Ustadz Abu Muhammad JIbriel Abdul Rahman - Syubhat-Syubhat Seputar Jihad dan Akibat Meninggalkannya

37
SYUBHAT-SYUBHAT SEPUTAR JIHAD 1

description

Perhatian:Dipersilahkan kepada siapa saja untuk memperbanyak atau menukil isi buku ini baik sebagian maupun secara keseluruhan dengan cara apapun, tanpa merobah isinya. Semoga Alloh memberi balasan kepada siapa saja yang membantu tersebarnya buku ini.

Transcript of Ustadz Abu Muhammad JIbriel Abdul Rahman - Syubhat-Syubhat Seputar Jihad dan Akibat Meninggalkannya

Page 1: Ustadz Abu Muhammad JIbriel Abdul Rahman - Syubhat-Syubhat Seputar Jihad dan Akibat Meninggalkannya

S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D

1

Page 2: Ustadz Abu Muhammad JIbriel Abdul Rahman - Syubhat-Syubhat Seputar Jihad dan Akibat Meninggalkannya

S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D

2

l

Page 3: Ustadz Abu Muhammad JIbriel Abdul Rahman - Syubhat-Syubhat Seputar Jihad dan Akibat Meninggalkannya

S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D

3

Judul : Syubhat-Syubhat Seputar Jihad dan

Akibat Meninggalkannya (Jihad)

Penulis : Abu Muhammad Jibriel AR.

Tata Letak : syauQi sYaHadah

Cover Design : 'asyiqul huur

Email : [email protected]

Cet. Pertama : Januari 2009

Hak Cipta Dilindungi Undang-undang

Diterbitkan oleh:

Salurkan Infak dan Shadaqah melalui Rekening

Bank Muamalat Cab. Fatmawati 304.16525.22

An. Syarifuddin QQ Majelis Ilmu Ar Royyan

Page 4: Ustadz Abu Muhammad JIbriel Abdul Rahman - Syubhat-Syubhat Seputar Jihad dan Akibat Meninggalkannya

S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D

4

DAFTAR ISI

Daftar Isi … Daftar Isi … Daftar Isi … Daftar Isi … 4444

Muqaddimah … Muqaddimah … Muqaddimah … Muqaddimah … 5555

SyubhatSyubhatSyubhatSyubhat----syubhat seputar jihadsyubhat seputar jihadsyubhat seputar jihadsyubhat seputar jihad … … … … 8888

� Syubhat 1Syubhat 1Syubhat 1Syubhat 1 … … … … 9999

� Syubhat 2 … Syubhat 2 … Syubhat 2 … Syubhat 2 … 9999

� Syubhat 3 … Syubhat 3 … Syubhat 3 … Syubhat 3 … 9999

� Syubhat 4 … Syubhat 4 … Syubhat 4 … Syubhat 4 … 9999

� Syubhat 5 … Syubhat 5 … Syubhat 5 … Syubhat 5 … 9999

� Syubhat Syubhat Syubhat Syubhat 6666 … … … … 9999

Jawaban tuntas syubhat 1 Jawaban tuntas syubhat 1 Jawaban tuntas syubhat 1 Jawaban tuntas syubhat 1 –––– 6666 … … … … 10101010

� Syubhat 1Syubhat 1Syubhat 1Syubhat 1,,,, Kedudukan orang yang anti dan menolak JihadKedudukan orang yang anti dan menolak JihadKedudukan orang yang anti dan menolak JihadKedudukan orang yang anti dan menolak Jihad … 1… 1… 1… 10000

- Mereka adalah Pendusta … 10

- Manusia bertabiat Anjing … 11

- Mereka adalah orang-orang Munafiq dan tidak beriman dengan iman yang benar … 12

- Mereka adalah orang-orang fasik dan orang yang Najis hatinya … 13

� Orang-orang yang diizinkan untuk tidak Berjihad … 14

� Syubhat 2Syubhat 2Syubhat 2Syubhat 2………… 14141414

� Pemrintahan Dalam Islam

o Penguasa atau Pemerintahan Muslim yang Adil … 15

o Penguasa dan Pememrintah Muslim yang Zalim dan Fasiq … 16

o Penguasa atau Pemerintah Muslim yang Mengajak pada Bid’ah … 17

o Penguasa atau Pemerintah Kafir … 18

� Syubhat 3Syubhat 3Syubhat 3Syubhat 3,,,, Benarkah sebesarBenarkah sebesarBenarkah sebesarBenarkah sebesar----besar jihad adalah jihad melawan hawa Nafsubesar jihad adalah jihad melawan hawa Nafsubesar jihad adalah jihad melawan hawa Nafsubesar jihad adalah jihad melawan hawa Nafsu ? … ? … ? … ? … 20202020

� Syubhat 4Syubhat 4Syubhat 4Syubhat 4, Islam rahmatan lil 'alamin?, Islam rahmatan lil 'alamin?, Islam rahmatan lil 'alamin?, Islam rahmatan lil 'alamin? … … … … 22222222

� Syubhat 5Syubhat 5Syubhat 5Syubhat 5, Periode Makkah , Periode Makkah , Periode Makkah , Periode Makkah dandandandan Periode M Periode M Periode M Periode Madinah, Jihad?adinah, Jihad?adinah, Jihad?adinah, Jihad? … … … … 25252525

� Syubhat Syubhat Syubhat Syubhat 6,6,6,6, Syubhat dalam memahami firman Allah QS. At Taubah 9: 122Syubhat dalam memahami firman Allah QS. At Taubah 9: 122Syubhat dalam memahami firman Allah QS. At Taubah 9: 122Syubhat dalam memahami firman Allah QS. At Taubah 9: 122………… 26262626

Ancaman TAncaman TAncaman TAncaman Terhadap erhadap erhadap erhadap OOOOrangrangrangrang----orang yang Meninggalkan Jihadorang yang Meninggalkan Jihadorang yang Meninggalkan Jihadorang yang Meninggalkan Jihad ………… 29292929

Keutamaan Jihad di Jalan AllahKeutamaan Jihad di Jalan AllahKeutamaan Jihad di Jalan AllahKeutamaan Jihad di Jalan Allah ………… 31313131

Penutup … Penutup … Penutup … Penutup … 37373737

Page 5: Ustadz Abu Muhammad JIbriel Abdul Rahman - Syubhat-Syubhat Seputar Jihad dan Akibat Meninggalkannya

S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D

5

m MUQADDIMAH

�� ��� �� � , ������ � ��� �� , ������ ��� � �� � !"�� , �#�$%��� &���"%��� ��'(� �� �')� *+� � � � , -� � � � � � � � �, �� � � � � , , � , �, . , � , , , � � � � � , � � ,, �� �, � � � � � � � �� � � , �/+ &�+ / *� �01� , &� 23 4 �� 5678 �� , &� 57�- � � � , � -� �� � � � � , � �, �� �� , �� � � , � ��9 *� �01�� , &� :8� / ��;� ��� � � - � �� �� � � , � , �, � �� � �&�!��� ��<� ��'� , � � ,� � � -� =�>

�{�`�_�̂ �]�\�[�Z�Y�X�W�V�U�Tz

�{�W�V�U�T�S�RQ�P�O�N�M�L�K�J�I�H�G�F�E�D�C�B�A

�_�̂ �]�\�[�Z�YXz

�{�«�ª�©�¨�§�¦�¥¤�£�¢�¡� �����������������������®�¬z

�"� ��� , - � :@�� ��'9 2�4 2�A� BC� , ��� D %E F8�)� G�H� *I � � �- , �� � � � � , ,, , � �� � � , � � , � -� � JE 8+� K!L%�� M'6E K#"�� NO���� �- � � � �� - � �� �� � �� -��� P M��Q 5E� , M��Q M��� 5E� , M��� MO�9 5E *@� ,�!�R� � O�9�� I I I �� - � - -� � � � �� � � � , � �� � �S S � - � �, , � �� � � � � �>�

Segala puji bagi Allah, kita memuji-Nya, meminta tolong kepada-Nya, memohon

ampun kepada-Nya, dan kita berlindung kepada Allah dari kejahatan jiwa-jiwa kita, dan

amal-amal kita. Barangsiapa yang Allah beri petunjuk maka tidak ada siapapun yang

menyesatkannya, dan barangsiapa yang disesatkan maka tidak siapapun yang

menunjukkannya. Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan yang disembah kecuali Allah, tidak

ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya.

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa

kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama

Islam." (Ali Imran (3): 102)

"Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang Telah menciptakan kamu

dari seorang diri, dan dari padanya Allah menciptakan istrinya; dan dari pada keduanya

Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. dan bertakwalah

kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama

lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan

Mengawasi kamu." (An Nisa' (4): 1)

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan Katakanlah

perkataan yang benar, niscaya Allah memperbaiki bagimu amalan-amalanmu dan

mengampuni bagimu dosa-dosamu. dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul-Nya, Maka

Sesungguhnya ia Telah mendapat kemenangan yang besar." (Al Ahzaab (33): 70-71)

Adapun sesudah itu, maka sebaik-baik ucapan adalah kitab Allah, dan sebaik-baik

petunjuk adalah petunjuk Nabi �, dan sekuat-kuat tali ikatan ialah kalimat taqwa, dan

berhati-hatilah kamu dengan perkara-perkara yang baru, karena setiap perkara yang baru

(dalam agama) adalah bid'ah, dan setiap bid'ah itu sesat, dan setiap kesesatan berada

dalam neraka.

Page 6: Ustadz Abu Muhammad JIbriel Abdul Rahman - Syubhat-Syubhat Seputar Jihad dan Akibat Meninggalkannya

S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D

6

Setelah runtuhnya Pemerintah Islam (Khilafatul Muslimin 'Ala Minhajin Nubuwah),

sebagian kaum Muslimin dalam memandang dan memahami syari'ah Jihad didalam Islam

telah salah dan keliru/rancu (syubhat), yang semestinya tidak perlu terjadi. Mereka telah

banyak terpengaruh oleh pandangan sesat orang-orang kafir, orang-orang munafiq dan

ahli-ahli bid'ah,yang menganggap jihad Islam itu sebagai simbol kekerasan dan keganasan,

lalu dengan sewenang-sewenangnya melabelkan jihad itu sebagai terorisme dan

pelakunya adalah teroris.

Padahal yang sebenarnya, jihad merupakan amalan mulia dan paling tinggi

derajatnya berbanding dengan amalan-amalan lain, bahkan jihad fie sabilillah merupakan

satu-satunya amal shalih yang menjadi benteng dan penyelamat seluruh ajaran Islam, dan

kedudukannya tidak bisa digantikan dengan amal shalih yang lain. Andainya sebagian

kaum Muslimin yang masih rancu persepsinya tentang Jihad ini jujur dan ikhlas dalam

imannya, sudah pasti dia akan menemukan bahwa perintah jihad itu sama dengan

perintah Allah yang lainnya, seperti shalat, puasa, zakat, umrah dan haji. Coba perhatikan

beberapa ayat berikut:

1. Perintah mendirikan Shalat. Allah berfirman,

�m������������������������l

"Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku'lah beserta orang-orang yang

ruku'." (QS. Al Baqarah 2:43)

2. Perintah Berpuasa. Allah berfirman,

�m��a��`��_���^��]��\��[�������Z����Y��X��W�������V��U��T��Sl

"Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana

diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al Baqarah 2:183)

3. Perintah Menyempurnakan haji dan umrah karena Allah. Firman Allah,

�m¥��¤��£��¢¦…�l

"Dan sempurnakanlah ibadah haji dan 'umrah karena Allah. …" (QS. Al Baqarah 2:196)

4. Perintah berperang Fie sabilillah. Allah berfirman,

�m��C��B��AF����������E���DGN��M��L��K���J��I��H��OV���U��T��S��R��Q��P��W��X���

��]��\�����[��Z��Yl

"Diwajibkan atas kamu berperang, Padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu

benci. boleh Jadi kamu membenci sesuatu, Padahal ia Amat baik bagimu, dan boleh Jadi

(pula) kamu menyukai sesuatu, Padahal ia Amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang

kamu tidak mengetahui." (QS. Al Baqarah 2:216)

Semua ayat diatas merupakan perintah yang hukumnya wajib ditaati, tidak boleh

menbedakan salah satu diantara yang lain, apakah perintah itu terasa ringan dan

menyenangkan, maupun berat dan menyusahkan, itulah kosekwensi iman yang benar.

Namun apa yang berlaku ditengah kehidupan sebagian kaum Muslimin, bahwa perintah

shalat, puasa dan haji responnya baik dan positif, akan tetapi respon kepada kewajiban

berjihad (berperang) cenderung kepada respon negatif, ada apa gerangan?

Page 7: Ustadz Abu Muhammad JIbriel Abdul Rahman - Syubhat-Syubhat Seputar Jihad dan Akibat Meninggalkannya

S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D

7

Perkara penting seperti ini harus dijelaskan secara mendetail. Justru itu didalam

beberapa hadits Rasulullah �, beliau menggandengkan antara Islam yang berasaskan

Tauhid, dengan shalat dan jihad. Seakan-akan sebuah bangunan kokoh terdiri dari bagian

pondasi, tiang dan atap. Tauhid sebagai asas pondasi, shalat sebagai tiangnya dan jihad

sebagai atapnya. Sebuah bangunan lengkap dan sempurna jika ketiga bagian tersebut

berpadu saling menguatkan, kekurangan salah satu bagian akan menjadikan bagian

lainnya tidak berfungsi secara optimal. Rasulullah � bersabda kepada Muadz bin Jabal �,

/�� � TUC�� � � , � V�#�� , � � #�R�� , � &6E� . � �3!'��� � � � � W�� �� �� �, X6Y ? &� ���� , � � � � :[�� � 8� \!��� � � �� > \ Y� � :V��� , � #�R�� , � �3!'�� , ]��^�� � �� � ,� � � W�� � , W�_��� �� � -, � � &� ���� � � 3 0`�� � �>

“Sukakah aku khabarkan kepada engkau kepala segala urusan, tiangnya dan puncak

ketinggiannya?” Saya (Muadz) berkata: “Pastilah wahai Rasulullah!” Jawab Rasulullah:

“Kepala segala urusan adalah Islam, tiangnya adalah shalat dan puncak ketinggiannya

adalah Jihad.”

Dalam riwayat lain Rasulullah � bersabda,

V��� , � �a4� � #�R�� , � ,]��^�� ,� � ��, �� J6��� ,� � ,J6�� �� �3!'��� � �� � ,W�_��� � - W�� �� � �, � &� ���� � � ,3 0`�� � � , /� &� ��8� �� /+- � J067��, � � � , �> "Kepala urusan ini adalah Islam dan sesiapa yang memeluk Islam maka dia akan

selamat, dan tiangnya adalah shalat dan puncaknya ketinggiannya adalah Jihad, tidaklah

(sesiapa) mencapainya kecuali yang paling utama.”

Demikianlah posisi jihad di dalam Islam sebagai benteng penyelamat, penjaga dan

pemelihara seluruh ajarannya. Diriwayatkan dari Nu'man bin Basyir Al Anshari, dia

berkata: "Suatu ketika aku berada dimimbar Rasulullah � bersama sejumlah sahabat. Lalu

seorang di antara mereka berkata: 'Aku tidak peduli untuk tidak mengerjakan suatu amal

perbuatan karena Allah setelah aku masuk Islam, aku hanya akan memberi minum orang-

orang yang melakukan haji.' Seorang yang lain berkata: 'Bukan hal itu, akan tetapi

memakmurkan masjidil haram.'

Seorang yang lain berkata: 'Bukanlah demikian, akan tetapi berjihad dijalan Allah

lebih baik dari apa yang kalian katakan.' Maka Umar bin Khattab membentak mereka dan

berkata:'janganlah kalian meninggikan suara di dekat mimbar Rasulullah �, dan hari ini

adalah hari jum'at, jika kamu sudah melaksanakan shalat jum'at maka temuilah

Reasulullah dan tanyakanlah tentang apa yang kalian perselisihkan, lalu mereka

melakukan anjuran itu, kemudian Allah menurunkan ayat ini,

m�ª��©��¨��§��¦���¥��¤��³��²��±��°��� ��®��¬��«����� � �´��¸��¶�����¹º����������������������Æ��Å��Ä��Ã��Â��Á��À��¿���¾��½��¼��»��)*���+��,��-��.����L��K��J��I���H��G��F��E��D��C��B��A

N�����MO��U��T���S��R��Q��P��l

"Apakah (orang-orang) yang memberi minuman orang-orang yang mengerjakan haji

dan mengurus Masjidilharam kamu samakan dengan orang-orang yang beriman kepada

Allah dan hari kemudian serta bejihad di jalan Allah? mereka tidak sama di sisi Allah; dan

Allah tidak memberi petunjuk kepada kaum yang zalim. Orang-orang yang beriman dan

berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih

Page 8: Ustadz Abu Muhammad JIbriel Abdul Rahman - Syubhat-Syubhat Seputar Jihad dan Akibat Meninggalkannya

S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D

8

Tinggi derajatnya di sisi Allah; dan Itulah orang-orang yang mendapat kemenangan. Tuhan

mereka menggembirakan mereka dengan memberikan rahmat dari padanya, keridhaan dan

surga, mereka memperoleh didalamnya kesenangan yang kekal, Mereka kekal di dalamnya

selama-lamanya. Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar." (QS. At Taubah 9: 19-

22)

Amal jihad yang mulia ini telah mengangkat posisi mujahid (orang yang berjihad

dijalan Allah) kepada kedudukan yang paling tinggi, sebagaimana firman Allah,

�mN���M��L��K��J����I��H��G��F��E��D��C��B��AO������S��R��Q��P��

W��V��U��TX\��[��Z��Y��]���h����g��f��e��d��c���b��a���`���_��^��

ij��o��n��m��l��k��l

"Tidaklah sama antara mukmin yang duduk (yang tidak ikut berperang) yang tidak

mempunyai 'uzur dengan orang-orang yang berjihad di jalan Allah dengan harta mereka

dan jiwanya. Allah melebihkan orang-orang yang berjihad dengan harta dan jiwanya atas

orang-orang yang duduk satu derajat. kepada masing-masing mereka Allah menjanjikan

pahala yang baik (surga) dan Allah melebihkan orang-orang yang berjihad atas orang yang

duduk dengan pahala yang besar, (yaitu) beberapa derajat dari pada-Nya, ampunan serta

rahmat. dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. An Nisa’ 4: 95-96)

Motivasi dan janji seperti inilah yang telah membangkitkan semangat para mukmin-

mujahidin untuk berjihad berjuang menegakkan kalimah Allah dimana saja mereka

diperlukan, sehingga kemenangan dan kejayaan telah mereka raih serta kekalahan dan

kehancuran bagi pasukan kuffar yang menentang dan memerangi kaum Muslimin.

Subhanallah, setiap kali jihad ditegakkan, kemenangan diraih oleh kaum Muslimin,

sehingga menjadikan kaum kuffar merasa gentar dan takut setiap kali mendengar kalimat

jihad atau qital.

Rasulullah � telah memimpin jihad tidak kurang dari 70 kali selama 10 tahun

berada di Madinah, dan hampir keseluruhan dari peperangan itu dimenangkan oleh beliau

dan para sahabatnya walaupn dalam beberapa peperangan pada awalnya menghadapi

kekalahan. Maka tidak heranlah jika kaum kuffar sangat takut dan benci menghadapi jihad

Islam dan amat tidak suka mendengan kalimat jihad.

Oleh karenanya berbagai usaha dan cara telah diusahakan oleh musuh-musuh Islam

untuk menggeser kedudukan itu dengan cara menyelipkan atau memasukkan

pemahaman-pemahaman keliru dan sesat dikalangan kaum Muslimin agar semangat jihad

mereka hilang dan sirna, akhirnya mereka meninggalkan amalan jihad ini bahkan kaum

Muslimin sendiri yang diperalat untuk melawan dan menentang jihad yang benar.

SYUBHAT-syubhat SEPUTAR JIHAD

Dengan metode yang sangat halus melalui tulisan atau lisan para orientalis atau

melalui kader-kader kaum munafiqin, penyelewengan dan penyesatan itu telah diterima

oleh sebagian ulama kaum Muslimin, apakah disadari atau tidak, realitas memperlihatkan

keadaan seperti itu, sehingga sampai kepada satu peringkat, pengikut-pengikutnya

memahami ajaran Jihad Islam itu sebagai sesat dan menyesatkan. Akibatnya muncullah

beberapa pandangan sesat dan menyesatkan yang bernada menolak dan menafikan jihad

dengan beberapa dalih dan alasan.ِِ Diantara beberapa syubhat itu ialah:

Page 9: Ustadz Abu Muhammad JIbriel Abdul Rahman - Syubhat-Syubhat Seputar Jihad dan Akibat Meninggalkannya

S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D

9

Syubhat 1. Telah beredar di kalangan kaum muslimin satu ungkapan yang

berbunyi “zaman ini bukanlah zaman jihad”. Jihad kita sekarang bukan jihad perang

tetapi jihad ekonomi, jihad pendidikan jihad siyasah dan lain-lain lagi. Mereka juga

berkata: jihad itu bukan saja berperang, akan tetapi jihad memiliki arti yang lebih

luas dari perang bahkan semulia-mulia jihad adalah perang melawan hawa nafsu.

Sebagian ungkapan bernada tidak menolak kewujudan jihad, akan tetapi

tersirat maksud menunda pelaksanaan jihad, mereka juga berkata “tidak ada jihad

sebelum tegaknya khilafah” atau dengan kalimat lain yang senada. Jika khilafah

belum ada siapa yang akan memimpin jihad? Ada lagi ungkapan bahwa jihad tidak

sah sebelum tarbiyah imaniyah sempurna yang terealisir dalam bentuk amal nyata

atau dengan kalimat lain yang semakna dengan Jihad Prematur.

Kalimat-kalimat seperti inilah yang telah membingungkan sebahagian umat sehingga

sebahagian mereka menjadi salah faham terhadap jihad, lalu muncullah kelompok muslim

yang menentang jihad dalam arti yang sebenarnya, yaitu:

&6�<� P 5'"��� , &� 3��"%�/�� , ��� M'6E b��^ � �c�� \ %Y� � � � �� �, � � � � , �� �� � , �� � , � , �� �� �� , � - �> "Memerangi orang-orang kafir (kafir harbi) untuk meninggikan kalimat Allah (di

muka bumi), mengadakan persiapan untuknya dan bekerja pada jalan-Nya."1

Syubhat 2. Mereka berkata: Orang yang berjihad menegakkan syari'ah

dinegara yang dipimpin oleh Muslimin dianggap sebagai pemberontak dan

khawarij, karena mereka menganggap bahwa kepemimpinan Negara sekuler yang

dipegang oleh mayoritas Muslim sekarang adalah sama dengan pemerintahan

khilafah dahulu. pemahaman inilah muncul kelompok muslimin yang kesibukanya

mencerca golongan Mujahid sebagai khawarij dan pemberontak kepada amirul

mukminin. Benarkah demikian?

Syubhat 3. Syubhat berikutnya ialah mendustakan Nabi �, dengan menyitir

perkataan dusta yang sesat dan menyesatkan. Perkataan itu berbunyi "Kita telah

kembali dari jihad kecil menuju kepada jihad besar". Apakah jihad besar itu.? Jihad

besar itu ialah jihad melawan hawa nafsu. Benarkah?

Syubhat 4. Mereka berkata: Islam itu Rahmatan lil 'aalamin. Penuh kasih

sayang dan memelihara kedamaian. Maka apakah jihad dan perang yang dilakukan

oleh segelintir Muslimin itu sesuai dengan ajaran yang suci. Sembari mereka

menyebutkan beberapa jama'ah yang dianggap radikal seperti: MMI, FPI, HTI dan

lain-lain. Benarkah?

Syubhat 5. Mereka berkata: Jihad itu diperaktikkan oleh Rasulullah � dan para

sahabatnya dalam periode Madinah. Adapun kami sekarang ini masih dalam tahap

periode Makkah, kami sedang memfokuskan (memusatkan perhatian) kepada

pelajaran tauhid. Jadi kita belum bisa bersama-sama karena manhaj kita berbeda ?

Syubhat 6. Syubhat dalam memahami firman Allah QS. At Taubah 9: 122.

Inilah diantara beberapa syubhat atau musykilatul umat yang harus diluruskan agar

tidak terus menerus menimbulkan kebingungan dan anggapan salah dikalangan kaum

Muslimin. Semoga Allah memandaikan dan membimbing kita kepada hidayah-Nya, dan

memberi manfaat kepada kaum Muslimin.

1. Al Jihad Sabiluna, hal. 13.

Page 10: Ustadz Abu Muhammad JIbriel Abdul Rahman - Syubhat-Syubhat Seputar Jihad dan Akibat Meninggalkannya

S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D

10

JAWABAN TUNTAS SYUBHAT 1-6

Syubhat – 1

Kedudukan orang yang anti dan menolak Jihad.

Setelah meneliti hujjah-hujjah Al Qur'an dan Al Hadits, mengenai orang-orang yang

anti dan menolak jihad secara sengaja, maka didapati:

1. Mereka adalah Pendusta.

Dengan kajian yang cermat dan seksama, kita akan mendapati perkara seperti ini

pernah berlaku ke atas orang-orang yang enggan mengamalkan jihad di zaman permulaan

Islam. Dan perkara seperti ini akan terus berlaku sepanjang masa selama masih ada orang-

orang kafir yang wajib diperangi.

Sebuah riwayat, telah diterima dari Salamah bin Nufail al Kindi, dia berkata: Ketika

aku sedang duduk di dekat Rasulullah �, tiba-tiba ada seorang lelaki bertanya: “Wahai

Rasulullah, orang-orang sudah tidak lagi mengurus kuda mereka dan meletakkan senjata

mereka, dan mereka mengatakan: Tak ada lagi jihad, perang telah usai!. Rasulullah �

menghadapkan wajahnya dan berkata,

%L�� b d *e� , *e� , �!�aE� � , � � , �� � � � - � J0Yf#8� ]�!Y� D!6Y JA ��� g8h8� N)� [� *!6i L8 M�� j%�� � \�h8 /� , \ , , S , � - -� � � � � , , � � , � , � �� , � , � � =� � �� � �� � � � �� � � � . � � � �

k+ Bl� 0�H�!� P 3�� N"� 5�l�� , ��� ��� mn8 o%;� , M� ��� ]!Li o%; J0,��� � � , � - � ,� � , � S , , , � � � � � � � , � �, , � �� � � - � -� � � , �� , �M� �L�� ]!8 � �� � , �, �> "Mereka dusta!. Sekarang telah datang masa perang, dan akan senantiasa ada di

antara umatku sekelompok orang yang berperang membela kebenaran, dan Allah

memalingkan hati banyak kaum pada mereka dan memberi rizki mereka dari (harta musuh)

mereka hingga hari kiamat tiba, sehingga janji Allah datang. Kuda itu tertambat pada ubun-

ubunnya kebaikan hingga hari kiamat."2

Dalam sebuah riwayat yang menggambarkan tentang keindahan jihad yang selalu

manis dan tidak akan berhenti manisnya jihad itu selama langit menurunkan air hujan,

Rasulullah � meramalkan akan terjadinya situasi bahwa tokoh-tokoh agama atau ulama

suatu kaum akan berkata kepada pengikutnya, satu perkataan yang sesat dan

menyesatkan, satu ucapan yang menafikan dan menolak adanya Jihad fie Sabilillah. Sabda

Rasulullah �, J0,�� b�#Y &�� \!L8 * �f V -��� [� mn��� b���� � #pL�� #pY � �qC �!6; 3 0`� \�h8 /, - � � � - � � �� , , � , � � � = � � � �� � � � �� � S , � � = ,� , , � �� � �� � � , � � � : * �h� �a4 r��� � � � � � � , �

"�� * �h�� :� T�3� '� 3 0d, , , �� � I� � � �� � �- � � � � �!� Y , 3 0`� * �h�� J� � , �� � � �- : :� \!L8 �;� �� ��� \!�� 8� � � �� �, � , , �S � � � � : \ Y� � : &��"� � , J"�� � , �� � , � *!"s� V -���� Mct�u�� ���� � �,, � � � �� , � � � � >

"Jihad itu akan senantiasa manis dan segar selama hujan turun dari langit. Akan

datang suatu zaman pada manusia yang pada zaman itu ada ulama di antara mereka yang

mengatakan: "Sekarang ini bukan zaman jihad lagi. Sesiapa yang mengalami zaman

tersebut, maka sebaik-baik zaman adalah jihad." Mereka (para sahabat) bertanya: Wahai

Rasulullah adakah orang yang berkata seperti itu? "Beliau � menjawab: Ya, iaitu orang

yang dilaknat oleh Allah, malaikat dan manusia seluruhnya."3

2. Thaifatul Manshurah :Abu Basyir,Sunan an Nasa’ie – no: 3333. 3. HR Said bin Mansur di dalam Syifaa-ush Shuduur. Lihat Masyaari ‘ul Asywaaq ila Mashaari ‘il ‘Usysyaq, 1/110.

Page 11: Ustadz Abu Muhammad JIbriel Abdul Rahman - Syubhat-Syubhat Seputar Jihad dan Akibat Meninggalkannya

S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D

11

Didalam kitab Allah �, dijumpai bahwa golongan orang-orang yang dilaknat dan

dikutuk oleh Allah, para malaikat dan seluruh makhluk yang mempunyai kemampuan

mengutuk adalah golongan orang-orang yang menjual ayat-ayat Allah dengan harga yang

murah. Mereka sanggup menggadaikan ayat-ayat Allah dengan menyembunyikan

kebenaran dan mengambil ayat-ayat Allah yang sesuai dengan keinginan mareka. Firman

Allah �,

�m¤��£��¢��¡���������������������� ¥��¬��«��ª��©���¨��§��¦��

��¾��½��¼���»��º��¹��¸��¶�����´��³���²��±��°��$��®À��¿Á��Ã���Â����Æ��Å��Äl

"Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah diturunkan Allah,

yaitu Al Kitab dan menjualnya dengan harga yang sedikit (murah), mereka itu sebenarnya

tidak memakan (tidak menelan) ke dalam perutnya melainkan api, dan Allah tidak akan

berbicara kepada mereka pada hari kiamat dan tidak mensucikan mereka dan bagi mereka

siksa yang amat pedih. Mereka itulah orang-orang yang membeli kesesatan dengan petunjuk

dan siksa dengan ampunan. Maka alangkah beraninya mereka menentang api neraka!"4

2. Manusia bertabiat Anjing.

Sebagian manusia mengaku Muslim, tetapi menolak sebagaian ayat-ayat Allah

karena inginkan kemewahan dunia. Al Qur'an memberitakan keadaan yang serupa yang

telah berlaku jauh sebelum al-Qur’an diturunkan, para ulama bani Israil yang dikaruniakan

Allah pemahaman dan ilmu yang mendalam tentang agama Allah, tetaapi mereka

menyembunyikan ayat-ayat itu disebabkan mengikuti kehendak hawa nafsu mereka yang

rendah. Allah memerintahkan agar menceriterakan kisah mereka itu agar menjadi i’tibar

bagi umat yang datang kemudian. Firman Allah � dalam surah al-A’raaf (7) ayat 175-177,

m�������������������������� ��������� ����� ��� �����

£��¢��¡���� ��������������¤���®����¬��«��ª��©��¨��§��¦���¥��

$°¶���� � � � �'��´��³��²��±��¸���Á��À��¿��¾��½��¼��»��º���¹��

��6��Æ�������������Å��Ä��Ã��Âl

"Dan bacakanlah kepada mereka berita orang yang telah Kami berikan kepadanya

ayat-ayat Kami (pengetahuan tentang isi Al Kitab), kemudian dia melepaskan diri dari pada

ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh syaitan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk

orang-orang yang sesat. Dan kalau Kami menghendaki, sesungguhnya Kami tinggikan

(derajat)nya dengan ayat-ayat itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan menurutkan

hawa nafsunya yang rendah, maka perumpamaannya seperti anjing jika kamu

menghalaunya diulurkannya lidahnya dan jika kamu membiarkannya dia mengulurkan

lidahnya (juga). Demikian itulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat

Kami. Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka berfikir. Amat

buruklah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan kepada diri

mereka sendirilah mereka berbuat zalim."5

4. QS al Baqarah, 2: 174-175. 5. QS al-A’raaf, 7: 175-177.

Page 12: Ustadz Abu Muhammad JIbriel Abdul Rahman - Syubhat-Syubhat Seputar Jihad dan Akibat Meninggalkannya

S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D

12

3. Mereka adalah orang-orang Munafiq dan tidak beriman dengan iman yang

benar.

Al Qur'an, kitab Allah � menjelaskan bahwa orang yang mencari-cari alasan untuk

mengelak dari kewajiban jihad dengan mengajukan hujjah-hujjah dan dalil-dalil tertentu

serta secara langsung meminta izin untuk tidak berangkat berjihad, maka mereka itu

dimasukkan dalam kelompok orang-orang munafik.

Allah � berfirman,

�m��������������~��}��|���{��z��y���� ������������������������������������������������������������ !����¨��§��¦��¥���¤��£��¢��¡��*��+��,��-���.��/��0¹��¸��¶��4��� �´��³��²��±��°��:��®�� � � �¬��«��ª��©º��»��

���¾��½��¼��O��N��M���L��K��J���I����H��G��F��E��D��C��B��AX��W��V��U��T��S��R���Q��PY]�����\��[��Z��^��a��`��_��

��c���bl

"Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari Kemudian, tidak akan meminta izin

kepadamu untuk tidak ikut berjihad dengan harta dan diri mereka. dan Allah mengetahui

orang-orang yang bertakwa. Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu, hanyalah

orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari Kemudian, dan hati mereka ragu-

ragu, karena itu mereka selalu bimbang dalam keraguannya. Dan jika mereka mau

berangkat, tentulah mereka menyiapkan persiapan untuk keberangkatan itu, tetapi Allah

tidak menyukai keberangkatan mereka, Maka Allah melemahkan keinginan mereka. dan

dikatakan kepada mereka: "Tinggallah kamu bersama orang-orang yang tinggal itu." Jika

mereka berangkat bersama-sama kamu, niscaya mereka tidak menambah kamu selain dari

kerusakan belaka, dan tentu mereka akan bergegas maju ke muka di celah-celah barisanmu,

untuk Mengadakan kekacauan di antara kamu; sedang di antara kamu ada orang-orang

yang Amat suka mendengarkan Perkataan mereka. dan Allah mengetahui orang-orang yang

zalim. Sesungguhnya dari dahulupun mereka telah mencari-cari kekacauan dan mereka

mengatur pelbagai macam tipu daya untuk (merusakkan)mu, hingga datanglah kebenaran

(pertolongan Allah) dan menanglah agama Allah, Padahal mereka tidak menyukainya. Di

antara mereka ada orang yang berkata: "Berilah saya keizinan (tidak pergi berperang) dan

janganlah kamu menjadikan saya terjerumus dalam fitnah." ketahuilah bahwa mereka telah

terjerumus ke dalam fitnah dan Sesungguhnya Jahannam itu benar-benar meliputi orang-

orang yang kafir. "6

Dan firman-Nya lagi,

�m���������������������������������� �������������������

������L��K���J����I��H��G��F��E��D��C��B��Al

6. QS at Taubah, 9: 44-49.

Page 13: Ustadz Abu Muhammad JIbriel Abdul Rahman - Syubhat-Syubhat Seputar Jihad dan Akibat Meninggalkannya

S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D

13

"Dan apabila diturunkan suatu surat (yang memerintahkan kepada orang munafik

itu): "Berimanlah kamu kepada Allah dan berjihadlah beserta Rasul-Nya", niscaya orang-

orang yang sanggup di antara mereka meminta izin kepadamu (untuk tidak berjihad) dan

mereka berkata: "Biarkanlah Kami berada bersama orang-orang yang duduk. Mereka rela

berada bersama orang-orang yang tidak berperang, dan hati mereka telah dikunci mati

Maka mereka tidak mengetahui (kebahagiaan beriman dan berjihad)" (QS. At Taubah 9:

86-87)

Dan firman-Nya lagi,

�mF��E��D��C��B��AGN��M��L��K���J��I��H��O���T��S��R��Q��P��[��Z��Y��X��W����V��U\��_���^��]��l

"Dan orang-orang yang beriman berkata: "Mengapa tiada diturunkan suatu surat?"

Maka apabila diturunkan suatu surat yang jelas Maksudnya dan disebutkan di dalamnya

(perintah) perang, kamu Lihat orang-orang yang ada penyakit di dalam hatinya

memandang kepadamu seperti pandangan orang yang pingsan karena takut mati, dan

kecelakaanlah bagi mereka." (QS Muhammad 47:20)

4. Mereka adalah orang-rang fasik dan orang yang Najis hatinya.

Allah berfirman,

�mE��D��C��B��AFQ��P��O��N��M��L��K���J��I��H��G��R��T����S����c�� �b��a��`��� � � � � � � � � � � � � � �_��^��]��\���� � �[��Z��Y��X��W��V��U

i��h��g��f��e��djl����k��mo��n��p��v���u���t��s��r��q��{���z��y��x��w|��>������?���@��A��B��C��D��E��F��~����}��l

"Mereka (orang-orang munafik) mengemukakan 'uzurnya kepadamu, apabila kamu

telah kembali kepada mereka (dari medan perang). Katakanlah: "Janganlah kamu

mengemukakan 'uzur; Kami tidak percaya lagi kepadamu, (karena) Sesungguhnya Allah

telah memberitahukan kepada Kami beritamu yang sebenarnya. dan Allah serta Rasul-Nya

akan melihat pekerjaanmu, kemudian kamu dikembalikan kepada yang mengetahui yang

ghaib dan yang nyata, lalu Dia memberitahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.

Kelak mereka akan bersumpah kepadamu dengan nama Allah, apabila kamu kembali

kepada mereka, supaya kamu berpaling dari mereka. Maka berpalinglah dari mereka;

karena Sesungguhnya mereka itu adalah najis dan tempat mereka Jahannam; sebagai

Balasan atas apa yang telah mereka kerjakan. Mereka akan bersumpah kepadamu, agar

kamu ridha kepada mereka. tetapi jika Sekiranya kamu ridha kepada mereka, Sesungguhnya

Allah tidak ridha kepada orang-orang yang Fasik itu." (QS. At Taubah 9:94-96)

Itulah ayat-ayat yang sesuai untuk orang-orang yang menyembunyikan sebagian ayat

Allah, yang tidak sesuai dengan keinginan mereka dan mengambil ayat-ayat Allah menurut

keinginan hawa nafsu mereka. Sedangkan sifat dan watak manusia yang seperti ini

menjadi sifat yang diberikan kepada orang-orang Yahudi. Al-Qur’an menyindir sifat jelek

mereka dengan satu pertanyaan,

Page 14: Ustadz Abu Muhammad JIbriel Abdul Rahman - Syubhat-Syubhat Seputar Jihad dan Akibat Meninggalkannya

S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D

14

m…�l���k��j��i��hm��w��v���u����� �t��s��r��q��p��o��n��xy���~���}��|��{��z���������������������� ���l

"…apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap

sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu,

melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan

kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat."7

Demikianlah keadaan sebahagian umat Islam yang menolak eksistensi jihad didalam

Islam. Mereka menyelewengkan pemahaman ayat-ayat jihad sedemikian rupa, yang

membawa akibat sebahagian umat Islam murtad dari agamanya. Mereka keluar daripada

aqidah yang sebenarnya, keluar dari syari’at yang benar dan jauh daripada akhlaq yang

mulia yang diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya.

Orang-orang yang diizinkan untuk tidak Berjihad,

�mw��v�� � � � � � � � � � � � � �u��t��s��r��q��p��o��n���mx��|��{��z��y���������� ��!��"��#����$��� � �%��&��� �'��(��)��*��+��,��-��.����~��}

1��234��5��6��7��8���9�:��;��<���=��>��?��@����¥��¤��£��¢��¡���¶��G��´��³��²��±����°��M��®��¬��«��ª��©��¨���§��¦l

"Dan datang (kepada Nabi) orang-orang yang mengemukakan 'uzur, Yaitu orang-

orang Arab Baswi agar diberi izin bagi mereka (untuk tidak berjihad), sedang orang-orang

yang mendustakan Allah dan Rasul-Nya, duduk berdiam diri saja. kelak orang-orang yang

kafir di antara mereka itu akan ditimpa azab yang pedih. Tiada dosa (lantaran tidak pergi

berjihad) atas orang-orang yang lemah, orang-orang yang sakit dan atas orang-orang yang

tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan, apabila mereka Berlaku ikhlas kepada

Allah dan Rasul-Nya. tidak ada jalan sedikitpun untuk menyalahkan orang-orang yang

berbuat baik. dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang, Dan tiada (pula) berdosa

atas orang-orang yang apabila mereka datang kepadamu, supaya kamu memberi mereka

kendaraan, lalu kamu berkata: "Aku tidak memperoleh kendaraan untuk membawamu." lalu

mereka kembali, sedang mata mereka bercucuran air mata karena kesedihan, lantaran

mereka tidak memperoleh apa yang akan mereka nafkahkan." (QS. At Taubah 9:90-92)

�mk�����j��i���h��g����f��e���d��c�����b��a���`l��u��t��s��r��q��p��o��n��m���vw��}��|��{��z��y��x���l

"Tiada dosa atas orang-orang yang buta dan atas orang yang pincang dan atas orang

yang sakit (apabila tidak ikut berperang). dan Barangsiapa yang taat kepada Allah dan

Rasul-Nya; niscaya Allah akan memasukkannya ke dalam surga yang mengalir di bawahnya

sungai-sungai dan barang siapa yang berpaling niscaya akan diazab-Nya dengan azab yang

pedih." (QS. Al Fatah 48:17)

Syubhat – 2

7. QS al Baqarah, 2: 85.

Page 15: Ustadz Abu Muhammad JIbriel Abdul Rahman - Syubhat-Syubhat Seputar Jihad dan Akibat Meninggalkannya

S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D

15

Orang yang berjihad menegakkan syari'ah dinegara yang dipimpin oleh Muslimin

dianggap pemberontak dan khawarij, karena memberontak kepada amirul

mukminin. Mereka menyamakan pemerintahan Islam Khilafah 'Alaa Minhajin

Nubuwwah dengan Negara tgoghut yang tegak sekarang.Inilah anggapan sebagian

kaum Muslimin yang anggap dirinya ahli sunnah wal jamaah yang paling salafiy.

Benarkah ?

Untuk menjawab syubhat ini perlu kiranya memahami sistem pemrintahan dalam

Islam terlebih dahulu.

1. Penguasa atau Pemerintahan Muslim yang Adil

Yaitu penguasa yang sah menurut syariat Islam ditinjau dari segala seginya baik dari

segi persyaratan maupun sistem pembuatannya (pelantikannya), dan dalam menjalankan

roda pemerintahannya, menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya sesuai dengan

ketentuan syariat serta menerapkan hukum Allah pada negeri dan rakyatnya diseluruh

wilayah pemerintahannya.

Rakyat wajib memberikan wala' (loyalitas)nya secara utuh pada penguasa bentuk ini,

termasuk mendengar dan taat (kecuali dalam hal maksiat) dan dilarang memberontaknya.

Allah Ta'ala berfirman,

�m������������������������������ ���������������������������������������������������

����������������������� ��l

"Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan ulil amri

di antara kamu. kemudian jika kamu berlainan Pendapat tentang sesuatu, Maka

kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar

beriman kepada Allah dan hari kemudian. yang demikian itu lebih utama (bagimu) dan lebih

baik akibatnya." (QS. An Nisa 4: 59)

Penjelasan � dalam ayat ini maksudnya v��wu� � (di antara orang-orang

beriman). Jadi, ulil amri yang diperintahkan Allah Ta'ala untuk di taati adalah ulil amri

yang beriman bukan yang kafir. (Majmu' al Fatawa 28/97 atau 28/170)

Diriwayatkan dari Junadah bin Abu Umayyah � dia berkata: kami masuk pada

tempat Ubaidah bin Ash Shamit ketika beliau sedang sakit lalu kami katakana

"Sampaikanlah hadits kepada kami –ashlahakallah- satu hadits yang Allah akan

memberikan manfaat dengannya yang engkau dengar dari Rasulullah � maka ia pun

berkata:

x3���� �� ���\!���� H ���� [� �6���&�� ���6-J�� �<�8 �",��� �� ,�c�* �� ����� �C�a�� �6����� �*,� �8 �"���� �[���� -',y�� �p��-� �M�P � �pz,�� � � �� W#O�� �{8� �{�� �4#c��� �I � , , � �� � � �� � ,6����� , ���/ *�� ���f �|�R� ��,#�� �64�&�Y ,�\ � :����� �� ��� � ����� �������� �������� ������� � ����

�� ��!} "Rasulullah � memanggil kami, lalu membai'at kami. Maka di antara bai'atnya adalah

agar kami berbai'at untuk mendengar dan taat di saat kami suka ataupun tidak suka, di saat

dalam kemudahan ataupun dalam kesusahan, dan disaat kami diperlakukan secara tidak

adil. Dan agar kami tidak mencabut urusan (kepemimpinan dari orang yang berhak). Beliau

Page 16: Ustadz Abu Muhammad JIbriel Abdul Rahman - Syubhat-Syubhat Seputar Jihad dan Akibat Meninggalkannya

S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D

16

berkata: kecuali jika kalian melihat kekufuran yang nyata yang kalian memiliki dalil

padanya dari Allah." (HR. Imam Muslim dalam shahihnya 42-1709)

Penjelasan: Sabda beliau ;�!� �#�E, maknanya jelas menunjukkan atas kekufuran,

artinya perbuatan yang di lakukan penguasa itu merupakan dosa yang mengkafirkan

pelakunya. Dan sabdanya, maknanya ada dalil yang syar'i yang jelas bahwa perbuatan

yang dilakukan penguasa itu adalah mukaffir (dosa yang mengkafirkan). (lihat Al-Jami'

fie tholabil ilmisy syarif 8/31).

Dan Al Imam Syaukani berkata: "Sabda Rasulullah �, �����E�� J����� � �&��� �4#�* S maknanya

ada nash dari al-Qur'an atau pun hadits yang jelas tidak mengandug takwil dan

tuntutannya bahwasanya tidak boleh keluar memberontak mereka (penguasa) selama

perbuatannya mengandung takwil. (lihat Nailul Authar 7/361)

Dalil selebihnya lihat Shahih Al-Bukhari no. 7137, 7144 dan sebagainya, serta shahih

muslim no. 31-1834, 32-1835, 33-1835, 35-1836, 36-1837, 37-1838, 41-1709 dan lain

sebagainya.

2. Penguasa dan Pememrintah Muslim yang Zalim dan Fasiq

Yaitu penguasa yang tidak adil, banyak melakukan dosa dan penyelewengan serta

kezaliman, tetapi kesalahan yang dilakukan bukan kekufuran yang nyata atau dosa yang

mengkafirkan. Tetap menegakkan ad-dien di atas landasannya, maknanya berhukum

dengan syariat Allah dan mengatur rakyat dan negerinya dengan syariat-Nya meskipun

banyak terjadi penyelewengan.

Al-Imam Al-Hasan Al-Bashri berkata: “Mereka mengurusi lima urusan kita: (shalat)

jum’at, (shalat) jama’ah, I’ed (hari raya), perbatasan (negeri Islam dan negeri kafir-pen),

hukum had (hukum pidana dan syari’at Islam-pen). Demi Allah, agama ini tidak akan

tegak kecuali dengan mereka, walaupun mereka itu zalim dan curang. Demi Allah, sungguh

apa yang Allah perbaiki dengan mereka lebih banyak dari apa yang mereka rusak.

(Mu’amalatul Hukkam hal 7-8). Dikutip dari majalah Asy-Syariah Vol. No. 05/Pebruari

2004/ Dzulhijjah 1424 H hal 21 dengan sedikit tambahan dalam kurung, perbatasan

dan hukum had.

Dalam menghadapi penguasa bentuk ini,pada mulanya ada perselisihan di kalangan

Ahlus Sunnah tentang boleh dan tidaknya untuk memberontak kepadanya.

a. Sebagian mengatakan boleh, berdasarkan keumuman dalil amar ma’ruf dan nahi

mungkar, pemberontakan jenis inilah yang banyak terjadi pada masa sahabat yang

dilakukan oleh Ahlus Sunnah seperti pemberontakan yang dilakukan Mu’awiyyah bin Abu

Sufyan dan para pengikutnya terhadap kepemimpinan Khalifah Rasyid bin Abi Thalib,

demikian juga yang dilakukan Umul Mu’minin Aisyah, Thalhah dan Zubair terhadapnya.

Pemberontakan Al-Husain bin Ali bin Abi Thalib terhadap Khalifah Yazid bin Mu’awiyah

(61 H), demikian pula yang dilakukan Abdullah bin Handhalah terhadapnya (63 H) dan

lain sebagainya masih banyak lagi pemberontakan seperti ini yang dilakukan mereka ~� v"s� J0�� ��–

b. Dan sebagian yang lain berpendapat tidak boleh memberontak penguasa bentuk

ini berdasarkan dalil yang khusus yang menyuruh bersabar seperti sabda Rasulullah �:

Page 17: Ustadz Abu Muhammad JIbriel Abdul Rahman - Syubhat-Syubhat Seputar Jihad dan Akibat Meninggalkannya

S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D

17

M�64 d M%�� � � /+ �!'�� �U1 M��`� G� �8 �;� r�� &�@� U_�6� &4#c� ��1 �B�� � K�� �= = � � , � � � � �- � � � � � , � , � � , , ,� � � S -� � � � �� �� � = , � � , � �- � ,� � �� =� � � �� � � � �> F8�;� , ��

�0,�� �-�� ~� V <� ��� �� - � ,� �� � I >6�� � 2� �<�� &d#C�� , � �� � � � �� � ,, ��0�(�(H P J� �� , � , �� �> “Barangsiapa yang melihat sesuatu yang tidak ia sukai dari penguasanya maka

bersabarlah, karena barangsiapa yang memisahkan diri dari jama’ah sejengkal saja, maka

dia akan mati dalam keadaan jahiliyyah.” (Hadits Ibnu Abbas � dikeluarkan oleh Al-

Bukhari dan Muslim dalam Shahihnya)

Dan setelah terjadi perselisihan yang lama mengenai boleh dan tidaknya

memberontak penguasa yang zalim dan fasiq akhinya Ahlus Sunnah wal Jama’ah

bersepakat tidak boleh memberontak. (Syarah An-Nawawi Li Shahih Muslim 12/229 dan

Minhajus Sunnah Ibnu Taimiyyah 2/241)

Ibnu Hajar berkata: “Ibnu Attin telah menukil dari Ad-Dawudi ia berkata: Bahwa

pegangan para ulama dalam masalah para penguasa yang zalim jika mampu mencopotnya

tanpa fitnah dan kezaliman wajib dilakukan, jika tidak mampu maka wajib bersabar. Dan

sebagian ulama berpendapat tidak boleh memilih atau memberikan kepemimpinan

kepada orang fasiq (sejak semula). Maka jika terjadi kezaliman sesudah dia adil, mereka

berselisih pendapat dalam masalah boleh dan tidaknya memberontak-nya. Yang benar

adalah dilarang memberontak kecuali kalau dia kufur maka wajib memberontaknya.”

(Fathul Bari juz 13/7-8)

3. Penguasa atau Pemerintah Muslim yang Mengajak pada Bid’ah

Bentuk penguasa ini termasuk kategori zalim dan fasik selagi bid’ah yang

dilakukannya dan diserukannya tidak sampai mengantarkan dirinya pada kekufuran yang

jelas. Sengaja diletakkan pada nomor tersendiri agar mendapat perhatian.

Kasus penguasa muslim yang menyeru kepada bid’ah ini terjadi pada masa khalifah

Abbasiyah era pemerintahan Al-Makmun, Al-Mu’tashim dan Al-Watsiq. Mereka menyeru

kepada I’tiqad bahwa Al-Qur’an adalah makhluk, sedang yang benar menurut As-Sunnah

dan menjadi pegangan Ahlus Sunnah wal Jama’ah Al-Qur’an adalah kalamullah, bukan

makhluk.

Menurut Imam Ahmad bin Hambal bahwa orang yang mengatakan Al-Qur’an

makhluk dia telah kufur. Tetapi beliau tidak mengkafirkan tiga khalifah tersebut dan tidak

keluar dari kepemimpinan mereka dan tidak mengajak rakyat untuk memberontak

padahal beliau menghadapi bermacam-macam siksaan. Dan pada saat itu tiada seorang

pun ulama yang mewajibkan untuk memberontak kepada para khalifah tersebut. Tentu

disebalik itu ada rahasia dan hikmahnya. Antara lain:

• Pengkafiran Imam Ahmad terhadap orang yang mengatakan Al-Qur’an makhluk

adalah pengkafiran secara mutlaq artinya yang dikafirkan adalah ucapan tersebut bukan

pengkafiran secara ta’yin artinya bukan mengkafirkan setiap orang yang mengatakannya.

• Imam Ahmad tidak mengkafirkan para khalifah tersebut meskipun mereka

mengatakan kata-kata kufur bahkan beri’tiqad kufur karena pada diri mereka terdapat

penghalang pengkafiran yaitu salah takwil. Menganggap bahwa I’tiqad Al-Qur’an sebagai

makhluk adalah kebenaran yang datang dari Allah dan Rasul-Nya yang wajib dipegangi

dan dipertahankan dan I’tiqad (keyakinan) selainnya harus diperangi dan dienyahkan.

Maka sewaktu mereka menyiksa Imam Ahmad ucapan yang sering keluar dari lisan

mereka antara lain: Hai musuh Allah! Bertobatlah. Sebab mereka menyakini bahwa

mereka berada di pihak yang benar yang menolong Allah dan agama-Nya. Nah, salah ta’wil

seperti inilah yang bisa menghalangi pelaku suatu kekufuran dari pengkafirannya.

Page 18: Ustadz Abu Muhammad JIbriel Abdul Rahman - Syubhat-Syubhat Seputar Jihad dan Akibat Meninggalkannya

S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D

18

Sebagian ahlul ilmi menyebut dengan sebutan ta’wil saaigh (ta’wil yang boleh), jadi bukan

sembarang ta’wil dan tidak setiap ta’wil dapat menghalangi pengkafiran terhadap pelaku

pengkufuran.

• Kenapa para ulama’ saat itu tidak memberontak dan tidak keluar dari

kepemimpinan mereka? Sebabnya antara lain karena para khalifah tersebut tetap

menegakkan ad-dien di atas dasar-dasarnya dan keadaan mereka persis dengan ucapan

Imam Hasan Al-Bashri di atas, bahkan mereka terjun langsung ke medan jihad dan

memimpin pertempuran melawan pasukan kuffar salibis dan sebagainya.

Namu sayang, pada hari ini ada sebagian manusia yang mengaku diri paling

berilmu dan palig ahli sunnah waljamaah menyamakan kedudukan penguasa-

penguasa sekuler yang (mengaku) beragama Islam pada masa kini dengan para

khalifah tersebut, katanya mereka sama-sama melakukan kekufuran, maka tidak

boleh mengkafirkan mereka sebagaimana Imam Ahmad tidak mengkafirkan Al-

Makmun, Al-Mu’tashim dan Al-Watsiq.

Subhanallah (Maha Suci Allah) Dzat Yang Membagi Kecerdasan otak manusia,

mengapa masih ada manusia yang tidak cerdas kemudian menyamakan pemerintahan

yang berada dalam sistem khalifah dengan Pemerintahan thagut-Sekuler yang menolak

hukum Allah dan menggantikannya dengan hukum jahiliyah ? Bagaimana bisa disamakan

antara mujrimin dan muslimin [QS. Al-Qalam (68): 35-36].

Penguasa yang kini melakukan aneka kekufuran karena menentang Allah dan

menyepelekan syari’at dan agama-Nya, sedangkan para khalifah dulu itu melakukan satu

kekufuran tanpa niat melakukan kekufuran dan tidak mengetahui bahwa yang dilakukan

adalah kekufuran, dan melakukannya bukan karena menentang Allah dan memusuhi

agama-Nya meskipun keliru dan salah. -Allahu a’lam-

(Mengenai penguasa yang menyeru kepada bid’ah bisa dilihat sebagian

keterangannya dalam Fathul Bari “Kitabul Ahkam” 13/166 Cet. Daaru Mishr Liththiba’ah

dan Shahih Muslim bisyarhi Nawawi “Kitabul Imarah” 12/2316-2317 Cet. Darul

Aqidah).

4. Penguasa atau Pemerintah Kafir

Yaitu penguasa beragama selain Islam (non muslim) seperti Yahudi, Nasrani, Hindu,

Budha dan sebagainya, atau penguasa murtad yang tadinya muslim lalu melakukan

kekafiran yang jelas sebagaimana yang telah dijelaskan dalam hadits Ubadah bin Ash-

Shamit di atas.

Dalam menghadapi penguasa bentuk ini wajib atas kaum muslimin -berdasarkan

nash dan ijma’- untuk keluar memberontak demi melengserkannya dan menggantinya

dengan penguasa muslim yang adil, yang mengatur Negara dan rakyatnya dengan Islam

dan syari’atnya.

Ibnu Hajar berkata: Ringkasnya menurut ijma’ bahwasanya penguasa dimakzulkan

(dilengserkan) karena melakukan kekafiran, maka wajib atas setiap muslim ikut andil

dalam hal itu, maka barangsiapa yang kuat melakukannya meraih pahala dan barangsiapa

yang bermudahanah (cari muka dan menjilat) mendapat dosa, dan barangsiapa yang

lemah wajib berhijrah dari negeri itu. [Fathu Bari 13/176 dan selebihnya bisa dibaca pada

13/8-13 Cet. Daaru Mishr Liththiba’ah]

Imam An-Nawawi berkata: Qadhi ‘Iyadh berkata: para ulama’ telah berijma’

(sepakat) bahwa imamah tidak dilantikkan kepada orang kafir, dan bila imam terbukti

melakukan kekafiran harus dilengserkan. Qadhi ‘Iyadh juga berkata, “Begitu pula bila

Page 19: Ustadz Abu Muhammad JIbriel Abdul Rahman - Syubhat-Syubhat Seputar Jihad dan Akibat Meninggalkannya

S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D

19

imam tidak menegakkan shalat dan tidak menyeru untuk shalat.” (Shahih Muslim bi

Syarhi Nawawi “Kitabul Imarah” 12/2316 Cet. Darul Aqidah).

Perkataan Qadhi ‘Iyadh, “Begitu pula bila imam tidak menegakkan shalat dan tidak

menyeru untuk shalat.” Merupakan isyarat sabda Nabi � dalam Shahih Muslim 62-1854:

“Nanti akan muncul pemimpin, kalian mengenalinya dan mengingkarinya. Maka

barangsiapa menjumpainya (dan tidak mengikutinya) sungguh ia telah terlepas (dari

dosanya), dan barang siapa yang mengingkarinya maka dia selamat. Namun dosa dan

kecelakaan bagi yang meridhainya dan mengikutinya. Para sahabat bertanya: Apakah kita

tidak memeranginya? Rasulullah � menjawab: “Tidak, selama mereka masih shalat.”

Dalam riwayat Muslim yang lain 65-1855 dan 66-1855: “Tidak, selama mereka masih

menegakkan shalat pada kalian.”

Kesimpulan dari hadits ini, penguasa atau pemimpin yang kedapatan meninggalkan

shalat dan tidak menyeru rakyatnya untuk shalat maka dia telah kafir, karena

meninggalkan shalat termasuk kekafiran, maka rakyat wajib keluar memberontaknya

untuk melengserkannya. Dan kalaupun penguasa tetap menegakkan shalat tetapi melaku-

kan kekafiran yang lain (seperti) menolak berlakunya syari'at Allah, maka rakyatpun wajib

melengserkannya karena telah kafir dari segi lain bahkan dari segi meninggalkan shalat,

berdasarkan hadits Ubadah bin Ash-Shamit tersebut di atas.

Qadhi ‘Iyadh juga berkata: seandainya (penguasa atau pemimpin) terbukti

melakukan dan merubah syari’at atau membuat bid’ah, dia keluar dari wilayah

kepemimpinannya, dan gugur ketaatan kepadanya, dan wajib atas kaum muslimin

memberontaknya dan melengserkannya serta mengangkat imam yang adil jika

memungkinkan, maka jika hal itu tidak terjadi melainkan bagi suatu kelompok maka wajib

atas kelompok itu memberontak untuk mencopot penguasa kafir itu. Dan tidak wajib

terhadap penguasa mubtadi’ (yang membuat bid’ah) kecuali jika mereka yakin mampu

melakukannya, maka jika terbukti lemah tidak wajib melakukannya, dan seorang muslim

hendaklah berhijrah dari negerinya ke negeri lainnya, dan lari untuk menyelamatkan

agamanya. (idem 12/2316-2317). -Selesai ucapan Qadhi Iyad-.

Menurut Asy-Syaikh Abdul Mun’im Musthafa Halimah dalam bukunya Fashul

Kalam fi Mas’alatil Khuruj ‘Alal Hukkam, bahwa pada kondisi seperti ini kaum muslimin

harus melakukan tiga tindakan:

� Pertama: Mempersiapkan kekuatan, materi maupun mental, sampai memiliki

kemampuan untuk keluar memberontaknya. Hal ini sesuai dengan firman Allah Ta’ala (QS.

Al-Anfal (8):60). Sayyid Quthub dalam tafsirnya Fii Zhilalil Qur’an 3/1543 berkata,

“Maka melakukan persiapan dengan maksimal kemampuan adalah kewajiban yang

menyertai kewajiban jihad, dan nash memerintahkan I’dadul Quwwah (mempersiapkan

kekuatan) dengan berbagai macamnya, jenis-jenisnya, dan sebab-sebabnya.” Kondisi

lemah untuk keluar dari pemimpin kafir tidak kemudian diperbolehkan duduk santai

meninggalkan persiapan mengumpulkan kekuatan.

Namun harus tetap berusaha sesuai kemampuan. Masalah ini dikembalikan pada

firman Allah Ta’ala (QS. Ath-Taghabun (64): 16) “Maka bertaqwalah kamu kepada Allah

menurut kesanggupan.” Ibnu Taimiyyah berkata dalam fatwanya 28/259: “Dan

sebagaimana wajibnya mempersiapkan kekuatan untuk berjihad dengan persiapan

kekuatan dan menambat kuda di kala kondisi kalah karena lemah, maka sesungguhnya

sesuatu yang tidak bisa sempurna kecuali dengannya maka sesuatu itu menjadi wajib."

� Kedua: Meninggalkannya dan tidak bekerja bersamanya atau dengannya, yaitu

meninggalkan seluruh aktifitas yang dapat memperkuat pemerintahannya. Rasulullah �

bersabda: “Dengarlah apakah kalian telah mendengar nanti setelahku akan muncul

pemimpin yang siapa saja bekerja sama dengannya, membenarkan kedustaan mereka,

Page 20: Ustadz Abu Muhammad JIbriel Abdul Rahman - Syubhat-Syubhat Seputar Jihad dan Akibat Meninggalkannya

S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D

20

membantu kezaliman mereka maka dia bukan dari golonganku dan aku bukan termasuk

golongannya. Dan tidak akan mendapati telaga haudh. Dan siapa saja yang tidak

menyertainya, tidak membantu atas kezalimannya dan tidak membenarkan kedustaannya

maka dia berada pada golonganku dan aku bersamanya. Dia akan mendapati telaga haudh.”

Serta hadits-hadits lain yang memerintah untuk menghindari dan menjauhi bekerja sama

dengan para penguasa thoghut.

� Ketiga: Tidak menghormati dan menaruh simpati pada mereka. Rasulullah �

bersabda: “Jangan mengatakan pada munafik, tuan kami, karena jika dia menjadi tuan

kalian maka Rabb telah murka pada kalian.” Dalam riwayat lain, “Jika seseorang berkata

pada munafik, wahai tuan kami artinya Rabb dia Yang Maha Suci telah murka.”

Hal itu terhadap munafik yang menampakkan keislaman, lalu bagaimana dengan

kaum muslimin yang meninggalkan jihad sehingga memberikan kesempatan bagi orang

kafir untuk memerintah dan menjadi tuan bagi mereka…? Tak diragukan lagi, sungguh

mereka lebih berhak untuk dimurkai Allah Ta’ala. Bila perkataan seseorang kepada

munafik: wahai tuanku, dapat menimbulkan kemurkaan Allah yang Maha Suci lalu apa

jadinya bila perkataan itu ditujukan kepada para thaghut dan orang kafir yang sering

terjadi pada mayoritas manusia dengan berbagai ungkapan pengagungan, peninggian,

pujian dan loyalitas..? Allahua’lam- (Majalah media Islam An-Najah edisi 06/Th. 1

Muharram 1427 H/Februari 2006 dalam rubrik Tsaqafah dengan judul “Negara dalam

Tinjauan Syar’I, Prespektif Seorang Muslim dalam bernegara hal: 19)

Setelah kita mengenal bentuk pemerintahan dari persepektif Syari'ah Islam,

maka ada satu pertanyaan penting bagi kita: Termasuk bentuk manakah system

pemerintahan Indonesia yang sekarang ini? Silakan masing-masing menjawsab

sendiri.

Syubhat – 3

Benarkah sebesar-besar jihad adalah jihad melawan hawa Nafsu ?

Memang banyak disinyalir bahwa jihad memerangi musuh agama adalah termasuk

jihad kecil (jihad asghar). Sedang yang dikatakan sebagai jihad besar (jihad akbar), adalah

memerangi hawa nafsu.

Bagaimana Kedudukan Hadits tersebut sebenarnya? Dan benarkah Hadits tersebut

perkataan dari seorang tabi’in yang bernama Ibrahim bin Ablah?

Pendapat tersebut didasarkan pada sebuah riwayat:

UER� 3 0`� k+ #$HR� 3 0`� � ��"d�� � �� �, � �� � �� , � � , �, ,� � � � "Kita semua baru kembali dari jihad asghar menuju jihad akbar." Para sahabat

bertanya: "Apakah jihad akbar itu wahai Rasulullah?" Baginda menjawab: "Jihad melawan

hawa nafsu."

Redaksi Hadits tersebut tertulis dalam kitab ihya’ ulumuddin, karangan Imam

Ghazali. Dan beliau tidak menyebutkan dari mana Hadits tersebut berasal.

Sedangkan Hadits yang sebenarnya mempunyai lafadz,

#� d � \ Y : J6�� &�6� �� [H o<-��� \ L� W�h� ]!Y J6�� &�6� �� [H o<-��� [� ]�Y� S . �� �� � � � �� � �� , � � : ]�L� BC J%��YI � �, �� , , ,� � �

�!� Y , UER� 3 0`� k+ #$HR� 3 0`� �, � , � �� � , ,� � �� , � �� � �� � � � : \ Y ? ��� \!�� 8 UER� 3 0`� ��� �� ,, � � � �� � � � �, � � : ��!4 �<"�� W�4 �� � , �� �� , � � � �>

Page 21: Ustadz Abu Muhammad JIbriel Abdul Rahman - Syubhat-Syubhat Seputar Jihad dan Akibat Meninggalkannya

S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D

21

"Dari Jabir, telah datang kepada Nabi sekelompok pasukan perang, lalu Nabi

bersabda: “Kamu sekalian telah kembali kepada sebaik-baik tempat kembali dari jihad

asghar (jihad yang lebih kecil) menuju kepada jihad akbar (jihad yang lebih besar). Para

sahabat bertanya: “Apa jihad akbar itu wahai Rasulullah?” Baginda menjawab: “Jihadnya

seseorang melawan nafsunya.” (HR. Al Baihaqi dalam kitab beliau Kitabul Zuhud)

Imam Hasan Al Banna berkata:

"Sebagian umat Islam berupaya mengalihkan pandangan umat Islam terhadap

pentingnya jihad, mempersiapkan diri, berniat melaksanakan dan mengamalkannya.

Tetapi pada kenyataannya, dalil yang digunakan tersebut bukanlah sebuah hadits,

demikian kata Ibnu Hajar al-'Asqolany di dalam Tasdiidul Qaus. Tetapi yang benar adalah

perkataan Ibrahim bin 'Ablah. Memang ungkapan tersebut sangat populer di kalangan

umat Islam, sehingga tampak sebagai hadits. (Risalah Jihad: Hasan Al).8

Al-‘Iraqy di dalam Takhriju Ahaaditsil Ihyaa’ mengatakan:

“Hadits tersebut diriwayatkan oleh Imam Baihaqi dengan sanad yang dha’if dari Jabir

�. (Risalah Jihad: Hasan Al). 9

Al-Hakim: “Haditsnya ini dha’if” karena di dalam sanadnya ada perawi yang bernama

Khalaf bin Muhammad bin Ismail al Khiyam. Dan kata Abu Ya’la al-Khalili: Ia banyak

mencampuradukkan dan ia sangat lemah, meriwayatkan hadits yang tidak dikenal”. (Lihat

Masyaari’ul Asywaaq ila Mashori’il ‘Usy-syaaq li Ibni an Nuhaas, 1/31) 10

Al-Hakim dan Ibnu Abi Zur’ah mengatakan:

"Kami banyak menulis keterangan dari Khalaf bin Muhammad bin Ismail hanyalah

untuk i’tibar, dan kami berlepas diri dari mempertanggung jawabkannya."11

Al Imam Ibnu Taimiyah mengatakan:

T!<i W�h� P \ Y &�� J07"� &8�#8 2a�� F8�)� ���� � � � , � � �� -� � � �, �� � �� -� � ,� �, , � - : &� 5H� �� UER� 3 0`� k+ #$HR� 3 0`� � ��"d�� , � , � � , �� � , ,� � � , ,� � �� �, � �� � �� � � �

j<-��� \�!Yn� M�#"u� 54� � �;� ��#8 ��. ,� �� � , , � � �, � � , �� � � �� � , � �S � ,�&� "��� � � � �, � |!pi � 57�� !4 5� , \��R� J��� � � �c�� 3 0d� , � - � � , � � �� , � -� � �� , , ,� , ,� �� � � � � � � �

* ��^� &�� � , � �, �>

“Adapun hadits yang diriwayatkan oleh sebagian orang bahwa Nabi � bersabda

setelah perang Tabuk: “Kita kembali dari jihad asghar menuju kepada jihad akbar, adalah

hadits yang tidak ada asalnya, tidak ada seorang pun dari kalangan pakar ilmu hadits yang

meriwayatkannya. Dan jihad menghadapi kaum kuffar adalah amal yang paling agung,

bahkan ia adalah perbuatan paling utama yang dilakukan manusia.” (AI-Furqon baina

Auliyaa-ir Rahman wa Auliyaa-isy Syaitan, hal 44-45)

Menurut Imam Munawi dalam kitab Faidhul Qadir disebutkan hadits tersebut

diriwayatkan oleh Atha’ dari sahabat Jabir. Siapakah Atha’ ini ? Kata Imam Munawi yang

8. Risalah Jihad, Hasan al-Banna. 9. Risalah Jihad, Hasan al-Banna. 10. Tarikh al-Baghdadi, 13/493. 11. Lihat Miizaanul I’tidaal, 1/662.

Page 22: Ustadz Abu Muhammad JIbriel Abdul Rahman - Syubhat-Syubhat Seputar Jihad dan Akibat Meninggalkannya

S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D

22

dimaksud dengan Atha’ ini adalah Washil bin Atha’, yang lahir kurang lebih th.100 H.

Sedangkan Jabir wafat sekitar th. 78 H. Jadi hadits ini sanadnya terputus.

Namun keterangan Imam Munawi ini keliru. Karena Atha’ yang dimaksud dalam

sanad hadits riwayat Baihaqi itu adalah Atha’ bin Abi Rabah, seorang tabi’in yang

kepercayaan.

Selain diriwayatkan Imam Baihaqi juga diriwayatkan oleh Imam al-Khatib al-Bagdadi

dalam kitab Tarikhul Bagdad dalam sanadnya ada rawi bernama Yahya bin Abil ‘Ala’. Rawi

ini dikenal pendusta. Maka hadits riwayat Imam al-Khatib ini palsu. Adapun hadits jihad

ashghar dan jihad akbar yang diriwayatkan Imam Baihaqi tidak melalui Yahya bin Abil

‘Ala’, tetapi melalui Yahya bin Ya’la. Orang ini seorang rawi kepercayaan, namun terkadang

keliru dalam meriwayatkan hadits. Karena itu, Imam Baihaqy sendiri menyatakan hadits

ini dhaif (lemah).

Ada yang menyatakan hadits tersebut disabdakan oleh Rasulullah � sepulang beliau

dari peperangan seperti disebutkan dalam riwayat Khathib al-Bagdadi. Karena ini palsu,

maka tidak bisa dijadikan dasar. Yang pulang dari suatu peperangan tersebut, bukan Nabi

�, tetapi sejumlah sahabat dari pasukan perang.

Adapun pernyataan salah seorang ulama ahli hadits Syekh al-Bani, bahwa hadits

jihad ashghar dan akbar semuanya dianggap palsu jelas salah, disebabkan kesalahan

beliau dalam entifikasi rawi-rawi hadits riwayat Imam Baihaqi, yaitu:

2. Isa bin Ibrahim, Yahya bin Abi Ya’la dan Raits bin Abi Sulaim, dikatakan dha’if,

padahal ketiga orang itu rawi tsiqat (kepercayaan).

3. Ia katakan hadits ini ucapan Ibrahim bin Ablah, padahal dalam sanad Imam Baihaqi

yang ada dalam sanad khatib ada rawi bernama Isa bin Ibrahim.

4. Ia samakan rawi bernama Yahya bin Ya’la dangan Yahya bin Abil A’la, padahal yang

pertama rawi kepercayaan, sedang yang kedua pendusta.

5. Ia tidak membedakan antara riwayat Imam Baihaqi dengan riwayat al-Khatib, lalu

menyimpul hadits tersebut semuanya mungkar (dianggap palsu).

Tegasnya:

1. Hadits dengan lafadz: “Kami kembali dari jihad yang lebih kecil ke jihad yang

lebih besar” yang ada dalam kitab Yahya karangan Imam Ghazali adalah palsu.

2. Hadits dengan lafadz: “Kalian datang ketempat terbaik, datang dari jihad lebih

kecil ke jihad lebih besar” riwayat Baihaqi adalah lemah, tetapi riwayat al-

Khatib adalah palsu.

Karena itu jihad yang besar bukan jihad melawan hawa nafsu, tetapi memerangi

golongan kafir yang memerangi umat Islam. Wallahu A'lam.

Syubhat – 4

Islam itu (maksudnya Rasulullah �), adalah Rahmatan Lil 'aalamin. Maka apakah

jihad dan perang yang dilakukan oleh segelintir Muslimin itu sesuai dengan ajaran

yang suci. Sembari menuding beberapa jama'ah yang dianggap radikal dan keras

seperti: MMI, FPI, HTI dan lain-lain. Renungkanlah telaah berikut.

Allah � berfirman:

Page 23: Ustadz Abu Muhammad JIbriel Abdul Rahman - Syubhat-Syubhat Seputar Jihad dan Akibat Meninggalkannya

S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D

23

�m������������������������������l

"Dan Tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta

alam." (QS. Al Anbiya' 21:107)

Benar, Islam adalah Rahmatan lil alamin (rahmat bagi semesta alam) bagi siapa saja

yang beriman kepada Nya ,kemudian memeluknya memahami dan mengamalkan ajaran

nya sesuai dengan petunjuk Rasul Nya.

Ketahuilah bahwa selurah ajaran Islam itu Rahmatan lil 'alamin, jika diimani,

diamalkan didakwahkan dan diperjuangkan sesuai petunjuk Rasulullah. Shalat, puasa

zakat, haji dan umrah bila dikerjakan sesuai ilmu maka pelakunya akan mendapat rahmat

Allah. Begitu juga jihad dan perang jika diamalkan akan menurunkan rahmat yang sangat

besar. Tidak ada didalam ajaran itu sebagiannya lembut dan sebagiannya lagi keras, semua

ajaran Islam itu lurus dan benar, hanya nafsu sajalah yang berkata ini lembut dan ini

keras.

Mari sejenak telusuri sirah perjalanan dakwah Rasulullah �. Sebelum beliau diutus

menjadi Nabi dan Rasul Allah, hampir seluruh kaumnya (Quraisy) menghormatinya dan

memandangnya sebagai orang yang paling amanah dan terpercaya, sehingga diberi gelar

Al Amien. Namun setelah beliau menjadi utusan Allah dan mulai berdakwah kepada

Tauhid, maka sebagian dari kaumnya beriman dan sebagian lagi menolak dan menentang,

Rasulullah � dimusuhi, dicerca, diberi gelar-gelar yang buruk seperti penyair, penyihir

dan orang gila kemudian para pengikutnya disiksa bahkan ada yang dibunuh dengan

kejam.

Menghadapi penentangan dan permusuhan ini Rasulullah � diperintah untuk

meningkatkan ibadahnya dan bersabar atas kejahatan kaumnya. Allah berfirman,

�m��������������~��}��|��{��z���y��x���w��v����������������������������

������l

"Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan bertasbihlah dengan

memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah

pada waktu-waktu di malam hari dan pada waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa

senang." (QS. Tohaa 20:130)

Hari demi hari kejahatan mereka (kaum Musyrikin) bertambah, penentangan kepada

beliau meningkat, kekejaman kepada sahabat-sahabat beliau sangat biadab, bahkan diri

beliau pribadi sendiri di siksa, maka beliau diizinkan untuk memerangi mereka yang

memerangi. Allah berfirman,

�mE��D��C��B��AF��L��K���J��I��H��G��l

"Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena Sesungguhnya

mereka telah dianiaya. dan Sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka

itu." (QS. Al Hajj 22: 39)

Selanjutnya beliau diperintahkan untuk memerangi orang-orang kafir yang

memerangi. Allah berfirman,

Page 24: Ustadz Abu Muhammad JIbriel Abdul Rahman - Syubhat-Syubhat Seputar Jihad dan Akibat Meninggalkannya

S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D

24

�m�������� � � �Æ��Å��Ä��Ã��Â��Á��������� ��������� ������C��B��A

G��F��E��DHL��K��J�������I��MU�����T��S����R��Q��P��O��N��VY��X��W��Z����������[��

�d����c��b��a�������`��_��^��]��\��e�l

"Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah

kamu melampaui batas, karena Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang

melampaui batas. Dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah

mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah itu lebih besar

bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil haram,

kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. jika mereka memerangi kamu (di

tempat itu), Maka bunuhlah mereka. Demikanlah Balasan bagi orang-orang kafir. Kemudian

jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), Maka Sesungguhnya Allah Maha Pengampun

lagi Maha Penyayang. (QS. Al Baqarah 2: 190-192)

Kemudian beliau diperintah untuk memerangi orang kafir dan Musyrikin yang

memerangi beliau dan ummatnya secara keseluruhan dimana saja mereka berada. Allah

berfirman,

�m¦��¥��¤��£���¢��¡������������������ � ������§��°�����®��¬�����«��ª��©��¨±���¶�����´��³���²��l

"Apabila sudah habis bulan-bulan Haram itu, Maka bunuhlah orang-orang musyrikin

itu dimana saja kamu jumpai mereka, dan tangkaplah mereka. Kepunglah mereka dan

intailah ditempat pengintaian. jika mereka bertaubat dan mendirikan sholat dan

menunaikan zakat, Maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan. Sesungguhnya

Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang." (QS. At Taubah 9: 5)

m…�¸��¶�������������´��³��²¹���¿��¾��½��¼��»��º��l

"…Dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi

kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa."

(QS. At Taubah 9: 36)

Dan selanjutnya Nabi � dan orang-orang beriman diperintah untuk berjihad dan

bersikap keras kepada orang-orang kafir dsan munafiq.

Allah � berfirman,

�mG��F��E��D��C��B��AHJ��I���K��N��M��L��l

"Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan

bersikap keraslah terhadap mereka. tempat mereka ialah Jahannam. dan itu adalah tempat

kembali yang seburuk-buruknya." (QS. At Taubah 9:73)

�mK��J��I�����H��G��F��E��D��C��B��AL���R��Q��P��O��N��M��l

Page 25: Ustadz Abu Muhammad JIbriel Abdul Rahman - Syubhat-Syubhat Seputar Jihad dan Akibat Meninggalkannya

S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D

25

"Hai orang-orang yang beriman, perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu

itu, dan hendaklah mereka menemui kekerasan daripadamu, dan ketahuilah, bahwasanya

Allah bersama orang-orang yang bertaqwa." (QS. At Taubah 9 : 123)

Rasulullah � telah melaksanakan semua yang diperintahkan oleh Allah � itu, dan

dengan izin Allah beliau mendapatkan kemenagan di setiap medan pertempuran, akhirnya

tegaklah Daulah Islamiyah Madinah. Allah melimpahkan rahmat kepada Nabi-Nya,

sahabat-sahabatnya dan seluruh pengikutnya yang setia kepada sunnahnya, dan

menghancurkan serta menghinakan kaum kafir yang menentang serta memeranginya.

Inilah yang dimaksud rahmatan lil 'alamin. Rahmat bagi yang menerima Syari'ah yang

dibawa oleh Nabi Muhammad �, dan laknat serta kebinasaan bagi yang menentang dan

memerangi beliau.

Syubhat – 5

Mereka berkata: Jihad itu diperaktikkan oleh Rasulullah � dan para sahabatnya

dalam periode Madinah. Adapun sekarang ini masih dalam periode Makkah, kami

sedang memfokuskan (memusatkan perhatian) kepada pelajaran tauhid. Dengan ini

mereka mencari-cari hujjah untuk lari dari berjihad dijalan Allah �.

Inilah syubhat yang sangat sesat. Bagaikan virus yang menyerang otak dan syaraf

manusia kemudian orang itu mengalami stroke dan mati. Dari mana hayalan ini datang

dan pendapat serta fikiran tersebut muncul. Bukankah periode Makkah dan Madinah

hanya dizaman Nabi dan para sahabatnya, dan hanya mereka yang diwajibkan hijrah dari

Makkah ke Madinah?

Kenapakah orang-orang ini tidak memahami karakteristik syari'ah yang diturunkan

Allah secara bertahap. Seperti syahadat dan shalat diturunkan dalam periode Makkah,

sedangkan puasa, zakat, umrah dan haji dan jihad dan lain-lain diturunkan di Madinah. Jika

mereka kosekuen dengan pendapatnya bahwa masa sekarang adalah periode Makkah,

mengapa mereka mengejakan puasa, zakat, umrah dan haji padahal semua itu

diperintahkan di madinah?.

Dan ada sebagian mereka menolak kewajiban shalat sedangkan mereka sangat keras

dalam pungutan zakat, jika tidak bayar zakat tahun ini karena tidak mampu, maka

dianggap hutang yang wajib dibayar tahun depan. Wahai kaum Muslimin yang

dibelenggu oleh pikiran jumud, statis dan syubhat ini, ingatlah Islam ini sudah

sempurna, tidak boleh ditambah dan dikurangi. Amalkan seluruh ajaran Islam

sebagaiman perintah Allah didalam kitab Nya.

�m¨��§��¦��¥��¤����£��¢���¡��������©�����®��¬��«����ª���l

"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan

janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang

nyata bagimu." (QS. Al Baqarah 2:208)

Jika Allah dan Rasulnya memerintahkan shalat, puasa, zakat, haji dan perang maka

lakukanlah sekuat kemampuan. Jangan sampai kalian merubah syari'ah karena kalian

membencinya. Renungkan hadits berikut :

/�4 ��,#�W�� �",����� �%,��� �� �c�,d �0�3 S� �� .�-MS� �+ � ��� �,%��,��#,i�J,��#�� � � � , �

Page 26: Ustadz Abu Muhammad JIbriel Abdul Rahman - Syubhat-Syubhat Seputar Jihad dan Akibat Meninggalkannya

S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D

26

"Tidak ada hijrah setelah penaklukan kota Makkah, akan tetepi yang tetap ada adalah

jihad dan niat. Dan jika kalian dipanggil untuk berangkat perang, maka berangkatlah kalian

berperang." (HR. Bukhari dan Muslim)

Berhati-hatilah kalian dengan mengkotak-kotakkan ayat-ayat Allah dan hadits

Rasulullah �. Ayat dan hadits yang sesuai dengan nafsu kalian dilaksanakan, sedang yang

tidak sesuai kalian musuhi. Tradisi memilah dan memilah ayat-ayat Allah adalah tradisi

kaum yahudi, yang sesuai nafsu, mereka imani yang tidak sesuai nafsu, mereka hapuskan

dan ingkari. Jika berlaku demikian maka bersiap-siaplah menerima adzab Allah yang

menghinakan. Firman Allah,

m…�� �i��hl���k��jm��w��v���u����� �t��s��r��q��p��o��n��xy���~���}��|��{��z���������������������� ���l

"…apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap

sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu,

melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan

kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat."12

Syubhat – 6

Syubhat dalam memahami firman Allah QS. At Taubah 9: 122, yang berbunyi:

�m¸¹��½���¼��»������ �� �� � �º��¾������������Æ��Å��Ä��Ã������ �� � ��Â��Á��À��¿���������������������������l

"Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). mengapa

tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam

pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya

apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya." (QS.

Taubah 9: 122)

Berkata Imam Ibnu Katshir dalam kitab tafsirnya Qur'anil adzim: 'Inilah penjelasan

dari Allah � yang menganjurkan semua orang harus berangkat berperang didalam

peperangan tabuk bersama Rasulullah. Ada segolongan ulama' salaf yang berpendapat

bahwa setiap orang muslim harus ikut berangkat berperang jika Rasulullah berangkat,

oleh karena itu Allah � berfirman,

�mI��H��G����F��E��D��C��B��AJ��P������ � � � � � � � � �O��N��M��L��K�����Ql

"Berangkatlah kamu baik dalam Keadaan merasa ringan maupun berat, dan

berjihadlah kamu dengan harta dan dirimu di jalan Allah. yang demikian itu adalah lebih

baik bagimu, jika kamu mengetahui." (QS. Taubah 9: 41)

Kemudian Allah berfirman,

12. QS al Baqarah, 2: 85.

Page 27: Ustadz Abu Muhammad JIbriel Abdul Rahman - Syubhat-Syubhat Seputar Jihad dan Akibat Meninggalkannya

S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D

27

�m|��{��� � �z��y��x��w��v��u��t��s��r��q�� �p��o��n���m��l��k}��~����/��0��1�������2��3��4��5��6��7��8��9��:���;��<��=��>��?����@

A��B�����C���D�������E��F��G��H��IJ���¢��¡���M��N��O��P��Q��l

"Tidaklah sepatutnya bagi penduduk Madinah dan orang-orang Arab Badwi yang

berdiam di sekitar mereka, tidak turut menyertai Rasulullah (berperang) dan tidak patut

(pula) bagi mereka lebih mencintai diri mereka daripada mencintai diri rasul. yang

demikian itu ialah karena mereka tidak ditimpa kehausan, kepayahan dan kelaparan pada

jalan Allah, dan tidak (pula) menginjak suatu tempat yang membangkitkan amarah orang-

orang kafir, dan tidak menimpakan sesuatu bencana kepada musuh, melainkan dituliskanlah

bagi mereka dengan yang demikian itu suatu amal saleh. Sesungguhnya Allah tidak menyia-

nyiakan pahala orang-orang yang berbuat baik." (QS. Taubah 9: 120)

Imam Ibnu Katshir melanjutkan: 'bahwa ayat ini menjelaskan supaya semua

penduduk kampung berangkat berperang, atau sekelompok saja dari tiap-tiap kafilah jika

mereka tidak bisa keluar semuanya. Dengan demikian ada dua tugas yang menyertai

pasukan Rasulullah, yaitu pasukan penjaga garis depan yang berperang dengan senjata

dan pasukan yang menjaga garis belakang yang bertugas mendalami wahyu yang

diturunkan kepada Rasulullah �.'

Telah berkata As Syahid Said Quthub dalam kitab tafsirnya Fi zilalil Qur'an.

'Menurut pandangan kami pendapat yang sesuai dalam menafsirkan ayat ini adalah para

Mu'minin itu tidak semuanya diharuskan keluar berperang pada satu waktu yang sama,

akan tetapi dalam setiap kelompok dari mereka (kaum Muslimin) hendaklah ada satu

kelompok (dari tiap-tiap suku atau golongan -pent), secara bergiliran, bergantian antara

yang berangkat berperang dan yang belum berangkat.

Yang belum berangkat ini bertugas mendalami ilmu pengetauan syar'i (agama),

melalui kegiatan-kegiatan diluar berperang, seperti dakwah kepada tauhid yang lurus dan

memberi semangat kepada para mukminin untuk berperang pada saatnya nanti.

Pendapat yang kami pilih ini berdasarkan takwilan dari ulama' tafsir sepert Ibnu

Abbas �, Iman Hasan Al Basri, Imam Ibnu Jarir, Imam Ibnu Katshir, yaitu Dienul

Islam ini berdasarkan sistem haraki (pergerakan, dakwah dan jihad -pent) yang tidak

akan dapat difahami melainkan oleh orang yang terjun didalam gerakan dakwah dan jihad

ini. Orang yang tidak ikut terlibat jihad (perang) perlu menerima pelajaran dari orang yang

berjihad, karena mereka tidak melihat apa yang dilihat oleh mujahid yang keluar

berperang, terutama apabila mereka keluar berjihad bersama Rasulullah �.

Pendapat ini mungkin bertentangan dengan pandangan yang mengatakan bahwa

orang yang tidak pergi berjihad mempunyai kesempatan lebih banyak untuk

memperdalam pengetahuan agama. Tetapi pandangan ini salah, justeru orang yang pergi

berjihad inilah yang Allah berikan pemahaman yang benar untuk menegakkan agama ini

ditengah kehidupan jahiliyah, lalu diberikan kemenangan untuk mengalahkan realitas

jahiliyah.'

Telah berkata Prof. Dr. Hamka dalam kitabnya Tafsir Al Azhar: 'Didalam ayat ini

Allah telah mengajukan pembagian tugas, seluruh orang beriman diwajibkan ber-jihad dan

diwajibkan pergi berperang menurut kesanggupan masing-masing, baik secara ringan

maupun secara berat (lihat firman Allah QS. At Taubah 9: 41). Maka dengan ayat ini (QS. 9:

122) Allah menuntun supaya jihad itu dibagi kepada jihad bersenjata dan jihad

memperdalam ilmu pengetahuan (fiqih).

Page 28: Ustadz Abu Muhammad JIbriel Abdul Rahman - Syubhat-Syubhat Seputar Jihad dan Akibat Meninggalkannya

S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D

28

Yang berjihad dengan senjata maju kemedan perang bertarung nyawa dengan

musuh, maka yang tinggal digaris belakang bertugas memperdalam fiqih/pengetahuan

tentang agama, sebab jihad yang mereka hadapi tidak kalah pentingnya. Ilmu syar'i

(agama) wajib diperdalam dan tidak semua orang sanggup mempelajari seluruh ajaran

agama secara ilmiyah. Ada pahlawan dimedan perang dengan pedang ditangan dan ada

pula pahlawan digaris belakang merenungi al-Kitab (al-Qur'an).

Keduanya penting dan keduanya saling menyem-purnakan. Tegasnya bahwa semua

golongan mu'min itu harus berihad kemedan jihad. Tetapi Rasulullah-lah (komandan

perang -pent) kelak yang akan membagi tugas mereka masing-masing, ada yang berjihad

digaris depan dan ada yang digaris belakang.

Oleh sebab itu kelompok kecil yang memperdalam pengetahuan agamanya (digaris

belakang) adalah sebagian daripada mujahid dan jihad fie sabilillah itu juga. Tidak

ditemukan dalam syari'ah, pemisahan antara ulama saja atau mujahid saja, satu ketika dia

menjadi pahlawan dimedan perang, dan pada ketika yang lain dia menjadi ulama'. Tentang

hal ini terdapat hadits yang menerangkan bahwa kedudukan seorang alim dalam hal

agama sama tinggi/setingkat dari orang yang berjihad (perang) fie sabilillah.

Rasulullah � bersabda,

54� �� � 5�#�� &� �b d � [� V -��� �!��� J6"�� 54� �� 3 0`� � J6"�� 54� W� !<���� Md�3 � V -��� D#Y�� � � � �� � � � � �- � � � � - � �� � � � � - � � � , � �� � � � � �� , � � � � ,� ��3 0`�� � � 5�#�� &� �b d � [� J0� �� � ���4 �� � � � � � , ,� �� �, � � �� � � � �� �

"Manusia yang paling dekat kepada derajat Nubuwwat ialah ali ilmu (ulama') dan ahli

jihad (mujahid). Adapun ahli ilmu, merekalah yang menunjukkan kepada manusia apa yang

dibawa oleh Rasul-rasul. Dan adapun ahli jihad, maka merekalah yang berjuang denagn

pedang-pedang mereka, membawa apa yang dibawa oleh Rasul-rasul itu." (HR. Abu Na'im

dari Ibnu Abbas)

Sabdanya lagi:

8�!,f�*�8 �!,]�L�� ���� �M�� ���3��"�� �6���b�� ���]�z�� �0�����b "Ditimbang dihari kiamat tinta orang-orang yang alim dengan darah orang-orang

yang mati syahid." (HR. Ibnu Abdil Bar dari Abu Darda)

Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa ayat 122 (QS 9:122) ini

menjelaskan makna yang sebenarnya: 'Semua golongan itu harus turut berjihad,

akan tetapi setelah sampai dimedan perang komandan akan membagi tugas

masing-masing mereka, ada yang berjihad digaris depan dan ada yang berjihad

digaris belakang. Pasukan yang berada pada garis depan bertugas berperang

melawan musuh, sedang pasukan yang berada pada garis belakang bertugas

memperdalam pengetahuan agama (bersama Rasulullah), jika berangkat berperang

bersama Rasulullah. Dan oleh karena itu mereka semua termasuk didalam barisan

jihad dan mujahid juga. Tidak seperti syubhat yang beredar dikalangan kaum

Muslimin sekarang, bahwa Mujahid sajalah yang berangkat bertarung nyawa

dimedan perang sedang para ulama duduk-duduk saja dirumah, tidak mau ikut

berperang membela Islam dan kaum Muslimin. Terhadap mereka ini Allah

mengajukan pertanyaan,

Page 29: Ustadz Abu Muhammad JIbriel Abdul Rahman - Syubhat-Syubhat Seputar Jihad dan Akibat Meninggalkannya

S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D

29

�mr��q���p��o��n��m��l��k��j��i��h��g��f���e��ds��v��u��t��

x��wy����������������� ���������� ��~��}��|��{��z�� �

&��'��(��)���*��+,��-��.���/��0��1��2��l

"Hai orang-orang yang beriman, Apakah sebabnya bila dikatakan kepadamu: "Berangkatlah

(untuk berperang) pada jalan Allah" kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah

kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan

hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) diakhirat hanyalah sedikit. Jika kamu tidak

berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kamu dengan siksa yang pedih dan

digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak akan dapat memberi

kemudharatan kepada-Nya sedikitpun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu." (QS At

Taubah 9: 38-39)

Wallahua'lam bis showab…

Ancaman terhadap Orang-orang yang Meninggalkan Jihad

Kaum Muslimin yang mengabaikan dan tidak memperdulikan jihad dan tidak

mengadakan persiapan untuk berjihad, maka mereka akan menerima sangsi. Antara lain:

1. Mereka akan disiksa dengan adzab yang pedih. Firman Allah �,

“Hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya apabila dikatakan kepada kamu:

“Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah” kamu merasa berat dan ingin tinggal di

tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di

akhirat? padahal keni’matan hidup di dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat

hanyalah sedikit. Jika kamu tidak berangkat untuk berperang, niscaya Allah menyiksa kamu

dengan siksa yang pedih dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak

akan dapat memberi kemudharatan kepada-Nya sedikitpun. Allah Maha Kuasa atas segala

sesuatu.” (QS at-Taubah, 9: 38-39)

2. Mereka akan ditimpa kehinaan yang sangat parah, dan kehinaan itu tidak akan

hilang sehingga mereka kembali berjihad.

Dari Ibnu Umar � berkata, Aku mendengar Rasulullah � bersabda:

h,�8 / / Jc�6� ��� �6� , 3 0`� J%E#i� , |�h� � J%�Q�� , #L<�� D � � JiaC�� , M���"� � J%"8 <i � +� �� , � � � � � � � , � �� � � - , ,� � , � , , �, � , � , , � , ,� � -� � � � � � � �, � � �� � �� � � � o%; &�- � � �Jc�83 k+ �!"d#i, ,� � � � � � � � >

“Bila kamu berjual-beli dengan ‘inah (dengan cara riba dan penipuan), mengikuti

ekor-ekor sapi, menyukai bercocok tanam, dan kamu meninggalkan jihad, Allah akan

menimpakan kehinaan ke atas kamu yang tidak akan dicabut sehingga kamu kembali

kepada agamamu.” (HR Ahmad – no: 4765, 5304; Abu Dawud 3003)

3. Mereka akan ditimpa dedngan azab yang merata dimana-mana dan kehinaan yang

parah. Abu Bakar as-Shiddiq � berkata:

Page 30: Ustadz Abu Muhammad JIbriel Abdul Rahman - Syubhat-Syubhat Seputar Jihad dan Akibat Meninggalkannya

S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D

30

��� \!�� X"'� �+ V -��� �� , , �� � � �� � , �. � � � �� \!L8 !4� U,�u� �a4 [� #0z�� �a4 P \�� ] � , � � � , -� , � �� � �� � , �� � � � - � � : 5�<� P 3 0`� ]!Y T#i �� , � � ,� � , S � �� � , � � �D L"� ��� J0'� /+ #c,�u� � j0-���� ��#"u � #�R� ]!Y T#i �� ��� JA � /+ ���I �� �, �, � �� �� �� - � � , S � � �� , � , , , �� �- -� �� � � � � � - � >

"Wahai manusia sesungguhnya pada tahun pertama di dalam bulan seperti bulan ini

aku telah mendengar Rasulullah berbicara di atas mimbar: “Tidaklah suatu kaum

meninggalkan jihad fie sabilillah melainkan Allah hinakan mereka, dan tidaklah suatu kaum

meninggalkan amar ma’ruf dan nahi munkar melainkan Allah ratakan azab atas mereka.”

(HR Said bin Mansur di dalam Syifaa’ ash Shuduur)

4. Allah akan menimpakan kefakiran kepada suatu kaum yang meninggalkan jihad.

Dari Mujalid, dari Sya’bi ia berkata:

�� y8!� u� � -� &�� \ Y� F8�)� #Ea� U,�u� �"H N8�_�� #c� !� � � �, � , � � , . � ,� � � , � � ,� � � �� � . I , :#L�� � �� J�� /+ ��� 5�<� P 3 0`� ]!Y |�8 /� , � , �, - �� �� � � � , S� � � � , � � , � �� � � >

“Ketika Abu Bakar as-Shiddiq naik mimbar, beliau menyebutkan hadits dan di dalam

hadits itu beliau mengatakan: “Tidaklah suatu kaum meninggalkan jihad fie sabilillah,

melainkan Allah timpakan kefakiran terhadap mereka.” (HR Ibn ‘Asakir)

Kefakiran yang dimaksud bukanlah kefakiran dalam harta benda semata tetapi fakir

jiwa, sehingga mereka sangat takut dan khawatir berhadapan dan menentang musuh-

musuh Allah ? dan musuh-musuh mereka.

Rasulullah � menerangkan definisi kaya.

r�-��� o��� o��$�� c�� �#"�� W#�E � o��$�� r��� , ,� � � � �, � , , �- � � , � ,� � � � � > “Bukanlah kaya itu dengan banyakknya harta benda, tetapi kaya yang sebenar adalah

jiwa yang kaya.” (HR Bukhari – no: 5965; Muslim – no: 1741)

5. Orang yang mengatakan bahwa sekarang bukanlah zaman jihad, dilaknat oleh

Allah, malaikat dan semua manusia. Sabda Rasulullah �:

qC �!6; 3 0`� \�h8 /� � = � � � �, � �� , � J0,�� b�#Y &�� \!L8 * �f V -��� [� mn��� b���� � #pL�� #pY � �, - � � � - � � �� , , � , � � �� � � �� � S , � � =� ,� �� � � , � : * �h� �a4 r��� � � � � � � , � �!� Y , 3 0`� * �h�� J"�� * �h�� :� T�3� '� 3 0d� � , � � � � �� � , , , �� � � � � �- -� � I� � � � :\!L8 �;� �� ��� \!�� 8� �, � , �� S � � � � \ Y ? :� � � �� � : &��"� � , J"�� � , �� � , �

*!"s� V -���� Mct�u�� ���� � �,, � � � �� , � � � � > “Sesungguhnya Rasulullah � bersabda: “Jihad itu akan senantiasa manis dan segar

selama hujan turun dari langit. Akan datang suatu zaman pada manusia yang pada zaman

itu ada ulama di antara mereka yang mengatakan: “Sekarang ini bukan zaman jihad lagi.

Sesiapa yang mengalami zaman tersebut, maka sebaik-baik zaman adalah jihad.” Mereka

(para sahabat) berkata: Wahai Rasulullah adakah orang yang berkata macam itu? “Beliau n

menjawab: Ya, iaitu orang yang dilaknat oleh Allah, malaikat dan manusia semuanya.” (HR.

Said bin Mansur di dalam Syifaa’ ash Shuduur.)

Lihat as Sunan al Waaridah fi al Fitan – Abu ‘Amr Utsman bin Sa’iid al Muqri ad Daani

3/751.

6. Orang yang mati sedangkan ia belum pernah berperang dan tidak pernah tergerak

hatinya untuk berperang, ia mati pada satu cabang kemunafikan.

Page 31: Ustadz Abu Muhammad JIbriel Abdul Rahman - Syubhat-Syubhat Seputar Jihad dan Akibat Meninggalkannya

S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D

31

Dari Abu Hurairah �, Rasulullah � berabda:

�.��� � M<"1 [� � � �h$� � &��� ��� �� h$8 �� � � �� , , , � �� � , � � � � ,� I � � � , � �� �� � � �� � ,� � . � , ,G � > “Sesiapa yang mati sedangkan belum pernah berperang dan tidak pernah hatinya

untuk berperang maka ia mati pada satu cabang kemunaifikan.” (HR Muslim – no: 3533;

Ahmad – no: 8510; Abu Dawud – no: 2141; Nasa’ie – no: 3046)

7. Orang yang tidak berperang atau tidak membantu perlengkapan orang yang

berperang atau tidak menjaga keluarga orang yang berperang dengan baik, ia akan

ditimpa kegoncangan sebelum hari kiamat.

Dari Abu Umamah, dari Nabi �, beliau bersabda:

�� 8f � h0� �� h$8 � �, = . , � ,� �� � ,, � �� , � � M�� L� ��� &� H� B�� &64� P 8f � �6,� I �� �� �� � �� � � =� �I , � � , � � , � > &�8�; P &�� �<� � �8h8 \ Y� � � � �� . , � , �� � � � � � � : ]!8 5<Y� , � ,� �M� �L��� �� � , >

“Sesiapa yang tidak berperang atau tidak membantu persiapan orang yang

berperang, atau tidak menjaga keluarga orang yang berperang dengan baik, niscaya Allah

timpakan kepadanya kegoncangan.” Yazid bin Abdu Rabbihi berkata: “Didalam hadith yang

diriwayatkannya ada perkataaan “sebelum hari qiamat.” (HR Abu Dawud – no: 2142;

Ibnu Majah – no: 2752; ad-Daarimi – no: 2311)

Demikian secara ringkas ayat-ayat dan hadits-hadits soheh yang menjelaskan celaan

dan acaman bgi orang-orang yang tidak mau berjihad dengan sengaja atau karena

pemahaman yang syubhat.

KEUTAMAAN JIHAD DI JALAN ALLAH.

1. Jihad di jalan Allah adalah amalan yang tertinggi martabatnya dalam Islam

Rasulullah � bersabda kepada Muadz bin Jabal radiallahu ‘anhu:

/�� � TUC�� � � , � V�#�� , � � #�R�� , � &6E� . � �3!'��� � � � � W�� �� �� �, X6Y ? &� ���� , � � � � :[�� � 8� \!��� � � �� > \ Y� � :V��� , � #�R�� , � ]��^�� ,� ��3!'�� , � � �� � W�� � , W�_��� �� � -, � � &� ���� � � 3 0`�� � �>

“Sukakah aku khabarkan kepada engkau kepala segala urusan, tiangnya dan puncak

ketinggiannya?” Saya (Muadz) berkata: “Pastilah wahai Rasulullah!” Jawab Rasulullah:

“Kepala urusan adalah Islam, tiangnya adalah shalat dan puncak ketinggiannya adalah

Jihad.” (Sahih Sunan al-Tirmizi – no: 2616)

Dalam sebuah hadis yang lain diriwayatkan bahawa Rasulullah � bersabda:

V��� , � �a4� � #�R�� , � ,]��^�� ,� � ��, �� J6��� ,� � ,J6�� �� �3!'��� � �� � ,W�_��� � - ��W�� � � , � &� ���� � � ,3 0`�� � � , /� &� ��8� �� /+- � J067��, � � � , �> “Kepala urusan ini adalah Islam dan sesiapa yang memeluk Islam maka dia akan

selamat, dan tiangnya adalah shalat dan puncaknya ketinggiannya adalah Jihad, tidaklah

(sesiapa) mencapainya kecuali yang paling utama.” (Majma al-Zawa‘id (Bughyat al-Ra’id

fi tahqiq Majma az-Zawa‘id) – no: 2167.)

Kedua-dua hadis di atas jelas menerangkan puncak ketinggian Jihad dalam Islam. Ia

juga adalah satu amalan yang menjanjikan kemuliaan kepada hamba yang

mengamalkannya. Dengan Jihad Islam dan umatnya akan menjadi tinggi lagi mulia di

Page 32: Ustadz Abu Muhammad JIbriel Abdul Rahman - Syubhat-Syubhat Seputar Jihad dan Akibat Meninggalkannya

S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D

32

hadapan seluruh umat yang lain di bumi ini sedangkan tanpa Jihad Islam dan umatnya

akan menjadi hina lagi diperlecehkan.

2. Jihad di jalan Allah adalah jalan utama bagi tegaknya Daulah Islamiyah

Allah Tabaraka wa Ta‘ala berfirman:

�m��¦��¥��¤��£��¢��¡���������������� ���������l

"Dan perangilah mereka sehingga tidak ada lagi fitnah, dan (sehingga) menjadilah

agama itu semata-mata untuk Allah. Kemudian jika mereka berhenti maka tidaklah ada

permusuhan lagi melainkan terhadap orang-orang yang zalim." (QS. al-Baqarah 2: 193)

�mÆ��Å��Ä����� �Ã��Â��Á���� � � � � � � � � � �À��¿��¾��½��¼��»��º��¹������������������������

������������������������������ ��!��"��#��$��l

"Kamu juga akan dapati golongan-golongan yang lain (yang pura-pura Islam) supaya

mereka mendapatkan ke amanan dari pihak kamu, dan (sebaliknya mereka melahirkan

kekufurannya) supaya mereka beroleh aman dari pihak kaumnya (yang masih kafir). Tiap-

tiap kali mereka diajak kepada fitnah (pemberontakan), mereka segera terjerumus ke

dalamnya. Oleh itu, jika mereka tidak membiarkan kamu (dan terus mengganggu atau

berpihak kepada musuh), dan (tidak pula) menawarkan perdamaian kepada kamu dan juga

(tidak) menahan tangan mereka (daripada memerangi kamu), maka hendaklah kamu

bertindak menawan mereka dan membunuh mereka di mana saja kamu menemuinya;

kerana merekalah orang-orang yang Kami jadikan bagi kamu alasan yang terang nyata

untuk bertindak terhadapnya." (QS. al-Nisaa’ 4: 91)

3 . Jihad di jalan Allah menjamin seseorang itu Syurga, diampun segala dosa

dan diberi kemenangan Dunia dan Akhirat

Allah Subhanahu wa Ta‘ala berfirman:

�m¤��������£��¢��¡������������������������� ������������������������������������¥�����¦����������������ª���©��¨�����§¼��»��º��¹������¸�������¶��#��´��³��²��±��°��)���®���¬��«��½�����À������¿��¾��Ã��Â��ÁÄ5��6��7��Æ�����Å��:��;��<�����=��l

"Wahai orang-orang yang beriman! Maukah Aku tunjukkan sesuatu perniagaan yang

dapat menyelamatkan kamu dari azab siksa yang sangat pedih? Iaitu, kamu beriman kepada

Allah dan RasulNya, serta kamu berjihad membela dan menegakkan agama Allah dengan

harta benda dan diri kamu; yang demikian itulah yang lebih baik bagi kamu, jika kamu

mengetahui (hakikat yang sebenarnya). (Dengan iman dan jihad itu) Allah akan

mengampunkan dosa-dosa kamu, dan memasukkan kamu ke dalam taman-taman sorga

yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, serta tempat-tempat tinggal yang baik dalam

Syurga “And”. Itulah kemenangan yang besar. Dan ada lagi limpah kurnia yang kamu sukai,

iaitu pertolongan dari Allah dan kemenangan yang cepat (masa berlakunya). Dan

sampaikanlah berita yang mengembirakan itu kepada orang-orang yang beriman." (QS. al-

Shaff 61: 10-13)

Rasulullah � bersabda:

Page 33: Ustadz Abu Muhammad JIbriel Abdul Rahman - Syubhat-Syubhat Seputar Jihad dan Akibat Meninggalkannya

S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D

33

D�%��� � � , ��� u, �� �#C� � � P� �<�� �&6� � /� &d#,�� � � � /+- � *�8+S � � �� N8�_i�S � , �� ��#�� � � � *�, � &"d��� � � , � ��� � \ �� � �, � #d�I , � ��, � M'���I �� � ��, � &6C3�� ,� � � M-�`�� ,� !��, �� /� *�, � N1�- � � [�� � j%��� - � �� ��"Y� , � � �6C� , � M8�I - � � �33!��� , � �� � ��. � 5%Y�� � , � P� 5�<�� � � ��� JO- � �;�� , � JO- � 5%Y�� � , � JO- � �;�� , � JO- � 5%Y�� � , �>

“Allah menjamin bagi orang yang keluar di jalan Allah (fi sabilillah), (di mana) tidak

dia keluar melainkan kerana iman kepada-Nya dan membenarkan Rasul-Nya, bahawasanya

Dia akan mengembalikannya (kerumahnya) dengan mendapat pahala dari Allah atau

membawa harta rampasan perang atau Dia memasukkannya ke dalam Syurga. Dan jika

tidak memberatkan umaku, niscaya aku tidak akan ketinggalan menyertai ekspedisi perang.

Sesungguhnya aku sangat ingin terbunuh di jalan Allah lalu dihidupkan lagi kemudian

terbunuh dan dihidupkan lagi lalu terbunuh lagi.” (HR. Sahih al-Bukhari – no: 36)

4. Jihad di Jalan Allah adalah amal yang paling utama yang tiada tandingannya

Abu Hurairah radiallahu ‘anhu berkata, Rasulullah � ditanya:

�� \�"8� � , � 3 0`�� � � , P� 5�<�� � � ��� h�- � 5d�- � � ? \ Y� �: /� &�!"�p%�i� �� � �� ,> \ Y� �: ��3 �n�� � � � &�6�� , � � vi#�� , - �� ��, � O�O= ��> 5E� � :� � � � \!L8� � �: /� &�!"�p%�i� �� � �� ,> \ Y�� � � P� M�� ���� �� -: 5��� � � �4 �u�� � � �, P� <�� �5�� ��� 5�'E� � � � Jt _��� � - Jt L��� � � , X� L��� � � , � 8��� � � ��� /� ���8� , � �, � ] �HI � � /�� �

W�HI � � o%;- � yd#8� �� , �4 �u�� � � �, P� 5�<�� � � ��� k "i� � �> “Apakah yang dapat menyamai Jihad di jalan Allah ‘Azza wa Jalla ?” Baginda

menjawab: “Kamu tidak akan mampu melakukannya.”Pertanyaan itu diulang dua atau tiga

kali dan setiap kali pertanyaan. baginda menjawab: “Kamu tidak akan mampu

melakukannya.” Pada kali ketiga baginda menjawab: “Perumpamaan seseorang Mujahid di

jalan Allah adalah seumpama berpuasa, mendirikan shalat – berdiri membaca ayat-ayat

Allah, dia tidak berhenti daripada puasa dan shalat tersebut sehingga kembalinya mujahid

di jalan Allah Ta‘ala tersebut.” (HR. Sahih Muslim – no: 1878)

Abu Hurairah radiallahu ‘anhu juga melaporkan bahawa salah seorang sahabat

Rasulullah � berjalan-jalan di satu lembah, ternampak olehnya sebuah mata air yang

indah sehingga mengkagumkan dia. Dia berkata: “Andainya saya mengasingkan diri dari

manusia (uzlah) dan tinggal di lembah ini, akan tetapi saya tidak akan melakukannya

melainkan setelah meminta izin daripada Rasulullah �.”

Maka hal ini dikhabarkan kepada Rasulullah lalu baginda menjawab:

/� 5"�i, � , � *@�- �� ] L�� �� JE�;�, � � � � P� 5�<�� � � ��� 57��� � , � �, � &i�H� � � � P� &%��� � , � v"<�� � , � � �= �> /�� � *!<�� � � � *�, � #�$8� � , � ��� Jc�, � � Jc6C�8�, � � � , � � M-�`�� ,� ? �h��� , P� 5�<�� � � ��� �, � 5i Y� � � P� 5�<�� � � ��� G�!�� �� MY �I � � X<d�, � � � &�� � M-�`�� ,�>

“Jangan melakukannya kerana sesungguhnya kedudukan seseorang kamu di (medan

Jihad) di jalan Allah adalah lebih utama daripada melakukan shalat dalam rumahnya

selama 70 tahun. Apakah kamu tidak suka bahwa Allah mengampunkan bagi kamu dan

memasukkan kamu ke dalam Syurga ? Berperanglah di jalan Allah, barangsiapa yang

berperang di jalan Allah selama tempoh memerah susu unta maka wajib ke atasnya Syurga.”

(HR. Sahih Sunan Tirmizi – no: 1650)

5. Amalan Jihad di Jalan Allah dan berada di medan Jihad diberikan ganjaran

berlipat ganda

Page 34: Ustadz Abu Muhammad JIbriel Abdul Rahman - Syubhat-Syubhat Seputar Jihad dan Akibat Meninggalkannya

S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D

34

Ganjaran yang diberikan oleh Allah Subhanahu wa Ta‘ala kepada para Mujahid tidak

terbatas kepada berperang saja. Apa saja yang berkaitan dan berhubungan dengan Jihad di

Jalan Allah akan diberikan ganjaran dan keutamaan yang berlipat kali ganda. Allah

berfirman:

�m|��{������ �z��y��x��w��v���u����t��s��r��q��p��o��n��m}��~��������������

����������������l

"Perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya pada jalan Allah, ialah

sama seperti sebiji benih yang tumbuh mengeluarkan tujuh tangkai; tiap-tiap tangkai

seratus biji. Dan (ingatlah), Allah akan melipatgandakan pahala bagi sesiapa yang

dikehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (rahmat) kurnia-Nya, lagi Meliputi ilmu

pengetahuan-Nya." (QS. al-Baqarah 2: 261)

Seorang yang mengulurkan bantuan kepada orang-orang yang pergi berjihad di Jalan

Allah, dia akan diberikan ganjaran yang berlipat ganda. Bantuan yang diberikan bisa

berupa wang, peralatan, makanan dan minuman, pakaian, perobatan, pengangkutan dan

berbagai lagi.

Khuraim bin Fatik radiallahu ‘anhu berkata, Rasulullah � telah menjanjikan:

�, � N���� � , � ML��= � � � P� <�� �5�� ��� X<%E, � � � &�� � y<��� , � � Mt �� �� �"QI , �> “Sesiapa yang menafkahkan satu perbelanjaan untuk Jihad di Jalan Allah maka ditulis

baginya tujuh ratus ganda ganjaran.” (Sahih Sunan al-Tirmizi – no: 1625)

6. Medan jihad adalah destinasi perlancongan umat Islam

Abi Umamah radiallahu ‘anhu melaporkan, bahawa seorang lelaki bertanya:

8� \!��� � � ��� *at�, � , �� P� M; ����� � � . ? \ Y� � j<-���� � [H- � �-�� &�6�� , � � J6��� �- �: *+- � M; ��� � � � j%��� - � 3 0`�� � � , P� 5�<�� � � ��� k "i� � �> “Wahai Rasulullah ! Izinkan aku untuk pergi melancong.” Nabi sallallahu ‘alaihi

wasallam menjawab: “Sesungguhnya perlancongan untuk umat aku adalah Berjihad di Jalan

Allah ‘Azza wa Jalla.” (Sahih Sunan Abu Daud – no: 2486)

7. Kematian adalah satu kepastian dan sebaik-baik tempat kematian adalah di

medan Jihad di Jalan Allah

Allah Subhanahu wa Ta‘ala berfirman:

�mp��o��n��mq��u��t��s��r��l

"Tiap-tiap diri (sudah tetap) akan merasai mati, kemudian kamu akan dikembalikan

kepada Kami (untuk menerima balasan)." (QS. al-Ankabut 29: 57)

�m������������������������������� ����������������������������������§��¦��¥����¤��£��¢����¡�������� �����!��"��#��$l

"Dan jangan sekali-kali engkau menyangka orang-orang yang terbunuh (yang gugur

Syahid) pada jalan Allah itu mati, (mereka tidak mati) bahkan mereka adalah hidup (secara

istimewa) di sisi Tuhan mereka dengan mendapat rezeki; (Dan juga) mereka bersukacita

dengan kurniaan Allah (balasan mati Syahid) yang telah dilimpahkan kepada mereka, dan

Page 35: Ustadz Abu Muhammad JIbriel Abdul Rahman - Syubhat-Syubhat Seputar Jihad dan Akibat Meninggalkannya

S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D

35

mereka bergembira dengan berita baik mengenai (saudara-saudaranya) orang-orang

(Islam yang sedang berjuang), yang masih tinggal di belakang, yang belum (mati dan belum)

sampai kepada mereka, (iaitu) bahwa tidak ada kekhawatiran (dari berlakunya kejadian

yang tidak baik) terhadap mereka, dan mereka pula tidak akan berdukacita." (QS. Ali

‘Imran 3: 169-170)

Imam Muslim bin Hajjaj dalam kitab Sahih-nya telah meriwayatkan sebuah kisah

benar tentang seseorang sahabat Rasulullah � yang sangat-sangat menginginkan

kehidupan yang bahagia di Hari Akhirat, di dalam Syurga Allah. Kisah ini berlaku di saat

Perang Badar, apabila Rasulullah memberi perintah kepada tentera Islam untuk maju ke

barisan terdepan:

�!�!Y� � k+� � M-�dI � 0Q#�� � �, ��!'���� � � - ��R��� , � �> \ Y� �: \!L8� � � B'�� , � � �� , ]�)�� � � , R��2� _�� �� ,: 8� \!��� � � ��� M-�dS � 0Q#�� � �, ��!'���� � � - ��R��� , � � ? \ Y� �: J"�, � �> \ Y� �: ��I � ��I � ! \ L�� � � \!��� � � ��� [H- � �-�� &�6�� , � � J6��� �- �: �� :6'�� � � , � [�� � :�!Y� � , � ��I � ��I �

? \ Y� �: /�� ����� 8� \!��� � � ��� /+- � d�� �Wb � � *�, � *!E�� � � �, � 064�� � , � ? \ Y� �: :�@�� - � � �, � 064�� � , �> �#Cn�� � , � � ��#�I � � � �, � &�#Y� � � � 5"��� � � � 5En8� � , � 0,��- � � JO- � \ Y� �: ��, � � ��� � X��;� � � o%;- � 5E � � m�#�� � � � �a4� � � ¡+� - � W �)S � � � M68!¢S �� �> \ Y� � o�#�� � � ��� � * E� � "�� �&� �, � #'%��� , - JO- � J06i Y, � � � � o%;- � 5%Y� � �>

“Bangkitlah ke arah Syurga yang seluas langit dan bumi !” Berkata ‘Umair bin al-

Hammam al-Ansari: “Wahai Rasulullah ! Syurga yang seluas langit dan bumi ?”Baginda

menjawab: “

Ya”Berkata Umair: “ Bakhin!bakhin !Beruntunglah ! Beruntunglah !”

Bersabda baginda: “Mengapa engkau berkata Bakhin ! bakhin ! Beruntunglah !

Beruntunglah ! ?”

Berkata Umair: “Tidak mengapa, Demi Allah wahai Rasulullah, aku hanya ingin

menjadi salah seorang daripada penghuninya.”

Rasulullah bersabda: “Maka sesungguhnya engkau termasuk ahlinya.”

Lalu Umair mengeluarkan beberapa biji kurma dari tempat simpanan dan

memakannya, kemudian berkata: “Jika saja aku hidup untuk makan kurma ini pasti ia

adalah kehidupan yang lama.”Maka dibuangnya kurma tersebut kemudian terus ke medan

peperangan sehinggalah dia terbunuh.” (HR. Sahih Muslim – no: 1901)

Demikianlah kesungguhan seseorang untuk mengejar Syurga Allah yang seluas langit

dan bumi, memakan beberapa biji kurma terasa sebagai satu tempo waktu yang amat

lama dan panjang untuk disia-siakan.

8. Medan Jihad adalah tempat menyaksikan mukjizat Allah

Lazimnya mukjizat Allah hanya dikurniakan kepada para Rasul-Nya dan hanya dapat

disaksikan oleh umat yang hidup sezaman dengan Rasul tersebut. Namun ada segolongan

lagi umat yang layak untuk melihat mukjizat-mukjizat Allah, iaitu mereka yang turun ke

medan Jihad memerangi kaum kufar demi menegakkan kalimah Allah.

Mukjizat Allah adalah segala keistimewaan dan keajaiban yang berlaku di luar

kebiasaan kehidupan. Salah satu daripada kemukjizatan ini adalah sebagaimana khabar

Allah ‘Azza wa Jala:

Page 36: Ustadz Abu Muhammad JIbriel Abdul Rahman - Syubhat-Syubhat Seputar Jihad dan Akibat Meninggalkannya

S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D

36

�mE��D��C��B��AFM��L��K���J��I��H��G��NS��R���Q��P��O��T���

��Y��X��W��V��Ul

"Maka (yang sebenarnya) bukan kamu yang membunuh mereka, akan tetapi Allahlah

yang membunuh mereka, dan bukan kamu yang melempar ketika kamu melempar, tetapi

Allah-lah yang melempar. (Allah berbuat demikian untuk membinasakan mereka) dan untuk

memberi kemenangan kepada orang-orang mukmin, dengan kemenangan yang baik.

Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui." (QS. al-Anfal 8: 17)

Dalam peristiwa perang Badar, diterangkan bahawa apabila para Mujahid mengayun

pedang ke arah musuh, banyak tentera musuh yang gugur sekalipun mereka itu berada di

luar jarak jangkaun pedang. Apabila tentera Muslim melempar tombak dan panah, banyak

tentera musuh yang gugur sekalipun yang dilempar hanyalah satu tombak atau satu anak

panah. Kerana itu para Mujahid yang sedikit berjaya mengalahkan tentera kafir banyak

jumlahnya. Semua kemukjizatan ini adalah kerana bantuan Allah kepada orang-orang yang

membantu agama-Nya, sebagaimana janji Allah:

�m�����®��¬��«��ª��©��¨��§���¦��¥l

"Wahai orang-orang yang beriman, kalau kamu membela (agama) Allah nescaya Allah

membela kamu (untuk mencapai kemenangan) dan meneguhkan tapak pendirian kamu."

(QS. Muhammad 47: 7)

Bantuan Allah Subhanahu wa Ta‘ala boleh wujud dalam pelbagai cara yang sukar

digambarkan dengan perkataan. Akan tetapi Allah Ta‘ala telah sedia mengkhabarkan

sebahagian daripadanya di dalam al-Qur’an. Antaranya diturunkan pasukan tentera

daripada kalangan malaikat:

m…��L��K��J��I���H��G��F�l

“… Sesungguhnya Aku (Allah) akan membantu kamu dengan seribu (bala tentera) dari

malaikat yang datang berturut-turut.” (QS. Al-Anfal 8: 9)

�mij�p��o��n��m��l��k����{��z��y���x��w��v��u��t��s��r��q���

������������~������}��|������������ ��!��"��#���$����%��l

"Bahkan jika kamu bersabar dan bertaqwa, dan mereka (musuh) datang menyerang

kamu dengan serta-merta, nescaya Allah membantu kamu dengan lima ribu malaikat yang

bertanda. Dan Allah tidak menjadikan bantuan tentera malaikat itu melainkan kerana

memberi khabar gembira kepada kamu, dan supaya kamu tenteram dengan bantuan itu.

Dan (ingatlah bahwa) pertolongan yang membawa kemenangan itu hanya dari Allah Yang

Maha kuasa, lagi Maha Bijaksana." (QS. Ali ‘Imran 3: 125-126)

Wallahua'lam…

Page 37: Ustadz Abu Muhammad JIbriel Abdul Rahman - Syubhat-Syubhat Seputar Jihad dan Akibat Meninggalkannya

S Y U B H A T - S Y U B H A T S E P U T A R J I H A D

37

PENUTUP

Demikianlah penjelasan ini kami sampaikan, semoga Allah membukakan mata hati

kita untuk menerima ajaran Islam ini secara keseluruhan sesuai dengan firman-Nya yang

memerintahkan kepada orang-orang yang beriman agar masuk kedalam Islam secara

keseluruhan dan tidak mengikuti langkah-langkah thaghut yang menggoda dengan

menyebarkan syubhat-syubhat yang fasiq sehingga bisa menyebabkan seseorang itu kufur

bahkan murtad dari agama ini, Al Islam.

Firman-Nya,

�m¨��§��¦��¥��¤����£��¢�� �¡��������©��¬��«��� �ª�� �

�����®l

"Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan

janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh yang

nyata bagimu." (QS. Al Baqarah 2:208)

Hanya kepada Allah-lah kami memohon pertolongan, dan hanya kepada-Nya jugalah

kami memohon ampunan. Ya Allah saksikanlah, kami sudah menyampaikan…

Wallahu'alam bis showab…