Vektor Penyakit

22
Vektor Penyakit Menular Pada Manusia Dr.Budiman Chandra 1

description

vektor penyakit

Transcript of Vektor Penyakit

Page 1: Vektor Penyakit

Vektor Penyakit Menular Pada Manusia

Dr.Budiman Chandra

1

Page 2: Vektor Penyakit

PENDAHULUAN

Penularan penyakit pada manusia melalui vektor penyakit berupa serangga dikenal sebagai arthropod - borne diseases atau sering juga disebut sebagai vector – borne diseases merupakan penyakit yang penting dan seringkali bersifat endemis maupun epidemis dan menimbulkan bahaya kematian.

Di Indonesia, penyakit – penyakit yang ditularkan melalui serangga merupakan penyakit endemis pada daerah tertentu antara lain seperti Demam Berdarah Dengue (DBD), malaria, kaki gajah dan terakhir ini diketemukan penyakit virus Chikungunya yang ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes aegypti, disamping penyakit saluran pencernaan seperti dysentery, cholera, typhoid fever dan paratyphoid yang ditularkan secara mekanis oleh lalat rumah. Kelas arthropoda yang penting dalam dunia kedokteran yang dapat menularkan penyakit pada manusia adalah kelas insecta, arachinoda dan crustasae, penularan peyakit dapat terjadi secara transmisi biologik dimana terjadi proses perkembang - biakan agen penyakit atau parasit dalam tubuh vektor seperti parasit malaria dalam tubuh nyamuk anopheles dan disebut transmisi non biologik bila penularannya terjadi secara mekanis atau langsung seperti penyakit dysentery, typhoid dan cholera oleh lalat.

Pemutusan rantai penularan atau mode of transmission dari arthropod - borne diseases dapat dilakukan dengan mempelajari mode of transmission dari penyakit yang ada seperti penyakit kaki gajah atau filariasis dengan cara case finding yaitu mencari penderita penyakit filariasis dan mengobatinya sampai sembuh, karena transmisi biologik terjadi berupa cyclo - developmental atau parasit filarial berkembang – biak dalam tubuh manusia bukan dalam tubuh vektor nyamuk culex, sebaliknya pada penyakit malaria pemutusan rantai penularan dilakukan dengan cara manipulasi lingkungan agar populasi nyamuk anopheles menjadi berkurang karena transmisi biologik terjadi berupa cyclo – propogative atau parasit malaria berkembang biak dalam tubuh vektor nyamuk anopheles. Disamping cara tersebut diatas dapat juga kontrol kemis berupa penyemprotan dengan insektisida, kontrol biologis dengan menggunakan predator berupa pemeliharaan ikan pada kolam – kolam dan kontrol genetik atau sterilisasi pada nyamuk.

2

Page 3: Vektor Penyakit

ASPEK EPIDEMIOLOGI

Faktor-faktor yang Mempengaruhi : A,C u a c a Iklim dan musim merupakan faktor utama yang mempengaruhi terjadinya penyakit infeksi. Agen penyakit tertentu terbatas pada daerah geografis tertentu, sebab mereka butuh reservoir dan vektor untuk hidup. Iklim dan variasi musim mempengaruhi kehidupan agen penyakit, reservoir dan vektor. Di samping itu perilaku manusia pun dapat meningkatkan transmisi atau menyebabkan rentan terhadap penyakit infeksi.

B.V e k t o r Organisme hidup yang dapat menularkan agen penyakit dari suatu hewan ke hewan lain atau manusia disebut dengan vektor,. arthropoda merupakan vektor penting dalam penularan penyakit parasit dan virus yang spesifik. Nyamuk merupakan vektor penting untuk penularan virus yang menyebabkan encephalitis pada manusia. Nyamuk menghisap darah dari reservoir yang terinfeksi agen penyakit ini kemudian ditularkan pada reservoir yang lain atau pada manusia. Ricketsia merupakan parasit intrasellular obligate yang mampu hidup di luar jaringan hewan dan dapat ditularkan di antara hewan oleh. Rat fleas, Body lice dan Wood tick adalah vektor arthropoda yang menyebabkan penularan penyakit yang disebabkan ricketsia.

C.Reservoir Hewan-hewan yang menyimpan kuman patogen dimana mereka sendiri tidak terkena penyakit disebut reservoir. Reservoir untuk arthropods borne disease adalah hewan-hewan dimana kuman patogen dapat hidup bersama. Binatang pengerat dan kuda merupakan reservoir untuk virus encephalitis. Penyakit ricketsia merupakan arthropods borne disease yang hidup di dalam reservoir alamiah.seperti tikus, anjing, serigala serta manusia yang mrnjadi reservoir untuk penyakit ini. Pada banyak kasus,kuman patogen mengalami multifikasi di dalam vektor atau reservoir tanpa menyebabkan kerusakan pada intermidiate host.

3

Page 4: Vektor Penyakit

D.Geografis Insiden penyakit yang ditularkan arthropoda berhubungan langsung dengan daerah geografis dimana reservoir dan vektor berada. Bertahan hidupnya agen penyakit tergantung pada iklim (suhu, kelembaban dan curah hujan) dan fauna lokal Pada daerah tertentu, seperti Rocky Mountains spotted fever merupakan penyakit bakteri yang memiliki penyebaran secara geografis. Penyakit ini ditularkan melalui gigitan tangau yang terinfeksi.oleh ricketsia dibawa oleh tungau kayu di daerah tersebut dan dibawa oleh tungau anjing ke bagian timur Amerika Serikat. Penyakit ini lebih sering terjadi di timur Amerika Serikat dan sangat jarang di utara atau di barat. Variasi musim juga mempengaruhi penyebaran penyakit melalui arthropoda. seperti halnya virus dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk aedes selama musim penghujan karena merupakan saat terbaik bagi myamuk berkembang biak sehingga wabah penyakit terjadi antara akhir tahun sampai awal tahun depan (bulan September sampai bulan.Maret)

E.Perilaku Manusia Interaksi antara manusia, kebiasaan manusia.membuang sampah secara sembarangan, kebersihan individu dan lingkungan dapat menjadi penyebab penularan penyakit arthropods borne diseases..

JENIS-JENIS VEKTOR Arthropoda [arthro + pous ] adalah filum dari kerajaan binatang yang terdiri dari organ yang mempunyai lubang eksoskeleton bersendi dan keras, tungkai bersatu, dan termasuk di dalamnya kelas Insecta, kelas Arachinida serta kelas Crustacea, yang kebanyakan speciesnya penting secara medis, sebagai parasit, atau vektor organisme yang dapat menularkan penyakit pada manusia.

3.1.Perbedaan Karakter Perbedaan karakter/ciri-ciri dari pada masing-masing kelas pada arthropoda dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

4

Page 5: Vektor Penyakit

Tabel 1.

Insecta Arachnida Crustacea3

1. Body divisions Head, thorax,Abdomen

And abdomen (no division in some case)

Cephallothorax and abdomen

2. Legs 3 pairs 4 pairs 5 pairs3. Antennae 1 pairs None 2 pairs4. Wings One or two pairs,

some are winglessNone None

5. Tempat Dijumpai Tanah Tanah Air Sumber : Park & Park The Textbook of Preventive & Social Medicine

3.2. Arthropoda yang Penting dalam dunia Kedokteran Arthropoda yang berperan penting sebagai vektor penyebaran penyakit (arthropods borne disease) dapat dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 2. Kelas dan Species dari Arthropoda yang Penting

Class Insecta Class Arachinida Class Crustacea1. Mosquitos :

AnophelinesCulicines Aedes

1. Ticks :Hard ticksSoft ticks

1. Cyclops

2. Flies :HousefliesSandfliesTsetse FliesBlackflies

2. Mites :Leptotrombidium and trombiculid mites Itch mite

3. Human Lice :Head and body liceCrab lice

4. Fleas :Rat fleasSand Fleas

5. Reduviid bugs Sumber : Park & Park The Textbook of Preventive & Social Medicine

5

Page 6: Vektor Penyakit

3.3. Jenis Species dari Tiap-tiap Kelas . Kelas Insecta 1. Mosquito (Nyamuk) a, Anophelesne b. Culicines c. Aedes2. Flies (Lalat) a. Houseflies (lalat rumah, Musca domestica) b. Sandflies (lalat pasir, genus Phlebotomus) c. Tsetse flies (lalat tsetse, genus Glossina) d. Blackflies (lalat hitam, genus Simulium)

3. Human Lice (Tuma) a. Head and body lice (tuma kepala = Pediculus humanus var capitis dan tuma badan = Pediculus humanus var corporis) b. Crab lice (tuma kemaluan = Phthirus pubis)

4. Fleas (Pinjal)a. Rat fleas (pinjal tikus).Beberapa pinjal tikus yang penting untuk bidang media adalah sebagai berikut :

1. Rat fleas : (Oriental) a. Xenopsylla chepisb. Xenopsylla astila

c. Xenopsylla braziliensis2. Rat fleas (Temperate zone) . Nospsylla fasciatus3. Human fleas . Pulex irritans4. Dog and cat fleas . Ctenocephalus felis

5. Reduviid Bugs (kissing Bugs, Penggigit Muka) Kelas Arachenida1. Tick (Sengkenit)

a. Hard Ticks (sengkenit keras, famili Ixodidae) b. Soft Ticks (sengkenit keras, famili Argasidae).

2. Mites (Chiggers, famili Trombidiidae) a. Leptotrombidium dan Trombiculid mites (tungau musim panen, tungau merah) b. Itch mites (tungau kudis, scabies, famili Sascoptidae)

Kelas Crustacae . Cyclops

6

Page 7: Vektor Penyakit

TRANSMISI PENYAKIT

Agen penyebab penyakit infeksi yang ditularkan pada manusia yang rentan dapat melalui beberapa cara yaitu : :1. Dari orang ke orang2. Melalui udara3. Melalui makanan dan air4. Melalui hewan5. Melalui vektor arthropoda

Arthropods Borne Disease Istilah istilah ini mengandung pengertian bahwa arthropoda merupakan vektor yang bertanggung jawab untuk terjadinya penularan penyakit dari satu host (pejamu) ke host lain. Paul A. Ketchum, membuat klasifikasi arthropods borne diseases pada kejadian penyakit epidemis di Amerika Serikat seperti terlihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 3. Selected Arthropoda Bome Diseases of Humans

Viral Diseases Animals Affected Reservoir VectorSt. Louis Humans Perching birds Mosquite (Calex

sp.)encephalitisWestern equireencephalitisVenezuelan aquineencephalitisBacterial DiseasesRocky mt. spottedfeverEpidemic thypus

Horse and humans

Horses (rare in humans)Etiological AgenRicketsia ricketsii

RicketsiaProwazekii

Wild birds

Rodents and horses

ReservoirRodents, dogs, andfovesHumans

Mosquito (Culex and Culiseta sp.)Mosquite (Calexsp.)VectorWood ticks(Dermacentor sp.)Body louse(Pediculus vestimenti)

Endemic (murine)typhus fever

Ricketsia typhi Rats and field mice Rat flea(Xenopsylla cheopis)Rat louse (Polyplax spinulosa)

Bubonic plague Yersimia pestis Rats and groundSquirels

Flea (Xenopsylla cheopis)

Sumber: Ketchum PA. Microbiology Introduction for Health Professionals

7

Page 8: Vektor Penyakit

Park & Park, membagi klasifikasi arthropods borne diseases yang sering menyebabkan terjadinya penyakit pada manusia sebagai berikut :

Tabel 4. Arthropoda Bome Diseases

Arthropoda Diseases transmitted1. Mosquito Malaria, filaria, dengue yellow fever,

encephalitis, haemorhagic fever2. Housefly Typhoid and paratyphod fever, diarrhoea,

dysentery, cholera, gastro-enteritis, amoebiasis, heminthic infestations, yaws, poliomyelitis, conjunctivitis, trachoma, anthrax, etc.

3. Sandfly Kalazar, oriental sore, oraya fever, sandfly fever

4. Tsetse fly Sleeping sickness5. Louse Epidemic typhus, relapsing fever, trench

fever6. Rat flea Bubonic plague, chiggerosis, endemic

thypus, hymenolepis diminuta7. Blackfly Onchocerciasis8. Reduviid bug Chagus disease9. Hard tick Tick typhus, tick paralysis, viral

encephalitis, tularemia, haemorrhagic fever, human babesiosis

10. Soft tick Relapsing fever11. Trombiculid mite Scrub typhus12. Itch-mite Scabies13. Cyclops Guinea-worm disease, fish tapeworm (D.

latus). Sumber : Park & Park The Textbook of Preventive & Social Medicine

8

Page 9: Vektor Penyakit

Transmisi Arthropoda Bome Diseases Masuknya agen penyakit kedalam tubuh manusia sampai terjadi atau timbulnya gejala penyakit disebut masa inkubasi atau incubation period, khusus pada arthropods borne diseases ada dua periode masa inkubasi yaitu pada tubuh vektor dan pada manusia.

1. Inokulasi (Inoculation) Masuknya agen penyakit atau bibit yang berasal dari arthropoda kedalam tubuh manusia melalui gigitan pada kulit atau deposit pada membrana mucosa disebut sebagai inokulasi.

2. Infestasi (Infestation) Masuknya arthropoda pada permukaan tubuh manusia kemudian berkembang biak disebut sebagai infestasi, sebagai contoh scabies. 3. Extrinsic Incubation Period dan Intrinsic Incubation Period Waktu yang diperlukan untuk perkembangan agen penyakit dalam tubuh vektor Disebut sebagai masa inkubasi ektrinsik, sebagai contoh parasit malaria dalam tubuh nyamuk anopheles berkisar antara 10 – 14 hari tergantung dengan temperatur lingkungan dan masa inkubasi intrinsik dalam tubuh manusia berkisar antara 12 – 30 hari tergantung dengan jenis plasmodium malaria.

4. Definitive Host dan Intermediate Host Disebut sebagai host definitif atau intermediate tergantung dari apakah dalam tubuh vektor atau manusia terjadi perkembangan siklus seksual atau siklus aseksual pada tubuh vektor atau manusia, apabila terjadi siklus sexual maka disebut sebagai host definitif, sebagai contoh parasit malaria mengalami siklus seksual dalam tubuh nyamuk, maka nyamuk anopheles adalah host definitif dan manusia adalah host intermediate.

5. Propagative, Cyclo – Propagative dan Cyclo - Developmental Pada transmisi biologik dikenal ada 3 tipe perubahan agen penyakit dalam tubuh vektor yaitu propagative, cyclo – propagative dan cyclo - developmental, bila agen penyakit atau parasit tidak mengalami perubahan siklus dan hanya multifikasi dalam tubuh vektor disebut propagative seperti plague bacilli pada kutu tikus, dengue (DBD) bila agen penyakit mengalami perubahan siklus dan multifikasi dalam tubuh vektor disebut cyclo – propagative seperti parasit malaria dalam tubuh nyamuk anopheles dan terakhir bila agen penyakit mengalami perubahan siklus tetapi tidak mengalami proses multifikasi dalam tubuh vektor seperti parasit filarial dalam tubuh nyamuk culex.

9

Page 10: Vektor Penyakit

Ada 3 jenis cara transmisi arthropoda bome diseases, yakni :

1. Kontak langsung.2. Transmisi secara mekanik.3. Trasmisi secara biologi.

1.Kontak Langsung Arthropoda secara langsung memindahkan penyakit atau infestasi dari satu orang ke orang lain melalui kontak langsung. Contoh scabies, pediculus.

2.Transmisi Secara Mekanik Agen penyakit ditularkan secara mekanik oleh arthropoda. seperti penularan penyakit diare, typhoid, keracunan makanan dan trachoma oleh lalat, Secara karakteristik arthropoda sebagai vektor mekanik membawa agen penyakit dari manusia berupa tinja, darah, ulcus superficial, atau eksudat. kontaminasi bisa hanya pada permukaan tubuh arthropoda tapi juga bisa dicerna dan kemudia dimuntahkan atau dikeluarkan melalui ekskreta. Agen penyakit yang paling banyak ditularkan melalui arthropoda adalah enteric bacteria yang ditularkan oleh lalat rumah. diantaranya adalah Salmonella typhosa, species lain dari salmonella, E. coli, dan Shigella dysentry yang paling sering ditemui dan paling penting. Lalat rumah dapat merupakan vektor dari agen penyakit tuberculosis, anthrax, tularemia, dan brucellosis.

3.Transmisi Secara Biologi Bila agen penyakit multiflikasi atau mengalami beberapa penularan perkembangan dengan atau tanpa multiflikasi di dalam tubuh arthropoda, ini desebut transmisi biologis;dikenal ada tiga cara yaitu : :

a.Propagative Bila agen penyakit tidak mengalami perubahan siklus, tetapi multiflikasi di dalam tubuh vektor. Contoh, plague bacilli pada rat fleas.b.Cyclo-propagative Agen penyakit mengalami perubahan siklus dan multiflikasi di dalam tubuh arthropoda. Contoh, parasit malaria pada nyamuk anopheles.c.Cyclo-developmental Bila agen penyakit mengalami perubahan siklus, tetapi tidak mengalami multiflikasi di dalam tubuh arthropoda. Contoh, parasit filaria pada nyamuk culex, dan cacing pita pada cyclops

1

Page 11: Vektor Penyakit

Diagram 1. Parasit (dalam tubuh vektor)

Perubahan Siklus Multifikasi

Cyclo – developmental Cyclo – propagative Propagative (filarial) ( pl. malaria) ( plague bacilli)

Penyakit penting yang dutularkan melalui nyamuk (Indonesia)

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai penyakit – pemyakit endemis yang ditularkan melalui gigitan nyamuk di Indonesia adalah sebagai berikut :

a. Mode of transmission Filariasis (kaki gajah )

Host Definitive Manusia

Host Intermediate Culex

Perubahan Siklus Multifikasi

Diagram Cyclo Developmental

1

Page 12: Vektor Penyakit

b.Mode of transmission Malaria

c. Mode of transmission Dengue Hemorrhagic Fever (DBD)

Host Definitive Anopheles

Host Intermediate Manusia

Perubahan Siklus Multifikasi

Diagram Cyclo Propagative

Host Definitive Manusia

Host Intermediate Aedes egypti

Multifikasi

Diagram Propagative

1

Page 13: Vektor Penyakit

Beberapa tahun terakhir ini, beberapa virus ditularkan oleh arthropoda secara biologis yang disebut Arbo virus. Lebih dari 100 jenis telah dibedakan. Organisme ini adalah ultramikroskopik dan merupakan parasit obligat pada sel-sel host. Sebagian besar menggunakan nyamuk sebagai vektor alamiah. Yang paling penting adalah yang menyebabkan Yellow fever, Dengue hemorrhagic fever, Enchephalitis, Colorado tick fever dan Sandfly fever, Arthropoda borne virus berkembang di daerah tropis dan meluas ke daerah subtropis..

Arthropoda dan Penyebaran Penyakit

1.Mosquito (Nyamuk) Nyamuk adalah vektor mekanis atau vektor siklik penyakit pada manusia dan hewan yang disebabkan oleh parasit dan virus, nyamuk dari genus Psorophora dan Janthinosoma yang terbang dan menggigit pada siang hari, membawa telur dari lalat Dermatobia hominis dan menyebabkan myiasis pada kulit manusia atau ke mamalia lain. Species yang merupakan vektor penting penyebab penyakit pada manusia antara lain penyakit :

MALARIA. Vektor siklik satu-satunya dari malaria pada manusia dan malaria kera adalah nyamuk Anopheles, sedangkan nyamuk Anopheles dan Culex kedua-duanya dapat menyebabkan malaria pada burung. Secara praktis tiap species Anopheles dapat diinfeksi secara eksperimen, tetapi banyak species bukan vektor alami. Sekitar 110 species pernah dihubungkan dengan penularan malaria, diantaranya 50 species penting terdapat dimana-mana atau setempat yang dapat menularkan penyakit malaria..

Sifat suatu species yang dapat menularkan penyakit ditentukan oleh :1. Adanya di dalam atau di dekat tempat hidup manusia2. Lebih menyukai darah manusia dari pada darah hewan, walaupun bila hewan

hanya sedikit..3. Lingkungan yang menguntungkan perkembangan dan memberikan jangka hidup

cukup lama pada Plasmodium untuk menyelesaikan siklus hidupnya.4. Kerentanan fisiologi nyamuk terhadap parasit .Untuk menentukan apakah suatu species adalah suatu vektor yang sesuai, maka dapat dicatat persentase nyamuk yang kena infeksi setelah menghisap darah penderita malaria, prnentuan suatu species nyamuk sebagai vektor dapat dipastikan dengan melihat daftar index infeksi alami, biasanya sekitar 1-5%, pada nyamuk betina yang dikumpulkan dari rumah-rumah di daerah yang diserang malaria.

Species-species berikut adalah species yang penting di antara vektor malaria :A. culicifacies Asia bagian SelatanA. hyrcanus sinensis Asia Tenggara, Kepulauan PasifikA. fluviatilis IndiaA. maculatus Asia Tenggara dan Timur, TaiwanA. minimus Asia Tenggara dan Timur, Taiwan

1

Page 14: Vektor Penyakit

A. stephensi Asia SelatanA. sundaicus Asia Tenggara dan Selatan, IndonesiaA. umbrosus Asia Tenggara, IndonesiaA. farauti Kepulauan Solomon, Hebrides, Irian, New Britain sampai

Sulawesi bagian Timur, AustraliaA. punctulatus Irian, Solomon, pulau-pulau lain

FILARIASIS . Nyamuk Culex adalah vektor dari penyakit filariasis Wuchereria bancrofti dan Brugia malayi. Banyak species Anopheles, Aedes, Culex dan Mansoniai, tetapi kebanyakan dari species ini tidak penting sebagai vektor alami. Di daerah tropis dan subtropis, Culex quinquefasciatus (fatigans), nyamuk penggigit di lingkungan rumah dan kota, yang berkembang biak dalam air setengah kotor sekitar tempat tinggal manusia, adalah vektor umum dari filariasis .bancrofti yang mempunyai periodisitas nokturnal. Aedes polynesiensis adalah vektor umum filariasis bancrofti yang non periodisitas di beberapa kepulauan Pasifik Selatan . Nyamuk ini hidup diluar kota di semak-semak (tidak pernah dalam rumah) dan berkembang biak di dalam tempurung kelapa dan lubang pohon, mengisap darah dari binatang peliharaan mamalia dan unggas, tetapi lebih menyukai darah manusia.

DEMAM KUNING. Demam kuning (Yellow Fever) penyakit virus yang mempunyai angka kematian tinggi, telah menyebar dari tempat asalnya dari Afrika Barat ke daerah tropis dan subtropis lainnya di dunia, Nyamuk yang menggigit pada penderita dalam waktu tiga hari pertama masa sakitnya akan menjadi infektif selama hidupnya setelah virusnya menjalani masa multifikasi selama 12 hari. Vektor penyakit ini adalah species nyamuk dari genus Aedes dan Haemagogus, Aedes aegypti adalah vektor utama demam kuning epidemik, hidup disekitar daerah perumahan, berkembang biak dalam berbagai macam tempat penampungan air sekitar rumah, larva tumbuh subur sebagai pemakan zat organik yang terdapat didasar penampungan air bersih (bottom feeders) atau air kotor yang mengandung zat organik.

DENGUE HEMORRHAGIC FEVER, Adalah penykit endemik yang disebabkan oleh virus di daerah tropis dan subtropis yang kadang-kadang menjadi epidemik. Virus membutuhkan masa multifikasi selama 8-10 hari sebelum nyamuk menjadi infektif, khususnya ditularkan oleh species Aedes, terutama A. aegypti. Penyakit ini merupakan penyakit endemis di Indonesia dan terjadi sepanjang tahun terutama pada saat musim penghujan,

ENCEPHALITIS VIRUS. Berbagai Encephalitis ditularkan oleh species Culex dan Aedes dan kadang-kadang oleh Anopheles dan Mansonia, penyakit “Japanese B encephalitis” ditularkan oleh species Culex pipiens, var pallens, C. tritaeniorhynchus dan Aedes aegypti. yang mempunyai reservoir alami pada hewan peliharaan mamalia dan kadang-kadang dapat berjangkit sebagai penyakit epidemik dengan angka kematian yang tinggi.

1

Page 15: Vektor Penyakit

Di Amerika Serikat bagian tengah dan barat, penyakit “St. Louis encephalitis” ditularkan terutama oleh Culex tarsalis dan C. pipiens yang reservoarnya terutama pada burung peliharaan.

2.Housefly (Lalat Rumah) Lalat rumah, Musca domestica, hidup disekitar tempat kediaman manusia di seluruh dunia. Seluruh lingkaran hidup berlangsung 10 sampai 14 hari, dan lalat dewasa hidup kira-kira satu bulan. Larvanya kadang-kadang menyebabkan myasis usus dan saluran kencing serta saluran kelamin. Lalat adalah vektor mekanik dari bakteri patogen, protozoa serta telur dan larva cacing, Luasnya penularan penyakit oleh lalat di alam sukar ditentukan. dianggap sebagai vektor penyakit typhus abdominalis, salmonellosis, cholera, dysentry bacillary dan amoeba, tuberculosis, penyakit sampar, tularemia, anthrax, frambusia, conjunctivitis, demam undulans, trypanosomiasis dan penyakit spirochaeta.

3.Sandfly (Lalat Pasir) Lalat pasir ialah vektor penyakit leishmaniasis, demam papataci dan bartonellosisi. Leishmania donovani, penyebab Kala azar; L. tropica, penyebab oriental sore; dan L. braziliensis, penyebab leishmaniasis Amerika, ditularkan oleh Phlebotomus. Demam papataci atau demam phlebotomus, penyakit yang disebabkan oleh virus banyak terdapat di daerah Mediterania dan Asia Selatan, terutama ditularkan oleh P. papatsii, yang menjadi infektif setelah masa perkembangan virus selama 7-10 hari Bartonellosis juga terdapat di Amerika Selatan bagian Barat Laut sebagai demam akut penyakit Carrion dan sebagai keadaan kronis berupa granulema verrucosa. Basil penyebab adalah Bartonella bacilliformis, ditularkan oleh lalat pasir yang hidup di daerah pegunungan Andes.

4.Tsetse Flies (Lalat Tsetse) Lalat tsetse adalah vektor penting penyakit trypanosomiasis pada manusia dan hewan peliharaan. Paling sedikit ada tujuh species sebagai vektor infeksi trypanosoma pada hewan peliharaan, species Trypanosoma rhodesiense yang mrnjadi, penyebab trypanosomiasis, adalah Glossina morsitans, G. swynnertoni, dan G. Pallidipes. Vektor utama .pada Penyakit Tidur (Sleeping Sickness) di Gambia adalah species G. palpalis fuscipes dan pada daerah - daerah tertentu adalah speciesG. tachhinoides.

5.Blackflies (Lalat Hitam) Adalah vektor penyakit Oncheocerciasis Di Afrika adalah species Simulium damnosum dan S. neavei dan di Amerika adalah S. metallicum, S. ochraceum dan S. callidum. Species lain mungkin adalah vektor yang tidak penting dan menularkan onchocerciasis pada ternak dan penyakit protozoa pada burung.

6.Head Lice, Body Lice dan Crab Lice (Tuma Kepala, Tuma Badan dan Tuma Kemaluan) Tuma badan adalah vektor epidemic typhus, epidemic relapsing fever di Eropa dan Amerika Latin,.Tuma mendapat infeksi dari Reckettsia prowazeki, bila menghisap

1

Page 16: Vektor Penyakit

darah penderita. Rickettsia berkembang biak dalam epitel lambung tengah tuma dan dikeluarkan bersama tinja. Tuma tetap infektif selama hidupnya;. Manusia biasanya mendapat infeksi karena kontaminasi pada luka gigitan, kulit yang lecet atau mukosa dengan tinja atau badan tuma yang terkoyak Bila oleh spirochaeta Borrelia recurrentis, penyebab epidemic relapsing fever di Eropa, spirochaeta akan berkembang biak di seluruh tubuh tuma, yang tetap infektif selama hidupnya,. Demam parit, suatu penyakit yang disebabkan oleh Rickettsia juga ditularkan oleh tuma tetapi tidak fatal, pernah berjangkit sebagai penyakit epidemik selama Perang Dunia pertama dan kemudian menjadi endemik di Eropa dan Mexico.

7. Fleas (Pinjal) Pinjal hanya penting dalam dunia kedokteran terutama yang berhubungan dengan penularan penyakit sampar dan endemic typhus. Pinjal dapat juga bertindak sebagai hospes perantara parasit

PENYAKIT SAMPAR. Ditularkan oleh pinjal tikus sprcies Xenopsylla cheopis merupakan vektor yang paling penting, Pinjal ini mudah menularkan penyakit dan tetap infektif untuk waktu yang lama dan tersebar luas. Species lain penting hanya di suatu daerah tertentu di berbagai bagian dunia. Pulex irrintans pernah dilaporkan menularkan dari orang yang meninggal karena penyakit sampar dan merupakan vektor sampar yang penting di daerah Andes Chili,. Penyakit sampar huran (“sylvatic plague”) di Asia, Afrika dan Amerika Utara disebarkan oleh pinjal dari hewan pengerat liar.

ENDEMIC TYPHUS (murine typhus) Penyebabnya Rickettsia prowuzeki var typhi, ditularkan dari tikus ke tikus lain dan dari tikus ke manusia oleh pinjal.species Xenopsylla cheopis dan Nosopsyllus fasciatus, Satu kali menghisap darah dapat menyebabkan pinjal infektif selama hidupnya. Rickettsia prowuzeki var typhi dikeluarkan bersama tinja. Infeksi dapat terjadi karena luka gigitan atau kulit lecet yang terkontaminasi dengan tinja infektif atau badan pinjal yang terkoyak.

BERBAGAI MACAM PENYAKIT. Pinjal dapat bertindak sebagai vektor mekanik berbagai penyakit yang disebabkan bakteri atau virus, khususnya karena terkontaminasi dengan tinja. Ctenocephalides canis, Ctenocephalides felis dan P. irritans adalah hospes perantara cacing pita pada anjing, Dipylidium caninum dan bersama dengan Nosopsyllus fasciatus, X. cheopis dan Leptopsylla segnis sebagai hospes perantara cacing pita pada tikus,.kedua cacing pita ini adalah parasit insidental pada manusia.

8.Reduviid Bugs (Kissing Bugs) Berbagai species reduviid adalah vektor penting dari pada Trypanosoma cruzi, penyebab penyakit Chagas dan T. Rangeli tetapi ternyata Trypanosoma cruzi tidak patogen bagi manusia. Kebanyakan reduviid mampu menularkan jpenyaakit, tetapi hanya beberapa species saja yang merupakan vektor yang efektif Vektor yang paling penting adalah Triatoma infestans, Panstrongylus megistus dan Rhodnius prolixus.

1

Page 17: Vektor Penyakit

9.Ticks (Sengkenit) Sengkenit telah dikenal sebagai vektor penyakit sejak tahun 1893, ketika Smith dan Kilbourne menemukan species Boophilus annulatus sebagai vektor penular “demam Texas” pada lembu. Pada beberapa species tidak saja dapat menularkan penyakit melalui stadium metamorfosis dari pada sengkenit, tetapi juga melalui telur, kepada generasi berikutnya. Bila penyakit ini menular di antara binatang peliharaan akan menyebabkan kerugian keuangan yang besar.

Sengkenit dapat menjadi vektor berbagai macam penyakit pada manusia seperti tercantum di bawah ini.

A. Penyakit Rickettsia 1. “American spotted fever” (Rickettsia Rickettsii)

Amblyomma (americanum, cajennense, striatum, ovale, brasiliensis); Dermacentor (andersoni, occidentalis, variabilis); Ixodes dentatus; Ornithodoros (hermsi, niccollei, parkeri, rudis, turicata); Rhipicephalus sanguineus.

2. “Boutonneuse fever” (R. conorii)Amblyomma hebraeumRhipicephalus sanguineus

3. “African tick fever” (R. conorri)Amblyomma hebraeum; Haempohysalis leachi; Hyaloma aegyptium; Rhipicephalus (sanguineus, appendiculatus)

4. “F Russian typhus”Dermacentor nuttalli

5. “Q fever” (R. burnetti)Dermacentor (andersoni, occidentalis); Amblyomma americanum; Haemophysalis humerosa; Ixodes (dentatus, holocyclus); Ornithodoros (moubata, hermsi) - secara eksperimen; Rhipicephalus sanguineus.

B. Penyakit virus1. “Colorado tick fever”

Dermacentor andersoni2. Demam berdarah (“Hemorrhagic fevers”)

Hyalomma marginatum; H. anatolicum; Dermacentor pictus3. “Louping ill”

Ixodes ricinus; Rhipicephalus appendiculatus4. “Kyasanur Forest Disease”

Haemophysalis spinigera5. “virus Powasson”

Dermacentor andersoni; Ixodes marxi; I. cooki6. “Russian spring and summer encephalitis”

Dermacentor silvarum; Haemophysalis concinna; Ixodes (persulcatus, ricinus)

1

Page 18: Vektor Penyakit

C. Penyakit bakteri dan spirochaeta1. “Relapsing fever” (Borrelia duttoni dan lain-lain)

Ornithodoros (erraticus, hermsi, morocanus, moubata, parkeri, papillipes, savignyi, talaje, turicata, venezuelensis); Rhipicephalus appendiculatus

2. TularemiaAmblyomma americanum; Dermacentor (albipictus, andersoni, occidentalis, silvarum, variabilis); Ixodes rincinus dan species lain; Rhipicephalus appendiculatus

10.Mites(Tungau) Adalah vektor pada penyakit tsutsugamushi atau scrub typhus yang disebabkan oleh Rickettsia tsutsugamushi, tungau mengigit manusia menyebabkan luka bernanah disertai demam yang remiten, lymphadenitis, splenomegaly dan suatu eritema yang merah sekali. Vektor utamanya adalah Trombicula akamushi dan T. deliensis, tungau menularkan penyakit pada stadium larva sedangkan larvanya adalah parasit pada tikus ladang di Jepang dan beberapa tikus rumah dan tikus ladang di Taiwan dan di Indonesia. Manusia merupakan hospes secara kebetulan, larvanya melekatkan diri pada pekerja di ladang. Penyakit ini dapat ditularkan dari generasi ke generasi, sehingga larva generasi kedua mampu menginfeksi manusia.

11.Cyclops Cyclops adalah hospes perantara dari Dracunculus mendinensis, cacing cestoda Diplyllobothrium latum dan cacing nematoda Gnathostoma spinigerum.

KONTROL VEKTOR

Prinsip Mengontrol Arthropoda Ada beberapa prinsip dalam mengontrol arthropoda antara lain :

1. Kontrol lingkungan2. Kontrol kimia3. Kontrol biologi4. Kontrol genetik

1. Kontrol LingkunganCara ini merupakan cara terbaik untuk mengontrol arthropoda karena hasilnya dapat bersifat permanen. Misalnya, membersihkan tempat-tempat hidup arthropoda.

2. Kontrol KimiaCara ini menggunakan golongan insektisida seperti :• golongan organochlorin• golongan organoposgat• golongan carbomate,tetapi sering terjadi resistensi dan dapat menimbulkan kontaminasi lingkungan.

1

Page 19: Vektor Penyakit

3. Kontrol BiologiDitujukan untuk mengurangi polusi lingkungan akibat pemakaian insektisida yang berasal dari bahan-bahan beracun. Misalnya, memelihara ikan.

4. Kontrol GenetikAda beberapa teknik :• Steril Technique• Citoplasmic Incompatibility• Choromosomal Translokasi

Kontrol pada masing -masing Arthropoda

Kontrol Mosquito

1. Tindakan Anti Larva :A. Environmental ControlB. Chemical Control :

• Mineral Oils• Paris Green• Synthetic Insectisida : - Fenthion• Chlorpyrofos• Abate• Malathion

C. Biological Control

2.Terhadap Nyamuk Dewasa

A. Residual Sprays :

Dosis g/m2 Durasi (bulan)DDTLindaneMalathion

1 - 20,52

6 - 1233

B. Space Sprays• Pyrethrum Extract• Residual Insektisida

C. Genetic Control• Steril Male Technique• Cytoplasmic Incompatibility• Chromosom Translocations• Sex Distortion

1

Page 20: Vektor Penyakit

3. Terhadap Gigitan NyamukA. Mosquito NetB. ScreeningD. Repellent (chemis) :

• Diethyltoluamide• Indalone• Dimethyl Carbote

Kontrol House Flies1. Environmental Control2. Insectisida Control

• Residual Sprays : - DDT 5%- Methoxychlor 5%- Lindane 0,5%- Chlordane 2,5%

• Baits : - Diazinon - Malathion - Dichlorvos

• Cords and Ribbons : - Diazinon- Fenthion- Dimethoate

• Space Sprays : - Pyrethrine- DDT- BHC

• Larvacid : - Diazinon 0,5%- Dichlorvos 2%- Dimethoate

3. Fly Papers4. Proteksi Terhadap Lalat5. Pendidikan Kesehatan

Kontrol Sandflies 1. Insektisida :

• DDT 1-2 g/my• Lindane 0,25 g/my• Sanitasi Lingkungan

2

Page 21: Vektor Penyakit

Kontrol Tsetse FliesAda 4 teknik dalam mengontrol lalat tsetse, yaitu :1. Insektisida :

• DDT 25%• Dieldrin 18 - 20%

2. Clearing of Vegetation3. Game Destruction4. Kontrol Genetik

Kontrol lice1. Insektisida :

• DDT• Malathion 0,5%

2. Personal Hygiene

Kontrol Scabies1. Benazyl Benzoate 25%2. BHC 0,5% - 10%3. Tetmosol 5%4. Sulfur Ointment 2,5 - 10%

Kontrol Fleas1. Insektisida

• DDT• Diazinon 2%• Malathion 5%

2. Repellent• Diethyl Toluamide• Benzyl Benzoate

3. Kontrol Rodent

Kontrol Ticks dan Mites 1.Insektisida

• DDT• Chlordane• Dieldrin• Lindane• Malathion2. Kontrol Lingkungan3. Proteksi Terhadap Pekerja

2

Page 22: Vektor Penyakit

Kontrol Cyclops1. Fisik:

• Penyaringan• Pemasakan (suhu 60oC)

2. Kimia :• Chlorine 5 ppm• Lime• Abate 1 mg/liter

3. Biologi :• Memelihara ikan

2