Urban Renewal Kawasan Kota Lama

18
PERENCANAAN KAWASAN KOTA LAMA MAKASSAR SEBAGAI PUSAT KOTA MANDIRI MENUJU KOTA DUNIA Dengan pendekatan Urban Renewal Latar Belakang Urban renewal adalah upaya penataan kembali suatu kawasan tertentu di dalam kota dengan tujuan untuk mendapatkan nilai tambah yang lebih memadai bagi kawasan tersebut sesuai dengan potensi nilai ekonomi yang dimiliki oleh lahan kawasan tersebut. Urban renewal dilakukan pada kawasan yang biasanya mengalami penurunan vitalitas dan kualitas. Banyak hal yang mendasari kemerosotan itu, - Tata letak lingkungan fisik yang secara keseluruhan tidak memungkinkan lagi dikembangkan atau tidak sesuai lagi untuk menampung jenis kegiatan baru. Tingkat pencapaian yang buruk serta tidak menguntungkan - Hubungan fungsional yang buruk - Kondisi bangunan/gedung sudah sangat buruk sehingga tidak layak pakai, tidak dapat melayani fungsinya dengan baik, tidak sehat serta tidak aman. Masalah di atas jika tidak segera diatasai kan membawa dampak negatif yang lebih luas pada struktur kehidupan kota yaitu menurunnya kualitas lingkungan kota. Urban renewal terdiri atas Renovasi, Konservasi, Revitalisasi, Redevolepment, Restorasi, Rekonstruksi, Reklamsi, Rehabilitasi dan Gantrifikasi. Revitalisasi menurut Sidharta (1989) adalah merubah tempat agar dapat

description

urab,renewal,revitalisasi,makassar,kota lama

Transcript of Urban Renewal Kawasan Kota Lama

Page 1: Urban Renewal Kawasan Kota Lama

PERENCANAAN KAWASAN KOTA LAMA MAKASSAR SEBAGAI PUSAT

KOTA MANDIRI MENUJU KOTA DUNIA

Dengan pendekatan Urban Renewal

Latar Belakang

Urban renewal adalah upaya penataan kembali suatu kawasan tertentu di

dalam kota dengan tujuan untuk mendapatkan nilai tambah yang lebih memadai

bagi kawasan tersebut sesuai dengan potensi nilai ekonomi yang dimiliki oleh

lahan kawasan tersebut. Urban renewal dilakukan pada kawasan yang biasanya

mengalami penurunan vitalitas dan kualitas. Banyak hal yang mendasari

kemerosotan itu,

- Tata letak lingkungan fisik yang secara keseluruhan tidak memungkinkan lagi

dikembangkan atau tidak sesuai lagi untuk menampung jenis kegiatan baru.

Tingkat pencapaian yang buruk serta tidak menguntungkan

- Hubungan fungsional yang buruk

- Kondisi bangunan/gedung sudah sangat buruk sehingga tidak layak pakai,

tidak dapat melayani fungsinya dengan baik, tidak sehat serta tidak aman.

Masalah di atas jika tidak segera diatasai kan membawa dampak negatif yang

lebih luas pada struktur kehidupan kota yaitu menurunnya kualitas lingkungan

kota.

Urban renewal terdiri atas Renovasi, Konservasi, Revitalisasi,

Redevolepment, Restorasi, Rekonstruksi, Reklamsi, Rehabilitasi dan

Gantrifikasi. Revitalisasi menurut Sidharta (1989) adalah merubah tempat agar

dapat digunakan untuk fungsi yang lebih sesuai. Yang dimaksud dengan fungsi

yang lebih sesuai adalah kegunaan yang tidak menuntut perubahan drastis, atau

yang hanya memerlukan sedikit dampak minimal. Berdasarkan Piagam Burra,

revitalisasi merupakan pendekatan yang cermat untuk perubahan dengan

melakukan sebanyak yang diperlukan untuk memelihara tempat tersebut dan

membuatnya bermanfaat, tetapi sebaliknya merubah sedikit mungkin siginifikasi

budayanya.

Upaya konservasi termasuk revitalisasi tidak lepas dari kegiatan

perlindungan dan penataan serta tujuan perencanaan kota yang bukan hanya

secara fisik, tetapi juga stabilitas penduduk dan gaya hidup yang serasi

Page 2: Urban Renewal Kawasan Kota Lama

(Yuen:2005, Wieland:1997). Revitalisasi sebuah kawasan mencakup perbaikan

aspek fisik, aspek ekonomi dan aspek sosial. Pendekatan revitalisasi harus

mampu mengenali dan memanfaatkan potensi lingkungan (sejarah, makna,

keunikan lokasi dan citra tempat).

Sejarah perkembangan kota di Barat mencatat bahwa memang

kegiatan revitalisasi ini diawali dengan pemaknaan kembali daerah pusat kota

setelah periode tahun 1960-an. Bahkan ketika isu pelestarian di dunia Barat

meningkat pada periode pertengahan tahun 1970-an, kawasan (pusat) kota tua

menjadi fokus kegiatan revitalisasi (Antariksa:2008). Revitalisasi kawasan

diarahkan untuk memberdayakan daerah dalam usaha menghidupkan kembali

aktivitas perkotaan dan vitalitas kawasan untuk mewujudkan kawasan yang

layak huni (livable), mempunyai daya saing pertumbuhan dan stabilitas ekonomi

lokal, berkeadilan sosial, berwawasan budaya serta terintegrasi dalam kesatuan

sistem kota. Revitalisasi pada umumnya dilakukan pada kawasan kota yang

masih banyak terdapat artefak-artefak urbannya.

Sebagai sebuah kegiatan yang sangat kompleks, revitalisasi terjadi

melalui beberapa tahapan dan membutuhkan kurun waktu tertentu. Danisworo

dalam Purnawan (2008), membagi beberapa tahapan revitalisasi yang meliputi

intervensi fisik, rehabilitasi ekonomi dan revitalisasi sosial atau institusional.

Aspek sosial dan budaya sangat berpengaruh dalam keberhasilan revitalisasi,

karena berupa gagasan merupakan produk dari kehidupan sosial budaya.

Keberhasilan revitalisasi dari aspek non fisik ini akan menjadi tumpuan untuk

keberlanjutan suatu kawasan. Hal ini pulalah yang dikemukakan Juliarso (2001),

revitalisasi menjadi bagian dari strategi konservasi kawasan perkotaan sebagai

upaya untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan membawa pengaruh dan

mendorong pada penguatan nilai budaya lokal. Modal sosial eksistensi suatu

kawasan akan menjadi spirit of place. Hal ini merupakan modal ruang yang

terdiri dari ruang-ruang internal yang terkandung dalam ruang dan prilaku

manusia terhadap ruang yang mampu menggerakkan sendi-sendi kehidupan

informal masyarakat pada ruang atau kawasan (Juwono, 2009). Lebih lanjut

menurut Juwono, kontribusi komunitas dalam aspek sosial budaya pada

revitalisasi menjadi kekuatan keberadaan komunitas yang dapat dijelaskan

dengan konsep genius loci, suatu strategi investasi komunitas dan semangat

Vita Fajriani Ridwan Page 2

Page 3: Urban Renewal Kawasan Kota Lama

bagi ruang sehingga mampun mengendalikan suksesi dan mengurangi segresi

yang ekstrim.

Sejalan dengan Juliarso (2009), Juwono (2001) menambahkan bahwa

revitalisasi dapat pula dilakukan pada kawasan yang memiliki asset bangunan

yang perlu dilindungi sebagai cagar budaya, terkait pula kehidupan budaya,

tradisi, seni, masyarakat ataupun terkait dengan momentum, peristiwa-

peristiwa, sekaligus tindakan konservasi sebagai upaya penyelamatan terhadap

pusaka warisan budaya. Dari hasil penjabaran revitalisasi sebagai referensi

tersebut, maka pengidentikasian kawasan dapat ditelusuri berdasarkan aspek

fisik (tangible) dan aspek non fisik (intangible.). Baik konservasi dan revitalisasi

adalah perubahan dalam skala kecil.

Restorasi adalah upaya mengembalikan kondisi suatu tempat

(bangunan dan lingkungan) pada kondisi asalnya dengan menghilangkan

tambahan-tambahan yang timbul serta mengadakan kembali unsur semula yang

hilang tanpa menambah unsur baru. Jenis ini adalah perubahan sedang dan

senada dengan rekonstruksi dan rehabilitasi. Adapun rekonstruksi adalah upaya

mengembalikan kondisi atau membangun kembali suatu tempat (bangunan dan

lingkungan) sedekat mungkin dengan wujud yang semula diketahui. Sementara

rehabilitasi adalah satu usaha untuk mengembalikan fungsi dan/atau struktur

dan/atau lingkungan fisik karena mengalami perusakan, degradasi fisik atau

degradasi kualitas serta degradasi kapassitas (daya tampung). Berbeda dengan

di atas,Redevelopment adalah jenis perubahan skala besar dimana dilakukan

pembangunan kembali atau upaya penataan kembali suatu kawasan kota

dengan cara mengganti sebagian dari, atau seluruh, unsur-unsur lama dari

kawasan kota tersebut dengan unsur-unsur kota yang lebih baru dengan tujuan

untuk meningkatkan vitalitas serta kualitas lingkungan kawasan tersebut

Sebagai kota mandiri, Makassar memiliki potensi besar berkembang di

sector ekonomi. Misi menjadi kota dunia bukanlah utopis semata, karena kota ini

tercatat pernah menjadi salah satu kota dunia tatkala Pelabuhan Somba Opu

Makassar menjadi pelabuhan internasional pada abad XVI hingga abad XVII.

Kota dunia atau global city menurut Wikipedia adalah merupakan

sebuah kota yang dianggap menjadi titik penting dalam sistem ekonomi global.

Vita Fajriani Ridwan Page 3

Page 4: Urban Renewal Kawasan Kota Lama

Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Saskia Sassen untuk menyebut

London, New York dan Tokyo dalam karya tahun 1991 “The Global City”. Secara

umum karakteristik dari kota dunia adalah posisi yang strategis secara geografi

dan ekonomi. Selain itu, kota dunia ditunjang dengan konsep tata kota system

transportasi yang baik. Beberapa kota di dunia diangkat menjadi kota dunia

bukan hanya karena keindahan pengaturan kotanya, tapi juga karena rekam

sejarah yang masih terukir di kota itu, salah satunya Madrid di Spanyol. Dan

Makassar, dengan kota lamanya yang menyimpan rekam jejak sebagai urban

heritage. Sayangnya, kini kawasan kota lama ini mengalami penurunan dalam

kegiatan ekonomi, dan untuk itu dibutuhkan sebuah pendekatan perencanaan

yang menyeluruh untuk menggeliatkan kembali kawasan ini.

Secara umum, kawasan kota lama terdiri atasa dua kecamatan, yaitu

Kecamatan Wajo dan Kecamatan Ujung Pandang, dimana memiliki potensi

Vita Fajriani Ridwan Page 4

Gambar 1. Peta potensi kawasan

Page 5: Urban Renewal Kawasan Kota Lama

ekonomi kawasan kota yang dapat dikembangkan. Untuk sumber daya laut,

dengan garis pantai yang panjang dan pulau-pulau kecil di selat Makassar, biota

laut dengan nilai ekonomi tinggi ada di sana. Belum lagi di tunjang dengan

letaknya yang strategis dalam perekonomian kota dengan daya pendukung

sector pergudangan, perkantoran, dan perdagangan. Dari segi budaya, kawasan

ini kaya akan artefak sejarah yang dapat dikelompokkan sebagai urban heritage

dari kawasan kampong melayu, pecinan, gedung-gedung tua seperti RRI hingga

Fort Rotterdam yang dapat dikembangkan sebagai urban heritage tourism. Dari

segi masalaah politik juga sangat kondusif, sehingga adalah keniscayaan untuk

melakukan upaya penataan kembali kawasan ini di dengan tujuan untuk

mendapatkan nilai tambah yang lebih memadai sesuai dengan potensi nilai

ekonomi yang dimiliki oleh lahan kawasan kota lama.

Analisis masalah

Masalah di kawasan kota lama sangat bervariatif. Dalam tulisan ini, penulis akan

membaginya dalam masalah umum dan masalah khusus.

1. Masalah umum

Masalah ini adalah masa utama, karena bukan hanya msalah di kawasan

kota lama, tapi secara global. Transportasi dengan segala permasalahannya

dengan melihat posisinya sebagai simpul ruang di satu kawasan sangat

mendesak untuk di atasi. Kemacetan yang sering terjadi dan tingkat akses yang

perlu ditingkatkan akan dapat menambah daya dorong percepatan pertumbuhan

ekonomi di kawasan ini.

Sementara untuk masalah kesemrawutan yang ditimbulkan PKL (pedagang

Kaki Lima) di sepanjang sarana prasarana transportasi (dari trotoar), walaupun

bukan masalah mendesak, namun cukup memberikan efek turunan yang

signifikan terhadap citra kota dan pola transportasi secara umum. Selain itu

aktifitas PKL yang mulai menjurus dalam mempermanenkan lapak mereka

dengan menjadikannya sebagai rumah tinggal juga dapat merusak sarana

prasarana yang mereka tumpangi.

2. Masalah khusus.

Ada beberapa masalah khusus di kawasan ini;

- Pencemaran air

Vita Fajriani Ridwan Page 5

Page 6: Urban Renewal Kawasan Kota Lama

Pencemaran air di kawasan ini boleh dikatakan sangat memprihatinkan.

Sumber utama dari pencemaran untuk kawasan kota lama adalah

kawasan pelabuhan dan sekitaran pantai losari. Dampak dari

pencemaran ini bukan hanya mempengaruhi ketersediaan biota laut,

yang artinya berefek untuk industry perikanan, tapi juga berdampak

pada fisik dan visual kota. Kawasan kota lama yang berformat

waterfront city memiliki potensi wisata air, namun dengan kondisi

pencemaran yang ada, jelas akan mempengaruhi minat berwisata.

- Pemukiman kumuh.

Seperti halnya di kota-kota besar lainnya, pemukiman kumuh adalah

salah satu masaalh yang sering muncul. Pemukiman seperti ini pada

umumnya terdiri dari rumah yang berukuran kecil, berkepadatan sangat

tinggi bahkan sudah sampai ke taraf death point maka upaya untuk

membangun permukiman yang mampu mengakomodasikan semua

keluarga dengan lingkungan yang nyaman, dengan ruang terbuka yang

memadai baik untuk olah raga maupun untuk taman lingkungan maka

jalan satu-satunya adalah membangun rumah susun (Yunus, 2005). Di

kawasan kota lama titik pemukiman kumuh terdapat pada empat lokasi

yaitu pada kelurahan Pisang Utara, Pisang Selatan, Malimongan Tua,

Pattunuang.

- Kawasan heritage.

Salah satu identitas dari kawasan kota lama adalah banyaknya artifak

sejarah yang terdapat di sana yang dahulunya dan –semoga- ke

depannya tetap dapat membentuk identitas kota yang kuat. Kawasan

kampong melayu, pecinan, beberapa bangunan tua seperti klenteng

naga, rumah abu family Nio, Mesjid Kampung Melayu, Pasar Bacan,

jaringan jalan di Rotterdam timur laut koningsplein, Rotterdam hingga

Societeit de Harmonie, adalah potensi-potensi heritage yang dapat

dikembangkan sebagai bagian pengemembangan kawasan wisata

budaya. Sayangnya beberapa bagunan tersebut tidak terlirik dan nyaris

tergerus pembangunan.

Vita Fajriani Ridwan Page 6

Page 7: Urban Renewal Kawasan Kota Lama

Tujuan

Urban renemal kawasan kota lama bertujuan memberikan vitalitas baru kepada

kawasan tersebut agar kawasan tersebut dapat kembali menyumbang kontribusi

yang spesifik pada kehidupan ekonomi kota.

Vita Fajriani Ridwan Page 7

Gambar 2. Peta lokasi pencemaran air di kota

Gambar 3. Peta pemukiman kumuh di kota lama

Page 8: Urban Renewal Kawasan Kota Lama

Perencanaan Kawasan Kota Lama

Pola

Pendekatan

Analisis Aplikasi

Pendekatan

Perencanaan

Rasional

Menyeluruh

-Permasalahan baru

-SDA melimpah

-Banyak terkait kebijakan

-Memiliki kekuatan politik

-Spesifikasi lengkap,menyeluruh

terpadu

Dapat diterapkan untuk

perencanaan umum

kawasan kota lama

Pendekatan

Perencanaan

Terpilah

- Permasalahan lama

-Sda terbatas

-Ssedikit terkait kebijakan

-Tidak memiliki kekuatan politik

-Spesifikasi pada subsistem

Pendekatan

Perencanaan

Terpilah

Berdasar

Pertimbangan

Menyeluruh

- Kombinasi konsep 1 dan 2

-SDA melimpah

-Tinjauan menyeluruh dengan

pertimbangan subsistem strategis

(mixed scaning)

-Spesifikasi lengkap,menyeluruh

terpadu, mendalam

Dapat diterapkan untuk

perencanaan subsitem

(kawasan heritage,

transportasi, pantai,

pelabuhan, pemukiman

kumuh dan penertiban

PKL

Perencanaan

Advokasi

-Umumnya dilakukan oleh lembaga

sosial atau advokasi

-Kelompok owner biasanya adalah

kelompok berpenghasilan rendah

Perencanaan

Komunikatif

-Perencanaan dilakukan secara

dialogis

-Didasari konsep komunikasi

Dapat dipadukan untuk

perencanaan

pemukiman kumuh

Perencanaan

Partisipatif

-Masyarakat sebagai sumber daya

terbesar

-Melibatkan masyarakat

Dapat dipadukan untuk

perencanaan PKL

Vita Fajriani Ridwan Page 8

Page 9: Urban Renewal Kawasan Kota Lama

Pola

Pendekatan

Analisis Aplikasi

Tabel 1. Pola Pendekatan Perencanaan

Konsep Perencanaan

Dalam perencaan kawasan kota lama ini, digunakan berbagai jenis pola

pendekatan perencanaan yang kesemuanya di sesuaikan dengan karakter

masalahnya. Adapun alur perencanaan kawasan kota lama

1. Membuat Rencana Induk Kawasan Kota Lama, dengan pendekatan

Perencanaan Rasional Menyeluruh.

- Meninjau segala aspek secara menyeluruh (internal dan eksternal)

- Pendataan

- Penetapan tujuan

- Proyeksi

- Perencanaan

2. Melakukan perencanaan per item dengan menggunakan konsep

Pendekatan Perencanaan Terpilah Berdasar Pertimbangan Menyeluruh.

Dalam tahap ini digunakan proses perencanaan urban renewal pada

beberapa sub dengan perpaduaan pola pendekatan tertentu.

a. Optimalisasi Jaringan Transportasi

Transportasi sebagai suatu jaringan memiliki sifat seperti simpul

yang menghubungkan antara satu dengan yang lain. Berbicara

transportasi sama dengan berbicara aksesbilitas. Mengoptimalkan

jaringan transportasi khusunya dengan memikirkan solusi kemacetan

tentu akan berpengaruh pada pergerakan kota dan ekonomi

khususnya. Untuk itu, pengggunaan moda anggkutan missal seperto

monorail mutlak dierlukan. Untuk tata ruang dan fisik, menjadikan

Karebosi sebagai centre point transportasi akan menambah nilai

posisi kawasan ini.

Vita Fajriani Ridwan Page 9

Page 10: Urban Renewal Kawasan Kota Lama

Gambar 3. Jalur transportasi monorail berdar sumber berita terkait dengan Karebosi sebagai

centre point

b. Revitalisasi Kawasan Pelabuhan

Keberadaan pelabuhan sebagai bagian jari jaringan transportasi

dalam perspektif tata ruang belum optimal. Dengan dukungan

pergudangan, dan wisata air dan budaya, seharusnya pelabuhan

mampu dikembangkan lebih maju lagi. Salah satu konsep yang

ditawarkan adalah revitalisasi yang meliputi, pembersihan pelabuhan

dari penecemaran air yang sering terjadi, dan menjadikan areal

pelabuhan (areal jalan depan) sebagi muara wisata budaya yang

menggunakan moda transportasi becak.

c. Konservasi Kawasan Heritage

Untuk kawasan cagar budaya. merujuk pada UU RI No. 5 tahun

1992 dan PP RI No. 10 tahun 1993, yang secara jelas termaktub

bahwa benda cagar budaya dapat dimanfaatkan sebagai obyek

wisata. Selain itu konsep konservasi kawasan heritage bertujuan

selain untuk menciptakan wista budaya atau urban heritage tourism

juga untuk menjaga nilai cultural dan menjaga salah satu citra dan

identitas kota lama baik secara fisik maupun visual. Konservasi ini

ditujukan untuk menciptakan vitalitas kawasan. Bentuk-bentuk fisik

dan visual akan nyaris tidak diubah demi mempertahan nilai

culturalnya, sementara yang akan diperbaiki lebih pada jaringan,

Vita Fajriani Ridwan Page 10

Page 11: Urban Renewal Kawasan Kota Lama

sarana dan pola spasial kawasan dalam menciptakan kognisi

spasial.

d. Revitalisasi Kawasan Pantai

Untuk kawasan pantai. Revitalisasi yang dilakukan selain untuk

optimalisai industry perikanan dengan menjaga pantai dari

pencemaran air, juga untuk menjadikan pantai sebagi objek wisata

air. Keberadaan pulau-pulau kecil di seputaran kota lama saangat

ideal untuk dijadikan wisata air. Penambahan sarana prasarana yang

berhubungan dengan olahraga air bisa menjadi solusi.

e. Redevelopment pemukiman kumuh

Masalah pemukiman kumuh dalam perencanaannya menggunakan

pola perencanaan komunikatif dan redevelopment kawasan.

Perencanaan komunikatif dalam rangka menemukan solusi yang

benar-benar dibutuhkan untuk mereka. Dalam tataran design,

konsep kawasan compact dan vertical adalh solusi yang ditawarkan.

Sementara untuk menjaga kondisi social dan juga untuk fungsi visual

maka dibuatkan plaza yang dapat digunakan mereka berinteraksi.

Sementara untuk membantu perekonomian mereka, dibuatkan ruang

yang dapat ditempatkan di lantai dasar pada pemukiman mereka

(rumah susun)

Gambar 4. Rencana redevelopment pemukiman kumuh

Vita Fajriani Ridwan Page 11

Page 12: Urban Renewal Kawasan Kota Lama

f. Revitalisasi kawasan perdagangan

Kawasan karebosi yang menjadi pusat perdagangan dapat lebih

ditingkatkan fungsinya jika menghubungkan dengan optimalisasi

transportasi

g. Lokalisasi PKL.

Keberadaan PKL dapat diarahkan pada satu kawasan strategis,

yang diproyeksikan menjadi citra dari sebuah kawasan seperti

halnya orchard road di Singapura. Untuk itu dalama perencanaan,

digunakan pola pendekatan perencanaan partisipatif yang

melibatkan komunitas PKL

Vita Fajriani Ridwan Page 12

Page 13: Urban Renewal Kawasan Kota Lama

Ggfjghjgkhjkhlggknbnbnmnbnbbbnnb

Vita Fajriani Ridwan Page 13

Skema 1. Bagan alur konsep perencanaan

Page 14: Urban Renewal Kawasan Kota Lama

DAFTAR PUSTAKA

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kotamadya Daerah Tingkat II Ujung

Pandang, (1991) Pola Perkembangan Kota dan Arsitektur dalam Proyek Penelitian dan

Survey Terapan 1991-1992.

Buku Saku Makassar, http://makassarkota.go.id/download/buku_saku_makassar.zip,

diakses tanggal 1 Januari 2013

Darjosanjoto, Endang T.S. 2006. Penelitian Arsitektur di bidang Perumahan dan

Permukiman. ITS Press. Surabaya.Juliarso, Pudjo, Koeswhoro 2001, Revitalisasi

Pusaka (Warisan) Budaya Kawasan Bersejarah, dalam Tesa Arsitektur, Vol. 4 No. 11

September - Desember 2001, Jurusan Arsitektur Fakultas Teknik, Universitas Katolik

Soegijapranata, Semarang.

Juwono, 2009, Kampung Kuningan di Kawasan Mega Kuningan Jakarta : Kebertahanan

Kampung dalam Perkembangan Kota, Disertasi pada Teknik Arsitektur dan

Perkotaan, Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro, Semarang.

Shidarta dan Budiharjo, Eko, (1989), Konservasi Lingkungan dan Bangunan Kuno

Bersejarah di Surkarta, Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Wijanarka. 2004. Teori Desain Kawasan Bersejarah. Suatu Dasar Mewujudkan Desain

Pelestarian dan Pengembangan Kawasan Bersejarah dengan Semarang sebagai

Obyek Kajian. Universitas Palangkaraya. Palangkaraya.

adadada

Vita Fajriani Ridwan Page 14