Umat Islam Meniru Kebiasaan Non

15
Umat Islam Meniru Kebiasaan Non-Islam POSTED ON DECEMBER 26, 2014 BY ADMIN Khutbah Pertama: ل ي ك ش و ح هد ا ا لإ أ ن د و أ ش، لإ م ت ة لإ ق! " ا# رلإ دم$ لإ% & لإ' ( م) ا*+, و ل د د -. ل ./ و هد01 ا2 دم$3 أ ن د و أ ش، 0 لإ م4 5 $ لإ ل6 ا (78 لإو ن0$9 و ل, :&1 و &1 %& - . و; - 9 . أ ن%&( ي 3 < 2 0= ار3 ة 0= ا/ و: ل8(> ا ا ق> ا? ا+801 @3A لإ م رش8(3 د(7 83 ا و ي هأر( مB ي7/ . Kaum muslimin raima!umulla, Islam "#n$an !%ns#&, a'uran, "an (alann)a '#la m#l#'a!!an (uran$ &#misa an'ara !#!a*ran "an !#imanan, !#s)iri!an "an !#'aui"an, !#+a'ilan "an !#+#naran, !#+i" aan "an sunna. -uran$ &#misa ini s#sun$$un)a m#n(a"i u(ian +#sar +a$i manusia "alam i"u&. Mau!a m#r#!a 'un"u! &a"a a'uran i'u a'au m#r#!a l#+i m#mili !#+#+asan "ari s#mua 'un'u'an i'u Islam, s#+a$ai a$ama )an$ '#la "is#m&urna!an, m#n(un(un$ 'in$$i nilai/nilai !#'in$$ian "an !#sa!ralan, m#lin"un$i !#%rma'an, "ara, "an ar'a +#n"a manusia. Islam s#+a$ai a$ama )an$ &#nu !asi sa)an$ m#n$a(a! %ran$/ %ran$ !a*r un'u! m#nin$$al!an a$ama m#r#!a "an masu! !# "alam Islam. Islam &un m#n$%+ar!an &#&#ran$an !#&a"a sia&a &un

description

Umat Islam Meniru Kebiasaan Non

Transcript of Umat Islam Meniru Kebiasaan Non

Umat Islam Meniru Kebiasaan Non-IslamPOSTED ONDECEMBER 26, 2014BYADMINKhutbah Pertama: . : .Kaum muslimin rahimakumullah,Islam dengan konsep, aturan, dan jalannya telah meletakkan jurang pemisah antara kekafiran dan keimanan, kesyirikan dan ketauhidan, kebatilan dan kebenaran, kebidahan dan sunnah. Jurang pemisah ini sesungguhnya menjadi ujian besar bagi manusia dalam hidup. Maukah mereka tunduk pada aturan itu atau mereka lebih memilih kebebasan dari semua tuntutan itu? Islam, sebagai agama yang telah disempurnakan, menjunjung tinggi nilai-nilai ketinggian dan kesakralan, melindungi kehormatan, darah, dan harta benda manusia. Islam sebagai agama yang penuh kasih sayang mengajak orang-orang kafir untuk meninggalkan agama mereka dan masuk ke dalam Islam. Islam pun mengobarkan peperangan kepada siapa pun yang menolak dan memeranginya. Jurang pemisah ini menjadi lampu merah bagi kaum muslimin dan mukminin agar tidak meniru gaya hidup orangorang kafir, musyrik, dan ahlul batil. Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka). Janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik. (QS. Al- Hadid: 16).Ibnu Taimiyahrahimahullahmenjelaskan, Firman Allah Janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan al-Kitab kepadanya, ini adalah larangan yang bersifat mutlak dalam hal meniru mereka. Ayat ini lebih khusus menekankan larangan menyerupai mereka dalam hal kekerasan hati. Kerasnya hati adalah salah satu buah kemaksiatan.Rasulullahshallallahu alaihi wa sallamtelah memberitakan bahwa umatnya kelak akan meniru kebiasaan orang-orang kafir. Beliau mengabarkan ini sebagai bentuk peringatan kepada orang-orang yang mau menerima peringatan. Dari Abu Said al- Khudriradhiyallahu anhu, Nabishallallahu alaihi wa sallambersabda, : Sungguh, kalian akan mengikuti langkah orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal, dan sehasta demi sehasta. Kalaupun mereka menempuh jalur lubang dhabb (binatang sejenis biawak), niscaya kalian akan menempuhnya. Kami mengatakan, Ya Rasulullah, apakah jalan orang-orang Yahudi dan Nasrani? Beliau menjawab, Siapa lagi kalau bukan mereka? (HR. al-Bukhari dan Muslim).Abu Hurairahradhiyallahu anhujuga meriwayatkan dari Rasulullahshallallahu alaihi wa sallam, . : : Tidak akan terjadi hari kiamat, hingga umatku mengambil langkah generasi sebelumnya sejengkal demi sejengkal, dan sehasta demi sehasta. Lalu dikatakan kepada beliau, Ya Rasulullah, apakah bangsa Persi dan Romawi? Beliau bersabda, Siapa lagi kalau bukan mereka? (HR. al-Bukhari).Kaum muslimin, jamaah khotbah Jumat yang mudah-mudahan dirahmati Allah,Berita dari Rasulullahshallallahu alaihi wa sallamini sesungguhnya sebagai pemberitahuan akan terjadinya sikap meniru orang kafir dalam semua lini kehidupan. Ibnu Taimiyah menjelaskan, Berita ini menggambarkan sebuah kenyataan yang akan terjadi sekaligus sebagai celaan atas orang yang mengerjakannya. Beliau pun memberitakan apa yang akan dilakukan oleh manusia mendekati hari kiamat, berupa tanda-tanda kedatangannya berikut segala perkara yang diharamkan. Dari sini dapat diketahui bahwa AllahSubhanahu wa Taaladan Rasul-Nya mencela umat ini apabila menyerupai Yahudi, Nasrani, Persi, dan Romawi. Inilah pelajaran yang dimaksud.Dalam banyak ayat, AllahSubhanahu wa Taalatelah melarang keras kaum muslimin meniru mereka, sebagaimana firman-Nya, {} Dan janganlah kalian seperti orang musyrik. Orang-orang yang telah memecah belah agama mereka sehingga mereka berkeping-keping dan setiap kelompok menyombongkan diri atas yang lain. (QS. Ar-Rum: 31-32).Bahkan, AllahSubhanahu wa Taalamemerintahkan kita untuk berdoa agar tidak termasuk golongan mereka dalam banyak ayat. Di antaranya, {} Tunjukilah kami ke jalan Engkau yang lurus. Jalan orang-orang yang Engkau telah beri nikmat atas mereka dan bukan jalan orang-orang yang Engkau murkai dan sesatkan. (QS. Al- Fatihah: 6-7).Kaum muslimin rahimakumullah,Teladan hidup, sungguh sangat dibutuhkan setiap saat, lebih-lebih ketika dilanda krisis keteladanan. Tentu saja teladan yang tidak mengecewakan kita. Tentu pula teladan itu adalah orang-orang yang terdidik, suci dan bersih, terbaik, terhormat, orang yang jujur, amanah, bertakwa kepada AllahSubhanahu wa Taala, taat beribadah kepada AllahSubhanahu wa Taala, serta memiliki sifat-sifat mulia dan agung lainnya. Apakah ada pendidikan yang lebih tinggi daripada pendidikan AllahSubhanahu wa Taalamelalui wahyu-Nya? Adakah orang yang lebih baik dari utusan dan kepercayaan AllahSubhanahu wa Taaladalam hal mengemban amanat risalah-Nya? Adakah yang paling lurus hidupnya daripada orang yang telah didekatkan oleh AllahSubhanahu wa Taalakepada-Nya? Adakah orang yang lebih selamat daripada seseorang yang telah dipilih oleh AllahSubhanahu wa Taalauntuk menapaki jalan-Nya sekaligus sebagai imam dalam hal ini? Adakah yang lebih jujur, amanah, dan lebih takut kepada AllahSubhanahu wa Taalaselain para nabi dan rasul? Tentu kita akan memberikan jawaban, Tidak ada.Oleh karena itu, dalam Alquran, AllahSubhanahu wa Taalasering menampilkan sosok manusia yang bisa dijadikan teladan di dalam hidup, teladan yang tidak akan mengecewakan. Mereka adalah orang-orang yang telah teruji dalam segala kondisi. Mereka telah berjuang dengan segala kemampuan, siang dan malam, tanpa mengenal lelah dan patah semangat. Mereka telah berkorban dengan segala yang dimilikinya, tanpa mengharapkan imbalan dari manusia sedikit pun. Mereka hanya mengejar ridha AllahSubhanahu wa Taalayang mengutus mereka. Allah telah menceritakan sosok Nabi Nuh, Nabi Ibrahim, Nabi Musa, Nabi Isa, Nabi Muhammad, dan nabi-nabi yang lain.Salah seorang ulama ahli tafsir, Syaikh as-Sadi rahimahullah mengatakan, Tidaklah setiap orang bisa menjadikan mereka teladan. Yang mendapatkan kemudahan untuk meneladani mereka adalah orang yang mengharapkan AllahSubhanahu wa Taaladan ganjaran pada hari akhirat. Keimanan dan harapan akan pahala akan memudahkan setiap hamba menghadapi segala kesulitan dan mengurangi beban hidup yang banyak. Selain itu, keimanan akan mendorong untuk meneladani hamba-hamba AllahSubhanahu wa Taalayang saleh, para nabi dan rasul. Dia pun akan melihat dirinya sangat membutuhkannya.Dalam bersikap terhadap orang kafir, AllahSubhanahu wa Taalatelah menceritakan di dalam Alquran sikap dua khalil-Nya agar kita meneladani mereka berdua. Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersamanya ketika mereka berkata kepada kaum mereka, Sesungguhnya Kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah. Kami ingkari (kekafiran)mu serta telah nyata antara Kami dengan kalian permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja. (QS. Al-Mumtahanah: 4). {} {} {} {} {} Katakanlah, Hai orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah. Dan kamu bukan penyembah Ilah (sesembahan) yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah, dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Ilah yang aku sembah. Untukmu agamamu dan untukkulah agamaku. (QS. al-Kafirun: 1-6).Kaum muslimin rahimakumullah,Berdiam diri dalam ketidak-tahuan adalah penyakit kronis. Ketidaktahuan itu ibarat seorag yang buta. Mereka tidak tahu harus kemana berjalan dan melangkah. Tidak mengherankan, terkadang sesuatu yang benar menjadi salah dan yang salah menjadi benar di hadapan mereka. Yang haq menjadi batil dan yang batil menjadi haq. Lebih parah dari itu, terkadang mereka membungkus ketidak-tahuan mereka ini dengan kata-kata bijak. Seolah-olah mereka di atas kebenaran.Tidak pula mengherankan pula jika kaum muslimin meniru orang-orang kafir dalam semua lini kehidupan. Mulai dari perkara yang kecil sampai kepada yang besar, mulai dari masalah pakaian sampai kepada masalah keyakinan dan ibadah. Bahkan, ketidak-tahuan ini sering mendatangkan malapetaka bagi dirinya dan buat orang lain.Ibadallah,Dalam sebuah hadits, Rasulullahshallallahu alaihi wa sallambercerita, tentang seseorang yang telah membunuh 99 jiwa. Karena ketidaktahuannya tentang pintu tobat, dia mencari seseorang yang akan bisa membimbing dirinya keluar dari lumuran dosa tersebut. Bertemulah dia dengan seorang ahli ibadah yang tidak memiliki ilmu yang mendalam. Ia pun mengutarakan hajatnya dan menceritakan dosa yang telah diperbuatnya. Dengan dangkalnya ilmu dan pemahaman, ahli ibadah tersebut memberitahukan bahwa pintu tobat sudah tertutup baginya. Dengan spontan, jiwa seorang ahli ibadah melayang di tangannya, sekaligus menggenapkan bilangan yang ganjil, dari 99 menjadi 100.Karena ketidaktahuan juga, nyawa seorang sahabat Rasulullahshallallahu alaihi wa sallamterenggut. Mengetahui hal itu, beliau marah dengan kemarahan yang sangat. Abdullah ibnu Abbas radhiyallahu anhu bercerita tentang peristiwa tersebut,n : Di masa Rasulullah, ada seseorang terluka, lalu dia bermimpi (janabah). Kemudian dia diperintahkan untuk mandi lantas dia pun mandi. Karena mandi, dia meninggal dunia. Sampailah berita tersebut kepada Rasulullah lalu beliau bersabda, Mereka telah membunuhnya dan semoga Allah memerangi mereka. Bukankah obat tidak tahu itu adalah bertanya? (HR. Abu Dawud).Ibadallah,Rasulullahshallallahu alaihi wa sallambersabda, Barang siapa menyerupai suatu kaum, dia termasuk dari mereka.Ibnu Taimiyah menjelaskan hadits ini, Hukum yang paling ringan (dalam meniru orang kafir) di dalam hadits ini adalah keharaman, kendati pun lahiriah haditsnya menunjukkan kafirnya orang yang menyerupai mereka, sebagaimana firman AllahSubhanahu wa Taala, Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. (QS. Al-Maidah: 51).Ibadallah,Tidaklah tersembunyi bagi setiap muslim bahwa orang-orang kafir itu adalah memusuhi AllahSubhanahu wa Taala, para rasul, dan kaum mukminin. Cukuplah mereka dikatakan memusuhi Allah tatkala mereka menyembah selain Allah. Padahal Allah lah yang menciptakan mereka, memberikan mereka penglihatan dan pendengaran serta memberi mereka rezeki. .Khutbah Kedua: . : .Kaum muslimin rahimakumullah,Berikut ini beberapa dampak buruk dari kebiasaan mengekor kepada orang-orang kafir:Pertama: mengekor kepada orang kafir mengandung kecintaan kepada mereka, karena menyerupai mereka dalam lahirnya menunjukkan rasa kecintaan kepada mereka dalam batinnya. Seandainya membenci mereka, tentu tidak mau menirunya.Kedua: mengekor kepada non-Islam menunjukkan kekagumannya kepada mereka dan apa yang ada pada mereka serta ketidaksenangannya kepada ajaran Islam dan penghinaannya kepada orang-orang Islam.Ketiga: mengekor kepada non-muslim mengandung makna peleburan kepribadian umat Islam serta penghancuran eksistensi mereka.Keempat: mengekor kepada non-muslim melemahkan kaum muslimin dan menjadikan mereka bergantung kepada musuh-musuh mereka serta menjadikan mereka malas berproduksi, dan pada akhirnya senang meminta balas kasihan kepada orang-orang kafir, sebagaimana yang terjadi pada saat ini.Kelima: mengekor kepada orang kafir berarti ikut membantu mereka dalam menghidupkan dan mengembangkan bidah serta kemusyrikan mereka.Keenam: mengekor kepada orang kafir merusak agama kaum muslimin dengan terciptanya berbagai bidah dengan khurafat yang diambil dari agama kaum kuffar.Semoga AllahTaalamelindungi kita dari perbuatan meniru dan mengekor kepada orang-orang non-Islam. Semoga Allah mencukupkan diri kita hanya dengan bimbingan-Nya dan agama-Nya saja. : [:] : (( )) . . . . . . . . . : Oleh tim KhotbahJumat.comArtikel www.KhotbahJumat.co