ULUMUL HADIS

42
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah SWT mengutus para nabi dan rasul kepada umat manusia untuk memberi petunjuk kepada jalan yang benar agar mereka selamat didunia dan akhirat. Rasulullah SAW lahir kedunia dengan membawa risalah islam, petunjuk yang benar, hukum syara’ yaitu al qur’an dan hadits. Tidak semua ayat al qur’an dapat dipahami oleh manusia, al qur’an menekankan bahwa rasulallah memiliki tugas untuk menjelaskan maksud dan isi dari al qur’an. Al quran dan hadits mempunyai hubungan yang sangat erat dimana keduanya tidak dapat dipisahkan. Hadits merupakan sumber ajaran islam yang kedua setelah al qur’an. Hadits merupakan bayan atau penjelas terhadap ayat- ayat al qur’an karena dalam al qur’an tidak dijelaskan bagaimana cara seseorang mendirikan sholat,rakaat shalat,apa yang harus dibaca dalam sholat dan apa saja syarat dan rukunnya.akan tetapi 1

description

Makalah Mata Kuliah Al Hadits pada Prodi PAI Semester 1

Transcript of ULUMUL HADIS

Page 1: ULUMUL HADIS

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Allah SWT mengutus para nabi dan rasul kepada umat manusia untuk

memberi petunjuk kepada jalan yang benar agar mereka selamat didunia dan

akhirat. Rasulullah SAW lahir kedunia dengan membawa risalah islam,

petunjuk yang benar, hukum syara’ yaitu al qur’an dan hadits.

Tidak semua ayat al qur’an dapat dipahami oleh manusia, al qur’an

menekankan bahwa rasulallah memiliki tugas untuk menjelaskan maksud dan isi

dari al qur’an. Al quran dan hadits mempunyai hubungan yang sangat erat

dimana keduanya tidak dapat dipisahkan. Hadits merupakan sumber ajaran islam

yang kedua setelah al qur’an.

Hadits merupakan bayan atau penjelas terhadap ayat-ayat al qur’an karena

dalam al qur’an tidak dijelaskan bagaimana cara seseorang mendirikan

sholat,rakaat shalat,apa yang harus dibaca dalam sholat dan apa saja syarat dan

rukunnya.akan tetapi dari hadits kita dapat mengetahui tatacara yang telah

disyariatkan.

Jika umat islam mempunyai pengetahuan yang sedikit tentang hadits maka

akan sangat sulit untuk menelaah lebih dalam memahami ayat-ayat al qur’an.

Terkait hal diatas, maka penulis dalam makalah ini mencoba menguraikan

tentang apa fungsi hadits terhadap al qur’an dan bagaiman pendapat para ulama

tentang fungsi hadits terhadap al qur’an.

1

Page 2: ULUMUL HADIS

B.Perumusan Masalah

Agar Lebih Memperjelas Tentang Fungsi Hadits Terhadap Al Qur’an.Maka

Kami Merumuskan Masalah Fungsi Hadits Terhadap Al Qur’an Adalah Sebagai

Berikut:

1. Apa Fungsi Hadits Terhadap Al Qur’an?

2. Apa saja Macam – Macam Bayan Hadits?

3. Apa saja dalil dalil kehujahan hadits?

C.Tujuan Penulisan

1) Untuk Memenuhi Tugas Kelompok Mata Kuliah Ulumul Hadits

2) Untuk Mengetahui Seluk Beluk Fungsi Hadits Terhadap Al Qur’an Dan

Menambah Wawasan Pengetahuan, Khususnya Dalam Bidang Fungsi

Hadits Terhadap Al Qur’an.

2

Page 3: ULUMUL HADIS

BAB II

PEMBAHASAN

A.Fungsi Hadist Terhadap Al Quran

Al qur’an dan al hadist sebagai pedoman hidup,sumber hokum dan ajaran

islam, tidak bisa di pisahkan antara satu dan lainnya.alqur’an sebagai sumber

pertama memuat ajaran-ajaran yang bersifat umum dan global,sedangkan hadist

sebagai sumber ajaran kedua tampil untuk menjelaskan (bayan)keumumam isi

al qur’an tersebut.hal ini sesuai dengan firman allah SWT.dalam al-qur’an surat

an-nahl ayat 44:

... الذكر للناس وانزلنااليك لتبين ...

Artinya :”……dan kami turunkan kepadamu al-qur’an agar kamu

menerangkan kepada umat manusia………..”

Allah SWT menurunkan adz-dzikr,yaitu al-qur’an bagi umat manusia.agar al-

qur’an dapat di pahami oleh manusia,maka allah SWT memerintahkan

rasulullah untuk menjelaskannya.

Hadist sebagai penjelas atau bayan alqur’an itu memiliki bermacam-macam

fungsi.imam malik bin anas menyebutkan lima macam fungsi,yaitu sebagai

bayan at-taqrir,bayan at-tafsir,bayan at-tafsil,bayan atbast,bayan at-

tasyri’.sementara itu, imam syafi’I menyebutkan lima fungsi yaitu:bayan at-

tafsil,bayan at-takhsis,bayan at-ta’yin,bayan at-tasyri’,dan bayan an-nasakh.

Dalam ar-risalah,ia menambahkan dengan bayan al-isyarah.imam ahmad bin

hambal menyebutkan empat fungsi,yaitu:bayan at-ta’kid,bayan at-tafsir,bayan

at-tasyri’,dan bayan at-takhsis.

3

Page 4: ULUMUL HADIS

1.Bayan At-Taqrir

Bayan at-taqrir disebut juga bayan at-ta’kid dan bayan al-isbat.yang di

maksud dngan bayan adalah menetapkan dan memperkuat apa yang telah di

terangkan dalam al-qur’an.fungsi al-hadist dalam halini hanya memperkokoh isi

kandungan al-qur’an sebagai contoh adalah hadist yang di riwayatkan muslim

dari ibnu umar , sebagai berikit:

فطروا فا واذارأيتموه فصوموا اذارأيتموه

Artinya :”apabila kalian melihat(ru’yah)bulan,maka berpuasalah,juga apabila

melihat (ru’yah)itu maka berbukalah.”(HR. muslim).

Hadist ini men-taqrir ayat al-qur’an surat al-bagharahayat 183:

... فليصمه الشهر منكم شهد ...فمن

Artinya :”……maka barangsiapa mempersaksikan pada waktu itu

bulan,hendaklah ia berpuasa……”

(QS.al-bagharah:183)

2.Bayan At-Tafsir

Yang di maksuddengan bayan at-tafsir adalah memberikan perincian dan

penafsiran terhadap ayat-ayat al-qur’an yang masih mujmal,memberikan taqyid

(persyaratan)terhadap ayat-ayat al-qur’an yang masih mutlaq,dan memberikan

taksis(penentuen khusus)terhadap ayat-ayat al-qur’a yang masih umum.oleh

karena iiitulah ,rasulullah SWT melalui hadisnya menafsirkan dan

menjelaskannya seperti disebutkan dalam hadist riwayat bukhori dan muslim

yang berbunyi:

4

Page 5: ULUMUL HADIS

( ومسلم ( البخارى رواه أصلى رأيتمونى صلوا

Artinya :”salatlah sebagaimana engkau melihat aku salat.”(HR.bukhori dan

muslim)

Hadist ini menerengkan tata cara menjalankan shalat ,sebagaiman firman

allah SWT,dalam surat al-bagharah ayat 43:

: البقرة ( الركعين واركعوامع وأتواالزكوة الصلوة )34وأقيموا

Artinya :”dan dirikanlah shalat,tunaikanlah zakat,dan ruku’lah beserta orang-

orang yang ruku’.”

(QS.Al – bagharah:43)

Contoh hadist yang men-taqyid –kan ayat-ayat al-qur’an yang bersifat

mutlaq,adalah sabda rasulullah SWT berikut ini:

الكف مفصل من يده فقطع بشارق اتى

Artinya:”rasulullah SAW didatangi seseorang yang membawa pencuri, maka

beliau memotong tangan pencuri tersebut dari pergelangan tangan.”

Hadist ini men-taqyid ayat al-qur’an surat al-maidah ayat 38:

الله من كسبانكال بما قطعواايديهماجزأ فا والسارقة ....والسارق

Artinya :”laki – laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah

tangan keduanya (sebagai) sebagai pembalasan bagi apa yang mereka

kerjakan dan sebagai siksaan dari allah…….”

QS.Al-maidah:38)

Contoh hadist yang berfungsi men-taksis keumuman ayat-ayat al-qur’an ,

seperti sabda rasulullah SAW.:

تركناه ما نورث االنبياءال شر معا نحن

5

Page 6: ULUMUL HADIS

Artinya :”kami para nabi tidak meninggalkan harta warisan.”

Hadist diatas men-taksis keumuman firman allah SWT surat an-nisa ayat 11:

: ).... النساء أالنثيين حظ مثل للذكر اوالدكم فى الله )11يوصيكم

Artinya :”allah mensyariatkan bagimu tentang(pembagian pusaka untuk) anak

– anakmu.yaitu bagian seorang laki – laki sama dengan bagian dua anak

perempuan.”(QS.A – nisa’ :11)

3.Bayan At-Tasyri’

Yang dimaksud dengan bayan at-tasri’ adalah mewujudkan suatu huk atau

ajaran-ajaran yang tidak di dapati dalam al qur’an. Bayan ini disebut juga

dengan bayan zaid ‘ala al kitab la karim.

Hadist rasulullah SAW dalam segala bentuknya (baik yang qauli, fi’li, maupun

taqrili) berusaha menunjukkan suatu kepastian hokum terhadap berbagai

persoalan yang tidak terdapat dalam al qur’an.

Beliau berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan yang di ajukan oleh para

sahabat atau yang tidak diketahui nya, dengan memberikan bimbingan dan

menjelaskan persoalan nya.

Suatu contoh hadist tentang zakat fitrah, sbb:

: أو تمر من الناسصاعا على رمضان من الفطر زكاة فرض صلعم الله رسول ان

المسلين من انثى او ذكر عبد او حر كل على شعير من صاعا

Artinya: ‘’ Rasulullah SAW telah mewajibkan zakat fitrah kepada umat islam

pada bulan ramadhan 1 sukat(sha’) kurma atau gandum untuk setiap

orang,baik merdeka atau hamba laki-laki atau perempuan’’.

Hadist yang termask bayan at-tasri’ ini, wajib diamalkan sebagaimana hal

nya dengan hadist-hadist lain nya. Ibnu al-qayyin berkata bahwa hadist

rasulullah SAW yang berupa tambahan terhadap al qur’an harus ditaati dan

6

Page 7: ULUMUL HADIS

tidak boleh menolak atau mengingkarinya. Ini bukanlah sikap( rasulullah SAW)

mendahului al qur’an, melainkan semata-mata karena perintahnya.

4. Bayan An-Nasakh

Kata An-nasakh dari segi bahasa memiliki bermacam-macam arti, yaitu:al-

itbal(membatalkan),al-ijalah(menghilangkan),at-tahwil(memindahkan),at-

taqyir(mengubah),para ulama’ mengartikan bayan an-nasakh ini melalui

pendekatan bahasa, sehingga di antara mereka terjadi perbedaan pandapat dalam

men - takrif- kannya.hal ini pun terjadi pada kalangan ulama’ mutaakhirin

dengan ulama’ mutaqadimin.menurut ulama’ mutaqadimin, yang di sebut bayan

an-nasakh ialah adanya dalil syara’ (yang dapat menghapuskan ketentuan yang

sudah ada), karena datangnya kemudian.

Salah satu contoh yang biasa di ajukan oleh para ulama ialah hadist:

ارث لو وصية ال

Artinya :”tidak ada wasiat bagi ahli waris.”

Hadist ini menurut mereka me-nasakh isial-qur’an surat al-baqarah ayat 180:

واالقربين للولدين الوصية خير ترك ان الموت احدكم اذاحضر عليكم كتب

المتقين على حقا باالمعروف

Artinya :”diwajibkan atas kamu,apabila seseorang di antara kamu kedatangan

(tanda-tanda)maut,jika ia meninggalkan harta yang banyak, berwasiatlah untuk

ibu-bapak dan karib kerabat secara ma’ruf.(ini adalah)kewajiban atas orang-

orang yang bertakwa.” (QS.Al-baqarah:180)

7

Page 8: ULUMUL HADIS

B. Rutbah Dan Derajat Hadits(Kedudukannya)

A.rutba al-hadits (as-sunnah) dalam dasar – dasar tasyri’

Sumber – sumber (mashdar - mashdar) perundang –undangan islam, :al –

qur’an dan al – hadits (as – suunnah).

Akan tetapi, walaupun keduadasar ini di pandang pokok hokum, namun

harus di I’tibarkan, bahwa al – qur’an itu, dasar pertama dan al – hadits (as –

sunnah) dasar kedua.

Tegasnya, haruslah dipandang, bahwa rutbah(derajat) al qur’an lebih tinggi

dari rutbah(derajat) al – hadits(as – sunnah).

B.sebab – sebab rutbah al – qur’an lebih tinggi dari al – hadits

Al – qur’an lebih tinggi rytbahnya dari al – hadits , adalah :

1. al –qur’an adalah kitab allah ,

yang diturunkan kepada nabi s.a.w., lafad dan maknanya,yang kita terima

dari nabi dari jalan qath’y(jalan yang di yakinkan bahwa yang diterima itu

memang benar – benar demikian).

Para sahabat telah mengumpulkan al – qur’an dalam mushaf dan

diturunkan kepada umat dalam bentuk aslinya,sehuruf pun tak ada yang

berubah atau hilang.dan mushaf itu telah dipelihara dari masa kemasa.

Sedangkan hadits qauly hanya sedikit sekali yang

mutawatir,kebanyakan hadits (as-sunnah) yang mutawatir mengenai amal

praktek sehari-hari.seperti:shalat lima waktu,bilangan rakaat shalat,puasa

ramadhan, haji.

2. Al – qur’an asal(pokok)dan pangkal bagi as-sunnah.

Segala yang diuraikan as – sunnah, adalah berasal dari al – qur’an.

8

Page 9: ULUMUL HADIS

Hal ini ditunjukan oleh ayat – ayat yang menegaskan bahwa al – qur’an

itu cukup lengkap isinya dan bahwa agama telah di sempurnakan dengan

uraian – uraian yang telah di sebut di dalam al – qur’an.

Allah SWT telah berfurman:

للمسلمين وبشرى ورحمة وهدى شيء لكل تبيان اكتاب عليك ونزلنا

“dan telah kami turunkan kepada engkau al – kitab(al – qur’an) untuk

menegaskan segala sesuatu dan untuk menjadi petunjuk, rahmat,dan

kabar gembira bagi semua orang muslim”.(Q.S.89.S.16:an-nahl).

Memang pengalaman pun sudah menegaskan, bahwa seorang alim ahli

fikir apabila kembali kepada al – qur’an pastilah ia dapat mengambil dalil

dari al – qur’an untuk sesuatu yang diperlukan.

Asy syathibi telah menerangkan bahwa rutbah as – sunnah dibawah rutbah al

– qur’an dangan alasan – alasan dibawah ini:

1. Al – qur’an diterima dengan jalan yakin(maqthu’ bihi),sedangkan as –

sunnah diterima dengan jalan dhan(madhnun bihi) keyakinan kita kepada

sunnah hanyalah secara glogal saja,bukan secara detail.al – quran global

dan detailnya diterima dengan cara meyakinkan.

2. As – sunnah adakalnya menerangkan sesuatu yang diijmalkan

(diringkaskan uraiannya)dalam l – qur’an, dan ada kalanya mendatangkan

yang belum didatamgkan al – qur’an,

Maka jika as – sunnah bersifat penerangan (bayan) atau syara’, tentulah

keadaannya tidak sama dengan derajat pokok (yang diberikan penjelasan).

Nash yang bersifat pokok dipandang asas, nash yang bersifat syara’

dipandang cabang.

3. Karena sunnah sendiri menunjuk kepada demikian.

9

Page 10: ULUMUL HADIS

Diriwayatkan oleh abu daud dan at – turmudhy, bahwa nabi dikala

mengutus mu’adz pergi ke yaman , bertanya: (kepada mu’adz)

“dengan apa engkau memutuskan hokum “? تحكم؟ بما Menjawab mu’adz:

“dengan kitab allah” . الله بكتاب Bertanya nabi:

“Jika enkau tidak mendapat didalamnya? ” تجد لم فان Menjawab mu’adz:

“dengan sunnah rasul allah. ” الله رسول بسنة Bertanya nabi:

“jika engkau tidak dapati didalamnya? ” تجد لم فان Menjawab mu’adz:

“saya berijtihad dengan kekuatan akalku. ” رأيى اجتهد

Para sahabat dimasa rasulullah saw masih hidup mengambil hokum – hokum

islam (syari’at) dari al – qur’anul kariem yang mereka terima dari rasulullah

saw.

Pada waktu itu, kerap kali al – qur’an membawa keterangan - keterangan

yang bersifat mujmal tidak mufashshal,mutlaq tidak muqaiyad.

Perintah shalat al – qur’an membawanya , secara mujmal sekali.tidak

menerangkan bilangan raka’atnya,hai’atnya,dan tidak menerangkan syarat –

syaratnya.

Allah SWT telah menerangkan kedudukan “sunnah” terhadap al – qur’an.

Allah SWT berfirman:

يتفكرون ولعلهم اليهم نزل للناسما لتبين الذكر اليك وانزلنا

10

Page 11: ULUMUL HADIS

“dan telah kami turuhkan kepada engkau adz-dzikr kepada engkau

terangkan kepada manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka dan

supaya mereka suka berfikir,”.(Q.S.44.s.16:An – nahl)

tak dapat diragukan lagi, bahwa al – hadits (as – sunnah) adalah sumber

yang kedua bagi hokum – hokum islam.dialah sumber yang paling banyak

cabangnya, paling lengkap undang – undangnya dan paling lebar lapangannya.

Al – qur’an mengandung kaidah – kaidah amdan hokum – hokum

kully.memang al – qur’an harus bersifat demikian, supaya menjadi kitab undang

– undang yang kekaldan abadi selama kekal kebenarannya.

Maka al – hadits member perhatian penuh untuk msyarahkan kandungan al –

qur’an, mencabangkan hokum – hokum juz – nya dari hokum – hkum kully

yang termateridalam al – qur’an.

Seluruh ulama sepakat menetapkan bahwa:”as – sunnah itulah yang

bertindak menerangkan segala yang dikehendaki al – qur’an,walaupun ada

perbedaan – perbedaan faham antar ulama mujtahidin tentang watas – watas

penerangan al – qur’an.

C.Bayan hadits terhadap al qur’an menurut para ulama.

Mufakat seluruh ulama, baik ulama ahli ra’yi,maupun ulama ahli atsar

menetapkan bahwa:hadits itulah yang bertindak mensyarahkan dan menjelaskan

al – qur’an.

Akan tetapi, para ulama ahlur ra’yi mewataskan penjelasan – penjelasan as –

sunnah yang di perlukan.para ahlul atsar melebarkan penjelasan itu.

Menurut pendapat fuqaha’ ahlur ra’yi, sesuatu titah al – qur’an yang khas

madhlulnya, tidak memerlukan lagi penjelasan as – sunnah.as – sunnah yang

11

Page 12: ULUMUL HADIS

datang mengenahi titah yang khas itu di tolak:dihukum menambah, tidak

diterima kecuali kalau sama kekuatannya dengan ayat itu.

Fuqaha’ ahli atsar berpendapat: bahwa segala hadits yang shahih mengenai

masalah yang telah diterangkan al – qur’an harus di pandang menjelaskan al –

qur’an, mantakhsiskan umum al – qur’an, mengqaidkan mutlaq al = qur’an.

Menurut pendapat ahlur ra’yi , penerangan al – hadits terhadap al – qur’an

terbagi tiga:

1) Bayan taqrier, keterangan yang di datangkan oleh as – sunnah untuk

menambah kokoh apa yang telah diterangkan oleh al – qur’an.

Seperti sabda nabi saw:

وافطروالرؤيته صوموالرؤيته

“berpuasalah kamu setelah melihat bulan dan berbukalah kamu setelah

melihatnya.”

Hadits ini menguatkan firman allah swt

والفرقان الهدى من وبينات للناس هدى القرأن فيه انزل الذي رمضان شهر

“bulan ramadhan yang telah diturnkan didalamnyaal – qur’an untuk

petunjuk bagi manusia, keterangan yang mengandung petunjuk dan

penjelasan – penjelasan yang memisahkan antara yang benar dan yang

salah.”

2) Bayan tafsier. Menerangkan yang kira – kira tidak diketahui(tersembunyi

pengertiannya), seperti:ayat – ayat yang mujmal dan yang musytarak fihi.

Seperti sabda nabi saw:

اصلى رأيتموني كما صلوا

“bersembahyanglah kamu sebagaiman kamu melihat aku

bersembahyang(shalat).”

Di antara contoh – contoh bayan tafsier bagi yang musytarak fihi.

12

Page 13: ULUMUL HADIS

Allah SWT berfirman:

قرؤ ثة ثال بانفسهن يتربصن والمطلقات

“dan para wanita yang di talak menanti dengan diri mereka,tiga quru’.”

Perkataan quru’ berarti suci dan berarti haid sendiri, maka datang hadits

menerangkan,

حيضتان وعدتها ثنتان االمة طالق

“talak budak dua kali dan iddahnya dua haid.”

Perbedaan antar bayan mujmal, bayan musytarak, dengan bayan takhsis

adalah:bayan mujmal berarti menjelaskan tafsir ,tafsil,atau ta’yin.adapun bayan

takhsis suatu penjelasan yang ditinjau dari suatu sudut dan suatu pertentangan

ditinjau dari sudut yang lain.

3) Bayan tabdil,bayan nasakh. Mangganti suatu hukum atau

menasakhkannya.

Manasakhkan al – qur’an dengan al – qur an menurut ulama ahlur ra’yi

di perbolehkan.menasakhkan al – qur’an dengan as – sunnah boleh kalau

as – sunnah itu mutawatir, masyhur, atau mustafidh.

Mengkhususkan umum al – qur’an dengan hadits, tidak diperbolehkan;

kecuali kalau hadits itu mutawatir atau masyhur.

Contoh mendahulukan hadits atas hadist

صدقة اوسق خمسة دون ليسفيما

“tidak ada yang kurang dari lima wasak zakatnya.”

Menurut malik,bahwa bayan al – hadits terbagi atas lima bagian:

1) Bayan taqrir, menetapkan dan mengkokohkan hokum – hokum al –

qur’an,bukan mentaudlihkan,bukan mentaqyidkan mutlaq dan bukan

mentakhsiskan ‘am.seperti:

وافطروالرؤيته لرؤيته صوموا

13

Page 14: ULUMUL HADIS

“berpuasalah kamu setelah melihat bulan dan berbukalah kamu setelah

melihatnya”.

2) Bayan taudlieh (tafsier); menerangkan maksud – maksud ayat,seperti

hadits – hadits yang menerangkan maksud – maksud ayat yang

dipahamkan oleh para sahabat berlainan dengan yang di maksud oleh ayat

itu sendiri.

Seperti:

بعذاب فبشرهم الله سبيل فى ينفقونها وال والفضة الذهب يكزون والذين

اليم

“dan segala mereka yang membendaharakan emas dan perak dan tiada

mereka membelanjakannya pada jalan allah,maka gembirakanlah mereka

dangan adzab yang amat pedih”.(Q.S.34.S.9:At taubah)

Manakala ayat ini diturunkan, para sahaba merasa sangat berat

melaksanakan kandungan ayat.mereka bertanya kepada nabi saw.,maka

nabi menjawab:” allah tidak memfardukan zakat,melainkan supaya baik

harta – hartamu yang sudah kamu zakati”. Mendengar itu umar r a

mengucapkan takbir.

3) Bayan tafsil; menjelaskan mujmal al- quran,sebagai hadits yang

mentafshilkan kemujmalan firman allah swt.:

اقيمواالصلوة

“dirikan olehmu akan sembahyang.”

4) Bayan bashty(tabshit bayan tafsil).; memanjangkan keterangan bagi apa

yang diringkaskan keterangannya oleh al –qur’an.seperti:

خلفوا ثالثة وعلى

14

Page 15: ULUMUL HADIS

“dan atas tiga orang yang tidak mau pergi, yang tinggal di tempat ,tidak

turut pergi kemedan peperangan”.(Q.S.118.S.9:At taubah)

5) Bayan tasyri’; mewujudkan suatu hokum yang tidak tersebut dalam al –

qur’an,seperti:bersandar kepada seorang saksi dan sumpah. Apabila si

muda’i tiada

mempunyai dua orang saksi;dan seperti ridha’ mengharamkan pernikahan

mengingat hadits.:

النسب من يحرم ما الرضعة من يحرم

“haram lantaran ridha’ apa yang haram lantaran nashab.”

As sysfi’I diantara ulama ahli atsar menetapkan, bahwa penjelasan al –

hadits terhadap al – qur’an terbagi lima:

1) Bayan tafsil; menjelaskan ayat – ayat al yang mujmal(yang sangat

ringkas petunjuknya).

2) Bayan takhsis; menentuksn sesuatu dari umum ayat.

3) Bayan ta’yin; menentukan makna yang di maksud dari dua tiga perkara

yang mungkin di maksudkan.

4) Bayan tasydi’; menetapkan suatu hokum yang tidak didapati dalam al

qur’an.seperti: as sunnah mengharamkan keledai kampong(negri).

5) Bayan nasakh; menentukan mana yang di nasikhkan dan mana yang

dimasukkan dari ayat – ayat al – qur’an yang terlihat berlawanan.

Ahmad ibnu hambal dalam sejarah ini sepaham sepaham dengan gurunya as

syafi’i, bahkan lebih keras lagi pendiriannya dalam menentukan garia – garis as

sunah.

Ibnu qaiyim telah menerangkan pendapat ahmad dalam soal ini dalam

kitabnya I’lamul muwaqi’in2),sebagai berikut:

15

Page 16: ULUMUL HADIS

1) Bayan ta’kid (taqrir); dikala as sunnah bersesuaian benar petunjuknya

dengan petunjuk al qur’an, yakni menerangkan apa yang dimaksud dalam

al qur’an.

2) Bayan tafsir; menjelaskan suatu hokum al quran, yakni menjelaskan apa

yang di maksud al qur’an.

3) Bayan tasyri’; mendatangkan suatu hokum yang didiamkan al

qur’an(yang tidak diterangkan hukumnya).

4) Bayan takhsis dan taqyid; mengkhususkan al qur’an dan mengqaidkanya.

Apabila di dapati hadits yang mengkhusukan al qur’an, di khususkanlah

umum itu,baik hadits yang mengkhususkan itu

mutawatir,masyhur,mustafidl ataupun ahad.

C.Fungsi Hadis Terhadap Alquran

Fungsi Hadis Terhadap Alquran Secara Umum Adalah Untuk Menjelaskan

Makna Kandungan Alquran Yang Sangat Dalam Global Atau Li Al Bayan

(Menjelaskan) Sebagaimana Firman Allah Dalam Surah An-Nahl (16) : 44

يتفكرون ولعلهم اليهم للناسمانزل لتبين الذكر اليك انزلنا و

Dan Kami Turunkan Kepadamu Alquran Agar Kamu Menerangkan Kepada

Umat Manusia Apa Yang Telah Diturunkan Kepada Mereka Dan Supaya

Mereka Memikirkan

Secara Garis Besar Ada Empat Makna Fungsi Penjelasan (Bayan) Hadits

Terhadap Al Qur’an, Yaitu Sebagai Berikut:

1. Bayan Taqri

Posisi Hadis Sebagai Penguat (Taqri) Atau Memperkuat Keterangan

Alquran (Ta’kid). Sebagai Ulama Penyebut Bayan Ta’kid Atau Bayan

16

Page 17: ULUMUL HADIS

Taqrir. Artinya Hadis Menjelaskan Apa Yang Sudah Dijelaskan Alquran,

Misalnya Hadis Tentang Sholat, Zakat, Puasa,Dan Haji, Menjelaskan

Ayat-Ayat Alquran Tentang Hal Itu Juga:

على االسالم بني صلعم الله رسول قال قال عنهما الله رضي عمر ابن عن

وايتاء الصالة واقام الله رسول محمدا وان الله اال الاله ان خمسشهادة

رمضان وصوم والحج الزكاة

Dan Ibn Umar Ra.Berkata: Rosulluloh Bersabda: Islam Didirikan Atas

Lima Perkara: Menyaksikan Bahwa Tidak Ada Tuhan Melainkan Allah

Dan Bahwa Muhamad Utusan Allah, Mendirikan Sholat, Menunaikan

Jakat, Haji, Dan Puasa Romadon.(HR.AL-Bukhari)

Hadis Diatas Memperkuat Keterangan Perintah Sholat, Zakat,Dan

Puasa Dalam Alquran Surah AL-Baqorah (2):83 Dan 183 Dan Perintah

Haji Pada Surah Ali’imran (3):97.

2. Bayan Tafsyir

Hadis Sebagai Penjelas (Tafsyir) Terhdap Alquran Dan Fungsi Ini

Lah Yang Terbanyak Pada Umum Nya. Penjelasan Yang Diberikan

Ada 3 Macam, Yaitu Sebagai Berikut

a. Tafshil AL- Mujmal

Hadis Member I Penjelasan Secara Terperinci Pada Ayat-

Ayatalquran Yang Bersifat Global(Tafshil Al-

Mujmal=Memperinci Yang Global), Baikmenyangkut Masalah

Ibadah Maupun Hukum,Sebagai Ulama Menyebut Nya Bayan

Tafshil Atau Bayan Tafsir. Misyalnyaperintah Sholat Beberapa

Ayat Dalam Alquran Hanya Diterangkan Secara Global Dirikan

Lah Sholat Tanpa Disertai Petunjuk Bagaimana Pelaksanaan

Berapa Kali Sehari Semalam, Berapa Rakaat, Kapan Waktu

17

Page 18: ULUMUL HADIS

Nya Rukun-Rukun Ny,Dan Lainsebagai Nya. Perincian Itu Ada

Nya Dalam Hadis Nabi, Misyalnya Sabda Nabi:

أصلى يتمونى رأ كما صلوا

Sholatlah Sebagaimana Engkau Melihat Aku Sholat. ( HR.Al-

Bukhari)

b. Takhshilsh Al-‘Amm

Hadis Menghususkan Ayat-Ayat Alquran Yang Umum, Sebagai

Ulama Menyebut Bayan Takhshish. Misyalnya Ayat-Ayat

Tentang Waris Dalam Surah An-Nisa

نثيين اال حظ مثل للذكر اولدكم في الله يوصيكم

Allah Mensyari’atkan Bagimu Tentang (Bagian Pusaka Untuk)

Anak Anakmu Yaitu: Bagian Seorang Anak Lelaki Sama

Dengan Bagian Dan Orang Perempuan.

Kandungan Yat Diatas Menjelaskan Pembagian Harta

Pusaka Terhadapahli Waris,Baik Anak Laki-Laki, Anak

Perempuan,Satu,Dan Atau Banyak,Orangtua (Bapak Dan Ibu)

Jika Ada Anak Atau Tidak Ada Anak, Jika Ada Saudara Atau

Tidak Ada Dan Seterusnya. Ayat Harta Warisan Ini Bersifat

Umum, Kemudian Dikhususkan (Takhsish) Dengan Hadis Nabi

Yang Pembunuh. Misalnya Sabda Nabi

_ صدقة_ تركنه ما نورث ال االنبياء معاشر نحن

Kami-Kelolmpok Para Nabi- Tidak Meninggalkan Harta

Waris,Apa Ysng Kami Tinggalkan Sebagai Sedekah.

Dan Nabi:

18

Page 19: ULUMUL HADIS

تل القا يرث ال

Pempunuh Tidak Dapat Mewarisi (Harta Pusaka). (HR.At-

Tirmidzi)

c. Taqyid Al-Muthlaq

Hadis Membatasi Kemutlakan Ayat-Ayat Alquran. Artinya

Alquran Keterangan Nya Secara Mutlak, Kemudian Di-

Takhshilsh Dengan Hadis Allah Dalam Surah Al-Maidah (5):38

ايديهما فاقطعوا والسارقة والسارق

Pencuri Lelaki Dan Pencuri Perempuan, Maka Potonglah

Tangan-Tangan Mereka.

Pemotongan Tangan Pencuri Dalam Ayat Di Atas Secara

Mutlak Nama Tangan Tanpa Di Jelaskan Batas Tangan Yang

Harus Dipotong Apakah Daripundak, Sikut, Dan Pergelangan

Tangan. Kata Tangan Mutlak Meliputi Hasta Dari Bahu

Pundak, Lengan, Dan Sampai Telapak Tangan.Kemudian

Pembatasan Itu Baru Dijelaska Dengan Hadis Ketika Seorang

Pencuri Datang Ke Hadapan Nabi Dan Diputuskan Hukuman

Dengan Pemotongan Tangan, Maka Dipotong Pada Pergelangan

Tangan

3. Bayan Naskhi

Hadis Menghapus (Nasakh) Hukum Yang Diterangkan Dalam

Alquran . Misalnya Kewajiban Wasiat Ang Diterangkan Dalam Surah Al-

Baqarah (2): 180

19

Page 20: ULUMUL HADIS

واالقربين لدين للو خيراالوصية ترك ان الموت احدكم اذاحضر عليكم كتب

المتقين على حقا بالمعروف

Di Wajibkan Atas Kamu, Apabila Seseorang Diantara Kamu Kedatangan

(Tanda – Tanda) Maut,Jika Ia Meninggalkan Harta Yang Banyak,

Berwasiat Untuk Ibu, Bapap, Dan Karib Kerabatnya Secara Maruf,(Ini

Adalah) Kewajiban Atas Orang – Orang Yang Bertaqwa.

Ayat Diatas Di Nasakh Dengan Hadits Nabi:

لولرث وصية ولا حقه حق ذي كل اعطى قد الله ان“Sesungguhnya Allah Memberikan Hak Kepada Setiap Yang Mempunyai

Hak Dan Tidak Wasiat Itu Wajib Bagi Waris.(HR.An-Nasa’i)

4. Bayan Tasyri’i

Hadits Menciptakan Hukum Syariat (Tasyri’) Yang Belum Di

Jelaskan Oleh Al Qur’an.Para Ulama Berbeda Pendapat Tentang Fungsi

Sunnah Sebagai Dalil Pada Suatu Hal Yang Tidak Di Sebutkan Dalam Al

Qur’an.Mayoritas Mereka Berpendapat Bahwa Sunnah Berdiri Sendiri

Sebagai Dalil Hukum Dan Yang Lain Berpendapat Bahwa Sunnah

Menetapkan Dalil Yang Terkandung Atau Tersirat Secara Implicit Dalam

Teks Al Qur;An.

Seperti Dalam Surat An Nisa’ (4):29

عن تجرة تكون ان اال باالبطل بينكم اموالكم كلوا تأ ال امنوا الذين يايها

تراضمنكم

Hai Orang-Orang Yang Beriman, Janganlah Kamu Saling Memakai

Harta Sesamamu Dengan Jalan Yang Batil, Kecuali Dengan Jalan

Perniagaan Yang Berlaku Suka Sama Suka Di Antara Kamu. (QS.An-

Nisa’ (4) : 29 )

20

Page 21: ULUMUL HADIS

Untuk Memudahkan Pemahaman, Berikut Ini Di Paparkan Denah

Singkat Fungsi Hadist Terhadap Al- Qur’

FUNGSI HADIST TERHADAP AL- QUR’AN

Gambar Di Atas Menunjukan Adanya Hubungan Antara Al Qur’an Dengan

Hadist Nabi Secara Integral.Hadits Berfungsi Menjelaskan Al Qur’an Dengan

Beberapa Bentuk Penjelasan Yakni Bayan Tafsi Seperti Takhshis Al

21

SUMBER HUKUM ISLAM

AL QUR’AN

Bayan tafsir:takhshis,taqyid,dan tafsil.

Bayan taqrir/ taqyid

Bayan tasyri’

Bayan naskhi’

Hadits nabi

Page 22: ULUMUL HADIS

Amin,Taqyid Al Mutlaq, Dan Tafsil Al Mujmal,Bayan Taqrir, Atau Bayan

Ta’kid,Bayan Naskhi Dan Bayan Tasyri’.

Semua Ulama Mengakui Adanya Hubungan Bayan Sunnah Terhadap Al

Qur’an,Tetapi Berbeda Dalam Istilah Yang Mereka Pergunakan Sebagaimana

Diatas.Misalnya Ahli Ar Ra’yi Berpandapat Penjelasan Sunnah Terhadap Al

Qur’an Terbagi Menjadi Tiga Hal,Yaitubayan Taqrir(Memperkuat),Bayan

Tafsir(Menjelaskan Yang Sulit),Dan Bayan Tabdil Atau Nasakh(Mengganti

Atau Menghapus).

Jelasnya Hubungan Hadits Dan Al Qur’an Sangat Integral Keduanya Tidak

Dapat Dipisahkan Antara Satu Dengan Yang Lainnya,Karena Keduanya

Berdasarkan Wahyu Yang Datang Dari Allah SWT Kepada Nabi Muhammad

SAW Untuk Disampaikan Kepada Umatnya. Hanya Proses Penyampaiannya

Dan Periwayatannya Berbeda.Sunah Mempunyai Peran Yang Utama Yakni

Menjelaskan Al Qur’an Baik Secara Aksplisit Atau Implicit,Sehigga Tidak Ada

Istilah Kontra Antara Satu Dengan Yang Lain.

Kedudukan Sunnah Dalam Islam Sebagai Sumber Hukum.Para Ulama Juga

Berkonsensus Dasar Ihukum Islam Adalah Al Qur’an Dan Sunnah.Segi Urutan

Tingkatan Dasar Islam Ini Sunnah Menjadi Dasar Hukum Islam

(Tasyri’iyyah)Kedua Setelah Al Qur’an.Hal Ini Dapat Di Maklumi Karena

Beberapa Alas An Sebagai Berikut:

a. Fungsi Sunnah Sebagai Penjelas Terhadap Al Qur’an

Sunah Berfungsi Sebagai Penjelas Atau Tambahan Terhadap Al

Qur’an.Tetunya Pihak Penjelas Di Berikan Peringkat Kedua Setelah

Pihak Yang Dijelaskan. Teks Al Qur’an Sebagai Asal,Sedagkan Sunnah

Sebagai Penjelas (Tafsir) Yang Di Bangun Karenanya. Sebagaimana

Firman Allahdalam Surat Al An’am (6):38.

شيء من فىالكتب فرطنا ما

22

Page 23: ULUMUL HADIS

Tidak Ada Sesuatu Yang Kami Tinggalkan Dalam Al Kitab

b. Mayoritas Sunnah Relative Kebenarannya (Zhanniy Ats Tsubut)

Seluruh Umat Islam Juga Telah Berkonsensus Bahwa Al Qur’an

Seluruhnya Diriwayatkan Secara Mutawatir (Para Periwayat Secara

Kolektif Dalam Segala Tingkatan).Maka Ia Member Faidah Absilut

Kebenarannya Qat’i Ats Tsubut Dari Nabi,Kemudian Diantaranya Ada

Yang Mamberi Petunjuk Makna Secara Tegas Dan Pasti(Qath’i Ad

Dilalah) Dan Secara Relative Petunjuknya (Dzanni Ad

Dilalah).Sedangkan Sunnah,Diantaranya Ada Yamh Mutawatir Yang

Memberikan Faidah Qath’i Ats Tsubut, Dan Diantaranya Bahkan Yang

Mayoritas Ahad (Periwayatnya Secara Individual) Memberikan Faidah

Relatif Kebenarannya (Zhanni Ats Tsubut) Bahkan Ia Dari Nabi

Meskipun Secara Umum Dapat Dikatakan Qath’i Ats Tsubut. Kedunya

Memberikandua Faidah Qath’i Dan Zhanni Ad Dilalah .Tentunya Tingkat

Sunnah Yang Sebagian Besar Memberikan Faidah Zhanni Ats Tsubut

Dengandua Petunjuk Tersebut.Jatuh Nomer Dua Setelah Al Qur’an Yang

Berfaidah Qath’i Ats Tsubut Dengan Dua Petunjuk Pula.

D.Dalil Dalil Kehujahan Hadits

Ada Beberapa Dalil Yang Menunjukan Atas Kehujjahan Sunnah Di Jadikan

Sebagai Sumber Hukum Islam Yaitu Sebagai Berikut:

a. Dalil Al Qur’an

Banyak Sekali Ayat – Ayat Al Qur’an Yang Memrintahkan Patut

Kepada Rasuldan Mengikuti Sunnahnya.Perintah Patuh Kepada Rasul

Berarti Perintah Mengikuti Sunnah Sebagai Hujjah,Antara Lain:

1. Konsekuensi Iman Kepada Allah Adalah Taat

Kepadanya,Sebagaimana Firman Allah Dalam Surat Al Imran (3):179.

23

Page 24: ULUMUL HADIS

عظيم اجر فلكم تؤمنواوتتقوا وان له ورسو باالله فامنوا

Karena Itu Berimanlah Kepada Allah Dan Rasul Rasulnya,Dan Jika

Kamu Beriman Dan Bertaqwa,Maka Bagimu Pahala Yang Besar.

2. Perintah Iman Kepada Rasul Disertai Dengan Beriman Kepada

Allah,Sebagaiman Dalam Surat An Nissa’(4):136.

رسوله على نزل الذي والكتب ورسوله باالله أمنوا أمنوا الذين يها يا

قبل من انزل الذي والكتب

Wahai Orang – Orang Yang Beriman , Tetaplah Beriman Kepada

Allah Dan Rasulnya Dan Kepada Kitab Yang Allah Turunkan Kepada

Rasulnya, Serta Kitab Yang Allah Turunkan Sebelumnya.

3. Kewajiban Taat Kepada Rasul Karena Menyambut Perintah Allah,

Sebagaimana Dalam Surat An Nissa’ (4):64.

الله باءذن ليطاع رسوالال من وماارسلنا

Dan Kami Tidak Mengutus Seorang Rasul, Melainkan Untuk Ditaati

Dengan Seizing Allah.Perintah Taat Kepada Rasul Bersama Perintah

Taat Kepada Allah.Sebagaimanran(3):32.

الكفرين يحب ال الله فان تولوا فان والرسول اطيعواالله قل

Katakanlah Taatilah Allah Dan Rasulnya;Jika Kamu Berpaling,Maka

Sesungguhnya Allah Tidak Menyukai Orang – Orang Kafir.

4. Perintah Taat Kepada Rasul Secara Khusus, Sebagaimana Dalam

Surat Al Hasyr.(59):7.

نتهوا فا عنه نهكم وما فخذوه الرسول اتكم وما

Apa Yang Diberikan Rasul Kepadamu Maka Terimalah Dia, Dan Apa

Yang Di Larangnya Bagimu Maka Tinggalkanlah.

24

Page 25: ULUMUL HADIS

b. Dalil Hadts

Hadist Yang Dijadikan Dalil Kehujahan Sunnah Juga Banyak

Sekali,Diantaranya Sebagaimana Sabda Nabi SAW:

وسنتى الله كتاب بهم تمسكتم ما تضلوا لن امرين فيكم تركت

Aku Tinggalkan Pada Kalian Dua Perkara,Kalian Tidak Akan Sesat

Selamaberpegang Teguh Kepada Keduanyayaitu Kitab Allah Dan

Sunnahku.(HR,Al Hakim Dan Malik)

Hadits Di Atas Menjelaskan Bahwa Seseorang Tidak Akan Sesat

Selamanya Apabila Hidupnya Berpegang Teguh Atau Berpedoman Pada

Al Qur’an Dan Sunnah.Orang Yang Tidak Berpegang Teguh Pada

Keduanya Atau Tidak Mengikuti Sunnah Berarti Sesat.Nabi Tidak

Pernah Memerintahkan Kecuali Dengan Perintah Allah Dan Siapa Yang

Taat Kepada Berarti Ia Taat Kepada Zat Yang Memerintahkan

Kepadanya Untuk Melaksanakan Perintah Itu.

c.Ijma’ Para Ulama’

Para Ulama Telah Sepakat (Consensus)Bahwa Sunnah Sebagai Salah

Satu Hujjah Dalam Hukum Islam Setelah Al Qur’an.As Syaf’i

(W.204.H)Mengatakan:”Aku Tidak Mendengar Seseorang Yang Dinilai

Manusia Atau Diri Sendiri Sebagai Orang Alim Yang Menyalahi

Kewajiban Allahswt Untuk Mengkuti Rasul SAW Dan Berserah Diri

Atas Keputusannya.Allah Tidak Menjadikan Orang Setelahnya Kecuali

Agar Mengikutinya.Tidak Ada Perkataan Dalam Semua Kondisi Kecuali

Berdasarkan Kitab Allah Atau Sunnah Rasulnya.Dasarlain Harus

Mengikutinya.

25

Page 26: ULUMUL HADIS

Dari Berbagai Pendapat Diatas Kiranya Dapat Disimpulkan Bahwa Sebagai

Berikut:

a. Para Ulama Sepakat Bahwa Sunnah Sebagai Hujjah ,Semua Umat Menerima

Dan Mengikutinya,Kecuali Sekelompok Minoritas Orang.

b. Kehujjahan Sunnah Adakalanya Sebagai Mubayyin(Penjelas) Terhadap Al

Qur’an Atau Berdiri Sendiri Ebagai Hujjah Untuk Menambah Hukum –

Hukum Yang Belum Diterangkan Dalam Al Qur’an.

c. Kehujahan Sunnah Berdasarkan Dalil – Dalil Yang Qath’i (Pasti),Baik Dari

Ayat – Ayat Al Qur’an Atau Hadits Nabi Atau Rasio Yang Sehat Maka Bagi

Yang Menolaknya Dihukumi Murtad.

d. Sunnah Yang Dijadikan Hujjah Tentunya Sunnah Yang Telah Memenuhi

Persyaratan Shahih,Baik Mutawatir Atau Ahad.

26

Page 27: ULUMUL HADIS

BAB III

PENUTUP

A.KESIMPULAN

Dari Makalah Dapat Di Ambil Kesimpulan Bahwa Fungsi Hadits Terhadap

Al Qur’an Secara Umum Adalah Untuk Menjelaskan Makna Kandungan Al

Qur’an Yang Sangat Dalam Dan Global Li Al Bayan (Menjelaskan).

Secara Garis Besar Ada 4 Makna Fungsi Penjelasan (Bayan) Hadits

Terhadap Al Qur’an, Antara Lain:Bayan Taqrir , Bayan Tafsir , Bayan Naskhi ,

Dan Bayan Tasyri’i.Akan Tetapi Banyak Ulama Yang Berpendapat Tentang

Fungsi Hadist Terhadap Al Qur’an,Adakalanya Ia Menambahkan Dan

Adakalanya Ia Mengurangi.

Jelasnya Hubungan Antara Antara Hadits Dan Al Qur’an Sangat Integral

Keduanya Tidak Bisa Dipisahkan Antara Satu Dengan Yang Lainnya.Karena

Keduanya Berdasarkan Wahyu Yang Datang Dari Allah SWT Kepada Nabi

SAW Untuk Di Sampaikan Kepada Umatnya,Hanya Proses Penyampaiannya

Dan Periwayatannya Yang Berbeda. Sunnah Mempunyai Peran Yang Utama

Yakni Yang Menjelaskan Al Qur’an Baik Secara Eksplisit Atau

Implisit,Sehingga Tidak Ada Istilah Kontra Antara Satu Dengan Yang Lain

27

Page 28: ULUMUL HADIS

B.SARAN

Demikianlah Dalam Hal Ini,Kami Akhiri Makalah Ini.Tak Lupa Mohon

Maaf Kepada Semua Pihak,Kritik Dan Saran Kami Harapkan Demi Perbaikan

Makalah Ini Selanjutnya

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Majid Khon, Haji 2010. Ulumul Hadits. Jakarta : Bumi Aksara

Ash Shiddieqy, Muhammad Hasby, Teuku. 1904. Sejarah dan Pengantar Ilmu

Hadits. Jakarta : Bulan Bintang

Mudasir. Hajji. 1999. Ilmu Hadits. Bandung : Pustaka Setia

Al- Qur’an Al Karim

28