Uji Stabilitas Tablet Hisap

download Uji Stabilitas Tablet Hisap

of 9

Transcript of Uji Stabilitas Tablet Hisap

  • 1

    Presentasi Oral pada POKJANAS TOI 2012, Jawa Barat

    UJI STABILITAS FISIK DAN ANTISEPTIK TERHADAP TABLET HISAP

    EKSTRAK KERING DAUN SOSOR BEBEK (Kalanchoe pinnata Pers.)

    Kartiningsih, Anastasia Aty Jayantie Sudarno, Novi Yantih

    Fakultas Farmasi, Universitas Pancasila, Jakarta, Indonesia

    Email : [email protected]

    Abstrak

    Ekstrak etanol daun sosor bebek (Kalanchoe pinnata) pada penelitian sebelumnya

    memiliki aktivitas antiseptik 4 kali lebih tinggi dari ekstrak air terhadap bakteri

    Streptococcus mutans. Tablet hisap dari ekstrak etanol kering daun sosor bebek telah

    dibuat sebagai tablet antiseptik mulut. Ekstrak kental etanol daun sosor bebek

    dikeringkan dengan metode pengeringan beku menggunakan maltodekstrin 10%.

    Serbuk kering daun sosor bebek diformulasi menjadi tablet hisap dengan metode

    granulasi basah menggunakan PVP sebagai pengikat dengan konsentrasi 5% (formula I)

    dan 7,5% (formula II), serta penambahan essence lemon 0,4 % dan sunset yellow

    0,03%. Formula terbaik diperoleh pada penggunaan PVP 5% dengan karakteristik tablet

    berwarna putih sedikit kecoklatan, rasa manis sedikit asam, bau lemon, keseragaman

    bobot 2,5098 g, keseragaman ukuran dengan diameter 22,90 mm dan tebal 6,64 mm,

    friabilitas 0,4091%, kekerasan tablet 11,750 kg/cm2, dan waktu hancur 15.43 menit,

    serta DDH tablet hisap ekstrak kering daun sosor bebek sebesar 0,78 cm. Berdasarkan

    uji statistik terhadap stabilitas kekerasan dan waktu hancur tablet yang menggunakan

    metode ANVA 2 arah didapat hasil bahwa tidak ada perbedaan bermakna kekerasan dan

    waktu hancur formula I maupun formula II yang disimpan pada suhu kamar dan suhu

    40C selama 0 bulan dengan 1, 2, dan 3 bulan ((sign) > 0,05).

    Kata kunci : Kalanchoe pinnata, antiseptik, pengeringan beku, granulasi basah, tablet

    hisap

    Pendahuluan

    Kalanchoe pinnata, Pers. adalah salah

    satu tanaman hias yang diketahui

    mengandung saponin yang beraktivitas

    sebagai antiseptik [1]. Pada penelitian

    sebelumnya diketahui ekstrak etanol daun

    sosor bebek memiliki daya antiseptik

    terhadap Streptococcus mutans empat kali

    lebih besar dari ekstrak airnya [2].

    Serbuk ekstrak etanol daun sosor bebek

    dengan maltodextrin 10% diketahui

    pada konsentrasi 520 mg/mL memiliki

    kemampuan menghambat Streptococcus

    mutans 4 kali lebih besar dari povidon

    iodin yang diketahui sebagai antiseptik

    [3], sehingga hasil tersebut dijadikan

    dosis untuk tablet hisap ekstrak kering

    daun sosor bebek. Teknik pengeringan

    ekstrak yang dipilih adalah dengan

    metode freeze drying, karena metode

    ini menunjukkan hasil serbuk dengan

    karakteristik lebih baik dibandingkan

    dengan metode spray drying maupun

    metode penambahan adsorben [3].

  • 2

    Presentasi Oral pada POKJANAS TOI 2012, Jawa Barat

    Kartiningsih (2010) melaporkan tablet

    hisap dengan metode granulasi basah

    menggunakan pengikat PVP 5 dan 7,5%

    memberikan mutu fisik tablet yang

    memenuhi syarat FI IV[3], sehingga pada

    penelitian ini diuji stabilitas agar

    diketahui stabilitas fisik produk

    pada penyimpanan suhu kamar dan

    40C. Disamping itu, tablet juga diuji

    aktivitas antiseptiknya terhadap bakteri

    Streptococcus mutans melalui metode

    difusi agar.

    Metodologi

    Bahan

    Daun sosor bebek, maltodekstrin

    (PT. Pafa Mandiri Sakti), manitol, PEG

    6000, polivinil pirolidon (PVP), etanol

    96%, essence lemon, sunset yellow, air

    suling, kaldu pepton, darah domba,

    muller hinton agar, nutrient agar, suspensi

    bakteri Streptococcus mutans.

    Alat

    Timbangan analitik (AND tipe GR-200);

    Alat gelas dan alat-alat volumetrik

    (Pyrex); Stopwach; Alat pengering beku

    (LABCONCO); Desikator; Rotavapor;

    Mortir dan stamfer; Oven (Memmert);

    Pengayak no. 12 mesh; Pengayak no. 16

    mesh; Mesin cetak tablet (RIMEX Mini

    Press II); Jangka sorong (Tricle Brand

    0,095); Alat pengukur sudut diam dan

    kecepatan alir (LES-Autonics); Alat uji

    kompresibilitas (Bulk Density Tester

    Omron H3CR); Alat uji waktu hancur

    (Guoming BJ-2); Alat uji kekerasan tablet

    (Hardness Tester Stokes Monsato); Alat

    pengayakan bertingkat (Sieve Shaker

    BBS Product, BCL-601); Alat uji

    kerenyahan tablet Friabilator-Roche

    (Erweka, tipe TA/TAD), cawan petri

    steril, erlenmeyer steril, pipet volume

    steril, tabung reaksi steril, kertas cakram,

    autoklaf, dan sengkelit.

    Metode

    Tablet hisap dengan metode granulasi

    basah

    Bahan aktif yaitu ekstrak kering daun

    sosor bebek. Bahan tambahan (eksipien)

    antara lain: manitol sebagai pengisi dan

    pemanis, PEG 6000 sebagai glidan,

    polivinil pirolidon (PVP) sebagai

    pengikat, essence lemon dan sunset

    yellow sebagai flavouring agent. Tablet

    hisap diformulasi dalam 2 formula

    dengan bobot 2,5 g (Tabel 1).

    Tabel 1. Formula Tablet Hisap

    Formula

    Bahan

    Bobot (g) pada

    I II

    Ekstrak kering sosor bebek 0,520 0,520

    PVP 0,130 0,188

    PEG 6000 0,124 0,124

    Essence lemon 0,010 0,010

    Sunset yellow 0,001 0,001

    Manitol (sampai) 2,50 2,50

    PVP sebagai pengikat dilarutkan dalam

    etanol 96%, kemudian tambahkan sunset

    yellow. Serbuk ekstrak daun sosor bebek

  • 3

    Presentasi Oral pada POKJANAS TOI 2012, Jawa Barat

    ditambah manitol, kemudian ditambah

    (ditetesi) larutan pengikat yang sudah

    dicampur sunset yellow sampai terbentuk

    massa granul yang kompak.

    Massa granul yang diperoleh kemudian

    diayak menggunakan pengayak mesh 12,

    setelah itu dikeringkan dalam oven

    selama 30 menit pada suhu 40C. Granul

    yang didapat diayak kembali dengan

    menggunakan pengayak no 16. Massa

    granul dievaluasi sifat alir, distribusi

    ukuran partikel, kompresibilitas, dan

    kadar lembab. Selanjutnya, ditambahkan

    essence lemon dan PEG 6000 dicampur

    homogen. Massa granul dicetak menjadi

    tablet hisap [4,5].

    Uji stabilitas tablet

    Tablet hisap ekstrak kering daun sosor

    bebek diuji stabilitasnya dengan cara

    disimpan selama 3 bulan pada suhu

    kamar dan suhu 40C. Selama

    penyimpanan dievaluasi mutu fisik tablet

    dan aktivitas antiseptiknya. Uji mutu fisik

    meliputi uji organoleptik, keseragaman

    bobot, keseragaman ukuran, kekerasan,

    kerenyahan, dan waktu hancur.

    Evaluasi tablet hisap

    Uji organoleptik

    Uji organoleptik meliputi warna, bau, dan

    rasa.

    Uji keseragaman ukuran

    Sebanyak 20 buah diambil secara acak

    tablet hisap, diukur diameter dan tebalnya

    dengan menggunakan jangka sorong.

    Uji keseragaman bobot

    Sebanyak 20 tablet ditimbang, lalu

    dihitung bobot rata-rata tiap tablet hisap.

    Uji friabilitas

    Sebanyak 20 tablet ditimbang yang

    diambil secara acak dan dibersihkan dari

    debu. Kemudian letakan dalam alat

    friabilator, nyalakan, jalankan selama 4

    menit (kecepatan: 25 putaran/menit).

    Tablet hisap yang telah diuji dibersihkan

    kemudian ditimbang ulang. Syarat:

  • 4

    Presentasi Oral pada POKJANAS TOI 2012, Jawa Barat

    Uji aktivitas antiseptik

    Kertas cakram dijenuhkan dengan larutan

    uji, dan letakkan di atas media agar yang

    telah dilapisi bakteri uji dan diinkubasi

    pada suhu 37C selama 24-48 jam. Zona

    bening disekitar larutan uji menunjukkan

    adanya aktivitas antiseptik dari larutan

    uji. Kemudian diameter daya hambat

    tablet hisap tersebut diukur dan

    dibandingkan dengan diameter daya

    hambat (DDH) dari ekstrak kering daun

    sosor bebek.

    Hasil dan Bahasan

    Evaluasi Organoleptik

    `Hasil evaluasi pemeriksaan

    organoleptik tablet hisap ekstrak daun

    sosor bebek formula I dan formula II

    terhadap batch 1, 2, dan 3 untuk warna

    dan rasa tidak mengalami perubahan baik

    tablet yang disimpan pada suhu kamar

    (27C) maupun pada suhu 40C selama 3

    bulan. Namun, pada aroma lemon terjadi

    perubahan. Pada suhu 40C aroma lemon

    mengalami penurunan yang cepat. Pada

    formula II baik batch 1, 2, dan 3 suhu

    40C di bulan ke-3 sudah tidak memiliki

    aroma lemon. Hal ini disebabkan aroma

    lemon menguap pada suhu 40C.

    Stabilitas dari essence lemon, yaitu

    essence lemon tidak boleh disimpan pada

    suhu >25C. Rasa yang manis dan sensasi

    dingin di mulut karena adanya manitol

    sebagai pengisi dan pemanis. Rasa sedikit

    asam disebabkan dari serbuk kering sosor

    bebek yang disebabkan oleh kandungan

    asam organik di dalam ekstrak daun sosor

    bebek, seperti asam kafeoat dan asam

    askorbat, sementara pada formula II tablet

    hisap yang dihasilkan sedikit pahit karena

    konsentrasi PVP yang semakin tinggi,

    dimana rumus struktur PVP mengandung

    gugus amin yang dapat memberikan rasa

    pahit tersebut [5]. Berdasarkan uji

    stabilitas organoleptik tablet hisap ekstrak

    daun sosor bebek, baik formula I maupun

    formula II terhadap batch 1, 2, dan 3

    stabil untuk warna dan rasa, tetapi tidak

    stabil untuk aroma lemon.

    Evaluasi Keseragaman Bobot Tablet

    Hasil evaluasi keseragaman bobot

    tablet hisap ekstrak daun sosor bebek

    formula I maupun formula II terhadap

    batch 1, 2, dan 3 memenuhi syarat yaitu

    bobot tablet tidak ada yang menyimpang

    lebih dari kolom A (5%) dan kolom B

    (10%) dari bobot rata-rata masing-masing

    formula tablet [6]. Hal ini disebabkan

    oleh sifat alir dari granul yang sangat

    baik. Bila proses pengisian die baik dan

    partikel mengalir secara kontinyu dan

    seragam dari hopper ke die, maka

    koefisien variasinya semakin kecil.

    Distribusi ukuran partikel yang seragam

    dan berbentuk sferis akan menghasilkan

    tablet yang kompak dengan variasi bobot

    yang relatif kecil.

  • 5

    Presentasi Oral pada POKJANAS TOI 2012, Jawa Barat

    Untuk uji stabilitas keseragaman

    bobot tablet hisap ekstrak daun sosor

    bebek baik formula I maupun formula II

    terhadap batch 1, 2, dan 3 diperoleh

    keseragaman bobot yang stabil selama

    penyimpanan 3 bulan pada suhu kamar

    (27C) dan suhu 40C. Kestabilan

    keseragaman bobot dapat dilihat dari

    setiap bobot tablet hisap tidak mengalami

    penyusutan atau kenaikan setiap bulan.

    Hal ini disebabkan pengikat PVP dapat

    memberikan kohesi yang cukup pada

    serbuk sehingga memberi ikatan untuk

    membentuk granul yang di bawah

    pengempaan akan membentuk suatu

    massa kohesif atau kompak.

    Evaluasi Keseragaman Ukuran Tablet

    Hasil evaluasi keseragaman

    ukuran tablet hisap ekstrak daun sosor

    bebek baik formula I maupun formula II

    terhadap batch 1, 2, dan 3 memenuhi

    persyaratan. Syarat dari keseragaman

    ukuran tablet konvensional, yaitu

    diameter tidak lebih dari 3 kali dan tidak

    kurang dari 1 1/3 tebal tablet [6].

    Untuk uji stabilitas keseragaman

    ukuran dari tablet formula I maupun

    formula II terhadap batch 1, 2, dan 3

    diperoleh hasil yang stabil karena tidak

    mengalami perubahan baik tablet yang

    disimpan pada suhu kamar (27C)

    maupun yang disimpan pada suhu 40C

    selama 3 bulan. Kestabilan keseragaman

    ukuran dapat dilihat dari setiap diameter

    dan tebal tablet hisap tidak mengalami

    penyusutan atau kenaikan setiap

    bulan. Hal ini disebabkan peningkatan

    konsentrasi PVP sebagai pengikat,

    sehingga variasi keseragaman ukurannya

    semakin kecil. Variasi ini berhubungan

    dengan distribusi ukuran partikel massa

    cetak, dengan meningkatnya konsentrasi

    PVP sebagai pengikat akan membentuk

    massa yang kompak sehingga fines

    berkurang.

    Evaluasi Kekerasan Tablet

    Hasil evaluasi kekerasan tablet

    hisap ekstrak daun sosor bebek baik

    formula I maupun formula II terhadap

    batch 1, 2, dan 3 memenuhi persyaratan.

    Syarat dari kekerasan tablet hisap

    yaitu 10-20 kg/cm2. Hasil evaluasi

    menunjukkan dengan adanya peningkatan

    konsentrasi PVP sebagai pengikat basah,

    terjadi ikatan yang kuat antar partikel

    untuk membentuk granul yang kompak,

    sehingga tablet hisap yang dihasilkan

    memiliki kekerasan yang semakin besar.

    Untuk uji stabilitas kekerasan dari

    tablet formula I maupun formula II

    terhadap batch 1, 2, dan 3 diperoleh hasil

    yang stabil karena tidak mengalami

    perubahan baik tablet yang disimpan pada

    suhu kamar (27C) maupun yang

    disimpan pada suhu 40C selama 3 bulan.

    Kestabilan kekerasan tablet hisap dapat

    dilihat dari setiap kekerasan tablet hisap

    tidak mengalami kerapuhan atau

  • 6

    Presentasi Oral pada POKJANAS TOI 2012, Jawa Barat

    peningkatan kekerasan. Hal ini

    dipengaruhi oleh pengikat PVP yang

    memberikan ikatan yang kuat antar

    partikel untuk membentuk granul yang

    memiliki kadar lembab 0,75-2%.

    Uji stabilitas kekerasan tablet hisap

    juga dilakukan analisa secara statistik

    melalui metode ANVA 2 arah untuk

    membuktikan bahwa formula I maupun

    formula II terhadap batch 1, 2, dan 3

    stabil dalam penyimpanan selama 3 bulan

    pada suhu kamar (27C) dan suhu 40C.

    Berdasarkan hasil analisis statistik

    tersebut, diketahui bahwa tidak ada

    perbedaan bermakna kekerasan antara

    formula I yang disimpan pada suhu kamar

    selama 0 bulan dengan 1, 2, dan 3 bulan,

    antara formula I pada suhu 40C selama

    0 bulan dengan 1, 2,dan 3 bulan, antara

    formula II yang disimpan pada suhu

    kamar selama 0 bulan dengan 1, 2, dan 3

    bulan, antara formula II pada suhu 40C

    selama 0 bulan dengan 1, 2, dan 3 bulan.

    Evaluasi Friabilitas Tablet

    Hasil evaluasi kerenyahan tablet hisap

    ekstrak daun sosor bebek baik formula I

    maupun formula II terhadap batch 1, 2,

    dan 3 memenuhi persyaratan. Syarat dari

    kerenyahan tablet hisap yaitu

  • 7

    Presentasi Oral pada POKJANAS TOI 2012, Jawa Barat

    sehingga menghasilkan tablet dengan

    kerenyahan yang rendah, kekerasannya

    meningkat dan waktu hancurnya menjadi

    lebih lama. Untuk uji stabilitas waktu

    hancur dari tablet formula I dan formula

    II terhadap batch 1, 2,dan 3 diperoleh

    hasil yang stabil karena tidak mengalami

    perubahan baik tablet yang disimpan pada

    suhu kamar (27C) maupun yang

    disimpan pada suhu 40C selama 3 bulan.

    Waktu hancur untuk formula I tetap

    sekitar 15 menit dan formula II tetap

    sekitar 25 menit selama 3 bulan.

    Uji stabilitas waktu hancur tablet

    hisap juga dilakukan analisa secara

    statistik melalui ANVA 2 arah untuk

    membuktikan bahwa formula I maupun

    formula II terhadap batch 1, 2, dan 3

    stabil dalam penyimpanan selama 3 bulan

    pada suhu kamar (27C) dan suhu 40C.

    Berdasarkan hasil analisis statistik

    tersebut, diketahui bahwa tidak ada

    perbedaan bermakna waktu hancur antara

    formula I yang disimpan pada suhu kamar

    selama 0 bulan dengan 1, 2, dan 3 bulan,

    antara formula I pada suhu 40C selama 0

    bulan dengan 1, 2,dan 3 bulan, antara

    formula II yang disimpan pada suhu

    kamar selama 0 bulan dengan 1, 2, dan 3

    bulan, antara formula II pada suhu 40C

    selama 0 bulan dengan 1, 2,dan 3 bulan.

    Tabel 2. Hasil evaluasi stabilitas tablet hisap formula I

    Evaluasi tablet

    Bulan ke- 0

    Suhu kamar Suhu 40C

    1 2 3 1 2 3

    Pemeriksaan

    Organoleptik

    -Warna

    -Bau lemon

    -Rasa

    Putih,

    sedikit

    kecoklatan

    Sangat

    kuat

    Manis,

    sedikit

    asam

    Putih,

    sedikit

    kecoklatan

    Sangat

    kuat

    Manis,

    sedikit

    asam

    Putih,

    sedikit

    kecoklatan

    Kuat

    Manis,

    sedikit

    asam

    Putih

    sedikit

    kecoklatan

    Cukup

    kuat

    Manis,

    sedikit

    asam

    Putih,

    sedikit

    kecoklatan

    Kuat

    Manis,

    sedikit

    asam

    Putih,

    sedikit

    kecoklatan

    Cukup

    kuat

    Manis,

    sedikit

    asam

    Putih

    sedikit

    kecoklatan

    Tidak

    berbau

    Manis,

    sedikit

    asam

    Keseragaman

    Bobot (g) 2,5098 2,5165 2,5152 2,5207 2,5083 2,5043 2,5094

    Keseragaman

    Ukuran (mm)

    -Diameter

    -Tebal

    22,90

    6,64

    22,80

    6,63

    22,90

    6,79

    22,90

    6,75

    22,90

    6,65

    22,90

    6,79

    22,80

    6,75

    Kekerasan

    (kg/cm) 11,750 11.600 11,575 11,575 11,575 11,575 11,525

    Friabilitas (%) 0,4091 0,4172 0,4193 0,4194 0,4154 0,4160 0,4169

    Waktu hancur

    (menit) 15.43 15.45 15.40 15.32 15.48 15.44 15.35

  • 8

    Presentasi Oral pada POKJANAS TOI 2012, Jawa Barat

    Tabel 3. Hasil DDH Tablet hisap

    Sampel Konsentrasi 208 mg/mL

    Tablet hisap Serbuk ekstrak

    DDH (cm)

    0,800 0,752

    0,780 0,760

    0,758 0,788

    Rata-rata 0,779 0,767

    Aktivitas Antiseptik Tablet

    Pada penelitian sebelumnya telah

    dilakukan uji aktivitas tablet hisap ekstrak

    eatanol daun sosor bebek terhadap

    Streptococcus mutans dengan povidon

    iodine sebagai pembanding yang

    menunjukkan bahwa tablet memiliki

    kemampuan daya antiseptik [3]. Pada

    penelitian ini, tablet hisap diuji kembali

    daya hambatnya untuk mengetahui

    pengaruh dari formulasi setelah disimpan

    selama 3 bulan terhadap daya hambat

    ekstrak sosor bebek dengan Streptococcus

    mutans. Hal ini dilakukan dengan

    membandingkan DDH tablet hisap dengan

    DDH serbuk ekstrak daun sosor bebek hasil

    pengeringan beku. Hasil menunjukkan

    bahwa penambahan eksipien, metode

    pencetakan tablet, dan penyimpanan selama

    3 bulan tidak mempengaruhi daya hambat

    dari tablet hisap ekstrak kering daun sosor

    bebek terhadap Streptococcus mutans. Hal

    tersebut dapat dilihat dari hasil uji T yang

    menunjukkan tidak ada perbedaan nyata

    antara DDH tablet hisap dan serbuk ekstrak

    dengan nilai Pvalue = 0,48.

    Simpulan

    Formula tablet hisap dengan PVP 5%

    (formula I) merupakan formula yang

    stabil dengan bobot 2,5098 g, diameter

    22,90 mm dan tebal 6,64 mm, friabilitas

    0,4091%, kekerasan tablet 11,750 kg/cm2,

    dan waktu hancur 15.43 menit, serta

    aktivitas antiseptik terhadap Streptococcus

    mutans yang tidak berbeda nyata dengan

    ekstrak daun sosor bebek.

    Daftar Pustaka

    1. Yantih N, Lisia M., Kartiningsih, 2011,

    Isolasi dan karakterisasi golongan

    senyawa antiseptik dari ekstrak etanol

    daun sosor bebek, Kongres IAI XIX dan

    Rakernas 2011 IAI, Manado, 28-29

    Oktober 2011, Indonesia.

    2. Firdaus, Kartiningsih, and Yantih N,

    2010, Minimum inhibitory

    concentration (MIC) of powder ethanol

    extract of kalanchoe pinnata against

    streptococcus mutans, The 3th

    International Conference on

    Mathematics and Natural Science 2010,

  • 9

    Presentasi Oral pada POKJANAS TOI 2012, Jawa Barat

    November 23-25, Institut Teknologi

    Bandung, Bandung, West Java

    Province, Indonesia.

    3. Kartiningsih, Lusiana A, Yantih N,

    Firdaus, 2011, Flavouring agent

    optimation of kalanchoe pinnata, pers.

    crude extract lozenges, The 2nd

    International Conference on Pharmacy

    and Advanced Pharmaceutical Sciences

    2011, Yogyakarta, Indonesia.

    4. Augsburger LL, Hoag SW, 2008,

    Pharmaceutical dosage form: tablets,

    3rd

    ed, new York: Informa healthcare,

    p.261-294(1): 364-365(3).

    5. Aulton M.E., 2007, Pharmaceutics: the

    science of dosage form design, New

    York: Churchill Livingstone, p. 390-

    395.

    6. Departemen Kesehatan Republik

    Indonesia, 1979, Farmakope Indonesia,

    Edisi III, Jakarta: Direktorat Jendral

    Pengawasan Obat dan Makanan,

    h.6-7,506.