· Web viewAPLIKASI TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENGATASI KETAKBERDAYAAN DIRI Lutfi Fauzan...
Transcript of · Web viewAPLIKASI TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENGATASI KETAKBERDAYAAN DIRI Lutfi Fauzan...
APLIKASI TEKNIK ASSERTIVE TRAINING UNTUK MENGATASI KETAKBERDAYAAN DIRI
Lutfi Fauzan
A. PENDAHULUAN
Situasi peristiwa yang sering dialami seseorang di antaranya ialah ketika datang ke
rumah mereka seorang salesman atau salesgirl menawarkan setengah mendesak-desak agar
tuan rumah bersedia membeli apa yang mereka jajakan. Dengan setengah terpaksa tuan
rumah membeli barang yang ditawarkan sekalipun ia tidak membutuhkan. Dibelinya barang
itu, dan setelah itu ia menyesali perbuatannya. Tetapi bagaimana lagi, ia merasa tidak enak
kalau tidak membeli barang yang telah ditawarkan tadi. Sebagian orang mungkin terpaksa
diam saja, tidak mampu meminta haknya, ketika ia merasa dirugikan orang lain, misalnya
dalam jual beli pengembaliannya kurang, mendapat pengembalian uang lusuh yang ia tidak
suka atau bahkan uang itu tidak laku kerena ada bagian yang robek terpenggal. Sebagian
yang lain lagi hanya mampu bersungut-sungut, berpaling menutup hidung dan terbatuk-batuk
ketika terganggu asap rokok orang lain.
Penggalan-penggalan ilustrasi di atas mencerminkan betapa sebagian orang tidak
memiliki sikap asertif dalam transaksi sosial. Keasertifan atau kelugasan merupakan
kemampuan untuk menyadari keinginan dan perasaan diri dan untuk mempertahankan hak-
hak diri tanpa perlu melanggar hak orang lain dalam memenuhi kebutuhannya. Kemampuan
untuk bersikap asertif (lugas) adalah bagian penting dalam membuat batasan tentang diri
sendiri dalam suatu hubungan atau transaksi sosial. Dalam hal ini dapat dibuat perbedaaan
yang jelas antara keseganan, kepatuhan, agresi, dan asertif.
Keseganan berkaitan dengan tertahannya pikiran dan perasaan, sementara kepatuhan
memerlukan persetujuan pada sikap-sikap yang anda tidak setuju. Agresi menyatakan
permusuhan dan tanpa mempedulikan pelanggaran hak dan kebutuhan orang lain. Agresi dan
keseganan berakar dari perasaan terancam dan ketidakberdayaan, dan agresi sering terdiri
atas pencurahan perasaan-perasaan yang terpendam, keasertifan yang tertahan, atau perasaan
yang sebelumnya tidak tercurahkan. Keasertifan diri menyatakan pernyataan akan kebutuhan,
perasaan, dan hak-hak anda yang sesuai dengan yang anda inginkan.
Assertive training (latihan kelugasan) banyak dibutuhkan orang yang selama hidupnya
acap kali diperdaya orang lain atau terlalu lemah untuk memperoleh kejelasan batasan diri
dan pengambilan sikap lugas, tegas, dalam berhubungan dengan orang lain. Sikap asertif atau
1
lugas yang berada di antara submisif (dikendalikan, pasif) dan agresif untuk sebagian orang
sulit ditentukan posisinya untuk disikapi sehingga pemberian wawasan dan pengenalan
prosedur pelatihannya diperlukan. Idealnya assertive training diterapkan dalam proses
kelompok sebab dengan begitu dapat dihadirkan situasi yang mendekati situasi nyata
sebagaimana situasi sosial dalam kehidupan sehari-hari. Namun sekiranya cara itu belum
dapat dikelola, melalui konseling individual cukup memadai, bahkan secara mandiri
seseorang yang berkesulitan dengan masalah asertifitas atau kelugasan ini dapat belajar
secara mandiri dengan panduan dan materi yang disiapkan ini.
B. KOMPETENSI DASAR
Kompetensi yang didukung adalah pengembangan sikap pribadi-sosial dengan
kompetensi dasar yang diharap terwujudkan adalah mampu bersikap asertif dalam transaksi
sosial sesuai dengan situasi yang dikehendaki. Keberhasilan peserta dalam program assertive
training ini dapat ditinjau atas dasar tujuan dan indikator keberhasilan sebagaimana
dijabarkan berikut ini.
1. Tujuan
Program ini bertujuan agar peserta dapat:
a. Membedakan perilaku asertif dan nonasertif
b. Mengetahui tingkat keasertifan diri
c. Mengembangkan sikap yang mencerminkan keasertfan
d. Mengatasi hambatan mental untuk berlaku asertif
e. Memperbaiki gaya komunikasi ke komunikasi asertif
f. Berperilaku asertif dalam kehidupan sosial secara tepat
2. Indikator Keberhasilan
a. skor Quiz Asertifitas ≥65
b. skor Quiz Ketidakasertifan ≤8
c. memfungsikan komponen-komponen keasertifan ≥80%
d. hambatan mental tergantikan oleh kesadaran akan hak-hak rasional
e. gaya komunikasi lebih wajar dan lugas
f. ada perasaan aman ketika bertindak asertif
Dalam menggunakan paket ini ikuti langkah-langkahnya secara berurutan, mulai dari
membaca uraian konsep dasar, diikuti latihan 1, latihan 2 dan seterusnya.
2
Pada latihan 1, Anda diminta untuk mengerjakan Quiz Asertivitas dengan melakukan
pengukuran diri sesuai petunjuk. Hasil yang diperoleh jadikanlah sebagai nilai prates Anda.
Setelah setiap latihan yang dianjurkan telah Anda tunaikan, Quiz Asertivitas ini perlu Anda
kerjakan lagi sebagai kegiatan pascates. Dengan demikian Anda dapat melihat perbedaan
skor Anda antara tes awal dengan tes akhir dengan membandingkan besaran skor dan
menghitung selisih perbedaan skor yang Anda peroleh.
C. Wawasan Dasar
Keasertfan (kelugasan, ketegasan) kurang berkembang secara meluas dalam budaya
ketimuran. Lebih-lebih dalam budaya jawa yang mengutamakan tepo seliro, ngono yo ngono
ning ojo ngono, keasertifan dipandang tidak selalu tepat dilakukan. Namun begitu beberapa
orang dengan kasus tertentu tetap memerlukan bantuan untuk menjadi lebih asertif dalam
penerapan yang selektif.
Dengan berpedoman pada langkah-langkah yang telah dirancang pada instrumen ini
anda diajak dan diajari untuk mampu bersikap asertif.
Seberapa Asertifkah Anda?Di bawah ini ada beberapa kategori penting tentang keasertifan (kelugasan):
Mengetahui pikiran dan perasaan diri sendiri.
Berfikir secara realistik.
Berbicara tentang diri sendiri.
Berkomunikasi dengan apa yang anda inginkan.
Bersikap positif terhadap orang lain.
Bebas bela diri.
Mampu berdikari.
Menggunakan jumlah kekuatan yang tepat.
Mengetahui batasan diri sendiri dan orang lain.
Latihan 1: Mengukur tingkat keasertifan diri
Pada langkah pertama Anda dilatih untuk memberikan penilaian awal mengenai
kemampuan Anda membuat batasan diri dan bersikap asertif sesuai dengan kategori-kategori
yang telah disebutkan di muka:
3
a. Mengerjakan Quiz Asertifitas:
Nilailah seberapa baik anda membuat batasan dan mengasertifkan diri pada kolom
yang tersedia sejajar dengan pernyataan di sampingnya dengan berpedoman pada skala
penilaian berikut:
5. sangat baik4. baik3. tidak buruk dan tidak baik2. buruk1. sangat buruk
QUIZ ASERTIFITASBidang/kategori situasi Skor Sadar akan perasaan dan keinginan penting andaBebas dari pikiran tidak realistik yang menghambat pernyataan diri Mampu terlibat dengan pembicaraan dalam hati yang berguna, bukannya membahayakanMampu mengembangkan hubungan pribadi melalui pengungkapan diri yang tepatMampu mengakui kekuatan dan kelemahan diriMampu secara tepat menyentuh dan tersentuh (perasaan)Mampu menyatakan keinginan dan harapan kepada orang lain secara jelasMampu membuang pikiran yang menghambat untuk mengatakan “YA” Mampu mengambil inisiatifMenyatakan pikiran dan perasaan positif terhadap dan tentang orang lainMampu bertindak secara positif terhadap orang lainMampu mengakui kesalahan dan menghindari pembelaan diri sekedar untuk berkelit dari kesalahanMampu menyatakan pikiran dan perasaan negatif terhadap orang lainMampu menetapkan batasan diri dan mengatakan “TIDAK”Mampu mengakhiri hubungan dengan tepatMenghindari perlawanan terhadap paksaan orang lain yang salahMenggunakan cara yang tepat bila Anda menyatakan diri anda Mampu menghindari diri dari menghancurkan diri secara sia-siaBersikap tepat terhadap umpan balik dan kritik orang lain ketika Anda sedang membuka diriMengetahui kapan Anda tidak perlu bersikap asertif
Skor Total =
Setelah Anda selesai mengisi daftar isian di atas, selanjutnya Anda dapat memilih
teman untuk mendiskusikan jawaban-jawaban anda. Melalui proses ini ada kemungkinan
Anda memandang perlu mengubah nilai Anda.
b. Berpasangan dengan Seorang Teman
Pilih seorang teman Anda. Saling bahaslah skor pribadi Anda, karena ada
kemungkinan Anda memberikan skor terlalu rendah ataupun terlalu tinggi. Melalui
4
pertimbangan teman diharapkan Anda mampu memberikan skor secara lebih objektif.
Perubahan skor atas dasar diskusi dengan teman letakkan di sebelah kanan skor dari
penilaian diri. Atas dasar balikan teman ini Anda pun dapat menimbang seberapa selaras
pandangan Anda dengan pandangan orang lain mengenai diri Anda. Sekiranya Anda menilai
diri Anda terlalu rendah mungkin Anda perlu mengambil program Pengembangan Diri
Positif.
c. Mengerjakan Quiz Ketidakasertifan
Untuk melengkapi pemahaman Anda mengenai sejauh mana Anda mampu bersikap
asertif atau tidak, Anda dapat menjawab daftar pernyataan berikut ini dengan memberi tanda
cek pada pilihan jawaban yang sesuai dengan keadaan Anda:
Situasi-situasi Ya TdkSaya takut menghadap atasan/pejabat/pimpinanSaya terhambat untuk berhubungan dengan orang yang belum saya kenalSaya tidak mampu menuntut hak-hak sayaSaya sulit mengatakan “TIDAK” kepada orang lainSaya mudah tersinggung terhadap sikap seseorang terhadap sayaSaya merasa paling lemah di antara teman-teman sekelompok sayaSaya lebih banyak menuruti kemauan orang lainSering muncul perasaan bersalah bila tidak dapat memenuhi permintaan orang lainSaya sering memendam perasaan marah sayaSaya melampiaskan kejengkelen pada benda-benda di sekitar sayaSaya sulit memulai pembicaraan pada seseorangSaya sering ragu untuk mengambil inisiatifPerasaan malu menghambat pergaulan sosial sayaSaya benci pada tindakan banyak orangSaya sering tidak menyatakan keinginan sayaSkor Total =
Selanjutnya hitunglah jawaban Anda. Jawaban “Ya” Anda beri nilai 1, sedangkan
jawaban “Tidak” Anda beri nilai 0. Skor total tuliskan pada bagian yang disediakan.
5
Arti skor:89 – 100 = sangat asertif71 – 87 = asertif54 – 70 = cukup asertif37 – 53 = kurang asertif20 – 36 = tidak asertif
Arti skor:13 – 15 = tidak asertif10 – 12 = kurang asertif 7 – 9 = cukup asertif 4 – 6 = asertif 0 – 3 = sangat asertif
Pesan-pesan Tubuh dan Suara
Dalam melugaskan diri, selain perlu mengelola pesan lisan, nada suara, dan bahasa
tubuh sesuai dengan yang Anda inginkan, perlu juga meniadakan pesan-pesan yang tidak
diinginkan. Sebagai contoh memelototkan mata yang mengisyaratkan menyerang, mencibir
yang mengisyaratkan merendahkan orang lain. Demikian halnya dengan tinggi rendahnya
nada suara di luar yang diperlukan.
Daftar berikut ini merupakan komponen kelugasan diri melalui tubuh dan suara.
Pelajarilah dan berusahalah untuk menanamkan dalam pikiran untuk dilatihkan menjadi
kebiasaan yang tepat.
Beberapa komponen kelugasan diri melalui bahasa tubuh dan suara
Pesan-pesan tubuh Indikatorkontak mata melihat orang lain langsung di matanya, ataupun cukup melihat di
antara dua matanya, sedikit di atasnya, sedikit di bawahnya, dan tetap melakukan kontak mata pada saat menyatakan diri
ekspresi wajah menyatakan emosi positif dan negatif anda dengan tepat, tetap dalam keasliannya, seperti tidak tersenyum sewaktu marah
postur tubuh tidak membungkukGerak-gerik menggunakan gerakan tangan dan lengan untuk membantu
menyatakan diri anda dalam cara yang konstruktifJarak tidak menghindari orang, tidak “tabrak-lari”Bebas dari komunikasi tubuh yang negatif
seperti: kepala mengeleng-geleng, membanting pintu, mengepalkan tangan sebagai pertanda geram, telunjuk menuding-nuding muka seseorang
bebas komunikasi tubuh yang membingungkan
menarik-narik rambut, mempermainkan jari-jari, mengeser-geserkan telapak kaki ke lantai
Pesan-pesan suara Indikatorvolume keras tetapi layaknada lugas, tidak mengambil suara “anak kecil”kecepatan tidak terlalu cepatperubahan nada penghadiran perubahan suara yang menekankan pernyataan,
tiadanya perubahan nada yang memberi indikasi menyerang ataupun merendahkan
Anda juga perlu menandai daftar di atas untuk mengenali dalam hal apa anda
menampilkan ketidaklugasan Anda. Tandailah indikator mana yang telah dapat Anda
6
wujudkan dan mana yang belum. Hal ini sebagai langkah awal untuk merencanakan
program pengubahan sikap dan perilaku Anda melalui latihan kelugasan
Hambatan Mentalhambatan-hambatan mental untuk bersikap dan bertindak lugas juga harus dapat
dibuang atau dikurangi. Hambatan mental untuk bersikap lugas biasanya bersumber dari
pikiran-pikiran irasional dan irealistik yang sebelumnya dalam jangka waktu lama telah
terinternalisasi tanpa kritik.
Latihan 2:
Menguji hambatan mental
Hambatan mental yang membuat seseorang sulit bersikap asertif berkenaan dengan:
tuntutan-tuntutan terhadap diri yang umumnya berupa keharusan-keharusan untuk dipenuhi;
kekhawatiran diri atas reaksi orang lain ketika mengambil sikap tertentu; kekhawatiran akan
reaksi diri atas kemungkinan sikap orang lain. Untuk itu kerjakanlah latihan berikut ini.
Petunjuk:
berilah tanda centang atau cek pada butir-butir pernyataan kondisi mentalitas yang anda
miliki selama ini.
Tuntutan terhadap diri sendiri Ya TdkSaya harus selalu bersifat baikSaya harus menghindari konflikSaya harus menonjolkan diriSaya harus disukaiSaya harus femininSaya harus maskulinSaya harus tidak memakai celana pendekSaya harus tidak mempunyai harapan untuk diri sendiriSaya harus tidak mementingkan diri sendiriSaya harus tidak menyakiti orang lainSaya harus tidak terlihat lemahSaya harus tidak meenunjukkan kemarahanSaya harus tidak menunjukkan kesukaanSaya harus tetap tegarSaya harus tetap tidak membuat gerakan awalSaya harus tidak membuat kesalahanSaya harus tidak mengakui kesalahan
7
Saya harus tidak mengambil resikoSaya harus tidak menyatakan apa yang saya inginkan
Kekhawatiran tentang reaksi orang lainOrang lain mungkin menolak sayaOrang lain mungkin mengeritik sayaOrang lain mungkin menganggap saya tidak femininOrang lain mungkin menganggap saya emosionalOrang lain mungkin berfikir bahwa saya orang yang telalu kakuOrang lain mungkin menganggap saya berprasangkaOrang lain mungkin tidak memahami maksud sayaOrang lain mungkin mengambil keuntungan dari sayaOrang lain mungkin menyukai sayaOrang lain mungkin memberi apa yang saya minta
Kekhawatiran tentang reaksi saya terhadap reaksi orang lainSaya tidak dapat menangani penolakanSaya tidak dapat menangani konflikSaya tidak dapat menangani ketidakpastianSaya tidak dapat menangani penyebab kesusahanSaya tidak dapat menangani rasa disukaiSaya tidak dapat menangani perolehan atas apa yang saya inginkan
Selanjutnya anda dapat mencari pasangan untuk mendiskusikan tepat tidaknya
jawaban Anda sekaligus memikirkan alternatif pembaharuan pemikiran Anda secara lebih
realistik dan masuk akal sehingga tidak berkembang menjadi hambatan mental. Misalnya:
pikiran “Saya harus disukai” yang menuntut kemutlakan diubah dengan pernyataan yang
menandakan kesenangan, seperti “Adalah menyenangkan untuk disukai pada hal yang patut
untuk disukai”. Lebih lanjut kerjakan tugas berikut ini.
Petunjuk:
Tuliskan daftar pikiran tidak realistik dan tidak rasional Anda dan diskusikan bagaimana
rumusan perbaikannya
Pikiran penghambat kelugasan Pembaharuan pikiran
8
Keterangan:
Apabila halaman yang disediakan tidak mencukupi, pergunakan kertas lain
Hak-hak Rasional
Anda perlu mengenali hak-hak rasional untuk dapat bertindak lugas tanpa perasaan
bersalah sekaligus tidak terperosok pada keagresifan. Contoh-contoh hak rasional antara
lain:
Setiap orang berhak menyatakan apa yang ia ingin menyatakan
Setiap orang berhak menolak sesuatu yang ia tidak inginkan
Setiap orang berhak mengembangkan hubungan yang saling menguntungkan dengan
orang lain
Setiap orang berhak memperoleh imbalan sesuai sumbangan karyanya
Latihan 3:
Selanjutnya anda dapat membentuk kelompok untuk berdiskusi mengenai apa saja
yang dapat diterima sebagai hak rasional untuk memenuhi kebutuhan pribadi tanpa
mengorbankan orang lain dan untuk bersikap asertif secara tepat yang dapat diterima dalam
kehidupan bermasyarakat pada umumnya sesuai dengan pedoman etika moral, sosial dan
agama.
Petunjuk:
Identifikasikan hak-hak rasional untuk mampu bersikap lugas tanpa perasaan bersalah
dengan berdiskusi dengan teman dalam kelompok anda. Tuliskan hasilnya pada tempat yang
disediakan.
Hak-hak rasional:
9
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Memperbaiki Gaya Komunikasi
Pada bagian ini Anda diajak untuk dapat membedakan di antara tiga tindakan itu
sekaligus memperbaiki gaya komunikasi anda.
Latihan 4:
Latihan berikutnya adalah membedakan tiga situasi. Dengan tiga contoh situasi atau sikap
negatif dan pilihan reaksi berikut ini, selanjutnya Anda diminta berdiskusi untuk
memperkaya pengenalan Anda tentang tindak kelugasan dan bukan sekaligus. Melalui
latihan ini Anda dapat terbimbing untuk memperbaiki gaya komunikasi Anda:
1. Sikap negatif yang dirasakan: Anda mengundang seseorang untuk makan malam, dan
mereka datang terlambat satu jam tanpa menghubungi anda.
Dikendalikan Lugas/asertif Agresif“O, tidak apa-apa. Saya senang anda datang.”
“Saya perhatikan keterlambatan anda tanpa mengontak saya. Apa ada alasan untuk hal ini?”
“Bangsat kamu. Sekarang makan malamnya berantakan.”
2. Sikap negatif yang dirasakan: Anda belajar untuk menghadapi ujian dan tetangga
Anda membunyikan radio terlalu keras.
10
Dikendalikan Lugas/asertif AgresifAnda menggebrak meja dan mengutuk diri sendiri
“Maaf saya terganggu tidak dapat konsentrasi belajar karena bunyi radio anda. Tolong dikecilkan suaranya.”
“Heh! Matikan radio keparat itu. Nggak tahu orang lagi kerja.”
3. Sikap negatif yang dirasakan: Anda tinggal dengan seorang yang tidak membantu
mencuci piring
Dikendalikan Lugas AgresifAnda tetap melakukan pekerjaan mencuci piring sekalipun dengan mendongkol
“Saya terganggu sebab anda selalu meninggalkan cucian untuk saya. Hal ini banyak menghabiskan waktu dan tenaga saya. Saya ingin kerjasama dan menyusun rencana pembagian tugas ini.”
“Orang macam apa kamu ini, malasnya tidak ketulungan. Memang kau anggap aku ini pelayanmu!”
Selanjutnya kembangkanlah pengenalan Anda tentang situasi atau sikap negatif yang
lain dan buatlah diskripsi situasi atau pernyataan sebagai reaksi dikendalikan, lugas, dan
agresif.
Sikap negatif yang dirasakan:
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------
Dikendalikan Lugas Agresif
Sikap negatif yang dirasakan:
-----------------------------------------------------------------------------------------------------------
-------------------------------------------------------------------
11
Dikendalikan Lugas Agresif
LATIHAN TERINTEGRASI
Situasi/Peristiwa----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Reaksi Spontan (pikiran, perasaan, perbuatan)---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Dialog internal---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Pemahaman Hak-hak Rasional---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Perbaikan Dialog internal---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tindakan Rasional---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Komunikasi Verbal---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Dampak perasaan----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------Tingkat kepuasan--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
12