan untuk mengobati diare

bakteri (Oksfriani, 2018).

Maka ciprofloxacin adalah antibakteri yang paling baik di gunakan untuk

menghambat pertumbuhan Escherichia colli sebagai agen penyebab diare.

2.4 Bawang Putih (Allium sativum Linn)

Tanaman bawang putih muncul pertama kali di Asia tengah menyebar ke

Cina, bagian Timur, Mediteranian dan akhirnya menyebar sampai ke bagianEropa

Barat dan Selatan, Afrika Utaran (Mesir) dan Meksiko (Arfa, 2014).

Bawang putih merupakan herba semusim berumpun yang mempunyai

ketinggian 60 cm. Dalampertumbuhannya bawang putih memerlukan pH yang

netral serta iklim yang sejukdan kering yang biasanya ditanam di daerah dataran

tinggi yang mendapat sinar matahari cukup. Walaupun demikian, ada beberapa

Page 33: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

16

16

jenis bawang putih yang bisa juga ditanam di daerah dataran rendah (Rahmawati,

2012).

Bawang putih dengan kandungan senyawa yang kompleks memiliki

berbagaikhasiat sebagai antimikroba, antioksidan, anti kanker, immunodilator,

antiinflamasi, pengobatan penyakit jantung, dan hipoglikemi (Hanan, 2011).

2.4.1 Taksonomi Bawang Putih

Dalam sistematika tumbuhan (taksonomi), tumbuhan bawang putih di

klasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Angiospermae

Kelas : Monocotyledonae

Ordo : Liliales (Liliflorae)

Famili : Liliales

Genus : Allium

Spesies : Allium sativum L. (Arfa, 2014)

2.4.2 Morfologi Bawang Putih

Struktur morfologi dari tanaman bawang putih meliputi akar, batang

utama,batang semu, umbi, bunga dan daun. Akar bawang putih terbentuk di

pangkal bawah batang utama. Akar ini merupakan akar yang dangkal dengan

kedalaman 10 cm. Bawang putih memiliki jenis akar serabut yang merupakan

penopang tegaknya tanaman sekaligus berfungsi untuk menyerap air dan unsur

Page 34: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

17

17

hara dari tanah. Batang bawang putih terdiri dari batang utama dan semu (Arfa,

2014).

Batang utama terletak di pangkal dari umbi berbentuk cakram yang berada

di dalam tanah. Batang ini bersifat rudimenter yang terbentuk dari tunas vegetatif.

Sedangkan batang semu adalah yang muncul ke permukaan tanah terdiri dari

pelepah-pelepah daun.Umbi bawang putih terdiri dari beberapa umbi yang disebut

siung. Siung ini dibungkus oleh selaput tipis kuat yang merupakan pelapah daun

sehingga dari luar terlihat umbi yang berukuran besar. Ukuran umbi bervariasi

tergantung jumlah dan ukuran siung yang terdapat didalamnya. Jumlah siung pada

umbi berbeda tergantung dari varietas dan lingkunganya, biasanya terdapat 15-20

siung (Arfa, 2014).

Setiap tanaman memiliki 8-11 helai daun, yang berfungsi sebagai tempat

terjadinya proses fotosintesis untuk pertumbuhan tanaman (Arfa, 2014). Tanaman

bawangputih biasanya tidak memilki bunga, namun pada beberapa varietas lain

ada yang memilki bunga denga ciri-ciri bewarna merah jambu, tangkai pendek,

dan bentuknya menyerupai umbi bawang (Rahmawati, 2012).

Gambar 2.2 Struktur morfologis tanaman bawang putih.

Page 35: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

18

18

2.4.3 Senyawa aktif yang terkandung dalam Bawang Putih

Bawang putih mengandung senyawa sulfur, senyawa metabolit sekunder,

asamamino dan mineral seperti selenium. Bau yang khas dan efek obat dari

bawangputih karena mengandung senyawa sulfur yang tinggi.(Geffers, 2011).

Senyawa metabolit sekunder dari bawang putih termasuk ᵞglutamilpeptida,

scordinins, steroid, terpenoid, flavonoid, saponin, glikosida tanin, alkaloid dan

fenol berperan penting dalam efek pengobatan bawang putih. Metabolit sekunder

dari bawang putih membentuk suatu sistem kimiawi yang kompleks sebagai

pertahanan diri terhadap kerusakan dari mikroorganisme (Meriga, 2011).

Dalam penelitian terhadap ekstrak bawang putih yang menggunakan

pelaruthexane, kloroform, etilasetat, metanol, dan air untuk mengetahui fitokimia

dari bawang putih, didapatkan hasil yang berbeda oleh masing- masing ekstrak.

Steroid terdapat dalam semua ekstrak pelarut kecuali Hexane dan etil asetat.

Triterpen hanya terdapat dalam ekstrak metanol dan kloroform. Flavonoid,

alkaloid dan karbohidrat terdapat hanya terdapat dalam ekstrak etanol dan air.

Tanin dan glikosida terdapat dalam ekstrak metanol dan air tetapi dalam keadaan

lemah. Kehadiran senyawa aktif tertentu memainkan peran utama dalam

memutuskan khasiat dari ekstrak tanaman. (Meriga, 2011).

2.4.4 Manfaat Bawang Putih sebagai Antibakteri

Manfaat yang terkandung di dalam bawang putih yang bersifat antibakteri

adalah alisin, minyak atsiri, flavonoid, polifenol dan saponin. Alisin dan flavonoid

memiliki daya antibakteri (Zanuar, 2009).

Page 36: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

19

19

Senyawa flavonoid yang terkandung dalam bawang putih memiliki daya

antibakteri. flavonoid merupakan senyawa polifenol yang memiliki atom karbon.

flavonoid yang terikat dalam tumbuhan terikat pada gula sebagai glikosida dan

aglikon.

Saponin yang terkandung dalam bawang putih merupakan senyawa aktif

permukaan yang kuat dan menimbulkan busa jika dikocok di dalam air serta pada

konsentrasi yang rendah sering menyebabkan hidrolisis sel darah merah. beberapa

saponin juga bekerja sebagai antibakteri (Zanuar, 2009).

Alkaloid merupakan golongan zat tumbuhan sekunder yang terbesar.

sneyawa ini bersifat basa yang mengandung satu atau lebih atom nitrogen.

Alkaloid banyak memiliki kegiatan fisiologi yang menonjol sheingga sering

digunakan sebagai pengobatan (Arfa, 2014).

Senyawa terpenes yang mengandung unsur tambahan seperti oksigen

adalah terpenoid. terpenoid mampu menghambat pertumbuhan dari strain bakteri

gram positif. mekanisme aksi terpenoid diperkirakan sebagai antibakteri karena

melibatkan senyawa lipofilik yang merusak membran sel bakteri (Ayu, 2010).

2.5 Faktor yang mempengaruhi

Berdasarkan teori Diah Hartini (2016), ada 3 faktor yang mempengaruhi:

1. Biologis

- Spesies tumbuhan

- Lokasi tumbuhan

- Waktu pemanenan

Page 37: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

20

20

- Penyimpanan bahan tumbuhan

- Umur tumbuhan

- Bagian yang digunakan

2. Proses Ekstraksi

- Ukuran partikel

Ukuran partikel mempengaruhi laju ekstraksi dalam beberapa

hal.Semakin kecil ukurannya, semakin besar luas permukaan antara

padat dan cair; sehingga laju perpindahannya menjadi semakin besar.

Dengan kata lain, jarak untuk berdifusi yang dialami oleh zat terlarut

dalam padatan adalah kecil

- Zat pelarut

Larutan yang akan dipakai sebagai zat pelarut seharusnya

merupakan pelarut pilihan yang terbaik dan viskositasnya harus cukup

rendah agar dapat dapat bersikulasi dengan mudah. Biasanya, zat

pelarut murni akan diapaki pada awalnya, tetapi setelah proses

ekstraksi berakhir, konsentrasi zat terlarut akan naik dan laju

ekstraksinya turun, pertama karena gradien konsentrasi akan berkurang

dan kedua zat terlarutnya menjadi lebih kental.

Page 38: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

21

21

- Temperatur

Dalam banyak hal, kelarutan zat terlarut (pada partikel yang

diekstraksi) di dalam pelarut akan naik bersamaan dengan kenaikan

temperatur untuk memberikan laju ekstraksi yang lebih tinggi.

- Pengadukan fluida

Pengadukan pada zat pelarut adalah penting karena akan

menaikkan proses difusi, sehingga menaikkan perpindahan material

dari permukaan partikel ke zat pelarut.

3. Dosis

Dosis merupakan konsentrasi yaitu kadar suatu fisik, kimiawi

ataupun biologis yang dapat mempemgaruhi suatu organisme. secara

biologis, makin besar suatu suatu dosis maka akan makin besar pula

kadarnya.

2.6 Simplisia

Simplisia adalah bahan alamiah yang dipergunakan sebagai obat yang

belum mengalami pengolahan apapun juga dan kecuali dikatakan lain, berupa

bahan yang telah dikeringkan (Dian, 2016).

Menurut “Materia Medika Indonesia” simplisia dibedakan menjadi

tiga, yaitu : simplisia nabati, simplisia hewani dan simplisia pelikan (mineral).

Page 39: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

22

22

Simplisia nabati adalah simplisia yang berupa tumbuhan utuh, bagian

tumbuhan atau eksudat tumbuhan. Eksudat tumbuhan ialah sel yang secara

spontan keluar dari tumbuhan atau isi sel yang dengan cara tertentu

dikeluarkan dari selnya atau sneyawa nabati lainnya yang dengan cara tertentu

dipisahkan dari tumbuhannya dan belum berupa senyawa kimia murni

(Sifudin et al, 2011).

Adapun beberapa tahapan dalam proses pembuatan simplisia yaitu:

1) Pengumpulan bahan baku

Kadar senyawa aktif dalam suatu simplisia berbeda-beda yang tergantung

pada beberapa faktor, antara lain: bagian tumbuhan yang digunakan, umur

tumbuhan atau bagian tumbuhan pada saat panen, waktu panen dan lingkungan

tempat tumbuh. Waktu panen sangat erat hubungannya dengan pembentukan

senyawa aktif di dalam bagian tumbuhan yang akan dipanen. Waktu panen yang

tepat pada saat bagian tumbuhan tersebut mengandung senyawa aktif dalam

jumlah yang terbesar. Senyawa aktif akan terbentuk secara maksimal di dalam

bagian tumbuhan atau tumbuhan pada umur tertentu.

2) Sortasi basah

Sortasi basah adalah pemilihan hasil panen ketika tanaman masih segar.

Cara sortasi dan pencucian sangat mempengaruhi jenis dan jumlah mikroba awal

simplisia. Misalnya jika air yang digunakan untuk pencucian kotor, maka jumlah

Page 40: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

23

23

mikroba pada permukaan bahan simplisia dapat bertambah dan air yang terdapat

pada permukaan bahan tersebut dapat mempercepat pertumbuhan mikroba.

3) Pengubahan bentuk

Pada dasarnya tujuan pengubahan bentuk simplisia adalah untuk

memperluas permukaan bahan baku. Semakin luas permukaan maka bahan baku

akan semakin cepat kering. Perajangan dapat dilakukan dengan pisau, dengan alat

mesin perajangan khusus sehingga diperoleh irisan tipis atau potongan dengan

ukuran yang dikehendaki.

4) Pengeringan Proses

pengeringan simplisia, bertujuan untuk menurunkan kadar air sehingga

bahan tersebut tidak mudah ditumbuhi kapang dan bakteri dan menghilangkan

aktivitas enzim yang bisa menguraikan lebih lanjut kandungan zat aktif. Proses

pengeringan simplisia dilakukan dengan bantuan sinar matahari namun tidak

secara langsung melainkan di tutup dengan kain berwarna hitam yang bertujuan

agar tidak terjadinya pemanasan secara berlebihan yang dapat merusak senyawa

yang ada didalam simplisia.

5) Sortasi kering

Sortasi kering adalah pemilihan bahan setelah mengalami proses

pengeringan. Pemilihan dilakukan terhadap bahan-bahan yang terlalu gosong atau

bahan yang rusak.

Page 41: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

24

24

6) Pengepakan dan penyimpanan

Setelah tahap pengeringan dan sortasi kering selesai maka simplisia perlu

ditempatkan dalam suatu wadah tersendiri agar tidak saling bercampur antara

simplisia satu dengan lainnya (Gunawan, 2010).

2.7 Ekstraksi

Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan zat terlarut denganpelarutnya

berdasarkan titik didih pelarut. Pemilihan metode ekstraksitergantung pada sifat

bahan dan senyawa yang akan diisolasi.Tujuan ekstraksi bahan alam adalah

menarik komponen kimia yangterdapat pada bahan alam. Ekstraksi ini didasarkan

pada prinsip perpindahanmassa komponen zat kedalam pelarut, dimana

perpindahan mulai padalapisan antar muka kemudian berdifusi masuk ke dalam

pelarut (Eni R, 2018).

2.7.1 Metode Ekstraksi

Ada beberapa metode ekstraksi dengan menggunakan pelarut menurut

departemen kesehatan indonesia, yaitu:

1. Cara Dingin

a. Maserasi adalah proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan

pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada

temperatur kamar. Remaserasi berarti dilakukan pengulanagn

penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama

dan seterusnya.

Page 42: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

25

25

b. Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai

sempurna (exhaustive extraction) yang umumnya dilakukan pada

temperatur ruang. Prosesnya terdiri dari tahapan pengembangan bahan,

tahapan maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya

(Penetesan/penampungan ekstrak), terus menerus sampai diperoleh

ekstrak (perkolat) yang jumlahnya 1-5 kali bahan.

2. Cara Panas

a. Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya,

selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan

dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan

proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga proses ekstraksi

sempurna.

b. Soxhletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru

yang umumnya dilakukan den

Page 43: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

26

26

c. gan alat khusus sehingga terjadi ekstrak kontinu dengan jumlah pelarut

relatif konstan dengan adanya pedingin balik.

d. Digesti adalah maserasi kinetik (dengan pengadukan kontinu) pada

temperatur yang lebih tinggi dari temperatur kamar, yaitu secara umum

dilakukan pada temperatur 40-50oC.

e. Infus adalah ekstraksi ddengan pelarut air pada temperatur penangas

air 96-98oC (bejana infus tercelup dengan penagas air mendidih selama

15-20 menit).

f. Dekok adalah infus pada waktu yang lebih lama ( > 30oC) dan

temperatur sampai titik didih air (Depkes RI,2000).

2.7.2 Pembuatan Media

Media nutrien agar(NA) sebanyak 23 gram dimasukkan kedalam

erlenmeyer lalu dilarutkan dengan menambahkan 1 L aquades, kemudian

dipanaskan hingga mendididh di atas hot plate Sambil dihomogenkan dengan

menggunakan magnetic stirrer. Pembuatan nutrien broth (NB) yaitu dengan

melarutkan 8 gram NB dengan 1 L aquades kedalam erlenmeyer,

dihomogenkan dengan magnetic stirrer dan tutup alumunium foil, dipanaskan

hingga mendidih dengan hot plate kemudian kedua media tersebut di

sterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121º C selama 15 menit dan tekanan 2

atm (Maria Anggelina,dkk,2015).

2.7.3 Sterilisasi

1. Definisi Sterilisasi

Page 44: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

27

27

Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh atau

memusnahkan semua mikroorganisme atau jasad renik yang ada, sehingga

jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi mikroorganisme atau

jasad renik yang dapat berkembang biak. Sterilisasi harus dapat membunuh

mikroorganisme atau jasad renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri.

Dalam kegiatan sehari-hari terutama berhubungan dengan industry dikenal

istilah sterilisasi komersial yaitu suatu proses untuk membunuh semua

mikroorganisme yag dapat menyebabkan kerusakan atau pembusukan produk

sepertiindustry makanan, atau produk-produk farmasi antara lain obat-obatan,

pada kondisi suhu penyimpanan yang telah ditetapkan (Djide, 2008).

2. Jenis-Jenis Sterilisasi

a. Perlakuan fisik

Untuk membunuh mikroorganisme atau jasad renik dapat digubakan beberapa

perlakuan fisik, misalnya dengan pemanasan kering, radiasi dan lain-lain.

1) Pemanasan Basah

Beberapa cara pemanasan basah dapat membunuh mikroorganisme, karena

panas basah dapat menyebabkan denaturasi protein termasuk enzim-enzim

di dalam sel mikroorganisme.

a). Perebusan, air mendidih atau uap air pada suhu 1000C dapat

membunuh bentuk vegetatif dari mikroorganisme dan virus dalam waktu

lima menit, tetapi banyak spora bakteri yang tahan terhadap panas dan

masih tetap hidup setelah dilakukan pemanasan selama beberapa jam.

Page 45: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

28

28

b). Pemanasan dengan tekanan, pengukuran dengan tekanan dapat

dilakukan dengan menggunakan alat berupa autoklaf yaitu untuk

membunuh spora bakteri yang paling tahan panas. Spora paling tahan

panas akan mati pada suhu 1210C selama 15 menit.

c). Tindalisasi, proses sterilisasi dengan cara menggunakan pemanasan

dengan suhu 1000C selama 30 menit dan dilakukan setiap hari berturut-

turut selama 3 hari.

d). Pasteurisasi, adalah proses pemanasan pada suhu rendah yaitu 63-700C

selama 30 menit dan dilakukan setiap hari selama 3 hari berturut-turut.

Proses pasteurisasi ini biasanya dilakukan terhadap bahan atau zat-zat

yang ridak tahan pemanasan tinggi seperti susu.

` 2) Pemanasan Kering

Pemanasan kering sebenarnya kurang efektif untuk membunuh

mikroorganisme dibandingkan dengan pemanasan basah. Beberapa dengan

pemanasan basah yang menyebabkan terjadinya denaturasi protein,

pemanasan kering menyebabkan dehidrasi sel. Pemanasan kering sering

digunakan dalam sterilisasi alat-alat gelas laboratorium, dimana digunakan

oven dengan suhu 160- 1800C, selama 1,5-2 jam dengan system udara

statis.

3) Radiasi

Radiasi UV menyebabkan kesalahan dalam replikasi DNA dan

mempunyai aktivitas mutagenic pada sel-sel yang masih hidup (Djide,

Page 46: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

29

29

2008).

b. Cara Mekanik (Penyaringan)

Cara-cara penyaringan telah banyak digunakan untuk mensterilkan

medium laboratorium dan larutan-larutan yang dapat mengalami

kerusakan jika dipanaskan. Penyaringan dengan ukuran pori-pori 0,45

mikron atau kurang akan menghilangkan mikroorganisme yang terdapat di

dalam larutan tersebut (Djide, 2008).

c. Cara Kimia

Sterilisasi secara kimia digunakan adalah alkohol 96%, aseton formalin, sulfur

dioxide dan chlorine. Materi yang akan dibersihkan terlebih dahulu direndam

dalam alkohol atau aseton tab formalin selama kurang lebih 24 jam (Gabriel,

1996).

2.7.4 Uji aktivitas antibakteri

Uji aktivitas antibakteri dengan metode difusi, menggunakan kertas

cakram berdiameter 6 mm media NA yang telah dipanaskan dimasukkan kedalam

cawan petri sebanyak 10 ml kemudian didiamkan hingga membeku. Bakteri yang

telah dinilai OD sebesar 0,6 generasi/jam diusapkan pada media NA yang telah

membeku metode ini dinamakan dengan metode swap (Maria

Anggelina,dkk,2015).

Page 47: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

30

30

Kertas cakram berdiameter 6 mm direndam dalam larutan ekstrak bawang

putih dan sari bawang putih selama 15 menit, kemudia iinkubasi pada suhu 37ºC,

selanjutnya dilakukan pengamatan dan pengukuran zona hambat yang terbentuk

pada jam ke-24 dan jam ke-48 (Maria Anggelina,dkk,2015).

a. Metode Difusi

1. Disc Diffusion

Disc diffusion adalah sebuah metode pengujian untuk

menentukan aktifitas agen bakteri. kertas cakram yang berisis agen

bakteri diletakkan pada permukaan media agar yang telah ditanami

koloni bakteri yang murni pada permukaannya. Area jernih yang

terbentuk setelah inkubasi menunjukkan adanya hambatan

pertumbuhan bakteri oleh agen antibakteri pada permukaan

medium agar. Zona hambat yang terbentuk diukur untuk

menentukan pada bakteri sensitif atau resisten pada cara

pembandingan (Sylvia,2008).

Metode yang paling banyak digunakan adalah metode

difusi Lempeng. Suatu lempeng kertas cakram yang mengandung

obat dalam jumlah tertentu ditempatkan pada permukaan medium

solid yang telah diinokulasi dengan organisme penguji di

permukaan. Setelah inkubasi, diameter zona inhibisi jernih yang

mengelilingi lempeng diukur sebagai nilai kekuatan inhibitorik

obat terhadap organisme penguji tersebut. Metode tersebut

dipengaruhi oleh banyak faktor fisika dan kimiawi di samping

Page 48: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

31

31

interaksi sederhana antara obat dan mikroorganisme (yaitu sifat

medium dan difusibilitas, ukuran molekular dan kestabilan obat).

Bagaimanapun juga, standarisasi kondisi tetap memungkinkan

penentuan kerentanan organisme (Jawetz,dkk,2012).

Interpretasi hasil tes difusi harus didasarkan pada

perbandingan antara metode dilusi dan difusi. Perbandingan seperti

demikian telah menghasilkan nilai standar rujukan. Garis-garis

regresi linier dapat memperlihatkan hubungan antar log konsentrasi

inhibitorik minimum dalam tes dilusi dan diameter zona inhibisi

dalam tes difusi (Jawetz,dkk,2012).

Penggunaan lempeng tunggal untuk tiap antibiotik disertai

standarisasi kondisi tes secara cermat memungkinkan pelapor

bahwa suatu mikroorganisme resisten atau sensitif dengan

membandngkan ukuran zona inhibisi terhadap suatu standar untuk

obat yang sama (Jawetz,dkk,2012).

Menghambat di sekeliling lempeng yang mengandung obat

antimikroba dalam jumlah tertentu tidak menandakan sensitivitas

mikroba terhadap obat dalam konsentrasi yang sama per mililiter

medium, darah, atau urin (Jawetz,dkk,2012).

2. E-test

E-test adalah suatu metode pemeriksaan yang dilakukan

untuk mengetahui konsentrasi minimal suatu agen antimikroba

Page 49: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

32

32

dalam menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Metode ini

menggunakan srip plastik yang telah menggunakan agen

antimikroba dari kadar terendah hingga kadar tertinggi yang

terletak pada permukaan medium agar yang telah ditanami bakteri

(Sylvia,2008).

3. Ditch-plate technique

Metode ini dilakukan dengan cara meletakkan antimikroba

pada parit yang dibuat dengan cara memotong media dalam cawan

petri pada bagian tengah secara membujur dan mikroba uji

digoreskan ke arah parit yang berisis agen antimikroba

4. Cup plate technique

Metode ini hampir sama dengan metode disc

diffusion(miring). Metode ini dilakukan dengan cara membuat

sumuran pada media agar yang telah ditanami mikroorganisme dan

pada sumuran tersebut diberi agen antimikroba

5. Gradient-plate technique

Metode ini menggunkan agen antimikroba dengan

konsentrasi bervariasi yang ditambahkan pada media agar dan

diletakkan dalam cawan petri pada posisi miring. Lalu

ditambahkan nutrisi kedua diatasnya dan diinkubasi agar agen

antimikroba berdifusi dan permukaan media mengering.

Mikroorganisme uji digoreskan pada media dan dihitung panjang

Page 50: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

33

33

total pertumbuhan mikroorganisme maksimum yang dibandingkan

dengan panjang pertumbuhan hasil goresan.

b. Diilusi

Metode diilusi dibedakan menjadi dua yaitu :

1. Metode diilusi cair / broth dilution test (seial dilution)

Metode ini mengukur MIC (minimum inhibitory concentration) atau

Kadar Hambat Minimum, KHM dan MBC (Minimum Bactericidal

Concentration atau kadar bunuh minimum, KBM). Cara yang

dilakukan adalah dengan membuat seri pengenceran agen

antimikroba pada medium cair yang ditambahkan dengan mikroba

uji. Larutan uji agen antimikroba pada kadar terkecil yang terlihat

jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba uji ditetapkan sebagai

KHM. Larutan yang ditetapkan sebagai KHM tersebut selanjutnya

dIkultur ulang pada media cair tanpa penambahan mikroba ataupun

agen antimikroba dan diinkubasi selama 18-24 jam. Media cair

yang terlihat jernih setelah diinkubasi ditetapkan sebagai KBM (Nur

Atikah,2013).

2. Metode diilusi padat / solid diilution test

Metode ini serupa dengan metode diilusi cair namun menggunakan

media padat (solid). Keuntungan metode ini adalah satu konsentrasi

agen antimikroba yang diuji dapat digunakan untuk menguji

beberapa mikroba uji (Nur Atikah,2013).

Page 51: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

34

34

2.7.5 Zona Daya Hambat

Perhitungan zona hambat dilakukan dengan cara mengukur diameter

hambat pada perlakuan dikuragi dengan diameter zona hambat pada control. Zona

hambat sama dengan diameter hambat pada perlakuan dikurangi diameter zona

hambat kontrol. Diameter zona hambat yang terbentuk adalah daerah bening yang

terbentuk disekitar sumuran yang telah ditetesi dengan ekstrak. Apabila terbentuk

zona hambat terhadap bakteri uji (pada konsentrasi 100%) maka pengujian terus

dilanjutkan pada konsentrasi yang lebih rendah untuk mencari konsentrasi hambat

minimum (KHM). KHM adalah konsentrasi terkecil dari suatu bioaktif yang

masih mempunyai hambatan atau aktivitas kepekaan terhadap bakteri (Suriyani

Abdullah,2011).

Tabel 2.1 Zona daya hambat menurut Nazri dkk dalam Hapsari (2015)

Diameter (mm) Respon hambatan pertumbuhan

0-5 mm Lemah

5-10 mm Sedang

10-20 mm Kuat

> 20 mm Sangat Kuat

Page 52: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

35

35

2.8 Kerangka Teori

Berdasarkan teori Gyidian upa (2017) dan diperoleh kerangka teori

yaitu :

2.9Penelitian Terkait

No Nama peneliti Judul Tahun

1. Gyidian Upa Uji aktivitas antibakteri

ekstrak etanol Bawang Putih

(Allium sativum Linn.)

terhadap pertumbuhan bakteri

Salmonella thypii dan

Shigellae dysentriae

2017

2. Periskila Dina K Uji aktivitas antibakteri dari

ekstrak bawang putih lanang

2016

Biologis Tanaman :

1. spesies tanaman

2. lokasi tumbuhan

3. waktu

pemanenan

4. penyimpanan

bahan

5. umur tumbuhan

6. bagian yang

digunakan

Ekstraksi

1. metode ekstraksi

2. ukuran partikel

3. pengadukan

4. waktu ekstrasi

5. zat terlarut

6. pH

Konsentrasi 30%,

45% dan 60%

25

Aktivitas

Antibakteri ekstrak

etanol bawang

putih dan sari

bawang putih

(Allium sativum

Linn.) terhadap

Escherichia coli.

Page 53: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

36

36

(Allium sativum) terhadap

pertumbuhan bakteri

Escherichia coli dan

Staphylococcus aureus

Page 54: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

37

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimental dengan

melihat KBM dan KHM ekstrak etanol bawang putih dan sari bawang putih

(Allium sativum Linn) terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli.

3.2 Kerangka Konsep

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

3.3 Variabel Penelitian

3.3.1 Variabel Bebas

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

1. Skrining fitokimia

2. Konsentrasi ekstrak etanol bawang putih dan sari bawang putih (Allium

sativum Linn) 30%,45% dan 60%.

Skrining Fitokimia

Konsentrasi ekstrak bawang

putih dan sari bawang putih

(Allium sativum Linn)

30%,45% dan 60%

aktivitas antibakteri ekstrak

bawang putih dan sari bawang

putih (Allium sativum Linn)

terhadap bakteri escherichia

coli

37

Page 55: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

38

3.3.2 Variabel Terikat

Variabel terikat dalam penelitian ini adalah aktivitas antibakteri

Escherichia colli.

3.4 Tempat

Penelitian akan dilakukan di laboratorium farmakologi, laboratorium steril

dan laboratorium Kimia Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Siti Khadijah

Palembang.

3.5 Waktu

Penelitian akan dilakukan pada bulan Juni-Juli 2019.

3.6 Instrumen Penelitian

3.6.1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah corong kaca, bunsen,

penjepit kayu, cawan petri, timbangan analitik, gelas ukur, pipet tetes,

tabung reaksi, bekker glass, erlenmeyer, jarum ose, kapas, alumunium foil,

gunting, autoklaf, inkubator, kertas cakram, Laminar Air Flow, kertas

saring dan kertas perkamen.

3.6.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain umbi bawang putih

(Allium sativum Linn), Aqua destilata, Nutrien Agar (NA), Nutrien Broth

(NB), etanol 96%, bakteri Escherichia colli, larutan NaCl 0,9%,

Ciprofloxacin.

Page 56: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

39

3.7 Prosedur Penelitian

3.7.1 Pembuatan Simplisia

Bawang Putih yang diperoleh kemudian di sortasi basah dan dilakukan

pencucian dengan air mengalir untuk memastikan tidak ada kotoran di

bawang putih, setelah itu dilakukan perajangan menggunakan pisau lalu

diletakkan di wadah yang ditutupi dengan kain berwarna hitam lalu

dikeringkan dengan menggunakan sinar matahari namun tidak secara

langsung sampai simplisia kering. setelah bawang putih telah kering

kemudian di potong-potong menjadi ukuran yang lebih kecil atau bisa

dibuat menjadi serbuk halus, setelah itu tempatkan bawang putih ke dalam

wadah yang tertutup rapat.

3.7.2 Ekstraksi Bawang Putih

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode maserasi. Pada

metode maserasi ini menggunakan pelarut etanol 96%. sebanyak 500 gram

bawang putih yang telah menjadi simplisia direndam dalam 2 liter pelarut

etanol 96% selama 3x24 jam. kemudian diambil filtratnya dengan

penyaringan. kemudian dilakukan penyaringan untuk emmisahkan filtrat

dari ampas. hasil saringan kemudian diuapkan dengan rotary vacuum

evaporator sampai terbentuk ekstrak kental.

Randemen =𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘

𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎 x 100%

Page 57: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

40

3.7.3 Pembuatan Sari Bawang Putih

pembuatan sari bawang putih dilakukan dengan mengupas dahulu bawang

putih, kemudian ditimbang sebanyak 250 gram dengan timbangan digital.

bawang putih dimasukkan ke dalam plastik dan ditumbuk hingga halus

menggunakan mortir dan stamper. Hasil tumbukan diperas dengan

menggunakan kasa yang sebelumnya sudah disterilisasi. sari bawang putih

yang didapat di tampung kemudian di sterilisasi (Maya, 2014).

3.7.4 Skrining Fitokimia

Penapisan fitokimia dilakukan untuk mengetahui golongan senyawa yang

terdapat pada ekstrak bawang putih. Uji fitokimia dilakukan terhadap

golongan senyawa alkaloid, steroid, saponin, tanin dan flavonoid. Prosedur

kerja yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1. Alkaloid

uji alkaloid dilakukan dengan 2 macam reaksi yaitu :

- mereaksikan ekstrak sebanyak 1 mL ditambahkan dengan 5 tetes asam

klorida 2N dan beberapa tetes pereaksi Mayer. adanya Alkaloid

ditunjukkan dengan terbentuknya endapan putih.

- mereaksikan ekstrak sebanya 1 mL ditambahkan dengan 5 tetes asam

klorida 2N dan beberapa tetes pereaksi degendrof. adanya alkaloid

ditunjukkan terbentuknya endapan atau larutan cokelat gelap.

Page 58: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

41

2. Steroid

uji steroid dilakukan dengan mereaksikan ekstrak sebanyak 1 mL

dengan 0,5 mL kloroform lalu ditambahkan 0,5 mL CH3COOH glasial dan

2 mL H2SO4 pekat. adanya steroid ditunjukkan dengan timbulnya warna

biru atau ungu pekat.

3. Saponin

uji saponin dilakukan dengan mereaksikan ekstrak sebanyak 2 mL

dengan aquades ke dalam tabung reaksi lalu dikocok dengan kuat selama

10 menit, adanya saponin ditunjukkan dengan terbentuknya buih atau

busa.

4. Tanin

uji tanin dilakukan dengan mereaksikan ekstrak sebanyak 1 mL

ditambahkan dengan 5 tetes metanol dan beberapa tetes FeCl3 10%.

adanya tanin ditunjukkan dengan timbulnya warna gelap yang pekat.

5. Flavonoid

uji flavonoid dilakukan dengan 2 rekasi yaitu :

- mereaksikan ekstrak sebanyak 1 mL dengan 1 tetes Mg dan 3 tetes HCl

pekat. adanya flavonoid ditunjukkan dnegan timbulnya warna terang

seperti putih keruh atau jingga.

Page 59: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

42

- mereaksikan ekstrak sebanyak 1 mL dengan NaOH. adanya flavonoid

ditunjukkan dengan warna berbeda dari warna ekstrak di awal. (Fitri,

2013).

3.7.5 Sterilisasi Alat dan Bahan

Sebelum melakukan penelitian ini, alat dan bahan harus di sterilisasi

terlebih dahulu agar tidak ada mikroba yang terdapat pada alat dan bahan

yang digunakan dengan cara, semua alat dan bahan dibungkus dengan

menggunakan alumunium foil dan jika ada alat yang berbentuk lubang

atau berlubang maka harus diberi kapas terlebih dahulu agar air dari

autoklaf tidak akan masuk kedalam alat tersebut, setelah semuanya

terbungkus kemudian alat dan bahan di sterilisasi, alat dengan bahan kaca

di sterilisasi di dalam oven sedangkan alat dengan bahan bukan kaca di

sterilisasi di autoklaf dengan suhu 1210 selama 15 menit.

3.7.6 Pembuatan Larutan Uji

Pembuatan larutan uji ekstrak bawang putih dengan konsentrasi 30%, 45%

dan 70% (b/v) dilarutkan dalam aquades hingga 10 mL.

Tabel 3.2 Pembuatan Konsentrasi

Konsentrasi Volume

Total Ekstrak Aquades

30% 3 gr 7 mL 10 mL

45% 4,5gr 5.5 mL 10 mL

70% 7gr 3 ml 10 mL

Page 60: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

43

3.7.7 Pembuatan Larutan Kontrol

Pembuatan larutan antibiotik menggunakan bahan baku

ciprofloxacin 500 mg dilarutkan dalam 100 ml aquadest sehingga

didapatkan 5mg/ml. Kemudian diambil 1 ml dan di tambahkan 100 ml

aquadest steril sehingga didapatkan konsentrasi 50 µg/ml larutan antibiotik

ini digunakan sebagai kontrol positif dan pelarut aquadest digunakan

sebagai kontrol negatif.

3.7.8 Pembuatan Media

1. Nutrien Agar

Serbuk NA sebanyak 23 gram dilarutkan dalam 1 liter aquades dan

dipanaskan sampai mendidi sampai semuanya larut lalu disterilkan

dalam autoklaf pada suhu 121 oC selama 15 menit. Nutrien Agar

dituang kedalam cawan petri sebanyak 15 ml kedalam cawan petri.

2. Nutrien Broth (NB)

Sebanyak 8 gram serbuk Nutrien Brothditambahkan dengan 1 liter

aquadest dipanaskan hingga larut diatas hot plate dan menggunakan

magnetik stiret sampai bening. Media disterilkan dalam autoklaf dengan

suhu 121 oC selama 15 menit.

3. Pembuatan Mc. Farland

Larutan H2SO4 0,3 N sebayak 99,5 ml dicampurkan dengan larutan

BaCl2, 2H2O 1,175% sebanyak 0,5 ml dalam erlenmayer. Kemudian

dikocok sampai terbentuk larutan yang keruh. Kekeruhan ini dapat

digunakan sebagai standar kekeruhan suspensi bakteri.

Page 61: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

44

3.7.9 Penyiapan Bakteri Uji

1. Peremajaan Bakteri Uji

Biakan bakteri Escherichia colli masing-masing sebnayak satu ose

diinokulasikan kedalam media agar NA yang telah membeku secara terpisah dan

aseptis dengan meletakkan jarum ose yang mengandung biakan pada dasar

gerakan zig-zag (metode streak). selanjutnya diinokulasikan dalam inkubator pada

suhu 370C selama 3x24 jam.

2. Suspensi Bakteri

Bakteri di suspensikan dengan mencampurkan 1 ose biakan bakteri dengan

NaCl 0,9% steril, kemudian di vortex dan kekeruhannya di standarisasi dengan

konsentrasi 10-5 Mc Farland.

3.7.10 Uji Efektivitas Ekstrak Etanol Bawang Putih dan Sari Bawang Putih

terhadap Bakteri Escherichia colli

1. Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM)

Bakteri di suspensikan dengan mencampurkan 1 ose biakan bakteri

dengan NaCl 0,9% steril, kemudian di vortex dan kekeruhannya di

standarisasi dengan konsentrasi 10-5 Mc Farland. Pada media Nutrien Agar

yang sudah membeku, diusapkan suspensi bakteri Escherichia colli dengan

menggunakan jarum ose. Kemudian kertas cakram berukuran 6 mm

direndam pada ekstrak bawang putih (Allium sativum Linn.) dan sari

Page 62: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

45

bawang putih dengan berbagai konsentrasi 30%, 45% dan 60%, lalu

letakkan kertas cakram pada cawan petri yang sudah ditanami bakteri.

sebagai kontrol positifnya kertas cakram direndam pada antibiotik

ciprofloxacin selama lebih kurang 15 menit, dan kontrol negatifnya kertas

cakram direndam dalam aquades lebih kurang 15 menit, kemudian

dikeringkan dan diletakkan pada permukaan media agar. kemudian

diinkubasi pada suhu 36-37% selama 18-24 jam. Kemudian diukur

diameter zona bening (clear zone) yang terbentuk dengan menggunakan

jangka sorong.

2. Konsentrasi Hambat Minimum (KHM)

Penentuan KHM dilakukan dengan menggunakan metode dilusi

cair/broth dilution test dengan konsentrasi larutan uji 30%, 45%, dan 60%

10 gr/ml dari ekstrak bawang putih dan sari bawang putih (Allium sativum

Linn), yang kemudian ditambahkan dengan suspensi bakteri uji 0,5 ml.

Lalu digojok dan larutan uji agen antimikroba pada kadar terkecil yang

terlihat jernih tanpa adanya pertumbuhan mikroba uji ditetapkan sebagai

KHM.

3.7.11 Analisis Data

Analisis data dalam penelitian dilakukan dengan menggunakan analisis

statistika Two-Way Anova dengan menggunakan hasil pengamatan dan variansi.

Page 63: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

46

3.8 Hipotesa

Ada perbandingan antara pemberian konsentrasi ekstrak etanol bawang

putih dan sari bawang putih (Allium sativum Linn.) terhadap KHM dan KBM

bakteri Escherichia colli.

Page 64: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

47

3.9 Definisi Operasional

Variabel

Dependen Definisi Alat Ukur Cara Ukur

Hasil

Ukur Skala

Aktivitas

antibakteri

Escherichia

colli

Aktivitas

antibakteri dapat

dilihat pada

pertumbuhan

bakteri pada

media, Semakin

sedikit

pertumbuhan

bakteri maka

menandakan

konsentrasi hambat

minimum (KHM)

dan konsentrasi

Bunuh Minimum

(KBM)

Jangka

Sorong

Observasi/

Pengamatan

Positif (+)

jika keruh

Negatif (-)

jika

bening

(KHM)

Diameter

ukur zona

bening

dengan

mm

(KBM)

Rasio

Rasio

Variabel Independen

Konsentrasi

Ekstrak

Bawang

Putih

Konsentrasi

sari bawang

putih

Kadar ekstrak

bawang putih yang

diperoleh dengan

metode maserasi

menggunakan

pelarut etanol

96%.

Sari bawang putih

diperoleh dengan

cara di parut halus.

Checklist

Observasi/

Pengamatan

%

Rasio

Skrining

Fitokimia

Proses untuk

menentukan zat

yang terkandung

didalam tanaman

Plat tetes

dan pipet

tetes

Observasi/

Pengamatan

Flavonoid

saponin

Tanin

Alkaloid

Nominal

Tabel 3.3 Definisi Operasional

Page 65: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

48

3.10 Alur Penelitian

Bagan 3.5 Alur Penelitian

Pembuatan simplisia Bawang Putih

Ekstraksi bawang putih (Allium sativum Linn)

menggunakan pelarut etanol 96%

Skrining Fitokimia

Pembuatan konsentrasi ekstrak etanol

bawang putih dan sari bawang putih

(Allium sativum Linn), kontrol positif (+)

dan kontrol negatif (-)

Uji penentuan KHM dan KBM terhadap

suspensi bakteri Escherichia colli

menggunakan metode difusi dan metode

dilusi

Pengamatan

Pengolahan Data

Hasil

Metode Difusi Agar

dengan Cawan Petri

dan Metode Dilusi

dengan tabung reaksi

Pembuatan sari murni bawang putih

(Allium sativum Linn.)

Page 66: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

49

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Laboratorium STIK Siti Khadijah Palembang.

Adapun hasil yang diperoleh sebagai berikut :

4.1.1 Hasil Ekstraksi

Ekstraksi simplisia bawang putih (Allium sativum Linn.) dilakukan

menggunakan ekstraksi cara dingin, yaitu dengan metode maserasi. Sebanyak 500

gram simplisia bawang putih diekstraksi dengan 2 liter pelarut etanol 96% dengan

cara direndam selama 3 x 24 jam sambil sesekali dilakukan pengadukan. Proses

maserasi dilakukan sebanyak 2 kali. Maserat yang diperoleh dari maserasi

dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporator sehingga diperoleh ekstrak

kental. Total ekstrak etanol 96% bawang putih yang diperoleh sebanyak 15,7

gram dengan persen randemen 3,14%.

Randemen % = 15,7 gr/ 500 grx 100

= 3,14%

4.1.2 Hasil Pembuatan Sari Bawang putih

Pada proses pembuatan sari bawang putih didapatkan 60 mL sari murni

bawang putih dari 250 gr bawang putih segar yang di parut halus. hasil sari

bawang putih kemudian di pindahkan ke botol kaca kemudian ditutup rapat dan di

sterilisasi dengan suhu 1210 selama 15 menit sebelum digunakan.

49

Page 67: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

50

4.1.3 Hasil Skrining Fitokimia

Skrining fitokimia bertujuan untuk mengetahui kandungan metabolit

sekunder yang terkandung dalam ekstrak etanol dan sari murni bawang putih

(Allium sativum Linn.) sehingga dapat diketahui senyawa yang berpotensi sebagai

antibakteri. Hasil skrining fitokimia menunjukkan reaksi positif terhadap

flavonoid, saponin, steroid dan tanin yang dapat berperan sebagai antibakteri.

Berdasarkan skrining fitokimia yang dilakukan, didapatkan hasil

identifikasi senyawa seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.1 Hasil Uji Skrining Fitokimia ekstrak etanol

bawang putih (Allium sativum Linn.)

No Identifikasi Senyawa Hasil Analisa

Ekstrak

1 Alkaloid -

2 Steroid +

3 Terpenoid -

4 Tanin +

5 Saponin +

6 Flavonoid +

Sumber : Penelitian

Keterangan :

(+) menunjukkan reaksi positif

(-) menunjukkan reaksi negatif

Dari tabel diatas diketahui bahwa ekstrak etanol bawang putihbawang

putih positif mengandung senyawa flavonoid, tanin, saponin dan steroid.

Page 68: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

51

Tabel 4.2 Hasil Uji Skrining Fitokimia sari murni

bawang putih (Allium sativum Linn.)

No Identifikasi Senyawa Hasil Analisa

Sari murni

1 Alkaloid -

2 Steroid +

3 Terpenoid -

4 Tanin +

5 Saponin +

6 Flavonoid +

Sumber : Penelitian

Keterangan :

(+) menunjukkan reaksi positif

(-) menunjukkan reaksi negatif

Dari tabel diatas diketahui bahwa sari murni bawang putih bawang putih

positif mengandung senyawa flavonoid, tanin, saponin dan steroid.

4.1.4 Uji Aktivitas Daya Hambat Ekstrak Etanol

Berdasarkan uji aktivitas daya hambat ekstrak etanol bawang putih yang

dilakukan didapatkan hasil seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.3Hasil Pengamatan nilai Konsentrasi Hambat Minimum

(KHM)Ekstrak Etanol Bawang Putih (Allium sativum Linn.)

terhadap Bakteri Escherichia coli(Metode Dilusi Cair)

No Konsentrasi Hasil analisa

P1 P2 P3

1 30% + + +

2 45% - - -

3 70% - - -

4 Kontrol + - - -

Sumber : Penelitian

Keterangan :

Tanda positif (+) : Menunjukkan ada pertumbuhan bakteri

Tanda negatif (-) : Menunjukkan tidak ada pertumbuhan bakteri

Page 69: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

52

Kontrol (+) : Ciprofloxacin

Kontrol (-) : Aquadest steril

P1 : Perlakuan

P2 : Pengulangan 1

P3 : Pengulangan 2

Dari tabel 4.3. diketahui bahwa pada konsentrasi 30% telah dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli.

4.1.5 Uji Aktivitas Daya Hambat Sari Murni Bawang Putih

Berdasarkan uji aktivitas daya hambat sari murni bawang putih yang

dilakukan didapatkan hasil seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.4Hasil Pengamatan nilai Konsentrasi Hambat Minimum (KHM)

Sari murni bawang putih (Allium sativum Linn.) terhadap

Bakteri Escherichia coli (Metode Dilusi Cair)

No Konsentrasi Hasil analisa

P1 P2 P3

1 30% + + +

2 45% - - -

3 70% - - -

4 Kontrol + - - -

Sumber : Penelitian

Keterangan :

Tanda positif (+) : menunjukkan adanya pertumbuhan bakteri

Tanda negatif (-) : menunjukkan tidak adanya pertumbuhan bakteri

Kontrol (+) : Ciprofloxacin

Kontrol (-) : Aquadest steril

P1 : Perlakuan

P2 : Pengulangan 1

Page 70: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

53

P3 : Pengulangan 2

Dari tabel 4.4. diketahui bahwa pada konsentrasi 30% sudah dapat

menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli.

4.1.6 Uji Aktivitas Daya Bunuh Ekstrak Etanol Bawang Putih

Berdasarkan uji aktivitas daya bunuh ekstrak etanol bawang putih yang

dilakukan didapatkan hasil seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.5Hasil Pengamatan nilai Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM)

Ekstrak Etanol Bawang Putih (Allium sativum Linn.)

terhadap Bakteri Escherichia coli(Metode Difusi)

No Konsentrasi Hasil analisa Rata –

rata

Respon Hambat P1 P2 P3

1 30% 8,9

mm

12,4

mm

11,7

mm

11 mm Kuat

2 45% 12,2

mm

13,2

mm

12,8

mm

12,7 mm Kuat

3 70% 13,1

mm

15,7

mm

15 mm 14,6 mm Kuat

4 Kontrol + 26,6

mm

26,6

mm

26,6

mm

26,6 mm Sangat

Kuat

5 Kontrol - 0 0 0 0 Lemah

Sumber : Penelitian

Keterangan :

Kontrol (+) : Ciprofloxacin

Kontrol (-) : Aquadest steril

P1 : Perlakuan

P2 : Pengulangan 1

P3 : Pengulangan 2

Dari tabel 4.5. menunjukkan bahwa perlakuan pada cawan petri dengan

konsentrasi 30%; 45% dan 60% replikasi sebanyak 3 kali, semuanya terbentuk

Page 71: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

54

zona bening. selain itu, kontrol positif juga mampu membunuh pertumbuhan

bakteri dengan adanya zona bening yang terbentuk disekitar media. sedangkan

untuk kontrol negatif tidak terbentuk zona bening pada media.

4.1.7 Uji Aktivitas Daya Bunuh Sari Murni Bawang Putih

Berdasarkan uji aktivitas daya unuh sari murni bawang putih yang

dilakukan didapatkan hasil seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan nilai Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM)

Sari Murni Bawang Putih (Allium sativum Linn.)

terhadap Bakteri Escherichia coli (Metode Difusi)

No Konsentrasi Hasil analisa

Rata –rata Respon Hambat P1 P2 P3

1 30% 7,9 mm 8 mm 9,1 mm 8,3 mm Sedang

2 45% 8,7 mm 8,2 mm 9,9 mm 8,9 mm Sedang

3 70% 9,5 mm 9,2 mm 10,3 mm 9,6 mm Sedang

4 Kontrol + 26,6

mm

26,6 mm 26,6 mm 26,6 mm Sangat

Kuat

5 Kontrol - 0 0 0 0 Lemah

Sumber : Penelitian

Keterangan :

Kontrol (+) : Ciprofloxacin

Kontrol (-) : Aquadest steril

P1 : Perlakuan

P2 : Pengulangan 1

P3 : Pengulangan 2

Page 72: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

55

Dari tabel 4.6. menunjukkan bahwa perlakuan pada cawan petri dengan

konsentrasi 30%; 45% dan 60% replikasi sebanyak 3 kali, semuanya terbentuk

zona bening. selain itu, kontrol positif juga mampu membunuh pertumbuhan

bakteri dengan adanya zona bening yang terbentuk disekitar media. sedangkan

untuk kontrol negatif tidak terbentuk zona bening pada media.

4.1.8 Analisis Data

Berdasarkan penelitian yang dilakukan perlu diketahui apakah perbedaan

daya hambat berbagai konsentrasi dari ekstrak etanol dan sari murni bawang putih

(Allium sativum Linn) terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli tersebut,

maka dilakukan uji statistik Two-Way Anova, dan diperoleh hasil perbandingan

sebagai berikut:

Tabel 4.6 Hasil Perbandingan pada uji statistik Two-way anova

No Konsentrasi Rata - rata zona hambat

Sig. Ekstrak Etanol Sari Murni

1 30% 11 mm 8,3 mm 0,000

2 45% 12,7 mm 8,5 mm 0,000

3 60% 14,6 mm 9,6 mm 0,000

Dari hasil analisis statistik di atas, menunjukkan bahwa ekstrak etanol

memiliki zona bening yang lebih besar dibandingkan dengan sari murni bawang

putih. dengan adanya p=0,000 (<0,05) yang berarti ada perbedaan yang bermakna

pada konsentrasi ekstrak etanol dan sari murni bawang putih (Allium sativum

Linn) dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli. Karena hasil

yang didapatkan bermakna, maka uji dilanjutkan dengan uji Post Hoc Test.

Page 73: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

56

Tabel 4.8 Hasil Uji post hoc test terhadap daerah hambat Escherichia coli

Multiple Comparisons

Dependent Variable: DIAMETER

Bonferroni

(I)

KONSENTRASI

(J)

KONSENTRASI

Mean

Difference

(I-J)

Std. Error Sig. 95% Confidence

Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

30% 45% ,50 ,500 1,000 -,89 1,89

60% -1,75* ,500 ,013 -3,14 -,36

45% 30% -,50 ,500 1,000 -1,89 ,89

60% -2,25* ,500 ,002 -3,64 -,86

60% 30% 1,75* ,500 ,013 ,36 3,14

45% 2,25* ,500 ,002 ,86 3,64

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = 1,000.

*. The mean difference is significant at the ,05 level.

Pada pengujian tukey post hoc test yang dilakukan untuk menilai kategori

dari variabel konsentrasi yang memiliki perbedaan didapatkan hasil uji yang

menunjukkan perbedaan signifikan. hasil tersebut dapat dilihat pada konsentrasi

45% dengan 60% dan 60% dengan 45% dengan nilai signifikan p=0,002.

Page 74: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

57

4.2 Pembahasan

Penelitian ini dilakukan di laboratorium teknologi steril STIK Siti

Khadijah Palembang pada bulan Juli - Agustus 2019. Penelitian ini bertujuan

untuk melihat aktivitas antibakteri yang lebih baik di antara ekstrak etanol dan sari

murni bawang putih (Allium sativum Linn) dalam menghambat dan membunuh

pertumbuhan Escherichia coli.

Penelitian ini menggunakan sampel ekstrak etanol dan sari murni bawang

putih (Allium sativum Linn). Bawang putih (Allium sativum Linn) yang digunakan

dalam penelitian ini diperoleh dari Pasar Lemabang Kota Palembang. Bawang

putih yang didapat kemudian di buat menjadi simplisia kering seperti yang

dilakukan pada prosedur kerja. bawang putih yang telah di cuci bersih dengan air

kemudian di rajang. Menurut Martin (2011), perajangan simplisia bertujuan agar

semakin kecil partikel maka akan semakin luas permukaan dan akan semakin luas

pula kontak dengan lingkungan yang artinya akan semakin mempercepat proses

penguapan. kemudian simplisia dikeringkan dengan cahaya matahari namun

secara tidak langsung, bagian atasnya dilapisi dengan kain berwarna hitam

dikarenakan untuk menghindari sinar ultraviolet secara langsung yang ada di

dalam sinar matahari karena sinar ultraviolet adalah katalisator untuk

mempercepat reaksi (Fessenden, 1989). setelah simplisia menjadi kering

kemudian simplisia di haluskan kembali dengan cara di cacah lebih kecil ataupun

di blender dengan tujuan memperkecil partikel agar mempercepat proses ekstraksi

(Endang, dkk, 2014).

Page 75: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

58

Ekstraksi bawang putih dilakukan menggunakan metode maserasi, metode

maserasi dipilih karena merupakan salah satu metode ekstraksi cara dingin dimana

metode ini dilakukan dengan merendam simplisia di dalam pelarut pada suhu

kamar sehingga kerusakan atau degradasi metabolit dapat diminimalisasi (Endang

dkk, 2014). pelarut yang digunakan dalam metode maserasi yaitu etanol 96%.

Pemilihan etanol 96% adalah karena titik didih dari etanol adalah 700 sehingga

lebih mudah untuk menurunkan tekanan ke 500, selain itu etanol lebih mudah

menguap dibandingkan dengan air (Martin, 2011).

Setelah dilakukannya metode maserasi, maserat yang didapat kemudian di

kentalkan dengan rotary vacuum evaporator dan water bath. Dijelaskan oleh

Khunaifi (2010) bahwa pengentalan dengan menggunakan bantuan rotary vacuum

evaporator akan menurunkan tekanan uap pelarut, sehingga pelarut akan menguap

di bawah titik didih normalnya. Tujuannya adalah agar komponen fitokimia yang

terdapat dalam ekstrak tidak mengalami kerusakan akibat pemanasan yang

berlebihan. sedangkan untuk water bath bertujuan untuk menguapkan sisa cairan

penyari dan diperoleh ekstrak kental (Sholichah dkk, 2019). Selanjutnya adalah

proses pembuatan sari murni bawang putih yaitu dengan cara dihaluskan dan di

ambil sarinya.

Setelah proses ekstraksi kemudian dilakukannya skrining fitokimia seperti

pada tabel 4.4 dan tabel 4.5. Menurut Gydian dkk (2017) di dalam bawang putih

terdapat metabolit sekunder berupa flavonoid, tanin, saponin, dan steroid.

Berdasarkan dengan penelitian yang dilakukan, benar adanya terdapat metabolit

sekunder tersebut. hasil penelitian ini didukung dengan teori Lingga dan Rustama

Page 76: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

59

(2005) bahwa di dalam bawang putih terdapat metabolit sekunder berupa

flavonoid, tanin, saponin, dan steoid yang berperan sebagai antibakteri.

Berdasarkan teori, hasil dan penelitian terkait, maka menurut asumsi peneliti di

dalam bawang putih benar adanya terdapat metabolit sekunder berupa flavonoid,

tanin, saponin, dan terpenes yang berperan sebagai antibakteri.

Ekstrak bawang putih dan sari murni bawang putih dibuat dalam 3

konsentrasi yaitu 30%, 45% dan 60% yang dilarutkan menggunakan aquadest

steril. larutan konsentrasi tersebut digunakan untuk uji kadar hambat minimum

(KHM) dan uji kadar bunuh minimum (KBM) bersamaan dengan kontrol positif

yaitu ciprofloxacin yang berasal dari PT. Indofarma Jakarta dan kontrol negatif

yaitu aqua destilata. penggunaan ciprofloxacin dikarenakan ciprofloxacin

merupakan golongan flurokuinolon yang bersifat bakterisid.

Kadar Hambat Minimum (KHM) pada ekstrak bawang putih berdasarkan

tabel 4. 3 KHM terlihat pada konsentrasi 45%, berdasarkan penelitian terkait yang

dilakukan oleh Irmudita (2008) menunjukkan bahwa Kadar Hambat Minimum

(KHM) ekstrak etanol bawang putih dapat menghambat pertumbuhan bakteri

Escherichia coli pada konsentrasi 50%. Hal ini dapat dilihat bahwa penelitian

yang dilakukan menghasilkan KHM lebih baik dibandingkan peneliti terkait.

Sedangkan Kadar Hambat Minimum (KHM) pada sari murni bawang putih

berdasarkan tabel 4.4 KHM terlihat pada konsentrasi 45% sari murni bawang

putih dapat menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli.

Page 77: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

60

Kadar Bunuh Minimum (KBM) pada ekstrak bawang putih berdasarkan

tabel 4.5. dapat dilihat bahwa besarnya zona bening yang terbentuk terus menerus

meningkat seiring dengan bertambah besarnya konsentrasi ekstrak etanol bawang

putih. Zona bening terbesar terdapat pada konsentrasi 60% yaitu 15,7mm.

sedangkan zona bening terendah terdapat pada konsentrasi 30% yaitu 8,9mm.

semakin tinggi konsentrasi semakin tinggi pula kandungan zat aktif didalamnya

sehingga aktivitas antibakterinya akan semakin besar dan juga sebaliknya semakin

rendah konsentrasi akan semakin sedikit kandungan zat aktif di dalamnya

sehingga aktivitas antibakteri akan semakin berkurang (Khairunnisa, 2018).

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Periskila (2016), KBM pada ekstrak

bawang putih pada konsentrasi 10% hanya dapat menghambat namun belum dapat

membunuh bakteri Escherichia coli. Namun pada penelitian yang dilakukan, telah

terbentuk zona bening pada konsentrasi 30%. Hal ini menunjukkan bahwa ekstrak

etanol bawang putih dapat membunuh pertumbuhan bakteri Escherichia coli.

Sedangkan pada Kadar Bunuh Minimum (KBM) sari murni bawang putih

beradasarkan tabel 4.6. zona bening terbesar terdapat pada konsentrasi 60% yaitu

10,3mm dan yang terendah pada konsentrasi 30% yaitu 7,9mm.

Dari hasil penelitian yang didapat dilakukan analisa data menggunakan uji

statistik Two-Way Anova yang hasilnya adalah pengaruh semua variabel

independen (ekstrak, konsentrasi dan interaksi ekstrak dengan konsentrasi) secara

bersama-sama terhadap variabel dependen ( diameter daerah hambat Escherichia

coli) memiliki nilai signifikansi 0,000 (< 0,05) yang berarti model valid. Pengaruh

ekstrak terhadap diameter daerah hambat bakteri Escherichia coli berpengaruh

Page 78: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

61

signifikansi karena memiliki nilai 0,000 (< 0,05). Pengaruh konsnetrasi terhadap

diameter daerah hambat Escherichia coli memiliki nilai 0,000 (< 0,05).

Sedangkan Pengaruh interaksi ekstrak dan konsentrasi terhadap diameter daerah

hambat Escherichia coli memiliki nilai 0,000 (< 0,05) sehingga dapat dikatakan

signifikan. R kuadrat menunjukkan nilai 0,838 dimana mendekati 1 maka korelasi

kuat. Selanjutnya dilakukan pengujian untuk menilai kategori dari variabel

konsentrasi yang memiliki perbedaan signifikan dengan Turkey post hoc. Hasilnya

variabel konsentrasi menunjukkan perbedaan daya bunuh signifikan yaitu pada

konsentrasi 45% dengan 60% dan 60% dengan 45% dengan nilai signifikansi

p=0,002. (< 0,05).

Dengan melihat fakta hasil penelitian, dapat disimpulkan ekstrak etanol

dan sari bawang putih dapat membunuh dan menghambat pertumbuhan bakteri

Escherichia coli, namun pada penelitian yang dilakukan ekstrak etanol bawang

putih lebih baik dalam hal membunuh dan menghambat bakteri Escherichia coli

daripada sari murni bawang putih. Hal ini membuktikan bahwa hipotesa yang

telah disusun sebelumnya adalah benar. Namun aplikasi klinis dari penelitian ini

masih memerlukan penelitian lebih lanjut agar dapat digunakan sebagai

pengobatan alternatif khususnya di bidang farmasi.

Page 79: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

62

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan untuk melihat aktivitas

antibakteri ekstrak etanol dan sari murni bawang putih (Allium sativum Linn)

pada bakteri Escherichia coli, didapatkan kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengaruh ekstrak etanol dan sari murni bawang putih (Allium sativum

Linn) memiliki aktivitas antibakteri terhadap Escherichia coli.

2. Dari hasil penelitian diketahui bahwa :

a) Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) ekstrak etanol bawang

putih (Allium sativum Linn) terhadap bakteri Escherichia coli

yaitu 30%

b) Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) sari murni bawang putih

(Allium sativum Linn) terhadap bakteri Escherichia coli yaitu 45%.

c) Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) ekstrak etanol bawang putih

(Allium sativum Linn) terhadap bakteri Escherichia coli yaitu 30%,

45% dan 60%.

d) Konsentrasi Bunuh Minimum (KBM) sari murni bawang putih

(Allium sativum Linn) terhadap bakteri Escherichia coli yaitu 30%,

45% dan 60%.

62

Page 80: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

63

3. Ekstrak etanol bawang putih lebih baik dalam menghambat dan

membunuh bakteri Escherichia coli dibandingkan dengan sari murni

bawang putih.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian ini diketahui bahwa

ekstrak etanol dan sari bawang putih (Allium sativum Linn) mempunyai aktivitas

sebagai antibakteri pada bakteri Escherichia coli sehingga disarankan untuk :

1. Dengan adanya penelitian ini didapatkan hasil bahwa bawang putih yang

selama ini dianggap masyaratkat sebagai bahan/bumbu masakan memiliki

ativitas sebagai antibakteri sehingga di mohon kepada Prodi S1 Farmasi

STIK SITI Khadijah Palembang untuk dapat melakukan penyuluhan

kepada masyarakat.

2. Sebagai referensi tentang manfaat bawang putih (Allium sativum Linn),

sehingga dapat digunakan bagi praktek mahasiswa kesehatan masyarakat.

3. Bagi peneliti selanjutnya untuk menambah pengetahuan dan referensi

sehingga nantinya bisa melakukan penelitian tentang bawang putih

terhadap bakteri yang belum pernah diteliti atau dibuat sediaan formulasi

sebagai antibakteri dari bawang putih.

Page 81: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

64

LAMPIRAN

Page 82: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

65

LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi Penelitian

Setelah proses maserasi didapatkan hasil

maserat seperti gambar diatas

Hasil maserat yang didapat kemudian di ekstrak

dengan Rotary vacuum evaporator

Page 83: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

66

dari hasil evaporasi ekstrak kemudian di kentalkan dengan waterbath untuk

memperoleh ekstrak kental

gambar diatas adalah ekstrak etanol bawang putih yang telah di encerkan

beradasarkan konsentrasi 30%,45% dan 60%

Gambar diatas adalah sari murni bawang putih yang telah di encerkan

berdasarkan konsentrasi 30%,45% dan 60%

Page 84: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

67

Gambar diatas merupakan larutan antibiotik ciprofloxac in 50µg sebagai

kontrol positif

Gambar diatas merupakan suspensi bakteri Escherichia coli

Page 85: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

68

selanjutnya, sebelum perlakuan dilakukan dimulai dengan skrining fitokimia

seperti pada gambar dibawah ini

ini adalah hasil skrining fitokimia pada ekstrak etanol bawang putih yang

positif mengandung flavonoid, tanin, steroid dan saponin.

gambar diatas adalah hasil skrining fitokimia pada sari murni bawang putih

yang positif mengandung flavonoid, tanin, steroid dan saponin.

Page 86: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

69

perlakuan dimulai dengan uji konsentrasi hambat minimum (KHM)

dimana pada nomor 1 (30%), 2 (45%) dan 3 (60%) adalah uji KHM sari

murni bawang putih. sedangkan pada nomor 4 (30%), 5 (45%) dan 6 (60%)

adalah uji KHM Ekstrak etanol bawang putih.

1

2 3

4 5 6

Page 87: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

70

Selanjutnya, hasil uji konsentrasi bunuh minimum (KBM) Pada ekstrak

etanol bawang putih

gambar diatas adalah replikasi 1

gambar diatas adalah replikasi 2

Page 88: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

71

Gambar diatas adalah replikasi 3

Page 89: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

72

Selanjutnya, hasil uji konsentrasi bunuh minimum (KBM) Pada sari murnil

bawang putih

Gambar diatas adalah replikasi 1

Gambar diatas adalah replikasi 2

Page 90: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

73

Gambar diatas adalah replikasi 3

Dibawah ini adalah lampiran gambar pada uji kontrol positif dan Negatif

Page 91: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

74

LAMPIRAN 2. Analisis Anova Two way

Descriptive Statistics

Dependent Variable: DIAMETER

JENISEKSTRAK KONSENTRASI Mean Std. Deviation N

ekstrak kental

30% 2,00 1,000 3

45% 5,00 1,000 3

60% 8,00 1,000 3

Total 5,00 2,739 9

sari murni

30% 11,00 1,000 3

45% 14,00 1,000 3

60% 17,00 1,000 3

Total 14,00 2,739 9

kontrol positif

30% 19,00 . 1

45% 19,00 . 1

60% 19,00 . 1

Total 19,00 ,000 3

kontrol negatif

30% 22,00 . 1

45% ,00 . 1

60% ,00 . 1

Total 7,33 12,702 3

Total

30% 10,00 7,783 8

45% 9,50 6,612 8

60% 11,75 6,756 8

Total 10,42 6,827 24

Page 92: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

75

Dependent Variable: DIAMETER

F df1 df2 Sig.

,545 11 12 ,838

Tests of Between-Subjects Effects

Dependent Variable: DIAMETER

Source Type III Sum of

Squares

df Mean Square F Sig.

Corrected Model 1059,833a 11 96,348 96,348 ,000

Intercept 2312,000 1 2312,000 2312,000 ,000

JENISEKSTRAK 629,167 3 209,722 209,722 ,000

KONSENTRASI 49,000 2 24,500 24,500 ,000

JENISEKSTRAK *

KONSENTRASI 408,333 6 68,056 68,056 ,000

Error 12,000 12 1,000

Total 3676,000 24

Corrected Total 1071,833 23

a. R Squared = ,989 (Adjusted R Squared = ,979)

Levene's Test of Equality of Error Variancesa

Page 93: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

76

Lampiran 3. Sertifikat Ciprofloxacin

Page 94: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

77

Lampiran 4. Sertifikat Escherichia coli

Page 95: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

78

DAFTAR PUSTAKA

Andriani, 2015. Uji Daya Antibakteri Bawang Putih (Allium sativum Linn)

Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia colli.

Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Arfa, Samudera. 2014. Uji AKtivitas Antibakteri Ekstrak Bawang Putih (Allium

sativum Linn) Terhadap Bakteri Streptococcus mutans. Lembaga

Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Katolik

Prahayangan.

Ayu, F. 2010. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Diare Dengan Perilaku Ibu

Terhadap Penanganan Diare Pada Anak Didesa Jatisobo Kecamatan

Polokarto Kabumen Sukoharjo.Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadyah Surakarta.

Betz Cecily L, Sowden Linda A. 2009. Buku saku keperawatan.Pediatik, Jakarta,

EGC.

Dinkes. 2017. Profil Kesehatan Kota Palembang Tahun 2017. Sumatera Selatan.

Palembang.

Fessenden, Ralph J., Fessenden, Joan S. 1982. Kimia Organik Edisi ketiga Jilid I.

Penerbit Erlangga. Jakarta.

Gydian, Upa. 2017. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Bawang Putih

(Allium sativum Linn)Terhadap pertumbuhan Bakteri Salmonella

Thypiiriumum dan Escherichia colli. Program Studi Pendidikan Dokter

Fakultas Kedokteran UHO.

Hidayat, Ahmad. 2008. Identifikasi Senyawa Organosulfur Terhadap Kasus

Diarrhea. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program Studi

Farmasi UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta.

Harborne, J.B, 1996. Metode Fitokimia Penuntun Cara Moderen Menganalisis

Tumbuhan. Diterjemahkan oleh Kosasih Padmawinata dan Imam Sudiro

Edisi II. Hal 4-7 : 69-76. ITB. Bandung

Ibriani. 2013 Uji aktivitas antimikroba Ekstrak Etanol Bawang Putih (Allium

sativum Linn) Terhadap Bakteri Staphylococus aureus dan Salmonella

thypiiriumum secara in vitro. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Program Studi Farmasi UIN Syarif Hiadayatullah. Jakarta.

Page 96: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

79

Jawetz, E., Melnick, J.L. & Adelberg, E.A., 2005, Mikrobiologi Kedokteran,

diterjemahkan oleh Mudihardi, E., Kuntaman, Wasito, E. B., Mertaniasih,

N.M., Harsono, S., Alimsardjono, L., Edisi XXII

Jawetz, E, Melnick, L.L, Adelburg, E. A.2008. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta :

Penerbit Buku Kedokteran EGC

Jawetz Melnick & Adelbreg. 2013 Mikrobiologi Kedoktteran. Edisi 25. Jakarta:

Salemba Medika.

Khairunnisa, 2018. Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Kulit Buah Nanas

Terhadap Bakteri Escherichia coli Beserta Analisis Kualitatifnya. Program

Studi S1 Farmasi Stik Siti Khadijah Palembang.

Khomsah, Mutia. 2018. Uji Efektivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Gambir

(Uncaria Gambir Roxb) Terhadap Bakteri Penyebab Jerawat

Propionibacterium Acnes ATCC27853TM dan Staphylococcus Epidermis

ATCC 8853TM. Program Studi S1 Farmasi Stik Siti Khadijah Palembang.

Martin, A., J. Swarbrick, dan A. Cammarata. 2011. Farmasi Fisik:Dasar-dasar

Farmasi fisik dalam ilmu Farmasetika Edisi ketiga. Jakarta. UI Press.

Mikaili, Abdul. 2013. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstra Bawang Putih (Allium

sativum Linn) Pada Terhadap Bakteri Eschericia coli. Jurusan Biologi

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri

Semarang.

Microbesinfo. 2014. Definition, Classification, Morphology And Cultural

Characteristics Of Shigella. Microbiology And Infectious Diseases.

Diakses Jumat, 15 Maret 2019 (http://microbesinfo.com/2014/09/definition-

classification-morphology-and-cultural-characteristics-of-shigella/).

Nur Atikah. 2015. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Dan Heksana Bawang

Putih (Allium sativum Linn) Terhadap Bakteri Eschericia coli dan

Staphylococcus aureus. Fakultas Teknobiologi, Universitas Atma Jaya

Yogyakarta

Oksfriani. 2018. Uji Sensitivitas Antibiotik Terhadap Bakteri Escherichia colli

Penyebab Diare Balita Di Kota Manado. Program Studi Ilmu Kesehatan

Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi.

Manado.

Periskila, Dina K. 2016. Uji aktivitas antibakteri dari ekstrak bawang putih lanang

(Allium sativum) terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli dan

Page 97: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

80

Staphylococcus aureus. Program Studi Biologi Universitas Sanata

Dharma. Yogyakarta.

Puspitasari, Anggun. 2018. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Biji Alpukat (Persea

american MIL) Terhadap Penyebab Diare Esherichia coli dan Bacillus

cereus. Program Studi S1 Farmasi Stik Siti Khadijah Palembang.

Rahmawati. 2012. Klasifikasi dan Manfaat Bawang Putih (Allium sativum

Linn).Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadyah Surakarta.

Saputra, Hari. 2016. Uji Efektivitas Ekstrak Bawang Putih (Allium sativum Linn)

Sebagai Antibakteri Terhadap Vibrio Cholerae dan Staphylococcus

Aureus Secara In Vitro Dengan Metode Difusi Cakram. Program Studi

Sujudi, 2002. Mikrobiologi Kedokteran. Jakarta : Universitas Indonesia.

Suma SA. 2014. Faktor –Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Akut

Pada Balita Diwilayah Kerja Puskesmas Bulango Utara Kecamatan

Bulango Utara Kabupaten Bone Bolango Tahun 2013.Fakultas Ilmu

Kesehatan dan Keolahragaan. Universitas Negeri Gorontalo..

Umar, Zein, Khalid, dkk. 2017. Diare Akut Disebabkan Bakteri. Fakultas

Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

WHO. 2016. Dysenterie (Shigellosis). Diakses Selasa, 18 Maret 2019.

(http://www.who.int/selection_medicines)

Wijaya Ariyani Ayu. 2010. Evaluasi Penggunaan Antibitika Untuk Penyakit

Diare Pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten

Karanganyar Tahun 2009. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadiyah Surakarta.

Page 98: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

81

UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN SARI

MURNI BAWANG PUTIH (Allium sativum Linn) TERHADAP BAKTERI

Escherichia coli

Dinah Luthfiyah

51502021

Program Studi S1 Farmasi

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Siti Khadijah

Jln. Demang Lebar Daun, Palembang

[email protected]

ABSTRAK

Diare adalah kejadian buang air besar dengan konsistensi lebih cair dari

biasanya, dengan frekuensi tiga kali atau lebih dalam periode 24 jam, yang salah

satu penyebabnya yaitu penularan dari bakteri Escherichia coli. Tingginya

kejadian diare di Indonesia maupun di Asia disebabkan oleh adanya resistensi

Escherichia coli terhadap berbagai antibiotik, sehingga peneliti berusaha untuk

mencari alternatif pengobatan dengan menggunakan tanaman herbal, salah

satunya adalah potensi Bawang Putih. Penelitian ini adalah penelitian

eksperimental yang bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak

etanol dan sari murni bawang putih terhadap bakteri Escherichia coli. Penelitian

ini merupakan penelitian eksperimental dilakukan dengan metode difusi cakram

(KBM) dan dilusi cair (KHM). Ekstrak etanol dan sari murni bawang putih dibagi

menjadi 5 seri konsentrasi yaitu 30%, 45%, 60%, ciprofloxacin sebagai kontrol

positif dan aqua destilata sebagai kontrol negatif. Berdasarkan uji dilusi cair

diperoleh kadar hambat pada konsentrasi 45% baik itu ekstrak etanol bawang

putih maupun sari murni bawang putih. sedangkan pada uji difusi cakram

diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan diameter 12,6mm pada

ekstrak etanol bawang putih sedangkan pada sari murni bawang putih diperoleh

kadar bunuh minimum pada konsentrasi 30% sebesar 8,3mm. Bawang putih dapat

membunuh bakteri Escherichia coli pada konsentrasi 60%. Dari hasil penelitian

didapatkan kesimpulan bahwa ekstrak etanol dan sari murni bawang putih (Allium

sativum Linn) mampu menghambat dan membunuh pertumbuhan bakteri

Escherichia coli.

Kata kunci: Bawang Putih (Allium sativum Linn), Escherichia coli,

Konsentrasi Hambat Minimum (KHM), Konsentrasi Bunuh Minimum

(KBM).

Page 99: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

82

1. Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Menurut World Health Organization

(WHO) diare adalah kejadian buang

air besar dengan konsistensi lebih

cair dari biasanya, dengan frekuensi

tiga kali atau lebih dalam periode 24

jam. Diare merupakan penyebab

utama morbiditas dan mortalitas di

kalangan anak-anak kurang dari 5

tahun. Secara global terjadi

peningkatan kejadian diare dan

kematian akibat diare pada balita dari

tahun 2015-2017. Pada tahun 2015,

diare menyebabkan sekitar 688 juta

orang sakit dan 499.000 kematian di

seluruh dunia tejadi pada anak-anak

dibawah 5 tahun. Data WHO (2017)

menyatakan, hampir 1,7 miliar kasus

diare terjadi pada anak dengan angka

kematian sekitar 525.000 pada anak

balita tiap tahunnya. Diare

merupakan penyakit endemis di

Indonesia dan merupakan penyakit

potensial Kejadian Luar Biasa (KLB)

yang sering disertai dengan

kematian.

Berdasarkan data Profil

Kesehatan Indonesia (2016), terjadi

KLB diare tiap tahun dari tahun 2013

sampai 2016 dengan disertai

peningkataan CFR (Case Fatality

Rate). Pada tahun 2013, CFR diare

adalah 1,08% meningkat menjadi

1,14% pada tahun 2014. Peningkatan

CFR saat KLB di Indonesia terus

terjadi hingga 2,47% pada tahun

2015 dan 3,04% pada tahun 2016.

Angka CFR ini belum sesuai dengan

yang diharapkan yaitu <1%.Data

Kementrian Kesehatan Indonesia

(2016) menyatakan, jumlah kasus

diare yang ditangani instansi

kesehatan di Indonesia menurun tiap

tahunnya.

Pada tahun 2016, penderita

diare di Indonesia yang ditangani

sebanyak 46,4% dari jumlah

penderita diare keseluruhan yang

tercatat berjumlah 6.897.463 orang.

Pada tahun 2015, jumlah kasus yang

ditangani 4.017.861 orang,

sedangkan pada tahun 2014 jumlah

penangan kasus diare oleh instansi

kesehatan adalah 8.490.976 orang.

Penurunan jumlah kasus

diare juga terjadi di provinsi

Sumatera Selatan. Data Dinas

Kesehatan Provinsi Sumatera Selatan

(2013-2017) menyatakan kejadian

diare mengalami kenaikan dan

penurunan. Pada tahun 2013 terjadi

51.226 kasus diare dan mengalami

penurunan pada tahun 2014 menjadi

44.213 kasus. Pada tahun 2015

jumlah kasus diare kembali

mengalami penurunan menjadi

38.721 kasus. Pada tahun 2016

kembali mengalami penurunan

kasus diare menjadi 37.896 kasus

dan Pada tahun 2017 terjadi

peningkatan kasus diare menjadi

41.957 kasus. Berdasarkan data

diatas, menunjukkan bahwa kasus

diare naik pada tahun 2017 terdapar

41.957 kasus diare dan tidak ada

yang meninggal (Bidang

Pengendalian Masalah Kesehatan,

2017).

Penyakit diare dapat

disebabkan oleh infeksi virus,

bakteri, dan parasit. Beberapa bakteri

penyebab penyakit ini antara lain

bakteri Escherichia coli, Salmonella,

Shigella, Vibrio, Clostridia

perfringens, dan Staphylococcus.

Pada penyakit infeksi yang

disebabkan oleh bakteri, obat yang

paling banyak digunakan adalah

antibiotik. Berbagai studi

Page 100: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

83

menemukan bahwa sekitar 40-62%

antibiotik digunakan secara tidak

tepat (Kemenkes, 2011). Maka perlu

dicari alternatif pengobatan diare dari

bahan alam.

Banyak tanaman obat yang

digunakan secara empiris oleh

masyarakat sebagai obat diare.

Adapun tanaman obat yang dapat

digunakan untuk membantu

mengatasi diare diantaranya

mempunyai efek sebagai adstringen

(pengelat) yaitu dapat mengerutkan

selaput lendir usus sehingga

mengurangi pengeluaran cairan diare

dan disentri, selain itu juga

mempunyai efek sebagai antiradang,

dan antibakteri (Ibriani, 2012).

Di Indonesia banyak sekali

tanaman yang dapat digunakan

sebagai obat tradisional. Salah satu

jenis tanaman yang dapat digunakan

untuk pengobatan penyakit diare

adalahBawang putih (Allium

sativum Linn.). Bawang putih telah

digunakan dari jaman dahulu hingga

jaman modern. Bawang putih

menunjukkan sifat antibiotik yang

luas tehadap bakteri gram positif

dan gram negatif, temasuk terhadap

strain yang multi-resisten antibiotik

(Ibriani, 2012).

Ekstrak etanol bawang putih

(Allium sativum Linn.)

mengandung senyawa metabolit

sekunder seperti; flavonoid,Tanin,

alkaloid, saponin, steroid, terpenoid

dan minyak atsiri. Tanin dapat

mengerutkan membran sel atau

dinding sel yang dapat mengganggu

permeabilitas sel bakteri. Alkaloid

dapat mengganggu komponen

peptidoglikan pada sel bakteri

sehingga dinding sel tidak terbentuk

sempurna. Saponin dapat merusak

membran sitoplasma yang

menyebabkan bocornya membran

sel. Wiryawan menguji efek

antibakteri bawang putih terhadap

Salmonella thypimurium

menemukan bahwa ekstrak bawang

putih tebukti memiliki efek

antibakteri terhadap salmonella

thypimurium (Gyidian, 2017).

1.2 TUJUAN DAN MANFAAT

1.2.1 TUJUAN

1. Untuk mengetahui ekstrak

etanol bawang putih (Allium

sativum Linn.) dan sari

bawang putih (Allium

sativum Linn) memiliki

aktivitas antibakteri tehadap

bakteri Escherichia coli.

2. Untuk mengetahui besar

daya hambat ekstrak etanol

bawang putih (Allium

sativum Linn.) dan sari

bawang putih (Allium

sativum Linn) terhadap

bakteri Esherichia coli.

3.Untuk mengetahui diantara

ekstrak etanol dan sari murni

bawang putih (Allium

sativum Linn) yang

memberikan efek antibakteri

yang lebih baik

1.2.2 MANFAAT

a. Manfaat Teoritis

Penelitian Uji Aktivitas

Antibakteri Ekstrak Etanol

dan Sari Bawang Putih

(Allium sativum Linn) ini

diharapkan dapat dijadikan

sebagai referensi atau sumber

informasi mengenai

pemanfaatan

Page 101: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

84

tanaman obat sehingga dapat merangsang

timbulnya ide-ide baru untuk

mengembangkan penelitian yang sudah

ada.

b. Manfaat Praktis

Memberikan informasi kepada

mahasiswa maupun masyarakat bahwa

ekstrak Bawang Putih (Allium sativum

Linn) dapat berperan sebagai antibakteri.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Antibakteri

Antibiotik adalah substansi yang

diproduksi oleh mikroorganisme sebagai

metabolit sekunder dan dalam konsentrasi

rendah dapat menghambat pertumbuhan

atau membunuh organisme lain. Jadi,

antibiotik adalah bahan antibateri yang

dihasilkan oleh organisme hidup

(Oksfriani, 2018).

Beberapa penelitian telah

menunjukkan adanya resistensi

antibiotika dari 12 jenis bakteri seperti

Enterobactericeae, Staphylococcus,

Pseudomonas aeruginosa, Acinetobacter

baumanii, Klebsiella pneumonia dan

penelitian lainnya menunjukkan bahwa

Escherichia colli resisten terhadap

Ceftriaxone, Levofloxacin, dan

Doxycycline. Secara umum antibiotik

ciprofloxacin menunjukkan aktivitas

antibakteri yang paling baik diantara

amoxicillin, Chlorampenicol dan

Tetracycline. Drug Information Portal

menyatakan bahwa ciprofloxacin

merupakan agen antibakteri yang dapat

mengobati beberapa infeksi yang

disebabkan oleh Escherichia colli,

Klebsiella pneumonia, Staphylococcus

aureus, dan Salmonella thypii (Oksfriani,

2018)

Terapi antibakteri harus digunakan

pada kasus yang parah seperti pada

penyakit diare yang bertujuan untuk

mengurangi durasi penyakit dan dapat

digunakan sebagai pencegahan diare.

Namun peningkatan progresif dalam

resistensi antibiotik antara patogen

enterik di negara berkembang menjadi

area penting untuk menjadi perhatian.

Selain itu, penggunaan antibiotik secara

berlebihan pada pengobatan diare akan

menyebabkan resistensi antibiotik

(Oksfriani, 2018).

Resistensi antibakteri menjadi

semakin penting dalam pengobatan

infeksi terutama infeksi usus yang

disebabkan oleh Shigella,

Escherichia colli, Cholerae dan

Salmonella thypii. pada kasus diare

yang dikarenakan bakteri

Escherichia colli dan Shigella

dysentriae terjadinya resistensi

terhadap antibiotik trimetoprim,

sulfametoksazol dan ampicillin.

sedangkan ciprofloxacin dan

sefotaksim merupakan agen oral

efektif dan aman yang diperlukan

untuk mengobati diare bakteri

(Oksfriani, 2018).

Maka ciprofloxacin adalah

antibakteri yang paling baik di

gunakan untuk menghambat

pertumbuhan Escherichia colli

sebagai agen penyebab diare.

2.2 Tinjauan Bawang Putih

Tanaman bawang putih

muncul pertama kali di Asia tengah

menyebar ke

Cina, bagian Timur, Mediteranian

dan akhirnya menyebar sampai ke

bagianEropa Barat dan Selatan,

Afrika Utaran (Mesir) dan Meksiko

(Arfa, 2014).

Page 102: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

85

Bawang putih merupakan

herba semusim berumpun yang

mempunyai ketinggian 60 cm.

Dalampertumbuhannya bawang putih

memerlukan pH yang netral serta

iklim yang sejukdan kering yang

biasanya ditanam di daerah dataran

tinggi yang mendapat sinar matahari

cukup. Walaupun demikian, ada

beberapa jenis bawang putih yang

bisa juga ditanam di daerah dataran

rendah (Rahmawati, 2012).

Bawang putih dengan

kandungan senyawa yang kompleks

memiliki berbagaikhasiat sebagai

antimikroba, antioksidan, anti

kanker, immunodilator,

antiinflamasi, pengobatan penyakit

jantung, dan hipoglikemi (Hanan,

2011).

Manfaat yang terkandung di dalam

bawang putih yang bersifat

antibakteri adalah alisin, minyak

atsiri, flavonoid, polifenol dan

saponin. Alisin dan flavonoid

memiliki daya antibakteri (Zanuar,

2009).

Senyawa flavonoid yang

terkandung dalam bawang putih

memiliki daya antibakteri. flavonoid

merupakan senyawa polifenol yang

memiliki atom karbon. flavonoid

yang terikat dalam tumbuhan terikat

pada gula sebagai glikosida dan

aglikon.

Saponin yang terkandung

dalam bawang putih merupakan

senyawa aktif permukaan yang kuat

dan menimbulkan busa jika dikocok

di dalam air serta pada konsentrasi

yang rendah sering menyebabkan

hidrolisis sel darah merah. beberapa

saponin juga bekerja sebagai

antibakteri (Zanuar, 2009).

Alkaloid merupakan

golongan zat tumbuhan sekunder

yang terbesar. sneyawa ini bersifat

basa yang mengandung satu atau

lebih atom nitrogen. Alkaloid banyak

memiliki kegiatan fisiologi yang

menonjol sheingga sering digunakan

sebagai pengobatan (Arfa, 2014).

Senyawa terpenes yang

mengandung unsur tambahan seperti

oksigen adalah terpenoid. terpenoid

mampu menghambat pertumbuhan

dari strain bakteri gram positif.

mekanisme aksi terpenoid

diperkirakan sebagai antibakteri

karena melibatkan senyawa lipofilik

yang merusak membran sel bakteri

(Ayu, 2010).

3. METODE PENELITIAN

3.1 Prosedur Kerja

a. Pembuatan Simplisia

Bawang Putih yang diperoleh

kemudian di sortasi basah dan

dilakukan pencucian dengan

air mengalir untuk

memastikan tidak ada kotoran

di bawang putih, setelah itu

dilakukan perajangan

menggunakan pisau lalu

diletakkan di wadah yang

ditutupi dengan kain

berwarna hitam lalu

dikeringkan dengan

menggunakan sinar matahari

namun tidak secara langsung

sampai simplisia kering.

setelah bawang putih telah

kering kemudian di potong-

potong menjadi ukuran yang

lebih kecil atau bisa dibuat

menjadi serbuk halus, setelah

itu tempatkan bawang putih

Page 103: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

86

ke dalam wadah yang tertutup

rapat.

b. Ekstraksi Bawang Putih

Metode yang digunakan pada

penelitian ini adalah metode

maserasi. Pada metode

maserasi ini menggunakan

pelarut etanol 96%. sebanyak

500 gram bawang putih yang

telah menjadi simplisia

direndam dalam 2 liter

pelarut etanol 96% selama

3x24 jam. kemudian diambil

filtratnya dengan

penyaringan. kemudian

dilakukan penyaringan untuk

emmisahkan filtrat dari

ampas. hasil saringan

kemudian diuapkan dengan

rotary vacuum evaporator

sampai terbentuk ekstrak

kental. Randemen

=𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑒𝑘𝑠𝑡𝑟𝑎𝑘

𝐵𝑜𝑏𝑜𝑡 𝑠𝑖𝑚𝑝𝑙𝑖𝑠𝑖𝑎 x 100%

c. Pembuatan Sari Bawang

Putih

pembuatan sari bawang putih

dilakukan dengan mengupas

dahulu bawang putih,

kemudian ditimbang

sebanyak 250 gram dengan

timbangan digital. bawang

putih dimasukkan ke dalam

plastik dan ditumbuk hingga

halus menggunakan mortir

dan stamper. Hasil tumbukan

diperas dengan menggunakan

kasa yang sebelumnya sudah

disterilisasi. sari bawang

putih yang didapat di

tampung kemudian di

sterilisasi (Maya, 2014).

d. Skrining Fitokimia

Penapisan fitokimia

dilakukan untuk mengetahui

golongan senyawa yang

terdapat pada ekstrak bawang

putih. Uji fitokimia dilakukan

terhadap golongan senyawa

alkaloid, steroid, saponin,

tanin dan flavonoid. Prosedur

kerja yang dilakukan adalah

sebagai berikut :

1. Alkaloid

uji alkaloid dilakukan

dengan 2 macam reaksi yaitu

:

- mereaksikan ekstrak

sebanyak 1 mL ditambahkan

dengan 5 tetes asam klorida

2N dan beberapa tetes

pereaksi Mayer. adanya

Alkaloid ditunjukkan dengan

terbentuknya endapan putih.

- mereaksikan ekstrak

sebanya 1 mL ditambahkan

dengan 5 tetes asam klorida

2N dan beberapa tetes

pereaksi degendrof. adanya

alkaloid ditunjukkan

terbentuknya endapan atau

larutan cokelat gelap.

2. Steroid

uji steroid dilakukan

dengan mereaksikan ekstrak

sebanyak 1 mL dengan 0,5

mL kloroform lalu

ditambahkan 0,5 mL

CH3COOH glasial dan 2 mL

H2SO4 pekat. adanya steroid

ditunjukkan dengan

timbulnya warna biru atau

ungu pekat.

Page 104: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

87

3. Saponin

uji saponin dilakukan

dengan mereaksikan ekstrak

sebanyak 2 mL dengan

aquades ke dalam tabung

reaksi lalu dikocok dengan

kuat selama 10 menit, adanya

saponin ditunjukkan dengan

terbentuknya buih atau busa.

4. Tanin

uji tanin dilakukan

dengan mereaksikan ekstrak

sebanyak 1 mL ditambahkan

dengan 5 tetes metanol dan

beberapa tetes FeCl3 10%.

adanya tanin ditunjukkan

dengan timbulnya warna

gelap yang pekat.

5. Flavonoid

uji flavonoid

dilakukan dengan 2 rekasi

yaitu :

- mereaksikan ekstrak

sebanyak 1 mL dengan 1 tetes

Mg dan 3 tetes HCl pekat.

adanya flavonoid ditunjukkan

dnegan timbulnya warna

terang seperti putih keruh

atau jingga.

e. Sterilisasi Alat dan Bahan

Sebelum melakukan

penelitian ini, alat dan bahan

harus di sterilisasi terlebih

dahulu agar tidak ada

mikroba yang terdapat pada

alat dan bahan yang

digunakan dengan cara,

semua alat dan bahan

dibungkus dengan

menggunakan alumunium foil

dan jika ada alat yang

berbentuk lubang atau

berlubang maka harus diberi

kapas terlebih dahulu agar air

dari autoklaf tidak akan

masuk kedalam alat tersebut,

setelah semuanya terbungkus

kemudian alat dan bahan di

sterilisasi, alat dengan bahan

kaca di sterilisasi di dalam

oven sedangkan alat dengan

bahan bukan kaca di

sterilisasi di autoklaf dengan

suhu 1210 selama 15 menit.

f. Pembuatan Larutan Uji

Pembuatan larutan uji ekstrak

bawang putih dengan

konsentrasi 30%, 45% dan

70% (b/v) dilarutkan dalam

aquades hingga 10 mL.

g. Pembuatan Larutan

Kontrol

Pembuatan larutan

antibiotik menggunakan

bahan baku ciprofloxacin 500

mg dilarutkan dalam 100 ml

aquadest sehingga didapatkan

5mg/ml. Kemudian diambil 1

ml dan di tambahkan 100 ml

aquadest steril sehingga

didapatkan konsentrasi 50

µg/ml larutan antibiotik ini

digunakan sebagai kontrol

positif dan pelarut aquadest

digunakan sebagai kontrol

negatif.

h. Pembuatan Media

1. Nutrien Agar

Serbuk NA sebanyak

23 gram dilarutkan dalam

1 liter aquades dan

dipanaskan sampai

mendidi sampai semuanya

larut lalu disterilkan dalam

Page 105: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

88

autoklaf pada suhu 121 oC

selama 15 menit. Nutrien

Agar dituang kedalam

cawan petri sebanyak 15

ml kedalam cawan petri.

2. Nutrien Broth (NB)

Sebanyak 8 gram

serbuk Nutrien

Brothditambahkan dengan

1 liter aquadest dipanaskan

hingga larut diatas hot

plate dan menggunakan

magnetik stiret sampai

bening. Media disterilkan

dalam autoklaf dengan

suhu 121 oC selama 15

menit.

3. Pembuatan Mc. Farland

Larutan H2SO4 0,3 N

sebayak 99,5 ml

dicampurkan dengan

larutan BaCl2, 2H2O

1,175% sebanyak 0,5 ml

dalam erlenmayer.

Kemudian dikocok sampai

terbentuk larutan yang

keruh. Kekeruhan ini dapat

digunakan sebagai standar

kekeruhan suspensi

bakteri.

i. Penyiapan Bakteri Uji

1. Peremajaan Bakteri Uji

Biakan bakteri Escherichia

colli masing-masing

sebnayak satu ose

diinokulasikan kedalam

media agar NA yang telah

membeku secara terpisah dan

aseptis dengan meletakkan

jarum ose yang mengandung

biakan pada dasar gerakan

zig-zag (metode streak).

selanjutnya diinokulasikan

dalam inkubator pada suhu

370C selama 3x24 jam.

2. Suspensi Bakteri

Bakteri di suspensikan

dengan mencampurkan 1 ose

biakan bakteri dengan NaCl

0,9% steril, kemudian di

vortex dan kekeruhannya di

standarisasi dengan

konsentrasi 10-5 Mc Farland.

j. Uji Efektivitas Ekstrak

Etanol Bawang Putih dan Sari

Bawang Putih terhadap

Bakteri Escherichia colli

1. Konsentrasi Bunuh Minimum

(KBM)

Bakteri di suspensikan

dengan mencampurkan 1 ose

biakan bakteri dengan NaCl

0,9% steril, kemudian di

vortex dan kekeruhannya di

standarisasi dengan

konsentrasi 10-5 Mc Farland.

Pada media Nutrien Agar

yang sudah membeku,

diusapkan suspensi bakteri

Escherichia colli dengan

menggunakan jarum ose.

Kemudian kertas cakram

berukuran 6 mm direndam

pada ekstrak bawang putih

(Allium sativum Linn.) dan

sari bawang putih dengan

berbagai konsentrasi 30%,

45% dan 60%, lalu letakkan

kertas cakram pada cawan

petri yang sudah ditanami

bakteri. sebagai kontrol

positifnya kertas cakram

direndam pada antibiotik

ciprofloxacin selama lebih

Page 106: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

89

kurang 15 menit, dan kontrol

negatifnya kertas cakram

direndam dalam aquades

lebih kurang 15 menit,

kemudian dikeringkan dan

diletakkan pada permukaan

media agar. kemudian

diinkubasi pada suhu 36-37%

selama 18-24 jam. Kemudian

diukur diameter zona bening

(clear zone) yang terbentuk

dengan menggunakan jangka

sorong.

2. Konsentrasi Hambat

Minimum (KHM)

Penentuan KHM

dilakukan dengan

menggunakan metode dilusi

cair/broth dilution test dengan

konsentrasi larutan uji 30%,

45%, dan 60% 10 gr/ml dari

ekstrak bawang putih dan sari

bawang putih (Allium sativum

Linn), yang kemudian

ditambahkan dengan suspensi

bakteri uji 0,5 ml. Lalu

digojok dan larutan uji agen

antimikroba pada kadar

terkecil yang terlihat jernih

tanpa adanya pertumbuhan

mikroba uji ditetapkan

sebagai KHM.

k. Analisis Data

Analisis data dalam

penelitian dilakukan dengan

menggunakan analisis statistika Two-

Way Anova dengan menggunakan

hasil pengamatan dan variansi.

4. PEMBAHASAN

4.1 Hasil Ekstraksi

Ekstraksi simplisia bawang

putih (Allium sativum Linn.)

dilakukan menggunakan ekstraksi

cara dingin, yaitu dengan metode

maserasi. Sebanyak 500 gram

simplisia bawang putih diekstraksi

dengan 2 liter pelarut etanol 96%

dengan cara direndam selama 3 x 24

jam sambil sesekali dilakukan

pengadukan. Proses maserasi

dilakukan sebanyak 2 kali. Maserat

yang diperoleh dari maserasi

dipekatkan dengan menggunakan

rotary evaporator sehingga diperoleh

ekstrak kental. Total ekstrak etanol

96% bawang putih yang diperoleh

sebanyak 15,7 gram dengan persen

randemen 3,14%.

Randemen % =

15,7 gr/ 500 grx

100

=

3,14%

4.2 Hasil Pembuatan Sari

Bawang putih

Pada proses pembuatan sari

bawang putih didapatkan 60 mL sari

murni bawang putih dari 250 gr

bawang putih segar yang di parut

halus. hasil sari bawang putih

kemudian di pindahkan ke botol kaca

kemudian ditutup rapat dan di

sterilisasi dengan suhu 1210 selama

15 menit sebelum digunakan.

4.3 Hasil Skrining Fitokimia

Skrining fitokimia bertujuan

untuk mengetahui kandungan

metabolit sekunder yang terkandung

dalam ekstrak etanol dan sari murni

bawang putih (Allium sativum Linn.)

sehingga dapat diketahui senyawa

yang berpotensi sebagai antibakteri.

Hasil skrining fitokimia

menunjukkan reaksi positif terhadap

flavonoid, saponin, steroid dan tanin

Page 107: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

90

yang dapat berperan sebagai

antibakteri.

Berdasarkan skrining

fitokimia yang dilakukan, didapatkan

hasil identifikasi senyawa seperti

pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.1 Hasil Uji Skrining

Fitokimia ekstrak etanol

bawang putih

(Allium sativum Linn.)

N

o

Identifika

si

Senyawa

Hasil

Analis

a

Ekstra

k

1 Alkaloid -

2 Steroid +

3 Terpenoi

d

-

4 Tanin +

5 Saponin +

6 Flavonoid +

Sumber : Penelitian

Keterangan :

(+) menunjukkan

reaksi positif

(-) menunjukkan

reaksi negatif

Dari tabel diatas diketahui

bahwa ekstrak etanol bawang

putihbawang putih positif

mengandung senyawa flavonoid,

tanin, saponin dan steroid.

Tabel 4.2 Hasil Uji Skrining

Fitokimia sari murni

bawang putih

(Allium sativum Linn.)

N

o

Identifika

si

Senyawa

Hasil

Analis

a

Sari

murni

1 Alkaloid -

2 Steroid +

3 Terpenoi

d

-

4 Tanin +

5 Saponin +

6 Flavonoid +

Sumber :

Penelitian

Keterangan :

(+) menunjukkan

reaksi positif

(-) menunjukkan

reaksi negatif

Dari tabel diatas diketahui

bahwa sari murni bawang putih

bawang putih positif mengandung

senyawa flavonoid, tanin, saponin

dan steroid.

4.4 Uji Aktivitas Daya Hambat

Ekstrak Etanol

Berdasarkan uji aktivitas

daya hambat ekstrak etanol bawang

putih yang dilakukan didapatkan

hasil seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.3Hasil Pengamatan nilai

Konsentrasi Hambat Minimum

(KHM)Ekstrak Etanol Bawang Putih

(Allium sativum Linn.)

terhadap Bakteri

Escherichia coli(Metode Dilusi Cair)

No Konsentrasi Hasil analisa

Page 108: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

91

P1 P2 P3

1 30% + + +

2 45% - - -

3 70% - - -

4 Kontrol + - - -

Sumber : Penelitian

Keterangan :

Tanda positif (+):

Menunjukkan ada

pertumbuhan bakteri

Tanda negatif (-) :

Menunjukkan tidak ada

pertumbuhan bakteri

Kontrol (+): Ciprofloxacin

Kontrol (-): Aquadest steril

P1 : Perlakuan

P2 : Pengulangan 1

P3 : Pengulangan 2

Dari tabel 4.3. diketahui

bahwa pada konsentrasi 30% telah

dapat menghambat pertumbuhan

bakteri Escherichia coli.

4.5 Uji Aktivitas Daya Hambat

Sari Murni Bawang Putih

Berdasarkan uji aktivitas

daya hambat sari murni bawang

putih yang dilakukan didapatkan

hasil seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.4Hasil Pengamatan

nilai Konsentrasi Hambat Minimum

(KHM). Sari murni bawang putih

(Allium sativum Linn.) terhadap

Bakteri Escherichia coli (Metode

Dilusi Cair)

No Konsentrasi Hasil analisa

P1 P2 P3

1 30% + + +

2 45% - - -

3 70% - - -

4 Kontrol + - - -

Sumber : Penelitian

Keterangan :

Tanda positif (+):

menunjukkan adanya

pertumbuhan bakteri

Tanda negatif (-) :

menunjukkan tidak adanya

pertumbuhan bakteri

Kontrol (+): Ciprofloxacin

Kontrol (-): Aquadest steril

P1 : Perlakuan

P2 : Pengulangan 1

P3 : Pengulangan 2

Dari tabel 4.4. diketahui

bahwa pada konsentrasi 30% sudah

dapat menghambat pertumbuhan

bakteri Escherichia coli.

4.6 Uji Aktivitas Daya Bunuh

Ekstrak Etanol Bawang Putih

Berdasarkan uji aktivitas

daya bunuh ekstrak etanol bawang

putih yang dilakukan didapatkan

hasil seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.5Hasil Pengamatan nilai

Konsentrasi Bunuh Minimum

(KBM)

Ekstrak Etanol Bawang

Putih (Allium sativum Linn.)

terhadap Bakteri

Escherichia coli(Metode Difusi)

Page 109: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

92

No Konsentrasi Hasil analisa Rata –

rata

Respon

Hambat P1 P2 P3

1 30% 8,9

mm

12,4

mm

11,7

mm

11 mm Kuat

2 45% 12,2

mm

13,2

mm

12,8

mm

12,7 mm Kuat

3 70% 13,1

mm

15,7

mm

15 mm 14,6 mm Kuat

4 Kontrol + 26,6

mm

26,6

mm

26,6

mm

26,6 mm Sangat

Kuat

5 Kontrol - 0 0 0 0 Lemah

Sumber : Penelitian

Keterangan :

Kontrol (+) :

Ciprofloxacin

Kontrol (-) : Aquadest

steril

P1 : Perlakuan

P2 : Pengulangan

1

P3 : Pengulangan

2

Dari tabel 4.5. menunjukkan bahwa

perlakuan pada cawan petri dengan

konsentrasi 30%; 45% dan 60%

replikasi sebanyak 3 kali, semuanya

terbentuk zona bening. selain itu,

kontrol positif juga mampu

membunuh pertumbuhan bakteri

dengan adanya zona bening yang

terbentuk disekitar media. sedangkan

untuk kontrol negatif tidak terbentuk

zona bening pada media.

4.7 Uji Aktivitas Daya Bunuh

Sari Murni Bawang Putih

Berdasarkan uji aktivitas

daya unuh sari murni bawang putih

yang dilakukan didapatkan hasil

seperti pada tabel di bawah ini.

Tabel 4.5 Hasil Pengamatan nilai

Konsentrasi Bunuh Minimum

(KBM)

Sari Murni Bawang

Putih (Allium sativum Linn.)

terhadap Bakteri

Escherichia coli (Metode Difusi)

No Konse

ntrasi

Hasil analisa Rata –rata

P1 P2 P3

1 30% 7,9

mm

8 mm 9,1 mm 8,3 mm

2 45% 8,7

mm

8,2 mm 9,9 mm 8,9 mm

3 70% 9,5

mm

9,2 mm 10,3 mm 9,6 mm

4 Kontr

ol +

26,6

mm

26,6

mm

26,6 mm 26,6 mm

5 Kontr

ol -

0 0 0 0

Sumber : Penelitian

Keterangan :

Kontrol (+): Ciprofloxacin

Kontrol (-): Aquadest steril

P1 : Perlakuan

P2 : Pengulangan 1

P3 : Pengulangan 2

Dari tabel 4.6. menunjukkan

bahwa perlakuan pada cawan petri

dengan konsentrasi 30%; 45% dan

60% replikasi sebanyak 3 kali,

semuanya terbentuk zona bening.

selain itu, kontrol positif juga mampu

membunuh pertumbuhan bakteri

dengan adanya zona bening yang

terbentuk disekitar media. sedangkan

untuk kontrol negatif tidak terbentuk

zona bening pada media.

4.8 Analisis Data

Berdasarkan penelitian yang

dilakukan perlu diketahui apakah

Page 110: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

93

perbedaan daya hambat berbagai

konsentrasi dari ekstrak etanol dan

sari murni bawang putih (Allium

sativum Linn) terhadap pertumbuhan

bakteri Escherichia coli tersebut,

maka dilakukan uji statistik Two-

Way Anova, dan diperoleh hasil

perbandingan sebagai berikut:

Tabel 4.6 Hasil Perbandingan

pada uji statistik Two-way anova

N

o

Konsent

rasi

Rata - rata

zona hambat

Sig. Ekstrak

Etan

ol

Sari

Mur

ni

1 30% 11

mm

8,3

mm

0,0

00

2 45% 12,7

mm

8,5

mm

0,0

00

3 60% 14,6

mm

9,6

mm

0,0

00

Dari hasil analisis statistik di

atas, menunjukkan bahwa ekstrak

etanol memiliki zona bening yang

lebih besar dibandingkan dengan sari

murni bawang putih. dengan adanya

p=0,000 (<0,05) yang berarti ada

perbedaan yang bermakna pada

konsentrasi ekstrak etanol dan sari

murni bawang putih (Allium sativum

Linn) dalam menghambat

pertumbuhan bakteri Escherichia

coli. Karena hasil yang didapatkan

bermakna, maka uji dilanjutkan

dengan uji Post Hoc Test.

Page 111: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

94

4.9 Pembahasan

Penelitian ini dilakukan di

laboratorium teknologi steril STIK

Siti Khadijah Palembang pada bulan

Juli - Agustus 2019. Penelitian ini

bertujuan untuk melihat aktivitas

antibakteri yang lebih baik di antara

ekstrak etanol dan sari murni bawang

putih (Allium sativum Linn) dalam

menghambat dan membunuh

pertumbuhan Escherichia coli.

Penelitian ini menggunakan

sampel ekstrak etanol dan sari murni

bawang putih (Allium sativum Linn).

Bawang putih (Allium sativum Linn)

yang digunakan dalam penelitian ini

diperoleh dari Pasar Lemabang Kota

Palembang. Bawang putih yang

didapat kemudian di buat menjadi

simplisia kering seperti yang

dilakukan pada prosedur kerja.

bawang putih yang telah di cuci

bersih dengan air kemudian di

rajang. Menurut Martin (2011),

perajangan simplisia bertujuan agar

semakin kecil partikel maka akan

semakin luas permukaan dan akan

semakin luas pula kontak dengan

lingkungan yang artinya akan

semakin mempercepat proses

penguapan. kemudian simplisia

dikeringkan dengan cahaya matahari

namun secara tidak langsung, bagian

atasnya dilapisi dengan kain

berwarna hitam dikarenakan untuk

menghindari sinar ultraviolet secara

langsung yang ada di dalam sinar

Tabel 4.8 Hasil Uji post hoc test terhadap daerah hambat Escherichia coli

Multiple Comparisons

Dependent Variable: DIAMETER

Bonferroni

(I) KONSENTRASI

(J) KONSENTRASI

Mean Difference

(I-J)

Std. Error Sig. 95% Confidence Interval

Lower Bound

Upper Bound

30% 45% ,50 ,500 1,000 -,89 1,89

60% -1,75* ,500 ,013 -3,14 -,36

45% 30% -,50 ,500 1,000 -1,89 ,89

60% -2,25* ,500 ,002 -3,64 -,86

60% 30% 1,75* ,500 ,013 ,36 3,14

45% 2,25* ,500 ,002 ,86 3,64

Based on observed means.

The error term is Mean Square(Error) = 1,000.

*. The mean difference is significant at the ,05 level.

Pada pengujian tukey post hoc test yang dilakukan untuk menilai kategori

dari variabel konsentrasi yang memiliki perbedaan didapatkan hasil uji yang

menunjukkan perbedaan signifikan. hasil tersebut dapat dilihat pada konsentrasi

45% dengan 60% dan 60% dengan 45% dengan nilai signifikan p=0,002.

Page 112: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

95

matahari karena sinar ultraviolet

adalah katalisator untuk

mempercepat reaksi (Fessenden,

1989). setelah simplisia menjadi

kering kemudian simplisia di

haluskan kembali dengan cara di

cacah lebih kecil ataupun di blender

dengan tujuan memperkecil partikel

agar mempercepat proses ekstraksi

(Endang, dkk, 2014).

Ekstraksi bawang putih

dilakukan menggunakan metode

maserasi, metode maserasi dipilih

karena merupakan salah satu metode

ekstraksi cara dingin dimana metode

ini dilakukan dengan merendam

simplisia di dalam pelarut pada suhu

kamar sehingga kerusakan atau

degradasi metabolit dapat

diminimalisasi (Endang dkk, 2014).

pelarut yang digunakan dalam

metode maserasi yaitu etanol 96%.

Pemilihan etanol 96% adalah karena

titik didih dari etanol adalah 700

sehingga lebih mudah untuk

menurunkan tekanan ke 500, selain

itu etanol lebih mudah menguap

dibandingkan dengan air (Martin,

2011).

Setelah dilakukannya metode

maserasi, maserat yang didapat

kemudian di kentalkan dengan rotary

vacuum evaporator dan water bath.

Dijelaskan oleh Khunaifi (2010)

bahwa pengentalan dengan

menggunakan bantuan rotary

vacuum evaporator akan

menurunkan tekanan uap pelarut,

sehingga pelarut akan menguap di

bawah titik didih normalnya.

Tujuannya adalah agar komponen

fitokimia yang terdapat dalam

ekstrak tidak mengalami kerusakan

akibat pemanasan yang berlebihan.

sedangkan untuk water bath

bertujuan untuk menguapkan sisa

cairan penyari dan diperoleh ekstrak

kental (Sholichah dkk, 2019).

Selanjutnya adalah proses pembuatan

sari murni bawang putih yaitu

dengan cara dihaluskan dan di ambil

sarinya.

Setelah proses ekstraksi

kemudian dilakukannya skrining

fitokimia seperti pada tabel 4.4 dan

tabel 4.5. Menurut Gydian dkk

(2017) di dalam bawang putih

terdapat metabolit sekunder berupa

flavonoid, tanin, saponin, dan

steroid. Berdasarkan dengan

penelitian yang dilakukan, benar

adanya terdapat metabolit sekunder

tersebut. hasil penelitian ini

didukung dengan teori Lingga dan

Rustama (2005) bahwa di dalam

bawang putih terdapat metabolit

sekunder berupa flavonoid, tanin,

saponin, dan steoid yang berperan

sebagai antibakteri. Berdasarkan

teori, hasil dan penelitian terkait,

maka menurut asumsi peneliti di

dalam bawang putih benar adanya

terdapat metabolit sekunder berupa

flavonoid, tanin, saponin, dan

terpenes yang berperan sebagai

antibakteri.

Ekstrak bawang putih dan

sari murni bawang putih dibuat

dalam 3 konsentrasi yaitu 30%, 45%

dan 60% yang dilarutkan

menggunakan aquadest steril. larutan

konsentrasi tersebut digunakan untuk

uji kadar hambat minimum (KHM)

dan uji kadar bunuh minimum

(KBM) bersamaan dengan kontrol

positif yaitu ciprofloxacin yang

berasal dari PT. Indofarma Jakarta

dan kontrol negatif yaitu aqua

destilata. penggunaan ciprofloxacin

dikarenakan ciprofloxacin

Page 113: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

96

merupakan golongan flurokuinolon

yang bersifat bakterisid.

Kadar Hambat Minimum

(KHM) pada ekstrak bawang putih

berdasarkan tabel 4. 3 KHM

terlihat pada konsentrasi 45%,

berdasarkan penelitian terkait yang

dilakukan oleh Irmudita (2008)

menunjukkan bahwa Kadar Hambat

Minimum (KHM) ekstrak etanol

bawang putih dapat menghambat

pertumbuhan bakteri Escherichia

coli pada konsentrasi 50%. Hal ini

dapat dilihat bahwa penelitian yang

dilakukan menghasilkan KHM lebih

baik dibandingkan peneliti terkait.

Sedangkan Kadar Hambat Minimum

(KHM) pada sari murni bawang

putih berdasarkan tabel 4.4 KHM

terlihat pada konsentrasi 45% sari

murni bawang putih dapat

menghambat pertumbuhan bakteri

Escherichia coli.

Kadar Bunuh Minimum

(KBM) pada ekstrak bawang putih

berdasarkan tabel 4.5. dapat dilihat

bahwa besarnya zona bening yang

terbentuk terus menerus meningkat

seiring dengan bertambah besarnya

konsentrasi ekstrak etanol bawang

putih. Zona bening terbesar terdapat

pada konsentrasi 60% yaitu 15,7mm.

sedangkan zona bening terendah

terdapat pada konsentrasi 30% yaitu

8,9mm. semakin tinggi konsentrasi

semakin tinggi pula kandungan zat

aktif didalamnya sehingga aktivitas

antibakterinya akan semakin besar

dan juga sebaliknya semakin rendah

konsentrasi akan semakin sedikit

kandungan zat aktif di dalamnya

sehingga aktivitas antibakteri akan

semakin berkurang (Khairunnisa,

2018). Berdasarkan penelitian yang

dilakukan oleh Periskila (2016),

KBM pada ekstrak bawang putih

pada konsentrasi 10% hanya dapat

menghambat namun belum dapat

membunuh bakteri Escherichia coli.

Namun pada penelitian yang

dilakukan, telah terbentuk zona

bening pada konsentrasi 30%. Hal ini

menunjukkan bahwa ekstrak etanol

bawang putih dapat membunuh

pertumbuhan bakteri Escherichia

coli. Sedangkan pada Kadar Bunuh

Minimum (KBM) sari murni bawang

putih beradasarkan tabel 4.6. zona

bening terbesar terdapat pada

konsentrasi 60% yaitu 10,3mm dan

yang terendah pada konsentrasi 30%

yaitu 7,9mm.

Dari hasil penelitian yang

didapat dilakukan analisa data

menggunakan uji statistik Two-Way

Anova yang hasilnya adalah

pengaruh semua variabel independen

(ekstrak, konsentrasi dan interaksi

ekstrak dengan konsentrasi) secara

bersama-sama terhadap variabel

dependen ( diameter daerah hambat

Escherichia coli) memiliki nilai

signifikansi 0,000 (< 0,05) yang

berarti model valid. Pengaruh ekstrak

terhadap diameter daerah hambat

bakteri Escherichia coli berpengaruh

signifikansi karena memiliki nilai

0,000 (< 0,05). Pengaruh konsnetrasi

terhadap diameter daerah hambat

Escherichia coli memiliki nilai 0,000

(< 0,05). Sedangkan Pengaruh

interaksi ekstrak dan konsentrasi

terhadap diameter daerah hambat

Escherichia coli memiliki nilai 0,000

(< 0,05) sehingga dapat dikatakan

signifikan. R kuadrat menunjukkan

nilai 0,838 dimana mendekati 1 maka

korelasi kuat. Selanjutnya dilakukan

pengujian untuk menilai kategori dari

variabel konsentrasi yang memiliki

perbedaan signifikan dengan Turkey

Page 114: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

97

post hoc. Hasilnya variabel

konsentrasi menunjukkan perbedaan

daya bunuh signifikan yaitu pada

konsentrasi 45% dengan 60% dan

60% dengan 45% dengan nilai

signifikansi p=0,002. (< 0,05).

Dengan melihat fakta hasil

penelitian, dapat disimpulkan ekstrak

etanol dan sari bawang putih dapat

membunuh dan menghambat

pertumbuhan bakteri Escherichia

coli, namun pada penelitian yang

dilakukan ekstrak etanol bawang

putih lebih baik dalam hal

membunuh dan menghambat bakteri

Escherichia coli daripada sari murni

bawang putih. Hal ini membuktikan

bahwa hipotesa yang telah disusun

sebelumnya adalah benar. Namun

aplikasi klinis dari penelitian ini

masih memerlukan penelitian lebih

lanjut agar dapat digunakan sebagai

pengobatan alternatif khususnya di

bidang farmasi.

5. KESIMPULAN DAN

SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang telah

dilakukan untuk melihat aktivitas

antibakteri ekstrak etanol dan sari

murni bawang putih (Allium sativum

Linn) pada bakteri Escherichia coli,

didapatkan kesimpulan sebagai

berikut :

1. Pengaruh ekstrak etanol dan

sari murni bawang putih (Allium

sativum Linn) memiliki

aktivitas antibakteri terhadap

Escherichia coli.

2. Dari hasil penelitian

diketahui bahwa :

a) Konsentrasi Hambat

Minimum (KHM) ekstrak etanol

bawang putih (Allium

sativum Linn) terhadap bakteri

Escherichia coli

yaitu 30%

b) Konsentrasi Hambat

Minimum (KHM) sari murni bawang

putih (Allium sativum Linn)

terhadap bakteri Escherichia coli

yaitu 45%.

c) Konsentrasi Bunuh

Minimum (KBM) ekstrak etanol

bawang putih (Allium

sativum Linn) terhadap bakteri

Escherichia coli yaitu 30%,

45% dan 60%.

d) Konsentrasi Bunuh

Minimum (KBM) sari murni bawang

putih (Allium sativum Linn)

terhadap bakteri Escherichia coli

yaitu 30%, 45% dan 60%.

3. Ekstrak etanol bawang putih

lebih baik dalam menghambat dan

membunuh bakteri

Escherichia coli dibandingkan

dengan sari murni bawang putih.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil yang diperoleh

dari penelitian ini diketahui bahwa

ekstrak etanol dan sari bawang putih

(Allium sativum Linn) mempunyai

aktivitas sebagai antibakteri pada

bakteri Escherichia coli sehingga

disarankan untuk :

1. Dengan adanya penelitian ini

didapatkan hasil bahwa

bawang putih yang selama ini

dianggap masyaratkat sebagai

bahan/bumbu masakan

memiliki ativitas sebagai

antibakteri sehingga di

mohon kepada Prodi S1

Farmasi STIK SITI Khadijah

Palembang untuk dapat

Page 115: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

98

melakukan penyuluhan

kepada masyarakat.

2. Sebagai referensi tentang

manfaat bawang putih

(Allium sativum Linn),

sehingga dapat digunakan

bagi praktek mahasiswa

kesehatan masyarakat.

3. Bagi peneliti selanjutnya

untuk menambah

pengetahuan dan referensi

sehingga nantinya bisa

melakukan penelitian tentang

bawang putih terhadap

bakteri yang belum pernah

diteliti atau dibuat sediaan

formulasi sebagai antibakteri

dari bawang putih.

Page 116: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

99

DAFTAR PUSTAKA

Andriani, 2015. Uji Daya Antibakteri

Bawang Putih (Allium

sativum Linn) Terhadap

Bakteri Staphylococcus

aureus dan Escherichia colli.

Universitas Gadjah Mada.

Yogyakarta.

Arfa, Samudera. 2014. Uji AKtivitas

Antibakteri Ekstrak Bawang

Putih (Allium sativum Linn)

Terhadap Bakteri

Streptococcus mutans.

Lembaga Penelitian dan

Pengabdian Kepada

Masyarakat Universitas

Katolik Prahayangan.

Ayu, F. 2010. Hubungan

Pengetahuan Ibu Tentang

Diare Dengan Perilaku Ibu

Terhadap Penanganan Diare

Pada Anak Didesa Jatisobo

Kecamatan Polokarto

Kabumen Sukoharjo.Fakultas

Ilmu Kesehatan Universitas

Muhammadyah Surakarta.

Betz Cecily L, Sowden Linda A.

2009. Buku saku

keperawatan.Pediatik,

Jakarta, EGC.

Dinkes. 2017. Profil Kesehatan Kota

Palembang Tahun 2017.

Sumatera Selatan.

Palembang.

Fessenden, Ralph J., Fessenden, Joan

S. 1982. Kimia Organik Edisi

ketiga Jilid I. Penerbit

Erlangga. Jakarta.

Gydian, Upa. 2017. Uji Aktivitas

Antibakteri Ekstrak Etanol

Bawang Putih (Allium

sativum Linn)Terhadap

pertumbuhan Bakteri

Salmonella Thypiiriumum

dan Escherichia colli.

Program Studi Pendidikan

Dokter Fakultas Kedokteran

UHO.

Hidayat, Ahmad. 2008. Identifikasi

Senyawa Organosulfur

Terhadap Kasus Diarrhea.

Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan Program

Studi Farmasi UIN Syarif

Hidayatullah. Jakarta.

Harborne, J.B, 1996. Metode

Fitokimia Penuntun Cara

Moderen Menganalisis

Tumbuhan. Diterjemahkan

oleh Kosasih Padmawinata

dan Imam Sudiro Edisi II.

Hal 4-7 : 69-76. ITB.

Bandung

Ibriani. 2013 Uji aktivitas

antimikroba Ekstrak Etanol

Bawang Putih (Allium

sativum Linn) Terhadap

Bakteri Staphylococus aureus

dan Salmonella thypiiriumum

secara in vitro. Fakultas

Kedokteran dan Ilmu

Kesehatan Program Studi

Farmasi UIN Syarif

Hiadayatullah. Jakarta.

Page 117: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

100

Jawetz, E., Melnick, J.L. &

Adelberg, E.A., 2005,

Mikrobiologi Kedokteran,

diterjemahkan oleh

Mudihardi, E., Kuntaman,

Wasito, E. B., Mertaniasih,

N.M., Harsono, S.,

Alimsardjono, L., Edisi XXII

Jawetz, E, Melnick, L.L, Adelburg,

E. A.2008. Mikrobiologi

Kedokteran. Jakarta :

Penerbit Buku Kedokteran

EGC

Jawetz Melnick & Adelbreg. 2013

Mikrobiologi Kedoktteran.

Edisi 25. Jakarta: Salemba

Medika.

Khairunnisa, 2018. Aktivitas

Antibakteri Ekstrak Etanol

Kulit Buah Nanas Terhadap

Bakteri Escherichia coli

Beserta Analisis

Kualitatifnya. Program Studi

S1 Farmasi Stik Siti Khadijah

Palembang.

Khomsah, Mutia. 2018. Uji

Efektivitas Antibakteri

Ekstrak Etanol Daun Gambir

(Uncaria Gambir Roxb)

Terhadap Bakteri Penyebab

Jerawat Propionibacterium

Acnes ATCC27853TM dan

Staphylococcus Epidermis

ATCC 8853TM. Program Studi

S1 Farmasi Stik Siti Khadijah

Palembang.

Martin, A., J. Swarbrick, dan A.

Cammarata. 2011. Farmasi

Fisik:Dasar-dasar Farmasi

fisik dalam ilmu Farmasetika

Edisi ketiga. Jakarta. UI

Press.

Mikaili, Abdul. 2013. Uji Aktivitas

Antibakteri Ekstra Bawang

Putih (Allium sativum Linn)

Pada Terhadap Bakteri

Eschericia coli. Jurusan

Biologi Fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Semarang.

Microbesinfo. 2014. Definition,

Classification, Morphology

And Cultural Characteristics

Of Shigella. Microbiology

And Infectious Diseases.

Diakses Jumat, 15 Maret

2019

(http://microbesinfo.com/2014

/09/definition-classification-

morphology-and-cultural-

characteristics-of-shigella/).

Nur Atikah. 2015. Uji Aktivitas

Antibakteri Ekstrak Etanol

Dan Heksana Bawang Putih

(Allium sativum Linn)

Terhadap Bakteri Eschericia

coli dan Staphylococcus

aureus. Fakultas

Teknobiologi, Universitas

Atma Jaya Yogyakarta

Oksfriani. 2018. Uji Sensitivitas

Antibiotik Terhadap Bakteri

Escherichia colli Penyebab

Diare Balita Di Kota

Page 118: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

101

Manado. Program Studi Ilmu

Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Sam

Ratulangi. Manado.

Periskila, Dina K. 2016. Uji aktivitas

antibakteri dari ekstrak

bawang putih lanang (Allium

sativum) terhadap

pertumbuhan bakteri

Escherichia coli dan

Staphylococcus aureus.

Program Studi Biologi

Universitas Sanata Dharma.

Yogyakarta.

Puspitasari, Anggun. 2018. Uji

Aktivitas Antibakteri Ekstrak

Biji Alpukat (Persea

american MIL) Terhadap

Penyebab Diare Esherichia

coli dan Bacillus cereus.

Program Studi S1 Farmasi

Stik Siti Khadijah

Palembang.

Rahmawati. 2012. Klasifikasi dan

Manfaat Bawang Putih

(Allium sativum

Linn).Fakultas Ilmu

Kesehatan Universitas

Muhammadyah Surakarta.

Saputra, Hari. 2016. Uji Efektivitas

Ekstrak Bawang Putih

(Allium sativum Linn)

Sebagai Antibakteri

Terhadap Vibrio Cholerae

dan Staphylococcus Aureus

Secara In Vitro Dengan

Metode Difusi Cakram.

Program Studi

Sujudi, 2002. Mikrobiologi

Kedokteran. Jakarta : Universitas

Indonesia.

Suma SA. 2014. Faktor –Faktor

Yang Berhubungan Dengan

Kejadian Diare Akut Pada

Balita Diwilayah Kerja

Puskesmas Bulango Utara

Kecamatan Bulango Utara

Kabupaten Bone Bolango

Tahun 2013.Fakultas Ilmu

Kesehatan dan Keolahragaan.

Universitas Negeri

Gorontalo..

Umar, Zein, Khalid, dkk. 2017.

Diare Akut Disebabkan

Bakteri. Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara.

WHO. 2016. Dysenterie

(Shigellosis). Diakses Selasa,

18 Maret 2019.

(http://www.who.int/selection

_medicines)

Wijaya Ariyani Ayu. 2010. Evaluasi

Penggunaan Antibitika Untuk

Penyakit Diare Pada Pasien

Rawat Inap di Rumah Sakit

Umum Daerah Kabupaten

Karanganyar Tahun 2009.

Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah

Surakarta.

Page 119: UJI AKTIVITAS ANTIBAKTERI EKSTRAK ETANOL DAN ...repository.stik-sitikhadijah.ac.id/494/1/51502021.pdfsedangkan pada uji difusi cakram diperoleh kadar bunuh pada konsentrasi 30% dengan

102

102